HUBUNGAN AKTIVITAS DASAR SEHARI HARI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN STROKE DI RUANG ANGGREK I RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
Lilis Murtutik ,Harini Wigatiningsih Latar belakang: Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang lebih sering terjadi pada pasien stroke yang mengalami gangguan dalam aktivitas dasar sehari hari. Hal ini diakibatkan oleh ketrbatasan dalam pemenuhan aktivitas dasar yang biasa dilakukan sendiri, dengan kondisi keterbatasan yang dialami setelah serangan stroke,selain gejala gejala kelainan saraf, juga ditemukan gangguan mental emosional salah satunya adalah depresi sedangkan pasien stroke yang dirawat di rumah sakit sekitar 30 % - 40% menderita depresi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke di ruang anggrek I RSUD Dr Moewardi Surakarta. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan rancangan Cross Sectional. Populasi sebanyak 50 orang dan sampel diambil dengan menggunakan teknik Tabel Krecjie sebanyak 44 pasien stroke. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Analisis data dengan menggunakan analisis korelasi spearman rank. Hasil: Dari 44 responden diperoleh data yang tidak mengalami depresi adalah 12,3% yang mengalami depresi ringan 45,6% dan depresi sedang 31,8% berat 11,3%. Tingkat kemampuan aktivitas dasar meliputi: mandiri 0%, ringan 22,8%, sedang 31,8% berat 27.2% bantuan total 18,2%. Analisis data spearman diperoleh rhitung sebesar -0,624 dengan harga signifikansi sebesar 0,000. Harga signifikansi lebih kecil dari 0,05,artinya ada hubungan yang negative antara aktivitas dasar sehari hari, semakin tinggi aktivitas dasar sehari hari maka semakin rendah tingkat depresi, demikian sebaliknya,semakin rendah aktivitas dasar sehari hari,maka akan semakin tinggi tingkat depresi. Simpulan: Ada hubungan yang negative antara kemampuan aktivitas dasar sehari-hari dengan tingkat depresi pada pasien stroke di RSUD Dr Moewardi Surakarta
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
1
Pendahuluan
depresi
Banyak menunjukan secara
penelitian bahwa
dini
setelah
mempunyai
dampak
negatif
telah
terhadap perbaikan fungsi aktivitas dasar
penatalaksanaan
sehari hari pada pasien stroke. Feibek
stroke
dapat
dan Springer melaporkan bahwa pasien
membantu perbaikan fungsi hidup sehari
depresi pada 6 bulan setelah stroke
hari dan berlanjut keluar rumah sakit lebih
memiliki
awal. Depresi kemungkinan merupakan
mengembalikan fungsi kegiatan sosial
gangguan emosional yang paling sering
mereka
terjadi akibat stroke ataupun sebagai
dengan pasien yang tidak depresi . Pada
komorbiditas
menyertainya.
penelitian pasien dengan depresi selama
Menurut Kaplan dan Sadock ( 2000 )
periode segera setelah stroke dengan
menyebutkan bahwa prevalensi depresi
ketidak mampuan pada skor aktivitas
pada pasien stroke mencapai 40 % - 60
dasar sehari hari, ditemukan 2 tahun
% dalam 6 bulan pertama sesudah
kemudian bahwa pasien dengan depresi
terjadinya stroke ( Hawari D, 2001).
menunjukan kurangnya perbaikan secara
yang
Sindroma diatas bukan gangguan yang
homogen,
besar
sebelumnya
dalam
dibandingkan
signifikan pada fungsi aktifitas sehari hari.
merupakan
Kurva perbaikan fungsi aktifitas sehari
fenomena yang komplek, gejala depresi
hari secara signifikan tidak berbeda
sangat
antara pasien dengan depresi mayor
bervariasi
tetapi
kesulitan
misalnya
depresi
ringan, sedang dan berat, dapat disertai
dibandingkan
atau
menunjukan
tanpa
Keanekaragaman
gejala bentuk
psikotik. depresi
pasien bahwa
depresi bentuk
minor, depresi
ini
sedang dan depresi berat akan berlanjut
diduga adanya perbedaan etiologi yang
menjadi tidak sempurnanya perbaikan
mendasari depresi ( Amir N, 2003 )
fungsi aktifitas sehari hari ( Dennis M. et
Menurut penelitian Nurmiati, 2006 bahwa
all, 2000 ).
