1
HEALTH GEOGRAPHY and GLOBAL health
2
In sickness or health, it matters where you live!
3
SAKIT menjadi “menyenangkan” jika tinggal di Negara Maju
4
Seorang bayi yang baru lahir saat ini bisa hidup sampai usia 80 tahun di Jepang atau Swedia, namun dia bisa hanya berumur 45 tahun jika tinggal di Lesotho atau Zimbabwe. Perbedaan ini tergantung pada dimana dia tinggal, bekerja dan sistem kesehatan yang tersedia.
5
In Afghanistan and Sierra Leone, more than 150 out of every 1,000 children born die before their first birthday. in Angola in 2008, 182 of every 1,000 children born were expected to die within the first year of life. In Sweden, Singapore and Japan 3 out of every 1,000 children born were expected to die before their first birth- day
where you live in this world makes a big difference in how long you live.
6
Perbedaan harapan hidup ini terjadi tidak hanya antar negara. Perbedaan juga terjadi di dalam 1 negara. Di semua negara, orang kaya biasanya lebih sehat dibandingkan orang miskin, karena keterjangkauannya terhadap perawatan kesehatan. Orang miskin mempunyai tingkat kesakitan lebih tinggi dan meninggal lebih muda dibandingkan orang kaya. Dan keadaan ini akan semakin buruk di negara berkembang, karena pemerintahnya mempunyai dana terbatas untuk hal ini.
7
Thus, the health care you get depends on where you live and whether you are rich or poor.
8
The world we live in varies from one place to another. No two places are exactly the same. People eat different things, experience life differently, and have different cultural values and traditions. All these contribute to differences in health and illness.
9
why and how diseases and health care vary from one place to another??? Health geographers use ideas and concepts from geography in order to understand how health and disease vary from one area to another.
10
Some diseases are local diseases; others are global. HIV/AIDS is a global disease, but some disease outbreaks may be just local. A Local outbreak can become a national outbreak
11
HIV/AIDS, influenza, and tuberculosis are example some diseases are global in scope. In fact, due to increased ease, frequency, and speed of worldwide travel, local disease outbreaks easily become global outbreaks.
12
Keberlanjutan lingkungan kemampuan untuk mempertahankan kualitas yang dinilai dalam lingkungan fisik pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan yang fokus kepada kepentingan melindungi alam dengan penekanan khusus pada pelestarian kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia.
13
Situasi yang tidak berkelanjutan terjadi ketika penggunaan sumber daya alam lebih cepat daripada kemampuan alam tersebut memperbaiki dirinya kembali. Secara teori, kerusakan lingkungan adalah hasil jangka panjang dari ketidakmampuan lingkungan untuk mempertahankan kehidupan manusia. Jika kerusakan terus melampaui titik kritis tertentu atau ambang kritis itu akan menyebabkan kepunahan.
14
CONSUMPTION OF RENEWABLE RESOURCHE
STATE OF ENVIRONMENT
M o r e t h a n n a t u r e ’s Environmental ability to replenish Degradation
SUSTAINABILITY
Not Sustainable
Equal to nature’s ability Environmental Equilibrium Steady State Economy to replenish Less than nature’s Environmental Renewal ability to replenish
Environmentally Sustainable
Program untuk keberlanjutan lingkungan : Mencegah ancaman dan meningkatnya dampak kerusakan Melindungi lingkungan dari ancaman dan kerusakan, dan Perbaikan kerusakan yang telah terjadi
15
16
Pada skala global dan dalam arti keberlanjutan yang luas serta pengelolaan lingkungan melibatkan pengelolaan lautan, sistem air tawar, tanah dan atmosfer berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan
17
ATMOSFER Manajemen atmosfer global—identifikasi peluang untuk mengatasi perubahan iklim yg disebabkan manusia. Polusi udara. Polusi bahan kimia beracun, seperti nitrogen oksida, sulfur oksida, senyawa organik yang mudah menguap dan udara partikel yang menghasilkan asap fotokimia dan hujan asam, dan chlorofluorocarbon yang menurunkan lapisan ozon. Partikulat antropogenik seperti aerosol sulfat di atmosfer mengurangi radiasi langsung dan reflektansi (albedo) dari permukaan bumi yang dikenal dengan istilah "global dimming".
