HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh : RIZKA MAULANA F 100.100.124
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh Gelar Sarjana S-1 Psikologi
Oleh : RIZKA MAULANA F 100.100.124
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ii
iii
iv
HUBUNGAN ANTARA MANAJEMEN DIRI DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA
Rizka Maulana Achmad Dwityanto
[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstraksi : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara manajemen diri dengan stres kerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara manajemen diri dengan stres kerja. Populasi penelitian ini adalah Tenaga Kesehatan Non Keperawatan di Kabupaten Sukoharjo. Sampel yang digunakan sebanyak 89 responden. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Alat ukur yang digunakan yakni: (1) skala manajemen diri dan (2) skala stres kerja. Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara manajemen diri dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.Pelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan memberi sumbangan ilmiah dalam penerapan ilmu psikologis di bidang industri dan organisasi, terutama mengenai manajemen diri dan stres kerja. Peran manajemen diri dengan stres kerja sebesar 31,6%. Kata Kunci : manajemen diri, stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
v
PENDAHULUAN
pekerjaan yang berhubungan erat
Semua pekerjaan memiliki
dengan
layanan
kesehatan
resiko dan potensi bahaya yang
masyarakat contohnya rumah sakit,
berpengaruh
dimana tenaga kesehatan dituntut
pada
tenaga
kerja.
Resiko dan potensi bahaya tersebut
untuk
dapat berupa gangguan baik berupa
meningkatkan
fisik maupun psikis. Gangguan psikis
mencapai kesembuhan yang optimal
kadang sering terabaikan, padahal
baik fisik, psikis maupun sosial.
gangguan ini merupakan salah satu
Keberhasilan rumah sakit dalam
faktor yang perlu untuk diperhatikan
menjalankan
karena berpengaruh pada kesehatan
dengan adanya mutu pelayanan yang
mental pekerja. Gangguan psikis
berkualitas oleh pihak rumah sakit.
yang
Mutu
tidak
segera
diatasi
akan
berdampak pada timbulnya stres. Stres
tempat
pasien
dalam
kesehatan
dan
fungsinya
pelayanan
ditandai
rumah
sakit
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
kerja
diantaranya yang paling dominan
merupakan hal yang hampir dialami
adalah sumber daya manusia (SDM),
oleh para pekerja.
yang
menurut
di
membantu
Seyle
Stres kerja
(dalam
Waluyo,
meliputi
tenaga
kesehatan
(medis) dan non kesehatan (non
2013) menyatakan bahwa stres kerja
medis).
dapat diartikan sebagai sumber atau
Penyebab
stres
dalam
stressor kerja yang menyebabkan
pekerjaan dibagi menjadi dua, yaitu
reaksi
Group
individu
berupa
reaksi
stressor
Individual
fisiologis, psikologis dan perilaku.
stressor.
Stressor
Waluyo
penyebab stres yang berasal dari
(2013) merupakan segala kondisi
situasi maupun keadaan di dalam
pekerjaan
perusahaan,
kerja
menurut
yang
dipersepsikan
Group
dan
stressor
misalnya
adalah
kurangnya
karyawan sebagai tuntutan dan dapat
kerjasama antara karyawan, konflik
menimbulkan stres kerja.
antar
Semua lingkungan pekerjaan
individu
kelompok,
berpotensi sebagai stressor kerja.
dukungan
Salah satunya adalah lingkungan
karyawan
1
dalam
maupun sosial di
kurangnya
dari
dalam
suatu
sesama
perusahaan.
Sedangkan
individual
stressor,
individu yang dapat memanfaatkan
adalah penyebab stres yang berasal
waktu dengan teratur sehingga akan
dari dalam diri individu, misalnya
mampu
menyelesaikan
tipe kepribadian seseorang, kontrol
pekerjaan
dan
personal dan tingkat
kepasrahan
keputusan dengan tepat. Individu
seseorang, persepsi terhadap diri
yang mampu memanajemen dirinya
sendiri, tingkat ketabahan dalam
dengan baik akan mampu membuat
menghadapi
serta
prioritas, kegiatan apa yang harus
(Waluyo,
dikerjakan terlebih dahulu, apakah
konflik
ketidakjelasan
peran
peran.
