Hubungan antara Kadar Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Sekolah Dasar dengan Pendapatan Orang Tua
MEGA BINZIRIA
SEKOLAH PASCASARJANA KIMIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Abstract MEGA BINZIRIA. Correlation between the Concentration of Trace Elements Zn, Se, and Co in Hair Children Elementary School and their Parents Income. Supervised by DONDIN SAJUTHI and HENDRA ADIJUWANA
Zinc, selenium, and cobalt are an essential microelements required for the children. The quality of food consumed by the students related to their parents income. The purpose of this research was to observe the relationship between the concentration of Zn, Se, and Co in hair elementary school and their parents income. The analysis of Zn, Se, and Co has been determined by atomic absorption spectroscopy method (AAS). The research data was processed by one way ANOVA analysis. The ranges in concentrations of Zn, Se, and Co was 111.4 to 747.8 ppm, 0.092 to 1.22 ppm, and 7.64 to 15.29 ppm, respectively. Of the elements studied Zn was found to have the highest concentration and Se the lowest. The average concentration of Zn in girl’s hair about four times (626.8 ppm) higher than boy’s hair (146.8 ppm). The highest concentration of Se was found in boy’s hair from lowincome parents but in girl’s hair from high-income parents. Keywords : microelement, hair, elementary school, parents income.
Halaman Pengesahan
Judul Tesis: Hubungan antara Kadar Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Sekolah Dasar dengan Pendapatan Orang Tua Nama
: Mega Binziria
NIM
: G451 090 281
Disetujui Komisi Pembimbing,
Prof. drh. Dondin Sajuthi, MST, Ph.D Ketua
Ir. Hendra Adijuwana, MST Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana
Pascasarjana Kimia
Prof. DR. Purwantiningsih Sugita, M.S
Tanggal Ujian : 4 Juli 2011
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia- Nya sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Proposal penelitian ini berjudul “ Analisis Unsur Runut Esensial Pada Rambut Siswa Sekolah Dasar Serta Korelasinya Dengan Taraf Penghasilan Orang Tua”. Disadari bahwa penulisan proposal penelitian ini dapat mengalami perubahan seiring dengan dilakukan tahapan penelitian dan perbaikan dari komisi pembimbing. Dengan demikian proposal penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam melaksanakan penelitian. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Komisi Pembimbing Prof.drh. Dondin Sajuthi, MST, Ph.D dan Ir. Hendra Adijuwana, MST yang telah meluangkan waktunya untuk mengoreksi secara detail. Semoga tesis ini bermanfaat bagi khalayak, khususnya masyarakat akademisi dan masyarakat umumnya. Amin
Bogor, November 2010
Mega Binziria
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL
……………………………………………………
v
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………
vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….
vii
PENDAHULUAN………………………………………………………
1
Latar Belakang…………………………………………………..
1
Rumusan Masalah………………………………………………..
3
Hipotesis…………………………………………………………. 4 Batasan Masalah…………………………………………………
4
Tujuan Penelitian………………………………………………… 4 Manfaat Penelitian……………………………………………….. 4
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………
5
Rambut…………………………………………………………..
6
Zink………………………………………………………………
9
Selenium…………………………………………………………
13
Kobalt …………………………………………………………… 14 Spektroskopi Absorpsi Atom ……………………………………
BAHAN DAN METODE……………………………………………….
16
18
Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………
18
Bahan dan Alat…………………………………………………..
18
Teknik Pengambilan Sampel…………………………………….
18
Prosedur Kerja…………………………………………………..
19
Penetapan Kadar Air……………………………………………… 19 Preparasi Sampel…………………………………………………
19
Preparasi Larutan Standar………………………………………..
20
Analisis Logam Zn, Se, dan Co dalam Sampel………………….
20
Analisis Statistik ……………………………………………….
21
HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………..
22
Hasil Analisis Kimia……………………………………………… 22 Analisis Statistik…………………………………………………
22
Unsur Runut Zink………………………………………………… 23 Unsur Runut Selenium…………………………………………… 27 Unsur Runut Kobalt……………………………………………… 32
SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………… 36 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 38 LAMPIRAN……………………………………………………………… 42
DAFTAR TABEL Halaman
1 Pengelompokkan Pendapatan Orang Tua Siswa………………………. 5 2 Angka Kecukupan Zn per hari………………………………………….. 12 3 Angka Kecukupan Se per hari………………………………………………… 14 4 Rerata Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Laki-laki-Perempuan...22 5 Korelasi Zn, Se, Co terhadap Pendapatan Orang Tua………………………… 23 6 Uji Duncan Unsur Se terhadap Pendapatan Orang Tua………………………. 31 7 Uji Duncan Unsur Se terhadap Interaksi antara Pendapatan Orang Tua dengan Jenis Kelamin ………………………………………………………… 31 8 Uji Duncan Unsur Co terhadap Pendapatan Orang Tua……………………… 34 9 Uji Duncan Unsur Co terhadap Interaksi antara Pendapatan Orang Tua dengan Jenis Kelamin ………………………………………………………
i
35
DAFTAR GAMBAR Halaman
1 Mekanisme Reaksi Rantai Samping Protein ……………………. ……... 7 2 Struktur Folikel Rambut Manusia ……………………………….……... 7 3 Bagan Metabolisme Zink dalam Tubuh …………………………………11 4 Bagan Metabolisme Kobalamin dalam Tubuh …………………………. 15 5 Struktur kobalamin …………………………………………………….. 16 6 Skema Alat Spektofotometer Serapan Atom……………………………. 17 7 Histogram Rerata Unsur Zn pada Rambut Siswa laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua……………………… 24 8 Histogram Rerata Unsur Se pada Rambut siswa laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua ……………………… 28 9 Histogram Rerata Unsur Co pada Rambut Siswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua……………………….. 32
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1 Bagan Alir Penelitian…………………………………………………… 43 2 Hasil Analisis Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa…………….. 44 3 Analisis Ragam Unsur Zn, Se, dan Co…………………………………. 46 4 Uji t Unsur Zn, Se, dan Co dengan Pendapatan Orang ………………… 47 5 Rerata Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut siswa ……………………... 48 6 Quisener Pola Makan Siswa…………………………………………
49
7 Respon Quisener Pola Makan Siswa………………………………
51
iii
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang membangun disegala bidang. Salah satu faktor yang dianggap penting dalam memacu pembangunan disamping faktorfaktor lainnya adalah faktor gizi karena berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Secara klasik pengertian gizi dapat diartikan sebagai sarana penyedia energi, membangun, dan memelihara jaringan tubuh serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Pengertian gizi dalam artian lebih luas selain untuk kesehatan, gizi dihubungkan dengan potensi ekonomi seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizi karena dapat mempengaruhi perkembangan otak dan perilaku, kemampuan belajar dan produktivitas kerja (Almatsier 2006) Gizi dapat juga diartikan sebagai proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolisme yang dipergunakan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan fungsi organ tubuh dan produksi. Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang artinya asupan zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan. Kesetimbangan zat gizi yang tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama dapat membuat seseorang mempunyai status gizi yang buruk. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi gizi buruk secara langsung, yaitu anak tidak mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai, dan anak mungkin menderita penyakit infeksi (Dinkes 2004). Kesetimbangan
antara
asupan
dan
kebutuhan
gizi
sangat
mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, kecerdasan, kesehatan, dan aktivitas anak. Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang ditentukan oleh jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasukan, distribusi dalam keluarga dan kebiasaan makan seseorang (Almatsier 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dapat ditimbulkan oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab tidak langsung salah satunya adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutu gizinya (Soekiman 2010).
2
Lampung merupakan provinsi yang berada paling selatan dari pulau Sumatra. Aktivitas penduduk provinsi Lampung sebagian besar bergerak di bidang pertanian, perkebunan, budidaya perikanan dan hanya sebagian kecil sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk menata tempat tinggal penduduk Lampung, pemerintah propinsi Lampung membangun beberapa kompleks perumahan. Way Halim Permai merupakan salah satu kawasan perumahan yang berada di kota Bandar Lampung. Kompleks perumahan ini mempunyai bangunan sekolah dasar juga sarana kebutuhan masyarakat seperti puskesmas dan pasar tradisional.
Berdasarkan data statistik
Indonesia tahun 2006-2008 mengenai tingkat kemiskinan dan laju pertumbuhan 30 provinsi yang ada di Indonesia, provinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang mampu menurunkan tingkat kemiskinan. Ada suatu keterkaitan antara pendapatan dan gizi, besarnya pendapatan akan menentukan akses pangan secara ekonomi, jumlah dan kualitas pangan, serta daya beli pangan sehingga akan memberi dampak pada konsumsi dan gizi nutrisi (Suyatno 2010). Suatu biomonitor potensial untuk mendiagnosis status nutrisi seseorang dapat dilakukan dengan analis rambut (Cun et al. 1985). Rambut merupakan protein yang dapat berfungsi sebagai jaringan pengeluaran bagi unsur esensial, unsur non esensial dan unsur yang bersifat toksik. Unsur-unsur yang tidak dapat diolah kembali umumnya akan menyatu dengan pertumbuhan rambut, konsentrasi unsur yang terdapat dalam rambut tetap selama struktur rambut tidak berubah. Analisis rambut memiliki kelebihan ketika mendeteksi keberadaan unsur logam dibandingkan analisis darah dan analisis urin dimana kedua analisis ini kurang dapat memberikan indikasi jalur pengeluaran unsur dari dalam tubuh (Ayodele et al. 2010). Penelitian yang menggunakan rambut sebagai media untuk mendeteksi keberadaan unsur yang terdapat dalam tubuh telah banyak dilakukan seperti Ogboko et al (2009) meneliti kadar unsur Pb dan Cd dalam rambut dan saliva pada anak-anak yang hidup di daerah penghasil biji-bijian dengan memperhatikan faktor sosial-ekonomi serta lingkungan tempat mereka tinggal. Cun et al (1985) meneliti kadar Zn dalam rambut dan darah pada anak-anak prasekolah di Cina yang mengalami pica, anorexia dan pertumbuhan yang lambat. Chen et al
3
(1980) menyelidiki hubungan antara penyakit keshan yaitu penyakit kelainan jantung pada anak-anak dengan selenium, Ulvi et al (2002) meneliti kadar Zn serta Cu pada rambut penderita epilepsi. Unsur runut memiliki empat peran penting bagi kehidupan organism : 1. Sebagai pembentuk struktur enzim, merupakan bagian inti dari katalis agar dapat berlangsungnya reaksi biologis. 2. Beberapa dari unsur runut berperan sebagai donor atau aseptor elektron pada reaksi reduksi atau oksidasi. 3. Beberapa unsur runut berperan sebagai transport dan pelepas oksigen dalam tubuh. 4. Beberapa unsur runut mempunyai peran struktural, memberikan kestabilan dan struktur tiga dimensinya merupakan molekul biologis yang penting (Nielsen & Hunt 1988). Dalam tubuh mineral zink dan selenium berguna untuk pertumbuhan, kecerdasan, dan daya imun. Pemberian suplemen selenium dapat dengan nyata meningkatkan IQ anak (Hamim 2008). Kobalt dibutuhkan oleh tubuh dalam bentuk vitamin B 12 berfungsi mencegah terjadinya anemia. Defisiensi mineral mikro Zn, Se, dan Co dapat
menyebabkan
ganguan
dalam
metabolisme
tubuh
maupun
dalam
perkembangan IQ. Terpenuhinya kebutuhan mineral dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh pola makan, taraf pendapatan, dan lingkungan tempat tinggal.
