HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh: Pipin Setyaningrum F 100 100 178
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
i
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan Oleh : Pipin Setyaningrum F 100 100 178
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
Pipin Setyaningrum Achmad Dwityanto
[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi: Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan social dengan stress kerja. Subjek penelitian adalah tenaga kesehatan non keperawatan di Rs. Ortopedi Prof. Dr. R. soeharso Surakarta yang mengalami indikasi stress kerja berupa gejala badan, gejala emosional, maupun gejala perilaku. Tenaga kesehatan tersebut mencakup fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, ortotik prostetik, instalasi farmasi, instalasi laboratorium, dan instalasi radiologi. Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 89 tenaga kesehatan. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara pola dukungan sosial dengan stress kerja dapat dilihat pada nilai korelasi (r) sebesar -0,480 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Hasil kategorisasi diketahui bahwa variabel stress kerja memiliki rerata empirik sebesar 58,92 dan rerata hipotetik sebesar 82,5 yang berarti tergolong rendah. Variabel dukungan sosial memiliki rerata empirik sebesar 60,72 dan rerata hipotetik sebesar 50 yang berarti tergolong tinggi. Sumbangan dukungan sosial terhadap stress kerja sebesar 23,1%, sisanya sebesar 76,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dukungan sosial. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan stres kerja. Kata Kunci : dukungan sosial, stres kerja
v
juga harus mempunyai kemahiran
PENDAHULUAN Rumah
sakit
dalam
merupakan
melakukan
tidakan
organisasi kesehatan yang diharapkan
keperawatan. Tak jarang tuntutan-
dapat membantu masyarakat dalam
tuntutan
meningkatkan pelayanan kesehatan.
menimbulkan
Keberhasilan
Ketidakmampuan dalam
juga
pelayanan
tergantung
kesehatan
dari
tuntutan
beberapa
yang
harus
dipenuhi
rasa
tersebut
tertekan. menjawab
sangat
mungkin
dalam
menjadi pemicu timbulnya stres kerja,
diantaranya
seperti yang dikatakan oleh Ubaidillah
perawat, dokter dan tim kesehatan
(dalam Arisona, 2008) bahwa stres
yang
kerja adalah suatu keadaan dimana
komponen
yang
pelayanan
kesehatan
saling
masuk
menunjang.
Mutu
pelayanan rumah sakit dipengaruhi
seseorang
menghadapi
tugas
atau
oleh beberapa faktor, diantaranya yang
pekerjaan yang tidak bisa atau belum
paling dominan adalah sumber daya
bisa di jangkau oleh kemampuannya.
manusia (SDM), yang meliputi tenaga
Penelitian sebelumnya yang
kesehatan (medis) dan non kesehatan
dilakukan oleh Widyasrini (2013) di
(non medis).
RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Tenaga Kesehatan merupakan
Surakarta
mengenai
tingkat
stres
salah satu profesi yang mempunyai
tenaga kesehatan yaitu di bagian
tanggung jawab sosial yang sangat
keperawatan didapatkan hasil bahwa
besar, tenaga kesehatan yang bertugas
32 perawat yang dikategorikan bekerja
merawat pasien dibagi menjadi dua
pada shift pagi, ada 26 perawat
yaitu perawat dan non perawat, baik
(81,25%)
perawat maupun non perawat berperan
mengalami stres kerja yang dapat
penting dalam penyelenggaraan upaya
teratasi dan 6 perawat (18,75%) yang
menjaga mutu pelayanan kesehatan di
dikategorikan mengalami stres kerja
rumah
kesehatan
ringan. Adapun dari 32 perawat pada
bertugas memfasilitasi dan membantu
shift malam dikategorikan mengalami
pasien untuk mendapatkan pelayanan
stres kerja yang dapat teratasi ada 28
kesehatan (Megawati, 2010). Selain
perawat
harus terampil dan terdidik, mereka
(12,5%)
sakit,
tenaga
1
yang
(87,5%) dapat
dikategorikan
dan
4
perawat
dikategorikan
mengalami
stres
kerja
stres kerja diartikan sebagai stres yang
ringan.
