Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2015, pp. 116~126 116
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DAN KEPALA MADRASAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU (Penelitian Pada MIN Nyampay, MI Cikawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat) Hendi Ependi Universitas BSI
[email protected] Abstrak Salah satu komponen yang dapat meningkatkan kompetensi guru adalah efektifitas yang dilakukan Supervisi Akademik Pengawas dan Kepala Madrasah. Oleh karena itu efektifitas Supervisi Akademik Pengawas dan Kepala Madrasah sangat diperlukan oleh setiap guru, karena dengan memiliki pemimpin yang baik maka staf atau para guru akan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik penuh dengan semangat. akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa proses kepengawasan dari seorang pengawas terhadap guru belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kompetensi guru dan peningkatan kegiatan belajar mengajar masih lemah, responsif yang lemah ketika terjadi perubahan kurikulum, belum menunjukan pembelajaran yang kontekstual sehingga pembelajaran yang terjadi adalah membosankan, cenderung pasif dan terdapat beberapa orang guru yang belum memahami masalah filosofi pembelajaran. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas terhadap kompetensi guru, pengaruh Kepala madrasah terhadap kompetensi guru, Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas dan Kepala madrasah terhadap kompetensi guru, dan upaya-upaya yang perlu dilakukan guna memperbaiki Supervisi Akademik Pengawas dan kepala madrasah agar kompetensi guru Madrasah Ibtidaiyah di Bandung Barat dapat ditingkatkan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas dan Kepala Madrasah Terhadap Kompetensi Profesional Guru. Hasil penelitian di MIN Nyampay, MI Cikawari dan MI Nyalindung Kabupaten Bandung terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Supervisi akademik pengawas terhadap kompetensi profesional guru, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Supervisi akademik kepala Madrasah terhadap kompetensi profesional guru, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional guru, upaya manajerial yang dilakukan guna meningkatkan kompetensi profesional guru di MIN Nyampay, MI CIkawari dan MI Nyalindung Kabupaten Bandung Barat yaitu dengan memberikan pendidikan dan latihan profesi guru dan memberikan pemahaman akan fungsi tugas guru. Keywords: Supervisi Akademik Pengawas, Supervisi Akademik Kepala Madrasah dan Kompetensi Profesional Guru 1. Pendahuluan Pengawasan atau supervisi merupakan aktivitas penting dalam praktek penyelenggaraan pendidikan. Kegiatan kepengawasan dimaksudkan sebagai kegiatan kontrol terhadap seluruh kegiatan pendidikan untuk mengarahkan, mengawasi, membina dan mengendalikan dalam pencapaian tujuan sehingga kegiatan kepengawasan dilakukan sejak dari tahap perencanaan sampai pada tahap evaluasi yang akan berfungsi sebagai feed back tindak lanjut dalam rangka perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan ke arah yang lebih baik. Ketrampilan utama dari seorang
pengawas adalah melakukan penilaian dan pembinaan kepada guru untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas agar berdampak pada kualitas hasil belajar siswa. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut pengawas diharapkan dapat melakukan pengawasan akademik yang didasarkan pada metode dan teknik supervisi yang tepat sesuai dengan kebutuhan guru. Menurut pendapat Soetjipto dan Raflis Kosasi (1994: 244-246), ditinjau dari pendekatan kompetensi maka supervisi merupakan upaya agar guru mempunyai kompetensi tertentu dalam menjalankan tugasnya.
