NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Oleh: IRA MUSTIKAWATI H. MUHAMMAD BACHTIAR
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Ira Mustikawati H. Muhammad Bachtiar
INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris apakah ada dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada subyek siswa SMK. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK. Semakin tinggi dukungan sosial (orang tua) yang diberikan maka semakin tinggi minat berwirausaha pada subyek dan semakin rendah dukungan sosial (orang tua) yang diberikan maka semakin rendah minat berwirausaha pada subyek. Subyek dalam penelitian ini adalah siswi SMK yang berusia 15 sampai 18 tahun. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala yang disusun sendiri oleh peneliti, untuk skala Minat Berwirausaha yang dikemukakan oleh Meredith (2002). Skala Dukungan Sosial (orang tua) disusun dengan mengacu pada aspek-aspek dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (1994). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling Method. Data penelitian skala minat berwirausaha (35 Aitem, koefisien validitas yang bergerak antara 0,303 sampai 0,627 dan reliabilitas dengan koefisien Alpha sebesar 0,896). Sedangkan, data penelitian skala dukungan sosial (33 Aitem, koefisien validitas yang bergerak antara 0,341 sampai 0,783 dan reliabilitas dengan koefisien Alpha sebesar 0,947). Sebaran data normal variabel minat berwirausaha (K-S-Z = 0,618 dengan p= 0,840 (p>0,05) dan variabel dukungan sosial (K-S-Z = 1,291 dengan p=0,071 (p>0,05). Data liniearitas hasil menunjukkan F=21,150 dengan p=0,000 (p<0,05) Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan uji korelasi product moment dari Pearson. Hasil analisis menunjukkan besarnya koefisien korelasi sebesar r = 0,438 dengan p = 0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK sehingga hipotesis yang diajukan diterima. Kata kunci : Dukungan Sosial (orang tua), Minat Berwirausaha
PENGANTAR Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) secara umum adalah menyiapkan tamatan untuk, (a) mendapatkan kehidupan secara layak, (b) meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi peserta didik, (c) menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, (d) memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, (e) menerapkan dan memelihara hidup sehat, dan (f) memiliki wawasan lingkungan pengetahuan dan seni. Sedangkan, tujuan khusus SMK adalah menyiapkan tamatan untuk, (a) mengisi lowongan industri, (b) mampu memilih karir dan gigih dalam berkompetensi, (c) mengembangkan sikap profesional, dan (d) dapat mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Direktur Pembinaan SMK Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) Joko Sutrisno (2007), berpendapat peran SMK sangat signifikan dalam upaya mencetak tenaga terampil untuk mengatasi masalah pelik pengangguran. Tidak hanya sekadar menciptakan tenaga terampil yang dapat bekerja sama dengan sektor usaha, tetapi lebih jauh lagi diharapkan sekolah kejuruan mampu menghasilkan wirausahawan. Kualitas SMK akan merefleksikan kualitas tenaga kerja Indonesia yang perlu terus dibangun untuk meningkatkan keunggulan kompetitif ekonomi Indonesia. Pendidikan SMK memiliki orientasi untuk mengarahkan
siswanya
bekerja
setelah
lulus
sekolah
(http://www.suarapembaruan.com/News/2007/05/02/Sorotan/sorot01.htm)13/3/08 Para pelajar SMK didorong mampu untuk berwirausaha di tengah minimnya lapangan pekerjaan. Sejak tahun 1994 Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) Indonesia, yaitu menerapkan standarisasi kurikulum pada seluruh SMK di Indonesia, yaitu harus menerapkan kurikulum mata pelajaran kewirausahaan pada para siswanya. Bahkan pada tahun 2004, pemerintah Indonesia meluncurkan Block grant khusus untuk meningkatkan kompetensi wirausaha melalui pembangunan kelas wirausaha di 150 lokasi atau sekitar 450 SMK di Indonesia (Riyanti, 2008). Menurut Anshori (2007), dunia wirausaha sampai saat