HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Nusantara Polo Club (NPC) adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia, letaknya di kawasan Jagorawi Golf Country Club, Cibinong, Kabupaten Bogor. Keadaan iklim di wilayah ini berada pada kisaran suhu antara 23–34oC dengan rataan 26,7oC dan kelembaban antara 34–82% dengan rataan 68,6%. Data tersebut diperoleh dari hasil pengukuran suhu dan kelembaban dengan menggunakan termo-higrometer, yang ditempatkan di tengah-tengah kandang pengamatan. Kisaran suhu di NPC masih diatas kisaran suhu yang nyaman untuk kuda. Menurut Ensminger (2010), suhu yang nyaman untuk kuda yaitu berkisar antara 7,22-23,88oC, namun yang paling baik pada suhu 12,77oC. Kelembaban yang dapat diterima berkisar 50-75%, namun yang paling baik yaitu pada kelembaban 60%. Tingginya suhu di NPC memberi efek negatif bagi kuda, karena sebagian besar kuda di NPC merupakan kuda impor, sehingga kuda cukup sulit beradaptasi pada suhu kandang tersebut di NPC. Berbagai cara yang dilakukan oleh petugas di NPC untuk mengatasi suhu lingkungan yang tinggi yaitu dengan pemasangan kipas dan pipa penyejuk udara, pemandian kuda, pemberian air minum ad libitum, dan pengaturan bangunan kandang yang terbuka untuk menjaga kuda tetap nyaman. Terdapat dua kandang kuda di NPC yaitu kandang Alfa dan Bravo. Kandang yang dijadikan tempat penelitian adalah kandang Alfa yang khusus ditempati kuda polo, sedangkan kandang Bravo ditempati kuda non-atlet. Menurut Widowati (2011), kuda non-atlet di kandang Bravo merupakan kuda tua pasca atlet yang masih digunakan untuk kuda olahraga dan sebagian untuk kuda kawin serta beberapa kuda muda yang sedang dilatih untuk menjadi kuda polo. Populasi kuda di NPC berjumlah 77 ekor kuda. Sebanyak 42 ekor kuda non-atlet ditempatkan di kandang Bravo, sedangkan 35 ekor lainnya ditempatkan di kandang Alfa. Lokasi NPC selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1. Nusantara Polo Club (NPC) diambil alih oleh Prabowo Subianto pada tahun 2005 setelah sebelumnya bernama Batavia Polo Club yang didirikan oleh Hasyim Djojohadikusumo. Dahulunya lahan yang dimiliki oleh Batavia Polo Club sebatas pada luas kandang Bravo, setelah beralih kepemilikan dan berganti nama menjadi Nusantara Polo Club, lahan yang dimiliki untuk pengembangan kuda polo semakin
diperluas
hingga
akhirnya
sekarang
terdapat
kandang
Alfa
dan
padang
penggembalaan yang juga semakin luas. Fasilitas serta kuda yang dimiliki pun semakin lengkap dan banyak.
Lapangan Polo Kandang Bravo
Kandang Alfa Gambar 1. Lokasi Nusantara Polo Club Dilihat dari Atas (Google Earth, 2010) Fasilitas yang terdapat di NPC selain kandang kuda tersedia tack room yang merupakan tempat untuk menyimpan peralatan-peralatan yang digunakan untuk bermain polo, gudang pakan tempat menyimpan konsentrat, gudang tempat menyimpan obat-obatan, kantor pegawai, mess pegawai dan atlet, lapangan polo berukuran 300 x 140 yard atau setara dengan 274,32 x 128 m2, lapangan exercise, padang penggembalaan (pastura), kebun rumput, dan club house. Gudang pakan, obat-obatan dan peralatan, letaknya berdekatan dengan kandang agar memudahkan distribusinya. Hal ini sesuai dengan pendapat McBane(1994), bahwa peternakan kuda lebih baik dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti tempat penyimpanan peralatan, tempat penyimpanan pakan, ruang groom pada setiap kandang sehingga memudahkan dalam pengawasan kuda. Gambar 2 memperlihatkan berbagai fasilitas yang terdapat di NPC.
24
(a) Gudang Pakan
(b) Ruang Peralatan
(c) Mess Karyawan Gambar 2. Berbagai Fasilitas di Nusantara Polo Club Pengadaan Kuda Nusantara Polo Club memelihara kurang lebih 77 ekor kuda yang terdiri atas kuda pejantan breeding, kuda induk, kuda jantan kastrasi, kuda betina dewasa, dan anak kuda. Jumlah kuda yang digunakan sebagai materi penelitian adalah kuda yang berada di kandang Alfa yang dikhususkan untuk bermain polo. Terdapat 35 ekor kuda penelitian yang terdiri atas satu ekor jantan dewasa, tujuh ekor jantan kastrasi, dan 27 ekor betina dewasa. Menurut bangsa, kuda tersebut terdiri dari kuda poni Argentina dan kuda Arab. Kuda poni Argentina dibeli pada tahun 2007 yang berasal dari Argentina. Pada tahun tersebut kuda dikirim ke Thailand untuk mengikuti SEA Games 2007. Setelah selesai mengikuti kejuaraan ini, barulah kuda tersebut dikirim ke Indonesia dan dipelihara hingga sekarang di NPC. Umur kuda saat dibeli berkisar antara 4-10 tahun. Kuda tersebut sebelumnya harus melewati karantina untuk diperiksa kesehatannya dan diadaptasikan terlebih dahulu dengan lingkungan sekitarnya. Setiap kuda tersebut memiliki sertifikat yang berisi informasi mengenai identifikasi dan ciri-ciri serta umur kuda. Kuda Arab yang terdapat di NPC merupakan kuda
25
peninggalan dari Batavia Polo Club, namun tidak ada catatan mengenai silsilah kuda tersebut. Saat ini di NPC sudah mulai dilakukan pengembangbiakan kuda untuk menghasilkan kuda polo, yang dimulai sejak Mei 2009. Terdapat satu ekor kuda betina dan satu ekor kuda pejantan di kandang Alfa digunakan sebagai kuda breeding. Kuda betina tersebut telah dikawinkan dan kini dalam keadaan bunting. Penelitian Widowati (2011) menyatakan, di kandang Bravo NPC juga terdapat 11 ekor kuda betina dan empat ekor kuda jantan yang digunakan sebagai kuda breeding. Pengawinan kuda dilakukan secara alami, namun juga masih terdapat campur tangan manusia dalam membantu pelaksanaan pengawinan. Identitas Kuda Sejumlah 35 ekor kuda penelitian berumur diatas tujuh sampai 30 tahun dengan rataan umur 12,3 tahun. Data umur kuda ini sebagian besar berasal dari sertifikat kuda yang dimiliki oleh NPC dan sebagian lagi didapat dari perkiraan umur dengan melihat gigi kuda oleh petugas NPC. Terdapat lima ekor kuda di kandang Alfa yang tidak digunakan untuk olahraga polo. Satu ekor kuda pejantan Arab digunakan sebagai kuda breeding, satu ekor kuda betina poni Argentina sedang dalam keadaan bunting, satu ekor kuda betina Arab merupakan kuda indukan, dan dua ekor kuda Arab jantan kastrasi merupakan kuda equestrian. Kuda yang sedang bunting dulunya merupakan kuda yang digunakan untuk bermain polo, namun karena umurnya yang sudah tua, kuda tersebut akhirnya digunakan sebagai kuda betina breeding untuk pengembangbiakan kuda polo di NPC. Kuda tersebut dikawinkan pada bulan Februari 2010 dengan salah satu kuda pejantan poni Argentina bernama Thiponwest yang dipelihara di kandang Bravo. Bangsa kuda yang paling banyak dipelihara adalah poni Argentina (85,71%) sedangkan lainnya adalah bangsa kuda Arab. Dua bangsa kuda yang terdapat di NPC diperlihatkan pada Gambar 3. Kuda yang digunakan untuk bermain polo adalah kuda poni Argentina atau yang juga disebut sebagai kuda poni polo, merupakan hasil persilangan antara kuda Thoroughbred dan Criollo. Kidd (1995) menyatakan, Criollo kebanyakan dikawinsilangkan dengan Thoroughbred untuk menghasilkan kombinasi yang kuat, bakat atletik dengan Thoroughbred yang cepat untuk menghasilkan kuda polo terbaik 26
di dunia. Criollo merupakan kuda yang tangguh dan cerdas, memiliki daya tahan tubuh dan kecepatan yang baik, serta gerakan yang gesit.
(a) Kuda Poni Argentina
(b) Kuda Arab
Gambar 3. Bangsa Kuda di Nusantara Polo Club Karakterisitik kuda poni polo ini tampilannya seperti Thoroughbred. Kuda ini memiliki karakteristik kecepatan lari yang baik, bentuk badan yang kokoh dan atletik, bentuk kaki yang lurus dan proposional untuk memudahkan berlari, mempunyai ukuran lingkar dada yang lebar dan dalam sehingga memiliki kapasitas paru-paru yang besar dan dapat menampung banyak udara, mempunyai tulang yang kokoh dan perdagingan yang bagus, kuat, namun tidak terlalu gemuk. Kuda harus cepat, berani, memiliki keseimbangan, dan sangat lincah. Langkah kaki rendah tidak dipermasalahkan karena lebih mudah untuk mengambil bola dari seekor poni yang lebih pendek kakinya. Kacker dan Panwar (1996) menambahkan bahwa kuda harus memiliki kemampuan yang baik untuk berhenti tiba-tiba, berputar, kemudian kembali berlari kearah yang berlawanan, serta temperamen kuda harus berani dan cerdas untuk mendeteksi penempatan bola polo. Dilihat dari postur tubuhnya, secara umum kuda polo di NPC memiliki bentuk badan yang kokoh, pertumbuhan otot dan tulang yang baik, serta bentuk kaki yang proposional.Gerakannya juga cukup gesit dan berani, stamina yang terjaga, serta memiliki kecepatan lari yang cukup baik. Bulu kuda di NPC juga terlihat mengkilat dan tidak mudah rontok. Kuda Arab (Gambar 3b) di NPC yang merupakan kuda peninggalan dari Batavia Polo Club yang mana tiga ekor diantaranya berwarna abu-abu dan satu ekor lainnya berwarna chesnut. Kuda ini dahulunya digunakan sebagai kuda equestrian yaitu jumping dan dressage, namun saat ini kuda tersebut tidak lagi digunakan baik untuk olahraga maupun sebagai kuda polo. Kuda pejantan Arab digunakan
27
sebagai pejantan breeding untuk disilangkan dengan kuda lokal Indonesia maupun kuda poni Argentina yang tidak lagi digunakan sebagai polo untuk menghasilkan anak kuda yang akan dipersiapkan menjadi kuda polo. Kuda Arab memiliki kecepatan lari yang baik dan daya tahan tubuh yang kuat sehingga diharapkan keturunannya juga memiliki sifat tersebut yang bermanfaat dalam bermain polo. Sebanyak 35 ekor kuda memiliki warna bulu yang berbeda-beda. Berbagai warna bulu kuda yang ada di NPC dapat dilihat pada Gambar 4.