Diterima 10 Januari 2015; Revisi 11 Februari 2015; Disetujui 15 Maret 2015
ISBN: 978-602-61242-3-4
Supervisi dalam hal ini adalah untuk membentuk kompetensi minimal yang harus dikuasai guru karena guru yang tidak memenuhi kompetensi dianggap tidak produktif. Supervisor dalam hal ini bertugas untuk menciptakan lingkungan terstruktur yaitu melalui kegiatan supervisi yang terencana sehingga secara bertahap guru dapat menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam tugas mengajarnya. Sejalan dengan tugas yang telah dipegang oleh pengawas dalam membina kompetensi guru pada 3 Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bandung Barat yaitu pada MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung. Supervisi akademik pengawas harus lebih produktif dalam membina kompetensi guru dalam mengembangkan kemampuan profesionalitas guru mencapai tujuan pendidikan yang baik di sekolah. Kinerja bidang akademik dapat tergambar dengan jelas dalam kinerja guru karena gurulah yang melakukan aktivitas akademik secara langsung bersama dan dengan siswa di dalam kelas dalam bentuk proses pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya guru perlu mendapat arahan, bimbingan, pembinaan melalui supervisi akademik pengawas untuk meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya akan meningkatkan efektivitas dan kualitas pembelajaran yang bermuara pada pencapaian tujuan pendidikan. Masih banyak guru yang belum terbuka pemahamannya (open minded) terhadap perkembangan baru di dunia pendidikan baik menyangkut konsep dan teori pendidikan, regulasi bidang pendidikan serta aplikasinya. Masalah kinerja guru selama ini menjadi permasalahan yang cukup krusial dalam praktek penyelenggaraan pendidikan karena masih banyaknya sebagian guru yang hanya menjalankan tugas secara minimal dari ketentuan yang dipersyaratkan. Dengan demikian belum menjalankan tugas secara maksimal. Masalah kedisiplinan guru misalnya masih menjadi permasalahan tersendiri dalam praktek penyelenggaraan pendidikan, apa lagi dalam hal pengembangan inovatif seorang guru masih belum banyak ditemukan, pada hal dunia pendidikan selalu berkembang dinamis agar mampu memenuhi kebutuhan tuntutan zaman. Pentingnya supervisi dilakukan karena kenyataan seseorang tidak selamanya akan bekerja dengan baik jika tidak adanya pengontrolan atau pemantau dalam
pelaksana pekerjaan tersebut. Untuk itu pengawas perlu melaksanakan supervisi yang lebih tertib sebagai upaya dalam mencapai pembelajaran yang lebih baik. Melihat betapa peran pengawas dalam keberhasilan proses pendidikan 3 Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bandung Barat yaitu pada MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung maka guru perlu mendapat arahan, bimbingan, petunjuk, pembinaan melalui supervisi pengawas khususnya kepengawasan akademik dalam rangka meningkatkan kinerjanya, akan tetapi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa proses kepengawasan dari seorang pengawas terhadap guru belum maksimal, hal ini dapat dilihat dari kompetensi guru dan peningkatan kegiatan belajar mengajar masih lemah, responsif yang lemah ketika terjadi perubahan kurikulum, belum menunjukan pembelajaran yang kontekstual sehingga pembelajaran yang terjadi adalah membosankan, cenderung pasif dan terdapat beberapa orang guru yang belum memahami masalah filosofi pembelajaran. Pengawasan terhadap guru dalam membina dan menilai proses pembelajaran disekolah atau madrasah belum maksimal dan kreatifitas guru sebagai pendidik masih kurang. Keberhasilan dalam pendidikan guru terhadap siswa bukan hanya dipengaruhi oleh keterampilan seorang pengawas dalam membina guru sebagai upaya peningkatan kemampuan dalam mengajar, akan tetapi ada faktor lain yang dapat membantu terselenggaranya pendidikan yang hendak dicapai yaitu kepala madrasah. Kepala madrasah yang baik sangat dibutuhkan bagi guru di 3 Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bandung Barat yaitu pada MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung untuk menumbuhkan dorongan terhadap diri guru tersebut untuk bekerja lebih bersemangat. Ini berarti bahwa kepala madrasah atau sekolah berpengaruh terhadap tinggi rendahnya motivasi para guru. Hal ini sesuai dengan ungkapan Dirjen Dikti (1983:45), yang menyebutkan bahwa, “Kepala madrasah sangat mempengaruhi kinerja para guru atau staf sekolah untuk berpartisipasi dalam mengembangkan motivasi dan kompetensi profesional guru”. Sedangkan fenomena yang terjadi di 3 Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Bandung Barat yaitu pada MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung terlihat bahwa Kepala Madrasah belum tercipta dengan baik, terlihat dari hubungan antara guru dengan guru
