ANALISIS PENGARUH HUBUNGAN POLITIK DAN KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP BIAYA UTANG DAN BIAYA EKUITAS (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI) Herlinda Amelia Sylvia Veronica N.P. Siregar Akuntansi, Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari hubungan politik dan kepemilikan keluarga terhadap biaya utang dan biaya ekuitas perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah 66 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2008-2011 dengan total observasi 264. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hubungan politik memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya utang namun tidak terhadap biaya ekuitas. Kepemilikan keluarga dalam perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya utang dan biaya ekuitas perusahaan. Hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga terbukti dapat menekan pengaruh positif kepemilikan keluarga terhadap biaya utang, namun hubungan politik yang dimiliki perusahaan dengan kepemilikan keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap biaya ekuitas perusahaan. Kata Kunci: Hubungan Politik, Kepemilikan Keluarga, Biaya Utang, Biaya Modal. Abstract This study aims to examine the effect of political connection and family ownership on cost of debt and cost of equity. The samples of this study are 66 manufacturing firms listed on Indonesia Stock Exchange for period 2008-2011 with total observation of 264. The result of this study shows that political connection has significant positive effect on cost of debt but no significant effect on cost of equity. Family-owned firm has no significant effect on both cost of debt and cost of equity. This study also found that political connection owned by a family owned firms could minimize its significant positive effect on cost of debt, but has no significant effect on cost of equity. Keywords : Political Connection, Family Ownership, Cost of Debt, Cost of Equity Latar Belakang Setelah terjadinya krisis Asia pada 1997, pentingnya penerapan Good Corporate Governance (GCG) mulai menjadi perhatian (ADB, 2001). Tata kelola perusahaan yang buruk merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis tersebut. Terdapat dugaan bahwa hubungan politik dengan pemerintah mempengaruhi tata kelola perusahaan. Firman (2001) dan Faccio (2002) menyatakan bahwa nilai dan kinerja perusahaan dapat dipengaruhi oleh hubungan politik
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
yang dimilikinya. Selain itu, pada perusahaan yang memiliki hubungan politik, struktur kepemilikan saham terkonsentrasi pada beberapa pemegang saham. Hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan karena pemegang saham mayoritas dapat mengambil hak pemegang saham minoritas yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi nilai dan kinerja perusahaan. Dengan memiliki hubungan politik, perusahaan memiliki peluang bisnis yang lebih besar dan nilai perusahaan yang lebih tinggi. Peluang bisnis yang lebih besar dikarenakan adanya kemudahan bagi perusahaan yang memiliki hubungan politik untuk mendapatkan proyek-proyek (Goldman, Rochon, dan So, 2009 dalam Boubakri et al. 2008 ) dan akses pada kebijakan pemerintah (Goldman et al., 2006 dalam Boubakri et al.2008). Perusahaan yang memiliki hubungan politik juga memiliki akses pendanaan yang lebih mudah (Johnson dan Milton, 2003 dalam Boubakri et al. 2008). Secara umum perusahaan yang memiliki hubungan politik melakukan pembayaran pajak lebih sedikit dibanding perusahaan lain, sehingga dapat menghemat biaya operasional perusahaan (Faccio, 2007). Namun, pada saat terjadinya krisis Asia pada 1997, Johnson dan Milton (2003) dalam Bliss dan Gul (2011) menemukan bahwa harga saham perusahaan yang memiliki hubungan politik dengan pemerintah menurun lebih jauh dibandingkan dengan harga saham perusahaan lain yang tidak memiliki hubungan politik. Kondisi perusahaan yang memiliki hubungan politik lebih terpuruk karena perusahaan dinilai tidak berkinerja dengan baik oleh pasar. Kualitas dari laporan
keuangan perusahaan yang memiliki hubungan politik juga
dianggap lebih berisiko karena hubungan politik yang dimiliki dapat mempengaruhi transparansi laporan keuangan. Selain itu, meskipun perusahaan yang memiliki hubungan politik memperoleh pinjaman dua kali lebih besar, tingkat gagal bayar pinjaman tersebut 50% lebih besar dibanding perusahaan lain yang tidak memiliki hubungan politik dengan pemerintah (Kwaja dan Mian, 2004). Dengan adanya penilaian kinerja buruk dari pasar, tingginya risiko serta tingginya biaya audit yang dibutuhkan dan adanya kemungkinan default yang tinggi maka bisa diduga bahwa biaya yang diperlukan untuk pendanaan perusahaan yang memiliki hubungan politik dengan pemerintah justru menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik. Penelitian mengenai pengaruh adanya hubungan politik dengan biaya modal belum banyak dilakukan. Beberapa penelitian diantaranya adalah penelitian Chaney et al. (2008) yang
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
menemukan bahwa biaya utang perusahaan yang memiliki hubungan politik lebih rendah dibanding perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Boubakri et al. (2008) yang menemukan bahwa selain biaya utang, perusahaan yang memiliki hubungan politik dangan pemerintah mempunyai biaya ekuitas yang juga lebih rendah. Hasil berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan Bliss dan Gul (2011). Bliss dan Gul (2011) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki hubungan politik mempunyai tingkat leverage yang lebih besar, cenderung melaporkan kerugian, cenderung mempunyai ekuitas negatif, dan tingginya kecenderungan untuk diaudit oleh kantor akuntan publik ternama karena tingginya risiko informasi keuangan yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki hubungan politik, sehingga menyebabkan pemberi dana pinjaman mengenakan biaya yang lebih tinggi untuk perusahaan yang memiliki hubungan politik. Mengenai hubungan antara kepemilikan keluarga dan biaya utang, Anderson, Mansi, dan Reeb (2003) dalam Rebecca (2012) menemukan bahwa biaya utang perusahaan dengan kepemilikan keluarga lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain. Sementara Lease et al. (2008) dalam Rebecca (2012) justru menemukan bahwa adanya pengendalian yang dimiliki oleh pemegang saham