ini belum menjadi lapangan kerja yang diminati oleh para pencari kerja. Wirausaha bukan sekedar berbisnis apalagi sekedar berdagang. Budaya Indonesia masih sangat kolonial berpandangan bahwa seorang pegawai lebih terpandang dibandingkan menjadi seorang pengusaha. Selain itu, mereka berpandangan sebuah gelar jauh lebih penting dibandingkan kemampuan atau keahlian seseorang padahal yang baik adalah mempunyai keahlian, bukan seperti sekarang mencari gelar dulu baru mencari-cari kemampuan atau keahlian. Wajar bila banyak mereka yang mempunyai gelar sarjana tapi pengangguran (http://wacana-koranpakoles2007.blogspot.com/2008/02/kalau-mau-utamakanpendidikanwirausaha.html)13/3/08. Lulusan SMK secara individual dituntut untuk lebih kreatif dan tanggap untuk tetap bertahan di tengah kondisi tersebut. Sedangkan, secara sosial terdapat semacam kewajiban untuk dapat tampil menjadi inspirator yang mampu memberikan kesempatan kerja bagi orang lain. Untuk itu perlu mengembangkan dan memiliki semangat kewirausahaan dengan mengubah paradigma sebagai pencari kerja sejati menjadi pencipta kerja yang mandiri dan kreatif. Dengan
membuka lapangan pekerjaan sendiri diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran dapat dikurangi. Para orang tua beranggapan, bahwa jika anak-anaknya menjadi pegawai maka kehidupan akan lebih baik ketimbang menjadi wirausaha. Harapan itu memang benar adanya bahwa menjadi pegawai dapat mengangkat status sosial dan kepribadian manusia sampai pada taraf-taraf tertentu. Akan tetapi, orang tua tanpa sadar sering memaksa kehendak pada anak dan tidak dapat memisahkan antara impian anak dengan impian orang tua. Padahal ketika seseorang minat untuk merintis suatu usaha baru sangat membutuhkan suatu dukungan. Dukungan untuk berwirausaha biasanya datang dari lingkungan keluarga, pasangan dan teman sepergaulan dimana mereka dapat berdiskusi tentang ide berwirausaha akan masalah yang dihadapi dengan cara-cara menangani masalah. Salah satu bagian dari dukungan sosial yaitu dukungan dari keluarga khususnya orang tua yang merupakan faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi dalam minat dalam berwirausaha. Dorongan berbentuk motivasi yang kuat untuk maju dari pihak keluarga merupakan modal awal untuk menjadi wirausaha. Dengan didukung pihak keluarga mereka memiliki mental dan motivasi tinggi sebagai faktor pendorong utama (Kasmir, 2006). Pendapat dan pengantar yang telah dikemukakan di atas memperkuat dugaan bahwa terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan minat berwirausaha pada siswa SMK, sehingga peneliti akan meneliti apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK?
TINJAUAN PUSTAKA A. MINAT BERWIRAUSAHA 1.
Pengertian Minat Super and Crities (1962) berpendapat ada empat cara mengenali minat dan
berdasarkan penggolongan minat. Cara tersebut adalah sebagai berikut: a.
Menanyakan kegiatan yang paling disenangi dan yang paling tidak disenangi, baik yang bersifat tugas maupun yang bukan tugas (expressed interest).
b.
Mengobservasi secara langsung hobi atau aktivitas lain yang banyak dilakukan subyek (manifest interest).
c.
Menyimpulkan dari hasil tes objektif. Nilai-nilai yang tinggi pula terhadap hal tersebut. Namun hal ini tidak selalu demikian (tested interest).
d.
Menggunakan alat-alat yang telah distandarisasi. Minat didapat dengan menanyakan kepada subjek yang bersangkutan, ia senang atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu yang ditanyakan (inventoried interest). Definisi minat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kekuatan
intrinstik yang mampu mendorong, mempengaruhi atau menyebabkan individu menaruh perhatian atau tertarik pada sesuatu di luar dirinya secara sadar dengan disertai rasa senang.
2.
Pengertian Wirausaha Menurut Meredith (2002), berwirausaha merupakan suatu pekerjaan atau
karier yang bersifat fleksibel dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan, dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. 3.
