HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AYAT SUCI AL-QUR’AN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh: FITRIANA MIOS PRADIKA F 100 104 006
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AYAT SUCI AL-QUR’AN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh: FITRIANA MIOS PRADIKA F 100104006
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
IIUBT]NGAII ANTARA INTENSITAS MEMBACA AYAT SUCI
AL.QUR'AI\ DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING I]NIYERSITAS MUI{AMMADIYAII SURAKARTA
Diajukan oleh:
FITRIAI\IA MIOS PRADIKA F 100104006
Telah disetujui untuk dipertahankan
Di
depan Dewan Penguji oleh
ru
:
Pembimbing Utama
Surakarta, 13 Desember 2014
Susatyo Yuwono, S.Psi, M.Si., Psi.
111
IIUBT]NGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AYAT SUCI
AL.QUR'AN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAII SURAKARTA
Diajukan Oleh
:
FITRIANA MIOS PRADIKA F 100104006 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 13 Desember 2014
Dan dinyatakan telah memeruhi syarat
Penguji Utama
Susatyo Yuwono. S.Psi" M.Si.. Psi.
Penguji Pendamping I
Dra. Zahrotul Uvun. M.Si
Penguji Pendamping
II
Dra. Partini. M.Si.. Psi. Surakarta, 13 Desember 2014 Universitas Muhammdiyah Surakarta 7-;rr";,i.' ?-:...- Fakultas P sikologi
ffi;$)-ry) ;
74;
Nt
ffi
1V
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEMBACA AYAT SUCI AL-QUR’AN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MENTOR KEGIATAN MENTORING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Fitriana Mios Pradika Susatyo Yuwono, S.Psi., M.Si., Psi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected] ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1). Hubungan antara intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an dengan kepercayaan diri. 2). Peranan intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an terhadap kepercayaan diri. 3). Tingkat kepercayaan diri pada mentor kegiatan mentoring. 4). Tingkat intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an pada mentor kegiatan mentoring. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an dengan kepercayaan diri. Populasi dalam penelitian ini adalah mentor kegiatan mentoring Universitas Muhammadiyah Surakarta. Peneliti menggunakan teknik simple random sampling, yaitu dengan melakukan random terhadap 12 fakultas yang ada di Universitas Muhammadiyah Surakarta, kemudian terpilih tiga fakultas yaitu fakultas Hukum, Agama Islam, dan Geografi. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 108 orang. Alat pengumpul data menggunakan skala kepercayaan diri dan skala intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an. Teknik analisis data menggunakan korelasi dari Kendall’s karena salah satu uji asumsi tidak terpenuhi. Hasil analisis data menunjukkan hipotesis dierima, nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,142 dengan p = 0,035 (p ≤ 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan positif antara intesitas membaca ayat suci Al-Qur’an dengan kepercayaan diri. Sumbangan efektif intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an terhadap kepercayaan diri sebesar 2%, yang ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,02. Diketahui rerata empiric intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an sebesar 36,75 dan rerata hipotetik sebesar 37,5 yang berarti bahwa intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an pada subjek adalah sedang. Sedangkan rerata empirik kepercayaan diri sebesar 67,01 dan rerata hipotetik sebesar 65, hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri pada subjek adalah sedang. Kata kunci: kepercayaan diri, intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an
v
depresi, bunuh diri, kecemasan yang
PENDAHULUAN Seiring
tidak wajar dan masalah penyesuaian
berkembangnya
diri lainnya. Karena orang yang
zaman, manusia akan dihadapkan pada
permasalahan
yang
kurang percaya diri cenderung tidak
lebih
mampu mengatasi masalah.
kompleks, manusia dituntut untuk
Berkaitan dengan pentingnya
dapat menyikapi atau menghadapi
kepercayaan
permasalahan yang muncul tersebut
mahasiswa,
secara arif dan bijaksana tidak dengan
keragu-raguan,
kecemasan.
Misalnya
penelitian
ataupun
antara
dan baik tentang dirinya sendiri, karena jika tidak maka seseorang
mengungkap
mahasiswa
untuk
kepercayaan
diri
pada
pentingnya memiliki agar
motivasi
dapat untuk
Hal itulah yang seharusnya
tidak berani mengungkapkan ide atau
dimilliki oleh para mentor pada
pendapat, merasa dirinya kurang
kegiatan mentoring di Universitas
dan
sebagainya.
