Help Centre UNAIR Jaring Gagasan Mahasiswa Lewat Lomba Esai UNAIR NEWS – Banyaknya gagasan-gagasan mahasiswa yang belum terekam mendorong Help Centre UNAIR untuk menjaringya dalam sebuah lomba. Sama halnya seperti tahun 2015, kali ini Help Center kembali menggelar lomba esai. Tema yang diusung yakni, “Mewujudkan Kampus Sehat dan Bahagia”. Lomba ini pun banyak mengundang antusias mahasiswa untuk
berpartisipasi.
Menurut Dr.Sri Endah Nurhidayati, S.Sos, M.Si selaku ketua panitia, pengambilan tema kampus sehat dan bahagia ditujukan untuk mencari gagasan tentang cara menciptakan lingkungan kampus yang sehat, baik secara fisik maupun mental dan juga untuk membuat iklim yang menyenangkan dalam pembelajaran. “Kami di Help Center menginginkan keterlibatan mahasiswa dalam memberikan gagasannya mengenai lingkungan kampus. Sehingga kampus tidak lagi dipandang menakutkan untuk pembelajaran, tapi juga menyenangkan dan tetap berkualitas. Itulah yang kami tekankan pada tema tahun ini,”ujar Endah. Proses seleksi dimulai dengan seleksi tulisan, dari seleksi tersebut diputuskan tujuh esai terbaik untuk melaju ke final pada Rabu (31/8). Babak final berupa presentasi oleh tujuh finalis mengenai gagasan dalam esai yang mereka tuliskan. “Kami meminta peserta membuat idea mapping dalam presentasinya, sehingga mereka harus menggambar atau menuliskan idenya dalam kertas. Kami memang tidak mengijinkan peserta menggunakan power point agar peserta dapat menuangkan idenya tanpa bantuan teknologi. Kami ingin bagaimana dengan keterbatasan, mahasiswa menyampaikan idenya pada orang lain,”tambah Endah.
Dra. Liestianingsih Dwi Dayanti, M.Si., selaku ketua dewan juri dalam babak final mengaku sulit menentukan pemenang. Pasalnya, ketujuh finalis menyampaikan ide yang sangat bagus dan inovatif. Menurut Listianingsih, ada tiga poin penting yang dinilai oleh juri, yakni gagasan, sistematika penulisan dan penampilan. Gagasan yang disampaikan harus memenuhi kriteria orisinil, mudah diaplikasikan dan memberikan sumbangsih untuk UNAIR. Sedangkan sistematika dalam idea mapping akan menunjukkan kemampuan finalis dalam menerjemahkan pemikirannya dalam bentuk gambar atau tulisan. Sedangkan penampilan terkait public speaking juga turut menyumbang penilaian. “Pada dasarnya semua sudah bagus dan idenya sangat variatif. Secara substansi memang kualitas esai pada tahun ini meningkat dari tahun lalu. Semoga ke depannya akan semakin banyak mahasiswa yang berpartisipasi dalam menuangkan gagasan untuk UNAIR,”ujar Liestianingsih. Pada final yang berlangsung tiga jam tersebut didapatkan namanama pemenang sebagai berikut, Siffian Assauri (Juara 1, FST), Faizha Fitri (Juara 2, FV), Ali Mustofa (Juara 3, FV), Dio Wicaksono (Juara Harapan1, FISIP), Jiana Rofik (Juara Harapan 2, FKM), Anda Saputro dan Ahmad Afifudin (Juara Haparan 3, FV dan Fpsi). (*) Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Nuri Hermawan
CS2 Ajak Mahasiswa Komunikasi
se-Indonesia City
Bangun
Smart
UNAIR NEWS – Himpunan Mahasiwa Komunikasi (HIMAKOM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar Grand Opening Communication Student Summit (CS2) di Aula Kahuripan, Kantor Manajemen UNAIR, Kamis (1/9). Acara CS2 yang bertajuk “Smart City: Collaboration in Digital Era” tersebut merupakan salah satu kegiatan yang digelar untuk memperingati hari jadi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga. Kali ini, rangkaian acara CS2 mengundang peserta dari perwakilan Himpunan Mahasiswa Komunikasi Se-Indonesia. Acara tersebut juga bertepatan dengan perayaan Dies Natalies dan Rakernas Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI), yang tahun ini diadakan di beberapa tempat di Surabaya, salah satunya UNAIR. Konsep acara CS2 tahun ini juga berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya. Tahun ini, CS2 dikemas lebih menarik, dengan adanya beberapa kegiatan yang menarik, seperti Scholar Visit, Presenting Culture, Media Learning dan Conference. “Tujuan untuk CS2 ini, memang kita ingin berkolaborasi dengan semua himpunan komunikasi. Karena dari kolaborasi kita bisa membangun visi dan misi bersama,” ujar Winny Arwintasari Halimah selaku Humas kegiatan CS2. Scholar visit untuk wujudkan smart city Setelah dihelat Grand Opening, peserta akan melakukan scholar visit, dimana peserta akan dibagai menjadi beberapa kelompok kemudian mereka akan diajak ke beberapa organisasi non profit dan instansi pemerintahan di Surabaya, yang merupakan stakeholder pembangunan dari pembentukan smart city. Dari scholar visit tersebut, peserta akan menggali lebih dalam
