HIRARKI PENGARUH DALAM PEMBERITAAN MENGENAI PERNYATAAN DONALD TRUMP KEPADA ISLAM DI REPUBLIKA ONLINE Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: Mely Ismi Ardikusuma Wardani NIM: 1112051000112
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 8 Agustus 2016
Mely Ismi Ardikusuma Wardani
ABSTRAK Mely Ismi Ardikusuma Wardani NIM: 1112051000112 Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Mengenai Pernyataan Donald Trump Kepada Islam di Republika Online Donald Trump merupakan kandidat presiden Amerika Serikat 2016 yang tengah menjadi sorotan karena berbagai pernyataannya yang mendiskreditkan Islam. Pemberitaan mengenai pernyataan rasis Donald Trump yang ditujukan kepada umat Muslim telah menyedot perhatian dan menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh masyarakat dunia. Pernyataan Donald Trump yang mendiskriminasi umat Islam mendapatkan reaksi keras tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di berbagai negara lainnya. Semua media memberitakan pernyataan Donald Trump tersebut, termasuk Republika Online. Namun, pada bulan Desember 2015 porsi pemberitaan Donald Trump di Republika Online lebih banyak dan masuk dalam topik terhangat selama satu bulan dengan tanda tagar “Trump melawan Islam”. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka timbul pertanyaan bagaimana hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online? Faktor hirarki pengaruh apakah yang paling dominan dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online? Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori hirarki pengaruh yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori hirarki pengaruh ini menjelaskan bagaimana pengaruh internal dan eksternal sebuah organisasi media mempengaruhi pemberitaan sebuah media. Pada teori hirarki pengaruh terdapat beberapa tingkatan atau level yaitu level individu, level rutinitas media, level organisasi media, level ekstra media dan level ideologi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis pendekatan kualitatif dengan penjelasan eksplanatif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus kategori instrinsic case. Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dengan Didi Purwadi (asisten redaktur pelaksana), Ani Nursalikah (redaktur), Gita Amanda (reporter) dari Republika Online dan Sabam Leo Batubara (anggota Dewan Pers), peneliti analisis dan intepretasi dengan teori hirarki pengaruh. Berdasarkan temuan peneliti, pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015 tidak lepas dari kelima faktor hirarki pengaruh tersebut, baik dari internal maupun eksternal media. Faktor individu dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam dan hak asasi manusia yang dianut oleh reporter. Faktor level kerutinan media yang digambarkan oleh rapat redaksi yang terjadi pada proses penyusunan pemberitaan. Faktor organisasi berpengaruh secara tidak langsung berupa saran dan usulan dari dewan direksi. Faktor ekstra media yang dipengaruhi oleh dewan pers, sumber berita,iklan, pangsa pasar, dan teknologi. Faktor ideologi Republika Online yaitu mengedepankan kepentingan Islam. Faktor yang paling berpengaruh dominan adalah faktor ekstra media. Kata kunci: Faktor, Hirarki Pengaruh, Pemberitaan, Donald Trump, Islam. i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, serta shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Mengenai Pernyataan Donald Trump Kepada Islam di Republika Online”. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami kesulitan, sehingga rasa putus asa kerap kali datang dan selalu dirasakan. Namun, berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak, menjadikan penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, terutama kepada: 1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
ii
iii
2. Drs. Masran, MA selaku Ketuan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, selaku pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan keramahannya selalu memberikan kemudahan, dorongan, bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan di setiap aktivitas. 4. Prof. Andi Faisal Bakti, MA, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan harap ilmu yang didapat menjadi bermanfaat kepada peneliti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini. 7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini. 8. Pihak Republika Online, Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana, Ani Nursalikah selaku redaktur, Gita Amanda selaku reporter di Republika Online,
iv
9. dan juga Sabam Leo Batubara selaku anggota kelompok kerja pengaduan masyarakat dan penegakan etika pers, Dewan Pers yang telah membantu penulis untuk dijadikan narasumber dan telah meluangkan waktu serta banyak memberikan informasi yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. 10. Orang tua tercinta, Papa Alm. Imam Supardi yang sudah berada di surga dan senantiasa selalu menjadi panutan bagi penulis atas ketangguhan dan keberaniannya mengajarkan manis pahitnya kehidupan, juga Mama Susmi Haryati yang tak lelah merajut doa, memberi dukungan tanpa akhir, dan senyum penuh ikhlas kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir. 11. Sahabat seperjuangan skripsi, Nina Nurlina, Dewi Mufarrikhah, Indah Noviyanti, Shifa Maharani, Nicky Franida, Nur Triana, Iryanti Rachmaniar, Agun Akbar, Lidya Ismawatie, Sari Setianingrum dan Tiara Desta Arum yang telah memberikan banyak dorongan, ide, dan doa kepada penulis. Terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan cerita yang selama ini terukir. 12. Sahabat-sahabatku, Nurul Ulfah, Panca Ratna Koli, Osiana Nyda Anifa, Merghita Azahra, Citra Ayu Fajri, Amanah Iqra Amelia, Fabiola Balqies, Dwi Lestari dan Maulina Rahmatul Azizah yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menjalankan skripsi ini. 13. Teman-teman dari KKN Shine, Seta, Yama, Hana, Ratu, Ayub, Adit, Dirga, Sibon, Fadel, Farhan, Bari, dan Aan. Terima kasih untuk kebersamaan yang singkat namun kompak. Semoga selalu kompak dan tetap menjaga silaturahmi. Juga seluruh teman-teman Komunitas Air film yang banyak memberikan ilmu bagi penulis
v
14. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, peneliti ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Amin. Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis sendiri. Jakarta, 8 Agustus 2016
Mely Ismi Ardikusuma Wardani NIM.1112051000112
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................. iii KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................................. 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7 D. Metodologi Penelitian ........................................................................... 8 E. Pedoman Penulisan ............................................................................. 15 F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 16 G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 17
BAB II
KAJIAN TEORI .................................................................................... 19 1. Teori Hirarki Pengaruh........................................................................ 19 a.
Level Pengaruh Individu Pekerja Media ............................... 21
b.
Level Rutinitas Media ........................................................... 24
c.
Level Pengaruh Organisasi Media ........................................ 27
d.
Level Pengaruh Luar Organisasi Media ................................ 30
e.
Level Pengaruh Ideologi Media ............................................ 34
2. Media Online ........................................................................................ 37 a.
Definisi Media Online ........................................................... 37
b.
Karakteristik Media Online ................................................... 38
3. Konseptualisasi Berita ......................................................................... 40
BAB III
a.
Definisi Berita ....................................................................... 40
b.
Klasifikasi Berita ................................................................... 41
c.
Jenis Berita ............................................................................ 41
GAMBARAN UMUM ......................................................................... 43 1. Sistem dan Iklim Media Massa di Indonesia ....................................... 43
a.
Periode Masa Perjuangan ...................................................... 43
b.
Periode Masa Kemerdekaan .................................................. 44
c.
Periode Masa Orde Baru ....................................................... 46
d.
Periode Era Reformasi .......................................................... 48
2. Profil Republika Online ....................................................................... 50 a.
Sejarah Berdirinya Republika Online .................................... 50
b.
Visi dan Misi Republika Online ............................................ 52
c.
Prinsip Dasar Republika Online ............................................ 53
d.
Struktur Organisasi Republika Online................................... 54
e.
Diagram Profil Pembaca Republika Online .......................... 55
3. Biografi Donald Trump ....................................................................... 57 BAB IV
TEMUAN DAN HASIL ANALISIS .................................................... 64 1. Analisis Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Pernyataan Donald Trump Terhadap Islam di Republika Online ............................................ 64 a.
Level Pengaruh Individu ....................................................... 64
b.
Level Rutinitas Media ........................................................... 69
c.
Level Organisasi Media ........................................................ 76
d.
Level Ekstra Media ............................................................... 82
e.
Level Ideologi ....................................................................... 94
2. Intepretasi Data .................................................................................... 99 BAB V
PENUTUP ............................................................................................. 106 A.
Kesimpulan ................................................................................... 106
B.
Saran. ............................................................................................ 108
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 108
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Lingkar Prosedur Pengumpulan Data .................................................. 11 Gambar 1.2 Komponen Analisis Data Model Interaktif ........................................... 14 Gambar 2.1 Model Teori Hirarki Pengaruh Isi Media .............................................. 18 Gambar 2.2 Hubungan Tiga Sumber yang Mempengaruhi Rutinitas Media ........... 24 Gambar 3.1 Profil Pembaca RepublikaOnline………………………………..………….47 Gambar3.2
Biografi Donald Trump ……………………………………………….49
Gambar 4.2 Posisi Republika Online dalam PT. Mahaka Media Tbk ...................... 70 Gambar 4.3 Komentar Pembaca Republika Online ………………………………...80
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Republika Online.................................................... 46 Tabel 4.1 Data Reporter Berita Internasional Republika Online............................ 57 Tabel 4.2 Presentase Aset PT. Mahaka Media Tbk ............................................... 71 Tabel 4.3 Pengiklan di Republika Online ............................................................... 84
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Alur Proses Pengolahan Berita Internasional Republika Online …………65
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pasca era reformasi bergulir, pers Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Bersamaan dengan turunnya pemerintahan presiden Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun, pers Indonesia memasuki babak baru dengan terbukanya pintu kebebasan pers.1 Kebebasan pers merupakan jaminan atas hak-hak warga untuk memperoleh informasi sebagai dasar guna membentuk sikap dan pendapat dalam konteks sosial dan estetis yang untuk itu diperlukan media massa sebagai institusi kemasyarakatan.2 Dengan berjalannya kebebasan pers, pers Indonesia baik media massa cetak, maupun elektronik baru terus bermunculan. Setiap media berlomba-lomba untuk menerbitkan berita atau laporan yang sebelumnya dinilai berisiko karena dianggap mengganggu stabilitas politik untuk disajikan ke masyarakat. Masyarakat seolah haus akan berita-berita yang berani bersikap kritis terhadap kebijakan pemerintah. Seiring perkembangan era digital, media dan teknologi saling berkaitan. Teknologi dengan kemajuannya yang pesat memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan media. Untuk mempertahankan eksistensi sebuah media memang bukan hal yang mudah. Media tersebut sudah
1
Jakob Oetama, Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus, (Jakarta: Kompas, 2001), h.44. 2 Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, (Jakarta: UII Press, 2005), h.7.
1
2
harus siap bersaing dengan media lainnya serta intens melakukan berbagai inovasi. Salah satunya dengan menyuguhkan informasi lewat media online. Media Online memiliki karakteristik yakni mampu menggabungkan ketiga jenis unsur teks, audio, dan visual serta perpaduan layanan interaktif, misalnya pencarian berita baru atau yang telah berlalu, forum diskusi, tanggapan langsung, dan sebagainya. Media massa merupakan suatu institusi sosial, menurut Dennis McQuail media massa memiliki kekuatan besar3, yaitu; Pertama, media massa dapat menarik perhatian dan memecahkan masalah, karena dengan pemberitaan yang berkesinambungan, terarah, dan sistematis dapat memengaruhi pilihan, sikap, dan opini masyarakat. Kedua, media massa dapat memberikan legitimasi dan status pada seseorang, karena dengan pemanfaatan media yang disalahgunakan dapat memanipulasi pandangan khalayak terhadap seseorang. Ketiga, media massa itu merupakan saluran bagi proses persuasi dan mobilisasi, karena media massa juga bisa membujuk pembaca dengan merangsang emosi, perasaan serta pikiran mereka lewat berbagai pendapat dan komentar. Keempat, media massa itu merupakan wahana yang dapat memberikan penghargaan dan kepuasan kepada publik, karena media dapat menjadi jembatan peralihan antara masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya kepada pemerintah. Dalam memproses sebuah pemberitaan, media tidak luput dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal yang disebut sebagai teori Hirarki 3
Dennis Mc Quail, Teori Komunikasi Massa:Suatu Pengatar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h.256.
3
Pengaruh Media. Teori ini diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D.Reese. Pandangan ini merupakan teori dalam kajian komunikasi massa yang menjelaskan faktor-faktor yang dapat memengaruhi konten media.4 Republika Online adalah salah satu media yang juga tidak luput dari teori Hirarki Pengaruh Media, karena proses pemberitaan Republika Online melalui level-level tersebut. Bagaimana faktor internal dan eksternal media dan seberapa besar keberpihakan media yang dapat memengaruhi suatu pemberitaan di Republika Online. Hal inilah yang menjadi menarik untuk diteliti. Republika Online termasuk salah satu media massa yang berskala nasional serta berorientasi ke-Islaman. Republika Online diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1995 sekaligus menjadi media online pertama yang bisa diakses di Indonesia.5 Konten Republika Online beragam dari bidang politik, ekonomi, sosial budaya, gaya hidup, hingga khazanah Islam. Republika Online banyak memasukan unsur Islam dalam pemberitaannya untuk membantu penyebaran informasi agama Islam di seluruh pelosok dunia. Dan Republika Online juga mengkritisi hal-hal yang menyudutkan Islam, seperti pemberitaan Donald Trump yang mengeluarkan pernyataan kontroversialnya terhadap Islam.
4
Pamela J Shoemaker and Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, (New York, USA: Longman Publisher, 1996), h. 60. 5 Anif Punto Utomo, Republika 17 Tahun Melintas Zaman. (Jakarta: Republika, 2010), h.78.
4
Donald Trump merupakan kandidat presiden Amerika Serikat 2016 dari partai Republik yang tengah menjadi sorotan karena pernyataannya yang kontroversial. Pemberitaan mengenai pernyataan rasis Donald Trump yang ditujukan kepada umat Muslim dalam kampanyenya menyedot perhatian dan menjadi topik yang hangat dibicarakan oleh masyarakat dunia. Berbagai pernyataan Donald Trump yang mendiskreditkan Islam telah menjadi suatu isu yang polemik. Trump menyatakan apabila dia terpilih menjadi presiden akan melarang umat muslim masuk ke Amerika Serikat, akan menutup masjid-masjid di Amerika, pernyataan akan membuat aturan yang mewajibkan warga Muslim harus mengenakan identitas khusus agar mudah dipantau, pernyataan bahwa muslim adalah pengacau dunia, dan pernyataan bahwa dia tidak mengenal atlet muslim.6 Donald Trump telah melakukan propaganda dengan mendiskriminasi umat Islam yang bertujuan untuk kepentingan politiknya. Pernyataan Donald Trump yang menyudutkan Islam mempunyai dampak yang besar, karena dapat memicu Islamophobia tidak hanya di Amerika Serikat namun seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan Indonesia sebagai negara mayoritas pemeluk agama Islam terbanyak di dunia. Islamophobia di Amerika Serikat telah mencapai titik kritis dengan terus meningkatnya jumlah tingkat kekerasan dan kebencian yang dialami oleh Muslim di Amerika Serikat.7
6
Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, artikel diakses pada 10 Februari 2016, pukul 13.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/ donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim. 7 Agung Sasongko, Islamophobia di Amerika Capai Titik Krisis, artikel diakses pada 10 Februari 2016, pukul 14.00 WIB dari: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/islamofobia-di-amerika-capai-titik-krisis.
5
Pernyataan Donald Trump yang mendiskriminasi umat Islam mendapatkan reaksi keras tidak hanya di Amerika Serikat namun di berbagai negara lainnya. Pemerintah Inggris mengutuk komentar dari calon presiden Donald Trump yang mengatakan umat Islam harus dilarang memasuki Amerika Serikat dan telah dibuat petisi yang berisi pelarangan Donald Trump datang ke negaranya. Petisi tersebut telah ditanda tangan 250 ribu warga Inggris yang setuju menolak Trump datang ke Inggris.8 Di Timur Tengah, memutuskan untuk memboikot seluruh penjualan produk buatan Trump Home yang dimiliki Donald Trump.9 Di Skotlandia, menteri Skotlandia Nicola Sturgeon mencabut gelar Donald Trump sebagai duta bisnis untuk Skotlandia. Pencabutan gelar tersebut dilakukan setelah Trump menyerukan pelarangan imigran Islam datang ke Amerika Serikat.10 Dan di Indonesia, sudah mengumpulkan sebanyak 46.974 pendukung yang telah menandatangani petisi di Change.org untuk menolak Donald Trump dan segala bentuk investasi bisnisnya masuk ke Indonesia.11 Pernyataan Donald Trump memiliki keunikan karena sangat jarang calon presiden Amerika Serikat mengangkat isu yang sangat sensitif dengan 8
Indira Rezkisari, 250 Ribu Orang Inggris Tanda Tangan Tolak Trump ke Negaranya., artikel diakses pada 11 Februari 2016, pukul 19.50 WIB dari: http://www.republika.co.id/berita/internasional/ global/250-ribu-orang-inggris-tanda-tangan-tolak-trump-ke-negaranya. 9 Citra Listya Rini, Produk Donald Trump Diboikot di Timur Tengah, artikel diakses pada 11 Februari 2016, pukul 19.50 WIB dari: http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/ donald-trump-diboikot-di-timur-tengah. 10
Teguh Firmansyah, Balasan Skotlandia atas Pernyataan Trump, artikel diakses pada 11 Februari 2016, pukul 20.10 WIB dari: http produk-://www.republika.co.id/berita/internasional/timurtengah/ balasan-skotlandia-atas-pernyataan-trump. 11 Petisi Tolak Donald Trump dan Bisnisnya Masuk Indonesia, artikel diakses pada 11 Februari 2016, pukul 21.00 WIB, dari: https://www.change.org/p/presiden-jokowi-portal-kemlu-ri-tolak-donaldtrump-dan-bisnisnya-masuk-indonesia.
6
mengeluarkan pernyataan yang menyinggung agama Islam. Tetapi fokus pada penelitian ini bukan hanya kepada keunikan Donald Trump saja tapi pada saat pernyataan Trump kepada Islam diberitakan di Republika Online. Dimana opini publik beranggapan bahwa basis Republika Online ideologinya sering kali diidentikan dengan Islam. Pemberitaan Donald Trump ini masuk dalam topik terhangat selama bulan Desember 2015 di Republika Online dengan tagar “Trump melawan Islam”. Dan jumlah pemberitaan pada bulan Desember sebanyak 100 artikel. Republika Online memiliki tujuan tertentu dalam mengangkat pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam selain sebagai wujud protes terhadap pernyataan Donald Trump juga berusaha melakukan dakwah dengan membangun simpati rakyat Indonesia, bahwa sebagai Negara yang mayoritas beragama Islam, perlu menunjukkan sikap bahwa pernyataan dan perilaku Donald Trump tidak dapat ditoleransi dan merupakan diskriminasi agama yang melanggar hak asasi manusia. Ketertarikannya peneliti ingin melihat apakah ada hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online melalui studi hirarki pengaruh bukan studi teks. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka disusunlah skripsi ini dengan judul: “Hirarki Pengaruh
dalam Pemberitaan Mengenai
Pernyataan Donald Trump Kepada Islam di Republika Online”.
7
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dibatasi pada hal-hal: a. Penelitian ini memfokuskan diri pada hirarki pengaruh yang berlangsung pada pemberitaan di Republika Online. b. Pemberitaan yang diteliti adalah pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online bulan Desember 2015. 2. Rumusan Masalah Mengacu pada pembatasan masalah dia atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online? 2. Faktor hirarki pengaruh apakah yang paling dominan dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online bulan Desember 2015.
8
b. Untuk mengetahui faktor hirarki pengaruh yang dominan dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online bulan Desember 2015. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan berguna bagi pengembangan studi tentang komunikasi massa dengan pendekatan teori hirarki pengaruh bagi civitas akademika Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Manfaat Praktis Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian serupa, memberi gambaran terhadap masyarakat mengenai pengaruh-pengaruh hirarki yang terjadi pada pemberitaan di sebuah media, dan mendorong khalayak bersikap kritis terhadap berita yang dimuat di media massa.
D. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivis yang memandang realitas sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi dari
9
hasil konstruksi. Rancangan konstruktivis melihat realitas pemberitaan media sebagai aktivitas konstruksi sosial.12 Dengan demikian paradigma ini ingin mengungkapkan makna yang tersembunyi dibalik sebuah realitas. Paradigma konstruktivis digunakan untuk melihat bagaimana realitas mengenai pemberitaan pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online.
2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.13 Penelitian ini akan menjelaskan sedalam-dalamnya data dengan teori yang digunakan yaitu hirarki pengaruh media. Jenis metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah studi kasus (case study). Menurut John W. Creswell, studi kasus merupakan strategi penelitian, dimana peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu.14 Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara
12
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo, cet-3, 2004),
h. 204. 13
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 9-10. 14 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2008), h.19.
10
lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.15 Dilihat dari objek penelitiannya, jenis studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah intrinsic case study, jenis studi kasus ini digunakan untuk memahami secara lebih baik, ini dilakukan atas dasar peneliti ingin mengetahui secara intrinsik fenomena, keteraturan, dam kekhususan kasus, bukan untuk alasan lainnya.16 Dalam menjelaskan hasil analisis ini peneliti menggunakan analisis eksplanatif adalah penelitian yang berusaha menjawab dan menjelaskan dengan krisis dari suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang secara mendalam.17 Peneliti menyelidiki pengaruh-pengaruh yang terjadi pada pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015.
3. Subjek dan Objek Penelitian Berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif, teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling).18 Penulis memilih subjek yang dianggap memiliki dan dapat memberikan data serta informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
15 16
John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, h.19. Agus Salim, Teori dan Paradigma Peneliatian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006),
17
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN Press, cet-2, 2000),
18
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 4.
h.119. h.61-62.
11
Subjek utama dalam penelitian ini adalah pekerja media di Republika Online diantaranya adalah Gita Amanda selaku reporter berita internasional, Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana, dan Ani Nursalikah selaku redaktur berita internasional yang yang terlibat dalam pembuatan berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam pada bulan Desember 2015. Untuk mengkaji level ekstra media peneliti melakukan wawancara dengan anggota kelompok kerja pengaduan masyarakat dan penegakan etika pers, Dewan Pers yaitu Sabam Leo Batubara. Objek dalam penelitian adalah faktor-faktor hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun tempat dan waktu penelitian yang peneliti lakukan, yaitu: a. Pada tanggal 03 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, peneliti melakukan wawancara dengan Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana di kantor Republika Online yang terletak di Jln. Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. b. Pada tanggal 09 Mei 2016 pukul 14.25 WIB, peneliti melakukan wawancara dengan Ani Nursalikah selaku redaktur berita internasional. Dan pada hari yang sama pukul 15.30 WIB, peneliti juga melakukan wawancara dengan Gita Amanda selaku reporter di kantor Republika Online yang terletak di Jln. Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. c. Pada tanggal 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB, peneliti melakukan wawancara dengan Sabam Leo Batubara selaku anggota kelompok kerja
12
pengaduan masyarakat dan penegakan etika pers, Dewan Pers di Gedung Dewan Pers, Jln. Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
5. Tahapan Penelitian Data a.
Pengumpulan Data Dalam pengambilan data Creswell membingkai suatu prosedural proses
pengumpulan data berbentuk circle. Gambar 1.1 Lingkar Prosedur Pengumpulan Data (a data collection circle)19
7. Menyimpan Data
1.
Menentukan lokasi 2. Membuat hubungan dan akses
6. Memilih Data
5. Merekam informasi
3. Penentuan Informan 4. Mengumpulkan data
Model lingkaran pengumpulan data dari Creswell di atas bermakna bahwa sebuah penelitian yang dilakukan tidak bisa terpisah, melainkan satu sama lain saling berhubungan dan menjadi kesatuan yang utuh. Lingkaran Creswell juga bermakna bahwa suatu penelitian jika sudah sampai pada 19
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 15.
13
suatu tahap tertentu memungkinkan untuk kembali lagi ke tahap sebelumnya. Maka dari itu Creswell menggambarkan penelitian ini sebagai bentuk lingkaran, bukanlah sebuah garis linier. Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik antara lain studi dokumentasi, studi literatur penelitian terdahulu dan melakukan wawancara terstruktur. a. Wawancara Untuk memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, suatu teknik yang dianggap tepat dalam mendapatkan informasi. Karena itu, peneliti melakukan wawancara bebas terpimpin (semi structured interview), yaitu wawancara dengan menggunakan interview guide atau pedoman wawancara yang dibuat berupa daftar pertanyaan.20 Wawancara dilakukan secara bebas, tetapi menggunakan pedoman wawancara yang baik dan benar agar pertanyaan terstruktur dan terarah. Peneliti telah melakukan wawancara dengan Gita Amanda selaku reporter berita internasional, Didi Purwadi selaku asisten redaktur pelaksana, Ani Nursalikah selaku redaktur berita internasional di Republika Online, dan Sabam Leo Batubara selaku anggota kelompok kerja pengaduan masyarakat dan penegakan etika pers, Dewan Pers. b. Dokumentasi
20
Denzin, Norman K, Lincoln, Yonna S, Handbook of Qualitative Research, Dariyanto dkk (edisi terjemahan Indonesia), (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009).
14
Dokumentasi merupakan salah satu metode penelitian kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek atau orang lain tentang subjek. Pengamatan berperan serta dan wawancara mendalam dapat pula dilengkapi dengan analisis dokumen seperti otobiografi, memoar, catatan harian, surat-surat pribadi, catatan pengadilan, berita koran, artikel majalah, brosur, buletin, dan foto-foto.21 Dalam penelitian ini data dokumen diperoleh dari mengkaji dokumen yang dimiliki media Republika Online baik tertulis, gambar atau foto, grafik dan lain sebagainya. Ada juga data yang bersumber dari buku, majalah, dan internet berupa artikel-artikel media massa yang ada keterkaitannya dengan materi penelitian untuk selanjutnya dijadikan bahan sebagai data untuk peneliti.
6. Teknik Analisis Data Langkah selanjutnya, peneliti menyusun data yang ada agar sistematis. Komponen analisis data secara interaktif saling berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data. Karakter yang demikian menjadikan analisis data kualitatif disebut model interaktif. Gambar 1.2 Komponen Analisis Data Model Interaktif22
21
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2007),h. 195. 22 Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana, 2006), h.22.
15
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Reduksi Data
Kesimpulan dan Verifikasi
Proses-proses analisis kualitatif dapat dijelaskan ke dalam langkah berikut: a) Tahap pertama adalah reduksi data, peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan hirarki pengaruh pada pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015. b) Tahap kedua adalah penyajian data setelah data mengenai hirarki pengaruh pada pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015 diperoleh, maka data tersebut disusun dalam bentuk narasi, gambar, tabel, diagram, dan sebagainya. c) Tahap ketiga adalah penyimpulan atas data yang disajikan. E. Pedoman Penulisan Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
16
F. Tinjauan Pustaka Peneliti telah melakukan tinjauan pada beberapa hasil penelitian terdahulu di perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun di Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan ini. Peneliti tidak menemukan penelitian yang berkaitan dengan hirarki pengaruh pemberitaan Donald Trump terhadap Islam di media Republika Online. Namun ada penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Halimatus Syadiah, mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada tahun 2012 Dengan judul “Hirarki Pengaruh Dalam Proses Penyeleksian Berita : Studi Pada Kebijakan Redaksi Liputan 6 SCTV ”. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, sementara jenis penelitian yang akan peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian yang dilakukan oleh Halimatus Sa’diyah lebih kepada faktor apa yang memengaruhi proses penyeleksian berita yang terjadi di media elektronik yaitu pada program Liputan6, sedangkan peneliti lebih kepada faktor-faktor apa saja yang memberi pengaruh pada pemberitaan Donald Trump terhadap Islam di media online yaitu pada pemberitaan media Republika Online edisi Desember 2015. Peneliti lain juga dilakukan oleh Fahdi Fahlevi, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2013. Dengan judul “Hirarki Pengaruh Pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo”. Penelitian tersebut bertujuan untuk
17
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemberitaan Ahmadiyah di Majalah Tempo selama sebulan. Bedanya dengan peneliti yaitu teknik pengumpulan data, metode penelitian, penelitian partisipatoris, dan objek yang dipilihnya. Serta penelitian yang disusun oleh Destri Lantika Asti, mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2014. Dengan judul “Hirarki Pengaruh Dalam Talkshow Sarah Sechan”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui hirarki pengaruh dan faktor-faktor apa yang memengaruhi konten dalam talkshow Sarah Sechan. Perbedaan dengan peneliti adalah objek yang diteliti yaitu media televisi, sedangkan peneliti menggunakan media online. Dan kontennya itu berupa talkshow, sedangkan peneliti pemberitaan sebagai objek penelitian. G. Sistematika Penulisan Agar lebih mudah dalam memahami pembahasan dalam penelitian ini, peneliti membagi dalam lima bab, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN membahas tentang Latar Belakang Masalah. Pembatasan
Masalah,
Tujuan
dan
Manfaat
Penelitian,
Metodologi Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sitematika Penulisan. BAB II
KAJIAN TEORI mengurai tentang kajian teori Hirarki Pengaruh yang dikenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, dan Konseptualisasi media massa dan
Konseptualisasi berita. BAB III
GAMBARAN UMUM menjelaskan tentang sistem dan iklim pers di Indonesia, profil sejarah berdirinya Republika Online, struktur organisasi Republika Online, visi dan misi Republika Online, profil Donald Trump.
BAB IV
TEMUAN DAN HASIL ANALISIS mengulas analisis dan intepretasi data yang diperoleh dari Republika Online terkait faktor-faktor hirarki pengaruh yang memengaruhi pemberitaan mengenai pernyataan tentang Donald Trump kepada Islam.
