HU BU NG AN ANTARA FAKTOR KEPUA SAN KER JA DENGAN KI NER JA PEN YULUH PER TAN IAN DI KAB U PA TEN SUKOHA RJO Fadhilah Julinda Putri 1 Dr. Ir. Kusnandar, Msi 2, D. Pada mningrum, SP, MSi 3 A B STR AK Fad hil ah Jul ind a P utri. H 04040 41. HUB UNG AN ANTAR A FAKTOR KEPUA SAN KER JA DENG A N KIN ERJ A PENYULU H PER TAN IAN DI KA B UPATEN SU KOHAR JO. Fak ult as P ertan ian U niv ersitas Sebel as Maret Surak arta. Dib awah bimbingan Dr. Ir. Kusnandar, Msi dan D. P admaningrum, SP . Msi. K epuas an kerja sebag ai hasil kesel uruhan dari deraj at ras a suka at au tidak sukan ya tenaga kerja terh adap berb agai aspek pekerjaany a. Dengan kata lain kepuasan mencerminkan sikap ten aga k erja terhadap pekerj aanya. Pen yuluh sebagai tenaga kerja akan memil iki ting kat kepuasan kerja yang berbeda-b eda ses uai dengan sistem nilai yang berlak u pada dirin ya. Semak in banyak aspek-as pek yang ses uai dengan keinginan penyuluh ters ebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja y ang dirasakan nya, dan sebal ikny a. Secara nyata seri ng diasumsikan bahw a para penyuluh yang mempero leh kepuasan kerja tinggi akan mel aksanak an pek erjaan dengan baik. Pemenuhan kebutuhan penyuluh , bai k yan g bersifat psikol ogik , sos ial, fisik dan finansial sebag ai fak tor kepuasan kerja seb aikny a men jadi perhatian utama d engan harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi ak an berdampak positif terh adap kinerja p enyulu h yang tinggi p ula, yang pad a ak hirnya akan berd ampak pada peningkatan produkti fitas kegiatan penyuluh an. P en elitian ini bertujuan untu k men getah ui faktor kepuasan kerj a penyuluh, mengetahui ki nerja penyuluh, dan men getah ui h ubun gan antara fak tor kepuas an kerja dengan kinerja penyulu h pert anian di Kabupaten Su koh arjo. Metode dasar yan g digun akan dalam penelitian ini ad alah met ode diskripti f analitis, dengan tek nik survey . P en entuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja ( purposive) den gan berd asark an pertimbangan-p ertimbangan tertentu yang disesuaiak an dengan tu juan penelitian. Peng ambilan sampel dilakuk an dengan men ggunakan teknik sampel gugus sederhan a ( simple cl uster samplin g) yai tu dengan men ggolongkan responden kedalam gugu s ( cluster) kecamat an berdas arkan produkti vitas padi. Dip ilih kecamatan yang mempunyai produktivitas padi tertingg i, sedang dan terend ah, sehingg a sampel yang diambil ad alah empat kecamatan yaitu K ecamatan Mojolaban, Baki, Taw angsari dan K artas ura, sehungga tot al sampel sebanyak 20 oran g. D ata yang digu nakan dal am penelitian ini adalah dat a primer dan sekunder sedan gkan tek nik pengumpulan data dengan w aw an cara, observ as i dan pen cat at an. Untu k men getahui tingk at kepuas an kerja dan tingkat kin erja penyulu h pert anian diukur dengan menggun akan rumus interval (I) dan untuk mengetahui derajat hubungan an tara kepuasan kerja dan kinerj a penyuluh p ertan ian digun akan uji korelasi Rank Sperman (rs). H as il p enelitian men unju kkan terd apat hubu ngan yang pos itif dan signifikan antara kep uasan kerja pada aspek psikologis, sosial, fisik d an finansial dengan kin erja penyuluh pertanian Kata kunci : Kepuasan Kerja d an Kinerja P enyuluh Pertanian 1). Mahas iswa Juru san/Program Studi Penyuluhan dan Komuni kasi P ertan ian Fakultas P ertan ian Univ ersitas Seb elas Maret Surakart a dengan NIM H 0404041. 2). P embimbin g U tama d engan NIP 1 9670 703 1 992 03 1 0 04 3). P embimbin g P en dampin g dengan NIP 1972 0915 199 702 2 001
R ELA TION B ETW EEN W OR K SATISFACTORY FACTOR WITH THE W OR K OF AG RIC ULTURAL EXTENSION IN SUKOHA RJO Fadhilah Julinda Putri 1 Dr. Ir. Kusnandar, Msi 2, D. Pada mningrum, SP, MSi 3 AB STRA K Fadh ilah Jul inda P utri. H 040 4041 . R ELA TION BETWEEN WORK SATI SFACTORY FACTOR WI TH THE WO RK OF A G RIC ULTUR AL EXTENSION IN SUKOHA RJO. Facul ty of ag ricu lture Seb elas Maret U niversity. Under the guidance of Dr. Ir. Kusnandar, MSi an d D. Pad maningrum, SP . MSi. W ork sat isfact ion as the total res ult of joy an d hat e lev el of the w orker to various aspect of his or her job. In other w ords, sati sfaction reflect s atti tude ofw orker toward his or her job.E xten sio n agen t as work er w ill have different level of w ork satisfaction according to t he system of value that prev ails in his or her self. More as pects that suit with t he desire ofthe extension agen t, the higher level of work sat isfact ion that wil l be fel t, vice versa. In real ity , it is preferabl y assumed that extension worker who gets higher level of w ork satisfaction w ill do his or her job w ell. It is better to make fulfillmen t of psycholo gical, soci al, phys ical , and financial need of the extension ag ent as w ork satisfaction fact or so that he h igh work satisfaction w ill give positi ve effect to the high work of extension agen t as well. This conditi on final ly w ill give effect in in creas ing productivity o f extensi on activit y. This research is ai med to know the work satisfact ion factor of extens ion ag ent, the work of extensi on ag ent, and the relation bet w een work sati sfact ion factor with the work of ag ricu ltural extensi on in Sukoharjo. Basi c met hodo logy that is used in this methodology is analytical met hodology, usin g survey technique. Determinat ion of the res earch location is chosen purposivel y by certai n considerations which is suited with research purpose. The sample is tak en using simple clustering sampling by cat egorizing respondents into some cl usters of sub district based on ri ce p lant productivity. The ch osen sub districts are the sub dist rict which has the highest, middle, and the lowes t rice plant product ivity. The four chosen district s are Mojolaban , baki, Tawang Sari, an d Kart asura, with 20 peo ple as total sample. D ata used in th is research are p rimary an d secondary data while the techniques of co llect ing d ata are interview , obs ervat ion, and record. To kno w the lev el of work sat isfact ion and agricu ltu ral extension w ork, the formula of internal (I) i s used. To know th e level of relat ion b etween work sat isfaction and agricultu ral extension work , Ran k Sperman (rs) correlation tes t is used. Research result shows that there is positive and signi fican t rel at ion betw een work sati sfact ion with psycholog ical , soci al , physical , an d financial w ith th e work of agricu ltu ral extension. Key words : W ork Sat isfact ory, Work of Agricu ltu ral Extens ion 1). Mahas iswa Juru san/Program Studi Penyuluhan dan Komuni kasi P ertan ian Fakultas P ertan ian Univ ersitas Seb elas Maret Surakart a dengan NIM H 0404041. 2). P embimbin g U tama d engan NIP 1 9670 703 1 992 03 1 0 04 3). P embimbin g P en dampin g dengan NIP 1972 0915 199 702 2 001
I. PENDAH ULUAN
A. Latar Bel akang Pembangunan pertanian adalah proses unt uk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani. Di Indonesia pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan nasional karena sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sekt or pertanian. Untuk itu diperlukan sum berdaya manusia yang berkualitas di dalam pembangunan pertanian. Dalam rangka meningkatkan peran sekt or pertanian dalam program pem bangunan
nasional,
pet ani
sebagai
pelaku
utam a
dituntut
untuk
mengem bangkan usahatani yang produkt if, mengunt ungkan dan m andiri, oleh karena itu diperlukan petani yang berkualitas, andal dan serta berkem ampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis. Petani diharapkan mampu membangun usahatani yang berdaya saing tinggi, dan m am pu berperan dalam melestarikan
lingkungan
hidup
sejalan
dengan
prinsip
pembangunan
berkelanjutan. Penyuluh pertanian sebagai ujung tom bak pembangunan pertanian diharapkan dapat mengarahkan pem bangunan pertanian di lapangan dengan mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (pet ani dan pelaku usaha pertanian
lainnya) untuk
meningkatkan
pendapatan dan
kesejahteraan
keluarganya. Penyuluh pertanian adalah pegawai negeri sipil yang (PNS) yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang oleh satuan organisasi lingkup pertanian unt uk melakukan kegiatan penyuluhan (Dept an, 2007) Penyuluhan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan non formal dalam rangka mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-citakan. Dalam upaya mengubah masyarakat tersebut terdapat unsur-unsur seperti gagasan /ide/konsep yang dididikan, lembaga/badan/ pihak yang
memprakarsai
perubahan m asyarakat
secara keseluruhan, tenaga
penyebar ide atau konsep yang dimaksud, anggot a m asyarakat baik secara 1
2
individu m aupun secara keseluruhan yang m enjadi sasaran dari kegiatan penyuluhan tersebut ( Nasution, 1990). Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan pertanian adalah salah satu usaha untuk mengubah mengetahui
perilaku petani dan keluarganya, agar mereka
dan m empunyai kem am puan serta mam pu m em ecahkan
masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya Suatu kegiatan penyuluhan agar berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan m aka perlu diperhatikan kebutuhankebutuhan yang m engakibatkan kesenangan bagi penyuluh sehingga penyuluh akan m endapat kan kepuasan kerja. Dengan terpenuhi fakt or-faktor yang menim bulkan kepuasan kerja m aka akan mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja penyuluh. Dem ikian pula halnya dengan penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo, sebagai wilayah agraris dengan sekt or pertanian tanam an pangan yang sedang bergerak ke industri dan perdagangan sektor pertanian menjadi sekt or yang dominan dan diharapkan dapat tampil sebagai
sekt or andalan
dalam pem bangunan yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, dalam pelaksanaan pem bangunan bidang pertanian tahun 2007 Kabupaten Sukoharjo telah meraih berbagai prestasi dan penghargaan di tingkat propinsi Jawa Tengah dan Nasional, ant ara lain : Juara II Kelom pok Tani Berprestasi Dalam Agribisnis Tanaman Padi di Tingkat Propinsi Jawa Tengah Tahun 2007 unt uk Kelompok Tani Ngudi Mulyo Desa Karangwuni Kecamatan Polokarto, Penghargaan Petani Berprestasi di Bidang Agribisnis Padi unt uk 5(lima) orang Petani, Penghargaan Penyuluh Pertanian Berprestasi dari Tingkat Pusat unt uk 1 (orang) Penyuluh Pertanian Di Tingkat Kabupat en, Penghargaan Kelompok Pengem bang Agensia Hayati Provinsi Jawa Tengah untuk KWT Putri Mandiri Desa Jagan Kecam atan Bendosari Berdasarkan uraian diatas, berbagai prestasi yang telah diperoleh Kabupaten
Sukoharjo
tidak
lepas
dari
peran
aktif
penyuluh
dalam
3
melaksanakan tugasnya. Hal ini mem buktikan kinerja yang baik sangat pent ing dalam pelaksanaan tugas dan kinerja yang baik akan diperoleh jika penyuluh mem peroleh kepuasan kerja, sehingga perlu dilakukan penelitian terhadap kepuasan kerja dan
hubungannya terhadap kinerja penyuluh
pertanian di Kabupaten Sukoharjo agar dapat diketahui fakt or-fakt or yang dapat mem pengaruhi penyuluh untuk m encapai kepuasan kerja dan fakt orfakt or yang dapat mendukung pencapaian kinerja. B. Perum usan Masalah Howell dan Diphoye dalam Munandar (2001) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek pekerjaanya. Dengan kata lain kepuasan mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaanya. Penyuluh sebagai tenaga kerja akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Sem akin
banyak
aspek-aspek yang sesuai
dengan keinginan penyuluh
tersebut, m aka semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dirasakannya, dan sebaliknya. Kepuasan kerja sangat berhubungan dengan organisasi, dalam hal ini penyuluh dalam melaksanakan tugas bernaung dalam sebuah organisasi penyuluhan. Organisasi penyuluhan pertanian m asa depan adalah organisasi yang tetap m em pertahankan penyuluhan pertanian sebagai sistem pendidikan bagi petani dan keluarganya, yang terpisah dari sistem pengaturan dan pelayanan teknis, sehingga dapat dikem bangkan m enjadi institusi atau organisasi yang mampu secara opt imal m em fasilitasi proses belajar dan proses pengem bangan sum berdaya m anusia di daerah yang berkualitas (Martaamidjaya, 1999). Hal tersebut di atas dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan produkt ivitas organisasi penyuluhan, m aka untuk m ewujudkannya dituntut peningkatan mutu kinerja dan keahlian penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian harus menem patkan dirinya sebagai pejabat fungsional yang profesional, m andiri, serta diwadahi oleh organisasi profesi yang dapat
4
mengembangkan profesionalisme m ereka, sehingga hal ini akan berdam pak positif terhadap kepuasan kerja penyuluh. Secara
nyata
sering
diasumsikan
bahwa
para
penyuluh
yang
memperoleh kepuasan kerja tinggi akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Pemenuhan kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik, sosial, fisik dan finansial sebagai fakt or kepuasan kerja sebaiknya m enjadi
perhatian
utama dengan harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan berdam pak positif terhadap kinerja penyuluh yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan berdam pak pada peningkatan produkt ifitas kegiatan penyuluhan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaim ana faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo ? 2. Bagaim ana kinerja penyuluh pertanian di Kabupat en Sukoharjo ? 3. Bagaim ana hubungan ant ara faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan kinerjanya di Kabupaten Sukoharjo ? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Unt uk mengetahui fakt or kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo 2. Unt uk mengetahui kinerja penyuluh pertanian di Kabupat en Sukoharjo. 3. Unt uk mengetahui hubungan antara fakt or kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan kinerjanya di Kabupaten Sukoharjo. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi
peneliti,
penelitian ini
merupakan salah satu syarat
untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret dan mem berikan wawasan serta pengetahuan m engenai kinerja
penyuluh pertanian dan fakt or-fakt or
kepuasan kerjanya.
yang mempengaruhi
5
2. Bagi pemerint ah atau instansi, dari hasil penelitian ini dapat diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam m engambil kebijakan khususnya dalam kegiatan penyuluhan pertanian dan pembangunan secara keseluruhan. 3. Bagi pihak lain yang memerlukan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pem banding pada perm asalahan yang sam a.
II. LANDASAN TEO RI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pembangunan Pertanian Riyadi dalam Mardikanto (1997) menyat akan bahwa pembangunan adalah
suatu usaha atau proses perubahan dem i tercapainya tingkat
kesejaht eraan/mutu hidup suatu m asyarakat
(dan individu-individu di
dalamnya) yang berkehendak dan melaksanakan pem bangunan itu. Menurut Timmer dalam Mardikanto (1996) mengem ukakan pent ingnya kegiatan penyuluhan dalam proses pem bangunan baik sebagai “jembatan” dalam dunia ilmu dan pemerintah sebagai pintu kebijakan, dan juga jembatan ant ar dunia penelitian dengan praktek usaha tani yang dilakukan petani. Pembangunan
pertanian
m erupakan
perubahan
dalam teknik
produksi pertanian dan system usahatani m enuju situasi yang diinginkan, biasanya situasi yang memungkinkan petani dapat m emanfaatkan hasilhasil penelitian pertanian dan berkurangnya pertanian pokok dan lebih berorientasi pasar (Van Den Ban dan Hawkins, 1996). Sepanjang
perjalanan
sejarah
pertum buhan
bangsa-bangsa
di
dunia, baik yang sekarang telah m enjadi “negara m aju” m aupun yang masih tergolong sebagai negara yang terbelakang, atau yang sedang berkem bang, selalu pernah m enghadapi dilema dalam penentuan prioritas pem bangunan ekonom i nasionalnya, tentunya sulit untuk menentukan pem bangunan sekt or industri, atau pem bangunan sekt or pertanian yang harus diutamakan terlebih dahulu (Mardikant o, 1996) Negara-negara Dunia Ketiga (term asuk Indonesia) yang pada umumnya masih tergolong sebagai negara yang m asih terbelakang atau sedang berkem bang, selalu m enunjukan bahwa kontribusi sector pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi
nasional selalu m enududuki posisi yang
sangat vital. Pernyataaan seperti ini didukung oleh kenyataan-kenyat aan sebagai berikut: 6
7
a. Sebagian besar penduduk di negara dunia ket iga masih hidup di sektor pertanian atau m enggant ungkan kehidupannya dari kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung memiliki kaitan dengan kegiatan sekt or pertanian. b. Negara-negara dunia ket iga, pada umumnya masih menghadapi masalah pangan, baik untuk m asa sekarang maupun di masa-masa mendatang. Padahal masalah pangan bukan sekedar isi perut, tetapi juga
mem iliki
nilai
ekonom i
sebagai
komoditi
yang
dapat
diperdagangkan. Sebagai komoditi, pangan seringkali memiliki arti strategis sebagai
komoditi politik “(political com modity)”seperti
halnya minyak bumi. Karena itu, jika keberadaannya dalam suatu negara tidak cukup
tersedia, masalah kekurangan
pangan dapat
mengganggu stabilitas dan ketahanan nasional, yang pada gilirannya akan m engham bat tercapainya tujuan pembangunan serta mengurangi mutu dari hasil pembangunan yang telah dan akan dapat dicapai. c. Dewasa ini, Negara-negara dunia ketiga tidak m ungkin dapat m engejar ketertinggalannya unt uk dapat bersaing dengan negar-negara maju untuk m enghasilkan produk-produk industri di pasar int ernasional. d. Ketegaran sekt or pertanian dalam m enghadapai gejolak perekonom ian dunia dibanding dengan sektor-sektor lainnya. e. Besarnya sum bangan
sector pertanian bagi pembangunan sector
industri (penyedia bahan baku, penyedia tenaga kerja m urah, penyedia modal maupun konsumen produknya)terutama di awal pembangunan sekt or industri (Mardikant o, 1996) Sejalan dengan kenyataan empiris di atas, pemaham an tentang peranan penyuluh pertanian di dalam proses pem bangunan pertanian sudah selayaknya unt uk tidak lagi dipandang sekadar sebagai “faktor pelancar”, tetapi justru sebagai “prim adona” yang perlu m endapat perhatian terbesar di dalam proses pembangunan pertanian (Mardikant o,1996)
8
2. Penyuluhan Pertanian Penyuluhan m erupakan keterlibatan seseorang unt uk melakukan kom unikasi inform asi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya, memberi pendapat
sehingga bisa m embuat
keputusan yang benar
(Van Den Ban dan Hawkins, 1996). Penyuluhan m engandung usaha m enyebarluaskan hal-hal baru (paling tidak, dianggap atau dirasakan baru) agar masyarakat berm inat dan bersedia m elaksanakannya dalam kehidupan nyata sehari-hari. Dalam hal penyuluhan pertanian misalnya, dimulai dari m engajak dan m em bim bing petani untuk m elaksanakan cara bertani yang m odern. Selanjutnya, pet ani yang berhasil disuluh kemudian menerapkan penyuluhan tersebut dalam hidup m ereka sehari-hari (Nasution, 1990). Arti penyuluhan pertanian adalah salah satu usaha untuk m engubah perilaku pet ani dan keluarganya, agar mereka m engetahui dan mempunyai kem am puan serta mampu m em ecahkan m asalahnya sendiri dalam usaha atau
kegiatan-kegiatan
meningkatkan
hasil
usahanya
dan
tingkat
kehidupannya (Mardikanto. 1993) Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik unt uk memberdayakan dan mem perkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri sem ua stakeholders (individu, kelom pok, kelem bagaan) yang terlibat dalam proses pem bangunan, demi terwujudnya kehidupan yang semakin berdaya, m andiri dan partisipatif yang sem akin sejaht era secara berkelanjutan (Mardikanto, 2001). Penyuluhan
pertanian
di
sini
mem punyai
peranan
untuk
mempersiapkan petani dan unt uk menyampaikan hasil-hasil penelitian kepada petani. Atau lebih tepatnya, penyuluhan pertanian mempunyai peranan untuk m enyadarkan pet ani tentang adanya alternatif-alternatif baru atau metode-met ode lain untuk m engusahakan pertanian mereka ke arah yang lebih baik (Sastraatmadja, 1993).