2013).
dapat
tugas
mengambil
pekerjaan kantor atau pekerjaan lain, Pada
umumnya,
individu
memiliki kemampuan manajemen
yang memiliki tingkat kemandirian
diri,
yang
mampu
mengorganisasikan. Pendapat yang
baik.
relevan diutarakan oleh Prijosaksono
tinggi
menghadapi
relatif
stres
dengan
dapat
mengatur
Pribadi yang mandiri akan mampu
(2001)
mengenal
manajamen diri adalah kemampuan
apa
dilakukannya
yang dan
harus mampu
yang
dan
individu
mengemukakan
untuk
mengendalikan
mengendalikan perilaku yang harus
sepenuhnya keberadaan diri secara
diwujudkannya.
Afram
keseluruhan (fisik, emosi, mental
(2012) seseorang perlu mengenal
atau pikiran, jiwa maupun rohnya)
atau
dan realita kehidupannya dengan
mengerti
Menurut
dirinya
sendiri
sekaligus mengelolanya dengan baik,
memanfaatkan
ini
dimilikinya.
merupakan
pengertian
dari
manajemen diri.
manajemen diri yang baik, maka
diri yang dimiliki oleh individu
akan
menyebabkan
individu
laku
dan
menyelesaikan
yang
Apabila individu memiliki
Tidak optimalnya manajemen
mengendalikan
kemampuan
ada
kecenderungan
bahwa
individu
sulit
tersebut
mampu
perasaan,
tingkah
dan
mengatur
pikiran
dalam
dorongan-dorongan yang ada dalam
tujuan.
Menurut
dirinya. Namun apabila individu
mengarahkan
Macan, 1990 (dalam Ratih, 2013)
yang
2
terjebak
dalam
proses
pengaturan dirinya sendiri, mereka akan
merasa
kesulitan
Berdasarkan
untuk
tujuan
yang
diajukan diatas maka diharapkan
membagi waktu yang digunakan
penelitian ini memberikan manfaat :
untuk mengerjakan pekerjaan kantor
1.
Secara Teoritik
yang semakin menumpuk, sehingga
Sebagai referensi dan tambahan
tugas dan pekerjaan tidak dapat
bagi
dilaksanakan
secara
psikologi
Penumpukan
pekerjaan
maksimal. menjadi
ilmu
terutama
ilmu
psikologi dalam bidang industri
salah satu sumber dari stres kerja
dan organisasi.
yaitu pekerjaan itu sendiri. Berdasarkan
pengembangan
2. rumusan
Secara Praktis Adanya penelitian ini
masalah tersebut penulis tertarik
digunakan
untuk menguji lebih lanjut guna
kepada RS. Ortopedi Prof. Dr.
mengadakan penelitian berjudul :
R. Soeharso Surakarta dalam
“Hubungan Antara Manajemen Diri
rangka menurunkan stres kerja
Dengan Stres Kerja Pada Tenaga
khususnya
Kesehatan Non Keperawatan di RS.
kesehatan non keperawatan di
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
RS.
Surakarta”.
Soeharso Surakarta.
Tujuan penelitian ini adalah: 1.
2.
3.
Mengetahui
hubungan
Ortopedi
masukan
pada
Prof.
tenaga
Dr.
R.
METODE PENELITIAN
antara
Populasi dalam penelitian ini
manajemen diri dengan stres
adalah
kerja.
Ortopedi Prof DR. R. Soeharso
Mengetahui peran manajemen
Surakarta berjumlah 650 orang (Peta
diri terhadap stres kerja.