Rumusan Masalah Unsur-unsur mineral merupakan zat gizi yang mutlak diperlukan untuk melakukan fungsi tubuh dan harus dipenuhi melalui makanan (Almatsier 2006). Melihat besarnya peran pendapatan dalam pemenuhan kebutuhan pangan maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kadar unsur yang ada pada rambut siswa SDN I Way Halim terhadap pendapatan orang tua. Penelitian ini memfokuskan pada analisis kadar unsur Zn, Se, dan Co.
4
Hipotesis Terdapat hubungan antara kadar unsur runut Zn, Se, dan Co pada rambut siswa terhadap pendapatan orang tua melihat besarnya peran pendapatan dalam memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Dengan semakin tinggi tingkat pendapatan orang tua diharapkan kadar unsur runut semakin tinggi sesuai dengan kisaran kadar unsur runut dalam rambut. Batasan Masalah Untuk mendapatkan gambaran konsentrasi unsur runut Zn, Se, dan Co pada siswa sekolah dasar (SD) serta korelasinya dengan taraf pendapatan orang tua, penelitian ini menggunakan siswa SD kelas satu Negeri I Way Halim Permai di provinsi Lampung sebagai sempel penelitian. Penelitian ini menggunakan metode AAS sebagai metode untuk menganalisis unsur runut dalam rambut.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis unsur runut Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SDN I Way Halim Permai di provinsi Lampung serta untuk mendapatkan informasi keterkaitan taraf pendapatan orang tua dengan kadar unsur runut. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mendeteksi secara dini level status kadar unsur siswa, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan dengan memberikan berbagai suplemen mikro yang diperlukan sesuai dengan batas anjuran yang ditentukan.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Makanan bergizi merupakan makanan yang diperlukan untuk melakukan proses metabolisme, mengandung unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan. Gizi yang baik turut berperan dalam pencegahan terjadinya berbagai macam penyakit infeksi dan mendukung tumbuh kembang anak yang optimal. Ketercukupan makanan bergizi ini dapat dipengaruhi oleh pola makan dan pendapatan orang tua. Pengaturan pola makan sehari-hari yang seimbang seperti tertuang pada Pedoman Umum Gizi Seimbang Direktorat Gizi Masyarakat RI antara lain adalah mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam serta memenuhi kecukupan energi. Pendapatan sangat berpengaruh dalam memenuhi akses pangan secara ekonomi, jumlah dan kualitas pangan, serta daya beli pangan sehingga memberi dampak pada konsumsi dan gizi seseorang. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung terhadap taraf penghasilan dengan mengacu tingkat pengeluaran penduduk Lampung maka diperoleh tingkat pengeluaran penduduk lampung tahun 2009 minimal sebesar Rp. 630.000 (enam ratus tiga puluh ribu rupiah) berarti pendapatan penduduk lampung sedikit diatas taraf pengeluaran penduduk lampung. Acuan yang digunakan oleh BPS dalam menentukan taraf penghasilan berdasarkan tingkat pengeluaran karena pengeluaran merupakan indikator riil yang paling mendekati dengan pendapatan yang dihasilkan. Dari hasil survei yang dilakukan di SDN I Way Halim provinsi Lampung pendapatan orang tua dapat dikelompokkan seperti pada Tabel 1
Tabel 1 Pengelompokan Pendapatan Orang Tua Rendah (Rp) 1.000.000
Sedang (Rp)
Tinggi (Rp)
> 1.000.000 sampai
> 2.000.000
dengan 2.000.000
6
Pendapatan berpengaruh besar dalam mempengaruhi status gizi seseorang. Status gizi yang baik atau optimal terjadi bila zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi dan digunakan secara efisien sehingga memungkinkan terjadinya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan. Status gizi dikatakan lebih bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebih, sedangkan status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi seseorang dipengaruhi oleh konsumsi makan yang ditentukan oleh jumlah dan jenis pangan yang dibeli (Almatsier 2006). Keadaan sosial ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang menentukan jumlah makanan yang tersedia dalam keluarga sehingga menentukan status gizi keluarga tersebut.
Wayne (2004) yang melakukan penelitian mengenai keterlibatan orang tua pada kompetisi sosial serta akademik murid-murid Taman Kanak-Kanak di daerah urban meyimpulkan bahwa anak-anak yang berasal dari orang tua berpenghasilan tinggi memiliki sifat lebih kooperatif, memiliki kontrol diri dan perkembangan kognitif lebih baik dibandingkan anak-anak yang tumbuh dengan penghasilan orang tua rendah. Rambut Rambut adalah bagian tubuh dari mahluk hidup yang mengandung 88 % protein keratin. Protein keratin merupakan rantai polipeptida, bila protein ini diuraikan lagi maka akan dihasilkan asam-asam amino. Akar rambut mengandung protein keratin yang kaya gugus sulfhidril (-SH) dan gugus disulfida (-S-S-). Gugus sulfhidril (-SH) dan disulfida (S-S) mempunyai kemampuan mengikat unsur-unsur yang masuk ke dalam tubuh (Nnorom et al. 2005). Proses pengikatan unsur-unsur pada rambut dapat dijelaskan sebagai berikut:
7
+ Zn2+
Zn
+ 2H+
Gambar 1 Reaksi Ion Zn2+ dengan Rantai Samping Sistein (Nnorom et al. 2005).
Struktur rambut terdiri dari lapisan dalam (medula), korteks, dan lapisan luar yang kuat (kutikula) seperti terlihat pada gambar berikut
Gambar 2 Folikel Rambut Manusia (Bergfield 2007).
Rambut merupakan salah satu media penelitian yang memiliki potensi sangat luas. Penelitian yang menggunakan media rambut dapat mencakup bidang pengobatan, biologi, ilmu perkembangan lingkungan, forensik, kedokteran dan
8
sosoial-ekonomi. Beberapa pertimbangan rambut sebagai media penelitian unsur runut karena didalam rambut unsur runut terakumulasi dengan konsentrasi lebih besar dari pada dalam darah maupun dalam urin, rambut mampu memberikan informasi historial sehingga dapat digunakan mengukur unsur runut dalam menentukan status nutrisi (Nnorom et al. 2005), selain itu rambut juga merupakan jaringan yang ideal untuk studi epidemologi karena pada saat pengambilannya tidak menimbulkan rasa sakit, tempat pembuangan yang normal, mudah dikumpulkan, disimpan dan dianalisis. Analisis rambut memiliki kelebihan ketika mendeteksi keberadaan unsur runut dibandingkan analisis darah dan analisis urin, karena kedua analisis tersebut tidak dapat menggambarkan kondisi dalam jangka waktu lampau mengenai banyaknya racun dari unsur runut di dalam tubuh. Analisis darah mengukur komponen yang terserap sementara dalam sirkulasi sebelum pembuangan dan penyimpanan, sedangkan analisis urin hanya mencerminkan kadar unsur runut beracun yang dilepaskan dari darah oleh ginjal untuk jangka waktu pendek, yakni beberapa jam saja. Oleh sebab itu dengan melakukan penelitian pada rambut maka kita dapat mengungkapkan data kelebihan, kekurangan dari unsur runut. Unsur runut yang akan di deteksi berada pada daerah kutikula, daerah ini disusun oleh polimerisasi protein dengan matriks protein sulfur yang homogen, dan bagian rambut yang aktif menyerap unsur runut dari makanan adalah matriks sel pada papilla dari kantung rambut (Bergfield 2007). Penggunan rambut sebagai media untuk mengevaluasi unsur runut yang terdapat dalam tubuh telah banyak dilakukan seperti Ogboko et al (2009) melakukan penelitian mengenai kadar Pb serta Cd pada rambut dan saliva pada anakanak yang hidup di daerah penghasil biji-bijian dengan memperhatikan faktor sosialekonomi serta lingkungan tempat mereka tinggal. Penelitian yang dilakukan oleh Ogboko et al memberikan kesimpulan bahwa faktor sosial ekonomi tidak mempengaruhi konsentrasi unsur Pb dan Cd yang terdapat di dalam rambut. Ulvi et al (2002) meneliti kadar Zn serta Cu pada penderita epilepsi, Vasconcellos et al (1999) meneliti keterkaitan antara logam Hg dan Se dalam rambut orang Indian Brazil yang tinggal di daerah pengolahan tambang emas secara tradisional
9
menggunakan amalgama. Cun et al (1985) meneliti kadar Zn dalam rambut dan darah pada anak-anak prasekolah di Cina yang mengalami pica, anorexia dan pertumbuhan yang lambat. Hambidge (1982) melakukan penelitian di Denver Colorado menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga berpenghasilan tinggi dan keluarga berpenghasilan sedang dengan asumsi status nutrisinya baik mengalami defisiensi Zn yang ditunjukkan dengan pertumbuhan tubuh kurus, lemahnya indra perasa dan hilangnya nafsu makan. Zink Zink merupakan salah satu mineral mikro yang bersimbol Zn dengan nomor atom 30, bobot atom 65 yang terletak pada periode ke empat sistem periode unsur. Pada tahun 1934, seorang ilmuwan menyatakan bahwa mineral Zn diperlukan untuk kehidupan baik pada hewan maupun manusia. Kejadian defisiensi Zn pertama kali diketahui ada tahun 1955 ketika penyakit parakeratosis pada babi dinyatakan sebagai akibat defisiensi Zn. Defisiensi Zn pada manusia pertama kali diketahui dari penduduk Cina yang mengalami kurang gizi menunjukkan rendahnya konsentrasi Zn dalam plasma darah mereka. Zn dalam bentuk ion sangat esensial bagi kehidupan karena terdapat hampir dalam semua sistem biologis, dengan fungsi yang beragam sebagai pengaturan katalisis. Terdapat 200 metallo-enzim sangat tergantung pada Zn antara lain reaksi oksido-reduktase, isomerase, transferase, hidrolase, liase, dan ligase. Proses lain yang diatur oleh Zn adalah ekspresi gen metalotionein, apotopis (kematian sel) dan pengenalan sinaptik (Sutiari & Indiriyani 2007). Zn ada pada semua organ, jaringan, dan alat sekresi tubuh, zink akan tersimpan dalam jumlah yang cukup besar pada jaringan epidermal seperti kulit, rambut, dan kuku. Zn sangat berperan luas terutama hubungannya dengan berbagai penyakit sebagai akibat lemahnya pertahanan tubuh. Defisiensi Zn diketahui dapat mengurangi daya konsentrasi (mudah mengantuk), mengurangi daya penyembuhan luka, ketajaman organ pengecap rasa, kulit kering dan kasar, anemia, dan penurunan bobot badan. Defisiensi Zn juga menunjukkan keterkaitannya dengan masalah belajar dan perilaku pada anak-anak. Manisfestasi perilaku akibat defisiensi Zn antara lain murung,
10
dipresi, tempramen, dan antagonis (Marlowe 1988). Peran penting Zn dalam meningkatkan kecerdasan seseorang sangat besar karena (1) Zink berperan untuk meningkatkan pertumbuhan dan regenerasi sel otak besar. Sel otak besar merupakan zat utama dalam perkembangan intelegensi (2) Daerah ingat otak besar memerlukan Zn dalam jumlah yang sangat banyak, kekurangan Zn menyebabkan penurunan daya ingat. (3) Kekurangan Zn akan memperlambat jalannya pesan ke syaraf
Absorpsi Zn berlangsung di usus halus, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Adanya asam amino histidina, sisteina, lisina, glisina dan asam-asam organik seperti asam sitrat, asam pikolinis dapat meningkatkan daya larut dan memudahkan absorpsi dari Zn, sedangkan asam oksalat, pitat, serat, dan tanin serta beberapa kation divalent seperti Ca2+, Fe2+, Cu2+ dapat menjadi inhibitor proses absorpsi Zn. Makanan yang banyak mengandung unsur Zn antara lain kerang, terigu, coklat, daging, hati, keju, susu skim, ikan tuna, kacang-kacangan, serealia, buah-buahan, sayur-sayuran, minyak goreng, dan mentega. Ketercukupan mineral Zn sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tubuh. Metabolisme Zn dalam tubuh seperti pada bagan berikut
11
Zn dalam makanan
Sel Saluran Cerna
Di simpan sebagian sebagai metalotionin Sebagian hilang melalui Feses dan saluran cerna yang dibuang
Zn diikat oleh albumin dan transferin
Darah mengangkut Zn yang terikat oleh albumin dan transferin
Hati
metalotionin
Pankreas Zn digunakan membentuk enzim pencernaan dan dikeluarkan ke dalam saluran pencernaan Darah membawa Zn ke jaringan tubuh lain
Sebagaian hilang melalui urin,kulit,rambut
Gambar 3 Bagan Metabolisme Zn dalam Tubuh.