9
3. Penyuluh Pertanian Menurut Abbas (1997) penyuluh pertanian m erupakan aparatur pertanian yang berfungsi sebagai pendidik non formal pada masyarakat tani-nelayan pedesaan. Penyuluh dapat menampilkan dirinya sebagai penasihat, komunikator dan motivator dalam rangka proses alih ilmu dan tekhnologi, pembinaan ketrampilan serta pembent ukan sikap yang sesuai dengan
nilai-nilai dasar dan kebutuhan
m asyarakat
dinamik
yang
membangun. Menurut Kartasapoetra (1991) penyuluh pertanian adalah orang yang m engem ban tugas mem berikan dorongan kepada para petani agar mau m engubah cara berpikir, cara bekerja dan cara hidupnya yang lama dengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan perkembangan teknologi pertanian yang lebih m aju. Jabatan
fungsional penyuluh pertanian, terdiri dari penyuluh
pertanian terampil dan penyuluh pertanian ahli. Penyuluh peratanian terampil adalah pejabat fungsional yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertent u, sedangkan penyuluh pertanian
ahli adalah pejabat
fungsional yang dalam
pelaksanaan
pekerjaannya didasarkan atas disiplin ilmu pengetaahuan, metodologi dan teknik analisis tertentu (Deptan, 2008) Tugas pokok penyuluh pertanian adalah m elakukan kegiatan persiapan
penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan
evaluasi dan pelaporan,
pertanian,
serta pengembangan penyuluhan pertanian
(Deptan, 2008) Seorang
penyuluh
pertanian dalam
kegiatan tugasnya yang
diem ban m empunyai tiga peranan yang erat, yaitu : a. Berperan sebagai pendidik, m em berikan pengetahuan atau cara- cara baru dalam budidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usahataninya,
meningkat
usahataninya itu
hasi
dan
mengatasi kegagalan
dalam
10
b. Berperan sebagai pem impin, yang dapat membimbing dan memotivasi para pet ani agar m au merubah cara berpikir, cara kerjanya agar t imbul keterbukaan dan mau menerapkan cara-cara bertani baru yang lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga tingkat hidupnya akan lebih sejahtera. c. Berperan sebagai penasihat , yang dapat melayani. Memberi petunjukpetunjuk dan membantu pet ani baik dalam bent uk peragaan atau memberikan contoh-contoh kerja dalam usahatani dalam m em ecahkan segala masalah yang dihadapi para petani (Kartasapoetra, 1991) 4. Kepuasan Kerja Handoko (2000) m engemukakan bahwa kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan em osional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan m emandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja m encerm inkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nam pak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Pengertian kepuasan kerja yang lebih luas menyangkut sikap seseorang mengenai pekerjaannya. Karena menyangkut sikap, pengertian kepuasan kerja mencakup berbagai hal seperti kognisi, em osi dan kecenderungan
perilaku
seseorang
(Indrawijaya,
1983).
Disini
mengandung m aksud bahwa kepuasan kerja m enyangkut sikap dan juga perasaan seseorang, bila seseorang merasa puas, maka dalam bekerja seseorang itu akan bersem angat dalam m elakukan pekerjaannya. Menurut
Anwar
Prabu
Mangkunegara
(1993)
faktor
yang
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu fakt or yang terdapat dalam diri pegawai dan faktor pekerjaannya. a. Fakt or pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, um ur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja.
11
b. Fakt or pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, strukt ur organisasi, pangkat (golongan),
kedudukan,
m utu
pengawasan,
jaminan
financial,
kesempatan promosi jabatan, interaksi soaial dan hubungan kerja. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Ghisseli & Brown (1950) dalam
As’ad
(1995)
mengemukakan
adanya
lima
faktor
yang
menim bulkan kepuasan kerja, yaitu : a. Kedudukan (posisi) Um umnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan m erasa lebih puas daripada mereka yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mem epengaruhi kepuasan kerja. b. Pangkat (golongan) Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan) sehingga pekerjaan tersebut m emberikan kedudukan tertent u pada orang yang m elakukannya. Apabila ada kenaikan upah, m aka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya. c. Um ur Dinyatakan bahwa ada hubungan ant ara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Um ur diant ara 35 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sam pai 45 tahun adalah umur-umur yang bisa menim bulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan. d. Jam inan finansial dan jam inan sosial Jam inan
finansial
dan
jaminan
sosial
kebanyakan
berpengaruh
terhadap kepuasan kerja. e. Mutu pengawasan Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam m enaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan
12
dapat ditingkat kan m elaui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang pent ing dari organisasi kerja (sense of belonging). Strauss dan Sayles dalam Shobaruddin (1992) mengungkapkan kepuasan kerja pent ing unt uk akt ualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kem atangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi, sehingga sering melamun, sem angat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosi tidak stabil, sering absen dan m elakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan yang harus dilakukan, sedangkan karyawan yang
mendapat kepuasan kerja biasanya m empunyai catatan kehadiran dan perputaran yang baik, kurang akt if dalam kegiatan serikat karyawan dan kadang-kadang berprestasi kerja lenih baik daripada karyawan yang tidak mempunyai kepuasan kerja, oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting yaitu untuk m enciptakan kondisi atau keadaan positif di lingkungan kerja Ada 3 dimensi kepuasan kerja, yaitu : a. Kepuasan kerja adalah suatu em osi yang m erupakan respon terhadap situasi kerja. Hal ini tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat diduga, atau hal ini tidak dapat dinyatakan tetapi akan tercermin dari sikap karyawan. b. Kepuasan kerja dinyat akan dengan problem a hasil yang sesuai, atau bahkan melebihi yang diharapkan, misalnya seseorang bekerja sebaik yang m am pu dilakukan karyawan dan berharap mendapat imbalan atau penghargaan yang sepadan
dan kenyataan
oleh perusahaan, ia
mendapat gaji yang sesuai harapannya dan oleh atasanya ia m endapat pujian karena prestasinya itu, m aka karyawan ini merasa puas dalam bekerja. c. Kepuasan kerja ini biasanya dinyatakan dalam sikap seseorang yang tercerm in dalam tingkah lakunya, misalnya ia akan sem akin loyal
13
terhadap perusahaan, bekerja dengan baik, terakreditasi tinggi pada perusahaan, tertib dan memat uhi peraturan yang ditetapkan dan sikapsikap lain yang bersifat positif (Luthans, 1998) Menurut As’ad (1995) terdapat empat faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu: a. Fakt or psikologik,
merupakan
faktor yang berhubungan
dengan
kejiwaan yang m eliputi m inat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan. b. Fakt or sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi soaial, baik sesaama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaanya. c. Fakt or fisik, m erupakn faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, m elliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan wakt u istirahat, perlengkapan kerja, keadaan
ruangan,
suhu,
penerangan,
pertukaran
udara,
kondisi
kesehatan karyawan, umur dan sebagainya. d. Fakt or finansial, merupakan fakt or yang berhubungan dengan jam inan serta kesejahteraan karyawan yang m eliputi sistem dan besarnya gaji, jam inan sosial, m acam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan., promosi dan sebagainya. Menurut Wexley dan Yukl dalam As’ad (1995) memaham i teoriteori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang lazim dikenal yaitu : a. Discrepancy Theory ( t eori perbedaan) Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter. Porter m engukur kepuasan kerja seseorang dengan m enghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke menerangkan
bahwa kepuasan
kerja seseorang bergantung pada
perbedaan antara sesuatu yang diharapkan dengan apa yang menurut perasaaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekkerjaannya. Dengan demikian, orang akan merasa puas jika tidak
14
ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas m inimum yang diinginkan telah terpenuhi. b. Equity Theory ( teori keseimbangan) Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan meras puas atau tidak puas, tergant ung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas situasi. Adapun komponen dari teori ini adalah input, outcom es, com parison person, dan equity-inequity. Yang dimaksud dengan input adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sum bangan terhadap pekerjaan. Outcom e adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya. Com parison persons dapat berupa seseorang di perusahaan yang sama atau di tem pat yang lain, atau bisa pula dengan dirinya sendiri di m asa lam pau. Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan ratio input-outcomes dirinya dengan input-outcom es orang lain (com parison persons). Bila perbandingan itu dianggapnya cukup adil (equity), m aka ia akan m erasa puas. Bila perbandingan itu tidak seim bang tetapi mengunt ungkan (over com pensation inequity), bisa m enimbulkan kepuasan tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak seimbang dan merugikan, akan timbul ket idakpuasan. c. Two Factors Theory (Teori dua factor) Teori dua fakt or atau disebut juga teori hygiene-m otivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dalam Munandar (2001). Ia tem ukan bahwa fakt or-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan fakt or-fakt or yang m enimbulkan ket idakpuasan kerja. Fakt orfakt or yang m enimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivator, m encakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang merupakan faktor int rinsik dari pekerjaan yaitu : 1) Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja
15
2) Kem ajuan (advancem ent), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat maju dalam pekerjaannya. 3) Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tant angan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya. 4) Capaian (achievem ent), besar kecilnya kem ungkinan tenaga kerja mencapai prestasi kerja yang tinggi. 5) Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan tenaga kerja atas unjuk kerjanya. Hadirnya faktor ini akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ket idakpuasan Menurut Herzberg dalam Munandar (2001) kelom pok faktor yang lain yang m enimbulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrensik dari pekerjaan, dan meliputi faktor-faktor : 1) Adm inistrasi dan kebijakan perusahaan, derajat kesesuaian yang dirasakan tenaga kerja dari sem ua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan. 2) Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima oleh t enaga kerja 3) Gaji, derajat kewajaran gaji yang diterima sebagai im balan unjuk kerjanya. 4) Hubungan antar pribadi, derajat kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya. 5) Kondisi kerja, derajat kesesuaian kondisi kerja dengan proses pelaksaan tugas pekerjaannya. Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau m enghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan m enimbulkan kepuasan karena ia bukan sum ber kepuasan kerja. 5. Kinerja dan Kinerja Penyuluh Pertanian Kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan
karyawan. Kinerja karyawan adalah
yang mempengaruhi
16
seberapa banyak mereka m em beri kontribusi kepada organisasi yang antara lain adalah kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tem pat kerja dan sikap koooperatif (Sadeli dan Prawira, 2002) Menurut Prawirosentono (1999) kinerja atau perform ance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelom pok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-masing dalam rangka upaya m encapai tujuan utam a organisasi bersangkutan secara legal, tidak m elanggar hukum dan sesuai dengan moral m aupun etika. Mangkunegara
(2002)
mengem ukakan
bahwa istilah kinerja
berasal dari kata job performance atau actual pereform ance (prestasi kerja/prestasi
kerja
sesungguhnya
yang
dicapai
oleh
seseorang).
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam m elaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Rahmanto (1997) menyebutkan kinerja atau prestasi kerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang bisa dicapai oleh seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kem am puan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk m encapai t ujuan perusahaan Donelly dalam Rivai (2003) mendefinisikan kinerja sebagai tingkat keberhasilan dalam m elaksanakan tugas serta kemampuan untuk m encapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga kinerja dikatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Kinerja penyuluh
pertanian m erupakan
seorang penyuluh pertanian dalam
cerminan
kecakapan
pelaksanaan tugas pokok yang
diem bannya, yaitu m eliputi persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian,
evaluasi dan pelaporan, serta pengembangan
penyuluhan pertanian (Deptan, 2008) Kegiatan
penyuluh
pertanian
meliputi pendidikan,
persiapan
penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan
17
pelaporan, pengem bangan penyuluhan pertanian, pengem bangan profesi dan penunjang kegiatan penyuluhan pertanian (Dept an, 2008) Menurut Schuller dan Hubber (1993) terdapat tiga kategori kriteria dalam penilaian kinerja, yaitu : a) Trait, terfokus pada karakteristik pribadi pegawai anatar lain, kem am puan berkomunikasi, kemam puan mem im pin dan kesetiaan. Penelitian ini dapat dilakukan dengan mudah, nam un hasilnya sering tidak valid, kaitan antara trait dan kinerja seringkali lemah akibat pengaruh faktor-faktor situasional. b) Behaviour, kriteria ini m emfokuskan pada bagaimana suatu pekerjaan dilakukan
sehingga proses
perilaku karyawan dalam melakukan
pekerjaan sangatlah penting untuk diperhatikan. c) Outcom es, pendekatan ini memokuskan tent ang apa yang telah dicapai dan bukan pada cara atau proses menghasilkannya. 6.
Hubungan Faktor Kepuasan Kerja dengan Kinerja a. Kepuasan kerja pada faktor psikologis dengan kinerja Ketenangan bekerja dan ketenangan berusaha merupakan tujuan organisasi kerja, dan hal itu akan tercipta apabila di tempat kerja terdapat tata kehidupan
dan pergaulan yang serasi, m ant ap dan
dinamis. Hal tersebut dapat berjalan dengan baik bila setiap orang dapat mengem bangkan dan meningkatkan kem auan dan kem ampuan bertenggangrasa. Suasana serasi di tem pat kerja sangat mendukung peningkatan aktivitas kerja yang tinggi dari tenaga kerja sehingga diperoleh keadaan yang m em ungkinkan tenaga kerja m engem bangkan dan m eningkat kan kinerjanya unt uk mencapai hasil yang sesuai dengan harapan dari organisasi kerjanya (Kusum aatm aja et all, 1991). b. Kepuasan kerja pada faktor sosial dengan kinerja As’ad
(1995)
mengemukakan
bahwa
hubungan
antara
karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produkt ifitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melaui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada
18
bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja (sense of belonging). Perilaku atasan merupakan determ inan utama dari kepuasan. Um umnya studi m endapat kan kepuasan kerja karyawan ditingkat kan bila
penyelia
langsung
bersifat
ram ah dan dapat
mem ahami,
menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, m endengarkan pendapat karyawan dan m enunjukkan suatu m inat pribadi kepada mereka. (Robbins, 1996). c. Kepuasan kerja pada faktor fisik dengan kinerja Banyak kemungkinan untuk m eningkatkan produktifitas atau hasil kerja/kinerja di perusahaan –perusahaan dan kant or-kantor jika saja dapat dilakukan pengaturan yang setepat-tepatnya wakt u-waktu istirahat para karyawan atau pegawai. Terutama bagi perusahaanperusahaan
yang m asih
lemah,
kurangnya
kemampuan
untuk
mempeerbaharui alat-alat, perlengkapan kerja, tata kerja, personalia, memainkan faktor pemberian istirahat m ungkin sekali merupakan cara yang
sangat
m urah
untuk
meningkatkan
produksi
perusahaan
(Hadi, 1974) d. Kepuasan kerja pada faktor finansial dengan kinerja Hulin dalam As’ad (1995) menyatakan bahwa seringkali caracara
yang
ditempuh
pihak
manajemen
unt uk
m eningkatkan
produkt ivitas kerja karyawan dengan m enaikan gaji atau upah. Menurut pendapat mereka gaji merupakan faktor utama untuk mencapai kepuasan kerja.
B. Kerangka Berpikir Pembangunan pertanian adalah proses unt uk meningkatkan kualitas hidup masyarakat tani. Di Indonesia pembangunan pertanian merupakan bagian terpenting dari pembangunan nasional karena sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan kehidupannya dari sekt or pertanian. Untuk itu
19
diperlukan sum berdaya manusia yang berkualitas di dalam pembangunan pertanian. Penyuluh pertanian sebagai ujung tom bak pembangunan pertanian diharapkan dapat mengarahkan pem bangunan pertanian di lapangan dengan mendorong pelaku utama pembangunan pertanian (pet ani dan pelaku usaha pertanian
lainnya) untuk
meningkatkan
pendapatan dan
kesejahteraan
keluarganya. Suatu kegiatan penyuluhan agar berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan sesuai yang diharapkan maka perlu diperhatikan kebutuhankebutuhan yang m engakibatkan kesenangan bagi penyuluh sehingga penyuluh akan m endapatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek pekerjaanya. Pemenuhan kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik, sosial, fisik dan finansial sebagai fakt or kepuasan kerja sebaiknya m enjadi
perhatian utama dengan
harapan dengan kepuasan kerja yang tinggi akan berdampak positif terhadap kinerja penyuluh yang tinggi pula, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan produktifitas kegiatan penyuluhan. Kegiatan
penyuluh
penyuluhan pertanian,
pertanian
m eliputi
pelaksanaan penyuluhan
pendidikan, pertanian,
persiapan
evaluasi dan
pelaporan, pengem bangan penyuluhan pertanian, pengem bangan profesi dan penunjang kegiatan penyuluhan pertanian (Deptan, 2008) Dari uraian di atas m aka dapat dirumuskan dalam kerangka berpikir sebagai berikut : Fakt or Kepuasan Kerja 1. 2. 3. 4.
Aspek Aspek Aspek Aspek
psikologis: sosial fisik finansial
Kinerja penyuluh pertanian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pendidikan Persiapan penyuluhan pertanian Pelaksanaan penyuluhan pertanian Evaluasi dan pelaporan Pengembangan penyuluhan pertanian Pengembangan profesi Penunjang tugas penyuluh pertanian
Gam bar 1. Kerangka berpikir hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja penyuluh pertanian.
20
C. Hipote sis Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka diajukan hipotesis : a. Hipotesis Mayor Diduga ada hubungan yang positif dan signifikan ant ara tingkat kepuasan kerja dengan
kinerja penyuluh
pertanian
di Kabupaten
Sukoharjo. b. Hipotesis Minor •
Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek psikologik dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupat en Sukoharjo.
•
Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek sosial dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
•
Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek fisik dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
•
Diduga ada hubungan yang nyata antara kepuasan kerja pada aspek finansial dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo.
D. Pembatasan Masalah 1. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang m enentukan kepuasan kerja penyuluh pertanian meliputi aspek psikologis, sosial, fisik dan finansial 2. Penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang m enentukan kinerja penyuluh pertanian, m eliputi pendidikan, kegiatan persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, pengem bangan
penyuluhan
pertanian,
pengem bangan
profesi
dan
penunjang tugas penyuluh pertanian 3. Responden dalam penelitian adalah penyuluh pertanian lapang (PNS) yang berada di Kabupaten Sukoharjo yang bertugas di wilayah kerja Kecam atan dalam penelitian ini (Kecamatan Mojolaban, Kecam atan Baki, Kecam atan Tawangsari dan Kecam atan Kartasura)
21
E. Definisi O perasional dan Pengukuran Vari abel 1. Definisi Operasional a. Kepuasan kerja penyuluh pertanian Kepuasan
kerja
penyuluh
pertanian
adalah
keadaan
emosional yang m enyenangkan atau tidak m enyenangkan dimana para penyuluh
m emandang
pekerjaan
mereka.
Kepuasan
kerja
mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nam pak dalam sikap positif penyuluh terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Aspek kepuasan kerja adalah aspek yang m enjadi sumber
kepuasan kerja, dimana hadirnya aspek ini akan m enimbulkan kepuasan bagi penyuluh pertanian. Kepuasan kerja sendiri terdiri dari aspek psikologik, aspek sosial, aspek fisik dan aspek finansial
1) Aspek psikologik, m erupakan aspek yang berhubungan dengan kejiwaan penyuluh yang m eliputi kesesuaian minat dan bakat dengan pekerjaan, nilai pekerjaan, keteram pilan dan ketrentaman dalam kerja. 2) Aspek sosial, merupakan aspek yang berhubungan dengan interaksi sosial penyuluh yang m eliputi kem am puan bekerjasama dengan penyuluh lain, bantuan kesulitan dalam
dari penyuluh lain dalam m engatasi
pekerjaan,
hubungan
dengan penyuluh lain,
ketersediaan waktu atasan dalam berkomunikasi dengan bawahan, pem berian motivasi oleh atasan kepada bawahan dan keterbukaan atasan kepada bawahanya. 3) Aspek fisik, m erupakan aspek yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik penyuluh, meliputi
pengaturan
waktu
kerja
dan
waktu
istirahat,
kondisi
dan
perlengkapan kerja, kondisi ruang kerja dan kondisi kesehatan penyuluh.
22
4) Aspek
finansial,
merupakan aspek yang berhubungan
dengan
kesejaht eraan penyuluh yang meliputi besarnya gaji yang diterima, tunjangan dan kenaikan pangkat/golongan. b. Kinerja Penyuluhan Kinerja penyuluh pertanian m erupakan cerm inan kecakapan seorang penyuluh pertanian dalam pelaksanaan tugas pokok yang diem bannya. 1) Pendidikan adalah faktor yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar, pendidikan dan pelatiha fungsional di bidang pertanian serta mem peroleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) atau sertifikat, pendidikan dan pelatihan prajabatan 2) Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian adalah kegiatan yang dilakukan
oleh
penyuluh
sebelum
m elaksanakan
kegiatan
penyuluhan pertanian yang meliputi identifikasi potensi wilayah, penyusunan rencana usaha petani Rencana Usaha Kelom pok (RUK),
Rencana
Kebutuhan
Kelom pok
(RKK)/
Rencana
Kebutuhan Definitif Kelom pok (RDKK), Rencana Kebutuhan Desa (RKD), Program a
Rencana
Kegiatan Penyuluhan
Penyuluhan
Desa
(PPD),
Desa (RKPD)/
penyusunan
program
penyuluhan pertanian, dan penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian. 3) Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah kegiatan penyuluh dalam melaksanakan
kegiatan
penyusunan
materi,
penyuluhan
pertanian
penyuluhan perencanaan serta
pertanian yang meliputi dan
penerapan
metode
m enumbuhkan/m engem bangkan
kelembagaan petani 4) Evaluasi
dan
pelaporan
adalah
kegiatan penyuluhan
dalam
melaporkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan meliputi pelaksanaan penyuluhan pertanian dan evaluasi dam pak pelaksanaan penyuluhan pertanian.