(a) Warna Chesnut
(c) Warna Cream
(b) Warna Grey
(d) Warna Tobiano
(e) Warna Bay
(f) Warna Black
(g) Warna White
(h) Warna Brown
Gambar 4. Berbagai Warna Bulu Kuda di Nusantara Polo Club 28
Warna bulu didominasi oleh warna chesnut (37,14%) (Gambar 4a), selanjutnya warna bay (28,57%) (Gambar 4b), grey (17,14%) (Gambar 4c), black (5,71%) (Gambar 4d), cream (2,86%) (Gambar 4e), white (2,86%) (Gambar 4f), tobiano (2,86%) (Gambar 4g), dan brown (2,86%) (Gambar 4h). Chesnut merupakan warna coklat kemerahan pada bulu dan warna ini juga menjadi warna pada ekor dan surai (Vogel, 1995). Kuda dengan warna bay atau black adalah kuda yang memiliki surai, ekor, dan kaki berwarna hitam (Brown dan Sarah, 1994). Tinggi kuda di NPC berkisar antara 146-162 cm dengan rataan 153,8 cm pada kuda poni Argentina dan 152,9 cm pada kuda Arab. Menurut Federation of International Polo (2010), tinggi kuda poni Argentina yang baik digunakan untuk bermain polo adalah sekitar 156 cm. Estimasi Bobot Badan Bobot badan (BB) kuda tidak diperoleh melalui penimbangan secara langsung melainkan dengan pengukuran panjang badan (PB) dan lingkar dada (LD). Menurut Pilliner (1992), pengukuran panjang badan pada tubuh kuda dilakukan dari point of shoulder hingga point of buttock sedangkan lingkar dada diukur melingkar dibelakang sendi siku, seperti diperlihatkan pada Gambar 5. Meskipun nilai bobot badan yang didapat tidak begitu akurat, namun metode ini cukup cepat dan mudah dilakukan untuk membantu pengamatan terhadap kondisi kuda.
LD PB
Gambar 5. Cara Pengukuran Lingkar Dada dan Panjang Badan Hasil pengukuran memperlihatkan, lingkar dada kuda berkisar antara 167192 cm dengan rataan 178,43 cm, sedangkan panjang badan kuda berada pada kisaran 98-118 cm dengan rataan 107,6 cm. Berdasarkan ukuran lingkar dada dan panjang badan kuda, maka didapatkan estimasi bobot badan kuda di NPC berkisar
29
antara 313,54-477,87 kg dengan rataan bobot badan untuk kuda polo adalah 393,94 kg dan kuda non-polo (kuda Arab) 349,79 kg. Hasil ini tidak sesuai dengan pendapat Tim Karya Tani Mandiri (2010) yang menyatakan bahwa bobot badan kuda Arab mencapai 400-500 kg dan juga menurut Federation of International Polo (2010) bahwa bobot badan kuda polo yang baik berkisar antara 400-500 kg. Ketidakdisiplinan petugas yang memberi pakan juga dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya bobot badan kuda di NPC. Namun, nilai pendugaan bobot badan yang didapat juga sangat dipengaruhi oleh keakuratan pengukuran panjang badan dan lingkar dada, karena posisi tubuh kuda yang tidak tegak dapat menurunkan atau menaikkan ukuran panjang badan kuda yang mengakibatkan ketidakakuratan pendugaan bobot badan kuda. Identitas Petugas Nusantara Polo Club (NPC) memiliki 72 orang karyawan yang terdiri atas manajer, bagian administrasi dan keuangan, petugas maintenance, pelatih, atlet, groomer, dan petugas tack room. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 25 orang, yang terdiri atas manajer, groomer, petugas tack room, pelatih, atlet, penanggungjawab kandang, farrier, asisten farrier, dan asisten dokter hewan. Manajer bertugas untuk merencanakan dan mengelola segala kegiatan baik yang bersifat
teknis
maupun
non
teknis
didalam
peternakan
kuda.
Manajer
bertanggungjawab penuh terhadap semua kejadian yang berada dalam lingkungan peternakan. Dalam hal ini, diperlukan suatu keterampilan untuk merencanakan segala kegiatan dan membangun komunikasi yang baik dengan karyawannya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan harmonis. Groomer. Petugas yang merawat kuda biasa disebut groomer. Kandang Alfa terdapat delapan orang groomer, masing-masing groomer memelihara 3-4 ekor kuda. Tugas-tugas yang dikerjakan adalah merawat kuda, membersihkan kandang, memberi pakan, mengawasi tingkah laku kuda, dan membawa kuda exercise pada jalur yang telah ditetapkan. Masing-masing kuda memiliki tingkah laku yang berbeda, beberapa diantaranya ada yang bersifat agresif dan sensitif, namun ada juga kuda yang bersifat penurut. Yang dimaksud dengan agresif adalah kuda yang suka menendang, agak sulit saat memasang peralatan alat tunggang dan saat ditunggangi. Oleh karena itu, groomer harus mampu mengenali karakteristik kuda yang 30
dipeliharanya untuk memudahkan dalam merawat kuda. Tugas groomer sangatlah penting karena performance kuda juga tergantung dari kebersihan kuda yang berpengaruh terhadap kesehatannya. Groomer juga harus memiliki rasa cinta terhadap kuda yang dipeliharanya agar dapat membuat hubungan yang nyaman antara groomer dan kuda. Identitas groomer di NPC saat penelitian dilakukan diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Identitas Groomer Keterangan 1. Umur (tahun) - > 25 - < 25 2. Pendidikan Terakhir - SD - SMP - SMA 3. Lama Bekerja (tahun) - 2 - 3 - 4
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
2 6
25 75
3 4 1
37,5 50 12,5
2 2 4
25 25 50
Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih banyak groomer yang berusia kurang daripada 25 tahun dibanding diatas usia 25 tahun, sedangkan untuk pendidikan terakhir, terlihat bahwa empat orang (50%) dari jumlah
groomer mengenyam
pendidikan terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP), tiga orang groomer dengan tingkat pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD), dan hanya
satu orang yang
mengenyam tingkat pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini memperlihatkan, nampaknya tingkat pendidikan terakhir tidaklah terlalu berpengaruh untuk menjadi seorang groomer. Sebanyak 50% (empat orang) groomer telah bekerja selama empat tahun di NPC, dua orang groomer selama tiga tahun, dan dua orang lainnya baru bekerja selama dua tahun. PetugasTack Room. Petugas tack room adalah orang yang bertugas untuk mempersiapkan pakan yang akan diberikan pada kuda, dan merawat serta mempersiapkan peralatan yang digunakan untuk bermain polo. Gudang pakan dan peralatan menjadi tanggungjawabnya. Petugas tack room pada kandang Alfa di NPC berjumlah dua orang, masing-masing berumur 23 dan 42 tahun. Tingkat pendidikan terakhir kedua petugas tack room adalah SMA. Mereka pun telah sama-
31
sama bekerja di NPC selama empat tahun. Petugas tack room yang mencatat setiap jumlah pakan yang akan diberikan kepada kuda, menimbangnya, lalu meletakkannya pada tempat pakan untuk kemudian diberikan pada kuda. Selain bertanggungjawab terhadap pakan kuda, setiap pertandingan polo akan berlangsung petugas tack room harus menyiapkan seluruh peralatan yang diperlukan, mulai dari peralatan untuk kuda hingga peralatan untuk atlet. Kebersihan peralatan menjadi salah satu faktor yang mendukung untuk memberikan kenyamanan saat bermain polo. Farrier. Farrier adalah orang yang bertugas untuk mengganti tapal kuda dan melakukan perawatan terhadap kuku kuda. Nusantara Polo Club memiliki satu orang farrier dan satu orang asistennya. Farrier sudah berpengalaman memasang tapal kuda lebih daripada 20 tahun, sedangkan asistennya baru berpengalaman selama dua tahun. Keahlian dari orang yang memasang tapal kuda dibutuhkan untuk pemasangan tapal, menguasai pemahaman terhadap kuda dan dapat memperlakukan kuda secara baik (Nilareswati, 2009). Oleh karenanya, dibutuhkan keterampilan khusus saat memasang tapal kuda, bahkan terdapat sekolah dan pelatihan-pelatihan khusus yang diikuti oleh farrier untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya untuk memasang tapal kuda tersebut. Penggantian tapal kuda dilakukan secara rutin setiap sebulan sekali, bertujuan untuk menjaga kebersihan kuku kuda. Apabila terdapat tapal kuda yang lepas sebelum waktunya, maka segera tapal tersebut dipasang kembali. Dokter Hewan. Performa kuda sangat dipengaruhi oleh kesehatannya. Kuda yang sakit tentu saja tidak dapat digunakan untuk bermain polo. Oleh karenanya, diperlukan dokter hewan yang bertugas untuk menjaga kesehatan kuda, mengobati, dan merawat kuda yang sakit. Nusantara Polo Club memiliki dua orang dokter hewan dan satu orang asisten dokter hewan. Dokter hewan tidak selalu berada di NPC dan hanya berkunjung setiap sebulan sekali untuk memeriksa kuda atau datang ketika terdapat kuda yang berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan atau sakit parah. Pemeriksaan kuda setiap harinya dilakukan oleh asisten dokter hewan, begitu pula untuk merawat kuda yang sakit. Pemeriksaan kuda dilakukan setiap pagi dan sore hari bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit. Pemeriksaan ini juga disertai dengan melihat tingkah laku kuda. Menurut Blakely dan Bade (1991), salah satu gejala awal dari masalah apapun biasanya adalah rendahnya nafsu makan atau
32
bahkan tidak mau makan sama sekali. Selain itu juga dapat dilihat dari tingkah laku kuda yang cenderung menjadi lebih pendiam dan tubuh terlihat lemas. Perawatan kuda yang sakit akan langsung ditangani dan diobati oleh asisten dokter hewan. Namun, untuk kuda yang mengalami sakit parah, asisten dokter hewan akan melaporkannya kepada dokter hewan untuk pengobatan yang lebih lanjut. Asisten dokter hewan di NPC bukanlah seseorang lulusan dari kedokteran hewan, namun telah lama memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam merawat kuda yang sakit. Pemeliharaan Kuda Pemeliharaan kuda di NPC meliputi perkandangan, penanganan kesehatan, pakan dan pemberiannya, serta perawatan kuda akan dijelaskan secara rinci. Perkandangan Kandang kuda Alfa yang berada di NPC berbentuk single stall (Gambar 6a). Terdapat 36 petak kandang yang terbagi menjadi tiga blok kandang kuda. Setiap blok kandang dipisahkan oleh sebuah lorong di tengahnya (Gambar 6b). Lorong pemisah ini bertujuan untuk memudahkan pengawasan kandang dan kuda serta pemberian pakan. Lorong berukuran cukup lebar yaitu sekitar 3 m, sehingga memadai untuk jalan kuda dan tidak mengganggu kuda lain yang berada di kandang. Luas kandang berukuran 4 x 4 m2 dan tinggi 2,5 m. Ukuran ini berbeda dengan pernyataan Morel (2008), bahwa kandang kuda sebaiknya memiliki luasan minimal 5 x 5 m2 untuk kuda dewasa dengan tinggi 150 cm. Perbedaan ukuran ini tidak menjadi sebuah masalah karena pada bagian atap kandang di NPC diberi kipas angin dan pipa yang mengalirkan udara penyejuk, dimaksudkan agar kuda tidak mengalami kepanasan. Suhu yang diperbolehkan untuk kuda yaitu 30ºC, sehingga apabila terjadi suhu diatasnya akan keluar udara penyejuk dari pipa tersebut. Kipas angin dinyalakan selama 24 jam. Keadaan kandang kuda di NPC selengkapnya diperlihatkan pada Gambar 6. Kandang kuda di NPC adalah bangunan permanen yang terbuat dari batu bata dan semen, beratapkan seng (Gambar 6c), berlantai semen dan diberi serut gergaji sebagai alas lantainya. Alas lantai yang lunak bertujuan untuk melindungi kuda ketika sedang berbaring dan berguling-guling, memberikan kehangatan dan
33
kenyaman kuda serta melindungi kaki kuda, terutama untuk kuda olahraga dan kuda pacu (McBane,1994).