12
Kebutuhan manusia akan mineral Zn per hari seperti pada Tabel 2 (Mulyaningsih 2009)
Tabel 2 Angka Kecukupan Zn per hari Kelompok
Umur (Tahun)
Zn (mg)
Bayi
0.05-0.5 0.5-1.0
5 5
Anak
1-3 4-6 7-10
10 10 10
Pria
11-14 15-18 19-24 24-50 51 +
15 15 15 15 15
Wanita
11-14 15-18 19-24 24-50 51+
12 12 12 12 12
Wanita menyusui
6 bln pertama
19
Wanita menyusui
6 bln ke dua
16
Kebutuhan Zn pada laki-laki lebih besar dari pada perempuan karena proses pembentukkan semen, semen mengandung Zn 100 kali lebih banyak dari dalam darah (Widowati et al. 2008). Kadar Zn dalam rambut disarankan antara 140-220 μg/g pada orang dewasa (Caulfield 2006), sedangkan pada anak-anak berkisar antara 104288 ppm ( Marlowe et al. 1983 ).
13
Selenium
Selenium memiliki simbol Se, dengan nomor atom 34, serta bobot atom 78.96. Unsur ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1817 oleh Jakob Berzelius. Kegunaan selenium ditemukan pada tahun 1957 ketika selenium menunjukkan kemampuannya mencegah nekrosis hati pada tikus percobaan (Olson, 1988). Rayman (2000) meriview fakta-fakta yang menunjukkan peran selenium dalam pencegahan kanker, penyakit jantung, infeksi virus, fungsi imun, mood dan reproduksi. Selenium merupakan unsur runut yang diperlukan oleh asam amino seperti selenosistein sebagai salah satu dari jenis selenoprotein. Selenoprotein merupakan komponen struktural enzim antioksidan thioredoxin reduktase dan glutathione peroksidase yang dapat menangkal radikal bebas, membantu metabolisme sel darah merah dalam sitoplasma dan mencegah kerusakan kromosom pada kultur jaringan. Selenium penting bagi tubuh dengan jumlah sedikit, sedangkan bila dalam jumlah yang cukup banyak selenium akan menjadi racun bagi tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Yang et al (1983) menunjukkan bahwa keracuanan selenium dapat diindikasikan dari rambut menjadi kering, rapuh mudah rontok dari kulit kepala serta semua rambut bagian tubuh mengalami kerontokkan dengan ruam yang menimbulkan rasa sangat gatal, kuku menjadi rapuh dan terdapat spot putih disepanjang lapisan permukan diikuti dengan patahnya dinding kuku dan akhirnya terlepas. Kekurangan unsur selenium menyebabkan penyakit kardiomiopati (jantung) pada anak-anak yang dikenal sebagai penyakit Keshan di negara Cina. Ilmuwan Cina yang melakukan penelitian menyimpulkan bahwa defisiensi selenium menyebabkan penduduk lebih rentan terhadap defisiensi zat gizi yang lain (Olson 1988). Komponen-komponen selenium pada makanan dapat berupa senyawa organik dan anorganik. Selenad sebagian besar merupakan komponen senyawa anorganik yang ditemukan pada hewan dan tumbuhan (daun dan tangkai), sedangkan selenometionin sebagian besar merupakan komponen selenium organik yang terdapat pada padi, biji-bijian, kacang-kacangan, dan kedelai. Makanan yang mengandung kadar selenium tinggi terdapat pada daging, makanan laut, beras, kacang polong,
14
kacang brazil, kacang almond, bawang putih, jamur, kubis, kembang kol, wortel, lobak, selada, semangka, labu dan mentimun. Besarnya kandungan selenium pada bahan makanan sangat tergantung pada jumlah mineral selenium dalam tanah. Selenium mudah hilang pada saat pencucian, proses pemasakkan dan penyimpanan bahan makanan (Pialang 2006). Selenium mudah diabsorpsi oleh tubuh serta diekskresi melalui urine dan feses. Sebagai mikronutrien selenium dapat mengikat mineral toksis seperti merkuri, kobalt, timbal, arsen, kadmium agar lebih mudah diekskresi. Selenium bersama vitamin E, A dan C secara senergis dapat berperan sebagai antioksidan (Widowati 2008). Tabel 3 berikut menampilkan angka kecukupan mineral Se per hari yang dibutuhkan manusia (Hanim 2008)
Tabel 3 Angka Kecukupan Se per hari Kelompok Bayi Anak
Remaja Dewasa Ibu hamil semua umur Ibu menyusui semua umur
Umur (Th) 0-6 bulan 7-12 bulan 1-3 4-8 9-13 14-18 > 19
laki-laki (μg/hari) 15 20 20 30 40 55 55
Perempuan (μg/hari) 15 20 20 30 40 55 55 60 70
Kadar selenium pada rambut menurut Caulfield (2006) adalah antara 0.95-1.7 μg/g, sedangkan pada anak-anak antara 0.08-0.64 ppm (Marlowe et al. 1983). Kobalt Kobalt merupakan unsur kimia mempunyai nomor atom 27 dan bobot atom 58.93. Kobalt merupakan nutrisi esensial yang dapat mengurangi anemia dengan meningkatkan produksi sel darah merah serta berperan menormalkan fungsi semua sel. Tubuh memerlukan kobalt dalam jumlah yang kecil. Unsur nutrisi ini dapat
15
diperoleh pada mikroorganisme, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Kebutuhan kobalt harus disuplai dalam bentuk aktifnya yaitu dalam bentuk vitamin B 12 (kobalamin). Defisiensi kobalt pada manusia menampakkan gejala yang sama dengan defisiensi vitamin B 12 yaitu anemia dan ganguan sistem syaraf. Proses adsorpsi kobalt terjadi pada bagian atas usus halus dengan bantuan protein khusus yaitu transferin dan feritin. Mekanisme metabolisme kobalt mengikuti mekanisme metabolisme vitamin B 12.. Metabolisme kobalamin dalam tubuh sebagai berikut
Kobalamin dalam makanan
Kobalamin dilepas dari faktor R oleh tripsin lalu diikat oleh faktor instrik (IF) dalam lambung
Kobalamin-IF diikat oleh reseptor khusus dan diabsorpsi pada mikrovili usus halus
B12 –TC II ke hati dan jaringan tubuh lainnya
Duodenum, cairan lambung dan tripsin
Kobalamin diikat oleh faktor R (rapid elektrophoretik mobility) dalam lambung
Kobalamin-IF dalam sel mukosa dilepaskan menghasilkan B12 bebas
B12 bebas diikat oleh transkobalamin II (TC-II)
Gambar 4 Metabolisme Kobalamin dalam Tubuh
16
Adapun struktur vitamin B 12 sebagai berikut:
Gambar 5 Struktur Kobalamin (Lippard 1994)
Vitamin B 12 yang mengandung kobalt biasanya diberikan untuk penderita anemia dan wanita hamil. Kobalamin ditemukan dalam, ikan, daging, hati, ginjal, dan susu. Kadar kobalt yang terdapat pada rambut menurut Caulfield (2006) adalah 0.013-0.050 μg/g. Angka kecukupan vitamin B 12 untuk anak- anak usia 7-9 tahun sebesar 0.9 µg. Spektroskopi Absorpsi Atom (AAS) Pancaran AAS (Atom Absorption Spectroscopy) merupakan metode standar yang telah digunakan sejak 1960 untuk menganalisis unsur mineral. Penggunaan metode AAS sangat luas dalam berbagai bidang karena memiliki prosedur yang paling selektif, spesifik, memiliki sensitifitas tinggi, dapat menentukan konsentrasi unsur dalam jumlah sangat rendah, waktu yang diperlukan dalam pelaksanaannya
17
cepat dan mudah dilakukan. Spektroskopi Serapan Atom (AAS) merupakan suatu teknik analisis yang sangat spesifik karena garis spektrum absorpsi atom sangat sempit dan energi transisi elektronnya bersifat karateristik untuk setiap unsur, energi yang dipancarkan sama dengan panjang gelombang garis spektrum unsur yang dianalisis, dan sampel yang akan dianalisis tidak perlu dilakukan pemisahan unsur yang satu dari unsur lainnya. Skema umum dari alat AAS adalah sebagai berikut
Gambar 6 Skema Alat Spektroskopi Serapan Atom (Anshori 2005)
Prinsip pengukuran pada metode AAS adalah pengabsorpsi oleh atom, dimana atom-atom akan mengabsorpsi radiasi emisi dari lampu katoda cekung dengan panjang gelombang tertentu. Proses pengatomisasian larutan sampel pada metode ini dilakukan dalam nyala api. Absorpsi yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi unsur sehingga konsentrasi unsur dalam sampel dapat ditentukan.