mayoritas di perusahaan dengan kepemilikan keluarga justru dapat
meningkatkan biaya utang karena pemberi pinjaman dana menghindari risiko pemegang saham mayoritas menggunakan kendalinya untuk meningkatkan keuntungan pribadi. Peng dan Jiang (2010) menyatakan pengaruh positif atau negatif dari adanya struktur kepemilikan keluarga bergantung pada intitusi hukum yang berlaku di tempat perusahaan tersebut berada dan seberapa baik perlindungan yang tersedia bagi shareholders. Sama seperti halnya pengaruh dari hubungan politik, pengaruh kepemilikan keluarga terhadap kinerja perusahaan lebih banyak ditemukan pada negara dengan regulasi dan sistem hukum yang dinilai tidak mampu melindungi hak-hak shareholders (Young et al., 2008 dalam Peng dan Jiang, 2010) sehingga dapat diduga bahwa adanya hubungan politik juga dapat memberikan pengaruh terhadap pengaruh yang dari kepemilikan keluarga terhadap biaya modal perusahaan. Penelitian kali ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Bliss dan Gul (2011) yang menganalisis hubungan politik yang dimiliki perusahaan dengan biaya utang dan Boubakri et al. (2008) mengenai hubungan politik dan biaya ekuitas. Hasil penelitian Blis dan Gul (2011) terhadap perusahaan yang memiliki hubungan politik di Malaysia menemukan bahwa hubungan politik meningkatkan biaya utang perusahaan sementara Boubakri et al. (2008) menemukan
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
bahwa hubungan politik yang dimiliki perusahaan justru merendahkan biaya ekuitas. Karena kepemilikan perusahaan di Indonesia kebanyakan dimiliki oleh keluarga maka akan dilakukan pula penelitian mengenai hubungan antara kepemilikan keluarga dengan biaya utang dan biaya ekuitas. Untuk mengetahui apakah hubungan politik mempengaruhi pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya utang dan biaya ekuitas akan dilakukan uji dengan variabel hubungan politik dan kepemilikan keluarga sebagai variabel moderasi.
Tinjauan Teoritis Hubungan Politik Perusahaan dikatakan memiliki hubungan politik apabila paling tidak salah satu dari pimpinan perusahaan, pemegang saham mayoritas atau kerabat mereka pernah atau sedang menjabat sebagai pejabat tinggi negara (Faccio, Masulis, dan McConnell, 2006). Pendefinisian ini lebih tepat untuk diterapkan pada negara yang menganut one-tier system, bagi negara yang menganut two-tier system seperti Indonesia cakupan hubungan politik diperluas hingga hubungan politik yang dimiliki oleh dewan komisaris. Hal ini dikarenakan pada two-tier system, perusahaan mempunyai dua organ yaitu dewan direksi dan dewan komisaris. Berdasarkan penelitian Faccio (2007) perusahaan yang memiliki hubungan politik mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut antara lain tingkat leverage tinggi yang memproksikan kemudahan akses kredit. Tingkat leverage perusahaan yang memiliki hubungan politik secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Tingkat leverage akan semakin tinggi ketika hubungan yang dimiliki semakin kuat. Karakteristik kedua adalah perusahaan yang memiliki hubungan politik diindikasikan membayar lebih sedikit pajak dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik. Memiliki pangsa pasar yang lebih luas merupakan karakteristik berikutnya dari perusahaan yang memiliki hubungan politik. Hal ini dapat dikarenakan perusahaan yang memiliki hubungan politik mempunyai kesempatan lebih besar dalam mendapatkan proyek pemerintah (Goldman, Rochon, dan So, 2009, dalam Boubakri et al., 2008). Pemerintah juga dapat memfasilitasi perusahaan yang memiliki hubungan politik dengan melakukan perubahan kebijakan publik yang menguntungkan perusahaan yang memiliki hubungan politik (Goldman et al., 2006, dalam Boubakri et al., 2008).
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Karakteristik terakhir dari perusahaan yang memiliki hubungan politik adalah rendahnya kualitas pelaporan akuntansi yang dilakukan. Hal ini terjadi karena manager pada perusahaan yang memiliki hubungan politik tidak mempunyai insentif untuk meningkatkan transparansi, dan hanya peduli pada pemerolehan keuntungan pribadi yang terkadang dapat mengorbankan stakeholder lainnya.
Struktur Kepemilikan Keluarga Struktur kepemilikan perusahaan publik di Indonesia mayoritas dimiliki dan dikontrol oleh keluarga (Lukas, 2011). Kepemilikan keluarga merupakan kepemilikan dari individu dan kepemilikan dari perusahaan tertutup (di atas 5%) yang bukan perusahaan publik, negara ataupun institusi keuangan (La Porta et al., 1998; Arifin, 2003; dalam Rebecca 2012). Kepemilikan saham yang terkonsentrasi dapat menimbulkan konflik kepentingan karena pemegang saham mayoritas memiliki fungsi pengendalian yang sangat besar sehingga dapat mengambil hak pemegang saham minoritas. Namun Anderson et al. (2003) menemukan bahwa konflik kepentingan pada perusahaan dengan kepemilkan keluarga justru lebih kecil. Kepemilikan keluarga dinilai dapat mengatasi konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer (Berle dan Means, 1932; Villalonga dan Amit, 2005; Jensen dan Meckling, 1976; dalam Rebecca, 2012). Hal ini dapat dikarenakan keterlibatan manajer dalam kepemilikan saham efektif untuk meningkatkan kinerja manajer.
Biaya Utang Selain menggunakan pendanaan dari sumber internal seperti modal saham, saldo laba, dan laba tahun berjalan, perusahaan dapat memperoleh pendanaan dari sumber eksteral melalui utang dan ekuitas. Utang biasanya menjadi salah satu alternatif pendanaan perusahaan karena memberikan keuntungan berupa tax savings yang disebabkan bunga utang bersifat tax deductable sehingga pada akhirnya mengurangi besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan (Rebecca, 2012). Penyedia modal dalam bentuk utang akan mendapatkan pengembalian berupa bunga. Penghitungan biaya utang dapat dilakukan dengan menggunakan rata-rata tertimbang dari beban bunga yang harus dibayar oleh perusahaan terhadap pokok pinjaman yang menghasilkan bunga tersebut. Hal ini dikarenakan utang yang dimiliki perusahaan biasanya berasal dari beberapa kreditur dengan tingkat bunga yang berbeda (Ayub, 2008).
