HUBUNGAN ANEMIA SAAT HAMIL DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEMUH 01 KECAMATAN GEMUH KABUPATEN KENDAL
Kunsianah ABSTRAK Perdarahan postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Hal ini disebabkan 63,5% Ibu hamil di Indonesia menderita anemia yang dapat menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke uterus dan berkurangnya jumlah oksigen dalam darah serta otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan case control atau kasus kontrol. Populasi seluruh ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2014 sejumlah 481 orang, yang terjadi perdarahan sejumlah 33 orang dan yang tidak 448 orang. sampelnya 99 responden terdiri 33 kasus dengan sampel jenuh dan 66 kontrol dengan sampel kuota. Analisis penelitian dengan menggunakan analisis univariat maupun analisis bivariat. Analisis hasil penelitian dari 99 responden, minoritas responden memiliki riwayat anemia saat hamil sebanyak 29 orang (52,7%) dan minoritas mengalami perdarahan post partum sebanyak 33 orang (33,3%). Uji chi square diperoleh p = 0,000 < α 0,05 berarti ada hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum(0,000 p value ≤ 0,05 ). Disarankan bagi masyarakat khususnya ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC (antenatal care) sesuai standar, sehingga dapat diketahui Hb ibu dan dapat dideteksi secara dini terjadinya anemia. Bagi bidan perlu ditingkatkan pemberian tablet zat besi selama melakukan pemeriksaan kehamilan dan periksa HB. Kata kunci : Perdarahan Postpartum, Anemia Saat Hamil PENDAHULUAN Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara maju atau negara-negara di Asia Tenggara masih tergolong cukup tinggi. Data AKI pada tahun 2013 menurut SDKI (Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup, padahal salah satu target MDGs (Milenium Development Goals) pada tahun 2015 adalah meningkatkan kesehatan ibu dengan mengurangi resiko jumlah kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk bisa mencapai target MDGs tersebut (Evi dan Suhanda, 2014). Salah satu penyebab utama kematian ibu baik di dunia maupun negara berkembang secara obstetri langsung adalah perdarahan (28%), preeklamsia/eklamsi (24%), infeksi (11%), sedangkan secara tidak langsung disebabkan oleh trauma obstetri (5%) dan lain-lain (11%). Berdasarkan penyebab terjadinya AKI penyebab utamanya adalah perdarahan pasca persalinan atau postpartum (Saifudin; 2008; h. 15). Perdarahan postpartum adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan dapat terjadi sebelum,
selama, atau sesudah lahirnya plasenta. Penyebab perdarahan post partum antara lain, atonia uteri (5060%), sisa plasenta (23-24%), retensio plasenta (1617%), laserasi jalan lahir (4-5%), Kelainan darah (0,5-0,8%) (Nugroho Taufan, 2012; h.248). Perdarahan postpartum sebagai faktor penyebab kehilangan darah serius yang paling sering dijumpai dibagian obstetrik dan merupakan faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan karena kekurangan energi kronis (KEK) dan kekurangan kadar hemoglobin. Kasus perdarahan postpartum harus segera mendapatkan penanganan yang tepat karena dapat mengancam jiwa. Seorang ibu dengan perdarahan hebat akan cepat meninggal jika tidak mendapat perawatan medis yang sesuai, termasuk pemberian obat-obatan, prosedur klinis sederhana, transfusi darah dan operasi. Di daerah dengan akses terbatas untuk memperoleh perawatan petugas medis, transportasi, dan pelayanan gawat darurat akan menyebabkan terjadinya keterlambatan penanganan sehingga risiko kematian karena perdarahan postpartum meningkat. Kondisi tersebut diperburuk apabila ibu mengalami anemia (Atikah, 2011; h. 25) Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel
Hubungan Anemia Saat Hamil dengan Kejadian …. (Kunsianah)
13