Aspek-aspek Minat Berwirausaha Minat berwirausaha ditunjukkan dengan aspek-aspek yang mengacu pada
ciri-ciri wirausaha yang dimiliki seseorang. Meredith (2002) mengemukakan bahwa ciri-ciri seorang wirausaha, di antaranya: a.
Percaya diri, yaitu meliputi keyakinan, ketidaktergantungan, individualitas dan optimisme. Siswa SMK yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa menunggu bantuan dari orang lain.
b.
Berorientasi pada tugas dan hasil, yaitu memiliki kebutuhan akan berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat dan energik dan inisiatif. Siswa SMK yang memiliki keinginan untuk berwirausaha dengan tekun dan membuat strategi setelah lulus nanti.
c.
Pengambil Risiko, yaitu meliputi kemampuan mengambil risiko dan menyukai tantangan. Siswa SMK ditantang untuk dapat menghadapi berbagai macam hambatan atau rintangan yang akan dihadapi ketika akan berwirausaha nanti.
d.
Kepemimpinan, yaitu meliputi bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain menanggapi saran dan kritik. Siswa SMK bisa
menjadi pelopor dalam menciptakan sesuatu, mudah bergaul dengan siapa saja dan mau mendengarkan orang lain jika sedang berpendapat. e.
Keorisinilan, yaitu meliputi inovatif dan kreatif, fleksibel, punyak banyak sumber, serba bisa dan mengetahui banyak hal. Siswa SMK bisa menjadi seseorang yang kreatif dan inovatif bisa membuat sesuatu yang baru, mengetahui banyak hal tentang dunia wirausaha dan bisa mengerjakan pekerjaan yang berkaitan dengan dunia wirausaha.
f.
Berorientasi pada masa depan, yaitu meliputi senantiasa berpikiran ke masa depan dan perspektif. Siswa SMK harus memiliki rencana-rencana membuka usaha baru untuk masa depan mereka, segala sesuatu dipersiapkan dengan matang. Memikirkan jangka pendek dan jangka panjang akan halhal yang kemungkinan akan terjadi di masa depan. Kesimpulan aspek-aspek minat berwirausaha diambil dari ciri-ciri
wirausaha yang dikemukakan oleh Meredith (2002), dikarenakan ciri-ciri tersebut akan mengungkap keinginan seseorang untuk menjadi wirausaha di antaranya ciriciri wirausaha tersebut yaitu percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambilan risiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi ke masa depan.
B. DUKUNGAN SOSIAL (ORANG TUA) 1.
Pengertian Dukungan Sosial Menurut Sarafino (1994) dukungan sosial adalah suatu kesenangan, rasa
aman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau sekelompok.
2.
Aspek Dukungan Sosial Sarafino (1994) mengklasifikasikan dukungan sosial ke dalam 5 (lima)
bentuk dukungan sosial, yang terdiri dari: a.
Dukungan emosional (emotional support) Dukungan yang melibatkan ekspresi rasa empati dan kepedulian terhadap individu, sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Orang tua mau mendengarkan cerita dan peduli dengan minat anak-anaknya khususnya minat untuk membuka usaha baru.
b.
Dukungan penghargaan (esteem Support) Dukungan yang melibatkan penilaian positif pada individu, pemberian semangat dan pernyataan setuju pada pendapat individu. Dukungan ini akan membantu
perasaan berharga bagi individu yang menganggap dirinya
memiliki kemampuan yang berbeda dengan orang lain sehingga menimbulkan percaya diri dan harga diri pada individu. Orang tua memberikan respon yang positif dan menunjukkan rasa bangganya ketika siswa memiliki keinginan untuk berwirausaha. c.
Dukungan instrumental (tangible or instrumental support) Berupa pemberian bantuan secara langsung seperti bantuan uang atau materi lainnya. Orang tua memudahkan dalam melancarkan minat anaknya untuk berwirausaha, yaitu dengan mengikutkan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan kewirausahaan.
d.