18
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2010 hingga Maret 2011 bertempat di laboratorium Kimia Anorganik Departeman Kimia MIPA IPB, dan Laboratorium Bersama Departemen Kimia IPB. Alat dan Bahan Instrumen
AAS
merupakan
perangkat
alat
yang
digunakan
untuk
menganalisis unsur runut yang terdapat dalam rambut. Instrumen AAS yang digunakan Shimadzu tipe AA-7000, bahan yang digunakan adalah rambut siswa, aseton, n-heksena, etil alkohol, air bebas ion, kertas saring Whatman no.42, HCl pekat, HNO 3 pekat, H 2 SO 4 pekat, HClO 4 pekat . Teknik Pengambilan Sampel Sampel rambut diperoleh dari siswa kelas satu SD Negeri I Way Halim provinsi Lampung. Sampel diambil secara random dari setiap kelompok pendapatan orang tua yang telah ditetapkan, yaitu pendapatan rendah, sedang, dan tinggi. Besarnya pendapatan orang tua siswa diperoleh dari data pribadi siswa yang terarsip dalam admistrasi sekolah. Pengambilan sampel rambut siswa ini telah mendapat persetujuan pihak orang tua siswa dan sekolah. Jumlah keseluruhan siswa yang diambil rambutnya sebagai sampel adalah 36 siswa. Sampel terbagi dari 6 siswa lakilaki dan 6 siswa perempuan dari tingkat pendapatan orang tua tinggi, 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dari pendapatan orang tua sedang, serta 6 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan dari pendapatan orang tua rendah. Pengelompokkan taraf pendapatan orang tua tinggi bila pendapatan di atas Rp.2.000.000 (dua juta rupiah), taraf pendapatan sedang bila pendapatan diatas Rp.1.000.000 (satu juta) sampai Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) dan rendah bila taraf pendapatan orang tua di bawah Rp.1.000.000 (satu juta rupiah). Setiap siswa diambil rambutnya sebanyak 2 g. Rambut yang diambil adalah 7 cm dari akar rambut kepala, rambut yang telah dipotong dimasukkan ke dalam plastik serta diberi nama siswa yang bersangkutan
19
dan disimpan sampai saat digunakan untuk preparasi analisis (Wang et al. 2008). Siswa-siswa yang telah diambil rambutnya di beri suatu quisener yang akan diisi oleh orang tua siswa untuk mengetahui kebiasaan makan yang disajikan dan jenis makanan yang sukai oleh siswa. Prosedur Kerja Sebanyak dua gram rambut yang telah diambil dari daerah bagian kepala direndam ke dalam 65 ml campuran n-heksana, etil alkohol dan aseton ( 4:2:1 v/v) selama 1.5 jam, perendaman dilakukan sebanyak 2 kali kemudian sampel disaring dan dicuci dengan air bebas ion sebanyak 4 kali, setelah itu sampel kembali direndam kedalam 65 ml aseton selama 15 menit kemudian sampel disaring dan dicuci dengan air bebas ion sebanyak 3 kali, setelah itu sampel dikeringkan pada temperatur ruang ( Wang et al. 2008 ). Penetapan Kadar Air Sampel rambut yang telah bersih sebanyak satu gram dimasukkan ke dalam botol timbang yang telah diketahui bobot keringnya. Botol timbang yang telah diisi sampel dimasukkan ke dalam oven pada suhu 70 0C selama 3 hari (Ogboko et al. 2009). Setelah pemanasaan botol timbang yang berisi sampel dimasukkan kedalam desikator sampai mencapai suhu kamar kemudian dilakukan penimbangan sampai diperoleh bobot tetap setelah itu sampel disimpan ke dalam kantung plastik kedap udara. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus Kadar air (%) = [ (a-b) / a ] x 100 % a = bobot sampel sebelum pemanasan (g) b = bobot sampel setelah pemanasan (g) Preparasi Sampel Sebanyak satu gram sampel bersih yang telah dipotong kecil-kecil dimasukkan ke dalam erlenmayer 50 ml, kemudian ditambahkan 10 ml HNO 3 pekat.
20
Sampel yang telah ditambahkan HNO 3 pekat dibiarkan dalam lemari asam selama 1 jam untuk mengurangi gas yang dihasilkan. Pendestruksian sampel dilakukan pada hotplate dengan suhu 120
selama
1 jam, kemudian sampel dibiarkan pada
lemari asam selama ± 24 jam. Setelah 24 jam dilakukan penambahkan H 2 SO 4 0.8 ml ke dalam larutan sampel dan sampel dipanaskan kembali selama
1 jam, setelah itu
ditambahkan campuran HClO 4 : HNO 3 (2:1) sebanyak 12 tetes, sampel dipanaskan kembali sampai terjadi perubahan dari warna coklat - kuning tua - kuning muda. Selanjutnya sampel dipindahkan dari hotplate untuk ditambahkan air bebas ion sebanyak 4 ml dan HCl pekat 1.2 ml, kemudian sampel dipanaskan kembali
15
menit. Larutan sampel yang telah dingin kemudian disaring dan dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml kemudian ditambahkan air bebas ion sampai batas tanda garis labu erlenmayer. Larutan sampel yang dihasilkan dapat digunakan untuk menganalisis kadar Zn, Se, dan Co dengan AAS ( Yang et al,1983 ). Preparasi Larutan Standar Pembuatan larutan standar Zn dilakukan dengan mempersiapkan 5 buah labu ukur yang bervolume 50 ml. Pembuatan larutan standar Zn dengan konsentrasi 0.2, 0.4, 0.6, 0.8, dan 1 ppm dapat dilakukan dengan mengambil larutan kerja sebanyak 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5 ml yang dimasukkan ke dalam setiap labu ukur bervolume 50 ml kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda garis pada leher labu erlenmayer. Pengukuran absorbans dari masing-masing larutan standar dilakukan dengan instrumen AAS pada panjang gelombang 213.0 nm kemudian absorbans yang dihasilkan dibuat kurva standar. Perlakuan yang sama untuk membuat larutan standar Se dengan konsentrasi 10, 20, 40, dan 60 ppb dan Co dengan konsentrasi 0.2, 0.4, 0.6 0.8 dan 1 ppm dengan pengukuran absorbans menggunakan panjang gelombang 196.0 nm untuk Se, dan 240.7 nm untuk Co. Analisis Logam Zn, Se, dan Co dalam Sampel Penentuan konsentrasi Zn, Se, dan Co dilakukan dengan teknik kurva standar yang berupa garis linear sehingga dapat ditentukan konsentrasi sampel dari absorbans
21
yang terukur setelah konsentrasi pengukuran diketahui maka kandungan dalam sampel ditentukan dengan perhitungan berikut M= CxVx F B Dimana M = kandungan logam dalam sampel (µg/g) C = konsentrasi yang diperoleh dari kurva standar (µg/g) V = volume larutan sampel (ml) F = faktor pengenceran B = bobot sampel (gr) Analisis Statistik
Pengolahan data hasil penelitian ini dilakukan analisis statistik rerata, dan simpangan baku. Nilai secara statistik dibandingkan dengan menggunakan analisis varians (ANOVA) one-way, nilai signifikant ≤p 0.
05 dengan memperhitungkan
populasi perbedaan jenis kelamin. Analisis korelasi antara unsur runut esensial pada rambut dan taraf pendapatan orang tua dilakukan menggunakan uji Pearson SPSS versi 13.0 ( Forte et al. 2005 ).
22
22
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Kimia Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung diperoleh bahwa kadar unsur tertinggi pada rambut adalah unsur Zn dan kadar unsur terendah adalah unsur Se. Kisaran unsur Zn, Se, dan Co berturutturut adalah 111.4-747.8 ppm, 0.092-1.220 ppm, dan 7.64-15.29 ppm (Lampiran 5). Kisaran unsur Zn, Se, dan Co yang diperoleh pada penelitian ini lebih tinggi dari pada kisaran hasil penelitian yang dilakukan Marlowe et al (1983). Dari penelitian ini diperoleh rerata unsur Zn, Se, dan Co pada rambut siswa laki-laki dan perempuan sebagai berikut Tabel 4 Rerata Kadar Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut siswa laki-laki dan Perempuan Jenis Unsur
Siswa Laki-laki
Siswa Perempuan
Zn
146.8
626.9
Se
0.366
0.513
Co
12.2
12.6
Pada Tabel 4 ditunjukkan bahwa rerata kadar unsur Zn pada rambut siswa parempuan (626.9 ppm) empat kali lebih tinggi dibandingkan pada siswa laki-laki (146.8 ppm). Data yang diperoleh dari hasil penelitian selanjutnya dilakukan uji analisis secara statistik.
Analisis Statistik Pengolahan statistik konsentrasi unsur runut Zn, Se, dan Co diperoleh dari sampel rambut siswa SDN I Way Halim Lampung. Pada pengolahan data digunakan
23
dua faktor yang ingin diteliti pengaruhnya terhadap kadar unsur Zn, Se, dan Co, yaitu faktor pendapatan orang tua (rendah, sedang, dan tinggi), faktor jenis kelamin (laki dan perempuan), dan tiga interaksi yaitu interaksi pendapatan terhadap kadar unsur, interaksi jenis kelamin terhadap kadar unsur, dan interaksi antara pendapatan dan jenis kelamin terhadap kadar unsur. Uji korelasi yang dilakukan pada data rerata kadar unsur Zn, Se, dan Co secara umum terhadap pendapatan orang tua ditunjukan seperti pada Tabel 5 berikut
Tabel 5 Korelasi rerata Zn, Se, Co terhadap Pendapatan Orang Tua Unsur
R
P
Keterangan
Zn Se Co
0.14 0.11 0.19
0.40 0.52 0.27
tidak berbeda nyata tidak berbeda nyata tidak berbeda nyata
Pada Tabel 5 ditunjukkan bahwa unsur Zn, Se, dan Co tidak berkorelasi terhadap pendapatan orang tua. Untuk selanjutnya tiap unsur akan dibahas dibawah ini. Unsur Runut Zink
Berdasarkan hasil analisis korelasi secara umum kadar unsur Zn terhadap pendapatan orang tua memberikan hasil tidak berbeda nyata. Uji t kadar Zn pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan mempunyai nilai p = 0.000 memberikan hasil berbeda sangat nyata (< 0.01), hal ini menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi kadar unsur Zn pada rambut (Lampiran 4). Analisis ragam unsur Zn menyatakan juga bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi kadar unsur Zn pada rambut (Lampiran 3).
