HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI MELANJUTKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
Zuyun Nela Humaera
Abstract His study aims to examine the relationship between family support and motivation to continue vocational high school (SMK). research method is the independent variable while the family support for the dependent variable was entered vocational motivation. The population in this study class VIII students of SMP N1 Tunjungan Blora totaled 80 subjects. Methods of data collection using a scale of Family Support and Motivation scales Sign SMK. The validity of the use that content validity for its reliability expressed by the coefficient of reliability that the numbers are in the range from 0 to 1.00 then the reliability of each scale was analyzed by using the formula of Cronbach alpha. For the data analysis, this study uses product moment analysis, data analysis was performed using the computer-assisted Statistical Product and Service sollution (SPSS) for windows version 16. Results of this research is to test the normality of family support variables have p = 0.192 (p> 0.05) so that the variable has a family support normal distribution and motivational variables entered SMK has p = 0.217 (p> 0.05) so that the variables entered vocational motivation has normal distribution so that it can be concluded that each variable has a normal distribution of data distribution. Test linieritasnya enter vocational motivation and family support showed linearity F = 0.035 with a significance level (p) 0.851 (p> 0.05), with the value of F deviation from linearity at 1.126 level of significance (p) 0.35 (p>0.05 ) so it can be concluded that the motivations log linear SMK with family support. As for the test this hypothesis showed no association between family support and motivation go SMK, with a correlation coefficient r = 0.021 with a significance level of p = 0.854 (p> 0.05). It is concluded in this study the hypothesis is rejected by the family support category at 91.25% and 100% motivation to enter vocational school. Keywords: Continuing vocational Motivation, Family Support.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi melanjutkan sekolah menengah kejuruan (SMK).metode penelitian variabel bebasnya adalah dukungan keluarga sedangkan untuk variabel tergantungnya adalah motivasi masuk SMK. Populasi dalam penelitian ini siswa-siswi kelas VIII SMP N1 Tunjungan Blora berjumlah 80 subjek.Metode pengumpulan data menggunakan skala Dukungan Keluarga dan skala Motivasi Masuk SMK. Validitas yang digunakan yaitu validitas isi untuk reabilitasnya dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 kemudian realibilitas pada
masing-masing skala dianalisis dengan menggunakan formula alpha dari Cronbach. Untuk analisis datanya penelitian ini menggunakan analisis product moment, Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer yaitu Statistical Product &Service Sollution (SPSS) for windows versi 16. Hasil penelitian dapat diketahui untuk uji normalitasnya variabel dukungan keluarga memiliki p = 0,192 (p> 0,05) sehingga variabel dukungan keluarga memiliki sebaran normal dan variabel motivasi masuk SMK memiliki p = 0,217 (p> 0,05) sehingga variabel motivasi masuk SMK memiliki sebaran normal sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel memiliki sebaran data terdistribusi normal. Uji linieritasnya motivasi masuk SMK dan dukungan keluarga menunjukkan F Linieritas = 0,035 dengan taraf signifikansi (p) 0,851 (p> 0,05), dengan nilai F deviasi dari linieritas sebesar 1,126 taraf signifikansi (p) 0,35 (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak linier antara motivasi masuk SMK dengan dukungan keluarga. Sedangkan untuk uji hipotesisnya ini menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi masuk SMK, dengan koefisien korelasi r = 0,021 dengan taraf signifikasi p = 0,854 (p>0,05). Dapat disimpulkan hipotesis dalam penelitian ini di tolak dengan kategori pada dukungan keluarga sebesar 91,25% dan motivasi masuk SMK 100%. Kata kunci : Motivasi Melanjutkan SMK, Dukungan Keluarga.
PENDAHULUAN Dunia pendidikan menjadi faktor kebutuhan yang paling utama dalam kehidupan, karena bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.Kualitas sumber daya manusia dibentuk melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan merupakan suatu proses dalam meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan serta perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Hal ini diperkuat dengan adanya undang- undang yang membahas Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yaitu No. 20. Tahun 2003, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan merupakan suatu proses dalam meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan serta perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara (UU nomer 20 tahun 2003 pasal 1). Pendidikan nasional diharapkan mampu berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Dalam rangka ini maka pemerintah membentuk sekolah kejuruan untuk menyiapkan siswa memasuki lapangan kerja dan mengembangkan sikap profesional mereka.