BAB V
PENUTUP menyajikan kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN TEORI
1. Teori Hirarki Pengaruh Teori Hirarki Pengaruh isi media diperkenalkan oleh Pamela J Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini menjelaskan tentang pengaruh terhadap isi dari dari suatu pemberitaan media oleh pengaruh internal dan eksternal. Shoemaker dan Reese membagi kepada beberapa level pengaruh isi media. Yaitu pengaruh dari individu pekerja media (individual level), pengaruh dari rutinitas media (media routines level), pengaruh dari organisasi media (organizational level), pengaruh dari luar media (outside media level), dan yang terakhir adalah pengaruh ideologi (ideology level).23 Gambar 2.1 Model Teori Hirarki Pengaruh Isi Media
Individual Level Media Routine Level Organization Level Extra Media Level Ideological Level 23
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content , h. 60.
19
20
Sumber: Shoemaker, 1996:60
Asumsi dari teori ini adalah bagaimana pesan media yang disampaikan kepada khalayak adalah hasil pengaruh dari kebijakan internal organisasi media dan pengaruh dari eksternal media itu sendiri. Pengaruh dari internal media berhubungan dengan kepentingan dari pemilik media, individu wartawan sebagai pencari berita, dan rutinitas organisasi media sehari-sehari. Pengaruh faktor eksternal media yang ikut mempengaruhi konten media adalah para pengiklan, pangsa pasar, kontrol pemerintah, dan faktor eksternal lainnya. Shoemaker dan Reese mengemukakan bahwa isi pesan media atau agenda media merupakan hasil tekanan yang berasal dari dalam dan luar organisasi media.24 Dengan kata lain, isi atau konten media merupakan perpaduan dari program internal, keputusan manajerial dan editorial, serta pengaruh eksternal yang berasal dari sumber-sumber nonmedia, seperti individu-individu berpengaruh secara sosial, kontrol pemerintah, pemasang iklan dan sebagainya.25 Dalam teori ini akan terlihat seberapa besar hirarki pengaruh dalam sebuah berita pada tiap-tiap level yang diperkenalkan oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Lebih lanjutnya peneliti akan membahas setiap level dalam teori hirarki pengaruh media, yaitu:
24
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content ,h. 64. 25 Stephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, Communication Theory: Theories of Human Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, Edisi 9, 2009), h.281.
21
a. Level Pengaruh Individu Pekerja Media Pengaruh individu merupakan pengaruh pertama pada sebuah pemberitaan di sebuah media. Pengaruh ini biasa digambarkan kepada seorang wartawan atau reporter. Arah pemberitaan suatu media dan unsur-unsur yang diberitakan tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor seorang wartawan atau reporter, karena dalam hal ini mereka terjun langsung mencari, mengumpulkan, dan membuat berita. Pada pembahasan ini mendiskusikan tentang potensi yang mempengaruhi isi dari sebuah media massa dilihat dari faktor intra seorang jurnalis. Faktor-faktor seperti faktor latar belakang dan karakteristik dari seorang pekerja media atau jurnalis, perilaku, nilai dan kepercayaan dari seorang jurnalis dan yang terakhir adalah profesionalitas dan kode etik yang diikuti oleh seorang wartawan atau reporter.26 Faktor pertama adalah faktor latar belakang dan karakteristik dari seorang pekerja media menurut Shoemaker dan Reese dibentuk oleh beberapa faktor yaitu masalah gender atau jenis kelamin dari jurnalis, etnis, orientasi seksual, faktor pendidikan dari jurnalis.27 Faktor-faktor latar belakang dan karakteristik dari seorang pekerja media tersebut sedikit banyak dapat mempengaruhi individu seorang jurnalis.
26
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content ,h. 66. 27 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content ,h. 64.
22
Faktor pertama yang membentuk individu adalah latar belakang dan karakteristik seorang jurnalis dilihat dari segi pendidikan seorang jurnalis. Banyak perdebatan mengenai kompetensi seorang jurnalis dilihat dari segi pendidikan. Ini dikarenakan jurusan pendidikan yang diambil seorang jurnalis ketika di bangku kuliah dapat mempengaruhi pemberitaan sebuah media. Faktor pendidikan dan karakteristik ini sangat memengaruhi individu seorang pekerja media kepada penulisan berita yang akan disajikan. Ilmu yang didapatkan oleh seorang jurnalis sangat memengaruhi hasil penulisan sebuah berita yang disajikan olehnya, karena ilmu yang didapat sebelumnya dapat menentukan kualitas sebuah pemberitaan. Dalam atau tidaknya sebuah pemberitaan juga ditentukan oleh latar belakang pendidikan dan karakteristik jurnalis. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan antara seorang pekerja media yang mendapatkan ilmu jurnalistik dan disiplin ilmu lainnya. Kelebihan seorang pekerja media yang mendapat ilmu jurnalistik di bangku perkuliahannya yaitu lebih unggul dalam teknik penulisan berita, baik dalam penulisan straight news, feature atau jenis berita lainnya. Sedangkan seorang pekerja media yang mendapat disiplin ilmu lain di luar dari ilmu jurnalistik, lebih unggul dalam materi atau bidang berita yang ditekuninya. Faktor kedua yang dapat membentuk faktor individual level adalah faktor kepercayaan, nilai-nilai dan perilaku pada seorang jurnalis. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi sebuah pemberitaan yang dibentuk oleh seorang
23
juranalis. Karena segala pengalaman dan nilai-nilai yang didapatkan secara tidak langsung dapat berefek pada pemberitaan yang dikonstruk oleh seorang jurnalis. Sebagai contoh, pendidikan terakhir, lingkungan tempat jurnalis dibesarkan, dan karakteristik pribadi jurnalis akan mempengaruhi sikap, nilai, dan keyakinan yang dipegangnya selama menjadi seorang jurnalis dan juga akan mempengaruhi pengalaman sebagai seorang jurnalis. Pengalaman selama menjadi jurnalis kemudian membentuk bagaimana peranan dan etika jurnalis yang secara langsung mempengaruhi isi media. Faktor ketiga yang membentuk individu adalah profesionalitas dan kode etik yang diikuti oleh seorang wartawan atau reporter.28 Wartawan dituntut untuk bekerja secara professional dan sesuai dengan kode etik yang berlaku dalam mencari sebuah berita. Sehingga berita yang dikemas oleh wartawan akan berimbang, akurat, dan faktual. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Shoemaker dan Reese di atas bahwa nilai, perilaku dan kepercayaan yang dianut oleh sang jurnalis sebagai pencari berita tidak terlalu memberikan efek yang terlalu besar kepada sebuah pemberitaan, dikarenakan kekuatan yang lebih besar dari level organisasi media dan rutinitas media. Tetapi sedikit banyak faktor nilai, kepercayaan dan perilaku dari sang jurnalis dapat mempengaruhi sebuah pemberitaan.29
28
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content ,h. 81. 29 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content ,h. 82.
24
b. Level Rutinitas Media Pada level ini mempelajari tentang efek pada pemberitaan dilihat dari sisi rutinitas media. Rutinitas media merupakan kebiasaan sebuah media dalam pengemasan sebuah berita menjadi terpola, sudah dipraktekan oleh pekerja media, dan terjadi secara berulang-ulang. Rutinitas dari sebuah media memiliki pengaruh yang penting pada produksi isi simbolik karena menentukan bagaimana bentuk produk yang dihasilkan oleh media.30 Pengaruh rutinitas ini membuat seorang pekerja media menjalankan tugas-tugasnya dengan menggunakan aturan baku di mana ia bekerja. Sebagai bagian dari kelompok, seorang jurnalis akan bertindak sesuai dengan bagian atau norma yang berlaku di kelompoknya. Norma dan aturan tersebut mengatur bagaimana mereka harus bertindak. Karena itu isi media juga dipengaruhi oleh rutinitas secara berkelanjutan dilakukan oleh media tersebut.31 Sebagai contoh, media menerapkan aturan penulisan dengan gaya bahasa baku dalam membuat naskah berita, namun seorang jurnalis dalam menjalankan tugasnya sebaliknya menggunakan bahasa yang frontal. Saat berada di redaktur maka naskah berita tersebut tidak akan lolos karena tidak sesuai standarisasi di media tersebut. Jurnalis harus mengikuti prosedur dan
30
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of influences on Mass Media Content, h. 137. 31 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of influences on Mass Media Content, h. 138.
25
aturan yang berlaku di media tersebut. Hal inilah yang disebut dengan media rutin yang memengaruhi konten media. Media rutin terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sumber berita (suppliers), organisasi media (processor), dan audiens (consumers). Ketiga unsur ini saling berhubungan dan berkaitan dan pada akhirnya membentuk rutinitas media yang membentuk pemberitaan pada sebuah media.32 Tiga unsur ini saling berhubungan, berkaitan dan membentuk kerutinan media yang membentuk pemberitaan pada sebuah media, seperti skema gambar dibawah ini: Gambar 2.2 Hubungan Tiga Sumber yang Mempengaruhi Rutinitas Media
Process of Production of Symbolic Content Media Organization Processing
Routines Sources Suppliers
Audience Consumers
Sumber: Shoemaker, 1996:109.
Pertama, unsur audiens berpengaruh dalam level media rutin, dikarenakan pemilihan sebuah berita pada akhirnya akan disampaikan kepada audiens. Keuntungan yang akan diperoleh media bergantung kepada minat audiens. Oleh
32
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.109.
26
karena itu media harus memperhatikan salah satunya adalah nilai berita yang akan diberitakan sebuah media.33 Media mempunyai tugas dalam mengemas suatu pemberitaan menjadi sebuah struktur cerita. Pada media online contohnya sebuah cerita pada media online harus mudah dibaca dan harus memiliki kaitan dengan sebuah cerita yang dapat menarik perhatian langsung audiens terhadap sebuah pemberitaan. Sebuah cerita pada pemberitaan merepresentasikan proses rutinitas dan
membimbing
reporter
untuk
menentukan
mana
fakta
yang
bisa
ditransformasikan menjadi sebuah komoditas pemberitaan.34 Di satu sisi, media mempunyai kewajiban untuk selalu memberikan pemberitaan yang objektif, faktual, dan terpecaya dalam mengemas sebuah berita. Di sisi lain, media mempunyai fungsi untuk menghibur audiens dengan mensajikan konten yang menarik. Jadi pemberitaan sebuah media juga tidak selalu mengikuti apa kemauan dari audiens tapi juga mengikuti fakta-fakta apa saja yang berkembang di lapangan, dan inilah yang membentuk pemberitaan di sebuah media pada unsur audiens di level media rutin. Kedua, unsur organisasi media (proccessing). Unsur ini paling berpengaruh pada organisasi media adalah editor media atau yang biasa disebut sebagai “gatekeeper”.35 Seorang editor pada setiap media adalah orang yang menentukan mana berita yang layak untuk diterbitkan mana yang tidak. Hasil pencarian berita
33
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.110. 34 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.114. 35 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.117.
27
oleh wartawan akan diputuskan oleh editor di meja redaksi. Sang editorlah yang menentukan berita mana yang layak untuk diterbitkan. Kebijakan dari editorlah yang menentukan kerutinan sebuah media dalam menentukan pemberitan. Jenis dari media juga ikut memengaruhi kerutinan sebuah media yang pada akhirnya juga berpengaruh pada isi dari media. Ketiga, unsur sumber berita (suppliers). Sumber berita adalah berita atau informasi yang didapatkan oleh jurnalis dalam pencarian berita di lapangan. Ketergantungan sebuah media dengan sebuah berita sedikit banyak dapat mempengaruhi sebuah pemberitaan. Sumber berita biasanya adalah lembaga pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, partai politik dan lain sebagainya. Lembaga-lembaga ini ikut memengaruhi pemberitaan sebuah media, karena terkadang lembaga yang menjadi sumber berita memberikan pesanan kepada wartawan agar berita yang keluar dari sebuah media tidak bertentangan dengan lembaganya. Disinilah terjadi keterkaitan antara antara sumber berita dengan media yang mencari berita. Sebuah media mendapatkan bahan berita dengan mudah sedangkan sebuah lembaga mendapatkan pencitraan yang baik tentang lembaganya. c. Level Pengaruh Organisasi Media Level ketiga dalam teori hirarki pengaruh media adalah level organisasi media. Pada level ini peneliti akan membahas pengaruh organisasi pada sebuah media kepada sebuah pemberitaan. Level organisasi ini berkaitan dengan struktur manajemen organisasi pada sebuah media, kebijakan sebuah media dan tujuan sebuah media. Berkaitan dengan level sebelumnya pada teori hirarki pengaruh yaitu
28
level individu dan level media rutin, level organisasi lebih berpengaruh dibanding kedua level sebelumnya.36 Ini dikarenakan kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik media melalui editor pada sebuah media. Pengaruh dari kepemilikan media terhadap konten media menjadi perhatian penting dalam studi mengenai konten media.37 Jadi penentu kebijakan pada sebuah media dalam menentukan sebuah pemberitaan tetap dipegang oleh pemilik media.38 Pembahasan tentang level pengaruh organisasi ini, biasanya membahas tentang kepemilikan. Sebuah struktur manajemen media yang biasanya dijatuhkan pada owner, misalnya contoh ada seorang politikus yang mempunyai suatu media dan sedang melakukan kampanye, maka ia secara tidak langsung dapat menguasai media. Berita-berita yang bersangkutan tentangnya harus berita yang positif, tidak ada berita negatif yang akan disajikan oleh media tentangnya. Semua itu dilakukan untuk sebuah bentuk pencitraan agar menarik simpati publik. Hal demikian bisa terjadi karena pemegang kekuasaan tertingggi yang sekaligus ikut memengaruhi isi media adalah owner. Pengaruh dari kepemilikan media terhadap konten media ini menjadi perhatian penting dalam studi mengenai konten media.39 Demikian juga dikarenakan kebijakan terbesar dipegang oleh pemilik media melalui editor pada
36
Pamela J. Shoemaker dan Stephen Influence on Mass Media Content, h.140. 37 Pamela J. Shoemaker dan Stephen Influence on Mass Media Content, h.140. 38 Pamela J. Shoemaker dan Stephen Influence on Mass Media Content, h.140. 39 Pamela J. Shoemaker dan Stephen Influence on Mass Media Content, h.140.
D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of D. Reese, eBook Mediating The Message, Theories of
29
sebuah media. Jadi penentu kebijakan pada sebuah media dalam menentukan sebuah pemberitaan tetap dipegang oleh pemilik media. Setiap media mempunyai tujuan untuk mencari profit yang banyak. Tujuan dari profit ini selain untuk menjalankan organisasi dan kelangsungan sebuah media, juga berkaitan dengan keuntungan yang akan didapat dari sebuah media. Faktor ekonomi yang memberikan keuntungan pada sebuah media, dalam hal ini contohnya seperti iklan. Iklan merupakan sumber utama untuk menghidupi media. Dari iklan juga media bisa melangsungkan hidupnya untuk terus terbit dan memproduksi berita. Selain itu, terkadang pemilik sebuah media memiliki afiliasi politik atau merupakan pemimpin sebuah partai politik. Hal inilah yang memengaruhi pemberitaan sebuah media karena berkaitan dengan kepentingan politik pemilik media. Dalam organisasi media terdapat tiga tingkatan umum. 40 Tingkatan pertama ialah pekerja garda depan yang terdiri dari pekerja lapangan seperti penulis, reporter, staf kreatif yang bertugas mengumpulkan dan mengemas bahan mentah. Sedangkan tingkatan menengah terdiri dari manajer, editor, produser dan lembaga yang berhubungan dengan tingkatan lainnya yang bertugas mengkoordinasikan proses dan menjembatani komunikasi antara posisi atas dan bawah dalam organisasi. Dan level yang teratas adalah korporasi media yang membuat kebijakan organisasi, membuat anggaran, mengambil keputusan-keputusan penting, melindungi
40
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.136.
30
perusahaan dari kepentingan politik dan komersial, dan saat dibutuhkan melindungi pekerjanya dari tekanan luar. Walaupun level ini tidak terlalu dikaji lebih dalam teori hirarki pengaruh media tetapi level organisasi pada teori ini memiliki banyak unsur yang harus dikritisi, seperti stuktur organisasi media, kebijakan pada sebuah media dan metode dalam menetapkan kebijakan.41 Hal ini dikarenakan kebijakan perusahaan yang bersifat mengikat dan dapat mempengaruhi konten dari sebuah media. Di satu sisi, sifatnya mengikat para pekerja media untuk mencari pemberitaan yang menguntungkan, namun di sisi lain tujuan keuntungannya sebuah perusahaan turut mempengaruhi konten dari sebuah media. Titik fokus level ini adalah pada pemilik atau pemimpin media yang menentukan kebijakan sebuah media. d. Level Pengaruh Luar Organisasi Media Level keempat dari teori hirarki Pengaruh Media adalah level pengaruh dari luar organisasi media yang biasa disebut juga extra media level. Extra media level adalah pengaruh-pengaruh pada isi media yang berasal dari luar organisasi media itu sendiri. Pengaruh-pengaruh dari media itu berasal dari sumber berita, pengiklan dan penonton, kontrol dari pemerintah, pangsa pasar dan teknologi.42 Sumber berita memiliki efek yang sangat besar pada konten sebuah media massa, karena seorang jurnalis tidak menyertakan pada laporan beritanya apa yang
41
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.172. 42 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.173.
31
mereka tidak tahu.43 Hal ini disebabkan juga karena seorang jurnalis mendapatkan berita dari berbagai macam sumber, bisa dari sumber resmi pemerintah, laporan masyarakat, konferensi pers, dan lain sebagainya.Setiap sumber memiliki sudut pandang yang berbeda sehingga memberikan informasi yang berbeda-beda pula, kemungkinan sumber berita yang didapat juga bertentangan dan tidak akurat.44 Contohnya adalah seorang jurnalis hampir tidak pernah menjadi saksi mata sebuah kecelakaan kereta api. untuk mendapatkan sebuah berita mereka mendapatkan informasi dari jurnalis lainnya, dari orang yang berada di tempat kejadian, dari sumber resmi pemerintah dan polisi, dari petugas stasiun dan dari advokasi keselamatan konsumen. Contoh di atas menjelaskan bahwa media yang diberitakan oleh seorang jurnalis dapat dibentuk oleh sumber berita.Karena sudut pandang yang berbeda dari sumber berita itu sendiri. Bahkan kadang sumber berita juga bisa menjadi bias bagi sebuah berita karena sumber berita juga bisa bohong terhadap seorang jurnalis dalam sebuah wawancara. Disinilah tugas seorang jurnalis dituntut untuk bisa mensinkronisasikan informasi-informasi yang berbeda tersebut menjadi sebuah berita yang lengkap dan terpercaya. Unsur selanjutnya dari level ekstra media adalah unsur pengiklan dan pembaca. Unsur ini sangat berpengaruh dalam level ekstra media karena iklan dan
43
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.178. 44 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.178.
32
pembaca adalah penentu kelangsungan sebuah media, kedua unsur inilah yang membiayai jalannya produksi dan sumber keuntungan dari sebuah media. Maka dari itu media mencoba menyesuaikan pola konsumen yang ingin dicapai oleh para pengiklan untuk mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Menurut J. H. Altschull yang dikutip oleh Shoemaker dan Reese : Sebuah konten dari pers secara langsung berhubungan dengan kepentingan yang membiayai sebuah pers. Sebuah pers diibaratkan sebagai peniup terompet, dan suara dari terompet itu dikomposisikan oleh orang yang membiayai peniup terompet tersebut. Ini bukti secara substansial bahwa isi dari media secara langsung maupun tidak langsung dipengaruhi oleh pengiklan dan pembaca.45 Pengaruh pemasangan iklan juga terlihat pada isi media yang dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki pola-pola yang sama dengan pola konsumsi target konsumen.46 Dalam hal ini media mencoba menyesuaikan pola konsumen yang ingin dicapai oleh para pengiklan untuk mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Iklan yang dipasang juga menggunakan kekuatan modal dari pengiklan yang secara langsung ikut membiayai sebuah media, agar konten dari media tidak bertentangan dengan kepentingan citra dari produk yang diiklankan. Unsur berikutnya dari level ekstra media adalah kontrol dari pemerintah. Dalam dunia pers, ada peraturan atau undang-undang yang ditetapkan oleh pemerintah untuk mengatur media di Indonesia. Aturan- aturan tersebut harus dipatuhi oleh media, karena sedikit banyaknya aturan yang ditetapkan oleh pemerintah dapat memengaruhi konten media. Kontrol dari pemerintah biasanya
45
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.199. 46 Morissan, Teori Komunikasi Massa (Bogor: Galia Indonesia, 2010), h.55.
33
berupa kebijakan peraturan perundang-undangan atau lembaga negara yang mengatur segala hal, misalnya Dewan Pers. Peraturan yang dibuat dilatarbelakangi juga oleh hukum tentang SARA. Media tidak boleh menerbitkan tulisan yang menyinggung suku, agama, dan ras. Penguasa atau pemerintah memberikan pengaruh besar kepada isi pesan media. Kekuatan media dalam membentuk agenda publik sebagian tergantung pada hubungan media yang terjalin oleh kelompok elit. Jika media memiliki hubungan yang dekat dengan kelompok elit di pemerintahan, maka kelompok tersebut akan memengaruhi apa yang harus disampaikan oleh media.47 Unsur keempat yang dapat memengaruhi isi dari pemberitaan sebuah media adalah pangsa pasar media. Media massa beroperasi secara primer pada pasar yang komersil, dimana media harus berkompetisi dengan media lainnya untuk mendapatkan perhatian dari pembaca dan pengiklan.48 Hal ini membuat setiap media berlomba-lomba mendapatkan keuntungan dengan merebut perhatian para audiens dan pengiklan melalui konten dari media itu sendiri. Komunitas media dimana media tersebut juga dapat mempengaruhi konten dari media itu sendiri. Komunitas media adalah lingkungan dimana media tersebut beroperasi, dan komunitas ekonomi tersebut sama seperti masalah sosial yang dapat berefek terhadap media itu sendiri.49
47
Morissan, Teori Komunikasi Massa, h.48. Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.199. 49 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.211. 48
34
Unsur yang terakhir yang membentuk efek dari luar organisasi media pada sebuah pemberitaan adalah teknologi. Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh bagi konten media. Media harus memanfaatkan teknologi dengan melakukan inovasi, misalnya dengan menyuguhkan informasi lewat media online. Dengan adanya teknologi dapat membantu dalam pekerja media dalam melaksanakan tugasnya.50 Pertama, komputer membantu editor dan penyunting berita untuk menyiapkan grafik informasi yang bisa memberikan pemberitaan yang lebih baik. Kedua, teknologi pada komputer dapat membuat kualitas foto yang lebih baik bagi media cetak. Ketiga, reporter menggunakan komputer untuk mengakses data dan menggunakan informasinya untuk menyiapkan berita yang lebih baik. Keempat, sebuah media cetak dapat membuat halaman dengan komputer, dan editor dapat memiliki kontrol yang lebih terhadap desain dari halaman. Faktor-faktor dari luar media yang telah disebutkan diatas memiliki kekuatan yang tidak hanya bersifat profit namun juga politik yang pada akhirnya akan memengaruhi bagaimana seharusnya berita disajikan. Maka dari itu, setiap media harus memerhatikan isi berita yang disajikan agar tetap sejalan dengan faktor-faktor dari luar media dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup media. e. Level Pengaruh Ideologi Media
50
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.216.
35
Level yang terakhir pada teori Hirarki Pengaruh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese adalah level pengaruh ideologi pada konten media. Pada level ini kita membahas ideologi yang diartikan sebagai kerangka berpikir tertentu yang dipakai oleh individu untuk melihat realitas dan bagaimana mereka menghadapinya. Pembahasan pada level ini juga mempelajari hubungan antara pembentukan sebuah konten media nilai-nilai, kepentingan dan relasi kuasa media. Berbeda dengan level pengaruh media sebelumnya yang tampak konkret, level ideologi ini abstrak. Level ini berhubungan dengan konsepsi atau posisi seseorang dalam menafsirkan realitas dalam sebuah media. Setiap media massa memiliki ideologi yang mereka pegang sebagai landasan pedoman dalam berpikir dan mengambil keputusan. Pada level ini terlihat bagaimana media berfungsi sebagai penyalur dari sebuah kepentingan tertentu yang kuat di masyarakat. Bagaimana media rutin, nilai-nilai, dan struktur organisasi bersatu untuk mempertahankan ideologi yang dominan yang dapat membentuk karakter sebuah media. Ideologi bukan sesuatu yang berada di belakang sebuah media, tetapi ia ada sebagai sesuatu yang tumbuh secara natural.51 Pada level ini juga akan dibahas lebih luas mengenai bagaimana kekuatan kekuatan yang bersifat abstrak seperti ide memengaruhi sebuah media terutama ide kelas yang berkuasa. Fokus pada level ini melihat bagaimana ideologi kelas yang berkuasa memengaruhi sebuah pemberitaan bukan dengan kepentingan yang
51
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.221.
36
bersifat individu atau yang bersifat mikro tetapi kepentingan kelas yang berkuasa.52 Media memiliki kekuasaan ideologis sebagai mekanisme ideologi sosial dan fungsi kontrol sosial.53 Media dapat menyampaikan suatu bahasa sebagai alat dominasi, sehingga terdapat suatu hubungan antara media dengan kelompok elit yang berkuasa. Setiap media mempunyai ideologi yang berbeda-beda. Sebagaimana pandangan para pemikir Marxis klasik yang memandang bahwa media sebagai alat bantu dari kelas yang dominan dan media menyebarkan ideologi dari dorongan yang berkuasa dalam masyarakat dang dengan demikian menindas golongan-golongan tertentu.54 Media memiliki andil besar dalam menyalurkan gagasan-gagasan kelas yang dominan sebagai cara untuk mengusai kelas yang tertindas. Situasi ini terjadi karena media memiliki kuasa di balik media yang mempengaruhi sebuah pemberitaan. Level ideologi ini dibandingkan dengan level-level lain cenderung lebih abstrak karena berhubungan dengan cara sesorang menafsirkan realita. Ideologi yang dianut dari media dapat tercermin dari berita yang dibuatnya. Ada media yang dengan terang memunculkan ideologinya, namun ada juga media yang tidak menonjolkan ideologinya secara jelas. Kembali lagi semua tergantung kepada kebijakan media.
52
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.224. 53 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.225. 54 Stephen W. Littlejohn and Karen A. Foss, Communication Theory: Theories of Human Communication, h. 432.
37
2. Media Online a. Definisi Media Online Seiring perkembangan era digital, media dan teknologi saling berkaitan. Teknologi dengan kemajuannya yang pesat memberikan pengaruh yang sangat besar pada perkembangan media. Untuk mempertahankan berdirinya sebuah media memang bukan hal yang mudah. Media tersebut sudah harus siap bersaing dengan media lainnya serta intens melakukan berbagai inovasi. Salah satunya dengan menyajikan informasi lewat media online. Media Online memiliki karakteristik yakni mampu menggabungkan ketiga jenis unsur teks, audio, dan visual serta perpaduan layanan interaktif, misalnya pencarian berita baru atau yang telah berlalu, forum diskusi, tanggapan langsung, dan sebagainya. Media online merupakan media yang berbasis telekomunikasi dan multimedia atau yang sering kita sebut dengan internet. Salah satu web yang telah mengalami pertumbuhan pesat saat ini adalah berita online, seperti halnya, Republika Online (ROL), Detik.com, Viva News.com dan sebagainya. Bahkan Media online kini diaplikasikan ke dalam bentuk jejaring sosial seperti facebook, twitter, dan instagram sehingga dapat diakses oleh pengguna jejaring sosial Penemuan World Web Wide (WWW) membuat revolusi besar-besaran di bidang jurnalisme dengan munculnya Online (cyber) journalism.55 Sebuah kejadian yang ditulis di internet beberapa detik kemudian telah tersebar ke seluruh dunia. Misalkan, peristiwa bom di Jakarta, beberapa saat kemudian hasilnya bisa diakses
55
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.15.
38
pengguna internet di seluruh dunia. Sementara untuk media harian, baru beberapa jam atau satu hari berikutnya. Media elektronik juga membutuhkan waktu beberapa saat untuk menyiarkannya. Disamping itu, dengan media canggih memungkinkan munculnya variasi pemberitaan disertai gambar-gambar ekslusif yang menarik. Gambar-gambar tersebut disajikan seperti orang melihat gambar-gambarnya di komputer. Melalui pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa media online merupakan suatu wadah yang berfungsi menyampaikan pesan informasi kepada khalayak dengan waktu yang relatif cepat dibandingkan dengan media massa cetak maupun televisi. Media massa online, sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial, dan penghubung wilayah secara geografis. Bersama dengan jalannya proses penyampaian pesan media online kepada khalayaknya, maka isi pesan itu juga akan diartikan secara berbeda-beda menurut visi khalayak. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pembaca (khalayak) berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pembaca pada saat membaca berita di media online. b. Karakteristik Media Online Media online mem-posting berita dalam kurun waktu cepat setiap harinya. Berbagai berita yang dimuat adalah peristiwa di segala penjuru dunia yang sedang menjadi bahan perbincangan masyarakat luas, dan memiliki nilai berita. Sehingga
39
banyak masyarakat dapat cepat mengakses berita tersebut tanpa perlu menunggu besok ketika berita tersebut diterbitkan seperti media cetak. Berikut beberapa karakteristik umum yang dimiliki media online, yaitu;56 Pertama, kemudahan bagi pengakses untuk mengalihkan waktu pengaksesan. Artinya, penerbit media online misalnya bisa menentukan bahwa akses medianya bisa dimulai dari jam 1 dini hari seperti yang tersaji dari media cetak yang juga mempunyai media online. Meskipun ada juga yang baru beberapa jam kemudian, bahkan satu hari kemudian . Ini sangat tergantung pada kemampuan media. Kedua, real time, langsung bisa disajikan. Pengelola website dapat menulis setiap saat. Sehingga (user) pembaca dapat menerima berita setiap waktu. Ketiga, unsur multimedia. Bentuk dan publikasi yang lebih kaya. Sajiannya tidak klasik seperti media cetak (e-paper dalam versi online-nya). Ada banyak fitur, serta ilustrasi tampilan yang membuat menarik pembaca. Keempat, interaktif. Hyperlink memungkinkan user terhubung dengan situs yang lain, seperti Wordpress, RSS, Twitter, dan Facebook. Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, media online kini tidak hanya dimiliki oleh institusi media yang menerbitkan secara online namun saat ini media cetak dan elektonik juga memiliki versi online untuk melengkapi kekurangannya, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan audiens.57
56 57
286.
