HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT INDONESIA YANG BEKERJA DI QATAR Tri Sukmono 1, Tri Hartiti, S.K.M., M.Kep.2, Ns. Edi Wuryanto, M.Kep.3 Abstrak Pekerjaan perawat sangatlah berat.
Satu
sisi perawat harus
menjalankan tugas menyangkut kelangsungan hidup pasien yang dirawatnya, Di sisi lain keadaan psikologis perawat sendiri harus tetap terjaga. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan rasa tertekan pada perawat, sehingga mudah sekali mengalami stres. Tujuannya penelitian untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dengan tingkat stres kerja perawat Indonesia yang bekerja di Qatar. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Karakteristik perawat Indonesia di Qatar adalah: Jenis kelamin, Umur, Pendidikan, Pengalaman kerja, Status nikah, Status keluarga, Jabatan dan lama tinggal. Hasil penelitian didapatkan tingkat stres kerja tinggi 50%, stres rendah 50%. Ada hubungan antara pengalaman kerja dengan stress dengan p value = 0.000 ,lama kerja dengan stress kerja dengan p value = 0.025, status keluarga dengan stress kerja p value = 0.010.Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stress dengan p value = 1.000, umur dengan stress kerja 0.288, tingkat pendidikan mempunyai p value yang sama yaitu 0.288, Jabatan mempunyai p value = 0.605. Saran peneliti diperlukan persiapan mental, kematangan dalam berpikir, ketrampilan kerja, pengalaman kerja untuk meminimalkan stres kerja sebelum bekerja dengan pelatihan khusus perawat mahir. Kehadiran keluarga sangat diperlukan dalam mendampingi suami untuk menciptakan ketenangan lahir dan batin.
Kata kunci: Karakteristik individu, stres kerja Kepustakaan : 22 ( 1992 - 2011)
1
RELATIONSHIP BETWEEN THE CHARACTERISTICS OF INDIVIDUALS WITH STRESS LEVEL INDONESIAN NURSE WORKING IN QATAR Tri Sukmono 1, Tri Hartiti, S.K.M., M.Kep.2, Ns. Edi Wuryanto, M.Kep.3
Abstrack Nurse job is very hard. One side nurses must perform tasks related to survival of patients nursed, In the other hand psychological state nurses themselves must be maintained. These conditions can cause distress to the nurse. The goal of research is to determine the relationship between individual characteristics with the stress level of Indonesian nurses working in Qatar. This study uses analytic survey with cross sectional approach. Characteristics of Indonesian nurses in Qatar are: Gender, Age, Education, Work experience, Marital status, Family status, Position and length of stay. The results is high level of work stress 50%, 50% lower stress. There is a relationship between the stress of work experience with p value = 0.000, length of employment with the stress of working with p value = 0025, status family with work stress p value = 0.010. No relationship between sex with stress with p value 1.000, Age at work stress 0.288, p level of education have the same value 0.288, Title has a p value 0.605. Suggestions are needed mental preparation, maturity in thinking, skills, work experience in order to minimize stress prior working with special training. The presence of family is needed to accompany her husband to create serenity outwardly and inwardly.
Key words: Individual characteristics, work stress Bibliography: 22 (1992 - 2011)
2
PENDAHULUAN Tugas pokok seorang perawat adalah merawat pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Seorang perawat, karena pekerjaannya yang dinamis, perlu memiliki kondisi tubuh yang baik, sehat, dan mempunyai energi yang cukup. Kondisi tubuh yang kurang menguntungkan akan berakibat seorang perawat mudah patah semangat bilamana saat bekerja ia mengalami kelelahan fisik, kelelahan emosional, dan kelelahan mental. Perawat dalam bekerja berhubungan secara langsung dengan berbagai macam klien dan tipe penyakit dalam berbagai respon yang berbeda. Keadaan klien merupakan tanggung jawab perawat dalam melakukan perawatan sampai pasien sembuh atau menghadapi kematian. Hal ini didukung oleh Smet (1994) bahwa pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia juga dapat menimbulkan stress. Tanggung jawab perawat yang begitu besar terhadap klien dapat menambah stres kerja pada perawat, sehingga baik secara langsung maupun tidak, akan menyebabkan peningkatan stres pada perawat ditambah dengan masalah yang dihadapi perawat sebagai individu seorang manusia. Stres yang berlebihan akan berakibat buruk terhadap individu untuk berhubungan dengan lingkungannya secara normal. Akibatnya kinerja mereka menjadi buruk dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap organisasi di mana mereka bekerja. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Rozikin (2006) di mana diketahui bahwa faktor konflik peran dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sementara itu, Gibson, dkk (2002) menjelaskan beberapa dampak dari stres kerja, antara lain depresi, kecelakaan kerja, rendahnya daya konsentrasi, menurunnya loyalitas, di mana hal ini dapat mengakibatkan produktivitas organisasi yang rendah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Schaufeli (dalam Eviaty, 2005) menunjukkan profesi bidang kesehatan dan pekerja sosial menepati urutan pertama yang paling banyak mengalami stress, yaitu sekitar 43%. Di antara profesi di bidang kesehatan, perawat memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan dokter dan apoteker. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi stres kerja, salah satunya adalah karakteristik individu. Karakteristik demografi individu memiliki kaitan dengan stres yang dialami individu terkait dengan pekerjaannya (Gibson, dkk, 2002). Dalam beberapa penelitian diungkapkan bahwa faktor karakteristik usia, jenis kelamin, bidang pekerjaan, pengalaman kerja (Wijono, 2006), dan status perkawinan (Rahmawati, 2008) berpengaruh terhadap tingkat stress kerja. Mengingat pentingnya upaya dalam mengatasi permasalahan stress kerja dikalangan perawat khususnya yang bekerja di Qatar, maka diperlukan langkah-langkah pencegahan, salah satunya melalui identifikasi terhadap karakteristik perawat Indonesia yang bekerja di Qatar dan dilakukan analisis mengenai keterkaitan antara karakteristik individu dengan stress kerja yang dialaminya. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih jauh tingkat stres kerja perawat Indonesia yang bekerja di Qatar ditinjau dari karakteristik individu.
3
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Karakteristik perawat Indonesia yang bekerja dan tinggal di Qatar sebagian besar adalah berjenis kelamin laki-laki (87,5%), Umur perawat yang tinggal di Qatar sebagian besar antara 31-40 ( dewasa tengah) yaitu sebesar 72,5%, Pendidikan perawat yang tinggal di Qatar sebagian besar masih SPK yaitu 42,5%, diikuti oleh D3 keperawatan 40%, Pengalaman kerja perawat yang tinggal di Qatar sebagian besar 1-5 tahun yaitu sebanyak 50%, Semua perawat Indonesia yang bekerja di Qatar 100% menikah sedangkan yang tinggal dengan keluarga 60%, sisanya tinggal sendiri sebanyak 40%, Adapun jabatan yang dipangkunya sebagian besar adalah staf perawat sebanyak 90%, sedangkan lamanya kerja di Qatar antara 1 – 5 tahun sebanyak 57.5%, 6 – 10 tahun 42.5%. HASIL Hasil penelitian didapatkan Tingkat stres kerja perawat yang stres tinggi 50% dan stres rendah 50%. Ada hubungan antara pengalaman kerja dengan stress dengan p value = 0.000 ,lama kerja dengan stress kerja dengan p value = 0.025 dan status keluarga dengan stress kerja p value = 0.010.Tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stress dengan p value = 1.000, umur dengan stress kerja 0,288, dan tingkat pendidikan mempunyai p value yang sama yaitu 0.288, Jabatan mempunyai p value = 0.605. PEMBAHASAN Pada Analisis univariat didapatkan gambaran karakteristik responden yang meliputi: 1. Jenis kelamin Menunjukkan bahwa jenis kelamin responden terbanyak yaitu laki – laki sebanyak 29 orang (87%) sedangkan responden perempuan sebanyak 11 orang (12.5%). 2. Umur Menunjukkan bahwa umur responden terbanyak yaitu pada kelompok umur 31-40 tahun yang mencapai 29 orang (72.5%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden dengan kelompok umur >40 tahun sebanyak 11 orang (27.5%). 3. Pendidikan Sebagian besar pendidikan responden adalah SPK yaitu sebanyak 17orang (42.5%), pendidikan AKPER Sebanyak 16 orang (40%) dan sisanya adalah pendidikan SPK+AKPER hanya 7 orang (17.5%).