Menurut Purnomo, Sudartono, Suharmanto (2009) bahwa untuk merealisasikan tujuan tersebut pemerintah pada awal tahun 2008/2009 gencar mensosialisasikan dan mempromosikan SMK melalui media seperti iklan di televisi. Dengan adanya iklan tersebut minat lulusan SMP/MTs untuk melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan (SMK) akhir-akhir ini semakin meningkat. Buktinya pada tahun 2008/2009 jumlah siswa SMK mencapai 1,4 juta orang atau meningkat 20 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, 10 tahun sebelumnya SMK ini dianggap pendidikan kelas dua (Admin, http://www.smkpgri1jkt.org. 2 Agustus 2008). Selain itu faktor yang mempengaruhi siswa SMP masuk SMK yaitu pertama, merupakan cita-cita yang ingin dicapainya dan untuk mencapainya mereka menyimpulkan hanya dengan melanjutkan ke SMK; kedua, kemampuan belajar yang dimiliki siswa seperti kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik yang memadai sehingga memotivasi untuk melanjutkan ke SMK; ketiga, kondisi fisik siswa, mereka yang baik dan sehat akan lebih memotivasi siswa SMP melanjutkan ke SMK karena dapat mendukung kelancaran belajarnya; keempat, kondisi psikis siswa yang kuat sehingga memotivasi siswa SMP untuk melanjutkan ke SMK karena pembelajaran dan kehidupan di SMK memerlukan kondisi mental yang kuat untuk mempersiapkan diri terjun ke industri. Dalam hal ini motif yang kuat sangatlah perlu. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi motivasi siswa adalah pengaruh iklim seperti kondisi siswa, cita-cita, kemampuan siswa, kondisi lingkungan dan upaya guru dalam proses pembelajaran (Silalahi, 2008). Sekolah menengah kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.Pendidikan kejuruan sendiri sebenarnya mempunyai karakteristik yang berorientasi pada kinerja individu dalam dunia kerja, jastifikasi khusus pada kebutuhan nyata dilapangan, fokus kurikulum pada aspek psikomotorik, afektif dan kognitif.Sehingga SMK mempunyai peran penting dalam membentuk peserta didik menjadi aset bangsa yang produktif unggul industri Indonesia. Selain itu dengan masuk ke SMK generasi muda tidak akan lagi mengandalkan pekerjaan dari orang lain tetapi dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri karena siswa-siswi dibekali ketrampilan tertentu sesuai dengan minatnya. Dengan demikian lulusan SMK yang memang lebih ditonjolkan dalam pendidikan ketrampilan sehingga akan lebih mampumengaplikasikannya dalam dunia kerja. Keinginan siswa perlu disertai dengan kemampuan yang dimilikinya,karena kemampuan akan memperkuat motivasi siswa untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangannya.Selain itu dari sumbernya motivasi ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam menumbuhkan motivasi. Kurangnya respon dari lingkungan secara positif akan mempengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah. Menurut penelitian Schiefelbaum dan Simmons (2002) faktor keluargalah yang sangat penting dan paling berat dalam menentukan keinginan yang dicapai oleh siswa.Castejon dan Perez (1998), mengemukakan bahwa persepsi anak tentang dukungan keluarga secara langsung mempengaruhi kinerja si anak tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sosial budaya atau ekonomi bukan yang paling mempengaruhi tetapi kompenen keluarga yang paling berpengaruh, karena keluarga dapat mempengaruhi psikologis anak. Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau bergerak atau to move (Branca, 1964), ada juga yang menyebutkan istilah motivasi berasal dari
kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2011). Motivasi menurut Slameto (2010) dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia. Amti Khairanis dan Arif (2000) menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku dalam melakukan sesuatu, sehingga mencapai hasil dan tujuan. Sardiman (2001) menyatakan bahwa motivasi merupakan suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.Dari pengertian di atas motivasi mempunyai tiga ciri penting.Yang pertama motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi manusia (walaupun energi itu muncul dari dalam diri siswa), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia. Kedua motivasi ditandai dengan munculnya rasa, afeksi seseorang.Dalam hal ini relevan dengan persoalanpersoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Ketiga motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi sebenarnya merupakan respon dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Menurut Bimo Walgito (2002) motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Uno (2011) motif adalah gaya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mancapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan, motivasi melanjutkan SMK adalah tinggi rendahnya dorongan yang timbul dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan untuk melanjutkan ke SMK dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Menurut Uno (2011) Indikator dari motivasi belajar diklasifikasikan sebagai berikut adanya hasrat dan keinginan berhasi, Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya pengahargaan dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusi, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Uno (2011) faktor yang mempengaruhi motivasi ditentukan oleh faktor-faktor didalam diri yaitu faktor pribadi dan faktor lingkungan individu yang bersangkutan.Pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh pengaruh lingkungan.Motivasi belajar diperoleh dari lingkungan dan mendorong manusia untuk berkembang dan maju dalam mencapai tujuan atau sesuatu yang diinginkannya. Sehingga motivasi untuk belajar dengan baik dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan yang paling dekat dengan anak adalah lingkungan keluarga. Uno (2011) mengatakan motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran antara lain: a. Peran Motivasi Dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. b. Peran Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar Peran motivasi dalam dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Motivasi untuk belajar akan tumbuh karena dari pengalaman sehingga mengerti makna dari belajar. c. Peran Menentukan Ketekunan Belajar Seorang anak telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun,dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.berarti motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. Menurut Slameto (2010) faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor intern dan faktor ekstern.Untuk daktor intern salah satunya yaitu adanya motif yang kuat pada diri individu dan juga pengaruh lingkungan yang kuat.Sedangkan untuk faktor ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga hal ini bisa dilihat dari cara orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya dengan adanya bimbingan dan penyuluhan akan menimbulkan motivasi pada siswa. Faktor sekolah mencakup metode pembelajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran dan waktu sekolah, keadaan gedung merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi siswa. Faktor masyarakat dilihat dari mass media yang memberikan berita-berita tentang SMK sehingga menimbulkan persepsi masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia selain itu adanya pengaruh dari teman bergaul yang mempengaruhi pemikiran siswa sehingga siswa termotivasi untuk masuk SMK. Dukungan dari orang lain sangat diperlukan dalam proses perjalanan kehidupan manusia. Manusia membutuhkan dukungan dari orang lain dalam menghadapi atau mengantisipasi suatu masalah yang sedang dia alaminya. Menurut Sarafino (2006) dukungan sosial adalah kenyamanan, kepedulian, kepercayaan diri atau bantuan yang dirasakan seseorang dari orang lain atau kelompok. Dukungan ini dapat berasal dari banyak hal, seperti kekasih, keluarga, teman, atau anggota kelompok. Individu dengan dukungan sosial yang tinggi percaya mereka dicintai, berharga dan menjadi bagian dari jaringan sosial seperti keluarga atau anggota kelompok yang dapat menolong saat dibutuhkan.Dukungan sosial merupakan suatu bentuk komunikasi yang bersifat positif, disertai rasa suka, rasa percaya, dan nada respek yang sangat berarti bagi kehidupan orang lain. Dukungan sosial digambarkan sebagai pengalaman yang membawa keyakinan bahwa mereka diperhatikan, dicinta, dihargai yang diperoleh dari orang lain atau kelompok (Nietzel dkk., 1998). Keluarga merupakan media utama yang sangat berpengaruh dalam perkembangan anak.Interaksi antar individu tidak lepas dari yang namanya keluarga.Sarafino (Komolohadi, 2010) mengatakan kebutuhan kemampuan dan sumber dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang.Sarafino (2006) membagi dukungan sosial atas empat macam, yakni dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan informatif, dan dukungan instrument.Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses sosialisasinya. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga).Slameto (2010) menyatakan keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.Keluarga yang sehat besar artinya pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan bangsa, negara dan dunia.Sehingga dapat dipahami pentingnya peranan keluarga didalam pendidikan anak.Didalam dunia pendidikan peran orang tua sangat dibutuhkan dalam menunjang akademik anak disekolah. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya. Termasuk membantu dan mendukung segala sesuatu yang dilakukan oleh anaknya untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan.Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga adalah suatu bentuk perlakuan orang tua dalam memberikan perhatian, memberikan bantuan serta mendukung anak untuk mengikuti atau melanjutkan pendidikan guna mencapai prestasi akademik anaknya.Kebutuhan kemampuan dan sumber dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang.Keluargalah yang sangat berperan aktif dalam perubahan dan perkembangan anak. Untuk itu dukungan keluarga terutama orang tua sangat diperlukan dalam motivasi belajar, mengingat bahwa dukungan keluarga sangat mempengaruhi psikologis anak.Dalam hal ini komunikasi sangat diperlukan oleh anak dan keluarga dalam menumbuhkan motivasi anak untuk mencapai tujuan atau sesuatu yang diinginkannya termasuk anak ingin melanjutkan ke sekolah menengah kejuruan sesuai dengan cita-citanya.Dukungan keluarga terbagi menjadi 4 macam yaitu dukungan emosional, dukungan penilaian atau penghargaan, dukungan informatif, dan dukungan instrumental. Sedangkan untuk motivasi mempunyai 6 aspek diantaranya adalah hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan yang menarik dalam belajar. Dukungan keluarga dan motivasi erat hubungannya ini bisa dilihat dari aspek-aspeknya dan macam-macamnya. Dukungan emosional merupakan bentuk dukungan sosial berupa empati kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan. Dengan dukungan emosional maka akan mempengaruhi motivasi siswa. Aspek motivasi yang dapat terpengaruh antara lain berupa penghargaan dalam belajar pada siswa, hasrat dan keinginan belajar, harapan dan cita-cita masa depan, dan lingkungan belajar yang kondusif. Dukungan penilaian atau penghargaan merupakan dukungan sosial berupa ungkapan hormat secara positif kepada seseorang, dan dorongan untuk maju. Wawasan, cita-cita, impian, keinginan seseorang sebagai pendorong utama yang menggerakkan usaha untuk bersungguh-sungguh mencapai apa yang dituju. Dengan tujuan yang besar maka lebih kuatlah pula dorongan atau motivasi seseorang untuk berusaha mencapai tujuan yang dicita-citanya. Sehingga dengan dukungan penilaian atau penghargaan maka akan mempengaruhi motivasi siswa. Aspek motivasi yang dapat terpengaruh antara lain penghargaan dalam belajar, dorongan dan kebutuhan dalam belajar.Dukungan informatif merupakan bentuk dukungan sosial berupa pemberian nasehat, saran, petunjuk-petunjuk dan umpan balik. Dengan dukungan informatif berupa nasehat, saran, petunjuk-petunjuk, umpan balik berupa pemberitahuan tentang positif negatifnya jika mengambil keputusan dalam
