Vol. 6 No.1 April 2011
ISSN: 1907 ·4352
JURNAL PERMUKIMAN
Terilkreditiisl llPI 8 No 299/AU2/P2MBI/08/2010
Jurnal Permukiman Vol ume 6 No.1 April 2011
ISSN , 1 90 7 - 43S2
Daftar lsi Pcng;lIltar Redaksi Dafbr lsi Krlterla Kelay<'l kan Pc ncrd llan Fire Safety Management (FSM) pada Hang... nan Gedunc dan Faktor-fuktor ya ng M~mpenganlh l Anus SaTWono Snldi Kenyam anan Termal Adaptif Rmnah Ti nggal Peruma han Sawojajar t Knta Ma lang Muhammad Nurfajri A/lata
[)!
1-8
KOla Mala ng. Srudi Ka s-us :
FOl'nlulasi Ke hijakan Slstcm Pcngolahan Sampah Perkotaan Kasus: Daerah Khusus Ibukota )ak.u1a Alex AMi Cholik. Bibiona W. Loy, Akhmad fauzl, fitty R.
9 - 17
B~rkcJan ju lan,
Stun i 18 - 30
£'E:'mherdaYil.ln Masyarokat Dala m Pengcl nlil.ln Alr Limhah Rumah Tanrn::.l Secara Knmunal Ida Medawaty
31 · 39
Peningk
40 - 46
Komposisi Campu ra n Optimum 8atil Beton Ber luhang denga" Lim bah Batu !:lara dari Industri Tekstil
17 - 52
AUII SUflia rto
SISlern Spasial Bt'rbasls Budaya Me nghasilkan Ruang Produktif untuk Industri Kreatir lIenl Suhacni
S3 - S"I
Abstnlk/Ab~tract
60 - 63
Indeks Sub jck
"
Formu lasi Kebija kan Sistem ... (A lex Abdi (hal ik, Bibi.n. W. Lay, Akhmad Fauzi, Etty R,)
FORMULASI KEBIJAKAN SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH PERKOTAAN BERKElANJUTAN
Studi Kasus : DKI Jakarta Alex Abd i ( hal ik ' , Bibiana W. La y' , Akhmad Fa uzi', [Uy R.' 'DireklOrat Pengembangan Air Minum, Direktorat lenderai Cipta Karya jl , Pattimura No. 20 Kebayoran Baru. jakarta Selaun Email: alexabdichali
[email protected] '''''Pasea Sarjana Pengelolaan Su mber Daya Alam dan Lingkungan (PSL J. Institu! Pertani. n Bogar jl , Pajaj a ran. Bogor Email: lbibiana.lay@alma jaya.ac.id ••
[email protected] .•
[email protected] Diterima : 9 Desember 2010; Disetujui: 27 jallilari 2011
Abslro k Per1{Jo/ohan sompoh di wi/ayah perkoWon, yang dilakukan Iwik dengan siSlem sonitory londfill. controll landfill maupun open dumping akan menlmbulkan permasalahan Iwlk masoloh lingkungan. sasiol moupun e konomi. Oi wi/ayah perkolOan ler!llOma di kolO besar don metropolitnn seperti OK/Jakarta, permnsalohan pengalahan sampah muncul berkaiton dengon tidak rersedianya lah~n sebll9ai tempol pemeroses~J/I akhir sampah di dolam wi/oyahnya. Pengalohan sampoh yang dilokukan dengan leknalngi sanitary landfill secaro mandi'i (individual), poda kenyalaOn'1Ya belum dapot menyelesaikan pe=alan' persoolan dolom pengeloloan sompoh. Pemerintoh DKIJokano dolom usaha menyelesaikan persoalan pengolahon sampah leloh menetapkan kebijakan untuk membar1{Jun incineralar skala kecil yang dltempalkon di bogian·bogian wi/ayahnya yang dikombinasikan dengon camposling don sanitary landfill sebagai tempal pengalahan don pembuongan akhir sompoh yang dilelakkan di luar wi/ayohnya, namun demikian kebljakan in; tidak dapOl berlanjut. Apobila kebijakan ini lerus berlangsung, maka di masa yang akan dalano pemerinlah DK/ jnkorto horus menyedio kan paling lidak 600 ha lahon sebagai lempal pembuangan akhirsampoh,yang menyulitkan pemerintah OKI Jakarta unwk menyiapkan lahan tersebu~ dlsampino mahalnya angkas pengangkulan sampan, Tujuan dari penelilion ini adalah bagaimana memfarmulasikan kebija kan pengolahan sampoh yang dopat menyelesaikan permasalahan dolam pengolahan sampoh. aptlmalisasi pengo/ahan, menghitung biaya dOli dampak lingkungan, dengon menggu/lokan SiSlem penga/ahan sampah lerinlegrosi, dikaitkon dengan aspek ekanomi. saslol don kererbatasan lahan denoan mempergunakan sistem ana/isis minimaiisosl biaya. analisis biaya don manfaar serla slallSllk Ordinary Leasl Square. lIasll dari penelition lersebul menunjukkan bahwa di masa yang okon datang : 'inlegrnsi teknolaOI dalam slslem pengolahon sampah-. dapal membUIilU DKI/akono menyelesoikan masolah pellgalahan sompoh balk aspek te knis. ekonaml, dOl' lillgkungan. Sistem Inl meliputl pemO/'faalon teknalagi kompaster kecepotan /inggl (High Role Camposting). incineralor dengan pemulihan energi !istri/(, dan sanilary lalldfill sebagoi lempal pembua/Igan akhir $ompah, yong diopero$ikan bersalllo (terintegrosi) unluk mendapalkan pengolahon sompoh yang moksimol. mengO/rangi limbnh dun pencemaron, untuk mencopai efeklivilOsdan lingkot efisiensiyang ling9i, Kala kunci:
KeberlanjUlan. lerinfegrasi
kelerbolasan lanOl'. siSlem millimalisasi biaya. pengalalmn sampah
Abslroet Solid waste management in urlwll areas thOl uses the sanitary landfill system, landfill conlrol, ond open dumping may cause environmental, social and economic probiems, In urhan areas. panicu/arly In big cities and melropolitans such as Ihe Special Region of Ihe Capirol }okana, Ihe problem of waSle management occurs because no vocant land Is available 10 be used as Ihe final disposal site, WaSle managem ent rhot us.... rhe indlvjd!lal landfill sanitary technolo9Y has nol solved yel garbage problems. The gavemment of Ihe Speciol Hegian aflhe Capilal/okarla makes an efforl ro solve {he garbage problem by formulOling a policy fa build small scole illcinerotars thOl are placed throughoul Ihe reoian and combines it with composling and sanitary landfill as Ihe final disposal slle outside Ihe region. This policy, however. could nor laSI. If this policy is opplied. Ihe governmenl of the Special Region of Ihe Capilal Jakorto hus to provide a minimum of 600 ha land as the final disposal sire, The Special Region of the Capilal Jakarta is nal able 10 provide such vacant land. Also. Ihe COSI 10 Iranspan gorlwge is quire expensive. The purpose of Ihis research is to formulOle a policy of was Ie managemenllhOl solves Ihe garbage problem, optimizes Ihe management. and calculotes Ihe cost and environmental impoct To do Ihis. on integraled waSle management syslem is used which is
"
lurnal Permu kiman. Vol. 6 NO.1 April 2011 , 18-30
