HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia remaja merupakan periode yang dikategorikan rentan gizi, karena, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan mempengaruhi masukan energi dan zat gizi. Tingkat asu pan energi sangat mempengaruhi status gizi sehingga remaja memerlukan asupan gizi yang seimbang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi pelajar SMA Negeri 2 Tompaso. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Tompaso. Responden dalam penelitian ini adalah siswa yang memenuhi criteria penelitian yaitu sebanyak 74 orang. Data penelitian ini diperoleh dari pengukuran tinggi badan dan berat badan dan wawancara dengan menggunakan food recall 2 hari x 24 jam dengan bantuan food model. Hasil uji statistik Spearman menunjukan ada hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan status gizi IMT/U dengan nilai p= 0,001 (p<0,05). Sedangkan dari hasil uji statistik spearman menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energy dengan status gizi TB/U d engan nilai p=0,176 (p>0,05). Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan status gizi IMT/U dan tidak terdapat hubungan asupan energi dengan status gizi TB/U pelajar SMA Negeri 2 Tompaso. Kata Kunci : Remaja, Asupan Energi, Status Gizi ABSTRACT Adolescence is a period that can be categorize as a susceptible nutrition because the growth of speeding up and development of the body needs much energy and nutritional essence. The change of lifestyle and the habit of eat influence the input energy and the nutritional essence. The level of energy intake extremely influences the nutritionl status so the adolescents need a balanced nutrition. The purpose of this research is to know wheter the relation between energy intake with nutritional status of the students in SMA Negeri 2 Tompaso.This is a kind of observational analytic research with the cross sectional study approach. The population in this research are whole students at the second and third grade in SMA Negeri 2 Tompaso. The Respondent in this rese arch are 74 students that fill the criteria of this research. Data Research is taken by the measuring of their tall and their weight and interview that use food recall 2 days x 24 hours with the food model assist. The result of Spearman statistic test shows that there is a meaningful relation between energy intake with nutritional status IMT/U with the value of p= 0,001 (p<0,05) whereas The result of Spearman statistic test shows there is no a meaningful relation between energy intake with nutritional status TB/U with the value of p=0,176 (p>0,05).In this case shows that there is a significant relation between energy intake with nutritional status IMT/U and there is no relation of nutrition and nutritional status TB/U of the students of SMA Negeri 2 Tompaso. Keywords: Adolescents, Energy Intake , Nutritional status
1
PENDAHULUAN Usia remaja merupakan periode yang
bahwa di Indonesia prevalensi obesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dikategorikan rentan gizi, ada tiga alasan
umur 13-18 tahun banyak didapati pada
yaitu pertama, percepatan pertumbuhan
laki-laki yaitu 2,9% sedangkan pada
dan perkembangan tubuh memerlukan
perempuan 2%. Kejadian obesitas di
energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua,
perubahan
gaya
hidup
Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3, 4%
dan
dan
kebiasaan makan mempengaruhi masukan
nasional
energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan,
berlebihan
yang
dan
makan
akhirnya
dan
gizi lebih bahkan obesitas. Salah
organ
asupan energi.
perubahan kepribadian termasuk emosi.
Provinsi
akan
dengan
hidup
dengan aktivitas fisik dapat menimbulkan masalah
Banten, Kalimantan Tengah, Papua, Jawa
Pada
umumnya
makan yang kurang tepat karena faktor
Bali, Kalimantan Timur, DKI
gizi lebih.
masalah gizi remaja disebabkan oleh pola
Timur, Kepulauan Riau, Gorontalo, DI dan
terjadinya
lemak dan kolestrol dan tidak diimbangi
Belitung, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan,
Utara
mengakibatkan
menunjuk pada pola makan tinggi kalori,
diatas prevalensi nasional, yaitu Bangka
Sulawesi
terjadinya
perubahan pola makan masyarakat yang
belas
provinsi dengan prevalensi sangat gemuk
Yogyakarta,
menyebabkan
penambahan berat badan. Perubahan gaya
Jakarta (4,2%) dan terendah adalah Lima
Asupan energi yang
dengan kurang melakukan aktivitas fisik
prevalensi gemuk tertinggi adalah DKI Sulawesi Barat (0,6%).
yang
pengeluaran energi yang seimbang atau
yang terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 obesitas.
faktor
berlebih dan tidak dimbangi dengan
remaja
umur 16 – 18 tahun sebanyak 7,3 persen persen
satu
mempengaruhi status gizi adalah tingkat
reproduksi, perubahan bersosialisasi dan Prevalensi gemuk pada
kejadian
Indonesia lebih mengarah kepada masalah
perubahan,
kematangan
ini
masalah gizi yang dialami oleh remaja di
diantaranya perubahan fisik, menyangkut pertumbuhan
angka
Hal
kejadian obesitas Nasional. Itu berarti
mengalami
banyak
2,5%.
obesitas
Sulawesi Utara lebih tinggi dari angka
secara
obesitas. Pada masa ini, remaja banyak mengalami
bahwa
kejadian
obesitas pada usia 13-18 tahun di Provinsi
alkohol dan obat-obatan, serta tidak remaja
angka
sebesar
menunjukan
keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan sedikit
untuk
lingkungan dan faktor personal atau
Jakarta.
individual dari remaja itu sendiri
(Riskesdes 2013).