darah merah mengandung hemoglobin (Atikah, 2011; h. 22). Hemoglobin adalah molekul protein di dalam sel darah merah yang bergabung dengan oksigen dan karbondioksida untuk diangkut melalui sistem peredaran darah ke sel-sel dalam tubuh. Ibu hamil yang normal memiliki kadar hemoglobin lebih dari atau sama dengan 11 gr%. Saat post partum minimal harus 10 gr%, apabila kurang dari jumlah tersebut akan menimbulkan hemodilusi (pengenceran darah) yang membuat sirkulasi oksigen terganggu (Sulastri, 2011) Kekurangan kadar hemoglobin dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen dibawa atau ditransfer ke sel tubuh maupun sel otak dan uterus. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak dapat berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul atonia uteri yang mengakibatkan perdarahan banyak. Pada wanita hamil, kekurangan kadar hemoglobin meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan persalinan dan nifas. Pengaruh kekurangan kadar hemoglobin dalam darah saat persalinan dapat berupa gangguan his, partus lama dan perdarahan karena atonia uteri. Disamping menyebabkan kematian, perdarahan post partum memperbesar kemungkinan infeksi puerpureal dan anemia yang berkelanjutan (Wiknjosastro, 2010; h. 45). Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi, kekurangan asam folat, infeksi dan kelainan darah. Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti: 1) Gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak (Manuaba, 2010; h.32). Angka kematian ibu di Kabupaten Kendal pada tahun 2011 menempati urutan ke 7 terbesar se Jawa Tengah yaitu sebesar 27 kematian ibu. Menurut data kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 2014 angka kematian ibu di Jawa Tengah sebanyak 711 kasus, sedangkan untuk kabupaten Kendal sebesar 15 kasus. Kematian ibu disebabkan antara lain karena lain – lain (42%), eklamsi (37%), perdarahan (17%) dan infeksi (4%) (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2014). Data study pendahuluan di Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal diperoleh bahwa jumlah ibu bersalin pada bulan Nopember 2014 sebanyak 43 orang. Sebanyak 13 orang (30,23%) mengalami anemia saat hamil dan 11 orang (25,58%) anemia di antaranya mengalami perdarahan postpartum. Setelah dilakukan wawancara pada 10 orang ibu nifas yang kejadian perdarahan postpartum diketahui sebanyak 5 orang ibu nifas mengalami anemia saat hamil dan 3 orang ibu nifas disebabkan 14
faktor jarak hamil < 2 tahun serta 2 orang lainnya disebabkan grandemultipara atau telah melahirkan janin lebih dari lima kali. Penelitiann ini akan menganalisis Hubungan antara Anemia Saat Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal”. METODE PENELITIAN KerangkaKonsepPenelitian Variabel Independent
Variabel Dependen
Anemia saat hamil
Perdarahan Post Partum
Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah menggunakan metode survey analitik, yaitu survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian Melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomena baik antara faktor resiko dengan faktor efek, maupun antar faktor resiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2010; h.145). Rancangan ini menggunakan pendekatan case control atau kasus kontrol yaitu suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut bagaimana faktor resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan restropektive (Notoatmodjo, 2010; h. 143) Studi Restropektif (Restropektif Study) adalah penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri ke belakang tentang penyebabnya (Notoatmodjo,2010). Dalam hal ini yang termasuk faktor resiko adalah anemia saat hamil. Sedangkan variabel yang termasuk faktor efek adalah kejadian perdarahan postpartum (Notoatmodjo, 2010;h. 148). Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dari bulan Januari sampai dengan Oktober 2014 sejumlah 481 orang, yang terjadi perdarahan sejumlah 33 orang dan yang tidak 448 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010;h. 79). Apabila besar sampel kasus dan kontrol tidak sama, maka dibuat modifikasi besar sampel dengan memperhatikan rasio kontrol J. Ilmu Kesh. Vol. 6 No. 2, Januari 2016