Berdasarkan data di atas perlu kiranya
terjadi
pada
dilakukan sebuah penelitian mengenai
disebabkan
faktor
pekerjaan
oleh
yang
kondisi-kondisi
saja
yang
bisa
tertentu, yang apabila berlarut-larut
stress
kerja
pada
akan menimbulkan burn out (keletihan
tenaga kesehatan khususnya tenaga
fisik, mental, dan emosional yang
kesehatan non keperawatan. Dalam
berlebihan).
apa
mempengaruhi
Stres kerja dapat didefinisikan
penelitian ini menyoroti dari dukungan
sebagai keadaan respon fisik dan
sosial yang diterima dari orang lain. Ivancevich
dan
emosi
Matteson
yang
muncul
ketika
(dalam Luthans, 2012) mendefinisikan
persyaratan-persyaratan
stres kerja sebagai respon adaptif yang
sesuai dengan kapabilitas, sumber
dihubungkan oleh perbedaan individu
daya atau kebutuhan dari pekerja
dan
(Steven, S., dkk, 1998).
atau
proses
merupakan situasi,
psikologi
konsekuensi
atau
kejadian
yang
kerja
tidak
Menurut McGrath et al. 2003;
tindakan, Duane
eksternal
et
al.
2002,
stres
kerja
menempatkan
merupakan hal yang umum terjadi
tuntutan psikologis dan atau fisik
dalam dunia kerja. Tenaga kesehatan
secara berlebihan pada seseorang.
yang beresiko terhadap hal tersebut
(lingkungan
yang
(2001)
yaitu dokter, perawat, pekerja sosial,
mengemukakan bahwa pada intinya
dokter gigi, pelayanan gawat daruratn,
stres kerja merujuk pada kondisi dari
dan
pekerjaan yang mengancam individu.
(Casado, A., dkk, 2008).
Diahsari
Ancaman
ini
dapat
berasal
tenaga
yang
Berdasarkan
dari
tuntutan pekerjaan itu atau karena
pendapat
kurang
kesimpulan
terpenuhinya
kesehatan
kebutuhan
lain
beberapa
diatas
dapat
bahwa
diambil
stres
kerja
individu. Stres kerja ini mncul sebagai
merupakan respon fisik maupun emosi
bentuk ketidakharmonisan individu
dari
dengan ligkungan kerjanya.
pekerjaan
individu
yang
yang
terjadi
pada
disebabkan
oleh
tekanan dalam menghadapi tuntutan-
Dubrin (dalam Hartanti dan
tuntutan
Rahaju, 2003) menyatakan bahwa
2
dalam
pekerjaan
atau
ketidakharmonisan individu dengan
kesehatan
mental.
Individu
yang
lingkungan kerjanya.
memiliki dukungan sosial yang lebih kecil, lebih memungkinkan mengalami
Aspek-aspek yang berpengaruh terhadap stres kerja adalah gejala
konsekuensi
badan, gejala emosional, gejala sosial
Keuntungan
(Anoraga, 2009). Beehr dan Newman
memperoleh dukungan sosial yang
(Diahsari,
tinggi akan menjadi individu lebih
2001)
mengenai
aspek
perilaku.
menambahkan fisik,
psikis
yang
negatif.
individu
yang
psikologis,
optimis dalam menghadapi kehidupan
yang
saat ini maupun masa yang akan
Faktor-faktor
berpengaruh adalah dari dalam diri
datang,
individu, dari luar individu (Steven, S.,
memenuhi kebutuhan psikologi dan
dkk,
1999
memiliki sistem yang lebih tinggi,
menambahkan mengenai tidak adanya
serta tingkat kecemasan yang lebih
dukungan
rendah, mempertinggi interpersonal
1998).
