HUBUNGAN ANTARA HAFALAN AL-QUR`AN DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR`AN HADITS SISWA MTS ASY-SYUKRIYYAH CIPONDOH TANGERANG Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh : FIFI LUTFIAH NIM: 106011000091
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
HUBUNGAN ANTARA HAFALAN AL-QUR`AN DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR`AN HADITS SISWA MTS ASY-SYUKRIYYAH CIPONDOH TANGERANG
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Tarbiyah Oleh Fifi Lutfiah NIM: 106011000091
Di bawah bimbingan
Dr.H. Abdul Madjid Khon, MA NIP: 19580707.198703.1.005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama
: Fifi Lutfiah
NIM
: 106011000091
Jurusan/Prodi
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi
: Hubungan antara Hafalan Al-Qur`an dengan Prestasi Belajar Al-Qur`an Hadits Siswa MTs Asy-syukriyyah Cipondoh Tangerang
Dosen Pembimbing
: Dr. H. Abdul Madjid Khon, M. Ag
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta,
Juli 2011
Penulis
( Fifi Lutfiah ) NIM 106011000091
ABSTRAK FIFI LUTFIAH, NIM : 106011000091, “HUBUNGAN ANTARA HAFALAN AL-QUR`AN DENGAN PRESTASI BELAJAR AL-QUR`AN HADITS SISWA MTS ASY-SYUKRIYYAH CIPONDOH TANGERANG, SKRIPSI, JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Kata kunci : Korelasi, Hafalam Al-Qur`an, Prestasi Belajar, Al-Qur`an Hadits Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional yang di laksanakan di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang dengan melibatkan siswa kelas VII, VII dan IX yang mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, angket, dan studi dokumenter. Analisis data menggunakan analisis korelasional dengan teknik korelasi rumus product moment. Hasil penelitian yang diperoleh untuk menjawab rumusan masalah adalah: 1. Penerapan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh yang diterapkan sesuai dengan hasil observasi dan berdasarkan hasil angket tergolong cukup baik, hal ini dapat dilihat dari analisis data melalui skor ratarata diperoleh sebesar 59.436 yang berada dalam klasifikasi diantara 51 – 75, maka dari itu dapat diketahui bahwa penerapan hafalan Al-Qur`an siswa MTs Asy-Syukriyyah termasuk kategori sedang atau cukup baik. 2. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits di MTs AsySyukriyyah Cipondoh setelah melalui kegiatan hafalan Al-Qur`an berada pada kategori baik dengan siswa mencapai belajar tuntas sebanyak 37 siswa. 3. Adanya hubungan antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh dengan interpretasi kuat atau tinggi. Hal ini dapat diketahui dari hasil formulasi statistik product moment dengan hasil 0,85 yang terletak antara 0,70 – 0,90 pada tabel angka korelasi “r”
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji atas keagungan Allah SWT, Tuhan yang telah menciptakan manusia dalam kesempurnaan. Segala syukur atas kasih sayang dan bimbingan Allah Azza Wa Jalla yang telah memberikan kenikmatan dunia sebagai ladang untuk menghantarkan kepada kehidupan akhirat. Ampuni atas kelalaian dan keingkaran syahadah yang tidak mampu termanifestasi dalam kehidupan. Allahumma shalli `ala Muhammad, semoga shalawat ini selalu tercurah untuk sebaik-baik makhluk ciptaan yang mewarisi kebenaran Ibarahim, tongkat penuntun Musa, kasih sayang Isya, kebenaran Daud, dan kearifan Sulaiman, yang menemani zaman memapah manusia menuju rumah kebahagiaan dengan sinar AlIslam. Selanjutnya, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun, atas bimbingan Allah SWT dan motivasi dari berbagai pihak penulis menyadari bahwa keberhasilan dan kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bahrissalim, M. Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. 3. Drs. Sapiudin Shidik, M.Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Dr. Abdul Madjid Khon, M. Ag., Dosen Pembimbing yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama ini. 5. Para Dosen, atas ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan. 6. Teristimewa untuk Ayahanda Umar Sa`id dan Ibunda kamsinah yang telah melimpahkan segenap kasih sayangnya yang tak terhingga. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian. ii
7. Kakak-kakakku tercinta Halimi dan Wiwi, Saeropi dan Rina, Jaenal Abidin dan Yayah, Mahyudin dan Mumun, Agus dan Empip Khofifah, Mirkotus Su`ud dan Munaimah yang telah memberikan dukungan moral dan material, do`a dan senyuman yang menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi. 8. Komarudin, terima kasih atas kesediaan untuk selalu menunggu, dan motivasi yang membuat penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pula atas kasih sayangnya. 9. Kepala Sekolah MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang bapak Mamat Rahmat, guru-guru dan pegawai di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh yang telah banyak sekali membantu selama proses penelitian 10. Siswa-siswi MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh yang telah bersedia memberikan sedikit waktunya untuk menjadi sampel. 11. Teman-teman kelas C PAI yang menjadi partner selama proses perkuliahan 12. Teman-teman kosan Titi, Tita, Ka Neki, dan Cucum yang setia menemani penulis dalam suka maupun duka selama masa perkuliahan Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudahmudahan bantuan, bimbingan, semangat, dan do`a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah Ilmu Pengetahuan pada umumnya.
Jakarta, penyusun
iii
Juli 2011
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ABSTRAKSI...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Permasalahan ...........................................................................
5
1. Identifkasi Masalah ..............................................................
5
2. Pembatasan Masalah ............................................................
5
3. Rumusan Masalah ................................................................
6
C. Definisi Operasional ................................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................
8
KEJIAN TEORI .........................................................................
9
A. Hafalan Al-Qur`an ....................................................................
9
BAB II
1.
Pengertian Hafalan Al-Qur`an...........................................
9
2.
Hukum Menghafal Al-Qur`an ...........................................
11
3.
Niat Menghafal Al-Qur`an ................................................
14
4.
Syarat-syarat dan Etika Menghafal Al-Qur`an ..................
15
5.
Metode Menghafal Al-Qur`an ...........................................
18
B. Sistem Pengajaran Al-Qur`an Hadits .......................................
21
1
Pengertian Pelajaran Al-Qur`an Hadits .............................
21
2.
Kedudukan dan Fungsi Al-Qur`an Hadits .........................
21
3.
Tujuan dan Fungsi Pelajaran Al-Qur`an Hadits ................
23
4.
Standar Kompetensi Pelajaran Al-Qur`an Hadits .............
25
5.
Metode Pembelajaran Al-Qur`an Hadits ...........................
26
iv
BAB III
BAB IV
6.
Pendekatan Pelajaran Al-Qur`an Hadits............................
32
7.
Evaluasi .............................................................................
33
C. Prestasi ......................................................................................
35
1.
Pengertian Belajar .............................................................
35
2.
Pengertian Prestasi Belajar ................................................
36
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ..........
38
D. Kerangka Berpikir ....................................................................
44
E. Hipotesis ...................................................................................
45
METODE PENELITIAN ...........................................................
46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................
46
B. Metode Penelitian ....................................................................
46
C. Variabel Penelitian ...................................................................
47
D. Populasi dan Sampel ................................................................
47
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................
48
F. Teknik Analisis Data .................................................................
51
HASIL PENELITIAN ................................................................
55
A. Gambaran Umum MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang.................................................................................
55
B. Pelaksanaan Kegiatan Hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang ................................................................
61
C. Deskripsi Data ..........................................................................
62
D. Pengolahan dan Analisis data ...................................................
75
PENUTUP ....................................................................................
81
A. Kesimpulan ...............................................................................
81
B. Saran .........................................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
83
BAB V
LAMPIRAN v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Hafalan Al-Qur`an .............................................
49
Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket Hafalan Al-Qur`an .....................................
51
Tabel 3.3 Klasifikasi Skor Angket Hafalan Al-Qur`an .................................
52
Tabel 3.4 Interpretasi Data ............................................................................
53
Tabel 4.1 Struktur Organisasi MTs Asy-Syukriyyah Tahun 2009/2010 .......
58
Tabel 4.2 Perkembangan siswa MTs Asy-Syukriyyah Tahun 2009/2010 ....
59
Tabel 4.3 Data Keadaan Guru MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang.
60
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Menurut Jumlah dan Kondisi .....................
61
Tabel 4.5 Apakah kegiatan hafalan Al-Qur’an dapat
menggangu
pelajaran anda yang lain ...............................................................
62
Tabel 4.6 Apakah tujuan atau niat anda untuk menghafal Al-Qur’an selalu ikhlas ..................................................................................
63
Tabel 4.7 Apakah anda merasa beribadah kerika hafalan Al-Qur’an ...........
63
Tabel 4.8 Apakah dengan menghafal Al-Qur’an anda merasa terjauh dari sifat madzmumah atau tercela ......................................................
64
Tabel 4.9 Apakah anda selalu meluangkan waktu untuk menghafal AlQur’an setelah selesai shalat lima waktu ......................................
64
Tabel 4.10 Apakah anda tidak pernah merasa jenuh dalam menghafal AlQur’an ...........................................................................................
65
Tabel 4.11 Apakah anda merasa menghafal Al-Qur`an itu penting ...............
65
Tabel 4.12 Apakah anda sering mengulang hafalan Al-Qur`an di rumah ......
66
Tabel 4.13 Apakah orang tua anda mengetahui perkembangan hafalan AlQur’an anda .................................................................................. Tabel 4.14 Apakah
dengan
menghafal
Al-Qur`an,
anda
66
merasa
mempunyai pedoman hidup .........................................................
67
Tabel 4.15 Apakah anda pernah merasa iri melihat hafalan teman anda bertambah .....................................................................................
vi
67
Tabel 4.16 Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur’an khususnya pada mata pelajaran AlQur`an Hadits ................................................................................
68
Tabel 4.17 Apakah anda selalu melisankan dan menghafalkan Al-Qur`an dengan ingatan ..............................................................................
68
Tabel 4.18 Apakah anda sudah hafal semua surat dalam Al-Qur`an .............
69
Tabel 4.19 Sebelum memulai hafalan Al-Qur`an, apakah anda memilih metode yang cocok terlebih dahulu ..............................................
69
Tabel 4.20 Apakah pembimbing hafalan Al-Qur`an anda selalu memberi motivasi ketika menyetorkan hafalan ...........................................
70
Tabel 4.21 Apakah anda selalu mengikuti metode hafalan Al-Qur’an yang pembimbing anda berikan ketika hafalan ..................................... Tabel 4.22 Apakah
pembimbing
anda
selalu
memperhatikan
70
dan
mengevaluasi hafalan Al-Qur`an anda disekolah .........................
72
Tabel 4.23 Kaitan hafalan Al-Qur`an dengan pelajaran Al-Qur`an Hadits.....
72
Tabel 4.24 Hasil nilai pelajaran Al-Qur`an Hadits setelah mengikuti hafalan Al-Qur`an ......................................................................................
72
Tabel 4.25 Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa dari Angket Hafalan Al-Qur`an ......................................................................................
72
Tabel 4.26 Daftar Nilai Siswa dalam Mata Pelajaran AL-Qur`an Hadits Semester Ganjil .............................................................................................
73
Table 4.27 Daftar Nilai Angket Siswa tentang Hafalan Al-Qur`an. ...............
75
Tabel 4.28 Analisis Korelasi Variabel X (Hafalan Al-Qur`an) dan variabel Y (Prestasi Belajar Siswa) .................................................................
vii
77
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Angket Hafalan Al-Qur`an
Lampiran 2
Lembar Berita Wawancara
Lampiran 3
Tabel Perhitungan Uji Korelasi Product Moment Variabel X dan Variabel Y
Lampiran 4
Tabel Hasil Perhitungan Angket Hafalan Al-Qur`an
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur`an dan hadits merupakan dua sumber ajaran Islam dan pedoman hidup bagi umat Islam. Keduanya mengajarkan prinsip-prinsip dan tata aturan kehidupan yang harus dijalankan oleh umatnya, tidak hanya terkait dengan tata hubungan manusia dengan Rabbnya (Hablun Minallâh) tetapi juga tata aturan dalam kehidupan dengan sesama manusia (Hablun Minannâs). Al-Qur`an sebagaimana yang di kutip oleh Dr. H. Abdul Madjid Khon, M.Ag dalam bukunya Praktikum Qira`at adalah kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu para nabi dan rasul (yaitu Muhammad SAW) melalui malaikat Jibril yang tertulis pada mushaf, yang diriwayatkan kepada kita secara mutawatir, dinilai ibadah membacanya, yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nâs.1 Al-Qur`an adalah kitab mu`jizat di mana Allah SWT hendak menantang seluruh umat manusia untuk mencoba membuat tandingan yang serupa dengannya. Namun mereka tampaknya lemah dan tidak mampu. Allah berfirman dalam QS Al-Thur/52 ayat 33-34: “Ataukah mereka mengatakan; Dia (Muhammad) lah yang membuatbuatnya, padahal merekalah yang tidak beriman.maka hendaklah mereka 1
Abdul Madjid Khon, Praktikum Qira`at, (Jakarta: Amzah, 2008), Cet.1, h. 2
1
2
membuat seperti Al-Qur`an itu jika mereka orang-orang yang benar (dari tuduhan itu) (Al-Thur/52:33-34)2 Allah juga telah menjamin terjaga kemurnian kitab-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: “Sesungguhnya
kamilah
yang
menurunkan
Al-Qur`an
dan
sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya” (Al-Hijr/15: 9)3 Hadits merupakan sumber yang kedua setelah Al-Qur`an. Fungsi dari hadits sebagai penjelas dari apa-apa yang terdapat di dalam Al-Qur`an. Hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, atau taqrîr (persetujuan) ataupun sifat darinya dan juga pengakuan beliau terhadap pekerjaan atau perkataan orang lain. Hadits shahih yang berasal dari Rasulullah SAW sendiri juga tidak diragukan
kebenarannya,
karena
(persetujuan ) ataupun sifatnya
segala
perkataan,
perbuatan,
taqrir
bukan berasal dari hawa nafsu dirinya,
melainkan semuanya berasal dari wahyu Allah. Hal ini telah dijelaskan di dalam Al-Qur`an surat Al-Najm ayat 3-4, Allah berfirman: “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”(al-Najm/53: 3-4) Al-Qur`an dan Hadits seperti sisi mata uang yang tak terpisahkan, karena keduanya berisikan petunjuk bagi manusia menuju jalan yang benar, yang dalam hal ini adalah Islam. Al-Qur`an diturunkan oleh Allah di tengah-tengah bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masih buta huruf. Meskipun begitu, mereka mempunyai satu keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat. Melihat kenyataan seperti itu maka disarankan suatu cara yang selaras dengan keadaan 2
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2005),h. 525 3 Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan..., h. 262
3
itu dalam menyiarkan dan memelihara Al-Qur`an. Nabi Muhammad SAW menganjurkan dan memerintahkan untuk menghafal ayat-ayat Al-Qur`an setiap kali diturunkan serta memerintahkan para ahli untuk menulisnya. Dengan cara hafalan dan tulisan para ahli itulah Al-Qur`an dapat senantiasa terpelihara di masa Nabi Muhammad SAW. Usaha-usaha untuk menghafal Al-Qur`an oleh sebagian umat Islam terus berlanjut dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan memelihara kemurnian Al-Qur`an. Meskipun dalam salah satu ayat Al-Qur`an Allah telah menegaskan dan memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur`an selama-lamanya. Namun secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memeliharanya, salah satunya adalah dengan menghafalkannya. Dengan demikan belajar Al-Quran adalah merupakan kewajiban
yang
utama
bagi
setiap
mukmin,
demikian
juga
mengajarkannya.Sebagaimana telah disebutkan dalam satu hadits:
“Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang mempelajari AlQur`an dan mengajarkannya.” (HR.Bukhari)4 Belajar Al-Quran itu dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya sampai lancar dan baik menurut kaedah-kaedah yang berlaku dalam qiraat dan tajwid. Belajar arti dan maksudnya sampai mengerti akan maksud-maksud
yang
terkandung
di
dalamnya,
dan
yang
terakhir
menghafalnya di luar kepala. Mengajarkan Al-Qur`an hendaklah dimulai sejak dini, sebab masa kanak-kanak adalah masa awal perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur`an akan tertanam kuat dalam dirinya dan akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di dunia ini. Selain itu pembelajaran ajaran Al-Qur`an yang dimulai sejak dini akan lebih mudah karena pikiran anak masih bersih dan ingatan anak masih kuat. 4
Imam Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Bukhari, terj.dari Shahih Bukhari Juz VI oleh Achmad Sunarto, (Semarang: CV. Asy Syifa`,1993), Cet 1, h. 61
4
Salah satu pembelajaran Al-Qur`an yang dimulai sejak dini adalah Tahfidzul Qur`an, yaitu proses mempelajari Al-Qur`an dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur`an. Dalam kehidupan masyarakat yang modern sekarang ini, banyak sekali masyarakat yang lebih memilih putra putri mereka masuk pada lembaga pendidikan formal dengan pelajaran umum lebih dominan dibanding memasukkan putra putrinya pada lembaga pendidikan formal (Madrasah) dengan pelajaran agama sebanding pelajaran umum. Dijelaskan pula bahwa Pancasila dan Undang-Undang merupakan falsafah dan dasar hukum negara Indonesia. Juga menjadi landasan bagi Sistem Pendidikan Nasional. Dengan demikian setiap tingkah laku manusia sadar atau tidak sadar selalu didasarkan dan diwarnai oleh nilai-nilai yang bersumber dari falsafah dan dasar hidupnya. Salah satunya adalah Pendidikan Agama Islam yang merupakan salah satu disiplin ilmu dari beberapa ilmu yang lainnya. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Mahmud Yunus adalah “Mendidik anak-anak, pemuda pemudi dan orang tua atau dewasa supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang sanggup hidup diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah SWT dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya dan sesama umat manusia”.5 Untuk menjadikan muslim yang sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia tidaklah mudah, semua itu butuh proses pembiasaan yang intensif. Kebanyakan lembaga pendidikan atau sekolah yang sudah merasa berhasil dan sukses mencapai tujuan pendidikan dengan menjalankan kegiatan belajar mengajar sesuai kurikulum yang menjadi pedoman. Secara akademik, banyak yang merasa berhasil tapi apakah mereka sudah merasa yakin anak didiknya mampu bersikap dengan baik dan benar ketika berdiri di tengahtengah masyarakat? Hal itulah yang sebenarnya menjadi harapan semua orang. 5
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989), h. 13
5
Melihat fenomena itu, usaha yang dilakukan lembaga pendidikan MTs Asyukriyah Cipondoh Tangerang adalah berusaha untuk mencetak lulusan yang sukses atau berhasil dalam aspek akademik maupun non akademik. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi keberhasilan itu, salah satunya adalah membiasakan siswa siswi MTs Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang berakhlak dan berfikir secara Qur`ani. Yang mana di sini guru mata pelajaran Al-Quran Hadits menerapkan metode hafalan Al-Qur`an yaitu hafalan Juz `Amma. Dengan diselenggarakannya program tersebut di sekolah maka diharapkan siswa siswi dapat mengikutinya dengan baik sebagai penunjang dalam belajar bidang studi Al-Qur`an Hadits sehingga hasil belajar atau prestasi dalam bidang studi tersebut bisa meningkat dengan adanya program hafalan Al-Qur`an dan juga dapat diimplementasikan dalam kehidupan seharihari baik di lingkungan Madrasah maupun lingkungan masyarakat. Dari latar belakang itulah penulis tertarik untuk meneliti Bagaimana hubungan antara Hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa
pada
bidang studi Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang.