terhadap kasus dengan perbandingan 1 : 2 (Hidayat, 2007; h.78). Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah kasus sejumlah 33 orang dan kontrol sejumlah 66 orang Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data primer dalam penelitian ini dikaji dengan menggunakan instrumen penelitian berupa isian data ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum dan data hasil pemeriksaan hemoglobin pasien saat hamil melalui KMS ibu hamil PengolahandanAnalisa Data Teknik pengolahan data dilakukan melalui empat tahapan yaitu : editing, coding, scoring, tabulatingdata. Data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis secara kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk memperoleh gambaran tentang frekuensi dari tiap variabel baik variabel deppenden maupun variabel indeppenden, serta analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel deppenden maupun variabel indeppenden, dengan menggunakan uji korelasi Chi Square
HASIL PENELITIAN 1. Anemia Saat Hamil Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Anemia saat Hamil di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
Anemia Saat Hamil AAnemia TTidak Anemia JJumlah
F 29
% 52,7
Kontrol (Tidak Perdarahan Postpartum ) f % 26 47,3
4
9,1
40
90,3
44
100,0
33
33,3
66
66,7
99
100,0
Kasus ((Perdarahan Postpartum )
2. Perdarahan Postpartum Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Perdarahan Postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Perdarahan Postpartum Perdarahan Postpartum (Kasus) Tidak perdarahan Postpartum (Kontrol) Jumlah
Persentase (%)
33
33,3
66
66,7
99
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapatlah diketahui bahwa mayoritas ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum sebanyak 33 orang (33,3%) dan yang tidak mengalami perdarahan postpartum sebanyak 66 orang (66,7%). 3. Hubungan antara Anemia Saat Hamil dengan Kejadian Perdarahan Postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal
Tabel 3 Tabulasi Silang Hubungan antara Anemia Saat Hamil dengan Kejadian Perdarahan Postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Anemia Saat Hamil
Jumlah
Anemia
Kasus (Perdarahan Post partum) F % 87,9 29
F 55
% 100,0
Tidak Anemia
4
Jumlah
33
Berdasarkan tabel di atas dapatlah diketahui bahwa mayoritas ibu bersalin yang mengalami anemia saat hamil sebanyak 55 orang (100%) terdiri dari 29 orang (52,7%) kasus (perdarahan postpartum) dan 26 orang (47,3%) sebagai kontrol (tidak perdarahan postpartum). Sedangkan yang tidak mengalami anemia saat hamil sebanyak 44 orang (100%) terdiri dari 4 orang (9,1%) kasus (perdarahan postpartum) dan 40 orang (90,3%) sebagai kontrol (tidak perdarahan postpartum).
Frekuensi
12,1 100,0
Kontrol ( Tidak Perdarahan Post partum ) f % 39,4 26 40 66
60,6 100,0
Jumlah f 55 44 99
P Valu e
% 55,6 44,4
0,000
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapatlah diketahui bahwa ibu bersalin yang mengalami perdarahan postpartum sebanyak 33 orang (100%), dimana jumlah ibu yang mengalami anemia saat hamil sebanyak 29 orang (87,9%), dan yang tidak mengalami anemia saat hamil sebanyak 4 orang (12,1%), sedangkan ibu bersalin yang tidak mengalami perdarahan postpartum sebanyak 66 orang (100%), dimana jumlah ibu bersalin yang tidak mengalami anemia saat hamil sebanyak 40 orang (60,6%) dan yang mengalami anemia saat hamil ada 26 orang (39,4%). Untuk melihat hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum
Hubungan Anemia Saat Hamil dengan Kejadian …. (Kunsianah)
15
dipergunakan uji statistic Chi Square diperoleh nilai p value yaitu 0,000 (p value < α 0,05 ) maka dikatakan bahwa hipotesis diterima sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal BAHASAN 1.