(a) Kandang Individu Kuda
(c) Atap Kandang
(b) Lorong Kandang
(d) Tempat Minum
Gambar 6. Keadaan Kandang Kuda di Nusantara Polo Club Kandang sudah memiliki sirkulasi udara yang baik dengan penerangan cahaya yang cukup. Pertukaran udara yang baik didalam kandang sangat diperlukan untuk menjaga kondisi udara agar tetap segar dan bersih. Kandang tidak dalam keadaan tertutup seluruhnya, sehingga pertukaran udara dapat berjalan teratur, mengeluarkan hawa panas dan bau tercemar dari dalam kandang, dan ditukar dengan udara yang bersih dari luar kandang. Ketersediaan udara yang baik sangat dibutuhkan pada perkandangan kuda karena kuda mudah terkena penyakit pernafasan. Udara yang bersih sangat penting untuk kesehatan dan kenyaman kuda serta akan mempengaruhi kekuatan dari kuda tersebut (McBane, 1991). Cahaya matahari pun dapat mudah masuk ke dalam kandang sehingga kondisi di dalam kandang menjadi terang, kering, dan tidak lembab. Adanya penerangan cahaya yang cukup dapat memudahkan petugas untuk mengawasi kandang dan juga memudahkan kuda untuk beraktivitas.
34
McBane (1991) menyatakan bagian kandang harus tersedia air bersih. Di NPC, setiap kandang dilengkapi dengan tempat minum berbentuk seperti wastafel yang diletakkan disudut
ruangan kandang (Gambar 6d). Air minum bagi kuda
tersedia ad libitum. Tempat minum dibersihkan setiap pagi dan sore hari untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat mengganggu kesehatan kuda. Hal ini sesuai dengan pendapat Soehardjono (1990) yang menyatakan bahwa tiap bangunan kandang kuda harus dilengkapi dengan air bersih, sehingga tidak sukar bagi karyawan menyediakan air untuk kuda secara terus-menerus, karena kuda banyak minumnya, apalagi pada musim panas. Sanitasi kandang merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan kuda. Kandang kuda dibersihkan (Gambar 7a) setiap pagi dan sore hari dari kotoran kuda dan rumput kering. Setelah kotoran dan rumput kering dikeluarkan, maka serbuk gergaji yang digunakan sebagai alas lantai kandang dibolak-balik supaya kering. Selain itu serut gergaji juga diganti setiap seminggu sekali untuk mencegah bau yang tidak sedap dan kotor yang dapat menyebabkan penyakit pada kuda. Menurut Soehardjono (1990), rumput kering dan serbuk gergaji di kandang yang basah selain menyebabkan bau yang tidak sedap dan kotor, juga mengakibatkan kuku kuda menjadi lembab dan menjamur. Saat pembersihan kandang juga dilakukan pergantian air minum yang ada didalam bak disudut kandang, bertujuan agar kebersihan air minum tetap terjaga. Kegiatan membersihkan kandang kuda dan lingkungannya dapat dilihat pada Gambar 7.
(a) Membersihkan Kandang
(b) Membersihkan Lingkungan Kandang
Gambar 7. Kegiatan Membersihkan Kandang dan Lingkungannya
35
Bangunan kandang di NPC dapat dikatakan baik, karena menurut Soeharjono (1990) material untuk membangun kandang kuda sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, misalnya dari batu dengan campuran bahan beton, kayu yang kuat atau kayu gelondongan (bulat). Kondisi kandang yang terbuka juga membuat kandang memiliki ventilasi yang sempurna. Adanya kipas angin dan pipa penyejuk udara yang pada umumnya tidak ada di peternakan kuda lainnya dapat menurunkan suhu lingkungan didalam kandang sehingga kuda tidak mengalami kepanasan. Penanganan Kesehatan Kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan peternakan kuda. Menjaga kesehatan kuda menjadi prioritas penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas kuda yang dihasilkan selain pemberian pakan yang berkualitas, pengelolaan, dan pemeliharaan yang tepat. Penanganan kesehatan kuda dilakukan dengan cara menjaga kebersihan ternak kuda tersebut dan lingkungan disekitarnya. Pemeriksaan kondisi kuda dilakukan setiap pagi dan sore hari. Di NPC terdapat dua orang dokter hewan dan satu orang asistennya. Apabila kuda terlihat tidak sehat dan terdapat luka, maka kuda tersebut segera diperiksa oleh asisten dokter hewan namun bila kuda berada dalam kondisi mengkhawatirkan maka akan ditangani langsung oleh dokter hewan. Penyakit yang paling sering dialami oleh kuda adalah kolik. Menurut petugas, kolik disebabkan kuda memakan serut gergaji dan makan serta minum secara berlebihan, sedangkan menurut Blakely dan Bade (1991) kolik disebabkan oleh makan dan minum berlebihan pada waktu panas, makanan berjamur, dan bahkan oleh investasi cacing gelang. Pemasangan masker pada moncong kuda merupakan salah satu pencegahan agar kuda tidak memakan serut gergaji yang dapat menyebabkan kolik. Pemasangan ini dilakukan setelah kuda habis mengkonsumsi pakan rumput dan konsentrat. Gejala kuda yang terkena kolik adalah gelisah, tidak mau makan, suhu tubuh meningkat, dan saat kondisi sudah sangat parah kuda akan mengguling-gulingkan tubuhnya karena kesakitan. Usus terhalang atau terjepit, dan menimbulkan rasa sakit, sedangkan kuda sangat sensitif. Pinsent (1990) menyatakan rasa nyeri pada perut kuda biasa disebut kolik. Hal ini dapat terjadi sebagai sindrom jangka pendek atau sebagai manifestasi kronis tingkat rendah. Pada kenyataannya, kolik berarti nyeri pada perut atau usus. Kolik bukanlah penyakit, bukan juga 36
diagnosa, hanya sindrom yang menunjukkan bahwa kuda merasakan sakit pada perut atau usus. Ini adalah sindrom umum dari beragam kondisi yang spesifik dan berbeda, yang mempengaruhi perut kuda. Pengobatan pertama yang dilakukan pada kuda terkena kolik di NPC adalah memberi obat anti nyeri yaitu flunixil, tetapi bila kondisi kuda semakin parah maka akan dilakukan cubing yaitu memasukkan selang ke dalam hidung dan juga dilakukan palpasi melalui anus untuk mengeluarkan sisa makanan. Bila kuda sampai mengalami dehidrasi maka kuda akan diinfus. Selain kolik, penyakit yang sering dialami kuda adalah tendinitis dan bowed founder (laminitis). Gejala penyakit tendinitis yaitu pembengkakan pada tendon. Kelelahan pada otot merupakan salah satu penyebabnya (Blakely dan Bade, 1991). Kuda untuk bermain polo menurut NRC (1989) termasuk kuda tipe kerja berat. Pola latihan yang cukup berat dan ritme permainan polo yang cepat dapat menyebabkan kelelahan pada kuda termasuk bagian otot. Penyakit tendinitis ini dapat menyebabkan kuda pincang dan sulit untuk berjalan. Bagian kaki akan terasa panas, bengkak, dan sakit. Pengobatan untuk penyakit ini dilakukan dengan memberikan suntikan kortikoid dan kuda harus diistirahatkan selama beberapa bulan hingga kuda dapat berjalan lagi dengan normal, sedangkan menurut Blakely dan Bade (1991) pengobatan tendinitis pada tahap akut selain diberikan suntikan kortikoid, juga dibalut dengan gibs ringan. Pencegahan penyakit ini agar tidak mencapai tahap akut adalah dengan melumuri krim yang disebut dengan poultis pada kaki yang bengkak, kemudian ditutup dengan handuk atau kain, dilakukan setiap hari hingga kaki tidak bengkak lagi. Kuda olahraga seusai melakukan aktivitasnya juga dilumuri poultis pada kakinya. Laminitis adalah suatu gangguan yang bersifat kompleks yang mempengaruhi kaki, yang dapat menyebabkan kecacatan. Laminae dari kuku kuda dipenuhi oleh aliran darah sehingga menyebabkan kuda berjalan tidak normal (Blakely dan Bade, 1991). Kuda akan mengalami kepincangan yang sangat sakit pada bagian kaki. Selain itu, nafsu makan kuda menurun sehingga tubuh kuda menjadi lebih kurus. Menurut petugas, penyakit ini disebabkan oleh adanya akumulasi racun didalam tubuh yang mungkin berasal dari pakan yang dimakan secara berlebihan. Menurut Blakely dan Bade (1991), laminitis berkaitan dengan kebiasaan makan yang
37
berlebihan, perubahan pakan secara drastis, kekurangan latihan fisik, dan minum air yang dingin pada saat kuda sedang kepanasan. Penanganan yang dilakukan adalah dengan cara mengompres kaki kuda menggunakan handuk yang direndam pada air panas atau air dingin untuk mengurangi pembengkakan pembuluh darah. Kuda juga harus diistirahatkan minimal selama enam bulan hingga kuda dapat berjalan secara normal kembali. Saat penelitian, terdapat satu ekor kuda yang mengalami luka pada bagian kakinya. Luka merupakan salah satu cedera yang sering terjadi pada kuda olahraga. Luka dapat disebabkan oleh benturan dengan kuda lainbaik saat bermain polo maupun saat berlatih dan juga akibat terjatuh saat kuda sedang exercise. Penanganan kuda yang mengalami luka antara lain; menjahit luka apabila diperlukan, memberi obat luka seperti betadine dan juga memberi perban pada kaki kuda. Kuda yang mengalami luka pada bagian kakinya dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Kuda yang Mengalami Luka pada Bagian Kaki Obat-obatan yang biasa diberikan pada kuda di NPC adalah Flunixil, Biosalamine, dan Penicillin. Obat-obatan ini berfungsi untuk mengobati penyakit dalam, hal ini menandakan bahwa memang penyakit yang sering menyerang kuda adalah kolik. Tabel 2 memperlihatkan berbagai merek obat yang digunakan di NPC dan fungsinya sedangkan foto obat-obatan yang biasa diberikan pada kuda di NPC diperlihatkan pada Gambar 9. Pemberian obat cacing pada kuda dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Jenis obat cacing selalu berbeda setiap pemberiannya, hal ini untuk mencegah resistensi terhadap satu jenis obat cacing. Obat cacing yang diberikan berbentuk pasta yang dimasukkan ke dalam mulut.
