HOTLI SIMANJUNTAK
2
3
Dina Damayanti Aceh Besar
[email protected]
arga Desa Gle Bruek Kecamatan Lhoong Aceh Besar sedang gundah. Pasalnya sebagian tanah mereka telah menjadi jalan alternatif MeulabohBanda Aceh. Dan kegundahan mereka semakin menjadi karena hingga saat ini belum ada kompensasi dari pemerintah. Ini sudah dua tahun, tetapi pemerintah belum pernah memberikan kompensasi kepada kami, kata Syarifuddin (30) warga Desa Glebruek. Karena darurat Menurut Syarifudin, ketika tsunami melanda Aceh, sebahagian jalan utama yang menghubungkan Banda Aceh- Meulaboh putus total. Pasukan TNI dari zeni rekontruksi (zikon) membuat jalan alternatif untuk membuka isolasi daerah yang terimbas
W
7
C M Y K
tsunami. Karena serba darurat, maka mereka membuat jalan di tempat lain yang ternyata merupakan milik masyarakat. Padahal tanah jalan itu sebelumnya merupakan sawah, kuburan, ladang, kebun, bahkan bekas rumah masyarakat, kataSyarifuddin lagi. Terpaksa beli tanah lagi Banyaknya tanah yang diambil oleh jalan alternative menyebabkan banyak masyarakat yang merasa rugi. Sabarullah (22) misalnya. Karena tanahnya dipergunakan untuk jalan, maka dia terpaksa membeli tanah baru untuk bisa mendapatkan rumah bantuan dari LSM. Dan dia harus membayar 3 juta rupiah untuk tanah ukuran 16X16 meter2. Tanah saya yang dibangun jalan itu ukurannya 15X12 meter. Cukup lumayan untuk rumah, katanya
tersenyum kecut. Untuk kompensasi, masyarakat meminta pemerintah membayar dengan harga yang layak. Khusus tanah kebun Rp 40.000/meter. Sementara untuk tanah rumah dikenakan harga Rp 70.000/meter. Blokade Karena belum ditanggapi, masyarakat mulai memblokade jalan yang melintasi Desa Glebruek dengan batang pohon sehingga menyulitkan transportasi antar kabupaten. Akibatnya warga berpendapat bila jalan itu belum dibayar dalam beberapa hari ke depan, mereka akan menutup permanent jalan itu. Selain Desa Gle Bruek, ada dua desa lainnya yang mengalami hal yang sama yaitu Desa Pudeng dan Desa Pasie Kecamatan Lhoong. Panjang jalan alternative yang berada di tanah masyarakat itu mencapai lebih dari 5 kilometer.
Assalamualaikum. Saya sangat senang sekali melihat warga Atjeh yang tabah dalam menghidupi cobaan ini. Apa lagi melihat perkembangan ekonomi yang mungkin baik di desa maupun di kota.
A
FAISAL ARIEF Jeulingke (08126973257) Judi ada dimana-mana, pelacuran makin meningkat, orang mabukpun kian bertambah, ada oknum WH yang ikutikutan, tapi lebih parah lagi seorang koruptor masih berkeliaran dan merajalela. Kemana Syariat Islam? Apakah hanya berlaku pada yang dibawah saja, kalo begitu caranya bubar saja WH-nya. Pelacuran lebih berharga dari pada seorang koruptor. Tolong syariat Islam jangan dijadikan boneka yang bisa dipermainkan.
J
KHALISULATFA Nagan Raya (085277036091) Saya ingin sampaikan kepada WH di Jajaran kota Banda Aceh khususnya, NAD umumnya. Kok rajia yang tidak berjilbab aja berpakaian mencekik dibiarkan, tengah dan dibawah. Alias ketat tapi meraja lela tidak dirajia tolong turun kepasar-pasar lihat wanita-wanita Aceh dilihat di kepala ala Islam, dilihat kebawah no islam ala barat, itukan bukan budaya kita. Buat apa kepala tertutup tapi bawahnya mencekik. Tolong WH nasehati mereka itu semua pengundang lagi air laut ya.
S
AZHAR Banda Aceh (085260479701)
HOTLI SIMANJUNTAK
MAHDI ABDULLAH
Seorang penduduk Desa Alue Deah Tengoh sedang berdiri di depan pintu rumahnya yang di bangun oleh Yayasan Berkati Indonesia. Rumah bantuan NGO ini banyak yang tidak di huni akibat mutu rumah yang tidak bagus.
Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
ursinah (38) dan Burhanudin (50) mengaku sangat senang ketika di informasikan akan mendapatkan rumah. Seperti halnya ratusan KK (Kepala Keluarga) yang mengungsi, tinggal di barak sangatlah tidak layak.