Muhammadiyah
Surakarta.
Para
mentor
mahasiswa
dan
adalah
mahasiswi di atas semester 2 di
hilangnya rasa percaya diri dapat masalah
dengan
berprestasi mahasiswa tersebut.
berhadapan dengan orang banyak,
menyebabkan
diri
berprestasi
meningkatkan
merasa cemas ketika
atau
kepercayaan
tersebut
memiliki pemahaman yang benar
rendahnya
terdapat
dimiliki oleh mahasiswa. Penelitian
lingkungan. Seseorang tersebut harus
mengatakan,
bahwa
tinggi pula motivasi berprestasi yang
bagi diri sendiri, orang lain serta
yang
oleh
kepercayaan diri maka akan semakin
agar tidak menyisakan penyesalan
(2003)
dilakukan
mahasiswa. Di mana semakin tinggi
dalam mengambil keputusan tersebut
Santrock
hasil
yang
motivasi
benar yakin pada dirinya sendiri
lain,
Berdasarkan
hubungan positif yang signifikan
hal, seseorang tersebut harus benar-
orang
para
disimpulkan
sebuah keputusan mengenai suatu
dibanding
bagi
Pribadi dan Brotowidagdo (2012),
ketika
seseorang diminta untuk memberikan
akan mudah
diri
seperti 1
masing-
masing
terdapat
di
fakultas
yang
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta,
yang
menarik untuk diteliti, di mana
bertugas untuk mendampingi dan
beberapa mentor kegiatan mentoring
memimpin tiap kelompok yang berisi
memiliki masalah kepercayaan diri
10-15 mahasiswa junior (mahasiswa
ketika mereka harus berhadapan
baru) dalam kegiatan mentoring yang
dengan
dilaksanakan setiap Sabtu pagi.
mengungkapkan pendapatnya hingga
Menurut Pendidikan
ketua
llmu
Lembaga
orang
banyak,
mengakibatkan
Kemuhammadi-
ragu
hilangnya
segala
sesuatu yang telah direncanakan di
yahan,
Najmmudin
Zuhdi
awal,
merasa
cemas
ketika
dalam
artikel
online
berhadapan dengan orang baru dan
(http://edisicetak.joglosemar.co/.201
merasa dirinya kurang dibandingkan
3), tujuan mentoring ini adalah
dengan orang lain, dan enggan untuk
mengarahkan
melibatkan
mahasiswa
dalam
diri
dalam
kegiatan
lainnya
seperti
mengkaji dan mengaplikasikan nilai
kemahasiswaan
keislaman dalam dirinya, sehingga
Badan Eksekutif Mahasiswa atau
terbentuk pribadi yang sadar akan
kegiatan
keharusan
univesitas
mengimplementasikan
lainnya
di
lingkup
karena
adanya
nilai tersebut dalam kegiatan sehari-
ketidakpercayaan pada dirinya dapat
hari, dan juga bagi mentor dapat
melaksanakan tugas-tugas tersebut
belajar menjadi lebih dewasa dengan
dan
mendidik adik tingkatnya.
terpengaruh pada arus yang tidak
Namun pada kenyataannya,
sesuai
karena
adanya
dengan
apa
ketakutan
yang
telah
para mentor tersebut juga mengalami
diyakininya selama ini.
masalah
diri.
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Berdasarkan hasil wawancara yang
Achmat (2006) menunjukkan bahwa
peneliti lakukan (10 Maret 2014)
kelompok mahasiswa yang memiliki
dengan para mentor pada kegiatan
pengalaman
mentoring
dengan
memiliki tingkat kepercayaan diri
kepercayaan diri dan salah satu
yang lebih tinggi dibanding yang
dosen, terdapat beberapa hal yang
tidak.
menjadi
kepercayaan
terkait
fenomena
pokok
yang
2
aktif
Padahal,
berorganisasi
Hasil wawancara yang telah
disalahkan. Kemudian, kepercayaan
dilakukan oleh peneliti yaitu para
pada diri sendiri adalah keyakinan
mentor
masalah
diri yang didasarkan pada perasaan
kepercayaan diri yang rendah yang
positif akan harga diri (Hildengard
ditunjukkan dengan perasaan cemas
dan
ketika harus berhadapan dengan
menurut Singh dan Kaur (2008)
orang
dengan
menjelaskan bahwa kepercayaan diri
penelitian yang dilakukan Winarni
mengacu pada kemampuan yang
(2013) yang menyimpulkan bahwa
dirasakan seseorang dalam mengatasi
mahasiswa akan memiliki kecemasan
suatu situasi secara berhasil tanpa
komunikasi
bersandar
mengalami
banyak,
sesuai
yang
rendah
ketika
mereka memiliki kepercayaan diri
Maria,
solusi
masyarakat dalam
pada
Kemudian
orang
lain
dan
memiliki evaluasi diri yang positif.
yang tinggi, dan sebaliknya. Pada
2003).