Margiati
sosial,
kesempatan pembuatan
Tidak
adanya
berpartisipasi
dalam
keputusan
Pelecehan
di
seksual,
skill
lebih
terampil
(keterampilan
interpersonal),
kantor,
memiliki kemampuan untuk mencapai
Kondisi
apa yang diinginkan dan lebih dapat
lingkungan kerja, Manajemen yang
membimbing
tidak
beradaptasi dengan stres.
sehat,
Tipe
dalam
kepribadian,
individu
untuk
pribadi,
Gottlieb ( dalam Smet, 1994)
permasalahan / kondisi lingkungan
menyatakan dukungan sosial terdiri
kerja.
dari informasi atau nasehat verbal dan
Peristiwa/
pengalaman
Salah
satu
mempengaruhi
stres
faktor
yang
kerja
adalah
atau non verbal, bantuan nyata, atau tindakan
yang
diberikan
oleh
faktor sosial yaitu dukungan sosial
keakraban sosial atau didapat karena
(Smet,
sosial
kehadiran mereka dan mempunyai
memberikan kontribusi bagi seseorang
manfaat emosional atau efek perilaku
dalam menghadapi stres. Menurut
bagi pihak penerima. Cobb (dalam
Suhita
2009)
Smet, 1994) menekankan orientasi
dukungan sosial memiliki peranan
subjektif yang memperlihatkan bahwa
penting untuk mencegah dari ancaman
dukungan sosial itu sendiri terdiri atas
1994).
(dalam
Dukungan
Masbow
3
informasi
yang
menuntun
berperan adalah dukungan keluarga,
orang
dukungan teman bergaul, dukungan
meyakini bahwa ia harus disayangi.
masyarakat atau lingkungan sekitar
Dukungan sosial adalah tindakan yang
sifatnya
membantu
melibatkan
emosi,
(Santrock, 2008).
dengan
Apabila dilihat dari fenomena
pemberian dan
yang telah dipaparkan di atas dapat
penilaian yang positif pada individu
dirumuskan suatu permasalahan yaitu
dalam mengahadapi permasalahannya.
apakah
Dukungan
informasi,
bantuan
materi
dukungan
sosial
akan
sosial
tersebut
sangat
berpengaruh terhadap stress kerja?.
bagi
individu
dalam
Selanjutnya judul dari penelitian ini
beradaptasi dan berinteraksi dengan
adalah “Hubungan Antara Dukungan
lingkungan.
tersebut
Sosial dengan Stres Kerja pada Tenaga
pembentukan
Kesehatan Non Keperawatan di RS.
berpengaruh
berkaitan
Dukungan dengan
keseimbangan mental dan kepuasan
Ortopedi
psikologis. Dukungan soaial secara
Surakarta”.
Prof.
atau adanya hubungan yang bersifat
untuk :
menolong
1. Mengetahui
khusus
bagi
menerimanya.
R.
Soeharso
Tujuan dari penelitian ini adalah
luas didefinisikan sebagai tersedianya
dan
Dr.
hubungan
antara
mempunyai
nilai
individu
yang
dukungan sosial dengan stres kerja
juga
pada
Definisi
ini
tenaga
kesehatan
non
memberikan pengertian adanya ikatan-
keperawatan di RS. Ortopedi Prof.
ikatan sosial yang bersifat positif
Dr. R. Soeharso Surakarta. 2. Mengetahui peran dukungan sosial
dimana hubungan antar individu baik maupun
terhadap stres kerja pada tenaga
vertikal memiliki ikatan positif yang
kesehatan non keperawatan di RS.
menyenangkan (Taylor dkk, 2009).
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
yang
bersifat
horizontal
Surakarta.
Aspek-aspek yang berpengaruh terhadap dukungan sosial menurut
3. Mengetahui seberapa besar tingkat
Sarafino (dalam Smet, 1994) adalah
stres kerja pada tenaga kesehatan
emosional, penghargaan, instrumental,
non keperawatan di RS. Ortopedi
informatif.
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Faktor-faktor
yang
4
keperawatan di Rs. Ortopedi Prof. Dr.
4. Mengetahui seberapa besar tingkat tenaga
R. soeharso Surakarta yang mengalami
kesehatan non keperawatan di RS.
indikasi stress kerja berupa gejala
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
badan,
Surakarta.
gejala perilaku. Tenaga kesehatan
dukungan
sosial
pada
diharapkan
penelitian
emosional,
maupun
tersebut mencakup fisioterapi, okupasi
Dari tujuan yang diajukan diatas, maka
gejala
terapi, terapi wicara, ortotik prostetik,
ini
memberikan manfaat bagi:
instalasi
1. Secara Teoritik
laboratorium, dan instalasi radiologi.