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, h.18. John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup. 2008), h.
40
3. Konseptualisasi Berita a. Definisi Berita Berita berasal dari Bahasa Sangsekerta, yakni Vrit yang dalam bahasa Inggris disebut write, arti sebenarnya ialah ada atau terjadi. Dalam kamus besar, berita berarti laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.58 Menurut Charnley dan James M. Neal menuturkan bahwa berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak.59 Sedangkan, menurut Sudirman Tebba menyatakan bahwa berita adalah jalan cerita tentang peristiwa. Ini berarti bahwa suatu berita setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan cerita tanpa jalan cerita tidak dapat disebut berita.60 Sementara pakar jurnalistik dalam negeri, AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia, mendefinisikan berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi atau media online.61 Dari semua definisi seperti yang tertera diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa berita adalah laporan tercepat tentang suatu peristiwa atau kejadian yang mengandung
58 Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi: Teknis Memburu dan Menulis Berita, (Jakarta: Indeks, 2006), h.2. 59 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006), h.64. 60 Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005), h. 55. 61 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, h.65.
41
nilai berita dan disajikan melalui media massa baik cetak maupun elektronik secara berkala melalui media massa baik cetak maupun elektronik. b. Klasifikasi Berita Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori; berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi peristiwanya, di tempat terbuka atau di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya, berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya, berita juga bisa dilihat menurut materi isinya yang beraneka macam.62 Berita juga dibedakan menurut lokasi peristiwanya, berita di tempat tertutup (indoor news), dan berita di tempat terbuka (outdoor news). Soft news adalah berita ringan yang tidak sampai mengguncangkan perhatian serta tidak menimbulkan dampak yang luas terhadap masyarakat. Sedangkan, hard news adalah berita yang memiliki arti penting karena isi dari berita tersebut berisi kejadian-kejadian yang memiliki dampak yang luas terhadap masyarakat. Hard news atau soft news menunjuk pada kualitas berita, dan bukan pada lokasi peristiwa.63 c. Jenis Berita Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia menyebutkan bahwa berita terbagi menjadi delapan bagian:64 Pertama, straight news report berisi materi
62
AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, h.65. 63 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional,h.67. 64 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional,h.69.
42
penting terkini yang harus segera dilaporkan kepada publik. Ditulis secara singkat, tegas, dan padat dengan prinsip penulisan piramida terbalik, yaitu meletakkan informasi terpenting pada pokok berita (lead) dan uraian-uraian yang kurang penting pada posisi terbawah. Berita jenis ini ditulis dengan memuat unsur 5W + 1H (what, who, when, where, why, dan how).peristiwa kontroversial. Namun, fokus laporan beritanya masih fakta yang terbukti, bukan opini. Dalam laporan jenis ini, reporter menganalisis dan menjelaskan berbagai peristiwa publik. Kelima, feature story memanfaatkan fakta untuk menarik perhatian pembaca. Umumnya menyajikan berita dengan memberikan unsur human interest dibalik suatu peristiwa dan menuturkannya dengan gaya bahasa yang menyentuh perasaan. Penulisan feature lebih menonjolkan gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. Keenam, depth reporting merupakan pelaporan jurnalistik yang mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. Sajian berita ini akan membuat pembaca mengetahui dan memahami dengan baik suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang. Pelaporan mendalam ditulis oleh tim, disiapkan dengan matang, memerlukan waktu yang cukup panjang serta biaya yang cukup besar. Ketujuh, investigative reporting, tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Namun, dalam pelaksanaannya sering illegal dan tidak etis, karena demi mencapai tujuan wartawan biasanya melakukan penyelidikan mendalam untuk memperoleh fakta tersembunyi.
BAB III GAMBARAN UMUM
1. Sistem dan Iklim Media Massa di Indonesia Sejarah pers Indonesia menggambarkan keberagaman budaya dan politik masyarakat Indonesia.65 Sistem pers di Indonesia dapat dilihat perkembangannya dari masa perjuangan hingga era reformasi saat ini. a.
Periode Masa Perjuangan
Periode pertama adalah gerakan masa perjuangan. Pada periode ini pers Indonesia digunakan oleh para pendiri bangsa sebagai alat perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan. Pers menjadi saluran pemimpin dan keinginan rakyat, sehingga penguasa Belanda berusaha menghalangi perkembangan pers nasional karena sangat berbahaya bagi penjajah Belanda.66 Penguasa kolonial belanda berusaha mengekang perkembangan pers Indonesia, sehingga dapat dikatakan sistem pers pada saat itu adalah otoriter. Surat kabar pertama di Indonesia adalah Bataviase Nouvelles (Agustus 1744Juni 1746), disusul kemudian Bataviasche Courant (1817), Bataviasche Advertentieblad (1827). Pada tahun 1855 di Surakarta terbit surat kabar pertama dalam bahasa Jawa, bernama Bromartani. Surat kabar berbahasa Melayu yang pertama adalah Soerat Kabar Bahasa Melajoe, terbit di Surabaya pada tahun 1956. kemudian lahir surat kabar Soerat Chabar Betawie (1958), Selompret
65
Salvatore Simarmata, Media dan Politik. Sikap Pers terhadap Pemerintahan Koalisi di Indonesia, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014),h.118. 66 Salvatore Simarmata, Media dan Politik. Sikap Pers terhadap Pemerintahan Koalisi di Indonesia, h.119.
43
44
Melajoe (Semarang, 1860), Bintang Timoer (Surabaya, 1862), dan Biang Lala (Jakarta, 1867).67 Perkembangan pers di masa penjajahan sejak pertengahan abad ke 19 ternyata telah membuat para tokoh pergerakan Indonesia menerapkan budaya pers dan memanfaatkan media cetak sebagai sarana komunikasi yang utama untuk menumbuhkan dan membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia.68 Dalam proses selanjutnya, mulai bermunculnya wartawan yang menjadi tokoh pergerakan, atau sebaliknya tokoh pergerakan menerbitkan pers. Lahirlah surat-surat kabar dan majalah seperti Benih Merdeka, Sora Ra’jat Merdika, Fikiran Ra’jat, Daulat Ra’jat, Soeara Oemoem, dan sebagainya, serta organisasi Persatoean Djoernalis Indonesia (1933) adalah tanda-tanda meningkatnya perjuangan kemerdekaan di lingkungan wartawan dan pers nasional sebagai bagian dari perjuangan nasional secara keseluruhan.69 b. Periode Masa Kemerdekaan Periode kedua adalah gerakan masa kemerdekaan. Periode pers nasional ini dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan antara tahun 1945-1949, dan dalam masa pemerintahan antara tahun 1950-1959.70 Setahun setelah merdeka, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang didirikan di Sala 9 Februari 1946 mengusulkan penghapusan Persbreidel Ordonnantie warisan kolonial Belanda,
Inge Hutagalung, “Dinamika Sistem Pers di Indonesia”, Volume II No.2, Juli 2013, h. 55. Abdurachman Surjomihardjo, Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002), h.31. 69 Abdurachman Surjomihardjo, Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia, h.76. 70 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, (Jakarta: Granit, 2004), h. 63. 67 68
45
namun baru tanggal 2 Agustus 1954 peraturan itu mulai dicabut oleh pemerintah.71 Kondisi politik saat itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan pers nasional. Terjadinya persaingan keras antar kekuatan politik membuat semangat perjuangan kemerdekaan mulai turun. Pers Indonesia ikut dalam arus ini, terjadi perubahan dari pers perjuangan menjadi pers partisan. Pers dijadikan sebagai media untuk partai politik untuk mewujudkan tujuannya. Dalam masa pers saat itu terjadi pertentangan antara pihak pers sebagai pendukung pemerintah dan di lain pihak pers pendukung kelompok oposisi. Perubahan kondisi politik yang dinamis membuat perubahan sikap dan kedudukan pers saat itu, bahkan sebagian pers memilih pola pers bebas seperti di negara liberal.72 Dengan kebebasan dan persepsi tanggung jawab banyak ditentukan oleh wartawan secara individualis. Sejak saat itu mulai bermunculan para wartawan yang juga menjadi tokoh pergerakan seperti; Rosihan Anwar, Mochtar Lubis, B.M Diah yang ikut berjuang dengan membangkitkan semangat rakyat Indonesia dan memberikan wawasan, informasi, pencerahan untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Meskipun sistem parlementer telah berakhir, sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang memberlakukan kembali UUD 1945, pertentangan antar partai politik masih terjadi. Pada masa demokrasi terpimpin tersebut, wartawan
71
Abdurachman Surjomihardjo, Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia,
72
Inge Hutagalung, “Dinamika Sistem Pers di Indonesia”, Volume II No.2, Juli 2013, h. 55.
h.173.
46
Indonesia umumnya dan Persatuan Wartawan Indonesia tetap berpengang teguh pada dasar negara Pancasila dan UUD 1945.73 Inilah akhir periode kebebasan pers di Indonesia dan awal rezim Orde Baru berkuasa. c. Periode Masa Orde Baru Periode ketiga adalah masa Orde Baru. Pada periode awal kebangkitan Orde Baru, persepsi, sikap, dan perlakuan pemerintah terhadap pers, terutama pers non atau anti komunis telah berubah.74 Pers mendapatkan ruang yang cukup bebas. Orde Baru awalnya memperlakukan pers sebagai rekan seperjuangan dalam menumpaskan PKI dan simpatisannya serta rezim Demokrasi Terpimpin secara keseluruhan. Sejak munculnya fenomena korupsi dalam pemerintahan Orde Baru, pers Indonesia mulai lebih kritis terhadap kekuasaan Orde Baru. Faktor tersebut yang membuat rezim Orde Baru mulai berhati-hati terhadap keberadaan pers di Indonesia. Sikap dan perlakuan pemerintah Orde Baru terhadap pers telah berubah drastis. Pada tahun 1970, pemerintah mulai melakukan politik campur tangan dalam pemilihan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ini artinya, pemerintah mulai mengendalikan pers. Pada tahun 1973, kondisi politik tidak stabil, berbagai kritik yang dikeluarkan oleh pers pada berbagai kasus-kasus penyelewengan yang terjadi, berakhir pada pemeriksaan berbagai pers. Bahkan beberapa harian, tertanggal 2 Januari 1973 mengalami pembatalan Surat Izin Terbit. Harian Sinar
73
Abdurachman Surjomihardjo, Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia,
h.181. 74
Mansyur Semma, Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis atas Negara, Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h.121.
47
Harapan, Pos Kota, Kami, dan Merdeka adalah koran-koran yang mendapatkan peringatan keras dari Panglima Kopkamtib Jenderal Soemitro.75 Seiring dengan tindakan-tindakan anti pers yang dilakukan pemerintah terhadap pers, justru membuat pers semakin keras menyuarakan kritikannya pada pemerintah, terlebih dengan semakin banyaknya protes-protes mahasiswa di berbagai wilayah di Indonesia. Munculah peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) yang mengakibatkan penangkapan sejumlah pemimpin mahasiswa, dan pemberedelan pers dengan pemberhentian 12 surat kabar secara tetap oleh pemerintah.76 Pers Indonesia semakin bisa dikendalikan oleh pemerintah setelah sejumlah surat kabar dilarang terbit. Dalam periode ini pemerintahan orde baru berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan pada semakin terbukanya pasar bagi industri surat kabar. Namun, sebagian besar pers yang berhasil mengembangkan bisnisnya, ternyata sangat hati-hati dalam memberitakan dan tidak berani mengkritik kebijakan pemerintah yang menyimpang. 77 Dengan semakin bertambahnya pembredelan media oleh pemerintah Orde Baru, hal ini telah menciptakan solidaritas di kalangan menengah, buruh, intelektual,
75
Mansyur Semma, Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis atas Negara, Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik, h.121. 76 Mansyur Semma, Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis atas Negara, Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik, h.126. 77 Mansyur Semma, Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis atas Negara, Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik, h.127.
48
serta kaum pemodal yang kesemuanya bersatu padu dan pada akhirnya menolak kelangsungan pemerintahan Orde Baru.78 d. Periode Era Reformasi Pada tahun 1998, setelah runtuhnya rezim Orde Baru munculah era reformasi. Pers Indonesia bangkit dari keterpurukannya dan kebebasan pers dibuka lagi yang ditandai dengan berlakunya Undang-Undang No.40 Tahun 1999. Berbagai hambatan yang menghalangi pers nasional sudah tidak ada, seperti SIUUP (surat izin usaha penerbitan pers) yang berlaku di Era Orde baru tidak diperlukan lagi, siapa pun dan kapan pun dapat menerbitkan penerbitan pers tanpa persyaratan yang sulit. Dengan adanya Undang-undang No. 40 tahun 1999 dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), memberi kebebasan seluasnya-luasnya kepada para wartawan untuk memberitakan dan memberikan informasi, meskipun kritis tetapi tetap dalam koridor hukum dan kode etik yang berlaku.79 Pers dalam era reformasi tidak perlu takut kehilangan ijin penerbitan jika mengkritik pejabat, baik sipil maupun militer. Era reformasi ditandai dengan munculnya media-media baru cetak dan elektronik yang beraneka ragam. Keberanian pers dalam mengkritik pemerintahan juga menjadi ciri baru pers Indonesia, di era reformasi ini.
Pers yang bebas
merupakan salah satu komponen yang paling penting dari masyarakat yang
78
Mansyur Semma, Negara dan Korupsi: Pemikiran Mochtar Lubis atas Negara, Manusia Indonesia, dan Perilaku Politik, h.128. 79 Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, h. 65.
49
demokratis, agar perkembangan sosial dan ekonomi berjalan dengan baik. Kebebasan pers dengan tanggung jawab sosial harus berjalan dengan seimbang. Pelaksanaan kebebasan pers pada era reformasi dalam kenyataannya masih banyak menghadapi kendala. Kebebasan berpendapat dan kebebasan berorganisasi, ditanggapi dengan banyaknya diterbitkan surat kabar atau media, serta didirikannya partai-partai politik. Berkembangnya kebebasan pers juga membawa pengaruh pada masuknya liberalisasi ekonomi dan budaya ke dunia media massa, yang sering kali mengabaikan unsur pendidikan.80 Arus liberalisasi yang menerpa pers, menyebabkan sebagian media yang dalam pemberitaannya tidak akurat, karena tidak didukung oleh fakta yang kuat, hanya menampilkan potongan-potongan komentar dan wawancara yang tidak berimbang. Sebagai dampak dari komersialisasi yang berlebihan dalam media massa saat ini, eksploitasi terhadap semua hal yang mampu menarik minat orang untuk menonton atau membaca pun menjadi sajian sehari-hari.81 Sistem pers di Indonesia pada era reformasi termasuk sistem pers bebas, yaitu bahwa sistem pers di Indonesia benar-benar telah bahwa sistem pers di Indonesia benar-benar telah begitu bebas, sehingga gagal untuk mengedepankan prinsip-prinsip dasar jurnalistik.82 Banyak media yang melanggar prinsip dasar jurnalistik, yaitu dalam menyampaikan kebenaran. Sistem pers yang dipengaruhi oleh pangsa pasar, isinya cenderung sensasional, banyak kekerasan dan pornografi, berita bohong dan provokatif, pembunuhan karakter, wartawan amplop, maupun iklan yang menyesatkan.
80
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, h. 65. Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, h. 65. 82 Inge Hutagalung, “Dinamika Sistem Pers di Indonesia”, Volume II No.2, Juli 2013, h. 57 81
50
Pers kerap dipakai sebagai kepentingan politik pribadi ataupun kelompok tertentu. Hal ini sebagai dampak pemusatan kepemilikan media pada segelintir orang.83 2. Profil Republika Online a. Sejarah Berdirinya Republika Online Kehadiran internet telah membantu manusia dalam memperoleh informasi menjadi lebih cepat. Media sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang semula didominasi oleh media cetak dan elektronik, kini mulai bergeser ke internet. Di internet, semua informasi dapat kita akses dengan cepat tanpa terhalang jarak dan waktu, baik informasi dalam maupun luar negeri. Seiring berkembangnya teknologi komunikasi yang begitu pesat, setiap media harus siap bersaing dengan media lainnya serta intens melakukan berbagai inovasi untuk mempertahankan eksistensinya. Salah satunya dengan menyuguhkan informasi lewat media online. Republika pun turut memainkan peranannya guna dapat bersaing lebih matang dengan media-media lainnya. Tuntutan itu kian kencang manakala perkembangan teknologi informasi mengarah kepada konvergensi.84 Hal ini yang melatarbelakangi Republika menampilkan layanan berita di situs web internet, dengan alamat website www.republika.co.id. Berdirinya Republika Online tidak terlepas dari peranan Harian Umum Republika yang telah terbit dua tahun lebih dahulu dari Republika Online yaitu pada tanggal 4 Januari 1993. Tepat pada hari kemerdekaan, 17 Agustus 1995 Republika
83 84
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, h. 66. Anif Punto Utomo, Republika 17 Tahun Melintas Zaman, (Jakarta: Republika, 2010), h.78.
51
Online berdiri sebagai media online pertama yang siap akses di Indonesia.85 Peresmian Republika Online diresmikan oleh Alm. Soeharto di Jakarta Convention Center (JCC). Tujuan utama diterbitkannya Republika Online adalah untuk melayani pembaca yang tidak terjangkau distribusi koran cetak dan untuk pembaca yang sedang berada di luar negeri. Selain alasan daya edar koran yang terbatas, koran juga tidak bisa melayani jangkauan sirkulasi yang terlalu jauh. Ini menyebabkan Harian Umum Republika melengkapi medianya melalui versi online atau media yang menggabungkan teks, audio, video menjadi satu kesatuan utuh informasi (media konvergen). Pada awalnya Republika Online itu hanya sebagi website pelengkap, artinya sebagian isinya itu lebih banyak diambil dari berita-berita Harian Umum Republika, sehingga hanya memindahkan format berita ke dalam internet. Lalu, sejak pertengahan 2008 Republika Online mengalami perubahan besar dari sekedar situs berita sederhana menjadi web portal multimedia. Tampilan Republika Online terbaru inilah yang diluncurkan kembali (relaunching) pada 6 Februari 2008. Kemudian, pada tahun 2009 Republika Online mulai melakukan pembenahan isi berita. Sehingga saat itu Republika Online bukan hanya website yang memindahkan berita Koran ke internet, tetapi mulai memposisikan diri menjadi portal berita, yang menampilkan berita-berita setiap saat dan lebih cepat. Perubahan tersebut terjadi sebagai jawaban
85
Anif Punto Utomo, Republika 17 Tahun Melintas Zaman, h.78.
52
atas munculnya tantangan industri media yang saat itu mulai memasuki era konvergensi media internet.86 Saat ini, Republika Online pun terus membenahi kinerjanya baik dari segi tampilan (performance), content berita, para stafnya, termasuk pelayanan yang baik untuk para pembaca dan pengaksesnya. Oleh sebab itu, Republika Online juga bekerja sama dengan salah satu provider untuk mendeliver berita melalui mobile (handphone) layaknya menerima short message service (sms) dengan dikenakan biaya perbulan.87 Cara ini dilakukan untuk mendapatkan respon yang baik dari para pencintanya agar mereka dapat selalu update berita apa yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri, terlebih berita dunia keislaman. b. Visi dan Misi Republika Online88 Visi yang dijadikan pedoman Republika Online sama dengan Harian Umum Republika yaitu sebagai media umat yang terpercaya dan mengedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai, cerdas, dan profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam yang berdasarkan pemahaman rahmatan lil ‘aalamiin (rahmat bagi seluruh alam). Sedangkan misinya adalah untuk menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara professional.
87 88
Anif Punto Utomo, Republika 17 Tahun Melintas Zaman, h.80. Company Profile Republika Online.
53
c. Prinsip Dasar Republika Online Republika Online memiliki tagline yaitu ‘Jendela Umat’. Tagline tersebut memiliki arti bahwa Republika Online berkeinginan untuk mengantarkan masyarakat Indonesia memasuki era baru media konvergen yang akan mempengaruhi berbagai perubahan di segala aspek, menjadikan Republika Online sebagai media yang dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan visi misi yang dijadikan pedoman seperti yang telah dipaparkan pada bagian visi misi Republika Online. Tagline Republika Online di atas sejalan dengan prinsip-prinsip dasar Republika Online itu sendiri yakni terdapat tujuh prinsip yang dijadikan landasan.89 Prinsip dasar yang pertama adalah Republika Online selalu mengutamakan berita dan informasi interaktif dalam format citizen (citizen journalism). Prinsip dasar kedua adalah Republika Online memberi ruang luas bagi content how to, tips, people, dan services. Prinsip dasar berikutnya adalah Republika Online menggunakan pemilihan bahasa yang santun, ramah, dan akrab dengan keluarga agar mudah dimengerti. Prinsip dasar selanjutnya adalah Republika Online berusaha dekat dengan semua komunitas yang bertujuan untuk media ini dapat diterima oleh semua kalangan. Prinsip dasar kelima adalah mengutamakan berita dan informasi ke-Islaman, hal ini dilakukan Republika Online dengan tujuan untuk menyebarkan agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Prinsip dasar keenam adalah dalam pengemasan berita Republika Online selalu menyeimbangkan good news dengan bad news agar berita tersebut menjadi berimbang dan akurat. Prinsip dasar berikutnya adalah Republika Online menyajikan berita secara
89
Anif Punto Utomo, Republika 17 Tahun Melintas Zaman, h.85.
54
ringkas dan cepat agar berita yang disampaikan tersebut dapat cepat dan faktual disajikan untuk pembaca. Prinsip dasar terakhir adalah Republika Online mudah diakses dimana saja dan kapan saja yang bertujuan untuk menjangkau pembaca dari segala kalangan dan penjuru dunia. d. Struktur Organisasi Republika Online Berdasarkan data company profil Republika Online, berikut ini adalah susunan redaksi Republika Online. Tabel 3.1 Struktur Organisasi Republika Online90 Pemimpin Redaksi
Nasihin Masha
Wakil Pemimpin Redaksi
Irfan Junaidi
Redaktur Pelaksana
Maman Sudiaman
Republika Online Wakil Redaktur Pelaksana
Joko Sadewo
Republika Online Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online Tim Redaksi
Didi Purwadi, Djibril Muhammad, Muhammad Subarkah. Agung Sasongko, Ani Nursalikha, M.Akbar, Taufik Rahman,
Winda
Destiana
Putri,
Dwi
Murdaningsih.Nidia Zuraya, Nur Aini, Teguh Firmansyah, Andi Nur Aminah, dkk.
90
Struktur Organisasi Republika Online, artikel diakses pada tanggal 8 April 2016, pukul 15.00 WIB, dari: http://www.republika.co.id/page/about.
55
Fanny Damayanti, Asti Yulia Sundari, Dian Alfiah,
Tim Sosial media
M. Fauzul Abraar, Inarah. Kepala Sales dan Promosi
Heru Supriyatin
Tim Sales dan Promosi
W.K.Hadi Laga, Rani Kurniasari, Sri Hartini, Rizka Vardya, Ade Afriyani. Mohamad Afif, Mufti Nurhadi, Abdul Gadir, Nandra
Tim IT dan Desain
Maulana Irawan, Mardiah, Kurnia Fakhrini. Kepala Support dan GA
Slamet Riyanto
Tim Support
Firmansyah
Sekretaris Redaksi
Erna Indriyani
Rolshop
Riky Romadon
e. Diagram Profil Pembaca Republika Online
Gambar 3.1 Profil Pembaca Republika Online91
91
Profil Pembaca, artikel diakses pada tanggal 8 April 2016, pukul 15.20 WIB, dari: http://www.republika.co.id/page/about.
56
Untuk profil pembaca Republika Online mayoritas lebih dari 84,37% di dominasi oleh pria, sedangkan sisanya 15,63% adalah wanita. Pada level tingkat pendidikan mayoritas pembaca Republika Online adalah yang telah menempuh tingkat sarjana atau S1sebesar 66,33%, kemudian yang kedua adalah tingkat sekolah menengah atas/SMA sebesar 21,77% dan seterusnya. Sedangkan, pada level umur, mayoritas pembaca Republika Online didominasi pada umur 25-30 tahun sebesar 23,07%, kedua terbesar umur 35-40 sebesar 13,02% dan seterusnya.
57
3. Biografi Donald Trump Gambar 3.2 Biografi Donald Trump92
Donald John Trump lahir di Queens, New York pada tanggal 14 Juni 1946.93 Trump merupakan anak ke empat dari pasangan Frederick C. dan Mary Mac Leod Trump. Frederick merupakan pendiri dan pengembang real estate yang memiliki spesialisasi di bidang konstruksi dan pengoperasian sejumlah apartemen kelas menengah di Queens, Staten Island dan Brooklyn.94 Trump pernah bersekolah di The Kew Forest School, lalu ia melanjutkan ke Akademi Militer New York. Setelah lulus dari Akademi Militer New York pada tahun 1964 ia melanjutkan pendidikannya di Universitas Fordham selama 2 tahun. Kemudian pada tahun 1966, ia pindah ke Wharton School di Universitas Pennysylvania untuk melanjutkan pendidikannya di
92
https://www.donaldjtrump.com/ Gwenda, Blair, Donald Trump The Candidate, (New York: Simon & Schuster Paperbacks, 2005), h.1. 94 Gwenda, Blair, Donald Trump The Candidate, h.3. 93
58
bidang ekonomi dengan konsentrasi dibidang keuangan. Ia lulus dengan gelar Sarjana Ekonomi pada tahun 1968, kemudian bergabung dengan perusahaan ayahnya.95 Terkait kehidupan pribadinya, Trump telah menikah sebanyak tiga kali. Yang pertama ia menikahi Ivana Zelnickova di tahun 1977, pernikahan tersebut dikaruniai tiga orang anak, yaitu Donald Trump Jr, Ivanka Trump, dan Eric Trump. Yang kedua, ia menikahi Marla Maples di tahun 1993, dari pernikahan tersebut memiliki satu orang anak yang bernama Tiffany Trump. Dan yang ketiga menikah dengan Melanija Kanvs di tahun 2005, dari pernikahannya itu ia memiliki satu orang anak bernama Baron Trump.96 Trump memulai perjalanan karirnya di perusahaan ayahnya, The Trump Organization yang berfokus pada pembangunan perumahan kelas menengah pada tahun 1968. Kemudian pada tahun 1970, karirnya di sektor properti terus berkembang, ia sukses mengembangkan bidang properti untuk Javits Convention Center.97 Dalam perjalanan bisnisnya, Trump pernah mengalami kebangkrutan. Pada tahun 1990, ia mengalami kesulitan untuk membayar hutang-hutang dalam bisnis rumah kasinonya yang diberi nama Taj Mahal. Hal ini disebabkan resesi ekonomi dan melonjaknya bunga bank pinjaman.98 Setelah mengalami krisis, Trump mulai bangkit dan meningkatkan kembali bisnisnya. Pada tahun 2001, World Tower diselesaikan dan
95
Gwenda, Blair, Donald Trump The Candidate, h.8. Siska Amelie, Donald Trump Bangun dari Keterpurukan Karena Pesonanya, artikel diakses pada 10 April 2016, pukul 15.40 WIB, dari: http://bisnis.liputan6.com/read/688766/donald-trumpbangun-dari-keterpurukan-karena-pesonanya. 97 Gwenda, Blair, Three Generations That Built an Empire,(New York: Rockefeller Center, 2000), h.16. 98 Gwenda, Blair, Three Generations That Built an Empire, h.17. 96
59
meluaskan usahanya ke kawasan lainnya di AS, mencakup Trump International Hotel and Tower-Honolulu, Trump International Hotel and Tower-Chicago, Trump International Hotel and Tower-Toronto, dan Trump Tower Tampa.99 Trump melakukan investasi bisnisnya di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Investasi pertama Trump di Indonesia dimulai pada bulan Agustus 2015, Trump Hotel Collection bekerjasama dengan MNC group menyetujui untuk membangun resort berkelas dunia di Bali. Dan pada bulan September 2015, Trump Hotel Collection bekerjasama dengan MNC group untuk mengelola resort dan membangun tempat rekreasi dengan standar internasional di Bogor.100 Trump telah menunjukan minatnya di bidang politik sejak lama, terlihat ia pernah mengajukan diri untuk pemilihan presiden Amerika Serikat pada tahun 1988, 2004, 2012, dan 2016.101 Saat ini, Trump tergabung dalam partai Republik. Pada tahun 2010, Trump menyatakan minat menjadi calon Presiden Amerika Serikat dalam pemilu 2012, namun pada tahun 2011 ia membatalkan pencalonan menjadi kandidat presiden saat itu. Pada tanggal 16 Juni 2015, Trump mengumumkan pencalonan menjadi kandidat presiden dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2016. Pada pemilu 2016, Trump maju sebagai kandidat presiden Amerika Serikat dari partai Republik. Trump memiliki slogan “Make America Great Again” yang dalam arti bahasa Indonesia
99
Nurul Azizah, Mengenal Sosok Kontroversial Capres Amerika Donald Trump, artikel diakses pada tanggal 10 April 2016, pukul 16.00 WIB, dari: https://www.selasar.com/politik/mengenal-sosokkontroversial-capres-as-donald-trump. 100 Bisnis Donald Trump di Indonesia, artikel diakses pada tanggal 28 Februari 2016, pukul 19.20 WIB, dari: http://www.aktualita.co/ini-bisnis-terkait-donald-trump-di indonesia. 101 Nurul Azizah, Mengenal Sosok Kontroversial Capres Amerika Donald Trump, artikel diakses pada tanggal 11 April 2016, pukul 20.25 WIB, dari: https://www.selasar.com/politik/mengenalsosok-kontroversial-capres-as-donald-trump.
