HUBUNGAN ANTARA KEHARMONISAN DALAM KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI (STUDI KASUS SISWA SD NEGERI BUGEL 02 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010) SKRIPSI Disusun Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh : JUWARIYAH NIM. 11408004
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
NOTA PEMBIMBING Lamp Hal
: 3 Eks : Naskah Skripsi Saudara Muhamad Qosim Kepada Yth: Ketua STAIN Salatiga Di – Salatiga
ASSALAMU’ALAIKUM, WR. WB Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Muhamad Qosim NIM : 11408003 Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam Judul : HUBUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SDN BLOTONGAN 03 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. WASSALAMU’ALAIKUM, WR.WB
Pembimbing
Drs. Badwan, M.Ag NIP 19561202 198003 1 005
ii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id Email:
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudara : MUHAMAD QOSIM dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408003 yang berjudul: HUBUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SDN BLOTONGAN 03 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 25 September 2010 M Salatiga, 16 Syawal 1431 H Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Drs. H. Nasafi, M.PdI NIP. 19551005 198103 1 010
Ruwandi, MA NIP. 19661225 200003 1 002 Pembimbing
Drs. Badwan, M.Ag NIP. 19561202 198003 1 005 iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: MUHAMAD QOSIM
NIM
: 11408003
Judul Skripsi
: HUBUNGAN
PENDIDIKAN
KELUARGA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SDN BLOTONGAN 03 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 25 September 2010 Yang Menyatakan
MUHAMAD QOSIM
iv
MOTTO DAN PESEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Bapak Drs. Badwan, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Rekan-rekan di STAIN Salatiga, yang senantiasa memberi motivasi untuk menyelesaikan studi ini 3. Kedua orangtuaku, yang telah memberi do'a restu
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
Tuhan
yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan. Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “HUBUNGAN PENDIDIKAN
KELUARGA
TERHADAP
PRESTASI
BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SDN BLOTONGAN 03 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Dengan tersusunnya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Drs. Joko Sutopo, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi. 3. Bapak Drs. Badwan, M.Ag, yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin. Akhirnya penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan atau bahkan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik vi
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya. Amin – amin yarobbal ‘alamin
Salatiga, 25 September 2010 Penulis
Muhamad Qosim
vii
ABSTRAK
Muhamad Qosim. 2010. HUBUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SDN BLOTONGAN 03 KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. Drs. Badwan, M.Ag Kata Kunci : Pendidikan Keluarga dan Prestasi Belajar PAI Dengan dukungan keluarga yang harmonis, maka prestasi belajar sebenarnya akan dapat tercapai. Namun demikian kondisi masyarakat, pekerjaan orang tua, pengaruh lingkungan menjadikan keharmonisan keluarga semakin hari semakin menjadi barang yang langka. Orang tua sering tidak memperdulikan anak-anaknya, bahkan bertemu dengan anaknya hanya pada malam hari menjelang akan tidur. Pada pagi hingga sore orang tua sibuk bekerja mencari nafkah. Akibatnya keharmonisan keluarga menjadi berkurang dan perhatian terhadap pendidikan anak sangat kurang. Oleh karena itu prestasi belajar siswa menjadi turun. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pendidikan keluarga pada siswa SD Blotongan 03 Kota Salatiga? Bagaimana prestasi belajar PAI siswa SD Blotongan 03 Kota Salatiga? Dan sejauhmana hubungan pendidikan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga? Tujuan penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan pendidikan keluarga siswa SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, untuk mendeskripsikan prestasi belajar PAI siswa SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga, dan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pendidikan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilaksanakan di SD N Blotongan 03 Salatiga. Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 30 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket untuk pendidikan keluarga, sedangkan prestasi belajar menggunakan teknik dokumentasi, yaitu mengambil data hasil belajar tes semester II. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan keluarga yang berada pada kategori baik mencapai 10%, kategori sedang 70% dan kategori kurang 20%. Prestasi belajar PAI yang berada pada kategori baik mencapai 40%, kategori sedang 33,3% dan kategori kurang 26,7%. Pendidikan keluarga memiliki hubungan dengan prestasi belajar PAI siswa yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,675 lebih besar dari r tabel 1% dan 5%.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
NOTA PEMBIMBING .............................................................................
ii
PENGESAHAN ........................................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
v
KATA PENGANTAR...............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................
3
C. Tujuan Penelitian..................................................................
4
D. Hipotesis ..............................................................................
4
E. Kegunaan Penelitian ............................................................
4
F. Definisi Operasional .............................................................
5
G. Metode Penelitian .................................................................
6
H. Sistematika Penulisan ...........................................................
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Keluarga.............................................................
11
B. Prestasi Belajar .....................................................................
23
C. Pengaruh Pendidikan Keluarga terhadap Prestasi Belajar ......
25
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A.
Gambaran Umum SD N Blotongan 03 ...............................
27
B.
Keadaan Responden ...........................................................
30
ix
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data ........................................................................
35
B. Analisis Pengolahan Data .....................................................
46
C. Analisis Uji Hipotesis ...........................................................
48
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .........................................................................