SMA Negeri 2 Tompaso terletak di
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
desa Pinabetengan Utara Kecamatan
(Riskesdas) tahun 2013 dapat dilihat 2
Tompaso Barat Kabupaten Minahasa.
responden, serta melakukan pengukuran
Beberapa pelajar SMA Negeri 2 Tompaso
berat
menunjukkan bahwa pelajar di sekolah
Berdasarkan hasil, sebanyak 39,2 %
tersebut
sarapanj pagi
responden berusia 15 tahun. Jenis kelamin
sebelum berangkat ke sekolah, anak laki-
responden laki-laki 43,2% dan perempuan
laki yang memiliki aktifitas fisik yang
56,8 %. Mayoritas pekerjaan orang tua
banyak seperti berolahraga setiap hari,
responden
berjalan
Mayoritas pendidikan terakhir orang tua
jarang
pergi
sedangkan
intuk
dan
anak
pulang
sekolah
perempuan
yang
badan
dan
tinggi
adalah
badan.
petani
60,8%.
responden adalah SMA sebanyak 40,5%.
diwawancara mereka mengatakan pernah
Distribusi
asupan
melakukan diet karena tubuh langsing
responden dapat dilihat pada table 1
sering menjadi idaman bagi remaja putri.
Table
1
Mereka hanya makan sekali sehari atau
energi
Distribusi
dari
Asupan
74
Energi
Responden
makan makanan seadanya serta tidak
Energi n % Kurang 32 43,2 Cukup 31 41,9 Lebih 11 14,9 Total 74 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
makan nasi. Sehingga kebutuhan gizi mereka tidak terpenuhi dan penerapan prinsip gizi keliru, serta menyebabkan terjadinya gangguan gizi.
distribusi
Asupan
energi
yang
di
konsumsi responden sebagian besar cukup
METODE PENELITIAN jenis
yaitu 31 responden (41,9%) , Asupan
penelitian analitik dengan pendekatan
energy kurang 5 responden (43,2%) dan
cross sectional atau potong lintang yang
asupan energi lebih 8 responden (14,9%).
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Tompaso
Distribusi status gizi berdasarkan IMT/U
pada bulan September – Oktober 2016.
dapat dilihat pada table 2
Penelitian
ini
menggunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel
semua siswa kelas XI dan XII , responden
Penelitian yang dilakukan pada 74 pelajar SMA Negeri 2 Tompaso, yang dialkukan karakteristik asupan
responden
energy
yang
wawancara dan
Status
Gizi
IMT/U n % Kurus 4 5,4 Normal 65 87,8 Gemuk 5 6,8 Total 74 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat
HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan
Distribusi
Berdasarkan IMT/U
yang didapat sebanyak 74 responden.
dengan
2
distribusi status gizi berdasarkan IMT/U
jumlah
sebagian
dikonsumsi
3
besar
memiliki status
gizi
normal berjumlah 65 responden (87,8%),
N
Gemuk berjumlah 5 responden (6,8%),
Berdasarkan
Kurus berjumlah 4 responden (5,4%).
menggunakan uji spearman pada tabel 4.
Distribusi status gizi berdasarkan TB/U
maka didapatkan hasil signifikan 0,001
dapat dilihat pada table 3
sehingga
Tabel
3..Distribusi
Status
Gizi
74 analisis
dapat
74
bivariat dengan
disimpulkan
bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara
Berdasarkan TB/U
asupan energi dan status gizi. Sedangkan
Status Gizi
n
%
nilai koefisien r = 0,395 yang dapat
Pendek
4
5,4
diartikan bahwa hubungan antara asupan
Pendek
70
94,6
energi dan status gizi tergolong sedang
Total
74
100
dengan arah kolerasi positif menunjukan
Dari tabel diatas dapat dilihat distribusi
bahwa peningkatan asupan energi akan
status gizi berdasarkan TB/U sebagian
meningkatkan status gizi ke arah obesitas.
besar
memiliki
status
gizi
normal
berjumlah 68 responden (91,9%), status
Hubungan antara asupan energi dengan
gizi pendek 6 responden (8,1%).
status gizi TB/U dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji Statistik Spearman
Hubungan antara asupan energi dengan status gizi IMT/U dapat dilihat pada tabel
Hubungan
4
Energy Dengan Status Gizi
Tabel 4..Hasil Uji Statistik Spearman
TB/U
Hubungan
Antara
Energi Dengan
Spearman’s rho
Asupan
Status
Asupan
Correlation
1.000
-159
Energi
coefficient
-
,176
74
74
Correlation
-159
1.000
coefficient
,176
-
74
74
Sig.