60
membuat Amerika hebat lagi. Trump menjajikan berbagai program yang akan ia lakukan apabila terpilih menjadi presiden Amerika. Dalam bidang ekonomi, Trump menjajikan bila terpilih akan mengurangi pajak yang dikenai kepada warga Amerika dan juga akan mengurangi regulasi yang dinilai menghambat bisnis. Dalam bidang hubungan luar negeri, Trump menjanjikan akan menjadi presiden dengan diplomasi yang kuat dan mengembalikan rasa hormat bagi Amerika Serikat dari seluruh dunia.102 Dalam kampanyenya, Trump memainkan isu-isu agama sebagai strategi kampanyenya. Trump melontarkan berbagai pernyataan kontroversialnya yang menyudutkan agama Islam. Pernyataan pertama adalah pernyataan akan melarang umat Muslim masuk ke Amerika Serikat. Pernyataan ini muncul terkait insiden penembakan di San Benardio, California.103 Trump meminta Amerika melakukan penutupan perbatasan dan pencegahan total agar tak satupun Muslim bisa masuk ke Amerika. Larangan (masuk) itu berlaku sampai kita bisa memutuskan dan mengerti permasalahan ideologi Islam dan ancamannya yang berbahaya,katanya seperti dikutip BBC. Negara ini tidak bisa menjadi korban serangan kaum percaya pada konsep Jihad dan tidak memiliki nalar untuk menghormati sesama manusia.104 Trump beralasan bahwa pernyataannya akan melarang umat Islam masuk ke Amerika berdasarkan hasil jajak pendapat Center for Security Policy yang menyebut
102
Nurul Azizah, Mengenal Sosok Kontroversial Capres Amerika Donald Trump, artikel diakses pada tanggal 11 April 2016, pukul 20.40 WIB, dari: https://www.selasar.com/politik/mengenalsosok-kontroversial-capres-as-donald-trump. 103 Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 12 April 2016, pukul 13.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim. 104 Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 12 April 2016, pukul 13.25 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim.
61
kebencian kaum muslim terhadap warga Amerika bisa membahayakan negara.105 Trump menambahkan pernyataannya bahwa hal itu bisa terlihat tanpa melihat berbagai data jajak pendapat sekalipun. Hal ini menggambarkan bahwa pernyataan melarang umat Muslim yang dilontarkan Donald Trump tidak relevan. Trump membuat kesimpulan sendiri tanpa melihat pada fakta yang sebenarnya. Hal ini menunjukan bahwa Trump ingin umat Muslim di Amerika Serikat bukan bagian dari warga negara Amerika Serikat lagi yang seharusnya mendapatkan perlindungan hukum, malah sebaliknya ditindas. Pernyataan kedua adalah pernyataan akan membuat kartu diskriminatif khusus Muslim. Trump melontarkan akan menerapkan kebijakan yang mewajibkan warga Muslim harus mengenakan identitas khusus. Trump beralasan bahwa hal ini ia lakukan sebagai pendataan umat Islam di Amerika Serikat agar mudah dipantau. Ide ini mirip kebijakan Nazi yang memarjinalkan warga Yahudi pada zaman Perang Dunia Kedua, dengan diharuskan warga Yahudi untuk mengenakan tanda Bintang Daud di lengan kirinya sebagai tanda kaum minoritas.
106
Hal ini menggambarkan bahwa
kebijakan mengenai kartu identitas khusus Muslim yang dilontarkan Trump tersebut, memposisikan bahwa warga Muslim di Amerika Serikat sebagai kaum minoritas yang dimarjinalkan.
105
Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 13 April 2016, pukul 13.35 WIB dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim. 106 Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 13 April 2016, pukul 13.50 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim.
62
Pernyataan selanjutnya adalah pernyataan akan
menutup masjid-masjid di
Amerika Serikat jika ia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Pernyataan tersebut dilontarkan Trump terkait kebijakannya tentang ISIS (Islamic State of Iraq Syiria). Menurutnya hal ini dilakukannya dengan alasan untuk melawan gerakan yang mendukung ekstremisme.107 Kemudian, semenjak insiden serangan terror di Paris, Trump menyatakan kembali pernyataanya yang ingin menutup masjid-masjid di Amerika Serikat. Trump menganggap terdapat kegiatan di dalam masjid yang mempunyai potensi berbahaya yang harus diawasi dan ditutup.108 Hal ini menggambarkan bahwa Trump ingin menghalangi umat Muslim untuk beribadah di masjid. Pernyataan berikutnya adalah Donald Trump mengatakan bahwa Muslim adalah pengacau dunia. Trump merujuk pada peristiwa hancurnya gedung WTC pada 11 September 2001 silam dan kekacauan di banyak negara yang ditudingnya dilakukan oleh orang-orang Islam.109 Trump melontarkan pernyataannya dengan memprovokasi agama Islam. Pernyataan tersebut merupakan suatu propaganda yang Trump gunakan untuk membuat citra buruk pada Islam tanpa adanya data dan fakta yang sebenarnya. Pernyataan selanjutnya adalah pernyataan bahwa tidak mengenal atlet Muslim. Trump mengaku tidak mengenal atlet Muslim yang telah mengharumkan
107 Indah Wulandari, Berdalih Tumpas Ekstremisme, Trump Ingin Tutup Masjid di AS, diakses pada 13 April 2016, pukul 14.00 WIB, dari: http://www.republika.co.id/berita/ berdalih-tumpasekstremisme-trump-ingin-tutup-masjid-di-as. 108 Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 13April 2016, pukul 14.30 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/ donald-trump-yang-menyakiti-umatmuslim. 109 Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 13 April 2016,pukul 14.50 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim.
63
nama Amerika di pentas dunia. Trump mengomentari pernyataan Obama yang mengatakan bahwa warga muslim Amerika adalah pahlawan olahraga. Trump berkomentar melalui akun twitter dengan mengatakan “olahraga apa yang dia maksud, dan siapa?”110 Trump tidak sadar bahwa banyak atlet Muslim Amerika yang sangat terkenal. Huffingtonpost menampilkan kembali foto-foto Trump bersama atlet-atlet Muslim Amerika. Ada foto Trump bersama Muhammad Ali dan Mike Tyson yang keduanya merupakan legenda di dunia tinju. Ada juga foto Trump bersama Shaquille O'Neal dan Abdul Jabar yang merupakan legenda NBA.111 Pernyataan Trump tidak mengenal atlet Muslim yang telah mengharumkan nama Amerika di kancah internasional tersebut tidak sesuai dengan fakta. Faktanya seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa ia pernah mengabadikan foto bersama atlet-atlet Muslim. Hal ini menggambarkan bahwa Trump ingin memprovokasi bahwa umat Muslim di Amerika hanya kelompok minoritas yang tidak bisa memberikan sumbangsih bagi negaranya.
110
Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 14 April 2016, pukul 15.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim. 111 Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 14 April 2016, pukul 15.20 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trump-yangmenyakiti-umat-muslim.
BAB IV TEMUAN DAN HASIL ANALISIS
1. Analisis Hirarki Pengaruh dalam Pemberitaan Pernyataan Donald Trump Terhadap Islam di Republika Online Pada bab ini peneliti menggunakan Teori Hirarki Pengaruh yang dipopulerkan oleh Pamela Shoemaker dan Stephen D. Reese dalam bukunya Mediating The Message; Theories of Influences on Mass Media Content untuk menganalisis faktorfaktor apa saja yang memengaruhi pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab II, dalam Teori Hirarki Pengaruh ini Pamela dan Reese membaginya dalam lima faktor, yakni: level individu (individual level), level kerutinan media (media routine level), level organisasi media (organization level), level ekstra media (extra media level) dan level ideology (ideological level). Berikut adalah pembahasan analisa tersebut: a. Level Pengaruh Individu Pengaruh individu merupakan pengaruh pertama pada sebuah pemberitaan di sebuah media. Pengaruh ini biasa digambarkan kepada seorang wartawan atau reporter. Arah pemberitaan suatu media dan unsur-unsur yang diberitakan tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor seorang wartawan atau reporter, karena dalam hal ini mereka terjun langsung mencari, mengumpulkan, dan membuat berita.
64
65
Faktor pertama yang membentuk individu seorang wartawan atau reporter adalah latar belakang pendidikan, karakteristik, dan pengalaman pekerja. Faktor latar belakang pendidikan reporter berita internasional di Republika Online ini tidak memiliki pengaruh pada isi berita mengenai pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam, karena reporter di Republika Online berasal dari latar belakang pendidikan yang beragam. Tabel 4.1 Data Reporter Berita Internasional Republika Online112
Jumlah
Gender
Reporter 7
Agama
LK
PR
Islam
4
3
7
Non Islam -
Jenjang Pendidikan
Bidang Pendidikan
SMA
S1
Komunikasi
-
7
3
Non Komunikasi 4
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah reporter yang memiliki latar belakang pendidikan yang relevan dengan bidang kerjanya lebih kecil dibandingkan latar belakang pendidikan reporter yang tidak relevan. Dan reporter berita internasional Republika Online semua beragama Islam. “Nggak kok disini bebas, semua jurusan bisa masuk. Karena kalau latar belakang pendidikan tentu saat sudah bekerja di media pasti akan melebur dengan sendirinya.Karena disini kami ada yang lulusan dari ekonomi, sastra, sosiologi, hukum, jadi macam-macam.Tidak hanya jurnalistik saja. Kalau latar belakang pendidikan disini bisa apa saja karna nanti akan digilir dengan rubrik-rubrik yang berbeda-beda. Jadi kalau dari latar belakang pendidikan tidak terlalu pengaruh dengan isi berita.”113
112
Data per tanggal 9 Mei 2016, diolah dari hasil wawancara dengan reporter Republika
Online 113
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
66
Berdasarkan paparan Gita Amanda selaku reporter Republika Online, bahwa latar belakang pendidikan reporter di Republika Online tidak terlalu ditekankan, sehingga latar belakang pendidikan reporter dari lulusan jurusan yang beragam bisa menjadi reporter. Reporter Republika Online akan digilir tiap beberapa bulan ke rubrik-rubrik yang berbeda, tidak selalu di rubrik yang sama dari awal bekerja. Hal ini menunjukan bahwa reporter yang tidak memiliki ilmu khusus dibidang komunikasi juga bisa memberitakan berita internasional. Faktor kedua yang membentuk individu seorang wartawan atau reporter adalah perilaku, kepercayaan dan nilai-nilai yang dipegang oleh seorang wartawan atau reporter. Dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam, Gita Amanda selaku reporter berita internasional Republika Online berpandangan bahwa pemberitaan Donald Trump waktu itu adalah fenomena yang krusial karena telah mendiskreditkan umat Islam dengan berbagai pernyataanya. Dan pernyataan Donald Trump mempunyai dampak yang besar bagi seluruh umat Islam di penjuru dunia. Hal ini menunjukan reporter yang memberitakan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang mengedepankan kepentingan umat Islam. “Mengedepankan fakta, menjunjung kebenaran, yang pasti untuk kepentingan publik ya. Setiap kali kita membuat berita selalu melihat apa ini penting buat publik atau tidak. Republika apalagi kita kan media yang konsern kepada Islam kan, otomatis kecenderungan kita akan lebih kepada sudut pandang muslim.”114
114
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
67
Pemikiran dan cara pandang yang dianut oleh Gita Amanda sebagai reporter Republika Online sama seperti pandangan Republika Online. Gita yang berpandangan bahwa nilai-nilai dalam mengedepankan kepentingan umat Muslim yang dijunjung tinggi olehnya. Ternyata hal ini sejalan dengan Republika Online yang berpandangan bahwa nilai-nilai yang tercantum dalam hak asasi manusia yang dijunjung tinggi. Mengedepankan kepentingan umat Muslim yang dianut oleh Gita dan Republika Online merupakan salah satu bentuk dari nilai-nilai hak asasi manusia yang menjadi pedoman. Demikian juga yang menjadi indikator bahwa reporter memberi pengaruh pada pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam saat itu karena pandangan yang dianut reporter sama dengan pandangan Republika Online. Reporter Republika Online dalam pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam ini juga terpengaruh oleh tuntutan dari media yang menuntut sebuah pemberitaan harus sesuai dengan fakta dan mempunyai value of news. Bukan berdasarkan prasangka pribadi dari reporter itu sendiri melainkan reporter memberitakan sebuah berita mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam sesuai fakta yang ada di lapangan. “Ketika Donald Trump ngomong seperti itu ya harus diberitakan seperti itu. Faktanya tentang kasus itu tetap kita liput. Kita menyoroti kebijakankebijakan dan pernyataan dia yang mendiskreditkan umat Islam. Kita juga mengkritisi bahwa kan umat Islam nggak seperti ini dengan mencari fakta untuk membantah pernyataan Trump tersebut.”115
115
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
68
Faktor berikutnya yang mempengaruhi cara kerja seorang reporter adalah prinsip-prinsip reporter dalam menaati kode etik jurnalistik. Faktor kode etik ini mengikat seorang jurnalis dalam melaksanakan pekerjaannya untuk mencari berita. Mengacu pada Pedoman Pemberitaan Media Siber (PPMS), berita pada media siber harus
melalui
proses
verifikasi
dan
mengutamakan
prinsip
akurasi
dan
keberimbangan.116 Berdasarkan hasil temuan penelitian terhadap reporter Republika Online yang memberitakan kasus pernyataan Donald Trump terhadap Islam terdapat pengaruh dari prinsip menaati kode etik jurnalis sangat besar. Prinsip akurasi dan keberimbangan pemberitaan sebagai salah satu kode etik yang dijalankan oleh reporter dari Republika Online yang memberitakan pada kasus pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam. “Kita selalu mencari narasumber yang kredibel dan relevan. Pemberitaan tentang Donald Trump kemarin ada beberapa yang harus di konfirm ke AS yang paling memungkinkan kita ke pihak kedutaan AS yang ada disini duta besarnya atau konselornya.”117 Dalam mencari berita pada kasus pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam, reporter yang memberitakan kasus tersebut memberitakan secara berimbang, yaitu dengan mengkonfirmasi kepada semua pihak yang terkait, salah satunya pihak kedutaan besar Amerika Serikat sebagai perwakilan. Untuk menjaga akurasi pemberitaan reporter juga terus melakukan update pada beritanya, dengan membuat tautan “Trump melawan Islam”. Hal ini menunjukan konsistensinya dalam
116
Pedoman Media Siber, diakes pada 20 Mei 2016 pukul 22.00 WIB, dari: http://dewanpers.or.id/pedoman/detail/167/pedoman-pemberitaan-media-siber. 117 Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
69
memberitakan perkembangan kasus pernyataan Donald Trump terhadap Islam. Dari hasil analisis peneliti di level individu, peneliti melihat bahwa pengaruh dari level individu ini tidak besar dalam memengaruhi pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online. Hal ini karena setiap berita mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online sebelum diterbitkan akan diseleksi dan ditentukan oleh redaksi guna menjadi suatu konsumsi berita yang menarik bagi pembaca. “Sangat besar ya, karena kan redaksi itu dapurnya sebuah berita sebelum diturunkan. Artinya bahan-bahan yang diserahkan oleh reporter itu diolah oleh redaksi supaya menjadi berita yang menarik tetapi tetap tidak keluar dari koridor yang ditentukan. Kaya tadi misalnya Donald Trump yang kaya saya sebutkan mengolah bahan-bahan tersebut yang telah diseleksi oleh wartawan menjadi suatu konsumsi berita yang menarik bagi pembaca.”118 b. Level Rutinitas Media Level selanjutnya yang mempengaruhi pemberitaan sebuah media adalah faktor kerutinan media. Pengaruh rutinitas ini membuat seorang pekerja media dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan menggunakan aturan baku di mana ia bekerja. Dari penelitian yang dilakukan peneliti dari rutinitas media Republika Online terhadap pemberitaan tentang pernyataan Donald Trump terhadap Islam, peneliti melihat bahwa media rutin terbentuk oleh tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sumber berita (suppliers), pengolahan pemberitaan (processor), dan audiens (consumers).119
118
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 119 Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of influences on Mass Media Content, h. 104.
70
Unsur pertama yang membentuk media rutin adalah sumber berita. Sumber berita adalah dimana berita didapatkan oleh para pencari berita. Ketergantungan sebuah media dengan sebuah berita sedikit banyak mempengaruhi sebuah pemberitaan. Sumber berita ikut memengaruhi proses terjadinya sebuah berita. Perolehan bahan (sumber berita) yang didapatkan oleh reporter adalah salah satu pengaruh untuk terjadinya pemuatan pemberitaan di Republika Online. Informasi yang diperoleh dari narasumber menjadi penting dalam pengolahan berita pada tahap selanjutnya. Fakta di lapangan merupakan informasi yang memiliki pengaruh terhadap proses penulisan berita oleh reporter. Sehingga dalam hal ini narasumber memiliki peranan dalam pemuatan sebuah berita. “…..Sumber beritanya karena ini berita internasional otomatis kan sumbersumbernya dari internasional kita usahakan dari sumber yang primer. Primer maksudnya media internasional seperti Reuters dan Associated Pers. Kita usahakan semaksimal mungkin dari sumber yang pertama, dari mediamedia lokal sana langsung juga seperti New York Times dan Washington Post. Kedua kita coba menyiasatinya dengan jadi misalkan ada pernyataan Donald Trump X kita coba analisis dari pendapat pengamat hubungan internasional. Hubungin siapa pengamat siapa minta komentarnya bagaimana menurut anda soal pernyataan Donald Trump. Dan minta pendapat ulama-ulama, tokoh ormas di Indonesia juga.”120 Pemberitaan di Republika Online terkait dengan konten berita internasional memiliki acuan harus mengumpulkan dari berbagai sumber internasional minimal dua sumber untuk setiap artikel. Dalam proses pembuatan berita mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam, Republika Online melihat dari berbagai media internasional dan media lokal di Amerika karena terkait dengan pemilihan presiden
120
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
71
Amerika. Dan juga memberitakan pendapat dari tokoh organisasi masyarakat yang ada di Indonesia seperti Majelis Ulama Indonesia, Muhammadiyah, dan pengamat hubungan internasional untuk melihat bagaimana tanggapan mereka akan pernyataan Donald Trump terhadap Islam tersebut. Unsur kedua yang membentuk rutinitas media adalah pengolahan pemberitaan. Unsur pengolahan pemberitaan memiliki pengaruh yang kuat dalam level rutinitas media ini karena menjadi pedoman yang patut dipatuhi oleh seluruh pekerja di Republika Online. Pengolaan pemberitaan tergambar pada rapat-rapat perencanaan di Republika Online. Rapat tersebut antara lain adalah rapat redaksi dan rapat kompartemen. Hasil dari rapat tersebut menjadi pedoman bagi reporter dalam menjalankan tugasnya di lapangan. “Kalau online itu kan dinamis ya, pokoknya gini di Republika Online itu ada rapat. Seminggu ada dua kali rapat, hari selasa itu ada rapat redaksi yaitu redaktur semua membahas soal isu sepekan kedepan yang akan dibahas, misalkan isu X. nah pas kamisnya itu, rapat dengan reporter membahas ini kita ada isu X, gimana kita mau garapnya detailnya seperti apa.”121 Reporter dalam menjalan tugasnya tidak dapat bertentangan dengan keputusan rapat, karena rapat-rapat tersebut adalah hasil diskusi antara reporter sebagai pekerja media di lapangan dengan para redaktur sebagai pemegang kebijakan di meja redaksi. Setelah melalui proses rapat, maka alur proses pengolahan berita internasional di Republika Online berikut ini: Bagan 4.1 Alur Proses Pengolahan Berita Internasional Republika Online122 121
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 122 Data per tanggal 3 Mei 2016, diolah dari hasil wawancara dengan asisten redaktur pelaksana Republika Online
72
Menentukan isu yang akan dibuat (Redaktur Pelaksana)
Memberikan arahan kepada reporter (Redaktur)
Meliput dan membuat berita internasional (Reporter)
Berita siap akses
Menyeleksi dan mengedit berita internasional (Redaktur)
Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa alur penyajian berita di Republika Online berbeda dengan Harian Umum Republika. Perbedaan mendasar tersebut terlihat dari proses penyeleksian dan waktu. Kalau di Harian Umum Republika prosesnya lebih lama dan berjenjang, sedangakan di Republika Online prosesnya lebih cepat dan penyajian berita cukup singkat dan padat. Dalam tugasnya di lapangan reporter yang meliput kasus pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam ditugaskan untuk mencari data dengan benar dan sesuai fakta yang terjadi. Setelah berita mengenai Donald Trump sudah didapat, berita dapat segera dikirim dengan bahasa yang singkat dan jelas. Setelah berita telah dikirim oleh reporter kepada redaktur berita internasional, maka selanjutnya tugas redaktur berita internasional menyeleksi berita Donald Trump mana yang layak untuk ditampilkan. Seusai penyeleksian berita oleh redaktur, berita mengenai Donald Trump yang lolos seleksi, diedit dan dilengkapi kembali oleh tim bahasa untuk selanjutnya siap akses.
73
Dari proses pembuatan berita hingga berita siap akses ada estimasi waktu yang dibutuhkan. Jika berita mengenai Donald Trump itu didapat dari kantor berita dunia, semisal Associated Pers dan Reuters, redaktur tak membutuhkan waktu lama. Berbeda dengan berita mengenai pendapat ulama Indonesia mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam yang didapat dari para reporter justru membutuhkan waktu yang berbeda karena tergantung dari para reporter itu meng-upload berita tersebut. Untuk proses update berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam, Republika Online meng-update berita dari menit ke menit. Sehingga dalam sehari berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam terdapat dalam beberapa artikel yang berkesinambungan
untuk
menunjukan
konsistensi
Republika
Online
dalam
memberitakan kasus pemberitaan pernyataan Donald Trump kepada Islam. “…jadi misalkan untuk kasus Donald Trump berita pertama X berita kedua Y berita ketiga Z, di berita ketiga Z ini ada kita kasih link berita X jadi ketika kita klik pembaca akan di rewind ke berita-berita sebelumnya.”123 Kebijakan Republika Online dalam mencari berita mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam tidak sembarangan, dengan melihat kebutuhan masyarakat akan informasi yang ter-update. Republika online mengedepankan berita yang bersifat langsung (straight news) dan real time. Republika online melihat bahwa pernyataan Donald Trump mempunyai dampak yang besar bagi seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Ini yang menjadi acuan Republika Online memberitakan tentang pernyataan Donald Trump terhadap Islam. “Kenapa Donald Trump karena pertama kembali kepada kebijakan kita bahwa pembaca kita sebagian besar adalah umat Islam, artinya kita berkepentingan 123
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
74
untuk memberitakan sesuatu yang ada kaitannya dengan kepentingan umat Islam. Itu kan soal Donald Trump sangat terkait sekali ya, kalau misalkan Donald Trump jadi presiden dan ternyata benar-benar dilaksanakan kebijakannya tersebut, dampaknya luar biasa bagi umat Islam. Kedua, sosok dan moment Donald Trump, sosok yang mampu menyedot perhatian dunia dan moment pilpres Amerika yang sedang berlangsung.”124 Dalam tugasnya di lapangan, reporter yang meliput tentang pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam saat itu ditugaskan mencari data dengan benar dan sesuai fakta yang terjadi. Kebijakan yang dilakukan oleh Republika Online mengenai pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam merupakan kebijakan redaksi yang harus dipatuhi oleh para pekerja media. Kebijakan pemberitaan di Republika Online untuk mendapatkan berita yang sebenarnya dan berimbang. Berimbang disini menurut kebijakan Republika Online adalah memberitakan sesuai dengan kebenaran. Kebenaran yang ada pada kasus tersebut yaitu pernyataan kebijakan Donald Trump yang mendiskreditkan umat Islam. “….sebelum garap isu kita brainstorming dulu misalkan isu Donald Trump, oke kita akan garap isu Donald Trump tetapi yang harus digaris bawahi sebagai parameter kita tidak menyerang Donald Trump. Trus yang kedua yang kita soroti adalah kebijakannya yang menyerang umat Islam itu sebagai patokan. Jadi ketika misalkan nanti di lapangan reporter menemui tulisan yang menyerang Donald Trump dari sisi fisik rambutnya botak atau apalah itu langsung secara otomatis itu tereliminasi ini nggak masuk parameter, soalnya ini nggak sesuai dengan koridornya karena yang coba kita luruskan adalah soal kebijakannya bukan menyerang Donald Trump gitu….”125 Cara kerja Republika Online dalam memberitakan sesuai dengan fakta yang terjadi adalah untuk membentuk kredibilitas media itu sendiri. Setiap media mempunyai kebijakan yang diterapkan sesuai dengan acuan atau pedoman yang digunakan.
124
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 125 Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
75
Penilaian langsung dari masyarakat bisa menentukan baik atau buruknya terhadap citra dan kepercayaan pada suatu media. Di sinilah Republika Online harus menjaga dan mempertahankan citra dan kepercayaan yang telah dipandang baik oleh masyarakat. Unsur selanjutnya yang membentuk rutinitas media adalah unsur audiens. Unsur ini memiliki pengaruh dalam level rutinitas media, dikarenakan pemilihan sebuah berita pada akhirnya akan disampaikan kepada audiens. Keuntungan yang akan diperoleh media bergantung kepada minat audiens. Oleh karena itu media harus memperhatikan salah satunya nilai berita yang akan disampaikan.126 Dalam Republika Online salah satu faktor yang menjadi pertimbangan suatu berita yang termasuk dalam kategori trending topic bisa tetap atau diganti berdasarkan jumlah viewers yang otomatis bisa terdeteksi. “Viewers turut mempengaruhi, nilai berita itu mempengaruhi kalau misalnya berita kaya Donald Trump waktu itu masuk dalam trending topic sampai sebulan. Kalau misalnya udah kelamaan ya kita ganti.”127 Pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam masuk kedalam kategori trending topic selama bulan Desember 2015 dengan diberikan tanda tagar “Trump melawan Islam”. Sebuah berita yang dikemas oleh media harus memberikan perhatian langsung kepada audiens agar mereka tertarik untuk membaca berita tersebut. Media online dituntut akan kecepatan waktu dalam menyebarkan suatu berita. Media juga diharuskan untuk selalu membuat pemberitaan yang objektif, faktual dan terpecaya. Di satu sisi, para reporter wajib menghibur audiens dan di sisi lain harus memberikan pemberitaan yang faktual, karena sebuah objektifitas pada sebuah media
126
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of influences on Mass Media Content, h. 110. 127 Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 di kantor Republika Online, Jakarta.
76
membantu sebuah media melegitimasi dirinya.128 Republika Online menyiasati hal tersebut dengan memilih judul berita yang menarik dalam mengemas pemberitaan mengenai Donald Trump untuk menarik pembaca. “Hampir 90 persen dilihat dari komentar pembaca mendukung pemberitaan yang kita tulis soal Donald Trump. Karena ya itu kebijakan-kebijakan yang dilontarkan Donald Trump itu sangat rasis sekali.”129 Pembaca Republika Online mayoritas umat Islam membuat mereka tertarik dan antusias ketika pemberitaan yang menyinggung Islam seperti pemberitaan pernyataan Donald Trump yang mendiskreditkan umat Islam ini. Peneliti melihat bahwa mayoritas pembaca memberikan tanggapan dan komentar yang setuju dengan apa yang Republika Online beritakan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam tersebut. Faktor terbesar yang memberi pengaruh kepada pemberitaan Republika Online mengenai kasus pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam yang lebih besar adalah lebih kepada faktor pengolahan pemberitaan dibanding dengan faktor yang lainnya. Faktor ini mengikat karena membentuk kebiasaan pekerja media di Republika Online untuk membuat sebuah pemberitaan. Faktor ini dijalankan oleh seluruh pekerja pada Republika Online yang memberitakan kasus pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam. c. Level Organisasi Media Level pengaruh ketiga adalah pengaruh organisasi pada sebuah pemberitaan di media. Pada level ini peneliti akan membahas pengaruh organisasi pada sebuah media
128
Michael Schudson, Discovering The News, (New York: Basic Books, 1978),h. 78. Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 129
77
kepada sebuah pemberitaan. Pengaruh level organisasi ini bukan hanya datang dari pemilik media, tetapi juga dari bagian-bagian lain dalam perusahaan yang memiliki kepentingan masing-masing.130 Dalam konteks Republika Online pemilik media bukan dimiliki oleh perseorangan karena Republika Online berada di bawah naungan PT. Mahaka Media Group yang memiliki saham terbuka. Berikut ini adalah posisi Republika Online dalam PT. Mahaka Media Group. Gambar 4.2 Posisi Republika Online dalam PT. Mahaka Media Tbk131
PT. Mahaka Media (Holding Company)
Mahaka Media (membawahi kurang lebih 10 anak perusahaan)
Masma Radionet
Mahaka Sport
Mahaka Advertising
Mahaka (dll)
Republika Media Mandiri
Republika Online (ROL)
Harian Umum Republika
130
Alif TV
Jama Magazine
Republika Penerbit
Republika Buku
Republika Magazine
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message: Theories of influences on Mass Media Content, h. 140. 131 Struktur Perusahaan PT. Mahaka Media Tbk, diakes pada 25 Mei 2016 pukul 16.30 WIB, dari: http://www.mahakamedia.com/tentang_kami/struktur_perusahaan.
