HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DENGAN KENYAMANAN KERJA KARYAWAN DI VIBIZ CONSULTING GROUP Lia Purwati Nama Dosen Pembimbing : Dr. Muhammad Aras, S.Pd., M.Si. Program Studi S1 Fakultas Komunikasi Pemasaran, Binus University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, 11530 (021) 53696969
[email protected]
ABSTRAK Di era globalisasi ini, interaksi antar masyarakat berbeda budaya sudah kerap kali terjadi dan tidak akan dapat dihindari seumur hidup. Interaksi tersebut terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, di sekolah bahkan di perusahaan tempat bekerja. Komunikasi dengan budaya yang berbeda menimbulkan tingkat kenyamanan yang berbeda-beda bagi setiap individu. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan di perusahaan dan seberapa besar hubungan tersebut terjadi dalam perusahaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Managemen Kecemasan dan Ketidakpastian dan konsep yang digunakan adalah konsep dari kenyamanan karyawan serta aspek dari kenyamanan karyawan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan dalam perusahaan Vibiz Group tidak saling berhubungan dan kesimpulannya adalah tingkat kenyamanan karyawan di perusahaan Vibiz Group tidak memiliki hubungan dengan kecemasan komunikasi antarbudaya. Kata Kunci : Hubungan, Kecemasan Komunikasi Antarbudaya, Kenyamanan Karyawan, Perusahaan
ABSTRACT In this era of globalization, the interactions between different cultural communities are already often happening and won't be able to avoid a lifetime. These interactionsoccur in daily life at home, at school even in the work place. The presence ofinteraction especially communication with different cultures, creates a level of comfortthat is different for each individual. Based on this, this research aims to know the relationship between the anxiety of intercultural communication with employees in the company and how great the relationship occurs in the company Vibiz Consulting Group. The theory used in this research is Management of Anxiety and Uncertainty Theory, and the concept is the concept of employees comfort and the aspect of employee comfort. The research methodology used is quantitative. The results of this research are anxiety of intercultural communication with employees in the company Vibiz Group are not interconnected and the conclusion is the comfort level of employees in the company of Vibiz Group there is no connection with the anxiety of intercultural communication. Keywords: Relationships, Anxiety of Intercultural Communication, Working Comfort, The Company
PENDAHULUAN Memasuki era grobalisasi ini, bahasa baik verbal maupun nonverbal, budaya, adat istiadat, agama dan lain sebagainya sudah tidak mengenal lagi batasan-batasan negara. Setiap negara yang memiliki kontak dengan negara lain tentunya akan mengalami pembauran budaya dimana budaya lain akan diadaptasi terhadap budaya negara itu sendiri. Baik itu disadari ataupun tidak disadari, pembauran budaya tersebut pasti akan terjadi akibat globalisasi. Terutama bagi negara Indonesia sebagai Negara yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki masyarakat majemuk dengan latar belakang yang berbeda-beda. Kemajemukan tersebut meliputi agama, suku bangsa, bahasa, adat istiadat, kebudayaan dan tradisi. Setiap budaya yang ada tentunya memiliki berbagai makna khusus yang berbeda dengan budaya lainnya. Hal tersebut membuat keunikan pada setiap budaya yang ada di dunia. Keunikan tersebut tidak akan dapat dihindari dalam interaksi antar manusia. Interaksi yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah komunikasi interpesonal. Komunikasi dengan sesama yang memiliki latar belakang berbeda sudah dimulai sejak dini yaitu dari lingkungan sekitar, sekolah, kuliah bahkan di lingkungan kerja dan hal tersebut tidak akan pernah lepas dari manusia seumur hidup. Setiap budaya memilki keunikan dengan makna khusus tersendiri. Keunikan setiap budaya membuat masyarakat harus memahami perbedaan persepsi yang mungkin terjadi. Keberagaman tersebut dapat menciptakan berbagai dampak dalam kehidupan sehari-hari manusia baik secara negatif ataupun positif. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami prinsip komunikasi antarbudaya sehingga dapat dipraktekkan dalam hubungannya dengan orang lain. Komunikasi yang terjadi dalam interaksi antar budaya tersebut adalah komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya memberikan berbagai dampak dalam kehidupan manusia. Dalam melakukan komunikasi antarbudaya tentunya akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dalam interaksi tersebut terutama dengan budaya yang tidak dikenalnya atau belum mengenal orang tersebut. Perasaan tidak nyaman tersebut dapat menyebabkan kurangnya minat untuk melakukan komunikasi dengan budaya lain. Berdasarkan pada Teori Manajeman Kecemasan dan Ketidakpastian, bila intensitas komunikasi semakin tinggi maka akan semakin rendah tingkat kecemasan dan ketidakpastian yang terjadi dalam komunikasi antarbudaya. Namun sebaliknya, bila intensitas komunikasi semakin rendah, maka tingkat kecemasan dan ketidakpastian yang terjadi dalam komunikasi akan