Lauster Islam,
(2000)
membagi
aspek kepercayaan diri menjadi tiga,
mengatasi
yaitu:
permasalahan lebih bersifat religius-
a. Individu yakin terhadap tindakan
spiritual, yang menempatkan agama
yang dilakukan. Hal ini didasari
(Al-Qur’an
dan
Hadis)
sebagai
oleh adanya keyakinan terhadap
pijakan ilmu yaitu dengan secara
kekuatan,
intens membacanya agar memahami
keterampilan yang dimiliki.
kandungan yang ada di dalamnya, yang
berisi
pegangan
kemampuan,
b. Individu
diterima
dan
oleh
dalam
kelompoknya. Hal ini terlihat
melangkah, sehingga seseorang akan
dengan adanya sikap berani
dengan
mengemukakan pendapat dan
percaya
diri
menjalani
kehidupan.
ide,
Menurut Rakhmat
(2008,
tidak
kepentingan diri sendiri, serta
Kepercayaan diri merupakan hal
mudah
penting
lingkungan.
dalam
mementingkan
berkomunikasi,
beradaptasi
dengan
individu yang kurang percaya diri
c. Individu memiliki ketenangan
akan cenderung menghindari situasi
sikap. Hal ini didasari oleh
komunikasi karena takut diejek atau
adanya
3
keyakinan
terhadap
kekuatan dan kemampuannya.
religius lainnya, maka perkembangan
Sehingga dapat bersikap tenang,
kepribadian anak tersebut cenderung
tidak gugup, deg-degan, toleran
positif atau sehat. Sebaliknya, jika
dalam berbagai situasi serta
anak
tidak cemas.
keluarga yang tidak harmonis atau
Hakim faktor
yang
(2003)
berada
lingkungan
membagi
berantakan, yaitu keras terhadap
mempengaruhi
anak dan tidak menanamkan ajaran
kepercayaan diri menjadi dua, yaitu
agama,
faktor eksternal dan faktor internal.
kepribadian
Adapun
mengalami
faktor
dalam
eksternal
adalah
maka
perkembangan
anak kesulitan
sebagai berikut:
penyesuaian dirinya.
a. Lingkungan keluarga.
b. Pendidikan formal
cenderung dalam
hal
Sekolah memberikan ruang
Lingkungan sangat mempengaruhi
pada anak untuk mengekspresikan
pembentukan awal rasa percaya diri
rasa percaya dirinya terhadap teman-
seseorang. Jika seseorang berada di
temannya.
dalam lingkungan keluarga yang
c. Pendidikan non formal
memiliki rasa rendah diri, pengeluh,
Salah satu modal utama untuk
dan pesimis, maka seberapapun
bisa
kepercayaan diri yang dimiliki akan
menjadi
seseorang
dengan
kepribadian yang penuh rasa percaya
pudar dan terseret lingkungan.
diri
adalah
memiliki
kelebihan
Hal yang berkaitan dengan
tertentu yang berarti bagi diri sendiri
lingkungan keluarga juga telah dikaji
dan orang lain. Pendidikan non
Fachrudin (2011), yaitu seorang anak
formal, misalnya: mengikuti kursus
yang dibesarkan dalam lingkungan
bahasa asing, jurnalistik, bermain
keluarga yang harmonis dan agamis,
alat music, seni vocal, pendidikan
yaitu suasana
keagamaan dan lain sebagainya.