Dukungan informasi (informational support) Dukungan yang terdiri dari pemberian nasihat, pengarahan, saran atau umpan balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan. Dukungan ini dapat menolong individu untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan lebih mudah. Orang tua memberikan saran, nasihat dan pengarahan bagaimana menjadi seorang wirausaha, menjelaskan apa yang akan menjadi risiko menjadi wirausaha, dan lain sebagainya tentang informasi yang berkaitan dengan dunia wirausaha.
e.
Dukungan jaringan sosial (network support) Dukungan yang menimbulkan perasaan memiliki pada individu karena individu menjadi anggota dalam kelompok. Dalam hal ini individu dapat membagi minat serta aktivitas sosialnya sehingga individu merasa dirinya dapat diterima oleh kelompok tersebut. Orang tua dan anaknya memiliki kesamaan antara minat, sikap, serta pandangan-pandangan terhadap wirausaha.
METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah Kelas XI SMK Negeri I Yogyakarta dan SMK Negeri 6 Yogyakarta. Dipilih kelas XI berdasarkan alasan bahwa siswa kelas XI telah mengikuti pembelajaran hampir 2 tahun dan dianggap sudah cukup mandiri dan bertanggung jawab beban yang harus dipikul secara pribadi, jika dibandingkan dengan kelas X. Di sisi lain, siswa kelas XII tidak dipilih sebagai
sampel dikarenakan sedang menjalankan banyak praktek. Untuk uji coba alat ukur atau try out peneliti melakukannya di SMK Negeri I Yogyakarta. Sedangkan, untuk pengambilan data peneliti melakukannya di SMK Negeri 6 Yogyakarta.
B. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Peneliti akan menggunakan dua buah skala untuk mengukur kedua variabel yaitu skala minat berwirausaha dan skala dukungan sosial (orang tua). Pemberian skor pada aitem favourable, yaitu untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Sedangkan pada aitem unfavourable pemberian skornya adalah untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4. Skala minat berwirausaha, semakin tinggi total skor yang diperoleh subjek pada skala minat berwirausaha, maka akan semakin tinggi minat berwirausaha subjek untuk melakukan wirausaha. Sebaliknya jika semakin rendah total skor yang diperoleh subjek pada skala minat berwirausaha, maka semakin kurang atau rendah pula minat berwirausaha yang dimiliki subjek untuk melakukan wirausaha. Skala dukungan sosial (orang tua) semakin tinggi total skor yang diperoleh subjek pada skala dukungan sosial, maka akan semakin positif dukungan sosial yang dimiliki oleh subyek. Sebaliknya jika semakin rendah total
skor yang diperoleh subjek pada skala dukungan sosial, maka dukungan sosial yang dimiliki subjek menjadi negatif. C. Metode Analisis Data Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasional, yaitu mengetahui hubungan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Untuk metode analisis data, peneliti menggunakan analisis statistik. Penelitian menggunakan statistik korelasi product moment dari Pearson. Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK. Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan program komputer SPSS 16.00 for Windows. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subyek Penelitian Gambaran umum mengenai subyek penelitian berdasarkan usia dan jurusan tersaji lengkap pada tabel sebagai berikut: Tabel 9. Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Usia Usia Jumlah 15 Tahun 2 16 Tahun 44 17 Tahun 22 18 Tahun 2 TOTAL 70
Tabel 10. Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jurusan Jurusan Jumlah Tata Boga 2 17 Tata Busana 1 17 Tata Kec. Rambut 2 17 Tata Kec. Kulit 19 TOTAL 70 2. Deskripsi Data Penelitian