connected with file economic. social. and limited land aspects and analyzing how to minimize cost and using the aroinary least square $)'$tem we~ dane. The ~sull shows IhUl in the fuw re {he inlegrafed waSfe management technology can solve Ihe garbage problem of the Special Region of the Ca pitol jakarta, lechnically, and environmentally. The system uSeS the IIIgh Rate Composling system, electric Incinerators, and mnitory landfill as the fin(J1 dispoSflI site. These are operated wgether w gel the maximum waste management to reduce wasleand pollution in order 10 reach a high levelofeffecl and effiCiency. Keywords: Sustainabilily, limited land. syslem of minimizing cost. Inlegrated waste management
PENDAHULUAN Latar BeJakang Perkembangan dan pertumbuhan kOla metropolitan di beberapa negara berkembang telah menimbulkan poermasalahan dalam hal poengelolaan sampah, (Petrick, 1984). Pada saat ini daerah perkola an di kawasan Asia mengeluarka n USS 25 milyar per tahun un tuk pengelolaan 760.000 ton sampah per hari. Pengelolaan sampah dlperklrakan akan terus meningkat menjadi US$ 50 milyar pada tahun 2025 dengan proyeksi jumlah sampah sebesar 1.8 juta ton per hari. (Horenwig dan Thomas.1999). Hampir seluruh kota-kota di Indonesi a menghadapl permasalahan dalam pengurangan dan penanganan sampah sehingga memberikan dampak baik sosial, ekonomi mau pun lingkungan. Kondisi buruknya pelayanan sanilasi di Indonesia memberikan dampak ekonomi yang sangat substansial. Menurut evaluasi dan AOD (1998). dampak sosial (social cost) akibat tldak memadainya sanitas; mencapai USS 4.7 juta per tahun_ atau se kitar 2,4% dari GOP tahunan Indonesia . Oampak in; selara dengan ham pir Rp.l00.000.- per rumah tangga per bulan. Kond;si kesehatan masyarakat yang buruk memperbesar biaya pengobatan alau kehilangan produ klivilas para pekerja (ADB, 199B). Oaerah khusus Ibu KOla Jakarta mengh adapi masalah dalam melakukan pengelolaan sampah. Salah satu permasalahan yang sang"t menonjol adalah pengelolaan pada Tempal Pemerosesan Akhir Sampah (TPAj yang menimbulkan banyak masalah. disamping luas wilayah. jumlah penduduk yang besar. pemerinlah OKl juga menghadapi masalah keterbatasan lahan yang memadai bagi TPA sampah, serta kurangnya penyedlaan dana untuk biaya operas; dan pemeliharaan pengelolaan sampah. 8erdasarkan Rencana Umum Tala Ruang OKI 2005 (1987) kebuluhan TPA Sampah DKI 10 lahun ke depan. iika tidak dilakukan poerubahan lerhadap sistem pengolahan sampah yang dilakukan saat ini, maka OKI l11emerlukan ]Mling tidak luas lahan sebesar 600 hektar untuk ke 5 (lima) baglan wllayah kOla. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah Jakarta dengan segal a aktifitas dan kegiatan masya.-akatnya, menimbulkan berbagai
permasalahan lingkungan yang harus diha dapi, salah satu Ilersoalan yang hingga saal ini masih menjadi persoalan besar bagi OKI adalah : "Bagaimana menyelesaikan pennasalahan pengolahan sampah yang dapat memenuhi keinginan masyarnbt, ramah li ngkungan dan dapat dioperasikan dengan balk, sehingga lerdapal suatu sislem pengolahan sampah yang berkelanjutan (sus{Qinablej", Tujuan Penelilian Secara umum tutuan penelltlan Inl adalah membangun model fonnulasi kebijakan pengolahan sa mpah perkOlaan berkelanjutan, untuk memberi kan masukan bagi poenentu kebijakan dalam menetapkan siSlem pengolah an sampah yang efisien dan efektif di wilayah perko taan st("ara berkelanjutan. St("ara khusus penelitian ini bertujuan untuk: I. Mela kukan ana !isis ketersediaan dan kesesuaian lahan untu k tempat pengolahan sampah. 2. Melakukan analisi s optimasi pemanfaatan leknologi pengolahan sampah yang .-amah lingkungan. 3. Melakukan pengemban&<~n model kebijakan pengolahan sampa h yang ramah li ngkungan dan berkelanjunm dl wllayah perkolaan.
LOKASI PENELITJAN Penelitia n ini dila kukan di wilayah DKI jakarta, yang merupakan kOla terbesar di Indonesia. sebagai k(Jta melropolitan OK I jakana memiliki luas area 661,52 km 2 (66.152 hal, dimana kurang lebih 98% dari total w;layah Kota jakarta 5udah terbangun. OKI/akarta memiliki jumlah penduduk yang berkembang sangat cepat. Pada tahun 1999 penduduk DK! berjumlah 7.831.520 Jlwa, dengan lingbt pcrtumbuhan pcnduduk rata-rata 2,2% per tahun. 1113ka pada akhir tahun 2008 penduduk DK! telah mencapai 9.126.758 jiwa. dengan jumlah timbulan sampah sebesar 10 jUla ml per tahun. atau rala-.-ata 6.000 ton per hari. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat. maka OK I pada tahun 2008 memiliki tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebesar 138 jiwa/ha. DKI memiliki pertul11buhan ekonomi yang cu kup tinggi, pada lahun 1984 POR8 per kapila sebesar Rp.
Formulasi Kebijakall Sistem ... (Ale. Abdi Cha lik. 6ibiana
1.343.\85.- dall ()ada akhir tahull 2007 telah meneapai Rp. 6Z.490.340.· (harga berlaku).
METODOLOGI PENELIT IAN Pellgumpulan data ulltuk mendukung penelitian ini dilakukan dengan metode primer dan sekunder. Pcngumpulan data primer dilakukall dcngan menggunakan kuesioner dan wawaneara pada para pakar persampahall. sedallgkall data sekunder diperoleh dari berbagai instituSi sepert; BPS. Oinas Kebersihan OK!. Kementerian Pekerjaan Umum, seMa hasil penelitiall sebelumnya. Analisis dilakukan mclalui tcknlk Cosc Minimi7.ing System sebagaimana dilakukan oleh Uara el 01 (ZOOS), Cos/ and Benefit Ano!Ysis (CBA) sebagaimana yang di kcmukakan aleh Uanley dan Spash {l99S). Perhitungan CBA di lakukan dengan mcmbandingkan sistem pengolahan sampah deugan teknologi l/igh Raul Camposl/ng, Sanitary Landfill dan WTE Indnerotor. seeara individual dan Sistem pengolahan sampah terilltegrasi antara ketiga teknologl tcrsebut Selain dengan kedua metode tersebut di atas. pendekatan regresl juga digunakan untuk mengetahui pengaruh variabelvarlalml makro seperti pertumbuhan ekollo"'i yang dlcerminkan dengan besaran nilai produk domest ik regional brow (PORB) dan jumlah penduduk terhadap volume sampah yang dihasilkan. Metode ini digUllakan umuk menguji a()akah kesejahteraan masyarakat (yang diukur deng:," PORB) akan berkorelasl positif terhadap volume sampah yallg dihasilkan. Persamaan loglog oorikut digunakan untuk mengukur korelasi tersebut,
w.