M
Maka ketika Yayasan Berkati Indonesia (YBI) akan membangun rumah di Desa Deah Baro dan Desa Alue Deah Teungoh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, warga desa itu senangnya bukan main. Saat itu kami berpikir, daripada tinggal di barak, ya mendingan di rumah, meskipun yang akan dibangun rumah semi permanen,
tutur beberapa warga. Enam bulan sesudah tsunami, pembangunan pun dimulai. Sesuai dengan rencana, rumah yang dibangun adalah semi permanen tipe 36. YBI pun hanya sebagai pelaksana, karena donor yang sesungguhnya adalah sebuah LSM asal Amerika Serikat. Ada yang aneh YBI membangun sebanyak 191 unit rumah, yaitu untuk Desa Deah Baro 100 unit dan untuk Desa Alue Deah Teungoh sebanyak 91 unit. Pada awalnya, beberapa warga mengaku belum melihat yang aneh-aneh. Namun, ketika tahap kemajuan konstruksi mencapai 50 persen, warga melihat banyak yang tidak beres. Begitupun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena tidak dilibatkan. Semua bahan bangunan, pekerja dan lain-lain mereka bawa sendiri. Kayu misalnya, mereka bawa dari Riau. Seperti apa spesifikasinya, kami tidak tahu. Kami tidak dilibatkan, kata beberapa warga Desa Deah Baro. 50 persen kosong Sekitar enam bulan lalu, YBI pun menyatakan pembangunan-
nya selesai. Kepala BRR Kuntoro Mangkusubroto bahkan ikut meresmikannya. Namun, beberapa warga menolak menerima. Hingga kini pun, seperti diakui oleh pihak YBI sendiri, sebanyak 50 persen lebih rumah di Desa Deah Baro, tidak ditempati warga. Sedangkan di Desa Alue Deah Teungoh sekitar 30 persen yang tidak ditempati. Penyebabnya, warga menilai kualitas rumah di bawah standar. Sebagian besar kayu yang digunakan kini terlihat dimakan rayap. Sebagiannya lagi lapuk, bahkan ada kayu yang sudah hancur. Bukan cuma kualitas kayu yang bermasalah, atap pun bocor di kala hujan. Air mengenangi rumah mereka di kala hujan turun. Pembangunan pondasi pun tak sesuai dengan standar. Sebagian rumah pondasinya amat dangkal. Tak lagi bertanggung jawab Berapa alokasi dana untuk satu unit rumah? Menurut Office Manager YBI, Ridwan Manatu, kepada Ceureumen, Jumat lalu, awalnya di bawah Rp 30 juta per unit, tapi pada akhir tahun 2005 ditingkatkan lagi menjadi hampir Rp 40 juta.
Menyangkut adanya berbagai komplain dari warga, Ridwan mengatakan bahwa proyek rumah itu sudah selesai. YBI, katanya, tidak lagi bertanggung jawab. Segala bentuk kerusakan yang telah terjadi setelah rumah diserahkan tidak lagi menjadi tanggung jawab pihak YBI. Ini langsung menjadi tanggung jawab pemilik rumah. Kerusakan rumah juga terjadi karena warga membiarkan terbengkalai, katanya. Bagaimana dengan kualitas kayu yang digunakan? Ridwan juga mengaku bahwa kayu yang digunakan berkualitas baik, bahkan didatangkan dari Riau. Begitupun, Ridwan mengaku pihaknya akan membicarakan lebih jauh dengan warga menyangkut rumah-rumah yang enggan ditempati ini. Sedangkan Jurubicara BRR Mirza Keumala mengatakan, BRR akan menyempurnakan setiap bantuan rumah yang telah dibangun tidak sempurna. BRR menginginkan bantuan rumah yang standar. BRR akan menyempurnakan setiap kekurangan, tapi sekarang belum menjadi prioritas kita, kata Mirza singkat.
Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias, Non Goverment Organization juga melakukan hal yang sama. Ketika ribuan korban tsunami lainnya di sejumlah kabupaten dan kota di Aceh menetap di rumah baru, warga yang menetap di lingkungan Tuan Bilik Ayie Kelurahan Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, malah sebaliknya. Belum dapat apa-apa, termasuk Yoyok. Di kampung Yoyok inilah kapal tongkang raksasa mendarat setelah dihumblang gelombang gergasi pada 26 Desember, dua tahun silam. Warga setempat menyadari tak ada yang bisa menolak semua itu, terutama bencana dahsyat diujung tahun itu. Termasuk kehadiran tongkang yang berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) itu. Kapal ini milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Para korban di sana biasa menyebut kapal apung atau PLTD Apung. Kapal raksasa yang beratnya 2.600 ton itu semula bersandar di Ulee
Mohammad Avicenna Banda Aceh
[email protected]
uharyo berdiri lesu di depan pintu gubuknya. Kini hidup ayah tiga anak asal Jawa Barat ini terancam terlunta-lunta. Haknya sebagai korban tsunami nyaris tak didapati. Kenapa? Kami bangun sendiri rumah ini, tak ada bantuan pemerintah, jelas lelaki yang akrab disapa Yoyok ini. Sejatinya, setiap korban tsunami yang punya tanah bersertifikat, pemerintah akan membangun rumah tipe 35 untuk mereka. Selain dibangun Badan
S
Lheue, sekira 2,5 kilometer dari Punge Blang Cut. Kami sekarang makin terkatung-katung, pemerintah seperti tak peduli lagi dengan kami, kata Jafaruddin, warga lainnya. Satu bulan lagi, katanya, bencana tsunami akan dua tahun. Namun Jafar mengaku terus diabaikan. Apalagi selama pemerintah sibuk mengurus Pilkada (pemilihan kepala daerah). Nyoe gara-gara Pilkada, naseb- naseb kamoe hana jeulasini gara-gara Pilkada, nasib-nasib kami tak jelas, sambung dia. Oleh karena itu dia pun bersikap apatis menyikapi kian dekatnya hari pencoblosan. Begitu pun, dia menyadari, Pilkada juga sebuah agenda penting yang sudah di depan mata. Tetapi disela-sela itu, dia berharap masalah korban tsunami jangan juga dilupakan. Jafaruddin mengaku tak mau menuding siapa salah. Namun yang jelas, sampai sekarang, dia yang notabene korban tsunami masih terkatungkatung. Saya lihat, sampai sekarang belum ada upaya untuk menyelesai-
Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
anyak yang khawatir bahwa gema Pilkada bisa melupakan mereka sejenak. Padahal, kondisi mereka sangat rentan, khususnya soal kesehatan? Pilkada itu kan sebentar saja. Jadi, jika ada yang lupa, maka lupanya itu juga sebentar. Tetapi saya berharap tidak ada yang lupa. Bencana demikian besar, kok lupa? Dosa jika pihak-pihak pemegang amanah menomorduakan pembangunan rumah hanya karena ada pilkada. Pilkada itu urusan politik, sedangkan pembangunan rumah adalah urusan kemanusiaan, urusan pertanggungjawaban pemerintah atas rakyatnya. Rakyat punya hak atas tempat tinggal, hak atas kesehatan, dan hak atas pendidikan. Sulit seseorang mampu memperoleh hak-hak tersebut jika hak atas perumahan dianggap sebagai hak sekunder. Semuanya bermula dari rumah, atau tempat tinggal. Hasil survey menunjukkan, banyak warga yang tinggal di barak tak terdaftar sebagai pemilih untuk Pilkada 11 Desember mendatang. Sebetulnya, seberapa penting Pilkada untuk masa depan mereka? Tentu saja pilkada itu penting bagi siapa saja, misalnya kalau kita dapat memilih pemimpin yang tepat, maka pemimpin itu akan dapat menyejahterakan rakyat, meningkatkan mutu pendidikan, menyediakan pelayanan kesehatan yang baik, dan sebagainya. Korban adalah
FOTO-FOTO: HOTLI SIMANJUNTAK
B
Seorang anak pengungsi barak kuning sedang asik makan kembang gula di teras rumahnya. Hingga kini masih banyak masyarakat korban tsunami yang tinggal di barak yang tersebar di beberapa daerah di Aceh (atas). Beberapa anak penghuni barak kuning, Cot Kilat sedang bermain bola di sekitar rumah semetara bagi korban tsunami (bawah).