mengenai visi, misi dan langkah organisasi ataupun instansi tersebut untuk mewujudkan sebuah smart city beserta kendala maupun solusi yang bisa dilakukan. Setelah rangkaian acara scholar visit, mereka akan mempresentasikan hasil yang didapat dari scholar visit pada sebuah konferensi yang digelar pada sore harinya. “Kita sadar bahwa stakeholder butuh kolaborasi untuk membangun sebuah smart city. Salah satu aspek yang penting dari kolaborasi adalah sebuah komunikasi,” ujar Dr. Yayan Sakti Suryandaru, S.Sos., M.Si, Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UNAIR saat memberikan sambutan dihadapan peserta. “Nanti yang dari luar kota juga bisa saling sharing ilmu terkait konsep smart city itu bagaimana, mungkin konsepnya berbeda-beda,” imbuhnya. Winni
menambahkan,
Keberlangsungan
acara
tersebut
juga
membutuhkan komunikasi yang cerdas untuk membangun sebuah kolaborasi yang baik. Setelah mengikutio scholar visit, peserta diharapkan mendapatkan titik terang tentang apa saja yang dibutuhkan stakeholder dalam membangun smart city dan bisa dikomunikasikan bersama sama. Mohammad Asaddin Nur selaku Ketua Panitia CS2 tahun ini menuturkan, ia sangat bangga karena antusias peserta dalam kegiatan ini sangat besar sekali. “Saya harap bisa terjalin kerjasama lagi dengan IMIKI di kemudian hari. Dan tetap terjalin relasi IMIKI yang lancar dan kita juga bisa bekerjasama untuk menyelenggarakan event yang besar lagi,” harap Asaddin Rencananya, rangkaian acara CS2 akan ditutup dengan closing ceremony dan awarding night (pemberian penghargaan kepada peserta yang berprestasi) yang akan diselenggarakan di Gedung FISIP UNAIR pada hari Minggu 4 September mendatang. (*) Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila
Pasutri Polisi, Kuliah Bareng S2 Kajian Ilmu Kepolisian UNAIR NEWS – Pasangan suami istri (Pasutri) itu terlihat lantang saat mengucapkan janji mahasiswa. Mereka menjadi pemandu para mahasiswa lain dari program S-2, S-3, pendidikan profesi dan spesialis, yang baru dikukuhkan oleh Rektor UNAIR Kamis pagi, (1/9) di Airlangga Convention Center (ACC). Suara yang terang, sudah barang tentu memudahkan mahasiswa lain yang mengikuti. Iptu Dian Sukma Purwanegara, SIK dan Iptu Dini Annisa Rahmat, SIK, adalah dua orang polisi yang baru mengenyam pendidikan di S-2 Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana. Mereka yang baru menikah pada Desember 2015 lalu itu kompak mendaftar tahun ini. “Kami sama-sama suka belajar. Dan jurusan yang kami pilih sangat tepat untuk memberi wawasan aplikatif pada profesi kami,” ujar Dian, pria yang sehari-hari menjabat sebagai Kanit Pidana Ekonomi Satreskrim Polres Mojokerto itu. Dia mengutarakan, dalam perkuliahan nanti, selain ilmu kepolisian secara umum, dirinya pasti akan dibekali dengan seluk-beluk penyidikan. Topik itu jelas bakal membantu pekerjaannya. Sementara itu, bagi Dini Annisa, pengetahuan tentang aturan hukum bakal sangat membantunya dalam bertugas sebagai tenaga pendidik (Gadik) di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jatim, Mojokerto. Mengapa memilih UNAIR? Mereka menerangkan, selama ini para senior dan atasan di kepolisian Polda Jatim kerap memberi masukan dan rekomendasi tempat kuliah yang tepat. Dan, UNAIR, merupakan kampus yang disebut memiliki track record baik di