Sebagai tambahan
referensi
pengembangan
ilmu psikologi
terutama ilmu
instalasi
Jumlah subjek pada penelitian ini
dan
bagi
farmasi,
berjumlah 89 tenaga kesehatan. Metode pengumpulan data pada
psikologi dalam bidang industri
penelitian
ini
dan organisasi.
pendekatan
kuantitatif
dengan
menggunakan dua skala yaitu skala
2. Secara praktis
stres kerja dan dukungan sosial
Penelitian ini dapat digunakan sebagai
menggunakan
masukan
kepada
a. Skala Stres Kerja
RS.
yang
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
digunakan adalah skala yang
Surakarta
disusun oleh Darasati (2012),
dalam
rangka
menurunkan stres kerja khususnya
skala
pada
validitas (rbt) bergerak dari
tenaga
kesehatan
non
ini
memiliki
nilai
keperawatan di RS. Ortopedi Prof.
0,229
Dr. R. Soeharso Surakarta.
0,750 dengan nilai reliabilitas
sampai
dengan
(rbt)
(rtt) 0,945. b. Skala Dukungan Sosial yang
METODE PENELITIAN Variabel yang digunakan untuk penelitian
ini
adalah
digunakan adalah skala yang
variabel
disusun
oleh
Rachmawati
tergantung (stres kerja), variabel bebas
(2013), skala ini memiliki nilai
(dukungan sosial). Subjek penelitian
validitas (rbt) bergerak dari
yang digunakan dalam penelitian ini
0,304 sampai dengan rbt =
adalah
tenaga
kesehatan
non
5
0,714 dengan nilai reliabilitas
lingkungan sosial mereka. Dukungan
(rtt) = 0, 907
sosial disini bisa berupa dukungan dari
Teknik
analisis
data
yang
lingkungan
pekerjaan
maupun
digunakan pada penelitian ini adalah
lingkungan keluarga. Banyak kasus
korelasi Product Moment.
menunjukkan bahwa para karyawan yang mengalami stres kerja adalah mereka
HASIL PENELITIAN DAN
yang
tidak
mendapat
dukungan (khususnya moral) dari
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian
keluarga, seperti orang tua, mertua,
menggunakan teknik analisis product
anak teman dan semacamnya. Begitu
moment
hasil
juga ketika ketika seseorang tidak
koefisien korelasi ݎ௫௬ = -0,480, dengan
memperoleh dukungan dari rekan
sig. = 0,000; (p ≤ 0,01). Hasil tersebut
sekerjanya (baik pimpinan maupun
menunjukkan ada hubungan negatif
bawahan)
yang
mudah
Pearson
sangat
diperoleh
signifikan
antara
akan terkena
stres.
lebih
Hal
disebabkan
pada
dukungan sosial yang menyebabkan
kesehatan
non
tidak
ini
dukungan sosial dengan stres kerja tenaga
oleh
cenderung
adanya
keperawatan. Artinya semakin tinggi
ketidaknyamanan
dukungan sosial maka semakin rendah
pekerjaan dan tugasnya. Begitu pula
stres kerja dan sebaliknya semakin
dengan
rendah dukungan sosial maka semakin
keperawatan, bila dukungan sosial
tinggi
yang diterima tenaga kesehatan non
stres
kerja
pada
tenaga
kesehatan
non
keperawatan tinggi maka stres kerja
kesehatan non keperawatan.
yang
tenaga
menjalankan
Hal ini sejalan dengan teori
yang terjadi akan rendah, begitu juga
dikemukakan
sebaliknya
oleh
Margiati
jika
dukungan
sosial
(1999) yang menyatakan bahwa salah
rendah maka stres kerjanya akan
satu faktor yang menyebabkan stres
tinggi.