38
Pencegahan penyakit di NPC dilakukan dengan cara merawat kuda dengan baik, mengatur pola makan dan latihan, serta menjaga kebersihan kuda, kandang, dan lingkungannya. Selain itu diperlukan pendeteksian penyakit lebih awal untuk mencegah keterlambatan pengobatan. Penanganan kesehatan lainnya dilakukan dengan memberikan vitamin dan suplemen pada kuda yang berbentuk serbuk atau bubuk dan mineral block. Suplemen berfungsi untuk meningkatkan stamina kuda yang diberikan setiap hari serta saat akan dilakukan pertandingan polo. Tabel 2. Merek Obat yang Digunakan dan Fungsinya Merek Obat Etadryl Flunixil Metacam Fynadine paste Biosalamine Dexadresone Xylacin Dermcusal D.M.S.O Furosix (Lasik)
Phenylject Acridinepulver Chinosol substant Penicillin-G Meiji Steptomycin Vitamin B-Neuron Vitamin C Paraffin Gastrucid Norit Novamidon (antalgin) Aureomycin Fluoroszein SE Thilo Degraseptin Sumber : NPC (2010)
Fungsi Untuk gatal dan alergi Sebagai pertolongan pertama untuk penyakit dalam (kolik). Semacam doping Untuk menghilangkan rasa sakit dan gelisah Untuk penguat otot Sebagai anti radang Sebagai obat bius Merupakan obat oles anti nyeri Merupakan obat oles anti nyeri Untuk mengobati bengkak pada otot agar cairan keluar bersama urin dan juga untuk kuda yang susah kencing Untuk menambah stamina, anti radang, dan anti nyeri. Untuk mengompres kuku luka atau bernanah Untuk mengompres kuku luka atau bernanah Merupakan antibiotik Merupakan antibiotik Memenuhi kebutuhan vitamin B-Neuron Memenuhi kebutuhan vitamin C Untuk melancarkan buang air besar Untuk mengobati maag Untuk mengobati kuda yang diare Untuk menghilangkan nyeri Untuk penyakit mata Untuk penyakit mata Semacam antiseptik
Penanganan kesehatan kuda yang dilakukan di NPC, secara umum sudah sesuai, sebagaimana McBane (1991) menyatakan bahwa pencegahan medis dan
39
perawatan rutin sangat vital terhadap kesehatan kuda dan mencegah masalah yang tidak diinginkan.
Gambar 9. Obat-obatan yang Diberikan pada Kuda di Nusantara Polo Club Pakan dan Pemberiannya Hijauan. Pakan yang diberikan pada kuda adalah hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan adalah rumput Brachiaria mutica (Forssk.) Stapf., yang merupakan jenis rumput merambat dengan stolon panjang dan besar, sangat berbulu, memiliki rhizoma, tangkai bunga panjang, dan memiliki kelompok bunga yang padat (Quattrocchi, 2006). Kuda memiliki cecum yang besar dan mengandung mikroorganisme yang mampu mencerna pakan berserat sehingga kuda dapat memanfaatkan hijauan dan jerami serta mengubahnya menjadi zat-zat gizi yang dapat diserap (Blakely dan Bade, 1991). Rumput diperoleh dari kebun rumput milik NPC itu sendiri dan biasanya dipanen pada pukul 15.00 WIB kemudian diangkut menggunakan mobil bak terbuka. Rumput yang telah dipanen tidak dilangsung diberikan pada kuda, namun disimpan terlebih dahulu di gudang rumput dan baru akan diberikan pada keesokan harinya. Penyimpanan rumput ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat didalam rumput (pelayuan). Adanya pelayuan rumput, maka kuda mampu mengkonsumsi lebih banyak bahan kering yang berasal dari hijauan sehingga lebih banyak juga serat kasar yang dikonsumsi untuk mekanisme fisiologis pencernaan kuda. Konsentrat. Konsentrat yang diberikan adalah konsentrat dengan merek dagang Fringan yang diproduksi oleh Royal Horse. Konsentrat tersebut berbentuk pellet dan dibeli dari Jakarta. Konsentrat ini digunakan untuk kuda olahraga atau kuda yang mengikuti kompetisi. Bahan baku konsentrat terdiri dari dedak gandum, tepung alfalfa, dedak padi, bungkil kedelai, molases, minyak nabati, garam, trace
40
elements, vitamin, dan mannan-oligosaccharides. Konsentrat atau sereal biji-bijian merupakan pakan utama yang menjadi sumber energi, dan seluruh biji-bijian kemungkinan bermanfaat bagi kuda (NRC, 1989). Kandungan zat makanan dari konsentrat Fringan yang tercantum dalam labelnya dapat dilihat pada Tabel 3. Kuda yang akan digunakan bermain polo diberi pakan tambahan berupa oat. Oat diberikan sebagai tambahan energi bagi kuda yang akan bermain polo. Oat merupakan biji-bijian tradisional untuk kuda, tinggi akan kandungan serat, namun energi yang tercerna (digestible energy) rendah, dan bobotnya ringan dibanding bijibijian yang lain (NRC, 1989). Disamping itu juga membutuhkan pakan yang bersifat bulky untuk mencegah timbulnya pemadatan di dalam lambung yang relatif kecil, sebab hal ini dapat menimbulkan gangguan berupa founder dan atau kolik.Oleh sebab itu diketahui bahwa oat dianggap merupakan bahan yang baik dan aman karena cukup bergizi serta bersifat bulky (Blakely dan Bade, 1991). Tabel 3. Komposisi Zat Makanan Konsentrat Fringan Zat Makanan
Jumlah
Energi Tercerna
2.400 kkal
Protein
12%
Lemak
2%
Abu
9%
Serat Kasar
13,5%
Lisin
4g
Kalsium
10 g
Fosfor
5g
Magnesium
3g
Pakan tambahan lainnya adalah wheat bran yang diberikan seminggu tiga kali yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Menurut Parakkasi (1986), sifat bulk pada wheat bran dua kali lipat dibanding oat dan mempunyai sifat merangsang nafsu makan untuk kuda. Selain itu juga diberi vitamin, mineral, bonefood dan minyak sayur setiap pagi dan sore hari. Tabel 4 menunjukkan hasil perhitungan analisa proksimat dari berbagai macam konsentrat dan rumput, sedangkan pada Gambar 10 memperlihatkan jenis pakan yang diberikan pada kuda di NPC.
41
Tabel 4. Hasil Perhitungan Analisa Proksimat Rumput dan Konsentrat Kuda di Nusantara Polo ClubBerdasarkan Bahan Kering
1.
Bahan kering (%)
100
Konsentrat Fringan 100
2.
Abu (%)
9,99
9,86
4,82
2,81
3.
Protein kasar (%)
7,36
14,69
19,94
15,45
4.
Serat kasar (%)
44,04
18,67
15,20
10,68
5.
Lemak kasar (%)
1,16
4,39
3,60
2,78
6.
Beta-N (%)
37,45
52,39
56,44
68,28
7.
Energi bruto (kkal)
2950
3624
3620
3564
No
Zat Makanan
Rumput
Wheat Bran
Oat
100
100
Keterangan: Hasil Analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, IPB (2010)
Hasil analisa proksimat menunjukkan kandungan protein kasar berdasarkan bahan kering dari masing-masing pakan. Hasil tersebut selanjutnya dihitung untuk mengetahui konsumsi protein kasar dan kandungan nutrien ransum seperti yang diperlihatkan pada Tabel 6.