KNiST, 30 Maret 2015 117
ISBN: 978-602-61242-3-4
lainnya yang kurang terjalin baik, pemimpin sekolah atau kepala madrasah yang kurang sering berbaur dengan guru-guru hanya sebatas hubungan antara pemimpin dan bawahan, masih terdapat siswa yang berperilaku kurang baik terhadap temannya juga terhadap gurunya. Terlihat juga terdapat guru yang kurang memberikan dukungan terhadap kinerja guru yang lain, mereka terlihat kurang intim dalam menjalin relasi kerja. Mencermati fakta diatas, berbagai masalah mutu pendidikan dilihat dari kinerja seorang guru yang kurang memadai. Rendahnya kualitas kompetensi guru dimungkinkan oleh beberapa variabel seperti supervisi akademik pengawas dan kepala madrasah yang masih rendah. Maka dari itu untuk meningkatkan kompetensi seorang guru haruslah terlebih dahulu ditingkatkan kepengawasan akademik di sekolah dan kepala madrasah. a. Pengertian Supervisi Akademik Menurut H. Burton dan Leo J. Brukner seperti dikutip oleh Hendiyat Soetopo dan Wasty Soemanto (1988:39-40) bahwa supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Lebih khusus Ngalim Purwanto (1997:45) menyatakan bahwa supervisi adalah suatu aktivitas pembinanan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Secara sederhana pengawasan adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan mulus tanpa penyimpangan, agar tujuan organisasi tercapai dengan mulus tanpa penyimpanganpenyimpangan yang berarti. Dalam pengertian ini pengawasan merupakan alat yang digunakan oleh setiap orang dalam mencapai tujuan. Dalam setiap pencapaian tujuan tercakup fungsi pengawasan (controlling) (Tanri Abeng, 1991). b. Supervisi Akademik Kepala Sekolah Supervisi pendidikan adalah upaya memimpin guru dan petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, teimasuk menstimulir, seleksi, pertumbuhan jabatan dan pengembangan guru-guru; dan memperbaiki tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, metode dan evaluasi pengajaran. Glickman (1981) mendefinisikan supervisi pengajaran sebagai upaya yang dilakukan untuk membantu guru agar mau terus belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya. Lebih lanjut
Glickman mcnjelaskan bahwa bentuk-bentiik bantuan yang diberikan tersebut disesuaikan dengan tinggi rendahnya komitmen dan kemampuan berfikir abstrak guru. Sehinggga Harris (dalam Oliva, 1984) merujuk supervisi sebagai aktifitas yang secara langsung dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. c. Kompetensi profesional guru Menurut Undang-undang Republik Indonesia tahun 2005 tentang Guru dan dosen, kompetensi adalah seperangkat alat pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas fropesionalnya. Sedangkan menurut Usman yang dikutip oleh Kusnandar (2007 : 51) yang dimaksud kompetensi adalah ”suatu hal yang yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.” menurut Mulyasa (2007 : 26) mengatakan: Kompetensi diartikan dan dimaknai dengan eksplorasi dan investigasi menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Sedangkan Roestiyah N.K mengartikan kompetensi seperti yang dikutip dari pendapat W. Robert Houston adalah suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan tertentu. Berdasarkan diuraikan di atas, maka dapatlah dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut: Hipotesis 1 :Terdapat pengaruh positif antara Supervisi akademik pengawas terhadap kompetensi profesional guru. Hipotesis 2 :Terdapat pengaruh positif antara Kepala madrasah terhadap kompetensi profesional guru. Hipotesis 3 :Terdapat pengaruh positif antara Supervisi Akademik tersebut dalam satu objek Profesional guru. 2. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana dikatakan Hassan bahwa analisis kuantitatif merupakan analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif. Yakni analisis yang menggunakan model-model, seperti model matematika, model statistik dan ekonometrik. Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam satu uraian (M Iqbal Hassan, 2002 : 97).