semakin tinggi. Namun apabila melihat dalam kehidupan sehari-hari, perasaan tidak nyaman yang ditimbulkan akibat komunikasi antarbudaya tidak terjadi pada setiap orang. Bagi beberapa orang, komunikasi antarbudaya bukan menjadi beban atau masalah untuk tingkat kenyamanan dalam komunikasi dikarenakan beberapa hal seperti sudah terbiasa dengan lingkungan multikulural, dibesarkan dengan lingkungan yang berbeda budaya atau dapat juga perasaan nyaman tersebut baru muncul saat tingginya intensitas komunikasi dengan budaya yang berbeda sehingga menjadi mengenal budaya tersebut, maka tingkat kecemasan dan ketidakpastian akan semakin rendah yang membuat perasaan nyaman saat melakukan komunikasi dengan budaya yang berbeda. Dalam dunia kerja, komunikasi dengan budaya yang berbeda tentunya tidak dapat dihindari. Suatu perusahaan, tentunya memiliki karyawan dengan budaya yang berbeda-beda. Untuk dapat berbaur dan melakukan interkasi dengan nyaman antar sesama karyawan tentunya diperlukan adapatasi dengan lingkungan berbeda budaya tersebut. Selain itu, dalam menjalankan pekerjaannya, setiap karyawan tentunya memerlukan komunikasi dengan karyawan lain dan tidak menutup kemungkinan bahwa akan terjadi komunikasi antarbudaya saat menjalankan pekerjaan tersebut. Dalam situasi tersebut, karyawan akan merasa nyaman atau tidak nyaman saat terjadi komunikasi. Untuk itulah perlu diketahui hubungan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan kerja karyawan yang terjadi di perusahaan Vibiz Consulting Group. Dengan menggunakan Teori Manajemen Kecemasan dan Ketidakpastian, hubungan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan akan diuji dan diketahui apakah terdapat hubungan antara kedua hal tersebut di dalam perusahaan Vibiz Consulting Group. Pada penelitian ini, akan dibahas lebih lanjut bagaimana hubungan kecemasan komunikasi antarbudaya terhadap kenyamanan karyawan dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang akan dibahas adalah Vibiz Consulting Group. Vibiz Consulting Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultasi terpadu dan komprehensif sebagai mitra bisnis terpercaya dalam bisnis dan
pengembangan organisasi serta layanan konsultasi. Karyawan yang terdapat dalam Vibiz Consulting Group adalah karyawan dengan berbagai latar belakang dan budaya yang saling bekerja sama untuk mencapai target perusahaan. Untuk itu, peneliti akan meneliti hubungan kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan dalam perusahaan Vibiz Consulting Group.
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif karena gejala yang terjadi tersebut dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat). Metode penelitian ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus menjawab rumusan masalah yang perlu dijawab dalam penelitian ini. Teori akan digunakan sebagai dasar dari penelitian untuk merumuskan hipotesis, jenis dan teknik analisis statistik yang akan digunakan. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode survei dengan teknik pengumpulan yaitu kuesioner. Tujuan penyebaran kuesioner adalah untuk mencari tanggapan dan informasi mengenai suatu fenomena dari responden dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel bebas atau independent adalah Komunikasi Antarbudaya yang terjadi pada karyawan Vibiz Consulting Group. Sedangkan untuk variabel terikat atau dependent adalah kenyamanan karyawan dalam perusahaan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah sama yaitu 50 orang karena jumlah populasi yang relatif kecil sehingga digunakan teknik sampling jenuh.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara komunikasi antarbudaya dan kenyamanan kerja karyawan di Vibiz Consulting Group. Dan besaran hubungan antara kedua variabel tersebut adalah sebesar 0,05 yang berarti kenyamanan karyawan tidak memiliki hubungan dengan kecemasan dalam melakukan komunikasi antarbudaya di perusahaan Vibiz Consulting Group. Pada perhitungan validitas variabel X (komunikasi antarbudaya) dan variabel Y (kenyamanan kerja), ditemukan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel (rhitung > rtabel) yaitu rtabel sebesar 0,284. Hal tersebut menunjukkan bahwa poin pertanyaan yang diberikan telah memenuhi syarat validitas atau data pertanyaan pada kuesiner sudah tepat. Pada perhitungan reabilitas, diketahui bahwa variabel X dan Y memiliki nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,6 yaitu pada variabel X sebesar 0,703 dan pada variabel Y sebesar 0,804. Hal tersebut menunjukkan bahwa baik variabel X dan Y dapat dikatakan sudah reliabel. Pada perhitungan normalitas, diketahui bahwa kurva dari uji normalitas baik variabel X maupun variabel Y tersebar tidak menjauhi garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada penelitian ini, variabel X dan Y sudah dapat dikatakan normal. Pada hasil perhitungan analisis korelasi, diketahui bahwa signifikansi lebih besar dari korelasi yaitu 0,729 > 0,050. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan. Sedangkan untuk besaran korelasi antar kedua variabel ditemukan angka 0,050 yang lebih kecil dari 0,20. Hal ini berarti kedua variabel tidak memiliki hubungan sama sekali.