kerja adalah tidak adanya dukungan
Hasil penelitian ini berarti
sosial. Artinya stres akan cenderung
sesuai dengan hipotesis yang diajukan
muncul pada para karyawan yang
oleh peneliti yaitu ada hubungan
tidak
negatif antara dukungan sosial dengan
mendapat
dukungan
dari
6
stres kerja. Hal ini sejalan dengan teori
diperoleh
dari
yang dikemukakan oleh Smet (1994),
disekitarnya
yang menyatakankan bahwa salah satu
orang tua, teman, rekan kerja, dan
faktor yang mempengaruhi stres kerja
lingkungan.
antara
orang-orang lain
keluarga,
adalah faktor sosial yaitu dukungan
Penelitian yang dikemukakan
sosial. Dukungan sosial memberikan
oleh Atkinson (dalam Masbow 2009)
kontribusi
menunjukkan
seseorang
atau
pengaruh
bagi
memiliki
dalam menghadapi stres.
bahwa
banyak
orang ikatan
yang sosial
Seseorang yang memiliki dukungan
cenderung untuk memiliki usia yang
sosial
lebih panjang, relatif lebih tahan
yang
tinggi
akan
merasa
dihormati, dihargai, diperhatikan, dan
terhadap
dicintai oleh lingkungan sekitar, hal
dengan penyakit daripada orang yang
tersebut akan memicu sikap optimis
memiliki sedikit ikatan sosial. Selain
pada
itu
individu
tersebut
sehingga
mampu
individu
stres
terdapat
menunjukkan
mengatasi
yang
berhubungan
penelitian adanya
yang
hubungan
baik,
negatif yang sangat signifikan antara
memiliki tingkat kecemasan yang
dukungan sosial dengan stres kerja
lebih rendah, dan mampu membina
yaitu penelitian yang dilakukan oleh
hubungan baik dengan lingkungan
Kartika
sekitar.
sebaliknya,
mengenai Dukungan Sosial Rekan
seseorang yang memiliki dukungan
Kerja dan Stres Kerja Perawat di
sosial yang rendah akan merasa tidak
RSUD Kolonodale Sulawesi Tengah
dihormati dan dihargai, diabaikan atau
yang
diacuhkan oleh lingkungan sekitar, hal
sebesar -0,237 dengan sig. 0,056 (p <
tersebut akan memicu rasa pesimis
0,01) yaitu ada hubungan negatif dan
atau tidak percaya diri pada individu
signifikan antara dukungan sosial
sehingga individu tersebut mudah
dengan stres kerja perawat di instalasi
putus
rawat inap di RSUD Kolonodale
permasalahannya
Begitu
dengan
pula
asa, memiliki
emosi
yang
Waty
Kalembiro
menunjukkan
Sulawesi
hubungan baik dengan lingkungan
semakin tinggi dukungan sosial, maka
Dukungan
sosial
dapat
7
Yang
korelasi
negatif, dan kurang mampu membina
sekitar.
Tengah.
hasil
(2012)
berarti
semakin rendah stres kerja pada
uang kepada orang itu atau menolong
perawat.
dengan
Berdasarkan
hasil
pekerjaan
mengalami
analisis
pada
waktu
dan
aspek
stress,
diketahui variabel dukungan sosial
informatif yang mencakup memberi
mempunyai
nasehat,
rerata
empirik
(RE)
petunjuk-petunjuk,
saran-
saran atau umpan balik.
sebesar 60,72 dan rerata hipotetik berarti
Variabel stres kerja diketahui
dukungan sosial pada subjek tergolong
memiliki rerata empirik (RE) sebesar
tinggi.
58,92
(RH)
sebesar
50
Kondisi
diinterpretasikan
yang
tinggi
ini
bahwa
dapat
dan
rerata
hipotetik
(RH)
sebesar 82,5 yang berarti stres kerja
subjek
penelitian pada dasarnya memiliki
subjek
sikap
aspek
rendah ini dapat diartikan bahwa
merasa
meskipun subjek mengalami stres
dihormati, dihargai, diperhatikan, dan
kerja, namun kondisi tersebut tidak
dicintai
di
sampai mengganggu atau menghambat
lingkungan sekitar subjek. Hal tersebut
aktivitas kerja yang dilakukan oleh
seperti aspek dukungan sosial yang
subjek.