24
Rerata kadar Zn dalam semua tingkat pendapatan orang tua, baik pada rambut siswa laki-laki maupun perempuan dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 7
747.8
800 700 Z n ( p p m )
K o n s e n t r a s i
567.4
600
565.3
500 400 300 200
192.9 111.4
136.1
Rendah Sedang
Tinggi
100 0
Siswa Laki-laki
Rendah Sedang
Tinggi
Siswa Perempuan
Pendapatan Orang-Tua
Gambar 7 Rerata Unsur Zn pada Rambut Siswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua
Pada Gambar 7 ditunjukkan bahwa kadar Zn rata-rata pada anak perempuan lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki untuk semua tingkat pendapatan orang tua. Rerata kadar unsur Zn tertinggi (747.8 ppm) pada kelompok siswa perempuan terdapat pada pendapatan orang tua tinggi yaitu lebih besar dari Rp. 2.5 juta, sedangkan rerata kadar unsur Zn terendah (111.4 ppm) terdapat pada kelompok siswa laki-laki dengan tingkat pendapatan orang tua rendah yaitu lebih kecil dari Rp. 1 juta. Perbedaan tingginya kadar unsur Zn dapat dipengaruhi oleh proses absorpsi mineral Zn dalam tubuh. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses ini antara lain ukuran dan kebutuhan tubuh, kadar Zn pada makanan, serta terdapatnya zat-zat yang dapat mengganggu absorpsi Zn seperti mineral kalsium, fitat dan vitamin D (Piliang & Djojosoebagio 2006). Jenis makanan yang baik sebagai sumber Zn antara lain adalah daging, makanan laut, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, dan sayur-
25
sayuran. Pola makan siswa dari quisener yang diisi oleh orang tua siswa diperoleh data bahwa lebih dari 60 % siswa laki-laki tidak menyukai sayur-sayuran sedangkan siswa perempuan menyukai sayur dengan jenis yang sangat beragam seperti sawi, kol, kacang panjang, labu, dan kentang, bayam, kangkung, dan wortel. Semua siswa menyukai makanan laut antara lain ikan, udang dan cumi-cumi, tetapi siswa kurang mengkonsumsi daging sapi lebih cenderung mengkonsumsi daging ayam. Hasil dari quisener yang diberikan kepada orang tua didapatkan juga data bahwa siswa laki-laki SDN I Way Halim kecendrungan minum susu 2-3 kali dalam sehari sedangkan siswa perempuan hanya 1 kali dalam sehari. Kecendrungan ini dapat menyebabkan kandungan kalsium dalam tubuh siswa laki-laki lebih tinggi dari siswa perempuan. Kalsium berbentuk kalsium susu atau kalsium fosfat dapat mengurangi absorpsi Zn dan kesetimbangan Zn (Widowati et al. 2008). Kalsium dengan jumlah yang berlebih dalam plasma akan menjadi inhibitor kompetitif terhadap absopsi Zn (Huwae 2006), hal ini diperkirakan sebagai penyebab kadar Zn pada rambut siswa laki-laki lebih rendah dari siswa perempuan. Perbedaan kadar Zn pada siswa perempuan dan laki-laki dapat pula dikarenakan perbedaan aktivitas diantara keduanya. Pengeluaran Zn berlebihan dapat terjadi karena pengeluaran keringat cukup banyak (Nielsen & Hunt 1988). Besarnya zink yang dikeluarkan melalui keringat berkisar antara 1-3 mg sedangkan melalui urin berkisar 0.3-0.7 mg (Guthrie 1971). Berkurangnya kadar unsur Zn dalam tubuh dapat disebabkan oleh ekskresi yang berlebihan (Gibson 1990). Tingkat aktivitas yang tinggi juga berperan dalam berkurangnya kadar Zn pada tubuh (Rospond 2009). Anak laki-laki umumnya memiliki aktivitas fisik lebih tinggi serta kecendrungan untuk bergerak lebih aktif dibandingkan anak perempuan, sehingga ekskresi Zn melalui keringat pada anak lakilaki lebih besar. Selain itu kebutuhan Zn tubuh anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan hal ini yang juga menyebabkan anak laki-laki memiliki kadar Zn pada rambut lebih rendah dari anak perempuan. Siswa SDN I Way Halim Lampung yang memiliki kadar unsur Zn rendah dapat disebabkan pemanfaatan unsur Zn dalam tubuhnya tidak maksimal walaupun bahan makanan yang dikonsumsi mengandung mineral Zn. Pemanfaatan secara
26
maksimal unsur Zn tergantung dari kandungan Zn dari makanan yang dikonsumsi yang dapat diabsorpsi oleh tubuh (ketersediaan biologis Zn). Adapun jenis makanan yang menggangu ketersediaan biologis Zn adalah serat dan fitat. Penelitian yang dilakukan Cun et al (1985) menyatakan bahwa rendahnya asupan kadar Zn pada penduduk Cina karena sebagaian besar penduduk Cina lebih suka mengkonsumsi sayuran dan sereal tetapi kurang mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan oleh hewan. Rendahnya asam amino histidina pada menu makanan juga akan mempengaruhi proses absorpsi Zn. Gangguan pada dinding saluran pencernaan merupakan salah satu faktor penyebab terganggunya absorpsi Zn karena dinding saluran pencernaan menghasilkan metalotionein yang mengatur absorpsi Zn. Rendahnya kadar suatu mineral dapat terjadi pada keluarga yang berpenghasilan tinggi karena orang tua kurang mampu memilih makanan yang bergizi dan memvarasikan jenis makanan yang dikonsumsi (Sajogyo 1994). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cole et al. 2009 menyatakan bahwa rendahnya kadar unsur Zn dalam tubuh dapat disebabkan karena kurangnya variasi jenis makanan dan pengetahuan orang tua terhadap jenis makanan yang banyak mengandung gizi nutrisi untuk pertumbuhan anak. Oleh karena itu siswasiswa yang memiliki kadar unsur Zn rendah dapat sarankan untuk meningkatkan kadar Zn dengan melakukan perbaikkan pola makan dan pengetahuan orang tua mengenai makanan yang bergizi sehingga kebutuhan dan kesetimbangan zat gizinya terjaga, serta bila perlu dapat dilakukan pemberian suplemen yang sesuai. Besarnya kadar Zn yang diperoleh pada siswa SDN I Way Halim Lampung dalam penelitian ini masih dapat ditorelir oleh tubuh mengacu pada besarnya kebutuhan Zn tubuh untuk pertumbuhan yang optimal. Berdasarkan acuan Angka Kecukupan Gizi (AKG) kebutuhan maksimal kadar Zn dalam tubuh adalah 10 mg/hari (Mulyaningsih 2009). Toksisitas Zn yang berasal dari makanan jarang terjadi, toksisitas Zn terjadi sebagai akibat dari makanan atau minuman yang terkontaminasi dari wadah/ tempat yang dilapisi Zn. Untuk mencegah agar tidak terjadi toksisitas akibat tingginya konsentrasi Zn pada tubuh sebaiknya makanan yang
27
dikemas dalam kaleng terlapisi oleh Zn dihindari atau tidak sering dikonsumsi dan dianjurkan mengkonsumsi makanan dalam keadaan segar. Dari Gambar 7 ditunjukkan adanya perbedaan kadar unsur Zn antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam semua tingkat pendapatan orang tua. Hal ini sesuai dengan analisis ragam terhadap unsur Zn bahwa yang mempengaruhi kadar unsur Zn dalam rambut adalah faktor jenis kelamin (Lampiran 3). Uji Duncan yang dilakukan terhadap unsur Zn juga menunjukkan bahwa ada beda nyata antara jenis kelamin laki dan perempuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi kadar unsur Zn pada rambut adalah jenis kelamin.
Unsur Runut Selenium Nilai korelasi unsur runut Se secara umum memberikan hasil tidak berbeda nyata terhadap pendapatan orang tua. Hasil uji t unsur Se terhadap jenis kelamin lakilaki dan perempuan memberikan hasil tidak berbeda nyata dengan nilai p = 0.884, hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar Se (Lampiran 4). Hasil analisis ragam terhadap kadar unsur Se memberikan juga hasil bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar Se pada rambut (Lampiran 3). Rerata kadar Se dalam semua kelompok pendapatan orang tua, baik pada rambut siswa laki-laki maupun perempuan dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 8
28
1,40
1,220
1,20 S 1,00 e 0,80 (
0,879
0,60
p 0,40 p 0,20 m 0,00
0,092
0,127
0,142
0,178
Sedang
Tinggi
Rendah
Sedang
)
K o n s e n t r a s i
Rendah
Tinggi
Pendapatan Or-Tu Siswa Pendapatan Or-Tu Siswa Laki-laki Perempuan Pendapatan Orang Tua
Gambar 8 Rerata Unsur Se pada Rambut Siswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan orang Tua
Pada Gambar 8 ditunjukkan bahwa siswa perempuan memiliki kadar Se lebih tinggi dari siswa laki-laki. Selain itu siswa perempuan dan siswa laki-laki yang memiliki kadar unsur Se tertinggi berada pada tingkat pendapatan orang tua yang berbeda. Makanan yang banyak mengandung unsur selenium antara lain terdapat pada daging, makanan laut, telur, beras, kacang-kacangan, bawang putih, jamur, labu, semangka, dan sayuran. Pola makan dari hasil quisener yang diisi oleh orang tua siswa didapatkan bahwa secara umum tidak terlalu berbeda antara anak laki-laki dan perempuan, tetapi dalam mengkonsumsi sayuran lebih dari 60 % siswa perempuan mengkonsumsi sayur dengan jenis yang lebih bervariasi dibandingkan anak laki-laki. Semua siswa menyukai telur dan makanan laut, tahu dan tempe merupakan lauk yang selalu tersedia dalam pola makan siswa sehari-hari. Tahu, tempe yang berbahan pokok kacang kedelai merupakan salah satu sumber selenium yang cukup baik.