yang memberikan
curahan kasih sayang, perhatian serta
Berikut ini faktor internal dari
bimbingan dalam bidang agama yang
berbagai kelemahan pribadi yang
dipraktekkan dengan mengamalkan
biasanya dialami dan sering menjadi
rukun islam, mengaji, dan perilaku
4
sumber penyebab timbulnya rasa
Berdasarkan
pengertian-
tidak percaya diri (Hakim, 2003),
pengertian yang ada di atas, dapat
yaitu: Cacat atau kelainan fisik,
disimpulkan
buruk rupa, ekonomi rendah, status
membaca ayat suci Al-Qur’an adalah
sosial, status perkawinan, sering
tingkat keseringan dan pemahaman
gagal, kalah bersaing, kurang cerdas,
seseorang dalam membaca kitab suci
pendidikan
perbedaan
yang diciptakan oleh Allah SWT,
lingkungan, tidak supel, tidak siap
yang di dalamnya berisi petunjuk-
menghadapi situasi tertentu, sulit
petunjuk
menyesuaikan diri, mudah cemas dan
seseorang
menggunakan
penakut, dan sebagainya.
dalam
menghadapi
Besar
rendah,
Intensitas
dalam
Kamus
Bahasa
Indonesia
(2011)
pengetahuan
Sedangkan mendefenisikan
membaca
dalam
(1978)
berbekal
tidak
dapat
menghadapi
suatu
Membaca ayat suci Al-Qur’an merupakan salah satu aktivitas yang dapat dilihat intensitasnya. Sehingga
memperoleh pesan yang disampaikan
dari aspek intensitas yang dituliskan
melalui bahasa tertulis. Kemudian
Frisnawati (Ajzen, 1991), terkait
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT mukjizat
suatu
permasalahan.
adalah
dipergunakan oleh pembaca untuk
merupakan
akalnya
dengan yang
Ketika
akan memiliki keyakinan yang lebih
suatu proses yang dilakukan serta
yang
manusia.
Al-Qur’an, maka seseorang tersebut
melakukannya.
Tarigan
Intensitas
disangkal lagi kebenarannya yaitu
atau besar intensnya atau tingkatan sering
untuk
permasalahan
diartikan sebagai keadaan ukuran
seberapa
bahwa
dengan penelitian ini yaitu intensitas
yang
membaca ayat suci Al-Qur’an maka
diturunkan pada Nabi Muhammad
aspek intesitas membaca ayat suci
SAW. Di dalam Al-Qur’an, banyak
Al-Qur’an, adalah:
ayat-ayat Al-Qur’an yang memberi
a.Perhatian
dorongan kepada manusia untuk
Perhatian
mempergunakan akalnya.
dalam
membaca
ayat suci Al-Qur’an berarti berupa tersitanya perhatian maupun waktu
5
dan
tenaga
seseorang
untuk
d.Durasi
membaca ayat suci Al-Qur’an.
Membaca
b.Penghayatan
Qur’an
Penghayatan dalam membaca
dan
yang
Sehingga
tentang
Al-Qur’an
yang dibaca, kemudian pemahaman
ayat
yang
diyakini
dapat
mengubah rasa tidak percaya diri
arti tersebut dilakukan dengan tujuan
tersebut karena Al-Qur'an adalah
agar manusia mampu mengamalkan
kitab
segala perintah yang tertulis dalam
yang
berisi
sebaik-baik
perkataan, diturunkan pada bulan
sabda
suci Ramadhan yang penuh dengan
Rasulullah:
keberkahan, karenanya orang yang
“Sebaik-baiknya kalian adalah
membaca
yang mempelajari Al-Qur’an
bacaan
dan mengamalkannya”.
(tilawah), (tasmi')
mendengar
dan
mengkaji
(tadabbur) ayat-ayat suci Al-Qur'an
c.Frekuensi
niscaya suci
dari
mengamalkannya dalam kehidupan.
interpretasi dan pemikiran dari ayat
ayat
isi
dibaca sehingga seseorang dapat
atau isi maka akan menimbulkan
Membaca
tingkat
keseringannya, adalah pemahaman
Qur’an yang disertai pemahaman arti
dalam
terpenting
selain
Al-Qur’an
Karena saat membaca Al-
seperti
yang
dalam intensitas membaca ayat suci
disimpan
sebagai pengetahuan.