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
2
Faktor berperan
faktor
yaitu
yang
peristiwa
diduga peristiwa
stroke diruang Anggrek I di RSUD Dr Moewardi Surakarta.
kehidupan yang bersifat stresor (problem
Landasan Teori
keuangan
Pengertian Depresi
penyakit
perkawinan, dan
lain
lain
pekerjaan ).
Menurut
Menurut Pedoman Penggolongan
penelitian Nurmiati (2006) melaporkan
dan Diagnostik Gangguan Jiwa III di
adanya hubungan antara depresi dengan
Indonesia
hendaya fisik atau hendaya fungsi sehari
sekumpulan gejala dengan gambaran
hari. Hendaya fungsi dapat menimbulkan
utama
depresi dan depresi dapat mempengaruhi
mempengaruhi
beratnya hendaya fungsi sehari hari.
psikomotor
Ruang Anggrek I merupakan salah satu
kesulitan hubungan interpersonal.
ruang rawat inap di RSUD Dr Moewardi
(1993)
depresi
gangguan
mood
penampilan
dan
adalah
psikososial
yang kognitif, disertai
Menurut Maramis (2005)
.
depresi sebagai salah satu gangguan
Berdasarkan data jumlah pasien dari
afek dan emosi yang sudah sedemikian
bulan Juli sampai dengan Oktober 2010
keras
rata rata merawat 51 pasien stroke /bulan
terganggu. Berbeda menurut Nugroho,
dan mengalami hendaya fungsional yang
W. (2000) depresi adalah suatu perasaan
membutuhkan
dalam
sedih dan pesimis yang berhubungan
pemenuhan kebutuhan dasar sehari hari.
dengan suatu penderitaan. dapat berupa
Berdasarkan fenomena latar belakang
serangan yang ditujukan pada diri sendiri
masalah perlunya dilakukan penelitian
atau perasaan marah yang dalam.
untuk
merawat
pasien
bantuan
stroke
sehingga
fungsi
individu
Hubungan antara aktivitas dasar sehari
Kaplan & Sadock’s, (2003) depresi
hari dengan tingkat depresi pada pasien
sebagai suatu kondisi pada individu yang ditandai dengan hilangnya energi dan
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
3
motivasi, perasaan bersalah, kesulitan
Kemampuan pasien stroke
berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan,
pemenuhan aktivitas dasar sehari-hari
serta muncul pikiran tentang kematian
Teori tentang perawatan diri yang
atau bunuh diri.tanda dan gejala lainnya
diperkenalkan oleh Orem menekankan
berupa
pada
terjadinya
perubahan
aktivitas
tingkat
kemampuan
tujuan
memandirikan
dalam
keperawatan pasien.
Teori
untuk tersebut
kognitif,pembicaraan danfungsi vegetatif
dapat dijadikan dasar dalam pemberian
(seperti tidur, nafsu makan, aktivitas
perawatan pada pasien stroke
dalam
seksual
memenuhi
dasar
dan
irama
biologis
kebutuhan
aktivitas
lainnya).Perubahan-perubahan ini hampir
sehari-harinya. Aktivitas dasar sehari-hari
selalu menyebabkan gangguan fungsi
adalah suatu kelompok macam kegiatan
interpersonal,sosial dan pekerjaan.
yang
Terkait dengan rasa sakit dan ketidakmampuan, istilah
depresi
yang sering
dalam
oleh
individu
dalam
mengurus dirinya sendiri.
merupakan
digunakan
dilakukan
Kemampuan aktivitas dasar seharihari
pada
pasien
stroke
bahasa sehari-hari. Depresi merupakan
kemampuan
satu kata yang dapat digunakan untuk
transfer/pindah
menggambarkan
perasaan
penggunaan toilet (ke atau dari wc,
subyektif, mood (suasana hati) yang
menyiram, menyeka, melepas/memakai
ditahan selama periode waktu yang lama,
celana); membersihkan diri (lap muka,
emosi yang merupakan indikasi obyektif,
menyisir rambut, gosok gigi); mengontrol
atau gangguan yang menunjukkan gejala
buang air besar: mengontrol buang air
khusus.
depresi
kecil; mandi; berpakaian; makan: naik dan
terhadap
turun tangga. (Mc Dowell & Newell, 1996).
mood
merupakan
pengaruh
sedih
reaksi
atau
normal
ketidaksesuaian atau kehilangan. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
Lebih
aktivitas
meliputi
dasar
(tidur
lanjut
dan
mobilisasi;
dijelaskan 4
dalam
bahwa
tingkat kemampuan pasien stroke dalam
rancangan cross-sectional. (Arikunto, S.
pemenuhan aktivitas dasar sehari-hari
2006). Alasan menggunakan metode ini
dikategorilan
karena penelitian ini bertujuan untuk
sebagai
berikut
:
1)
mandiri/tanpa bantuan, 2) ketergantungan
mengetahui hubungan
ringan, 3) ketergantungan sedang, 4)
sehari-hari dengan tingkat depresi pada
ketergantungan-
pasien stroke dan mengidentivikasi faktor
berat,
dan
5)
ketergantungan total.
yang paling dominan.
