Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum
46
HUBUNGAN JARAK KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN HEMORAGIK POSTPARTUM DI PUSKESMAS SUMBERBARU
Lia Sawitri, Ririn H, Koni R Abstract: Short pregnancy spacing will give effect to women's health . Based on the results of preliminary studies in Sumberbaru Health Center , in the year 2012 starting from January to December inpartu who was bleeding for 87 cases , who had a history of poor obstetric many as 57 people ( 65.52 % ) , poor obstetric history obtained from 49 individuals ( 59 , 65 % ) with a distance of less than 24 months of pregnancy ( 39.08 % ) . The purpose of this study to determine the relationship of the pregnancy spacing with postpartum hemorrhagic events ( HPP ) in Sumberbaru Health Center in 2012. The study design was a retrospective correlation approach . The population multiparity mother gave birth to a number of 63 people with a total sampling technique. The results showed a number of unsafe pregnancy spacing within 78 % , pregnancy safe spacing some 22 %. Based on the results of the statistical test Chi Square-1 count samples obtained χ2 > χ2 table is 19.44 > 3.841 , so Ho is rejected which means that there is a corelation between Pregnancy spacing and HPP insidence in PHC Sumberbaru Year 2012. KK calculation results obtained 0.48 , which means the relationship between Pregnancy spacing with HPP insidence is significant or medium. Unsafe pregnancy spacing will be effect on the HPP insidence , with spacing pregnancies too close maternal reproductive organs have not yet fully recovered and not ready to face the process of pregnancy and childbirth . Therefore, it is necessary to attempt handling , to hold information about the importance of pregnancy spacing . Keywords: Pregnancy Spacing, Postpartum Haemoragic PENDAHULUAN Jarak kehamilan adalah jarak interval waktu antara dua kehamilan yang berurutan dari seorang wanita. Jarak kehamilan yang pendek secara langsung akan memberikan efek terhadap kesehatan wanita maupun kesehatan janin yang dikandungnya. Seorang wanita setelah bersalin membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun untuk memulihkan tubuhnya dan mempersiapkan diri untuk kehamilan dan persalinan berikutnya. Bila jarak kehamilan terlalu dekat, dapat cenderung menimbulkan kerusakan tertentu pada sistem reproduksi baik secara fisiologis maupun patologis sehingga memberi kemungkinan terjadinya anemia bahkan dapat menyebabkan kematian ibu (Taharudin, 2012). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada urutan ke–6 di ASEAN. Menurut data Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yaitu 228 per 100.000 dari target MDG’s sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung dari kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh perdarahan (28%), pre eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obstetrik (3%). Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu pada ibu anemia sebesar 51%, terlalu muda sebesar 10,3%, terlalu tua 11%, terlalu banyak anak 19,3%, dan terlalu rapat jaraknya < 24 bulan sebesar 24%. Begitu juga di Jawa Timur tahun 2011 jumlah AKI yaitu 104 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab kematian ibu di Jawa Timur tahun 2011 dikarenakan perdarahan (29,35%), pre eklamsi dan eklamsi (27,27%), jantung (15,47%), infeksi (6,06%), dan lain-lain (21,85%). Kejadian di Kabupaten Jember The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014
Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum
tahun 2011 AKI sebanyak 54 kejadian, disebabkan oleh hemoragik postpartum (24,07%), pre eklamsi dan eklamsi (20,37%), jantung (25,93%), infeksi (9,26%), dan lain-lain (20,37%). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Sumberbaru, didalam tahun 2012 mulai Bulan Januari hingga Desember ibu inpartu yang mengalami perdarahan sebesar 87 kasus, yang mengalami riwayat obstetri jelek sebanyak 57 orang (65,52 %), dari riwayat obstetri jelek didapatkan 49 orang (59,65 %) dengan jarak kehamilan kurang dari 24 bulan ( 39,08% dari total jumlah perdarahan yang terjadi (data Sumberbaru, 2012) Dari data tersebut salah satu penyebab kematian ibu adalah hemoragik postpartum. Hemoragik post partum itu sendiri dibagi menjadi dua jenis, yaitu hemoragik postpartum primer dan hemoragik postpartum skunder. Hemoragik postpartum primer adalah perdarahan yang terjadi segera setelah