HIPOTESIS PENELITIAN (Metodologi Penelitian ) oleh Nanang Ade Putra
16709251025
Fitri Ayu Ningtiyas
16709251037
Annisa Eprila Fauziah
16709251040
Program Strudi Pendidikan Matematika Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
A. Pengertian Hipotesis Penelitian Setelah menemukan dan mengemukakan permasalahan serta memerikasa bahan pustaka yang berkaitan, maka peneliti siap untuk menyusun suatu hipotesis. A hypothesis is a tentative explanation for certain behavior, phenomena, or events that have occurred or will occur (Gay, 1976) Menurut McGuigan dalam Wagiran (2010) menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan potensial antara dua atau lebih variabel.
Menurut Sugiyono (2010) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada faktafakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.
Dari keempat pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang belum tentu kebenarannya dan akan menjadi benar apabila sudah ada bukti-buktinya. Dalam bentuk sederhana, hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan antara variabel-variabel dalam suatu persoalan. Hipotesis tersebut kemudian diuji dalam penelitian. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian kuantitatif. Tetapi tidak semua penelitian harus menggunakan hipotesis, terlebih lagi jika hanya menggunakan satu variable saja. Hipotesis dibuat karena dua alasan: (1) hipotesis yang mempunyai dasar kuat yang menunjukan bahwa peneliti telah mempunyai pengetahuan yang cukup untuk melakukan penelitian di bidang itu, dan (2) hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data; hipotesis dapat menunjukan prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Pengertian hipotesis penelitian seperti telah dikemukakan sebelumnya. Selanjutnya, hipotesis statistic itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistic.
B. Cara Merumuskan Hipotesis 1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat dan jelas. 2. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat deklaratif. 3. Hipotesis harus dengan nyata menunjukan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel 4. Hipotesis harus didukung dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan. 5. Dapat diuji C. Macam-macam Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dipergunakan jika peneliti melakukan analisis dengan hanya menggunakan sebagian dari keseluruhan data yang ada. Sedangkan teknik statistik
yang menggambarkan pengambilan data keseluruhan ke arah sebagian populasi disebut sebagai proses inferensi. Jika hasil analisis dari sampel tersebut kemudian dipergunakan untuk menyimpulkan hasil analisis keseluruhan, maka proses tersebut dinamakan generalisasi. Bila peneliti langsung menggunakan populasi sebagai dasar analisis, apakah ia masih perlu hipotesis? Jawabannya adalah: hipotesis penelitian tetap perlu diajukan sebagai arah dalam melakukan kegiatan di lapangan, tetapi hipotesis statistik kurang diperlukan karena sudah menggunakan data populasi. Menurut Suharsimi Arikunto hipotesis statistik secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: hipotesis kerja, hipotesis nol/nihil. 1. Hipotesis kerja Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif, disingkat Ha. Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok dan sering dinyatakan dalam kalimat positif. Rumusan hipotesis kerja: a. Jika…………………………….maka…………………………………….. Contoh: Jika siswa rajin belajar maka hasil belajar siswa akan meningkat b. Ada perbedaan antara………………..dan……………………….. Contoh: Ada perbedaan antara siswa yang belajar matematika dengan model pembelajaran STAD dan Problem Based Learning (PBL) c. Ada pengaruh………………………terhadap……...……………… Contoh: Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi siswa
Contoh penggunaan hipotesis kerja/alternatif dari hipotesis statistik: Hipotesis statistik perbedaan: 𝐻𝑎 : 𝜇1 > 𝜇2 Hipotesis alternatif menyatakan bahwa rata-rata kelompok 1 lebih besar dari rata-rata kelompok 2.
2. Hipotesis Nol Hipotesis nol sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya digunakan dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistic dan sering dinyatakan dalam kalimat negatif. Hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh antara variabel X dan Y. Pemberian nama “hipotesis nol” atau “hipotesis nihil” dapat dimengerti dengan mudah karena tidak ada perbedaan antara dua variabel. Dengan kata lain, selisih variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Rumusan hipotesis nol: a. Tidak ada perbedaan antara..............dengan..................... Contoh: tidak ada perbedaan antara kemampuan verbal dan penyesuaian diri terhadap prestasi belajar matematika b. Tidak ada pengaruh............................terhadap................... Contoh: tidak ada pengaruh pendekatan edukatif terhadap hasil belajar matematika siswa
Contoh penggunaan hipotesis nol dari hipotesis statistik: Hipotesis statistik perbedaan: 𝐻0 : 𝑋1= 𝑋2 Hipotesis nol menyatakan bahwa rata-rata kelompok 1 adalah sama dengan rata-rata kelompok 2.