Lav. Akhmad Fau,i, £tty R.)
regional brute OKI. & adalah galat. Persamaan loglog digunakan karena koeflsien dari l,eTS
HAS IL DAN PEMBAHASAN
Ana lis is Ketersedl aa n da n Kesesualan Tempat Pengolahan Sampah Pertumbuhan penduduk serta perkembangan pemanfaatan lahan "ntuk ptmbangunan baik untuk perumahan pfrmukiman maupun ull!Uk kebutuhan industri. mengakioo lkan 5ulitnya Pemda OKI mendapatkan lahan yang memenuhi syarat sebagai tempat "ntuk I""ngola han sampah di dalam wilayahnya, perubahall I"""'Jnfaatan lahan di OKI dapat dHihat pada Tabel I. Ketersediaan dan kesesuaian tem()at pengolahan sampah antara lain ditentukan oleh tingkat kepadatan pcnduduk dl suatu wilayah. luas wilayah terbangun. luasan lahan yang masih tersedia minimal untuk daJ>at memenuhi kebutuhan tempat mengolah sampah selama 10 (sepuluh) tahun. serta kelayakan 505ial (penerimaan masyarakatJ dan lingkungan. Dengan kondisl yang demikian maka OKI tidak melllulIgkinkan untuk membangun lokasl SLF di dalam wilayahnya. disamping tidak tersedianya lahan yang luas (600 hal unlu k menampung kebutuhall sampah hingga 25 tahun ke depall. juga harga tanah yallg tillggi. timbulnya keresahall masyarakat sekilar alas fasilitas SLF yang dioperasikan terbuka (0111 door). se rta danlpak lingkullgan yallg akan diterima oleh masyarakat sckitar. Kemungkinannya adalah teknologi High Roce Compos/ing (IIRC). atau WTE Incinerator, yang In(V)=ao+a, InUP)+ a , ln{PDRB) + & memerlukan lahall relatif lebih keeil, serta dlmana V adalah volume sampah,)p adalah jumlah dioperasikan s«ara tertutup (in door), yang le.-bih penduduk dan PIlRB adalah produk domestik dapat diterima Qleh masyarakat sckltar. Tabe ] 1 Perubaha" Pem3nfaaun Lahan di DK] ,.ka". Tahun 2004 Pe,kantou n 80
Pe. umahan
Inti ...!"
10.428.43
236.08
1.7S7,SO
1l.542,84
1.130,13
l..... rt. Pusa'
2.%8.84
92 .93
l a ~ .rto
9.032.34
Ko!am.dV·
lau".
~] at an
" "' "' " "' " "• Puoo151oti>lik.
I. .... rt •. Timu,
Ba'a!
lourto. UU ,a K~,. S.,i bu TOTAL
Sombtr' _
"
0/('
Tam.n
Lainnva
TOTAl
190.9\
1.960.07
14.Sn
1.793,45
217.17
2.083.80
Is.n)
U'68,65
170,04
489.54
,~
512.17
\.2~3 , 93
209.4!
1.607.15
12.615
1.495,36
2.171.39
1.474,61
126.56
2.952.07
14.2W
320.76 43.78857 6U9
275.17 4.417,87
92.71 7.445,85 11.26
914,69 1.38
49\.77 9 .S84.40 14.49
!.l81 66.152,00 100,0
,-"'
Salah satu konsckUCllsi pertumbuhan penduduk dan ekonami adalah meningkatnya VQlume timbulan sampah. Pada ~ahull ZOOS da.i 6.000 ton/ hari sam()ah di lakarta 50% timbulan sampah berasal dari pcmukiman. disusul kemudian I""rkantoran, industri dan sumber laillnya.
Gudo n ~
Bes3rnya timbulan sampah ini telah menlmbulkan dam()ak sosial. ekQnomi, dan lingkungan. Disamping Itu perubahan tingkat kcscjahteraan penduduk memberikan I""ngaruh terhadap karakteristik dan komposisi sampan. Perubahan komposisi sampah da)lJt dilihat pada tabel Z.
II. Anorganik PlaSl ik K~rtas
St'/rofoam Karet ,,~
Bulu Kain K~ca
Logam La in· la in
Total
.,
,.
"
" "•..,• ,., ,.,
0.0 0'
•., ,. ,.• ,.• 0'
,." .,•., ,.
0.0
0.0
.,
0'
100.0
100.0
12.6 20.1
0.0 0'
L.
.., ,.
0.'
,"".•
" ""
"
U
LA
0.'
11.1 10.1
"
H
0.' U
'0
100.0
100.0
100.0
5vmbt, : 8PPT (1981). Dina. K~btr
Oengan menggunakan metode Ordinary Least Squure (OIS), dan dengan bantuan program Eviews 4.1 dapat diketahui pengaruh jumlah penduduk dan PDRB (variabeJ bebas) terhadap volume
tim bulan sampah (variabel terikat) di DKI Jakarta. dengan program tersebut diperoleh hasil sebagaimana di tunjukkan pada Tabel3.
" LOG(JPI LOG(PORB) R-squared Adju<1~d R-squored S.E. of r~gre $sion Sum SQuared resid
" 0.601376 0.053988 0.724537 0.698302 0.079160 0.131594 28.418S4
0.338462 0.02SS02 Mean
d~pendent
1.776789 2.116977 va,
S.D. dependent va r Akaik~ info crilenon Schwa" criterion
'·statistic
0.0901 0.0464 15.99192 0.144119 -2.118212 -1.9709S5 27.61765
IOG/VTS} • 5.6154 • 0;6014 IOG/IP} • 0,U540 lOG/I'ORB} Std. Em" /U,J385 } (O,flZSS) r·>fa' /lJ17J" (1,117)" R2 • 0,7245 R2 . 0,6983
Berdasarkan nilai R-squared (Rl) sebesar 0.7245 yang diperoleh dari hasil perhilungan di alas menunjukkan bahwa varia bel independen Uumlah penduduk dan PDRB) mampu menjelaskan variasi timbulan volume sampah sebesar 72.45%. Sedangkan selebihnya sebesar 27,55% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimaSi ini. Dari Tabel 2 diperoleh hasil bahwa nilai F-statistik yang diperoleh, yaitu sebesar 27.6177 lebih besar dan FO,01(2,21) = 5,78 yang berarti bahwa secara bersama-sama (serentak) jumlah penduduk dan PDRB mempengaruhi volume timbulan sampah di DKI Jakarta dengan tingkat keyakinan 99%. Dari Tabel 2 juga menunjukkan bahwa variabel jumlah penduduk memberikan pengaruh yang lebih dominan jika dibandingkan dcngan PDRB dalam meningkatkan volume sampah di DKI Jakarta dengan nila; 0,6014 dibandingkan nila; 0,0540.