51
B. Saran ....................................................................................
51
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
53
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat dominan. Banyak
penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menemukan kesimpulan tersebut. Faktor orang tua bisa dikategorikan ke dalam dua variabel: variabel struktural dan variabel proses. Yang dapat dikategorikan variabel struktural antara lain latar belakang status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Sedangkan variabel proses adalah berupa perilaku orang tua dalam memberikan perhatian dan bantuan kepada anaknya dalam belajar1. Untuk bisa mewujudkan variabel kedua tersebut tidak harus tergantung pada variabel pertama. Artinya, tidak hanya keluarga “kaya” atau berpendidikan tinggi bisa menciptakan variabel proses. Contoh variabel proses antara lain: orang tua menyediakan tempat belajar untuk anaknya; orang tua mengetahui kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus; pelajaran apa anak paling tidak bisa; apa kegiatan anak yang paling banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah; orang tua sering menanyakan tentang apa yang dipelajari anaknya; orang tua membantu anaknya dalam belajar. Sikap dan perhatian orang tua, baik dari ayah atau ibu terhadap anaknya dalam melakukan aktivitas belajar maupun dalam bergaul akan menimbulkan pengaruh positif terhadap hasil belajar yang dicapainya. Misalnya, komunikasi yang dilakukan orang tua kepada anak dalam suasana penuh keakraban dengan menanyakan tentang belajarnya di sekolah ataupun mengenai kesulitan-kesulitan 1
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm. 54
1
yang dihadapinya, dapat memberi semangat terhadap aktivitas belajarnya. Frekuensi komunikasi antara ayah dan anak akan berpengaruh positif dan dapat meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya. Artinya, semakin tinggi frekuensi komunikasi yang dilakukan, maka prestasi belajar peserta didik akan meningkat. Bahkan, dengan komunikasi akan mengurangi perpecahan atau pertentangan yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa bila orang tua berperan dalam pendidikan, anaknya menunjukkan peningkatan prestasi belajarnya, diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi anaknya untuk belajar sampai di Perguruan Tinggi, bahkan setelah bekerja dan berkeluarga. Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National Parent Teacher Association, yang juga dikutip oleh Slameto, menyimpulkan tentang manfaat peran dan perhatian orang tua, terutama ayah, hubungannya dengan pendidikan anak, adalah: makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosioemosional, keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi belajarnya lebih tinggi sering mendapat nilai A (9-10), kehadiran sekolah lebih tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler, menyelesaikan dengan tepat dan benar PR, bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk ranking yang lebih tinggi dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi favorit 2. Kemudian Slameto mengutip pendapat Bloir, bahwa: Ayah dapat berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik sosial, emosional maupun itelektualnya. Pada diri anak akan tumbuh motivasi, kesadaran dirinya, dan identitas
2
Ibid., hlm. 56
2
skill serta kekuatan/ kemampuan-kemampuannya sehingga memberi peluang untuk sukses belajarnya, identitas gender yang sehat, perkembangan moral dengan nilainya dan sukses lebih primer dalam keluarga dan kerja/kariernya kelak. Terhadap semua itu pengaruh peran ayah yang paling kuat adalah terhadap prestasi belajar anak dan hubungan sosial yang harmonis. Dari beberapa keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengaruh perhatian orang tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Dengan kata lain bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam hal pendidikan dan belajarnya, memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap prestasi belajar yang dicapai peserta didik di sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun tugas dengan judul “HUBUNGAN PENDIDIKAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PAI SISWA SD BLOTONGAN 03 TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
B Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pendidikan keluarga pada siswa SD Blotongan 03 Kota Salatiga? 2. Bagaimana prestasi belajar PAI siswa SD Blotongan 03 Kota Salatiga? 3. Sejauhmana hubungan pendidikan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga?
3
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan pendidikan keluarga siswa SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. 2. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar PAI siswa SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan pendidikan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Blotongan 03 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga.
D. Hipotesis Hipotesis
merupakan
jawaban
sementara
yang
harus
dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian3. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SD Blotongan 03 Kota Salatiga".
E. Kegunaan Penelitian Dari beberapa masalah yang dirumuskan diatas setelah diperoleh jawaban, maka dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Manfaat Teoritis
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2008, hlm. 4
4
a. Memberi sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan, khususnya berkaitan dengan masalah pendidikan dalam keluarga. b. Sebagai pertimbangan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi orang tua siswa sebagai bahan masukan untuk lebih memperkuat pengawasan terhadap anak. b. Bagi para guru sebagai pertimbangan tentang pentingnya mengupayakan pola pendidikan yang baik agar tercapai prestasi belajar siswa secara optimal.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami pengertian yang sebenarnya dari judul akan dijelaskan penegasan istilah sebagai berikut : 1. Pendidikan keluarga Pendidikan dalam keluarga merupakan segala aktivitas yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan bimbingan baik bimbingan dalam agama, pendidikan, sosial kemasyarakatan kepada anak–anaknya dengan tujuan agar sikap dan perilaku anak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat4. Adapun indikator perhatian orang tua adalah: a. Orang tua membiasakan anak dalam melaksanakan ibadah b. Membiasakan anak mengucapkan salam c. Membiasakan anak untuk berdo'a setiap memulai dan mengakhiri kegiatan d. Membiasakan membaca Al Qur'an
4
Loekmono, Psikologi Pendidikan, Widya Sarana, 2006, hlm. 28
5
e. Mengingatkan anak untuk shalat ketika waktunya tiba f.
Memberi nasihat
g. Memantau pergaulan anak
2. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa sebagai hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan5. Hasil belajar biasanya berupa nilai-nilai dari mata pelajaran yang dicapai seseorang dalam suatu kegiatan pembelajaran. Jadi indikator prestasi belajar adalah Nilai hasil belajar baik tes formatif, lembar kerja, maupun tes semester.
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan6 2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas IV dan V SD N Blotongan 03 Kota Salatiga. Waktu penelitian dimulai bulan Mei 2010 sampai dengan selesai 3. Populasi dan sampel
5 6
Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm 5 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Bandung, Alfabeta, 2008, hlm. 56
6
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang hendak diselidiki7. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa SD Negeri Blotongan 03 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 203 orang siswa. Yang dimaksud sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi untuk mewakilinya8. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah 50% siswa kelas IV sebanyak 34 siswa dan kelas V sebanyak 26 siswa sehingga yang menjadi sampel penelitian sebanyak 30 siswa. Pemilihan sampel tersebut didasarkan pada alasan karena siswa kelas IV dan V sudah mampu memahami angket yang diberikan9.
4. Metode Pengumpulan Data a. Angket Angket adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan (question) atau pernyataan (statement) yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/ atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis10. Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data yang mempunyai tujuan untuk mengetahui sejauhmana pendidikan keluarga SD Negeri Blotongan 03 Salatiga. b. Metode Dokumentasi
7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I, Andi Offset, Yogyakarta, 1981, hlm 70 Ibid, hlm. 71 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm. 139 10 Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung, Remaja Rosdakarya, hlm. 177 8
7
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar. Data prestasi belajar diperoleh dari nilai tes semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
5. Metode Analisa Data Analisis data untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
rxy
XY X Y N X Y N Y Y 2
2
2
2
Keterangan: rxy
: Koefisien Korelasi Product moment
x
: frekuensi variabel X (pendidikan keluarga)
y
: frekuensi variabel Y (prestasi belajar PAI)
N
: Jumlah responden Sedangkan untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan penafsiran koefisien korelasi dengan kriteria sebagai berikut: a. antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi b. antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi c. antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup d. antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah e. antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
8
H.
Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling
terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut: Bagian awal dari skripsi terdiri dari Halaman Judul Halaman Pengesahan Motto Persembahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran
BAB
I
PENDAHULUAN Terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Subyek 2. Metode Pengumpulan Data 3. Metode Analisa Data Dan Sistematika Penulisan
BAB
II
LANDASAN TEORI Tinjauan tentang pendidikan keluarga, Tinjauan tentang prestasi belajar meliputi: pengertian prestasi belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Hubungan pendidikan keluarga dengan prestasi belajar anak
BAB
III
LAPORAN PENELITIAN
9
BAB III berisi tentang: Gambaran umum tentang SD N Blotongan 03 Salatiga, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan siswa dan fasilitas sekolah, penyajian data. Data tentang hubungan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Mata Pelajaran PAI SD Negeri Blotongan 03 Salatiga.