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka timbulah beberapa pertanyaan, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Peranan hafalan Al-Qur`an pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits. b. Faktor-faktor yang mendukung prestasi belajar Al-Qur`an Hadits. c. Prestasi belajar para siswa di MTs Asy-Syukriyyah pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits. d. Pelaksanaan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah. e. Manfaat hafalan Al-Qur`an terhadap mata pelajaran Al-Qur`an Hadits.
6
2. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di kemukakan, maka penulis hanya akan membatasi pada masalah hafalan Al-Qur`an. Maksud hafalan Al-Qur`an pada skripsi ini yaitu hafalan Juz `Amma dan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits yang diambil dari nilai raport siswa semester 1 meliputi kelas VII,VIII dan IX di Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh, Tangerang.
3. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: a. Bagaimana penerapan hafalan Al-Qur`an
siswa di Madrasah
Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang? b. Bagaimana prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang? c. Apakah ada hubungannya antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang?
C. Definisi Operasional Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang maksud dari skripsi ini yaitu “Hubungan antara hafalan Al-Qur`an dengan Prestasi Belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an dan Hadits Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah
Cipondoh,
Tangerang”.
Dan
untuk
memudahkan
gambaran yang konkrit tentang hal-hal yang akan dibahas, penulis menjelaskan maksud dari skripsi ini meliputi: 1. Hafalan Al-Qur`an Tahfidz (hafalan) berasal dari bahasa Arab dari – ُحَ َّفظَ – يُحَ ِّفظ تَحّْفِ ْيظًاyang mempunyai arti memelihara, menjaga dan menghafal atau usaha terus-menerus dan berulang-ulang untuk meresapkan Al-Qur`an ke dalam pikiran dengan sengaja,sadar dan bersungguh-sungguh agar selalu ingat,sehingga dapat mengungkapkan kembali di luar kepala.
7
Al-Qur`an menurut istilah adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Ruhul Amin (Malaikat) Jibril dan dinukilkan kepada kita dengan jalan mutawatir
(berkesinambungan),
yang
dinilai
ibadah
karena
membacanya diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas.6 Juz `Amma merupakan bagian dari kumpulan surah-surah yang terdapat dalam Al-Qur`an yang dimulai surah An-Naba` sampai surah An-Nas. 2.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah jenjang dasar pada pendidikan formal di Indonesia setara dengan sekolah menengah pertama yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama. Pendidikan Madrasah Tsanawiyah ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9
3.
Prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie”, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang diartikan “hasil yang dicapai dari yang telah ditetapkan”.7 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia arti prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebaginya)”.8 Bidang studi adalah pengelompokan sejumlah materi pelajaran yang sejenis atau memiliki ciri yang sama (mata pelajaran yang satu dengan yang lain berkorelasi satu dengan yang lain). Bidang studi AlQur`an Hadits adalah bidang studi yang berisikan materi pelajaran tentang Al-Qur`an dan Hdits.
6
Achmad Yaman Syamsudin, Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an (Solo: Insan Kamil, 2007) h. 15 7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1, h. 700 8 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., h. 700
8
Jadi, yang penulis maksud di sini adalah hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam bidang studi Al-Qur`an Hadits. Adapun maksud dari keseluruhan judul di atas adalah bagaimana hubungan Hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar bidang studi Al-Qur`an Hadits siswa Madrasah Tsanawiyah AsySyukriyyah Cipondoh, Tangerang.
D. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut diatas maka peneliti mengemukakan tujuan dari penelitian ini antara lain adalah untuk: a. Untuk mengetahui penerapan program hafalan Al-Qur`an siswa Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang? c. Untuk mengetahui hubungannya pelaksanaan hafalan Al-Qur`an siswa semester 1 (Ganjil) Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang dengan prestasi belajar pada bidang studi Al-Quran Hadits?
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a.
Secara teoritis dengan penelitin ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran
bagi
pengembangan
ilmu
pendidikan,
khususnya kajian Pendidikan Agama Islam. b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan oleh peneliti lain sebagai bahan acuan dan pembanding dalam mengkaji lebih lanjut tentang hafalan Al-Qur`an dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada bidang studi Al-Qur`an Hadits.
c.
Secara praktis dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi pendidikan terkait pada umumnya dan
9
Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah Cipondoh, Tangerang pada khususnya, dalam usaha penyempurnaan kegiatan hafalan Al-Qur`an demi tercapainya peningkatan prestasi belajar siswa dalam Pendidikan Agama Islam, terutama pada bidang studi Al-Qur`an Hadits.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Hafalan Al-Quran 1. Pengertian Hafalan Al-Quran Kata “tahfidz” berasal dari bahasa Arab حَ َّفظَ – يُحَ ِّفظُ – تَحّْفِ ْيظًا1 yang artinya memelihara, menjaga dan menghafal. Tahfidz (hafalan) secara bahasa (etimologi) adalah lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit lupa. Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata hafal berarti “telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran). Dan dapat mengucapkan kembali diluar kepala (tanpa melihat buku). Menghafal (kata kerja) berarti berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.”2 Tahfidz adalah bentuk masdar dari Haffadza yang memiliki arti penghafalan dan bermakna proses menghafal. Sebagaimana lazimnya suatu proses menulis suatu tahapan, teknik atau metode tertentu. Tahfidz adalah proses menghafal sesuatu ke dalam ingatan sehingga dapat diucapkan di luar kepala dengan metode tertentu. Sedangkan orang yang menghafal Al-Qur`an disebut hafidz/huffadz atau hamil/Hamalah AlQur`an.
1
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), Cet. Ke-3
2
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-
h. 105 1 h. 291
10
11
Secara istilah menurut Abdur Rabi Nawabudin, hafal mengandung dua pokok, yaitu hafal seluruh Al-Qur`an serta mencocokkannya dengan sempurna dan senantiasa terus menerus dan sungguh-sungguh dalam menjaga hafalan dari lupa.3 Dalam kaitannya dengan hal ini menghafal Al-Qur`an, memeliharanya serta menalarnya haruslah memperhatikan beberapa unsur pokok sebagai berikut: a. Menghayati bentuk-bentuk visual, sehingga bisa diingat kembali meski tanpa kitab. b. Membaca secara rutin ayat-ayat yang dihafalkan. c. Penghafal Al-Qur`an dituntut untuk menghafal secara keseluruhan baik hafalan maupun ketelitian. d. Menekuni, merutinkan dan melindungi hafalan dari kelupaan.4 Sedangkan pengertian Al-Qur`an menurut bahasa adalah bentuk masdar dari qoro`a ( )قرﺃartinya bacaan, berbicara tentang apa yang tertulis dan padanya melihat dan menelaah.5 Menurut istilah Al-Qur`an adalah kalam Allah SWT yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat dan membacanya adalah ibadah.6 Begitu juga menurut Ibn Subki Al-Qur`an adalah lafadz yang diturunkan kepada Muhammad SAW, mengandung mukjizat setiap suratnya dan membacanya ibadah.7 Sedangkan menurut Achmad Yaman Syamsudin, Lc dalam bukunya Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an, yang mengutip dari Dr.Muhammad Mahmud Abdullah bahwa Al-Qur`an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Ruhul Amin (Malaikat) Jibril dan dinukilkan kepada kita dengan jalan
3
Abdur Rabi Nawabudin, Taknik Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: CV. Sinar Baru, 1991), h.24 4 Abdurrab Nawabudin, Teknik Menghafal Al-Qur’an…, h. 27 5 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid I (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997), h. 46 6 Amir Syarifudin, Ushul Fiqh..., Jilid 1, h. 47 7 Amir Syarifudin, Ushul Fiqh..., Jilid 1, h. 47
12
mutawatir (berkesinambungan), yang dinilai ibadah karena membacanya diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat Al-Nas.8 Jadi menghafal Al-Qur`an adalah proses penghafalan Al-Qur`an secara keseluruhan, baik hafalan maupun ketelitian bacaannya serta menekuni, merutinkan dan mencurahkan perhatiannya untuk melindungi hafalan dari kelupaan. Sedangkan hafalan Al-Qur`an yang dimaksud dalam skripsi ini adalah hanya proses menghafal Al-Qur`an pada juz 30 saja. Dengan demikian dapat diketahui bahwa hakikat dari hafalan adalah bertumpu pada ingatan. Berapa lama waktu untuk menerima respon, menyimpan dan memproduksi kembali tergantung ingatan masingmasing pribadi. Karena kekuatan ingatan antara satu orang akan berbeda dengan orang lain.
2. Hukum Menghafal Al-Qur`an Al-Qur`an adalah kitab suci bagi pemeluk agama Islam, sebagai pedoman hidup dan sumber-sumber hukum, tidak semua manusia sanggup menghafal dan tidak semua kitab suci dapat dihafal kecuali kitab suci AlQur`an dan hamba-hamba yang terpilihlah yang sanggup menghafalnya.9 Hal ini telah dibuktikan dalam firman Allah SWT:
“kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami.” (Q.S Al-Fathir/35:32) Al-Qur`an sebagai dasar hukum Islam dan pedoman hidup umat, disamping diturunkan kepada hambanya yang terpilih, Al-Qur`an diturunkan melalui ruhul Amin Jibril As dengan hafalan yang berangsurangsur sesuai dengan kebutuhan umat di masa itu dan di masa yang akan 8
Achmad Yaman Syamsudin, Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an (Solo: Insan Kamil, 2007) h. 15 9 Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an…, h.35
13
datang. Selama dua puluh tiga tahun Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Qur`an dari Allah melalui Jibril As tidak melalui tulisan melainkan dengan lisan (hafalan).10 Hal ini telah dibuktikan dengan firman Allah SWT:
“kami akan membacakan (Al-Qur`an) kepadamu (Muhammad SAW) maka kamu tidak akan lupa” (Q.S. Al-A`la/87: 6).
“janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur`an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya.” (Q.S. Al-Qiyamah/75: 16)
“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur`an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kapadaku.”(Q.S. Thahaa/20: 114)
”Dan sesungguh, telah kami mudahkan Al-Qur`an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?” (Q.S. Al-Qomar/54: 17) Ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa Al-Qur`an diturunkan dengan hafalan (lisan) bukan dengan tulisan, setelah nabi Muhammad SAW menerima bacaan dari Jibril As, nabi dilarang
10
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 35
14
mendahuluinya agar supaya nabi lebih mantap hafalannya. Oleh karena itu sebagai dasar bagi orang-orang yang menghafal Al-Qur`an adalah: a.
Al-Qur`an itu diturunkan secara hafalan
b.
Mengikuti Nabi Muhammad SAW
c.
Melaksanakan anjuran Nabi Muhammad SAW11 Atas dasar inilah para ulama dan Abdul Abbas Ahmad bin
Muhammad Al-Jurjani, berkata dalam kitab Al-Syafi`i bahwa” hukum menghafal mengikuti Nabi Muhammad SAW adalah fardhu kifayah”.12 Dalam arti bahwa umat Islam harus ada (bukan harus banyak) yang hafal mengikuti Nabi Muhammad SAW untuk menjaga nilai mutawatir. Apabila hal ini tidak dilakukan maka seluruh umat Islam menanggung dosa, dan ketetapan hukum seperti itu tidak berlaku pada kitab-kitab samawi yang lain.13 Al-Zarkasyi
dalam
Al-Burhan
berkata,”teman-teman
kami
menyatakan bahwa mengajarkan Al-Qur`an adalah fardhu kifayah sebagaimana menghafalkannya. Tujuannya sebagaimana dikatakan alJuwaini adalah agar jangan sampai kemutawatiran Al-Qur`an terputus, sehingga
tidak ada jalan (bagi
menyelewengkannya.