78
Gambar di atas menunjukkan posisi Republika Online berada di bawah anak perusahaan PT. Mahaka Media Tbk yaitu Republika Media Mandiri. Pada tanggal 3 April 2002 PT. Mahaka Media Tbk berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan merupakan perusahaan penerbitan surat kabar pertama yang berstatus perseorangan publik.132 Perusahaan terbuka (disingkat Tbk) adalah perusahaan yang tidak membatasi jumlah pemegang saham dan menawarkan sahamnya kepada masyarakat luas dengan mekanisme yang sangat terbuka.133 Perusahaan terbuka sebagian sahamnya sudah milik publik, berarti perusahaannya sudah siap go public dan manajemennya lebih transparan daripada yang tidak terbuka.134
Tabel 4.2 Persentase Aset PT. Mahaka Media Tbk135 Nama Anak Perusahaan
Bidang Usaha
Total Aset
Persentase
PT Kalyanamitra Adhara Mahardhika PT Adhara Dhanapa Mahardhika PT Media Golfindo
Event Organizer
15.858.637.030
80 %
Penerbitan Pers
1.952.002.629
80,06 %
Penerbitan Pers
7.697.885.906
100 %
PT Republika Media Mandiri
Penerbitan Pers
137.686.783.770
91,91 %
132
Tryning Rahayu, Profil Mahaka Media, diakses pada tanggal 25 Mei 2016 pukul 16.55 WIB, dari: http://profil.merdeka.com/indonesia/m/mahaka-media/ 133 Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, (Jakarta: ISAI, 2004), h.43. 134 Agus Sudibyo, Ekonomi Politik Media Penyiaran, h. 43. 135 Profil Perusahaan Tercatat, diakes pada tanggal 26 Mei 2016 pukul 13.00 WIB, dari: http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx
79
PT Danapati Abinaya Investama PT Avabanindo Perkasa
Penyiaran Televisi
58.527.435.525
50 %
Perdagangan Umum 53.173.003.600 95,94 % dan Media Luar Ruang Tabel di atas menunjukan bahwa PT. Mahaka Media Tbk memiliki total aset di
PT. Republika Mandiri dengan presentase sebesar 91,91%. Total aset PT. Mahaka Media Tbk di PT. Republika Mandiri merupakan total persentase gabungan dari anak perusahaan PT. Republika Mandiri termasuk salah satunya adalah Republika Online. Dengan jumlah presentase aset sebesar 91,91% merupakan jumlah yang besar dan dominan, sehingga tidak bisa di pungkiri bahwa terdapat sedikit banyak pengaruh dari owner. Dalam konteks pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam peneliti melihat bahwa pengaruh owner dalam pemberitaan ini tidak terlalu memberikan pengaruh. “Sejauh ini nggak ada sih, nggak ada kepentingan kali ya. Selama kita mencoba running isu Donald Trump nggak ada. Kalau toh misalkan adanya kepentingan kalau misalkan ya redaksi mempunyai kewenangan penuh untuk menurunkan berita. Jadi sah sah saja owner memberikan saran atau masukan tetapi tetap kewenangan sepenuhnya ada di redaksi.”136 Berdasarkan hasil temuan wawancara di atas menunjukan bahwa owner dalam kasus pemberitaan Donald Trump tidak melakukan intervensinya. Dan apabila ada intervensi dari owner yang menyimpang dari kebijakan media, redaktur mempunyai kewenangan penuh untuk menurunkan berita tersebut. “Donald Trump….nggak sih karena kan owner kita Pak Erik Tohir dia lebih konsern ke berita olahraga ya bola. Karena kan dia punya Inter Milan, klub
136
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
80
bola basket apa itu aku lupa. Ya jadi dia lebih konsern ke bola. Kalau Donald Trump belum ada, asal kita bisa menjaga keseimbangan saja.”137 Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ani Nursalikah selaku redaktur yang mengatakan bahwa owner selama running berita mengenai Donald Trump tidak melakukan intervensi karena tidak adanya kepentingan. Owner lebih konsern terhadap pemberitaan olahraga daripada internasional. Karena latar belakang owner tersebut yang mempunyai mayoritas saham di klub sepak bola Inter Milan.138 Hal ini yang menjadi indikator bahwa level organiasi pengaruh pada pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam pada bulan Desember 2015 tidak signifikan. Pengaruh terhadap pemberitaan yang terjadi pada pemberitaan Donald Trump di Republika Online itu lebih bersifat usulan dan hasil diskusi dari rapat redaksi dibanding intervensi dari pemilik atau dewan direksi. Usulan dalam hal ini yaitu Republika Online melihat pada keinginan publik akan berita yang sedang berkembang. Sosok Donald Trump yang menyita perhatian publik saat pemilihan presiden Amerika Serikat dengan pernyataan-pernyataannya yang mendiskreditkan umat Islam, sehingga Republika Online mengambil fakta yang terjadi di lapangan. Fakta bahwa pernyataan Donald Trump terhadap Islam itu tidak benar. Pengaruh pada level organisasi ini yang lebih besar justru pada posisi redaktur pelaksana. Hal ini dikarenakan posisi redaktur pelaksana yang berkenaan dalam rapat
137
Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 di kantor Republika Online, Jakarta. 138 Karta Raharja, ICI: Erick Thohir Serius Kembangkan Inter Milan, diakses pada tanggal 26 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, dari: http://bola.republika.co.id/berita/sepakbola/liga-indonesia/mwpszkici-erick-thohir-serius-kembangkan-inter-milan.
81
direksi dan memiliki kewenangan untuk menugaskan reporter dalam mencari dan membuat sebuah pemberitaan, dan redaktur yang mengedit semua berita kasus pemberitaan Donald Trump sebelum layak naik menjadi sebuah berita di Republika Online. “Sangat besar ya, karena kan redaksi itu dapurnya sebuah berita sebelum diturunkan. Artinya bahan-bahan yang diserahkan oleh reporter itu diolah oleh redaksi supaya menjadi berita yang menarik tetapi tetap tidak keluar dari koridor yang ditentukan. Kaya tadi misalnya Donald Trump yang kaya saya sebutkan mengolah bahan-bahan tersebut yang telah diseleksi oleh wartawan menjadi suatu konsumsi berita yang menarik bagi pembaca.”139 Posisi redaktur yang langsung berkaitan dengan reporter dan rapat redaksi memberikan akses yang besar terhadap redaktur pelaksana untuk membentuk suatu pemberitaan. Kebijakan pada level organisasi Republika Online tercermin pada rapat perencanaan yang digambarkan dalam rapat kompartemen dan rapat redaksi. Rapat kompartemen dan rapat redaksi inilah yang menggambarkan cara kerja organisasi media pada Republika Online. Pada konteks pemberitaan mengenai Donald Trump di Republika Online, kebijakan yang diambil adalah untuk memberitakan secara jelas pernyataan Donald Trump yang mendiskreditkan Islam, bagaimana pendapat-pendapat tokoh yang mengecam pernyataan Donald Trump, dan berbagai reaksi keras berupa petisi penolakan kedatangan Donald Trump di berbagai negara, dan fakta-fakta tentang jasa Muslim yang bertujuan untuk membantah pernyataan Donald Trump. Republika Online melihat bahwa pernyataan Donald Trump tersebut memiliki dampak yang besar
139
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
82
bagi seluruh umat Islam di dunia. Dan Republika Online berusaha mementahkan pernyataan Donald Trump dengan mengeluarkan berita-berita yang berisi fakta tentang Muslim sebenarnya. “Ya kalau misalkan itu merugikan umat Islam tetap kita liput ya, faktanya tetap kita liput. Kebijakan-kebijakan dan pernyataan dia yang mendiskreditkan umat Islam itu juga harus kita kritisi bahwa kan umat Islam nggak seperti ini dia hanya menggeneralisasi dan mungkin dia tidak punya pengetahuan tentang Islam gitu.” 140 Pengaruh organisasi terhadap pemberitaan tentang pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online tidak terlalu berdampak signifikan. Dalam struktural Republika Online, dewan direksi dan redaktur pun hanya terlibat pada proses editing, bukan pada proses kebijakan yang diterapkan. Kebijakan memang tetap dipegang oleh pimpinan redaksi, namun dalam hal ini kebijakan dari pimpinan Republika Online tidak memengaruhi pada proses pembuatan berita. Melainkan fakta yang tersirat dalam pemberitaan Republika Online yang dipilih dalam mengambil setiap kebijakan. Fakta di lapangan menjadi kebijakan organisasi Republika Online dalam menentukan kebijakan mengenai pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam pada bulan Desember 2015. d. Level Ekstra Media Level pengaruh keempat adalah level pengaruh dari luar organisasi media yang biasa disebut juga level ekstra media. Level extra media adalah pengaruh-pengaruh pada isi media yang berasal dari luar organisasi media itu sendiri. Pengaruh-pengaruh
140
Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 di kantor Republika Online, Jakarta.
83
dari media itu berasal dari sumber berita, pengiklan, pembaca, kontrol dari pemerintah, pangsa pasar dan teknologi.141 1. Dewan Pers Salah satu pengaruh pada sebuah konten pemberitaan media pada level pengaruh luar organisasi media adalah pengaruh dari kontrol pemerintahan. Kontrol pemerintahan dalam hal ini berupa pengawasan dari Lembaga Dewan Pers yang mengawasi setiap konten pemeberitaan media massa di Indonesia. Pada konteks pengaruh pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam pada bulan Desember 2015, pengaruh dari kontrol pemerintah yaitu Dewan Pers tidak ada. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya teguran atau peringatan dari Dewan Pers terhadap pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam pada bulan Desember 2015 di Republika Online. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Sabam Leo Batubara selaku anggota kelompok kerja pengaduan masyarakat dan penegakan etika pers, Dewan Pers. “Sejauh ini belum ada pengaduan yang datang ke dewan pers terkait pemberitaan pernyataan Donald Trump di Republika Online ya. Jadi saya kira dalam segi itu Republika Online sudah melaksanakan kode etik jurnalistik dengan baik.”142 Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Pasal 6 mengatakan bahwa peranan pers nasional boleh mengawasi, mengkritik, mengkoreksi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan umum. Dalam hal ini Republika Online telah menjalankan
141
Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, h.173. 142 Wawancara peneliti dengan Sabam Leo Batubara, Anggota Dewan Pers, pada 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dewan Pers, Jakarta.
84
salah satu peranan pers nasional yaitu mengkritik pernyataan Donald Trump yang mendiskriminasikan Islam dengan memberitakan pemberitaan tersebut secara faktual dan berimbang. “Saya kira Republika Online itu cukup netral ya, kalau dia berpihak kepada kalangan tertentu ya sah-sah saja. Jadi karena independen kalau kita baca disini media itu yang penting berimbang ya. Jadi media online prinsipnya karena ada pernyataan Donald Trump yang kontroversial maka harus memberitakan dengan akurat dan berimbang.”143 Dalam konteks ini pemberitaan mengenai Donald Trump merupakan pemberitaan yang negatif karena pernyataan-pernyataan Donald Trump yang mendiskreditkan umat Islam termasuk informasi negatif yang harus diberitakan kepada masyarakat di seluruh dunia. Menurut kode etik jurnalistik menyampaikan berita negatif yang merugikan diperbolehkan dengan syarat memenuhi persyaratan. 144 Persyaratan pertama adalah narasumber harus kredibel dan akurat. Persyaratan kedua adalah memberikan ruang kepada pihak yang dirugikan.145 Dalam hal ini Republika Online telah memenuhi persyaratan dalam memberitakan pernyataan Donald Trump terhadap Islam sesuai kode etik jurnalistik. Dengan memberitakan fakta-fakta bahwa pernyataan Donald Trump terhadap Islam tidak sesuai dan memberitakan pendapat dari pihak yang dirugikan, dalam hal ini kalangan Islam dan juga tokoh-tokoh yang berbeda pendapat dengan Donald Trump sehingga pemberitaan itu menjadi akurat dan berimbang. “Saya kira Republika Online telah menjadi panggung untuk mempersilahkan sumber-sumber yang tidak sejalan dengan Donald Trump untuk juga berbicara 143
Wawancara peneliti dengan Sabam Leo Batubara, Anggota Dewan Pers, pada 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dewan Pers, Jakarta. 144 Wawancara peneliti dengan Sabam Leo Batubara, Anggota Dewan Pers, pada 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dewan Pers, Jakarta. 145 Wawancara peneliti dengan Sabam Leo Batubara, Anggota Dewan Pers, pada 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dewan Pers, Jakarta.
85
dalam rangka influencing ya mempengaruhi opini publik bahwa disana itu kok bisa ada calon presiden yang seperti itu.”146 Hal ini menunjukan bahwa dewan pers memberikan pengaruh berupa peraturan kode etik jurnalistik. Dan dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam ini Republika Online telah memenuhi kode etik jurnalistik dengan baik. 2. Sumber Berita Pengaruh selanjutnya yang memengaruhi pada pemberitaan di Republika Online mengenai pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam adalah unsur sumber berita. Dalam proses pembuatan berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam, Republika Online melihat dari berbagai media internasional dan media lokal di Amerika karena terkait dengan pemilihan presiden Amerika. “…..Sumber beritanya karena ini berita internasional otomatis kan sumbersumbernya dari internasional kita usahakan dari sumber yang primer. Primer maksudnya media internasional seperti Reuters dan Associated Pers. Kita usahakan semaksimal mungkin dari sumber yang pertama, dari media-media lokal sana langsung juga seperti New York Times dan Washington Post. Kedua kita coba menyiasatinya dengan jadi misalkan ada pernyataan Donald Trump X kita coba analisis dari pendapat pengamat hubungan internasional. Hubungin siapa pengamat siapa minta komentarnya bagaimana menurut anda soal pernyataan Donald Trump. Dan minta pendapat ulama-ulama, tokoh ormas di Indonesia juga.”147 Berdasarkan hasil temuan data wawancara di atas, dapat diketahui bahwa sumber berita yang dipilih oleh Republika Online menggambarkan bagaimana sumber berita
146
Wawancara peneliti dengan Sabam Leo Batubara, Anggota Dewan Pers, pada 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dewan Pers, Jakarta. 147 Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
86
baik dari media internasional maupun pendapat ulama, pengamat politik, dan tokoh organisasi masyarakat di Indonesia mempunyai sedikit banyak pengaruh dalam proses pembuatan berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam. Peneliti telah melakukan pengamatan mengenai sumber berita dari pendapat ulama, pengamat politik, dan tokoh organisasi masyarakat di Indonesia dengan melihat berita mengenai pendapat mereka mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam selama bulan Desember 2015 dan ditemukan bahwa terdapat pendapat dari Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia, dan Imam besar Amerika Serikat yang dijadikan sumber berita. “Kita pernah wawancara ketua MUI karena dia merupakan ormas yang berpengaruh ya, dan dia bilang kalo pernyataan tersebut itu tidak bernalar. Dan pernah wawancara by phone sama imam besar AS tentang pendapatnya mengenai Donald Trump, kita terbitkan beritanya hingga beberapa part karena Republika memiliki kedekatan dengan beliau”148 Berdasarkan paparan di atas, Republika Online memilih sumber berita berdasarkan dengan lembaga yang memiliki pengaruh besar dan kedekatannya dengan Republika Online itu sendiri. Setiap media mempunyai acuan sumber berita mana yang di prioritaskan, karena hal itu sudah terpola dan sudah dipraktekan oleh pekerja media dalam mencari sebuah berita. “Penyaringannya kita lihat angle nya, angle mereka angle dari media-media barat karena itu kan Amerika. Nah kalau media dari timur tengah kaya Al Jazira, Arab News itu pasti sepaham sama kita seperti itu.” Dalam proses penyaringan angle dari sumber berita Republika Online lebih selektif karena perbedaan angle dengan media barat. Republika Online lebih sepaham
148
Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
87
dengan media dari timur tengah. Dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan kepada Donald Trump terhadap Islam Republika Online mengedit kembali berita yang berasal dari media barat seperti Reuters, AP sesuai dengan angle yang ditetapkan Republika Online. Sebagai contoh Republika Online tidak menggunakan kata-kata yang menimbulkan ambiguitas untuk menghindari salah penafsiran dari pembaca. “Kita ada beberapa pakem soal Islam yang ngga bisa kita ikut-ikut media luar. Misalnya nih contohnya soal teroris, kalau misalnya media luar menulis atau menyebut extremis Islam, kita ngga pernah menyebut extremis Islam karena extremis ya extremis Islam ya Islam, berbeda dong. Kemudian kata jihadis kita nggak pernah memakai kata itu, karena dalam pandangan dan menurut Islam jihad itu kan bukan sesuatu kata untuk melakukan hal yang jelek ya.”149 Untuk mengukur sumber berita mana yang paling berpengaruh atau tidak berpengaruh cukup sulit. Namun, disini peneliti melihat kecenderungan Republika Online dalam mencari sumber berita internasional mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam melihat dari media internasional seperti Reuters dan Associated Pers. Peneliti melakukan pengamatan sumber berita yang dicantumkan di setiap artikel pemberitaan yang berkaitan dengan pernyataan Donald Trump kepada Islam selama bulan Desember 2015, dan hasilnya ditemukan sumber berita yang dominan digunakan sebagai referensi adalah Reuters dan Associated Pers. Hal ini sesuai dengan paparan wawancara yang dikemukakan oleh Gita Amanda selaku reporter Republika Online, bahwa Reuters dan Associated Pers merupakan langganan dari Republika Online dan menganggap bahwa kedua media internasional tersebut cukup mewakili media barat. “Berpengaruh sebenarnya ngga berpengaruh atau tidak berpengaruh. Tetapi biasanya kita memiliki kecenderungan kita pasti akan melihat berita-berita itu, misalnya dari Reuters, AP karena kita berlangganan ya. Apalagi Republika 149
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
88
cetak berlangganan dua itu, terus selebihnya itu kalau misalnya kaya Timur Tengah itu kita banyak lihat ke Al-Jazira, Middle East Monitor, Arab News. Kalau Amerika kita lihat dari The New York Times, Washington Post, tapi itu bukan pedoman sih sebenarnya cuma kita banyak buka itu Reuters, AP, sama BBC karena kita nilai cukup mewakili media barat gitu. Kalau ke Timur Tengah mungkin kita lebih ke Al-Jazira, Arab News.”150 3. Pembaca Pengaruh berikutnya yang memengaruhi pada pemberitaan di Republika Online mengenai pemberitaan pernyataan Donald Trump kepada Islam adalah unsur pembaca. Peneliti melihat bahwa mayoritas pembaca setuju dan mendukung akan pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online. Gambar 4.3 Komentar Pembaca Republika Online151
150
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 151 Nur Aini, 12 Jasa Besar Muslim untuk Amerika yang Dilupakan Donald Trump, diakses pada 20 Juni 2016,pukul 15.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/ 2-jasa-besar-muslimuntuk-amerika-yang-dilupakan-donald-trump.
89
Gambar di atas merupakan contoh komentar dari pembaca Republika Online yang memberikan komentarnya terkait dengan pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam edisi 9 Desember 2015 . Komentar mereka beragam dan pro kontra akan pemberitaan tersebut dengan melihat dari berbagai perspektif. Terdapat komentar yang pro terhadap Republika Online terkait pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam diantaranya berkomentar bahwa Republika Online telah menjelaskan fakta Donald Trump sebagai sosok kandidat presiden Amerika yang tidak layak, karena telah mendiskriminasi Islam dan melupakan jasa-jasa umat Islam di Amerika. Komentar yang kontra terhadap Republika Online terkait pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam diantaranya berkomentar bahwa pembaca tersebut mengatakan apakah dengan 12 Muslim yang berjasa bisa mengubah Amerika, dan menganggap bahwa pemberitaan di Republika Online terkait hal tersebut diragukan. “Ya macam-macam, dan antusias. Kita mempunyai pembaca yang loyal dan konsern terhadap Islam. Jadi ketika ada berita yang negatif tentang Islam maupun itu berita tentang pernyataan Donald Trump atau yang menyinggung Islam lainnya pokoknya mereka langsung antusias.”152 152
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
90
Berdasarkan paparan diatas, menunjukkan bahwa pengemasan berita mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam tersebut dapat membuat pembaca antusias sehingga memberikan komentarnya. Pembaca Republika Online mayoritas beragama Islam, sehingga lebih memiliki ikatan emosional terhadap berita mengenai kasus pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam. Namun, komentar pembaca terhadap pemberitaan Republika Online mengenai kasus pemberitaan pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam memiliki pengaruh yang kecil sehingga tidak dapat merubah konten pemberitaan di Republika Online. Komentar pembaca dijadikan sebagai tolak ukur dan bahan evaluasi bagi redaksi berita internasional dalam memberitakan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam bagaimana animo pembaca. 4. Pangsa Pasar Pengaruh lainnya dalam level ekstra media terhadap pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam pada bulan Desember 2015 adalah pangsa pasar. Acuan Republika Online dalam mencari berita salah satunya dengan melihat apa yang sedang dibutuhkan oleh pangsa pasar. Publik membutuhkan informasi mengenai calon presiden Amerika Serikat yaitu Donald Trump yang mengeluarkan pernyataan yang diskriminatif terhadap Islam selama kampanyenya. Hal ini berkaitan dengan Indonesia negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. “Kenapa Donald Trump karena pertama kembali kepada kebijakan kita bahwa pembaca kita sebagian besar adalah umat Islam, artinya kita berkepentingan
91
untuk memberitakan sesuatu yang ada kaitannya dengan kepentingan umat Islam.” 153 Pengaruh dari pangsa pasar tidak signifikan pada pemberitaan Donald Trump tersebut, karena Republika Online tetap memberitakan sesuai dengan fakta temuan yang ada, tidak ada tekanan dari pangsa pasar itu sendiri. Kebijakan Republika Online hanya memberitakan sesuai fakta yang terbukti secara jurnalistik. Fakta tersebut terjadi pada pemberitaan tentang pernyataan Donald Trump terhadap Islam yang dibutuhkan oleh publik (pangsa pasar). “yang jelas pernyataan Donald Trump tidak sesuai dengan fakta, kita coba mementahkan pernyataan Donald Trump bukan menjatuhkan ya, karena kita tidak dalam konteks ingin memenangkan capres ini dan ingin mengalahkan Donald Trump. Tujuan kita ingin meluruskan kepada pembaca, ini pernyataan Donald Trump tidak benar.”154 5. Pengiklan Unsur pengaruh berikutnya dalam level ekstra media adalah iklan. Isi berita di Republika Online juga tidak terlepas dari pengaruh iklan. Dalam konteks pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online ini tentunya isi berita tersebut juga tidak terlepas dari produk-produk yang pernah mengiklan dalam pemberitaan tersebut. Peneliti telah melakukan pengamatan dengan mencatat pengiklan dalam pemberitaan terkait pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online edisi bulan Desember 2015. Berikut adalah produk-produk yang
153
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 154 Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
92
pernah mengiklan di Republika Online terkait pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam: Tabel 4.3 Pengiklan di Republika Online155 Pengiklan pada pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam pada tanggal 1 Desember-31 Desember 2015 Indie Home Blibli.com Bank UOB New Taipei Global Exzone Oppo SIM Global Education Zalora Tokopedia Elevenia Air Asia Alfacart.com Moov Belanja.com HP Printer Jakartagrosir.com Medratek Indomaret Bina Trades The Executive Couturissimo Bank Danamon Benua Beton IM3 Ooredoo Perkasa Flight School Philips SK II Rolex Smailing Tour Lazada Matahari Mall.com Dulux Green Kurban Trip Advisor Wall Street English Zimmer Ratton Rumah Zakat Mister Aladin.com Pesona Indonesia Cekaja.com Brodo Kids My Republic Infinix Lite Qantas All Things Hair Indonesia Branz BSD Brands Job Planet AOK Industrial Super Qurban PT. PLN Zoya Hijup.com Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah iklan di Republika Online terkait pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online edisi bulan Desember 2015 sebanyak 56 produk. Namun ada beberapa produk yang mengiklan dua hingga lima kali pada pemberitaan tersebut seperti; Indie Home, Blibli.com, Trip Advisor, Super Qurban, Green Qurban, Rumah Zakat, Dulux, Zoya, Tokopedia, Hijup.com, Zimmer Ratton, dan Mister Aladin.com. Dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015 peneliti melihat bahwa jumlah
155
Berdasarkan hasil pengamatan pribadi yang dilakukan pada 12 Mei 2016.
93
produk iklan bermuatan produk Islam lebih dominan. Hal ini menunjukan bahwa produk tersebut tertarik untuk menaruh iklan di Republika Online terkait dengan pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam karena mayoritas pembaca Republika Online beragama Islam. “….kalau iklan biasanya mereka pasang iklan nih di kanal berita-beritanya ya yang mereka positif aja, misalnya ada berita negatif ya kita konfirmasi si pengiklan ini, tetapi kalau nilai iklan tentu saja mempengaruhi ya tapi seberapa besar pengaruhnya saya rasa ngga sampe mempengaruhi secara total sampai kita harus ganti berita gitu sih.”156 Berdasarkan paparan diatas Republika Online dalam hal ini mencoba menyesuaikan pola konsumen yang ingin dicapai oleh para pengiklan untuk mendapatkan keuntungan. Iklan di Republika Online memiliki pengaruh dalam isi berita termasuk dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam, namun pengaruh tersebut tidak besar sehingga harus mengganti berita yang sudah terbit. 6. Teknologi Pengaruh berikutnya dalam level ekstra media yang memengaruhi pada pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online adalah teknologi. Teknologi internet merupakan faktor penting dalam kegiatan Republika Online untuk menyebarkan informasi. Dalam konteks pemberitaan berita Internasional termasuk pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online, karena media online dituntut untuk cepat dalam menyebarkan berita
156
Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 di kantor Republika Online, Jakarta.
94
dan pemberitaan Donald Trump tersebut di Amerika Serikat sehingga reporter tidak bisa langsung wawancara kesana. “Kalau berita internasional itu hampir 80 persen lebih itu kita pasti dari wire karena kita kan keterbatasan nggak mungkin kita bisa langsung kesana kan, kecuali kalau event-event internasional itu ada di Indonesia seperti itu”157 Reporter mencari berita internasional melalui internet ke sumber berita internasional. Dan produk teknologi lain yang diperlukan adalah komputer, kamera, tape recorder dan juga smartphone untuk mencari berita dengan cepat. : “Iya kadang kalau lagi ketemu langsung ya ketemu langsung. Kalo nggak ya paling by phone. Biasanya karena kita online harus cepat kita biasanya by phone.”158 Dengan adanya teknologi sangat membantu dalam memproduksi berita di Republika Online. Jika ada salah satu produk teknologi yang tidak berfungsi, maka akan mengganggu kegiatan produksi berita yang lain sehingga menyebabkan berita tidak bisa diterbitkan. e. Level Ideologi Pada level terakhir, isi media dipengaruhi oleh ideologi yang dianut oleh institusi media tersebut. Segala kegiatan jurnalis harus disesuaikan dengan ideologi mereka, termasuk dalam membuat berita. Jadi media Republika Online akan
157
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 158 Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
95
menggambarkan visi dan misi serta berbagai kegiatan ketika Republika Online dilahirkan. Sebelum membahas ideologi Republika Online, peneliti akan jelaskan terlebih dahulu bagaimana sejarah Republika Online. Penjelasan mengenai sejarah Republika Online dapat mengungkap ideologi yang dianut oleh Republika Online. Berdirinya Republika Online tidak lepas dari peranan Harian Umum Republika. Latar belakang pendirian Republika telah mengalami pergantian kepemilikan. Pemilik pertama adalah Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) melalui PT. Abdi Bangsa yang sahamnya mayoritas di kuasai oleh tokoh-tokoh ICMI.159 Setelah itu pada tahun 2000 berganti pemilik ke PT. Mahaka Media yang hampir tidak memiliki hubungan keagamaan sama sekali dan lebih condong ke bisnis.160 Beralihnya Republika Online dari media politik menjadi media bisnis juga tentunya turut membawa gagasan baru dalam perkembangan Republika Online itu sendiri. Gagasan ini adalah hukum klasik kapitalisme yang wajib dimiliki oleh setiap organisasi bisnis, yaitu hukum permintaan dan penawaran.161 Namun, peneliti melihat berdasarkan pengamatan pada konten pemberitaan di Republika Online saat ini, bahwa walau telah menjadi lembaga bisnis Republika Online tetap tidak mau meninggalkan misi atau agenda dakwah. Agenda inilah yang tetap memberikan warna Islam yang
Sumartono, “Objektivitas Konflik Ambon pada Pemberitaan Kompas dan Republika”, Volume II No.2, September 2015, h. 53. 160 Fajrianoor Fanani, “Analisis Kebijakan Redaksional Harian Republika pada Pemberitaan Religio-Politik Masa Kampanye Presiden Tahun 2009”, Volume III No.1, Juli 2011, h. 61. 161 Fajrianoor Fanani, “Analisis Kebijakan Redaksional Harian Republika pada Pemberitaan Religio-Politik Masa Kampanye Presiden Tahun 2009”, Volume III No.1, Juli 2011, h. 62. 159
96
berwawasan pada isi media tersebut. Republika Online berusaha seimbang antara kepentingan bisnis dan agenda dakwah mereka. “Iya kita media Islam. Tetapi agama lain seperti Kristen, Hindu, Budha bisa membaca berita kita gitu. Tetapi kita tidak menjelek-jelekan agama lain. Cuma ya kita punya prinsip media komunitas muslim.”162 Republika Online sejak awal pendiriannya memang ditujukan bagi umat Islam karena umat Islam menginginkan hadirnya media yang bercorak Islam. Visi, misi, dan nilai ke Islaman Republika Online lebih banyak di peroleh dari pemilik lama yaitu ICMI yang memiliki hubungan ke Islaman yang kuat dan merupakan bagian dari gerakan kebangunan Islam di Indonesia pada tahun 1990.163 Walaupun telah berganti kepemilikan, ideologi dasar dari Republika Online yang melekat hingga saat ini adalah ideologi Islam. “Republika itu merupakan koran muslim pertama di Indonesia, begitu juga yang dianut oleh Republika Online, kita perpanjangan tangan dari harian umum. Pasti lah kita mewakili umat Islam ya kita harus cari berita yang positif dong, apa sih isu yang meresahkan buat umat Islam itu yang kita angkat. Kaya kemaren itu isu Donald Trump kebijakan dan pernyataannya yang menyerang umat Islam.”164 Dari ideologi tersebut, dalam konteks pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam Republika Online lebih mengambil peranan sebagai pihak yang membela suatu agama yang didiskriminasi, yaitu agama Islam. Hal tersebut digambarkan Republika Online melalui pemberitaanya yang membela agama Islam.