KNiST, 30 Maret 2015 118
ISBN: 978-602-61242-3-4
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, data yang telah terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan analisis regresi tunggal (satu variabel dan satu variabel dependen), (Sugiyono, 2010 : 156). Bentuk penelitian berupa jenis data kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif dimaksudkan untuk mendeskripsikan pengaruh Supervisi Akademik Pengawas dan Kepala Madrasah terhadap Kompetensi Profesional Guru. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang menggunakan hasil perhitungan. Informasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan mengetahui pendapat tentang objek yang sedang diteliti. Data diperoleh dari sumber data pada MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat. Proses Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data; Observasi Penggunaan teknik observasi dimaksudkan untuk mengamati benda-benda di lokasi penelitian seperti; keadaan bangunan, lingkungan, dengan gejala-gejala lain serta proses belajar mengajar yang menjadi efek dari dalam penelitian ini (LJ Moleong, 1999 : 122). teknik pengumpulan ini dilakukan pada guru MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat. Wawancara Wawancara yaitu mengajukan pertanyaanpertanyaan kepada responden yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Waktu dan pelaksanaan wawancara ditetapkan oleh peneliti. Teknik wawancara terbagi dalam dua jenis yaitu : kesatu teknik wawancara terstruktur yang dilakukan dengan sejumlah sampel representatif dengan pertanyaan yang sama sehingga informasi dan data yang penting akan diketahui. Kedua, teknik wawancara tidak terstruktur, masalah dan pertanyaan tidak ditetapkan sehingga informasi yang bukan baku atau informasi tunggal akan ditemukan. Metode wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah dan Guru di MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat. Studi Dokumentasi Metode ini digunakan sebagai pelengkap untuk mencapai data yang diperoleh dari arsip data administrasi diperoleh dari tata Usaha MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat. Angket
Secara rinci angket adalah teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarluaskan untuk mendapatkan data terdiri dari 47 orang guru. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat. b. Waktu Penelitian Waktu penelitian sebagai proses pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan tahap pengecekan data. Penelitian dilakukan selama kurang lebih tiga (3) bulan, dimulai dari bulan September hingga November 2014. Populasi Sampel Sumber data dalam penelitian ini adalah responden yang terdiri dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah populasi dan sampel, dan sumber data sekunder adalah buku dan dokumen. Populasi dalam penelitian ini adalah guru MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 orang. Dari populasi tersebut di atas, diambil sampel secara sensus. 3. Pembahasan Supervisi Akademik Pengawas Untuk mengetahui kondisi Supervisi akademik pengawas, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan angket yang terdiri dari 19 pernyataan yang masingmasing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Hasil pengolahan data terhadap 19 pernyataan tentang Supervisi akademik pengawas adalah Rata-rata jawaban responden pada variabel Supervisi akademik pengawas adalah baik yaitu sebesar 76,79% dari seluruh pernyataan pada variabel tersebut. Indikator dengan nilai persentase tertinggi ada pada item ke 10 dan 11 yaitu pernyataan mengenai Pengawas mencatat hal-hal yang unggul selama proses pembelajaran berlangsung serta mencatat bagian-bagian yang perlu perbaikan lebih lanjut, persentase dari indikator ini sebesar 84,86%. Sedangkan persentase terendah terdapat pada item ke-3, yaitu pernyataan mengenai Pengawas memperhatikan sumber belajar yang pendidik gunakan, dengan prosentase sebesar 58,92%.