kan masalah kami, semua lagi urus Pilkada, keluh dia. Begitu pula yang dirasa Aminah dan Salihati, korban tsunami di Lampaseh Kota dan Lampulo. Keduanya berharap segera datang bantuan rumah. Tapi yang datang hanya tim sukses para calon gubernur dan calon walikota yang minta dukungan. Pane ek tapike keu Pilkada, jatah rumoh mantong tan mupat sapat kapan kita sempat pikir Pilkada, jatah rumah kita saja tak tahu dimana, ungkapnya. Yoyok juga merasa hal yang sama. Guang Pilkada sedikit banyak ikut melupakan nasib mereka. Memang dua-duanya penting. Tapi kelihatannya pemerintah lebih fokus ke Pilkada dulu, katanya. Dia mengaku sadar, isu Pilkada itu tidak lama. Tapi kalo terus begini, nasib kami makin tak jelas. Seharusnya keduanya bisa berjalan dengan baik, harap Yoyok. Aminah dan Salihati juga tak ingin Pilkada mengganggu perhatian pemerintah dalam menuntaskan tugas rekonstruksi.
warga masyarakat juga. Jadi, sebenarnya sangat penting bagi mereka memberikan suara dalam pilkada, sehingga perubahan-perubahan yang mereka inginkan, dapat tercapai. Tetapi, karena memilih itu adalah hak, maka terserah pemegang hak untuk menggunakan atau tidak menggunakannya. Apa saran Anda supaya rumah lebih cepat dibangun, sehingga pungungsi tidak berlama-lama di tempat penampungan sementara? Jika mau realistis, mempercepat pembangunan rumah itu sebenarnya tidak mudah, walaupun di atas tadi saya menyarankan beberapa hal. Saya pikir, mesti dilihat ulang soal regulasi, diarahkan kepada birokrasi yang cepat. Penunjukan langsung untuk pembangunan perumahan sudah dilakukan, ini harus dipertahankan, dengan pengawasan yang sangat ketat, jangan sampai sifat rakus kontraktor menurunkan mutu pembangunan rumah. Kantor regional BRR harus didorong untuk menangani masalah pembangunan rumah bagi para korban, jangan ada lagi tolak kisah misalnya antara deputi Bapel, kepala kantor regional, dan pemda. Pemerintah daerah juga perlu memberikan respon yang lebih kongkrit, misalnya meningkatkan koordinasi dalam hal penyediaan dana dan lokasi pembangunan rumah. Pemda jangan bersikap menunggu saja, melainkan perlu lebih aktif, sampai misalnya melakukan kegiatan pencarian dana.
Pemimpin Umum: Sim Kok Eng Amy Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah Redaktur/Wartawan: Nani Afrida, Mohammad Avicenna, Muhammad Azami Koordinator Artistik: Maha Studio Fotografer: Hotli Simanjuntak Bagian Keuangan: Atik Hidayati Bagian Umum: Ratnasari Dewi, Andi Yoga Tama Bagian Sirkulasi: Surya Windu Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh Alamat: Jl. Prada Utama No: 11 A. Gampong Prada, Banda Aceh. PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected] Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan adalah untuk memberikan informasi keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.
Dua tahun pasca tsunami di NAD dan Nias masih banyak pengungsi yang belum mendapatkan rumah ditambah diBRR mengecewakan semua pihak pada hal itu amanah yang wajib ditaati.
D
YUNI Neusu. Banda Aceh (058261951486) Komentar hampir 2 tahun rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh, tapi kenapa malah yang banyak hasilnya bukan dari BRR? Lihat program lembaga asing! Mereka 90% berhasil, bisa ngak BRR seperti mereka yang langsung membuat aksi, bukan asik mengedit redaksi. Saya angkat salut dengan program Budha suci Amda yang dari jepang, semua mereka langsung aksi, bukan asyik meneliti. AMIR TUAHMA Aceh Selatan (0819617516) Komentar saya tidak senang dengan progres dan kualitas rekonstruksi karena di desa kami banyak rumah yang belum selesai dibangun dan terlantarkan oleh kontraktor serta dibangun asal jadi. M.YASIR Peulanggahan Banda Aceh (081377181968)
K
FOTO-FOTO: HOTLI SIMANJUNTAK
K
Seorang teknisi organisasi Green Peace sedang menginstal listri tenaga surya di Peukan Bada, Aceh Besar. Instalasi listrik bagi korban tsunami tidak dipungut biaya apapun alias gratis.
