RINGKASAN IGiNIATI. Faktor-Faklor yang Mempengaruhi &an Keterkaitan Keput"san Kerja. Produksi dan Pengeluaran Rumahtangga Nelayan: Sludr Ku.~us fieherupu ljesu Nelu~~uti Mrskrt7 dun Trduk M I S ~ dl I I fih71puien ~ I'cku/ong(~til'rop117.tr .luwu kt7guh
(DI bawah b~mbingan SYAFRl MANGKUPRAWIRA sebagai Ketua, BONAR M SINAGA, dan PAYAMAN 3 . SIMANJUNTAK, sebagal anggota) Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ( I ) Alokasi waktu kerja, kontribusi pendapatan, dan pola pengeluaran rumahtangga; (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peluang suami dan isten untuk bekeja di luar subsektor; (3) Menganalisis keterkaitan
akt~vitas yang mellputt keputusan
pencurahan atau penggunaan tenaga keja, produksi, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga nelayan. Semuanya dilakukan pada rumahtangga juragan dan buruh baik di desa miskin maupun di desa tidak miskin. Alokasi waktu keja, kontribusi pendapatan, dan pola pengeluaran rumahtangga nelayan dianalisis secara deskriptif dengan metode tabulasi. Faktorfaktor yang mempengamhi keputusan ~Inahtanggauntuk bekeja di luar subsektor perikanan diidentifikasi dengan model logit. Sedangkan untuk tujuan ketiga dianalisis dengan model ekonometrika dalam bentuk persamaan simultan, yaitu model rumahtangga nelayan juragan dan huruh (Agrrcul~urulHousehold Model). Hasil identifikasi model menunjukkan setiap persamaan dari model over ideni!/ied. Oleh
karena itu, rnetode pendugaan yang digunakan adalah
/uljo
,c./ugc/ecr.v/
.x/110ro(ZSLS),
pengolahan data dilakukan dengan program SAS melalui prosedur SYS1,IN. Lokasi penelitian dilakukan di empat desa di kecamatan Wiradesa kabupaten Pekalongan-Jawa Tengah, yaitu desa Semut dan Pecakaran (desa miskin) serta desa Wonokerto Kulon dan Tratebang (desa tidak miskin). Pengambilan contoh dilakukan dengan metode sampling acak bertingkat, stratifikasi dilakukan berdasarkan status nelayan Cjuragan dan buruh). Jumlah unit elementer yang dijadikan sampel adalah
120 rumahtangga contoh. Hasil penelitian menunjukkan alokasi waktu yang dlcurahkan di desa yang bdak miskin tertuju kepada kegiatan di luar subsektor perikanan. Sebaliknya pada klasifikasi desa miskin, alokasi waktu lebih mendominasi pa& subsektor pen'kanan. Wanita nelayan (isteri dan anak perempuan) memiliki kontribusi waktu k e j a yang lebih besar dalam kegiatan di luar subsektor perikanan. Walaupun pencurahan waktu di dalam subsektor perikanan bagi anak lalu-laki lebih besar daripada suami, tetapi dalarn kontribusi pendapatannya temyata suami tetap membenkan sumbangan yang lebih besar. Semakjn miskin klasifikasi desa, kontribusi pendapatan makin rendah pada rumahtangga juragan, sebaliknya pada rumahtangga buruh. Komposisi pengeluaran masih didominasi oleh konshnsi pangan dibandingkan non pangan, kecuali pada rumahtangga juragan di desa tidak miskin. Faktor-Saktor yang mempengaruh~peluang suami berstatus juragan untuk hekerja di luar subsektor adalah pendapatan suami dari luar subsektor, umur suami, angkatan kerja rumahtangga, pendidikan suami dan dummy desa. Donlinasl jenis
pekerjaan mereka adalah peknilburuh tani, pembuat jaring, da" karyawan swasta1BUMN.
Sedangkan peluang suami berstatus buruh dipengaruhi ole11
;
pendapatan suami dari luar subsektor, umur suami, angkatan kerja dan pengalaman kerja di luar. Dominasi pekerjaan mereka adalah sebagai petanilburuh tani. Umur isteri, pendidikan isteri, angkatan kerja rumahtangpa, : pendapatan isteri, jumlah anak, dan dummy klasifikasi desa adalah faktor-fal~or yang mempengaruhi peluang isteri juragan untuk bekerja di luar subsektor perikanan. Dominasi jenis pekerjaan mereka adalah sebagai pembatik, pembuat jaring dan bakul ikan. Adapun pada isteri buruh, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah umur isteri, angkatan kerja rumahtangga, pendapatan isteri, dan jumlah an&.
Jenis pekerjaan
yang dominan bagi isteri buruh adalah sebagai pembatik clan bahd ika Hasil pendugaan model rumahtangga nelayan juragan men produktivitas melaut sangat responsif terhadap aset kapal, frekwensi di dalam subsel;tor. Pengaruh ketiga peubah tersebut adalah positif produktivitas melaut. Di desa tidak miskin produktivitas me1 dibandingkan desa miskin . Peubah kepemilikan aset sangat re pendapatan rumahtangga juragan
di dalam subsektor, di de
kepemilikan aset kapal lebih besar dibandingkan di desa miskin . Pencurahan tenaga keria rumahtangga di dalam subsektor sangat responsif terhadap pendapatan dari dalam subseli
terhadap semua peubah yang ada, sedangkan penggunaan tenaga keria luar rumahtangga di dalarn subsektor responsif terhadap peubah upah tenbga kerja di dalam subsektor dan kepemilikan aset. I1enggunaan tenaga kerja luar rumahtangga lebih besar pada rumahtangga di desa tidak miskin. Peubah konsumsi pangan, responsif terhadap peubah konsumsi non pangan,
sedangkan tingkit konsurnsi
pangan dan non pangan tidak menunjukkan berbeda di dua klasifikasi desa tersebut. Pada rumahtangga buruh nelayan, pencurahan tenaga kerja di dalam subsektor responsif terhadap pendapatan dari luar subsehqor. Pada klasifikasi jdesa miskin pencurahan waktu ke dalam subsektor lebih besar daripada desa ddak miskin. Sedangkan pencurahan tenaga keja untuk d~ dalarn subsektor responsif terhadap pendapatan dari dalam subsektor. Sebaliknya dummy klasifikasi desa menunjukkan di desa tidak miskin pencurahan tenaga keja di luar subsektor lebih tinggi dibandingkan di desa miskin. Pada peubah konsumsi pangan rumahpngga buruh tidak responsif terhadap semua peubah penjelas yang ada. Hal yang menarik bahwa konsumsi pangan di desa miskin lebih besar dibandingkan dengan
6 desa tidak
mlskin. Saran dari penelitian in1 adalah perlunya penanganan yang serius, berkaitan dengan pengembangan sumberdaya manusia pada masyarakat nelayan. Balk untuk mengantisipasi adopsi teknologi kelautan maupun kualifikasi keja di iuar subsektor perikanan. Nelayan juga membutuhkan kredit untuk kepemilikan asei kapal dalam rangka men,jaga kontinuitas produksi dan pendapatan. Disamping itu untuk kegiatan di luar suhsektor perlu upaya diversifikasi dan pembinaan dari pihak yang terkait.