Hal yang demikian ini sering terjadi dalam penelitian eksperimental; dalam penelitian eksperimental, peneliti bermaksud mengetahui perbedaan gejala pada kelompok yang satu dan pada kelompok yang lain, sebagai akibat adanya perbedaan perlakuan. D. Bentuk-bentuk Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:100-106), bentuk-bentuk hipotesis sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian. Wagiran (2013:115-119), menjelaskan bahwa bentuk rumusan hipotesis penelitian akan sangat tergantung dari rumusan masalah. Sugiyono (2010:100-106), menyatakan bahwa bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian dibedakan menjadi tiga yaitu rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga dibedakan menjadi tiga, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif hubungan. Menurut Sugiyono (2010:100-106), hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah deskriptif; hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif, dan hipotesis asosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah asosiatif . a. Hipotesis Deskriptif Adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Pada umumnya hipotesis deskriptif tidak dituliskan. Contoh: 1) Hipotesis penelitian 𝐻0 : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri paling sedikit 75% dari kriteria yang ditetapkan (paling sedikit berarti lebih dari atau sama dengan ≥). 𝐻𝑎 : Semangat belajar mahasiswa perguruan tinggi negeri < 75% dari kriteria yang ditetapkan. 2) Hipotesis statistic 𝐻0 = 𝜌 ≥ 75% 𝐻𝑎 = 𝜌 < 75% b. Hipotesis Komparatif
Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda. Contoh: 1) Hipotesis penelitian Bentuk hipotesis komparatifnya dapat dikemukakan dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternative sebagai berikut. 𝐻0 : Hasil belajar siswa SMA X lebih dari atau sama dengan (≥) SMA Y. 𝐻𝑎 : Hasil belajar siswa SMA X lebih kecil dari (<) SMA Y. 2) Hipotesis statistik 𝐻0 = 𝜇1 ≥ 𝜇2 𝐻𝑎 = 𝜇1 < 𝜇2 Dimana ; 𝜇1 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA X 𝜇2 = rata-rata (populasi) hasil belajar siswa SMA Y c. Hipotesis Asosiatif Hubungan Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan antara dua variabel atau lebih. Contoh: 1) Hipotesis penelitian Ada hubungan positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah. 2) Hipotesis statistik 𝐻𝑎 ∶ 𝜌 ≠ 0 (𝜌 ≠ 0 berarti menandakan ada hubungan antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dengan iklim kerja sekolah).
E. Perbedaan Hipotesis Kualitatif dan Hipotesis Kuantitatif
1. Hipotesis kuantitatif a. Dirumuskan diawal sebelum penelitian
2. Hipotesis kuantitatif a. Merupakan apa yang diharapkan ditemukan setelah penelitian
F. Kegunaan Hipotesis Menurut Wagiran (2010) beberapa kegunaan hipotesis antara lain : 1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta mempermudah perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. 2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian. 3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. 4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
G. Apakah Hipotesis Harus Terbukti? Dalam hal ini, setelah melakukan pengujian hipotesis peneliti akan menemukan salah satu dari tiga hal berikut: 1. Semua hipotesis yang diuji diterima 2. Tidak ada satupun hipotesis yang diuji diterima 3. Beberapa hipotesis diterima dan beberapa hipotesis yang lain tidak diterima Jika demikian halnya, peneliti akan membuat keputusan dan penafsiran sebagai berikut, (Wagiran, 2013:120): a) Semua hipotesis yang diuji diterima, bagi peneliti teori shahih karna diperkuat oleh hasil b) Tidak ada satupun hipotesis yang diuji diterima, bagi peneliti teori tidak shahih atau tidak memadai dalam beberapa hal
c) Beberapa hipotesis diterima dan beberapa hipotesis yang lain tidak diterima. 1) Peneliti sering tidak mampu mentapkan penafsiran apa yang harus dibuat. 2) Suatu bagian dari teori terdukung dan sebagian lainnya tidak terdukung 3) Study lanjutan perlu dilakukan
H. Apakah Semua Penelitian Harus Berhipotesis? Berikut beberapa pendapat tentang apakah semua penelitian harus berhipotesis: Wagiran (2013, 101), “tidak harus semua penelitian menggunakan hipotesis. Biasanya hipotesis merujuk pada hubungan antara dua variable atau lebih. Bila peneliti setuju dengan pendapat ini, maka mereka hanya perlu berpikir akan menggunakan hipotesis atau tidak dalam penelitiannya”. Menurut beliau dari pengertian tersebut, sebaiknya jangan berkesimpulan bahwa penelitian yang hanya mengajukan satu variable saja dalam penelitiannya boleh juga menggunakan hipotesis. Sugiyono (2010), penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis.
I. Bagaimana Ciri-Ciri Hipotesis yang Baik? Dalam merumuskan hipotesis, hendaknya hipotesis tersbut dapat memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Berikut ciri-ciri hipotesis yang baik: 1) Wagiran (2010), a) Hipotesis yang baik adalah yang rumusannya mudah dipahami paling tidak memuat variable-variabel permasalahan penelitian b) Hipotesis hendaknya memuat nilai prediktif dan bersifat konsisten c) Hipotesis harus dapat diuji
2) Sugiyono (2010), a) Merupakan dugaan terhadap keaadaan variable mandiri, perbandingan keadaan variable pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih b) Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran c) Dapat diuju dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah