Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
18
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU ISHAKA AMBON
Patma Sopamena Jena Rumasoreng Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon; Emai1: fathularifin@yahoo. co.id
ABSTARCT
The research that be concerned with the use of visual aid in totaling and deducting of fractton cafl increase learning result of grade IV students in MI'll Ishaka Ambon (Action Research Classroom). Based on the descnption from the result of research Lt evely action always there are improrrement mean of learning result. The mean of completefless of the learning result ur the first test is 30, 52. The frst cycle achieve 60.43 the second cycie is 79, 78 but in the last test get 89, 22. It can be concluded rhat haven a improvement in the whole of acuon so explained as learning with use of visual aid.
Keywords : Pembelajaran menggunakan alat peraga
Pendahuluan Blajar adalah suatu kegiatan dengan bermain, berbuat, bekerja dengan alat-alat banyak hal yang menjadi jelas, karena dengan
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 19
Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
berbuat anak menghayati sesuatu dengan seluruh indra dan jiwanya. Konsep-konsep menjadi terang dan dipahami oleh anak, dengan demikian betul menjadi milik anak. (Lisnawaty, 1992:53). Matematika adalah salah satu ilmu yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Banyak hal di sekitar kita yang selalu berhubungan dengan matematika. Mencari nomor handpone seseorang, membagi roti, menukar uang dan masih banyak lagi. Karena itu, konsep dasar matematika yang diajarkan kepada seseorang anak haruslah benar dan kuat. Banyak siswa yang tidak menyukai matematika, termasuk anak-anak yang duduk di bangku SD. Mereka beranggapan bahwa matematika sulit dipelajari serta gurunya kebanyakan tidak menyenangkan, membosankan dan menakutkan. Anggapan ini menyebabkan mereka semakin takut untuk belajar matematika. Sikap ini tentu saja mengakibatkan hasil belajar siswa menurun. Menurut Dines bahwa terdapat anak-anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana, makin tinggi sekolahnya semakin "sukar" matematika yang dipelajarinya makin kurang minatnya belajar matematika sehingga dianggap matematika itu sebagai ilmu yang sukar, rumit dan banyak memperdayakan. (Lisnawaty), 1992:72). Menyadari akan pentingnya pengenalan konsep dasar matematika yang baik, sebaiknya pengenalan kepada usia dini dilakukan sedemikian rupa sehingga sianak sendiri yang memutuskan ingin tahu lebih banyak. Tidak cukup jika hanya memberikan soal yang sangat banyak dan berulang-ulang (drilling). Bukan pula dengan suatu keharusan untuk menguasai apalagt jika disertai dengan konsekuensi dihukum jika tidak bisa. Sejalan dengan hal tersebut, maka dikemukakan oleh Norris Kline (1961) dalam (Lisnawaty, 1992:64), yang menyatakan bahwa jatuh bangunnya suatu negara dewasa ini tergantung dari kemajuan dibidang matematika. Matematika merupakan salah satu kekuatan utama pembentukan konsepsi tentang alam suatu hakikat dan tujuan manusia dalam kehidupannya. Oleh karena itu, langkah awal diharapkan adalah mendorong atau memberikan motivasi belajar matemarika bugi masyarakat khususnya bagi para anak-anak atau peserta didik. Keberhasilan proses belajar matematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan persiapan para tenaga pendidik dibidangnya dan bagi peserta didik, yang sudah
20
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
mempunyai minat (siap) untuk belajar matematika akan merasa senang dan penuh perhatian mengikuti pelajaran tersebut. Aktivitas belajar matematika bagi setiap individu tidak selamanya berlangsung sesuai dengan diharapkan kadang-kadang lancar kadang-kadang tidak, terkadang siswa dapat memahami apa yang dipelajarinya tetapi sebaliknya terasa amat sulit. Dalam hal bersemangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk berkonsentrasi. Demikian antara lain kenyataan yang sering dijumpai pada setiap anak didik dalam kaitannya dengan aktivitas belajar, sehingga dalam proses belajar mengajar, guru selalu mengalami kesulitan. Demikian guru mengadakan penelitian dalam proses belajar mengajar, untuk mengatasi masalah yang dialami guru dan siswa di dalam kelas. Hal ini membuat guru termotivasi untuk mencari solusi atau cara agar siswa yang kadang-kadang suka dengan satu metode dan tidak suka dengan metode lain. Sehingga hal itu, membuat peneliti tertarik untuk menggunakan berbagai metode mengajar dalam kelas yang disesuaikan dengan minat belajar siswa. Di sinilah pentingnya melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PT'K) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. (Zainal Akid, 2009:3). Salah satu manfaat dari penelitian tindakan kelas adalah untuk membantu guru memperbaiki pembelajaran, untuk merencanakan perbaikan, terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah, analisis masalah dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelolah. Setelah masalah teridentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumen yang terkait. Berdasarkan hasil analisis, dipilih dan dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin dipecahkan oleh guru, masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat memadu usaha perbaikan (Zairnal Akid, 2009:7). Keberhasilan suatu proses mengajar matematika tidak lain adalah guru, dimana guru harus melakukan suatu pendekatan yang dapat mengembangkan kompetensi siswa berupa pendekatan konstruktivisme, penemuan, penalaran dan pemecahan masalah serta pembelajaran aktif, efektif, kreatif dan menyenangkan.