23
5) Pengem bangan berhubungan
Penyuluhan dengan
pertanian
adalah
penyusunan
faktor
yang
pedom an/juklak/juknus
penyuluhan pertanian. 6) Pengem bangan profesi adalah fakt or yang berhubungan dengan pem buatan
karya
tulis
ilmiah
di
bidang
pertanian,
penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang pertanian, dan pemberian konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep kepada institusi dan atau perorangan. 7) Penunjang
tugas
berhubungan
penyuluh dengan
sem inar/lokakarya/konferensi,
pertanian
adalah
peran
serta
keanggot aan
dalam
faktor
yang dalam
tim penilai
jabatan fungsional penyuluh pertanian, keanggot aan dalam dewan redaksi
penerbitan
di
bidang
pertanian,
perolehan
penghargaan/tanda jasa, pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan, keanggotaan dalam organisasi profesi dan perolehan gelar kesarjanaan lainnya. 2. Pengukuran variabel Lam piran 6 (lihat di halam an 88-103) Aspek kepuasan kerja adalah aspek yang menjadi sumber kepuasan
kerja, dim ana hadirnya aspek ini akan menim bulkan kepuasan bagi penyuluh
pertanian. Kepuasan kerja sendiri dipengaruhi oleh aspek
psikologik, aspek sosial, aspek fisik dan aspek finansial, sedangkan kinerja penyuluh pertanian merupakan cerminan kecakapan seorang penyuluh pertanian dalam pelaksanaan tugas pokok yang diem bannya. Untuk mengetahui hubungan antara fakt or kepuasan kerja dan kinerja maka perlu dilakukan
pengukuran variabel. Pengukuran
variabel kepuasan kerja
diukur dengan m enggunakan skor, sedangkan unt uk mengukur tingkat kinerja penyuluh diukur dengan angka kredit dalam jangka wakt u lima tahun terakhir. Secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 88-103.
III. METO DE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskript if analitis yaitu suatu penelitian yang m emusatkan permasalahan yang ada pada masa sekarang dan bertitik tolak pada data yang dikum pulkan, kem udian dianalisis dan disim pulkan dalam konteks teori-teori hasil penelitian terdahulu (Surakhm ad, 1990). Penelitian ini menggunakan teknik survai yakni penelitian dengan cara mengam bil sampel dari suatu populasi dan m enggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data dan menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel m elalui pengujian hipotesis (Singarimbun dan Effendi, 1995) B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaiakan dengan tujuan penelitian (Singarimbun dan Effendi, 1995) Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sukoharjo. Penentuan lokasi penelitian ini diambil dengan pertimbangan bahwa kegiatan penyuluhan di Kabupaten Sukoharjo masih aktif terbukti dengan banyaknya penyuluh yang berprestasi dan mendapatkan penghargaan sebagai penyuluh berprestasi serta banyaknya prestasi yang diraih Kabupaten Sukoharjo dalam bidang pertanian. C. Metode Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo yang berstatus PNS yang terdiri dari penyuluh pertanian ahli dan penyuluh pertanian terampil yang ditugaskan di wilayah kerja Kecamatan yaitu sebanyak 62 orang. Pengam bilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik sampel gugus sederhana (sim ple cluster sampling) yaitu dengan menggolongkan responden kedalam gugus (cluster) kecamatan berdasarkan produktivitas padi sebab tingkat produkt ivitas tanaman salah satunya dipengaruhi oleh kegiatan 24
25
penyuluhan yang dilakukan penyuluh m elalui pembinaan terhadap kelom pok tani. Dipilih kecamatan yang m empunyai produktivitas padi tertinggi, sedang dan terendah, untuk angka produktivitas padi tertinggi di ambil dua kecam atan sehingga sample yang diam bil adalah empat kecamatan yaitu Kecam atan Mojolaban,
Kecamatan Baki,
Kecam atan Tawangsari dan Kecam atan
Kartasura. Kem udian penyuluh pertanian yang bertugas di Kecamatan tersebut diteliti sem ua. Tabel 3.1 Data Produkt ivitas Padi dirinci per Kecam atan Sukoharjo Tahun 2007 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kabupaten
Produktivitas Padi (Kw/Ha)
W eru Bulu Tawangsari Sukoharjo Nguter Bendosari Polokarto Mojolaban Grogol Baki Gatak Kartasura
Jumlah Tot al
68,44 67,71 68,06 69,18 67,77 69,85 70,17 71,31 67,32 70,34 69,22 67,24
69,24
Sum ber data : Dinas Pertanian Sukoharjo 2007 Tabel 3.2 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah penyuluh berdasarkan penempatannya di Kabupaten Sukoharjo Wilayah Kerja Penyuluh
Jumlah Penyuluh
Kecamatan W eru Kecamatan Bulu Kecamatan Tawangsari Kecamatan Sukoharjo Kecamatan Nguter Kecamatan Bendosari Kecamatan Polokarto Kecamatan Mojolaban Kecamatan Grogol Kecamatan Baki Kecamatan Gatak Kecamatan Kartasura
4 5 5 6 5 6 7 7 4 4 5 4
Jumlah Total
62
Sum ber data : Dinas Pertanian Sukoharjo 2008
26
Dengan demikian tot al sam pel yang diambil sebanyak 20 orang penyuluh pertanian yang tersebar di Kecam atan Mojolaban, Kecamatan Baki, Kecamatan Tawangsari dan Kecamatan Kartasura. D. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer, m erupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden yang terkait dengan penelitian ini, meliputi ident itas responden, faktor penentu kepuasan kerja dan kinerja penyuluh pertanian. b. Data Sekunder, m erupakan data yang diperoleh dari hasil instansi atau suatu lembaga yang ada kaitannya dengan penelitian ini, m eliputi data dem ografi,
keragaan
penyuluh
pertanian,
kelem bagaan
penyuluh
pertanian. E. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Yaitu cara pengumpulan data m elalui
wawancara langsung dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. b. Observasi Yaitu teknik ini dilakukan dengan m engadakan pengam atan langsung terhadap obyek yang diam ati. c. Pencatatan Yaitu teknik pencatatan data yang diperlukan baik dari responden maupun dari instansi yang ada hubungannya dengan peneliti. F. Metode Analisis Data Unt uk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja penyuluh pertanian diukur dengan menggunakan rumus interval (I): I=
27
Unt uk mengetahui derajat hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja penyuluh pertanian digunakan uji korelasi Rank Sperman (rs). Menurut Siegel (1994) rum us korelasi jenjang Sperman sebagai berikut :
Dimana : Rs
: Koefisien korelasi rank Spearman
N
: Jumlah responden
di
: Selisih atau rangking dari variabel pengamatan Tingkat signifikansi rs diuji dengan menggunakan uji t karena jumlah
sam pel lebih dari 10 (N>10) dengan rum us sebagai berikut : t = rs Uji Kriteria : a. Jika t hitung ≥ t tabel (α = 0,05) maka Ho ditolak berart i ada hubungan yang signifikan antara fakt or kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan kinerjanya. b. Jika t hitung < t tabel (α = 0,05) m aka Ho diterima berart i tidak ada hubungan yang signifikan ant ara faktor kepuasan kerja penyuluh pertanian dengan kinerjanya
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH
Bidang pertanian term asuk prioritas utama Kabupaten Sukoharjo. Dengan luas wilayah 46.666 ha yang diusahakan unt uk pertanian berupa sawah seluas 21.119 ha, tegal 5.179 ha, pekarangan 15.814 ha, perkebunan 759 ha, kolam 30 ha, karam ba 2.706 ha dan perairan umum 921,22 ha. Kabupaten Sukoharjo memiliki pot ensi yang cukup besar didalam pem bangunan pertanian yang meliputi tanam an pangan dan hortikultura perkebunan, peternakan dan perikanan. Adapun batas wilayah Kabupat en Sukoharjo adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara
: Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
2) Sebelah Timur
: Kabupaten Karanganyar
3) Sebelah
Selatan : Kabupaten
Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten
Wonogiri 4) Sebelah Barat
: Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten
A. Pote nsi Wilayah Potensi wilayah di Kabupaten Sukoharjo antara lain: 1. Tanaman Pangan dan Hortikultura Tabel 4.1 Luas Lahan dan IP Sawah dan Tegal Kabupaten Sukoharjo No
Kategori
Sawah
Tegal
1 Luas lahan 21.121 ha 2 IP 261 % Sum ber : UPTD Kabupaten Sukoharjo Keterangan : IP : Indeks Penanam an
4.563 ha 275%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui pada wilayah Kabupaten Sukoharjo
yang diusahakan
untuk pertanian
tanaman
pangan dan
hortikultura pada lahan sawah seluas 21.121 ha, sedangkan tegal seluas 4.563 ha. IP (Indeks Penanaman) Kabupat en Sukoharjo tersebut di atas artinya dalam satu tahun dapat ditanami sebanyak tiga kali. Hal ini membuktikan bahwa prioritas utama Kabupat en Sukoharjo adalah di sekt or pertanian, khususnya pada lahan sawah karena lahan sawah merupakan lahan tanaman pangan pokok yaitu padi. 28
29
Tabel 4.2 Luas Panen dan Produksi Tanam an Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sukoharjo tahun 2009 No Jenis tanaman Luas panen Produksi 1 Padi 45.649 ha 2 Jagung 5.572 ha 3 Kedele 4.261 ha 4 Kacang tanah 9.598 ha 5 Melon 195 ha 6 Empon-empon Sum ber : UPTD Kabupaten Sukoharjo Tabel
291.149 ton 16.376 ton 6.686 ton 13.447 ton 5.327 ton 1.399,50 ton
4.2 dapat diketahui bahwa sasaran pada tahun 2009 luas
panen padi sebesar 45.649 Ha. Komuditas padi menempati urutan pertama karena luas areal panen yang cukup luas dan m erupakan tanaman pangan pokok, selain itu Kabupat en Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten penyandang
pangan di
Jawa
Tengah
sehingga
produkt ivitas padi
khususnya terus dipacu pada tahun 2009 produksi padi berhasil m encapai 291.149 t on. Selain t anam an padi sebagai tanaman pangan pokok, tanaman jagung, kedele,kacang tanah dan m elon m erupakan kom oditi tanaman hortikultura yang menjadi andalan Kabupaten Sukoharjo. Tabel 4.3 Jumlah Alat Mesin Pertanian Per Tahun 2008 No Alat mesin Jumlah 1 Trakt or roda dua 2 Hand sprayer 3 Mist blower 4 Pompa air 5 Power treser 6 Pedal treser 7 Pembersih gabah 8 Pengering gabah 9 Penggiling padi kecil 10 Penggiling padi besar Sum ber : UPTD Kabupaten Sukoharjo
1.140 unit 5.669 unit 1 unit 2.280 unit 351 unit 3.575 unit 304 unit 5 unit 569 unit 5 unit
Menurut tabel 4.3 dapat diketahui berbagai alat mesin pertanian beserta jumlahnya per tahun 2008, jumlah yang paling banyak adalah hand sprayer
30
(penyem prot aspal tangan) karena mengingat kegunaan alat ini sangat penting untuk pem upukan dengan aplikasi penyemprotan, alat ini berfungsi untuk m enyem protkan pupuk ke bagian batang, bunga, tangkai ataupun daun, m isal unt uk tanam an padi disem protkan pada daun dan batang). Urutan kedua adalah pedal treser alat ini berguna unt uk merontokkan gabah pasca panen, sedangkan unt uk alat-alat pertanian yang lain masing-masing m em punyai fungsi yang berguna baik sebelum panen, saat panen maupun pasca panen. 2. Perkebunan Tabel 4.4. Luas Panen dan Produksi Tanam an Perkebunan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009 No
Tanaman perkebunan
Luas panen (ha)
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelapa Cengkeh Mete Tem bakau Wijen Lada Tebu Kapuk randu
1.230 20 518 175 950 2 950 560
Produksi (ton) 576 1,70 54,28 4.455 124,25 0,21 3.889 -
Sumber : UPTD kabupat en Sukoharjo Perkem bangan tanaman perkebunan pada lahan tegal dan pekarangan seluas 885.000Ha. tanaman kelapa, jambu m ete dan tembakau merupakan komuditi unggulan
Kabupaten Sukoharjo. Tabel 4.4 dapat diketahui
produksi tembakau menem pati urutan pertam a karena tembakau merupakan komuditi primer tanam an perkebunan bagi kabupaten Sukoharjo. Tanaman tebu menem pati urutan kedua dengan produksi 3.889 ton karena tanaman tebu merupakan komoditi utam a nasional.
31
3. Peternakan Tabel 4.5. Peningkatan Produksi Ternak Kabupaten Sukoharjo No Populasi ternak Produksi (2007) Poroduksi (2008) 1 Sapi potong 26.502 ekor 2 Sapi perah 601 ekor 3 Daging 5.234.945 kg 4 Telur 8.489.661 kg 5 Susu 778.682 liter Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo
26.512 ekor 605 ekor 5.509.932 kg 8.523.662 kg 799.759 liter
Populasi ternak di Kabupaten Sukoharjo sasaran tahun 2009 baik ternak besar m aupun kecil m engalam i peningkat an dibanding tahun 2008. Berdasarkan tabel 4.5. dapat diketahui produksi terbesar adalah sapi pot ong. Kabupaten Sukoharjo juga menem patkan sapi potong sebagai salah satu andalannya karena peluang bisnis pada pet ernakan sapi potong sangat besar karena mudah, persediaan pakan yang terus melimpah, selain itu juga kebutuhan pasar yang terus meningkat. Produksi daging, telur dan susu m eningkat seiring dengan jumlah perm intaan tahun 2007. 4. Perikanan Lahan
yang dimanfaatkan
untuk
pengem bangan perikanan di
Kabupaten Sukoharjo masih rendah dibanding potensi yang ada. Sasaran pada tahun 2008 areal budidaya ikan dikolam seluas 20,4 ha, budidaya ikan karamba sebanyak 1688 unit penangkapan ikan diperairan umum seluas 921,22 ha. Produksi ikan dikolam tahun 2007 sebesar 918 ton, karamba 303,04 ton dan perairan umum 288,316 ton. Luas usaha perbenihan di BBI (Balai Benih Ikan) 3,318 ha, dan di UPR (Usaha Pembenihan Rakyat) m encapai 0,8 ha, sedangkan produksi benih ikan di BBI sebesar 228.000 ekor dan UPR sebesar 13.000.000 ekor.
32
B. Keragaan Penyuluhan Pertanian 1. Petani Jumlah Rum ah Tangga Petani (RTP) yang mencakup semua sub sektor pertanian meningkat sementara itu juga ada penigkatan jumlah petani gurem yang memiliki lahan usaha tani sempit sehingga tidak layak untuk berusaha tani yang menyebabkan adanya peningkatan jum lah petani miskin. Dengan
kondisi
petani
seperti
ini,
m aka
semua
program
pembangunan pertanian yang dikucurkan oleh pem erintah di semua subsektor dan teknologi yang dihasilkan oleh berbagai sektor dan penelitian, serta modal yang disalurkan oleh lem baga keuangan perlu dipastikan untuk dapat dimanfaatkan dengan baik oleh petani. Oleh karena itu upaya pemberdayaan petani melalui penyuluhan pertanian harus selalu ditingkatkan, guna m emudahkan pembinaan dalam m ensukseskan program pem bangunan pertanian di semua subsekt or. 2. Kelembagaan Petani a. Kelompok Tani (Poktan) Jum lah kelompok tani pada Dinas Pertranian Kabupaten Sukoharjo sampai dengan tahun 2008 adalah 659 dengan rincian sebagai berikut : • Kelom pok tani dewasa : 634 kelom pok beranggotakan 1332 orang. • Kelom pok wanita tani : 16 kelompok beranggotakan 320 orang. • Kelom pok pemuda tani : 9 kelompok beranggot akan 180 orang. Kelompok tani ini sepenuhnya belum berfungsi secara opt imal karena selam a ini pada um um nya pertum buhan masih berorient asi pada program atau kegiatan yang mendapatkan dana dari pemerintah pusat m aupun daerah dan bukan atas kem auan dari anggota. Kedepan pertumbuhan kelom pok tani diarahkan secara partisipatif dengan mempertimbangkan aspirasi petani sendiri sehingga dapat terbentuk rasa memiliki yang tinggi dan kemampuan kelompok yang besar di kalangan anggotanya. Dengan demikian keberadaan kelom pok dapat dipertahankan ke arah kem ajuan serta pengembangan kelom pok tani menjadi organisasi ekonom i yang berorientasi keuntungan.
33
b. Koperasi Tani Jum lah koperasi tani sebagai lem baga perekonomian bagi petani di pedesaan sampai bulan Desem ber 2008 sejumlah 165 koperasi. Pada umumnya koperasi tani m asih lemahg dalam hal manajeme, Sumber Daya Manusia (SDM), administrasi dan modal serta pembinaan dari instansi terkait sewhingga usaha yang dikembangkan belum optimal. c. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Sukoharjo sam pai dengan bulan Desem ber 2008 telah terbentuk 163 gapoktan yang beranggotakan 41.741 orang. Pada umumnya gapoktan diarahkan pada lembaga kewuangan mikro (LKM) pedesaan, nam un pada pem upukan m odal sulit unt uk m engakses kelembagaan keuangan karena masih lemahnya m anajem en gapokan. d. P4S (Pusat Pendidikan dan Pelatihan Swadaya) Pusat Pendidikan dan Pelatihan Swadaya di Kabupaten Sukoharjo sebagai wadah belajar mengajar petani secara swakarsa dan swadaya berjumlah 2 (dua) unit yang berada di Desa Kepuh Kecam atan Nguter dan Desa Palur Kecamatan Mojolaban. Kelembagaan pengembangan
P4S SDM
telah pedesaan
berperan dengan
dalam
peningkatan
menerapkan
dan
kegiatan
perm agangan yang bertumpu pada metode “petani belajar dari petani” C. Kelem bagaan Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sukoharjo Kelembagaan yang m enangani penyuluh pertanian (Bapeluh) seperti yang diam anat kan pada Undang-undang Republik Indonesia Nom or 16 Tahun 2006 tent ang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan belum terbentuk. Tugas dan fungsi penyuluhan pertanian di Kabupaten Sukoharjo dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, pada Kelom pok Jabatan Fungsional, sehingga sarana dan prasarana unt uk kegiatan penyuluhan pertanian diatur oleh dinas pertanian. Dalam rangka m elaksanakan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
34
kebutuhan satu desa satu orang penyuluh belum mencukupi karena jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Sukoharjo 167 desa dimana 2 (dua) desa telah menjadi perkotaan sehingga pendampingan penyuluih pertanian sejum lah 165 desa. Nam un jum lah penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo baru sejumlah 142 orang yang terdiri dari penyuluh pertanian PNS sejum lah 78 orang, Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (T HL-THPP) sejumlah 64 orang. Tabel 4.6. Keberadaan Lokasi Kerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sukoharjo. No Lokasi kerja
Jum lah penyuluh
1 Kelompok Jabatan Fungsional Kabupat en 2 Dinas Pertanian 3 UPTD Dinas Pertanian 4 Kecamatan Sum ber : Analisis data primer 2009.
9 orang 3 orang 2 orang 128 orang
Keberadaan lokasi kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo sebagai berikut : pada Kelom pok Jabatan Fungsional Kabupaten 9 (sembilan) orang, pada bidang di lingkup dinas pertanian sejumlah 3 (tiga) orang, pada UPTD Dinas Pertanian 2 (dua) orang serta yang berada di Kecamatan dan mem punyai wilayah binaan sejum lah 128 orang. Kelembagaan
penyuluh
pertanian
di
Kecamatan
bernama
Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) yang merupakan unit kerja organik Penyuluh Pertanian dibawah dan bertanggungjawab kepada kelembagaan Penyuluh Pertanian Kabupaten yang berfungsi sebagai tem pat pertem uan para Penyuluh Pertanian, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha sejum lah 4 (empat) BPP, yaitu BPP Tani Budaya Palur Kecamatan Mojolaban, BPP Tawangsari Kecam atan Tawangsari, BPP Nguter Kecam atan Nguter dan BPP Sraten Kecam atan Gatak, dim ana keempat BPP tersebut pada saat ini juga merupakan tempat pelatihan bagi Penyuluh Pertanian yang dilaksanakan 1 (satu) bulan sekali. Kelembagaan penyuluh pertanian di desa yang bersifat non-strukt ural berbentuk pos penyuluhan desa dimana kelem bagaan ini merupakan lokasi
35
kerja penyuluh pertanian terdepan dengan kegiatan memberi layanan jasa konsultasi pertanian dan informasi teknologi pertanian sebagian besar belum terbentuk. D. Susunan Organisasi Dinas Pertanian Sukoharjo 1. Gam baran Um um Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pem bent ukan Organisasi Dinas Kabupaten Sukoharjo bahwa Dinas Pertanian mempunyai tugas pokok m elaksanakan urusan pem erintah berdasarkan asas ot onomi dan m em bant u tugas di bidang pertanian. Tugas
pokok
tersebut
dilaksanakan
Dinas Pertanian dengan
menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian. b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian. c. Pem binaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian. Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo terdiri atas : a. Kepala adalah Kepala Dinas Kabupaten Sukoharjo b. Wakil Kepala adalah W akil Kepala Dinas kabupaten Sukoharjo c. Kelompok Jabatan Fungsional adalah tenaga-tenaga fungsional yang dibutuhkan oleh dinas daerah untuk m elaksanakan tugas fungsional tertentu sesuai bidang ketrampilan dan keahliannya. d. Bagian Tata Usaha terdiri dari : • Subbag Perencanaan. • Subbag Kepegawaian. • Subbag Keuangan. • Subbag Umum. e. Sub Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari : • Seksi Perlindungan Tanaman.