BAB
IV
ANALISIS DATA Berisi Analisis Data Pertama: Analisis Data tentang Perhatian Orang tua, Analisis data tentang Prestasi Belajar, Analisis Pengolahan Data dan Analisis Uji Hipotesis
BAB
V
PENUTUP Dalam bab ini akan disampaikan tentang: Kesimpulan dan Saran Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Keluarga Pendidikan orangtua yang dimaksud adalah perhatian orang tua terhadap pendidikan anak1. Perhatian menurut Sumadi Suryabrata adalah “pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek2”. Sedangkan Bimo Walgito mengemukakan bahwa perhatian merupakan “pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek”3. Kemudian Kartini Kartono menyatakan bahwa “perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek”4. Dari beberapa pengertian perhatian menurut para pakar tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan atau kesadaran jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek tertentu yang memberikan rangsangan kepada individu, sehingga ia hanya mempedulikan obyek yang merangsang itu. Dari pengertian ini, maka perhatian orang tua dapat diartikan sebagai kesadaran jiwa orang tua untuk memperdulikan anaknya, terutama dalam hal memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya, baik dalam segi emosional maupun material. 1. Faktor yang Mempegaruhi Pendidikan keluarga
1
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2009, hlm. 198 Sumardi Suryabrata, Konseling Keluarga, Jakarta, Graha Ilmu, 2003, hlm. 14 3 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling, Jakarta, Bumi Aksara, 2004, hlm. 56 4 Kartini Kartono, Pendidikan dalam Keluarga, Bandung, Alfabeta, 2001, hlm. 72 2
11
12
Adapun faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anaknya, di antaranya adalah karena para orang tua khawatir jikalau anaknya menjadi siswa yang nakal di sekolah. Karena rasa kasih sayang orang tua, maka mereka menjaga baik-baik keselamatan dan kesehatan anaknya. Perhatian juga diberikan orang tua karena ingin agar anak mereka maju dan berprestasi di kelasnya. Maka para orang tua selalu menyuruh anaknya agar belajar dan belajar sepanjang waktu. Hanya saja, perhatian orang tua makin lama makin berkurang sesuai dengan bertambah besarnya tubuhnya dan bertambah dewasa usianya.
2. Bentuk Pendidikan Keluarga Perhatian orang tua, terutama dalam hal pendidikan anak, sangatlah diperlukan. Terlebih lagi yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap aktivitas belajar yang dilakukan anak sehari-hari dalam kapasitasnya sebagai pelajar dan penuntut ilmu, yang akan diproyeksikan kelak sebagai pemimpin masa depan. Bentuk perhatian orang tua terhadap belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian motivasi dan penghargaan serta pemenuhan kebutuhan belajar anak5. a. Pemberian bimbingan dan nasihat 1) Pemberian bimbingan belajar
5
Sumardi Suryabrata, op.cit, hlm. 76
13
Menurut Oemar Hamalik dengan mengutip pendapat Stikes & Dorcy, menyatakan bahwa bimbingan adalah “suatu proses untuk menolong individu dan kelompok supaya individu itu dapat menyesuaikan
diri
dan
memecahkan
masalah-masalahnya.
Bimbingan adalah “suatu proses yang terus menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.” Bimbingan adalah “bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar”6. Dari beberapa definisi bimbingan yang telah dikemukakan, jika dikaitkan dengan bimbingan orang tua kepada anak, bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan orang tua kepada anaknya untuk
memecahkan
masalah-masalah
yang
dihadapinya.
Memberikan bimbingan kepada anak merupakan kewajiban orang tua. Hal ini tersirat dalam Al Qur'an dalam surah An Nisaa’ ayat 9 Allah firman:
Artinya: hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang 6
Sofyan S. Willis, Konseling Individual, Bandung, Alfabeta, 2009, hlm. 28
14
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar7
Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial. Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan pemberian bimbingan ini anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya. Dalam upaya orang tua memberikan bimbingan kepada anak yang sedang belajar dapat dilakukan dengan menciptakan suasana diskusi di rumah. Banyak keuntungan yang dapat diambil dari terciptanya situasi diskusi di rumah antara lain; memperluas wawasan anak, melatih menyampaikan gagasan dengan baik, terciptanya saling 7
Depag RI, Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta, Depag RI, 2005, hlm. 82
15
menghayati antara orang tua dan anak, orang tua lebih memahami sikap pandang anak terhadap berbagai persoalan hidup, cita-cita masa depan, kemauan anak, yang pada gilirannya akan berdampak sangat efektif bagi daya dukung terhadap kesuksesan belajar anak. 2)
Memberikan nasihat Bentuk lain dari perhatian orang tua adalah memberikan nasihat kepada anak. Menasihati anak berarti memberi saran-saran untuk memecahkan suatu masalah, berdasarkan pengetahuan, pengalaman dan pikiran sehat. Nasihat dan petuah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak-anak terhadap kesadaran akan hakikat sesuatu serta mendorong mereka untuk melakukan sesuatu perbuatan yang baik. Betapa pentingnya nasihat orang tua kepada anaknya, sehingga Al Qur’an memberikan contoh, seperti yang terdapat dalam surah Luqman 31:13 Allah berfirman:
Artinya: (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”8.
Nasihat dapat diberikan orang tua pada saat anak belajar di rumah. Dengan demikian maka orang tua dapat mengetahui kesulitankesulitan anaknya dalam belajar.