16
Anemia Saat Hamil Hasil penelitian dapat diketahui distribusi ibu bersalin yang mengalami anemia saat hamil sebanyak 29 orang (52,7%) dari 55 ibu bersalin (100%) dan rata-rata kadar Hb ibu hamil tersebut adalah 10,48 gram%. Anemia merupakan kekurangan kualitas maupun kuantitas sel darah yang membawa oksigen disekitar tubuh dalam bentuk hemoglobin, nantinya hal ini akan menimbulkan pengurangan dalam kapasitas sel darah merah untuk membawa oksigen bagi ibu dan janin (Varney H, 2006; h. 70). Anemia saat hamil ialah kondisi ibu dengan kadar Hb dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan trimester 3 atau kadar Hb <10,5 gram% pada trimester 2 karena terjadinya hemodilusi pada trimester II (Sarwono, 2012; h. 76). Kondisi kurangnya sel darah merah yang antara lain ditandai dengan rendahnya kadar Hb ini, membuat proses oksigenasi ke rahim/janin jadi tak lancar. Padahal kadar Hb inilah yang menentukan jumlah oksigen yang diangkut oleh darah. Akibat anemia ini menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dan dibawa hemoglobin berkurang, sehingga tidak dapat memenuhi keperluan jaringan. Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan perdarahan karena efektif sel darah merah berkurang karena Hb menurun, padahal fungsi Hb adalah mengikat oksigen untuk dikirimkan ke organ-organ vital seperti otak dan seluruh tubuh, dengan demikian pengiriman oksigen pun menurun, hal ini menyebabkan efek buruk begitu juga uterus. Otot uterus tidak berkontraksi adekuat / atonia uteri sehingga terjadi perdarahan post partum (Wilson, 2002). Dalam keadaan anemia, yang biasanya terjadi dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang, berbagai organ tubuh menyesuaikan diri dengan menyesuaikan fungsi dengan keadaan yang tidak optimum tersebut, termasuk uterus. Akibatnya, kinerja otot-otot uterus akan berkurang dengan jumlah oksigen yang diperolehnya. Padahal untuk membuat rahim berkontraksi, dibutuhkan energi dan oksigen yang disuplai oleh darah. Sementara makin tipis suplai
kebutuhan tadi, kemampuan kontraksi pun makin lemah ( Puspiyanti, 2011). Menurut Muhammad (2002) berbagai akibat anemia pada wanita hamil dapat menyebabkan risiko perdarahan sebelum atau saat melahirkan, risiko bayi lahir dengan berat badan rendah atau prematur, cacat bawaan, dan cadangan zat besi bayi yang rendah. Selain itu, anemia dalam kehamilan dapat berakibat negatif seperti: 1) gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransfer ke sel tubuh maupun otak, sehingga dapat memberikan efek yang buruk baik pada ibu maupun bayi yang dilahirkan (Manuaba, 2010). 2. Kejadian Perdarahan Postpartum Hasil penelitian dapat diketahui distribusi ibu bersalin yang mengalami perdarahan post partum sebanyak 33 orang (33,3%) dari 99 ibu bersalin yang ada di di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal sejak bulan Januari sampai dengan Oktober 2014. Hal ini ditunjukkan dengan banyak darah yang dikeluarkan ibu pada saat perdarahan post partum adalah rata-rata sebanyak 550 cc. Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal. Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesakitan untuk menentukan jumlah perdarahan yang terjadi, maka batasan jumlah perdarahan disebutkan sebagai perdarahan yang lebih dari normal yang telah menyebabkan perubahan tanda vital (Nugroho, 2012; h. 79). Perdarahan post partum merupakan penyebab kematian maternal terbanyak, Semua wanita yang hamil 20 minggu memiliki resiko perdarahan post partum. Walaupun angka kematian maternal telah turun di negara-negara berkembang, perdarahan post partum tetap merupakan penyebab kematian maternal terbanyak dimana-mana. Perdarahan postpartum sebagai penyebab ketidakmampuan uterus untuk berkontraksi sebagaimana mestinya setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat myometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Atonia uteri terjadi ketika myometrium tidak dapat berkontraksi (Wiknjosastro, 2007; h. 36) Pada saat ibu bersalin maka akan terjadi kontraksi uterus yang adekuat sehingga bayi lahir, J. Ilmu Kesh. Vol. 6 No. 2, Januari 2016