36
• Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. • Seksi Usahatani dan Pengolahan Hasil Pertanian Tanam an Pangan dan Hortikultura. • Seksi Sarana dan Prasarana. f. Sub Dinas Bimbingan massal dan Ketahanan Pangan terdiri dari : • Seksi Pelayanan Intensifikasi dan Agribisnis. • Seksi Distribusi dan Konsum si Pangan. • Seksi Kewaspadaan Pangan dan Gizi. g. Sub Dinas Perkebunan terdiri dari : • Seksi Pengem bangan. • Seksi Produksi. • Seksi Usahatani. • Seksi Perlindungan Tanaman. h. Sub Dinas Perikanan terdiri dari : • Seksi Produksi Perikanan. • Seksi Usahatani dan Pengolahan Hasil Pertanian Perikanan. • Seksi Perbenihan. i. Sub Dinas Peternakan terdiri dari : • Seksi Produksi Peternakan. • Seksi Usahatani dan Pengolahan Hasil Peternakan. • Seksi Kesehat an Hewan. • Seksi Penyebaran Pengembangan Peternakan. j. Cabang
Dinas
adalah
Cabang
dari
dinas
pertanian
Kabupaten
Sukoharjo. k. UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah) dibentuk untuk m elaksankan sebagian kegiatn teknis operasional dan atau kegiatan teknis penunjang yang m empunyai wilayah kerja satu atau beberapa Kecamatan. Secara rinci dapat dilihat pada strukt ur organisasi, pada gam bar 2 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo.
37
2. Struktur Organisasi Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupat en Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Kepala Wakil Kepala Kelom pok jabatan fungsional
Bagian Tata Usaha
Subbag perencanaan
Subbag kepegawaian
Subbag keuangan
Sub dinas perikanan
Sub dinas peternakan
Seksi produksi perikanan
Seksi produksi peternakan
Seksi perlindung an tanaman pangan
Seksi pelayanan intensifikasi dan agribisnis
Seksi usahatani dan pengolahan hasil perikanan
Seksi usahatani dan pengolahan hasil peternakan
Seksi produksi tanaman pangan dan hortikultura
Seksi distribusi dan konsumsi pangan
Seksi kesehatan hewan
Seksi usahatani dan pengolahan hasil tanaman pangan dan hortikultura
Seksi perbenihan
Seksi penyebaran pengembangan peternakan
Cabang Dinas
Sub dinas tanaman pangan dan hortikultura
Sub dinas bimbingan massal ketahanan pangan
Subbag umum
Sub dinas perkebunan
Seksi pengembangan
Seksi produksi
Seksi usahatani Seksi kewaspadaan pangan dan gizi
Seksi sarana dan prasarana
UPTD
Sumber : UPTD Dinas pertanian Sukoharjo Gambar 2 : Bagan Susunan Organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010
Seksi perlindungan tanaman
38
E. Sumber Daya Manusia Penyuluh Pertanian Dalam upaya mendapatkan informasi dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokalita, diperoleh dari trainning penyuluh pertanian di BPP setiap 1 (satu) bulan sekali dimana pelatih/narasumber dari Subdin lingkup Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo dan Kelompok Jabatan Fungsional yang berda di tingkat kabupat en, serta informasi dari Tabloid Sinar Tani. Dalam melaksanakan tugas pendam pingan kepada petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha agrobisnis belum dapat dilaksanakan secara opt imal karena keterbatsan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh penyuluh pertanian. Penyuluh pertanian PNS sejumlah 78 orang, yang m endapat kan kendaraan operasional baru 31 orang penyuluh pertanian. Sehingga m asih 47 orang yang belum mendapatkan kendaraan operasional, sedangkan sarana prasarana yang digunakan oleh penyuluh pertanian untuk kelancaran komunikasi m asih sangat terbatas karena dari 78 orang penyuluh pertanian PNS, baru 10 orang yang mendapatkan ponsel, dimana ponsel tersebut hanya diberikan kepada penyuluh pertanian yang berada di BPP Tani Budaya-Palur sebagai BPP model. Pembiayaan Penyuluhan Pertanian bersum ber dari APBD Kabupat en, APBD Provinsi dan APBN, namun jumlah dana yang dianggarkan untuk kegiatan penyuluhan pertanian m asih sangat terbatas sehingga dana tersebut belum mencukupi untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dalam upaya m em ecahkan masalah yang dihadapi petani. .
V. H ASIL DAN PEMBAH ASAN
A. Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian Kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap aspek pekerjaannya. Dengan kata lain kepuasan mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu pemenuhan kebutuhan penyuluh, baik yang bersifat psikologik, sosial, fisik dan finansial sebagai faktor kepuasan kerja menjadi perhatian utama. Dalam penilaiannya, tingkat kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo dikategorikan dalam tiga tingkat an yaitu puas, cukup puas dan t idak puas. Adapun secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1. T ingkat kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo No Aspek kepuasan Kategori Jumlah % kerja (orang) 1 Psikologis Tidak puas ( 5-8 ) 0 0 Cukup puas (9-12 ) 3 15 Puas ( ≥ 13 ) 17 85 2 Sosial Tidak puas ( 6-10 ) 0 0 Cukup puas (11-15) 11 45 Puas ( ≥ 16 ) 9 55 3 Fisik Tidak puas ( 4-6 ) 3 15 Cukup puas ( 7-9 ) 16 80 Puas ( ≥ 10 ) 1 5 4 Finansial Tidak puas ( 3-5 ) 6 30 Cukup puas ( 6-8 ) 14 70 Puas (≥9) 0 0 5 Total Tidak puas ( 35-39) 3 15 Cukup puas (40-44 ) 8 40 Puas ( ≥ 45 ) 9 45 Sum ber : Analisis data primer tahun 2009 Berdasarkan
tabel
5.1
dapat
diket ahui
bahwa
jum lah
penyuluh
berdasarkan tingkat kepuasan kerja unt uk kategori tidak puas sejumlah 3 responden atau 15 %, unt uk kategori cukup puas sejumlah 8 responden atau 40 % dan unt uk kategori puas sejum lah 9 responden atau 45 %. Hasil antara 39
40
kategori puas dan cukup puas hampir sama dikarenakan sebanyak 80% responden menyatakan puas terhadap aspek psikologis dan sebanyak 70 % responden menyatakan cukup puas terhadap aspek sosial. Dengan demikian dapat ditarik kesim pulan bahwa tingkat kepuasan kerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo tergolong dalam kat egori puas, hal ini berarti bahwa dari beberapa aspek kepuasan kerja yang ada, sudah sebagian besar terpenuhi sebagai im balan psikologis, sosial, fisik dan finansial yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penyuluh. Secara rinci kepuasan kerja dari penyuluh terhadap m asing-m asing aspek kepuasan kerja adalah sebagai berikut. 1. Aspek psikologis Aspek psikologis adalah aspek yang berhubungan dengan kejiwaan penyuluh. Jika aspek psikologis terpenuhi sesuai dengan harapan penyuluh maka akan tercipta kepuasan penyuluh terhadap aspek psikologis. Tabel 5.2. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan psikologis. No Indikator Kriteria Jumlah % orang 1 Minat Ada m inat yang besar terhadap 16 80 profesi sebagai PPL 2 Kesesuaian Merasa m em punyai bakat yang 13 65 profesi sesuai dan selalu berusaha mengembangkannya. 3 Ketram pilan Merasa trampil dan selalu 20 100 berusaha m eningkat kan ketram pilan 4 Nilai profesi Merasa PPL adalah pekerjaaan 15 75 yang berharga dan mem beri kesem patan untuk beraktualisasi diri 5 Ketent ram an Dapat melaksanakan tugas 15 75 kerja sehari-hari dengan penyuh rasa am an dan tanpa tekanan. Sum ber : Analisis data primer tahun 2009 Tabel 5.1. m enunjukan bahwa sebagian besar (85%) penyuluh puas terhadap aspek psikologis. Berdasarkan analisis data di lapangan dan dapat dilihat juga pada tabel 5.2 , diketahui bahwa sebagian besar penyuluh
41
memilih profesi penyuluh karena sesuai dengan minat dan ditunjang oleh bakat dan ketrampilan yang cukup sesuai dengan profesi. Hal ini tampak pada pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh sebagian besar penyuluh responden yaitu sejumlah 15 orang (75 persen) adalah sarjana pertanian sedangkan 4 orang lainnya Diplom a pertanian , dan 1 orang STM pertanian.
Hal ini tentunya membawa dampak yang baik karena
kecocokan antara profesi yang dipilih dengan minat, bakat dan ketrampilan yang m em bawa pada kem am puan yang tepat unt uk mem enuhi tunt utan tugas sebagai penyuluh sehingga besar kem ungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut. Penyuluh juga m enilai bahwa profesi sebagai penyuluh adalah suatu pekerjaan yang berharga, menyenangkan dan m em beri kesem patan untuk beraktualisasi diri. Berharga karena kegiatan penyuluh merupakan kegiatan yang m em bant u dalam m em perlancarkan kegiatan pembangunan pet ani, disamping berharga bagi diri sendiri karena merupakan m ata pencaharian mereka. Sikap yang senang terhadap profesi sebagai penyuluh juga sangat mendukung
aktifitas kerja, kemudian m endorong
dan mem berikan
motivasi yang positif bagi penyuluh sehingga diperoleh keadaan yang memungkinkan penyuluh untuk berakt ualisasi diri. Kemudian terkait dengan ketentraman kerja yang dirasakan oleh penyuluh selam a melaksanakan tugas, penyuluh mengungkapkan bahwa tugas sehari-hari dapat terlaksana dengan penuh rasa am an dan tanpa tekanan. Hal ini terjadi karena adanya kesesuaian antara m inat, bakat dan ketrampilan penyuluh dalam profesinya, sehingga punya kem am puan untuk melaksanakan
tugasnya. Selain itu sikap penyuluh lain yang
membantu secara m aksimal dalam m enyelesaikan masalah dan sikap atasan yang selalu menyediakan wakt u unt uk berkomunikasi secara informal dengan bawahannya, m em berikan m otivasi dan bersam a-sama bawahan m encari solusi serta selalu terbuka pada setiap bawahannya untuk memberikan m asukan.
42
2. Aspek sosial Aspek sosial merupakan yang berhubungan dengan int eraksi sosial penyuluh yang m eliputi kem am puan bekerjasama dengan penyuluh lain, bant uan dari penyuluh lain dalam mengatasi kesulitan dalam pekerjaan, hubungan
dengan penyuluh
lain,
ketersediaan waktu
atasan
dalam
berkom unikasi dengan bawahan, pem berian motivasi oleh atasan kepada bawahan dan keterbukaan atasan kepada bawahanya. Tabel 5.1. menunjukkan bahwa sebagian besar (55 %) penyuluh cukup puas terhadap aspek sosial yang telah m ereka terima. Berdasarkan penelitian di lapangan, penyuluh mampu m engembangkan kerjasama yang harmonis diant ara sesama penyuluh. Tabel 5.3. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan sosial No
Indikator
Kriteria
1
Kem ampuan kerjasam a dengan PPL lain Bant uan dari PPL lain
Mampu mengembangkan kerjasama yang harmonis dengan PPL lain PPL lain selalu m emberikan perhatian dan berusaha secara maksimal m encari penyelesaian Ada hubungan yang sangat akrab Selalu menyediakan waktu unt uk bawahanya Selalu m em otivasi dan m emberi saran berupa solusi atas kesalahan bawahan Selalu terbuka tahun 2009
2
3 4 5
Hubungan dengan PPL lain Ketersediaan waktu atasan Pem berian m otivasi oleh atasan kepada bawahanya
6 Keterbukaan atasan Sum ber : Analisis data primer
Jumlah orang 9
%
15
75
10
50
13
65
5
25
14
70
45
Berkaitan dengan hubungan antar penyuluh , dapat dilihat juga pada tabel 5.3 bahwa sebagian besar (15 orang) penyuluh m erasakan adanya hubungan yang baik ant ar penyuluh. Sesekali diantara penyuluh saling menanyakan kesulitan yang sedang dihadapi dan selanjutnya akan
43
membantu secara maksimal, sehingga terjalin suatu hubungan yang sangat akrab antara penyuluh yang satu dengan penyuluh yang lain. Dalam berinteraksi dengan atasannya, pada tabel 5.3 sebanyak 13 orang
mengungkapkan bahwa sekali-kali atasan menyediakan wakt unya
untuk
berinteraksi
secara
inform al
dengan
bawahannya,
walaupun
komunikasi tersebut hanya berupa obrolan ringan tetapi komunikasi informal ini m empunyai peran penting untuk m enciptakan suatu hubungan yang baik dan akrab antara atasan dan penyuluh yang dibawahinya, atasan juga m emberikan motivasi dan saran yang berupa solusi saat penyuluh menghadapi kesulitan, selain itu atasan juga selalu bersikap terbuka terhadap m asukan dari bawahannya. 3. Aspek fisik Aspek fisik, merupakan aspek yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik penyuluh. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar penyuluh yang dapat mempengaruhi dirinya dalam m enjalanhkan tugas-tugas yang dibebankan baik secara langsung m aupun tidak langsung. Tabel 5.1. menunjukkan bahwa sebagian besar ( 80 %) penyuluh merasa
cukup
terima.berdasarkan
puas
terhadap
analisis
di
aspek lapangan,
fisik
yang
sebagian
telah besar
mereka penyuluh
mengungkapkan bahwa pengaturan wakt u kerja dan waktu istirahat telah sesuai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan, dan dapat dilihat pada table 5.4. semua penyuluh responden menyat akan bahwa pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat sudah sangat sesuai.
44
Tabel 5.4. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan fisik. No Indikator 1
2 3 4
Kriteria
Jum lah orang Pengaturan kerja dan Pengaturan wakt u kerja 20 istirahat dan istirahat sudah sangat sesuai Kondisi kerja dan Sudah cukup sesuai 9 perlengkapan kerja harapan Kondisi ruang kerja Sudah cukup sesuai 13 harapan Kondisi kesehat an Kondisi kesehatan 17 penyuluh penyuluh sudah cukup banyak mendapat perhatian
% 100
45 65 85
Sum ber : Analisis data primer tahun 2009. Terkait dengan perlengkapan kerja dan kondisi ruang kerja sebagian
besar
penyuluh
m engungkapkan
cukup
puas
dengan
perlengkapan kerja dan kondisi ruang kerja yang ada, kondisi ruang kerja dirasakan sudah cukup bersih Mengenai
kondisi
kesehatan
dan tata ruangnya cukup menyenangkan. penyuluh
sebagian
besar
penyuluh
menyatakan cukup banyak mendapat perhatian karena ada fasilitas askes. Berlawanan dengan kondisi diatas, sebanyak 15 % penyuluh tergolong tidak puas terhadap aspek fisik. Ketidakpuasan tersebut terjadi karena penyuluh merasa tidak puas dengan perlengkapan kerja yang ada,belum ada ruang pertem uan dikant or wilayah kerjanya. Selain itu penyuluh juga merasa tidak puas dengan kondisi lingkungan kerja karena dirasakan ruang kerja yang ada terlalu sem pit sehingga pertukaran udara dan sistem pencahayaan di kantor kurang baik. 4. Aspek finansial Aspek finansial, merupakan aspek yang berhubungan dengan kesejaht eraan penyuluh yang meliputi besarnya gaji yang diterima, tunjangan dan kenaikan pangkat/golongan. Berdasarkan tabel 5.1. dapat diket ahui bahwa sebagian besar (70%) penyuluh cukup puas terhadap aspek finansial yang telah mereka terima.
45
Berdasarkan
penelitian
di
lapang,
sebagian
besar
penyuluh
mengungkapkan gaji yang diterima cukup unt uk memenuhi kebutuhan keluarga, jumlah tunjangan yang diterima dirasakan dapat mencukupi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan. Tabel 5.5. Distribusi responden terhadap indikator kepuasan finansial. No Indikator Kriteria Jumlah % orang 1 Gaji Gaji yang diterim a 19 95 cukup untuk m emenuhi kebutuhan keluarga 2 Tunjangan Besarnya tunjangan 14 70 cukup sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas 3 Kenaikan pangkat Cukup mudah untuk 17 85 m engurus kenaikan pangkat Sum ber : Analisis data primer tahun 2009. Terkait
dengan
prosedur
kenaikan
pangkat , sebagian besar
penyuluh m engungkapkan cukup mudah karena sudah disesuaikan dengan angka kredit (credit point) jika sudah 4 tahun m em buat angka kredit pasti bisa
naik
pangkat
selain
itu diingatkan
penyusunan berkas-berkas
kenaikannya. Berdasarkan analisis di lapang, terdapat (30%) penyuluh tidak puas terhadap aspek finansial hal ini karena penyuluh m erasa jumlah tunjangan yang diterima belum dapat m em enuhi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan. B. Kinerja Penyuluh Pertanian Kinerja m erupakan tingkat keberhasilan dalam m elaksanakan tugas dan kem am puan untuk m encapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga kinerja dikat akan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
46
Kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo diketahui dengan jum lah angka kredit dari m asing-m asing kegiatan penyuluh. Dalam hal ini adalah pendidikan, persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan penyuluhan pertanian, evaluasi dan pelaporan, pengembangan penyuluhan pertanian, pengem bangan profesi dan penunjang tugas penyuluh pertanian. Dalam penilaiannya, kinerja penyuluh pertanian dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu tinggi, sedang, rendah. Adapun secara rinci dapat dilihat dalam tabel 5.6. Tabel 5.6. Aspek Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Sukoharjo No Aspek Kinerja kategori Jum lah (orang) 1 Dalam Menem puh Pendidikan Rendah (7-41) 15 Sedang (42-76) 3 Tinggi ( ≥ 77) 2 2 Persiapan penyuluhan pertanian Rendah (1-5) 8 Sedang (6-10) 9 Tinggi ( ≥ 11) 3 3 Pelaksanaan penyuluhan Rendah (8-31) 10 pertanian Sedang (32-55) 4 Tinggi ( ≥ 56) 6 4 Evaluasi dan pelaporan Rendah (0-6) 5 Sedang (7-13) 12 Tinggi ( ≥ 14) 3 5 Pengem bangan penyuluhan Rendah (0-5) 17 pertanian Sedang (6-10) 2 Tinggi ( ≥ 11) 1 6 Pengem bangan profesi Rendah (0-9) 4 Sedang (10-19) 9 Tinggi ( ≥ 20) 7 7 Penunjang tugas penyuluh Rendah (4-9) 8 pertanian Sedang (10-15) 10 Tinggi ( ≥ 16) 2 8 Kinerja penyuluh pertanian Rendah (50-55) 8 Sedang (56-161) 11 Tinggi ( ≥ 162) 1 Sum ber : Analisis data primer tahun 2009
% 75 15 10 40 45 15 50 20 30 25 60 15 85 10 5 20 45 35 40 50 10 40 55 5
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diket ahui bahwa sebagian besar yaitu 11 orang penyuluh (55 persen) berdasarkan kinerjanya termasuk dalam kategori
47
sedang, sebanyak 8 orang penyuluh (40 persen) termasuk dalam kategori rendah dan satu orang penyuluh (5 persen) termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian dapat ditarik kesim pulan bahwa kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo tergolong pada kategori sedang. Ini berart i penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanianya belum sepenuhnya opt imal, karena dalam kinerja penyuluh tidak dapat dipandang dari satu kegiatan saja, melainkan secara keseluruhan dari kegiatan penyuluhan yang ada. Pengukuran kinerja dihitung dengan menggunakan angka kredit dalam jangka waktu 5 tahun terakhir sedangkan untuk idealnya di Kabupaten sukoharjo menggunakan angka kredit dengan ketent uan sebagai berikut : Jum lah angka kredit kumulatif m inimal : a. Paling kurang 80% angka kredit berasal dari unsur utam a b. Paling banyak 20% angka kredit berasal dari unsur penunjang. ( Deptan,2008) Secara rinci kinerja dari penyuluh terhadap kegiatan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut. 1. Dal am Menempuh Pendidikan Pendidikan adalah faktor yang berhubungan dengan pendidikan sekolah dan m emperoleh ijazah/gelar, pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STT PP) atau sertifikat, pendidikan dan pelatihan prajabatan Tabel 5.6
m enunjukkan bahwa sebagian besar (75 persen)
penyuluh berada pada tingkat kinerja dengan kategori rendah terhadap fakt or pendidikan. Berdasarkan analisis data di lapangan diket ahui bahwa sebagian besar penyuluh pertanian dalam m engikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta m emperoleh surat tanda tam at pendidikan dan pelatihan (STT P) atau sertifikat , selam a 161-480 jam saja dan dalam lima tahun terakhir m asih dalam kuantitas rendah, selain itu sebagian besar penyuluh juga belum banyak yang m engikuti pendidikan
48
dan pelatihan prajabatan tingkat
III. Hal ini disebabkan pelatihan
prajabatan tingkat III hanya diikuti oleh penyuluh ahli saja sedangkan ada penyuluh yang baru dua tahun diangkat m enjadi penyuluh ahli. 2. Persiapan penyuluhan pertanian Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian adalah kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian yang m eliputi ident ifikasi pot ensi wilayah, penyusunan rencana usaha petani
(RUK, RKK, RKD,RKPD/PPD),
penyusunan program
penyuluhan pertanian, dan penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian. Berdasarkan tabel 5.6 dapat diket ahui bahwa sebanyak (45 persen) penyuluh
dalam melaksanakan kegiatan persiapan penyuluhan pertanian
term asuk pada kategori sedang. Identifikasi potensi wilayah dilaksanakan penyuluh dengan kriteria menyusun instrum en di wilayah binaan, m engumpulkan data di wilayah binaan, dan m engolah, menganalisis dan merumuskan hasilnya dimana sudah
sebagian
besar
penyuluh
terampil
ataupun
penyuluh
ahli
melaksanakan tugas menyusun instrum ent dan m engum pulkan data di wilayah binaan. Menyusun instrumen dan m engum pulkan data di wilayah binaan dilaksanakan setiap satu tahun sekali sehingga dalam lim a tahun terakhir sebanyak lima kali,
sedangkan
untuk kegiatan m engolah,
menganalisis dan m erum uskan
hasil hanya dilakukan oleh penyuluh
pertanian ahli. Berdasarkan analisis di lapangan sem ua penyuluh pertanian ahli sudah melaksanakan tugas tersebut. Kegiatan penyusunan (RUK, RKK, RKD, RKPD/PPD) hanya dilakukan oleh penyuluh pertanian terampil saja, berdasarkan analisis di lapangan sebagian besar penyuluh pertanian terampil sudah m em andu penyusunan RUK dan RKK(RDKK), dim ana banyak dilakukan per m usim tanam yaitu tiga kali per tahun sehingga dalam lima tahun terakhir dilakukan sebanyak lima belas kali meskipun ada yang hanya melakukan
49
dua kali atau hanya satu kali per tahun, sedangkan dalam m em andu penyusunan RKD dan RKPD/ programa penyuluhan desa dilakukan setiap tahun sekali. Penyusunan
program
penyuluhan
pertanian
dilakukan
oleh
penyuluh ahli dan teram pil, dimana dalam hal ini para penyuluh bisa berperan sebagai ketua, pengurus atau anggota. Menurut analisis di lapangan sebagian penyuluh berperan sebagai anggota dimana peran ini berlaku satu tahun sekali, sedangkan untuk penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian sudah dilakukan oleh semua penyuluh ahli maupun terampil setiap satu tahun sekali. Sebanyak
40
persen penyuluh
dalam
persiapan
penyuluhan
pertanian berada pada tingkat kinerja dengan kategori rendah. Hal ini terjadi karena dalam kegiatan identifikasi wilayah m asih ada sebagian kecil penyuluh yang belum menyusun instrum ent di wilayah binaanya, selain itu masih ada sebagian kecil penyuluh pertanian terampil hanya m em andu penyusunan RUK dan RKK (RDKK) saja tetapi tidak m em andu penyusunan RKD dan RKPD/ programa penyuluhan desa. 3. Pelaksanaan penyuluhan pertanian Pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah kegiatan penyuluh dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian yang m eliputi penyusunan materi, perencanaan dan penerapan m etode penyuluhan pertanian serta menum buhkan/mengem bangk an kelembagaan petani. Pelaksanaan penyuluhan pertanian terdiri dari 3 kegiatan yakni penyusunan m ateri, perencanaan dan penerapan m etode penyuluhan pertanian serta menum buhkan/mengem ban gkan kelembagaan petani. Tabel 5.6. menunjukan bahwa sebagian besar (50 persen) penyuluh dalam kegiatan pelaksanaan penyuluhan pertanian berada pada tingkat kinerja dengan kategori rendah hal ini dikarenakan oleh berdasarkan analisis di lapang sebagian penyuluh pertanian ahli dalam kegiatan penyusunan m ateri sebagian besar belum menyusun pedoman/juklak
50
perlombaan pet ani/kelompok tani, sedangkan dalam kegiatan perencanaan dan penerapan m etode penyuluhan pertanian belum merencanakan dan melaksanakan penyuluhan m elalui m edia elektronik (radio, TV, website), belum melaksanakan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pam eran karena sebagian besar tugas ini dilakukan oleh penyuluh pertanian tingkat Kabupaten,
dan sebagian besar penyuluh juga belum m elaksanakan
rancang bangun dan rekayasa usaha pertanian. Selain
itu
dalam
penyusunan
materi
sebagian
penyuluh
menggunakan alat bantu dan alat peraga tetapi kebanyakan alat bantu maupun alat peraga tersebut sudah tersedia dari kabupat en ataupun m asih menggunakan
alat
peraga
terdahulu,
hanya
sebagian
kecil
yang
membuatnya sendiri. Penyuluh pertanian terampil dalam kegiatan perencanaan dan penerapan
m etode
penyuluhan
pertanian
sebagian
besar
belum
merencanakan dan m elaksanakan forum penyuluhan pedesaan, magang, widyawisata,
karyawisata/widyakarya,
belum
m erencanakan
dan
melaksanakan pameran,sebagian besar penyuluh tidak m engajar kursus tani, tidak m elakukan penilaian perlombaan pet ani/ kelompok tani/ penyuluh pertanian, dan tidak m elakukan penilaian perlom baan komoditas pertanian,
hal ini disebabkan
karena biasanya tugas-tugas tersebut
dilakukan oleh penyuluh pertanian di tingkat Kabupat en. Sedangkan sebanyak 30 persen penyuluh berada pada tingkat kinerja tinggi, hal ini disebabkan oleh sebagian besar penyuluh sudah melaksanakan petani
kegiatan menum buhkan/ mengem bangkan kelembagaan
yakni unt uk
penyuluh
pertanian
ahli sebagian besar sudah
menum buhkan koperasi petani, m engem bangkan kelom pok tai m adya ke utama dan menum buhkan kemitraan usaha kelompok tani dengan pelaku usaha kem itraan lainnya. Sedangkan untuk penyuluh pertanian terampil sebagian besar sudah m am pu menum buhkan kelom pok tani dan gabungan kelompok tani serta dapat m engembangkan kelom pok tani dari lanjut ke madya.