belajar.Contohnya memberikan wawasan tentang positif negatifnya jika melanjutkan ke SMK atau SMA sehingga siswa dapat mempertimbangkan dan dapat memutuskan ingin melanjutkan ke SMK atau SMA untuk masa depannya. Sehingga dapat diketahui dukungan informatif sangat mempengaruhi motivasi siswa. Aspek motivasi yang terpengaruh antara lain harapan dan cita-cita masa depan, kegiatan yang menarik dalam belajar, hasrat dan keinginan berhasil, dan dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Dukungan instrumental merupakan bentuk dukungan sosial yang bersifat langsung misalnya bantuan peralatan, pekerjaan, dan keuangan.Hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi membutuhkan juga alat-alat yang memadai seperti buku, pensil, pena, peta, bahkan buku bacaan. Selain itu dengan tersedianya lapangan pekerjaan setelah lulus akan menjadi motivasi siswa untuk meraih citacitanya. Dengan dukungan instrumental maka akan mempengaruhi aspek motivasi yaitu lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan emosional, dukungan dukungan penilaian atau penghargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental dapat mempengaruhi aspek motivasi masuk SMK antara lain hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan yang menarik dalam belajar. Dukungan keluarga pada siswa-siswi dapat memberikan kesempatan untuk mengungkapkan (self disclosure) keinginan siswa-siswi untuk menentukan pilihan, memberikan perasaan nyaman dan tenang pada diri siswa-siswi, membantu siswa-siswi dalam memperoleh dukungan sosial, menciptakan peran sebuah keluarga sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa-siswi dan bukan sebagai tekanan pada keinginan siswa-siswi. Setelah dilakukan obserasi, wawancara sederhana dengan beberapa siswa dan guru di sekolah pada tanggal 17 maret 2012.Kebanyakan siswa menyatakan ingin masuk ke SMA dibanding masuk sekolah kejuruan atau SMK. Alasan mereka ingin masuk SMA pun bermacam-macam antara lain SMA lebih bagus dibandingkan dengan SMK, ingin kuliah jadi masuk SMA, ada juga karena orang tua menyuruh untuk melanjutkan ke SMA, banyak teman yang ingin masuk SMA. Sedangkan alasan siswa termotivasi ingin melanjutkan SMK karena pengaruh temannya ada yang masuk ke SMK, prestasi SMK yang mereka inginkan terkenal bagus, karena masalah ekonomi dan adanya ketertarikan yang didorong oleh kebutuhan dan keinginan untuk memperoleh pendidikan serta keahlian, untuk cepat mendapatkan pekerjaan. Sedangkan dari pihak guru menyatakan, dari lulusan SMP N1 Tunjungan lebih banyak melanjutkan ke SMA dibanding melanjutkan ke SMK. Dengan kata lain motivasi untuk melanjutkan ke SMK sangat rendah. Hal ini dipengaruhi dari keinginan siswa sendiri dan dukungan lingkungan siswa tersebut. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasimasuk sekolah kejuruan (SMK). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman baru bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan tentang konsep teori dan bahasan tentang dukungan keluarga
dengan motivasi siswa masuk SMK.selain itu Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat motivasi siswa melanjutkan ke SMK, serta dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya dukungan keluarga terhadap siswa untuk melanjutkan SMK karena banyak hal yang akan didapatkan di SMK. Sehingga siswa mempunyai ketrampilan dan mampu mengaplikasikannya dalam dunia kerja untuk mecapai prestasi yang lebih baik. Permasalahan yang selama ini terjadi adalah banyaknya pengangguran yang tidak mempunyai ketrampilan sehingga tidak mampu membuat lapangan pekerjaan sendiri dan pada kenyataannya dilapangan perusahaan-perusahaan lebih mengutamakan karywan yang mempunyai ketrampilan.Jadi sangatlah penting peran SMK dalam mempersiapkan tenaga kerja karena di SMK dibekali ketrampilan, mendidik anak-anak untuk mandiri dengan demikian mampu menurunkan angka pengangguran, mengurangi angka kejahatan dan meningkatkan pemasukan pajak untuk negara.Uraian diatas menunjukkan bahwa motivasi siswa melanjutkan ke SMK sipengaruhi oleh dukungan keluarga. Maka diduga semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin tinggi motivasi siswa melanjutkan SMK sebaliknya semakin rendah dukungan keluarga semakin renda pula motivasi siswa melanjutkan ke SMK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi masuk sekolah kejuruan (SMK).
METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 SMK N1 Tunjungan berjumlah 80 siswa pada tahun ajaran 2012/2013.Sampel penelitian menggunakan menggunakan random cluster sampling sebanyak 100 siswa kelas 2.Dua variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dukungan keluarga dan variabel tergantungnya motivasi siswa melanjutkan ke SMK. Alat pengumpulan data ilmiah dalam suatu penelitian mempunyai tujuan untuk mengungkap fakta mengenai variabel yang akan diteliti. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang relevan,akurat dan reliable (Azwar,2008).Metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode skala.Data-data akan diungkap dengan menggunakan skala dukungan keluarga dan skala motivasi masuk sekolah menengah kejuruan yang akan secara langsung diberikan kepada responden. Stimulusnya berupa pertanyaan yang tertuju kepada subyek. Sebelum dikenakan pada subyek penelitian, ,terlebih dahulu dilakukan uji coba skala pada subyek lain dalam sekolah yang sama yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan subjek penelitian. Skala dukungan keluarga bertujuan untuk mengungkap seberapa besar dukungan keluarga yang diberikan kepada siswa untuk masuk sekolah menengah kejuruan,dengan menggunakan macam-macam dukungan keluarga berdasarkan pendapat Safarino (2006) yang terdiri dari dukungan emosional,dukungan penilaian atau penghargaan,dukungan informatif, dukungan instrumental. Koefisien realibilitas yang diharapkan (rtt) dalam rangka skala dukungan keluarga sebesar 0,7 dan koefisien korelasi aitem total (rtt) sebesar 0,3 perhitungan jumlah aitem berdasarkan formula
Spearman Brown. Skala motivasi masuk sekolah menengah kejuruan bertujuan untuk mengungkap motivasi siswa masuk ke sekolah menengah kejuruan,dengan menggunakan aspek motivasi yang mempengaruhi siswa untuk masuk ke sekolah menengah kejuruan berdasarkan pendapat Uno (2008) yang terdiri dari hasrat dan keinginan untuk berhasil,dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita,penghargaan dalam belajar,lingkungan belajar yang kondusif,kegiatan belajar yang menarik. Koefisien realibilitas yang diharapkan (rtt) dalam rangka skala motivasi masuk sekolah menengah kejuruan sebesar 0,7 dan koefisien korelasi aitem total (rtt) sebesar 0,3 perhitungan jumlah aitem berdasarkan formula Spearman Brown Dengan menyebar skala yang berisi pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan motivasi siswa melanjutkan SMK dan dukungan keluarga secara umum. Setiap skala mempunyai empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Sesuai (SS)”, “Sesuai (S)”, “Tidak Sesuai (TS)”, dan “Sangat Tidak Sesuai (STS)”. Nilai aitem sekala berkisar 1 sampai 4.Kriteria pemberian nilai adalah sebagai berikut: untuk aitem favorable, jawaban SS mendapatkan nilai 4, S mendapat nilai 3, TS mendapat nilai 2 dan STS mendapat nilai 1. Kriteria pemberian nilai unfavorable, jawaban SS mendapat nilai 1, S mendapat nilai 2, TS mendapat nilai 3,dan SS mendapat nilai 4. Uji coba dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah alat penelitian yang digunakan teruji validitas dan realibilitasnya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional dan lewat professional judgement.Validitas isi menunjukkan sejauhmana aitem-aitem dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur, atau sejauh mana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar,2010). Validitas isi sangat penting dalam menentukan kisi-kisi yang akan dibuat untuk penelitian. Validitas isi terdiri dari dua tipe, yaitu:a.Tipe Validitas Muka (face validity), yaitu validitas berdasarkan penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes, untuk meyakinkan dan member kesan bahwa tes tersebut mampu mengungkap atribut yang hendak diukur sehingga meningkatkan motivasi dan eksungguhan individu untuk menjawab tes (Azwar,2010). Professional judgementdilakukan dengan cara meminta pertimbangan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui sejauh mana aitem-aitem tes mencerminkan perilaku yang hendak diukur.b. Tipe Validitas Logik atau Validitas Sampling (sampling validity ), yaitu validitas yang didasarkan pada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Sebagaimana telah ditetapkan dalam kawasan (domain) ukurnya atau blue print(Azwar,2010). Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut pengukuran yang reliabel.Reliabilitas mempunyai berbagai namalain seperti keterpecayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dilakukan dapat dipercaya apabila beberapa kali pelaksanaan pengukuran dilakukan terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar,2010).Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang
angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya,sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya (Azwar,2010). Teknik yang digunakan adalah metode estimasi penyajian tunggal (single-trial administration). Prinsip metode penyajian tunggal adalah pengujian akan konsistensi antar bagian atau konsistensi antar aitem dalam tes. Reliabel dalam hal ini berarti tingginya konsistensi diantara komponen-komponen yang membentuk tes secara keseluruhan (Azwar,2010). Realibilitas pada masing-masing skala dianalisis dengan menggunakan formula alpha dari Cronbachdengan jenis skor politomi,maka akan diperoleh koefisien reliabilitas alpha nya. Kriteria pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem total digunakan batasan (rit) ≥ 0,30. Aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi ≥ 0,30 jumlahnya melebihi jumlah aitem yang direncanakan untuk dijadikan skala,maka aitem tersebut dapat dipilih dengan melihat aitem yang memiliki indeks daya diskriminasi tertinggi. Sebaliknya apabila jumalah aitem yang lolos ternyata tidak memenuhi jumlah yang diinginkan ,maka penulis dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,03 menjadi 0,25 sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai. Penyusunan tes boleh menentukan sendiri batasan daya diskriminasi aitemnya dengan mempertimbangkan isi dan tujuan skala yang sedang disusun (Azwar, 2010). Analisis uji validitas dan realibilitasnya menggunakan program Statistical Product & Service Sollution (SPSS) for windows versi 16.Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas 2 yang bukan sampel sejumlah 80 siswa. Hasil analisis variabel motivasi siswa masuk SMK diperoleh sebesar 0,869 dan dukungan keluarga sebesar 0,866. Data dianalisis secara statistik menggunakan teknik korelasi Product Moment (pearson).sebelum teknik ini diaplikasikan , dilakukan uji coba normalitas dan uji coba linieritas yang diproses melalui program Statistical Product & Service Sollution (SPSS) for windows versi 16. Persiapan uji coba yang dilakukan dengan menyebarkan skala kepada 100 subjek. Kemudian diawali dengan melakukan komfirmasi kepada kepala sekolah SMP N1 Tunjungan.Mengenai waktu pelaksanaan dan subjek yang akan dikenakan dalam penelitian. Persiapan lain yang digunakan adalah menyiapkan skala sebanyak subyek yang akan dikenakan dalam penelitian yang terdiri dari skala dukungan keluarga dan skala motivasi masuk SMK. Kedua skala tersebut dirancang oleh peneliti sendiri.Sampel uji coba dukungan keluarga disusun berdasarkan macam-macam dukungan keluarga menurut Sarafino (2006) yaitu dukungan emosional, dukungan penilaian atau penghargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental. Sedangkan motivasi masuk SMK sampel uji cobanya disusun berdasarkan indikator Uno (2011) kemudian dari indikator tersebut dapat diketahui aspeknya yaitu hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Skala yang telah dibuat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing skripsi sebagai professional judgment untuk memastikan dan meyakinkan apakah materi pada kedua skala sudah cukup obyektif serta sesuai dengan kriteria
yang disusun oleh peneliti dalam penelitian. Setelah itu skala baru bisa disebar ke siswa-siswi yang akan digunakan untuk penelitian. Pelaksanaan uji coba dilakukan pada jam pertama. Sebelum uji coba dimulai peneliti terlebih dahulu menjelaskan instruksi cara pengisian skala pada subjek. Keseluruhan skala yang didistribusikan diisi dengan lengkap oleh semua subjek sehingga tidak ada skala yang gugur dan dapat diskor untuk dianalisis.Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan berkunjung secara lisan kepada kepala sekolah SMP N 1 Tunjungan yaitu Bapak Saryani Budianto, SPd. MMPd.untuk kesediannya mendapatkan izin dijadikan tempat penelitian. Setalah mendapatkan izin kemudian mengajukan surat izin secara tertulis kepada Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta pada tanggal 12 juli 2012 yang ditujukan kepada sekolah yang akan dijadikan penelitian. Kemudian ditindak lanjuti dengan menyerahkan surat izin tertulis dari Universitas Ahmad Dahlan Fakultas Psikologi kepada kepala sekolah SMP N1 Tunjungan. Dengan demikian penelitian resmi dapat melakukan penelitian di kelas VIII SMP N1 Tunjungan. Persiapan uji coba yang dilakukan dengan menyebarkan skala kepada 100 subjek. Kemudian diawali dengan melakukan komfirmasi kepada kepala sekolah SMP N1 Tunjungan.Mengenai waktu pelaksanaan dan subjek yang akan dikenakan dalam penelitian. Persiapan lain yang digunakan adalah menyiapkan skala sebanyak subyek yang akan dikenakan dalam penelitian yang terdiri dari skala dukungan keluarga dan skala motivasi masuk SMK. Kedua skala tersebut dirancang oleh peneliti sendiri.Sampel uji coba dukungan keluarga disusun berdasarkan macam-macam dukungan keluarga menurut Sarafino (2006) yaitu dukungan emosional, dukungan penilaian atau penghargaan, dukungan informatif, dukungan instrumental. Sedangkan motivasi masuk SMK sampel uji cobanya disusun berdasarkan indikator Uno (2011) kemudian dari indikator tersebut dapat diketahui aspeknya yaitu hasrat dan keinginan berhasil, dorongan dan kebutuhan dalam belajar, harapan dan cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar, lingkungan belajar yang kondusif, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Skala yang telah dibuat oleh peneliti kemudian dikonsultasikan pada dosen pembimbing skripsi sebagai professional judgment untuk memastikan dan meyakinkan apakah materi pada kedua skala sudah cukup obyektif serta sesuai dengan kriteria yang disusun oleh peneliti dalam penelitian. Setelah itu skala baru bisa disebar ke siswa-siswi yang akan digunakan untuk penelitian. Pelaksanaan uji coba dilakukan pada jam pertama. Sebelum uji coba dimulai peneliti terlebih dahulu menjelaskan instruksi cara pengisian skala pada subjek. Keseluruhan skala yang didistribusikan diisi dengan lengkap oleh semua subjek sehingga tidak ada skala yang gugur dan dapat diskor untuk dianalisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum digunakan dalam keperluan pengambilan data dalam penelitian, alat ukur terlebih dahulu melalui tahap uji coba alat ukur. Uji coba terhadap alat ukur akan digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas aitem-aitem yang ada di dalam alat ukur, yaitu skala dukungan keluarga dan skala