apabila ibu mengalami anemia selama kehamilan maka kontraksi uterus akan berkurang hal ini diakibatkan karena kurangnya jumlah oksigen dan nutrisi pada organ uterus, apabila uterus kekurangan oksigen dan nutrisi maka sel- sel uterus akan mengalami penurunan kinerja berupa penurunan kontraksi, penurunan kontraksi inilah yang akan menyebabkan terjadinya perdarahan . 3. Hubungan antara Anemia Saat Hamil dengan Kejadian Perdarahan Postpartum di Puskesmas Gemuh 01 Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p = 0,000 lebih kecil dari pada taraf signifikan 5% atau p < 0,05 sehingga hipotesis alternative (Ha) diterima, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum. Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir pervaginam atau lebih dari 1000 ml setelah persalinan abdominal. Salah satu penyebab perdarahan postpartum adalah karena anemia saat hamil, akibat dari anemia tersebut maka jumlah oksigen yang dipasok ke uterus berkurang akibatnya jumlah oksigen yang dipasok ke uterus berkurang yaitu ketidakmampuan uterus untuk mengadakan kontraksi sebagaimana mestinya. Sesuai dengan pendapat Atikah (2011) Pada anemia jumlah efektif sel darah merah berkurang. Hal ini mempengaruhi jumlah kadar haemoglobin dalam darah. Kurangnya kadar haemoglobin menyebabkan jumlah oksigen yang diikat dalam darah juga sedikit, sehingga mengurangi jumlah pengiriman oksigen dan cakupan nutrisi ke uterus. Pada saat ibu bersalin maka akan terjadi kontraksi uterus yang adekuat sehingga bayi lahir, apabila ibu mengalami anemia selama kehamilan maka kontraksi uterus akan berkurang hal ini diakibatkan karena kurangnya jumlah oksigen dan nutrisi pada organ uterus, apabila uterus kekurangan oksigen dan nutrisi maka sel- sel uterus akan mengalami penurunan kinerja berupa penurunan kontraksi, penurunan kontraksi inilah yang akan menyebabkan terjadinya perdarahan . Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti: gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransfer ke sel tubuh maupun otak, sehingga dapat memberikan efek yang buruk baik pada ibu maupun bayi yang dilahirkan (Manuaba, 2010).
Pada ibu hamil yang anemia dengan Hb di bawah 10, akan mengalami risiko terjadinya perdarahan akibat hipotoni ataupun atonia besar sekali, sekitar 20-25 persen. Semakin banyak perdarahan, kadar Hb pun semakin menurun. Padahal untuk membuat rahim berkontraksi, dibutuhkan energi dan oksigen yang disuplai oleh darah. Sementara makin tipis suplai kebutuhan tadi, kemampuan kontraksi pun makin lemah ( Puspiyanti, 2011). Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat - serat myometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta. Anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya perdarahan, karena jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang. Sehingga jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun kurang. Hal ini menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga terjadilah perdarahan post partum (Nugroho, 2012). Pada penelitian ini, didapatkan ibu mengalami perdarahan postpartum lebih dari 500 cc dari 99 responden didapatkan 55 ibu dengan anemia (Hb <11 gr%), 52,7% mengalami perdarahan postpartum lebih dari 500 cc dan 47,3% tidak mengalami perdarahan postpartum. Sedangkan 44 ibu yang tidak anemia, 9,1% mengalami perdarahan postpartum lebih dari 500 cc dan 90,3% tidak mengalami perdarahan postpartum. Perdarahan postpartum tersebut disebabkan karena kerja uterus untuk melakukan kontraksi kurang adekuat sehingga terjadi atonia uteri yang menyebabkan perdarahan (Wiknjosastro, 2010). Menurut Sarwono (2012) anemia mempengaruhi kerja dari tiap organ tubuh manusia, karena oksigen yang diikat dalam darah kurang, maka akan mempengaruhi kerja otot uterus untuk mengadakan kontraksi sehingga menyebabkan atonia uteri. Hal ini sesuai dengan teori bahwa Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti: 1) Gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Sehingga dapat memberikan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan (Manuaba, 2010).Kemudian Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum (Wuryanti Ayu, 2010).
Hubungan Anemia Saat Hamil dengan Kejadian …. (Kunsianah)
17
Hasil ini sesuai dengan penelitian Ayu Wuryanti, 2010 di RSUD Wonogiri yang hasilnya menyatakan terdapat hubungan status anemia dengan perdarahan postpartum. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rosmeri, 2000, menunjukan bahwa ibu yang menderita anemia selama hamil mempunyai Pengaruh yang bermakna terhadap Pasca pesrsalinan. Ibu dengan anemia selama hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk mengalami perdarahan pasca persalinan dibandingakan dengan ibu yang tidak mengalami anemia. PENUTUP Penelitian mengenai hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dengan 99 responden dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian kecil ibu memiliki riwayat anemia saat hamil di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal sebanyak 29 orang (52,7%) 2. Sebagian kecil ibu mengalami perdarahan post partum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal adalah sebanyak 33 orang (33,3%). 3. Ada hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan postpartum di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, (0,000 p value < α 0,05 ).