Komentar saya kurang senang melihat kualitas rekonstruksi di Aceh karena selain berjalan lamban juga ada kualitas rumah korban tsunami yang sebagian dibangun asal jadi.saya harap komentar saya ini pihak BRR khususnya dapat memperbaiki kwalitas rekonstruksi di Aceh dan Nias, karena kwalitas rekostruksi yang baik jadi menjadi nilai tambah yang penting untuk pembangunan kembali Aceh dan Nias.
K
SUBHAN KARAMA PUTRA Beurawe (085260654143) Rekonstruksi lebih mengandalkan aspek penyediaan lapangan kerja dan keuntungan bagi pengusuha, sementara masyarakat korban hanya mendapat rumah yang tak berkualitas. Malah ada yang belum dibangun. Lihat saja contoh di Alue Deah Tengoh.
R
HOTLI SIMANJUNTAK
RAFIDAH Banda Aceh (081534062268)
Sebuah rumah bantuan BRR yang terbengkalai di desa Pelangahan akibat di tinggalkan oleh kontraktornya.
Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil berupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi bisa melalui surat ke Tabloid CEUREUMéN PO Box 061 Banda Aceh 23001 email:
[email protected]
Dina Damayanti Banda Aceh/Aceh Besar
[email protected]
wan (35) warga kampung Mulia Banda Aceh merasa beruntung. Dia mendapatkan fasilitas pemasangan jaringan listrik tanpa sesulit tetangganya yang lain. Saya memang langsung mendaftarkan diri ke PLN dan begitu rumah siap langsung dipasang, katanya kepada Ceureumén sambil tersenyum lebar. Para pemasang instalasi listrik di rumahnya datang dan memasang meteran. Semuanya dilakukan dengan gratis. Saya bahkan dipesan untuk tidak memberikan uang sepeserpun untuk tukang yang memasang instalasi itu, kata Iwan lagi. Menurut Iwan, meteran untuk rumahnya merupakan meteran dari persediaan yang terakhir. Karenanya dia merasa sangat bersyukur bisa menikmati fasilitas listrik di rumah bantuan Habitat in Humanity. Harus membayar Hal ini justru tidak terjadi pada tetangganya. Menurut cerita Iwan, tetangganya itu harus membayar agar rumahnya bisa diterangi listrik. Jumlah uang itu menurut Iwan lumayan murah daripada harus menunggu lama. Siapa sih yang mau menunggu lama-lama untuk mendapatkan pelayanan listrik di rumah, kata Iwan. Meskipun korban tsunami mengatahui bahwa pemasangan instalasi listrik tidak dipungut biaya, namun mereka tidak begitu memikirkannya. Uang itu diserahkan kepada kontraktor, karena kontraktorlah yang memegang meteran, kata Iwan. Uang yang dibayarkan harganya bermacammacam. Mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 300.000. Kebanyakan para korban tsunami juga tidak banyak bertanya soal mengapa harus membayar. Karena kebutuhan soal listrik ternyata lebih tinggi.
I
C M Y K
Uang kopi Kasus bayar membayar dengan harga yang bervariasi juga terjadi di kawasan Peulanggahan Banda Aceh. Namun ditempat ini lebih dikenal dengan istilah uang kopi. Besarnya? Rata-rata antara 50 ribu rupiah, saya belum dengar kalau ada yang diatas Rp 200.000, kata Alfian warga Peulanggahan kepada Ceureumen. Seperti di tempat Iwan, warga Peulanggahan juga berpikiran bahwa uang kopi itu adalah hal yang wajar. Yang memasang listrik kan capek. Mungkin harga itu jadi hal yang wajar saja, kata Alfian. Istilah uang kopi di Aceh itu sama dengan memberikan snack dan kopi untuk para pekerja. Kebiasaan itu sering dilakukan empunya rumah yang rumahnya diperbaiki bila kebetulan tidak menyediakan dua hal tadi. Diancam Di beberapa tempat permintaan bayaran justru lebih sadis. Muhammad (bukan nama sebenarnya) terpaksa membayar karena kalau tidak, rumahnya tidak akan pernah terang. Kami kan korban tsunami, seharusnya pemasangan kan gratis, kata Muhammad geram. Yang meminta bayaran adalah oknum PLN. Karena khawatir rumahnya tidak dialiri listrik, maka Muhammad akhirnya mengalah. Habis bagaimana lagi, dalam kondisi begini masih ada saja yang mau mengambil kesempatan, katanya. Suruh melapor Banyaknya kasus ini memang sudah diperkirakan pihak PLN. Maka mereka meminta korban tsunami untuk melapor ke yang berwajib bila ada yang meminta uang. Katanya kalau ada yang meminta uang, disuruh menandatangani kuitansi dengan nama dan jumlah uang yang diminta, kata Iwan. Celakanya hanya sedikit yang melakukan ini. Dan ternyata kebutuhan listrik memang menyebabkan para korban terpaksa bungkam.
Dina Yanti Banda Aceh
[email protected]
adan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh Nias menargetkan akan memasang instalasi listrik ke 120.000 buah rumah bantuan, akhir 2007 mendatang. BRR akan membantu pemasangan instalasi listrik ke semua rumah bantuan secara gratis, kata Iman staf BRR bagian sumber daya energi Paskabencana tsunami, BRR membantu PLN Aceh dengan
B
memberikan bantuan biaya pemasangan instalasi listrik. Perlu dicatat, yang dimaksud pemasangan instalasi listrik itu hanya berupa meteran, kabel listrik dan tiang listrik. Kalau urusan di dalam seperti instalasi lampu dan lain-lain urusan kontraktor dan pemilik rumah, kata Iman Jumlah rumah Meskipun mengurusi pemasangan listrik di rumah bantuannya, pihak BRR juga membantu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang kebetulan belum memasang instalasi listrik di rumah bantuan mereka. Yang jadi masalah kami adalah soal budget. Biasanya mereka LSM,red baru datang ketika budget sudah tersusun. Terpaksa harus diutak-atik lagi, kata Iman. Menurut data BRR, sewaktu tsunami melanda Aceh, sedikitnya 90.000 jaringan listrik musnah. Dan pihaknya berencana akan menambah 40.000 ekstra jaringan listrik untuk rumah bantuan.