KNiST, 30 Maret 2015 119
ISBN: 978-602-61242-3-4
Supervisi Kepala sekolah Untuk mengetahui realitas Supervisi akademik kepala Madrasah, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan angket yang terdiri dari 19 pernyataan yang masingmasing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Hasil pengolahan data terhadap 19 pernyataan tentang Supervisi akademik kepala Madrasah. Dam hasilnya adalah bahwa rata-rata jawaban responden pada variabel Supervisi akademik kepala Madrasah adalah baik yaitu sebesar 76,73% dari seluruh pernyataan pada variabel tersebut. Indikator dengan nilai persentase tertinggi ada pada item ke-1 yaitu Kepala Madrasah menciptakan suasana akrab dengan pendidik, persentase dari indikator ini sebesar 87,57%. Sedangkan persentase terendah terdapat pada item ke-4, yaitu Kepala Madrasah memperhatikan perangkat administrasi pembelajaran, dengan prosentase sebesar 64,86%. Kompetensi Profesional Guru Untuk mengetahui realitas kompetensi profesional guru, maka dilakukan pengukuran dengan menggunakan angket yang terdiri dari 20 pernyataan yang masing-masing disertai 5 kemungkinan jawaban yang harus dipilih dan dianggap sesuai menurut responden. Hasil pengolahan data terhadap 20 pernyataan tentang Kompetensi profesional guru adalah bahwa rata-rata jawaban responden pada variabel kompetensi profesional guru adalah baik yaitu sebesar 74,45% dari seluruh pernyataan pada variabel tersebut. Indikator dengan nilai persentase tertinggi ada pada item ke-7, yaitu Guru melaksanakan penilaian (asesmen) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, dengan persentase sebesar 90,81%. Sedangkan persentase terendah terdapat pada item ke-14, 17 dan 18, yaitu Guru mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Guru mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan serta mengenai guru mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran, dengan persentase sebesar 66,49%. Upaya manajerial yang dilakukan guna meningkatkan kompetensi profesional guru Upaya manajerial yang dilakukan guna meningkatkan kompetensi profesional guru di MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung
Kabupaten Bandung Barat yaitu dengan memberikan pendidikan dan latihan profesi guru dan memberikan pemahaman akan fungsi tugas guru. Kepala Madrasah harus mampu meningkatkan kompetensi profesional guru, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini Kepala Madrasah harus mampu melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Membantu guru mengembangkan pola perilakunya. b. Mengadakan pelatihan untuk guru mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajran di kelas melalui Lesson Study c. Mengadakan kegiatan KKG di adakan pengembangan materi yang mengacu pada empat mompetensi guru d. Memberikan pelatihan kepada guru dalam hal meningkatkan kesadaran dan pemahamannya mengenai kinerjanya sendiri Sedangkan proses pelaksanaan peningkatan kompetensi profesional guru, langkahlangkah yang ditempuh oleh Kepala Madrasah antara lain : a. Meningkatkan pengetahuan guru yaitu dengan mendelegasikan guru pada kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisasinya baik dalam bentuk seminar maupun penataran. b. Meningkatkan kreatifitas guru yaitu dengan : 1) Merangsang dan membangkitkan semangat guru dalam mengajar, 2) Memberi bimbingan dan pengawasan serta bantuan kepada guru, 3) Menyediakan sarana dan prasarana termasuk media serta kelengkapan pusat sumber belajar, 4) Kepala Madrasah dan guru bekerjasama untuk mengembangkan model pembelajaran, 5) Berusaha membina kerjasama yang baik dengan para guru, dan staf pegawai, sekolah lain serta menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan menyenangkan, 6) Melibatkan semua tenaga kependidikan termasuk guru untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan sekolah, 7) Meningkatkan kedisiplinan tenaga kependidikan termasuk guru, 8) Pemberian penghargaan terhadap guru maupun pegawai yang berprestasi. Berbagai upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kompetensi profesional guru antara lain dengan : 1) Sering memberikan kontrol terhadap aktifitas guru bidang studi 2) Memberikan saran terhadap guru dalam melaksanakan tugasnya 3) Membuat program baru untuk meningkatkan pengajaran
KNiST, 30 Maret 2015 120
ISBN: 978-602-61242-3-4
4) Memberikan program pelatihan-pelatihan, bimbingan dan mengarahkan para guru agar mencapai tujuan pendidikan. 5. Peningkatan kesejahteraan guru Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas terhadap Kompetensi Profesional Guru Penelitian secara parsial dengan menggunakan rumus statistik yang penulis hitung dengan program SPSS menunjukan hasil sebagai berikut :
Model
Tabel 1. Model Summary (b) R R Adjusted Std. Error Squar R of the e Square Estimate ,4 1 51
a
,203
,180
4,90101
Dari tabel tersebut dapat diketahui ternyata Supervisi akademik pengawas memberikan pengaruh terhadap kompetensi profesional guru sebesar 20,03% dengan korelasi rendah karena berada pada rentang nilai prosentase antara 20 - 39,9%. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh Supervisi akademik pengawas, atau semakin tinggi Supervisi akademik pengawas guru maka akan semakin tinggi juga kompetensi profesional guru. Adapun pengaruh variabel lain yang tidak diteliti terhadap variabel kompetensi profesional guru (Y) adalah sebesar 79,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel Supervisi akademik pengawas lebih kecil dari pada pengaruh variabel lain yang tidak diteliti. Adapun linearitas pengaruh variabel X1 terhadap Y dapat dilihat pada tabel berikut :
1
Regres sion
Berdasarkan tabel diatas diketahui Fhitung = 8,914, df pembilang = 1 dan df penyebut = 35 sehingga diperoleh Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 4,121. Ternyata Fhitung > Ftabel, maka antara variable X1 dan Y bersifat linear. Berdasarkan nilai probabilitas diketahui p = 0,005. Maka linearitas variabel X1 dan Y signifikan karena p < α. Adapun persamaan regresi antara variable X 1 dan Y dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Coefficients (a) Unstanda Stand t Sig. rdized ardize Coefficie d nts Coeffi cients B Std. Beta Error 34 (Consta 13,3 2,60 ,8 ,013 nt) 86 4 63 1 Variabe ,5 2,98 ,183 ,451 ,005 lX1 47 6 a. Dependent Variable: VariabelY Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Model
a. Predictors: (Constant), VariabelX1 b. Dependent Variable: VariabelY Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0
Model
1054,81 36 1 a. Dependent Variable: VariabelY b. Predictors: (Constant), VariabelX1 Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Total
Tabel 2. ANOVA (b) Sum of df Mean Square Squar s e 214,114
1
214,11 4
Residua 840,696 35 24,020 l
F
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi Y = 34,863 + 0,547 X1. Persamaan ini dapat dipertanggungjawabkan (Signifikan) karena nilai p < α yaitu sebesar 0,005. Untuk lebih jelasnya persamaan regresi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Si g.
,0 8,9 05 14 b
Gambar 2. Persamaan regresi Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Dari tabel tersebut dapat diketahui juga pengujian hipotesis pengaruh X1 terhadap Y.