Uji Validitas Berikut merupakan hasil dari uji validitas penelitian yang berjudul Hubungan antara Kecemasan Komunikasi Antarbudaya dengan Kenyamanan Kerja Karyawan di Vibiz Consulting Group melalui perhitungan program SPSS.
Tabel 1 : Tabel Hasil Uji Validitas Variabel X Corrected Item-Total Correlation
rtabel
Keterangan
Apakah Anda sering melakukan komunikasi dengan karyawan berbeda budaya?
0,850
0,284
Valid
2
Apakah Anda merasa cemas saat melakukan komunikasi dengan karyawan berbeda budaya?
0,853
0,284
Valid
3
Apakah Anda merasakan ketidakpastian saat melakukan komunikasi dengan karyawan berbeda budaya?
0,663
0,284
Valid
No
Pertanyaan
1
Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah, 2015
Tabel 2 : Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Y
Corrected Item-Total Correlation
rtabel
Keterangan
Saat terjadi kontak fisik, karyawan merasa
0,360
0,284
Valid
2
Saat terjadi komunikasi antarbudaya yang berbeda, karyawan merasa
0,540
0,284
Valid
3
Saat terjadi komunikasi antarbudaya yang berbeda, karyawan merasa
0,643
0,284
Valid
4
Saat terjadi komunikasi antarbudaya yang berbeda, karyawan merasa
0,692
0,284
Valid
5
Saat berada di kantor, Anda merasa suhu atau temperatur lingkungan kerja Anda
0,740
0,284
Valid
6
Saat berada di kantor, Anda merasa pencahayaan lingkungan kerja Anda
0,746
0,284
Valid
7
Saat berada di kantor, Anda merasa
0,832
0,284
Valid
No
Pertanyaan
1
No
Pertanyaan
Corrected Item-Total Correlation
rtabel
Keterangan
suara di sekitar lingkungan kerja Anda 8
Saat berada di kantor, Anda merasa pengaturan lingkungan kerja Anda (warna, posisi tempat duduk, penataan ruangan)
0,596
0,284
Valid
9
Saat terjadi komunikasi antarbudaya yang berbeda, Anda merasa hubungan Anda dengan karyawan berbeda budaya
0,539
0,284
Valid
Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah, 2015
Berdasarkan pada tabel 1 dan 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji validitas variabel X dan Y telah melebihi rtabel yang sebesar 0,284. Hal ini berarti pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner untuk melakukan penelitian ini sudah layak digunakan atau sudah valid.
Uji Reabilitas Berikut merupakan hasil dari uji reabilitas penelitian yang berjudul Hubungan antara Kecemasan Komunikasi Antarbudaya dengan Kenyamanan Kerja Karyawan di Vibiz Consulting Group melalui perhitungan program SPSS.
Tabel 3 : Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel X Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,703
3
Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah, 2015
Tabel 4 : Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel Y Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,804
N of Items 9
Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah, 2015 Berdasarkan pada tabel 3 dan 4 diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji reabilitas untuk variabel X dan Y telah melebihi 0,6 yaitu 0,703 untuk variabel X dan 0,804 untuk variabel Y. Hal ini berarti hasil dari kuesioner dalam penelitian sudah reliabel untuk digunakan dalam penelitian.