Kepegawaian RSO, 2014). Bentuk
Mengetahui
seberapa
besar
Mengetahui
seberapa
semua
karyawan
RS.
sampel pada penelitian ini adalah
tingkat stres kerja 4.
sebagai
dapat
purposive sample yaitu pengambilan besar
sampel didasarkan pada ciri-ciri atau
tingkat manajemen diri.
karakteristik subjek yang yang telah ditentukan oleh peneliti. Sampel pada penelitian ini adalah yang
3
tenaga kesehatan non keperawatan di
Jadi rerata empirik > rerata hipotetik
RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
yang berarti pada umumnya subyek
Surakarta berjumlah 89 orang.
mempunyai manajemen diri
Metode pengumpulan data
yang
tinggi. Kondisi tinggi ini dapat
yang digunakan dalam penelitian ini
diinterpretasikan
adalah skala stres kerja dan skala
penelitian pada dasarnya memilki
manajemen diri. Teknik analisis data
sikap yang terbentuk secara baik,
yang digunakandalam penelitian ini
dari aspek manajemen diri seperti
menggunakan
yang dikemukakan oleh Maxwell
teknik
korelasi
product moment. HASIL
bahwa
subjek
(Prijosaksono, 2001) yaitu aspek
PENELITIAN
pengelolaan waktu yang meliputi
DAN
ketepatan waktu, perencanaan waktu,
PEMBAHASAN Dari hasil analisis dengan
dapat memanfaatkan waktu secara
menggunakan teknik analisis product
efisien
moment diperoleh nilai (r) sebesar -
penundaan pekerjaan. Selanjutnya
0,562, p = 0,000 (p ≤ 0,01) maka
aspek hubungan antar manusia yang
dapat
hubungan
meliputi kepedulian terhadap sesama,
negatif yang sangat signifikan antara
senang berinteraksi dengan orang
manajemen diri dengan stres kerja
lain,
pada
harmonis, mudah beradaptasi dengan
dikatakan
Tenaga
ada
Kesehatan
Non
serta
tidak
menjalin
melakukan
hubungan
Keperawatan di RS Ortopedi Prof.
lingkungan,
Dr.
jika
menghargai sesama, dan membentuk
semakin tinggi manajemen diri maka
suasana kekeluargaan. Dan aspek
semakin rendah stres kerja, begitu
perspektif diri yang meliputi sikap
pula sebaliknya jika semakin rendah
mandiri, percaya diri, sadar diri,
manajemen diri maka semakin tinggi
kreatif,
stres kerja. Hal ini berarti hipotesis
berpendirian teguh.
R.
Soeharso.
Artinya
yang diajukan penulis diterima. Rerata
empirik
(RE)
jujur,
mencintai
yang
tidak
sesama,
egois,
dan
Rerata Empirik (RE) sebesar
variabel
58,92 dan rerata hipotetik (RH)
manajemen diri sebesar 93,51 dan
sebesar 82,5. Jadi Rerata Empirik <
rerata hipotetik (RH) sebesar 75.
Rerata Hipotetik yang berarti pada
4
umumnya subyek mempunyai stres
Stressor ekstra organisasi misalnya,
kerja yang rendah. Kondisi rendah
perubahan
ini dapat diartikan bahwa Tenaga
globalisasi, keluarga, dan lain-lain.
Kesehatan Non Keperawatan di RS.
2)
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
memfokuskan pada kebijakan atau
Surakarta meskipun mengalami stres
peraturan
kerja, namun kondisi tersebut tidak
menimbulkan tekanan yang berlebih
sampai
pada
mengganggu
menghambat
aktivitas
Subjek
mengalami
atau
sosial
Stressor
dan
teknologi,
organisasi
organisasi
karyawan.
3)
yang
yang
Stressor
kerjanya.
kelompok misalnya rekan kerja atau
gejala-
supervisor atau atasan langsung dari
gejala stres kerja yang cukup serius
karyawan. 4) Stressor individual
baik dari
aspek perilaku atau
misalnya, seorang karyawan terlibat
tindakan, proses sikap atau berfikir,
konflik dengan karyawan lainnya,
emosi atau perasaan dan aspek fisik
sehingga
atau
hal
tersendiri ketika karyawan tersebut
bahwa
menjalankan tugas dalam organisasi
tidak
fisiologis.