51
4. Eval uasi dan pelaporan Evaluasi
dan
pelaporan
adalah
kegiatan penyuluhan
dalam
melaporkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan meliputi pelaksanaan penyuluhan pertanian
dan evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian. Tabel 5.6. menunjukan bahwa sebagian besar (60 persen) penyuluh dalam kegiatan evaluasi dan pelaporan berada pada tingkat kinerja dengan kategori sedang. Kegiatan evaluasi dan pelaporan terdiri dari evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
dan evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian. Evaluasi
pelaksanaan
penyuluhan
dilakukan
dengan
kriteria
menyusun rencana kegiatan evaluasi, m engumpulkan dan mengolah data pelaksanaan, m enganalisis dan merumuskan hasil evaluasi. Berdasarkan analisis di lapang sebagian besar penyuluh baik penyuluh pertanian ahli maupun
penyuluh
pertanian
terampil sudah m elaksanakan kegiatan
menyusun rencana kegiatan evaluasi, m engumpulkan dan mengolah data pelaksanaan,
menganalisis
dan
m erumuskan
hasil evaluasi,
dimana
masing-masing kegiatan tersebut dilakukan setiap satu tahun sekali. Kegiatan evaluasi dampak
pelaksanaan penyuluhan pertanian
untuk penyuluh pertanian ahli terdiri dari kegiatan menyusun rencana kegiatan evaluasi dam pak, mengum pulkan dan m engolah data dam pak pelaksanaan, m enganalisis dan merumuskan data dampak pelaksanaan, sedangkan untuk penyuluh pertanian teram pil hanya mengum pulkan dan mengolah data dam pak pelaksanaan. Berdasarkan analisis di lapang sebagian besar penyuluh pertanian ahli sudah melaksanakan semua kegiatan evaluasi dam pak pelaksanaan yang dilakukan setiap satu tahun sekali. Sebanyak
25
persen penyuluh dalam kegiatan evaluasi dan
pelaporan berada pada tingkat kinerja rendah, hal ini dikarenakan m asih banyak penyuluh pertanian terampil yang tidak m engum pulkan dan mengolah data dampak pelaksanaan serta m asih ada sebagian kecil
52
penyuluh pertanian ahli yang tidak m enganalisis dan m erum uskan data dam pak pelaksanaan. 5. Pengembangan penyuluhan pertanian Pengem bangan berhubungan
dengan
Penyuluhan
pertanian
adalah
faktor
penyusunan
pedoman/juklak/juknis
yang
penyuluhan
pertanian. Berdasarkan tabel 5.6. dapat
diketahui dalam pengem bangan
penyuluhan pertanian sebagian besar (85 persen) penyuluh berada pada tingkat kinerja dengan kategori rendah. Hal ini dikarenakan oleh semua penyuluh pertanian teram pil tidak melakukan tugas ini, tugas ini hanya untuk dilaksanakan oleh penyuluh pertanian ahli sehingga sem ua penyuluh pertanian teram pil unt uk tugas pengembangan penyuluhan pertanian angka kreditnya nol. Pengem bangan
penyuluhan
pertanian
yang
dilakukan
oleh
penyuluh pertanian ahli terdiri dari penyusunan pedoman juklak/juknis penyuluhan
pertanian,
kajian
kebijakan
pengembangan
penyuluhan
pertanian dan pengem bangan metode/system kerja penyuluhan pertanian. Berdasarkan analisis di lapang diketahui bahwa sebagian besar penyuluh pertanian
ahli tidak m elakukan
penyuluhan pengem bangan
pertanian
dan
penyuluhan
tidak
penyusunan pedoman juklak/juknis merum uskan
kajian
kebijakan
pertanian, hal ini dikarenakan penyuluh
pertanian ahli yang menjadi responden adalah penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah tingkat kecam atan sedangkan yang m elaksanakan tugas tersebut adalah penyuluh pertanian yang bertugas di wilayah kabupaten. Dalam pengem bangan m etode/ sistem kerja penyuluhan sebagian besar penyuluh melakukan pengkajian m etode penyuluhan pertanian yaitu menyiapkan dan mengolah data/bahan/informasi, selain itu sebagian besar penyuluh juga m engembangkan m etode penyuluhan pertanian dengan mendiskusikan konsep pengembangan m etode penyuluhan pertanian dan
53
berperan sebagai pem bahas, serta sebagian penyuluh pertanian ahli juga melakukan
tugas
m erumuskan
pengem bangan
m etode
penyuluhan
pertanian. 6. Pengembangan profe si Pengem bangan profesi adalah fakt or yang berhubungan dengan pem buatan
karya
tulis
ilmiah
di
bidang
pertanian,
penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang pertanian, dan pemberian konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep kepada instit usi dan at au perorangan. Dari tabel 5.6. dapat diketahui sebanyak 45 persen penyuluh pertanian dalam pengembangan profesi berada pada tingkat kinerja sedang. Berdasarkan analisis di lapang sebagian penyuluh pertanian m em buat karya tulis /karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan,
tetapi
didokum entasikan
di
perpustakaan, ada yang
membuatnya dalam bentuk buku dan ada pula yang membuat dalam bentuk naskah, sebagian penyuluh juga menerjemahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan dalam bent uk buku, selain itu sebagian penyuluh m em berikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep dalam bent uk perorangan dan institusi. Berdasarkan analisis di lapang terdapat 20 persen penyuluh dalam pengem bangan profesi berada pada tingkat kinerja rendah, sebagian besar penyuluh belum mem buat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang di publikasikan, belum m em buat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri yang dipublikasikan, belum m em buat terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasikan. Hal ini disebabkan oleh tugas-tugas tersebut biasanya penyuluh di tingkat Kabupaten
yang membuat
sehingga para penyuluh responden yang
bertugas di wilayah kerja kecamatan belum m elakukannya.
54
7. Penunjang tugas penyuluh pertanian Penunjang
tugas
penyuluh
berhubungan dengan peran
pertanian
adalah
faktor
yang
serta dalam seminar/lokakarya/konferensi,
keanggot aan dalam tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian, keanggot aan dalam
dewan redaksi penerbitan di
bidang pertanian,
perolehan penghargaan/tanda jasa, pengajaran/pelatihan pada pendidikan dan pelatihan, keanggotaan dalam organisasi profesi dan perolehangelar kesarjanaan lainnya. Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa sebanyak 50 persen penyuluh dalam hal penunjang tugas penyuluh berada pada tingkat kinerja dengan kategori sedang. Sebagian besar penyuluh pertanian dalam m engikuti sem inar/lokakarya di bidang pertanian berperan sebagai peserta dimana setiap penyuluh rata-rata m engikuti seminar dua kali setahun, sebagian besar penyuluh juga memperoleh penghargaan/tanda jasa atas prestasi kerja di tingkat nasional. Dalam kegiatan m enjadi anggot a organisasi profesi masih sedikit penyuluh yang menjadi anggot a maupun pengurus di tingkat nasional tetapi sebagian besar penyuluh sudah m enjadi anggota organisasi profesi di tingkat kabupaten/kota sebagia anggota akt if, Berdasarkan analisis di lapang terdapat 40 persen penyuluh berada pada tingkat kinerja dengan kategori rendah. Hal ini karena penyuluh responden tidak ada yang menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara akt if dan tidak ada yang menjadi anggot a dewan redaksi dalam media massa di bidang pertanian hal ini karena tugas-tugas tersebut hanya dilakukan oleh penyuluh pertanian di tingkat kabupaten. selain
itu
penyuluh
responden
belum
ada
yang
mem peroleh
penghargaan/tanda jasa satya lancana karya satya dan tidak ada penyuluh yang m em punyai gelar kesarjanaan lainya (yang tidak sesuai dengan bidang tugas pokok penyuluh pertanian)
55
C. Analisis H ubungan Faktor Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian dengan Kinerjanya. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diduga m empunyai hubungan dengan kinerja penyuluh, meliputi : aspek psikologis, aspek sosial, aspek fisik dan aspek finansial. Adapun hasilnya dapat dilihat dalam tabel 5.3. Tabel 5.7. Uji Hipotesis Hubungan Antara Faktor Kepuasan Kerja dengan Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Sukoharjo No Korelasi (Hubungan) Nilai t tabel t hitung Ket Koefisien Korelasi (C) 1 Aspek Psikologis 0,513 * 2,086 2,53 S* dengan Kinerja Penyuluh * * 2 Aspek Sosial dengan 0,540 2,086 2,54 S Kinerja Penyuluh * 3 Aspek Fisik dengan 0,456* 2,086 2,17 S Kinerja Penyuluh * 4 Aspek Finansial dengan 0,461* 2,086 2,20 S Kinerja Penyuluh Sum ber: Analisis data primer tahun 2009 * Keterangan S : signifikan 1. Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek psikologis dengan kinerja. Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa pada taraf
95 %
mempunyai hubungan yang signifikan antara aspek psikologis dengan kinerja. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa aspek psikologis dengan kinerja menunjukkan hubungan yang positif, berarti bahwa sem akin terpuaskan aspek psikologis maka semakin tinggi pula kinerja penyuluh. Adanya hubungan yang signifikan antara aspek psikologis dengan kinerja karena terkait dengan kecocokan kepribadian penyuluh dengan profesi yang mereka pilih, dalam artian para penyuluh m em punyai minat, bakat, keteram pilan dan kemampuan yang tepat unt uk m emenuhi tuntutan dari profesi mereka sebagai penyuluh pertanian. Kepuasan kerja secara um um menyangkut sikap seseorang m engenai pekerjaanya. Kepuasan tersebut tidak nam pak secara nyata, tetapi dapat
56
berwujud dalam suatu hasil pekerjaan. Oleh karena itu kepuasan kerja perlu mendapat perhatian. Sikap seseorang ini dapat dilihat dari cara ia memandang atau m enghargai pekerjaannya. Sem akin ia menghargai pekerjaannya sebagai sesuatu yang berharga m aka akan tum buh kepuasan psikologis. Sebaliknya jika ia memandang pekerjaannya sebagai sesuatu yang tidak berharga akan tim bul tekanan psikologis. Hal lain yang m endukung sikap penyuluh terhadap profesinya sebagai penyuluh terhadap profesinya sebagai penyuluh adalah perasaaan senang terhadap profesinya itu. Berdasarkan analisis data di lapangan, diketahui bahwa sebagian besar penyuluh m em ilih profesi penyuluh karena sesuai dengan minat dan ditunjang oleh bakat dan ketram pilan yang cukup sesuai dengan profesi. Hal ini tampak pada pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh sebagian besar penyuluh responden yaitu
sejumlah 15 orang (75 persen) adalah sarjana pertanian
sedangkan 4 orang lainnya Diploma pertanian , dan 1 orang STM pertanian. Hal ini tentunya m em bawa dampak yang baik karena kecocokan antara profesi yang dipilih dengan minat, bakat dan ketrampilan yang mem bawa pada kem am puan yang tepat unt uk memenuhi tunt utan tugas sebagai penyuluh sehingga besar kem ungkinan untuk berhasil pada pekerjaan tersebut. Ketentram an
kerja
m erupakan
tujuan
organisasi,
terkait
dengan
ketentraman kerja yang dirasakan oleh penyuluh selam a m elaksanakan tugas, menurut
analisis
di
lapang
terdapat
15
orang penyuluh
responden,
mengungkapkan bahwa tugas sehari-hari dapat terlaksana dengan penuh rasa aman dan tanpa t ekanan, hal tersebut akan tercipta jika di tempat kerja terdapat suasana yang serasi dan mendukung peningkatan aktivitas kerja yang tinggi dari penyuluh, yang mendorong dan m em berikan motivasi yang lebih bagi penyuluh,
sehingga
diperoleh
keadaan
yang
memungkinkan
penyuluh
meningkatkan kinerja untuk m encapai hasil yang sesuai dengan harapan. Jadi m akin terpenuhinya aspek psikologis akan m enumbuhkan kepuasan penyuluh terhadap aspek psikologis yang kem udian akan berhubungan nyata dengan kinerja penyuluh pertanian.
57
2. Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek sosial dengan kinerja. Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa aspek sosial penyuluh pertanian mem punyai hubungan yang signifikan dengan kinerja.. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa aspek sosial dengan kinerja m enunjukkan hubungan yang positif, berarti bahwa semakin terpuaskan aspek sosial m aka sem akin tinggi pula kinerja penyuluh. Adanya hubungan yang signifikan ant ara aspek sosial dengan kinerja penyuluh pertanian terjadi karena terjalinnya int eraksi sosial diantara penyuluh yang berkembang dalam suatu kerjasama yang harm onis. Penyuluh saling membantu dalam pelaksanaan
tugas, dalam m engatasi kesulitan dalam
pekerjaan ataupun dalam pem ecahan masalah. Untuk m enunjukkan solidaritas, diant ara
penyuluh
sesekali
m enanyakan
kesulitan
m asing-m asing
dan
kem udian membantu secara maksim al. Hal ini mencipt akan suasana yang sangat akrab diantara penyuluh. Selain berinteraksi dengan sesama penyuluh, penyuluh juga berinteraksi dengan atasannya. Sikap atasan yang selalu terbuka kepada penyuluh yang dibawahinya
untuk
memberikan
masukan,
kem udian mau memotivasi
bawahanya dan m em bant u mem berikan solusi atas kesulitan yang dihadapi bawahanya dan sesekali menyediakan wakt unya untu berkomunikasi secara informal
dengan
bawahannya
m endukung
terciptanya
kepuasan
kerja
penyuluh karena interaksi sosial dengan atasannya berjalan sesuai dengan keinginannya Menurut analisis data di lapang dapat diketahui bahwa sebagian besar (15 orang) penyuluh merasakan adanya hubungan yang baik antar penyuluh. Sesekali diantara penyuluh saling menanyakan kesulitan yang sedang dihadapi dan selanjutnya akan m em bant u secara maksim al, sehingga terjalin suatu hubungan yang sangat akrab antara penyuluh yang satu dengan penyuluh yang lain. Dalam
berinteraksi
dengan
atasannya,
sebanyak
13
mengungkapkan bahwa sekali-kali atasan menyediakan wakt unya untuk
orang
58
berint eraksi secara informal dengan bawahannya, walaupun komunikasi tersebut hanya berupa obrolan ringan tetapi komunikasi informal ini mempunyai peran penting untuk menciptakan suatu hubungan yang baik dan akrab antara atasan dan penyuluh yang dibawahinya, atasan juga mem berikan motivasi dan saran yang berupa solusi saat penyuluh menghadapi kesulitan, selain itu atasan juga selalu bersikap terbuka terhadap
masukan dari
bawahannya. , sehingga penyuluh berusaha unt uk mencapi kinerja dan hasil yang lebih baik. 3. Hubungan ant ara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek fisik dengan kinerja.. Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa pada taraf
95 %
mempunyai hubungan yang signifikan antara aspek fisik dengan kinerja. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa aspek fisik dengan kinerja m enunjukkan hubungan yang positif, berarti bahwa semakin terpuaskan aspek fisik m aka sem akin tinggi pula kinerja penyuluh. Adanya hubungan yang signifikan antara aspek fisik dengan kinerja penyuluh pertanian terjadi karena terkait dengan pengaturan wakt u kerja dan wakt u istirahat yang dinilai telah sesuai dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyuluh Selain itu perlengkapan kerja yang tersedia sebagian besar sudah sesuai dengan yang diharapkan, serta kondisi ruang kerja dirasakan sudah cukup bersih dan tata ruangnya cukup menyenangkan. Mengenai kondisi kesehatan penyuluh sebagian besar penyuluh m enyatakan cukup banyak m endapat perhatian karena ada fasilitas askes, sehingga dengan perlengkapan kerja yang sudah tersedia dengan baik, kondisi ruang kerja yang bersih serta fasilitas kesehatan yang m em adai penyuluh akan tercipta kepuasan kerja pada aspek fisik dan berhubungan positif dengan kinerja
59
4. Hubungan antara kepuasan kerja penyuluh pertanian tehadap aspek finansial dengan kinerja. Dari tabel 5.7 dapat diketahui pada taraf
95% mempunyai hubungan
yang signifikan ant ara aspek finansial penyuluh pertanian dengan kinerjanya. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa aspek finansial dengan kinerja menunjukkan hubungan yang positif, berarti bahwa sem akin terpuaskan aspek finansial m aka sem akin tinggi pula kinerja penyuluh. Adanya hubungan yang signifikan antara aspek finansial dengan kinerja karena terkait dengan gaji yang diterima cukup untuk m emenuhi kebutuhan keluarga, selain itu jumlah
tunjangan yang diterima dirasakan dapat
mencukupi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan dan prosedur kenaikan pangkat yang m udah. Berdasarkan
penelitian
di
lapang,
sebagian
besar
penyuluh
mengungkapkan gaji yang diterima cukup unt uk memenuhi kebutuhan keluarga, jum lah
tunjangan
yang diterima
dirasakan
dapat
mencukupi
kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan. Terkait dengan prosedur kenaikan pangkat , cukup m udah karena sudah disesuaikan dengan angka kredit (credit point) jika sudah 4 tahun m em buat angka kredit pasti bisa naik pangkat selain itu diingatkan penyusunan berkasberkas kenaikannya. sehingga penyuluh m erasa cukup puas terhadap aspek finansial yang berdampak positif terhadap kinerjanya.
VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1. Dilihat dari tingkat kepuasannya, 45 persen penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo berada pada kategori puas. Adapun rincian untuk masing-masing 45 persen kepuasan kerja sebagai berikut : a. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap 45 persen aspek psikologis sebagian besar (85 persen) berkategori puas. b. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap aspek sosial sebagian besar (55 persen) berkategori puas. c. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap aspek fisik sebagian besar (80 persen) berkategori cukup puas. d. Tingkat kepuasan kerja penyuluh terhadap aspek finansial sebagian besar (70 persen) berkategori cukup puas. 2. Tingkat kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo berada pada tingkat sedang (55 persen). Adapun rincian unt uk masing-m asing faktor kinerja sebagai berikut : a. Tingkat
kinerja
penyuluh
terhadap
pendidikan
sebagian
besar
(75 persen) berkategori rendah. b. Tingkat kinerja penyuluh terhadap persiapan penyuluhan pertanian sebagian besar (45 persen) berkategori sedang. c. Tingkat kinerja penyuluh terhadap pelaksanaan penyuluhan pertanian sebagian besar (50 persen) berkategori rendah. d. Tingkat kinerja penyuluh terhadap kegiatan evaluasi dan pelaporan sebagian besar (60 persen) berkategori sedang e. Tingkat
kinerja
penyuluh
terhadap
pengembangan
penyuluhan
pertanian sebagian besar (85 persen) berkategori rendah. f. Tingkat kinerja penyuluh terhadap pengembangan profesi sebagian besar (45 persen) berkategori sedang g. Tingkat
kinerja penyuluh
terhadap penunjang tugas penyuluhan
pertasnian sebagian besar (50 persen) berkategori sedang 60
61
3. Hubungan antara faktor kepuasan kerja dengan kinerja penyuluh pertanian di Kabupaten Sukoharjo : a. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif dan signifikan ant ara kepuasan kerja pada aspek psikologis dengan kinerja penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh terhadap aspek psikologis maka semakin baik kinerjanya. b. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif dan signifikan ant ara kepuasan kerja pada aspek sosial dengan kinerja penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh terhadap aspek sosial m aka semakin baik kinerjanya. c. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif dan signifikan ant ara kepuasan kerja pada aspek fisik dengan kinerja penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh terhadap aspek fisik m aka sem akin baik kinerjanya. d. Pada tingkat kepercayaan 95 persen terdapat hubungan yang positif dan signifikan ant ara kepuasan kerja pada aspek finansial dengan kinerja penyuluh pertanian yang berarti semakin puas penyuluh terhadap aspek finansial m aka sem akin baik kinerjanya. B. Saran 1. Lem baga penyuluhan perlu lebih berusaha m engem bangkan bakat melalui pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atau sertifikat, serta peningkatan pelatihan pra jabatan sehingga dapat m endukung pelaksanaan tugas penyuluhan pertanian, kegiatan karya tulis ilmiah di bidang pertanian, terjemahan/ saduran di bidang pertanian dan pemberian konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep sehingga dapat mendukung dalam pengembangan profesi penyuluhan. 2. Organisasi perlu m eningkatan fakt or finansial terutama gaji agar penyuluh masih bisa menyisihkan sisa gaji untuk tabungan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, S. 1997. Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Departemen Pertanian Sekretariat Badan Pengendali Bimas. Jakarta. As’ad. 1995. Psikologi Industri. Liberty. Yogyakarta. Dinas Pertanian. 2007. LAKIP. Dinas Pertanian Kabupaten Sukoharjo. Dept an. 2008. Buku Kerja Penyuluh Pertanian. Jakarta , 2007. Peraturan Menteri Pertanian Tentang Pedoman Penilaian Penyuluh Pertanian Berprestasi.Jakarta. , 2008. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian Dan Angka Kreditnya. Jakarta. Hadi, S. 1974. Beberapa Penerapan Psikologi Dalam Industri. UGM Press. Yogyakarta. Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen. BPFE. Yogyakarta. Kartasapoetra. 1994. Teknik Penyuluhan Pertanian. Bum i Aksara. Jakarta. Kusumaatm aja, S., C. Batubara., M. Muchlas., Ham engkubuwono X. 1991. Stres dan Kepuasan Kerja. Biro Penelitian dan Konsultasi Dian Nusant ara. Yogyakarta Luthans, F. 1998. Organizational Behaviour. Irwin Mc. Graw_Hill. Boston. Mangkunegara, A.P.1993. Psikologi Perusahaan. PT T rigenda Karya. Bandung. Mangkunegara, A.P.2002. Manajem en Sum ber Daya Manusia Perusahaan. PT Rem aja Rosdakarya. Bandung. Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret Univercity Press. Surakarta. , Totok. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen Kehutanan RI bekerjasam a dengan Fakultas Pertanian UNS Surakarta. Jakarta. , Totok. 1997. Dasar-dasar Kom unikasi Pembangunan. PT Balai Pustaka ( PERSERO). Jakarta.
62
63
, Totok. 2001. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima Theresia Presindo. Surakarta. Munandar, Ashar Sunyoto 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. UI Press. Jakarta. Nasution, Z. 1990. Prinsip-prinsip Kom unikasi Untuk Penyuluhan. Lem baga Penerbit Fakultas Ekonom i UI. Jakarta. Prawirosent ono, S.1999. Kebijakan Kinerja Karyawan Edisi Pertam a. BPFE Yogyakarta. Rahmanto. 1997. Membangun Prestasi Kerja Karyawan. www.feunpak.web.id. Diakses tanggal 5 Agustus 2008) Rivai, R.A. 2003. Strategi Manajemen. Erlangga. Jakarta. Robbins, S. P. 1996. Organizational Behaviour : Concept Contrpversies and Applicants. Englewood Clifft: Prentice-Hall International Inc. Sadeli,J dan Bayu Prawira Hie. 2002. Manajem en Sum ber Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta. Sastraadmadja, E.1993. Penyuluhan Pertanian Falsafah, Masalah dan Strategi. Alumni. Bandung. Schuller dan Hubber. 1993. Personal and Hum an Resources Manajem en Fifth Edition. New York : W est Publishing Company. Shobarudin, M. 1998. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia I. Bina Aksara. Jakarta. Siegel, S. 1994. Statistik Non Param etrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. PT Gram edia. Jakarta. Singarim bun, M dan Effendi. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta Surakhmad, W .1990. Teknik. Pengantar Penelitian-penelitian Ilm iah Dasar Metode. Tarsito. Bandung Van Den
Ban dan Hawkins, H.S. 1996. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
64
Lampiran 1
Identitas PPL Responden
65
IDENTITAS PPL RESPONDEN BERDASARKAN WILAYAH KERJA NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA RESPONDEN A. Giyanto, SP Sularso Supadi, BSc Mariyus, SP Sri Muwarni, SP Djoko Tam adji, SP Setyobudi Sujoto, AMD Subardi, SP Sabar Mulyanto, STP Jarot Setyadi, SP Tot ok Supriyant o, STP Endang Pr Tant i Legiman Mujidi, STP Suparmin Wiyono Endang Triyatmini Suparno
WK BPP Baki Baki Baki Baki Kartosuro Kartosuro Kartosuro Kartosuro Palur Palur Palur Palur Palur Palur Palur Tawangsari Tawangsari Tawangsari Tawangsari Tawangsari
WK KEC Baki Baki Baki Baki Kartosuro Kartosuro Kartosuro Kartosuro Mojolaban Mojolaban Mojolaban Mojolaban Mojolaban Mojolaban Mojolaban Tawangsari Tawangsari Tawangsari Tawangsari Tawangsari
66
IDENTITAS PPL RESPONDEN DAN JENJANG PENDIDIKAN YANG DIPEROLEH NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA RESPONDEN A. Giyanto, SP Sularso Supadi, BSc Mariyus, SP Sri Muwarni, SP Djoko Tam adji, SP Setyobudi Sujoto, AMD Subardi, SP Sabar Mulyanto, STP Jarot Setyadi, SP Tot ok Supriyant o, STP Endang Pratinyowati,SP Sri sutanti, SP Legiman, SP Mujidi, STP Suparmin Wiyono Endang Triyatmini Suparno, STP
JENJANG PENDIDIKAN Sarjana S1 Diploma ( D.3) Diploma (D3) Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 SMK Diploma ( D.3) Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 Sarjana S.1 Diploma ( D.3) Sarjana S.1 Sarjana S.1
67
Lampiran 2
Skor Total Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Tabulasi skor tingkat kepuasan kerja PPL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama A. Giyanto Sularso Supadi, BSc Mariyus, SP Sri Muwarni, SP Djoko Tam adji, SP Setyobudi Sujoto, AMD Subardi, SP Sabar Mulyant o, STP Jarot Setyadi, SP Tot ok Supriyant o, STP Endang Pr Tant i Legiman Mujidi, STP Suparmin Wiyono Endang Triyatmini Suparno
Fakt or Psikologis
Fakt or Sosial
Fakt or Fisik
Fakt or Finansial
Tot al Kepuasan Kerja
15 13 14 15 13 15 12 12 14 15 15 14 15 15 13 15 14 14 12 14
17 12 12 15 17 15 12 13 15 17 14 16 18 16 15 17 15 14 17 17
9 7 8 9 9 9 8 7 9 8 8 8 6 6 7 8 10 9 6 8
6 5 6 7 7 6 4 6 6 6 6 7 6 5 6 5 7 5 6 5
47 37 40 46 46 45 36 38 44 46 43 45 45 42 41 45 46 42 41 44
62
Lampiran 3
Skor Total Kinerja Penyuluh Pertanian
62
Skor total Kinerja
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama A. Giyanto Sularso Supadi, BSc Mariyus, SP Sri Muwarni, SP Djoko Tam adji, SP Setyobudi Sujoto, AMD Subardi, SP Sabar Mulyant o, STP Jarot Setyadi, SP Tot ok Supriyant o, STP Endang Pr Tant i Legiman Mujidi, STP Suparmin Wiyono Endang Triyatmini Suparno
Pendidikan 11 36 19 48 9 7 9,5 21 111 48 37,5 31,5 42 21 23 36 111 15 37,5 28
Persiapan penyuluhan pertanian 12,844 1,035 3,79 3,825 3,825 7,74 2,91 5,875 5,83 12,844 6,055 11,269 4,72 4,72 5,83 8,73 5,875 5,875 3,862 7,74
Evaluasi dan pelaporan 9,675 3,15 6,53 3,15 3,15 0,9 11,035 11,035 17,79 17,79 17,79 0,9 11,035 11,035 11 9,675 6,755 11,035 11,035 9,675
Pelaksanaan penyuluhan pertanian 60,618 9,24 21,806 60,618 78,458 78,458 17,496 23,01 38,74 36,283 24,202 36,283 21,497 24,202 34,202 63,355 9,504 16,892 8,227 70,895
62
Pengem bangan penyuluhan pertanian 3,39 0 0 1,23 0,45 10,8 0 0 0 10,8 0 15,3 0 0 0 0,42 0 0 0 0,98
Pengem bangan profesi 10 10 20 23 17,5 25,5 5 10 27 10 11,5 10 21,5 11,5 21,5 10 0 3 20,5 5
Penunjang tugas penyuluh pertanian 12,5 8,25 10,25 5 5,75 6 5 4,75 14,25 12,5 5 20,5 10,75 10,75 10,75 11,25 6 10,25 10,25 16
Tot al 120,027 67,675 81,376 144,823 118,133 136,398 50,941 75,67 214,61 148,217 102,047 125,752 111,502 83,207 106,317 139,43 139,134 62,052 91,374 138,29
Lampiran 4
Penghitungan r s
62
63
Nonparametric Correlations C orrelations
Spearman's rho
Kinerja
C orrelation C oef fic ient Sig. (2-tailed) N
Faktor Psik ologis C orrelation C oef fic ient Sig. (2-tailed) N •
kinerja 1, 000
f .psik ologis ,513(*)
. 20
,021 20
,513(* )
1,000
,021
.
20
20
Correlat ion is signific ant at the 0.05 level (2-t ailed).
Correlations Faktor Sos ial
Kinerja Spearman's rho
Kinerja
Correlation Coef ficient Sig. (2-tailed) N
Faktor Sos ial
Correlation Coef ficient Sig. (2-tailed) N
•
Correlat ion is signific ant at the 0.05 level (2-t ailed).
1, 000
,540(*)
.
,014
20 ,540(* )
20 1,000
,014 20
. 20
64
C orrelations
kinerja Spearman's rho
Kinerja
C orrelat ion Coef ficient Sig. (2-tailed) N
Faktor Finansial
C orrelat ion Coef ficient Sig. (2-tailed) N
f .finansial
1,000
,461(*)
. 20
,041 20
,461(*)
1,000
,041 . 20
20
* C orrelation is signif ic ant at the 0.05 lev el (2-tailed).
Lampiran 5
Kuesioner
65
KUESIO NER PENELITIAN HUBUNGAN ANTAR FAKTOR KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO DAFTAR PERTANYAAN No Nam a Pangkat/jabatan/golongan Um ur WK Kecam atan Tanggal pengambilan data
UNTUK PPL : : : : : :
A. FAKTO R- FAKTO R KEPUASAN KERJA I. Faktor psikologik 1) Apakah profesi Anda sebagai PPL sesuai dengan minat Anda? a. Sesuai degan m inat b. Cukup sesuai dengan minat c. Tidak sesuai, tetapi karena.................................................................... 2) Apakah Anda merasa mem punyai bakat sebagai seorang PPL? a. Merasa m em punyai bakat yang sesuai dan selalu berusaha mengem bangkan bakat. b. Merasa m em punyai bakat yang cukup sesuai dengan profesi sebagai PPL c. Merasa tidak mem punyai bakat yang sesuai dengan profesi sebagai PPL 3) Sejauh ini bagaimanakah ketrampilan Anda sebagai PPL? a. Sangat terampil b. Terampil c. Kurang terampil 4) Bagaim anakah anda menindaklanjuti ketrampilan yang telah anda miliki sekarang ini? a. Selalu berusaha unt uk meningkatkan keteram pilan b. Malas mengikuti pelatihan tambahan karena merasa sudah terampil c. Pasrah pada kekurangteram pilan
66
5) Bagaim anakah Anda menilai profesi PPL yang Anda jalani sekarang ini? a. PPL adalah pekerjaan yang berharga, m enyenangkan dan m em beri kesempatan untuk beraktualisasi diri b. PPL adalah pekerjaan yang cukup berharga dan cukup menyenangkan c. PPl adalah pekerjaan yang tidak bergharga 6) Bagaim anakah ketrentaman kerja yang anda rasakan selama melaksanakan tugas? a. Tugas sehari-hari dapat terlaksana dengan penuh rasa am an dan tanpa tekanan b. Sesekali m endapat tekanan c. Selalu mendapat tekanan II. Faktor sosial 1) Selama ini, bagaim anakah anda bekerja sama dengan penyuluh lain? a. Mampu mengembangkan kerja sama yang harm onis b. Cukup mampu unt uk bekerja sam a c. Sering mengalami kesulitan dalam bekerja sama 2) Apakah penyuluh lain pernah menanyakan kesulitan yang anda alami? a. Sering b. Sesekali c. Tidak pernah 3) Apakah penyuluh lain pernah m em bant u anda dalam menyelesaikan masalah? a. Membantu secara maksim al b. Sedikit membantu c. Tidak pernah 4) Bagaim ana hubungan anda dengan penyuluh lain? a. Sangat akrab b. Akrab c. Sebatas hubungan kerja 5) Apakah atasan Anda pernah menyediakan waktu yang sifatnya informal unt uk berkom unikasi dengan Anda? a. Selalu menyediakan waktunya b. Sesekali m enyediaan wakt unya c. Tidak pernah 6) Apakah atasan Anda m em berikan dorongan/motivasi kepada Anda? a. Selalu mem otivasi dan bersam a-sama bawahan mencari solusi b. Memot ivasi dan memberi saran berupa solusi atas kesulitan bawahan c. Tidak pernah, bahkan tidak t tahu kesulitan bawahan 7) Apakah atasan Anda terbuka terhadap m asukan dari bawahan? a. Selalu terbuka pada setiap orang b. Terbuka, tetapi hanya pada orang tertentu saja c. Tidak III. Faktor fisik
67
1) Menurut anda, apakah pengaturan waktu kerja dan istirahat yang berlaku saat ini sudah sesuai? a. Sudah sesuai sehingga pelaksanaan tugas terjam in b. Waktu kerja sudah sesuai tetapi wakt u istirahat masih kurang c. Belum sesuai sehingga memberatkan pegawai 2) Apakah kondisi perlengkapan kerja yang ada sudah sesuai yang Anda harapkan? a. Tidak sesuai b. Cukup sesuai c. Sudah sesuai 3) Apakah kondisi ruang kerja sudah sesuai dengan yang Anda harapkan ? a. Sudah sesuai b. Cukup sesuai c. Tidak sesuai 4) Menurut anda, apakah kondisi kesehat an penyuluh mendapat perhatian dari instansi dimana anda bekerja? a. Selalu mendapat perhatian b. Cukup banyak mendapat perhatian c. Tidak pernah m endapat perhatian Apa saja wujud perhatian terhadap kondisi kesehatan penyuluh ? ................................................................................................................. IV. Faktor finansial 1) Menurut Anda, apakah gaji yang anda terima saat ini sudah sesuai? a. Masih bisa menyisihkan sisa gaji sebagai tabungan masa depan b. Cukup untuk m em enuhi kebutuhan keluarga c. Belum dapat m encukupi kebutuhan keluarga 2) Unt uk memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan tugas penyuluhan, jum lah tunjangan yang anda terima saat ini: a. Sangat mencukupi sehingga kadangkala masih tersisa b. Dapat mencukupi c. Tidak dapat m encukupi 3) Menurut Anda, bagaimanakah prosedur kenaikan pangkat bagi para PPL di wilayah kerja kabupaten sukoharjo? a. Mudah, Karena................................................................................................ b. Cukup mudah, Karena................................................................................................ c. Sulit, Karena................................................................................................