29
Faktor yang mempengaruhi kadungan selenium dalam makanan adalah protein, karena selenium lebih mudah terikat pada protein (Olson et al. 1988). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar unsur Se tertinggi siswa laki-laki tardapat pada tingkat pendapatan orang tua rendah. Tingginya kadar selenium pada siswa laki-laki ini dapat disebabkan anak tidak memilih dalam mengkonsumsi makanan, sekalipun jumlah yang dikonsumsi tidak terlalu banyak tetapi anak menyukai semua jenis makanan serta lebih bervariasi. Pola makan dapat menjadi penyebab rendahnya kadar Se pada tubuh anak. Pola makan berkaitan dengan kebiasaan makan anak (Almatsier 2006). Keluarga-keluarga yang mempunyai penghasilan tinggi dan mempunyai kemampuan membeli bahan pangan dalam jumlah yang cukup, tetapi mempunyai anak dengan status gizi rendah hal ini dikarenakan orang tua kurang pandai dalam memilih jenis pangan yang dibeli sehingga bahan pangan yang dibeli memiliki kualitas gizi kurang baik dan kurang beragam serta belum terbiasanya orang tua membuat perencanaan pengeluaran keluarga sehingga hasilnya menjadi kurang baik (Sajogyo 1994). Dengan mengkonsumsi makanan yang lebih beraneka ragam maka kesetimbangan zat gizi dapat tercukupi karena setiap bahan makanan akan saling melengkapi zat-zat gizi yang dikandungnya. Penelitian yang dilakukan Ernawati (2006) mengenai hubungan status sosial terhadap status gizi anak menemukan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendapatan terhadap tingkat konsumsi protein disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua dalam mengatur belanja bahan pangan, mutu bahan pangan dan keanekaragaman pangan yang dibeli. Selenium dalam tubuh selain berasal dari makanan juga dari air minum. Air minum digunakan orang tua siswa untuk memasak dan minum mengandung unsur selenium 0.05 ppm. Kadar ini sesuai dengan standar WHO bahwa kadar Se dalam air minum adalah 0.05 mg/L. Kadar Se pada siswa yang berasal dari pendapatan orang tua rendah dapat pula terpenuhi dari asupan air minum. Kadar selenium tertinggi pada siswa perempuan berasal dari pendapatan orang tua tinggi. Pola makan yang diperoleh dari quisener, siswa perempuan termasuk kelompok yang tidak memiliki masalah dalam mengkonsumsi jenis makanan. Siswa perempuan menyukai berbagai sayur dan lauk pauk serta peran orang tua yang sangat berpengaruh dalam
30
menyediakan makanan yang beraneka ragam serta intensitas pemberian jenis makanan yang bervariasi memberi pengaruh kadar selenium pada tubuh anak. Selain dari makanan yang dikonsumsi asupan selenium pada anak juga didapatkan dari air minum. Rendahnya kadar selenium dalam tubuh dapat menyebabkan daya tahan tubuh labih rentan terhadap infeksi (Rayman 2000). Selain memiliki daya imun tubuh yang lemah, siswa yang memiliki kadar selenium rendah dalam tubuh memiliki mood yang kurang baik seperti gelisah, gugup, suka membuat keonaran. Rendahnya kadar selenium dalam tubuh dapat disebabkan ganguan pada proses absorpsi dan pola makan yang kurang baik, karenanya siswa yang memiliki kadar Se rendah dapat meningkatkan kadar unsur Se dalam tubuhnya dengan mengatur pola makan, serta pemberian suplemen sesuai anjuran. Yang et al (1983) melakukan penelitian kadar Se pada anak-anak mendapatkan kisaran Se 1.9-8.2 ppm. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yang et al maka tingginya kadar Se yang diperoleh pada siswa SDN I Way Halim Lampung masih dapat ditolerir. Pada Gambar 8 ditunjukkan bahwa kadar unsur Se tidak didominasi oleh satu jenis kelamin dan satu kelompok pendapatan, hal ini sesuai dengan hasil analisis ragam terhadap unsur Se bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kadar Se yaitu pendapatan dan interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin (Lampiran 3). Karena ada dua faktor yang mempengaruhi kadar Se yaitu pendapatan dan interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin, maka tidak diketahui apakah perbedaan kadar unsur dipengaruhi oleh pendapatan atau interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin, oleh karena itu dilakukan uji Duncan untuk melihat yang berperan dalam menentukan kadar Se pada rambut. Hasil uji Duncan terhadap pendapatan orang tua seperti pada Tabel 6 berikut
31
Tabel 6 Uji Duncan Unsur Se terhadap Pendapatan Orang Tua
Pendapatan Orang Tua
Nilai
Rendah
5.618a
Sedang
4.373b
Tinggi
5.297a
Angka yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata
Pada Tabel 6 ditunjukkan bahwa tingkat pendapatan orang tua rendah dan tinggi memberikan hasil berbeda nyata terhadap pendapatan orang tua sedang. Hal ini disebabkan perbedaan jenis kelamin turut berperan mempengaruhi kadar Se seperti terlihat pada uji Duncan antara interaksi pendapatan orang tua terhadap jenis kelamin pada Tabel 7
Tabel 7 Uji Duncan Unsur Se terhadap Interaksi antara Pendapatan Orang Tua dengan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan
Tingkat Pendapatan
Kadar Se (ppm)
Tinggi
44.88b
Sedang
41.58b
Rendah
65.45a
Tinggi
61.07a
Sedang
45.89b
Rendah
46.92b
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
Hasil uji Duncan pada Tabel 7 ditunjukkan bahwa yang memberikan hasil berbeda nyata adalah laki-laki penghasilan orang tua rendah terhadap laki-laki penghasilan orang tua tinggi dan sedang.
Sedangkan siswa perempuan yang
memberikan hasil berbeda nyata yaitu perempuan pada tingkat penghasilan orang tua tinggi terhadap perempuan tingkat penghasilan orang tua rendah dan sedang. Jadi
32
hasil analisis Duncan ini menunjukkan adanya interaksi antara pendapatan dengan jenis kelamin dalam mempengaruhi kadar Se dalam rambut. Unsur Runut Kobalt
Nilai korelasi secara umum unsur Co juga tidak memberi beda nyata terhadap pendapatan orang tua. Hasil uji t unsur Co terhadap jenis kelamin memberikan hasil tidak berbeda nyata dengan nilai p = 0.726 (Lampiran 4). Hasil yang serupa dari analisis ragam unsur Co (Lampiran 3) menyatakan juga bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi kadar Co. Perbandingan rerata kadar Co dalam semua kelompok pendapatan orang tua, baik pada rambut siswa laki-laki maupun perempuan dapat ditunjukkan seperti pada Gambar 9
C o ( p p m )
K o n s e n t r a s i
16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0
15,29
13,81
14,35 11,15
12,42
7,65
Rendah Sedang
Tinggi
Rendah Sedang
Tinggi
Pendapatan Or-Tu Siswa Pendapatan Or-Tu Siswa Laki-laki Perempuan Pendapatan Orang Tua
Gambar 9 Rerata Unsur Co pada Rambut Siswa Laki-laki dan Perempuan terhadap Pendapatan Orang Tua
Pada Gambar 9 ditunjukkan bahwa siswa laki-laki memiliki kadar Co lebih tinggi dari siswa perempuan walaupun tidak terlalu jauh perbedaan rentang kadar
33
unsur keduanya, siswa laki-laki dan perempuan yang memiliki kadar unsur Co tertinggi berada pada tingkat pendapatan orang tua yang berbeda. Kadar unsur Co tertinggi dalam setiap tingkat pendapatan tidak didominasi oleh satu jenis kelamin hal ini sesuai dengan hasil analisis ragam terhadap unsur Co (Lampiran 3). Unsur Co yang masuk kedalam tubuh 99% berasal dari makanan. Konsumsi rata-rata Co dari makanan adalah 11 µg/ hari. Unsur Co sebagian besar dalam tubuh terikat pada vitamin B 12 . Unsur Co bentuk organik dalam tubuh akan dibuang kecuali unsur Co yang terikat pada vitamin B 12. Angka kecukupan vitamin B 12 untuk anakanak usia 7-9 tahun sebesar 0.9 µg. Makanan yang banyak mengandung vitamin B 12 diantaranya hati sapi, hati ayam, ginjal, jantung, daging, kuning telur, keju, ikan, dan susu. Tingginya kadar Co pada siswa laki-laki dari tingkat pendapatan orang tua tinggi dan siswa perempuan dari tingkat pendapatan orang tua sedang sangat dipengaruhi oleh kuantitas dan pola makan dari anak. Siswa-siswa SDN I Way Halim jarang mengkonsumsi daging sapi tetapi lebih sering untuk mengkonsumsi ikan, telur, daging ayam, tempe, tahu, dan susu hal ini diduga dapat menyebabkan kadar Co dalam tubuh cukup tinggi. Rendahnya kadar unsur Co pada laki-laki dari tingkat pendapatan orang tua sedang dan siswa perempuan dari tingkat pendapatan orang tua rendah karena kuantitas konsumsi jenis makanan tertentu yang jarang di konsumsi serta pola makan anak yang tidak menyukai jenis makanan tertentu, tetapi dari hasil penelitian ini siswa SDN I Way Halim tidak ada yang memiliki kadar unsur Co dibawah angka kisaran semua siswa mengandung kadar Co diatas angka kisaran normal. Kelebihan Co dalam bentuk vitamin B 12 tidak menujukkan efek keracunan atau bahaya tetapi kelebihan unsur Co yang terikat dalam vitamin B 12 tidak memberikan manfaat. Jadi tubuh hanya menggunakan Co dalam bentuk vitamin B 12 sesuai kebutuhan. Selain itu asupan Co juga didapatkan siswa dari air minum. Air yang digunakan untuk memasak dan minum oleh siswa mengandung Co sebesar 0.049 ppm sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh WHO. Kandungan Co pada air minum yang dikonsumsi siswa dapat menambah asupan Co selain dari makanan.
34
Dari Gambar 9 ditunjukkan bahwa kadar unsur Co tidak didominasi oleh satu jenis kelamin dan satu kelompok pendapatan hal ini sesuai dengan hasil analisis ragam terhadap unsur Co bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi kadar Co yaitu pendapatan dan interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin (Lampiran 3). Karena ada dua faktor yang mempengaruhi kadar Co maka tidak diketahui apakah perbedaan kadar unsur dipengaruhi oleh faktor pendapatan atau faktor interaksi pendapatan terhadap jenis kelamin karena itu dilakukan uji Duncan untuk melihat yang berperan dalam menentukan kadar Co. Hasil uji Duncan terhadap pendapatan orang tua seperti pada Tabel 8
Tabel 8 Uji Duncan Unsur Co terhadap Pendapatan Orang Tua Pendapatan Orang Tua Rendah
12.478ab
Sedang
10.999b
Tinggi
13.857a
Nilai
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
Pada Tabel 8 ditunjukkan bahwa tingkat pendapatan orang tua sedang memberikan hasil berbeda nyata terhadap tingkat pendapatan orang tua tinggi hal ini disebabkan perbedaan jenis kelamin turut mempengaruhi kadar Co seperti terlihat pada uji Duncan untuk interaksi antara pendapatan orang tua terhadap jenis kelamin dalam mempengaruhi kadar Co dalam rambut seperti pada Tabel 9
35
Tabel 9 Uji Duncan Unsur Co terhadap Interaksi antara Pendapatan dengan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Tingkat Pendapatan Laki-laki Tinggi
Perempuan
Kadar Co 15.29a
Sedang
7.65c
Rendah
13.81ab
Tinggi
12.42ab
Sedang
14.35a
Rendah
11.15b
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
Pada Tabel 9 ditunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan pada tingkat penghasilan orang tua tinggi serta laki-laki dan perempuan tingkat penghasilan rendah memberikan hasil tidak berbeda nyata, tetapi laki-laki dan perempuan pada tingkat penghasilan orang tua sedang memberi hasil berbeda nyata. Dari analisis Duncan ini tampak jelas bahwa kadar Co tidak hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin atau pendapatan saja tetapi interaksi antara pendapatan dengan jenis kelamin.