(a) Konsentrat Fringan
(b) Wheat Bran
(c) Oat
(d) Rumput Gambar 10. Jenis Pakan
42
Pemberian Pakan. Pemberian pakan pada kuda dilakukan setiap pagi dan sore hari, berupa rumput, konsentrat, dan tambahan makanan lain seperti vitamin, bonefood, dan minyak sayur. Pada pukul 04.30 kuda diberi konsentrat, pukul 09.00 diberi rumput, dan pukul 17.30 kuda diberi rumput dan konsentrat yang dicampur vitamin, bonefood, dan minyak sayur. Jumlah rumput yang diberikan untuk seekor kuda dalam sehari sebanyak 20 kg atau sekitar 13 kg BK rumput. Hal ini sudah sesuai dengan pernyataan Pagan (2008), bahwa pemberian rumput minimal 1% dari bobot badan atau sekitar 5 kg BK. Pemberian konsentrat Fringan pada kuda biasanya 4-5 kg/ekor/hari, tergantung pada fungsi dan aktivitas harian kuda tersebut. Kuda polo dan kuda Arab (kuda non-polo) diberi 5 kg konsentrat,sedangkan kuda induk bunting diberi 4 kg konsentrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Parakkasi (1986) bahwa pemberian pakan hendaknya dibedakan berdasarkan umur, jenis, tipe kuda, dan aktivitas harian kuda. Kuda yang pada sore harinya akan digunakan untuk bermain polo, maka pagi harinya diberi pakan tambahan sebanyak 0,5 kg oat. Oat diberikan sebagai tambahan energi bagi kuda untuk bermain polo. Setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat diberikan konsentrat dan ditambah dengan satu kg wheat bran, yang berfungsi untuk penggemukan. Jenis pakan yang diberikan pada kuda non-atlet seperti yang diungkapkan dalam penelitian Widowati (2011) secara keseluruhan sama, perbedaannya hanya pada takarannya. Tabel 5 menunjukkan kebutuhan nutrien kuda berdasarkan NRC (1989), sedangkan kandungan nutrien dari berbagai ransum yang diberikan untuk masing-masing jenis kuda diperlihatkan pada Tabel 6. Tabel 5. Kebutuhan Nutrien Kuda Ternak Kuda
Kebutuhan Nutrisi Kuda*
Rataan Bobot Badan (kg)
DE (kkal)
PK (g)
Lisin (g)
Ca (g)
P (g)
Mg (g)
1058,44
37,52
32,58
22,72
12,14
Polo
394,35
26461
Non-polo
351,21
11936,3
477,45
16,80
14,05
9,78
5,27
345,51
14756,63
588,27
20,28
17,55
13,09
6,77
477,87
17469,71
768,47
26,89
33,45
24,89
8,35
Pejantan breeding Induk bunting
Keterangan :*) Hasil perhitungan berdasarkan rataan bobot badan kuda DE = Digestible Energy, PK = Protein Kasar, Ca = Kalsium, P = Fosfor, Mg = Magnesium. Sumber: NRC (1989)
43
Tabel 6. Kandungan Nutrien Ransum Kuda Ransum A
Komponen 5 kg pellet 20 kg rumput 0,5 kg oat 1 kg wheat bran Total
B
5 kg pellet 20 kg rumput 1 kg wheat bran Total
C
4 kg pellet 20 kg rumput 0,5 kg oat 1 kg wheatbran Total
DE (kkal)
PK (g)
Lisin (g)
Ca (g)
P (g)
Mg (g)
2818,331
140,921
4,701
11,741
5,871
3,521
30724,573
1023,232
0,003
58,393
47,273
0,003
34,003
1,842
0,053
0,013
0,043
0,023
135,703
9,202
0,263
0,063
0,523
0,263
33712,59
1175,19
5,00
70,20
53,70
3,80
1
1
2887,21
144,36
4,81
1
12,03
1
6,02
1
3,611
31475,453
1048,232
0,003
59,823
48,423
0,003
139,023
9,432
0,263
0,063
0,533
0.263
34501,68
1202,02
5,08
71,91
54,97
1
1
1892,63
94,63
315,00
1
7,89
1
3,94
3,87
1
2,371
32238,903
1073,662
0,003
61,273
49,603
0,003
35,673
1,932
0,053
0,013
0,043
0,023
142,393
9,662
0,273
0,063
0,553
0,273
34309,59
1179,882
3,473
69,23
54,13
2,65
Keterangan: Ransum A (ransum untuk kuda pejantan dan betina polo); Ransum B (ransum untuk kuda non-polo dan induk bunting); Ransum C (ransum untuk pejantan breeding). 1) Hasil perhitungan berdasarkan jumlah zat makanan yang terdapat dalam label kemasan konsentrat Fringan 2) Hasil perhitungan berdasarkan jumlah zat makanan yang terdapat dalam analisa proksimat 3) Hasil perhitungan berdasarkan jumlah zat makanan yang terdapat dalam Tabel NRC (1989) 4) DE = Digestible Energy, PK = Protein Kasar, Ca = Kalsium, P = Fosfor, Mg = Magnesium.
Berdasarkan Tabel 5 dan 6 beberapa nutrisi yang diperlukan oleh kuda di NPC belum terpenuhi dari pakan yang diberikan. Salah satu asam amino yang defisien adalah lisin. Semua jenis kuda mengalami kekurangan lisin. Lisin merupakan salah satu jenis asam amino esensial yang dibutuhkan oleh ternak dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga asam amino lisin ini biasanya ditambahkan dari luar dalam bentuk feed supplement. Asam amino berfungsi sebagai signal nutrisi yang mempengaruhi pusat saraf mengontrol pelepasan GnRH. Graham-Thiers dan Kronfeld (2005) menyatakan bahwa dibutuhkan tambahan makanan berupa asam amino untuk mempertahankan ukuran otot seekor kuda meskipun hanya melakukan sedikit exercise. Jika ternak kekurangan lisin maka efisiensi protein akan memburuk dan pertumbuhan akan menurun. Pada dasarnya lisin merupakan penyusun jaringan tubuh yang terbesar jumlahnya (Maryuni, 2003). Selain itu kasus kekurangan nutrien
44
yang cukup besar adalah magnesium pada semua jenis kuda. Magnesium termasuk ke dalam mineral makro, yaitu mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relatif besar. Gejala defisiensi magnesium antara lain adalah mata yang berkaca-kaca, adanya gangguan syaraf, hipersensitif, ataksia, konvulsi, berkeringat, dan akhirnya tidak sadarkan diri (Parakkasi, 1986). Tabel 6 juga menunjukkan bahwa kebutuhan energi, protein kasar, kalsium, dan fosfor sudah terpenuhi, bahkan melebihi daripada kebutuhannya berdasarkan NRC (1989). Pemberian zat makanan yang berlebihan dapat menyebabkan kuda kegemukan. Hal ini berbeda dengan perhitungan estimasi bobot badan yang dilakukan yang mana bobot badan kuda di NPC berada dibawah standar yang diinginkan. Rendahnya bobot badan ini bisa disebabkan akibat defisiensi lisin dalam ransum sehingga efisiensi protein akan memburuk dan pertumbuhan akan menurun. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi pemberian rumput, karena lebih daripada setengah jumlah zat makanan berasal dari rumput. Selain itu juga diperlukan tambahan jumlah lisin dan magnesium dalam konsentrat atau dalam bentuk feed supplement. Air juga sangat penting, tubuh kuda kemungkinan terdiri dari 70% air (McBane, 1994). Menurut Drummond (1988), seekor kuda rata-rata mengkonsumsi air sebanyak 45-54,6 liter setiap hari. Pemberian air untuk kuda di NPC adalah ad libitum, sehingga pemberian air minum ini sudah mencukupi kebutuhan kuda dalam sehari. Penggantian air minum dilakukan setiap pagi dan sore hari. Kuda yang dilatih membutuhkan sekitar 75 liter air untuk sekresi susu per hari. Tingkat kebutuhan air bergantung dari bentuk dan jenis pakan, suhu dan kelembaban lingkungan, dan status fisiologis ternak (Pagan, 2008). Setiap kandang sudah dilengkapi dengan tempat minum dan tempat konsentrat, namun belum tersedia tempat untuk rumput atau hijauan, sehingga pemberian rumput langsung diletakkan pada lantai kandang yang diberi alas. Hal ini kurang baik bagi kesehatan kuda karena rumput dapat tercampur dengan bedding dan feses. Pakan yang tidak terjaga kebersihannya akan menyebabkan kandungan zat makanan yang tercerna menurun karena gangguan mikroorganime patogen yang ada.
45
Perawatan Kuda (Grooming) Perawatan kuda mencakup kegiatan pembersihan kuda seperti menyikat bulu (brushing) kuda (Gambar 11b), memandikan kuda (Gambar 11c), penggantian tapal kuda (Gambar 11e), dan pencukuran surai serta bulu ekor kuda. Penyikatan bulu kuda dengan menggunakan roskam dan sikat, dilakukan setiap pagi dan sore hari, hal ini bertujuan untuk membersihkan debu dan kotoran yang menempel pada bulu serta mencegah bulu tidak mudah rontok. Kuda impor (kuda poni Argentina dan kuda Arab) lebih rentan mengalami kerontokan bulu dibanding kuda lokal sehingga penyikatan bulu harus dilakukan secara rutin. Penyikatan bulu dilakukan mulai dari bagian kepala (Gambar 11a), leher, badan, kaki, hingga ekor kuda. Perawatan bulu kuda dilakukan untuk menjaga kulit dan bulunya tetap sehat dan mencegah penyakit kulit. Kuda yang telah beraktivitas biasanya akan berkeringat, oleh sebab itu kuda perlu dimandikan. Petugas memakai sampo yang biasa digunakan manusia untuk memandikan kuda. Penggunaan sampo ini bertujuan untuk melembutkan bulu kuda. Gambar 11 memperlihatkan berbagai kegiatan merawat kuda, sedangkan jadwal merawat kuda dalam sehari dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jadwal Kegiatan Merawat Kuda Jam 04.30-05.00 06.00-07.00 07.00-07.30 07.30-08.00 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-14.30 14.30-15.30 15.30-16.00 16.00-16.30 16.30-17.00 17.00-17.30 Sumber : NPC (2010)
Kegiatan Menyiapkan dan memberi konsentrat Membersihkan kandang Menyikat kuda Melakukan exercise kuda Memandikan kuda Menyiapkan dan memberi rumput Istirahat Membersihkan kandang Menyikat kuda Melakukan exercise kuda Memandikan kuda Menyiapkan dan memberi pakan hijauan dan konsentrat
Kuda yang digunakan untuk bermain polo harus dicukur pada bagian surainya, dan ekornya dikepang. Hal ini bertujuan agar tidak mengganggu kuda saat bermain polo, mencederai pemain maupun kuda lain, dan tidak mengganggu atlet saat akan melakukan pukulan akibat mallet yang tersangkut terkena kibasan ekor dari
46
kuda tersebut. Pencukuran surai dan bulu ekor kuda dilakukan dua minggu sekali atau ketika bulu ekor dan surai sudah mulai memanjang. Pencukuran ini tidak dilakukan pada kuda breeding. Surai yang dicukur merupakan ciri khas kuda poni polo.
(a) Menyikat kepala kuda
(b) Menyikat bulu bagian bawah kuda
(c) Memandikan kuda
(d) Memberi pakan
(e) Mengganti tapal kuda
(f) Memberi hoof oil
Gambar 11. Berbagai Kegiatan Merawat Kuda di Nusantara Polo Club
47
Kebersihan kuku sangatlah penting bagi kesehatan kuda. Kuda yang telah digunakan untuk exercise, schooling, stick and ball, dan bermain polo kukunya dibersihkan dari kotoran yang menempel. Cara membersihkannya adalah mengangkat salah satu kaki kuda secara perlahan-lahan, lalu membersihkan kukunya. Hal yang sama juga dilakukan pada kuku kaki yang lain. Selain itu dalam perawatan kuku juga dilakukan penggantian tapal kuda (Gambar 11e) setiap sebulan sekali, bertujuan untuk menjaga kebersihan kuku kuda. Pemasangan tapal dapat melindungi kaki kuda terhadap batu, kerikil, dan benda tajam yang terinjak yang dapat menyebabkan luka, kerusakan, dan penyakit pada kuku kuda. Hal pertama yang dilakukan untuk mengganti tapal kuda adalah membuka tapal yang lama, setelah itu kuku kuda mulai dibersihkan dan dipotong. Pemotongan kuku ini dilakukan agar tidak mengganggu kuda saat beraktivitas dan mencegah kuda terkena penyakit kuku. Selanjutnya adalah menentukan ukuran tapal. Setiap kuda memiliki ukuran kaki yang berbeda, sehingga ukuran tapalnya pun berbeda. Tapal kuda berukuran antara 0-7 yang berarti berukuran 10-17 inci. Ukuran tapal yang digunakan untuk kuda poni polo biasanya antara 1-3 atau 11-13 inci. Setelah ukuran tapal ditentukan, kemudian tapal dipasang dengan cara memakukannya. Kuku kemudian dikikir agar sesuai dengan bentuk tapal. Setelah tapal terpasang dengan rapi, kuku bagian luar selanjutnya diberi hoof oil atau minyak kuku (Gambar 11f), tujuannya untuk mencegah kerapuhan pada kuku. Bentuk dan kondisi kuku kuda mempengaruhi keseimbangan kuda baik saat berdiri, berjalan, maupun berlari (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Peralatan yang digunakan untuk merawat kuda yaitu roskam, sikat, sisir ekor, pencungkil kuku, hoof oil, sabun antiseptik, dan sampo seperti terlihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Peralatan untuk Merawat Kuda 48
Olahraga Polo Polo merupakan olahraga berkuda yang dimainkan secara beregu dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan. Setiap regu polo terdiri atas empat orang pemain. Pemain mengendalikan bola fiber plastik dengan menggunakan stick panjang yang disebut mallet. Gol dianggap sah apabila bola melewati batas gawang dan wasit garis yang berjaga di sekitar gawang mengibarkan bendera. Setiap terjadi gol maka dilakukan pergiliran gawang. Permainan polo berlangsung selama tujuh menit 30 detik per periode yang disebut chukka. Keseluruhan permainan polo dapat berlangsung antara empat sampai dengan 12 chukka tergantung peraturan turnamen dan ranking yang diperoleh berdasarkan penilaian asosiasi polo. Setiap chukka berakhir, dilakukan pergantian kuda (Gambar 13f) untuk chukka berikutnya, karena lama maksimum penggunaan kuda untuk olahraga polo hanya satu chukka. Jadi, jika seorang pemain polo akan memainkan empat chukka, dia harus menyediakan empat ekor kuda. Kekuatan fisik kuda menjadi faktor pertimbangan utama. Ritme permainan polo yang begitu cepat dapat menyebabkan kuda mengalami sesak napas dan mati apabila kuda dipaksakan untuk digunakan lebih daripada satu babak. Pertandingan polo diawasi oleh dua orang wasit didalam lapangan dan satu orang pegawas pertandingan yang berada diluar lapangan. Wasit memberi jeda pada setiap chukka bagi pemain untuk mengganti kuda, beristirahat sejenak, dan minum. Olahraga polo membutuhkan keseimbangan, fokus, dan ketepatan mengendalikan kuda. Pemain juga dapat terluka akibat terkena bola, terpukul mallet pemain lain, atau terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangan saat mengendalikan kuda. Pemain polo memegang mallet dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya memengang tali kekang dan menggenggam whip (cambuk). Tingkat kesulitan bermain polo semakin tinggi karena pemain juga harus mengendalikan kudanya. Pemain harus mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kuda secara baik. Ini artinya pemain harus memperhatikan tidak hanya kesehatan fisik kuda, tetapi juga jiwanya. Ilustrasi pertandingan polo selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 13. Pertandingan polo dilakukan setelah wasit meniupkan peluit, tanda dimulainya pertandingan polo. Selanjutnya para pemain mulai bersaing untuk mendapatkan bola (Gambar 13a). Bola yang telah diambil selanjutnya dipukul oleh pemain (Gambar 13b) untuk mengumpannya kepada pemain lain yang berada
49
di dekat gawang dan kemudian diarahkan ke gawang agar dapat mencetak gol (Gambar 13c). Setelah tercipta gol, pemain kembali menuju ke tengah lapangan (Gambar 13d) untuk memulai lagi kick off seperti dalam pertandingan sepak bola. Pemain yang melakukan pelanggaran akan diberikan hukuman yaitu dengan memberikan pukulan penalti ataupun pukulan bebas bagi pemain lawan (Gambar 13e).
(a) Pemain Bersaing Mendapatkan Bola
(b) Pemain Memukul Bola
(c) Pemain Mengumpan Bola
(d) Pemain Menuju ke Tengah Lapangan
(e)Kick Off Pertandingan Polo
(f) Pergantian Kuda Saat Jeda Chukka
Gambar 13. Pertandingan Polo
50
Peraturan Pertandingan Polo Terdapat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap atlet dalam pertandingan polo. Peraturan-peraturan tersebut antara lain; tidak boleh memotong garis bola, saling menyikut antar atlet, memukul kuda lawan, mengait stick lawan dari arah yang berlawanan, dan mencelakai lawan dengan sengaja. Atlet yang melanggar peraturan akan diberi hukuman oleh wasit tergantung pada jenis pelanggaran yang dilakukan. Hukuman ini dapat berupa tim yang dilanggar mendapatkan pukulan penalti atau pukulan bebas. Setiap pemain maupun kuda wajib menggunakan peralatan khusus saat bermain polo untuk menjaga keselamatan pemain dan kuda selama bermain polo. Peralatan yang digunakan pemain saat bermain polo dapat dilihat pada Gambar 14. Peralatan tersebut antara lain: 1.
Knee Gat (Gambar 14b), yaitu pelindung lutut yang terbuat dari kulit.
2.
Helmet (Gambar 14a), adalah pelindung kepala yang bagian luarnya terbuat dari kulit, sedangkan bagian dalamnya terbuat dari fiber.
3.
Sepatu boot (Gambar 14c), adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan berfungsi untuk melindungi kaki pemain dari benturan bola polo, pemain dan kuda lainnya.
4.
Sarung tangan, yaitu sarung pelindung tangan saat bermain polo yang terbuat dari kulit.
5.
Ellbowl adalah pelindung sikut yang terbuat dari kulit.
6.
Mallet atau stick polo (Gambar 14f), adalah tongkat pemukul bola dalam permainan polo. Panjang mallet sendiri bervariasi ditentukan menurut ukuran tinggi badan seseorang, yaitu sekitar 50-53 inci.
7.
Polo ball (Gambar 14d), adalah bola yang terbuat dari plastik fiber berdiameter 3-3,5 inci dengan berat 3,5-4,5 ons.
8.
Whip, merupakan cambuk yang digunakan untuk mengendalikan kuda saat bermain polo.
9.
White jeans, merupakan celana khusus untuk bermain polo.
10. Kaos tim (Gambar 14e), merupakan kaos yang digunakan oleh seluruh atlet dalam sebuah tim dan telah diberi nomor punggung untuk masing-masing atlet.
51
(a) Helmet
(c) Sepatu Boot
(e) Kaos Tim NPC
(b) Knee Gat
(d) Polo Ball
(f) Mallet
Gambar 14. Peralatan Pemain Saat Bermain Polo Pola Latihan Setiap pagi dan sore hari kuda polo selalu melakukan exercise masing-masing selama 30 menit. Exercise meliputi walking dan latihan gaya berjalan trot dan canter pada track yang telah ditentukan, bertujuan untuk menjaga kesehatan kuda. Menurut Bogart dan Taylor (1983), walk adalah sebuah gaya berjalan empat irama dimana setiap kaki menyentuh tanah secara terpisah satu sama lain, trot adalah sebuah gaya berjalan dua irama diagonal dimana kaki kanan depan dan kaki kiri belakang menginjak permukaan dataran dengan serentak, dan kaki kiri depan serta kaki kanan belakang menginjak permukaan dataran dengan serentak, dan canter adalah sebuah gaya berjalan tiga irama dimana kaki belakang menginjak permukaan dengan
52
serentak sedangkan kedua kaki depan menginjak permukaan secara terpisah dan berbeda waktu dengan pijakan kaki belakang. Ilustrasi kuda yang sedang exercise dapat dilihat pada Gambar 15. Sedangkan pelatihan untuk menjadikan kuda sebagai kuda polo harus melewati beberapa tahap, antara lain longeing, pengenalan alat tunggang, schooling, dan stick and ball.