18
Secara global sinar matahari yang mencapai permukaan bumi telah turun sebesar 1-2% selama dekade 1950-an sampai 1990-an. Cahaya matahari tampaknya semakin meredup. Fenomena ini dikenal dengan nama Peredupan Global (Global Dimming).
19
Peredupan Global (Global Dimming) adalah fenomena berkurangnya sinar matahari mencapai permukaan bumi.akibat pertambahan jumlah awan dan polusi udara dari hasil pembakaran batubara, minyak bumi dan kayu yang menghasilkan - tidak hanya karbon dioksida (gas rumah kaca; penyebab utama pemanasan global-juga menghasilkan partikel kecil udara (aerosol-kumpulan partikel udara padat atau cair berukuran antara 0,01 dan 10 pM), abu, belerang dan polutan lainnya. Awan dan polusi udara tersebut memantulkan kembali energi matahari ke ruang angkasa sehingga permukaan bumi menjadi gelap.
20
Global dimming telah mengganggu siklus air global dengan mengurangi penguapan dan curah hujan di beberapa daerah. Hal ini juga menciptakan efek pendinginan dan ini mungkin sebagian menutupi efek gas rumah kaca pada pemanasan global.
Lautan Penangkapan ikan berlebihan (di atas level lestari), Pemutihan karang akibat pemanasan laut dan pengasaman laut akibat meningkatnya kadar karbon dioksida terlarut, dan kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim. Karena lautan luasnya mereka juga bertindak sebagai tempat pembuangan untuk kotoran manusia.
21
22
Strategi perbaikan meliputi: pengelolaan sampah lebih berhati-hati, kontrol hukum dari penangkapan ikan berlebihan oleh penerapan praktek perikanan yang berkelanjutan dan penggunaan budidaya peka terhadap lingkungan dan berkelanjutan dan budidaya ikan , pengurangan emisi bahan bakar fosil dan pemulihan habitat laut pesisir dan lainnya
Hutan Hutan berfungsi sebagai : sumber keanekaragaman hayati, melindungi kualitas air, menjaga kualitas tanah , menyediakan bahan bakar dan obatobatan, dan memurnikan udara.
23
24
The United Nations Food and Agriculture Organization (FAO) memperkirakan bahwa sekitar 90% dari karbon yang tersimpan dalam vegetasi tanah terkunci di pohonpohon dan mereka menyerap sekitar 50% lebih banyak karbon daripada hadir di atmosfer. Perubahan penggunaan lahan saat ini memberikan kontribusi sekitar 20% dari total emisi karbon global. Hal ini terutama terjadi di Brazil dan Indonesia sebagai sumber hutan terbesar di Dunia.
25
Perubahan iklim dapat dikurangi dengan penyerapan karbon dalam skema reaforestasi (penanaman hutan kembali), perkebunan dan produk kayu. Juga biomassa kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar karbon-netral terbarukan. FAO telah menyarankan bahwa, selama periode 2005-2050, penggunaan efektif penanaman pohon dapat menyerap sekitar 10-20% dari emisi buatan manusia sehingga pemantauan kondisi hutan dunia harus menjadi bagian dari strategi global untuk mengurangi emisi dan melindungi ekosistem.
26
Tanah Perubahan penggunaan lahan merupakan dasar perubahan operasi dari biosfer. Karena perubahan dalam proporsi relatif dari tanah yang didedikasikan untuk urbanisasi, pertanian, hutan, dan padang rumput memiliki efek yang ditandai pada perubahan siklus air, karbon dan yang dapat berdampak negatif pada kedua sistem, yaitu alam dan manusia.
27
Ekosistem Ekosistem adalah tatanan segenap komponen lingkungan yang merupakan kesatuan yang utuh menyeluruh yang saling berinteraksi membentuk keseimbangan yang stabil dan dinamis.
Keseimbangan ekosistem yang stabil namun dinamis ini dapat rusak apabila terjadi pencemaran lingkungan yang berlebihan (baik oleh aktivitas manusia ataupun peristiwa alam) yang melewati daya lenting ekosistem tersebut.