Hubungan Depresi dengan Hendaya
Populasi dan Sampel
fisik
Populasi Penelitian
yang
menggunakan
aktivitas dasar
dalam
penelitian
merupakan seluruh pasien stroke yang
instrumen ADL untuk menilai hendaya
dirawat
fungsi sehari hari pasien paska stroke
Dr.Moewardi
melaporkan adanya hubungan antara
orang,
depresi dengan hendaya fungsi sehari
berlangsung. Dalam penelitian kriteria
hari. Hendaya fungsi dapat menimbulkan
sampel
depresi,
eksklusi
dan
depresi
dapat
di
ruang
kriteria
dimana
sehari hari .Depresi dapat berpengaruh
digunakan.
terhadap
Analisis Data yaitu
waktu
meliputi
menentukan
I
RSUD
Surakarta sejumlah 51
selama
mempengaruhi beratnya hendaya fungsi
penyambuhan
anggrek
dapat
penelitian
inklusi
kriteria tidaknya
dan
tersebut sampel
Data dianalisis melalui dua cara
memperlambat penyembuhan fisik .
yaitu analisis univariat dan bivariat.
Metode Penelitian
Analisis pada penelitian ini adalah
Jenis penelitian
analisis
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional
dengan
menggunakan
yang
menggambarkan
tiap
variabel dengan menggunakan tabel distribusi
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
frekuensi.
Dalam 5
analisis
univariat ini data-data akan disajikan
yang
dengan
frekuensi
bivariat adalah analisis yang bersifat
sehingga akan tergambar fenomena
untuk melihat hubungan antara dua
yang berhubungan
variabel.
tabel
distribusi
dengan
variabel
diteliti.
Sedangkan
Hasil Penelitian Analisa Univariat Tabel Distribusi Aktivitas Dasar Sehari hari
No Aktivitas Dasar 1
Σ
%
0
0,0
Dibantu satu orang
27
61,4
Dibantu dua orang
17
38,6
Tingkat Kemampuan
Transfer (tidur-duduk) Mandiri
Tak mampu 2
Mobilisasi
0,0
Mandiri
0
0,0
Dibantu satu orang
35
79,5
Kursiroda
8 1,82
3
Penggunaan toilet
Tak mampu
1
2,3
Mandiri
1
2,3
33
75,0
Tergantung orang lain
10
22,7
Mandiri
21
47,7
Perlu bantuan orang lain
23
52,3
Perlu pertolongan sebagian
4
Membersihkan diri
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
6
analisis
5
Mengontrol BAB
Mandiri
20
45,5
19
43,2
5
11,3
Kadang-kadang inkontinen Inkontinen 6
Mengontrol BAK
Mandiri
11 25,0
Kadang-kadang inkontinen Inkontinen 7
Mandi
Mandiri Tergantung orang lain
8
Berpakaian
Mandiri
9
20,5
24 54,5 0
0,0
44
100
0
0,0
Sebagian dibantu orang lain
9
Makan
35 79,5
Tergantung orang lain
9
20,5
Mandiri
1
2,2
Perlu pertolongan untuk memotong
10
Naik turun tangga
34 77,5
Tergantung orang lain
9
20,3
Mandiri
0
0
Perlu pertolongan
16 36,3
Tak mampu
28 63,7
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
7
Tabel
diatas,
menunjukkan
orang(63,7 %).Tingkat Ketergantungan
bahwa transfer (tidur-duduk) dibantu satu
Aktivitas Dasar Sehari-hari
orang 27 (61,4%), dibantu 2 orang 17
Analisis Bivariat
orang (28,6%). Untuk mobilisasi, dibantu
Analisis
satu
orang
menggunakan nonparametric correlation,
(79,5%),menggunakan kursi roda 8 orang
yaitu analisis korelasi Spearman,s Rank.
(28,2%) Tidak mampu 1 orang (2,3%).