Al-Qur’an,
waktu,
membaca ayat suci Al-Qur’an.
yang dibaca, kemudian dijadikan baru
membutuhkan
Al-
selang waktu yang dibutuhkan untuk
penyerapan
terhadap isi dan kandungan dari ayat
informasi
suci
lamanya
ayat suci Al-Qur’an berarti meliputi pemahaman
ayat
Al-
(Lari,
menjadi 1990).
tenang Yang
hatinya kemudian
Qur’an dapat berlangsung dalam
ketenangan
frekuensi yang berbeda-beda, dapat
mendorong seseorang untuk lebih
sehari sekali, satu minggu sekali atau
bijaksana dan percaya diri dalam
satu bulan sekali, tergantung dari
mengambil keputusan. Orang yang
individu.
mengalami tekanan jiwa akan mudah
6
hati
tersebut
akan
kehilangan kepercayaan diri, dan
Allah
selalu su’udhan kepada Allah dan
manusia dalam keadaan yang paling
orang
baik di antara makhluk lainnya.
lain,
selalu
diliputi
bad
SWT
telah
menciptakan
thinking, yang tentunya akan mudah Penelitian
mengundang kejelekan, kejahatan,
dalam
(2006)
hal
yakin
bahwa
penurunan
manusia
yang
telah
kecemasan,
sering
diciptakan
antara
hasilnya
membaca
Al-Qur’an
mengalami penurunan kecemasan.
Allah di muka Bumi. Karena telah
Banyak
difirmankan Allah dalam Qur’an Surat
korelasi
menunjukkan bahwa orang yang
merupakan makhluk yang paling sempurna
tentang
keseringan membaca Al-Qur’an dan
kepercayaan diri, setiap individu harus
dilakukan
oleh Mulyadi, Fifa, dan Mahfur
dan penyakit (Abidin, 2009). Terkait
yang
dijumpai
merasakan
95 (At-Tin) ayat 4 yang
orang
kecemasan
yang yang
berakibat pada berbagai gangguan
artinya:
terhadap aktivitas. Seorang yang
“Sesungguhnya kami telah
hatinya cemas, dapat menggangu
menciptakan manusia dalam
konsentrasi, dan kejernihan mental
bentuk yang sebaik-baiknya”.
yang
Terdapat pula dalam Al-Qur’an Surat
ketidakpercayaan
3 (Ali Imran) ayat 139, yang artinya:
mengambil
”Janganlah kamu bersikap lemah
(pesimis),
janganlah
mengakibatkan diri
dalam
keputusan
ataupun
menghadapi suatu permasalahan.
dan kamu
Dr. Ahmad Al-Qadhy pernah
bersedih hati, padahal kamu
melakukan presentasi tentang hasil
adalah
penelitiannya dengan tema: pengaruh
paling
(pula)
akan
orang-orang tinggi
yang
(derajatnya),
Al-Qur’an
pada
manusia
dalam
jika kamu orang-orang yang
prespektif fisiologi dan psikologi.
beriman”.
Kesimpulan yang diperoleh adalah,
Bukti ayat-ayat di atas bahwa
bahwa membaca ayat suci Al-Qur’an
manusia
diperintahkan
untuk
mempunyai dampak positif yang
memiliki kepercayaan diri, karena
signifikan
7
terhadap
perubahan
fisiologi dan psikologi manusia (Al-
mendapatkan rahmat sesuai dengan
Qaradhawi, 2000).
yang
Banyak penelitian yang telah membuktikan
bahwa
Allah
Seseorang
SWT.
akan
janjikan.
percaya
dengan
Al-Qur’an
kemampuan dirinya karena meyakini
mampu mengobati segala macam
bahwa Allah menciptakan manusia
penyakit dari penyakit fisik maupun
dengan
penyakit psikologis.
masing tidak dengan kesia-siaan.
kemampuannya
masing-
Dalam hal kepercayaan diri,
Sehigga hipotesis yang diajukan
seseorang perlu memiliki keyakinan
dalam penelitian ini adalah: Ada
bahwa hanya pada Allah SWT.
hubungan positif antara intensitas
tempat
membaca
menggantungkan
segala
sesuatu, sehingga seseorang tidak
ayat
suci
Al-Qur’an
dengan kepercayaan diri.
bergantung pada orang lain. Percaya dengan
kebesaran
seseorang
juga
Allah akan
maka
METODE PENELITIAN
memiliki
Subjek penelitian ini adalah
kepercayaan terhadap dirinya sendiri
mentor
bahwa
selalu
berjumlah 108 orang yang berasal
memudahkan segala yang dianggap
dari tiga fakultas yang ada di UMS
sulit, dan sebagainya. Kepercayaan
berdasarkan
pada Allah SWT. akan diperoleh jika
dengan teknik simple random.