tersebut
Berdasarkan
dapat
subjek
dikatakan
penelitian
memiliki
menimbulkan
tekanan
tersebut (Luthans, 2006).
manajemen diri yang tinggi dan stres kerja yang rendah. Dari data hasil penelitian diatas
dan
dari
memperkuat, bahwa
pendapat
dapat manajemen
PENUTUP
yang
Kesimpulan
dinyatakan
Berdasarkan
diri
hasil
data yang telah dilakukan dapat
mempengaruhi stres kerja. Hal ini
diambil kesimpulan bahwa :
dapat
1.
dilihat
dari
analisis
sumbangan
Diperoleh
nilai
koefisien
efektifnya sebesar 31,6%. Berarti
korelasi (r) sebesar -0,562 ; p =
masih terdapat 68,4% faktor-faktor
0,000 (p ≤ 0,01) maka dapat
lain yang dapat mempengaruhi stres
dikatakan ada hubungan negatif
kerja diluar variabel manajemen diri.
yang sangat signifikan antara
Faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen diri dengan stres
stres kerja tersebut dapat berupa : 1)
kerja.
5
Artinya
jika
semakin
tinggi manajemen diri maka
(RE) sebesar 93,51 sedangkan
semakin rendah stres kerja pada
rerata hipotetik (RH) sebesar 75.
tenaga
kesehatan
non
keperawatan di RS. Ortopedi
Saran - Saran
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. 2.
Peranan atau sumbangan efektif
dan kesimpulan di atas, ada beberapa
variabel
saran yang dapat peneliti berikan,
manajemen
diri
terhadap stres kerja pada tenaga
antara lain :
kesehatan non keperawatan di
1.
RS.
Ortopedi
Soeharso
Prof.
Dr.
Surakarta
R.
Bagi RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
sebesar
Sesuai dengan hasil penelitian
31,6% yang ditunjukkan dengan
diketahui manajemen diri subjek
koefisien
3.
Berdasarkan hasil penelitian
2
determinasi
(r )
penelitian
tergolong
tinggi
dan
sebesar 0,316. Berarti masih
tingkat stres kerja yang tergolong
terdapat 68,4% variabel lain
rendah.
yang mempengaruhi stres kerja
masukan
diluar variabel manajemen diri.
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Tingkat stres kerja pada tenaga
Surakarta
kesehatan non keperawatan di
menurunkan tingkat stres tenaga
RS.
R.
kesehatan non keperawatan di RS.
Soeharso Surakarta tergolong
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
rendah, hal ini ditunjukkan oleh
Surakarta
rerata
aspek-aspek berikut :
Ortopedi
empirik
Prof.
(RE)
Dr.
sebesar
Peneliti kepada
memberikan Pimpinan
terutama
dengan
RS.
dalam
memperhatikan
58,92 sedangkan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5. 4.
a.
Berdasarkan aspek pengelolaan
Tingkat manajemen diri pada
waktu:
tenaga
Pimpinan RS. Ortopedi Prof. Dr.
kesehatan
non
keperawatan di RS. Ortopedi
R.
Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
diharapkan melakukan evaluasi
tergolong
target-target kerja yang telah
tinggi,
hal
ini
ditunjukkan oleh rerata empirik
Soeharso
ditentukan
6
jangka
Surakarta
waktu
penyelesaiannya.
Hal
ini
kesehatan
non
keperawatan
dimaksudkan
agar
evaluasi
diharapkan akan menurunkan
target
dapat
berjalan
tingkat stres kerja.
kerja
dengan tepat dan sesuai secara
b.
Berdasarkan
aspek
perspektif
menyeluruh dari tingkat atasan
diri :
sampai
Pimpinan RS. Ortopedi Prof. Dr.
bawahan,
dengan
menyesuaikan hasil kerja dan
R.
data objective dari buku log
diharapkan dapat mengarahkan
(buku kinerja).
bawahannya
Berdasarkan
aspek
hubungan
Soeharso
Surakarta
berupa
sikap
kepemimpinan dan manajerial
antar manusia :
yang
Pimpinan RS. Ortopedi Prof. Dr.
manajemen
R.
memungkinkan seseorang akan
Soeharso
Surakarta
diharapkan mampu mengenali
baik.