dikemukakan oleh Sarafino (dalam
gejala-gejala stres kerja yang cukup
Smet, 1994) yaitu aspek emosional
serius baik dari aspek fisiologis,
yang mencakup ungkapan empati,
psikologis,
kepedulian dan perhatian terhadap
Berdasarkan hal tersebut dikatakan
orang yang bersangkutan, selanjutnya
bahwa subjek penelitian memiliki
aspek penghargaan yang terjadi lewat
dukungan sosial yang tinggi dan stres
ungkapan penghargaan positif orang
kerja yang rendah.
yang terbentuk
dukungan
sosial
oleh
dari
yaitu
orang-orang
tergolong
Subjek
rendah.
tidak
Kondisi
mengalami
maupun
perilaku.
Berdasarkan kategorisasi skala
itu, dorongan maju atau persetujuan
dukungan
sosial
individu, dan perbandingan positif
terdapat
3,4% (3 orang)
orang itu dengan orang-orang lain,
tergolong rendah dukungan sosialnya;
kemudian aspek instrumental yang
6,7% (6 orang) yang tergolong sedang
mencakup bantuan langsung, seperti
dukungan sosialnya; 78,7% (70 orang)
kalau orang memberikan pinjaman
yang
dengan
gagasan
atau
perasaan
8
tergolong
diketahui
tinggi
bahwa yang
dukungan
sosialnya; dan 11,2% (10 orang) yang
tersebut tidak sampai mengganggu
tergolong sangat sosialnya.
tinggi
dukungan
aktivitas pekerjaan subjek.
dan
prosentase
Sumbangan
Jumlah
efektif
(SE)
terbanyak menempati kategori tinggi.
variabel dukungan sosial terhadap
Dukungan sosial adalah tindakan yang
stres kerja sebesar 23,1 % ditunjukkan
sifatnya membantu dengan melibatkan
oleh koefisien determinasi (r ଶ ) sebesar
emosi, pemberian informasi, bantuan
0,231. Berarti masih terdapat 76,9 %
materi dan penilaian yang positif pada
faktor-faktor lain yang mempengaruhi
individu
stres kerja diluar variabel dukungan
dalam
permasalahannya.
mengahadapi Dukungan
sosial
sosial tersebut misalnya, faktor dari
tersebut
sangat
berpengaruh
bagi
dalam individu baik usia, kondisi fisik,
individu
dalam
beradaptasi
dan
kepribadian, dan faktor dari luar
lingkungan.
individu, baik lingkungan keluarga,
Dukungan tersebut berkaitan dengan
lingkungan kerja, cita-cita maupun
pembentukan keseimbangan mental
ambisi (Steven, S., dkk, 1998).
berinteraksi
dengan
dan kepuasan psikologis (Taylor dkk,
Hasil
2009).
penelitian
ini
menunjukkan bahwa dukungan sosial Berdasarkan kategorisasi skala
mempunyai pengaruh terhadap stres
stres kerja diketahui bahwa terdapat
kerja pada tenaga kesehatan non
25,8% (23 orang) yang tergolong
keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr.
sangat rendah stres kerjanya; 68,6%
R. Soeharso Surakarta meskipun stres
(61 orang) yang tergolong rendah stres
kerja tidak hanya dipengaruhi oleh
kerjanya;
5,6%
yang
variabel tersebut, namun ada beberapa
tergolong
sedang
stres
kerjanya.
keterbatasan dalam penelitian ini,
prosentasi
terbanyak
antara
Jumlah
dan
(5
orang)
lain
jumlah
sampel
yang
menempati kategori rendah. Subjek
terbatas di satu wilayah atau di satu
dalam kategori ini dapat diartikan
tempat
bahwa subjek tidak lepas dari stres
Kesehatan Non Keperawatan di RS.
kerja
Ortopedi
perilaku
yang
tentunya
negatif.
merupakan
Namun,
kondisi
saja
yakni
Prof.
Dr.
pada
R.