68
B. KINERJ A PPL TING KAT AH LI I. Pendidikan 1) Ijazah/gelar apa yang Anda peroleh di pendidikan sekolah? a. S.3 b. S.2 c. Sarjana (S.1)/Diploma 2) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atatu sertifikat? Jika ya, berapa lamanya?Berapa kali dalam lima tahun? a. Lam anya lebih dari 960 jam b. Lam anya antara 641-960 jam c. Lam anya481-640 jam d. Lam anya161-480 jam e. Lam anya 81-160 jam f. Lam anya30-80 jam 3) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan pra jabatan tingkat III? a. Ya,....kali b. Tidak II. Persiapan penyuluhan pertanian 1) Apakah Anda m enyusun instrumen kegiatan ident ifikasi pot ensi wilayah (di tingkat prop/nas)?jika iya berapa kali dalam setahun? a. Iya, .....kali b. Tidak m enyusun 2) Apakah Anda m engumpulkan data identifikasi potensi wilayah?apa saja data yang Anda kum pulkan?berapa kali anda melakukan kegiatan tersebut dalam 1 tahun? a. Tingkat Kab/kec/wil binaan (......kali/th) b. Tingkat provinsi (......kali/th) c. Tingkat nasional (......kali/th) 3) Dari kegiatan identifikasi wilayah tersebut, Apakah Anda m engolah, menganalisis dan merumuskan hasilnya? a. Ya,....kali/th b. Tidak 4) Apakah Anda melakukan penyusunan program penyuluhan pertanian? a. Ya, sebagai ketua tingkat provinsi dan nasional(....kali/th)
69
b. Ya, sebagai anggot a (......kali/th) c. Tidak 5) Apakah Anda menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian? a. Ya (......kali/th) b. Tidak III. Pelaksanaan penyuluhan pertanian 1) Dalam penyusunan m ateri, anda menyusun materi penyuluhan dalam bent uk?dalam 1 tahun anda m enyusun berapa kali? a. Brosur/bukl et (....kali/th) b. Naskah radio/TV/seni budaya (....kali/th) c. Naskah radio/TV/seni budaya/pertunjukan (....kali/th) d. Film/video/VCD/DVD 1. Penyusun sinopsis dan skenario 2. Supervisi produksi e. Pameran (....kali/th f. Bahan website (....kali/th) 2) Apakah Anda menyusun materi kursus tani? a. Ya, (....kali/th) b. Tidak 3) Apakah anda menyusun pedoman/juklak perlom baan petani/kelom pok tani? a. Ya, di tingkat provinsi (....kali/th) b. Ya, di tingkat nasional(....kali/th) c. Tidak 4) Dalam m elakukan kunjungan tatap muka/anjangsana, Anda melakukanya secara? a. Perseorangan(....kali/th) b. Kelompok tani(....kali/th) c. Massal (....kali/th) 5) Apakah Anda m erencanakan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian? a. Ya, (....kali/th) b. Tidak 6) Apakah Anda mengolah, menganalisis dan merum uskan hasil kajian paket t eknologi/metode penyuluhan pertanian? a. Ya, (.....kali/th) b. Tidak 7) Apakah Anda menyusun rancang bangun dan rekayasa usaha pertanian? a. Ya, (.....kali/th) b. Tidak 8) Apakah Anda merencanakan dan melaksanakan tem u wicara, temu lapang, temu teknologi, tem u karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis? a. Merencanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha (....kali/th) b. Melaksanakan tem u wicara/temu teknologi/temu usaha (....kali/th)
70
c. Tidak m erencanakan dan melaksanakan 9) Apakah Anda merencanakan dan melaksanakan penyuluhan melalui media elekt ronik (radio, TV, website) a. Merencanakan (....kali/th) b. Melaksanakan (....kali/th) c. Tidak m erencanakan dan melaksanakan 10) Dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pam eran, Apakah Anda melakukan kegiatan? a. Merencanakan pam eran (....kali/th) b. Membuat display pam eran (....kali/th) c. Sebagai pramuwicara (....kali/th) 11) Apakah Anda mengajar kursus tani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak 12) Apakah Anda m elakukan penilaian perlombaaan petani/kelom pok tani/penyuluh pertanian? a. Ya, tingkat wil binaan/kec/provinsi (....kali/th) b. Ya, tingkat nasional (....kali/th) c. Tidak 13) Apakah Anda menumbuhkan koperasi petani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak 14) Apakah Anda menumbuhkan asosiasi petani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak 15) Apakah Anda mengem bangkan kelom pok tani? a. Ya, dari m adya ke utama(....kali/th) b. Tidak 16) Apakah Anda menum buhkan kemitraan usaha kelompok tani dengan pelaku usaha pertanian lainya? a. Ya (....kali/th) b. Tidak IV. Eval uasi dan Pelaporan 1) Apakah Anda menyusun rencana kegiatan evaluasi? a. Ya, di tingkat kecamatan/Kabupaten (....kali/th) b. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) c. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) d. Tidak 2) Apakah Anda mengumpulkan data dan m engolah data pelaksanaan tingkat nasional? a. Ya (....kali/th) b. Tidak 3) Apakah Anda menganalisis dan m erumuskan hasil evaluasi? a. Ya, di tingkat kecamatan/Kabupaten (....kali/th) b. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) c. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th)
71
d. Tidak 4) Apakah Anda menyusun rencana kegiatan evaluasi dam pak pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan (....kali/th) b. Ya, di tingkat Kabupaten(....kali/th) c. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) d. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) e. Tidak 5) Apakah Anda mengum pulkan dan m engolah data dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan/Kabupaten (....kali/th) b. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) c. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) d. Tidak 6) Apakah Anda menganalisis dan mengolah data dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan (....kali/th) b. Ya, di tingkat Kabupaten (....kali/th) c. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) d. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) e. Tidak V. Pengembangan Penyuluhan Pertanian 1) Apakah anda m enyusun pedoman juklak/juknis penyuluh pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan (....kali/th) b. Ya, di tingkat Kabupaten (....kali/th) c. Ya, di tingkat Provinsi (....kali/th) d. Ya, di tingkat Nasional (....kali/th) e. Tidak 2) Apakah dalam m erum uskan kajian arah kebijaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan, anda melakukan kegiatan sebagai berikut? a. Menyusun rencana/desain kajian (....kali/th) b. Menyiapkan dan m engolah bahan/data/inform asi (....kali/th) c. Menganalisis data/inform asi dan m erumuskan hasil kajian (....kali/th) d. Tidak . 3) Apakah dalam m elakukan pengkajian metode penyuluhan pertanian, anda m elakukan kegiatan sebagai berikut? a. Menyusun rencana/desain kajian (....kali/th) a. Menyiapkan dan m engolah bahan/data/inform asi b. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian c. Tidak 4) Apakah dalam m engembangkan metode penyuluhan pertanian, anda melakukan kegiatan sebagai berikut? a. Menyusun rencana/desain pengem bangan m etode (....kali/th)
72
b. Menyusun konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian (....kali/th) c. Mendiskusikan konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian 1. sebagai penyaji (....kali/th) 2. sebagai pembahas (....kali/th) 3. sebagai narasumber (....kali/th) d. Melaksanakan uji coba konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian (....kali/th) e. Merum uskan pengembangan metode penyuluhan pertanian (....kali/th) f. Tidak 5) Apakah Anda menyusun konsep metode baru penyuluhan pertanian? a. Ya (....kali/th) b. Tidak 6) Apakah Anda m endiskusikan konsep metode baru?berperan sebagai apakah Anda? a. Ya, sebagai penyaji (....kali/th) b. Ya, sebagai pembahas (....kali/th) c. Ya, sebagai narasumber (....kali/th) d. Tidak 7) Apakah Anda merumuskan konsep m etode baru? a. Ya (....kali/th) b. Tidak VI. Pengembangan Profesi 1) Apakah Anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang dipublikasikan ? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara internasional b. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional c. Ya, dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang bersangkutan d. Tidak m em buat 2) Apakah anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bent uk buku b. Ya, dalam bent uk naskah c. Tidak 3) Apakah Anda m embuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan? a. Ya, dalam benttuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional b. Ya, dalam bentuk m ajalah ilmiah yang diakui oleh Departemen Pertanian
73
c. Tidak m em buat 4) Apakah Anda m embuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan, tetapi didokum ent asikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bent uk buku b. Ya, dalam bent uk naskah c. Tidak 5) Apakah Anda m embuat tulisan ilmiahg di bidang pertanian yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu kesatuan? a. Ya b. Tidak 6) Apakah Anda m embuat karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disam paikan dalam pertem uan ilm iah (inisiatif sendiri) a. Ya b. Tidak 7) Apakah anda mnerjem ahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasik an? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional b. Ya, dalam bent uk majalah ilmiah (departemen,provinsi) c. Tidak 8) Apakah anda m enerjemahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan? a. Ya, dalam bent uk buku b. Ya, dalam bent uk naskah c. Tidak 9) Apakah Anda memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep? a. Ya, dalam bent uk konstitusi(....kali/th) b. Ya, dalam bent uk perorangan(....kali/th) c. Tidak m em berikan VII. Penunjang kegi atan penyuuhan pertanian 1) Dalam m engikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian, anda berperan sebagai apa?dalam 1 tahun terakhir sebanyak berapa kali? a. Pemrasaran (.....kali) b. Moderator/pem bahas/narasum ber (.....kali) c. Peserta (....kali) 2) Apakah Anda menjadi anggot a tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif? a. Ya, 1-4 DUPAK b. Ya, 5-9 DUPAK c. Ya, 10-14 DUPAK d. Ya, > 15 DUPAK e. Tidak
74
3) Apakah anda pernah m enjadi anggota dewan redaksi dalam m edia massa bidang pertanian? a. Ya, sebagai ketua b. Ya, sebagai anggot a c. Tidak pernah 4) Apakah anda memperoleh tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerja anda? a. Ya, tingkat nasional/internasional b. Ya, tingkat propinsi c. Ya, tingkat Kabupat en/Kot amadya d. Tidak 5) Apakah anda memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya Lancana karya Satya? a. Ya, 30 tahun b. Ya, 20 tahun c. Ya, 10 tahun d. Tidak 6) Apakah anda m elatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan? a. Ya b. Tidak 7) Apakah di tingkat nasional Anda menjadi anggota organisasi profesi?berapa kali dalam 1 tahun terakhir? a. Ya, sebagai pengurus aktif (....kali) b. Ya, sebagai anggot a aktif (.....kali) c. Tidak 8) Apakah di tingkat propinsi Anda m enjadi anggota organisasi profesi? berapa kali dalam 1 tahun terakhir? a. Ya, sebagai pengurus aktif (.....kali) b. Ya, sebagai anggot a aktif (....kali) c. Tidak 9) Apakah Anda mempunyai gelar kesarjanaan lainnya (yang tidak sesuai dengan bidang tugas pokok Anda)? a. Ya, Doktor b. Ya, pasca sarjana c. Ya, sarjana/D4 d. Tidak
75
C. KINERJ A PPL TING KAT TERAMPIL I. Pendidikan 1) Ijazah/gelar apa yang Anda peroleh di pendidikan sekolah? a. Sarjana (S.1)/Diploma IV b. Diplom a III (D3) c. Diplom a II (D2) d. SMK/D.1 2) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta m emperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STT P) atatu sertifikat? Jika ya, berapa lamanya? a. Lam anya lebih dari 960 jam b. Lam anya antara 641-960 jam c. Lam anya481-640 jam d. Lam anya161-480 jam e. Lam anya 81-160 jam f. Lam anya30-80 jam 3) Apakah Anda pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan pra jabatan tingkat III? a. Ya b. Tidak II. Persiapan penyuluhan pertanian 1) Apakah Anda m enyusun instrumen kegiatan ident ifikasi pot ensi wilayah? a. Ya, di tingkat wilayah binaan (.....kali/tahun) b. Tidak m enyusun 2) Apakah Anda m engumpulkan data identifikasi potensi wilayah?apa saja data yang Anda kumpulkan? a. Ya, di tingkat wilayah binaan (....kali/th) b. Tidak 3) Apakah Anda mem andu penyusunan RUK dan RKK( RDKK)? a. Ya (.....kali/th) b. Tidak 4) Apakah Anda m em andu penyusunan RKD dan RKPD/programa penyuluhan desa? a. Ya (....kali/th) b. Tidak
76
5) Apakah Anda melakukan penyusunan program penyuluhan pertanian? a. Ya, sebagai ketua tingkat desa, kec.dan kab. (.....kali/th) b. Ya, sebagai anggot a c. Tidak 6) Apakah Anda menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian? a. Ya (.....kali/th) b. Tidak 7) Apakah Anda mem andu penyusunan RUK dan RKK( RDKK)? a. Ya (.....kali/th) b. Tidak 8) Apakah Anda m em andu penyusunan RKD dan RKPD/programa penyuluhan desa? a. Ya (......kali/th) b. Tidak III. Pelaksanaan penyuluhan pertanian 1) Dalam penyusunan m ateri, anda menyusun materi penyuluhan dalam bent uk? 1. Kartu kilat (.....kali/th) 2. Transparansi/bahan tayangan (.....kali/th) 3. Seri fot o (.....kali/th) 4. Leaflet/lipt an/slebaran/folder (......kali/th) 5. Flipchart/peta singkat (.......kali/th) 6. Poster (.....kali/th) 2) Dalam m elakukan kunjungan tatap muka/anjangsana, Anda melakukanya secara? a. Perseorangan (......kali/th) b. Kelompok tani(......kali/th) c. Massal (......kali/th) 3) Apakah Anda m elaksanakan uji coba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian? a. Ya (......kali/th) b. Tidak 4) Apakah Anda melaksanakan dem onstrasi cara? a. Ya (....kali/th) b. Tidak 5) Apakah anda m erencanakan dem onstrasi hasil? a. Ya, dem onstrasi plot (.....kali/th) b. Ya, dem onstrasi farm (.....kali/th) c. Ya, dem onstrasi area (....kali/th) d. Tidak 6) Apakah anda m em adu demonstrasi hasil? a. Ya, dem onstrasi plot (......kali/th) b. Ya, dem onstrasi farm (......kali/th) c. Ya, dem onstrasi area (......kali/th) d. Tidak
77
7) Apakah anda merencanakan dan m em andu sekolah lapang?dalam 5 tahun terakhir sebanyak berapa kali? a. Ya, merencanakan sekolah lapang (....kali) b. Ya memandu sekolah lapang (.....kali) c. Tidak 8) Apakah Anda merencanakan dan melaksanakan tem u wicara, temu lapang, temu teknologi, tem u karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis? a. Merencanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha (.....kali/th0 b. Melaksanakan tem u wicara/temu teknologi/temu usaha (....kali/th) c. Tidak m erencanakan dan melaksanakan 9) Apakah Anda m erencanakan dan melaksanakan forum penyuluhan pedesaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakary a a. Ya, Merencanakan (....kali dlm 5t h terakhir) b. Ya, Melaksanakan (....kali dlm 5th terakhir) c. Tidak m erencanakan dan melaksanakan 10) Apakah Anda melakukan kegiatan kegiatan perencanaan dan pelaksanaan pameran? a. Ya, sebagai pramuwicara (....kali/th) b. Tidak 11) Apakah Anda mengajar kursus tani? a. Ya (....kali/th) b. Tidak 12) Apakah Anda m elakukan penilaian perlombaaan petani/kelom pok tani/penyuluh pertanian? a. Ya, tingkat kecamatan/kabupaten (....kali/th) b. Tidak 13) Apakah Anda melakukan penilaian perlombaan komoditas pertanian? a. Ya (.....kali dlm 5 th terakhir) b. Tidak 14) Apakah Anda menumbuhkan kelompok tani? a. Ya b. Tidak 15) Apakah Anda menumbuhkan gabungan kelompok tani? a. Ya b. Tidak 16) Apakah Anda mengem bangkan kelom pok tani? a. Ya, dari pemula ke lanjut b. Ya, dari lanjut ke madya c. Tidak IV. Eval uasi dan Pelaporan 1) Apakah Anda menyusun rencana kegiatan evaluasi? a. Ya, di tingkat Kecamatan (.....kali/th) b. Tidak 2) Apakah Anda mengum pulkan data dan m engolah data pelaksanaan ? a. Ya, tingkat kecamatan (.....kali/th)
78
b. Ya, tingkat kabupaten (.....kali/th) c. Ya, Tingkat Propinsi (.....kali/th) d. Tidak 3) Apakah Anda menganalisis dan m erumuskan hasil evaluasi? a. Ya, di tingkat Kecamatan (.....kali/th) b. Tidak 4) Apakah Anda mengum pulkan dan m engolah data dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian? a. Ya, di tingkat Kecamatan (.....kali/th) b. Tidak V. Pengembangan profe si 1) Apakah Anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang dipublikasikan ? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara internasional b. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional c. Ya, dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang bersangkutan d. Tidak m em buat 2) Apakah anda membuat karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bent uk buku b. Ya, dalam bent uk naskah c. Tidak 3) Apakah Anda m embuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan ? a. Ya, dalam benttuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional b. Ya, dalam bentuk m ajalah ilmiah yang diakui oleh Departemen Pertanian c. Tidak m em buat 4) Apakah Anda m embuat tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan, tetapi didokum ent asikan di perpustakaan? a. Ya, dalam bent uk buku b. Ya, dalam bent uk naskah c. Tidak 5) Apakah Anda m embuat tulisan ilmiah di bidang pertanian yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu kesatuan? a. Ya b. Tidak 6) Apakah Anda m embuat karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disam paikan dalam pertem uan ilm iah (inisiatif sendiri)
79
a. Ya b. Tidak 7) Apakah anda mnerjem ahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasik an? a. Ya, dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional b. Ya, dalam bentuk m ajalah yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional c. Tidak 8) Apakah anda m enerjemahkan/menyadur bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan? a. Ya, dalam bent uk buku b. Ya, dalam bent uk naskah c. Tidak 9) Apakah Anda memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep? a. Ya, dalam bent uk instit usi (....kali/th) b. Ya, dalam bent uk perorangan (.....kali/th) c. Tidak m em berikan VI. Penunjang ke giatan penyuuhan pertanian 1) Dalam m engikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian, anda berperan sebagai apa? a. Pemrasaran (.....kali/th) b. Moderator/pem bahas/narasum ber (.....kali/th) c. Peserta (.....kali/th) 2) Apakah Anda menjadi anggot a tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif? a. Ya, 1-4 DUPAK b. Ya, 5-9 DUPAK c. Ya, 10-14 DUPAK d. Ya, > 15 DUPAK e. Tidak 3) Apakah anda pernah m enjadi anggota dewan redaksi dalam m edia massa bidang pertanian? a. Ya, sebagai ketua b. Ya, sebagai anggot a c. Tidak pernah 4) Apakah anda memperoleh tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerja anda? a. Ya, tingkat nasional/internasional b. Ya, tingkat propinsi c. Ya, tingkat Kabupat en/Kot amadya d. Tidak 5) Apakah anda memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya Lancana karya Satya? a. Ya, 30 tahun
80
6)
7)
8)
9)
b. Ya, 20 tahun c. Ya, 10 tahun d. Tidak Apakah anda m elatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan? a. Ya b. Tidak Apakah di tingkat nasional Anda menjadi anggota organisasi profesi?berapa kali dalam 1 tahun terakhir? a. Ya, sebagai pengurus aktif (....kali) b. Ya, sebagai anggot a aktif (....kali) c. Tidak Apakah di tingkat propinsi Anda menjadi anggot a organisasi profesi? a. Ya, sebagai pengurus aktif (.....kali) b. Ya, sebagai anggot a aktif (.....kali) c. Tidak Apakah Anda mempunyai gelar kesarjanaan lainnya (yang tidak sesuai dengan bidang tugas pokok Anda)? a. Ya, sarjana/D4 b. Ya, sarjana muda/ Diplom a III c. Tidak
81
Lampiran 6
Definisi Operasional dan Pengukurannya
82
Pengukuran variabel a. Faktor-faktor yang mem pengaruhi kepuasan kerja Tabel 1. Pengukuran variabel pada faktor psikologis Indikator Kriteria Minat terhadap •Puas, karena ada minat yang besar terhadap profesi sebagai PPL pemilihan profesi •Cukup puas, karena ada cukup minat saat memilih profesi sebagai penyuluh sebagai PPL •Tidak puas, karena tidak ada minat yang besar terhadap profesi sebagai PPL Kesesuaian antara •Puas, karena merasa mempunyai bakat yang sesuai dan selalu profesi sebagai berusaha mengembangkanny a PPL dengan bakat •Cukup puas, karena merasa cukup mempunyai bakat yang sesuai dan berusaha mengembangkanny a •Tidak puas, karena merasa tidak mempunyai bakat yang sesuai Nilai tingkat •Puas, karena merasa trampil dan selalu berusaha untuk meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan ketrampilan sebagai PPL tambahan •Cukup puas, karena merasa cukup trampil dan tidak berusaha untuk meningkatkan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan tambahan •Tidak puas, karena merasa kurang trampil dan pasrah pada kekurangtrampilan tersebut Nilai profesi •Puas, karena merasa pekerjaan ini berharga, merasa senang sebagai PPL sebagai PPL dan dapat beraktualisasi diri dalam hal ini •Cukup puas, karena menganggap PPL sebagai pekerjaan yang cukup berharga dan merasa cukup senang dengan pekerjaan tersebut •Kurang puas, karena menanggap PPL sebagai suatu pekerjaan yang tidak berharga Ketentraman kerja •Puas, karena dapat melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan yang dirasakan penuh rasa aman dengan tanpa tekanan selama •Cukup puas, karena dalam bekerja kadang mendapat tekanan melaksanakan •Tidak puas, karena selalu m endapat tekanan dalam pekerjaan melaksanakan pekerjaan
Skor 3 2 1 3 2 1 3
2 1 3 2
1 3 2 1
Tabel 2. Pengukuran variabel pada faktor sosial Indikator Kemampuan bekerjasama dengan PPL lain
Kriteria •Puas, karena mampu mengembangkan kerjasama yang harmonis dengan sesama PPL lain •Cukup puas, karena cukup mampu mengembangkan kerjasama
Skor 3 2
83
Bantuan dari PPL lain dalam mengatasi kesulitan dalam pekerjaan
Hubungan PPL lain
dengan
yang harmonis dengan sesama PPL lain •Kurang puas, karena sering mengalami kesulitan dalam bekerjasam dengan PPL lain •Puas, karena PPL lain selalu memberikan perhatian dan berusaha secara maksimal mencari penyelesaian •Cukup puas, karena kadang PPL lain menanyakan kesulitan dan sedikit membantu dalam pemecahan masalah •Kurang puas, karena tidak pernah mendapat bantuan dari PPL lain jika menghadapi kesulitan •Puas, karena ada hubungan yang sangat akrab •Cukup puas, karena cukub ada hubungan yang akrab •Kurang puas, karena hanya sebatas hubungan kerja
Ketersediaan waktu •Puas, karena atasan selalu menyediakan waktunya untuk atasan dalam bawahan berkomunikasi •Cukup puas, karena kadang atasan menyempatkan waktunya dengan bawahan untuk bawahan •Kurang puas, karena atasan tidak pernah menyediakan waktunya untuk bawahan Pemberian •Puas, karena atasan selalu memotivasi dan memberi saran motivasi/dorongan berupa solusi atas kesalahan bawahan oleh atasan kepada •Cukup puas, karena atasan memotivasi dan memberi saran bawahannya berupa solusi atas kesalahan bawahan •Kurang puas, karena atasan tidak pernah memberi dorongan dan tidak tahu kesulitan bawahan Keterbukaan atasan •Puas, karena atasan selalu terbuka pada siapapun untuk memberi terhadap bawahan masukan •Cukup puas, karena atasan terbuka pada siapapun untuk memberi masukan bawahan meski kadang pada orang tertentu saja •Kurang puas, karena tasan tidak terbuka pada siapapun untuk memberi masukan
1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3
2 1
Tabel 3. Pengukuran variabel pada faktor fisik Indikator Kriteria Pengaturan waktu •Puas karena pengaturan waktu kerja dan istirahat sudah sangat kerja dan wakti sesuai istirahat •Cukup puas, karena waktu kerja sudah sesuai tetapi waktu istirahat kurang •Tidak puas, karena pengaturan waktu kerja dan istirahat tidak sesuai Kondisi kerja dan •Puas, karena sudah sesuai harapan perlengkapan kerja •Cukup puas, karena sudah cukup sesuai harapan yang ada •Tidak puas, karena tidak sesuai harapan Kondisi ruang •Puas, karena sudah sesuai harapan kerja •Cukup puas, karena sudah cukup sesuai harapan •Tidak puas, karena tidak sesuai harapan Kondisi kesehatan •Puas, karena kondisi kesehatan penyuluh selalu mendapat penyuluh perhatian •Cukup puas, karena kondisi kesehatan penyuluh cukup banyak mendapat perhatian •Tidak puas, karena kondisi kesehatan penyuluhtidak mendapat
Skor 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
84
perhatian
Tabel 4. Pengukuran variabel pada faktor finansial Indikator Gaji yang diterima
Tunjangan
Kenaikan pangkat\golongan
Kriteria •Puas, karena masih bisa menyisihkan sisa gaji sebagai tabungan masa depan •Cukup puas, karena gaji yang diterima cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga •Tidak puas, karena gaji yang diterima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Skor 3
•Puas, karena besarnya tunjangan sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. •Cukup puas, karena besarnya tunjangan cukup sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. •Tidak puas, karena besarnya tunjangan tidak sesuai dengan kebutuhan dalam pelaksanaan tugas. •Puas, karena mudah untuk mengurus kenaikan pangkatgolongan •Cukup puas, karena cukup mudah untuk mengurus kenaikan pangkat\golongan •Tidak puas, karena sulit untuk mengurus kenaikan pangkat\golongan.