motivasi masuk SMK untuk menentukan aitem yang layak digunakan dalam penelitian. Semua jawaban telah terisi dan terkumpul kemudian diskor dan dimasukkan dalam tabulasi untuk memudahkan analisis yang akan digunakan. Skala Motivasi Masuk SMK yang berjumlah 60 aitem diuji cobakan. Setelah dilakukan analisis dan penyesuaian terhadap skala Motivasi Masuk SMK didapatkan 30 aitem yang valid. Setelah melakukan seleksi aitem untuk memenuhi blue print awal sesuai dengan bobot yang diinginkan pada setiap aspek maka tahap penyesuaian dengan cara menyeleksi aitem-aitem yang (rit) yang paling rendah yang memiliki daya aitem (rit) ≥ 0,3. Pada tahap putaran akhir diperoleh koefisien reliabilitasnya sebesar 0,869 dengan jumlah aitem 30 yang memiliki (rit) tertinggi 0,553 dan terendah 0, 257. Hasil uji realibilitas skala motivasi masuk SMK memiliki koefisien realibilitas Alpha sebesar 0,869. Aitem yang valid akan digunakan untuk melakukan penelitian dan disajikan dengan nomer baru. maka diketahui bahwa pada skala motivasi masuk SMK terdapat 30 aitem gugur. Peneliti membuang lagi aitem dengan indeks daya beda aitem yang rendah untuk menyeimbangkan jumlahnya hingga masing-masing aitem mempunyai bobot sesuai dengan spesifikasi di dalam blue print awal. Aitem-aitem yang valid akan digunakan untuk penelitian dengan nomor yang baru. Skala Dukungan Keluarga yang berjumlah 60 aitem diuji cobakan.Setelah dilakukan analisis dan penyesuaian terhadap skala Dukungan Keluarga didapatkan 24 aitem yang valid. Setelah melakukan seleksi aitem untuk memenuhi blue print awal sesuai dengan bobot yang diinginkan pada setiap aspek maka tahap penyesuaian dengan cara menyeleksi aitem-aitem yang (rit) yang paling rendah yang memiliki daya aitem (rit) ≥ 0,3. Pada tahap putaran akhir diperoleh koefisien reliabilitasnya sebesar 0,866 dengan jumlah aitem 24 yang memiliki (rit) tertinggi 0,610 dan terendah 0, 276. Hasil uji realibilitas skala motivasi masuk SMK memiliki koefisien realibilitas Alpha sebesar 0,866. diketahui bahwa pada skala dukungan keluarga terdapat 36 aitem gugur. Peneliti membuang lagi aitem dengan indeks daya beda aitem yang rendah untuk menyeimbangkan jumlahnya hingga masing-masing aitem mempunyai bobot sesuai dengan spesifikasi di dalam blue print awal, sedangkan aitem yang valid sebanyak 24 aitem. Aitem-aitem yang valid akan digunakan untuk penelitian dengan nomor baru. Dari hasil analisis deskriptif variabel motivasi siswa melanjutkan SMK diperoleh 0 subjek (0%) yang mempunyai motivasi rendah, 0 subjek (0%) yang mempunyai tingkat motivasi yang sedang dan yang mempunyai motivasi yang tinggi 80 subjek (100%). Dengan demikian motivasi siswa melanjutkan SMK dalam kategori baik. Selanjutnya analisis deskriptif dukungan keluarga diperoleh 0 subjek (0%) yang mempunyai dukungan rendah, 7 subjek (8,75%) yang mempunyai tingkat dukungan keluarga yang sedang dan 73 subjek (91,25%) yang mempunyai dukungan keluarga yang tinggi. Dengan demikian dukungan keluarga pada kategori yang baik.Pengujian normalitas menggunakan teknik statistik one-sample Kolmogorov-Smirnov test dari progran SPSS 16.0 for windows. Pendekatan ini menguji perbedaaan/penyimpangan antara distribusi kumulatif empiris dan distribusi kumulatif teoritik. Hasil uji normalitas yang tersaji pada tabel 12 diketahui bahwa variabel dukungan keluarga memiliki p = 0,192 (p> 0,05) sehingga variabel dukungan keluarga memiliki sebaran normal. Variabel motivasi masuk SMK memiliki p = 0,217 (p> 0,05) sehingga variabel motivasi
masuk SMK memiliki sebaran normal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masingmasing variabel memiliki sebaran data terdistribusi normal. Uji linieritas merupakan pengujian garis regresi antara variabel bebas dan variabel tergantung. Pengujian bertujuan untuk melihat sebaran titiki-titik yang merupakan nilai dari variabel-variabel penelitian dapat ditarik garis lurus yang menunjukkan sebuah hubungan linier antara variabel tersebut. Hasil pengujian antara variabel motivasi masuk SMK dan dukungan keluarga menunjukkan F Linieritas = 0,035 dengan taraf signifikansi (p) 0,851 (p> 0,05), dan nilai F deviasi dari linieritas sebesar 1,126 dengan taraf signifikansi (p) 0,35 (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak linier antara motivasi masuk SMK dengan dukungan keluarga. Analisis data untuk mengetahui korelasi antara motivasi masuk SMK dengan dukungan keluarga menggunakan teknik korelasiproduct moment dari Pearson.Hasil analisis data koefisien korelasi antara kedua variabel adalah rxy = 0,021 dengan p = 0,854 (p> 0,05) menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan motivasi masuk SMK, dengan demikian hipotesis ditolak. Tidak diterimanya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi masuk SMK.Selain itu kemungkinan dari dasar teori yang kurang akurat dan kurang mendukung dengan alat ukur yang ada. Kelemahan dalam penelitian ini antara lain yaitu adanya variabel lain yang mempengaruhi motivasi masuk SMK. Selain itu didalam pembuatan aitem-aitem pada skala motivasi dibuat khusus untuk siswa melanjutkan ke SMK sedangkan skala dukungan keluarga di buat secara umum sehingga dapat disimpulkan hal ini tidak ada hubungan antara motivasi masuk SMK dengan dukungan keluarga.Hal lainnya kemungkinan subjek penelitian dalam mengisi angket asal-asalan tidak sesuai dengan keadaan subjek yang sebenarnya. Kemungkinan selain itu subjek merasa kelelahan dalam membaca soal sehingga konsentrasinya berkurang dalam mengisi angket.Sehingga hasil kesalahan selanjutnya yaitu strategi dalam pengambilan data penelitian. Peneliti melakukan pengambilan data pada saat bulan puasa dalam kondisi lapar dan tidak semangat sehingga siswa-siswi kelas VIII SMP N1 Tunjungan kurang konsentrasi dalam pengisian skala. Selain itu kemungkinan siswa-siswi mengisi skala tidak sesuai dengan keadaan diri masing-masing contohnya mereka ingin terlihat baik sehingga menjawab skala yang terlihat baik, mengisi skala tanpa membaca pernyataan dalam skala terlebih dahulu, kurang adanya kepercayaan diri pada siswa-siswi, melihat jawaban teman. Kesalahan atau error dalam penelitian ini sangat berpengaruh pada hasil dan hubungan antara dua variabel yaitu dukungan keluarga dan motivasi masuk SMK. Siswa yang memiliki motivasi tinggi menghadapi tugas, keuletan menghadapi macam masalah, perasaan senang saat pendapat, keinginan tidak mudah putus memcahkan masalah (Sardiman, 2011).