Saran Dengan melihat hasil penelitian mengenai hubungan antara anemia saat hamil dengan kejadian perdarahan di wilayah kerja Puskesmas Gemuh 01 Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal, maka disarankan sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat Khususnya ibu hamil harap melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC (antenatal care) sesuai standar, sehingga dapat diketahui Hb ibu dan dapat dideteksi secara dini terjadinya anemia agar dapat diberikan tablet zat besi untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat anemia. 18
2. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan) Perlu ditingkatkan pemberian tablet zat besi selama melakukan pemeriksaan kehamilan dan periksa HB pada semua ibu hamil agar dapat mencegah terjadinya anemia yang berkelanjutan selama kehamilan, serta perlu dilaksanakan penanganan perdarahan post partum yang tepat karena kita ketahui perdarahan dapat menyebabkan kematian. 3. Bagi Akbid Uniska Kendal Hasil penelitian dapat dijadikan referensi serta perlu ditingkatkan pemahaman mahasiswa mengenai penyebab terjadinya perdarahan post partum dalam proses belajar mengajar di lingkungan program studi kebidanan Uniska Kendal. 4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan dapat dijadikan dasar peneliti selanjutnya untuk lebih memperdalam penyebab terjadinya perdarahan post partum khususnya yang disebabkan anemia saat hamil.
DAFTAR PUSTAKA Anonymus. 2010. Konsep dasar kehamilan.Jurnal kesehatan.
diakses tanggal 20 Oktober 2014 Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Atikah. 2011. Anemia Dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika Boediman,D. 2009.Sehat bersama gizi.Jakarta : Sagung Seto. Dharma, dkk., 2007. Definisi Hemodilusi, http/www.simposia.ac.id/artikel/definisi_ hemodilusi.pdf, artikel Januari 2007. Diakses tanggal 10 November 2014 Dinkes Jateng. 2011. Angka Kematian Ibu. Diakses dari http:://.co.id/post/berita/ 78060/nasional/angka_kematian_ibu_di_indo nesia_meningkat.html;h.1. diakses tanggal 25 Oktober 2014 Evi dan Suhanda. 2014. Angka Kematian Ibu di Indonesia Meningkat. Diakses dari : http//rri.co.id/post/berita/78060/nasional/angk a kematian ibu di indonesia meningkat.html. diakses tanggal 15 November 2014 Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat . Jakarta :Puspa Swara
J. Ilmu Kesh. Vol. 6 No. 2, Januari 2016
JHPIEGO, POGI, JNPKR. 2007. Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Essential. Edisi 3. Jakarta: JHPIEGO, POGI, JNPKR Machfoedz, Irham. 2009. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Mochtar R., 2011. Perdarahan Postpartum, Sinopsis Obstetri, Jilid I Edisi 2, Jakarta: Buku Kedokteran RGC. Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan.edisi 3. Jakarta : Salemba Medika Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Saifuddin. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Bina Pustaka 51 Sarwono. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: CV Alfabeta Sulastri (2011). Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan Penyembuhan Luka Post Section Caesarea (SC) Di Ruang Mawar I RSUD Dr.Moewardi Surakarta. GASTER, Vol.88 No 2 Agustus 2011 (772-782) Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Sunarto. 2010. Hubungan Anemia Saat Kehamilan dengan Kejadian Perdarahan Post partum di RSUD Kabupaten Madiun. https://www.google.co.id/?gws _rd=ssl#q=kejadian+perdarahan+post+partum +di+RSUD+Kabupaten+Madiun. Diakses tanggal 3 November 2014 Tarwoto. 2007. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info Media. Varney S.. 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Cetakan Pertama. Bandung : EGC Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Wuryanti, Ayu. 2010. Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan Postpartum Karena Atonia Uteri Di Rsud Wonogiri. [Online]. Tersedia: http:// digilib.uns.ac.id/ upload/dokumen/ 167420309201012551.pdf. diakses tanggal 2 Nopember 2014
Hubungan Anemia Saat Hamil dengan Kejadian …. (Kunsianah)
19