kepolisian. Para lulusannya, terkenal berpotensi dan berwawasan luas. “Kami pikir, kampus ini memiliki mutu yang sudah terjamin,” ungkap Dini Annisa. Saat ditanya apakah tidak takut kalau kesibukan kuliah akan mengganggu profesinya sebagai abdi negara di korps baju cokelat, Dini Annisa berdalih, dia dan suami selama ini sudah melatih diri untuk melakukan manajemen waktu sebaik mungkin. Bahkan, imbuh perempun kelahiran 23 Juli 1991 ini, mereka juga tidak takut kalau frekuensi pertemuan bakal terancam. “Yang penting pandai-pandai mengatur saja. Yang juga patut diperhatikan adalah kualitas waktu pertemuan,” urai dia. Mereka makin bersemangat untuk melanjutkan studi karena mendapat dukungan dari atasan. Di Polda Jatim, kata Dian Sukma, para pemimpin di masing-masing satuan selalu memberi support anggota yang ingin mengembangkan diri. Pasutri ini bertekad lulus bareng dan tepat waktu, alias tidak molor. Mereka juga berharap, keputusan untuk melanjutkan studi ini dapat meluaskan jaringan. Baik pada lingkup sesama anggota polisi, maupun di lingkup para akademisi. Jadi, selain bertambah pengetahuan, relasi pertemanan juga makin banyak. (*) Penulis: Rio F. Rachman Editor : Dilan Salsabila
Melatih Warga Mengemas dan Memasarkan Ikan Bandeng UNAIR NEWS – Meningkatkan kualitas produk buatan masyarakat penting dilakukan demi keberlanjutan bisnis. Hal inilah yang
tengah digarap oleh pengajar dan mahasiswa D-3 Manajemen Perhotelan dan Kepariwisataan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga. Selama dua hari pada tanggal 30 – 31 Agustus 2016, sivitas akademika mengadakan pelatihan bagi puluhan warga Bandarejo, Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran. Kegiatan pengabdian masyarakat yang juga melibatkan sivitas program studi D-3 Pengobat Tradisional (Battra) itu bertema “Pelatihan dan Penyuluhan tentang Pengembangan Potensi Lokal menjadi Produk Unggulan Daerah Tujuan Wisata.” “Awalnya, ibu-ibu warga sini datang ke kampus kami untuk belajar mengenai bagaimana cara pemasaran produknya. Jadi kami jelaskan bagaimana packaging bandeng secara sederhana. Nah, kami punya ide, bagaimana bandeng ini menjadi sebuah komoditi yang plus bagi mereka. Tidak hanya itu-itu saja, jadi dibuat diversifikasi olahan bandeng,” ujar Koodinator Program Studi D-3 Kepariwisataan Dian Yulie Reindrawati, S.Sos., MM., PhD. Pada hari pertama acara, warga sekitar berkumpul di Balai RW Bandarejo untuk mendapatkan pelatihan terkait pemaparan daerah wisata, pengolahan makanan sehat, dan diversifikasi pengolahan bandeng. Selain itu, ada juga pelatihan terapi pijat bayi yang dilakukan oleh D-3 Battra. Pada hari kedua, warga Bandarejo diberikan pelatihan tentang akupuntur dan pemasaran. “Jadi ini dalam rangka memasarkan potensi daerahnya dan produk setempat. Mereka punya bandeng. Nah, bandeng itu sebenarnya bisa menjadi atraksi wisata dan produk unggulan dari daerah ini. Nah, itu kan tidak kita temukan di daerah lain, ini bisa jadi aset,” jelas Dian. Dian mengungkapkan, kegiatan pengabdian masyarakat ini pertama kalinya dilakukan oleh prodinya. “Saya ingin mendekatkan. Manajemen perhotelan mungkin lebih dekat dengan perusahaan, dan hotel, karena kita memang menjalin relasi dengan mereka. Tapi, kali ini, saya ingin menunjukkan bahwa prodi kami juga bisa membumi. Prodi perhotelan juga bisa memberikan sentuhan
kepada masyarakat. Akhirnya, kita bawa kualitas hotel itu ke masyarakat,” terang Dian. Pengabdian masyarakat itu mendapat sambutan baik dari warga setempat. Buktinya, mereka senang ada pihak perguruan tinggi yang bersedia datang dan memberi pelatihan kepada warga. “Kita senang sekali ada pelatihan pengolahan bandeng dan pelatihan lainnya dari ibu-ibu dan adik-adik mahasiswa UNAIR,” ujar Siti Khodijah, koordinator warga Bandarejo. Ke depan, Khodijah berharap, bahwa kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara rutin. Pasalnya, selama ini mata pencaharian warga Bandarejo bertumpu pada tambak bandeng, namun mereka masih belum memiliki pengetahuan lebih di bidang pemasaran. “Yang terakhir, saya sangat berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa dan ibu dosen yang sudah sudi jauh-jauh datang ke sini. Semoga ilmunya tambah barokah dan bermanfaat,” pungkas Khodijah. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S