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Biaya Ekuitas Selain melalui pinjaman, perusahaan dapat memperoleh pendanaan dari sumber eksternal lain yaitu dengan menerbitkan saham baru. Penyedia modal yang menanamkan modalnya dalam bentuk saham akan mendapatkan pengembalian berupa dividen. Tingkat pengembalian yang diinginkan investor atas investasinya di perusahaan merupakan biaya ekuitas (Ross et al., 2010). Salah satu cara menghitung biaya ekuitas adalah dengan menggunakan pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model). Pendekatan CAPM menghubungkan tingkat pengembalian minimum yang diharapkan investor atas sekuritas dengan risiko yang terukur di dalam beta saham sebagai ukuran relatif risiko yaitu risiko saham individual relatif terhadap risiko pasar (Jones, 2007 dalam Susanto, 2012).
Metode Penelitian Pengembangan Hipotesis Penelitian yang dilakukan oleh Bliss dan Gul (2011) menunjukan bahwa perusahaan dengan hubungan politik yang kuat memiliki biaya utang yang lebih tinggi. Perusahaan yang memiliki hubungan politik dinilai memiliki profil risiko yang lebih tinggi oleh pasar (Johnson dan Milton, 2003 dalam Bliss dan Gul, 2011). Hal ini dikarenakan hubungan politik yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi transparansi informasi seperti penyembunyian informasi mengenai kondisi perusahaan yang sebenarnya berkinerja buruk. Perusahaan yang memiliki hubungan politik juga dinilai memiliki profil risiko yang tinggi oleh audit firms karena untuk memenuhi kepentingan rekan politik perusahaan, laporan keuangan perusahaan dapat disesuaikan dengan kepentingan politik dengan mengorbankan kepentingan stakeholders lainnya (Gul, 2006). Adanya penilaian profil risiko yang tinggi baik menurut pasar maupun audit firms membuat pemberi dana pinjaman mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi sebagai kompensasi atas risiko tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut H1a : Hubungan politik yang dimiliki perusahaan berpengaruh positif terhadap biaya utang Pada perusahaan yang memiliki hubungan politik terdapat kemungkinan laporan keuangan dibuat sesuai dengan kepentingan politik dengan mengorbankan kepentingan pemegang saham dan investor lainnya (Micco et al., 2007). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Lukas (2011) yang menemukan adanya pengaruh hubungan politik terhadap
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
risiko crash harga saham perusahaan di Indonesia terutama perusahaan yang memiliki hubungan politik dengan laporan keuangan yang buram. Dengan demikian, investor mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi pada saat menginvestasikan dananya pada perusahaan yang memiliki hubungan politik. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H1b :Hubungan politik yang dimiliki perusahaan berpengaruh positif terhadap biaya ekuitas perusahaan Yao dan Sun (2008) yang dikutip oleh Rebecca (2012) menemukan bahwa perusahaan dengan kepemilikan keluarga sebagai pemegang saham mayoritas memiliki biaya ekuitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang lain. Adanya konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas meningkatkan profil risiko perusahaan. Selain itu adanya risiko asimetri informasi yang ada dalam perusahaan dengan kepemilikan keluarga juga lebih tinggi karena adanya kemungkinan bahwa informasi perusahaan hanya dikuasai oleh pihak tertentu. Keluarga menggunakan hak pengendalian yang dimilikinya untuk meningkatkan keuntungan pribadi pada beban yang ditanggung oleh pemegang saham minoritas sehingga investor akan meningkatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi untuk mengatasi risiko tersebut (Dyck dan Zingales, 2004 dalam Rebecca, 2012). Pada negara berkembang seperti Indonesia, kendali yang dimiliki oleh pemegang saham perusahaan keluarga dapat meningkatkan timbulnya konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. (Peng dan Jiang, 2010). Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut H2a : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap biaya ekuitas Boubakri dan Ghouma (2011) menyatakan bahwa ketika saham mayoritas perusahaan dimiliki oleh keluarga, akan terdapat kecenderungan bagi pihak keluarga dalam menggunakan kendali yang dimiliki untuk merugikan pihak kreditur. Perusahaan dengan kepemilikan keluarga dapat memiliki biaya utang lebih tinggi apabila investor menilai bahwa risiko yang terdapat pada perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Risiko ini timbul dari adanya kemungkinan pemegang saham mayoritas menggunakan kendali yang dimiliki untuk merugikan pihak kreditur dan adanya konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H2b : Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap biaya utang
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Lukas (2011) menyatakan bahwa kesatuan aksi pengendali mayoritas perusahaan yang didukung oleh adanya pengaruh hubungan politik akan mendistorsi kebijakan publik pemerintah dalam perlindungan hak milik, pasar saham dan institusi terkait lainnya. Dengan demikian, hubungan politik dapat diduga meningkatkan risiko yang dimiliki oleh perusahaan dengan kepemilikan terpusat seperti kepemilikan keluarga sehingga akan meningkatkan biaya pendanaan perusahaan. Hipotesis H1a menyatakan bahwa hubungan politik yang dimiliki perusahaan berpengaruh positif terhadap biaya utang, seperti halnya hubungan politik pada hipotesis H2b dinyatakan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap biaya utang. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H3a
: Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya utang lebih tinggi pada perusahaan
yang memiliki hubungan politik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik Pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga, terdapat risiko yang ditimbulkan oleh adanya konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas (Yao dan Sun, 2008 dalam Rebecca, 2012) dan risiko asimetri informasi (Dyck dan Zingales, 2004 dalam Rebecca, 2012). Di sisi lain, Cheung et al. (2005) dalam penelitiannya terhadap perusahaan yang memiliki hubungan politik di China menemukan bahwa hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan juga dapat menimbulkan kerugian bagi pemegang saham minoritas akibat dilakukannya tunneling oleh pemegang saham mayoritas. Perusahaan yang memiliki hubungan politik juga memiliki risiko asimetri informasi yang lebih tinggi, Guedhami et al. (2008) dalam Mishra (2008) menyatakan bahwa kualitas informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan yang memiliki hubungan politik cenderung lebih dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik. Oleh karenanya, dapat diduga bahwa pengaruh dari hubungan politik yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi pengaruh kepemilikan keluarga dalam struktur kepemilikan perusahaan. Pada hipotesis H1b dinyatakan bahwa hubungan politik yang dimiliki perusahaan berpengaruh positif terhadap biaya ekuitas dan pada hipotesis H2a dinyatakan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap biaya ekuitas. Untuk itu, pengaruh hubungan politik diduga dapat memperkuat pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya ekuitas. Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
H3b
: Pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya ekuitas lebih tinggi pada perusahaan
yang memiliki hubungan politik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik.