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 21
Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
Dengan cara pendekatan pembelajaran sehingga sasaran dapat tercapai Atau terlaksana dengan baik. Apalagi penelitian ini dilakukan di tingkat sekolah dasar, maka kemampuan berpikir siswa masih terikat dengan objek konkret yang ditangkap dengan panca indra. Dilihat dari sifat matematika yang demikian sulit bagi siswa SD untuk memahaminya, dengan demikian perlu adanya pemilihan dan penyederhanaan materi yang diajarkan. Dalam kurikulum SD materi telah dipilih dan disesuaikan dengan tingkat dan perkembangan berpikir mereka. Agar menarik minat siswa terhadap matematika perlu diciptakan suasana senang dalam belajar dengan cara memasukan materi pelajaran dalam permainan. Di samping itu, dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa memerlukan alat bantu berupa media dan alat peraga sebaiknya dikaitkan dengan kehidupan nyata sehari-hari yang dialami siswa agar dapat memperjelas apa yang disampaikan guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti. (Herman: 20U7 :21). Sejalan dengan apa yang dikemukakan tersebut, proses belajar mengajar matematika pada operasi hitung pada pecahan, khususnya operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan pada siswa sekolah dasar sangat penting sebagai pemahaman dasar dalam pemahaman konsep matemarila lebih lanjut. Misalkan operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan bila dipelalari secara baik, maka dalam perkembangan lebih lanjut, misalkan materi pangkat rasional dan bentuk akar akan lebih mudah dipelajari pada jenjang lebih tinggi. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengangkat judul "Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan di Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Ishaka Ambonβ. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (Action Research Classroom), karena penelitiannya dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas. Tujuan utama dari penelitian ini meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV dengan menggunakan alat peraga pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan serta menambah keterampilan guru dalam menggunakan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
22
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru dijadikan sebagai peneliti dan penanggung jawab. Guru dalam hal ini peneliti, terlihat secara penuh dalam merencanakan dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari merencanakan perbaikan, melaksanakan tindakan mengamati dan melakukan refleksi pada tiap-tiap siklusnya. Sumber data dalam penelitian ini siswa, peneliti, guru dan teman sejawat pada MIT Ishaka Ambon. Dari sumber data tersebut yang menjadi subjek dalam penelitian ini seluruh siswa kelas IV MIT Ishaka Ambon yang berjumlah 23 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan tes hasil belajar. Prosedur penelitiannya menggunakan tiga siklus. Sedangkan untuk analisis data digunakan: 1. Untuk menghitung persentase dari skor yang diperoleh siswa, maka rumus yang digunakan adalah: ππππ π¦πππ ππππππππ β π₯100% ππππ π‘ππ‘ππ 2. Dari hasil persentase kemudian dikualifikasikan dengan persentase dinyatakan sebagai berikut Tabel 1: Kriteria Nilai Konversi Persentase Nilai Konversi Jawaban (%) Huruf Standar 10 Standar 4 (90 β 99) A 9 4 (80 β 89) B 8 3 (70 β 79) C 7 2 (60 β 69) D 6 1 Kurang dari (Gagal) Gagal Gagal 60 Nilai 10 bila mencapai 100% Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian dilaksanakan pada siswa kelas IV MIT Ishaka Ambon, pada tanggal 2 Maret 2011. Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan tes awal. Hasil tes awal menunjukan bahwa kemampuan siswa masih tergolong rendah dan nilai yarrg
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 23
Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
diperoleh tidak mencapai β₯ 60 atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (lampiran 20-21., halaman 72-73). Berdasarkan hasil ini, peneliti menerapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Untuk menyajikan data dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan penelitian tindakan kelas, maka dijelaskan secara berurutan sesuai siklusnya. Disamping itu, peneliti melaksanakan tes akhu yang dilaksanakan pada tanggal 18 Matet 2011, untuk mengetahui hasil belalar siswa setelah melakukan tindakan dalam penelitiari, Hasil tes akhu menunjukan bahwa kemampuan siswa sudah tergolong baik apabila dibandingkan dengan tes awal serta nilai yang diperoleh telah mencapai β₯ 60 atau telah mencapai Kriteria ketuntasan Minimum (lampiran, 22-24 halaman 74-76). Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar setelah melakukan tindakan dalam pembelajaran menggunakan alat peraga berupa kertas lipat. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Pertemuan I Dan Pertemuan II Perencanaan Siklus I Pertemuan I dan Siklus I Pertemuan II Pada tahap ini peneliti menyiapkan: (1) rencana pelaksanaan pembelajaran pada materi penjumlahan pecahan, (2) media pembelajaran berupa kertas lipat, (3) bahan ajar, (4) lembar kerja siswa, (5) lembar pengamatan terhadap peneliti, (6) lembar pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa, dan (7) serta menyiapkan teman sejawat dan guru untuk mengamati siswa b. Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I dan Siklus I Pertemuan II Sebelum pelajaran dimulai siswa dikelompokan menjadi enam kelompok, terdiri dari 3-4 orang siswa. Setelah mengorganisasikan siswa kedalam kelompok, guru menyampaikan tujuan pembelajaran sambil membagikan kertas yang dapat dilipat dan LKS. Kemudian peneliti menjelaskan materi penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung berupa kertas lipat. Siswa diminta untuk
24
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
mempraktekan langsung apz- yang telah dilakukan oleh peneliti. Bagi siswa dalam kelompok yang kurang mengerti, siswa dapat menanyakan kepada guru terkait dengan materi yang diajarkan. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara individu. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa diminta untuk mengumpulkan LKSnya kembali ke meja guru. c. Pengamatan Siklus I Pertemuan I dan Siklus I Pertemaan II Pengamatan dilakukan oleh peneliti, teman sejawat dan guru selama berlangsung kegiatan pembelajaran dengan menghampiri tiap-tiap kelompok. Jika ada siswa yang menemui kendala dalam melipat kertas maka guru menghampirinya itu akan membantu untuk mengerjakan LKS. Dari hasil yang diperoleh, peneliti menentukan data sebagai berikut: Tabel 2. Data Hasil Perolehan Nilai Tes Awal Dan Rerata Tes Siklus I Kelas IV MIT Ishaka Ambon No
Tes Awal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
48 31 27 31 24 33 27 24 31 24 24 31. 24 24 18 48 24
Siklus I Pert I Pert II 80 40 80 40 60 40 40 100 40 40 60 40 40 60 60
90 100 40 100 60 80 60 60 100 60 50 80 90 50 50 100 60
Ratarata Siklus I 85 50 40 90 50 70 50 50 100 50 45 70 45 45 45 80 60
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 25
Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
18 48 80 80 80 19 24 60 60 60 20 48 60 70 65 21 31 40 60 50 22 27 40 50 45 23 31 60 70 65 Rata30,52 55,24 70,43 60,43 rata Kelas Sumber data: Hasil tes siswa kelas IV MIT Ishaka Ambon tahun ajaran 2010-2011 (diolah) Keterangan : Tanda (- ) menunjukan bahwa siswa tidak hadir Berdasarkan hasil perolehan skor di atas dapat diketahui perbedaan hasil tes awal, tes siklus I pertemuan I dan tes siklus I pertemuan II. Perbedaannya yaitu pada siklus I pertemuan II lebih meningkat dibandingkan siklus I pertemuan I dan tes awal, tetapi nilai yang diperoleh dari semua siswa belum mencapai β₯ 60 atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Untuk kategori tingkat penguasaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Persentase Kategori Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal, Siklus I Pertemuan I Dan Siklus I Pertemuan II Kelas IV MIT Ishaka Ambon Kategori Jumlah Siswa Persentase Tingkat Siklus I Siklus II Penguasaan Tes Pert Pert Tes Pert I Pert II Awal I II Awal Gagal 23 10 5 100% 47,62% 21,74% Kurang 7 7 33,33% 30,43% Cukup 2 8,7% Baik 3 3 1.4,29% 13,04% Sangat 1 6 4,7 6% 26,09% Baik Jumlah 23 21 23 100% 100% 100% Sumber Data: Hasil tes siswa kelas IV MIT Ishaka Ambon tahan ajaran 2010-2011 (diolah) Keterangan: Tanda (-) menunjukan bahwa tidak ada kategori penguasaan
26
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
Dari tabel tersebut diketahui bahwa siswa kelas IV MIT Ishaka Ambon yang tuntas belajar pada siklus I pertemuan I 11 orang siswa atau 52,38o/o dan gagal 10 orang siswa atau 47,62%. Sedangkan pada siklus I pertemuan II 18 siswa atau 78,26%, dan gagal 5 siswa atau 21,74%. sebagaimana dapat ditujukan dengan gambar di bawah ini: Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil tes yang dianalisis, pada siklus I pertemuan I diperoleh 10 siswa yang belum mencapai > 60, sedangkan pada siklus I pertemuan II diperoleh 5 siswa yang belum mencapai β₯ 60 atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM, Maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran menggunakan alat peraga dalam melipat kertas pada materi penjumlahan pecahan belum berjalan dengan sempurna. Selanjutnya peneliti, teman sejawat dan guru merenungkan kendala-kendala yang dihadapi siswa dengan hasil refleksi sebagai berlkut: a. Kapasitas siswa yang banyak' sehingga peneliti tidak mampu mengawasi atau melihat Secara keseluruhan lipatan kertas yang dilakukan oleh setiap individu b. Kurangnya kreatifitas siswa dalam melipat kertas c. Kegiatan siswa dalam kelompok masih belum maksimal karena ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok d. Guru telah melakukan pembelajaran dengan baik sehingga hasil tes pada siklus I pertemuan I dan hasil tes siklus I pertemuan II, nilai yang diperolah meningkat dibandingkan dengan nilai tes awal tetapi nilai untuk siklus I pertemuan II yang diperoleh 5 siswa belum mencapai β₯ 60 atau tiduk mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sesuai dengan hasil refleksi yang diperoleh untuk menyempurnakan pembelajaran menggunakan alat peraga dalam meliput kertas maka diputuskan untuk melanjutkan ke siklus II. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II harus sesuai dengan pembelajaran yang digunakan selain itu, keaktifan dan kreatifitas siswa dalam melipat kertas harus lebih diperhatikan. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II a. Pertemuan I Dan Pertemuan II Perencanaan Siklus II Pertemuan I dan Siklus II Pertemuan II Pada tahap ini peneliti menyiapkan:
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 27
Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada materi pengurangan pecahan, 2. Media pembelajaran berupa kertas lipat, 3. Bahan ajar, 4. Lembar Kerja Siswa, 5. Lembar pengamatan terhadap penelitian, 6. Lembar pengamatan aktivitas siswa, 7. Serta menyiapkan teman sejawat dan guru untuk membantu mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. b. Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I dan Siklus II Pertemuan II Sebelum pelajaran dimulai siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok yang terdiri dan 3 sampai 4 orang siswa. Setelah mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, selanjutnya menyampaikan tujuan pembelajaran sambil membagikan kertas yang dapat dilipat dan LKS. Kemudian peneliti menjelaskan materi pengurangan pecahan biasa berpenyebut sama dan berpenyebut tidak sama dengan peragaan langsung berupa kertas lipat. Siswa diminta untuk mempraktekkan langsung apa yang telah dilakukan oleh peneliti. Bagi siswa dalam kelompok yang kurang mengerti atau memahami, siswa dapat menanyakan kepada guru terkait dengan materi yang diajarkan. Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS secara individu. Setelah selesai mengerjakan LKS, siswa diminta untuk mengumpulkan LKSnya kembali ke meja guru. c. Pengamatan Siklus II Pertemuan I dan Siklus II Pertemuan II Pengamatan dilakukan oleh peneliti, teman. sejawat dan guru selama berlangsung kegiatan pembelajaran dengan menghampiri tiap-tiap kelompok. Jika ada siswa yang menemui kendala dalam melipat kertas maka guru menghampirinya itu akan membantu untuk mengerjakan LKS. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peneliti sudah melaksanakan pembelajaran dengan baik serta bisa melihat secara keseluruhan lipatan kertas yang benar dilakukan oleh siswa. Dari hasil yang diperoleh, peneliti menentukan data: Tabel 4. Data Hasil Tes Awal, Rerata Tes Siklus I dan Rerata Tes Siklus II Kelas IV MIT Ishaka Ambon No Tes Siklus I Rata- Siklus II RataAwal Pert I Pert rata Pert I Pert rata
28
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
II
Siklus I 85 50 40 90 50 70 50 50 100 50 45 70 45 45 45 80 60 80 60 65 50 45 65 60,43
II
Siklus II 85 95 60 95 72,5 85 80 15 95 67,5 60 90 100 75 67,5 95 75 87,5 67,5 90 67,5 72,5 77,5 79,78
1 48 80 90 70 100 2 31 100 100 90 3 27 40 40 45 75 4 31 80 100 90 100 5 24 40 60 70 75 6 33 60 80 80 90 7 27 40 60 70 90 8 24 40 60 70 80 9 31 100 100 90 100 10 24 40 60 65 70 11 24 40 50 50 70 12 31. 60 80 80 100 13 24 90 100 100 14 24 40 50 70 80 15 18 40 50 65 70 16 48 60 100 90 100 17 24 60 60 70 80 18 48 80 80 85 90 19 24 60 60 65 10 20 48 60 70 80 100 21 31 40 60 65 70 22 27 40 50 70 75 23 31 60 70 75 80 Rata- 30,52 55,24 70,43 74,57 85 rata Kelas Sumber data: Hasil tes siswa kelas IV MIT Ishaka Ambon tahun ajaran 2010-201 1 (diolah) Keterangan: Tanda (-) menunjukkan bahwa siswa tidak hadir Berdasarkan hasil perolehan skor tersebut dapat diketahui perbedaan hasil tes awal, tes siklus I pertemuan I, tes siklus I pertemuan II, tes siklus II pertemuan dan tes siklus II pertemuan II. Perbedaannya yaitu pada siklus II pertemuan II lebih meningkat dibandingkan nilai tes sebelumnya. Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa siswa kelas IV MIT Ishaka Ambon yang tuntas belajar pada siklus II pertemuan I adalah 21 orang siswa atau 91,35% dan gagal adalah 2 orang
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 29
Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
siswa atau 7,8%. Sedangkan yang tuntas belajar pada siklus II pertemuan II adalah 23 orang siswa atau 100% dan gagal adalah 0%. Jadi, dapat dikatakan bahwa, nilai yang diperoleh setiap siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Dengan tabel dapat juga ditujukan dengan gambar di bawah ini: 3. Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil tes yang dianalisis, pada siklus II pertemuan I diperoleh 2 orang siswa yang belum mencapai β₯ 60 atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sedangkan pada siklus II pertemuan II, nilai yang diperoleh dari seluruh siswa telah mencapai β₯ 60 atau telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran menggunakan alat peraga dalam melipat kertas pada materi penjumlahan pecahan telah berjalan dengan sempurna. Selanjutnya peneliti, teman sejawat dan guru merefleksi tahap perencnaan, pelaksanaan tindakan dan obsevasi. Hasil refleksi tersebut sebagai bedkut: a. Guru mampu melaksanakan tindakan dengan baik, sehingga tes akhir pada siklus II pertemuan II ini mengalami peningkatan dan hasilnya sangat memuaskan. b. Sesuai dengan hasil yang diperoleh, maka diputuskan bahwa pembelajaran tidak dilanjutkan lagi ke siklus ketiga. Berdasarkan deskripsi dan hasil penelitian di setiap tindakan diketahui selalu ada peningkatan tata-rata hasil belajar, yang ditujukan pada gambar sebagai berikut:
30
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