Gambaran umum mengenai data penelitian secara singkat dapat dilihat pada tabel deskripsi data penelitian yang berisikan fungsi-fungsi statistik dasar. Deskripsi data penelitian tiap-tiap variabel skala minat berwirausaha dan skala dukungan sosial secara lengkap dan tersaji pada Tabel 11. Tabel 11. Deskripsi Data Penelitian Variabel Minat Berwirausaha Dukungan Sosial
Empirik Max Rerata
SD
Min
86
129
105,47
9,92
41
129
103,01
13,71
Min
Hipotetik Max Rerata
SD
35
140
87,5
17,5
33
132
82,5
16,5
a. Skala Minat Berwirausaha Tabel 12. Deskripsi Kategorisasi Minat Berwirausaha pada Subjek Penelitian Skor Kategori Frekwensi Prosentase X < 56 Sangat rendah 0 0% 56 ≤ X ≤ 77 Rendah 0 0% 77 < X ≤ 98 Sedang 18 25,71 % 98 < X ≤ 119 Tinggi 45 64,29% X > 119 Sangat Tinggi 7 10 % TOTAL 70 100 %
b. Skala Dukungan Sosial (Orang Tua) Tabel 13. Deskripsi Kategorisasi Dukungan Sosial (orang tua) pada Subjek Penelitian Skor Kategori Frekwensi Prosentase X < 52,8 Sangat rendah 1 1,43 % 52,8 ≤ X ≤ 72,6 Rendah 0 0% 72,6 < X ≤ 92,4 Sedang 7 10 % 92,4< X ≤ 112,2 Tinggi 47 67,14 % X > 112,2 Sangat Tinggi 15 21,43 % TOTAL 70 100% 3. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji liniearitas. Uji normalitas dan uji liniearitas merupakan syarat sebelum dilakukan uji korelasi. a. Uji Normalitas Variabel minat berwirausaha menunjukkan K-S-Z = 0,618 dengan p= 0,840 (p>0,05), dan variabel dukungan sosial (orang tua) menunjukkan K-S-Z = 1,291 dengan p= 0,071 (p>0,05). b. Uji Linieritas Hasil uji liniearitas menunjukkan F=21,150 dengan p= 0,000(p<0,05). Berdasarkan hasil uji linieritas yang dilakukan dapat diketahui ada hubungan liniear antara variabel minat berwirausaha dengan variabel dukungan sosial (orang tua) (p<0,05). 4. Uji Hipotesis
Hasil analisis product moment dari Pearson menunjukkan koefisien korelasi antara variabel minat berwirausaha dengan variabel dukungan sosial (orang tua) adalah 0,438 (r=0,438) dengan p=0,000 (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara minat
berwirausaha dengan dukungan sosial (orang tua), dimana semakin tinggi dukungan sosial (orang tua) maka minat untuk berwirausaha semakin tinggi, dan semakin rendah dukungan sosial (orang tua) maka minat untuk berwirausaha semakin rendah, sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. A. Pembahasan Hasil analisis parametrik Pearson Correlation diperoleh hasil penelitian hipotesis penelitian diterima. Bahwa ada hubungan positif antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha. Hal ini ditunjukkan dengan r sebesar 0,438 dan P sebesar 0,000 (P < 0,01). Artinya semakin positif dukungan sosial (orang tua), maka semakin tinggi minat berwirausaha pada siswa SMK. Sebaliknya, jika semakin negatif dukungan sosial (orang tua), maka semakin rendah minat berwirausaha siswa SMK. Diterimanya hipotesis menunjukkan bahwa dukungan sosial (orang tua) berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada siswa SMK. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa dukungan sosial (orang tua) dapat dikategorikan dalam kategori tinggi yaitu mencapai prosentase 67,14%. Adanya dukungan sosial (orang tua) pada subjek penelitian dalam kategori tinggi, menunjukkan adanya dukungan sosial (orang tua) yang cenderung ke arah positif. Minat berwirausaha subjek penelitian dapat dilihat dari prosentase yang mencapai 64,29% dapat dikategorikan dalam kategori tinggi. Hasil dari penelitian Marliyah dkk. (2004) menyatakan bahwa persepsi dukungan orang tua memliki pengaruh yang signifikan terhadap pembuatan keputusan memilih karir pada remaja. Menurut Farmer (Marliyah dkk, 2004) menyatakan bahwa dukungan orang tua juga memberikan pengaruh yang paling