Penerapan
diri
yang
baik
terhindar dari stres kerja.
dan peka terhadap segala hal
2.
Bagi Tenaga Kesehatan Non
yang berada disekitarnya, selain
Keperawatan di RS. Ortopedi
itu
Prof.
pimpinan
dapat
motivator
dan
tenaga
kesehatan
menjadi
rujukan
Dr.
bagi
Surakarta
non
Berdasarkan
R.
Soeharso
hasil
penelitian
keperawatan saat menghadapi
diketahui manajemen diri subjek
berbagai masalah, sebab tenaga
penelitian
kesehatan
tingkat stres kerja yang tergolong
non
keperawatan
tergolong
rendah.
seorang pemimpin ada solusi
penelitian ini peneliti memberikan
bagi
mereka
masukan bagi tenaga kesehatan non
hadapi dan merupakan pribadi
keperawatan di RS. Ortopedi Prof.
yang memang disenangi oleh
Dr. R. Soeharso Surakarta terutama
orang-orang
disekitarnya.
dalam menurunkan tingkat stres
Dengan adanya komunikasi dan
dengan memperhatikan aspek-aspek
hubungan
berikut :
pimpinan
yang
yang
baik
dengan
antara tenaga
7
dengan
dan
beranggapan bahwa pada diri
masalah
Sesuai
tinggi
hasil
a.
Berdasarkan aspek pengelolaan
menghormati keyakinan dan
waktu, tenaga kesehatan non
hak asasi orang lain.
keperawatan dapat melakukan
2) Berusaha
mudah
hal-hal sebagai berikut :
beradaptasi
1) Menetapkan
lingkungan baru dan tidak
target-target
dan prioritas kerja, serta membuat
jadwal
dengan
memilih-milih kawan.
kerja
3) Memberi kebebasan orang
harian dan bekerjalah sesuai
lain untuk mengembangkan
dengan prioritas kerja lalu
potensi yang tersembunyi
tentukan
dan
jangka
waktu
penyelesaiannya.
kantor
tepat
waktu
dan
tanggungjawab
pekerjaan
sesuai
harian
ditetapkan,
siapapun
tanpa
c.
jadwal
yang
waktu
demi
Berdasarkan diri,
aspek
tenaga
keperawatan dapat melakukan
harus
hal-hal sebagai berikut : 1) Berusaha untuk memahami
untuk
diri sendiri terlebih dahulu
kinerja).
kelebihannya, hubungan
belajar
antar manusia, tenaga kesehatan non
keperawatan
melakukan
hal-hal
interaksi
kekurangan
dan
setelah
memahami
itu
orang
lain.
dapat
2) Selalu berlaku jujur baik
sebagai
dalam kehidupan sehari-hari
berikut : 1) Berusaha
non
telah
baik
aspek
perspektif
kesehatan
menulis buku log (buku
Berdasarkan
tujuan
pribadi.
menunda pekerjaan. 3) Manfaatkan
mereka
serta tidak mengorbankan
kemudian laksanakan tugas
kerja
membiarkan
berinovasi secara mandiri,
2) Berusaha untuk datang ke
b.
untuk
maupun dalam pekerjaan. memperbaiki dengan
mengandalkan orang lain
orang lain tanpa sikap yang
untuk melakukan sesuatu
berlebihan
sosial
3) Tidak berpangku tangan dan
dengan
8
yang seharusnya menjadi
industri dan organisasi.
tanggung jawab sendiri. 3.