Model Penelitian Model dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua. Tujuan dari model penelitian pertama adalah untuk menguji pengaruh hubungan politik dan kepemilikan keluarga terhadap biaya utang, sedangkan tujuan dari model penelitian kedua adalah untuk menguji pengaruh hubungan politik dan kepemilikan perusahaan terhadap biaya ekuitas perusahaan.
Model pertama CODi,t = β0 + β1PCFi,t-1 + β2FAMi,t-1 + β3LEVi,t-1 + β4MTBi, t-1 + β5 PERFORMi, t-1 + β6INCRi, t-1 + β7SIZEi, t-1 + i, t-1 β1 > 0, β2 > 0, β3 > 0,β4 < 0, β5 < 0, β6 < 0, β7 < 0. CODi,t = β0 + β1PCFi,t-1 + β2FAMi,t-1 + β3FAM*PCFi, t-1+ β4LEVi,t-1 + β5MTBi,t-1 + β6PERFORMi,t-1 + β7INCRi,t-1 + β8SIZEi,t-1 + i, t-1 β1 > 0, β2 > 0, β3 > 0,β4 < 0, β5 < 0, β6 < 0, β7 < 0, β8 > 0. COD = cost of debt (biaya utang) yang dihitung dari rata-rata suku bunga tahunan pinjaman baru yang diperoleh perusahaan pada tahun t PCF = polictically connected firm (perusahaan dengan hubungan politik), 1 apabila perusahaan memiliki hubungan politik dan 0 jika tidak FAM = persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh keluarga pada tahun t-1 LEV = tingkat leverage perusahaan yang diukur dari debt to equity ratio pada tahun t-1 MTB = market to book ratio yang diukur dari nilai pasar saham biasa dibagi dengan nilai buku ekuitas pada akhir tahun t-1 PERFORM = kinerja perusahaan yang diukur dari Return on Assets (ROA) pada tahun t-1 INCR = interest coverage ratio yang diukur dari laba sebelum pajak ditambah dengan beban bunga, dibagi dengan beban bunga, pada tahun t-1 SIZE = ukuran perusahaan yang diukur dari logaritma natural total aset perusahaan pada tahun t-1 Model Kedua COEi,t = β0 + β1PCFi,t + β2FAMi,t + β3LEVi,t + β4MTBi,t + β5PERFORMi,t + β6SIZEi,t + i,t β1 > 0, β2 > 0, β3 > 0,β4 < 0, β5 < 0, β6 < 0
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
COEi,t = β0 + β1PCFi,t + β2FAMi,t + β3FAM*PCFi,t + β4LEVi,t + β5MTBi,t + β6PERFORMi,t + β7SIZEi,t + i,t β1 > 0, β2 > 0, β3 > 0,β4 < 0, β5 < 0, β6 < 0, β7 > 0. COE = cost of equity (biaya ekuitas) yang dihitung dengan menggunakan CAPM PCF = polictically connected firm (perusahaan dengan hubungan politik), 1 apabila perusahaan memiliki hubungan politik dan 0 jika tidak FAM = persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh keluarga pada tahun t LEV = tingkat leverage perusahaan yang diukur dari debt to equity ratio pada tahun t MTB = market to book ratio yang diukur dari nilai pasar saham biasa dibagi dengan nilai buku ekuitas pada akhir tahun t = kinerja perusahaan yang diukur dari Return on Assets (ROA) pada tahun t PERFORM SIZE = ukuran perusahaan yang diukur dari logaritma natural total aset pada tahun t Hasil Penelitian Statistik Deskriptif Biaya Utang Dalam tabel 1 di bawah ini, menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel dalam penelitian memiliki tingkat suku bunga pinjaman sekitar 10,61%. Statistik deskriptif untuk variabel PCF, menunjukkan bahwa 50% perusahaan yang menjadi sampel penelitian memiliki hubungan politik dengan pemerintah. Variabel independen berikutnya adalah FAM. Rata-rata untuk variabel kepemilikan keluarga adalah 47,74%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian dimiliki mayoritas oleh keluarga. Hasil statistik deskriptif untuk variabel leverage (debt to ratio) menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian rata-rata menggunakan sumber pembiayaan eksternal berupa utang dibandingkan dengan saham. Hasil statistik deskriptif untuk variabel MTB menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian rata-rata memiliki market value saham biasa yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan book value. Hal ini mengindikasikan prospek pertumbuhan perusahaan yang positif di masa yang akan datang. ROA (Return on Assets) menunjukkan bahwa manajemen perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian mampu menggunakan seluruh asset perusahaan untuk menghasilkan rata-rata laba sekitar 5.86% dari total aset yang dimiliki perusahaan.