36
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara kadar Zn, Se, dan Co pada rambut siswa SD dengan pendapatan orang Tua yang dilakukan pada SDN I Way Halim Lampung dapat disimpulkan bahwa kadar unsur tertinggi adalah Zn dengan kadar sebesar 747.8 ppm pada jenis kelamin perempuan dari tingkat pendapatan orang tua tinggi. Rerata kadar Zn pada rambut siswa perempuan empat kali lebih tinggi dibandingkan pada rambut siswa laki-laki. Unsur terendah dalam rambut adalah Se dengan kadar sebesar 0.092 ppm pada siswa laki-laki dari tingkat pendapatan orang tua sedang. Unsur Co rerata tertinggi 15.29 ppm pada siswa lakilaki dari tingkat pendapatan orang tua tinggi dan rerata terendah juga terdapat pada siswa laki-laki dengan kadar 7.65 ppm dari tingkat pendapatan orang tua sedang. Pada hasil penelitian ini dapat juga disimpulkan bahwa yang mempengaruhi kadar unsur Zn pada rambut siswa adalah perbedaan jenis kelamin, sedangkan untuk kadar unsur Se dan Co dipengaruhi oleh interaksi antara pendapatan orang tua dengan jenis kelamin. Siswa SDN I Way Halim yang memiliki kadar unsur rendah perlu melakukan perbaikkan pola makan agar dapat memenuhi setimbangan zat gizi sesuai dengan proses pertumbuhan anak serta pemberian suplemen yang sesuai. Pengetahuan mengenai perencanaan nutrisi sudah harus direncanakan dengan baik dalam keluarga baik pada keluarga pendapatan rendah, sedang maupun tinggi agar dapat menjaga kesetimbangan kadar Zn, Se, dan Co dalam tubuh.
37
SARAN Perlu juga dilakukan penelitian unsur lainnya selain dari ketiga unsur Zn, Se, dan Co tersebut pada rambut siswa. Penelitian unsur Zn, Se, dan Co yang serupa perlu dilakukan pada tingkatan siswa yang lebih tinggi (siswa SMP atau SMA).
38
DAFTAR PUSTAKA
Ayodele JT, Bayero AS. 2010. Manganese and cobalt concentrations in hair and nail of some kano inhabitants. Int J Environ Res 4:333-340. Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Anikina. 1992 . Selenium-Deficient Cardiomypathy (Keshan Disease). Badan Pusat Statistik (BPS) Bandar Lampung.2009. Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi Lampung Bergfield RA. 2007. Dietary analysis of archaeological hair samples from Peru [Thesis].Columbia: The Fac. Grad School Univ. of Missouri. Caulfield J. Doctor data inc. 2006. Hair Elemen. Illinois Avenue st Charles Cole CR, Grant FK, Swaby ED, Smith JL, Jacques A, Northrop CA, Caldwell KL, Pfeiffer CM, Ziegler TR. 2009. Zinc and iron deficiency and their interrelations in low-income African American and hispanic children in Atlanta. Am J Clin Nutr 91:1027-1034 Cun CX, An YT, Sheng HJ, Yan MQ, Min HZ , Xiang LL. 1985. Low level of zinc in hair and blood, pica, anorexia, and poor growth in Chinese preschool children. Am J Clin Nutr 42:694-700 Depkes RI, 2004. Analisis situasi gizi dan kesehatan masyarakat, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta Emmanuel A, Loukili NH, Noel E, Kaltenbach G, Abdelgheni MB, Perrin AE, Dick MN, Maloisel F, Schlienger JL, Blickle JF. 2004. Vitamin B.12 (Cobalamin) Deficiency in Elderly Patients. J Can Med Ass 171(3):251-258
38
39
Ernawati Aeda. 2006. Hubungan faktor sosial ekonomi, higiene sanitasi lingkungan, tingkat konsumsi dan infeksi dengan status gizi Usia 2-5 tahun di kabupaten Semarang tahun 2003 [Tesis]. Semarang: Pascasarjana Gizi Masyarakat. Universitas Diponogoro Gibson RS, Smit VPD, MacDonald AC, Goldman A, Ryan BA, Berry MA. 1989. Growth- limiting mild zinc deficiency syndrome in some southern ontario boys with low height percentiles. Am J Clin Nutr 49:1266-1273. Guthrie HA. 1971. Introductory Nutrition. Mosby Company. London Hambidge KM. 1982. Hair analyses worthless for vitamins, limited for minerals. Am J Clin Nutr 36:943-949. Hanim D. 2008. Pengaruh pemberian suplemen selenium dan iodium terhadap profil darah, status gizi, dan skor IQ anak dengan tanda khas kretin [Desertasi]. Bogor: Pascasarjana Departeman Gizi Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Huwae FJ. 2006. Hubungan antara kadar seng (Zn) dengan memori jangka pendek pada anak sekolah dasar [Tesis]. Semarang: Pascasarjana Ilmu Biomedik dan Pendidikan Dokter Spesialisasi, Univ Diponegoro. Leung PL, Huang HM. 1997. Analysis of trace element in the hair of volunteers suffering from naso-pharyngeal cancer. Biol Trace Element Res 57:19-25 Lajunen LHJ and Peramaki P, 2004, Spectrochemical Analysis by atomic Absorption and Emission, 2nd Edition, University of Oulu Finland. Marlowe M, Moon C, Errera J, Stellern J. 1983. Hair mineral content as a predicator of mental retardation J Orthomol Psych 1:26-33. Marlowe M. 1988. Hair element content of native american indian children. J Ortomol Med 1:24-28
39
40
Mulyaningsih RTh. 2009. Kandungan unsur Fe dan Zn dalam bahan pangan produk pertanian, peternakan dan perikanan ditentukan dengan Metode ko-AANI. J Sains Tek Nuklir Ind :1-10. Nielsen FH, Hunt JR. 1988. Trace elements as important in human nutrition. Nut Res Cen :135-143 Nnorom IC, Igwe JC, Ejimone JC. 2005. Multielement analyses of human scalp hair samples from three distant towns in Southeastern Nigeria. African J Biotechnol 10:1124-1127. Ogboko B, Fisher D, Swart R. 2009. Levels of lead and cadmium in hair and saliva of school children in ceres district South Africa. African J Food Agric Nutr Development 3:949-956. Olson RE, Broquist HP, Chishester CO, Darby WJ, Kolbeye AC, Syalvey RM, editor. 1988 Mineral. Jakarta. Gramedia Pialang WG, Djojosoebagio SA. 2006. Fisiologi Nutrisi. Bogor. IPB Press. Rayman M. 2000 . The importance of selenium to human health [ Review.]. The Lancet 356 :233-241 Rospond MR. 2009. Penilaian Status Nutrisi Terj Yohan B, Lyrawati D Sajogyo, Goenardi. 1994. Gizi Baik yang Merata di Pedesaan dan di Kota. Bogor. Gajah Mada Press Sandstead HH, Penland JG, Alcock NW, Dayal HH, Chen XC, Li JS, Zhao F, Yang JJ. 2010. Effects of repletion with zinc and other micronutrients on neuropsychologic performance and growth of Chinese children. Am J Clin Nutr. 68 :470–475. Soekiman. 2010. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Sutiari NK, Indiriyani M. 2007. Peranan Selenium dan Seng Sebagai Antioksidan. Natural Medica 07:16-17
40
41
Suyatno (2010) .http://blog.undip.ac.id [2 Mar 2011] Ulvi H, Yigiter R, Yoldas T, Dolu Y, Var A, Mungen B. 2002. Magnesium, zinc and copper contents in hair and their serum concentrations in patients with epilepsy. Eastern J Medicine . 7:31-35. Vasconcellos MBA, Bode P, Paletti G, Catharino MGM, Ammerlaan AK, Saiki.M, Favaro DIT, Byrne AR, Baruzzi R, Rodrigues DA. 2000. Determination of mercury and selenium in hair samples of brazilian indian populations living in Amazon region by AAN. J Radioanal Nucl Chem 1:81-85. Wang TC, Li YJ, Wang FJ, Shi YM, Lee BT. 2008. Correlation between the iron, magnesium, potasium, and zinc content in adolescent girls hair and their academic records. J Med 4:358-362 Wayne MC, Owsianik M. 2004. Parent involvement and the social and academic competencies of Urban kindergarten children. J Phych .41:363-375 Widowati W, Sastiono A, Jusuf R. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta Yang G, Wang S, Zhou R, Sun S. 1983. Endemic selenium intoxication of humans in China. Am J Clin Nutr 37:872-881.
41
43
BAGAN ALIR PENELITIAN Pendataan pendapatan orang tua
Pengelompokkan Sampel
Sampel Rambut
Pendapatan orang tua tinggi, sedang, rendah
Cuci dengan 6 5 ml campuran nheksena, etil alkohol, aseton (4:2:1) 1,5 jam saring + destalata saring, + 65 ml aseton 15 menit, saring bilas dengan destilata saring dan keringkan pada suhu kamar.
Preparasi sampel
Filtrat
1 gr rambut erlemayer
+ HNO3 dan HCl dengan perbandingan 3:1 Panaskan sampai sampel larut dan dinginkan .
Analisis Sampel dengan AAS
Data
Analisis Data
ke dalam labu
korelasi
44
Lampiran 2 Analisis Kimia Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa
Hasil Analisis Kimia Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa
No.
Kode Sampel
Zn(ppm)
Co (ppm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 2 3 4 5 6
1-L 2-L 3-L 4-L 5-L 6-L 7-L 8-L 9-L 10-L 11-L 12-L 13-L 14-L 15-L 16-L 17-L 18-L 1-P 2-P 3-P 4-P 5-P 6-P
124.321 222.211 45.409 110.642 104.153 61.540 285.819 119.768 230.504 225.726 116.128 179.315 44.976 106.512 65.143 302.338 38.227 259.473 241.941 671.464 674.068 878.708 778.423 159.923
14.426 16.498 13.381 14.315 12.426 11.807 7.539 5.703 9.995 7.390 8.630 6.615 13.893 14.877 13.683 19.739 13.487 16.068 7.977 14.701 11.509 9.915 11.343 11.446
Se (ppm) 0.226 1.504 0.468 0.931 0.452 1.696 0.107 0.273 0.031 0.068 0.048 0.023 0.094 0.023 0.202 0.085 0.042 0.317 0.100 0.047 0.085 0.064 0.168 0.387
Penghasilan Orang Tua (Rp) 750,000 800,000 800,000 900,000 1,000,000 1,000,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,700,000 2,000,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 3,000,000 3,000,000 750,000 750,000 750,000 800,000 1,000,000 1,000,000
Keterangan Penghasilan Orang Tua Rendah, Siswa LakiLaki
Penghasilan Orang Tua Sedang ,Siswa Lakilaki
Penghasilan Orang Tua Tinggi , Siswa LakiLaki
Penghasilan Orang Tua Rendah ,Siswa Perempuan
45
Hasil Analisis Kimia Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa
No.