Berdasarkan uji t·statistik (uji seeara parsial). maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara slgniflkan terhadap volume limbulan sampah adalah jumlab penduduk pada tingkat u = 10% sedangkan variabel PDRB signifikan pada tingkal (l = 5%. Pada jumlah sampel (n) = 24, variabel bebas (k) = 2 maka derajat bebas untuk nilai t-statistik (n-k-I) alau sarna dengan 21. Pada va riabel jumlah penduduk mempunyai t-hitung sebesar l,7771ebih besar dari t-Tabel a = 0.10 sebesar 1.721 yang bermakna bahwa vanabel jumlah penduduk berpengaruh signifikan (pada a = 0,10) terhadap volume timbulan sampah di DKI [akarta. Semenlara itu t-hitung variabel PORB sebesar 2.177lebih besar jika dibandingkan dengan nilai tTabel pada a = 0,05 sebesar 2,OBO dengan demikian bahwa variabel PDRB berpengaruh
"
Formulasi Kebijakan Sistem... (Alex Abdi Chalik, Sibi.n. W. l ay.
signitikan rerhadap volume tim bulan sampah di OKl jakarta. Hasil estimasi pada Tabel 3. di atas menunjukkan bahw. koefisien jumlah penduduk menunjukkan elastisitas dari jumlah penduduk terhadap volume timbulan sampah d i OKI Jakarta dengan elastlsitas sebesar 0,60 14 yang bermakna bahwa apabila jumlah penduduk meningkat sebesar 1% maka
PDRB
R·;quo,,,d Adiuoted R·;quared S.E . of '''lIru sion Sum ;q.,.red re,id
·0.004568 0.020637
Fauli. Etty R.J
volume timb,, 'an sampah meningkat sebesar 0.6014% . Sementara itu koefisien PORB menunjukkan elastisitas PORB terhadap volume timbulan s.1mpah di OKI Jakarta dengan elastisitas sebesar 0.054 bermakna bahwa apabHa PDRB meningbt sebesar 1% maka volume timbulan sampah meningkat sebesar 0,054%. Hasil model regresi antara PDRB terhadap sampah organlk da n anorganik dapat dilih.t pada Tabel 4 dan Tabel S.
,
"
A~hmad
169949.5 0.006708
"
36.10634
-0.680866
M.~ndependen\ v~ r
-0.023880 S.D. dependent • ., 609161.8 Ahi k" info
05031 6057377. 602016.3 29.55711 29,65538
0.463578
~"~~
PORB R·"IUOfed Adjusted R·,quared S,E, of reg,esslon
,
SUm squared r"sid
"
0 .041881 0.005511 7.599282 0,]24135 Mean deper>d.nt v", 0,711595 S.O, depend~n! var 500448.3 Abike info criterion 5.$1[+12
Karakteristik dan kompo,isi sampah dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan masyarakat (incomeper ,~pita). dari data dan analisa statiSlik menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
•.= 2841872. 931876.0 29.16405 29.26222
57.74908
masyarakat mempengaruhi kompasisi sampah. hubungan antara limbulan sampah dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat pada gambar 2
10.roJ.roJ
W.roJ.roJ
0000
I-
I
50.000.000
~ 0 . 000 . 00IJ
'"00 WOO ~OO
<0 00
3O.ooo.00IJ
.J 2O,())),000
10,000,000
MOO
___ PORB __ O,g~nik
"00 "00 '"00
. t91)4198'_98I'~9S';J!99Cl9IIn9112l Wll99-l1~99!II991'199StrmlOOJ2OOt?OO2I~~1
lurnal Pe rmukiman. Vol. 6 No.1 April 2011 ,18-30
70,000,000
~oo
eo,ooo,ooo
" 00 ., 00
~ , OOO.OOO
35,00
30.000.000
W.OO
/
.0,000.000
fJ
~ oo
--'
20.000.000
~oo
15,00 10.00
__ An"'pnlk I~ "" I
10.000.000
,.00
-
'~'
_ _ 9a " 9ae1_iQOgQ"I1gg21ljgJ1 _W'Il W!1 gg-" _ WROOClIOO ~7
• pengaruh
• • berjarak 2S km dari unit pengolahan baik WT£
G.amboc 2 Pen ",h PDRS ,efh. d.p Timbul.n s" m HasH di atas hallya menggambackall beberapa variabel ekollomi !erhadap pertumbuhan sampah . Salah salu tujuan penelitian Ini adalah mentari teknologi yang cost efficient. Analisis Biaya dan Manfaal (CBA), dengan banluan program Excel. terhadap biaya kapital. operasi dan pemeliharaan (Capex-opex) dapat dil ihat pada Tabel 6. Perhitungan terse but didasarkan pada kondi si pengolahan sampah di OKI pada saat ini, dimana sistem pengolahan dengan mempergunakan SLF ditempatkan di luar wilayahnya yang memi liki ja ra k angkut rata-rata 4S km dari sumber timbulan sampah hlngga ke sel pengolahan dan penimbunan. Sedangkan sis tern WTE Incinerator dan l/igh Rote Composting (HRC) ditempatkan di bagian wilayah OKlo berjarak rata -rata 10 km dari sumber lokasi tempat timbulan sampah. dengan pengolahan dan pembuangan residu hasil olahan
Incinerator maupun HRC. Perhitungan investasi pengolahan sampah se-cara individual diasumsikan dengan sampah yang belum terpisahkan antar sampah organi k dan anorganik, sedangkan unluk pengolaha n dengan sistem terin tegrasi (Composting. WTE Incinerator don SLF). diasumsikan dcngan kondisi sampah yang terpisah antara sampah organik dan anorganik. Perhitungan ini dimaksud kan untu k melihat keuntungan dan kerugian dari kondisi pengumpulan sampah secara terpisah dan tercampur. dalam proses pengolahan sampah di perkotaan. Dalam perhitungan ini juga diasumsikan bahwa pengangkutan sampah di wilayah perlwtaan mengunakan truk dengan hak tertutup kapasitas 8 ton/tru k. berbahan babr solar, dengan kecepatan rendah, yang memerlukan 2.5liter solar/km.
Sebagaimana hasil perhitungan pada Tabel 6, nampak bahwa untuk single tre~tmen/ dengan kapasitas yang sama diperoleh hahwa nilai sekarang (presellt value) Copex-Opex, dengan tingkat bunga (interest role)~ 7 % total sistem biay~/ton sampah yang diperlukan untuk Sanitary Landfill (SH1. baik untuk kapasitas pengolahan dari 500 hingga 3.000 ton/hari. merupakan harga tertinggi disusul dengan High Rate Camposting dan WTE IIlCinerotor. untuk kapasitas 3000 ton/hari
sistem pengolahan dengan Sanitary landfill memcrlukan biaya sebesar Rp. 372.610 .. /ton, dan pengolahan dengan /Ugh Rate Compos/iug sebesar Rp.289 ,290.-/ton. pengolahan dengan IncineratorWT8 ( Waste to Energy) sebes ar Rp. 27$.6$0.-/ton dan perbedaan yang sangat nyata untuk biaya tersebut diakibatkan oleh luas kcbu tuha n dan harga lahan yang relatif mahat serta biaya pengangkutan sampah (haulage) rata-rata sebesa r Rp, 6.000,-/ton/km. Dari perhitungan tersebut
,
Formulasl Kebij:akan Sl5Iem ... (A ~~~ Abdi Ch alik, 9iblana W. lay.