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Statistik deskriptif untuk variabel independen interest coverage ratio (INCR) yang digunakkan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya kepada kreditur menunjukkan nilai rata-rata 8,71%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian dapat memenuhi kewajiban untuk membayar bungan sebanyak kurang lebih 8 kali dengan menggunakan laba yang diperolah perusahaan dalam periode berjalan. Ukuran perusahaan yang diukur dari logaritma natural total aset yang dimiliki perusahaan memiliki rata-rata senilai Rp 4,489,854 juta
Tabel 1 Statistik Deskriptif Model Biaya Utang (Setelah Winsorizing) Mean COD 0.1061 PCF 0.500 FAM 0.4774 LEV 1.0712 MTB 2.1372 PERFORM 0.0586 INCR 8.7145 SIZE 4,489,854 (dalam jutaan rupiah)
Median 0.1092 0.500 0.5145 0.6696 1.0690 0.0615 2.5155 947,196
Std. Deviation Minimum Maximum 0.0263 0.02 0.18 0.5009 0 1 0.2998 0 0.997 1.2084 0.0008 4.740 2.4584 0.1647 9.500 0.1036 -0.23 0.394 16.070 -36.64 55 12,009,538 220,228 112,857,000
N 264 264 264 264 264 264 264 264
Keterangan : COD = Biaya Utang; PCF = hubungan politik yang dimiliki perusahaan, FAM = presentase kepemilikan keluarga, LEV = leverage (debt to equity ratio), MTB = market to book ratio, PERFORM = kinerja perusahaan (Return on Assets), INCR = interest coverage ratio, SIZE = ukuran perusahaan
Biaya Ekuitas Berdasarkan tabel 2 di bawah ini, diketahui bahwa rata-rata COE (Cost of Equity) yang dimiliki perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian adalah 14.42%. Dalam kata lain, perusahaan manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini rata-rata mengeluarkan biaya sebesar 14.43% untuk memperoleh pendanaan dari saham biasa. Statistik deskriptif untuk variabel PCF, menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan yang menjadi sampel penelitian rata-rata memiliki hubungan politik dengan pemerintah sebesar 50%.
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Variabel independen berikutnya adalah FAM. Rata-rata untuk variabel kepemilikan keluarga adalah 47.21%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian rata-rata dimiliki oleh keluarga dengan proporsi kepemilikan saham sebesar 47.21% dalam perusahaan. Hasil statistik deskriptif untuk variabel leverage (debt to ratio) menunjukkan nilai ratarata 9,6%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ratarata menggunakan sumber pembiayaan eksternal berupa utang dibandingkan dengan saham. Hasil statistik deskriptif untuk variabel MTB menunjukkan rata-rata senilai 2.069. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian ratarata memiliki market value saham biasa yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan book value. Hal ini mengindikasikan prospek pertumbuhan perusahaan yang positif di masa yang akan datang
Tabel 2 Statistik Deskriptif Model Biaya Ekuitas (Setelah Winsorizing)
Mean COE 0.1442 PCF 0.5000 FAM 0.4721 LEV 0.9603 MTB 2.069 PERFORM 0.0769 SIZE 4,756,688 (dalam jutaan rupiah)
Median 0.1329 0.5000 0.5115 0.6400 0.9654 0.0657 991,384
Std. Deviation Minimum Maximum 0.0622 0.0450 0.331 0.5009 0 1 0.2985 0 0.997 1.1077 0.0008 4.290 2.404 0.1648 9.315 0.066 -0.099 0.270 174,748 288,147 112,856,711
N 264 264 264 264 264 264 264
Keterangan : COE = Biaya Ekuitas , PCF = Hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan, FAM = presentase kepemilikan keluarga, LEV = leverage (debt to equity ratio), MTB = market to book ratio, PERFORM = kinerja perusahaan (Return on Assets), SIZE = ukuran perusahaan
Hasil Pengujian Model Tabel 3 di bawah ini menyajikan hasil pengujian model biaya utang. Tabel 3 Hasil Regresi Model Biaya Utang
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
CODi,t = β0 + β1PCFi,t-1 + β2FAMi,t-1 + β3LEVi,t-1 + β4MTBi,t-1 + β5PERFORMi,t-1 + β6INCRi,t-1 + β7SIZEi,t-1 + i,t-1 Variabel Expected Coefficient t-Statistik Prob Sign PCF + 0.0026069 1.48 0.070* FAM + 0.0080848 0.77 0.221 LEV + -0.0015143 -1.02 0.153 MTB 0.0007873 1.15 0.125 PERFORM 0.0034253 0.20 0.421 INCR -0.0003417 -2.88 0.002*** SIZE -0.0014896 -1.82 0.034** C 0.1441014 6.64 0.0000 Prob (F-statistic) 0.0218 R-Squared 0.0614 Adj R-Squared 0.0358 Keterangan: PCF = hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan; FAM = persentase kepemilikan keluarga; LEV = leverage (debt to equity ratio); MTB = market to book ratio; PERFORM = kinerja perusahaan (Return on Assets); SIZE = ukuran perusahaan (logaritma natural total asset) * signifikan pada tingkat 10% ** signifikan pada tingkat 5% *** signifikan pada tingkat 1%
Tabel 4 di bawah ini menyajikan hasil pengujian model biaya ekuitas. Tabel 4 Hasil Regresi Model Biaya Ekuitas COEi,t = β0 + β1PCFi,t + β2FAMi,t + β3LEVi,t + β4MTBi,t + β5PERFORMi,t + β6SIZEi,t + i,t Variabel Expected Coefficient t-Statistik Prob Sign PCF + 0.0027028 0.36 0.3610 FAM + 0.0157252 1.26 0.1035 LEV + 0.0203132 5.77 0.0000*** MTB -0.0016277 -1.02 0.1550 PERFORM 0.084189 1.37 0.0860* SIZE 0.0004849 2.64 0.0045** C -0.0257883 -0.52 0.302 Prob (F-statistic) 0.0000 R-Squared 0.0614 Adj R-Squared 0.0358 Keterangan: PCF = hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan; FAM = persentase kepemilikan keluarga; LEV = leverage (debt to equity ratio); MTB = market to book ratio; PERFORM = kinerja perusahaan (Return on Assets); SIZE = ukuran perusahaan (logaritma natural total asset) * signifikan pada tingkat 10% ** signifikan pada tingkat 5% *** signifikan pada tingkat 1%