Gambar 15. Exercise Kuda Lungeing(Longser). Kuda yang akan dijadikan sebagai kuda polo, pertama kali mengikuti latihan longser (lungeing) setiap pagi dan sore hari selama satu minggu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Coldrey dan Coldrey (1990) bahwa pelajaran pertama untuk kuda yang belum bisa ditunggangi atau masih sulit dikendalikan yaitu lungeing. Latihan ini dilakukan dengan cara pelatih mengekang kuda dengan tali longser yang agak panjang dan memutar kuda ke arah kiri dan kanan masing-masing selama 10 menit. Pelatih mengendalikan tali longser agar kuda jalannya tetap sempurna dan tali longser tidak boleh kendor. Pelatih juga mengatur langkah kuda sesuai dengan yang dikehendaki oleh pelatih. Ilustrasi pelatihan kegiatan lungeing kuda diperlihatkan pada Gambar 16. Lungeing sebelum menunggangi kuda dapat menurunkan resiko terjatuh karena dengan latihan ini dapat membantu kuda untuk menjaga keseimbangannya. Menurut Coldrey dan Coldrey (1990) lungeing yaitu kuda bergerak membentuk lingkaran atau mengelilingi pelatih yang memegang tali kendali kuda sepanjang 1015 m. Pola latihan ini berguna untuk pembentukan otot dan melatih gerak langkah kaki kuda.
53
Gambar 16.Kegiatan Lungeing Kuda Pengenalan Alat Tunggang. Pola latihan selanjutnya adalah pengenalan alat tunggang. Latihan ini dilakukan pertama kali dengan memegang satu persatu peralatan yang akan dipasang pada badan kuda, didekatkan pada kuda, disentuhkan dan digosokkan secara perlahan pada badan kuda sehingga kuda mulai mengerti dengan peralatan yang akan dipasangkan dan tidak merasa takut. Pemasangan peralatan dapat dilakukan sesudah kuda mulai jinak dan setelah tahap perkenalan untuk membiasakan kuda terhadap peralatan yang digunakannya. Pemasangan peralatan dimulai dari sandang kepala, sabrak, pelana, hingga bandage. Diperlukan latihan yang berulang untuk mengurangi ketakutan kuda terhadap peralatan yang digunakan. Nilareswati (2009) menyatakan bahwa komunikasi antara pelatih dan kuda harus dilakukan dengan baik agar kuda tidak takut dan percaya. Schooling.
Pola latihan berikutnya adalah schooling meliputi latihan
walking, canter, trot, stop, manuver (putar), dan cyrcle (membentuk lingkaran), yang bertujuan untuk mengenalkan dan melatih kuda pada gerakan-gerakan yang diajarkan tersebut. Pelatih menunggangi dan mengatur langkah kaki kuda sesuai yang dikehendaki oleh pelatih. Selain itu, kuda juga sesekali dilatih bersama dengan kuda lainnya untuk melatih mental kuda. Stick and Ball. Kuda selanjutnya mulai dilatih stick and ball yang dilakukan seminggu dua kali selama 15–30 menit. Pelatih menunggangi kuda dengan membawa mallet, cambuk, dan bola pada latihan ini. Hal ini dilakukan agar kuda terbiasa dengan mallet dan bola. Stick and ball dilakukan untuk mengenalkan dan melatih berbagai jenis pukulan dasar yang digunakan dalam olahraga polo serta melatih kemampuan pemain polo dalam memukul bola. Adapun jenis pukulan yang dilatih adalah:
54
1. Offside forehand, yaitu memukul bola kearah depan dengan posisi mallet berada di samping kanan kuda. 2. Nearside forehand, yaitu memukul bola kearah depan dengan posisi mallet berada di samping kiri kuda. 3. Offside backhand, yaitu memukul bola kearah belakang dengan posisi mallet berada disamping kanan kuda. 4. Nearside backhand, yaitu memukul bola kearah belakang dengan posisi mallet berada disamping kiri kuda. 5. Neckshot, yaitu memukul bola kearah depan secara menyilang melalui bagian bawah leher kuda dengan posisi mallet berada disamping kiri maupun kanan kuda. 6. Offside tail shot, yaitu memukul bola kearah belakang secara menyilang melalui bagian bawah ekor kuda dengan posisi mallet berada disamping kanan kuda. 7. Offside belly shot, yaitu memukul bola kearah bagian bawah perut kuda dengan posisi mallet berada disamping kanan kuda. Selain melatih gerakan pukulan, dalam stick and ball juga dilatih marking atau defend, yaitu menjaga dan menghalangi lawan, attack (menyerang), dan hook yaitu mengganjal stick lawan. Pelatihan bagi kuda yang telah menjadi kuda polo hanyalah schooling dan stick and ball, yang bertujuan untuk melatih dan mengingatkan kuda pada materi latihan yang telah diajarkan. Kuda non-atlet baik yang terdapat pada kandang Alfa maupun Bravo tidak mengikuti pola latihan seperti yang telah dilakukan. Latihan yang dilakukan hanyalah exercise yang diadakan setiap pagi dan sore hari. Exercise yang dilakukan hanya berjalan saja (walk), namun terkadang diselingi trot, yang bertujuan untuk menjaga stamina kuda. Selain faktor genetik, pola latihan sangat berpengaruh terhadap kualitas kuda polo yang dihasilkan. Keterampilan pelatih dan atlet sangat dibutuhkan dalam latihan. Kualitas kuda polo dilihat dari ketahanan dan kecepatannya saat berlari. Pelatih dan atlet harus mampu melatih dengan baik agar kuda memiliki kemampuan yang baik untuk berhenti secara-cara tiba, berputar, dan berlari kearah yang berlawanan. Kuda harus memiliki keberanian dan kecerdasan yang tinggi saat bermain polo. Oleh karenanya, keterampilan dan kemampuan pelatih dan atlet harus terus ditingkatkan agar semakin baik dalam melatih dan mengendalikan kuda.
55
Pelatih Kuda Polo Pelatih yang telibat dalam penelitian ini berjumlah dua orang, masing-masing berumur 35 dan 38 tahun. Keduanya menempuh pendidikan terakhir di Sekolah Teknik Menengah (STM). Dari hal ini terlihat bahwa tidak ada hubungan antara latar belakang pendidikan dengan profesi pelatih kuda yang dijalaninya sekarang. Pelatih adalah atlet senior yang pernah mengikuti kejuaraan SEA Games 2007 di Thailand. Pelatih bertugas untuk melatih kuda muda yang akan dijadikan kuda polo. Hamer (1993) menyatakan, sebaiknya kuda yang masih muda hanya dilatih oleh penunggang dan pelatih yang berpengalaman. Seorang pelatih harus memiliki kesabaran, keterampilan, dan membangun komunikasi yang baik dengan kuda yang dilatihnya. Hal ini untuk menumbuhkan kepercayaan kuda dan menghilangkan rasa takut kuda terhadap pola latihan yang dijalaninya. Latihan dilakukan secara berulang hingga kuda memahami materi latihan yang diajarkan oleh pelatih. Menurut McCall (1990), pelatih yang baik juga dapat mengetahui bahwa untuk memperoleh respon yang cepat dari kuda, diperlukan isyarat yang spesifik, konsisten, dan diberikan pada waktu yang tepat sehingga kuda akan mampu memberikan respon. Nusantara Polo Club (NPC) menyediakan jasa penyewaan kuda. Pelatih juga bertugas untuk melatih berkuda dan bermain polo bagi para penyewa kuda (guest). Selain itu, pelatih juga dapat bertugas menjadi wasit dalam setiap pertandingan polo yang dilaksanakan di NPC. Atlet Polo Nusantara Polo Club (NPC) memiliki sepuluh orang atlet polo, yang terdiri dari enam orang atlet senior dan empat orang atlet junior. Atlet senior merupakan atlet yang biasa mewakili NPC maupun Indonesia dalam mengikuti berbagai kejuaraan polo. Untuk menciptakan regenerasi atlet polo, maka dipersiapkanlah atletatlet junior yang kelak akan menggantikan atlet senior ketika mereka berhenti atau tidak lagi menjadi atlet. Setiap atlet senior masing-masing melatih empat ekor kuda yang selanjutnya digunakan dalam setiap pertandingan polo. Atlet harus mampu mengenali
karakterisitik
kuda
yang
ditungganginya
untuk
memudahkan
mengendalikan kuda. Saat bermain polo diperlukan keseimbangan, fokus, dan ketepatan dalam mengendalikan kuda. Setiap latihan yang dijalani merupakan saat yang penting bagi 56
atlet untuk mengenali karakteristik kudanya. Menurut atlet, kendala yang sering dihadapi saat melatih kuda adalah mood kuda yang terkadang kurang baik, sehingga kuda menjadi malas untuk berlari dan tidak mau menuruti perintah yang diberikan menyebabkan sulit untuk dilatih. Bila hal ini terjadi, penanganan yang dilakukan adalah menghentikan latihan dan membawa kuda kembali ke kandang untuk mencegah stress pada kuda. Hal-hal seperti inilah yang harus perlu dipahami oleh atlet dan dibutuhkan komunikasi yang baik antara atlet dan kuda yang dilatihnya. Atlet harus mampu berkoordinasi dengan kudanya secara baik, artinya atlet harus memperhatikan tidak hanya kesehatan fisik kuda, tetapi juga jiwanya. Berdasarkan hal ini dapat dilihat bahwa atlet memiliki peranan yang sangat penting terhadap kualitas kuda polo yang dihasilkan. Keterampilan atlet sangat berpengaruh dalam kesuksesan pelatihan yang dilakukan. Oleh karenanya, atlet perlu meningkatkan kemampuan dan keterampilannya sehingga mampu mengendalikan kuda dengan baik dan kuda yang ditungganginya juga memiliki kualitas dan kemampuan yang baik. Satu tim polo terdiri atas empat orang atlet dan setiap atlet memiliki peringkat (handicap) yang dinilai setiap tahunnya oleh asosiasi polo berdasarkan kemampuan dalam mengendalikan kuda, memukul bola, dan keaktifannya saat bermain polo. Handicap berskala -2–10. Setiap tim juga memiliki handicap yang dihitung dari jumlah handicap semua atlet dalam tim tersebut. Menurut Federation of International Polo (2010), pertandingan polo yang dilaksanakan berdasarkan kategori handicap ada tiga jenis, yaitu: 1. High goal polo, yaitu pertandingan yang dilaksanakan bagi tim-tim yang memiliki peringkat (handicap) sebanyak 20 atau lebih. 2. Medium goal polo, yaitu pertandingan yang dilaksanakan bagi tim-tim yang memiliki peringkat (handicap) antara 6-14. 3. Low goal polo, yaitu pertandingan yang dilaksanakan bagi tim-tim yang memiliki peringkat (handicap) antara 0-4. Pertandingan polo yang dilaksanakan di benua Asia biasanya adalah low goal polo dan medium goal polo, sedangkan pertandingan high goal polo dipertandingkan di Argentina yang merupakan negara asal olahraga polo. Pertandingan olahraga polo yang biasa dilaksanakan di NPC adalah low goal polo karena olahraga polo baru mulai dikembangkan di Indonesia.