namp~k I!iIhw~ Inirio! inW'5f1'l1.'1If y~ng pal lnlt ml,lrnh adalah SLI' (Soli/Wry Land Fill) \hw~ul Compottlng. semen!a... ollg kos yang pilling m.ll-.al ioIdaJah pengol,1h,1 n dengan IVTl:·/nclntrotor. Ib llnl biu rnenlm bulkan ker:lllCu.1Il dal~m pcflj,mbllan keputusJn {rormulasi kebijakan} karenJ jika yang dl~rh.1ndlnilkan dalam ~ngambilall k~pllru$Jn {kebljakan) JdJlah miriol illvmmenl. mab IVTIi Incinera/or meniadi 11ilih.111 y~lI~ termahal namun jlka dilihat darl tQtal blay", ,opexo()pe~ duhlln 2S t:lhtm de118~ 11 ui~'Q~1!f rote 7 % justrll sebaliknya IVTE //'t{"lnp.rnror mcrupakan piJihan teknnlogl pcngolahan S.lmpa h d"ng~n (Jn~kos pengola han YJnll tcrmurah. PengolJhan sampah dengan teknologi wn· /MiMrutor ak.1n men&hasilkom Ustrik ylOne ber",ntung pada kandunRan kalrlrlnyll, y~nJt da lam pt!rllitunpn l.n:rd;l$Olrkan data untuk $;I mpah t~rampu r ~lr 2.146 kcallkJl dan unluk sa m~h t~rpi1ah dan didahuilli dengau ptl1gobh.1n ro"'po!tirrg sebesar 3.044 kcal/kg. P~n!ol
Akhm~d
d ill~~ilk.>n dJn WfE "'apal dl!ual den~n lIarll" Rp. 700,-/k.....f1, f ling lIIt'onerlukan keblj:lkan pemerinull dalam pen"lIn~~ 1l ene'li hers;1I C9reen <"m"'!lPJ. seru pemanfa~ tan s,lmpah SCb~g3l $umher !.'IleI"gI £aorbugc is enn;qy, rorher mOIl wuste). Kondis; ini ~k..'n j"uh scmakin bal k jika dilakulum pemilahln ~.lml"'h di sumbc r timbulan s.1 mpah dan dllakukall ~ngolah31l s" nlp;lh "'l>nga .. menci nregras.kan tekllologl pengolahan ulllpilh. y~i!U p-engrll.lhan dcngau ku(ubln3s1 re knolngl WTI: l"dlluuliJr dengJ1l1l/0h R(l/ e CUlllpWtlng dan Huel Do"spowl S,!e (sen/tery landfill). Dari l>.lk bOlhwa ler)adl penurunan hlaya baik lnvestasl awal m~lIp"" biaya sistem pengolahln ("Opu·opu) per Inn sJmpah dala 'l1 2S Uhun dengan til1i1kat bunga 7*, urlluk bpJsil:.lS 3000 tnn/hilri. PI! scbeAr Rp. 230.2('0,-/10n. Pelluru llan bl3y~ rnl dlakiboltkan karen~ btbtnpa lL.:Ii Jnb ... lain : menurunnY3 hL1y~ augklltan unll!k I'Pjur. matl'rigl dan residu hasll pengolahan sam.... h.,;erta memnglGitllYi' produk~1 IInrik akibJ! dari menlnekamya kaudungall hlur l >:ampah du1 ]usil pemilahan sampah dl ~,"ll.Jer limbu lan sampah, ~cballa lma na dltunJl,lkk.1r1 p.lda gmnb;or 4.
L_;"C'_!.._'---'r--L__~,"-~-;,'--~ -\
"1
-
I ,
"-
+1 ...
Ana ll s ls Oampak LingkUllllll n Apllkul T~k.. uluJo:i I'e ngolah;m Sa mp,)h - Ernl~l Cas Rumall Ka ta {CRK) Sb lem Penllrll a lmn S.'\mpah Sanitary L.andfill Aktivtus b!oIaeis pada landfill bla.unya mengikuli S
IIlj)O>'isi RCaTa aerobik sa m,,",; ko nd unga n nk(lgen habls, pada ras~ beT"lklllnya mlkroorgJ I,isme fakultatil dan anJerobik mengambU peran darl pada tahap ini dekomposlsl s,lmp;lh akau menghasilkan gas melan y.."t: tl dak berh.1n dan tidak berwarna dan lo!fj:ldl kena ika n t~m~rafll r hlnlllla 65.5· C. l'a(\a kenyaI3.,nnya sal1gatJ"h sulit unn lk nleHll"'rtahankan kond lsi I(lndfill (clap dalam keadaan "erubik. ulch ka l"f!n~ nyJ keadaan anaeroblk merup;lbn kondisl yanl! tlda k dapat d ihind~ri. Pada proses anaeroblk ak:m d ihasil ka n gas mer,," CH•. karbon "'ioks!da COl, ammonIa NIl;, sejumlah keell hl
faull, Etty R.)
-.
or
.-.. 1 ."
100,ufill mencapatkan Input yan~ b.... "Ul'a ~ampa h d.ln ~ 1I111bt>r daya bal k 5u:nb"r d.l Y.' y.111S sian landfill. diperl ukan b~han ~kar mlnfak uflluk l\Iengoperasikan :r13I·alal ""rat dl lapanllan, dan PC""Unaan energl Hurik untuk meflgUperas.lkan Pem~n ra3tan I ~rllogi SLf" limban",". membtr!karl dampJk IIJI¥kunIlBn, sala h s:uunya ioId~l~ h emisi gas rum.1h kJC"
JUfn~1
PlNmukl .....n. Vol. 6 NO. 1 April 2011 : 18-30
dJri waktu dapat dihitung dengan mempergunakan model matemalls sebagalmana dikemukakan oleh Rottenbf"rgtr dan Tabas.ar.ln (1987) ubagai beTikut:
Co '" I.8Ml Co (0.0 14 T. 0.28) (1 - 10 ....}daJam ml gas/ton sa mpah dimana G, " volu me gas yang terbenluk se menja k s.lInpah 1 (U tu) Ion dlbuang umpai waktu t !
pengolahan sampah dengan sislem umdJlII. dapal dilihat pada tabel?
Sonitory
Emlsl Gas Rumah Kaea Sistem Pengolahan Sampah Woste to J;' nergy Inc/nerolor In(inero Wr merupakan metOda yang sangat efektlr unmk mengurangi volume sampah saml)3i dengan 80 - 95 ~ berganlung pada bahan yang tidak dapal terbakar dalam sampah. Lebih jauh !J,«l J}3nu yang dihasilbn dapat dlgunakan ktm b...li unluk beb-rrap.il kepen!lngan selX'rti mengh3sllhn ai r panas atau generator llslrik unlu k digunakan da13m un ll incinerator Ini send hi. maupun pengunaan energl tislrlk oleh .....syarabt luas. Menu"'t S", nner (1994) keuntungan ~ngguoaan incinerolor daiam pengolahlln sampah antara lain : I. Dapal menghilangkan komponen S
2.
3.