3
2
1
2 1 3 2 1
b. Faktor-faktor yang mem pengaruhi kinerja Pengukuran kinerja pada penyuluh pertanian terampil Tabel 5. Pengukuran variabel pada faktor pendidikan Indikator A. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar B.
C.
Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atatu sertifikat Pendidikan dan pelatihan pra jabatan
Kriteria 1. sarjana (S1)/Diploma IV 2. Diploma III (D3) 3. Diploma II (D2) 4. SMK/D.1 1. Lamanya lebih dari 960 jam 2. Lamanya antara 641-960 jam 3. Lamanya481-640 jam 4. Lamanya161-480 jam 5. Lamanya 81-160 jam 6. Lamanya30-80 jam pendidikan dan pelatihan pra jabatan tingkat III
Angka kredit 100 60 40 25 15 9 6 3 2 1 1.5
pelaksana
Semua jenjang
Semua jenjang -
Tabel 6. Pengukuran variabel pada kegiatan persiapan penyuluhan pertanian Indikator
Kriteria
Angka kredit
pelaksana
85
A. identifikasi potensi wilayah 1.
B.
C.
menyusun instrumen di wilayah binaan 2. mengumpulkan data di wilayah binaan memandu penyusunan 1. memandu penyusunan RUK dan (RUK, RKK, RKD, RKK( RDKK) 2. memandu penyusunan RKD dan RKPD/P PP) RKPD/programa penyuluhan desa penyusunan program Menyusun program penyuluhan penyuluhan pertanian (tim) pertanian sebagai : 1. Ketua atau pengurus (tingkat desa, kecamatan dan kabupaten) 2. anggota
D. Penyusunan rencana kerja tahunan penyuluhan pertanian
Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
0.195
P. lanjutan
0.180
pelaksana
0.027
P. pemula
0.036
Pelaksana
0.395
Penyelia
0.059 0.079 0.198 0.395 0.047 0.063 0.158 0.315
P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia
Tabel 7. Pengukuran variabel pada pelaksanaan penyuluhan pertanian Indikator
Kriteria
A. Penyusunan materi
menyusun materi penyuluhan dalam bentuk: 7. Kartu kilat 0.075 8. Transparansi/bahan tayangan 0.032 9. Seri foto 0.223 10. Leaflet/liptan/slebaran/folder 0.502 11. Flipchart/peta singkat 0.076 12. Poster 0.282 1. Melakukan kunjungan tatap muka/anjangsana a. Perorangan 0.010 0.014 0.034 0.068 b. Kelompok tani 0.013 0.017 0.042 0.084 c. Massal 0.013 0.017 0.044 0.087 2. Melaksanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket 0.678 teknologi/metode penyuluhan pertanian 3. Melaksanakan demonstrasi cara 0.016 4. Merencanakan dan memandu pelaksanaan demonstrasi hasil
B. Perencanaan dan Penerapan metode penyuluhan pertanian
Angka kredit
Pelaksana
P. pemula P. pemula P. lanjutan Penyelia P. pemula P. lanjutan
P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia P. lanjutan
Pelaksana
86
e.
5.
6.
7.
8.
merencanakan demonstrasi hasil: 1) demonstrasi plot 2) demonstrasi farm 3) demonstrasi area f. memandu pelaksanaan demonstrasi hasil: 1) demonstrasi plot 2) demonstrasi farm 3) demonstrasi area Merencanakan dan memandu pelaksanaan sekolah lapang : a. merencanakan sekolah lapang b. memandu sekolah lapang Merencanakan dan melaksanakan temu wicara, temu lapang, temu teknologi, temu karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis a. Merencanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha b. Melaksanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha Merencanakan dan melaksanakan forum penyuluhan pedesaan, magang, widyawisata, karyawisata/widyakarya d. Merencanakan e. Melaksanakan merencanakan dan melaksanakan pameran -sebagai pramuwicara
9. mengajar kursus tani
C. menumbuhkan/ meng emba ngkan kelembagaan kelompok tani
10. melakukan penilaian perlombaan petani/kelompok tani/penyuluh pertanian - di kecamatan/kabupaten 11. melakukan penilaian perlombasan komoditas pertanian 1. menumbuhkan kelompok tani 2. menumbuhkan gabungan kelompok 3. mengembangkan kelompok tani a. pemula ke lanjut b. lanjut ke madya
0.056 0.140 0.280
Pelaksana P. lanjutan Penyelia
0.090 0.180 0.600
P. pemula Pelaksana P. lanjutan
0.364 0.096
Penyelia Pelaksana
0.364
Penyelia
0.044
P. lanjutan
0.140 0.133
P. lanjutan P. lanjutan
0.038 0.050 0.126 0.252 0.010 0.020 0.040
P. pemula Pelaksana P. lanjutan Penyelia Pelaksana P. lanjutan Penyelia
0.338 0.170
Penyelia Penyelia
0.250 0.700
Pelaksana P. lanjutan
0.144 0.451
Pelaksana P. lanjutan
Angka
pelaksana
Tabel 8. Pengukuran variabel pada evaluasi dan pelaporan Indikator
Kriteria
87
A. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
B. Evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian
1.
menyusun rencana kegiatan evaluasi tingkat Kecamatan 2. Mengumpulkan dan mengolah data pelaksanaan a. Tingkat Kecamatan b. Tingkat Kabupaten c. Tingkat Provinsi 3. menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi tingkat kecamatan mengumpulkan data dan mengolah data pelaksanaan di tingkat kecamatan
kredit 0.180
Penyelia
0.676 1.080 1.040 1.351
P.lanjutan Penyelia Penyelia Penyelia
1.351
Penyelia
Angka kredit
pelaksana
15
Semua jenjang
12.50
Semua jenjang
6
Semua jenjang
Tabel 9. Pengukuran variabel pada pengembangan profesi Indikator
Kriteria
A. Melakukan kegiatan karya 1. tulis/karya ilmiah di bidang pertanian
2.
3.
4.
5.
karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang dipublikasikan a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara internasional b. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional c. dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang bersangkutan karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan d. dalam bentuk buku e. dalam bentuk naskah tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan d. dalam benttuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional e. dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui oleh Departemen Pertanian tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan a. dalam bentuk buku b. dalam bentuk naskah tulisan ilmiah di bidang pertanian yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu
Semua jenjang 8 4 Semua jenjang 8 4
Semua jenjang
7 3.50 2
Semua jenjang
88
6.
B. Menerjemahkan/ menyadur buku dan bahan-bahan di bidang pertanian
1.
2.
C. Memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep
1. 2.
kesatuan karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah (inisiatif sendiri) terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasikan d. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional e. dalam bentuk majalah yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan d. dalam bentuk buku e. dalam bentuk naskah institusi perorangan
2.50
Semua jenjang
Semua jenjang 7 3.50
Semua jenjang 3.50 1.50 1.50 1
Semua jenjang
Tabel 10. Pengukuran variabel pada Penunjang Kegiatan Penyuluhan Pertanian Indikator
Kriteria
A. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian B. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif C. Menjadi anggota dewan redaksi dalam media massa bidang pertanian D. Memperoleh penghargaan/tanda jasa
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2.
E. Melatih di bidang pertanian pada diklat F. Menjadi anggota organisasi profesi
sebagai pemrasaran pembahas/narasumber/ mode rator sebagai peserta 1-4 DUPAK 5-9 DUPAK 10-14 DUPAK 15 DUPAK Ketua/pengurus anggota
1. Penghargaan/tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerjanya a. Tingkat nasional/internasional b. tingkat propinsi c. tingkat Kab/Kota 2. Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya Lancana karya Satya a. 30 tahun b. 20 tahun c. 10 tahun Melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan 1. Tingkat Nasional a. Sebagai pengurus aktif b. Sebagai anggota aktif 2. Tingkat provinsi/Kab/Kota
Angka kredit 3 2 1 0.50 1.00 0.50 2.00 1.00 0.50
Pelaksana Semua jenjang Semua jenjang
Semua jenjang Semua jenjang
3 2.50 1 3 2 1 0.020
1 0.75
Semua jenjang Semua jenjang Semua jenjang
89
G. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
a. Sebagai pengurus aktif b. Sebagai anggota aktif Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yg tidak sesuai dengan tugas pokoknya 1. Sarjana/D-IV 2. Sarjana Muda/Diploma III
0.50 0.25 Semua jenjang 5 4
Pengukuran kinerja pada penyuluh pertanian Ahli Tabel 11. Pengukuran variabel pada Pendidikan Indikator
Kriteria
A. Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
B. Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pertanian serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan (STTP) atau sertifikat
1. Pasca Sarjana : a. S.3 b. S.2 2. Sarjana (S.10/Diploma IV 1. Lamanya lebih dari 960 jam 2. Lamanya antara 641-960 jam 3. Lamanya481-640 jam 4. Lamanya161-480 jam 5. Lamanya 81-160 jam 6. Lamanya30-80 jam
C. Pendidikan dan pelatihan pra jabatan
pendidikan dan pelatihan pra jabatan tingkat III
Angka kredit
pelaksana
200 150 100 15 9 6 3 2 1
Semua jenjang
2
-
Semua jenjang
Tabel 12. Pengukuran variabel pada Kegiatan persiapan penyuluhan pertanian Indikator
Kriteria
A. Identifikasi potensi wilayah 1.
B. Penyusunan program penyuluhan pertanian (tim)
C. Penyusunan rencana kerja tahunan penyuluhan pertanian
Menyusun instrumen di wilayah binaan 2. Mengumpulkan data : a. Tingkat kabupaten, kecamatan/wilayah binaan b. Tingkat provinsi c. Tingkat nasional 3. Mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil Menyusun program penyuluhan pertanian sebagai : 1. Ketua atau pengurus (tingkat provinsi dan nasional) 2. Anggota
Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian
Angka kredit 0.390
pelaksana
0.450
Pertama
0.450 0.900 0.900
Pertama Muda Muda
Muda
0.593
Madya
0.198 0.395 0.593 0.791 0.198 0.315 0.473 0.630
Pertama Muda Madya Utama Pertama Muda Madya Utama
90
Tabel 13. Pengukuran variabel pada Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian Indikator
Kriteria
A. Penyusunan materi
1.
2. 3.
Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk: a. Brosur/Buklet b. Naskah radio/TV/seni budaya/pertunjukan c. Sound slide d. Film/Video/VCD/DVD (i). Penyusun sinopsis dan skenario (ii). Supervisi produksi e. Pameran f. Bahan website Menyusun materi kursus tani Menyusun pedoman/juklak perlombaan petani/kelompok tani a. Tingkat provinsi, wilayah binaan b. Tingkat nasional
Angka kredit
Pelaksana
0.283 0.449
Pertama Muda
0.250
Pertama
0.362
Muda
3.012 0.215 0.408 0.200
Utama Pertama Muda
0.586 0.781
B. Perencanaan dan Penerapan metode penyuluhan pertanian
1. Melakukan kunjungan muka/anjangsana a. Perorangan
b.
Kelompok tani
c.
Massal
tatap
2. Merencanakan ujicoba/pengkajian/pengujian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian 3. mengolah, menganalisis dan merumuskan hasil kajian paket teknologi/metode penyuluhan pertanian 4. menyusun rancang bangun dan rekayasa usaha pertanian 5. Merencanakan dan melaksanakan temu wicara, temu lapang, temu teknologi, temu karya, temu usaha, temu tugas, temu teknis a. Merencanakan temu wicara/temu teknologi/temu usaha b. Melaksanakan temu
0.034 0.068 0.102 0.136 0.042 0.084 0.126 0.168 0.044 0.087 0.131 0.174
Pertama Muda Madya Utama Pertama Muda Madya Utama Pertama Muda Madya Utama
0.316
Muda
1.976
Madya
1.350
Madya
0.320
Muda
0.044
Pertama
91
wicara/temu teknologi/temu usaha 6. Merencanakan dan melaksanakan penyuluhan melalui media elektronik (radio, TV, website) a. Merencanakan b. Melaksanakan 7. Merencanakan dan melaksanakan pameran a. Merencanakan pameran b. Membuat display pameran c. sebagai pramuwicara
8. Mengajar kursus tani
C. Menumbuhkan/mengemban gkan kelembagaan kelompok tani
9. Melakukan penilaian perlombaan petani/kelompok tani/penyuluh pertanian a. Tingkat wilayah binaan/kec, provinsi b. Tingkat nasional 1. menumbuhkan koperasi petani 2. menumbuhkan asosiasi petani 3. mengembangkan kelompok tani madya ke utama 4. menumbuhkan kemitraan usaha kelompok tani dengan pelaku usaha pertanian lainya
0.479 0.082
Madya Muda
0.233 0.422 0.126 0.252 0.379 0.505 0.020 0.045 0.060 0.080
Muda Muda Pertama Muda Madya Utama Pertama Muda Madya Utama
0.507
Madya
0.676 1.500 2.400 0.550
Utama Muda Madya Pertama
1.952
Madya
Angka kredit
pelaksana
0.090 0.180 0.270 0.900
Pertama Muda Madya Muda
0.540 1.000 1.350
Pertama Muda Madya
0.090 0.180 0.270
Pertama Muda Madya
Tabel 14. Pengukuran variabel pada Evaluasi dan Pelaporan Indikator
Kriteria
A. Evaluasi pelaksanaan penyuluhan pertanian
1.
B. Evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan pertanian
Menyusun rencana kegiatan evaluasi a. Tingkat Kec./Kabupaten b. Tingkat Provinsi c. Tingkat Nasional 2. Mengumpulkan dan mengolah data pelaksanaan di Tingkat nasional 3. Menganalisis dan merumuskan hasil evaluasi a. Tingkat Kec/kabupaten b. Tingkat Provinsi c. Tingkat Nasional 1. Menyusun rencana kegiatan evaluasi e. Tingkat Kecamatan f. Tingkat Kabupaten g. Tingkat Provinsi
92
h. Tingkat Nasional 2. Mengumpulkan dan mengolah data dampak pelaksanaan a. Tingkat Kec/Kabupaten b. Tingkat Provinsi c. Tingkat Nasional 3. Menganalisis dan merumuskan data dampak pelaksanaan f. Tingkat Kecamatan g. Tingkat Kabupaten h. Tingkat Provinsi i. Tingkat Nasional
0.360
Utama
0.540 1.000 0.900
Pertama Muda Madya
0.675 1.080 1.500 1.800
Pertama Muda Madya Utama
Tabel 15. Pengukuran variabel pada Pengem bangan Penyuluhan Pertanian Indikator
Kriteria
A. Penyusunan pedoman/ juklak/juknis penyuluhan pertanian
Menyusun pedoman juklak/juknis penyuluh pertanian: 1. Tingkat kecamatan/kabupaten 2. Tingkat provinsi 3. Tingkat nasional Merumuskan kajian arah kebijaksanaan pengembangan penyuluhan pertanian yang bersifat penyempurnaan : 1. Menyusun rencana/desain kajian 2. Menyiapkan dan mengolah data/bahan/informasi 3. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian 1. Melakukan pengkajian metode penyuluhan pertanian a. Menyusun rencana/desain kajian b. Menyiapkan dan mengolah data/bahan/informasi c. Menganalisis data/informasi dan merumuskan hasil kajian 2. Mengembangkan metode penyuluhan pertanian a. Menyusun rencana/desain pengembangan metode penyuluhan pertanian b. Menyusun konsep pembangunan metode penyuluhan pertanian c. Mendiskusikan konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian 1) Sebagai penyaji 2) Sebagai pembahas 3) Sebagai narasumber d. Melaksanakan uji coba
B. Kajian kebijakan pengembangan penyuluhan pertanian
C. Pengembangan metode/sistem kerja penyuluhan pertanian
Angka kredit
Pelaksana
0.900 1.350 2.150
Muda Madya Utama
0.360
Utama
0.360 3.240
Utama Utama
0.810
Madya Madya
1.620 Utama 2.160 Utama 1.080 Madya 1.200
0.420 0.420 0.640 1.620
Madya Madya Utama Madya
93
konsep pengembangan metode penyuluhan pertanian e. Merumuskan pengembangan metode penyuluhan pertanian 3. Merumuskan metode baru penyuluhan pertanian a. Menyusun konsep metode baru penyuluhan pertanian b. Mendiskusikan konsep metode baru 1) Sebagai penyaji 2) Sebagai pembahas 3) Sebagai narasumber c. Merumuskan konsep metode baru
1.440
Utama
2.880
Utama
0.560 0.420 0.480 2.160
Utama Madya Madya Utama
Angka kredit
pelaksana
15
Semua jenjang
12.50
Semua jenjang
6
Semua jenjang
Tabel 16. Pengukuran variabel pada Pengem bangan Profesi Indikator
Kriteria
A. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah di bidang pertanian
1.
karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yang dipublikasikan a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara internasional b. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional c. dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui instansi yang bersangkutan 2. karya tulis/karya ilmiah hasil pengkajian di bidang pertanian yuang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan a. dalam bentuk buku b. dalam bentuk naskah 3. tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang ilmiah yang dipublikasikan a. dalam benttuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional b. dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui oleh Departemen Pertanian 4. tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di
Semua jenjang
8 4 Semua jenjang 8
4 Semua jenjang
94
5.
6.
B. Menerjemahkan/ menyadu r buku dan bahan-bahan di bidang pertanian
1.
2.
C. Memberikan konsultasi di bidang pertanian yang bersifat konsep
1. 2.
perpustakaan a. dalam bentuk buku b. dalam bentuk naskah tulisan ilmiah di bidang pertanian yang disebarluaskan melalui media massa yang merupakan satu kesatuan karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran, tinjauan, gagasan, atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah (inisiatif sendiri) terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang dipublikasikan a. dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional b. dalam bentuk majalah yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional terjemahan/saduran bahan-bahan di bidang pertanian yang tidak dipublikasikan a. dalam bentuk buku b. dalam bentuk naskah institusi perorangan
7 3.50 2
2.50
Semua jenjang
Semua jenjang
Semua jenjang 7 3.50
Semua jenjang 3.50 1.50 1.50 1
Semua jenjang
Tabel 17. Pengukuran variabel pada Penunjang Kegiatan Penyuluhan Pertanian Indikator
Kriteria
A. Mengikuti seminar/lokakarya di bidang pertanian B. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh pertanian secara aktif
1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 1. 2.
C. Menjadi anggota dewan redaksi dalam media massa bidang pertanian D. Memperoleh penghargaan/tanda jasa
sebagai pemrasaran pembahas/narasu mber/ moderator sebagai peserta 1-4 DUPAK 5-9 DUPAK 10-14 DUPAK 15 DUPAK Ketua/pengurus anggota
1. Penghargaan/tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerjanya a. Tingkat nas./internasional b. Tingkat propinsi c. Tingkat Kab/Kota 2. Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satya Lancana karya Satya a. 30 tahun b. 20 tahun c. 10 tahun
Angka kredit 3 2 1 0.50 1.00 1.50 2.00 1.00 0.50
Pelaksana Semua jenjang Semua jenjang
Semua jenjang Semua jenjang
3 2.50 1 Semua jenjang 3 2 1
95
E. F.
Melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat Menjadi anggota organisasi profesi
G. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
Melatih/mengajar di bidang pertanian pada diklat kedinasan 1. Tingkat Nasional a. Sebagai pengurus aktif b. Sebagai anggota aktif 2. Tingkat provinsi/Kab/Kota a. Sebagai pengurus aktif b. Sebagai anggota aktif Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya yang tidak sesuai dengan bidang tugas pokoknya 1. Doktor 2. Pasca sarjana 3. Sarjana/D-IV
0.020
1 0.75
Semua jenjang Semua jenjang
0.50 0.25 Semua jenjang 15 10 5
96
Lampiran 7
Surat Izin Penelitian
97
98
Lampiran 8
Peta Wilaya h Penelitian
99