Karena dengan mengenai
kesulitan-kesulitan tersebut dapat membantu usaha untuk mengatasi 8
Ibid, hlm. 367
16
kesulitannya dalam belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam upaya memberikan bimbingan, di samping memberikan nasihat, kadang kala orang tua juga dapat menggunakan hukuman. Hukuman diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk, misalnya ketika anak malas belajar atau malas masuk ke sekolah. Tujuan diberikannya hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah mendidik dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik. Di samping itu hukuman yang diberikan itu harus wajar, logis, obyektif, dan tidak membebani mental, serta harus sebanding antara kesalahan yang diperbuat dengan hukuman yang diberikan. Apabila hukuman terlalu berat, anak cenderung untuk menghindari atau meninggalkan. Sifat hukuman yang mendidik, yaitu “a) senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran;
b)
sedikit-banyaknya
selalu
bersifat
tidak
menyenangkan; c) selalu bertujuan ke arah perbaikan; hukuman itu hendaklah diberikan untuk kepentingan anak itu sendiri”9 3)
Pengawasan Orang Tua terhadap belajar Orang tua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya, sebab tanpa adanya pengawasan yang kontinu dari orang tua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orang tua
9
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Balai Pustaka, 1991, hlm. 236
17
tersebut dalam arti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan yang diberikan orang tua dimaksudkan sebagai penguat disiplin supaya pendidikan anak tidak terbengkelai, karena terbengkelainya pendidikan seorang anak bukan saja akan merugikan dirinya sendiri, tetapi juga lingkungan hidupnya. Pengawasan orang tua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orang tua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktifitas belajarnya, dan lain-lain. Dengan demikian orang tua dapat membenahi segala sesuatunya hingga akhirnya anak dapat meraih hasil belajar yang maksimal. Pengawasan orang tua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tandatanda penyimpangan, maka orang tua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya. Kelalaiannya di sini contohnya adalah ketika anak malas belajar, maka tugas orang tua untuk mengingatkan anak akan kewajiban belajarnya dan memberi pengertian kepada anak akan akibat jika tidak belajar. Dengan
18
demikian anak akan terpacu untuk belajar sehingga prestasi belajarnya akan meningkat. Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orang tua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orang tua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orang tua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu orang tua untuk lebih dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah. Untuk mengetahui pengalaman anak di sekolah orang tua diharapkan selalu menghadiri setiap undangan pertemuan orang tua di sekolah, melakukan pertemuan segitiga antara orang tua, guru dan
anak
sesuai
kebutuhan
terutama
ditekankan
untuk
membicarakan hal-hal yang positif serta orang tua sebaiknya secara teratur, dalam suasana santai mendiskusikan dengan anak, kejadiankejadian di sekolah. Satijan mengemukakan tentang pentingnya pertemuan antara orang tua dan guru sebagai berikut: 4)
Pemberian motivasi dan penghargaan Sebagai pendidik yang utama dan pertama bagi anak, orang tua hendaknya mampu memberikan motivasi dan dorongan. Sebab tugas memotivasi belajar bukan hanya tanggungjawab guru semata, tetapi orang tua juga berkewajiban memotivasi anak untuk lebih giat belajar. Jika anak tersebut memiliki prestasi yang bagus hendaknya orang tua menasihati kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas
19
belajarnya. Dan untuk mendorong semangat belajar anak hendaknya orang tua mampu memberikan semacam hadiah untuk menambah minat belajar bagi anak itu sendiri. Namun jika prestasi belajar anak itu jelek atau kurang maka tanggung jawab orang tua tersebut adalah memberikan motivasi atau dorongan kepada anak untuk lebih giat dalam belajar. Dorongan orang tua kepada anaknya yang berprestasi jelek atau kurang itu sangat diperlukan karena dimungkinkan kurangnya dorongan dari orang tua akan bertambah jelek pula prestasinya dan bahkan akan menimbulkan keputusasaan. Tindakan ini perlu dilakukan oleh orang tua baik kepada anak yang berprestasi baik ataupun kurang baik dari berbagai jenis aktivitas,
seperti
mengarahkan cara belajar, mengatur waktu belajar dan sebagainya, selama pengarahan dari orang tua itu tidak memberatkan anak. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua pada anak yang prestasinya kurang, yaitu10: a) Kenali kemampuan anak. Jangan menuntut anak melebihi kemampuannya. Anak yang sering mendapat tuntutan yang terlalu tinggi, akan mudah menjadi frustrasi dan akhirnya menjadi mogok belajar. b) Jangan membanding-bandingkan. Orang tua sebaiknya jangan membanding-bandingkan anak dengan kakak atau adiknya
10
Ibid, hlm. 238
20
mengingat setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda. Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat kehilangan kepercayaan diri. Bangkitkanlah rasa percaya diri anak dengan menghargai setiap usaha yang telah dilakukan. c) Menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya. d) Membantu anak mengatasi masalahnya. Bila anak memang membutuhkan guru les, jangan dipaksakan anak dengan kemampuannya sendiri hanya karena ayah dan ibunya dahulu tidak pernah les. e) Tingkatkan semangat belajar anak. Kita dapat melakukan hal ini dengan, misalnya memberi pujian, pelukan, belaian maupun ciuman. f) Jangan mencela anak dengan kata-kata yang menyakitkan. Orang tua harus menghindari mencela anak dengan kata-kata, “bodoh”, “tolol”, “otak udang”, dan sebagainya. Anak yang sering mendapat label atau cap seperti itu pada akhirnya akan mempunyai pandangan bahwa dirinya memang bodoh dan tolol. g) Mendidik adalah tanggung jawab bersama. Ayah dan Ibu mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mendidik anak. h) Jangan lupa berdoa agar anak kita mendapat hasil yang terbaik. Di samping itu orang tua juga perlu memberikan penghargaan kepada anak. Penghargaan adalah sesuatu yang diberikan orang tua kepada anaknya karena adanya keberhasilan anak dalam belajar
21
sehingga meraih prestasi. Hal ini sangat berguna bagi anak karena dengan penghargaan anak akan timbul rasa bangga, mampu atau percaya diri dan berbuat yang lebih maksimal lagi untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. Yang harus diperhatikan oleh orang tua adalah memberikan pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi
yang
diperoleh
anak.
Pujian
dimaksudkan
untuk
menunjukkan bahwa orang tua menilai dan menghargai tindakan usahanya. Bentuk lain penghargaan orang tua selain memberi pujian adalah dengan memberikan semacam hadiah atau yang lain. Hadiah ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada anak, untuk menggembirakan, dan untuk menambah kepercayaan pada anak itu sendiri, serta untuk mempererat hubungan dengan anak. Akan tetapi orang tua juga harus tetap memberikan nasihat karena hadiah itu sendiri juga bisa merusak dan menyimpangkan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya. 5)
Pemenuhan Kebutuhan Belajar Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Dalam hal ini Bimo Walgito menyatakan
22
bahwa semakin lengkap alat-alat pelajarannya, akan semakin dapat orang belajar dengan sebaik-baiknya, sebaliknya kalau alat-alatnya tidak lengkap, maka hal ini merupakan gangguan di dalam proses belajar, sehingga hasilnya akan mengalami gangguan. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya sering kali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Mengenai perhatian terhadap kebutuhan belajar, kaitannya dengan motivasi belajar mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Hal itu dapat diketahui bahwa dengan dicukupinya kebutuhan belajar, berarti anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Kebutuhan belajar, seperti buku termasuk unsur yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi belajar. Karena buku merupakan salah satu sumber belajar, di samping sumber belajar yang lain. Dengan dicukupinya buku yang merupakan salah satu sumber belajar, akan memperlancar proses belajar mengajar di dalam kelas dan mempermudah dalam belajar di rumah. Dan juga akan dapat meningkatkan semangat belajar bagi anak. Dengan demikian sudah sepatutnya bagi para orang tua untuk memperhatikan dan berusaha memenuhi kebutuhan belajar anak. B.