Analisis
Diikuti penggunaan toilet mandiri 1 orang
mengetahui
(2,3%),perlu pertolongan sebagian 33
variabel
orang
aktivitas dasar sehari-hari dan tingkat
orang
(75%),
35
tergantung
10
orang
bivariat
pada
tersebut
penelitian
dimaksudkan
hubungan
yaitu
dua
kemampuan
(22,7%). Sedangkan untuk kebersihan
depresi.
diri,
(47,7%),perlu
Spearman’s Rank diperoleh harga r
bantuan orang lain 23 orang (52,3%).
hitung sebesar -0,624 dengan signifikansi
Dalam mengontrol BAK, mandiri 11 orang
0,00.
(25%),kadang
negative antara aktivitas dasar sehari
mandiri
21
orang
inkontinen
9
orang
Hasil
untuk
antara
variabel
ini
Artinya
analisis
ada
korelasi
hubungan
yang
(20,5%), inkontinen 24(54,5%) mandi
hari, semakin tinggi aktivitas dasar sehari
tergantung orang lain 44 orang (100%).
hari semakin rendah tingkat depresi,
Berpakaian dibantu 35 orang (79,5%),
demikian
tergantung
Makan
tingkat aktivitas dasar sehari hari semakin
mandiri 1 orang (2,3%) pertolongan
tinggi tingkat depresinya. Dengan melihat
memotong, 34orang(77,5%), tergantung
harga
9
dibandingkan dengan taraf signfikansi
orang
mandiri
9
orang(20,5%),
(20,3%),naik tidak
ada,
orang(36,3%),tidak
turun
tangga
pertolongan mampu
sebaliknya
semakin
signifikansi
tersebut
rendah
dan
16
0,05, maka taraf signifikansi hasil analisis
28
lebih
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
kecil
8
dari Karena
taraf
taraf
signifikansi
signifikansi
0,05.
Hasil
penelitian
juga
koefisien
menunjukkan bahwa prosentase umur,
korelasi lebih kecil dari taraf 0,05,
yaitu 12 orang (27.2%) untuk umur <
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
50 tahun dan 18 (40.9%) untuk umur
Dengan demikian disimpulkan bahwa
51-60,umur 61-70 sebesar 10 (22.7%),
terdapat hubungan yang signifikan
>70 sebesar 4 orang (9.2%), usia 51-
antara kemampuan aktivitas dasar
60 th terbanyak.
sehari-hari dengan tingkat depresi.
Prosentase pasien stroke yang
Koefisien korelasi bertanda negative,
mengalami depresi lebih banyak pada
memiliki makna semakin tinggi tingkat
usia 51 -60 tahun sebanyak 40.9%
kemampuan aktivitas dasar sehari-
sedangkan umur < 50 tahun sebanyak
hari, maka semakin rendah tingkat
27,2%. Berbeda dengan penelitian
depresi.
yang dilakukan sebelumnya oleh Sri
Pembahasan
Indari (2007) bahwa golongan umur
Hasil
telah
lebih muda lebih banyak yang terkena
dilakukan terhadap 44 orang pasien
depresi dibandingkan dengan yang
stroke
Moewardi
lebih tua. Hal ini dimungkinkan karena
Surakarta didapatkan kesimpulan yaitu
kecenderungan golongan umur masih
ada
tingkat
produktif, karena yang lebih tua lebih
kemampuan aktivitas dasar sehari-hari
bersikap “nrimo” dan pasrah terhadap
dengan tingkat depresi pada pasien
keadaan dirinya. Setelah dianalisis,
stroke.
umur berpengaruh secara signifikan
di
penelitian
RSUD
hubungan
yang
Dr
antara
atau berpengaruh terhadap depresi. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
9
Hasil penelitian ini sesuai dengan
gangguan depresi ringan dan sedang
penelitian sebelumnya, bahwa umur
dan 11,3 mengalami depresi berat.
berpengaruh
terhadap
seringnya
Dari status perkawinan, terlihat
muncul depresi (Indari, 2007),terbukti
banyak yang berstatus kawin. Status
pada penelitian ini bahwa pasien yang
tersebut menunjukkan bahwa dalam
mengalami depresi berat sebanyak 4
status
orang (11,3) dari berbagai umur dari
mepunyai
umuk < 50 – 70 tahun.
mempengaruhi
Jenis kelamin terbanyak dari
kawin
dan
umur
masih
pasangan dalam
sangat pemenuhan
aktivitas dasar sehari hari.