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Tabel 5 di bawah ini menunjukkan hasil pengujian model biaya utang dengan variabel moderasi. Tabel 5 Hasil Regresi Model Biaya Utang dengan Variabel Moderasi CODi,t = β0 + β1PCFi,t-1 + β2FAMi,t-1 + β3FAM*PCFi, t-1+ β4LEVi,t-1 + β5MTBi,t-1 + β6PERFORMi,t-1 + β7INCRi,t-1 + β8SIZEi,t-1 + i, t-1 Variabel Expected Sign Coefficient t-Statistik Prob PCF + 0.0121465 1.97 0.0250** FAM + 0.0177934 2.35 0.0400** PCF*FAM -0.0200292 -1,84 0.0335** + LEV + -0.0010436 -0.70 0.2425 MTB 0.0006827 0.97 0.1665 PERFORM 0.0028578 0.17 0.4335 INCR -0.0003326 -2.82 0.0250** SIZE -0.0014260 -1.75 0.0405** C 0.01373391 6.27 0.0000 Prob (F-Statistik) 0.0113 R-Squared 0.0738 Adj. R-Squared 0.0447 Keterangan : PCF = Hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan; FAM = persentase kepemilikan keluarga; LEV = leverage (debt to equity ratio); MTB = market to book ratio; PERFORM = kinerja perusahaan (Return on Assets); SIZE = ukuran perusahaan (logaritma natural total asset
Tabel 6 berikut menyajikan hasil regresi model biaya ekuitas dengan variabel moderasi. Tabel 6 Hasil Regresi Model Biaya Ekuitas dengan Variabel Moderasi COEi,t = β0 + β1PCFi,t + β2FAMi,t + β3FAM*PCFi,t + β4LEVi,t + β5MTBi,t + β6PERFORMi,t + β7SIZEi,t + i,t Variabel Expected Coefficient t-Statistik Prob Sign PCF + -0.0119033 -0.84 0.2010 FAM + 0.0000587 0.00 0.4989 PCF*FAM 0.0303897 1.22 0.1110 + LEV + 0.0197651 5.58 0.0000*** MTB -0.0014626 -0.91 0.1810 PERFORM -0.0922521 1.49 0.0690** SIZE 0.0048510 2.55 0.0060*** C -0.0137287 -0.27 0.3930 Prob (F-statistik) 0.0000 R-Squared 0.1583 Adj R-Squared 0.1322 Keterangan : PCF = Hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan; FAM = persentase kepemilikan keluarga; LEV = leverage (debt to equity ratio); MTB = market to book ratio; PERFORM = kinerja perusahaan (Return on Assets); SIZE = ukuran perusahaan (logaritma natural total asset)
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Pembahasan Biaya Utang Hipotesis H1a menyatakan hubungan politik yang dimiliki perusahaan berpengaruh positif terhadap biaya utang. Hasil pengujian di tabel 3 menunjukkan tingkat signifikansi variabel polictically connected firms adalah 0.070 dengan nilai koefisien sebesar 0.0026069. Hal ini menunjukkan bahwa variabel polictically connected firms memiliki pengaruh signifikan positif terhadap biaya utang pada tingkat signifikansi 10%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil pengujian di atas mendukung hipotesis yang diajukan. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Bliss dan Gul (2011) yang menemukan bahwa hubungan politik yang dimiliki oleh perusahaan dapat meningkatkan biaya utang perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan perusahaan yang memiliki hubungan politik dengan pemerintah dinilai memiliki risiko yang lebih tinggi sehingga kreditur menetapkan biaya utang yang lebih tinggi sebagai kompensasi atas tingginya risiko perusahaan. Dengan kata lain, rata-rata kreditur di Indonesia menggambarkan hubungan politik sebagai suatu risiko yang dimiliki perusahaan dan harus dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan biaya utang perusahaan. Hipotesis H2b menyatakan bahwa proporsi kepemilikan keluarga dalam struktur saham perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap biaya utang. Hasil uji di tabel 3 menunjukkan tingkat signifikansi variabel kepemilikan keluarga adalah 0.221 dengan nilai koefisien sebesar 0.0080848. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa proporsi kepemilikan keluarga dalam struktur kepemilikan perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya utang perusahaan. Hal ini berarti hasil pengujian di atas tidak mendukung hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Boubakri dan Ghouma (2010) yang menemukan bahwa kepemilikan keluarga dalam struktur perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap biaya utang perusahaan. Namun, hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ayub (2008) dan Rebecca (2012) yang menunjukkan bahwa proporsi kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap biaya utang perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan kepemilikan terpusat seperti kepemilikan keluarga cenderung untuk memperoleh dana dari utang dibandingkan dengan menerbitkan saham baru (Shleifer dan Vishny, 1997) karena keluarga pemilik perusahaan tidak ingin kehilangan wewenangnya terhadap perusahaan (Ayub, 2008). Keluarga sebagai investor jangka panjang
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
dalam perusahaan berpotensi kuat untuk mengurangi konflik kepentingan dengan kreditur maupun pemegang obligasi (Anderson dan Rebb, 2003). Dengan mampu ditekannya konflik kepentingan dengan pihak pemberi dana, kepemilikan keluarga tidak dianggap sebagai indikator yang harus dipertimbangkan oleh kreditur dalam menetapkan biaya utang perusahaan.