14
musuh)
untuk
mengganti
atau
Sedangkan dalam Nihảyat Al-Qaul Al-Mufid
Syeikh Muhammad Makki Nashr yang dikutip oleh W Hafidz Ahsin mengatakan:
“sesungguhnya menghafal Al-Qur`an di luar kepala hukumnya fardhu kifayah”.15
11
Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 37 Muhaimin Zen,Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 37 13 Fahd bin Abdurrahman Ar Rumi, Ulumul Qur`an ( Yogyakarta: Titihan Ilahi Press, 1997), h.100 14 Yusuf al-Qardhawi, Menumbuhkan Cinta Kepada Al-Qur`an, Terj. dari Kayfa Nata`amalu ma`a Al-Qur`an al-`Azhim oleh Ali Imron, (Yogyakarta: Mardhiyah Press,2007), Cet. 1, h. 74 15 W Hafidz Ahsin, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta: Bumi Aksara ,1994), cet. 1, h. 24-25 12
15
Dengan demikian jelaslah bahwa menghafal Al-Qur`an hukumnya adalah fardhu kifayah, fardhu kifayah sebagaimana yang dimaksud ulama yaitu apabila suatu pekerjaan di suatu wilayah tidak ada yang mengerjakan maka semua orang yang ada di wilayah tersebut kena (berdosa) semua. Karena tidak melaksanakan perbuatan tersebut.
3. Niat Menghafal Al-Qur`an Segala perbuatan yang dikerjakan manusia harus dilakukan atas dasar ikhlas karena Allah SWT semata, hal ini berdasarkan firman Allah SWT:
“padahal mereka hanya diperintahkan menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan ) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).(Q.S. Al-Bayyinah/98:5) Para penghafal Al-Qur`an harus bersungguh-sungguh memperbaiki niat dan tujuannya, karena suatu amal yang tidak berdasarkan atas keikhlasan, tidak berarti apa-apa di sisi Allah SWT. Menghafal Al-Qur`an adalah termasuk perbuatan yang baik dan merupakan ibadah yang mulia, maka harus disertai dengan niat dan tujuan ikhlas yaitu mencari rida Allah SWT dan mencari kebahagiaan di akhirat.16 Maka dari itu tidaklah dibenarkan bagi para penghafal Al-Qur`an mempunyai tujuan sebagai berikut: a. Mencari popularitas atau berniat menjadikannya sebagai sarana mencari nafkah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
16
M. Taqiyul Islam Qori`, Cara mudah menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), h.14
16
“pelajarilah Al-Qur`an dan mohonlah kepada Allah SWT dengan Al-Qur`an itu sebelum Al-Qur`an dipelajari oleh orang-orang yang hendak mencari dunia. Sebab Al-Qur`an itu akan dipelajari oleh tiga jenis orang yaitu orang yang mempelajri Al-Qur`an untuk mencari kebahagiaan (popularitas), orang yang mempelajari AlQur`an untuk mencari makan dan orang yang mempelajari Al-Qur`an untuk mencari rida Allah SWT”. (HR. Abu Hakim) b. Berniat mencari imbalan dunaiwi dari Al-Qur`an. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Bacalah Al-Qur`an sebelum datang sekelompok orang yang membacakan Al-Qur`an seperti orang yang sedang mengadakan undian,. Mereka mengharapkan hasil yang cepat (imbalan duniawi), dan mengharapkan imbalan yang lambat (pahala akhirat).” (HR. Abu Daud dari Jabir)17 Jadi, sebelum menghafal Al-Qur`an sebaiknya seseorang yang akan menghafal Al-Qur`an meluruskan niat dan tujuan terlebih dahulu agar dalam menghafal Al-Qur`an diberi kemudahan dan mendapat rida Allah SWT.
4. Syarat-syarat dan Etika Menghafal Al-Qur`an Menghafal Al-Qur`an bukan merupakan suatu ketentuan hukum yang harus dilakukan orang yang memeluk agama Islam. Oleh karena itu menghafal Al-Qur`an tidaklah mempunyai syarat-syarat yang mengikat sebagai ketentuan hukum. Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang 17
A`idh bin Abdullah Al-Qarni, 391 Hadits Pilihan, (Jakarta: Darul Haq, 2007), Cet. Ke1, h.199-200
17
calon penghafal Al-Qur`an adalah syarat-syarat yang berhubungan dengan naluri insaniyah semata.18Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut: a. Niat yang ikhlas Niat yang ikhlas dan matang bagi calon penghafal Al-Qur`an sangat diperlukan, sebab apabila sudah ada niat yang matang dari calon penghafal berarti ada hasrat dan kalau kemauan sudah tertanam dilubuk hati tentu kesulitan apapun yang menghalanginya akan ditanggulangi.19 Keikhlasan menghafal Al-Qur`an harus sudah dipertahankan dengan terus menerus. Hal ini akan menjadi motifator yang sangat kuat untuk mencapai sukses dalam menghafal Al-Qur`an.20 b. Menjauhi sifat madzmumah Sifat madzmumah adalah suatu sifat tercela yang harus dijauhi oleh setiap orang muslim, terutama di dalam menghafal Al-Qur`an. Sifat madzmumah ini sangat besar pengaruhnya terhadap orang-orang penghafal Al-Qur`an. Karena Al-Qur`an adalah kitab suci bagi umat Islam yang tidak boleh dinodai oleh siapapun dan dengan bentuk apapun.21 Diantara sifat-sifat tercela tersebut yang harus dijauhi seorang anak yang menghafal Al-Qur`an adalah khianat, bakhil, pemarah, memencilkan diri dari pergaulan, iri hati, sombong, dusta, ingkar, riya, banyak makan, angkuh, meremehkan orang lain, penakut, dan sebagainya.22 Sifat-sifat tercela tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati anak yang sedang dalam proses menghafal Al-Qur`an. Apalagi pada usia remaja
18
Muhaimin Zen, Tata Cara atau problematika menghafal Al-Qur`an..., h. 239 Muhaimin Zen, Tata Cara atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h.240 20 Abdul Aziz Abdur Rouf, Kiat Sukses Menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Dzilal Pess, 1996), h.75 21 Muhaimin Zen, Tata Cara atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h.240 22 Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.53 19
18
cepat sekali terpengaruh baik pengaruh dari lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. c. Motivasi atau dukungan orang tua Motivasi atau dukungan orang tua sangat penting bagi anak karena mereka juga ikut menentukan keberhasilan anak dalam menghafal Al-Qur`an. d. Memiliki keteguhan dan kesabaran Dalam proses menghafal Al-Qur`an akan banyak sekali ditemui berbagai macam kendala, mungkin jenuh, mungkin gangguan lingkungan karena bising dan gaduh. Mungkin gangguan batin atau mungkin karena menghadapi ayat-ayat tertentu yang mungkin dirasakan sulit menghafalnya dan lain sebagainya. Terutama dalam menjaga kelestarian menghafal Al-Qur`an .23 Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal AlQur`an itu seperti perumpamaan orang yang memiliki seekor unta yang sedang ditambatkan. Jika ia ingin untanya itu tetap di tempat, maka ia harus menjaga dan menahannya, dan kalau sampai dilepas maka unta itu akan lari.” (HR. Bukhari-Muslim).24 Untuk melestarikan hafalan Al-Qur`an perlu keteguhan dan kesabaran. Karena kunci utama keberhasilan menghafal Al-Qur`an adalah ketekunan menghafal dan mengulang ayat-ayat yang telah dihafalnya. Itu sebabnya Rasulullah SAW selalu menekankan agar para penghafal Al-Qur`an bersungguh-sungguh dalam menjaga hafalannya.25 Jadi siapa pun memiliki peluang untuk menjadi hafidz AlQur`an 30 juz atau sebagiannya selama ia bersabar, bersemangat dan tidak putus asa, cepat atau lambat. 23
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.50 Husaini A. Madjid Hasyim, Syarah Riyadhus Shalihin, terj. Dari Riyadhus Shalihin oleh Mu`ammal Hamidy dan Imron A. Manan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993), Cet. Ke-1, h. 339 25 Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.51 24
19
e. Istiqamah Yang dimaksud dengan istiqamah adalah konsisten terhadap hafalannya. Seorang penghafal Al-Qur`an harus senantiasa menjaga efesiensi waktu, berarti seorang penghafal akan menghargai waktu dimanapun dan kapanpun saja waktu luang.26 Dari Abu Sa`id Al- Khudri r.a dari Nabi SAW beliau bersabda:
“Barang siapa selalu disibukkan dengan membaca Al-Qur`an dan dzikir kepadaku, maka ia akan kuberi anugerah yang baik, yang diberikan kepada orang-orang yang memohon kepadaku.”(H.R. Tirmidzi dan Al-Baihaqi)27 Sang penghafal dianjurkan memiliki waktu-waktu khusus, baik untuk
menghafal
materi
baru
maupun
untuk
mengulang
(Muraja`ah/takrir),yang waktu tersebut tidak boleh diganggu oleh kepentingan yang lain.28
5. Metode Menghafal Al-Qur`an Banyak sekali metode-metode yang mungkin bisa dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk menghafal Al-Qur`an. Dan bisa memberikan bantuan kepada para penghafal dalam mengurangi kepayahannya menghafal Al-Qur`an, metode-metode tersebut adalah:
a.
Metode Wahdah Metode ini digunakan dengan cara menghafal satu persatu ayatayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap
26
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.51 Husaini A. Madjid Hasyim, Syarah Riyadhus Shalihin, terj. Dari Riyadhus Shalihin oleh Mu`ammal Hamidy dan Imron A. Manan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993), Cet. Ke-1, h. 337 28 Ilham Agus Sugianto, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: Mujahid Press, 2004), h. 54 27
20
ayat biasa dibaca sebanyak sepuluh kali atau dua puluh kali atau lebih. Sehingga mampu membentuk pola dalam bayangannya. Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan pada ayat-ayat berikutnya. Dengan cara yang sama, demikian seterusnya hingga mencapai satu muka. Setelah ayat-ayat dalam satu muka telah dihafal, maka giliran menghafal urutan-urutan ayat dalam satu muka.29 b.
Metode Kitabah Kitabah artinya menulis. Pada metode ini penghafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan. Kemudian ayat tersebut dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalnya. Menghafalnya bisa dengan metode wahdah atau dengan metode yang berkali-kali menuliskannya sehingga ia dapat sambil memperhatikan dan sambil menghafalnya dalam hati.30
c.
Metode Sima`i Sima`i artinya mendengar. Yaitu mendengarkan sesuatu bacaan untuk dihafalnya. Metode ini sangat efektif bagi penghafal tuna netra atau anak-anak yang masih kecil dibawa umur yang belum mengenal tulis baca Al-Qur`an. Metode ini dilakukan dengan dua alternatif: 1) Mendengarkan dari guru yang membimbingnya, terutama bagi penghafal tuna netra atau anak-anak 2) Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya kedalam pita kaset sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.31
d.
Metode Gabungan Metode ini adalah gabungan antara metode wahdah dan metode kitabah yakni penghafal menghafalkan ayat-ayat sampai hafal betul. Kemudian setelah selesai penghafal mencoba menulis ayat tersebut yang sudah dihafalnya diatas kertas. Jika ia mampu memproduksi
29
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.83 Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.64 31 Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.65 30
21
kembali ayat-ayat tersebut dalam tulisan berarti dia bisa melanjutkan ayat seterusnya32 e.
Metode Jama` Yaitu cara menghafal yang dilakukan secara kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif atau bersama-sama dipimpin oleh seorang instruktur. Pertama instruktur membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan siswa bisa menirukan secara bersama-sama.33 Sedangkan menurut Drs.H.A. Muhaimin Zen dalam bukunya
Problematika Menghafal Al-Qur`an bahwa metode menghafal Al-Qur`an yaitu ada dua macam: a)
Metode Tahfidz Yaitu menghafal materi baru yang belum pernah dihafal dan diperdengarkan kepada guru. Metode ini dipakai setiap kali bimbingan. Santri harus mendengarkan hafalannya kepada guru, kemudian guru membacakan materi baru kepada santri atau santri membaca sendiri dihadapan guru dengan melihat Al-Qur`an yang kemudian dihafalkan dengan pengarahan guru.34
b)
Metode Takriri Adalah mengulang materi hafalan yang sudah diperdengarkan kepada guru. Pelaksanaan metode ini adalah setiap kali masuk. Santri memperdengarkan hafalan ulang kepada guru dan guru tidak memberi materi baru kepada santri. Sedangkan guru hanya bertugas mentashih hafalan dan bacaan yang kurang benar.35 Dari beberapa metode yang telah dijelaskan metode yang diterapkan di MTs Asy-Syukriyyah diantaranya yaitu menggunakan metode wahdah, tahfidz dan takriri. Karena menurut pembimbing hafalan Al-Qur`an ke tiga metode tersebut lebih mudah bagi siswa
32
Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.65 Ahsin, W Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an..., h.66 34 Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 249 35 Muhaimin Zen, Tata Cara Atau Problematika Menghafal Al-Qur`an..., h. 250 33
22
untuk menghafal Al-Qur`an dan selalu mengingat hafalannya dikarenakan setiap pelaksanaan hafalan Al-Qur`an para siswa diharuskan mengulang hafalan yang telah di perdengarkan kepada guru sebelum memulai hafalan Al-Qur`an.
B. Sistem Pengajaran Al-Qur`an Hadits 1. Pelajaran Al-Qur`an Hadits Bidang studi Al-Qur`an dan Hadits termasuk kedalam kelompok bidang studi agama sebagaimana halnya dengan bidang studi aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah kebudayaan Islam.36 Pelajaran Al-Qur`an Hadits menurut Departemen Agama RI, dalam buku pedoman Al-Qur`an Hadits yaitu: Pelajaran Al-Qur`an Hadits adalah bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam pada setiap madrasah yang dimaksudkan untuk memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang terkandung dalam Al-Qur`an Hadits yang diharapkan dapat diwujudkan dalam perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah swt sesuai dengan ketentuan Al-Qur`an Hadits.37 Jadi pelajaran Al-Qur`an Hadits termasuk bagian dari pelajaran pendidikan agama Islam yang terdapat pada setiap madrasah-madrasah. Sedangkan pada sekolah-sekolah umum tidak ada jam pelajaran tersendiri untuk Al-Qur`an Hadits, yang ada pelajaran tersebut disatukan kedalam pelajaran pendidikan agama.
36
Udin Saripudin Winata dan Rustana Adi Winata, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1998), Cet. Ke-6, h. 191 37 Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits, (Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam, 2004), h. 2
23
2. Kedudukan dan Fungsi Al-Qur`an Hadits Al-Qur`an adalah sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk bagi manusia sekaligus menerangkan maksud dan tujuan pokok diturunkannya Al-Qur`an, diantaranya yaitu: a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan tuhan dan kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan. b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif. c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar
hukum
yang harus
diikuti
oleh manusia dalam
hubungannya dengan tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Qur`an adalah petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat”.38 Kedudukan Hadits sebagai sumber ajaran Islam sesudah AlQur`an, hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur`an surat Al-Hasyr/59 ayat 7 :
….. “…apa yang di berikan rasul kepadamu, maka ambil (terima) lah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah…” (Al-Hasyr/59:7) Sedangkan Hadits adalah sumber ajaran setelah Al-Qur`an. Hadits berfungsi sebagai sumber ajaran Islam sesudah Al-Qur`an,disebabkan karena: a. Hadits berfungsi sebagai penguat hukum yang sudah ada dalam kitabullah. 38
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-18, h. 40.