kuat terhadap aspirasi karir remaja dari pada saran-saran dari teman, dorongan dari guru atau dari lingkungan sosial, kemudian Palmer dan Cochran (Marliyah dkk, 2004) juga menyatakan bahwa dukungan orang tua akan memberikan pengaruh positif dalam perkembangan karir remaja. Hal tersebut serupa dengan hasil penelitian dari Turner, dkk. (2004) bahwa terdapat keterikatan kuat antara persepsi remaja dari dukungan yang diberikan orang tuanya untuk menentukan sendiri pekerjaan yang diminatinya dari kepercayaan diri yang diperlihatkan oleh remaja dalam menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan karir yang dipilih adalah lebih bermanfaat daripada dukungan yang diberikan oleh sahabatnya sendiri. Oleh karena itu, dukungan orang tua kepada remaja sejak dini diharapkan dapat mengembangkan minat anak terhadap karir yang akan dipilihnya kelak. Menurut Monks dkk. (1996) mengatakan kualitas hubungan dengan orang tua memegang peranan penting, dengan adanya dukungan kooperatif antara orang tua dan anak akan menimbulkan suatu kedekatan yang berarti. Penelitian dari Hunter dan Csikzentmihalyi (2003) menyatakan bahwa secara umum anak lebih menyukai untuk menempatkan diri mereka sendiri sebagai seorang anak yang efektif untuk mendapat pengalaman hidup dalam dunia mereka sendiri. Minat anak akan lebih merasakan diri mereka sendiri seperti mempunyai kontrol sosial minat dalam diri mereka. Pada masa remaja minat dibawa pada masa kanak-kanak cenderung berkurang dan diganti dengan yang lebih matang (Crow dan Crow, 1973). Oleh karena itu, siswa dalam beradaptasi dimana dia memiliki cara pandang terhadap tujuan, sikap, dan minatnya terhadap pekerjaannya dan selama masa belajar banyak perubahan yang terjadi, salah
satunya minat dan pilihan kerja. Subjek penelitian sekitar 35 % termasuk kategori remaja akhir, yang berusia 17 sampai 18. Menurut Mappiare (1982) pada tahap ini, remaja akhir pada umumnya telah mantap menentukan pilihan jabatan atau pekerjaan. Ginzberg (Mappiare,1982) menyatakan bahwa remaja sudah memperhatikan semua faktor dalam usaha pemilihan kerja, pendidikan, jenis sekolah, jurusan dan pekerjaan. Sedangkan, sebagian besar subjek penelitian sekitar 65 % termasuk kategori remaja awal yaitu berusia 15 sampai 16 tahun, dimana menurut Al-Migwar (2006) pengembangan minat/cita-cita jabatan seseorang masih mengalami perubahan sepanjang garis perkembangannya. Akan tetapi, semua itu peran orang tua tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan anakanaknya, orang tua sangat berperan penting dalam memberikan dukungan dan motivasi yang akan membuat anak menjadi kompeten secara sosial, percaya diri dan bertanggung jawab dalam melakukan minatnya untuk menjadi wirausaha. Kelemahan dari penelitian ini adalah penelitian hanya melihat satu faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha dan peneliti kurang memperhatikan adanya faktor lain yang juga dapat berpengaruh terhadap minat berwirausaha dan terlalu banyaknya aitem yang menjadikan subjek penelitian menjadi jenuh dalam menjawab pernyataan dan peneliti dalam membuat pernyataan menggunakan bahasa yang tidak disesuaikan dengan subjek. Hal inilah yang merupakan titik kelemahan dari penelitian ini karena peneliti ini tidak mampu mengontrol faktorfaktor lain pada penelitian ini.
KESIMPULAN Berdasarkan rangkaian penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Hipotesis pada penelitian ini diterima, hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial (orang tua) dengan minat berwirausaha pada siswa SMK.
2.
Semakin positif dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada siswa SMK maka semakin tinggi minat berwirausaha pada siswa SMK.
3.
Secara keseluruhan subjek yang terlibat dalam penelitian ini memiliki tingkat minat berwirausaha berada pada kategori tinggi.
4.
Secara keseluruhan subjek yang terlibat dalam penelitian ini memiliki tingkat dukungan sosial yang diberikan orang tua berada pada kategori tinggi. SARAN
1.