Bagi Ilmuan Psikologi Penelitian ini diharapkan dapat
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya
menjadi sumbangan informasi dan
Bagi peneliti selanjutnya yang
wacana pemikiran tentang hubungan
tertarik untuk melakukan penelitian
antara manajemen diri dengan stres
dengan tema dan tempat penelitian
kerja pada tenaga kesehatan non
yang
keperawatan di RS. Ortopedi Prof.
membandingkan tingkat stres kerja
Dr. R. Soeharso Surakarta sehingga
ataupun tingkat manajemen diri dari
dapat memberikan kontribusi dalam
tenaga kesehatan antar instalasi yang
memperkaya
berada di RS. Ortopedi Prof. Dr. R.
penelitian khususnya
khasanah dan di
hasil
pengembangan bidang
sama
diharapkan
mampu
Soeharso Surakarta.
psikologi
DAFTAR PUSTAKA
Afram. 2012. Manajer dan Supervisor. Yogyakarta: Buku Pintar. Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Cetakan V. Jakarta: Rineka Cipta. Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. _______. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Darasati, P. 2012. Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja dengan Kinerja Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Type Madya Pabelan Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diahsari, Erita Y. 2001. Kontribusi Stres pada Produktivitas Kerja. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol 16. No.4. Hal. 360-371. Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2013. Dokumen Deskripsi Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) Kabupaten Sukoharjo.
9
Gie, T.L. 1996. Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta: Liberty. Gustina, A. 2009. Hubungan antara Manajemen Diri dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Handoko, T.H. 1997. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE UGM. Hartanti dan Rahaju, S. 2003. Peran Sense Of Humor pada Dampak Negatif Stres Kerja. Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol 18. Hal. 393-408. Igor, S. 1997. Pekerjaan anda bagaimana mendapatkannya bagaimana mempertahankannya. Alih Bahasa: Monica. Solo. Dabara. Jawwad, M. AA. 2003. Manajemen Diri. Bandung: Syaamil Cipta Media. Keenan, Kate. 1995. Manajemen Pengaturan Diri Sendiri. Jakarta: PT Anem Kosong Anem. Krug, S. G. 1980. Clinical Analysis Questionare Manual. Champaign Illinos : Institute for Personality and Ability Testing, Inc. Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi 10 th. Edisi Indonesia. Yogyakarta : Penerbit ANDI. ____________ . 2012. Perilaku Organisasi. Jakarta : Penerbit Andi Manktelow, James. 2009. Mengendalikan Stres. Jakarta : Erlangga Manz, C.C. , & Sims, H. Positivisme . Jr. 1995. Self – Management as A Subtitude Leadership : A Social Learning Theory Perspective. New York ; Mc grow Hill. Maryland Institude. 2005. The Characteristic of Emotional Maturity. Diakses dari http: // www.jstor.org/stable/257111, Tanggal 15 Oktober 2013 jam 13.57 Megawati, N. 2010. Hubungan antara Manajemen Diri dengan Prokrastinasi Kerja pada Pegawai Negeri Sipil. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nasrudin, Endin. 2010. Psikologi Manajemen. Bandung : Pustaka Setia. Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. 2007. Human develompment (10 th
10
ed.). New York: Mc Graw Hill. Prijosaksono. 2001. Self Management Series. Jakarta: Gramedia. Ratih, Tri. 2013. Hubungan antara Manajemen Diri dengan Prestasi Kerja Karyawan. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rengganis, D.R.P. 2005. Peran Manajemen Diri dan Kematangan Emosi dengan Pengambilan Keputusan. Thesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Sekolah Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Revalika, Nadia. 2012. Perbedaan Stres Kerja Ditinjau dari Shift Kerja pada Perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol.2 No.01, Februari 2013. Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALFABETA. RSO. 2012. Profil RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Surakarta : RSO Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta. Sumarni, M & Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset. Steven, S., dkk. 1998. Stress at Work. Diakses dari www.cdc.gov/niash Tanggal 28 September 2013. Waluyo, Minto. 2013. Psikologi Industri. Jakarta: Akademia Permata. Widhiarso, Wahyu . 2010. Pengembangan Skala Psikologi : Lima Kategori Respons ataukah Empat Kategori Respons?. Diakses dari http: // widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010_respon_alternatif_tengah_ pada_skala_likert.pdf, Tanggal 21 februari 2014 jam 11.25. Widyasrini, Jati. 2013. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Tingkat Stres Kerja pada Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Winarsunu, Tulus. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang : UMM Press
11