24
b. Hadits berfungsi sebagai penafsir atau perinci atau juga pentaqyid terhadap hal-hal yang mutlaq atau pentakhsis terhadap ayat-ayat yang `am (umum). c. Hadits dapat menerapkan dan membentuk hukum tersendiri yang tidak disebutkan dalam kitabullah.39 3. Tujuan dan fungsi pelajaran Qur`an Hadits a. Tujuan pelajaran Al-Qur`an Hadits Keberhasilan manusia dalam menjalani kehidupannya tidak terlepas dari usaha dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Tanpa adanya suatu tujuan, maka dia akan berjalan meraba-raba dan tak tentu arah tujuan. Tujuan adalah sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan suatu kegiatan atau usaha. Seiring dengan pendapat tersebut, Dr. Zakiyah Darajat mengatakan bahwa tujuan adalah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai.40 Melihat objek pembahasan Al-Qur`an Hadits, dapat dikatakan bahwa Al-Qur`an Hadits merupakan bentuk dari suatu pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.41 Adapun tujuan dari pendidikan Islam adalah “perwujudan nilai-nilai Islam dalam pribadi manusia didik yang oleh pendidik muslim melalui proses yang terminal pada hasil (produk) yang berkepribadian Islam yang beriman , bertaqwa dan berilmu pengetahuan yang sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah SWT, yang taat.42 Dasar ajaran Islam adalah Al-Qur`an dan Hadits. Dengan menyadari pentingnya memahami dan mengamalkan ajaran Islam serta 39
Mudhafar Mughni, ushul fiqh 1, (Jakarta: Lingkar Studi Islam Publishing, 2003), cet. Ke-1, h. 45. 40 Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-3, h. 29 41 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3, h.12 42 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam…, h.224
25
untuk mewujudkan pendidikan Islam yang paripurna, maka pelajaran Al-Qur`an Hadits sebagai salah satu dari bagian pendidikan agama juga mengemban misi pembinaan kepribadian siswa ke arah pribadi utama menurut norma-norma agama. Sedangkan pembelajaran Al-Qur`an dan Hadits bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari membaca Al-Qur`an dan Hadits serta menanamkan pengertian pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadits. Untuk mendorong, membina, dan membimbing akhlak dan perilaku peserta didik dengan berpedoman kepada isi kandungan ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadits.43 Dalam kurikulum dan hasil belajar Al-Qur`an Hadits Madrasah Tsanawiyah disebutkan dengan rinci bahwa tujuan yang hendak dicapai dari pendidikan Al-Qur`an Hadits adalah: a. Agar siswa bersemangat untuk membaca Al-Qur`an Hadits dengan benar. b. Mempelajari, memahami dan meyakini kebenarannya. c. Mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung di dalamnya sebagai
petunjuk
dan
pedoman
dalam
seluruh
aspek
kehidupannya.44 Dari pernyataan di atas terlihat bahwa tujuan pengajaran AlQur`an Hadits mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif meliputi pengetahuan, konsep atau fakta yaitu dimana siswa diharapkan dapat membaca dan memahami isi dari Al-Qur`an tersebut. Afektif meliputi personal dan kepribadian atau sikap, yaitu dimana siswa diharapkan dapat meyakini dan meresapi apa yang telah ia dapat membentuk kepribadiannya sesuai petunjuk AlQur`an. Sedangkan aspek psikomotorik meliputi kelakuan dan keterampilan, yaitu dimana siswa diharapkan dapat merealisasikan 43 44
Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits…, h. 2 Depag, Kurikulum dan Hasil Belajar, (Jakarta: Departemen Agama, 2003), h.3
26
amalan-amalan yang telah didapatnya dari membaca dan memahami Al-Qur`an dalam kehidupan sehari-hari. Tampak pula ada relevansi antara tujuan pelajaran Al-Qur`an Hadits dengan tujuan Islam, dengan ini semakin membuktikan bahwa Al-Qur`an Hadits merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus ada dan wajib diikuti oleh setiap murid. b. Fungsi pelajaran Al-Qur`an Hadits Setiap mata pelajaran pasti memiliki fungsi tersendiri, sedangkan fungsi dari pelajaran Al-Qur`an Hadits yaitu: 1) Menumbuh
kembangkan
kemampuan
peserta
didik
dalam
membaca dan menulis Al-Qur`an Hadits. 2) Mendorong, membimbing dan membina kegemaran dan kemauan untuk membaca Al-Qur`an Hadits. 3) Menanamkan
pengertian,
pemahaman,
penghayatan
dan
pengamalan kandungan ayat-ayat Al-Qur`an Hadits dalam perilaku peserta didik sehari-hari. 4) Memberikan bekal pengetahuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang setingkat lebih tinggi.45
4. Standar Kompetensi Pelajaran Al-Qur`an Hadits Standar kompetensi pelajaran Al-Qur`an Hadits berisi sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh mata pelajaran Al-Qur`an Hadits. Adapun kemampuan-kemampuan tersebut meliputi: a. Mampu menerapkan kaidah ilmu tajwid dalam bacaan Al-Qur`an. b. Mampu mamahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang akhlak terhadap ibu bapak dan sesame manusia serta memahami Hadits tentang perintah bertaqwa dan berbuat baik sesame manusia. c. Mampu memahami sejarah turunnya Al-Qur`an, memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang persatuan dan persaudaraan, memahami arti hadits 45
Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits…, h. 2
27
dan macam-macamnya, dan memahami hadits-hadits tentang meyakini kebenaran dan istiqamah. d. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang syaitan sebagai musuh manusia, berlaku dermawan, dan memahami hadits-hadits tentang cinta kepada Allah dan Rasul. e. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang semangat keilmuan, tentang makanan yang halal dan baik, dan memahami hadits-hadits tentang perintah menuntut ilmu dan keutamaan orang yang menuntut ilmu. f. Mampu memahami ayat-ayat Al-Qur`an tentang sabar dan tabah menghadapi cobaan, tentang bersikap konsekuen dan jujur, serta memahami hadits-hadits tentang taat kepada Allah, Rasul dan pemerintah.
5. Metode pembelajaran Al-Qur`an Hadits Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “meta” dan “hodos”, “meta” berarti “melalui” dan “hodos” berarti “jalan atau cara”. Asal kata metode mengandung pengertian suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.46 Metode sangatlah berperan di dalam proses belajar mengajar, guna meraih tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Salah satu aspek keberhasilan dari kegiatan belajar mengajar adalah adanya kemampuan guru dalam menguasai dan memilih berbagai metode yang tepat dalam mengajar. Metode yang tepat guna akan menunjang kelancaran jalannya proses belajar mengajar, sehingga materi pelajaran yang disampaikan dapat berproses secara efisien dan efektif menuju tujuan pendidikan. Metode pengajaran yang dipakai dalam memberikan materi pelajaran Al-Qur`an Hadits adalah sebagai berikut:
46
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 61
28
a. Metode Ceramah Metode
ceramah
adalah
sebuah
bentuk
interaksi
melalui
penerangan dalam penuturan secara lisan oleh seorang guru terhadap sekelompok murid. Dalam pelaksanaan metode ceramah, seorang guru dapat mempergunakan alat-alat Bantu untuk menjelaskan uraiannya. Alat utama penghubung guru dengan murid adalah bahasa lisan (berbicara). Adapun kabaikan metode ceramah yaitu: 1) Guru dapat menguasai seluruh arah pembicaraan dalam kelas. 2) Organisasi kelas sederhana berarti guru tak perlu mengadakan pengelompokan murid. 3) Hal-hal yang penting dan mendesak dapat segera disampaikan. 4) Melatih murid menggunakan pendengarannya dengan baik dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat. Kelemahan-kelemahan dari metode ceramah, yaitu: 1) Guru tidak dapat mengetahui sampai dimana murid telah memahami keterangan-keterangan guru. 2) Dalam diri murid dapat terbentuk konsep yang lain dari pada katakata yang dimaksudkan oleh guru. 3) Murid cenderung bersifat pasif. 4) Murid sukar mengkonsentrasikan perhatiannya terhadap keterangan guru, terutama pada siang dan sore hari.47 Contoh metode ceramah yaitu guru menjelaskan isi kandungan ayat AlQur`an. b. Metode Tanya jawab Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban, atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru yang menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan belajar mengajar melalui 47
Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Singo Abadi Inti, 1982), h. 8-9
29
Tanya jawab, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan atau siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terlebih dahulu pada saat memulai pelajaran.,pada saat pertengahan atau pada akhir pelajaran. Bilamana metode Tanya jawab ini dilakukan secara tepat akan dapat meningkatkan perhatian siswa untuk belajar secara aktif. Keunggulan-keunggulan dari metode ini: 1) Kelas akan menjadi hidup karena siswa dibawa kea rah berpikir secara aktif. 2) Siswa terlatih berani mengemukakan pertanyaan atau mebjawab atas pentanyaan yang diajukan oleh guru. 3) Dapat mengaktifkan retensi siswa terhadap pelajaran yang telah lalu. Sedangkan kelemahan-kelemahan metode ini adalah: 1) Waktu yang digunakan dalam pelajaran tersita dan kurang dapat dikontrol secara baik oleh guru karena banyaknya pertanyaan yang timbul dati siswa. 2) Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian siswa bilamana terdapat pertanyaan atau jawaban yang tidak berkenaan dengan sasaran yang dibicarakan. 3) Jalannya pengajaran kurang dapat terkordinir secara baik, karena timbulnya pertanyaan-pertanyaan dari siswa yang mungkin tidak dapat dijawab secara tepat, baik oleh guru maupun siswa.48 Contohnya yaitu guru menanyakan mufrodat ayat al-Qur`an yang telah ditulis di papan tulis. c. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu metode penyampaian bahan pengajaran
dengan
jalan
mendiskusikan
bahannya
sehingga
menimbulkan pengertian serta perubahan sikap dari murid.49 Kelebihan-kelebihan dari metode ini, adalah: 48
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. Ke-1, h. 43-44. 49 Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, (Jakarta: Departemen Agama, 1980), h. 46
30
1) Suasana kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan perhatian dan pemikiran mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan. 2) Dapat menjalin hubungan social antar individu siswa sehingga menimbulkan rasa harga diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan sistematis. 3) Hasil diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mengikuti perdebatan yang berlangsung dalam kelas. 4) Adanya kesadaran para siswa dalam mengikuti dan memahami aturan-aturan yang berlaku dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin dan menghargai pendapat orang lain. Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu: 1) Adanya sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif dalam diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung jawab terhadap hasil diskusi. 2) Sulit meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu panjang. 3) Para siswa mengalami kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah atau sistematis.50 d. Metode Resitasi Metode resitasi biasanya disebut metode pekerjaan rumah, karena siswa diberim tugas-tigas khusus di luar jam pelajaran. Sebenarnya penekanan metode ini terletak pada jam pelajaram berlangsung dimana siswa disuruh untuk mencari informasi atau fakta-fakta berupa data yang dapat ditemukan di laboratorium,perpustakaan, pusat sumber belajar, dan sebagainya. Adapun kelebihan metode ini adalah: 1) Siswa lebih banyak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya sehingga memperkuat daya retensi mereka. 50
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam…, h. 37-38
31
2) Sangat berguna untuk mengisi kekosongan waktu agar siswa melakukan hal-hal yang bersifat konstruktif. 3) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab. Sedangkan kelemahan-kelemahannya yaitu: 1) Dapat
menimbulkan
keraguan,
karena
adanya
kemungkinan
pekerjaan yang diberikan kepada siswa justru dikerjakan oelh orang lain. 2) Guru sering mengalami kesukaran dalam pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. 3) Bilamana tugas terlalu dipaksakan dapat menimbulkan terganggunya kestabilan mental dan pikiran siswa.51 e. Metode kerja kelompok Metode ini dilakukan atas dasar pandangan bahwa anak didik merupakan suatu kesatuan yang dapat dikelompokan sesuai dengan kemampuan dan minatnya untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu dengan system gotong royong. Keunggulan yang ada pada metode ini adalah: 1) Ditinjau dari segi pedagogis; kegiatan kelompok akan dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa, seperti: kerjasama, toleransi, dan lain-lain. 2) Ditinjau dari psikologi; timbul persaingan yang positif antar kelompok karena mereka bekerja pada masing-masing kelompok. 3) Ditinjau dari segi social, anak yang pandai dalam kelompok tersebut dapat membantu anak yang kurang pandai dalam menyelesaikan tugas. Adapun kelemahannya adalah: 1) Terlalu banyak persiapan-persiapan dan pengaturan yang kompleks dibanding dengan metode lainnya. 2) Bilamana guru kurang control maka akan terjadi persaingan yang negative antar kelompok. 51
Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam…, h. 47-48
32
3) Tugas-tugas yang diberikan kadang-kadang hanya dikerjakan oleh segelintir siswa yang cakap dan rajin, sedangkan siswa yang malas akan
menyerahkan
tugas-tugasnya
kepada
temannya
dalam
guru-guru,
karena
kelompok tersebut. f. Metode Drill Metode
ini
sangat
popular
dikalangan
pelaksanaannya tidak menimbulkan banyak kesukaran. Pelaksanaannya merupakan pemberian latihan dari suatu kegiatan belajar yang perlu dilaksanakan secara intensif oleh murid-murid. Metode ini merupakan siuatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu berupa suatu ketangkasan atau keterampilan terhadap apa yang pernah dipelajari. Kebaikan-kabaikan metode ini adalah: 1) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan menggunakan metode ini akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksana. 2) Pemanfaatan
kebiasaan-kebiasaan
tidak
memerlukan
banyak
konsentarsi dalam pelaksanaanya. 3) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks, rumit menjadi lebih otomatis. Adapun kelemahan-kelemahannya adalah: 1) Menghambat bakat dan inisiatif murid, karena murid lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas. 2) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton, mudah membosankan. 3) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara otomatis tanpa menggunakan intelegensi. 4) Menggunakan verbalisme, karena murid-murid lebih banyak dilatih menghafal soal-soal dan menjawabnya secara otomatis. Dari beberapa metode pembelajaran Al-Qur`an Hadits yang telah dijelaskan , berdasarkan hasil penelitian bahwa metode pembelajaran
33
Al-Qur`an Hadits
yang digunakan di MTs Asy-Syukriyyah yaitu
metode ceramah, tanya jawab dan drill (latihan) karena metode tersebut menurut guru bidang studi Al-Qur`an Hadits sangat efektif dalam proses belajar mengajar sehingga materi mudah dipahami siswa.
6. Pendekatan Pelajaran Al-Qur`an Hadits Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam pelajaran alQur`an Hadits, diantaranya yaitu: a. Keimanan, yaitu mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah swt sebagai sumber kehidupan. b. Pengamalan, mengkondisikan peserta didik untuk mempraktekan dan merasakan hasil-hasil pengamalan isi al-Qur`an Hadits dalam kehidupan sehari-hari. c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan perilaku yang baik yang sesuai dengan ajaran islam yang terkandung dalam al-Qur`an Hadits serta di contohkan oleh para ulama. d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran al-Qur`an Hadits dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik, sehungga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan penelaran. e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam menghayati kandungan al-Qur`an Hadits sehingga lebih terkesan dalam jiwa peserta didik. f. Fungsional, menyajikan materi al-Qur`an Hadits yang memberikan manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memeranlan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang mengamalkan isi al-Qur`an Hadits.