Tenaga
Soeharso
Surakarta, sehingga hasil kesimpulan tidak dapat digeneralisasikan pada
9
2. Peranan atau sumbangan efektif
tempat lain dengan subjek berbeda
(SE) variabel dukungan sosial
tanpa melakukan penelitian kembali.
dengan stres kerja pada tenaga
Penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Dalam
penelitian
terdapat
beberapa
kesehatan
ini
non
sebesar 23,1%.
kelemahan
keperawatan Hal ini berarti
masih terdapat 76,9% variabel lain
diantaranya adalah yang
yang dapat mempengaruhi stres
terbatas yaitu pada Tenaga Kesehatan
kerja diluar variabel dukungan
Non Keperawatan di RS. Ortopedi
sosial.
Ruang
lingkup
penelitian
3. Tingkat stres kerja pada subjek
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Alat
tergolong rendah
ukur atau alat pengumpulan data yang
4. Tingkat dukungan sosial pada
digunakan hanya menggunakan skala sehingga
belum
mengungkapkan karakteristik
subjek tergolong tinggi.
mampu aspek-aspek
kepribadian
Saran – saran
secara
1. Bagi RS. Ortopedi Prof. Dr. R.
mendalam. Oleh karena itu untuk
Soeharso
peneliti selanjutnya perlu melengkapi
Untuk Kepala Instalasi Tenaga
dengan teknik pengumpulan data lain.
Kesehatan Non Keperawatan RS.
Misalnya : wawancara dan observasi,
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Proses pengisian skala yang tidak bisa
a. Diharapkan memiliki empati,
diawasi beberapa
oleh orang
peneliti,
kepedulian,
Terdapat
yang
yang
enggan
dan
tinggi
bawahannya,
berpartisipasi dalam proses penelitian.
perhatian kepada misalnya
dengan cara membaur dengan bawahan, bisa dengan sharing
PENUTUP Kesimpulan
atau makan bersama di luar
1. Ada hubungan negatif yang sangat
jam kerja tanpa memandang
signifikan antara dukungan sosial
strata
dengan stres kerja pada tenaga
dimiliki dengan catatan tetap
kesehatan non keperawatan.
saling menghormati.
10
atau
pangkat
yang
b. Diharapkan
dapat
memperhatikan tenaga
cara
kesehatan
2. Bagi
kerja
Tenaga
KesehatanNon
Keperawatan di RS. Ortopedi
non
Prof. Dr. R. Soeharso a. Menjadi pendengar yang baik
keperawatan di tempat kerja hasil
ketika rekan kerja sedang
kerjaannya. Kepala Instalasi
bercerita atau mengeluhkan
Tenaga
masalahnya, dengan begitu
dan
bagaimana
Kesehatan
Keperawatan
tidak
Non
seseorang
perlu
b. Saling memberikan motivasi
pujian atau dukungan kepada
atau semangat kepada rekan
bawahannya.
kerja
mampu
c. Jangan
berada disekitarnya, selain itu Instalasi
sebelum
melakukan
aktivitas pekerjaan.
mengenali segala hal yang
Kepala
merasa
diperhatikan dan dipedulikan
sungkan untuk memberikan
c. Diharapkan
akan
sungkan
memberikan dukungan saat
Tenaga
Kesehatan Non Keperawatan
rekan
dapat menjadi rujukan bagi
mengalami masalah
tenaga
kesehatan
untuk
kerja
sedang
d. Saling menghargai pendapat
non
keperawatan saat menghadapi
rekan
berbagai masalah (dalam hal
diskusi resmi maupun obrolan
ini
santai di luar jam kerja.
mencakup
bantuan
e. Jangan
langsung seperti uang, jasa,
baik
sungkan
dalam
untuk
memberikan ucapan selamat
maupun barang). d. Diharapkan
kerja
atas apa yang telah dicapai
mampu
rekan kerja,
memberikan saran, bantuan,
f. Jangan
bimbingan, dan umpan balik
sungkan
untuk
untuk
memberikan pujian kepada
mendorong dan memberikan
rekan kerja setelah selesai
inspirasi untuk perkembangan
melakukan pekerjaan yang
kompetensi yang berkaitan
memang layak untuk dipuji,
kepada
karyawan
dengan pekerjaan
11
pujilah
prosesnya,
bersifat membangun untuk
bukan
meningkatkan
hanya hasilnya saja.
pekerjaan
g. Jangan suka membanding-
atau
kualitas performa
rekan kerja.
bandingkan rekan kerja anda dengan rekan kerja yang lain.