Dina Yanti Banda Aceh
[email protected]
emasangan instalasi listrik itu gratis, kalau bayar berarti itu ulah oknum petugas PLN atau kontraktor, kata Syarifuddin Ibrahim General Manager PLN Nanggroe Aceh Darussalam. Pihaknya mendapatkan laporan yang cukup banyak soal penarikan uang yang dilakukan oleh oknum petugas PLN dan juga kontraktor. Saya sendiri sudah memperingatkan petugas PLN. Bahwa saya tidak bisa melakukan apa-apa bila mereka dibawa ke polisi karena perbuatannya, kata Syarifuddin tegas.
“P
Daya kurang PLN menyanggupi akan memasang semua instalasi listrik untuk rumah bantuan. Seperti yang dijelaskan BRR (Baca : BRR Tinggal Memasang Listrik) PLN hanya membantu tiang listrik, kawat dan meteran listrik. Ada ratusan ribu rumah yang akan dipasang instalasi listrik. Namun dia tidak bisa menjamin semua rumah akan terus terang. Kondisi daya listrik kita sedang defisit. Kita saja masih dibantu oleh sumatera utara yang juga sedang kekurangan daya listrik, katanya tersenyum kecut. Sehingga menurut Syarifuddin, semua langganan baik baru dan juga lama tetap akan mengalami pemadaman bergilir.
Rumah yang sudah memiliki instalasi listrik sesuai dengan standar PLN yang akan dipasang listrik Instalasi listrik hanya dipasang ke rumah yang akan ditempati Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) hanya memiliki budget pemasangan gratis hingga tahun 2007. Tahun 2008 semua pemasangan instalasi listrik akan sesuai dengan harga pemasangan normal.
Tahun
Rumah
2005 2006
19.177 41.510
Pada tahun 2007 target pemasangan 120.000 rumah Data BRR
C M Y K
1. Meteran listrik 2. Pemasangan jaringan 3. Tiang listrik
T
erburu-buru untuk memasak namun ingin yang istimewa. Kenapa tidak mencoba sayur tumis ini? Dijamin selain sehat juga rasanya tak kalah seperti masakan restoran Tempe potong dadu 2 ons Udang 1 ons Bumbu Merica 10 butir Bawang Merah 5 siung Bawang Putih 3 Siung Jahe sesuai selera Minyak 2 sendok makan Garam secukupnya Penyedap secukupnya
Bahan Wortel 2 ons Buncis 1 ons Kol 1/4 ons Jagung Manis 1 ons Daun Sop sesuai selesa Bawang Pre sesuai selera
CARANYA: Panaskan minyak, masukkan bumbu yang dihaluskan. Setelah harum masukkan udang, tempe, jagung, biarkan selama satu menit. Masukkan wortel, buncis, kol, jagung manis. Biarkan selama beberapa saat. Terakhir masukkan daun sop dan bawang pre, garam dan penyedap secukupnya. Aduk sampai merata dan kemudian siap untuk dihidangkan.
Bagi Anda yang memiliki resep unik yang bisa dimasak dengan mudah dan enak, bisa mengirim surat ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001. Email:
[email protected]. Cantumkan alamat lengkap. Ceureumen akan mengunjungi Anda dan melihat Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil untuk Anda.
T
Dinaiati Sulaiman Darussalam, Banda Aceh J: Pencantuman syarat mampu membaca Alquran bagi para calon adalah sesuai dengan isi Qanun Nomor 7 tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Qanun Nomor 2 tahun 2004 tentang Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, dan Walikota/Wakil Walikota di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Nah, kalau syarat itu hendak dihapus atau diubah, haruslah direvisi qanun terlebih dahulu. Dan yang berwenang merevisi qanun adalah anggota DPRD NAD. Hingga kini belum ada aturan yang mensyaratkan bahwa seorang calon keuchik atau camat harus mampu membaca Alquran.
J
T: Meskipun dia sebagai anggota PNS, beberapa waktu lalu teman saya itu memberanikan diri mendaftar sebagai anggota Pengawas Pemilihan di kecamatan. Dan kini ia menjadi anggota Pengawas Pemilihan di Kecamatan Mutiara, Pidie. Sedangkan saya tidak berani, takut dipecat dan melanggar peraturan. Padahal saya sangat berminat. Kini saya menyesal, mengapa tidak mendaftarkan diri dulu. Bagaimana duduk soal sebenarnya, bisakah seorang PNS menjadi anggota Pengawas Pemilihan?
T
akanan berserat alami sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Makanan serat alami adalah makanan yang secara struktur kimia tidak berubah atau bertahan sampai di usus besar. Walaupun makanan berserat alami tidak mengandung gizi, namun keberadaannya sangat diperlukan dalam proses pencernaan di tubuh manusia. Makanan berserat alami didapatkan dari buahbuahan dan sayur mayor yang kita konsumsi setiap harinya.
M
Musa Ahmad Beureunuen, Pidie J: Sesuai dengan qanun, Panitia Pengawas Kecamatan (PPK) adalah bagian dari panitia pengawas kabupaten/kota yang melaksanakan pengawasan terhadap jalannya pemilihan di wilayah kecamatan. Menurut Ketua Panwaslih Provinsi NAD Iskandar Muda, sesuai dengan surat edaran Menteri Pendayagunaan Apratur Negara, PNS dibolehkan menjadi anggota Pengawas Pemilihan sepanjang mendapatkan izin dari atasannya. Jadi, salah satu syarat menjadi anggota Pengawas Pemilihan bagi seorang PNS adalah mendapatkan izin dari atasan.