persalinan melebihi 500 cc. Frekuensi perdarahan post partum 0,8 - 15 % dari seluruh persalinan, secara umum perdarahan post partum disebabkan oleh atonia uteri (50-60%), retensio plasenta (16-17%), sisa plasenta (23-24%), trauma jalan lahir (laserasi) (4-5%), dan kelainan darah (0,5-0,8%). (Mochtar, 2005). Dari data tersebut, kita dapat mengetahui bahwa atonia uteri pernah menjadi penyebab tertinggi dari kejadian hemoragik postpartum. Adapun faktor predisposisi dari atonia uteri antara lain overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi, umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, multipara dengan jarak kelahiran pendek,partus lama / partus terlantar, malnutrisi, penanganan salah dalam usaha melahirkan plasenta, misalnya plasenta belum terlepas dari dinding uterus. Salah satu penyebab terjadinya atonia uteri adalah jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 24 bulan). Jarak kehamilan
47
terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya akan berdampak resiko yang membahayakan baik pada ibu maupun janinnya. Rahim yang masih belum pulih benar akibat persalinan sebelumnya belum bisa memaksimalkan pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri. Akibatnya akan meningkatkan resiko terkena anemia akut. Ibu hamil yang terkena anemia akut akan meningkatkan resiko terhadap perdarahan, komplikasi kehamilan, bayi terlahir prematur, resiko perdarahan saat persalinan, dan resiko terburuk yaitu keguguran. Jarak kehamilan yang berdekatan (dibawah rentang waktu 24 bulan) dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi. Luka jahitan yang baru sembuh dapat teregang kembali akibat kehamilan. Apalagi pada teknik sesar dengan membuka lapisan bawah rahim membutuhkan waktu penyembuhan yang lama (Taharudin, 2012). Dalam mengatasi masalah tersebut sudah dilakukan banyak upaya penanganan baik dengan pemerintah maupun program puskesmas, program KB gratis, berbagai penyuluhan pentingnya pengaturan jarak kehamilan, (Varney, 2007). Sedangkan kunjungan ibu hamil yang dianjurkan oleh pemerintah minimal empat kali yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III. Upaya untuk petugas kesehatan dilakukan dengan persiapan rujukan dini terencana (Depkes, 2008). Namun dari berbagai upaya yang telah dilakukan masih ada saja kasus perdarahan akibat jarak kehamilan terlalu dekat. Berdasarkan fenomena yang terjadi tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan pelitian tentang hubungan jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum (HPP). METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah suatu rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan yang akan dilaksanakan (Arikunto, 2007). Berdasarkan tujuannya, penelitian ini The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014
Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum
menggunakan desain penelitian analitik, yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut diusahakan dengan mengindentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian diindentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah ada hubungan antara keduanya (Notoadmojo, 2010). Penelitian ini bertujuan melihat adanya hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Hemoragik Postpartum di Puskesmas Sumberbaru. Penelitian ini menggunakan pendekatan ”retrospektif”, peneliti mencoba untuk menganalisa dinamika diantara fenomena, baik antara faktor resiko dengan faktor efek (Budiarto, 2004). Populasi dalam penelitian adalah ibu multiparitas yang melahirkan di Puskesmas Sumberbaru dan mengalami HPP tahun 2012 sejumlah 63 orang. Tehnik sampling adalah cara atau teknikteknik tertentu dalam mengambil sampel sehingga sampel tersebut sedapat mungkin mewakill populasinya (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan total sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah : (1)Ibu multiparitas yang melahirkan di Puskesmas Sumberbaru dan mengalami HPP pada tahun 2012 (2)Ibu multiparitas yang bersedia untuk menjadi responden dan menandatangi lembar Informed Concent (3)Ibu melahirkan di Puskesmas Sumberbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau variabel dalam register / rekam medik, yaitu: (1) Menjelaskan kriteria yang akan dijadikan sampel penelitian yang akan diambil (2) Mendata ibu melahirkan dengan HPP dengan cara mengambil dokumentasi data dari partograf register/rekam medik (3) Melakukan pengolahan data.