Biaya Ekuitas Hipotesis H1b menyatakan bahwa hubungan politik yang dimiliki perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap biaya ekuitas perusahaan. Hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan tingkat signifikansi variabel hubungan politik yang dimiliki perusahaan adalah 0.361 dengan nilai koefisien sebesar 0.0157252. Hal ini berarti bahwa variabel hubungan politik yang dimiliki perusahaan memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap biaya ekuitas. Dengan kata lain, hasil pengujian di atas tidak membuktikan hipotesis yang diajukan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan politik yang dimiliki perusahaan tidak menjadi indikator yang dipertimbangkan oleh investor dalam menentukan return yang diharapkan atas investasi yang ditanamkannya pada perusahaan. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian pada model biaya utang yang menunjukkan bahwa hubungan politik yang dimiliki perusahaan mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap biaya utang perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa potensi kerugian yang akan ditanggung oleh kreditur apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya lebih besar daripada kerugian yang akan ditanggung oleh investor. Hipotesis H2b menyatakan bahwa proporsi kepemilikan keluarga dalam struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap biaya ekuitas. Hasil pengujian pada tabel 4 menunjukkan tingkat signifikansi variabel kepemilikan keluarga sebesar 0.1035 dengan nilai koefisien sebesar 0.0157252. hal ini berarti bahwa variabel kepemilikan keluarga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap biaya ekuitas perusahaan. Dengan demikian, hasil pengujian di atas tidak dapat membuktikan hipotesis yang diajukan. Hasil ini berbeda dengan hasil yang ditemukan dalam penelitian Yao dan Sun (2008) yang menemukan bahwa perusahaan dengan kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif terhadap biaya ekuitas perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pihak investor cenderung tidak memperhatikan proporsi kepemilikan keluarga dalam menentukan biaya ekuitas perusahaan.
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Besar atau kecilnya proporsi kepemilikan keluarga pada perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas perusahaan. Meskipun terdapat kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas dalam perusahaan, kepemilikan keluarga pada struktur perusahaan dapat menekan konflik kepentingan yang terjadi antara pengelola perusahaan dengan pemegang saham sehingga risiko perusahaan dapat berkurang. Sebagai hasilnya, kepemilikan keluarga dalam perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan dalam penentuan besarnya biaya ekuitas perusahaan.
Biaya Utang dengan Variabel Moderasi Hipotesis H3a menyatakan bahwa pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya utang lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki hubungan politik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik. Hasil pengujian pada tabel 5 menunjukkan bahwa variabel hubungan politik dan kepemilikan keluarga yang dimiliki perusahaan mempunyai tingkat signifikansi 0.0335 dengan nilai koefisien sebesar -0.0200292. Hal ini berarti bahwa variabel hubungan politik dan kepemilikan keluarga berpengaruh signifikan negatif terhadap biaya utang perusahaan pada tingkat signifikansi 5%. Dengan kata lain, adanya hubungan politik pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga dapat mengurangi pengaruh positif dari kepemilikan keluarga terhadap biaya utang perusahaan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil pengujian tidak mendukung hipotesis yang diajukan. Hal ini dapat dikarenakan perusahaan dengan kepemilikan keluarga cenderung lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan dengan pemberi dana eksternal perusahaan dan adanya pemegang saham mayoritas yang turut menjadi pengendali perusahaan mampu menekan konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Dengan adanya hubungan politik yang dimiliki perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga, risiko perusahaan juga dapat diminimalisasi karena adanya kemudahan bagi perusahaan untuk mendapatkan talangan dana dari pemerintah yang dalam hal ini juga merupakan pemilik perusahaan apabila perusahaan menghadapi masalah keuangan. Sehingga perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga yang memiliki hubungan politik cenderung dapat menekan biaya utang yang dimilikinya.
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Biaya Ekuitas dengan Variabel Moderasi Hipotesis H3b menyatakan bahwa pengaruh kepemilikan keluarga terhadap biaya ekuitas lebih tinggi pada perusahaan yang memiliki hubungan politik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki hubungan politik. Hasil pengujian pada tabel 6 menunjukkan signifikansi variabel hubungan politik dan kepemilikan keluarga adalah 0.111 dengan nilai koefisien 0.0303897. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya hubungan politik yang dimiliki perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga tidak mempengaruhi biaya ekuitas perusahaan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil uji tidak mendukung hipotesis yang diajukan. Hal ini dapat dikarenakan, pengaruh dari kemungkinan terjadinya konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas pada perusahaan keluarga lebih besar dari pengaruh negatif dari adanya hubungan politik yang dimiliki perusahaan. Dengan kata lain, meskipun hasil pengujian pada tabel menunjukkan bahwa hubungan politik dapat memberi pengaruh negatif terhadap biaya ekuitas perusahaan, namun pengaruhnya tidak lebih besar dari pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya kepemilikan keluarga.