Prestasi Belajar
23
Prestasi adalah “apa yang dihasilkan atau diciptakan”. Menurut Surayin, prestasi ialah “apa yang dapat diciptakan, hasil yang menggembirakan11.” Sedangkan WJS Poerwadarminta, mengartikan prestasi dengan “hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”12. Dari ketiga pengertian tersebut, terlihat ada satu kesamaan bahwa prestasi adalah merupakan hasil dari suatu kegiatan. Untuk itu dapat disimpulkan, bahwa prestasi adalah hasil yang menggembirakan dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik secara perorangan maupun kelompok dalam bidang tertentu. Berbagai pendapat yang dikemukakan para ahli tentang pengertian belajar, Belajar adalah perubahan tingkah laku melalui pengalaman dan latihan13. belajar adalah membawa perubahan-perubahan dalam
tingkah laku dari organisme.
Sementara Morgan yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, berpendapat bahwa ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”14. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan keseluruhan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman. Pengertian ini dapat dipandang sebagai pengertian belajar secara luas. Belajar adalah “The process of acquirring knowlegde (proses memperoleh pengetahuan)”. Sementara Sardiman memberikan pengertian belajar (dalam arti sempit) “…sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
11
Surayin, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung, Yrama Widya, 2007, hlm. 382 WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1998, hlm. 876 13 Martinis Yamin, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Graha Ilmu, 2004, hlm, 72 14 M. Ngalim Poerwanto, op.cit, hlm. 84 12
24
sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya”15. Dari kedua pengertian ini, dapat dipahami bahwa belajar dalam arti sempit hanya terbatas pada perolehan dan penguasaan ilmu pengetahuan saja. Dari pengertian “prestasi” dan “belajar” tersebut di atas, dapat diambil suatu pengertian, bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dalam pengertian yang lebih praktis, prestasi belajar dapat diartikan dengan penguasaan pengetahuan, sikap dan keterampilan oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya ditunjukkan dengan nilai hasil tes yang diberikan oleh guru. Winkel menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik tentunya beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua faktor, yaitu: “faktor-faktor pada fihak peserta didik (faktor internal) dan faktor-faktor di luar peserta didik (faktor eksternal)” Ada tiga faktor yang menimbulkan minat, yaitu faktor yang ditimbulkan dari dalam diri sendiri, faktor motif sosial dan faktor emosional. Faktor-faktor yang menimbulkan minat dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan. 2. Faktor motif sosial. Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan di mana ia berada.
15
Ibid, hlm. 20
25
3. Faktor emosional. Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau objek tertentu 16. Jadi berdasarkan dua pendapat tersebut, faktor yang menimbulkan minat, dalam hal ini minat untuk belajar, yaitu: dorongan dari diri individu, dorongan sosial, dan dorongan emosional.
C.
Pengaruh Pendidikan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Siswa Perhatian orang tua memiliki berhubungan positif dengan prestasi belajar
peserta didik di sekolah. Faktor orang tua dalam keberhasilan belajar anak sangat dominan. Banyak penelitian baik di dalam maupun di luar negeri menemukan kesimpulan tersebut. Faktor orang tua bisa dikategorikan ke dalam dua variabel: variabel struktural dan variabel proses. Yang dapat dikategorikan variabel struktural antara lain latar belakang status sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan orang tua. Sedangkan variabel proses adalah berupa perilaku orang tua dalam memberikan perhatian dan bantuan kepada anaknya dalam belajar. Untuk bisa mewujudkan variabel kedua tersebut tidak harus tergantung pada variabel pertama. Artinya, tidak hanya keluarga “kaya” atau berpendidikan tinggi bisa menciptakan variabel proses. Contoh variabel proses antara lain: orang tua menyediakan tempat belajar untuk anaknya; orang tua mengetahui kemampuan anaknya di mana anak mempunyai nilai paling bagus; pelajaran apa anak paling tidak bisa; apa kegiatan anak yang paling banyak dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah; orang tua
16
WS Winkel, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 2001, hlm. 16
26
sering menanyakan tentang apa yang dipelajari anaknya; orang tua membantu anaknya dalam belajar. Sikap dan perhatian orang tua, baik dari ayah atau ibu terhadap anaknya dalam bergaul, akan menimbulkan pengaruh positif terhadap hasil belajar yang dicapainya. Misalnya, komunikasi yang dilakukan orang tua kepada anak dalam suasana penuh keakraban dengan menanyakan tentang belajarnya di sekolah ataupun mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapinya, dapat memberi semangat terhadap aktivitas belajarnya. Frekuensi komunikasi antara ayah dan anak akan berpengaruh positif dan dapat meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya. Artinya, semakin tinggi frekuensi komunikasi yang dilakukan, maka prestasi belajar peserta didik akan meningkat. Bahkan, dengan komunikasi akan mengurangi perpecahan atau pertentangan yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Slameto dengan mengemukakan hasil penelitian yang dilakukan Dougherty, T. dan Kurosaka, L., menyatakan: Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa bila orang tua berperan dalam pendidikan, anaknya menunjukkan peningkatan prestasi belajarnya, diikuti dengan perbaikan sikap, stabilitas sosio-emosional, kedisiplinan, serta aspirasi anaknya untuk belajar sampai di Perguruan Tinggi, bahkan setelah bekerja dan berkeluarga17.
17
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm. 54
BAB III HASIL PENELITIAN
A.
Keadaan Umum Sekolah Dasar Negeri Blotongan 03 Salatiga 1. Sejarah Berdirinya Tujuan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 antara
lain untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Maksud ini dijabarkan lebih lanjut dalam batang tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menegaskan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran. Dalam hal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka penulis berpendapat perlu sekali didirikan sekolah-sekolah termasuk SD Negeri Blotongan 03 sebagai wadah anak-anak untuk belajar dan untuk menambah pengetahuan tingkat dasar. Dengan demikian tepat kiranya bahwa dengan pendidikan diharapkan akan dapat mendidik kader-kader pembangunan yang merupakan masalah pokok bagi pembangunan masyarakat. SD N Blotongan 03 dibangun di atas tanah desa pada tanggal 4 Januari 1977 dan mulai beroperasi pada bulan Agustus 1977.
2. Struktur Organisasi Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam melaksanakan pendidikan diperlukan organisasi yang baik. Organisasi dalam arti yang luas adalah badan yang mengatur segala urusan untuk mencapai tujuan, maka diperlukan organisasi yang teratur.