Kode Sampel
Zn(ppm)
Co (ppm)
Se (ppm)
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
7-P 8-P 9-P 10-P 11-P 12-P 13-P 14-P 15-P 16-P 17-P 18-P
964.958 273.759 304.353 1386.520 184.215 277.975 624.987 528.334 1154.381 1177.365 467.684 534.225
16.869 9.710 16.660 10.461 16.393 16.025 12.200 10.407 12.178 10.922 12.980 15.857
0.074 0.022 0.038 0.093 0.287 0.553 0.303 0.317 0.406 5.742 0.472 0.077
Penghasilan Orang Tua (Rp) 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,700,000 2,500,000 2,500,000 3,000,000 3,000,000 3,200,000 4,500,000
Keterangan
Penghasilan Orang Tua Sedang ,Siswa Perempuan
Penghasilan Orang Tua Tinggi, Siswa Perempuan
46
Lampiran 3 Analisis Ragam Unsur Zn, Se, dan Co
Analisis Ragam Unsur Zn, Se, dan Co Jenis Unsur
p Pendapatan
p Jenis Kelamin
P Interaksi PendapatanJenis Kelamin
< 0.001 berbeda nyata
Zn
0.623
Se
0.016 berbeda nyata
0.851
Co
0.015 berbeda nyata
0.604
0.122 0.001 berbeda nyata <0.001 berbeda nyata
47
Lampiran 4 Uji t Kadar Zn, Se, dan Co pada Siswa dengan Pendapatan Orang Tua
Uji t Kadar Zn (ppm) pada Siswa dengan Pendapatan Orang Tua Pendapatan Orang Tua Jenis Kelamin
Rendah
Sedang
Tinggi
laki-laki
111.4
192.9
136.1
Perempuan
567.4
565.3
747.8
Uji t Kadar Se (ppm) pada Siswa dengan Pendapatan Orang Tua Pendapatan Orang Tua Jenis Kelamin
Rendah
Sedang
Tinggi
laki-laki
0.879
0.092
0.127
Perempuan
0.142
0.178
1.220
Uji t Kadar Co (ppm) pada Siswa dengan Pendapatan Orang Tua Pendapatan Orang Tua Jenis Kelamin
Rendah
Sedang
Tinggi
laki-laki
13.81
7.65
15.29
Perempuan
11.15
14.35
12.42
p
0
p
0.884
p
0.726
48
Lampiran 5 Rerata Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut siswa
Rerata Unsur Zn, Se, dan Co pada Rambut Siswa Siswa Laki-laki
Siswa Perempuan
Jenis Unsur
Pendapatan Orang Tua Rendah
Pendapatan Orang Tua Sedang
Pendapatan Orang Tua Tinggi
Pendapatan Orang Tua Rendah
Pendapatan Orang Tua Sedang
Pendapatan Orang Tua Tinggi
Zn
111.4
192.9
136.1
567.4
565.3
747.9
Se
0.879
0.092
0.127
0.142
0.178
1.220
Co
13.81
7.65
15.29
11.15
14.35
12.42
49
Lampiran 6 Quesiner Pola Makan Siswa SDN I Way Halim Lampung
Quesiner Pola Makan Siswa SD Negeri 1 Perum Way Halim Kecamatan Kedaton Bandar Lampung
Nama
:
Kls
:
____________________________________________________________________
1. a. Apakah anak ibu menyukai sayur-sayuran ? b. Sayur-sayuran apa saja yang disenangi oleh anak ibu ? c. Dalam menu makan sehari-hari apakah ibu selalu memberi sayur-sayuran pada saat anak makan?
2. a. Apakah anak ibu menyukai lauk pauk seperti ikan, cumi-cumi, udang (makanan laut lainnya) ? b. Lauk pauk apa saja yang selalu ibu berikan pada menu makan anak ? c. Dalam menu sehari-hari apakah lauk pauk selalu ada dalam menu makan anak?
3. a. Selain lauk pauk makanan laut, apakah ibu memberikan lauk pengganti pada menu makan anak ? ( misal telur atau daging sapi/ ayam) ? b. Dalam seminggu berapa kali lauk pauk pengganti diberikan dalam menu makan anak ? c. Apakah tahu dan tempe selalu ada dalam menu makan anak ibu ?
50
4. a. Apakah anak ibu menyukai buah-buahan ? b. Buah apa saja yang sering dikonsumsi oleh anak ibu ? c. Dalam seminggu berapa kali ibu memberi buah-buahan pada anak ? 5. a. Apakah anak ibu menyukai susu ? b. Berapakali ibu memberi susu dalam 1 hari ?
6. Dari penghasilah ibu dan bapak dalam 1 bulan berapa besar yang dianggarkan untuk keperluan makan dalam satu bulan ?
Keterangan Jenis sayur a. yang berdaun: bayam,kangkung, sawi,kol,kembang kol b. wortel, kentang, jagung,labu c.buncis, kacang panjang Jenis Lauk-Pauk a.ikan b.ikan,cumi,udang c.tergantung musim Jenis Lauk pengganti a. telur b.telur, daging api c.telur, daging ayam
Jenis buah a. semua buah b. buah tertentu: jeruk, apel,anggur
51
Lampiran 7 Respon Quisener Pola Makan Siswa
Respon Pertanyaan Quisener pola makan siswa Perempuan Tingkat Pendapatan Orang Tinggi No HIJRIARA T 1.a Ya 1.b a,b,c 1.c Ya 2a Ya 2b b,c 2c Ya 3a Terkadang 3b 1-2x 3c Ya 4a Ya 4b A 4c 1x 5a Ya 5b 1x 6a 60%
RHIDA AA ya a,b,c ya ya b,c ya ya, c 2-3x ya ya a 2-3x ya 1-2x 60%
Nama siswa SOVIE M BELLA A ya ya a,b,c a,b,c ya ya ya ya c c ya ya terkadang ya,a terkadang 3x ya ya ya ya b a 2x terkadang ya ya terkadang terkadang 50% 50%
ANGELIA ya a,b,c ya ya a,b ya terkadang terkadang ya ya b terkadang ya 1x 45%
JUNITA Ya a,b,c Ya Ya b,c Ya ya,c 1-2x Ya Ya A Terkadang Ya 1-2x 40%
52
Tingkat Pendapatan Orang Sedang No NADIRA 1.a ya 1.b a,c 1.c terkadang 2a ya 2b a,c 2c ya 3a ya,a 3b 2x 3c ya 4a ya 4b a 4c 1x 5a ya 5b 1x 6a 50%
AMELIA G ya a ya ya a ya ya,c 3-4x ya ya a terkadang tidak 45%
Nama siswa JINGGA R NADITA ya ya b a,b ya terkadang ya ya c a ya terkadang ya,c ya,a terkadang 2x ya ya ya ya b b terkadang terkadang tidak ya 1x 50% 50%
ECA SARI ya a,b,c ya ya c terkadang ya,a 2-3x ya ya b 1x tidak 50%
FITRI ya a ya ya c terkadang ya,a 3x ya ya a 1x ya 1x 50%
CICI ya a ya ya a ya ya, c 2-3x ya ya b terkadang ya 1x 50%
DAMARA K ya a terkadang tidak ya,c 2-3x ya ya a 1-2x ya 1x 50%
Tingkat Pendapatan Orang Rendah Nama siswa
No FAWNIA A 1.a ya 1.b a 1.c terkadang 2a ya 2b a,c 2c terkadang 3a ya,a 3b 2-3x 3c ya 4a ya 4b a 4c 1-2x 5a ya 5b 1x 6a 50%
Reangelica NS ya a,b ya ya c ya ya,a 2x ya ya b terkadang tidak 50%
SEPTIA A ya b terkadang ya c terkadang ya,a 2x ya ya a 2x tidak 50%
NADA N ya a,c ya ya a,c terkadang ya, a 2-3x ya ya a terkadang ya 1x 50%
53
Respon Pertanyan Quisener pola makan siswa laki-laki Tingkat Pendapatan Orang Tinggi Nama siswa
No
1.a 1.b 1.c 2a 2b 2c 3a 3b 3c 4a 4b 4c 5a 5b 6a
Arya
SANDI F
M.GAVI F
CADA DA
FIRAS
ya B ya ya B ya ya, c 2x ya ya B 3x ya 3x 65%
ya a tidak ya c ya ya, c 3x ya ya a 2x ya 3x 50%
ya a ya tidak tidak tidak ya, a ya ya b 2x ya 2x 40%
ya b tidak tidak tidak tidak ya,c ya ya b 2x ya 2x 40%
tidak tidak tidak ya a ya ya,a 2x ya ya a 3x ya 3x 50%
ADITAMA AL tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya,c ya ya a 3x ya 3x 50%
54
Tingkat Pendapatan Orang Tua Sedang no DIMAS DK 1.a ya 1.b a 1.c ya 2a ya 2b a,b 2c ya 3a ya, c 3b 2-3x 3c ya 4a ya 4b b 4c 1x 5a ya 5b 2x 6a 50%
ABDULLAH tidak tidak tidak ya c ya ya, a 3-4x ya ya a 2x ya 3-2 x 50%
Nama siswa M.FARAS Y AFLAH T ya tidak c tidak terkadang terkadang ya terkadang a,c a ya ya ya,a ya, a 2-3x 3-4x ya ya ya ya a a 1x 1x ya ya 2x 3-2x 45% 50%
EPRA tidak tidak terkadang terkadang a, c ya ya, c 3x ya ya b terkadang terkadang 45%
ABEL R ya b terkadang terkadang a, c ya ya, c 3x ya ya b 1x ya 1x 45%
JEPRI ya a ya ya a terkadang ya,c 2x ya ya a 1x ya 2x 50%
ARDIO ya a, b ya ya c terkadang ya,c 1x ya ya a terkadang ya 3x 50%
Tingkat Pendapatan Orang Tua Rendah No BAGUS K 1.a Ya 1.b a,b,c 1.c Ya 2a ya 2b a,b,c 2c terkadang 3a ya, a 3b 4x 3c ya 4a ya 4b a 4c terkadang 5a ya 5b 2x 6a 50%
FRANS tidak b terkadang ya a,b,c terkadang ya, a 3x ya ya a terkadang ya 1-2x 60%
Nama siswa VIKTOR FAJAR ya ya a,b,c b,c ya ya ya ya a,b a ya ya ya, c ya, a 2x 2x ya ya ya ya a a terkadang 1x ya ya 3x 2-3x 45% 50%
55
38
18