34
7. Evaluasi Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation”, dalam bahasa Arab “Al-Taqdir”, dalam bahasa Indonesia berarti “penilaian”. Dengan demikian evaluasi secara bahasa diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai halhal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.52 Sedangkan menurut istilah adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah diterapkan dalam sebuah program.53 Evaluasi bersifat sebagai suatu control terhadap pekerjaan yang telah digariskan terlaksana atau tidak atau juga untuk mengetahui sampai dimanakah bahan-bahan yang diberikan dapat dimengerti. Dengan kata lain, sudah seberapa jauh terdidik dapat menerimanya. Sehingga dengan demikian pendidik dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya. Adapun tujuan evaluasi dapat dirumuskan sebagai usaha untuk mengetahui sampai dimana tujuan dapat atau untuk mengetahui sebarapa banyak terjadi perubahan-perubahan tingkah laku pada anak sebagai akibat dari proses belajar. Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu ragamnya pun banyak mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks, diantaranya yaitu: a. Pre Test dan Pots Test Kegiatan pre test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai penyajian materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Sedangkan post test yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
52 53
Moehammad Mansyur, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama ,…h. 10-12 Anas Sujiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: rajawali Press, 2003), h. 1
35
b. Evaluasi Prasyarat Evaluasi jenis ini sangat menyerupai dengan pre test. Tujuannya untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. c. Evaluasi Diagnostik Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Instrument evaluasi ini di titikberatkan pada bahasan tertentu yang di pandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan. d. Evaluasi Formatif Evaluasi ini kurang lebih sama dengan ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostic yakni untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. e. Evaluasi Sumatif Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum yang di lakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir semester atau akhit tahun. f. UN (Ujian Nasional) UN (Ujian Nasional) pada prinsipnya sama dengan sumatif dalam arti alat penentu kenaikan status siswa. Namun UN yang mulai di berlakukan pad tahun 2005 itu di rancang untuk siswa yang telah menduduki kelas tertinggi pada suatu jenjang pendidikan tertentu yakni jenjang SD/MI dan seterusnya.
C. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar 1.
Pengertian Belajar Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar
36
pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selalu mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Menurut Slameto belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”54 Menurut Sardiman belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.55 Menurut Dr.Mulyati dalam bukunya Psikologi Belajar bahwa belajar adalah suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan.56 Kemudian menurut Hamalik mendefinisikan belajar proses perubahan tingkah laku berkat interaksi dengan lingkungan. Seseorang dinyatakan melakukan kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil yakni terjadinya perubahan tingkah laku
misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu.57 Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap pengetahuan. Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan
54
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,
1995), h. 2 55
Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar dan mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986}, h.21 56 Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005), h.5 57 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1997), cet. Ke 3, h.141
37
suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.58 Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 2.
Pengertian prestasi belajar Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Adapun prestasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah hasil yang telah di capai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan.59. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu dapat kita temukan satu titik persamaan sehubungan dengan prestasi belajar. Pengertian prestasi belajar yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
58
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. Ke-19, h. 85 59 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1 h. 787
38
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.60 Selanjutnya Surtatinah Tirtonegoro mengatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.61 Sedangkan
menurut
S.Nasution
prestasi
belajar
adalah
“Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”62 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. Dengan demikian prestasi belajar yang sudah diperoleh erat hubungannya dengan cita-cita yang ditanamkan oleh guru kepada anak didik. Hal ini mengandung pengertian bahwa potensi belajar merupakan manifestasi dari kemampuan yang bersangkutan, dan merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar diri (eksternal).
60
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1, h. 700 61 Surtatinah Tirtonegoro, Anak Super Normal dan Program Pendidikannya, (Jakarta:Bina Aksara,2006), h. 43 62 S, Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jamera, 1982), h. 17
39
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. a. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. 1) Kecerdasan/intelegensi Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukan kecakapan sesuai dengan
tingkat
perkembangan
sebaya.
Adakalanya
perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karen itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
40
Slameto mengatakan “tingkat intelegensi yang lebih tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”63 Muhibbin berpendapat bahwa intelegensi adalah “semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses.”64 Dari pendapat di atas jelaslah bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar. 2) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Muhibbin Syah mengatakan “bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan.”65 Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar terutama belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
63
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,1995), h. 56 64 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Rosdakarya, 1995), h. 134 65 Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan..., h. 135
41
1) Minat Minat
adalah
kecenderungan
yang
tetap
untuk
memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Slameto “kecenderungan
mengemukakan yang
tetap
bahwa untuk
minat
memperhatikan
adalah dan
mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang,” 66 Kemudian Sardiman mengemukakan minat adalah “suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”67 Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa
diharapkan
dapat
mengembangkan
minat
untuk
melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 2) Motivasi Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam 66
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,1995), h. 57 67 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986}, h. 76
42
belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar. Menurut M. Utsman Najati motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu.68 Menurut Alisuf Sabri bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.69 Sedangkan Sardiman mengatakan bahwa “motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.”70 Dalam
perkembangannya
motivasi
dapat
dibedakan
menjadi dua macam yaitu: a. Motivasi instrinsik Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. b. Motivasi ekstrinsik Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa kepada sasaran tertentu. Dengan
68
Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab, psikologi suatu pengantar (dalam perspektif Islam), (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. 1, h. 132 69 M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2006), cet. Ke-4, h. 129 70 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar,( Jakarta: CV. Rajawali, 1986), h.77
43
adanya dorongan ini dalam diri siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar secara aktif. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “ keadaan keluarga, keadaan sekolah dan keadaan lingkungan masyarakat.”71 1)
Keadaan Keluarga Keluarga
merupakan
lingkungan
terkecil
dalam
masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.” Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Dalam
hal
ini
Hasbullah
mengatakan:
“Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam 71
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta,1995), h.60
44
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.” Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai
dari
keluarga.
Sedangkan
sekolah
merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar 2) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. 3) Lingkungan Masyarakat Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
45
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaankebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.
D. Kerangka Berpikir. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya yang dituangkan dalam raport. Namun prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits bukan hanya dilihat dari nilai raport tetapi juga perubahan perilaku maupun perubahan kepribadian, karena seseorang di katakan berhasil jika menguasai teori maupun praktek. Pendidikan merupakan upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, mata pelajaran Al-Qur`an Hadits mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting dalam meningkatkan kepribadian dan membangun manusia seutuhnya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehubungan dengan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar maka perlu diadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung terhadap peningkatan mutu pendidikan dan prestasi belajar. Upaya meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pendidikan agama Islam, maka dapat diawali dengan memperhatikan prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan peningkatan prestasi belajar pendidikan agama Islam, Madrasah Tsanawiyah Asyukriyah Cipondoh khususnya guru bidang studi alQur`an Hadits menerapkan program hafalan Al-Qur`an khususnya juz `amma karena ayat-ayat dalam juz `amma itu banyak terdapat dalam materi pembelajaran Al-Qur`an Hadits. Kewajiban menghafal Al-Qur`an merupakan
46
upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan siswa tentang AlQur`an guna meningkatkan prestasi belajar bidang studi Al-Qur`an Hadits. Secara alamiah, manusia tumbuh dan berkembang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia mengalami proses tahap demi tahap pendidikan sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek rohaniah dan jasmaniah juga harus berlangsung secara bertahap. Sebab tidak satupun makhluk ciptaan Tuhan ini yang dapat yang mencapai kesempurnaan atau kematangan hidup tanpa berlangsung melalui proses. Akan tetapi suatu proses yang diinginkan dalam usaha kependidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan untuk mengarahkan anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagaimana individual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepadanya.
E. Hipotesis Hipotesa yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesa Alternatif (Ha) Ada hubungan yang signifikan antara hafalan Al-Qur`an (Juz `Amma) dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Asyukriyyah Cipondoh, Tangerang. 2. Hipotesis Nihil (Ho) Tidak ada hubungan yang signifikan antara hafalan Al-Qur`an (Juz `Amma) dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi Al-Qur`an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Asyukriyyah Cipondoh, Tangerang.
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang. Alamatnya: Jl.Hasyim Asyari No 60 km.3 poris pelawad Cipondoh Tangerang 15122, Telp. (021) 5521340. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010-
2011 pada bulan Januari 2011.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan pendekatan korelasional. Survei adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang terang dan baik terhadap suatu persoalan tertentu dan di dalam suatu daerah tertentu.1 Metode survei merupakan
penelitian
yang
mengambil
sampel
dari
populasi
dan
menggunakan kuisioner atau angket sebagai alat pengumpul data yang pokok. Sedangkan pendekatan koresional adalah pendekatan dalam penelitian yang
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-
4, h. 29
47
48
pada pelaksanaannya menggunakan tehnik analisis yang dinamakan korelasi. Tehnik analisa korelasional adalah tehnik analisa statistik mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.2 Tehnik ini digunakan untuk mengukur kuat lemahnya pelaknaaan hafalan al-Qur`an dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran al-Qur`an hadits.
C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis menguji hubungan hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa MTs Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang. 1. Variabel bebas (independent variable) adalah hafalan Al-Qur`an 2. Variable terikat (dependent variable) adalah prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.3 Adapun dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah
seluruh
siswa/siswi
Madrasah
Tsanawiyah
Asy-Syukriyah
Cipondoh, Tangerang kelas VII, VIII, dan IX tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 55 0rang yang terdaftar pada semester 1 (ganjil) tahun ajaran 2010/2011. 2. Sampel Sampel adalah jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data.4 Salah satu syarat yang harus dipenuhi di antaranya adalah bahwa sampel 2
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000),
h. 175 3
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) Cet. Ke- 1, h. 99 4
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 54
49
harus diambil dari bagian populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah dari populasi terjangkau. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diketahui bahwa jumlah siswa/siswi di MTs Asy-Syukriyah kurang dari 100 maka sampel diambil semua, berdasarkan penjelasan Prof. Dr. Suharsimi Arikunto dalam bukunya prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,dikatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.5
E. Tehnik Pengumpulan Data Adapun tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik sebagai berikut: 1. Angket (kuisioner) Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi mengenai kegiatan hafalan Al-Qur`an siswa dalam proses belajar Al-Qur`an Hadits. Angket dibuat dengan kemungkinan jawaban
model Likert yang mempunyai empat
yang berjumlah genap ini dimaksud untuk
menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas. Penyusunan angket hafalan Al-Qur`an mengacu kepada aspekaspek kegiatan hafalan Al-Qur`an, sikap dan motivasi, kemampuan siswa, kompetensi pembimbing dan hasil belajar yang terdiri dari 20 item dengan perincian sebagai berikut:
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002) Cet. Ke- 5, h.112
50
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Hafalan al-Qur`an Variable X
1. Aktifitas hafalan AlQur`an
Indikator
1.1. Pendapat siswa tentang
Nomor Angket Posistif
Negatif
(+)
(-)
2
1
kegiatan hafalan Al-Qur`an 1.2. Tujuan siswa mengikuti
3
hafalan Al-Qur`an 1.3. Manfaat kegiatan hafalan
4
Al-Qur`an 1.4. Waktu kegiatan hafalan Al-
5
Qur`an
2. Sikap dan Motivasi
2.1. Sikap siswa dalam
6
melaksanakan hafalan AlQur`an 2.2. Perasaan siswa mengikuti
7
kegiatan hafalan Al-Qur`an 2.3. Rutinitas siswa di rumah
8
2.4. Motivasi orang tua
9
2.5. Motivasi siswa 3. Kemampuan 3.1. Kemampuan siswa dalam Siswa
10,11,12 13,14
hafalan Al-Qur`an 3.2. kemampuan siswa dalam
15
memilih metode hafalan Al-Qur`an 4. Kompetensi Pembimbing
4.1. Aktifitas pembimbing dalam kegiatan hafalan AlQur`an
16
51
4.2. Metode penyampaian
17
hafalan Al-Qur`an yang digunakan pembimbing 4.3. Kompetensi pembimbing
18
terhadap materi hafalan AlQur`an 5. Pengaruh
5.1. Kaitan Kegiatan Hafalan
Hasil
Al-Qur`An Terhadap
Belajar
Pelajaran Al-Qur`An
19
Hadits 5.2. Hasil Nilai Pelajaran Al-
20
Qur`An Hadits setelah mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an
2. Observasi Sebagai pengamatan
metode dan
ilmiah,
pencatatan
observasi sistematik
biasa
diartikan
fenomena-fenomena
dengan yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi lokasi penelitian yang dilaksanakan di MTs AsySyukriyah Cipondoh Tangerang. 3. Wawancara Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh data yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru bidang studi Al-Qur`an Hadits dan pembimbing hafalan Al-Qur`an. 4. Studi Dokumenter Studi dokumenter diperlukan untuk mencari data tentang prestasi belajar siswa yaitu nilai raport pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits semester ganjil 2010/2011.