KNiST, 30 Maret 2015 121
ISBN: 978-602-61242-3-4
Berdasarkan tabel diketahui thitung = 2,986. Adapun ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 35 adalah 2,030. Maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variable X1 dan Y karena thitung > ttabel. Adapun signifikansinya adalah sebesar 0,005 sehingga Ha diterima secara signifikan karena p<α. Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Madrasah terhadap Kompetensi Profesional Guru Penelitian secara parsial dengan menggunakan rumus statistik yang penulis hitung dengan program SPSS menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 4. Model Summary (b) Model R R Adjuste Std. Error of Squar dR the e Square Estimate ,64 1 ,410 ,394 4,21540 a 1 a. Predictors: (Constant), VariabelX2 b. Dependent Variable: VariabelY Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Dari tabel tersebut dapat diketahui ternyata Supervisi akademik kepala Madrasah memberikan pengaruh terhadap kompetensi profesional guru sebesar 41,0% dengan korelasi sedang karena berada pada rentang nilai prosentase antara 25 - 50%. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh Supervisi akademik kepala Madrasah, atau semakin tinggi Supervisi akademik kepala Madrasah guru maka akan semakin tinggi juga kompetensi profesional guru. Adapun pengaruh variabel lain yang tidak diteliti terhadap variabel kompetensi profesional guru (Y) adalah sebesar 59,0%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel Supervisi akademik kepala Madrasah lebih kecil daripada pengaruh variabel lain yang tidak diteliti. Adapun linearitas pengaruh variabel X2 terhadap Y dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. ANOVA (b) Sum of df Mean F Sig Square Square . s Regres 432,87 432,87 24, ,00 1 b sion 5 5 360 0 Residu 621,93 1 35 17,770 al 6 1054,8 Total 36 11 Model
a. Dependent Variable: VariabelY b. Predictors: (Constant), VariabelX2 Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Berdasarkan tabel diatas diketahui Fhitung = 24,360, df pembilang = 1 dan df penyebut = 35 sehingga diperoleh Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 4,121. Ternyata Fhitung > Ftabel, maka antara variable X2 dan Y bersifat linear. Berdasarkan nilai probabilitas diketahui p = 0,000. Maka linearitas variabel X1 dan Y signifikan karena p < α. Adapun persamaan regresi antara variable X2 dan Y dapat dilihat pada tabel berikut :
Model
Tabel 6. Coefficients (a) Unstandar Standard t dized ized Coefficient Coefficie s nts B Std. Beta Err or
(Con 6,90 13, ,5 stant 5 765 02 ) 1 Varia 4, ,18 belX ,931 ,641 93 9 2 6 a. Dependent Variable: VariabelY Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0
Sig.
,619
,000
Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi Y = 6,905 + 0,931 X2. Persamaan ini dapat dipertanggungjawabkan (Signifikan) karena nilai p<α yaitu sebesar 0,000. Untuk lebih jelasnya persamaan regresi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 3. Persamaan Regresi Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Dari tabel tersebut dapat diketahui juga pengujian hipotesis pengaruh X2 terhadap Y. Berdasarkan tabel diketahui thitung = 4,936. Adapun ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 35 adalah 2,030. Maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
KNiST, 30 Maret 2015 122
ISBN: 978-602-61242-3-4
variable X2 dan Y karena thitung > ttabel. Adapun signifikansinya adalah sebesar 0,000 sehingga Ha diterima secara signifikan karena p < α Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas dan Supervisi Akademik Kepala Madrasah secara Bersama-sama terhadap Kompetensi Profesional Guru Penelitian secara parsial dengan menggunakan rumus statistik yang penulis hitung dengan program SPSS menunjukan hasil sebagai berikut : Tabel 7. Model Summary (b) R R Adjuste Std. Error Squar dR of the e Square Estimate ,65 1 ,434 ,401 4,18902 a 9 a. Predictors: (Constant), VariabelX2, VariabelX1 b. Dependent Variable: VariabelY Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Dari tabel tersebut dapat diketahui ternyata Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah memberikan pengaruh terhadap kompetensi profesional guru sebesar 43,4% dengan korelasi sedang karena berada pada rentang nilai prosentase antara 25 - 50%. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel kompetensi profesional guru dipengaruhi dengan korelasi sedang oleh Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah secara bersama-sama, atau apabila supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah meningkat, maka kompetensi profesional guru juga akan semakin meningkat. Adapun pengaruh variabel lain yang tidak diteliti terhadap variabel kompetensi profesional guru (Y) adalah sebesar 56,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah lebih kecil dari pada pengaruh variabel lain yang tidak diteliti. Adapun linearitas pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8. ANOVA (b) Model Sum df Mean F Sig of Squar . Squar e es Regres 458,18 229,09 13,0 ,00 1 2 b sion 2 1 55 0 Model
Residu al
596,62 34 17,548 9 1054,8 Total 36 11 a. Dependent Variable: VariabelY b. Predictors: (Constant), VariabelX2, VariabelX1 Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Berdasarkan tabel diatas diketahui Fhitung = 13,055, df pembilang = 2 dan df penyebut = 34 sehingga diperoleh Ftabel pada taraf signifikansi 5% = 3,276. Ternyata Fhitung > Ftabel, maka antara variable X1 dan X2 dan Y bersifat linear. Berdasarkan nilai probabilitas diketahui p = 0,000. Maka linearitasvariabel X1 dan Y signifikan karena p < α. Adapun persamaan regresi antara variable X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Coefficients (a) Model Unstandar Standar t Sig. dized dized Coefficient Coeffici s ents B Std. Beta Error (Consta ,43 14,70 ,03 ,977 nt) 6 1 0 Variabel ,21 1,2 1 ,180 ,178 ,238 X1 6 01 Variabel ,80 3,7 ,215 ,553 ,001 X2 3 29 a. Dependent Variable: VariabelY Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Berdasarkan tabel diatas diperoleh persamaan regresi Y = 0,436 + 0,203 X1 + 0,803 X2. Persamaan ini dapat dipertanggungjawabkan (Signifikan) karena nilai p < α yaitu sebesar 0,005 untuk X1 dan 0,000 untuk X2. Untuk lebih jelasnya persamaan regresi tersebut dapat dilihat pada grafik berikut :