pasien stroke adalah perempuan. Hal
Menurut Nurmiati (2005) bahwa
ini agak berbeda dari keadaan pada
pada pasien stroke, gangguan depresi
umumnya. Perbedaan tersebut adalah
merupakan
pada
perempuan
paling sering ditemukan sekitar 15% -
lebih berat beban aktivitas dasar sehari
25% pasien stroke dalam komunitas
hari dari pada laki-laki . Dari 44 pasien
mengalami depresi, sedangkan pasien
stroke yang menjadi objek penelitian,
stroke yang dirawat di rumah sakit,
tingkat depresi terbanyak yaitu adanya
yang mengalami gangguan aktivitas
gejala ringan dan sedang, yaitu 77,4%.
dasar sehari hari sekitar 30% - 40 %
Jadi dapat dikatakan bahwa pasien
menderita depresi.
stroke
umumnya,
yang
kaum
mengalami
gangguan
aktivitas dasar sehari hari
yang
gangguan
emosi
yang
Dadang Hawari (2001) didalam pengalaman
klinis
sering
dijumpai
di Ruang Anggrek I
bahwa pada pasien pasien stroke
RSUD Dr Moewardi 77,4% mengalami
selain gejala gejala kelainan syaraf,
sedang dirawat
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
10
juga
ditemukan
emosional depresi,
salah gejala
gangguan
mental
Sehingga apabila mempunyai keluarga
satunya
adalah
yang
stroke
perlu
tersebut
diberikannya penyuluhan bagaimana
sebagai akibat lesi pada susunan saraf
merawat keluarganya apabila pasien
otak dan bisa juga akibat gangguan
sudah
penyesuaian karena ketidak mampuan
menganjurkan untuk mencari jaminan
fisik dan kognitif paska stroke. Kaplan
kesehatan agar keluarga tidak terlalu
dan
berat menanggung beaya pengobatan
sadock
depresi
mengalami
(2000)
menyebutkan
bahwa prevalensi pada pasien stroke
pulang
dan
stroke selanjutnya.
mencapai 40 %-60 % dalam 6 bulan pertama setelah stroke.
dibawa
Masih berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi, ternyata dari 44 pasien
Pendidikan pada pasien stroke
yang
mengalami
stroke,
30
dalam penelitian ini kebanyakan tidak
diantaranya adalah memiliki pekerjaan
sekolah. Hal ini dapat menunjukkan
buruh dan 14 orang tidak bekerja. Jadi
bahwa
dari
dugaan mereka dari kalangan sosial
ekonomi
ekonomi rendah menjadi lebih kuat.
keluarga
kebanyakan dengan
berasal sosial
rendah
dengan
pendidikan
kurang.
Apabila
dikaitkan
yang dengan
Apalagi
bila memang kondisi sosial
ekonominya
juga
rendah,
maka
kondisi social ekonomi rendah, banyak
jaminan hidup sehari-hari juga tidak
kaum mudanya yang bekerja baik
ada.
suami atau istri sebagai pencari nafkah
Dari segi agama, dapat dikaitkan
sehingga akan bertambah beban hidup
dengan
pada keluarga yang mengalami stroke.
Indonesia, yaitu beragama Islam. Hal
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
mayoritas
penduduk
11
ini
sesuai
sebagian
dengan besar
keadaan pasien
yang stroke
beragama Islam. Hasil
para
lansia
tersebut
mampu
melakukan aktivitas sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
pengujian
hipotesis
Mereka yang memiliki aktivitas dasar
bahwa
terdapat
sehari-hari pada kategori tinggi, dapat
menyimpulkan
hubungan negative antara aktivitas
segera
dasar
tingkat
memenuhi keinginannya.,begitu pula
depresi pada pasien stroke. Hasil
bila ada keinginan untuk BAB, BAK,
analisis korelasi yang negatif berarti
tidur, berjalan-jalan, dan sebagainya,
bahwa semakin tinggi tingkat aktivitas
mereka dapat segera melakukannya.
sehari
dasar
sehari
hari
hari
dengan
tindakan
untuk
semakin
Pada penelitian dengan pasien
rendah tingkat depresinya. Hubungan
stroke yang memiliki aktivitas dasar
negative tersebut menunjukkan bahwa
sehari-hari
pasien stroke yang memiliki aktivitas
demikian
dasar sehari-hari pada tingkat tinggi
mengalami gangguan aktivitas dasar
cenderung rendah terkena depresi.
sehari hari dengan katagori sedang
Selaras
dan berat. Mereka akan cenderung
dengan
maka
melakukan
hasil
penelitian
pada juga
kategori
pada
pasien
terkena
yang
kemampuan
tingkatan dalam beraktivitas. Hal ini
aktivitas dasar dengan tingkat depresi
memang wajar, karena mereka seperti
pada lanjut usia yang tinggal di Panti
merasa
tertekan
dengan
keadaan
Sosial Tresna Wredha Yogyakarta unit
tersebut.