Energi
Energi
coefficient Sig.
1.000
.395**
-
,001
N TB/U
tailed)
IMT/U
74
74
Correlation
.395**
1.000
coefficient
,001
-
Sig.
(2-
tailed)
(2-
N
TB/U
Energi
Asupan IMT/U
Asupan Correlation
Asupan
Asupan
Gizi
IMT/U Spearman’s rho
Antara
Sig.
(2-
tailed) N
(2-
tailed)
4
Berdasarkan
analisis
menggunakan
uji
bivariat dengan statistik
statistic
spearman pada tabel 5 maka didapatkan
hubungan yang bermakna. Hal tersebut
hasil signifikan 0,176 sehingga dapat
mungkin disebabkan perhitungan asupan
disimpulkan
terdapat
energi yang tidak tepat, salah satunya
hubungan yang signifikan antara asupan
diduga akibat penggunaan metode food
energi dan ststus gizi. Sedangkan nilai
recall 24 jam. Tinggi badan tidak banyak
koefisien r = -159 yang dapat diartikan
terpengaruh dengan perubahan mendadak,
bahwa hubungan antara asupan energi dan
karena tinggi badan merupakan hasil
status gizi tergolong sedang dengan arah
pertumbuhan secara akumulatif sejak
kolerasi negative.
lahir,
Hasil
bahwa
tidak
penelitian
menunjukkan
dan
karena
itu
memberikan
gambaran riwayat status gizi masa lalu.
responden dengan asupan energi cukup
KESIMPULAN
dengan
berdasarkan hasil dengan menggunakan
status
gizi
IMT/U
normal
sebanyak 29 responden (39,2%)
.
survey konsumsi makanan dengan metode
Responden yang asupan energi cukup
food recall didapatkan hasil sebagian
dengan
normal
besar pelajar SMA Negeri 2 Tompaso
(39,2%).
memiliki asupan energi 43,2% dan cukup
Keseimbangan energy dicapai bila energi
41,9%. Berdasarkan penimbangan berat
yang
masuk kedalam tubuh melalui
badan dan pengukuran tinggi badan di
makanan sama dengan energy yang
dapatkan hasil Status gizi pelajar siswa
dikeluarkan.
m
kelas XI dan XII SMA Negeri 2 Tompaso
enghasilkan berat badan ideal/normal.
IMT/U berstatus gizi normal 87,8% dan
(Almatsier, 2009).
TB/U bersatus gizi normal 94,6%.
status
berjumlah
29
gizi
responden
Keadaan
Hasil analisis kolerasi
TB/U
Spearman
ini
akan
menggunakan uji dengan
tingkat
SARAN
kemaknaan 95%(α=0,05) menunjukkan
Meningkatkan asupan zat gizi, baik zat
bahwa hubungan antara asupan energi
gizi makro maupun mikro bagi anak yang
dengan status gizi IMT/U dengan nilai
tingkat
signifikan p= 0,001, yang berarti terdapat
sehingga
hubungan yang bermakna
sedangkan
kecukupan gizi sesuai yang dianjurkan.
indeks yang kedua hubungan antara
Sebaiknya pihak sekolah melaksanakan
asupan energi dengan status gizi TB/U
kegiatan dalam upaya peningkatan gizi
menunjukkan nilai signifikan p= 0,176,
dengan dilakukan pemeriksaan periodik
yang berarti bahwa kolerasi antara asupan
berupa penimbangan berat badan dan
energi dengan status gizi pelajar SMA
pengukuran
Negeri 2 Tompaso tidak mempunyai
mengetahui status gizi siswa
5
konsumsi dapat
tinggi
energinya
kurang
memenuhi
angka
badan
untuk
DAFTAR PUSTAKA Almatsier. S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Arisman.
2009.
Gizi
Dalam
Daur
Kehidupan. Jakarta:ECG Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI . Riset Kesehatan Dasar 2013 Supariasa, I.D.N; Bakri, B dan I Fajar. 2002.
Penilaian Status Gizi.
Antropometri Gizi.Edisi I. Jakarta : EGC Proverawati. A, Wati.E.K. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan gizi kesehatan. Yogyakarta; Mulia Medika.2011 Triwibowo. C. Pusphandani . M.E , Pengantar dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Nuha
Medika.
Yogyakarta. 2015 Reppi. B. Hubungan antara asupan energy dengan status gizi siswi SMA Negeri 4 Manado. Fakultas Kesehatan Universitas
Masyarakat. Sam
ratulangi.
Manado. 2015 Purwati. Hubungan antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pada Pelajar SMP Negeri 10 Kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam
Ratulangi
Manado. 2015
6
7