J REPRO
Fungsi makanan berserat a dalah: 1. Membantu mencegah sembelit (susah buang air besar); 2. Mencegah timbulnya penyakit pada usus besar, termasuk kanker; 3. Membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah; 4. Mengontrol kadar gula dalam
T: Kami mendengar bahwa syarat mampu membaca Alquran bagi kandidat Gubernur/Bupati/Walikota dan wakil-wakilnya merupakan syarat yang pertama diterapkan di Aceh sekaligus yang terakhir. Kalau memang seperti itu tentu sangat disesalkan. Ini mengesankan bahwa pelaksanaan Syariat Islam hanya mainmain. Apakah benar seperti itu? Lalu, benarkah untuk pemilihan camat dan keuchik pun disyaratkan harus mampu membaca Alquran?
darah; 5. Mencegah wasir dan menurunkan berat badan. Kebutuhan akan makanan berserat bagi tubuh manusia adalah 25 s.d 35 gram per hari.
Saat ini telah beredar beberapa merek dari produk yang menawarkan minuman berserat. Namun alangkah baiknya bila makanan berserat tersebut langsung dikonsumsi dari buah-buahan dan sayur-mayur setiap harinya.
Mendatar: 1. Kepala daerah Provinsi 4. Pengaruh kuat yang mendatangkan akibat 7. Seperti 8. Pengungkit 9. Nama burung 11. Alat 13. Usaha mempengaruhi dan menggaet masa guna mendapat dukungan politik Menurun: 1. Palu 2. Tulis ESP 3. Bunga uang 5. Kepercayaan atau perilaku suatu masyarakat tertentu yang belum tentu kebenarannya 6. Tingkatan golongan dalam
Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda ketahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda. Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau email
[email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”
masyarakat Hindu 9. Tidak buruk 10. Musang bulan 12. Gembira
Ruswanda Jl. Iskandar Muda No: 65/Toko Kartini Langsa
Jawaban TTS Ceureumén No. 33 Mendatar: 1. Diabetes, 5. Main, 6. Are, 7. Gas, 8. Riak, 9. And, 10. Asa, 12. Epos, 14. Transpor.
T. Anwar Jl. SM. Yamin 6A Peunayong Impala Banda Aceh
Menurun: 1. Data, 2. Boa, 3. Tangkas, 4. Saus, 5. Merdeka, 9. Anut, 11. Akar, 13. Ons.
Fitria. SE Jl. Darussalam Lr. Pase Gg. Mangga no: 86 Hagu Selatan Lhokseumawe
PEMENANG TTS EDISI 29 Ummu Khalishah Kelas V A SDU IQRA Blang Paseh, Sigli
Hartatika Jl. T. Nyak Arief 110 Komp. Balai POM Lampriek, Banda Aceh
Pengumuman pemenang TTS akan diumumkan setiap dua edisi berikutnya. Jawaban di kirim ke Po.Box 061 Banda Aceh. Kepada 5 (lima) pemenang akan mendapatkan kamus Bahasa Indonesia-Inggris.
isyah (47) adalah tipikal perempuan Aceh pada umumnya. Kuat, tabah dan pantang mundur. Beru langkali perempuan ini mengalami cobaan
A
Muhammad Azami Banda Aceh
[email protected]
Sosok Iskandar Husain pernah maju sebagai calon Gubernur tahun 2000, namun gagal. Majunya pria ini kembali menjadi kandidat gubernur dipicu karena pemilihan kali ini dilakukan oleh rakyat, bukan oleh DPRD. Berikut wawancaranya dengan Ceureumén adi, Anda lebih percaya pada rakyat yang memilih ketimbang oleh DPRD? Bukan masalah itu. Kalau kita langsung dipilih rakyat, tentu lebih legitimet. Mengapa Anda memilih Saleh Manaf sebagai calon Wakil Gubernur? Karena dia adalah putra Aceh Barat, mewakili daerah Barat-Selatan. Selama ini belum ada yang muncul sebagai putra Meulaboh asli. Jadi, dia bisa menjadi representasi calon dari sana. Dia berhasil di Bekasi sebagai bupati selama satu periode. Masa dia tidak dipilih di daerahnya sendiri. Anda telah beberapa kali berganti-ganti wakil dan baru dengan Saleh Manaf kelihatan klop? Saya kan didukung oleh delapan koalisi partai politik. Jadi, proses pematangan dari partai-partai politik itu juga, makanya membutuhkan waktu. Dalam perjalanan yang sedemikian lama, tentunya ada evaluasievaluasi. Umumnya apa faktor seseorang gugur
J
dan musibah, Namun dia tetap berdiri tegak di atas kakinya sendiri. Cobaan pertama dimulai saat Aisyah mesti kehilangan suaminya Teuku Muhiddin. Kehilangan yang memilukan hati karena Muhiddin tewas diterjang peluru saat terjebak kontak senjata antara TNI dan GAM.