3. Bagi Ilmuan Psikologi Diharapkan
h. Saling memberikan motivasi
dapat
menjadi
setiap
sumbangan informasi dan wacana
pekerjaan dapat terselesaikan
pemikiran tentang hubungan antara
dengan baik.
dukungan sosial dengan stres kerja
agar
i. Saling
kedepannya
membantu
pada
dalam
tenaga
kesehatan
non
pekerjaan
keperawatan di RS. Ortopedi Prof.
kantor yang dapat dilakukan
Dr. R. Soeharso. Sehingga dapat
secara bersama-sama tanpa
memberikan
membebani salah satu pihak..
memperkaya khasanah keilmuan dan
menyelesaikan
sedang
dalam
pengembangan khususnya di bidang
j. Saling membantu saat rekan kerja
kontribusi
psikologi industri dan organisasi.
mengalami
kesulitan dalam hal materi
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang
baik uang, barang, maupun
tertarik untuk melakukan penelitian
jasa. k. Luangkan
waktu
dengan tema dan tempat penelitian
untuk
mendengarkan keluhan dari
yang
sama
diharapkan
mampu
rekan kerja.
membandingkan tingkat stres kerja untuk
ataupun tingkat dukungan sosial dari
atau
tenaga kesehatan antar instalasi yang
saran kepada rekan kerja agar
berada di RS. Ortopedi Prof. Dr. R.
performa kerja lebih baik.
Soeharso.
l. Jangan
enggan
memberikan
m. Saling yang
nasehat
bertukar
informasi
diperlukan
dalam
melakukan pekerjaan. n. Jangan sungkan memberikan umpan balik/
kritik yang
12
Kerja Perawat Di RSUD. Kolonodale, Sulawesi Tengah. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
DAFTAR PUSTAKA Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arisona, A. S. 2008. Hubungan antara Persepsi terhadap Kondisi Lingkungan Kerja dengan Tingkat Stres Kerja pada Karyawan bagian Tebang Angkut di Pabrik Gula Rejo Agung Baru Madiun. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Luthans. 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta: Andi. Margiati, L. 1999. Stres Kerja: Penyebab dan Alernatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik. Th. XII. No.3. hal. 7180.
Casado, A., dkk. 2008. Relationship between Oxidative and Occupational Stress and Aging in Nurses of an Intensive Care Unit. American Aging Association. 30 p. 229-236.
Masbow. 2009. Apa itu Dukungan Sosial?. Artikel, (http://www.masbow.com. Diakses 27 September 2013). Megawati, P., Susatyo, Y. 2010. Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Stres Kerja pada Perawat ICU dan Perawat IGD. Indigenous. Vol.12. No.2. hal.169-178.
Darasati, P. 2012. Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Type Madya Pabelan Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rachmawati, R. 2013. Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan Memperoleh Pasangan Hidup pada Wanita. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Diahsari, E.Y. 2001.Kontribusi Stres pada Produktivitas Kerja Jurnal Anima. Surabaya : Universitas Surabaya. Vol.16. No.4. hal.360.
Santrock, J.W. 2008. Live Span Development, Perkembangan Masa Hidup. EdisiKelima Jilid 2. (terjemahan Chusaeri dan Damanik) Jakarta: Erlangga.
Hartanti dan Rahaju, S. 2003. Peran Sense of Humor pada Dampak Negatif Stres Kerja. Jurnal Anima. Vol.18. No.4. hal.393408.
Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Kalembiro, K.W. 2012. Dukungan Sosial Rekan Kerja dan Stres 13
Steven, S., dkk. 1998. Stress at Work. Columbia: National Institute for Occupational Safety and Health. Taylor, S. E., Letitia, A. P., & David, O. S. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana. Widyasrini, J. 2013. Pengaruh Shift Kerja terhadap Tingkat Stres Kerja pada Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret.
14