akan menampakkan ketekunan dalam kesulitan, menunjukkan minat berbagai bekerja, kemampuan mempertahankan asa serta kesenangan mencari dan
Menurut Uno (2011) motif adalah gaya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mancapai tujuan tertentu. Dengan demikian motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat diketahui bahwa motivasi masuk SMK adalah tinggi rendahnya dorongan yang timbul dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan untuk melanjutkan ke SMK dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Menurut Sarafino (2006) faktor yang mempengaruhi dukungan sosial dapat berasal dari banyak hal, seperti kekasih, keluarga, teman, atau anggota kelompok. Individu dengan dukungan sosial percaya mereka dicintai, berharga dan menjadi bagian dari jaringan sosial seperti keluarga atau anggota kelompok yang dapat menolong saat dibutuhkan. Selain itu didalam dunia pendidikan peran orang tua sangat dibutuhkan dalam menunjang akademik anak disekolah. Orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan terhadap hasilpenelitian,maka dapat diambil kesimpulan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi masuk SMK siswa-siswi kelas VIII SMP N1 Tunjungan.Berdasarkan kategorisasi didapatkan bahwa mayoritas subjek mempunyai dukungan keluarga yang tinggi dan dan motivasi masuk SMK tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari kategorisasi pada dukungan keluarga sebesar 91,25% dan motivasi masuk SMK 100%. Hasil penelitian dapat diketahui untuk uji normalitasnya variabel dukungan keluarga memiliki p = 0,192 (p> 0,05) sehingga variabel dukungan keluarga memiliki sebaran normal dan variabel motivasi masuk SMK memiliki p = 0,217 (p> 0,05) sehingga variabel motivasi masuk SMK memiliki sebaran normal sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel memiliki sebaran data terdistribusi normal. Uji linieritasnya motivasi masuk SMK dan dukungan keluarga menunjukkan F Linieritas = 0,035 dengan taraf signifikansi (p) 0,851 (p> 0,05), dengan nilai F deviasi dari linieritas sebesar 1,126 taraf signifikansi (p) 0,35 (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak linier antara motivasi masuk SMK dengan dukungan keluarga. Sedangkan untuk uji hipotesisnya ini menunjukkan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi masuk SMK, dengan koefisien korelasi r = 0,021 dengan taraf signifikasi p = 0,854 (p>0,05). analisis data dan pembahasan terhadap hasilpenelitian,maka dapat diambil kesimpulan tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi masuk SMK siswa-siswi kelas VIII SMP N1 Tunjungan. Mengacu pada kesimpulan hasil penelitian diatas, maka disarankan hasil penelitian ini akan menjadi salah satu informasi bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan masalah motivasi masuk SMK, agar lebih memperluas variabel dan mengontrol variabel-variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi motivasi masuk SMK seperti pengaruh dukungan kekasih, teman, lingkungan sekitar saat mengambil keputusan ingin melanjutkan ke SMK. Selain itu peneliti selanjutnya hendaknya lebih
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan error dalam metode penelitian. yaitu memilih teknik atau metode penelitian yang akan digunakan secara tepat.Dalam pembuatan aitem pada skala sebaiknya diperhatikan karena hal ini mempengaruhi siswa dalam menjawab pernyataan.Pemilihan subjek penelitian hendaknya juga harus diperhatikan, menyesuaikan judul dan variabel untuk menentukan subjek sangat penting, sehingga subjek yang dipilih dapat mewakili populasi.
DAFTAR PUSTAKA Admin, Minat Lulusan SMP Masuk SMK Meningkat. http://www.smkpgri1jkt.org. 02 Agustus 2009. Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media. Diaz, A. L. Personal, Family, and Academic Factors Affecting Low Achievement in Secondary School.Journal of Research in Educational Psychology and Psychopedagogy. 1 (1), 43-66. Djamarah, S. B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Djojonegoro, 1998.Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui SMK. Balai Pustaka
Jatmiko, E. D., Sudartono, Agus S. 2009. Pengaruh Iklan SMK. Jurnal PTM. Volum 9. No 1. 30-36
Sarafino, E. P. 2006. Health Psychology.Fifth Ed. New Jersey: John Wiley & sons, Inc. Sardiman, A.M. 2001. Iinteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Silverstein.Intergenerational Support.Journal of Family Issues. 2006:27:1068.
Suryabrata, S. 2005. Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi Offset. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Uno, H. B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Walgito, B. 2005.Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Wlodkowski, R.J & Jaynes, J.H. 2004.Motivasi Belajar. Jakarta: Cerdas Pustaka.