atau tak jadi berpasangan dengan Anda, apa karena tak tercapai kesepakatan menyangkut dana atau lain hal? Masalah biasa saja, karena adanya evaluasi dari partai-partai. Apakah keluarga mendukung pencalonan Anda sebagai gubernur? Mereka sangat mndukung. Kadang mereka bersama-sama saya mengunjungi masyarakat di berbagai daerah. Mereka juga selalu mengingatkan agar saya berjalan di jalan yang lurus dan sebagai pemimpin kita harus mengemban amanah rakyat. Anda disebut-sebut sebagai kandidat yang paling awal berniat dan mempersiapkan diri maju sebagai calon gubernur Aceh? Ya, benar. Karena rencana semula Pilkada kan pada Juni tahun 2005. Dan ternyata kemudian tertunda-tunda, sampai dua kali mengalami penundaan. Jadi, akibatnya, perlu menempuh perjalanan yang panjang. Tetapi, karena ini Pilkada langsung, waktu dua tahun itu tidak begitu lama, dibandingkan dengan pemilihan yang dilakukan oleh DPRD. Hal itu karena kita harus mengunjungi semua jantung dan pusat rakyat yang tersebar di 21
kebutuhannya, bencana tsunami menyapu Aceh. Termasuk desa Seunebok Seumawe. Ketika air sudah surut, saya pulang ke rumah dengan niat ingin membersihkan rumah, tapi alangkah terkejutnya saya melihat daerah rumah/toko saya sudah bersih tidak ada apa-apa lagi, ujar Aisyah. Akhirnya Aisyah dan anaknya Teuku Rafli ikut tinggal di meunasah bersama masyarakat desa lainnya. Dan dimulailah kehidupan sebagai pengungsi. Kendati begitu tertekan, namun tidak menghilangkan tekad Aisyah untuk bangkit kembali. Kembali ke desa Berbekal uang bantuan yang sedikit demi sedikit dikumpulkannya, Aisyah kembali ke desa membangun sebuah gubuk kecil dengan satu kamar dan dapat dijadikan tempat berjualan. Saya merasa kalau tinggal di barak saya tidak bisa berkembang karena persaingan dagang banyak, kata Aisyah. Perlahan tapi pasti Aisyah mulai bangkit. Dan kini dirinya sudah melunasi semua hutangnya. Saya ingin bangkit sehingga bisa mencapai keluarga bahagia sama seperti keluarga lain yang dikepalai oleh seorang lakilaki, katanya tersenyum. Dan Aisyah memang tipikal perempuan Aceh pada umumnya. Yang Kuat, tabah dan pantang mundur.
HOTLI SIMANJUNTAK
SITI RAHMAH
Siti Rahmah Bireun
[email protected]
Bapak berusaha menghindarkan diri. Tetapi dia dikejar dan akhirnya ditembak, kata Aisyah yang saat itu memiliki seorang anak lelaki berusia 5 bulan. Kepergian Muhiddin jelas memukul jiwa Aisyah. Apalagi selama ini dia terbiasa dimanja dan dipenuhi semua keperluannya oleh sang suami. Dia pindah dari Lhokseumawe ke rumah ibu di Desa Seunebok Seumawe Kecamatan Jeunib yang letaknya sekitar 10 meter dari pantai. Berjualan mie goreng Saat itu kebutuhan sehari-hari saya dipenuhi oleh ibu yang hanya seorang janda. Sedangkan susu untuk anak berasal dari uang peninggalan suami, kata Aisyah mengenang. Saat peninggalan suami semakin tipis, Aisyah tersadar bahwa dia tidak mungkin terus duduk diam. Dia harus berusaha. Dan berbekal semangat itu dia mulai berjualan mie goreng dengan modal Rp 100.000. Dan ternyata dagangannya laris manis. Dari berjualan mie itu, Aisyah bisa mendapatkan sebuah kios kecil dan tempat berteduh. Saat itu di desa saya selalu terdengar bunyi letusan senjata yang membuat jantung saya tidak kuat. Tapi saya pasrah karena saya tidak tahu akan pindah kemana, kata perempuan itu sambil tersenyum kecut. Tsunami datang Saat mulai bisa mandiri dan mencukupi
kabupaten/kota di seluruh Aceh. Jadi, membutuhkan waktu lama untuk tujuan itu. Lalu, yang Anda tahu, apa sebetulnya yang diinginkan oleh masyarakat Aceh? Masyarakat ingin adanya perubahan, yang dipimpin oleh seseorang yang mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dan saya meyakini, dengan pengalaman saya di berbagai bidang, saya yakin insya Allah mampu melakukan perubahan itu. Ditambah dengan wakil saya yang bekas pamong dan terakhir sebagai
mantan Bupati Bekasi. Kalau jadi terpilih, apa yang Anda lakukan ? Internal dulu, bagaimana mengoptimalisasikan seluruh sumber daya yang ada di pemerintahan, agar bisa bekerja efektif dan efisien. Sedangkan visi saya adalah, Aceh beu maju, ureung beu carong, agama beu keng, dame sejahtera (Aceh harus maju, rakyatnya menjadi pintar, agamanya kuat, dalam keadaan damai dan sejahtera).
HOTLI SIMANJUNTAK
Mantan anggota GAM berkumpul di kantor Yayasan Jantung Nanggroe yang konsern terhadap korban konflik, khususnya mantan anggota GAM.