Kesimpulan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa hubungan politik yang dimiliki perusahaan terbukti memiliki pengaruh signifikan positif terhadap biaya utang perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki hubungan politik dengan pemerintah dinilai memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain sehingga kreditur menetapkan biaya utang yang lebih tinggi sebagai kompensasi atas tingginya risiko perusahaan. Namun di sisi lain, hubungan politik yang dimiliki perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi risiko dari adanya hubungan politik yang dimiliki perusahaan yang ditanggung oleh kreditur lebih tinggi dari pada risiko yang ditanggung oleh investor. Kepemilikan keluarga dalam struktur perusahaan terbukti tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya utang perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan kepemilikan terpusat pada keluarga membuat keluarga sebagai investor jangka panjang dalam perusahaan yang mampu mengurangi konflik kepentingan dengan kreditur sehingga kepemilikan keluarga tidak dianggap sebagai indikator yang harus dipertimbangkan oleh kreditur dalam menetapkan biaya utang perusahaan. Di sisi lain, kepemilikan keluarga juga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap biaya ekuitas
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
perusahaan. Proporsi kepemilikan keluarga dalam struktur perusahaan tidak menjadi indikator utama yang dipertimbangkan investor dalam menetapkan biaya ekuitas perusahaan. Hal ini mungkin dikarenakan kepemilikan keluarga pada struktur perusahaan dapat menekan konflik kepentingan yang terjadi antara pengelola dengan pemilik perusahaan sehingga risiko yang dapat ditimbulkan oleh konflik kepentingan tersebut dapat diminimalisasi dan sebagai hasilnya kepemilikan keluarga dalam perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan dalam penentuan biaya ekuitas. Adanya hubungan politik pada perusahaan dengan kepemilikan keluarga terbukti memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap biaya utang perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan konflik kepentingan antara manajemen dan pemilik perusahaan dapat diatasi dalam perusahaan dengan kepemilikan keluarga. Dengan adanya hubungan politik yang dimiliki perusahaan yang juga memiliki kepemilikan keluarga risiko perusahaan juga dapat diminimalisasi karena adanya kemudahan bagi perusahaan untuk mendapatkan talangan dana dari pemerintah yang dalam hal ini juga merupakan pemilik perusahaan apabila perusahaan mengalami masalah keuangan seperti default utang. Di sisi lain, hubungan politik dan kepemilikan keluarga tidak mempengaruhi biaya ekuitas perusahaan. Hal ini dapat dikarenakan meskipun dalam perusahaan keluarga terdapat kemungkinan munculnya konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas dan adanya hubungan politik sebelumnya diduga dapat meningkatkan risiko tersebut namun pada perusahaan keluarga dengan keluarga sebagai investor jangka panjang dalam perusahaan, maka pihak keluarga akan cenderung menjaga hubungan dengan pihak investor dan pemberi pinjaman dana lainnya. Adapun saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya adalah menambah sampel penelitian dengan memasukkan industri-industri lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), menambah periode penelitian sehingga total observasi yang diperoleh lebih banyak, memasukkan unsur hubungan politik dalam bentuk lain seperti misalnya sumbangan dana dari perusahaan untuk mendukung partai atau tokoh politik tertentu lebih mencerminkan hubungan politik yang dimiliki perusahaan, menghitung kepemilikan kelurga dengan mengidentifikasi ultimate owner, menggunakan proksi lain dalam mengukur biaya utang, seperti misalnya yield to maturity ratio, menggunakan proksi lain dalam mengukur biaya ekuitas perusahaan, seperti misalnya residual income model atau dividend growth model.
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Kepustakaan Anderson, R.C., Mansi S.A, dan Reeb D.M. 2002. Founding Family Ownership and the Agency Cost of Debt. Journal of Financial Economics, 68 (May), 263-285 Attig, N., Guedhami, Mishra, D. 2008. Multiple large shareholders, control contests, and implied cost of equity. Journal of Corporate Finance 14, 721-737. Ayub, Maydeliana. 2008. Pengaruh Family Ownership terhadap cost of Debt. Tesis FEUI. Boubakri, N., O. Guedhami, D. Mishra and W. Saffar. 2010. Political Connections and the Cost of Equity Capital. University of South Carolina. Chaney, P.K., M. Faccio and D.C. Parsley. 2011. The Quality of Accounting Information in PCFs. Journal of Accounting and Economics, 51, 58-76. Chen, C.J.P., Y. Ding and C. Kim. 2010. High-Level Politically Connected Firms, Corruption, and Analyst Forecast Accuracy around the World. Journal of International Business Studies, 41, 1505-1524. Claessens, S., Djankov, S., Lang. L.H.P. 1999. Who Controls East Asian Corporations, World Bank. Chaney, P.K., Faccio, M., Parsley, 2009. The quality of accounting information in politically connected firms. Journal of Accounting and Economics 51 (1 & 2), 58–76. Dyck A, dan L. Zingales. 2004. Control Premiums dan the Effectiveness of Corporate Governance System. Journal of Applied Corporate Finance 16, 51-72. Eisenhardt, Kathleem. M. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of management Review, 14, 57-54 Fabozzi, Frank J. 2007. Bond Market, Analysis and Strategic. Prentince-Hall, Inc. 4 edition. Faccio, M. 2006. Politically Connected Firms. American Economic Review, 96, 369-386. Goldman, E., J. Rocholl and J. So. 2009. Do Politically Connected Boards Affect Firm Value?. Review of Financial Studies, 22, 2331-2360. Jensen, Michael C., dan William Meckling. 1976. Theory of the firm : Managerial behavior, agency cost, and capital structure. Journal of Financial Economics, 3, 305-360 Johnson, S., Mitton, T., 2003. Cronyism and capital controls: evidence from Malaysia. Journal of Financial Economics 67 (2), 351–382. Khwaja, A.I. and A. Mian. 2004. Do Lenders Favor PCFs? Rent Provision in an Emerging Financial Market. Quarterly Journal of Economics, 120, 1371-1411. La Porta, Rafael, Lopez-de-Silanes, Florencino, Shleifer, Andrei.1998. Corporate ownership around the world. Journal of Finance 54, 471-518. Lease, R., J McConnell, dan W. Mikkelson. 1984. The market value of in control in publicity traded corporation. Journal of Financial Economics 11 (April), 439-471 Micco, A., Panizza, U., Yanez, M., 2007. Bank ownership and performance: does politics matter? Journal of Banking and Finance 31 (1), 219–241. Peng dan Jiang. 2010. Institutions Behind Family Ownership and Control in Large Firms. Journal of Management Studies 47 (2), 253-273. Rebecca, Yulisa. 2012. Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga dan Kepemilikan Institusional Terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi FEUI.
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Susanto, Siswardika. 2012. Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Biaya Ekuitas: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009. Skripsi FEUI. Shuto, A., dan Norito Kitagawa. 2010. The effect of managerial ownership on the cost of debt : Evidence from Japan. RIEB Discussion Paper Series, Kobe University. Villalonga, Belen, dan Raphael Amit. 2005. How do family ownership, control, and management affect firm value? Journal of Financial Economics 80, 385-417. www.damodaran.co.id www.idx.co.id Yao, Alex. J., dan Sunny Y. J. Sun. 2008. Ownership Structure and Cost of Equity Capital in East Asian Corporations. School of Accounting and Finance. The Hong Kong Polytechnic University.
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013
Analisis pengaruh..., Herlinda Amelia, FE UI, 2013