Gambar 4. Persamaan Regresi Sumber: Hasil Olahan SPSS 20.0 Dari tabel tersebut dapat diketahui jugapengujian hipotesis pengaruh X1 dan X2 terhadap Y. Berdasarkan tabel diketahui t hitung
KNiST, 30 Maret 2015 123
ISBN: 978-602-61242-3-4
untuk variabel X1 = 1,201 dan thitung untuk variabel X2 = 3,729. Adapun ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 34 adalah 2,030. Maka Ho ditolak, dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variable X1 dan X2 terhadap Y karena thitung > ttabel. Adapun signifikansinya adalah sebesar 0,005 untuk X1 dan 0,000 untuk X2 sehingga Ha diterima secara signifikan karena p < α. 4. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada Guru MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat, penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut ini. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Supervisi akademik pengawas terhadap kompetensi profesional guru. Adapun seberapa besar pengaruh Supervisi akademik pengawas terhadap kompetensi profesional guru dapat diketahui dari koefisien korelasi (r) X1 terhadap Y adalah 0,451, sedangkan koefisien determinasinya (r2) adalah (0,451)2 = 0,203. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa Supervisi akademik pengawas berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru sebesar 20,03% dengan korelasi rendah karena berada pada rentang nilai prosentase antara 20 - 39,9%. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh Supervisi akademik pengawas, atau semakin tinggi Supervisi akademik pengawas guru maka akan semakin tinggi juga kompetensi profesional guru Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Supervisi akademik kepala Madrasah terhadap kompetensi profesional guru. Adapun seberapa besar pengaruh Supervisi akademik kepala Madrasah terhadap kompetensi profesional guru dapat diketahui dari koefisien korelasi (r) X1 terhadap Y adalah 0,641, sedangkan koefisien determinasinya (r2) adalah (0,641)2 = 0,410. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa Supervisi akademik kepala Madrasah berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru sebesar 41,0% dengan korelasi sedang karena berada pada rentang nilai prosentase antara 25 - 50%. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel kompetensi profesional guru dipengaruhi oleh Supervisi akademik kepala Madrasah, atau semakin tinggi Supervisi akademik kepala Madrasah guru maka akan semakin tinggi juga kompetensi profesional guru.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional guru. Adapun seberapa besar pengaruh Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah terhadap kompetensi profesional guru dapat diketahui dari koefisien korelasi (r) X1 dan X2 terhadap Y adalah 0,659, sedangkan koefisien determinasinya (r2) adalah (0,659)2 = 0,434. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru sebesar 43,4% dengan korelasi sedang karena berada pada rentang nilai prosentase antara 25 - 50%. Artinya setiap perubahan yang terjadi pada variabel kompetensi profesional guru dipengaruhi dengan korelasi sedang oleh Supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah secara bersama-sama, atau apabila supervisi akademik pengawas dan Supervisi akademik kepala Madrasah meningkat, maka kompetensi profesional guru juga akan semakin meningkat. Upaya manajerial yang dilakukan guna meningkatkan kompetensi profesional guru di MIN Nyampay, MI CIkawari dan Nyalindung Kabupaten Bandung Barat yaitu dengan memberikan pendidikan dan latihan profesi guru dan memberikan pemahaman akan fungsi tugas guru. Kepala Madrasah harus mampu meningkatkan kompetensi profesional guru, terutama disiplin diri. Sedangkan proses pelaksanaan peningkatan kompetensi profesional guru, langkahlangkah yang ditempuh oleh Kepala Madrasah antara lain : 1) Meningkatkan pengetahuan guru yaitu dengan mendelegasikan guru pada kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisasinya baik dalam bentuk seminar maupun penataran, b) Meningkatkan kreatifitas guru. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut. Pengawas sebagai pembina dari sekolah binaannya, hendaknya memberikan pengarahan, bimbingan, contoh dan saran kepada para pendidik di sekolah binaannya. Pengawas juha hendaknya memberi pelayanan kepada guru untuk mengembangkan mutu pembelajaran, memfasilitasi guru agar dapat mengajar
KNiST, 30 Maret 2015 124
ISBN: 978-602-61242-3-4
dengan efektif. Melakukan kerja sama dengan guru atau anggota staf lainnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran, mengembangkan kurikulum serta meningkatkan pertumbuhan profesionalisasi semua anggotanya. Untuk Kepala Madrasah sebagai pemimpin pendidikan harus berjiwa enterpreneurship developmentalist, artinya mampu mengembangkan semua komponen pendidikan yang ada, melalui pelaksanaan menajemen mutu terpadu dengan menggunakan kemampuan kratif dan inovatif Seorang kepala Madrasah hendaknya mampu mengembangkan sekolah menjadi organisasi kreatif dengan kemampuanya mengembangkan orang dan organisasi secara simultan. Untuk supervisi akademik pengawas dan kepala Marasah harus lebih ditingkatkan terutama memberikan arahan bimbingan Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru, diperlukan seperangkat upaya secara simultan dan kolaboratif antara pengambil kebijakan, administrator, pengembang, dan pelaku pendidikan, sehingga terdapat satu bahasa untuk melakukan dan melaksanakan inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pengembangan profesi guru harus pula diimbangi dengan usaha lain seperti mengusahakan perpustakaan khusus untuk guru-guru yang mencakup segala bidang studi yang diajarkan di sekolah, sehingga guru tidak terlalu sulit untuk mencari bahan dan referensi untuk mengajar di kelas Referensi A. Sahertian, Piet, 1994. Profil Pendidikan Provesional. Yogyakarta: Andi Offset. Abeng, Tanri. 1997. Dari Meja Tanri Abeng : Gagasan, Wawasan, terapan & Renungan. , Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung : PT. Rosdakarya, 1994.