48
Setelah data terkumpul dari hasil kuesioner kemudian data diolah secara manual yang meliputi mengedit hasil. Memberi kode jawaban responden kemudian membuat tabel (terlampir). Hasil dari pengumpulan data ini dinilai dengan angka 1 bila kehamilan tidak aman, angka 2 bila aman. Untuk menentukan uji statistik maka harus disesuaikan dengan skala pengukuran dan jenis penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan klasifikasi skala pengukuran nominal, Uji statistik yang digunakan adalah ChiKuadrat dengan tabel kontingensi. Tabel kontingensi Jarak Keham ilan
Fo
Fh
fo- fh
(fo- fh)2
( fo fh ) 2 fh
Tidak Aman Aman Jumlah
Untuk mencari fh menggunakan rumus jumlah baris fh = x jumlah kolom jumlah semua Jadi untuk model ini derajat kebebasan (dk) = 1 Dasar pengambilan keputusan: Dengan membandingkan Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel dengan taraf signifikan α = 0,05. Jika chi-square hitung < chi-square tabel, Ho diterima (tidak ada hubungan). Jika chi-square hitung > chi-square tabel, Ho ditolak (ada hubungan) (Sugiyono, 2009). Selanjutnya apabila ingin menghitung koefisien kontingensi digunakan rumus :
=
+ Keterangan : K : koefisien kontingensi X² : harga chi-square N : banyaknya sampel Kriteria hasil koefisien kontingensi hubungan:
interval nilai dan kekuatan
The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014
Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum
No
Interval Nilai
1 2
KK = 0 0,00
3
0,20
4
0,040
5 6
0,070
7
KK=1
Kekuatan hubungan Tidak ada Sangat rendah/ lemah sekali Rendah/ lemah tapi pasti Cukup berarti/ sedang Tinggi/ kuat Sangat kuat/ kuat sekali Sempurna
HASIL PENELITIAN Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur ibu di Puskesmas Sumberbaru Tahun 2012. Umur Jumlah Persentase 21-35 tahun
59
94%
> 35 tahun
4
6%
Jumlah
63
100%
Sumber : Data Sekunder tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan usia ibu usia 21 – 35 tahun sebanyak 59 orang (94%), usia > 35 tahun sebanyak 4 orang (6%). Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan paritas di Puskesmas Sumberbaru Tahun 2012. Paritas Jumlah Persentase Multipara
60
95%
Grandemulti
3
5%
Jumlah
63
100%
Sumber : Data Sekunder tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan responden multipara sejumlah 60 orang (95%), grandemultipara sejumlah 3 orang (5%). Distribusi kejadian hemoragik postpartum di Puskesmas Sumberbaru Kabupaten Jember tahun 2012. Hemoragik Jumlah Persentase postpartum ≥ 500 cc
63
100 %
Jumlah
63
49
100%
Sumber : Data Sekunder tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan responden dengan jumlah darah lebih dari 500 cc sejumlah 63 orang (100%). Distribusi jarak kehamilan di Puskesmas Sumberbaru Kabupaten Jember tahun 2012. Jarak Jumlah Persentase Kehamilan Tidak Aman
49
78%
Aman
14
22%
Jumlah
64
100%
Sumber : Data Sekunder tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan jarak kehamilan sebagian besar tidak aman sejumlah 49 (78%). Tabel silang hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Hemoragik Postpartum di Puskesmas Sumberbaru Tahun 2012. Jarak Kehamil an Tidak Aman Aman Jumlah
2
( fo fh ) 2 fh
Fo
Fh
fo- fh
(fo- fh)
49
31,5
306,25
9,72
14 63
31,5 63
17,50 17,50 0
306,25 612,5
9,72 19,44
Dari hasil uji data dengan menggunakan analisis Chi Square 1 sample didapatkan x2 hitung 19,44, pada taraf signifikan 0,05 dan dk 1 x2 tabel 3,841, maka χ2 hitung > χ2 tabel yaitu 19,44 > 3,841 Ho ditolak yang artinya adanya hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Hemoragik Postpartum di Puskesmas Sumberbaru Tahun 2012. Sedangkan hasil perhitungan KK didapatkan 0,48 yang artinya ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum di Puskesmas Sumberbaru Tahun 2012 dengan kekuatan hubungan cukup berati atau sedang. PEMBAHASAN Dari hasil uji data dengan menggunakan analisis Chi Square 1 sample didapatkan x2 hitung 19,44, pada The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014
Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum
taraf signifikan 0,05 dan dk 1 x2 tabel 3,841, maka χ2 hitung > χ2 tabel yaitu 19,44 > 3,841 Ho ditolak yang artinya adanya hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Hemoragik Postpartum di Puskesmas Sumberbaru Tahun 2012. Sedangkan hasil perhitungan KK didapatkan 0,48 yang artinya hubungan antara jarak Kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum di Puskesmas Sumberbaru Tahun 2012 cukup berati atau sedang. Jarak kehamilan yang terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya, akan banyak resiko yang menimpa baik ibu maupun janinnya. Rahim yang masih belum pulih benar akibat persalinan sebelumnya belum bisa memaksimalkan pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri. Akibatnya akan berdampak tidak baik bagi ibu maupun bayinya. Bagi ibu sendiri meningkatkan resiko terkena anemia akut. Ibu hamil yang terkena anemia akut akan meningkatkan resiko terhadap komplikasi kehamilan, bayi terlahir prematur, resiko perdarahan saat persalinan dan resiko terburuk yaitu keguguran (Suririnah, 2009). Hasil penelitian menunjukkan jarak kehamilan terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya, akan banyak resiko yang menimpa ibu. Rahim yang masih belum pulih benar akibat persalinan sebelumnya belum bisa memaksimalkan pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk tenaga ibu sendiri. Akibatnya bayi akan terlahir dengan berat badan rendah, kekurangan zat gizi sehingga bayi menjadi tidak sehat. Ibu hamil dengan jarak terlalu dekat akan meningkatkan resiko terhadap perdarahan, komplikasi kehamilan, bayi terlahir prematur, serta resiko perdarahan saat persalinan. Dalam penelitian ini, terlihat bahwa jarak kehamilan ibu sebagian besar tidak aman, sebanyak 78% dari seluruh jumlah sampel yaitu ibu multiparitas yang mengalami HPP dalam tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa, jarak kehamilan yang tidak aman dapat
50
dapat memberikan pengaruh yang negatif bagi ibu karena organ reproduksi ibu belum benar-benar siap untuk menghadapi proses kehamilan dan persalinan lagi. Rahim belum siap untuk menghadapi proses kehamilan dan persalinan lagi karena tenaga ibu (his) melemah. Selain itu ibu juga beresiko mengalami perdarahan pada kala IV karena kontraksi uterus yang melemah sehingga luka bekas implantasi placenta tetap terbuka dan menilmbulkan perdarahan aktif. Dari seluruh jumlah sampel, hanya 78% ibu dengan jarak kehamilan tidak aman sedangkan 22% ibu yang lain dalam jarak kehamilan yang aman. Hal ini tentu tidak terlepas dari faktor predisposisi lain. Selain jarak kehamilan, masih ada beberapa faktor predisposisi lain yang menyebabkan HPP. Sebagian kecil dari sampel ada yang grandemulti dan beberapa lainnya ada yang berusia lebih dari 35 tahun. Hal ini menunjukan bahwa grandemulti dan usia ibu juga berpengaruh pada kejadian HPP. Ibu dengan paritas yang banyak, mengalami penurunan elastisitas otot-otot rahim, hal ini dapat mengurangi kinerja otot rahim tersebut untuk berkontraksi sehingga dapat mengakibatkan kala I memanjang, partus lama, bahkan atonia uteri. Sedangkan ibu dengan usia lebih dari 35 tahun, mengalami degenerasi pada organ – organ tubuhnya sehingga akan mempengaruhi tenaga ibu untuk meneran dan kekuatan rahim untuk berkontraksi juga melemah. KESIMPULAN Dari 100% sampel yang merupakan ibu multiparitas yang mengalami HPP, 78% diantaranya adalah ibu inpartu dengan jarak kehamilan tidak aman dan 22% lainnya dengan jarak kehamilan aman. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jarak kehamilan yang tidak aman dapat menyebabkan terjadinya HPP. SARAN Bagi ibu hamil dapat termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya secara The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014
Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian hemoragik postpartum
rutin minimal 4 kali kunjungan selama hamil. Ibu dapat menyadari bahwa penting untuk mengatur jarak kehamilan, agar tidak terlalu dekat atau tidak kurang dari 2 tahun. Selain itu ibu juga dapat menyadari bahwa jumlah anak yang terlalu banyak dan umur ibu yang terlalu tua juga dapat menyebabkan komplikasi pada persalinan. Bagi Institusi Kesehatan Merupakan masukan dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan khususnya pada ibu hamil melalui antenatal care (ANC) dan KB dalam upaya mengajak ibu untuk mengatur jarak kehamilan, serta mengantisipasi pertolongan persalinan dengan perdarahan. Bagi Institusi Pendidikan merupakan bahan masukan dalam sumber pembelajaran dan dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Amiruddin, R. (2007). Status Gizi Ibu Hamil. http://www.ridwanamiruddin. wordpress.com: diakses tanggal 16 April 2013. Andri. (2006). Bayi kita. http://groups.yahoo.com/group/BayiKita/message/6595. Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka Cipta: Jakarta. BKKBN. (2008). Kehamilan dan Melahirkan. http://hqwb 01.BKKBN. GO.ID/HQWB/Ceria/Pengelola ceria/pp1 Kehamilan.htm 4584: diakses tanggal 5 Desember 2012. Budiarto, E. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC. Cunningham, F. (2010). Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Depkes. (2008). Panduan Pelayanan Antenatal. Jakarta: Depkes RI. Friedman. (2004). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek, Edisi kelima. Jakarta.: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hasan. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
51
Hidayat. (2010). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Indah. (2007). Tips Sebelum Hamil Kambeli . Http://www.tabloitnaita.com: diakses tanggal 2 Agustus 2013 . Lowdermilk, J. B. (2005). Buka Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Machfoedz. (2005). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Fitramaya. Manuaba. (2008). Buku Ajar: Patologi Obstetri – Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC. Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri, Edisi 2. Jakarta: EGC. Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nursalam. (2008). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. POGI. (2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPKR. Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kebidanan, Cetakan 9. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, A. B. (2008). Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sugiyono. (2009). Statistik Non Parametrik. Jakarta: CV. Alfabeta. Suririnah. (2009). Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Taharudin. (2012). Tentang Paritas dan Jarak kehamilan. http://taharuddin.com/tentangparitas-dan-jarak-kehamilan.html: diakses tanggal 16 Januari 2013. Varney, H. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Vol. 4. Jakarta: EGC. Wiknjosastro. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014
The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014
The Journal of Midwifery,Vol. 1, No. 3, November 2014