Dari gambar tersebut tampak adanya peningkatan rata-rata hasil belajar di setiap evaluasi. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada pelaksanaan tindakan, diketahui bahwa selalu ada peningkatan terhadap hasil belajar siswa sejak siklus l pertemuan l sampai dengan siklus II. Hal ini disebabkan adanya perbaikan di setiap siklus. Pada pelaksanaan tindakan, siswa belum langsung memahami cara melipat kertas dengan benar, sehingga guru sebagai pembimbing perlu membantu siswa menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam menggunakan alat peraga dengan cara melipat kertas. Pembelajaran ini menekankan pada aktivitas serta kreatifitas yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat alat peraga dapat digunakan untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika berupa benda nyata gambargambar, alat peraga potongan kertas manila sebagai objek fisik yang akari disampaikan memiliki ukuran lebih kecil, lebih besar atau sama dengan benda yang digambarkan. Dalam pembelajaran menggunakan alat peraga dengan cara melipat kertas ini, siswa dapat mempraktekkan sendiri mengamati memahami serta mengambil kesimpulan setelah melakukan kegiatan daiam melipat kertas tersebut. Pengalaman yang demikian dapat membangkitkan dan menarik minat belajar siswa, pengalaman ini juga menyenangkan serta mengandung keasyikan bagi siswa karena
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 31
Horizon Pendidikan Vol. 6, No. 1, Januari-Juni, 2011: 1829-7498
mereka merasa berhasil menemukan sendiri pengetahuan yang dipelajarinya. Dengan demikian, jika seorang anak atau siswa melakukan kegiatan dengan asyik karena Adanya ketertarikan terhadap sesuatu yang dilihat atau dikerjakan, tanpa sadar mereka telah berhasil melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Penutup Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan melalui siklus I dan II, dari seluruh pembahasan yang telah dianalisis dengan nilai rata-rata yang cukup baik serta data yang diperoleh. Secara khusus dapat disimpulkan bahwa "Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Ishaka Ambon" dapat meningkatkan minat dan ketertarikan belajar siswa pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga berupa melipat kertas.
DAFTAR PUSTAKA Anshari, Hafi. 1983. Pengantar Ilmu Pendidikan Surabaya: Usaha Nasional. Aqid, Zatnal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV YramaWidya. Buchori dkk. 2007. Gemar Belajar Matematika SD/MI Kelas IV. Semarang: CV Aneka llmu. Djamarah B. Syaiful dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah B. Syaiful. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Elisa, Tri Maria. 2006. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Tlogosari Kulon 04 dalam Menyelesaikan Soal Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan Menggunakan Alat Peraga Potongan kertas Manila. Skripsi: Universitas Negeri Malang. Farida Tatik. t.t. Rahasia Matematika. Surabaya: Karya Ilmu. Hamzah, B.Uno.200T. Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Bumi Aksara
32
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV dengan Menggunakan Alat Peraga Patma Sopamena dan Jena Rumasoreng
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Long, Lynette. Pecahan yang Menakjubkan Bandung: Pakar Raya, 2003 Sardirnan, A. M. 2001, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Studi Pendidikan Matematika FKIP Unpatti Setyono, Ariesandi. 2005, Mathematics, Jakarta: PT Gramedia Utama. Simanjuntak, Lisnawaty dkk. 1993. Metode Mengajar Matematika. Jakarta: PT Rineka Cipta. Slameto. 1988. Evaluasi pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara Sudjana, Nana, 1'995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad, 2005, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo. Winkel,W.S. l999, Psikologi Pengjaran, Jakarta: Grasindo
Jurnal Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Ambon | 33