Alfonso, R.J, Gerald, F.R. & Fifth, 1981. Instructional Supervision: A Behavioral System, Boston, Allyn and Bacon. Ametembun, N.A. 1997. Administrasi Personil Sekolah. Bandung: IKIP Bandung. Arifin, H.M. 1995. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Daresh. 1998. Supervision as Aproactive Process. New Jersey: Longman. Djojonegoro, W. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia melalui Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: PT. Balai Pustaka. Fattah, Nanang, 2010. Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Gafar, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Gibson, dkk. 1987. Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kelima, Jilid 1, Alih Bahasa Djarkasih, Erlangga, Jakarta. Glickman, C.D. 1981. Developmental Supervision Alternatif Practices for Helping Teacher Improve Instruction. Alexandria. Virginia: ASCD Good,
Carter V. 1973. Dictionary of Education. McGraw-Hill: New York: Book Company.
Harris, P.R. 1998. The New Work Culture. Amherst: HRD Press. Hamalik Oemar. 2006. Teknologi dalam Pendidikan. Bandung: Yayasan Partisipasi Pembangunan Indonesia. Hammond, Lindang Darling. 2006. Powerful Teacher Education, Lesson From Examplary Programs. USA: JosseyBass. Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. LJ Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Penerbit PT Remaja Rosdakaya, 1999. M Iqbal Hassan, Metode Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002. Made Pidarta, 1992. Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara Madja, 2002. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran: Kumpulan Karya Tulis Terpublikasi. Malang: Wineka Media. Cet. Ke-3.
KNiST, 30 Maret 2015 125
ISBN: 978-602-61242-3-4
Mantja, W. 1998. Profesionalisasi Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Ma Marks. Sir J.R, Stoops, Emery dan Stoops. Jocce King. 1979. Handbook of Educational Supervision, A Guide to Practitioner, 2nded.Boston: Allyn and Bacon, Inc. Mudyahardjo, Redja. 1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Muhammad „Abduh, 1981., Rasa’il al-‘adlwa at-Tawhid. Cairo : Dar asy-Syuruq Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung : Pt. Remaja Rosda Karya, 2001. Mulyasa, E, E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003, 2004. Mulyasa, E. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi,
Pendidikan. Nasional.
Surabaya:
Usaha
Sergiovanni, Thomas J. 1987. Educational Governance and Administration. United States: Prenticew Hall. Soetjipto dan Kosasi, Raflis. 1994. Profesi Keguruan. Jakarta: Depdikbud. Soemanto, Wasty dan Hendyat Soetopo. 1988. Dasar Teori Pendidikan Dunia: Tantangan Bagi Para Pemimpin Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D, Bandung: Alfabetha. 2010 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 dalam Bab II Pasal 2 Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tilaar, H.A.R. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia. Wiles, K. 1967. Supervison for Better School. New Jersey: Englewood Clifs.
Jakarta : Rosda, 2006. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Neagley, R.L, Evans, N.D. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction. Englewood Cliffs. NJ: Prentice Hall. Inc Nurtain, H. 1989. Supervisi Pengajaran (Teori dan Praktek). Depdikbud. Ditjen Dikti, P2LPTK, Jakarta. Oliva, P.F. 1984. Supervision for Better School. London: Longman. PP Nomor 19 tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan. Purwanto, Ngalim 1997. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rifai.
M. Moh. 2006. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung; Jemmars
Sahertian, P.A, dan Mataheru, F. 1981. Prinsip dan Teknis Supervisi
KNiST, 30 Maret 2015 126