162
Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 di kantor Republika Online, Jakarta. 163 Fajrianoor Fanani, “Analisis Kebijakan Redaksional Harian Republika pada Pemberitaan Religio-Politik Masa Kampanye Presiden Tahun 2009”, Volume III No.1, Juli 2011, h. 62. 164
Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 di kantor Republika Online, Jakarta.
97
Ideologi dari Republika Online sedikit banyak memengaruhi semua elemen pekerja Republika Online untuk membentuk sebuah pemberitaan di media mereka. Karena ideologi adalah hal yang abstrak dan tak dapat digambarkan secara nyata, ideologi para pekerja media di Republika Online tertuang dalam tulisan dan pemikiran mereka dalam bentuk berita mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam. Pengaruh ideologi melalui beberapa elemen pada Republika Online yaitu melalui reporter sebagai pekerja media yang langsung turun ke lapangan, redaksi, dan redaktur pelaksana. Pengaruh terhadap pernyataan Donald Trump terhadap Islam ini bisa bersifat langsung dan tidak bersifat langsung, sesuai dengan hak dan wewenang ketiga elemen tersebut. Pengaruh ideologi yang bersifat langsung melalui redaksi dan reporter. Dari hasil wawancara peneliti dengan asisten redaktur pelaksana Republika Online, Didi Purwadi menggambarkan bahwa pernyataan Donald Trump itu memiliki dampak yang negatif bagi umat Islam. Penggambaran hal tersebut bukan berdasarkan prasangka tetapi melalui data-data yang ditemukan di lapangan. “Kita tidak menyerang karakternya. Misalnya partai Demokrat menyerang gimana rambut palsu Donald Trump, kita tidak menyerang ke itu. Artinya kita tidak menyerang karakter orangnya. Yang kita serang kebijakannya pernyataan-pernyataannya yang sangat mengerikan sekali.”165 Dari pandangan asisten redaktur pelaksana Republika Online Didi Purwadi tersebut, sebagai seorang asisten redaktur pelaksana dapat memberikan masukan untuk membentuk pemberitaan sesuai dengan pandangannya. Pengaruh ideologi yang bersifat langsung melalui pekerja media adalah melalui reporter. Reporter Republika
165
Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
98
Online yang meliput pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam memiliki pandangan yang kurang lebih sama dengan pandangan ideologis Republika Online yaitu ideologi Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang membela kepentingan umat Islam. “…….kita tidak memojokkan Donald Trump tapi kita hanya memaparkan faktanya saja. Makanya kaya Donald Trump hari ini bilang umat muslim nggak boleh masuk ke Amerika kita beritakan itu karena itu kan menyangkut kepentingan umat muslim kan. Nggak hanya muslim di Amerika tetapi muslim yang ada di luar dan di Indonesia termasuknya diantaranya juga ada yang ke Amerika kan tentunya. Nah, pernyataan Donald Trump tersebut pasti punya dampak untuk muslim-muslim di seluruh dunia ini termasuk di Indonesia, itu tentu kita beritakan. Ini loh ada capresnya AS ngomong seperti ini nah kalo kita running masalah itu karena ya itu kita punya kepentingan disitu kan. Karena kita media muslim kita ya mau mengedepankan kepentingankepentingan muslim.”166 Pengaruh yang bersifat tidak langsung adalah melalui melalui pimpinan direksi Republika Online, namun pengaruh tersebut tidak bersifat langsung karena kapasitas pimpinan direksi hanya bersifat masukan dan saran. Faktor lain yang membuat pimpinan direksi tidak bisa memberikan campur tangan yang besar karena pimpinan direksi tidak langsung berkenaan dengan kasus tersebut dan kewenangan ada di redaksi. “Kalau toh misalkan adanya kepentingan kalau misalkan ya redaksi mempunyai kewenangan penuh untuk menurunkan berita. Jadi sah sah saja owner memberikan saran atau masukan tetapi tetap kewenangan sepenuhnya ada di redaksi.”167 Pengaruh yang terjadi secara ideologis juga berpengaruh melalui fakta yang ada di lapangan. Fakta yang terjadi di lapangan harus dipegang teguh walaupun besarnya
166
Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. 167 Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta.
99
kekuatan ideologis. Prinsip Republika Online yang memberitakan secara faktual juga menjadi pengaruh ideologis bagi pekerjanya di lapangan. “….faktanya tetap kita liput. Kebijakan-kebijakan dan pernyataan dia yang mendiskreditkan umat Islam itu juga harus kita kritisi bahwa kan umat Islam nggak seperti ini dia hanya menggeneralisasi dan mungkin dia tidak punya pengetahuan tentang Islam gitu.”168 Pengaruh ideologi pada dasarnya bersifat abstrak, namun dapat berubah menjadi hal konkret ketika sudah menjadi sebuah pemberitaan. Hal tersebut bisa terjadi ketika dikirimkan melalui pekerja media yang dapat membentuk pemberitaan pada suatu media. Pengaruh ini juga berdampak secara tidak langsung terhadap pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015. 2. Intepretasi Data Berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam telah menyedot perhatian publik. Karena isu tersebut sensitif tidak hanya di Amerika Serikat namun global. Pada penelitian ini, media massa yang digunakan adalah Republika Online. Opini publik masyarakat beranggapan bahwa Republika Online basis ideologinya sering kali diidentikan dengan Islam, terlebih kini berita yang diangkat mengenai pernyataan Donald Trump yang mendiskriminasikan Islam. Republika Online mengangakat pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam dan
168
Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 di kantor Republika Online, Jakarta.
100
masuk dalam trending topic selama bulan Desember 2015 tersebut dengan hastag “Trump Melawan Islam”. Republika Online mengangkat pemberitaan mengenai Donald Trump selama bulan Desember 2015 sebanyak 100 artikel. Disini peneliti membatasi pemberitaan tersebut dengan mengambil berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam edisi 9-13 Desember 2015. Pada edisi 09 Desember 2015, pukul 09.25 WIB, Republika Online mengangkat judul “12 Jasa Besar Muslim untuk Amerika yang Dilupakan Donald Trump”.169 Pada edisi ini Republika Online memaparkan jasa warga Muslim di Amerika Serikat yang dinilai lebih mengesankan dibandingkan jasa Trump untuk Amerika Serikat itu sendiri. Pada edisi 10 Desember 2015, pukul 13.20 WIB, Republika Online mengangkat judul “Pernyataan Trump Coreng Citra Amerika sebagai ‘Kiblat’ HAM”.170 Dalam edisi ini Republika Online memilih narasumber yaitu Komisioner Komnas HAM RI. Pada edisi ini Republika Online menggambarkan bahwa sikap politik Trump mencerminkan wajah politik fasisme yang bertolak belakang dengan HAM. Dan pernyataan Trump tersebut merupakan ujaran kebencian yang bertentangan dengan Pasal 20 ayat 2 dalam International Covenant on Civil and Political Rights.
169
Nur Aini, 12 Jasa Besar Muslim untuk Amerika yang Dilupakan Donald Trump , diakses pada 15 Agustus 2016, pukul 15.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/12 Jasa Besar Muslim untuk Amerika yang Dilupakan Donald Trump 170 Bilal Ramadhan, Pernyataan Trump Coreng Citra Amerika sebagai ‘Kiblat’ HAM, diakses pada 15 Agustus 2016, pukul 16.20 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/ Pernyataan Trump Coreng Citra Amerika sebagai ‘Kiblat’ HAM
101
Pada edisi 10 Desember 2015, pukul 05.05 WIB, Republika Online mengangkat judul “Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Islam”. 171 Dalam edisi ini Republika Online menggambarkan bahwa pernyataan Donald Trump yang menyakiti umat Islam diantaranya adalah pernyataan Trump akan menutup masjid-masjid di Amerika. Lalu, pernyataan Trump yang mengatakan bahwa Muslim penebar kebencian dan sebagai pengacau dunia. Selanjutnya, pernyataan Trump yang akan mengawasi kegiatan di Masjid dan akan membuat kartu diskriminasi khusus Muslim. Kemudian, pernyataan Trump yang tidak mengenal atlet Muslim yang telah mengharumkan Amerika di pentas dunia. Dan yang terakhir adalah pernyataan Trump yang melarang Muslim masuk Amerika. Pada edisi 10 Desember 2015, pukul 05.05 WIB, Republika Online mengangkat judul “12 Respons Terbaik Menentang Pernyataan Anti-Muslim Trump”.172 Dalam edisi ini Republika Online mengklasifikasikan tanggapan berbagai pihak yang menentang pernyataan Trump, diantaranya adalah petisi larangan Donald Trump memasuki Inggris, pernyataan keras wali kota Florida, negara Muslim memboikot produk Trump, kecaman JK Rowling, dan membuat tagar di twitter agar Trump didiskualifikasi.
171
Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, diakses pada 15 Agustus 2016, pukul 16.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/komentar-donald-trumpyang-menyakiti-umat-muslim 172 Bilal Ramadhan, Pernyataan Trump Coreng Citra Amerika sebagai ‘Kiblat’ HAM, diakses pada 15 Agustus 2016, pukul 16.20 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/ Pernyataan Trump Coreng Citra Amerika sebagai ‘Kiblat’ HAM
102
Pada edisi 12 Desember 2015, pukul 13.13 WIB, Republika Online mengangkat judul “Surat Terbuka Imam Shamsi Ali Menjawab Trump”. Dalam edisi ini Republika Online memilih narasumber yaitu imam Masjid di New York. Republika Online memberitakan mengenai pendapat dari Imam Shamsi Ali ini hingga tiga bagian. Bagian pertama mengatakan bahwa pernyataan Trump merupakan suatu kebodohannya. Bagian kedua mengatakan bahwa Trump merusak Amerika Serikat. Dan bagian ketiga adalah perkembangan Islam yang tetap melaju walaupun pernyataan diskriminatif dari Donald Trump. Pada edisi 13 Desember 2015, pukul 13.13 WIB, Republika Online mengangkat judul “Hina Muslim, Donald Trump Ternyata Koleksi Sepatu Atlet Muslim Ini”. Dalam edisi ini Republika Online menggambarkan bahwa pernyataan Trump yang mengatakan tidak mengenal atlet Muslim di Amerika itu bohong, dengan memaparkan fakta bahwa Trump pernah berfoto bersama atlet Muslim di Amerika, diantaranya adalah; Muhammad Ali, Mike Tyson, Shaquille O’Neal, dan Abdul Jabar. Pada penelitian ini menggunakan teori hirarki pengaruh yang dipelopori oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Di dalam teori terdapat lima level yang dapat mempengaruhi isi media, yaitu level individu, level rutinitas media, level organisasi, level ekstra media, dan level ideologi. Dari analisis seperti yang diungkapkan di atas, ada keterkaitan antara teori hirarki pengaruh dengan pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam. Di level individu, berdasarkan temuan melalui wawancara terhadap individu pekerja media atau reporter Republika Online yang memberitakan kasus tersebut
103
diketahui bahwa latar belakang pendidikan reporter beragam tidak hanya berasal dari jurusan komunikasi saja, sehingga reporter yang tidak memiliki ilmu khusus dibidang komunikasi juga bisa memberitakan berita internasional. Dan perspektif reporter yang berasal dari jurusan beragam dapat membuat pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam di Republika Online lebih beragam. Reporter tersebut juga dipengaruhi oleh nilai dan kepercayaan yang sejalan dengan Republika Online yaitu menjunjung tinggi hak asasi manusia yang dijadikan pedoman. Sehingga hal ini menjadi indikator bahwa reporter memberi pengaruh pada pemberitaan pernyataan Donald Trump kepada Islam saat itu karena pandangan yang dianut reporter sama dengan pandangan Republika Online. Reporter tersebut juga dipengaruhi oleh tuntutan dari Republika Online harus memberitakan sebuah berita mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam sesuai fakta yang ada di lapangan bukan berdasarkan prasangka pribadi. Dan reporter tersebut juga mengacu pada pedoman pemberitaan media siber, dengan menerapkan prinsip akurasi dan keberimbangan. Untuk menjaga akurasi pemberitaan reporter juga terus melakukan update pada beritanya, dengan membuat tautan “Trump melawan Islam”. Hal ini menunjukkan konsistensinya dalam memberitakan perkembangan kasus pernyataan Donald Trump terhadap Islam. Di level rutinitas media, pengaruhnya dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam adalah sumber berita, pengolahan pemberitaan, dan audiens. Sumber berita yang digunakan Republika Online memilih media barat, pengamat politik, dan organisasi masyarakat di Indonesia dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam. Dalam pengolahan pemberitaan tergambar
104
melalui rapat-rapat perencanaan yang menjadi acuan atau kebijakan bagi para pekerja media dalam memberitakan berita tentang Donald Trump. Kebijakannya adalah Republika Online tidak dalam konteks ingin memenangkan capres ini dan ingin mengalahkan Donald Trump. Tujuannya adalah meluruskan kepada pembaca, ini pernyataan Donald Trump tidak benar. Mayoritas pembaca memberikan tanggapan dan komentar yang setuju dengan apa yang Republika Online beritakan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam tersebut. Di level organisasi, pengaruhnya dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam adalah jumlah presentase saham yang dominan dimiliki oleh PT. Mahaka Media di PT. Republika Media Mandiri. Salah satu pemilik media Republika Online adalah Erik Tohir. Dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam pengaruh owner dalam pemberitaan ini tidak terlalu memberikan pengaruh. Pengaruh tersebut berupa usulan dan saran dalam proses pemberitaan tersebut. Karena kewenangan dalam menurunkan dan menaikan berita ada di redaksi. Di level ekstra media, pengaruhnya dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam adalah kontrol pemerintah berupa dewan pers, pengiklan, sumber berita, pangsa pasar, pembaca, dan teknologi. Dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam, Republika Online telah menjalankan kode etik jurnalistik dengan baik terbukti tidak adanya teguran atau aduan yang masuk ke dewan pers. Republika Online memiliki kecenderungan memilih sumber berita dari Reuters, dan Associated Pers dalam pemberitaan Donald Trump
kepada Islam yang tidak benar. Pembaca memberikan komentar yang beragam hal ini menunjukan pembaca antusias terhadap pemberitaan Donald Trump di Republika Online. Di level ideologi, pengaruhnya terlihat dalam pemberitaan yang diberitakan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam Republika Online mengambil sudut pandang Islam. Hal ini menunjukan bahwa walaupun telah berganti kepemilikan dari PT. Abdi Bangsa menjadi PT. Mahaka Media, ideologi yang dipegang oleh Republika Online adalah ideologi Islam dengan mengedepankan kepentingan nilai Islam hal ini sesuai dengan prinsip Republika Online dalam keterlibatannya menjaga persatuan Bangsa dan kepentingan umat Islam berdasarkan pemahaman rahmatan lil’aalamiin.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah meneliti pemberitaan tentang pernyataan Donald Trump terhadap Islam pada bulan Desember 2015, semua berita itu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik dari internal maupun eksternal media. Faktor yang paling berpengaruh dominan pada hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online adalah faktor ekstra media. Faktor individu digambarkan pada reporter yang langsung terjun ke lapangan dalam mencari berita. Reporter tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam dan hak asasi manusia yang dianut olehnya. Sedangkan pengaruh dari individu reporter ini lebih kepada bagaimana reporter tersebut menjalankan kode etik jurnalistik dengan baik sehingga pemberitaan pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online telah memenuhi faktor keberimbangan sebuah pemberitaan. Faktor kerutinan media dipengaruhi oleh unsur sumber berita, pengolahan berita, dan audiens yang membentuk rutinitas media di Republika Online. Dalam rutinitas media terdapat rapat-rapat pengambil keputusan yang terjadi di Republika
106
107
Online. Rapat tersebut menjadi acuan dan kebijakan bagi para pekerja media dalam menentukan sikap dalam mencari berita tentang pernyataan Donald Trump kepada Islam saat itu. Faktor organisasi media dipengaruhi oleh manajemen organisasi media. Pengaruh dari pemilik Republika Online terjadi secara tidak langsung. Dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam pemilik Republika Online memberikan pengaruhnya berupa usulan dan masukan. Dalam faktor organisasi pengaruh tidak hanya dari pemilik media namun dari redaktur pelaksana karena memiliki kewenangan penuh dalam menaikan dan menurunkan pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online. Faktor ekstra media berasal dari pengaruh luar media. Hal ini dipengaruhi oleh peraturan dewan pers, sumber berita, dan pangsa pasar. Republika Online dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam pada bulan Desember 2015 telah melaksanakan fungsi dan peranannya sebagai pers dengan baik, terbukti dengan tidak adanya teguran yang diadukan selama ini kepada Dewan Pers. Sumber berita yang digunakan Republika Online dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam diperoleh dari sumber yang kredibel dan akurat. Kemudian, Republika Online selalu mengaitkan dengan keinginan publik. Republika Online memberikan fakta-fakta mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam yang tidak benar untuk menjawab pertanyaan publik.
108
Faktor ideologi yang digambarkan dengan menelusuri sejarah kepemilikan media Republika Online yang telah mengalami perubahan kepemilikan dari PT. Abdi Bangsa menjadi PT. Mahaka Media secara tidak langsung merubah ideologi Republika Online itu sendiri. Dalam konteks pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam terlihat jelas ideologi Republika Online yaitu Islam dengan mengedepankan kepentingan umat Islam yang tinggi. Donald Trump adalah sosok yang dianggap berbahaya karena dapat memicu Islamophobia di seluruh dunia. Hal inilah mengapa Republika Online menaruh lebih banyak porsi pada pemberitaan Donald Trump untuk mementahkan bahwa pernyataan Donald Trump itu tidak benar. B. Saran Setelah melakukan penelitian mengenai hirarki pengaruh dalam pemberitaan mengenai pernyataan Donald Trump kepada Islam di Republika Online pada bulan Desember 2015, saya sebagai peneliti merasa perlu untuk memberikan saran kepada Republika Online sebagai objek penelitian saya dan untuk penelitian selanjutnya tentang Republika Online atau tentang hirarki pengaruh yang terjadi pada sebuah media. Saran kepada penelitian selanjutnya terutama pada Republika Online sebagai salah institusi pers online agar selalu dapat menjunjung nilai-nilai mengedepankan asas kemanusiaan dan toleransi umat beragama. Pada konteks penelitian selanjutnya yang akan meneliti hirarki pengaruh yang terjadi pada proses pemberitaan di sebuah media agar lebih mendalami baik dalam teori maupun
metode yang akan digunakan. dan dapat wawancara dengan pimpinan redaksi di media yang bersangkutan dan dapat wawancara dengan pihak ekstra media.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Blair, Gwenda. Donald Trump The Candidate, (New York: Simon & Schuster Paperbacks, 2005) Blair, Gwenda. Three Generations That Built an Empire, (New York: Rockefeller Center, 2000) Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, cet-3, 2004) Creswell, John W. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2008) Denzin, Norman K, Lincoln, Yvonna S, Handbook of Qualitative Research, Dariyanto dkk (edisi terjemahan Indonesia), (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009) Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, (Jakarta: Granit, 2004). Harahap, Arifin S. Jurnalistik Televisi: Teknis Memburu dan Menulis Berita, (Jakarta: Indeks, 2006) Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN Press, cet-2, 2000) Littlejohn, Stephen W. dan Karen A. Foss. Communication Theory: Theories of Human Communication, (Jakarta: Salemba Humanika, Edisi 9, 2009) Masduki, Kebebasan Pers dan Kode Etik Jurnalistik, (Jakarta: UII Press, 2005) Mc Quail, Dennis. Teori Komunikasi Massa:Suatu Pengatar, (Jakarta: Erlangga, 1996) Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007) Morissan. Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Galia Indonesia, 2010) Mulyana, Deddy. Metode Penelitian Kualitatif; Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya,, (Bandung: Rosdakarya, 2007) Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011)
Oetama, Jakob. Pers Indonesia Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus, (Jakarta: Kompas, 2001) Reese, Pamela J Shoemaker and Stephen D. Mediating The Message, Theories of Influence on Mass Media Content, (New York, USA: Longman Publisher, 1996) Rusadi, Udi. Kajian Media Isu Ideologis dalam Perspektif, Teori dan Metode, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015) Salim, Agus. Teori dan Paradigma Peneliatian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006) Schudson, Michael. Discovering The News, (New York: Basic Books, 1978) Sudibyo, Agus. Ekonomi Politik Media Penyiaran, (Jakarta: ISAI, 2004) Sumadiria, A.S Haris. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Jurnalis Profesional, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media: 2006) Surjomihardjo, Abdurachman. Beberapa Segi Perkembangan Sejarah Pers Di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2002) Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru, (Jakarta: Kalam Indonesia, 2005) Utomo, Anif Punto. Republika 17 Tahun Melintas Zaman, (Jakarta: Republika, 2010) Vivian, John. Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2008) B. Jurnal Fanani, Fajrianoor. Analisis Kebijakan Redaksional Harian Republika pada Pemberitaan Religio-Politik Masa Kampanye Presiden Tahun 2009, Volume III No.1, Juli 2011. Inge Hutagalung, “Dinamika Sistem Pers di Indonesia”, Volume II No.2, Juli 2013. Sumartono. Objektivitas Konflik Ambon pada Pemberitaan Kompas dan Republika, Volume II No.2, September 2015. Sulihyantoro, Aryanto Budhy. Konstruksi Media Republika Online Terhadap Peristiwa Pengungsi Rohingnya di Myanmar, Volume VII No.1, Januari 2014.
C. Internet Agung Sasongko, Islamophobia di Amerika Capai Titik Krisis, artikel diakses pada 10 Februari 2016, pukul 14.00 WIB dari: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islamnusantara/islamofobia-di-amerika-capai-titik-krisis. Bisnis Donald Trump di Indonesia, artikel diakses pada tanggal 28 Februari 2016, pukul 19.20 WIB, dari: http://www.aktualita.co/ini-bisnis-terkait-donald-trump-di indonesia. Citra Listya Rini, Produk Donald Trump Diboikot di Timur Tengah, artikel diakses pada 11 Februari
2016,
pukul
19.50
WIB
dari:
http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/produk-donald-trumpdiboikot-di-timur-tengah. Didi Purwadi, Komentar Donald Trump yang Menyakiti Umat Muslim, artikel diakses pada 10 Februari 2016, pukul 13.00 WIB, dari: http://internasional.republika.co.id/ donaldtrump-yang-menyakiti-umat-muslim. https://www.donaldjtrump.com/ Indah Wulandari, Berdalih Tumpas Ekstremisme, Trump Ingin Tutup Masjid di AS, diakses pada 13 April 2016, pukul 14.00 WIB, dari: http://www.republika.co.id/berita/ berdalih-tumpas-ekstremisme-trump-ingin-tutup-masjid-di-as. Indira Rezkisari, 250 Ribu Orang Inggris Tanda Tangan Tolak Trump ke Negaranya, artikel diakses
pada
11
Februari
2016,
http://www.republika.co.id/berita/internasional/
pukul
19.50
WIB
dari:
global/250-ribu-orang-inggris-
tanda-tangan-tolak-trump-ke-negaranya. Nurul Azizah, Mengenal Sosok Kontroversial Capres Amerika Donald Trump, artikel diakses pada
tanggal
10
April
2016,
pukul
16.00
WIB,
dari:
https://www.selasar.com/politik/mengenal-sosok-kontroversial-capres-as-donaldtrump. Petisi Tolak Donald Trump dan Bisnisnya Masuk Indonesia, artikel diakses pada 11 Februari 2016, pukul 21.00 WIB, dari: https://www.change.org/p/presiden-jokowi-portalkemlu-ri-tolak-donald-trump-dan-bisnisnya-masuk-indonesia. Profil Pembaca, artikel diakses pada tanggal 8 April 2016, pukul 15.20 WIB, dari: http://www.republika.co.id/page/about.
D. Wawancara Wawancara peneliti dengan Didi Purwadi, Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online, pada 3 Mei 2016 pukul 19.00 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. Wawancara peneliti dengan Ani Nursalikah, Redaktur Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 14.25 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. Wawancara peneliti dengan Gita Amanda, Reporter Republika Online, pada 9 Mei 2016 pukul 15.30 WIB, di kantor Republika Online, Jakarta. Wawancara peneliti dengan Sabam Leo Batubara, Anggota Dewan Pers, pada 15 Juli 2016 pukul 10.00 WIB di kantor Dewan Pers, Jakarta.
LAMPIRAN
Dokumentasi Wawancara 1. Wawancara pribadi dengan Didi Purwadi Jabatan : Asisten Redaktur Pelaksana Hari/Tanggal : Selasa, 3 Mei 2016 Pukul : 19.00 WIB Tempat : Kantor Republika Online. Jln. Warung Buncit Raya No. 37 Jakarta Selatan. a. Dokumentasi berupa foto
b. Dokumentasi berupa rekaman wawancara Berikut ini pertanyaan dan jawabannya: Q: Apa latar belakang pendidikan anda? A: Nama saya Didi Purwadi, saya asisten redaktur pelaksana di ROL. Saya S1 jurusan Hubungan Internasional di Universitas Padjajaran Bandung. Q: Bagaimana struktur redaksi Republika Online? A: Kalau struktur redaksi di ROL itu pemimpin redaksi setingkat dengan redaktur pelaksana itu kang Maman Sudiaman, wakil redaktur pelaksana itu Joko Sadewo, dibawahnya wakil redaktur pelaksana itu ada asisten redaktur pelaksana itu saya Didi Purwadi, ada mas Subarka, trus dibawahnya ada redaktur-redaktur, kemudian baru reporter. Kalau saya membidangi berita internasional dan olahraga.
Q: Bagaimana rutinitas media yang terjadi di Republika Online setiap harinya? A: Rutinitas ya namanya online 24 jam, jadi kita membagi menjadi beberapa shift. Misalkan, shift pagi itu memantau berita-berita dari jam 6 sampai jam 14, ada shift siang jam 14 sampai jam 20, ada juga yang piket malam itu dari jam 17 sampai jam 24, jadi ada empat shift, shit yang terakhir itu jam 00 atau 12 malam sampai jam 8 pagi. Jadi memang kalau bicara rutinitas kita full karena media online tiap menit. Q: Lalu, bagaimana kebijakan redaksional pemberitaan di Republika Online? A: Ya pokoknya kita kebijakannya memihak kepada kepentingan umat, secara garis besar kebijakan redaksi mengutamakan kepentingan umat. Kalau toh ada pro kontra ya kita coba mengutamakan yang bagaimana menurut kita benar. Q: Bagaimana konsep umum pemberitaan berita internasional di Republika Online? A: Ini kan tidak bisa terlepas dari pembaca Republika Online ya. Republika walaupun kita mengikrarkan diri sebagai media umum sama seperti Media Indonesia atau Kompas, tapi kita tidak bisa memunafikan bahwa pembaca kita kebanyakan atau sebagian besar itu umat Muslim. Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan pemberitaan dari Republika itu tidak terlepas dari kepentingan umat. Jadi seperti itu, hal-hal yang berkenaan dengan kepentingan umat islam itu menjadi urgensi kita untuk menjadi pemberitaan. Q: Rapat apa saja yang dilakukan sebelum penerbitan berita? A: Kalau online itu kan dinamis ya, pokoknya gini di Republika Online itu ada rapat. Seminggu ada dua kali rapat, hari selasa itu ada rapat redaksi yaitu redaktur semua membahas soal isu sepekan kedepan yang akan dibahas, misalkan isu X. nah pas kamisnya itu, rapat dengan reporter membahas ini kita ada isu X, gimana kita mau garapnya detailnya seperti apa. Jadi seminggu ada dua kali rapat, tapi pada kenyataannya kaya kemarin misalkan ada kejadian wafatnya Mustafa Yaqub kita langsung ubah tadinya hot topicnya X tapi ada berita besar yang menyedihkan, akhirnya kita langsung rolling menjadi Mustafa Yaqub yang menjadi hot topic kita. Jadi, tergantung pada isu yang berkembang. Kadang-kadang kalau lagi malem ada setingkat asred lah ya yang jaga, misalkan jam 10 malem ada kejadian yang luar biasa kaya semalem aja lah ya ada pemulangan sandera dari Abu Sayat itu kan baru beritanya langsung kita ubah. Ya oke kita bahas tentang Abu Sayat. Jadi fleksibel lah, dan dinamis. Q: Apa saja pertimbangan Republika Online dalam peliputan berita internasional? A: Seperti yang saya bilang ya, jadi kan karena background pembaca kita Muslim, kita sebisa mungkin mengulas berita-berita yang terkait kepentingan umat Muslim gitu. Kaya kasus di Palestina, Suriah itu kan sangat identik dengan Islam ya. Q: Bagaimana alur dalam pengemasan suatu berita di Republika Online?