Kesulitan untuk melakukoon kontrol lerhadap Iogam {inorganic moteriolj d~lam proses pembakaran sepertl sampah yang mengandung logam berat (Iimah. kram ium. merkuri. nlk~l. nsenlk.
2S
Formul~si
4. 5.
Kebijakan Sistf'm ... (Ale- Abdi Ch~lik. Biblana W. l
Memcrlukan ten~ga operator y~ng lerdidik Memerlukan suplemcn bahan bakar unluk pembalmran dan untuk menjag~ tcmperatur pembakar.m.
Disampins hal tenebut kelemahan yang lain dalam siSlem ini adalah pembakaran tcrhadap polyetliylene, polyprophylcl1le da n polystyrene akan menghasllkan gas karbondioksida. se
Emlsl Gas Rum ah Ka( a Sis te m Pengo l ~ ha n Sampa h I//gh Rofe ComposUny (IIRC) Kompos adal~h bentuk ~khi r daTi bahan·bah3n organik setelah mengalaml pembusukan. Sebilgai suaw prmes biologis, dekomposisi dapal berlangsung b;!ik seeara aerobik maupun anaerobik. Proses pengomposan lerganlllng pada berbagai kondlsl habilatnya lerutama $uhu, jasad. jasad renlk yans terdirl darl dua golonpn yailu Mesofilla y;mg hidup dalam suhu antara 10·45"( dan Termofilia. yang hidup pada suhu antara 45-
65°C. Dalam proSH degradasi zal organik oleh
jasad renik lerjadl reaksl J>emba karan un sur karbon (C) dan oltslgen {Od menJ~dl panas (kalor) dan karbon dlokslda (COd. Karbon dioksida Ini kemudian dilepas stbagai gas. sedangkan unsur N yang tel'll"'; akan dil3ngkap oleh jasad ~nik. yang kClika jasad renlk Inl mali unsur N In; akan tClap linggal dalam kompos dan menJadi s umber nutrlsl bagl lana man. Prose-s penguraian Z31 organik berganlung pada berb;ogi fa klOr antara lain' Rasio anlara karbon dengan nitrogen (raslo C/N), deraJal keasaman (P II ) antara 6 - 8, homoginltas campuran. dan IIkura n bahan. Proses p-engomposan akan berja lan leblh «pat jika sampa h yang diolah memiliki ukuran yang leblh ked!. Kelembaba n dan aeraSI. keberadaan oksigtn da n air sangal diperlukan untuk mlkroorganisme dalam melakukan dekomposisi zat organlk. lemp-eralu r optimal yang di l/C"rlu kan ol eh mlkroorganisme lIntuk mendekom l'oSisi oohan organik berkisarantara 35 _ 55° C. Prosn pengolahan sam~h dengan teknologi l/igh Rate Composliny Juga menimbulkan Gas CO .. akiMI dan proses degradasl ~1 1 organik s('(ara aeroblk. Proses yang terjadi dalam HRe dapal dikalakan idenlik dt'ngan proSH pada Slf , hanya saja proses dekomposisi Z31 organik dalam prost'S IIRC berlangsung d313m kondisi aerobik yang lerkontrol dan d.. lam WaklU yang relatif singhl 1 2 minggu, oleh karenanya perhilungan tlmbulan gas COl dapal dihitung dengan mempergunakan pendekatan fonnula sebagalmana yang dikemukakan oIeh ROitenbcrger dan Taoosaran (2000) yailu : Ge a 1.868 Co (0.014 T .. O,2D ). dengan Ge" volume gas yang lerbenluk (m ' ). CO" k.1rbon organik (kg/ton) sampah, (Iipikal 200 kg/Ion). dan T " lemperatur dalam
Terl ntegrasl PengoJahan SlImpah dengan mempergunakan teknologi see;>TiII terinlegTillsi ~mara HRC. WTE Im:inerolor dan SLF sebagaimana pad .. gambar 4. memberlkan keuntungan balk dalam aspek kcuanga n. ekonoml, $osi..1 dan linskungan. Dalam aSI~k lingkung .. n emisi yang ditimbulkan darl pemanfaalan integraslltknologl akan membeTikan dam~k yanS jauh lebih keeil jika dibandingkan dengan pernanfaalan leknologi pengolahan sampah
Jurn~1
Permukiman, Vol. 6 No . 1 Apri'2011 : 18·30
Naiknya produksl kompos tllngga SO%. dan menunmkan blaya trQnsport rtj«l mD/trial hingga 80 "b. Naiknya kandungan kalon daM 2.146 kka/kg menjadi 3.044 kkal/kg. yang dap.1I menaiklcln produksi .islrik di unit IVTE Incinemtar rat;!rata 5eOOsar 42 %. dan menalkkan pendapatan dan penjualan liSlnk yang dltlasllkan \vr!i hingga 42%, sebagaimana l/llda label 13. c. Mcnurunkan emlsl GRK. hingga 50%. scbagalmana tabel14. Tabe l 13 Produksl Ustrik p~dJ Un!! WTf.
se<3ra par$lal. baik sampah dengan kondis. Y3n8 terplsahkan ataupun yang lidak terpisahkan anlu.i umpah organlk dan ~norganik. Pem lsahan sampah organlk
Emi li
a.