Uji Normalitas Berikut merupakan hasil dari uji normalitas penelitian yang berjudul Hubungan antara Kecemasan Komunikasi Antarbudaya dengan Kenyamanan Kerja Karyawan di Vibiz Consulting Group melalui perhitungan program SPSS. Gambar 1 : Hasil Uji Normalitas Variabel X
Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah, 2015
Gambar 2 : Hasil Uji Normalitas Variabel Y
Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah, 2015 Berdasarkan pada gambar 1 dan 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebaran data pada variabel X dan variabel Y tidak menjauhi garis diagonal. Hal ini berarti bahwa penyebaran data dalam penelitian ini sudah terdistribusi secara normal.
Uji Korelasi Berikut merupakan hasil dari uji korelasi penelitian yang berjudul Hubungan antara Kecemasan Komunikasi Antarbudaya dengan Kenyamanan Kerja Karyawan di Vibiz Consulting Group melalui perhitungan program SPSS.
Tabel 5 : Tabel Hasil Uji Korelasi Correlations Kedalaman Kedalaman
Pearson Correlation
Kenyamanan 1
Sig. (2-tailed) N Kenyamanan
,050 ,729
50
50
Pearson Correlation
,050
1
Sig. (2-tailed)
,729
N
50
50
Sumber Data : Kuesioner yang telah diolah, 2015 Berdasarkan pada tabel 5 diatas, diketahui bahwa hasil korelasi adalah sebesar 0,050 dan signifikansi adalah 0,729. Dikarenakan hasil perolehan Sig. 0,729 > 0,050 maka hipotesis H0 yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara komunikasi antarbudaya terhadap kenyamanan karyawan diterima. Kemudian untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan diantara ke dua variabel penelitian tersebut, diperoleh nilai kerelasi sebesar 0,050 yaitu berada dalam <0,20 yang termasuk dalam hubungan yang rendah sekali. Hubungan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan adalah sebesar 0,05 yang berarti hubungan antara kedua variabel adalah rendah sekali atau tidak memiliki hubungan. Variabel kenyamanan karyawan tidak berhubungan dengan kecemasan komunikasi antarbudaya.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah melalukan penelitian terhadap perusahaan Vibiz Consulting Group khususnya terhadap hubungan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan kerja karyawan di perusahaan tersebut, maka hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan pada perusahaan Vibiz Consulting Group. Komunikasi antarbudaya dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam perusahaan. Namun dalam penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan kerja karyawan di Vibiz Consulting Group. Dibuktikan dalam penelitian ini bahwa kenyamanan karyawan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kecemasan komunikasi antar karyawan yang memiliki budaya berbeda. Maka berdasarkan pada hasil tersebut, hipotesis yang diterima adalah H0 dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan di Vibiz Group.
Bila dikaitkan dengan Teori Manajemen Kecemasan dan Ketidakpastian dan dengan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat intensitas komunikasi yang terjadi tidak berhubungan dengan tingkat kenyamanan karyawan dalam perusahaan Vibiz Consulting Group.
2.
Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan pada perusahaan Vibiz Consulting Group. Sebuah hubungan dapat terbentuk apabila satu variabel memiliki keterikatan dengan variabel yang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa hubungan antara komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan tidak saling mempengaruhi satu sama lain dengan signifikan. Hubungan yang terjadi antara komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan hanya terjadi sebesar 0,05 dan berada pada bagian kurang dari 0,199 dari tabel korelasi. Hal ini berarti bahwa kenyamanan karyawan hampir tidak memiliki hubungan dengan kecemasan dalam komunikasi antarbudaya yang terjadi dalam perusahaan Vibiz Consulting Group. Apabila dikaitkan dengan Teori Manajemen Kecemasan dan Ketidakpastian, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat intensitas komunikasi yang terjadi tidak berhubungan dengan tingkat kenyamanan karyawan dalam perusahaan Vibiz Consulting Group. Dari data yang berhasil diperoleh dari pembagian kuesioner terlihat bahwa tidak terdapat hubungan antara komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan di perusahaan Vibiz Consulting Group. Hubungan diantara kedua hal tersebut hanya sebesar 0,05 yang berarti bahwa kenyamanan karyawan tidak memiliki hubungan dengan kecemasan dalam melakukan komunikasi antarbudaya.
Saran Setelah melakukan penelitian hubungan antara kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan di Vibiz Consulting Group dan hasil simpulan, maka terdapat beberapa saran untuk penelitian ini. Saran tersebut adalah:
Saran Praktis Saran praktis ini adalah saran yang ditujukan kepada perusahaan Vibiz Consulting Group tempat penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kecemasan Komunikasi Antarbudaya dengan Kenyamanan Kerja Karyawan di Vibiz Consulting Group” dilakukan. Berikut adalah saran praktis tersebut: 1.
2.