A: Ini berbeda dengan koran ya, kalau koran proses seleksinya cukup ketat dan berjenjang. Kita mulai proses seleksi pertama itu di reporter, misalkan dalam kasus Donald Trump di tingkat reporter ini kita brainstorming lah ya istilahnya kita poinnya menyoroti kebijakan-kebijakan Donald Trump yang menyerang umat Islam, tetapi kita tidak menyerang sosok Donald Trump. Tetapi apa ya, istilahnya sikapnya, tidak kita serang soal karakternya tetapi kebijakannya. Jadi, ketika dia nanti jadi presiden dia akan mengeluarkan kebijakan-kebijakannya ini, itu poin seleksi pertama di reporter. Jadi ketika reporter turun dia udah tau arahannya ini yang kita ulas, ini yang kita bahas kebijakan Donald Trump yang bertentangan dengan umat Islam itu seleksi yang pertama, ini juga termasuk seleksi soal tulisan, jadi sebisa mungkin reporter menulis temponya jangan terlalu banyak. Seleksi kedua itu tingkat redaktur itu baru publish. Nah itu kalau di ROL ya beda dengan di koran, kalau di koran kan ada di reporter lalu redaktur ada asred bahkan ada waredpel, redpel, kemudian pemred, baru setelah pemred acc baru dicetak. Berbeda dengan online, kalau online cuma ada dua lapis, lapis kedua ketiga ini setelah berita publish, misalkan reporter buat berita tentang X udah di edit sama redaktur, langsung diturunin di Republika Online. Kemudian cek kedua itu ada di redpel, asredpel sama tim bahasa, jadi kalau misalkan sudah di publish tetapi ada kesalahan typo nih dibenerin gitu, kemudian ada kesalahan konten nih lalu di revisi, itu karena media online kan salah satu soul nya online adalah kecepatan waktu. Jadi kalau kita melalui proses seleksi terlalu panjang baru publish itu ya soul nya hilang, tentang kecepatan waktunya itu. Q: Nilai-nilai apa saja yang sangat ditekankan di Republika Online? A: Sejak awal berdirinya Republika kita tidak pernah mengikrarkan diri sebagai media agama atau apa termasuk sosialis. Banyak orang yang ngira Republika itu media islam tapi sebenernya engga, Republika itu media umum atau nasionalis. Karena latar belakang pembaca kebanyakan Islam makanya rubrik-rubriknya kebanyakan Islam menyesuaikan dengan pembaca, Q: Apakah nilai-nilai keislaman di Republika Online sangat ditekankan? A: Nilai-nilai seperti membela kepentingan umat, iya jelas. Tetapi kita tidak mengikrarkan sebagai media agama ya. Q: Bagaimana cara Republika Online mengatasi apabila terjadi kesalahpahaman antara isi berita yang sudah diterbitkan dengan pembaca atau narasumber? A: Kita ada prosedur revisi berita, ada juga prosedur berita bantahan. Ada prosedurnya, ketika narsum merasa tidak pas apa yang dia sampaikan dengan apa yang diberitakan, narsum berhak. Pertama ya kita bikin revisi dulu, kalau misalkan narsum menolak baru boleh membuat berita bantahan. Misalnya ada yang meminta wawancara ulang, ada yang meminta buat berita langsung, dan surat bantahan langsung. Q: Apa yang menjadi indikator sebuah pemberitaan dijadikan sebagai laporan utama?
A: Sebuah berita disebut menarik dan layak dijadikan laporan utama dilihat dari tokohnya. Misalnya Jokowi apapun yang dilakukan Jokowi akan menjadi laporan besar karena ketokohannya orang terkenal. Kedua, karena moment peristiwa ketika contohnya ada pembebasan Abu Sayat itu kan moment peristiwa itu bisa jadi HL karena berita besar. Ukurannya seperti itu. Q: Bagaimana pandangan Republika Online terhadap kampanye pemilu AS? A: Sebenarnya sikap Republika untuk condong terhadap salah satu kandidat nggak sejauh itu ya, kita hanya menyoroti kebijakan-kebijakan artinya seruan-seruan kampanye dari capres Amerika yang kita nilai itu sangat berbahaya. Misalkan dari partai Republik Donald Trump itu kan selama kampanye, selalu menyerang Islam, salah satunya yang melarang umat Islam masuk ke Amerika, kan banyak point-point yang lain istilahnya mendiskreditkan umat Islam. Kita berkepentingan untuk membantah pernyataan-pernyataan dari Donald Trump, kaya misalkan umat Islam biangnya terorisme dan kita pada konteks itu pada konteks bahwa ini nggak benar pernyataan Donald Trump, tapi bukan pada konteks menjatuhkan Donald Trump supaya menang. Tetapi yang kita soroti kebijakan-kebijakannya. Q: Bagaimana sudut pandang Republika Online dalam mengemas berita mengenai Donald Trump? A: Kita tidak menyerang karakternya. Misalnya partai Demokrat menyerang gimana rambut palsu Donald Trump, kita tidak menyerang ke itu. Artinya kita tidak menyerang karakter orangnya. Yang kita serang kebijakannya pernyataanpernyataannya yang sangat mengerikan sekali. Kan nggak hanya Islam, Meksiko pun juga diserang dituding sebagai sumbernya narkoba. Q: Sumber berita dalam pengemasan berita Donald Trump berasal dari mana saja? A: Pertama karena berhubungan dengan pilpres Amerika, sumber-sumber kita berhubungan dengan media-media Amerika. Kedua ya kita media internasional lah kaya Reuters, Associated Pers, trus ya kantor-kantor berita internasional. Q: Kantor berita mana saja yang paling berpengaruh? A: Ukuran pengaruh atau tidaknya sulit ya, susah dibandingkan antara Reuters lebih berpengaruh dibanding Associated Pers susah ya. Sumber beritanya karena ini berita internasional otomatis kan sumber-sumbernya dari internasional kita usahakan dari sumber yang primer. Primer maksudnya media internasional seperti Reuters dan Associated Pers. Kita usahakan semaksimal mungkin dari sumber yang pertama dari media-media lokal sana langsung juga seperti New York Times dan Washington Post. Kedua kita coba menyiasatinya dengan jadi misalkan ada pernyataan Donald Trump X kita coba analisis dari pendapat pengamat hubungan internasional. Hubungin siapa pengamat siapa minta komentarnya bagaimana menurut anda soal pernyataan Donald Trump. Dan minta pendapat ulama-ulama, tokoh ormas di Indonesia juga.
Q: Apa yang menjadi pertimbangan berita mengenai Donald Trump menjadi topik terhangat selama bulan Desember? A: Ya itu jadi kalo di Republika Online ada hot topic namanya, jadi isu-isu yang kita nilai sangat hot sangat layak kita running menjadi sebuah isu. Kenapa Donald Trump karena pertama kembali kepada kebijakan kita bahwa pembaca kita sebagian besar adalah umat Islam, artinya kita berkepentingan untuk memberitakan sesuatu yang ada kaitannya dengan kepentingan umat Islam. Itu kan soal Donald Trump sangat terkait sekali ya, kalau misalkan Donald Trump jadi presiden dan ternyata benar-benar dilaksanakan kebijakannya tersebut, dampaknya luar biasa bagi umat Islam. Kedua, sosok dan moment Donald Trump, sosok yang mampu menyedot perhatian dunia dan moment pilpres Amerika yang sedang berlangsung. Q: Seberapa besar peranan wartawan dalam memengaruhi proses pembuatan berita Donald Trump? A: Sangat berpengaruh ya, jadikan kalau dalam pemberitaan itu sangat tergantung dari latar belakang dari reporternya. Ketika misalkan seorang wartawan di didik ke-Islamannya kuat, ketika ada pernyataan Donald Trump yang menyinggung umat Islam, secara tidak langsung kan secara emosional mempengaruhi, tetapi kita tetap harus membatasi. Di ROL ini unik jadi ada reporter buser yang dibawah langsung Republika Online, tetapi ada juga reporter newsroom dia juga berhak membuat berita untuk ROL dan juga koran jadi kerjanya buat dua media, media online sama cetak. Dan kalau untuk buser yang saya ceritakan tadi, itu biasanya kalau buat suatu isu kita mau garap isu x, sebelum garap isu kita brainstorming dulu misalkan isu Donald Trump, oke kita akan garap isu Donald Trump tetapi yang harus digaris bawahi sebagai parameter kita tidak menyerang Donald Trump. Trus yang kedua yang kita soroti adalah kebijakannya yang menyerang umat Islam itu sebagai patokan. Jadi ketika misalkan nanti di lapangan reporter menemui tulisan yang menyerang Donald Trump dari sisi fisik rambutnya botak atau apalah itu langsung secara otomatis itu tereliminasi ini nggak masuk parameter, soalnya ini nggak sesuai dengan koridornya karena yang coba kita luruskan adalah soal kebijakannya bukan menyerang Donald Trump gitu. Kalau reporter newsroom sama bedanya dengan reporter buser kan kita lebih intens ya dibawah langsung, jadi ketika ingin order bisa langsung, berbeda dengan newsroom harus dilihat dulu kondisinya ini lagi ngerjain tugas koran atau tidak, jadi harus ada koordinasi sebelumnya. Q: Seberapa besar peranan redaksi dalam memengaruhi proses pembuatan berita Donald Trump? A: Sangat besar ya, karena kan redaksi itu dapurnya sebuah berita sebelum diturunkan. Artinya bahan-bahan yang diserahkan oleh reporter itu diolah oleh redaksi supaya menjadi berita yang menarik tetapi tetap tidak keluar dari koridor yang ditentukan. Kaya tadi misalnya Donald Trump yang kaya saya sebutkan mengolah bahan-bahan
tersebut yang telah diseleksi oleh wartawan menjadi suatu konsumsi berita yang menarik bagi pembaca. Q: Seberapa besar peranan owner dalam memengaruhi proses pembuatan berita Donald Trump? A: Sejauh ini nggak ada sih, nggak ada kepentingan kali ya. Selama kita mencoba running isu Donald Trump nggak ada. Kalau toh misalkan adanya kepentingan kalau misalkan ya redaksi mempunyai kewenangan penuh untuk menurunkan berita. Jadi sah sah saja owner memberikan saran atau masukan tetapi tetap kewenangan sepenuhnya ada di redaksi. Q: Seberapa besar pengaruh pengaruh/tekanan dari pihak luar dalam penulisan dan penentuan berita Donald Trump? (misalnya dari pemerintah, partai politik, pemasang iklan, pembaca, teknologi, kondisi ekonomi, dan sebagainya)? A: Donald Trump nggak ada. Kalau LGBT dulu ada, LGBT itu yang paling keras ada tekanan dari lembaga-lembaga internasional banyak yang menggunggat ya, termasuk kita digugat oleh pendukung LGBT, tetapi kalau dalam kasus Donald Trump tidak ada sejauh ini. Q: Bagaimana proses penyaringan dalam berita mengenai pernyataan Donald Trump? A: Kalau proses gatekeeping hanya ada di empat layer reporter, redaktur, trus pasca proses penurunan berita itu ada di asred, wared, sama redpel trus sama editing tim bahasa. Kaya gitu, artinya memang yang paling berpengaruh ya dua ini reporter sama redaktur, karena kan ini setelah lepas dari redaktur kan sudah turun ya, selepas turun ya paling revisi-revisi. Q: Bagaimana opini pembaca terkait pemberitaan Donald Trump di Republika Online? A: Hampir 90 persen dilihat dari komentar pembaca mendukung pemberitaan yang kita tulis soal Donald Trump. Karena ya itu kebijakan-kebijakan yang dilontarkan Donald Trump itu sangat rasis sekali. Q: Apakah kualitas narasumber ikut memengaruhi pemuatan pemberitaan internasional di Republika Online? A: Ya jelas, harus sesuai dengan bidangnya ketika membahas hubungan internasional nggak mungkin lah kita cari narsum pengamat ekonomi kecuali konteksnya ekonomi internasional. Jadi kita memang sangat memilih narsum. Q: Adakah running story berita mengenai Donald Trump, jika redaksi menganggap berita itu kuat?
A: Di re-write gitu? Kalau di re-write secara utuh nggak karena di sistem kita ada berita link ya, jadi misalkan untuk kasus Donald Trump berita pertama X berita kedua Y berita ketiga Z, di berita ketiga Z ini ada kita kasih link berita X jadi ketika kita klik pembaca akan di rewind ke berita-berita sebelumnya. Paling dalam konteks begitu saja atau buat background misalkan kalau di re-write secara utuh nggak.
Jakarta, 19 Agustus 2016 Narasumber
Didi Purwadi (Asisten Redaktur Pelaksana Republika Online)
2. Wawancara pribadi dengan Ani Nursalikah Jabatan
: Redaktur
Hari/Tanggal
: Senin, 9 Mei 2016
Pukul
: 14.25 WIB
Tempat
: Kantor Republika Online. Jln. Warung Buncit Raya No. 37 Jakarta Selatan.
a. Dokumentasi berupa foto
b. Dokumentasi berupa rekaman wawancara Berikut ini pertanyaan dan jawabannya: Q: Apa latar belakang pendidikan anda? A: Saya D3 di FIB UI kemudian setelah lulus lanjut S1 di komunikasi massa UI ekstensi. Saya belajar mengenai jurnalis di komunikasi massa. Q: Bagaimana struktur redaksi Republika Online? A: Di Republika Online ada asredpel, redaktur, reporter. Kalo pimred sama dengan Republika cetak. Pimrednya sekarang Pak Irfan Junaedi sekarang baru ganti. Q: Bagaimana rutinitas media yang terjadi di Republika Online setiap harinya? A: Jadi di Republika Online itu tiap redaktur beda-beda jadwalnya. Jadi ada beberapa shift dimulai dari jam 12 malam nanti ada yang lanjut masuk lagi jam 6 kemudian masuk lagi jam 8 trus jam 10 jadi kontiniu gitu. Siang ada ntar jam 1 masuk, jam 15
ada yang masuk, jadi terus gitu 24 jam. Nanti kalau ada piket malam jam 12 malam itu redaktur ke kantor dan ada reporter biasanya dua orang. Redaktur menaikan berita, mengedit berita dan reporter mengumpulkan berita. Q: Bagaimana kebijakan redaksional pemberitaan Republika Online? A: Kebijakan redaksionalnya sama saja seperti koran. Cuma dari nilai-nilai yang kita anut ya kita lebih mengutamakan hal-hal atau isu-isu yang membela umat Islam, isu-isu Islam yang positif itu yang mau kita beritakan nggak hanya negatif saja, kita mau pemberitaan yang mendorong perdamaian, mendorong positif supaya lebih baik. Q: Bagaimana konsep umum pemberitaan berita internasional di Republika Online? A: Konsep umum pembuatan beritanya ya reporter membuat berita nanti dicemplungin ke newswrap itu semua berita masuk ke newswrap, nah dari newswrap redaktur tinggal pilih dia mau berita yang mana itu namanya newswrap. Kalau redaktur bisa melihat semua kanal, ada kanal internasional, daerah, olahraga, kabar kota. Redaktur yang bertugas saat itu yang masuk tinggal pilih beritanya. Misalnya saya desk internasional, berarti mengedit berita kanal-kanal berita internasional sesuai dengan job desk nya masing-masing. Kalau misalkan beritanya pasokannya kurang, tetapi berita lain pending belum di edit, ya kita juga nggak terbatas hanya desk internasional bisa mengedit desk lain. Q: Jadi nggak ada batasannya ya mba? A: Sebenernya ada, cuma fleksibel lah kalau misalkan banyak yang pending dan harus segera dinaikin. Ada juga misalnya aku lagi libur, redaktur internasional kosong ada dua kan, aku sama mas teguh, kalau dua-duanya libur ya redaktur yang piket yang naikin. Q: Apa saja pertimbangan Republika Online dalam peliputan berita internasional? A: Pertimbangan berita internasional kita lihat dari berita yang hangat apa saat ini, misalnya pemilu Amerika Serikat, iya dong kita liput masa nggak kita liput, beritaberita terbaru seperti itu kita liput terus kemaren pembebasan Abu Sayat. Pertimbangannya ya berita terbaru, nilai-nilai berita penting nggak sih kita untuk tau. Kaya kemaren pemilu AS membicarakan soal muslim di AS penting nggak buat kita apa kedekatannya, penting karena itu terkait muslim. Disana muslim dideskreditkan oleh Donald Trump kan, umat muslim harus tau. Q: Unsur apa saja yang mempengaruhi saat pengemasan sebuah berita internasional di Republika Online? A: Iya itu sama yang aku bilang tadi, kalau pemberitaan itu kan dilihat dari unsur kedekatannya, nilai beritanya terus ada lima ya kalo nggak salah yang proximity,prominence,human interest, timeliness, significance ya itu yang kita naikin. Seberapa penting sih berita itu harus dilihat sama publik Indonesia.
Q: Bagaimana alur dalam pengemasan suatu berita di Republika Online? A: Pertama kita lihat angel nya, kita cari angel yang belum ada di media online lain, kalau misalnya ada di media online lain dan ada angel yang belum kita buat, itu berarti kita kan udah ketinggalan tuh ya kita cari angel lain yang baru nanti dibawahnya baru dikasih background berita awalnya seperti itu. Q: Berarti kalau alurnya itu awalnya dari reporter? A: Jadi dari reporter beritanya masuk redaktur edit paling kalau angel nya udah ada kita ubah, kalau misalnya judulnya kurang pas nih kalau online kan judulnya harus eye catching ya yaudah kita ubah judulnya yang belum ada apa kita cari dari tulisan ini angel apa sih yang paling baik atau bagus kira-kira menarik pembaca dan belum ada itu kita buat. Sedangkan kalau asredpel itu lebih mengawasi kinerja redaktur dia juga memantau, mengedit pekerjaan redaktur. Misalnya ada isu apa gitu asredpel juga bisa menentukan isu. Asredpel punya kewenangan untuk menurunkan berita di Republika Online, mengedit berita. Menghapus berita nggak boleh ya di Republika Online. Jadi kalau ada apa-apa bisa di revisi. Ada kebijakannya tidak boleh menghapus berita. Jika ada narsum yang komplain karena berita nya salah kita sudah naikin belum konfirmasi dan dia keberatan, maka kita masukin di kolom revisi. Kolom revisi akan dibaca oleh semua pembaca karena akan muncul dibawah. Q: Apakah nilai-nilai keislaman di Republika Online sangat ditekankan? A: Iya pasti kita bukan koran Islam makanya namanya harian umum semua isu kita mainkan, tetapi kita punya nilai-nilai yang kita pegang gitu. Republika itu merupakan koran muslim pertama di Indonesia, begitu juga yang dianut oleh Republika Online, kita perpanjangan tangan dari harian umum. Pasti lah kita mewakili umat Islam ya kita harus cari berita yang positif dong, apa sih isu yang meresahkan buat umat Islam itu yang kita angkat. Kaya kemaren itu isu Donald Trump kebijakan dan pernyataannya yang menyerang umat Islam. Q: Apa yang menjadi indikator sebuah pemberitaan dijadikan sebagai laporan utama? A: Berita itu isu terbaru, trus dia penting untuk diketahui orang-orang, viewers tinggi jadi pertimbangan jugalah online itu kan hidupnya dari viewers kan. Terus seberapa penting isu itu, jadi meskipun tidak popular artinya pembacanya sedikit tetapi kalau misalkan isu ini memang penting buat kita, misalnya miras gitu miras membuat mabuk dan banyak mudaratnya yaitu yang kita angkat meskipun viewers rendah tapi ini penting orang harus tau. Q: Bagaimana pandangan Republika Online terhadap pernyataan Donald Trump terhadap Islam? A: Ya kalau misalkan itu merugikan umat Islam tetap kita liput ya, faktanya tetap kita liput. Kebijakan-kebijakan dan pernyataan dia yang mendiskreditkan umat Islam itu juga harus kita kritisi bahwa kan umat Islam nggak seperti ini dia hanya menggeneralisasi dan mungkin dia tidak punya pengetahuan tentang Islam gitu. Q: Bagaimana sudut pandang Republika Online dalam mengemas berita mengenai Donald Trump?
A: Karena dia lebih banyak mendiskreditkan umat Islam ya,tentu aja ini ya kita harus cari berita yang bisa mengkritisi pendapat dia gitu. Kalau misalkan ada yang membela umat Islam atau misalnya Hillary Clinton atau Ted Cruz yang rivalnya dan Obama bilang kalau Amerika itu divers banyak keanekaragaman gitu dan kalau misalkan Donald Trump tetap seperti itu ya dia akan menjatuhkan Amerika sendiri. Nah, angel itu yang kita angkat. Kalau misalnya Donald Trump memusuhi muslim, kan nggak hanya muslim sebenarnya imigran-imigran juga dia memusuhikan. Ya Amerika itu sebenarnya divers banyak suku banyak agama, dan itu akan menghancurkan Amerika sendiri. Amerika kan negara yang mengagung-agungkan toleransi, demokrasi, itulah yang kita angkat. Q: Apa yang menjadi pertimbangan berita mengenai Donald Trump menjadi topik terhangat selama bulan Desember? A: Karena pandangannya soal Islam ekstrem kan dia, terus karena pembacanya juga tinggi. Dan yang tadi kita punya nilai-nilai yang kita bela soal Islam. Q: Seberapa besar peranan wartawan dalam memengaruhi proses pembuatan berita Donald Trump? A: Oh besar sekali karena kita kan yang mengangkat, wartawan itu kan mempunyai kemampuan mempengaruhi opini public ketika berita itu ditayangkan terus di share di media sosial dan banyak yang baca ya otomatis itu mempengaruhi media public. Misalnya oia tadinya aku pikir Donald Trump begini nih ternyata orangnya begitu yah sama orang Islam, otomatis pandangan berpikirnya akan berubah kan. Jadi sangat besar pengaruhnya karena menentukan angel. Q: Seberapa besar peranan redaktur dalam memengaruhi proses pembuatan berita Donald Trump? A: Iya besar peranan redaktur juga besar, karena berita yang terjadi ya harus kita tulis. Redaktur mengedit berita yang dibuat reporter, tergantung reporternya juga ya dia mengikuti berita dari awal atau tidak jadi dia paham bukan sekadar translate menjadi kaku gitu, tapi dia bikin berita dengan bahasa yang lain gitu nggak cuma sekadar translate dari google karena kan nilai-nilai yang ada di Reuters, AP tidak sesuai, kita ambil yang positifnya, kita ambil yang posisinya berpihak kepada umat Islam. Q: Seberapa besar peranan owner dalam memengaruhi proses pembuatan berita Donald Trump? A: Oh kalau itu udah diatas ya owner ,kalau redaktur masih di pengolahan berita aja. Kalau itu udah di asredpel ya yang berhubungan sama owner. Q: Seberapa besar pengaruh pengaruh/tekanan dari pihak luar dalam penulisan dan penentuan berita Donald Trump? (misalnya dari pemerintah, partai politik, pemasang iklan, pembaca, teknologi, kondisi ekonomi, dan sebagainya)? A: Kalau iklan kita beda divisi ya, jadi aku kurang tau. kalau ormas Islam mereka mendukung sepenuhnya. Kalau iklan beda ya, kalau iklan biasanya mereka pasang iklan nih di kanal berita-beritanya ya yang mereka positif aja, misalnya ada berita negatif ya kita konfirmasi si pengiklan ini, tetapi kalau nilai iklan tentu saja
mempengaruhi ya tapi seberapa besar pengaruhnya saya rasa ngga sampe mempengaruhi secara total sampai kita harus ganti berita gitu sih. Q: Bagaimana proses penyaringan dalam berita mengenai pernyataan Donald Trump? A: Penyaringannya kita lihat angel nya, angel mereka angel dari media-media barat karena itu kan Amerika. Nah kalau media dari timur tengah kaya Al Jazira, Arab News itu pasti sepaham sama kita seperti itu. Q: Mengapa Republika Online mengambil angle berita tentang Donald Trump dari segala aspek yang berani beda dibandingkan media lainnya? A: Ya itu tadi sih karena kita kan media muslim ya, maksudnya bukan media muslim sih tapi kita Republika Online dan Republika cetak juga media nasional untuk komunitas muslim. Kenapa mengambil judul-judul seperti itu ya biar eye catching karena di online kita harus mencari judul-judul yang eye catching ya dari sekian banyak media online kita harus punya judul yang eye catching nah itu salah satu alasan pemilihan angle atau judul seperti itu ya supaya pembaca juga tertarik buat membacanya. Q: Bagaimana pemilihan sumber berita mengenai pendapat pengamat politik, ulama, dan ormas yang dijadikan sebagai narsum untuk pendapatnya mengenai pernyataan Donald Trump? A: hmm kalo soal itu kita sih ga ada kriteria yang khusus yang penting narsum terserbut mengetahui isu mengenai Donald Trump dan dia merupakan orang yang berpengaruh di Indonesia tentunya. Kita pernah wawancara ketua MUI karena dia merupakan ormas yang berpengaruh ya, dan dia bilang kalo pernyataan tersebut itu tidak bernalar. Dan pernah wawancara by phone sama imam besar AS tentang pendapatnya mengenai Donald Trump, kita terbitkan beritanya hingga beberapa part karena Republika memiliki kedekatan dengan beliau. Q: Bagaimana opini pembaca terkait pemberitaan Donald Trump di Republika Online? A: Opini pembaca macam-macam ada yang mendukung ada yang ngga suka sama Donald Trump, ada yang udahlah urusan masing-masing. Opini pembaca tidak mempengaruhi terhadap pemberitaan Donald Trump, karena orang kan punya pendapat masing-masing. Q: Adakah running story berita mengenai Donald Trump, jika redaksi menganggap berita itu kuat? A: Ya di running berita Donald Trump itu kan tinggi tuh viewers nya, ngga semua berita bisa di running. Hanya berita yang bisa mengangkat sisi bombastisnya, fantastisnya, misalnya sisi pribadinya. Q: Rapat yang terjadi di ROL setiap hari apa saja? A: Kalau di ROL itu rapat mingguan tiap selasa, apa sih topik-topik yang terhangat dari macam-macam desk. Masing-masing desk kan punya agenda masing-masing ya. Misalnya khazanah kan tentang keislaman organisasi-organisasi Islam itu ada. Tapi biasanya isu yang paling dibahas yang berganti yang bisa menentukan topik terhangat untuk internasional itu cukup tinggi kalau misalnya lagi ada berita, kalau misalnya beritanya sepi-sepi aja datar aja nggak ada peristiwa penting ya mungkin nggak jadi topik terhangat. Biasanya kita nasional politik hukum itu.
Q:Kenapa topik terhangat itu bisa sampai satu bulan penuh bahkan lebih?Pergantiannya itu ada waktunya atau tidak? A: Pergantian waktunya itu tergantung isunya, kayanya itu lebih cocok ke asredpel karena asredpel yang mengganti tetapi masukan dari kita masing-masing redaktur. Kalau menurut yang aku lihat sekarang sih aku kan setahun di ROL karena sebelumnya reporter di internasional ngga ada batas waktunya per kapan gitu kadang kalau pas rapat seminggu sekali mau ganti topik terhangat ngga, apa nih yang terhangat. Oh ini berita yang terhangat misalnya beritanya Donald Trump tentang pernyataannya yang melarang muslim masuk ke Amerika. Q: Apakah viewers mempengaruhi? A: Viewers turut mempengaruhi, nilai berita itu mempengaruhi kalau misalnya berita kaya Donald Trump waktu itu masuk dalam trending topic sampai sebulan. Kalau misalnya udah kelamaan ya kita ganti. Q: Berarti pimred Republika cetak sama online sama saja ya? A: Sama aja, dia juga memantau. Kalau misalnya ada berita yang menurut dia harus naik beritanya bagus nih misalnya ya dia juga punya kewenangan untuk eh liput dong berita ini, tetapi tetap harus kita konfirmasi beritanya yang dari pimred. Karena kan ada dia yang dapat beritanya itu pas kita cek ternyata hoax, sumbernya ngga jelas. Sekarang kan ada berita macam-macam di internet, makanya dari internet kita harus cari berita yang kredibel jangan sampai terjebak ntar kita di bully pembaca karena kita nyebar berita bohong. Q: Ketika rapat sama pimred siapa saja yang ikut rapat? A: Kalau rapat sama pimred yang datang redaktur sama asredpel aja. Rapat sama pimred jarang sih ngga tiap minggu. Karena kan mereka komunikasi sama asredpel. Q: Apakah redaktur mempunyai kewenangan penuh apabila owner yang memesan berita? A: Ya kita mempunyai kewenangan yang penuh terserah kita misalnya owner yang memesan berita tetapi tetap harus seimbang ya beritanya. Jadi bisa aja beritanya ngga dinaikin. Tetapi selama ini sih harus naik beritanya. Q: Kalau terkait memesan berita tentang Donald Trump ada mbak? A: Donald Trump….nggak sih karena kan owner kita Pak Erik Tohir dia lebih konsern ke berita olahraga ya bola. Karena kan dia punya Intermilan, klub bola basket apa itu aku lupa. Ya jadi dia lebih konsern ke bola. Kalau Donald Trump belum ada, asal kita bisa menjaga keseimbangan saja. Q: Bagaimana sih mbak ROL menyesuaikan dengan visi misinya dalam mengemas sebuah berita?