4
4. Pengalaman Kerja Lama pengalaman kerja responden dikelompok 1 – 5 tahun sebanyak 20 orang (50%), kelompok 6 – 10 tahun 14 orang (35%) dan >10 sebanyak 6 orang (15%). 5. Status perkawinan Semua responden perawat Indonesia yang bekerja di Qatar berstatus menikah. 6. Status keluarga Bahwa sebagian besar responden Bersama keluarga yaitu sebanyak 24 orang (60%), sedangkan sendiri 16 orang (40%). 7. Jabatan Jabatan kerja responden sebagai staf keperawatan sebanyak 36 orang (90%), Kepala Perawat sebanyak 4 orang (10%). 8. Lama kerja di Qatar Lama kerja responden di Qatar antara 1 – 5 tahun sebanyak 23 orang (57.5%), sedangkan 6 – 10 tahun sebanyak 17 orang (42.5%). Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan hasil tingkat stress menunjukkan bahwa tingkat stres responden di Qatar kategori tinggi sebanyak 20 orang (50%), sedangkan kategori rendah sebanyak 20 orang (50%). Dari hasil analisa bivariat didapatkan bahwa: 1. Jenis kelamin tidak ada hubungannya dengan tingkat stress hal ini ditunjukan dengan adanya nilai expected count < 5 maka yang dibaca fisher exact test, Apabila p-value < 0.05 bisa dikatakan ada hubungan antara dua variable, Oleh karena p-value pada fisher exact test = 1.000 yang berarti > 0.05. 2. Umur, Dari hasil analisis data didapatkan nilai expected countnya > 5 oleh karena itu pembacaan hasilnya focus pada Pearson Chisquare, Didapatkan p-value 0.288, kesimpulannya tidak ada hubungan antara umur dan tingkat stres. 3. Tingkat pendidikan, Hasil penelitian menunjukan adanya expected countnya ada < 5 maka pembacaanya fokus pada fisher exact test, hasil p-value pada fisher exact test = 0.288 yang artinya > 0.05 dapat disimpulkan kalau tingkat pendidikan tidak ada hubungan dengan tingkat stres. 4. Pengalaman kerja, Menunjukan adanya hubungan yang signifikan karena nilai expected count < 5 maka yang dibaca fisher exact test, Apabila p-value < 0.05 bisa dikatakan ada hubungan antara dua variable, Oleh karena p-value pada fisher exact test = 0.000 yang berarti < 0.05 . 5. Status keluarga, Analisis data dapatkan expected count tidak ada < 5 maka yang dibaca adalah Pearson Chi square = 6.667 dengan nilai p-value = 0.010, < 0.05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara status keluarga di Qatar dengan tingkat stres.
5
6. Jabatan, Dari analisis data didapatkan expected countnya ada < 5 maka pembacaanya fokus pada fisher exact test, hasil p-value pada fisher exact test = 0.605 yang artinya > 0.05 dapat disimpulkan jabatan tidak ada hubungan dengan tingkat stres. 7. Lama tinggal / kerja di Qatar, Menunjukan adanya hubungan yang berarti dengan tingkat stres, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis data didapatkan expected count semuanya > 5 maka yang dibaca adalah Pearson Chi square = 5,013 dengan p-value 0.025, dapat disimpulkan adanya hubungan antara lama kerja di Qatar dengan tingkat stres. PENUTUP Dalam menjalankan peran dan fungsinya seorang perawat dituntut memiliki keahlian, pengetahuan, dan konsentrasi yang tinggi. Selain itu pula seorang perawat selalu dihadapkan pada tuntutan idealisme profesi dan sering menghadapi berbagai macam persoalan baik dari pasien maupun teman sekerja. Itu semua menimbulkan rasa tertekan pada perawat, sehingga mudah mengalami stres. Diperlukan persiapan mental, kematangan dalam berpikir, ketrampilan kerja dan pengalaman kerja yang cukup untuk mengantisipasi, meminimalkan stres kerja perawat sebelum bekerja di luar negri dengan program pelatihan khusus perawat mahir. Kehadiran keluarga (anak,istri) sangat diperlukan dan memegang peranan penting dalam mendampingi suami (perawat laki-laki) untuk menciptakan ketenangan lahir dan batin dalam bekerja diluar negri yang jauh dari keluarga.
1
Tri Sukmono: Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes Universitas
Muhammadiyah Semarang. 2
Tri Hartiti, SKM., M.Kep.: Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang 3
Ns. Edi Woeryanto, M.Kep.: Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
6
KEPUSTAKAAN Eviaty & Satiadarma, M.P. (2005). Persepsi terhadap Dukungan Rekan Sekerja dan Gejala Burnout (Studi pada Perawat Unit Perawatan Intensif). Jurnal Phronesis. Vol. 7, No. 2. Jakarta : Fakultas Psikologi Tarumanagara Gibson, J.L, Ivancevich, J.M, & Donnelly, Jr., J.H. (2002). Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses. Tangerang: Binarupa Rahmawati, S. 2008. Analisis Stres Kerja Karyawan pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Diunduh Dari journal.ipb.ac.id/index.php/jmanajemen/article/view/1605/668 Rozikin, Z. 2006. Pengaruh konflik peran dan stres kerja terhadap kinerja karyawan pada Bank Pemerintah di kota Malang. Jurnal aplikasi manajemen, Vol 4, No 2. Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia Wijono, S. 2006. Pengaruh Kepribadian Type A dan Peran Terhadap Stres Kerja Manajer Madya. INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006.
7
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT INDONESIA YANG BEKERJA DI QATAR
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan
Semarang, Mei 2012
Pembimbing I
Tri Hartiti, S.K.M., M.Kep.
Pembimbing II
Ns. Edy Wuryanto, M.Kep.
8
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT INDONESIA YANG BEKERJA DI QATAR
Manuscript
Oleh Tri Sukmono G2A210076
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012
9