52
F. Tehnik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Editing Dalam pengolahan data yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Ini berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. 2. Scoring Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap pertanyaan yang ada pada angket. Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah:
Tabel 3.2 Skor Jawaban Angket Hafalan Al-Qur`an Positif (+)
Negatif (-)
Jawaban
Skor
Jawaban
Skor
Selalu
4
Tidak pernah
1
Sering
3
Kadang-kadang
2
Kadang-kadang
2
Sering
3
Tidak pernah
1
Selalu
4
Setelah itu, untuk mengetahui besar prosentase jawaban angket dari responden, dengan urmus berikut ini: P
F x 100% N
Diketahui: F
= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
53
N
= Number of Cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P
= Angka persentase
Ketentuan skala persentase yang digunakan adalah: 100 %
= Seluruhnya
85 % - 99 % = Hampir seluruhnya 68 % - 84 % = Sebagian besar 51 % - 67 % = Lebih dari setengah 50 %
= Setengah
34 % - 49 % = Hampir setengah 17 % - 33 % = Sebagian kecil 0%
= tidak ada Kemudian hasil seluruh jawaban siswa dengan melihat rata-rata
jumlah skor, dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Skor Angket Hafalan Al-Qur`an Klasifikasi
Keterangan Jumlah Skor Jawaban
25 – 50
Rendah
51 – 75
Sedang
76 – 100
Tinggi
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah ada. Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa, maka yang dipakai adalah rumus “r” product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
rxy
NXY (X )(Y ) [ NX 2 (X ) 2 ][ NY (Y ) 2 ]
54
Diketahui: rxy
= Angka indeks korelasi “r” product moment
N
= Number of Cases
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X
= Jumlah seluruh skor X
Y
= Jumlah seluruh skor Y Setelah diperoleh angka indeks product moment korelasi “r”, maka
dilakukan interpretasi secara sederhana dengan mencocokan hasil penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini:
Table 3.4 Interpretasi Data Besarnya “r” product
Interpretasi
moment 0.0 - 0.20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0.20 - 0.40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0.40 - 0.70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup
0.70 - 0.90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0.90 - 1.00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
55
Selanjutnya untuk menentukan data penelitian ini signifikan atau tidak, interpretasi juga menggunakan tabel nilai “r” (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah:
df = N - nr df
: degrees of freedom
N
: Number of Casees
Nr
: Banyaknya variabel (hafalan Al-Qur`an dan prestasi belajar siswa) Rumus selanjutnya adalah untuk mencari kontribusi variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100 %
KD : Koefisien Determination (kontribusi variable X terhadap variable Y) r
: Koefisien korelasi antara variable X dan Y
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MTS Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang 1. Sejarah Berdirinya MTS Asy-syukriyyah Berawal dari tahun 1980, berupa pengajian biasa yang berlangsung pada malam hari dengan kajian Al-Qur`an dan tajwid di sebuah surau kecil ternyata semakin lama semakin diminati oleh masyarakat sekitar yang menginginkan putra-putrinya memiliki pengetahuan tentang Al-Qur`an. Dan semakin lama pengajian tersebut semakin bertambah jumlah muridnya dan akhirnya Bapak H. Djaman (Alm) berniat untuk mendirikan sekolah yang berlatar pendidikan agama Islam. Alhamdulillah berkat perjuangan beliau yang gigih dan sifat kedermawanannya beliau mewakafkan sebidang tanah dengan luas ± 3.400 m2. dari lahan inilah kemudian dibangun tiga lokal ruang belajar untuk para murid menimba ilmu agama dan mengasah keterampilan. Mereka mendapat bimbingan langsung dari Bapak H. Djaman, namun karena usia yang semakin senja akhirnya pengelolaan pengajian tersebut yang merupakan cikal bakal berdirinya Madrasah Tsanawiyah dilimpahkan kepada putranya bernama H. Acep Abdul Syukur, Lc. Dengan semangat dakwah yang tinggi, H. Acep Abdul Syukur, Lc terus mengembangkannya sehingga pada tahun 1987 dimulailah penggarapan pondasi gedung dengan lokal yang lebih banyak untuk menampung banyaknya murid yang berminat untuk belajar di madrasah tersebut. Sejalan dengan digulirkannya surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri (Menteri
56
57
Agama, Pendidikan dan Menteri Dalam Negeri) yang mengatur pengelolaan pendidikan agama yang harus diselaraskan dengan kurikulum pemerintah. Maka pendidikan di madrasah Asy-Syukriyyah harus berjalan seperti pendidikan umum lainnya yang mengajarkan tidak hanya pengetahuan agama, tapi juga dilengkapi dengan pengetahuan umum walaupun waktu belajar masih tetap sore hari. Selanjutnya untuk memperkuat posisi Asy-Syukriyyah sebagai lembaga yang diakui sebagai lembaga pendidikan yang resmi, pada tanggal 14 Januari 1987 didirikanlah yayasan dengan nama yayasan Asy-Syukriyyah di hadapan akta notaris:Roni H. Gunawan, SH. Dengan nomor 20 tahun 1987. Menyusul kemudian diterbitkannya izin operasional Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah pada tanggal 12 September 1988 oleh kantor Departemen Agama
Kabupaten
Tangerang
dengan
nomor
izin
operasi
:
Mi-
04/PP.005/2946/1988 dengan nomor statistik : 212280502022 dan diangkatlah H. Moch Djailani, HD sebagai ketua madrasah yang pertama.1 2. Adapun Visi, Misi dan Tujuan MTS Asy-Syukriyyah a. Visi: Membentuk generasi cerdas, kreatif dan berakhlak mulia dalam sistem pendidikan Islam yang kafah b. Misi: 1) Menjadikan Islam sebagai landasan hidup. 2) Mengintegrasikan nilai Islam kedalam bangunan kurikulum. 3) Melibatkan peran serta orang tua dan masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. 4) Mengutamakan nilai ukhuwah dalam semua interaksi antar warga sekolah. 5) Membangun budaya 4 Rasa; Rawat, Rapih, Ringkas, Asri dan Damai. 6) Menjamin
seluruh
proses
kegiatan
sekolah
untuk
selalu
berorientasi pada mutu. 1
Hasil Observasi di MTS. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, pada tgl 11 Februari 2011
58
7) Menumbuhkan Budaya profesionalisme yang tinggi di kalangan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. c. Tujuan Sejalan dengan tuntutan masyarakat akan sebuah pendidikan yang berkualitas, MTs Asy-Syukriyyah terus membenahi diri dan meningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
dalam
bidang
pendidikan. Adapun tujuan didirikannya madrasah tersebut antara lain : 1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara rutinitas dan efektif. 2) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 3) Mendorong siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal.2 3. Letak Geografis Sekolah MTs Asy-Syukriyyah berada pada kecamatan Cipondoh, Jl. KH. Hasyim Ashari Km.3 kelurahan Poris Plawad Indah Kecamatan Cipondoh Tangerang. Letaknya yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan roda dua dan roda empat, di belakang sekolah terdapat perumahan penduduk dan di depan sekolah jalan raya yang cukup luas, sehingga memudahkan transportasi siswa ke sekolah.3 4. Keadaan Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah a. Struktur Organisasi Kepala sekolah merupakan pimpinan tertinggi di lembaga Madrasah Tsanawiyah yang memiliki kebijakan-kebijakan penuh dalam mengatur jalannya kegiatan belajar mengajar meskipun demikian ia juga memiliki tanggung jawab kepada Yayasan. Dalam menjalankan kepemimpinannya, kepala sekolah dibantu olek staf yang ditunjuk, yaitu 2 orang wakil kepala sekolah serta Tata Usaha yang mengatur kegiatan 2 3
Hasil Observasi di MTS. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, pada tgl 11 Februari 2011 Hasil Observasi di MTS. Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang, pada tgl 11 Februari 2011
59
administrasi sekolah. Adapun struktur organisasi di Madrasah Tsanawiyah Asy-Syukriyyah adalah sebagai berikut:4
Tabel 4.1 Struktur Organisasi MTS Asy-Syukriyyah Tahun Pelajaran 2008/2013
Kepala Sekolah Mamat Rahmat
Wakasek Bid.Kesiswaan
Wakasek Bid.Kurikulum
Wakasek Bid.Sarana Prasarana
Abdul Roup, S.Pd.I
Arsyad, S.Pd
Dede Suryati, S.Pd
Anggota Dewan Guru Staff Tata Usaha Sopian
Pembantu Umum H. Asdi
4
Achmad Fadillah, A.Md, Kaur Tata Usaha MTS. Asy-Syukriyyah, Data atau Arsip Madrasah, tgl 11 Februari 2011
60
b. Keadaan Siswa Dalam perkembangannya, Madrasah Tsanawiyah Asy-syukriyyah tidak hanya dipenuhi oleh siswa dari cipondoh saja namun juga oleh siswa yang berasal dari luar wilayah cipondoh. Hal ini menandakan bahwa keberadaan Madrasah ini cukup baik perkembangannya di mata masyarakat. Jumlah siswa yang meningkat dari tahun ke tahun merupakan indikator perkembangannya, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Perkembangan siswa MTs Asy-Syukriyyah tahun 2009-2010 NO 1 2 3
Siswa kelas Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Jumlah Siswa 16 Orang 24 Orang 15 Orang 55 Orang
c. keadaan Guru Guru merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar serta sebagai pigur sentral dalam mengemban amanat yang sangat mulia disuatu lembaga pendidikan. Guru juga turut berperan aktif dalam pengembangan sumber daya manusia yang sangat potensial di dalam mengoptimalisasikan hasil-hasil pembangunan. Dengan demikian guru sebagai salah satu unsur pendidikan harus dapat berperan lebih aktif serta melaksanakan tugasnya sebagai tenaga profesional sesuai dengan perkembangan. Tenaga pengajar selain bertugas mengajar di kelas, pada umumnya guru di MTS Asy-Syukriyyah mendapat tugas tambahan, seperti mendapat tugas sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah ,urusan kurikulum dan urusan sarana prasarana, dan lain-lain, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran berikut ini.5 5
Al-Achmad Fadillah, A.Md, Kaur Tata Usaha MTS. Asy-Syukriyyah, Data atau Arsip Madrasah, tgl 11 Februari 2011
61
Tabel 4.3 Data keadaan Guru MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang
No
Nama Pengajar
Mata Pelajaran
Pendidikan Terakhir
1
Mamat Rahmat
Pend. Kewarganegaraan
SMA
2
Anshori Fahmi, S.Ag
Sejarah Kebudayaan Islam
3
Bahrudin Naviza
Bahasa Arab
4
Dede Suryati, S.Pd
Bahasa Indonesia
Sarjana
5
Dra. Esti Suryati
Fiqih
Sarjana
6
Dra. Kartini
Matematika
Sarjana
7
Drs. Mahmud
Al-Qur`an Hadits
Sarjana
8
Drs. Ma`mun Adung
Sejarah
Sarjana
9
Drs. Nasirul Haq
Matematika
Sarjana
10 Nurjanah, S.Ag
Bahasa Arab
Sarjana
11 Drs. Ocip Abdul Rosyid
Fisika
Sarjana
12 Drs. Poniman Aryanto
IPS
Sarjana
13 Arsyad, S.Pd
Sains (Fisika)
Sarjana
17 Siti Romlah, S.Pd
Bahasa Inggris
Sarjana
18 Abdul Rouf, S.PdI
Aqidah Akhlak
Sarjana
19 Dra. Hj. Sri Sulastri
Al-Qur`An Hadits
Sarjana
20 Diana, S.pd
Sains (Biologi)
Sarjana
21 Farida Kesuma Dewi, S.KOM
TIK
Sarjana
22 Sawanih
Penjaskes
23 Ida Farida, S. Pd
IPS
Sarjana
24 Hj. Siti Mukhlisoh
Bahasa Arab
Sarjana
Sarjana SMA
SMA
62
d. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana yang terdapat di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang adalah sebagai berikut: Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana menurut jumlah dan kondidi No Jenis Ruang
Jumlah
Kondisi
1
Ruang Belajar
3
Baik
2
Lab. Komputer
1
Baik
3
Perpustakaan
1
Baik
4
Lapangan Olah Raga
1
Baik
5
Kantin
1
Baik
6
Ruang Kantor Kepala Sekolah
1
Baik
7
Ruang Kantor Tata Usaha
1
Baik
8
Ruang Guru
1
Baik
9
Musholla
1
Baik
10
Kamar Mandi / WC
3
Baik
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa semua jenis rang dalam kondisi baik.
B. Pelaksanaan kegiatan Hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang Kegiatan hafalam Al-Qur`an yang dilakuakn di Mts Asy-Syukriyah termasuk kegiatan belajar mengajar dan merupakan bagian dari pelajaran AlQur`an Hadits yang diusulkan oleh guru bidang studi pelajaran tersebut karena terangkum di dalamnya usaha menciptakan lulusan yang terbaik dengan memiliki hafalan Al-Qur`an sebagai pedoman
dan suatu usaha praktek
pembiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa membedakan antara lulusan madrasah dan sekolah umum. Adapun kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah dilaksanakan pada hari jum`at, untuk putri dari pukul 11.00 – 12.30 dan untuk
63
putra setelah selesai shalat jum`at sedangkan pelaksanaannya digabung dalam satu kelas. Materi yang diberikan dalam hafalan Al-Qur`an yaitu semua surat Al-Qur`an yang terdapat dalam Juz`Amma atau Juz 30 dan untuk kelas IX di tambah dengan surat-surat pilihan, seperti Al-Mulk, Al-Waqi`ah, dan lainlain. Kegiatan hafalan Al-Qur`an diawali dengan membaca secara bersamasama surat-surat dalam Juz`Amma yang sudah dihafal, kemudian semua siswa menyetorkan
hafalan
Al-Qur`an
satu
persatu
sampai
semua
siswa
menyetorkan hafalannya.
C. Deskripsi Data Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing, maka langkah berikutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus prosentase. Berikut ini peneliti sajikan hasil prosentase jawaban.
Tabel 4.5 Apakah kegiatan hafalan Al-Qur`an dapat mengganggu pelajaran anda yang lain No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
1
a. Selalu
0
b. Sering
1
1.82 %
c. Kadang-kadang
18
32.73 %
d. Tidak pernah
36
65.45 %
55
100 %
Jumlah
Persentase 0%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 0 % siswa menjawab menghafal Al-Qur`an selalu mengganggu pelajaran yang lain, 1.82 % siswa menjawab sering, 32,73 % siswa menjawab kadang-kadang dan 65.45 % siswa menjawab tidak.
64
Tabel 4.6 Apakah tujuan atau niat anda untuk menghafal Al-Qur`an selalu ikhlas No 2
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
32
58.18 %
b. Sering
17
30.91 %
c. Kadang-kadang
6
10.91 %
d. Tidak pernah
0
0%
Jumlah
55
100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 58.18 % siswa menjawab menghafal Al-Qur`an selalu ikhlas , 30.91 % siswa menjawab sering, dan 10.91 % siswa menjawab kadang-kadang.
Tabel 4.7 Apakah anda merasa beribadah ketika hafalan Al-Qur`an No 3
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
28
50.90 %
b. Sering
13
23.64 %
c. Kadang-kadang
13
23.64 %
d. Tidak pernah
1
1.82 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 50.90 % siswa menjawab selalu merasa beribadah ketika hafalan Al-Qur`an, 23.64 % siswa menjawab sering dan kadanga-kadang dan 1.82 % siswa menjawab tidak.
65
Tabel 4.8 Apakah dengan menghafal Al-Qur`an anda merasa terjauh dari sifat madzmumah atau tercela No
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
4
a. Selalu
17
30.91 %
b. Sering
11
20 %
c. Kadang-kadang
20
36.36 %
d. Tidak pernah
7
12.73 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 30.91 % siswa menjawab menghafal
Al-Qur`an sering merasa terhindar dari sifat
madzmumah, 20 % siswa menjawab sering, 36.36 % siswa menjawab kadangkadang dan 12.73 % siswa menjawab tidak.
Tabel 4.9 Apakah anda selalu meluangkan waktu untuk menghafal AL-Qur`an setelah selesai shalat lima waktu No Alternatif Jawaban 5
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
10
18.18 %
b. Sering
19
34.55 %
c. Kadang-kadang
24
43.64 %
d. Tidak pernah
2
3.63 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 18.18 % siswa menjawab selalu meluangkan waktu untuk mengahafal Al-Qur`an setelah selesai shalat 5 waktu, 34.55 % siswa menjawab sering, 43.64 % siswa menjawab kadang-kadang dan 3.63 % siswa menjawab tidak.
66
Tabel 4.10 Apakah anda tidak pernah merasa jenuh dalam menghafal Al-Qur`an No 6
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
1
1.82 %
b. Sering
14
25.46 %
c. Kadang-kadang
20
36.36 %
d. Tidak pernah
20
36.36 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 1.81 % siswa menjawab selalu tidak merasa jenuh menghafal Al-Qur`an, 25.46 % siswa menjawab sering, 36.36 % siswa menjawab kadang-kadang dan tidak.
Tabel 4.11 Apakah anda merasa menghafal Al-Qur`an itu penting No Alternatif Jawaban 7
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
21
38.18 %
b. Sering
23
41.82 %
c. Kadang-kadang
5
9.09 %
d. Tidak pernah
6
10.91 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 38.18 % siswa menjawab menghafal Al-Qur`an itu selalu penting, 41.82 % siswa menjawab sering, 9.09 % siswa menjawab kadang-kadang dan 10.91 % siswa menjawab tidak.
67
Tabel 4.12 Apakah anda sering mengulang hafalan Al-Qur`an di rumah No 8
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
18
32.73 %
b. Sering
20
36.36 %
c. Kadang-kadang
17
30.91 %
d. Tidak pernah
0
0%
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 32.73 % siswa menjawab selalu mengulang hafalan Al-Qur`an di rumah, 36.36 % siswa menjawab sering, 30.91 % siswa menjawab kadang-kadang.
Tabel 4.13 Apakah orang tua anda mengetahui perkembangan hafalan Al-Qur`an anda No Alternatif Jawaban 9
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
30
54.54 %
b. Sering
13
23.64 %
c. Kadang-kadang
8
14.55 %
d. Tidak pernah
4
7.27 %
55
100 %
Jumlah
Dari ntabel di atas dapat diketahui bahwa 54.54 % siswa menjawab orang tua selalu mengetahui perkembangan hafalan Al-Qur`an, 23.64 % siswa menjawab sering, 14.55 % siswa menjawab kadang-kadang dan 7.27 % siswa menjawab tidak.