Allah
seseorang
akan
dapat
membuka
kegiatan
mentoring
pengambilan
Alat
sample
pengumpul
pikirannya mengenai segala bukti
menggunakan
kebesaranNya. Salah satunya yaitu
diri dan skala intensitas membaca
dengan membaca Al-Qur’an.
ayat suci Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah pedoman
skala
data
kepercayaan
Teknik analisis data yang
yang berisi segala sesuatu yang
digunakan
dibutuhkan manusia. Karena itulah
Kendall’s karena salah satu uji
membaca
Al-Qur’an
hukumnya
adalah
korelasi
asumsi tidak terpenuhi.
wajib. jika dibaca dengan intensitas yang tinggi maka seseorang akan
8
dari
memungkinkan manusia untuk dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil
analisis
menghadapinya.
dilakukan
dengan
kecemasan merupakan salah satu
dari
ciri-ciri yang menunjukkan rasa tidak
Berdasarkan yang
telah
menggunakan
korelasi
diri.
Dalam
Lari
hal
Kendall’s, dapat diketahui bahwa ada
percaya
hubungan positif yang signifikan
mengungkapkan bahwa orang yang
antara intensitas membaca ayat suci
membaca Al-Qur’an sampai pada
Al-Qur’an dengan kepercayaan diri
tahap
yang ditunjukkan oleh nilai koefisien
terkandung di dalam Al-Qur’an,
korelasi (r) sebesar 0,142 dengan p =
maka akan memperoleh ketenangan,
0,035 (p ≤ 0,05).
karena di dalam Al-Qur’an terdapat
memahami
(1990)
ini
juga
makna
yang
tinggi
ayat-ayat yang sangat bermanfaat
intensitas membaca ayat suci Al-
bagi manusia dalam menjalani hidup.
Qur’an
Segala yang terdapat di dalam Al-
Artinya
semakin
semakin
tinggi
pula
kepercayaan dirinya. Hal ini sesuai
Qur’an
dengan berbagai penelitian yang
kehidupan manusia di dunia maupun
telah dilakukan mengenai manfaat
di akhirat kelak, jika seseorang
membaca Al-Qur’an, salah satunya
sering membaca dan memahami isi
adalah penelitian yang dilakukan
Al-Qur’an maka akan memperoleh
oleh Mulyadi dkk (2006) yang
banyak informasi penting mengenai
memperoleh hasil bahwa, membaca
segala
dan mendengarkan bacaan ayat-ayat
menjalankan kehidupan di dunia
Al-Qur’an memiliki dampak positif,
seseorang
tersebut
tidak hanya membebaskan manusia
memiliki
keyakinan
dari rasa kegelisahan dan kecemasan,
pengetahuan,
bahkan hubungan rohaniah antara
penampilannya sendiri sesuai dengan
manusia
dan
yang terdapat dalam Al-Qur’an.
proses
membaca
Al-Qur’an,
harapan,
menguatkan
pada variabel intensitas membaca
kemauan, dan membekali kekuatan
ayat suci Al-Qur’an diketahui rerata
yang
empirik sebesar 36,75 dan rerata
memberi
luar
Tuhannya
biasa
selama
adalah
hal,
Hasil
sehingga
9
petunjuk
sehingga
bagi
dalam
akan
terhadap
kemampuan,
analisis
lebih
dan
kategorisasi
hipotetik sebesar 37,5 yang berarti
Analisis
bahwa intensitas membaca ayat suci Al-Qur’an
pada
subjek
kategori
yang
dilakukan diketahui bahwa terdapat 1
adalah
orang
sedang.
(0,9%)
yang
memiliki
kepercayaan diri sangat rendah, 9
Analisis
kategori
yang
orang (8,3%) dengan kepercayaan
dilakukan, dapat diketahui bahwa
diri rendah, 75 orang (69,4%) dengan
tidak ada subjek yang memiliki
kategori sedang, 21 orang (19,4%)
kategori sangat rendah (0%), 32
dengan kategori tinggi, dan 2 orang
orang
kategori
(1,8%)
rendah, 62 orang (57,5%) dengan
tinggi.
kategori sedang, 4 orang (3,7%)
mengindikasikan
dengan kategori tinggi, dan 10 orang
banyak pementor yang kepercayaan
(9,2%)
sangat
dirinya belum optimal. Hal ini dapat
tersebut
disebabkan karena faktor penampilan
(29,6%)
dengan
dengan
tinggi.
kategori
Kondisi
mengindikasikan
bahwa
masih
fisik,
dengan
kategori
Kondisi
pola
tersebut
bahwa
asuh,
sangat
status
masih
sosial
banyak pementor yang intensitas
ekonomi, jenis kelamin, pendidikan,
membaca ayat suci Al-Qur’annya
dan tingkat kecerdasan (Lindenfield,
belum
optimal.