27
28
3. Keadaan Guru Guru merupakan alat pendidikan, yakni sebagai tenaga pendidik, guru yang berpotensi sangat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan pembelajaran. Jumlah guru di SD N Blotongan 03 adalah 10 orang, 1 orang sebagai kepala sekolah dan yang lainnya sebagai guru kelas dan guru wiyata bhakti. Dari keseluruhan guru adalah sebagai wiyata bhakti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut: TABEL 1 DAFTAR GURU SD N BLOTONGAN 03 No
Nama
Jabatan
1
Wagimin, S.Pd
Kepala Sekolah
2
Widyowati, S.Pd
Guru Kelas
3
M. Qosim, BA
Guru Agama
4
Hery Darmanto, S.Pd
Guru Kelas
5
Wahyudi, S.Pd
Guru Kelas
6
Sri Pudyastuti, A.Ma
Guru Kelas
7
Fariz Nurmaliawan, A.Ma
Guru Kelas
8
Trifena Natalia H, A.Ma
Guru Kelas
9
Uswatun Khasanah, A.Ma
Guru Kelas
10
Sumiyati
PTT
Keterangan
4. Keadaan Siswa dan Fasilitas Sekolah a. Keadaan Siswa Menurut pengamatan penulis dalam penelitian ini yang dilakukan melalui pengumpulan data, persentase antara siswa laki-laki dan perempuan mempunyai selisih yang tidak terlalu besar, dimana jumlah siswa laki-laki lebih banyak dari
29
siswa perempuan. Dengan teknik dokumentasi dapat dilihat keadaan siswa pada tabel berikut: TABEL II DAFTAR JUMLAH SISWA SD N Blotongan 03 No
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
I
15
22
37
2
II
22
18
40
3
III
17
22
39
4
IV
18
16
34
5
V
16
10
26
6
VI
15
12
27
103
100
203
Jumlah b. Fasilitas Sekolah
SD N Blotongan 03 menempati tanah seluas 2.726 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi syarat sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar. Adapun fasilitas gedung/ ruang yang tersedia di SD N Blotongan 03 adalah sebagai berikut: 1) Ruang kepala sekolah
: 1 buah
2) Ruang guru
: 1 buah
3) Ruang kelas
: 6 buah
4) Ruang perpustakaan
: 1 buah
5) Ruang UKS
: 1 buah
6) Kamar mandi/ WC guru
: 1 buah
7) Kamar mandi/ WC murid
: 1 buah
30
Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut: 1) Komputer
: 2 buah
2) TV
: 1 Unit
3) Tape
: 1 buah
4) Almari
: 8 buah
5) Rak buku
: 2 buah
6) Papan tulis
: 8 buah
7) Kursi guru
: 12 buah
8) Meja guru
: 12 buah
9) Kursi siswa
: 120 buah
10) Meja siswa
: 120 buah
B.
Keadaan Responden 1. Daftar Nama Responden Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2010, tepatnya pada hari
Selasa 18 Mei 2010 untuk penyampaian angket, sedangkan untuk data prestasi belajar diperoleh pada akhir Mei 2010. Jumlah seluruh siswa SD N Blotongan 03 adalah 203 anak. Dari penulis mengambil sampel yaitu 30 anak terdiri dari kelas IV dan V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut: TABEL III DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Responden
Jenis Kelamin
Kelas
1
Andri Wijayanto
L
IV
2
Wisnu Fahri
L
IV
31
3
Rifki Adi K
L
IV
4
Lisa Firda A
P
IV
5
Eni Dwi A
P
IV
6
Alan Ihtiardi
L
IV
7
Dani Hendriawan
L
IV
8
Dinda Arif
L
IV
9
Doni Adi S
L
IV
10
Eni Setyaningsih
P
IV
11
Henggar Budi P
L
IV
12
Layla Agustina
P
IV
13
Safira Azza
P
IV
14
Tarbiatun M
P
IV
15
Shafa Manies S
P
IV
16
Wahyu Aji
L
IV
17
Rizal Kemas P
L
IV
18
M. Anjas Asmoro
L
V
19
Ria Setyaningrum
P
V
20
Yunia Shofi
P
V
21
Luluk Dayani
P
V
22
Muhamad Adi K.
L
V
23
Muhamad Ilman N
L
V
24
Muhamad Adi N.
L
V
25
Firda Ramadhani
P
V
26
M. Amrul Khoiri
L
V
27
M. Iqbal Maulana
L
V
28
Iftita Khayati
P
V
29
Listyo Rahayu
P
V
30
Afrin Prasetyo
L
V
32
2. Daftar tentang Jawaban Angket Pendidikan Keluarga Adapun hasil penyebaran angket dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL IV Daftar Jawaban Angket Pendidikan Keluarga No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
1 B A C C C C A C C C C C A C C B A A A C B A C C C C A C
2 C A A A A A B C A B B C B A B B C A A B C A A A A A B C
3 A A A B A A A A A A A A A B A A A A A A A A A B A A A A
4 A A A A A B B A A A A A B B A B B S S B A A A A A B B A
Nomor Item 5 6 C B A B C A C B C B C C C C C B C B C C C C C C C C A B B B B A C C C C C C B B C B A B C A C B C B C C C C C B
7 B B C C B B C B B C B B A B C B A B A C B B C C B B C B
8 B C C A C B C A C A B B B B C B C C C B B C C A C B C A
9 A A A A A B A A A B A A C C A C A B A A A A A A A B A A
10 C C C C C C A C C C C C C C C C C C C C C C C C C C A C
33
29 30
C C
A B
A A
A A
C C
B C
B C
C A
A B
3. Daftar tentang Prestasi Belajar Siswa Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: TABEL V DAFTAR PRESTASI BELAJAR PAI Nomor Urut
Induk
Nama Siswa
Nilai
1
Andri Wijayanto
90
2
Wisnu Fahri
90
3
Rifki Adi K
80
4
Lisa Firda A
90
5
Eni Dwi A
80
6
Alan Ihtiardi
70
7
Dani Hendriawan
80
8
Dinda Arif
90
9
Doni Adi S
90
10
Eni Setyaningsih
70
11
Henggar Budi P
80
12
Layla Agustina
70
13
Safira Azza
70
14
Tarbiatun M
60
15
Shafa Manies S
90
16
Wahyu Aji
80
17
Rizal Kemas P
60
18
M. Anjas Asmoro
80
19
Ria Setyaningrum
100
20
Yunia Shofi
80
C C
34
21
Luluk Dayani
90
22
Muhamad Adi K.
90
23
Muhamad Ilman N
80
24
Muhamad Adi N.