Jika
mereka
memiliki
Abiyoso. Hal ini memang wajar, karena
keinginan, mereka harus menunggu
antara
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
sesuai
yang
Handayani (2003) terdapat hubungan negative
depresi
rendah
dengan
12
orang lain yang dapat membantunya.
adalah
Selama belum ada orang yang dapat
orang(40,9%), umur < 50 tahun 12
membantu,
merasa
orang (27,2%),pendidikan responden
keinginan
sebagian besar tidak sekolah 24 orang
tersebut merupakan keinginan untuk
(56,9%),pekerjaan tidak bekerja 14
memenuhi kebutuhan seperti
orang (31,8%),status sebagian besar
tertekan.
mereka Apalagi
akan bila
BAB
atau BAK yang sifatnya sangat pribadi dan perlu bantuan orang yang terdekat didalam
hidupnya.
tahun
sebasar
18
kawin 35orang (79,6%) 2
Dari 44 orang responden dalam
itulah
penelitian ini, untuk aktivita sehari-hari
mereka akan mudah terkena depresi
yang mengalami ketergantungan total
karena
menjadi
8 orang(18,2%), ketergantungan berat
dapat
12 orang (27,2), sedang 14 orang
segala
kebutuhannya
Karena
50-60
yang
tidak
segera
terpenuhi.
(31,8%),
Simpulan
10(22,8%).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas tentang aktivitas
dasar
hubungan
sehari-hari
ketergantungan
ringan
3 Tingkat depresi pada pasien stroke sebagian besar
mengalami gejala
dengan
depresi ringan 19 orang (45,6%),
tingkat depresi pada pasien stroke di
gejala depresi sedang 15 orang (
Ruang anggrek I rsud Dr Moewardi”
31,8%).
Surakarta
4
dapat diperoleh simpulan
bahwa: 1
hipotesa
Karakteristik
berdasarkan
Sesuai dengan hasil analisis bahwa
responden
umur sebagian
besar
penelitian
ada
hubungan
negative antara aktivitas dasar seharihari dengan tingkat depresi pada
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
13
pasien stroke di Ruang anggrek I RSUD Dr Moewardi Surakarta.
McDowell & Newell. 1996. Measuring Healt A Guide to Rating Scalers and Questinnaries 2 ed. New York: Oxford University Press.
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, R. 2003. Hubungan Tingkat Kemampuan Dalam Aktivitas Dasar Sehari-hari Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Yang Tinggal di PSTW Abiyoso Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Falkutas Kedokteran Universitas Gajahmada. Tidak diterbitkan.
Hardywinoto dan Setiabudi, 2005. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hawari, D. Kedokteran Jiwa. Edisi Dana Bhakti
2003. Al Qur’an Ilmu Jiwa Dan Kesehatan Revisi. Yogyakarta: PT. Prima Yasa.
Nurmiati, N 2006 ,Cermin Dunia Kedokteran,http://.Kalbefarma.com/cd k
Pedoman Penggolongan dan Diagnosa Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesa, Departemen Kesehatan R I. Edisi III. Jakarta, 1993.
Rawlins & Heacock. 1993. Clinical of Manual of Psychiatric Nursing, 2 ed. St. Louis Missouri; Mosby Year Book Stuart and Sundeen, 1998. Perawatan Jiwa ed.3. Jakarata: EGC. Sugiyono,2006 ,Statistik untuk Penelitian ,CV Alfabeta Bandung. Wahjoepramono, 2005,Stroke tatalaksana fase akut ,Universitas Kedokteran. Pelita Harapan ,Jakarta.
Kaplan & Sadock’s. 2003. Synopsis of psychiatry: Behavioral Sciences / Clinical Psychiatry, 9 ed. Lippincott: Williams & Wilkins. Kuntjoro, 2002. Masalah Kesehatan Jiwa: Memahami Tipe Kepribadian Lansia, http://www.epsikologi.com/091008.
Maramis W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
14
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 1, No. 1, Februari 2010
15