T ._;:::::...___+,
Anallsls Se ns ltlvltas (Sensitivity Analysis) Analisis 5ensitivltas dilakukan untuk melihat parameter y.mg paling sensitif terhadap nilal Net ~nI Value (NPV). 5.o1;;\tI satu alasan dilakukannya uji sensitivitas ini adalatl adanya ketidakpastlan. dalam melakukan prediksi kondisi fisik yang terjadl di masa yang aka n datang. Analisls sensilil/itas dllakukan dcngan melakukan p·erubahan terhadap kemungkin~n·kemungkin3n yang akan terjadi dalam pengolahan sa mpah antara lain: adanya kebijakan pemerintatl untllk Ine n~ikk3n harga beli listrik dan energl Icrbarukan. lermasuk di dalamnya \vrE, dalam perhitungan dilakukan jika harg;> listrik naik menjadl Rp. 700.-/kwtl. dan jika lokasl SLF untuk sisa pe-mbakaran mempergunakan lokasi 5LF yang ada. dengan jar.!k 4S km. lIasil yang didapat lerhadap pe-rubahan harg.l lislrik dar! Rp. 300,·/kwh menjadl Rp. 700.-/kwh sec;lr.! Individual lerlthat bahwa teknologi IVTe Ineinermar menjadi pilihan termurah dalam pengolatlan sampah. dan semakin OOsar kapasl!as pengolahan saml13h akan semakin efisien. k.lrena IJrOOuksi listrik yang dihaSilkan mcnjadl semakln lJesar. Analisls sensitivil1l$ lertladap perulJahan jarak pembuangan slsa pemb.akaran ke SLF deng.ln jarak 45 km mcnunjukbn b.ahwa. dengan tlarp listnk Rp. 300,-/kwh dan dengan kena ikan ongkos transportasi sisa pemb.akaran. SeDr.! indil/idu
\vrE masih merupakan pilitlan teknologl yang rost efisien. jib dib.andingkan dengan SLF dan liRe. Kondlsl Ini diuntungkan dengan slsa pemb.akaran yang tlany:a se~sar 5","
pengelolun sampah saat ini. Implel11~nlasl terhadap per;ltur;ln perundangan lersebut ~merlukan kebijakan operaslonal tala nan di bawahnya, y~ng didukung deng~n kajl~n yang komprehensif dalam .. spek leknis. sosl.al. ekonomi. keuang'l11, dan Jingkungan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpubn y~ng dapal diberikan dalam penclilian ini anl3ll1laln: I . Analisls keterscdiaan dan kesesualan lahan sebaglll tempat pengolahan sampah, mel1unlllkkan bahwa pada saat inl dengan sis:;!. ruang lerbllka hijau Sl:besar 1,4~ dan lingkat kep;Mialan pendudllk IlIla'llIta 137 jiwa/ha. OK! mengalami kesuJilan dalam menyediakan lahan sebag"; tempat pemerosesan sampah di d.ilam wllayahnya. 2. lJasll analisis regresl yang dilakukan menunjukkan bahwa penumbuhan ekonomi be~pruh nyat.. ~a limbulan dan Penlngbun kal'3klensllk sampah. kesejahleraan akan meningkalkan kandungan dan mcnurunkan sampah anorganik. kandunpn sampah organik. Penlngkal<Jn ITM'ni~tkan sampah anorpnik akan ~ndungan kalon yang lebih mengunlungbn J.lk~ pengolahan sampah dilakuk.m dengan II1ClI1erOlor waste to enel'J1Y (WTE). Pengolahan saml)ah dengan inc/neroMr WTE, memberikan pemahaman pada masyaraka\ bahwa sampah bubnlah barang yang lidak bennanfa;lI, namun dapat menladl sumber energi alternallf untuk Ilslril<. Produk$1 listnk dari IVTf' illc/llerotor sangal dipeng;lruhl oleh Input kandungan blori sam"",h, semakin Iinggi kandungan koIlori sa.npah semakin lin&ll 11ula produksl lislrik yang dihasilkan. denpn kandungan kalori sampah OKI Y"111 tercampur sebesar 2.146 kulflr;g untuk 500 ton/hari masukan sampah akan dihasilkan 1islnk sebesar 9,4 Mw dan dengan melakukan pemiJahan sampah di sumber limbulan $ilmpah anl3ra sampah org;rnik dan anorganik. sena melakuun pe",olahan $ilmpah yang lerintegrasl antara WTE dengan composfin.g. maka akan didapat Itenlngkal3n kandungan u lori sebeSilr 3.044 kkal/kg yang dapat menlngbtkan produksl IIslrik unluk sampah dengan 500 ton/han sebesar 13,3 !>tw. dengan efisiensl produksi IIstrik di kelel uap sebesa r 3.
28
,....
Pengolahan sanlpah dengan WTE Inc/nUtJIor. memeriukan Inveslasl awal {Initial in~tment} yalll Jauh leblh mahal jika dibandlngun
memiJiki keunggulan dalam ke<.:e~~tan mengolah sampah. kebutuhan lahan yang Jauh leblh ke<.:lI, yang memungklnkan unluk dltempalkan di iblam wibyah OK!. disampln, Ilu pros.es pemhakaran $ilmpah denpn lemperalur Iinggi. dapal mengolah sampah· sa mpah berbahaya dan beracun (83). yanH berasal dari limbah medis rumah sakil, rumah ungga al3upun Indu$tri,yang selama in; maslh dibuang bngsung ke TPA Banlarcehang. Oui hasil analisls CRA dikel<Jhui hahwa walaupun Im't/ol InveStment WTE lerlihat Icbih mahal namlln dalam jangka J1.1nlang (2S tahun) merupakan pl1lhan yang palilll cost effective. Untuk bpasll3s pengolahan 500 lon/hari, dalam j;ngka waktu 25 lahun. sistem pengolaban sampah dengan WTE memerlukan blaya/lon sebesar Rp. 346.610., sedangkan SLF memerlukan biaya sebesar Rp. 419.200 .. sedangkan composting memerlukan biaya Rp. 294.940.,. 8;ay~ pengobhan in l akan se"",kin mUl'3h dengan melakuk.3n kombinu! pengolahan sampah anla1':l pengolaban composting. WTE dan SJ.F se<.:arn lerin legr.ul. untuk kaJ""sltas 500 ton/hari. memerlukan blaya Sl:besar Rp. 289.S 20.· yang lebih cost effl$kn jib dlbandingkan dengan pentolahan sampah dengan sistem pengolahan individual .... ik dengan menggunakan High Rote Compostl'¥}. WTE. maupun SLF. 4. Oari hasn perhltungan dida"",1 bahwa varia bel yang memlllki pengaruh ya", sangat kual temadap besa ... n biaya slstem pengolahan sam"",h adalah biaya angkulan sampah, semakin j;luh lokasi unit pengobhan sampah semakin mahal blaya pcngolahan per Ion nya. dari hasil perhilungan yang dUakukan NPV blaya pengangkulan sampah ke f
Jurnal Permu kiman, Vol. 6 No.1 April 2011 : 18-30
7.
8.
9.
10.
anaUsis yang komprehensif untuk memilih teknologi pengolahan sampah yang Cost Efficient. Reneana dan pengendalian peruntukan ruang penting dalam memegang peranan pengelolaan sampah perkotaan. Penggunaan dan perubahan peruntukkan lahan yang tidak terkendali, mengakibatkan sulitnya meneari tempat yang .esuai untuk menempatkan unit pengolahan sampah. Dengan kondisi yang demikian maka WTE Incinerowr yang ditempatkan di dalam wilayah administratif sedekat mungkin dengan sumber tirnbulan sampah, merupakan alternatif pilihan pengolahan sampah yang paling cost e/ficient, iika dibandingkan pengolahan dengan sistem sanitary landfill yang ditempatkan jauh dari sumber tim bulan sampah (45 km). Tingginya biaya sistem SLF diakibatkan karena mahalnya biaya angkutan sampah menuju unit pengalahan sanilary landfill yaitu Rp, 6.000" /Ian/km. Pcngangkutan sampah ke lakaSi sanitary landfill, memberikan andi! yang signifikan dalam penccmaran lingkungan, penggunaan kendaraan angkut berbahan bakar sola r akan mengeluarkan emisi gas CO l, .ebe.ar 2,64 kg/liter konsumsi