68
Tabel 4.14 Apakah dengan menghafal Al-Qur`an, anda merasa mempunyai pedoman hidup No 10
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
32
58.18 %
b. Sering
15
27.27 %
c. Kadang-kadang
5
9.09 %
d. Tidak pernah
3
5.46 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 58.18 % siswa menjawab dengan hafalan Al-Qur`an selalu merasa mempunyai pedoman hidup, 27.27 % siswa menjawab sering, 9.09 % siswa menjawab kadangkadang dan 5.46 % siswa menjawab tidak.
Tabel 4.15 Apakah anda pernah merasa iri melihat hafalan Al-Qur`an teman anda bertambah No Alternatif Jawaban 11
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
21
38.18 %
b. Sering
19
34.55 %
c. Kadang-kadang
10
18.18 %
d. Tidak pernah
5
9.09%
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 38.18 % siswa menjawab selalu merasa iri melihat hafalan Al-Qur`an teman bertambah, 34.55 % siswa menjawab sering, 18.18 % siswa menjawab kadang-kadang dan 9.09 % siswa menjawab tidak.
69
Tabel 4.16 Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an khususnya pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits No 12
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
14
25.46 %
b. Sering
22
40 %
c. Kadang-kadang
17
30.91 %
d. Tidak pernah
2
3.63 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 25.46 % siswa menjawab motivasi belajarnya selalu meningkat setelah mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an khususnya pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits, 40 % siswa menjawab sering, 30.91 % siswa menjawab kadang-kadang dan 3.63 % siswa menjawab tidak.
Tabel 4.17 Dalam menghafal Al-Qur`an, apakah anda selalu melisankan dan menghafalkan dengan ingatan No Alternatif Jawaban 13
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
13
23.64 %
b. Sering
18
32.73 %
c. Kadang-kadang
20
36.36 %
d. Tidak pernah
4
7.27%
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 23.64 % siswa menjawab dalam menghafal Al-Qur`an selalu melisankan dan menghafal dengan ingatan, 32.73 % siswa menjawab sering, 36.36 % siswa menjawab kadang-kadang dan 7.27 % siswa menjawab tidak.
70
Tabel 4.18 Apakah anda sudah hafal semua surat dalam Al-Qur`an No 14
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
5
9.09 %
b. Sering
21
38.18 %
c. Kadang-kadang
22
40 %
d. Tidak pernah
7
12.73 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 9.09 % siswa menjawab selalu hafal semua Al-Qur`an, 38.18 % siswa menjawab sering, 40 % siswa menjawab kadang-kadang dan 12.73 % siswa menjawab tida
Tabel 4.19 Apakah anda selalu memilih metode yang cocok terlebih dahulu ketika menghafal Al-Qur`an No 15
Alternatif Jawaban
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
8
14.55 %
b. Sering
12
21.81 %
c. Kadang-kadang
22
40 %
d. Tidak pernah
13
23.64 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 14.55 % siswa menjawab selalu memilih terlebih dahulu metode yang cocok dalam menghafal Al-Qur`an, 21.81 % siswa menjawab sering, 40 % siswa menjawab kadang-kadang dan 23.64 % siswa menjawab tidak.
71
Tabel 4.20 Apakah pembimbing hafalan Al-Qur`an anda selalu memberi motivasi ketika menyetorkan hafalan No Alternatif Jawaban 16
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
23
41.82 %
b. Sering
21
38.18 %
c. Kadang-kadang
11
20 %
d. Tidak pernah
0
0%
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 41.82 % siswa menjawab pembimbing hafalan selalu memberi motivasi ketika menyetorkan hafalan, 38.18 % siswa menjawab sering, dan 20 % siswa menjawab kadangkadang.
Tabel 4.21 Apakah anda selalu mengikuti Metode hafalan Al-Qur`an yang pembimbing anda berikan ketika hafalan No Alternatif Jawaban 17
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
14
25.46 %
b. Sering
13
23.63 %
c. Kadang-kadang
18
32.73 %
d. Tidak pernah
10
18.18 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 25.46 % siswa menjawab selalu mengikuti metode hafalan Al-Qur`an yang pembimbing berikan etika hafalan, 23.63 % siswa menjawab sering, 32.73 % siswa menjawab kadang-kadang dan 18.18 % siswa menjawab tidak.
72
Tabel 4.22 Apakah pembimbing anda selalu memperhatikan dan mengevaluasi hafalan Al-Qur`an anda di sekolah No Alternatif Jawaban 18
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
25
45.45 %
b. Sering
16
20.09 %
c. Kadang-kadang
7
12.73 %
d. Tidak pernah
7
12.73 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 45.45 5 siswa menjawab pembimbing selalu memperhatikan dan mengevaluasi hafalan AlQur`an di sekolah, 20.09 % siswa menjawab sering, 12.73 % siswa menjawab kadang-kadng dan tidak.
Tabel 4.23 Kaitan kegiatan hafalan Al-Qur`an dengan pelajaran Al-Qur`an Hadits No Alternatif Jawaban 19
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
22
40 %
b. Sering
19
34.55 %
c. Kadang-kadang
10
18.18 %
e. Tidak pernah
4
7.27 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 40 % siswa menjawab hafalan Al-Qur`an selalu membantu dalam proses belajar di kelas, terutama pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits, 34.55 % siswa menjawab sering, 18.18 % siswa menjawab kadang-kadang dan 7.27 % siswa menjawab tidak.
73
Tabel 4.24 Hasil nilai pelajaran Al-Qur`an Hadits setelah mengikuti hafalan AlQur`an No Alternatif Jawaban 20
Frekuensi
Persentase
a. Selalu
6
10.91 %
b. Sering
28
50.91 %
c. Kadang-kadang
19
34.55 %
f. Tidak pernah
2
3.63 %
55
100 %
Jumlah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 10.91 % siswa menjawab selalu mendapatkan atau memperoleh nilai yang baik dalam mata pelajaran Al-Quir`an Hadits setelah mengikuti hafalan Al-Qur`an, 50.91 % siswa menjawab sering, 34.55 % siswa menjawab kadang-kadang, dan 3.63 % siswa menjawab tidak. Setelah hasil angket dihitung jumlah skor dibagi dengan jumlah responden (3269 : 55), maka hasil yang diperoleh adalah 59.436. dengan demikian, jumlah skor rata-rata tingkat hafalan Al-Qur`an MTs AsySyukriyyah Cipondoh Tangerang adalah cukup baik. Dari hasil angket diketahui bahwa jumlah skor jawaban siswa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.25 Klasifikasi jumlah skor jawaban siswa dari angket hafalan Al-Qur`an klasifikasi
Jumlah siswa
Keterangan jumlah skor jawaban
25-50
1 siswa
Rendah
51-75
54 siswa
Sedang
76-100
-
Tinggi
74
Jadi, tingkat hafalan Al-Qur`an menurut pendapat siswa dianggap sedang atau baik, yakni antara 51-75, sebanyak 54 siswa. Prestasi Belajar Prestasi belajar siswa diambil dari daftar nilai siswa pada buku daftar nilai (legger), prestasi belajar yang diambil oleh penulis adalah nilai raport siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut:
Tabel 4.26 Daftar Nilai Siswa Dalam Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits Semester 1 No
Nama Responden
Nilai
1
Atikah Kusumondari
75
2
Ayub Ashraaf
70
3
Danu Yusuf
70
4
Marwah
65
5
Mira Fajriana
70
6
M. Riziq
70
7
Nia Maslaha
70
8
Nisrina Nurunnisa
75
9
Nuraini Zulfah
80
10
Nurzen Syururi
65
11
Rizaldo Bagus Dinata
65
12
Safa
65
13
Sri Uswatun Hasanah Hasna
75
14
Winda Suryaning Hana
75
15
Yoga Adhitia Agestiarto
70
16
Nadia Ariesta Mulyawati
70
17
Ahmad Robiani
65
18
Anis Rohimah
65
19
Dedi Maelani
70
20
Dede Yunengsih
70
75
21
Della Alyssa
70
22
Diana
70
23
Duni
60
24
Ega Aditya
60
25
Heni Krisnawati
70
26
Muhammad Ataibi Ali Mas`ud
60
27
Muhammad Nur
65
28
Muhammad Dezan
65
29
Muhammas Ilhamudin
70
30
Nurhikmah
70
31
Nursaidah
70
32
Rahmat Ilham
70
33
Rahmawati
65
34
Rani Hafsari
70
35
Ririk cahya P
65
36
Riza Ghifani
65
37
Rizki Taufik Rumona
65
38
Salsabilla
65
39
Sarah Mardianti
65
40
Siti Nurhaizah
65
41
Ari Kurniawan
80
42
Dwi Julistia Ningsih
85
43
Dwi Septilia Ningsih
85
44
Faruq Imadudin
85
45
Haru Al Rasid
80
46
Jamaluddin
85
47
M. Hilmy Anshari
80
48
M. Raja Fadillah.S
80
49
Muhammad Fatha Rizqi
80
50
Nur Indah Aini
80
76
51
Raden gagah Suharto
80
52
Randi Fikri Bachtiar
80
53
Rheza Rhazaqa
80
54
Riska Mustopa
80
55
Tiara Nurul
85
∑ N = 55
∑ Nilai=3950
Jumlah nilai keseluruhan bidang studi Al-Qur`an Hadits siswa/siswi MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang yang diteliti adalah 3950. Setelah jumlah nilai 3950 dibagi dengan jumlah responden yang berjumlah 55 orang, maka nilai rata-rata siswa/siswi MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang dalam bidang studi Al-Qur`an Hadits adalah 71.82. dengan demikian, nilai rata-rata prestasi belajar siswa dalam bidang studi Al-Qur`an Hadits di MTs Asy-Syukriyah Cipondoh Tangerang adalah baik. Hasil tersebut bila ditafsirkan sesuai dengan hasil belajar siswa (raport), nilai 70 ke atas berarti lulus. Tabel 4.27 Daftar Nilai angket Siswa tentang hafalan Al-Qur`an No
Nama Responden
Nilai
1
Atikah Kusumondari
78
2
Ayub Ashraaf
80
3
Danu Yusuf
68
4
Marwah
80
5
Mira Fajriana
76
6
M. Riziq
69
7
Nia Maslaha
70
8
Nisrina Nurunnisa
65
9
Nuraini Zulfah
65
10
Nurzen Syururi
66
11
Rizaldo Bagus Dinata
69
12
Safa
78
77
13
Sri Uswatun Hasanah Hasna
79
14
Winda Suryaning Hana
78
15
Yoga Adhitia Agestiarto
79
16
Nadia Ariesta Mulyawati
78
17
Ahmad Robiani
71
18
Anis Rohimah
61
19
Dedi Maelani
71
20
Dede Yunengsih
70
21
Della Alyssa
79
22
Diana
75
23
Duni
75
24
Ega Aditya
83
25
Heni Krisnawati
80
26
Muhammad Ataibi Ali Mas`ud
79
27
Muhammad Nur
74
28
Muhammad Dezan
78
29
Muhammas Ilhamudin
76
30
Nurhikmah
76
31
Nursaidah
75
32
Rahmat Ilham
69
33
Rahmawati
68
34
Rani Hafsari
70
35
Ririk cahya P
76
36
Riza Ghifani
69
37
Rizki Taufik Rumona
79
38
Salsabilla
76
39
Sarah Mardianti
74
40
Siti Nurhaizah
74
41
Ari Kurniawan
70
42
Dwi Julistia Ningsih
84
78
43
Dwi Septilia Ningsih
89
44
Faruq Imadudin
70
45
Haru Al Rasid
79
46
Jamaluddin
68
47
M. Hilmy Anshari
66
48
M. Raja Fadillah.S
80
49
Muhammad Fatha Rizqi
70
50
Nur Indah Aini
81
51
Raden gagah Suharto
70
52
Randi Fikri Bachtiar
70
53
Rheza Rhazaqa
76
54
Riska Mustopa
85
55
Tiara Nurul
78
∑ N = 55
∑ Nilai=4092
D. Pengolahan dan Analisis Data Untuk menguji data antara skor angket hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa, terlebih dahulu dikorelasikan kedua variabel tersebut, seperti pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.28 Analisis Korelasi Variabel X (Hafalan Al-Qur`an) dan Variabel Y (Presatasi Belajar Siswa) No
X
Y
X2
Y2
XY
1
62
75
3844
5625
4650
2
64
70
4096
4900
4480
3
54
70
2916
4900
3780
4
64
65
4096
4225
4160
5
61
70
3721
4900
4270
6
55
70
3025
4900
3850
79
7
65
70
4225
4900
3920
8
52
75
2704
5625
3900
9
52
80
2704
6400
4160
10
53
65
2809
4225
3445
11
55
65
3025
4225
3575
12
62
65
3844
4225
4030
13
63
75
3969
5625
4725
14
62
75
3844
5625
4650
15
63
70
3969
4900
4410
16
62
70
3844
4900
4340
17
57
65
3249
4225
3705
18
49
65
2401
4225
3185
19
57
70
3249
4900
3990
20
56
70
3136
4900
3920
21
63
70
3969
4900
4410
22
60
70
3600
4900
4200
23
60
60
3600
3600
3600
24
66
60
4356
3600
3960
25
64
70
4096
4900
4480
26
63
60
3969
3600
3780
27
59
65
3481
4225
3835
28
62
65
3844
4225
4030
29
61
70
3721
4900
4270
30
61
70
3721
4900
4270
31
60
70
3600
4900
4200
32
55
70
3025
4900
3850
33
54
65
2916
4225
3510
34
56
70
3136
4900
3920
35
61
65
3721
4225
3965
36
55
65
3025
4225
5575
80
rxy
37
63
65
3969
4225
4095
38
61
65
3721
4225
3965
39
59
65
3481
4225
3835
40
59
65
3481
4225
3835
41
56
80
3136
6400
4480
42
67
85
4489
7225
5695
43
71
85
5041
7225
6035
44
56
85
3136
7225
4760
45
63
80
3969
6400
5040
46
54
85
2916
7225
4590
47
53
80
2809
6400
4240
48
64
80
4096
6400
5120
49
56
80
3136
6400
4480
50
65
80
4225
6400
5200
51
56
80
3136
6400
4480
52
56
80
3136
6400
4480
53
61
80
3721
6400
4880
54
68
80
4624
6400
5440
55
62
85
3844
7225
5270
∑
3269
3950
196.516
286.500
236.920
NXY (X )(Y ) [ NX 2 (X ) 2 ][ NY (Y ) 2 ]
55.236.920 (3269)(3950) [55.196516 (3269) 2 ][55.286500 (3950) 2 ] 13.030.600 12.912.550 [10808380 10686361][15757500 15602500 ]
118050 122019 .155000
81
118050 1891294500 0 118050 137524,34
0,858 Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,858 itu berarti korelasi tersebut bertanda positif. Untuk melihat interpretasi terhadap angka indeks korelasi product moment secara kasar atau sederhana terletak pada angka 0,70-0,90 yang berarti korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah terdapat korelasi yang kuat atau tinggi. Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan variabel X dan variabel Y itu signifikan atau tidak, maka “r” hasil perhitungan dibandingkan dengan “r” tabel. Sebelum membandingkannya, maka terlebih dahulu dicari “df” atau “db” nya dengan rumus df = N-nr. Berdasarkan tabel di atas, siswa yang diteliti atau yang menjadi sampel penelitian disini adalah 55 orang. Dengan demikian N = 55. variabel yang dicari korelasinya adalah variabel X dan variabel Y; jadi nr = 2. maka dengan mengacu kepada rumus di atas, dengan mudah dapat kita peroleh df-nya yaitu : df = 55-2 = 53. Dengan “df” sebesar 53, dikonsultasikan dengan tabel nilai “r”, baik pada taraf signifikan 5% maupun pada taraf signifikan 1%. Dengan melihat “rt” diperoleh hasil sebagai berikut: Pada taraf signifikan 5% = 0,250 Pada taraf signifikan 1% = 0,325
82
Ternyata “rxy “ atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” baik pada taraf signifikan 5% maupun 1% yaitu (0.858>0,250/0,325). Dengan demikian hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan hipotesa alternatif (Ha) diterima. Ini berarti bahwa terdapat hubungan/korelasi yang positif dan signifikan antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa. Kemudian untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabel tersebut maka dapat di hitung dengan menggunakan rumus Koefisien Determinasi, yaitu KD = r2x 100% = 0,74 x 100% = 74%. Dan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa, prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa ditentukan atau dipengaruhi oleh hafalan Al-Qur`an sebesar 73,61%, maka 26,39% lagi ditentukan oleh faktor lain. Berdasarkan uraian statistik di atas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukan terdapatnya hubungan positif yang signifikan antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran AlQur`an Hadits sebesar 73,61%. Kegiatan hafalan Al-Qur`an memiliki peran untuk membantu siswa dalam kegiatan belajar terutama pada bidang studi Al-Qur`an Hadits, karena disamping materi pelajaran bidang studi tersebut diambil dari potongan ayat Al-Qur`an yang terdapat pada juz`amma, juga dapat meningkatkan daya ingat dan memberi ketenangan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diimplikasikan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, seperti yang dikemukakan sebelumnya yaitu bahwa prestasi belajar Al-Qur`an Hadits dapat dipengaruhi
83
oleh kegiatan hafalan Al-Qur`an. Hal ini memberikan implikasi bahwa hubungan keduanya terbentuk seperti garis lurus yang saling berhubungan dan bekerja sama, dalam arti jika kegiatan hafalan Al-Qur`an ditingkatkan maka prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa juga meningkat. Implikasi praktis yang dapat dilakukan adalah upaya peningkatan kegiatan hafalan AlQur`an dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa. Secara umum dapat digambarkan respon siswa terhadap kegiatan hafalaan Al-Qur`an menunjukan bahwa respon siswa terhadap kegiatan hafalan Al-Qur`an mencapai rata-rata 59,45 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Hasil pengamatan selama kegiatan hafalan Al-Qur`an menunjukan bahwa terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh siswa selain dapat meningkatkan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa, diantaranya sebagai sarana dan media menambah ilmu, dapat membantu siswa untuk menjaga hafalannya yang telah dikuasai agar tidak mudah lupa dan lalai, dapat memperbaiki kualitas hafalan, dapat saling memperdengarkan hafalan dan bacaan masing-masing, dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi terdapat beberapa faktor kendala atas penentu keberhasilan kegiatan hafalan Al-Qur`an seperti: pengelolaan kelas yang belum optimal, waktu yang disediakan untuk kegiatan hafalan Al-Qur`an kurang, dan masih rendahnya kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur`an. Hal ini menyebabkan belum secara keseluruhan kegiatan hafalan Al-Qur`an memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kegiatan hafalan Al-Qur`an yang dilaksanakan di MTs Asy-Syukriyyah merupakan kegiatan penunjang pembelajaran Al-Qur`an Hadits siswa yang dilaksanakan pada hari Jumat pukul 11 sampai 12.30 untuk putri dan setelah selesai shalat Jumat untuk putra. Materi hafalan Al-Qur`an yaitu semua juz 30 (Juz `Amma) untuk kelas VII dan VIII sedangkan untuk kelas IX ada tambahan materi yaitu surat-surat pilihan seperti Al-Mulk, Al-Waqi`ah dan lain-lain. 2. Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada responden dikatakan bahwa kegiatan hafalan Al-Qur`an mencapai rata-rata 59,436. dengan demikian sesuai dengan data yang ada, hafalan Al-Qur`an di MTs AsySyukriyyah Cipondoh Tangerang adalah berada pada rata-rata sedang atau cukup baik. 3. Nilai rata-rata prestasi hasil belajar Al-Qur`an Hadits siswa MTs AsySyukriyyah Cipondoh Tangerang tergolong baik. 4. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara hafalan Al-Qur`an dengan prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang. Terlihat kontribusi kecenderungan kegiatan hafalan
84
85
Al-Qur`an dengan prestasi belajar siswa ditunjukan oleh hasil koefisien korelasi sebesar 0,858 dengan kontribusi sebesar 73,61 % terhadap prestasi belajar siswa dan 26,39 % ditentukan oleh faktor lain.