90
25
Firda Ramadhani
80
26
M. Amrul Khoiri
70
27
M. Iqbal Maulana
80
28
Iftita Khayati
90
29
Listyo Rahayu
90
30
Afrin Prasetyo
70
Sumber: Diambil dari Nilai Tes Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010
35
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Analisis Data Pertama Untuk mengetahui seberapa jauh hubungan pendidikan keluarga dengan
prestasi belajar PAI siswa, maka dapat diperoleh dengan analisis statistik. Karena data yang terkumpul berjumlah banyak dan bersifat kualitatif, adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik analisis statistik korelasi product moment dengan rumus:
rxy
X Y
XY X 2 X N
N
2
2 Y 2 Y N
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi antara x dan y
x
: skor variabel x (pendidikan keluarga)
y
: skor variabel y (prestasi belajar PAI siswa)
N
: Jumlah responden
X
: hasil kuadrat variabel x
Y
: Hasil kuadrat variabel Y
XY
: Hasil dari X kali Y
: Sigma (jumlah) Selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai pendidikan keluarga dan
prestasi belajar PAI siswa dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel pendidikan keluarga dan prestasi belajar siswa. 35
36
1. Analisis Data tentang Pendidikan keluarga Data pendidikan keluarga diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3 b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2 c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1 TABEL VI NILAI ANGKET PENDIDIKAN KELUARGA No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1 2 3 3 3 1 2 3 1 1 1 1
2 1 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 1 2 3 2 2 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 S S 2 3 3 3 3 3 2
Nomor Item 5 6 1 2 3 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 3 2 1 3 1 2 1 2 1 1
7 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 2 3 1 2 2 1 1 2 2
8 2 1 1 3 1 2 1 3 1 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 3 1 2
9 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 1 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2
10 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jml 20 22 20 20 20 18 20 20 20 18 19 18 19 19 19 20 19 20 22 17 20 22 20 20 20 18
37
27 28 29 300
3 1 1 1
2 1 3 2
3 3 3 3
2 3 3 3
1 1 1 1
1 2 2 1
1 2 2 1
1 3 1 3
3 3 3 2
3 1 1 1
20 20 20 18
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: a. Untuk angket pendidikan keluarga dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 22 dan terendah 17 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut:
i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
22 17 1 3
5 1 3
=2 Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang dipengaruhi oleh pendidikan keluarga dengan kriteria baik, sedang, dan kurang.
38
TABEL VII INTERVAL PENDIDIKAN KELUARGA Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
21-22
3
A (Baik)
19-20
21
B (Sedang)
17-18
6
C (Kurang)
Jumlah
30
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk pendidikan keluarga yang mempunyai kriteria baik, mendapat nilai antara 21-22 sebanyak 3 siswa b. Untuk pendidikan keluarga yang mempunyai criteria sedang mendapat nilai antara 19-20 sebanyak 21 siswa c. Untuk pendidikan keluarga yang mempunyai criteria kurang mendapat nilai antara 17-18 sebanyak 6 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang) untuk mengetahui pendidikan keluarga dengan kriteria baik, sedang, dan kurang.
39
TABEL VIII NILAI NOMINASI PENDIDIKAN KELUARGA No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Skor 20 22 20 20 20 18 20 20 20 18 19 18 19 19 19 20 19 20 22 17 20 22 20 20 20 18 20 20 20 18
Nominasi B A B B B C B B B C B C B B B B B B A C B A B B B C B B B C
40
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang dipengaruhi pendidikan keluarga dengan kriteria baik, sedang, dan kurang kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut: P= -
F x100% N
Untuk pendidikan keluarga yang mendapat kriteria tinggi dengan nilai A sebanyak 3 siswa P=
-
3 x100% = 10% 30
Untuk pendidikan keluarga yang mendapat kriteria sedang dengan nilai B sebanyak 21 siswa P=
-
21 x100% =70% 30
Untuk pendidikan keluarga yang termasuk dalam kriteria kurang mendapat nilai C sebanyak 6 siswa P=
6 x100% = 20% 30
TABEL IX KLASIFIKASI PENDIDIKAN KELUARGA Nilai pendidikan No
Interval
Frekuensi
Persentase
keluarga 1
Baik (A)
21-22
3
10%
2
Sedang (B)
19-20
21
70%
41
3
Kurang (C)
17-18
6
20%
2. Analisis data tentang Prestasi Belajar Siswa Untuk mengetahui prestasi belajar siswa digunakan data nilai siswa dalam mata pelajaran PAI sebagai berikut:
TABEL X PRESTASI BELAJAR PAI SISWA Nomor Urut
Induk
Nama Siswa
Nilai
1
Andri Wijayanto
90
2
Wisnu Fahri
90
3
Rifki Adi K
80
4
Lisa Firda A
90
5
Eni Dwi A
80
6
Alan Ihtiardi
70
7
Dani Hendriawan
80
8
Dinda Arif
90
9
Doni Adi S
90
10
Eni Setyaningsih
70
11
Henggar Budi P
80
12
Layla Agustina
70
13
Safira Azza
70
14
Tarbiatun M
60
15
Shafa Manies S
90
16
Wahyu Aji
80
17
Rizal Kemas P
60
18
M. Anjas Asmoro
80
19
Ria Setyaningrum
100
42
20
Yunia Shofi
80
21
Luluk Dayani
90
22
Muhamad Adi K.
90
23
Muhamad Ilman N
80
24
Muhamad Adi N.
90
25
Firda Ramadhani
80
26
M. Amrul Khoiri
70
27
M. Iqbal Maulana
80
28
Iftita Khayati
90
29
Listyo Rahayu
90
30
Afrin Prasetyo
70
Sumber: Diambil dari Nilai Tes Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut: Nilai tertinggi siswa 100 sedangkan nilai terendah 60, sehingga dapat diintervalkan sebagai berikut: i
xt xr 1 ki
Keterangan: i
= interval ideal
xt
= nilai tertinggi ideal
xr
= nilai terendah ideal
ki
= kelas interval
i
=
100 60 1 3
40 1 3
= 13
43
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang mempunyai nilai dengan criteria baik, sedang, dan kurang TABEL XI INTERVAL NILAI SISWA Nilai
Jumlah siswa
Nilai nominasi
87-100
12
A (baik)
73-86
10
B (sedang)
60-72
8
C (kurang)
Jumlah
30
Dengan demikian dapat diketahui: a. Untuk nilai siswa yang tinggi mendapat nilai antara 87-100 sebanyak 12 siswa b. Untuk nilai siswa yang sedang mendapat nilai antara 73-86 sebanyak 10 siswa c. Untuk nilai siswa yang kurang mendapat nilai antara 60-72 sebanyak 8 siswa Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (sedang), C (kurang) untuk mengetahui nilai siswa dengan kriteria baik, sedang, dan kurang.