Vibiz Consulting Group hendaknya tetap mempertahankan kondisi kenyamanan karyawan yang tidak dipengaruhi oleh komunikasi antarbudaya tersebut karena dengan demikian maka karyawan tidak akan merasa terbebani untuk melakukan komunikasi dengan karyawan yang memiliki budaya berbeda sehingga komunikasi dapat terus berjalan dengan efektif tanpa dipengaruhi oleh perbedaan budaya. Vibiz Consulting Group dapat lebih memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja di perusahaan sehingga karyawan dapat terus merasa nyaman dan termotivasi untuk bekerja di perusahaan tersebut untuk mencapai hasil yang maksimal.
Saran Akademis Saran akademis adalah saran yang ditujuan kepada seluruh pembaca penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kecemasan Komunikasi Antarbudaya dengan Kenyamanan Kerja Karyawan di Vibiz Consulting Group”. Saran tersebut adalah diharapkannya penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan bagi siapa saja yang tertarik dalam melakukan penelitian serupa mengenai hubungan kecemasan komunikasi antarbudaya dengan kenyamanan karyawan dalam suatu perusahaan.
REFERENSI Buku Ardianto, E. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations : Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Simbiosa Rekatama Media Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Aritonang, R., Lebrin, R. (2007). Teori dan Praktik Riset Pemasaran. Bogor : Ghalis Indonesia. Budhiman, C. H., Hutagalung, R., Sutini, Indriani, W. S., Handayani, A., Sartuni, R., et al. (2009). Komunikasi Bisnis Efektif. Tangerang : PT PUSTAKA MANDIRI. Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Darmastuti, R. (2013). Mindfullnes Dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Buku Litera. Desideria. (2007). Komunikasi Antarbudaya. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka. Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Kolcaba, K. (2005). Comfort Theory And Application to Pediatric Nursing. New York : Springer Publishing Company. Kountur, R. (2005). Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. (Edisi Revisi). Jakarta : Penerbit PPM. Littlejohn, S.W, & Foss, K.A. (2009). Teori Komunikasi. (Edisi 9). Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. Mulyana, D, & Rakhmat, J. (2010). Komunikasi Antarbudaya: Panduan Berkomunikasi dengan Orang Berbeda Budaya. Bandung : Rosda Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta : MediaKom. Santoso, S. (2010). Structural Equation Modelling. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Samovar, A. L., Porter., R.E., & McDaniel, E. R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta : Salemba Humanika. Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta : Gramedia. Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana. Soedarsono, D. D. (2009). SISTEM MANAJEMEN KOMUNIKASI Teori, Model dan Aplikasinya. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta. Sulistyo, J. (2010). 6 Hari Jago SPSS. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer. Sunyoto, D. (2012). Teori, Kuesioner dan Analisis Data Sumber Daya Manusia : Praktik Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center for Academic Publishing Service) Usman, H., Setiady, P.A. (2008). Metodologi Penelitian Sosial. Bandung : Bumi Aksara Vardiansyah, D. (2005). Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Indeks Zuhdi, D. U. (2011). Komunikasi Bisnis; Pemahaman Secara Mudah. Yogyakarta : Wahana Totalita Publisher.
Jurnal Bucker, Joost J.L.E., Furrer, Oliver., Poutsma, Erik., Buyens, Dirk. (2014). The Impact of Cultural Intelligence on Communication Effectiveness, Job Satisfaction and Anxiety for Chinese
Host-Country Managers Working for Foreign Multination. The International Journal of Human Resource Management, 25 (14), 1-38. Jenifer, R. Delecta., Raman, Dr. G. P. (2015). Cross Cultural Communication Barriers in Workplace. International Journal of Management, 6 (1), 348-351. Logan, Shanna., Steel, Zachary., Hunt, Caroline. (2014). Investigating the Effect to Anxiety, Uncertainty and Ethnocentrism on Willingness to Interact in an Intercultural Communication. Journal of Cross-Cultural Psychology, 46 (1), 39-52. Lubis, Lusiana A. (2012). Komunikasi Antarbudaya Tionghoa dan Pribumi dalam Penggunaan Bahasa. Jurnal Ilmu Komunikasi, 10 (3), 285-294. Zein, Sherman. (2012). Komunikasi Antarbudaya: Sebuah Alternatif dalam Pemecahan Masalah Interaksi Sosial. Journal of Advanced Communication, 2 (1), 340-362
RIWAYAT PENULIS Lia Purwati lahir di kota Bogor pada 3 Desember 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Komunikasi Pemasaran pada 2015.