1997)
subjek
penelitian
Sebagian
memenuhi
Pada dasarnya kepercayaan
aspek intensitas membaca ayat suci
diri tidak hanya dipengaruhi oleh
yaitu
intensitas membaca ayat suci Al-
Al-Qur’an,
ini
besar
perhatian,
pengayatan, durasi, dan frekuensi
Qur’an
(Ajzen dalam Frisnawati, 2008)
ditanamkan
Sedangkan kategorisasi
hasil
menunjukkan
analisis
keluarga
atau
religiusitas dalam
saja,
yang
lingkungan
Hakim
(2003)
bahwa
membagi faktor yang mempengaruhi
variabel kepercayaan diri diketahui
kepercayaan diri mejadi dua yaitu
dari rerata empirik
sebesar 67,01
eksternal
dan
dan rerata hipotetik sebesar 65, hal
eksternal
selain
ini menunjukkan bahwa kepercayaan
keluarga, terdapat hal lainnya yaitu
diri pada subjek adalah sedang.
pendidikan formal dan pedidikan non
internal, dari
faktor
lingkungan
formal, sedangkan faktor internal
10
2. Sumbangan efektif atau peranan
adalah yang terdapat dalam diri individu itu sendiri seperti bentuk fisik,
status
sosial
intensitas membaca ayat suci Al-
ekonomi, Qur’an terhadap kepercayaan
kecerdasan, dan sebagainya. Hal ini
diri adalah sebesar 2% yang
sesuai dengan analisis data yang didapat dari sumbangan efektif yang
ditunjukkan
oleh
koefisien
diperoleh dari koefisien determinan determinan (r2) sebesar 0,02.
(r2) sebesar 0,02 yaitu hanya sebesar
Berarti
2%, artinya bahwa masih terdapat 98%
faktor
lain
yang
dapat
masih
faktor-faktor
terdapat
98%
lain
yang
mempengaruhi kepercayaan diri. memberikan sumbangan efektif KESIMPULAN
DAN
SARAN-
terhadap kepercayaan diri di luar
SARAN
variabel intensitas membaca ayat Bersadarkan
hasil
analisis suci Al-Qur’an.
data dan pembahasan yang telah 3. Subjek diuraikan
sebelumnya
penelitian
memiliki
dapat kepercayaan diri yang tergolong
disimpulkan bahwa: sedang. 1. Ada
hubungan
positif
dan 4. Intensitas membaca ayat suci
signifikan
antara
intensitas Al-Qur’an tergolong sedang.
membaca ayat suci Al-Qur’an dengan
kepercayaan
diri.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Artinya semakin tinggi intensitas
kesimpulan di atas, saran-saran yang diajukan dalm penelitian ini sebagai
membaca ayat suci Al-Qur’an
berikut: maka akan semakin tinggi pula
1. Bagi pihak LPIK
kepercayaan diriya.
Diharapkan
pihak
LPIK
(Lembaga Pengembangan Ilmu-ilmu 11
Kemuhammadiyahan), lebih
memacu
agar
dapat
lebih dalam mengenai intensitas
meningkatkan
membaca
ayat
suci
Al-Qur’an
intensitas membaca ayat suci Al-
ataupun kepercayaan diri. Kemudian
Qur’an para mentor agar dapat
bagi peneliti selanjutnya yang ingin
meningkatkan kepercayaan diri para
meneliti dengan tema yang sama
mentor.
agar dapat memperbaiki kelemahan
2. Bagi mentor
yang terdapat dalam penelitian ini.