28
Kerusakan Lingkungan
Kriteria Pencemaran Udara Enam polutan udara yang termasuk kriteria pencemaran udara diketahui berbahaya bagi kesehatan dan kerusakan lingkungan adalah : partikel debu, sulfur dioksida, carbon monoksida, nitrogen oksida, gas perusak lapisan ozon, dan Timbal (Pb)
Kesemua polutan udara tsb masuk ke dalam lingkungan melalui pembakaran untuk energi dari pembangkit listrik, kendaraan bermotor, proses industri maupun pemusnahan sampah padat
Sbg tambahan dari perundangan kriteria pencemaran udara terdapat 8 bahan lainnya : asbestos, mercury, beryllium, benzene, vinyl chloride, arsenic, radionukleida, dan coke
29
Efek Global Pencemaran Udara (1)
30
Karena polutant udara itu sangat mudah berpindah tempat, maka efeknya bisa mengenai jauh dari sumbernya, misalnya hujan asam karena polutan sulfur dioksida dan nitrogen dioksida yang bereaksi dengan air di udara
Hujan asam merusak hutan, menurunkan produksi pertanian, merusak permukaan dinding gedung dan patung, kalau masuk perairan bisa membunuh bibit udang, membunuh bakteri di dasar danau, menurunkan produksi tambak ikan, dll
Karena banyak logam spt alumunium, plumbum, tembaga dan mercury larut dalam asam, meningkatkan kadarnya ke tingkat toksik dalam penyediaan air minum
Efek Global Pencemaran Udara (2)
31
Penipisan lapisan ozon di lapisan atas atmosfir karena efek penc udara chlorofluorocarbon (CFC) yang dipakai sebagai pendingin dan spray aerosol; dan juga nitogen monoksida (NO) sbg hasil pembakaran dgn tekanan dan panas tinggi (pesawat Concorde)
Lapisan ozon tsb melindungi manusia dari sengatan sinar UV dari sinar matahari yang dapat menimbulkan efek kesehatan kulit berupa nevus, melanoma dan peningkatan kasus catarract di dunia
Protokol Montreal (1987) dgn diplomat 29 negara menegaskan untuk melarang penggunaan CFC, telah ditanda-tangani oleh 188 negara di dunia
Efek Global Pencemaran Udara (3) Karbon dioksida secara langsung bukanlah polutan di udara, karena CO2 bersama nitrogen, oksigen dan argon membentuk komponen udara normal Peningkatan yang luar biasa dari komponen CO2 di udara sejak revolusi industri memberi dampak yg luar biasa thd lingkungan bumi (30 % lebih tinggi dari sebelum revolusi industri) dan scr cepat meningkat lagi Karbon dioksida di udara bertindak spt kaca dr rumah kaca, melanjutkan sn Matahari masuk tetapi mencegah panas yang terjadi keluar à “green house effect” : global warming
32
Dampak Langsung dan Dampak Tidak Langsung Terdapat dampak langsung seperti penyakit atau kematian yang berhubungan dengan suhu yang ekstrim; dan efek pencemaran udara oleh spora dan jamur.
Selebihnya adalah dampak yang tidak langsung dan mengakibatkan penyakit yang ditularkan melalui air atau makanan, penyakit yang ditularkan melalui vektor serangga dan rodent, atau penyakit karena kekurangan air dan makanan.
33
Dampak Terhadap Ekosistem Perubahan iklim mengancam stabilitas ekosistem dan keanekaragaman mahluk hidup (biodiversity)
Kerusakan sistem fisik dan ekologi bumi ini juga dapat dibuktikan dengan adanya penipisan lapisan ozon di stratosfer, penurunan keaneka-ragaman mahluk hidup, degradasi tanah, dan perubahan sistem atau siklus air.