solar, dengan jarak 45 km maka akan dikcluarkan emlsi sebesar 2.168 lon/tahun untuk 500 tan sampah/harl, dan sebanyak 13.009 ton/th untuk timbulan sampah sebesar 3.000 ton/hari. Pengolahan sampah dengan teknalag; WTE ataupun IIRC ya"g tertulup lebih dapat diterima oleh masyarakat yang berdekatan, jika dibandingkan dengan teknologi SLF yang lerbuka, mengingat frekuens; angkutan sampah yang melalui wilayah permuklman, gangsuan timbulnya bau yang tidak dapat dihindarkan, serta kebisingan yang terjadi akibal operasi alat berat. Disamping ilU pengolahan sampah dengan saniwry landfill akan menghasllkan leocheote {air lindi), yang berpotensi meneemari air tanah yang sanga! mengkllawatirkan penduduk yang rnenggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya, mcngingat penduduk kota Jakarta hingga saat ini hanya 50% saja yang mendapatkan pelayanan air minumnya melalui 5islern perpipaan dari Perusahaan Air Minum Jaya yang dioperasikan aleh swasta (Aelra dan Pa li ia). Pengolahan sampah dengan teknalng; Incinerator, akan lebih ensien untuk skala pengolahan dengan kapasitas yang lebih besar dari 500 ton/hari. Titik optimal didapal unlUk skala pengolahan dengan kapasitas 3000 IOn/hari, yang didukung dengan pemilahan
sampah antara sampah organi k dan anorganik, dan untuk sampah organik dilakukan p-engolahan dengan sistem High Rate Compos/ing (HRC). 11. Untuk menurunkan biaya pengangkutan sampah ke unil pengolahan WTf' dan IIRC, selayaknya unil pengolahan sam pah terse but ditempalkan di bagian-bagian wilayah DKI, untuk meminimalkan biaya angku\. balk sampah yang akan diolah maul)un lransportasi prodnk alahan seperti abu yang dihasilkan dati proses WTE. Oalam perhilungan dapat diketahui bahwa semakin besar skala pengalahan sampah yang dilakukan, akan semakin murah biaya sistem pengalahan per tonnya. 12. Analisls sensltlvitas menunjukkan bahwa adanya kebljakan pemerintah unlUk membeli produksi listrik dengan energi yang dihasilkan dari linlbah {sampah) dengan harga yang tingsi, akan menaikkan tingkat kclayakan pengolahan sampah dengan mempergunakan leknolagi WTE" Incinerator, yang memungkinkan untuk scklor swasta berperan sena lerhadap penyediaan unit pengolahan sampah dengan teknalagi WTl:" Incinerator. 13, Unluk mendorong kcterlibatan sektar swasta dalam pengalahan sampah dengan !eknologi WTE" Incineral()r, diperlukan dukungan p-emerintah (g()ycrnment supplJrt) dengan menyediakan pendanaan investasi dengan bunga rendah (B I rale), mengingal inifiol investment yang linggi dari aplikasi leknologi WTE Incinerolor. Saran yang dapat diberikan adalah : \. Dengan k«enderungan valume sampah yang terus akan meningka!, maka kebijakan yang perlu didorong adalah melalui waste reducllon policy yang meUbatkan seluruh lapisan masyarakat (induslli, rumah langga dan pemerintah). 2. p()/icy yang mcndarong 3R (Reduce, Reuse. Recycle) harus lerus didarong me1alui penggunaan econ()mic incentives sebagaimana diamanatkan aleh UU No. 32 lahun 2009. 3. Kebijakan dalam pengelalaan sampah melalui pilihan teknologi harus dilihat s«ara kamprehensif tidak h~nya metihat dan initial investment semata. 4. Penel;lian lebih lanjut diusulkan pada aspek p.engendalian lingkungan yang saat ini sulit diukur dalam CSA sepeni emisi gas CO, dan mcthan CH. dan gas gas lainnya. 5. Pernilahan sampah sejak dari sumber timbula n sampah merupakan faktar penemu dalam pengolah~n sampah, y~ng harus segera diberla kukan dl wilayah p.erkotaan.
Formului Kebijakan Si$lem .~
6.
Renr~na delail la\"a ruIng perkOlaan haNS mema,"kkan ""~ng uilluk unil pengolahan sampah. dengan memperhalikan luasan ktburnhan !ah.lon. ),an, mtmtnllhi kela)'akan lin,kungan. leknis. dan $O$i~l.
OAFTAR PUSTAKA
ASian Developmenl 8ank. 1998. Towards a Nalional Environmental Sanilalion PTo&nm for IndontSla. Volume 1. Main TaXI. )akana. Ibdan PuS31 Stalistik Propin'i OK! Jakarta. 1m. Jakarta Oalam Angka. Bank Ounla. 2004. Kondlsl !nfrnSlruklur di Indonesia. MajaJah Insinyur Indonesia. edisi Juni 2004. Jakarta. RaTtOIL 1994. Toward Environmental Sfrof~fes for Cities. The World Bank. Washington, O.c. Bnulncr. Calvin. 1994. lIolfmlous WO$Ce Inclnerolion. McGraw-1li1t Internalional Edilion. New York Oinas KebeT$lhan Propin'i OK! Jakarta. 2005. Weslern Java Envlronmentill Management Project. Solid WaSIl' Management for jak.;!.rta. Olrektornt j(lnder~1 Cipla Kal)'a. 1997. Jakarta Solid WaSIl' Management. jakarta. Europea n Commission, DC. Environment. 2000. A Slud), on the Economic Valuation of Environmental Extern;llities from l.andfill 01SP05.11 and Incineration of Waste. Final Main ReIIOTt. S ·33. Field, C B. Field K M. 2002. Enyironmentol Eronomicr. an Introduction. Me Craw. Hill. Irwin. Glljarali. Oamodar. 1978. Basic Econon~tric:s. McC raw· I!III.lne. New York. Gomes. Na$(imcnlo. Rodrigues. 2007. Development of I.o!;al (;orban DioJide Emission InvenlOI')' Based on Energy Demand and W;lsle
(AIe~
Abd l Chalik,
8ibQ~
Production.
W. Lay.
Akh~
hUli. (n" It.)
Technlc~1
Paper, Air and Waste Association. llanley. Spas h. 1995. Cost lkMfit Amp(ysis and the Environm~n(, Inpartmtn\ of Economics University o( Sll rling. Scotl~nd. !lara. T~ H. Shima., Y. Yoshida and II.. Matsuhashl. 2005. Model Anal)'sis of an Inter·l nduslrial and Inler·Reglonal Wasle Recycling S)'stem in Japan, Journal of Energy. Horenwig dan Tho"",s. 1999. Wlwt 0 lVoste, Solid Manag~m~nl
IVOSf/!
Namlfll!ment.
loksha. 2000. Estimation of l.andfill Gas Emission (rom Landfill of Ihe Central Asia. SalnlPetersburg State Polytechnic University. Russian Federalkm. Johnke. Berni. 2004. Emiuions from Waste In(iner.nion.IPCCjOECO/IEA. Joseph. Benny. 200S. Environmental Sfudies. The MeGraw·Hill. New Uelhi Nurrah. 2010. ISII Pemonoson G/obal untuk NMlpe'*uot Pasisi TaWGr, IPS Bogar. Pemerintah Daerah Khllsus IOOkota Jakarta. 1987. Renn na Umum Tala Rllang Daerah OK I jakarta Tahul! 2005. Pemer lntah Oaerah Khusus Ibukola Jakana. 1999. Rencana Tata Ruang Wila)'ah. Oaerah OKI /ak;trtOl Tahun·201S. Pelrick P.K. 1984. Managing SoUd Waste in Developing Countries. Metropolitan Waste Management Planning In Developing Countries. Rittkowskl. Stegm;lnn. 2007. ControllilJg Gfftnhou~ Gas Emissions through Londfill In Situ Aeration. Institute of Waste Resou~es Management. !lam burg University of Technology.llamburg. Cennan),. TchobanogJous .. Theisen .. Vigil. 1993. Jnlegr:a ted Solid Waste Management, Me Graw IHII Intemalional Editions. New York.