B. Saran 1. Kepada pihak sekolah penulis meminta agar dapat memberikan tambahan waktu untuk kegiatan hafalan Al-Qur`an sehingga kegiatan tersebut dapat tercapai secara optimal. 2. Bagi pihak guru penulis menghimbau agar terus memperhatikan hafalan Al-Qur`an siswa dan terus meningkatkan bimbingannya agar tujuan hafalan Al-Qur`an yang ditargetkan dapat tercapai dengan baik. 3. Kepada orang tua penulis menghimbau agar lebih memberikan motivasi atau dorongan kepada anak tentang arti penting membaca dan menghafal ayat-ayat Al-Qur`an di rumah serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa tertarik dan senang untuk menghafal dan menambah terus hafalannya karena mampu tidaknya seorang anak dalam membaca dan menghafal Al-Qur`an merupakan tanggung jawab orang tua juga.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khubawi, Usman bin Hasan bin Ahmad Syakir, Durratun Nashihin, (Surabaya: Haromain Jaya, 2005). Al-Qarni, A`idh bin Abdullah, 391 Hadits Pilihan (Jakarta: Darul Haq, 2007), Cet. Ke-1. Al-Qardhawi, Yusuf, Menumbuhkan Cinta Kepada Al-Qur`an, Terj. dari Kayfa Nata`amalu ma`a Al-Qur`an Al-`Azhim oleh Ali Imron, (Yogyakarta: Mardhiyah Press,2007), Cet. 1. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet. Ke-3. Ar Rumi, Fahd bin Abdurrahman, Ulumul Qur`an, ( Yogyakarta: Titihan Ilahi Press, 1997). Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) Cet. Ke- 1. Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2005) , Pedoman Khusus Al-Qur`an dan Hadits, (Jakarta: Direktorat Kelembagaan Agama Islam, 2004). ___, Kurikulum dan Hasil Belajar, (Jakarta: Departemen Agama, 2003) Derajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-3 Hafidz, Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Jakarta: Bumi Aksara ,1994), Cet. 1. Hamalik, Oemar, Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1997), Cet. Ke 3. Hasyim, Husaini A. Madjid, Syarah Riyadhus Shalihin, terj. dari Riaydhus Shalihin oleh Mu`ammal Hamidy dan Imron A. Manan, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993), Cet. Ke-1. Khon, Abdul Madjid, Praktikum Qira`at, (Jakarta: Amzah, 2008), Cet. ke 1 KTSP, Al-Qur`an Hadits. Kurikulum 2006 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), Madrasah Tsanawiyah. Mansyur, Moehammad, Pengantar Metodologi Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Singo Abadi Inti, 1982). 86
87
Mughni, Mudhafar, ushul fiqh 1, (Jakarta: Lingkar Studi Islam Publishing, 2003), Cet. Ke-1. Muhammad bin Ismail, Imam Abdullah, Shahih Bukhari, terj.dari Shahih Bukhari Juz VI oleh Achmad Sunarto, (Semarang: CV. Asy Syifa`,1993), Cet 1 Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: C.V. Andi Offset, 2005). Nawabudin, Abdurrab, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Cv. Sinar Baru,1991). Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, (Jakarta: Departemen Agama, 1980) Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. Ke-19 Qari`, M. Taqiyul Islam, Cara mudah menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Gema Insani Press, 1998). Rouf, Abdul Aziz Abdu, Kiat Sukses Menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Dzilal Pess, 1996). S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4. S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), cet. Ke-4. S, Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jamera, 1982), Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2006), cet. Ke-4. Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar dan mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1986). Shaleh, Abdul Rahman dan Muhbib Abdul Wahab, psikologi suatu pengantar (dalam perspektif Islam), (Jakarta: Prenada Media, 2004), Cet. 1. Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-18. Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Menpengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1995). Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Rosdakarya, 1995). Syamsudin, Achmad Yaman, Cara Mudah Menghafal Al-Qur`an (Solo: Insan Kamil, 2007)
88
Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh Jilid I (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1997). Sujiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: rajawali Press, 2003). Sugianto, Ilham, Kiat Praktis Menghafal Al-Qur`an, (Bandung: Mujahid Press, 2004). Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), cet. Ke-1. Tirtonegoro, Surtatinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta:Bina Aksara,2006). Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), cet. Ke-1. Winata, Udin Saripudin dan Rustana Adi Winata, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1998), Cet. Ke-6. Yunus, Mahmud, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), Cet. Ke-3. , Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Hidakarya Agung, 1989). Zen, Muhaimin, Tata Cara atau Problematika Menghafal Al-Qur`an (Jakarta: Pustaka Al-husna, 1985).
Lampiran 1 Nama
:
No. Responden
:
Kelas
:
Jenis Kelamin
:
Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan berilah tanda cek list (√) pada kolom jawaban sesuai dengan pendapat kamu. Alternativ jawaban dan skor yang disediakan adalah sebagai berikut: Untuk skor jawaban pertanyaan positif adalah sebagai berikut: Selalu (S)
:4
Kadang-kadang (KK)
:2
Sering (SR)
:3
Tidak pernah (TP)
:1
Adapun skor jawaban pertanyaan negatif adalah sebagai berikut: Selalu (S)
:1
Kadang-kadang (KK)
:3
Sering (SR)
:2
Tidak pernah (TP)
:4
No
Pertanyaan dan pernyataan
1
Apakah
kegiatan
hafalan
S Al-Qur`an
dapat
mengganggu pelajaran anda yang lain? 2
Apakah tujuan atau niat anda untuk menghafal AlQur`an selalu ikhlas?
3
Apakah anda merasa beribadah ketika hafalan AlQur`an?
4
Apakah dengan menghafal Al-Qur`an anda merasa terjauh dari sifat madzmumah atau tercela?
5
Apakah anda selalu meluangkan waktu untuk menghafal Al-Qur`an setelah selesai shalat 5 waktu?
6
Apakah anda tidak pernah merasa jenuh dalam menghafal Al-Qur`an?
7
Apakah anda merasa menghafal Al-Quran itu penting?
8
Apakah anda sering mengulang hafalan al-Qur`an di rumah?
9
Apakah orang tua anda mengetahui perkembangan
SR
KK TP
Lampiran 1 hafalan Al-Qur`an anda? 10
Apakah dengan menghafal
Al-Qur`an, anda
merasa mempunyai pedoman hidup 11
Apakah anda pernah merasa iri melihat hafalan teman anda bertambah
12
Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an khususnyqa pada mata pelajaran Al-Qur`an Hadits
13
Dalam menghafal Al-Qur`an, apakah anda selalu melisankan dan menghafalkan dengan ingatan
14
Apakah anda sudah hafal semua surat dalam AlQur`an?
15
Sebelum memulai hafalan Al-Qur`an, apakah anda memilih-milih metode yang cocok terlebih dahulu
16
Apakah pembimbing hafalan Al-Qur`an anda selalu memberi motivasi ketika menyetorkan hafalan
17
Apakah anda selalu mengikuti metode hafalan AlQur`an yang pembimbing anda berikan ketika hafalan
18
Apakah pembimbing anda selalu memperhatikan dan mengevaluasi hafalan Al-Qur`an anda di sekolah?
19
Apakah Kegiatan Hafalan Al-Qur`An Membantu Anda Dalam Kegiatan Proses Belajar Di Kelas, Terutama Pada Mata Pelajaran Al-Qur`an Hadits
20
Apakah
anda
selalu
mendapatkan
atau
memperoleh nilai yang baik dalam mata pelajaran Al-Qur`an Hadits setelah mengikuti kegiatan hafalan Al-Qur`an
Lampiran 2
LEMBAR BERITA WAWANCARA
Hari
:
Tanggal
:
Interview
:
Tempat
:
Pertanyaan 1. Apa yang melatarbelakangi diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an? 2. Sejak kapan keiatan hafalan Al-Qur`an diadakan di MTs Asy-Syukriyyah? 3. Materi apa saja yang diberikan dalam kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah? 4. Metode apa yang digunakan dalam penyampaian materi hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah? 5. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan hafalan Al-Qur`an yang diadakan di MTs Asy-Syukriyyah? 6. Adakah mamfaat dengan diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs Asyu-Sykriyyah baik oleh siswa maupun guru bidang studi Al-Qur`an Hadits? 7. kapan waktu dilaksanakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an? 8. Adakah perubahan terhadap prestasi belajar Al-Qur`an Hadits setelah diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an? 9. Adakah hambatan dalam penyampaian kegiatan hafalan Al-Qur`an di MTs Asy-Syukriyyah baik yang dirasakan oleh guru pembimbing maupun siswa? 10. Upaya apa saja yang dilakukan pembimbing kegiatan hafalan Al-Qur`an, terutama bagi siswa yang sulit menerima materi hafalan Al-Qur`an?
Lampiran 2
Jawaban : 1. Dengan diadakannya hafalan Al-Qur`an diharapkan setelah lulus dari MTs Asy-Syukriyyah siswa bisa hafal Juz `Amma dengan lancar sehingga dapat membedakan antara sekolah madrasah dengan sekolah umum dan siswa pun bisa menambah bacaannya dalam shalat. 2. Sejak 3 tahun terakhir berdirinya MTs Asy-Syukriyyah Cipondoh Tangerang. 3. Materi hafalan yang ditargetkan untuk saat ini baru juz 30 untuk kelas VII dan VIII sedangkan untuk kelas IX ada tambahan dengan surat-surat pilihan seperti Al-Mulk, Al-Waqi`ah dan lain-lain. 4. Metode yang digunakan adalah metode wahdah yaitu dengan cara menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya dan kemudian satu persatu menyetorkan hafalannya ke pembimbing hafalan Al-Qur`an. 5. Respon siswa terhadap kegiatan hafalan Al-Qur`an bagus, mereka merasa senang karena dengan adanya kegiatan tersebut siswa dapat terbantu dalam belajar pelajaran Al-Qur`an Hadits karena materi Al-Qur`annya lebih banyak diambil dari Juz `Amma. 6. Ada, beberapa manfaat dengan diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an diantaranya yaitu siswa dan guru sama-sama dapat memiliki hafalan dan dapat bertambah hafalannya setiap Minggu. 7. Waktu dilaksanakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an setiap hari Jumat, untuk putri jam 11-12.30 dan untuk putra setelah selesai melaksanakan shalat Jumat. 8. Ada, sejak diadakannya kegiatan hafalan Al-Qur`an prestasi belajar Al-Qur`an Hadits siswa menjadi meningkat karena dibiasakan menghafal Al-Qur`an yang ayat-ayatnya banyak terdapat di materi pelajaran Al-Qur`an Hadits. 9. Ada, hambatan tersebut diantaranya ada beberapa anak yang belum bisa baca Al-Qur`an sehingga sulit untuk menghafal begitu pun waktu yang disediakan tidak cukup untuk anak-anak menyetorkan hafalannya. 10. Upaya yang dilakukan pembimbing diantaranya memberi waktu lebih banyak untuk hafalan dan meminta orang tua membimbingnya di rumah.
Lampiran 2