34
AIR BERSIH Sumber Daya Terbatas Pentingnya air minum untuk kes masy jelas ditunjukkan oleh John Snow yg telah mengidentifikasi air minum yg tercemar sbg sumber wabah kholera di London th 1855
Kholera membunuh 90.000 orang penduduk di Chicago th 1885 mendorong penguasa kota untuk menyetop pembuangan limbah domestik ke danau Michigan yg dipakai sb air minum kota
Sumber air minum yang terkontaminasi sampai saat ini masih merupakan penyebab terbesar kesakitan dan kematian di negara sedang berkembang, sebaliknya di negara maju hal ini sudah dapat dikendalikan ke tingkat yang minimum
35
36
Polutan Air
Disamping mikroba patogen sebagai polutan air, kisaran luas dari bahan kimia yang tidak hanya toksik di dalam air minum tetapi juga membahayakan ikan dan biota air lainnya meliputi Hg, PCBs, Cd, Pb dan bahan lain yg dideposisi dari udara dan tanah sekitar
Berhasilnya diundangkan UU Federal AS karena 1960-1970 Penemuan PCBs di sungai Hudson : larangan mancing komersial Asbestos di air danau Superior (Minnesota) tambang asbestos Sungai James (Virginia) tercemar oleh pestisida Kepone Sungai Cuyohoga (Ohio) tercemar minyak terus jadi terbakar
Air Minum yg Aman Bagi Kesehatan Sebagian besar air minum di Indonesia berasal dari sungai yg telah terkontaminasi oleh mikroba patogen dan bahan kimia berbahaya dan beracun, dan hanya sebagian kecil berasal dari mata air, danau, air hujan, air bawah tanah
Sedangkan di AS, hampir separuh air minum berasal dari air sungai dan danau, yang pada umumnya telah terkontaminasi
Peningkatan kualitas air permukaan tsb dilakukan dengan pembuatan peraturan perundangan tentang kualitas air permukaan dan standard pembuangan air limbah ke badan air, shg memudahkan mencapai standard air minum yg ditetapkan
37
Mungkinkah Air Minum akan Selalu Tersedia ?
38
Permukaan bumi kita 71 % diliputi oleh air yang kebanyakan adalah air laut yang asin atau es yang ada di kutub, dan hanya sebagian kecil (kurang dari 1 %) saja dalam bentuk air tawar yg diperlukan untuk minum, masak, mandi, pertanian, dan kebutuhan manusia lainnya
Akhir2 ini dirasakan semakin langkanya persediaan air bersih walaupun usaha konservasi telah dilakukan dan pembatasan pemakaian air
Dengan demikian adalah jelas bahwa air bersih yg dibutuhkan untuk kesehatan masyarakat merupakan sumber daya yg terbatas, shg perlu konservasi dan efisiensi dalam pemakainnya
Mungkinkah Air Minum akan Selalu Tersedia ?
39
Permukaan bumi kita 71 % diliputi oleh air yang kebanyakan adalah air laut yang asin atau es yang ada di kutub, dan hanya sebagian kecil (kurang dari 1 %) saja dalam bentuk air tawar yg diperlukan untuk minum, masak, mandi, pertanian, dan kebutuhan manusia lainnya
Akhir2 ini dirasakan semakin langkanya persediaan air bersih walaupun usaha konservasi telah dilakukan dan pembatasan pemakaian air
Dengan demikian adalah jelas bahwa air bersih yg dibutuhkan untuk kesehatan masyarakat merupakan sumber daya yg terbatas, shg perlu konservasi dan efisiensi dalam pemakainnya
PEMBUANGAN SAMPAH Pada th 1987 sebanyak 3.000 Ton sampah padat New York tidak bisa dibuang ke suatu tempat lain sekitar pantai Atlantik atau Teluk Belize atau Bahama karena penolakan masyarakat à menarik perhatian dan di muat dikoran selama 5 bulan. Akhirnya sampah dikembalikan lagi ke New York dan dibakar di incinerator
Problem yang sama dialami juga oleh kota Surabaya (penolakan masyarakat sekitar TPA Keputih th 2004); Jakarta (penolakan pembuangan sampah di Bantar Gebang, Tangerang, th 2005); dan Bandung (th 2006) à menimbulkan pemandangan yang tidak sedap dan bau yang menyengat di berbagai sudut kota
40
41
Produksi Sampah Produksi sampah kota penduduk Amerika Serikat sebanyak 229 juta Ton setiap tahunnya (data th 2001) atau 4.4 pounds/org/hr; (Berapa jumlah tsb di Indonesia ??)
Pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab yang penting dari Pemerintah Kabupaten/Kota sejak abad ke 19. Diketahui bahwa Tikus, Lalat dan Kecoa tertarik untuk datang ke garbage (sampah padat organik yang bisa membusuk) dan membawa berbagai peny menular spt Typhus, Pes, Cholera, Dysentri, dll
Sebagian besar dibuang secara open dumping di sekitar sungai, danau atau laut; atau dibakar di incinerator atau dibakar di luar. Hal ini kemudian diketahui mencemari air permukaan sekitarnya
42
Dampak Lingkungan Open dumping memberikan pencemaran air pantai, danau dan sungai yang bahan baku air minum dan tanah sekitarnya; sedangkan incinerator beri bau tak sedap, fumes dan asap hitam yang mengganggu penduduk sekitar
Akhirnya Undang-Undang Lingkungan dan Perlindungan Laut melarang pembuangan sampah dgn metode open dumping, serta Undang-Undang Udara Bersih melarang beroperasinya incinerator illegal (tanpa filter emisi udara gas buang)
Akhirnya dipilih metode pembuangan sampah padat yg disukai karena tidak menarik vektor penyakit, tidak berbau, tidak mencemari lingkungan yaitu metode Sanitary Landfill
43
Sanitary Landfill Pembuangan sampah di suatu ruang, dimampatkan dgn alat bulldozers dan kemudian ditutup tanah shg tidak menimbulkan bau, tidak ada vektor yang datang dan bersih serta saniter
Desain tepat dari Sanitary landfill dimulai dari pemilihan lokasi yaitu tanah yang kering dan banyak mengandung tanah liat, karena metode ini menghasilkan air lindi (leachate) yang bisa mencemari lingkungan sekitarnya
Harus dilengkapi hidrant krn sanitary landfill menghasilkan gas yang mudah terbakar dan meledak (methane dan H2S), disamping itu water flusher untuk cuci kendaraan dan besihkan jalan yg kotor (debu dan bletok)
44
4 R’S : Reduce, Reuse, Recycle, Recovery Untuk mempertahankan supaya sanitary landfill awet dan bertahan lama, maka harus diaplikasikan prinsip 4R, yang akan mengurangi volume sampah di sumbernya, shg yg dibuang ke sanitary landfill volumenya tinggal sedikit
Perilaku komsumen merupakan kunci keberhasilan prinsip 4R ini, hanya membeli produk yg benar2 dibutuhkan, pilih barang yg tidak ada bungkus berlebihan, pakai barang yg reuseable jangan yg disposable, beli barang di garage atau yard sales bagus krn mengurangi volume sampah
Recycling = Resource Recovery mengurangi 30% volume sampah terutama botolgelas dan plastik, kertas dan kardus kemasan. Composting juga termasuk metode daur ulang ini
45
Incinerator Pendekatan lain yg bermanfaat adalah incinerator yg dapat mengurangi volume sampah sekaligus merubah sampah menjadi panas dan energi, yang khusus didesain dgn perlengkapan minimisasi emisi gas pembakaran
Bahaya emisi gas buang incinerator adalah karena mengandung gas toksik meliputi gas dioksin dan furans dari pembakaran plastik, timbal, cadmium, dan uap mercury krn pembakaran battery bercampur dgn sampah kota lainnya
Residu pembakaran harus diolah lagi sebelum di buang ke lingk karena mengandung bahan berbahaya dan beracun
46
Limbah Berbahaya dan Beracun Sejumlah kecil tapi significan dari limbah kota adalah limbah B2 yang toksik untuk manusia, hewan atau tumbuhan; karena bisa meledak, terbakar atau korosif. Dua kategori limbah B2 yg diatur scr terpisah adalah limbah radioaktif dan limbah infeksius
Kasus menarik adalah penduduk perumahan di Niagara Falls, New York mendapat gejala yang terjadi sesudah hujan lebat dan salju suatu bahan kimia berbusa di halaman penduduk masuk ke basement beri bau gak enak, iritasi kulit dan selaput lendir mata;
Laporan lanjutan beri informasi adanya kanker, cacat lahir, keguguran, dan efek kesehatan lainnya pada penduduk tsb karena limbah B2 benzene, dioksin, pestisida, dll dari sumber buangan industri
47
Referensi : Oppong, J.R. 2010. Pandemic And Global Health. New York : Indobase Publishing Markle, W.H, Fisher, M.A & Smego. R.A (Eds). 2007. Understanding Global Health. New York: Mc Graw Hill Medical
48
Sekian Terima kasih atas perhatian Anda