Diharapkan agar para mentor memahami
pentingnya
DAFTAR PUSTAKA
memiliki
Abidin, Z. 2009. Ketika Stress Beraksi Islam Punya Solusi. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Vol. 3:1. Online. (http://ejournal.stainpurwoker to.ac.id)
kepercayaan diri, karena para mentor bertugas
untuk
memimpin
mengarahkan
dan
mahasiswa
(kelompoknya) dalam mengkaji dan mengaplikasikan Seperti
nilai
dengan
Achmat, Z. 2006. Efektifitas Pelatihan Pengembangan Kepribadian dan Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri Mahasiswa Baru UMM Tahun 2005/2006. Humanity. Volume 1 Nomor 2. Hal: 117-121. Online. (http://dp2m.umm.ac.id)
keislaman.
meningkatkan
intensitas membaca ayat suci AlQur’an
agar
kandungan
lebih
memahami
Al-Qur’an
sehingga
Al-Qaradhawi, Y. 2000. Bagaimana Berinteraksi Dengan AlQur’an. Jakarta: Pustaka AlKautsar
kepercayaan diri dapat meningkat. 3. Bagi peneliti selanjutnya Agar
dapat
menggunakan
Fachrudin. 2011. Peranan Pendidikan Agama dalam Keluarga terhadap Pembentukan Kepribadian Anak-anak. Jurnal Pendidikan Agama
metode yang berbeda seperti metode kualitatif agar dapat mengungkap
12
Islam Ta’lim. Volume 9 : Nomor 1. Hal. 1-16. Online. (http://jurnal.upi.edu/)
Anak Agar Percaya Diri. Jakarta: Arcan Mulyadi. Hidayah, Rifa. Mahfur. 2006. “Kecemasan Dan Psikoterapi Islam (Model Psikoterapi Al-Qur’an dalam Menaggulangi Kecemasan Santri Lembaga Tinggi Pesantren Luhur dan Pondok Pesantren Baiturrahmah di Kota Malang)”. El-Qudwah. Vol: 10. Online. (http://ejournal.uinmalang.ac. id)
Frisnawati, A. 2012. Hubungan Antara Intensitas Menonton Reality Show dengan Kecenderungan Perilaku Prososial pada Remaja. Empathy. Vol: 1. No: 1. Hal: 47-58. Online. (http://journal.uad.ac.id/index .php/EMPATHY/article/dow nload/141/796) Hakim, T. 2005. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa Swara Hieldegard. Maria. 1993. Permainan dan Latihan Dinamika Kelompok Proses Pengembangan Diri. Jakarta: Gramedia
Nurzaman, I. 2012. Efektivitas Penggunaan Metode Bil Hikmah terhadap Tingkat Kemampuan Membaca AlQur’an Anak Usia Dini. Jurnal Tarbawi. Vol. 1 : 3. Hal: 171-189.
Julianto, V. Estem, M. B. 2011. The Effect of Reciting Holy Qur’an toward Short-term Memory Ability Analysed trought the Changing Brain Wave. Jurnal Psikologi. Vol. 38 : 1. Hal: 17-29. Online.(http://jurnal.psikologi .ugm.ac.idindex)
Pribadi, A. S. Brotowidagdo R. 2012. Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Universitas Semarang. Jurnal Dinamika Sosbud. Vol. 14 : 1. Hal: 1-6. Online. (http://journal.usm.ac.id)
Lari, S. M. 1990. Psikologi Islam Membangun Kembali Moral Generasi Muda. Jakarta : Pustaka Hidayah
Rakhmat. 2008. Komunikasi. Rosdakarya
Psikologi Jakarta:
Santrock, J. W. 2003. Adolescence. Jakarta: Erlangga
Lauster, P. 2000. Tes Kepribadian. Jakarta : Gaya Media Pratama
Singh, T. Kaur, P. 2008. Effect of Meditation on Self Confidence of StudentsTeachers in Relation to Gender and Religion. Journal
Liendenfield, G. 1997. Pedoman Bagi Orang Tua, Mendidik
13
of Exercise Science and Physiotherapy. Vol.4:1. Hal: 35-43 Suharso., Retnoningsih, A. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widia Karya Tarigan, H. R. 1978. Membaca Sebagai Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Winarni, R. 2013. Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi Di Depan Umum pada Mahasiswa. Jurnal Online Psikologi. Vol. 01: 02. Hal: 401-413. Online. (http://ejournal.umm.ac.id) Mentoring Kajian Asyik di Kampus. 2013. (http://edisicetak.joglosemar. co/berita/mentoring-kajianasyik-di-kampus123926.html). Diunduh tanggal 11 Mei 2014. Pukul 20.05 WIB
14