Mohammad Avicena Banda Aceh
[email protected]
ada tanggal 16 Agustus lalu, BRA meluncurkan program pemberdayaan ekonomi dengan nama Bantuan Reintegrasi Berbasis Masyarakat Bagi Korban Konflik. Program ini merubah pendekatan penyaluran yang sebelumnya berbasis proposal menjadi berbasis masyarakat. Dengan menggunakan mekanisme PPK (Program Pengembangan Kecamatan) yang tesebar di seluruh desa di 17 kabupaten Aceh dan telah mendapat kepercayaan masyarakat, BRA berharap agar masyarakat korban konflik dapat menerima bantuan seadil-adilnya. Selama ini banyak yang bertanya tentang seluk-beluk penyaluran dana untuk korban konflik ini. Melalui Tabloid Ceureumén, setiap bulannya tim BRA menjawab pertanyaan masyarakat yang masuk melalui sms. Berikut adalah pertanyaan dan jawaban untuk bulan ini. Sebelum konflik saya punya usaha batu bata, namun usaha tersebut terpaksa saya tinggalkan demi keselamatan saya dan keluarga. Untuk kembali berusaha terbentur modal, saya mohon penjelasan (dari nomor 08526050xxxx) Salah satu tujuan dari program
P
Bantuan Reintegrasi Berbasis Masyarakat bagi Korban Konflik adalah untuk meningkatkan produktifitas usaha-usaha perekonomian atau kegiatan-kegiatan yang meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemberian modal usaha dan penyediaan sarana dan prasarana ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lainnya sesuai kebutuhan masyarakat. Berdasarkan tujuan ini saudara berpeluang untuk mendapatkan bantuan program ini. Namun perlu diketahui juga bahwa, berdasarkan mekanisme pelaksanaan program, siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan serta untuk apa bantuan tersebut digunakan akan ditentukan atas hasil musyawarah desa yang dilakukan. Langkah pertama yang sebaiknya saudara lakukan saat ini adalah memastikan terlebih dahulu apakah desa tempat saudara tinggal termasuk dalam daftar penerima bantuan program ini atau tidak. Untuk mendapatkan informasinya, saudara bisa menanyakan kepada petugas PPK setempat. Saya adalah korban konflik yang hilang tempat tinggal dan hilang mata pencaharian, sampai sekarang masih mengungsi. Bagaimana caranya agar saya da-
HOTLI SIMANJUNTAK
pat bantuan dari BRA? (dari nomor 08527061xxxx) Untuk mendapatkan bantuan tempat tinggal saudara bisa menanyakan langsung ke petugas BRA di kabupaten tempat saudara tinggal. Sedangkan untuk mendapatkan bantuan karena hilang mata pencaharian, BRA sudah memiliki program Bantuan Reintegrasi Berbasis Masyarakat bagi Korban Konflik. Program ini secara resmi diluncurkan pada tanggal 16 Agustus yang lalu dan pelaksanaannya sudah mulai berjalan di 67 kecamatan yang menjadi target program. Karena sampai saat ini saudara masih mengungsi, maka untuk mendapatkan bantuan program ini saudara seharusnya kembali ke desa asal di mana saudara tinggal sebelum mengungsi. Namun pastikan terlebih dahulu apakah desa asal saudara tersebut termasuk ke dalam target program tahap pertama (tahun 2006). Kalau tidak termasuk, maka desa tersebut akan mendapat bantuan program pada tahap kedua (tahun 2007) Di desa-desa tidak ada pendataan korban konflik, bagaimana program ini dijalankan? (dari nomor 08526072xxxx) Perlu kami jelaskan bahwa dalam program Bantuan Reintegrasi Berbasis Masyarakat bagi Korban Konflik, pendataan atau pemetaan korban konfik dilakukan setelah pelaksanaan Musyawarah Antar Desa (MAD). Hasil pemetaan korban konflik tersebut akan ditinjau ulang (review) pada saat Musyawarah Desa Satu (MD1) untuk memastikan bahwa mereka yang terdata benar-benar para korban konflik yang memiliki peluang untuk mendapatkan bantuan dana tersebut.
Kantor Yayasan Jantung Nanggroe.
Aceh Barat Aceh Barat Daya Aceh Besar
Aceh Jaya Aceh Selatan
Aceh Singkil Aceh Tamiang Aceh Tengah Aceh Tenggara Aceh Timur
Aceh Utara
Bener Meriah
Bireuen
ana Program Bantuan Reintegrasi Berbasis Masyarakat bagi Korban Konflik disalurkan langsung ke Rekening kolektif Bantuan Program BRA. Rekening tersebut dibuka segera setelah MAD sosialisasi, dengan spesimen tanda tangan seluruh Pendamping Lokal (PL), salah satu pengurus UPK, dan salah satu wakil masyarakat yang dipilih oleh Musyawarah. Penyaluran dana Program Bantuan Reintegrasi Berbasis Masyarakat bagi Korban Konflik akan disalurkan ke Rekening kolektif Bantuan Program BRA dalam 3 tahap, yaitu 6%, 50%, dan 44%.
D
Ketentuan untuk masing-masing tahap sebagai berikut: Tahap pertama (6%), disalurkan setelah BRA Provinsi dan Dinas Sosial Provinsi menerima pengajuan Surat Permintaan dana BLM berikut Surat Pemberitahuan Nomor Rekening/ Fotocopy Nomor Rekening kolektif Bantuan Program BRA dari Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PjOK). Tahap kedua (50%), disalurkan setelah SPC pertama diterbitkan dan diajukan bersama persyaratan lainnya oleh PjOK ke BRA Provinsi untuk dilanjutkan ke Dinas Sosial Provinsi.
Tahap ketiga (44%), disalurkan setelah penggunaan dana tahap II telah terserap minimal 90%, atau selambat-lambatnya tanggal 1 Desember 2006. Penjelasan lanjut mengenai penyaluran dana ke Rekening kolektif Bantuan Program BRA merujuk kepada Mekanisme Pencairan dan Ketentuan Penggunaan Dana BLM. Seperti halnya PPK, penyaluran dana dari Rekening kolektif Bantuan Program BRA berdasarkan kebutuhan desa yang tertulis pada Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang diajukan oleh Desa/TPK ke UPK. C M Y K
Gayo Lues Nagan Raya Pidie
Simeulue
Samatiga Babahrot Tangan Tangan Mesjid Raya Krueng Karona Jaya Darussalam Suka Makmur Krueng Sabee Kluet Timur Tapaktuan Samadua Kluet Selatan Longkip Sultan Daulat Manyak Payed kebayakan Laut Tawar Lawe Alas Banda Alam Julok Rantau Selamat Peureulak Barat Peureulak Pante Bidari Indra Makmu Simpang Ulim Peudawa Idi Tunong Madat Rantau Peureulak Nurussalam Darul Aman Langkahan Sawang Nisam Simpang Keuramat Seunudon Syamtalira Bayu Kuta Makmur Matangkuli Paya Bakong Baktiya Barat Pinto Rame Gayo Timang Gajah Syiah Utama Peudada Peusangan Siblah Krueng Peusangan Selatan Gandapura Samalanga Makmur Jeumpa Jeunieb Juli Jangka Terangon Pining Seunagan Timur Beutong Mila Geulumpang Baro Mane Bandar Dua Sakti Geumpang Titeu/Keumala Teupah Selatan