57
Keempat atlet polo memiliki posisi yang berbeda dalam tim saat bermain, seperti halnya dalam sepakbola, ada atlet yang bertugas sebagai pemain bertahan dan ada yang sebagai pemain menyerang. Posisi atlet dalam tim terlihat dari nomor punggung yang berada pada kaos tim tersebut. Nomor punggung tersebut terdiri atas nomor 1-4. Adapun tugas dari masing-masing posisi atlet tersebut menurut Federation of International Polo (2010) adalah sebagai berikut: 1. Posisi nomor 1 adalah pemain menyerang yang bertugas untuk menciptakan pukulan yang akurat dan berkonsentrasi untuk mencetak skor atau gol, namun pemain ini juga mempunyai tanggungjawab untuk bertahan ketika timnya sedang diserang. 2. Posisi nomor 2 adalah pemain menyerang yang bertugas untuk mengarahkan pukulan dengan cepat kepada pemain posisi nomor 1 agar dapat mencetak gol, sama seperti halnya pemain posisi nomor 1, pemain posisi nomor 2 juga mempunyai tanggungjawab untuk bertahan ketika timnya sedang diserang, selain itu, terkadang pemain ini juga dapat saling bertukar posisi dengan pemain posisi nomor 3. 3. Posisi nomor 3 adalah pemain yang bertugas untuk mengatur serangan dan memberikan umpan pukulan kepada pemain posisi nomor 1 atau 2. Pemain haruslah memiliki kemampuan memukul bola yang akurat dan bagus dalam mengontrol bola serta mallet. 4. Posisi nomor 4 adalah pemain bertahan yang bertugas untuk menjaga pertahanan timnya dari serangan lawan. Identitas atlet di Nusantara Polo Club saat penelitian dilakukan diperlihatkan pada Tabel 8. Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa sebanyak 40% atlet berumur kurang dari atau sama dengan 20 tahun, yang kesemuanya merupakan atlet junior. Sedangkan umur atlet senior berada pada kisaran diatas 20 tahun. Secara umum, atlet menempuh pendidikan terakhir hingga sekolah menengah atas (SMA), hanya satu orang atlet yang merupakan lulusan unversitas atau sarjana. Atlet junior baru memiliki pengalaman menjadi atlet kurang daripada atau sama dengan satu tahun, sedangkan untuk atlet senior sudah memiliki pengalaman lebih daripada dua tahun. Hampir semua atlet tinggal di mess atlet yang berada dalam kawasan Nusantara Polo Club, yang bertujuan untuk memudahkan saat latihan dan persiapan dalam
58
menghadapi pertandingan polo. Terdapat satu orang atlet yang juga merangkap menjadi penanggungjawab kandang, yang bertugas untuk mengawasi dan mengkoordinasi semua kegiatan yang tejadi di kandang bersama groomer. Tabel 8.Identitas Atlet Keterangan . Umur (tahun) - ≤ 20 - > 20 . Pendidikan Terakhir - SMA - Sarjana . Pengalaman (tahun) - ≤1 - 2 - 3 - ≥4
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
4 6
40 60
9 1
90 10
4 1 2 3
40 10 20 30
Kesejahteraan Kuda Selama setahun, kuda polo tidak selalu digunakan untuk bermain polo. Setidaknya selama enam bulan kuda dibiarkan untuk beristirahat dan enam bulan sisanya digunakan untuk bermain polo atau yang biasa disebut dengan musim polo, yang dilakukan mulai dari bulan April hingga September. Kuda mulai diistirahatkan pada bulan Oktober hingga Maret. Kuda membutuhkan waktu istirahat untuk mengembalikan kondisi tubuh kuda setelah digunakan bermain polo. Istirahat ini dilakukan dengan melepas kuda ke lapangan umbar atau paddock, sehingga kuda dapat berkeliaran bebas seperti kuda berada di alam. Pada masa istirahat, exercise tetap dilaksanakan dengan membawa kuda jalan (walking) pada pagi dan sore hari. Saat musim polo, kuda menjalani pola latihan selama satu jam sehari yang meliputi latihan schooling dan stick and ball. Selain schooling dan stick and ball, juga dilakukan exercise selama 30 menit, sehingga lama penggunaan kuda dalam sehari adalah 1,5 jam. Hal ini sudah sesuai dengan pendapat McBane (1991) yang menyatakan dari segi kesehatan, latihan yang baik agar kuda tetap sehat adalah dua jam/hari. Exercise hanya dilakukan pada sore hari bila pada pagi harinya dilakukan schooling dan stick and ball,dan sebaliknya bila schooling dan stick and ball dilaksanakan pada sore hari, maka pagi harinya dilakukan exercise. Masa istirahat pada waktu musim polo dilakukan dengan membiarkan kuda beristirahat di dalam
59
kandang. Secara umum, pola dan lama latihan yang dilakukan sudah sesuai dan cukup teratur. Kuda juga memiliki waktu istirahat yang cukup. Setiap seminggu sekali dilakukan chukka atau pertandingan polo yang dimainkan antar atlet NPC. Setelah pertandingan selesai, kuda akan terlihat kelelahan, terengah-engah, dan mengeluarkan banyak keringat. Oleh karena itu, kuda dimandikan untuk mengilangkan kotoran dan keringat serta membuat kuda menjadi segar kembali. Selanjutnya kaki kuda dilumuri poultis untuk mengurangi kelelahan pada otot kuda. Setelah itu kuda dimasukkan ke dalam kandang dan diberi pakan ketika pernafasannya sudah normal kembali atau tidak terengah-engah lagi. Kondisi kesejahteraan kuda haruslah terus dijaga untuk menghindari kuda dari stress dan sakit. Pola dan lama latihan harus dilakukan secara teratur, pemberian pakan yang berkualitas, sanitasi lingkungan kandang, dan perawatan kuda yang baik dan benar. Kesejahteraan kuda dapat dilihat dari tingkah laku, kesehatan, dan kinerja kuda tersebut. Kondisi kesejahteraan kuda yang kurang atau buruk, dapat dinilai dari sinyal tubuh yang menunjukkan keadaan yang tidak baik (fisik, tingkah laku, dan fisiologis), sinyal yang menunjukkan masalah yang terus-menerus, dan sinyal yang menunjukkan bahwa telah terjadi masalah kesejahteraan kuda sebelumnya (Mills dan Nankervis, 2003). Kegiatan Nusantara Polo Club Nusantara Polo Club (NPC) merupakan klub polo di Indonesia yang dimiliki oleh Prabowo Subianto sejak tahun 2005. Berbagai pertandingan polo telah dilaksanakan di NPC, antara lain pertandingan persahabatan dengan negara-negara lain dan kejuaraan rutin yang memang dilaksanakan setiap tahun seperti Beginner Cup. Kejuaraan ini merupakan kejuaraan untuk pemain polo pemula. Saat ini NPC sedang berusaha untuk mengembangkan olahraga polo di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan pembelian kuda poni polo dari luar negeri untuk dipelihara dan digunakan dalam setiap pertandingan polo, mengadakan kejuaraan dalam berbagai pertandingan dan pengiriman atlet keluar negeri untuk menjalani pelatihan olahraga polo. Publikasi mengenai olahraga polo juga dilakukan melalui media massa seperti koran dan internet, hal ini bertujuan untuk semakin mengenalkan olahraga polo kepada masyarakat luas.
60
Pemeliharaan kuda polo di NPC dimulai sejak kuda didatangkan dari Argentina setelah mengikuti kejuaraan SEA Games 2007 di Thailand. Kuda terus dipelihara sampai kuda tersebut mati dan tidak akan dijual meskipun kuda tidak dapat digunakan lagi untuk bermain polo. Penanganan kuda yang mati dilakukan dengan mengotopsi tubuh kuda untuk mengetahui penyebab kematiannya, kemudian kuda dikubur didekat lokasi kandang. Setiap kuda di NPC memiliki karakteristik yang berbeda-beda, terlihat dari tingkah laku kuda yang bervariasi. Beberapa diantaranya ada yang bersifat agresif dan sensitif, namun ada juga kuda yang bersifat penurut. Yang dimaksud dengan agresif dan sensitif adalah kuda yang suka menendang, agak sulit saat dipasang peralatan alat tunggang dan saat ditunggangi, sedangkan kuda dengan sifat penurut adalah kuda yang lebih mudah dikendalikan dan diatur serta tidak suka memberontak. Nusantara Polo Club sedang berusaha untuk dapat mempertandingkan cabang olahraga polo pada SEA Games 2011 di Indonesia. Bila hal tersebut dapat direalisasikan, maka NPC akan bertindak sebagai tuan rumah untuk cabang olahraga polo tersebut. Berbagai persiapan sedang dilakukan untuk menghadapi kejuaraan terbesar di Asia Tenggara tersebut, antara lain perbaikan dan penambahan jumlah kandang, perbaikan lapangan dan tracknya, perbaikan akses jalan menuju NPC, perbaikan saluran air, sistem pengairan, dan kelistrikan, serta penambahan fasilitas lainnya. Saat ini NPC juga telah memesan 44 ekor kuda poni polo dari Argentina yang akan digunakan dalam kejuaraan ini. Dalam rangka persiapan menghadap SEA Games 2011, NPC juga telah mengirim lima orang atlet seniornya ke Argentina dan Thailand untuk menjalani training camp yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam bermain polo.
61