TABEL XII NILAI NOMINASI PRESTASI BELAJAR PAI SISWA No Responden 1
Skor 90
Nominasi A
2
90
A
3
80
B
44
4
90
A
5
80
B
6
70
C
7
80
B
8
90
A
9
90
A
10
70
C
11
80
B
12
70
C
13
70
C
14
60
C
15
90
A
16
80
B
17
60
C
18
80
B
19
100
A
20
80
B
21
90
A
22
90
A
23
80
B
24
90
A
25
80
B
26
70
C
27
80
B
28
90
A
29
90
A
30
70
C
45
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai nilai baik, sedang, dan kurang kemudian dipresentasikan masingmasing variabel dengan rumus sebagai berikut: P=
F x100% N
a. Untuk nilai yang baik mendapat nilai A sebanyak 12 siswa P=
12 x100% = 40% 30
b. Untuk nilai siswa dalam kategori sedang mendapat nilai B sebanyak 10 siswa P=
10 x100% = 33,3% 30
c. Untuk nilai siswa dalam kategori kurang mendapat nilai C sebanyak 8 siswa P=
8 x100% = 26,7% 30
TABEL XIII INTERVAL PRESTASI BELAJAR PAI SISWA Nilai prestasi No
Interval
Frekuensi
Persentase
belajar siswa 1
Tinggi (A)
87-100
12
40%
2
Sedang (B)
73-86
10
33,3%
3
Kurang (C)
60-72
8
26,7%
30
100%
Jumlah
46
B.
Analisis Pengolahan Data Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel
pendidikan keluarga dan prestasi belajar siswa untuk mencari korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
Analisis ini untuk mengetahui seberapa jauh hubungan pendidikan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Nilai dari kedua variabel tersebut selanjutnya untuk variabel pendidikan keluarga diberi nama variabel X dan prestasi belajar siswa diberi nama variabel Y. Selanjutnya kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut: TABEL XIV TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA PENDIDIKAN KELUARGA (X) DAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA (Y) No Responden 1 2 3 4 5 6
X
Y
X2
Y2
XY
20 22 20 20 20 18
90 90 80 90 80 70
400
8100
1800
484
8100
1980
400
6400
1600
400
8100
1800
400
6400
1600
324
4900
1260
47
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
20 20 20 18 19 18 19 19 19 20 19 20 22 17 20 22 20 20 20 18 20 20 20 18
80 90 90 70 80 70 70 60 90 80 60 80 100 80 90 90 80 90 80 70 80 90 90 70
588
2430
400
6400
1600
400
8100
1800
400
8100
1800
324
4900
1260
361
6400
1520
324
4900
1260
361
4900
1330
361
3600
1140
361
8100
1710
400
6400
1600
361
3600
1140
400
6400
1600
484
10000
2200
289
6400
1360
400
8100
1800
484
8100
1980
400
6400
1600
400
8100
1800
400
6400
1600
324
4900
1260
400
6400
1600
400
8100
1800
400
8100
1800
324 11566
4900 199700
1260 47860
Sehingga diketahui: X = 588 Y = 2430 X2 = 11566 Y2 = 199700 XY = 47860 Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
48
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
X Y
XY X 2 X N
2
N
2 Y 2 Y N
588x 2430 30 5882 199700 24302 11566 30 30 47860
1428840 30 345744 5904900 199700 11566 30 30 47860
47860 47628
11566 11524.8199700 196830 232
41.22870 232 118244
rxy = 0,675
C.
Analisis Uji Hipotesis Setelah hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment
diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel.
49
Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada tabel) apakah terjadi signifikansi atau tidak, atas taraf signifikansi 5% maupun 1%. Pada tabel lain product moment (rt) dengan jumlah responden = 30, kolom N (membacanya ke kanan) dalam kolom signifikansi 5% dalam tabel diperoleh 0,361 dan taraf signifikansi 1% diperoleh bilangan 0,463, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: 1. pada taraf signifikansi 5% rtabel = 0,361 dan r hitung 0,675 sehingga rtabel < r hitung dan 2. pada taraf signifikansi 1% rtabel = 0,463 dan rhitung = 0,675 sehingga rtabel < rhitung dan Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,675 berada pada batas signifikan, yaitu pada taraf signifikan 1% sebesar 0,463 atas dasar pernyataan ini maka nilai r yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian penulis menerima hipotesis yang berbunyi: Pendidikan keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar PAI siswa. Untuk menentukan keeratan hubungan/ korelasi antar variabel tersebut, berikut ini diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi sebagai patokan1.
1
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian, Bumi Aksara, Jakarta, 2004, hlm. 44
50
TABEL XV INTERVAL NILAI KOEFISIEN KORELASI (KK) DAN KEKUATAN HUBUNGAN No
Interval Nilai
Kekuatan Hubungan
1
KK = 0,00
Tidak
2
0,00 < KK ≤ 0,20
Sangat rendah atau lemah sekali
3
0,20 < KK ≤ 0,40
Rendah atau lemah tapi pasti
4
0,40 < KK ≤ 0,70
Cukup berarti atau sedang
5
0,70 < KK ≤ 0,90
Tinggi atau kuat
6
0,90 < KK < 1,00
Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
7
KK = 1,00
Sempurna
Nilai r hitung sebesar 0,675 jika diklasifikan dalam tabel di atas menunjukkan bahwa ada pengaruh yang cukup berarti antara pendidikan keluarga dengan prestasi belajar PAI.
51
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dan pemahamannya,
serta beberapa analisis data maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendidikan keluarga yang berada pada kategori baik mencapai 10%, kategori sedang 70% dan kategori kurang 20% 2. Prestasi belajar PAI yang berada pada kategori baik mencapai 40%, kategori sedang 33,3% dan kategori kurang 26,7% 3. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa pendidikan keluarga memiliki hubungan dengan prestasi belajar PAI siswa yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,675 lebih besar dari r tabel 1% dan 5%.
B.
Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang
hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Orangtua perlu memberikan perhatian terhadap anak-anak dalam usia perkembangan, sehingga anak mendapatkan kasih sayang yang cukup dan berdampak pada motivasi belajar yang tinggi. 2. Guru hendaknya bekerjasama dengan orangtua, terutama jika menemukan masalah-masalah
terkait
dengan
kedisiplinan
meminimalisasi kenakalan siswa.
51
siswa,
sehingga
dapat
52
3. Perlunya program bimbingan konseling di sekolah untuk memberikan perhatian pada anak-anak.
53
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2003. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset Hamalik, Oemar. 2003. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara Kartono, Kartini. 2001. Konseling Individual, Bandung: Sinar Baru Algesindo, Loekmono, 2006. Psikologi Pendidikan, Salatiga: Widya Sarana Poerwadarminto, WJS. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Poerwanto, M. Ngalim. 2001 Ilmu Pendidikan, Jakarta: Balai Pustaka Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta Sudjana, Djudju.2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono,2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta Sugiyono, 2008. Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta Surayin, 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Bandung: Yrama Widya Suryabrata, Sumadi. 2003. Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta Walgito, Bimo. 2004. Psikologi Pendidikan, Bandung: Alfabeta Willis, Sofyan S. 2009. Konseling Individual, Bandung: Alfabeta Yamin, Martinis. 2004. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Graha Ilmu
53