A: visi misi ya sesuai yang aku bicarain tadi kita sesuaikan dengan nilai-nilai keislaman dalam mengemas sebuah berita. Q: Berarti Republika Online itu secara tidak langsung mendiskreditkan sebagai media Islam? A: Iya kita media Islam. Tetapi agama lain seperti Kristen, Hindu, Budha bisa membaca berita kita gitu. Tetapi kita tidak menjelek-jelekan agama lain. Cuma ya kita punya prinsip media komunitas muslim. Q: Kalau latar belakang agama pekerja media disini apakah harus beragama Islam? A: Ada kita dari agama Kristen kok, tetapi dia dipindahkan menjadi di bagian olahraga. Kalau di desk internasional tidak ada rata-rata Islam semua. Dulu pernah ada yang Kristen pas aku masuk sini udah nggak ada, dia udah keluar. Tetapi dia bukan redaksi bagian desain atau apa gitu lupa. Dari kebijakan disini nggak ada larangan bebas kok. Disini juga yang Islam ada yang nggak memakai jilbab, ngga semua memakai jilbab. Jakarta, 19 Agustus 2016 Narasumber
Ani Nursalikah (Redaktur Republika Online)
3. Wawancara pribadi dengan Gita Amanda Jabatan : Reporter Hari/Tanggal : Senin, 9 Mei 2016 Pukul : 15.30 WIB Tempat : Kantor Republika Online. Jln. Warung Buncit Raya No. 37 Jakarta Selatan. a. Dokumentasi berupa foto
b. Dokumentasi berupa rekaman wawancara Berikut ini pertanyaan dan jawabannya: Q : Apa latar belakang pendidikan anda? A : Aku mengambil S1 jurusan jurnalistik di ISIP. Q : Saat anda mendaftar menjadi jurnalis di Republika Online apa saja persyarakat khusus yang harus dipenuhi? A: Persyaratannya tuh bahasa inggris, TOEFL sih yang paling teknis terus kesehatan secara teknis selebihnya nggak sih hanya kemauan aja sih yang ditanyain. Q: Apakah latar belakang pendidikan disini sangat ditekankan? A: Nggak kok disini bebas, semua jurusan bisa masuk. Karena kalau latar belakang pendidikan tentu saat sudah bekerja di media pasti akan melebur dengan sendirinya.Karena disini kami ada yang lulusan dari ekonomi, sastra, sosiologi,
hukum, jadi macam-macam.Tidak hanya jurnalistik saja. Kalau latar belakang pendidikan disini bisa apa saja karna nanti akan digilir dengan rubrik-rubrik yang berbeda-beda. Jadi kalau dari latar belakang pendidikan tidak terlalu pengaruh dengan isi berita. Q: Nilai-nilai apa yang mbak pegang sebagai jurnalis? A: Mengedepankan fakta, menjunjung kebenaran, yang pasti untuk kepentingan publik ya. Setiap kali kita membuat berita selalu melihat apa ini penting buat publik atau tidak. Republika apalagi kita kan media yang konsern kepada Islam kan, otomatis kecenderungan kita akan lebih kepada sudut pandang muslim. Q: Bagaimana mekanisme kebijakan redaksi saat pengambilan berita internasional di lapangan? A: Kalau berita internasional itu hampir 80 persen lebih itu kita pasti dari wire karena kita kan keterbatasan nggak mungkin kita bisa langsung kesana kan, kecuali kalau event-event internasional itu ada di Indonesia seperti itu. Jadi kalau mekanismenya pasti akan melihat dari sumber-sumber yang beragam. Q: Kantor berita mana yang paling berpengaruh? A: Berpengaruh sebenarnya ngga berpengaruh atau tidak berpengaruh. Tetapi biasanya kita memiliki kecenderungan kita pasti akan melihat berita-berita itu, misalnya dari Reuters, AP karena kita berlangganan ya. Apalagi Republika cetak berlangganan dua itu, terus selebihnya itu kalau misalnya kaya Timur Tengah itu kita banyak lihat ke Al-Jazira, Middle East Monitor, Arab News. Kalau Amerika kita lihat dari The New York Times, Washington Post, tapi itu bukan pedoman sih sebenarnya cuma kita banyak buka itu Reuters, AP, sama BBC karena kita nilai cukup mewakili media barat gitu. Kalau ke Timur Tengah mungkin kita lebih ke Al-Jazira, Arab News. Q: Apakah berita yang ada di lapangan sudah ditentukan dalam rapat redaksi, anda mencari beritanya sesuai situasi atau ada pesanan dari owner atau atasan? A: hmmm maksudnya gimana nih? Q: Jadi ketika di lapangan perintah dari redaksi mencari berita ini, tapi ada berita yang lebih menarik mbak malah mengambil berita yang itu gitu? A: Oh iya bisa itu, semuanya pasti kita diskusiin. Kalau di online berita-beritanya kita semua cemplungin-cemplungin aja. Maksudnya untuk berita online itu kan ngga terbatas ya, ngga punya batas tempat atau segala macam ya. Jadi kita ngga ada mana berita penting atau mana berita tidak penting, kalau berita itu memungkinkan kita buat ya kita buat gitu, cuma mungkin skala prioritasnya pembuatannya kali ya. Misalnya ada berita-berita yang real time yang butuh cepet ya itu kita lebih dulu. Tapi kalau misalnya beritanya masih bisa kita nanti-nanti feature misalnya mungkin masih bisa kita belakangin. Q:Bagaimana proses rapat redaksi di Republika Online untuk menaikkan sebuah berita internasional? A: Rapat redaksi kita untuk internasional paling sekitar seminggu sekali tapi itu pun lebih ke sharing isu aja ya, bukan seminggu sekali sebulan sekali itu pun tapi lebih ke review isu, karena kita selalu berhubungan kan ada grup di whatsapp isu nya apa ya kita mantau sendiri-sendiri, sama kan kita tempat satu desk duduknya ngga terlalu berjauhan jadi kita sharing di tempat aja dan itu nggak ditentuin waktunya kapan jadi bisa setiap saat.
Q: Bagaimana pandangan anda terhadap kampanye pemilu AS? A: Kalau sekarang kan udah mulai keliatan siapa calon yang unggul. Gimana ya ngga gimana gimana sih. Kalo kaya Trump yang rasis ya kita pasti beritain, kita kasih tau ini loh begini ada calon yang seperti ada juga yang seperti ini di AS. Seperti itu sih. Q: Bagaimana pandangan anda terhadap pemberitaan dan fenomena pernyataan Donald Trump terhadap islam? A: Nah karena kita media muslim otomatis kan cara pandang kita dari sudut segi muslim gitu kan. Yaudah kita akan memberitakan sesuai fakta. Kita tidak memojokkan Donald Trump tapi kita hanya memaparkan faktanya saja. Makanya kaya Donald Trump hari ini bilang umat muslim nggak boleh masuk ke Amerika kita beritakan itu karena itu kan menyangkut kepentingan umat muslim kan. Nggak hanya muslim di Amerika tetapi muslim yang ada di luar dan di Indonesia termasuknya diantaranya juga ada yang ke Amerika kan tentunya. Nah, pernyataan Donald Trump tersebut pasti punya dampak untuk muslim-muslim di seluruh dunia ini termasuk di Indonesia, itu tentu kita beritakan. Ini loh ada capresnya AS ngomong seperti ini nah kalo kita running masalah itu karena ya itu kita punya kepentingan disitu kan. Karena kita media muslim kita ya mau mengedepankan kepentingan-kepentingan muslim. Q: Bagaimana mencari sumber berita internasional, berita mengenai Donald Trump? A: Pokoknya kita mencari dari wirer, dan kita nggak diperbolehkan dari satu sumber. Biasanya kita istilahnya re-write ya. Kita mengumpulin minimal dari dua sumber, dan banyak macem-macem, diantaranya dari Reuters, Associated Pers, terus New York Times, Washington Post, The Guardian, Al-Jazira, Arabian News banyak lah. Kita memilih Reuters karena beritanya terlengkap dan AP Associated Pers itu juga lengkap dan mewakili Amerika. Q: Bagaimana proses penyusunan dan pelaporan hasil berita mengenai Donald Trump? A: Penyusunan kalau di online itu nggak terlalu saklek ya. Itu kalau tadi yang kaya aku bilang dua sumber itu buat di koran, kalau buat di online karena kita sistemnya real time gitu kan, jadi ngga mesti harus dua sumber. Tapi kita misalnya bikin dari Reuters nih pendapatnya Donald Trump seperti ini trus kirim ternyata di Al-Jazira ada komentar lain tentang Donald Trump beda angle gitu kan kita kirim jadi kita terus seperti itu aja sih. Q: Berarti nanti tinggal di copy aja atau di edit lagi? A: Iya kalau itu urusannya redaktur, jadi reporter itu hanya mengumpulkan berita saja. Tugas kita hanya misalkan hari ini kita mau fokus soal Trump misalnya Trump lagi rame nih kita mau bikin, yaudah aku yang di lapangan cari aja berita-berita menarik mengenai Trump khususnya terutama komentar-komentarnya tentang Islam atau apa aku yang bikin nanti aku kirim aja nih. Setelah itu udah wewenangnya redaktur mana yang mau dinaikin mana yang mau diubah mana yang mau diganti mana yang mau digabungin. Q: Berarti mba yang terjemahin juga atau beda lagi yang menerjemahkan? A: Itu sama reporter juga. Q: Kemudian berpengaruh tidak pandangan anda dengan cara kerja yang nantinya akan menjadi berita yang anda buat?
A: Gini kalau setiap orang nulis pasti punya sudut pandangnya sendiri dan itu pasti akan berpengaruh pada tulisannya tetapi balik lagi sebagai jurnalis kan punya pakem-pakemnya kan kaya kita harus tetap berdasarkan fakta gabisa kan kita pake sudut pandang kita aja atau pendapat kita gabisa kan. Kaya gitu sih kita harus berdasarkan fakta yang ada kalaupun itu dari sumber luar ya kita akan mengolah dengan sesuai kebutuhan kita gitu kebutuhan akan media ini. Kaya misalnya kita ada beberapa pakem soal Islam yang ngga bisa kita ikut-ikut media luar. Misalnya nih contohnya soal teroris, kalau misalnya media luar menulis atau menyebut extremis Islam, kita ngga pernah menyebut extremis Islam karena extremis ya extremis Islam ya Islam, berbeda dong. Kemudian kata jihadis kita nggak pernah memakai kata itu, karena dalam pandangan dan menurut Islam jihad itu kan bukan sesuatu kata untuk melakukan hal yang jelek ya. Q: Bagaimana pengaruh reporter dalam menentukan angle saat pengemasan berita mengenai pernyataan Donald Trump terhadap Islam? A: Balik lagi seperti yang tadi kita punya pandangan sendiri. Republika itu kan media Islam, otomatis berita yang kita buat harus jangan sampai mendiskreditkan umat Islam. Ketika Donald Trump ngomong seperti itu ya harus diberitakan seperti itu. Faktanya tentang kasus itu tetap kita liput. Kita menyoroti kebijakan-kebijakan dan pernyataan dia yang mendiskreditkan umat Islam. Kita juga mengkritisi bahwa kan umat Islam nggak seperti ini dengan mencari fakta untuk membantah pernyataan Trump tersebut. Kalau di online kita lebih ngga sekaku koran ya. Jadi sudut pandang aku mempengaruhi dalam menentukan angle segala macam iya pasti, karena kita nggak plek ngambil dari Reuters angle nya A nanti pasti kita edit lagi, jadi ya gitu sudut pandang aku ya berdasarkan pada media yang aku tempatin saat ini. Jadi sudut pandangnya lebih ke muslim. Q: Apa yang menjadi pertimbangan berita mengenai Donald Trump menjadi topik terhangat selama bulan Desember? A: Karena ya itu kan komentarnya seputar muslim tadi kan, karena Republika itu pembaca kita mayoritasnya muslim jadi jelas omongannya Donald Trump itu berpengaruh dan jadi kepentingan kita semua gitu yang umat muslim. Dan viewers nya tinggi karena di online itu kan langsung kelihatan jumlah pembacanya berapa nih berapa ribu di setiap berita. Donald Trump tinggi nih beritanya ya yang tinggi viewer nya ya kita jadiin topik terhangat. Q: Bagaimana komentar-komentar dari pembaca? A: Ya macam-macam, dan antusias. Kita mempunyai pembaca yang loyal dan konsern terhadap Islam. Jadi ketika ada berita yang negatif tentang Islam maupun itu berita tentang pernyataan Donald Trump atau yang menyinggung Islam lainnya pokoknya mereka langsung antusias. Sebenernya balik lagi ke kita aja kalau ada berita yang mendiskreditkan Islam gimana sih pasti kita kan sebagai umat muslim kok diginiin padahal kan nggak seperti itu. Q: Saya pernah lihat berita-berita Donald Trump selama bulan Desember ada juduljudul yang unik mbak kaya misalnya cara menghindar dari Donald Trump selama di New York, 12 jasa muslim yang dilupakan, dsb. Kenapa Republika mengambil angle seperti itu?
A: Ya sebenarnya itu target kita untuk mementahkan pernyataan Donald Trump. Kan itu yang soal pahlawan muslim di Amerika kan itu terkait dengan pernyataan Donald Trump bahwa umat Islam ngga punya jasa di Amerika dan itu bohong besar kan, karena faktanya banyak sekali. Saya lupa tulisan-tulisannya, yang jelas pernyataan Donald Trump tidak sesuai dengan fakta, ada Muhammad Ali, Mike Tyson, Karim Abdul Jabar, kemudian di bidang olahraga banyak sekali muslim-muslim yang mengharumkan nama Amerika. Artinya kita coba mementahkan pernyataan Donald Trump bukan menjatuhkan ya, karena kita tidak dalam konteks ingin memenangkan capres ini dan ingin mengalahkan Donald Trump. Tujuan kita ingin meluruskan kepada pembaca, ini pernyataan Donald Trump tidak benar. Q: Apakah kualitas narasumber ikut memengaruhi pemuatan pemberitaan internasional di Republika Online? A: Ya jelas kualitas narasumber memengaruhi. Kita selalu mencari narasumber yang kredibel dan relevan. Pemberitaan tentang Donald Trump kemarin ada beberapa yang harus di konfirm ke AS yang paling memungkinkan kita ke pihak kedutaan AS yang ada disini. Duta besarnya atau konselornya. Q: Trus kan ada berita tentang pendapat pengamat politik, ulama di Indonesia terkait pernyataan Donald Trump. Apakah reporter terjun langsung? A: Iya kadang kalau lagi ketemu langsung ya ketemu langsung. Kalo nggak ya paling by phone. Biasanya karena kita online harus cepat kita biasanya by phone. Tetapi tergantung reporter yang di lapangan siapa kalau misalnya kaya terintegrasi reporter-reporter online dan koran itu kan kita satu, misalnya ada isu yang lagi hangat nih tentang Donald Trump terus temen-temen yang lagi di KEMENAG, DPR itu biasanya diminta diperbantukan tolong dong tanyain komentar tentang Donald Trump gimana sama komisi sekian atau tokoh-tokoh yang berkaitan yang kebetulan ketemu. Karena desknya masing-masing kan, kalau desk agama ya dia bisa konfirm ke KEMENAG. Reporternya dibagi-bagi tapi kita saling bantu jadi misalnya ada isu internasional yang ada kaitannya dengan politik ya kita saling membantu. Q: Bagaimana cara Republika Online membagi desk reporternya?Ada persyaratannya atau gimana? A: Kita rolling jadi setiap berapa ya kita ngga tentu sih periodenya sesuai kebutuhan aja. Tapi kita ada rolling. Aku ngga selalu dari awal masuk ada di desk internasional, redaktur juga. Waktunya ngga tentu karena random ya tergantung kebutuhan aja. Jakarta, 19 Agustus 2016 Narasumber
Gita Amanda (Reporter Republika Online)
4. Wawancara pribadi dengan Sabam Leo Batubara Jabatan : Anggota Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers, Dewan Pers. Hari/Tanggal : Jumat, 15 Juli 2016 Pukul : 10.00 WIB Tempat : Kantor Dewan Pers, Jl. Kebon Sirih No. 32-34 Jakarta Pusat a. Dokumentasi berupa foto
b. Dokumentasi berupa rekaman wawancara Berikut ini pertanyaan dan jawabannya: Q: Menurut pendapat anda media online yang ideal itu seperti apa? A: Media online yang ideal harus melaksanakan fungsi dengan benar. Fungsi yang pertama adalah mengemukakan informasi yang faktual, dan benar. Yang kedua fungsinya adalah mengedukasi, mendidik, mengemukakan persoalan, dan menawarkan solusi. Fungsi ketiga adalah menghibur, beritanya harus menambah kualitas. Fungsi keempat adalah mengontrol, karena Indonesia ini paling banyak korupsi maka negara ini melakukan control terhadap pemerintahan salah satu nya melalui pers. Jadi pers harus mengontrol dengan baik agar Indonesia menjadi clean and good government. Yang kelima pers itu hidup dari perekonomian. Ekonomi yang baik itu harus sehat isi dan bisnis. Jadi media yang ideal ya itu harus taat kepada fungsi-fungsi tersebut dan juga taat kepada kode etik ya. Q: Bagaimana penialian anda mengenai Republika Online?
A: Republika Online begini ya saya sudah bekerja di dewan pers ini sejak dia dilahirkan independen ya. Jadi menurut saya media itu dibagi menjadi dua ada media serious ada media yang selalu taat kepada kode etik taat kepada fungsi pers itu media yang berkualitas, mereka lahir untuk melaksanakan kode etik dan fungsi. Dan yang kedua itu media yang tidak berkualitas yang tidak serius taat kepada fungsi dan kode etik begitu ya. Di Jakarta ada banyak media yang berkualitas ada Kompas, Tempo, Media Indonesia, dan Republika. Dan mereka sejak tahun 2000 diawali dengan kadang-kadang melanggar kode etik tetapi terakhir mereka sudah hampir tidak diadukan melanggar kode etik ya. Jadi artinya media yang berkualitas ini dari dulu Dewan Pers kerjasama dengan mereka. Mereka menurut saya menjadi lokomotif dari gerbang-gerbang media yang berkualitas. Karena mereka taat kepada kode etik inilah mitra dewan pers untuk membantu supaya gerbong-gerbong media yang baru bermunculan ini terutama yang abal-abal juga taat kode etik. Lalu harapan kita media-media yang berkualitas ini punya anak berlahirlah media online dua puluh tahun terakhir ini ada Kompas online, Media Indonesia online, dan juga Republika online. Media online ini tahun-tahun pertama melanggar kode etik namun sekarang sudah tidak. Ketika wartawan media online datang ke dewan pers, kita selalu bilang media induk kalian taat kepada kode etik maka kalian harus melaksanakan hal tersebut. Jadi kembali kepada Republika online ini dia adalah bagian dari surat kabar Republika yang selama ini reputasinya baik yang bisa kita masukan kedalam kelompok quality media dan lokomotif. Q: Bagaimana pendapat anda mengenai pemberitaan isu pernyataan dan fenomena Donald Trump di Republika Online? A: Sikap Donald Trump itu dalam perspektif Indonesia tidak sejalan dengan konsep kita. Lalu ada pendapatnya yang aneh-aneh tidak sepatutnya ucapan itu di Indonesia bermasalah. Jadi kalau ada pemberitaan media di Indonesia itu yang mengatakan mengenai itu sah-sah saja. Yang jelas pemberitaan itu kan mematuhi kode etik jurnalistik yang diterapkan untuk semua media cetak, online, tv itu kan sama. Perbedaannya hanya untuk media online ada disitu disebut bahwa media cetak itu kewajiban kalau dia membuat berita yang negatif tentang seseorang lembaga maka dia harus beri panggung kepada orang itu pihak itu. Panggung itu artinya menurut pasal 1 dan 3 harus ada keberimbangan atau uji informasi, klarifikasi, verifikasi, chek dan recheck . Dan tidak boleh menghakimi itu sudah jelas, maka boleh menyampaikan berita negatif berita yang merugikan boleh menurut kode etik jurnalistik asal persyaratannya dipenuhi. Persyaratan pertama narasumbernya kredibel dan akurat. Persyaratan kedua kepada yang dirugikan diberi panggung, diberi space keberimbangan atau atau uji informasi, klarifikasi, verifikasi kan begitu kan. Dalam pemberitaan Donald Trump di media massa di Indonesia kurang lebih yang saya tangkap isinya negatif. Pernyataannya negatif bahwa dia kalau menang terpilih akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang mendiskriminasikan suatu agama dalam hal ini kan agama Islam. Itu kan negatif, di Amerika itu negatif apalagi di Indonesia. Tapi pemberitaan itu pertanyaannya apa memenuhi persyaratan kode etik jurnalistik tidak. Maka pertama bagaimana sumber berita negatif itu bahwa
Islam dizhalimi wah sumbernya kredibel, akurat, jelas, sesuai pasal kode etik nomor 1. Karena yang mengucapkan itu Donald Trump sumber yang layak dipercaya dan beritanya itu akurat tidak ada yang ditambahi atau dikurangi maka persyaratan itu dipenuhi. Yang kedua, ada panggung tidak terhadap pihak yang dirugikan, pihak yang dirugikan itu ya pertama kalau dalam pernyataan yang mendiskriminasi Islam ya kalangan Islam, tapi di Indonesia itu bukan hanya menyangkut kalangan Islam menyangkut juga Pancasila, hal itu bertentangan dengan Pancasila. Oleh karena itu dia tidak membutuhkan hak jawab justru pendapat dia itu sepanjang itu mengundang berbagai komentar yang negatif maka pemberitaan itu akan berimbang. Q: Bagaimana pendapat anda mengenai isu pemberitaan kampanye pemilu AS yang dikemas oleh Republika Online? A: . Jadi karya jurnalistik Republika Online hampir sama dengan media massa lain bahwa ya memberikan komentar, memberikan klarifikasi, memberikan counter balik, memberikan hak jawab, hak orang Indonesia, hak pembaca Republika Online itu ya sah sah saja. Begitu ya kalau ada pemberitaan yang kelewatan yang merugikan tentu Donald Trump silahkan saja mengadu misalnya ya. Tetapi sepanjang pertanyaan anda itu secara khusus, karena saya tidak membaca Republika Online tapi saya tahu bahwa isinya bagaimana isi nya pasti seperti media lain juga bahwa pernyataan calon presiden Donald Trump itu negatif, merugikan berbagai pihak. Justru komentar dari Republika Online itu memberikan keberimbangan. Jadi panggungnya itu justru di Indonesia, jadi maksudnya media online di Indonesia termasuk Republika Online memberikan panggung. Bedanya pers jaman Soeharto pers tidak boleh mengontrol, sekarang justru undang-undang nomor 40 tahun 1999 fungsi pers itu ada dua pasal ya. Pasal 3 mengatakan fungsi pers itu adalah kontrol sosial. Pasal 6 mengatakan bahwa peranan pers nasional boleh mengawasi, mengkritik, mengkoreksi tentang hal-hal terkait dengan kepentingan umum. Justru itu bedanya di jaman rezim orde lama dan orde baru tidak ada peran pers untuk melakukan fungsi kontrol, mengawasi, mengkritik kebijakan umum. Justru sekarang ada kebebasan, kebenaran itu dimiliki oleh semua orang. Semua orang di media massa dibebaskan untuk mengeluarkan pendapatnya. Lalu kita sebagai konsumen pembaca online dibutuhkan kecerdasan untuk memilah milih mana pendapat yang sesuai. Jadi media kita termasuk Republika Online telah menjadi panggung aneka ragam pendapat, memberitakan pendapat Donald Trump yang menzalimi agama Islam, maka dia buka panggung dengan meliput pendapat orang Indonesia ya itu yang dikemukakan oleh Republika Online. Pasti masyarakat pada umumnya menyalahkan Donald Trump. Jadi saya kira Republika Online telah melaksanakan tugas, fungsi, dan peranannya sesuai dengan undang-undang pers. Komentar itu yang dimuat oleh Republika Online dan itu bagian dari fungsi menyampaikan informasi yang faktual dan benar, dan fungsi edukasi mencerdaskan bangsa sehingga rakyat semakin dicerdaskan. Dari segi itu saya kira sudah jelas ya, saya kira Republika Online telah menjadi panggung untuk mempersilahkan sumbersumber yang tidak sejalan dengan Donald Trump untuk juga berbicara dalam rangka
influencing ya mempengaruhi opini publik bahwa disana itu kok bisa ada calon presiden yang seperti itu. Q: Bagaimana pendapat anda terhadap netralitas Republika Online dalam memberitakan Donald Trump? A: Saya kira Republika Online itu cukup netral ya, kalau dia berpihak kepada kalangan tertentu ya sah-sah saja. Jadi karena independen kalau kita baca disini media itu yang penting berimbang ya. Jadi media online prinsipnya karena ada pernyataan Donald Trump yang kontroversial maka harus memberitakan dengan akurat dan berimbang. Q: Apakah ada pengaduan ke Dewan Pers untuk Republika Online terkait dengan pemberitaan pernyataan Donald Trump terhadap Islam? A: Sejauh ini belum ada pengaduan yang datang ke dewan pers terkait pemberitaan pernyataan Donald Trump di Republika Online ya. Jadi saya kira dalam segi itu Republika Online sudah melaksanakan kode etik jurnalistik dengan baik. Q: Bagaimana dengan tanggapan bapak terkait dengan idealisme wartawan atau pers yang dibawah idealisme owner dari pemilik media? A: Jadi media itu terbagi tiga ada media professional yang taat kepada fungsi dan kode etik. Lalu ada media abal-abal, media itu yang sengaja menyebut dirinya media untuk menumpang gelap kebebasan pers tapi sasarannya adalah bagaimana cara mendapat amplop atau memeras. Lalu di antara media ini ada media partisan namanya yang dimiliki oleh politisi. Media ini wartawannya banyak yang professional. Kode etik kita ini perlu diperkaya lagi. Undang-undang pers nomor 6 berisikan untuk kepentingan umum. Tetapi Bill Kovach secara tegas mengatakan bahwa loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga. Jakoeb Utomo mengatakan watak pers itu berpihak kepada the underdog berpihak kepada yang terzalimi, berpihak kepada yang tersudut, berpihak kepada rakyat jelata. Artinya pers wartawan yang bekerja harus taat kepada warga, tetapi faktanya pada pemilihan legislatif kemarin apalagi pilpres 2014 itu kelihatan bagi media yang dibawah jajaran Surya Paloh right or wrong semua pemberitaan harus mendukung Surya Paloh, dan masih banyak media lain yang seperti itu. Beberapa wartawan yang taat kepada kode etik keluar namun selebihnya masih banyak yang bertahan karena gaji yang lumayan. Jadi jika wartawan yang professional bila bekerja di media partisan tinggalkan itu. Jadi sekarang media kita itu terbelah, saya sedih teman-teman saya yang professional itu mengabdi kepada politisi yang memperalat pers. Q: Bagaimana mekanisme pengawasan Dewan Pers terhadap media online? A: Jadi media online itu sama seperti media cetak, radio, dan televisi. Menurut pasal 17 undang-undang pers rakyat diminta rajin mengadu ke dewan pers karena menteri KOMINFO tidak boleh lagi mengontrol. Yang mengontrol adalah rakyat. Jadi siapa saja yang mengadu yang kita sikapi. Media online tahun ini banyak yang mengadukan dan meledak jumlahnya. Ada yang tidak hanya melanggar kode etik
namun layak dipenjarakan. Itulah yang kita lakukan dalam merespon pengaduan masyarakat. Dan mengkhawatirkan karena terjadinya migrasi perpindahan dari media cetak abal-abal ke online. Sehingga banyak yang melakukan penyimpangan untuk mencapai tujuannya. Maka disini peranan rakyat sangat dibutuhkan untuk melaporkan kepada dewan pers. Q: Bagaimana penilaian anda terhadap para pekerja media di Republika Online? A: Saya kira tidak ada persoalan berarti sudah cukup baik ya dan tidak ada pengaduan kita asumsikan bekerja dengan baik. Dan kita harapkan di Republika Online terwujud global formula ya. Isinya adalah pers yang sehat isi akan menghasilkan sehat bisins atau sebaliknya. Kemudian terjadi terwujud dengan integrase dua kepentingan. Kepentingan perusahaan pers bagaimana supaya eksis, bagaimana supaya untung, dan develop. Dan kepentingan wartawan ialah kontribut artinya berita yang dihasilkan membuat media itu menarik untuk dibaca karena tulisan wartawan itu berkontriusi. Lalu reward agar tertantang bekerja lebih baik. Kita harapkan supaya semua media termasuk Republika Online supaya sehat isi dan sehat bisnis. Itu terwujud apabila ada dua kepentingan. Di Republika Online perusahaannya itu ingin selalu eksis dan berkembang. Dan itu terwujud kalau wartawannya memenuhi persyaratan tersebut. Jadi para pekerja media di Republika Online tidak ada ribut-ribut ke dewan pers kita mengganggap itu berjalan sesuai dengan baik. Q: Bagaimana penilaian anda terhadap organisasi media di Republika Online? A: Jadi dari segi organisasi undang-undang pers mengatakan wartawan itu bebas memilih mau ikut AJI, PWI, silahkan tidak ikut silahkan. Kedua sekarang ini banyak perusahaan-perusahaan yang memiliki organisasi, paguyuban, yayasan. Saya tidak tahu apa yang terjadi disana, tetapi ada persatuan wartawan di kalangan komunitas perusahaan-perusahaan tertentu pernah terjadi beberapa perusahaan pers menolak. Disini Republika Online tidak ada penolakan, saya kira organisasi nya sudah berjalan dengan baik. Yang saya tau dalam hal ini organisasi Republika Online Online karena tidak ada pengaduan dari masyarakat dan keributan di dewan pers semua sudah berjalan dengan baik dan sesuai kode etik jurnalistik. Jakarta, 16 Agustus 2016 Narasumber
Sabam Leo Batubara (Anggota Kelompok Kerja Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers, Dewan Pers)