Bagi Siswa SMK Siswa SMK yang memiliki minat terhadap bidang wirausaha diharapkan untuk dapat menciptakan gagasan-gagasan dan kreativitas yang dapat digunakan dalam kegiatan wirausaha, dengan harapan siswa dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain.
2.
Bagi Orang Tua Melalui penelitian ini diharapkan orang tua mampu memberikan dukungan kepada anaknya dalam memilih minat khususnya minat untuk berwirausaha, karena siswa SMK merupakan modal sumber daya manusia (SDM) di masa
depan. Diharapkan para orang tua akan lebih banyak menciptakan manusiamanusia yang berjiwa wirausaha. 3.
Bagi Institusi SMK Bagi sekolah khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) agar lebih menambahkan kualitas pada guru-guru mata pelajaran kewirausahaan yang mampu mendorong siswa-siswa untuk lebih berminat terhadap bidang wirausaha dan mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai bidang wirausaha.
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya
a.
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema yang sama, disarankan untuk mempertimbangkan variabel-variabel lain yang berhubungan dengan minat berwirausaha pada siswa SMK, sehingga akan memunculkan variabelvariabel baru yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha.
b.
Bagi peneliti, disarankan untuk melakukan penelitian dengan subjek yang berbeda. Penelitian dapat dilakukan pada mahasiswa atau masyarakat lainnya.
c.
Sebaiknya mengantisipasi adanya kelemahan dalam penelitian, pada jumlah aitem pada masing-masing skala sebaiknya tidak terlalu banyak sehingga tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa yang mengerjakannya dan bahasa dalam membuat pernyataan dalam angket disesuaikan dengan kriteria subjek yang ditentukan agar tidak menimbulkan kekeliruan dalam mengisi angket pada subjek.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Mighwar, M. 2006. Psikologi Remaja: Bagi Guru dan Orang Tua. Bandung: Pustaka Setia Anshori, Muslich. 2007. Kalau Mau Utama Pendidikan Wirausaha. http://wacana-koranpakoles2007.blogspot.com/2008/02/kalau mau-utamakan-pendidikan-wirausaha.html 13/03/2008 Astamoen M. P. Entrepreneurship: Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia (Cetakan I). Bandung: Alfabeta Hunter, J. dan Csikszentmihalyi. M. 2003. The Positive Psychology of Interested Adolescents. Claremont Graduate University California: Journal of Youth and Adolescence. Vol. 32, No. 1, Hal. 27-35 Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers Marliyah, L. D., Fransiscai, R. dan Suyasa, P. T. 2004. Persepsi Terhadap Dukungan Orang Tua dan Pembuatan Keputusan Karir remaja. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara: Jurnal Provitae, No.I, Hal. 59-81 Meredith, G. et al. 2002. Kewirausahaan (Teori dan Praktek) Seri Manajemen Strategis, No. 1. Jakarta: Penerbit PPM Riyanti, B. P. D. 2008. Metode Experiental Learning Berbasis Pada Peningkatan Rasa Diri Mampu, Kreatif dan Berani Berisiko dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan untuk SMK. Fakultas Psikologi. Jakarta: Unika Atma Jaya Hal 1-38. Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology Biopsychosocial Interactions: New York: Jhon Willey & Sons, Inc. Super, D. E. Dan Crities, J. C. 1962. Appraising Vocational Fitness. Tokyo: Revised Edition, Harper and Row and Jhon Weatherhill, Inc. Turner, S. L., dan Lapan, R. T. 2002. Career Self-Eficacy and Perceptions of Parents Support in Adolescent Career Development. University of Minnesota Minneapolis: The Career Development Quarterly, Academic Research Library. Vol 51, No. 1, Pg. 44-55 Wijatmiko, H. 2002. Hubungan Antara Kemandirian dengan Minat Berwiraswasta pada Mahasiswa. Skripsi. (Tidak Diterbitkan).Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada
IDENTITAS PENULIS Nama
: IRA MUSTIKAWATI
Alamat
: Kauman GM I/105 Yogyakarta 55122
No. Telp
: 0274-374593/08562053392