Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari
Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto Hasan H.A. Buro a* aProgram
Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto *Koresponden penulis:
[email protected] Abstract
The purpose of this study are: 1) Describe the influence of media images and video media on the ability to tell the story of Qarun as implementation to avoid the miserly and greedy nature in the daily life of the students of class V subjects History of Islamic Culture in MI Al Muhsinun Kauman Mojokerto. 2) Describe the difference of motivation of students who are taught by the media of picture and video on the students of class V subjects History of Islamic Culture in MI Al Muhsinun Kauman Mojokerto City 3) Describe the interaction of image and video media as well as motivation to the ability to tell the story of Qarun as implementation avoid the miserliness and Greedy in everyday life on V grade students subjects History of Islamic Culture in MI Al Muhsinun Kauman Mojokerto City. This research is a survey type research with quantitative approach. The population as the object of research is the students of class V MI Al Muhsinun Kauman Mojokerto City, This research is included in comparative explanation research. Comparative research is a study that is comparing two or more variables. Data collection technique using questionnaire, while the data analysis technique using multiple linear regression analysis, with hypothesis test using t test and F test. From the analysis result can be concluded as follows: 1) There is influence of image media and video media to the ability to tell Qarun's story as an implementation avoids the miserly and greedy nature of everyday life of V-class students of Islamic Culture History in MI Al Muhsinun Kauman Mojokerto, where the ability to tell the story of Qarun as an implementation avoids the miserliness and greediness in the daily life of students with media Video from higher than the image media with a score of 176.82> 149.85. 2) There is a difference of motivation of students who are taught by the media of picture and video on V class student of Islamic Culture History lesson in MI Al Muhsinun Kauman of Mojokerto City, where the result of learning Islamic Culture History of low motivated student with score 96.15 lower than the learning result History Islamic culture of highly motivated students with a score of 97.61.3) There is an interaction of 49.2% between the media images and video media as well as the motivation of the ability to tell the story of Qarun as implementation avoid the miserly and greedy nature in everyday life in grade V students subjects History of Islamic Culture in MI Al Muhsinun Kauman Mojokerto. Keywords: Media images, video, motivation, story telling A. Latar Belakang Kemajuan teknologi di era sekarang ini berdampak pada banyak hal. Salah satu dampak kemajuan teknologi dapat kita rasakan pada dunia pendidikan. Banyak sekali muncul berbagai macam media-media
pembelajaran baru yang kita gunakan untuk mengoptimalkan proses penyerapan materi dalam proses pembelajaran. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar
35
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam
Vol. 7 No. 1 Mei 2017
dan menengah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, perbaikan sarana dan prasarana, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat-alat pelajaran serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagi indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan mutu sesuai dengan harapan. Guru sebagai komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai peran yang sangat strategis dalam usaha pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Dalam hal ini guru melaksanakan tugasnya baik sebagai perencana pengajaran, sebagai pelaksana, maupun sebagai evaluator pengajaran. Bahkan guru diharapkan memodifikasi rancangan dan pelaksanaan pengajaran, berperan aktif serta menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan harapan. Seorang guru yang mempersiapkan untuk pengajaran tradisional memiliki tanggung jawab besar dalam hal melewati sepotong informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap, yang mungkin terjadi tanpa disadari. Hal ini juga karena ia / dia bertanggung jawab untuk melakukan pelajaran termasuk perilaku siswa dan pemecahan masalah disiplin. (Semradova, 2016) Kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai sutau tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena motivasi merupakan penjelmaan dari motif. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia
36
tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Sistem atau pola pendidikan sekarang sangat di pengaruhi oleh kemajuan teknologi yang berdampak diterapkannya unsur media pembelajaran sebagai perantara atau penyampai informasi dan materi dalam proses pembelajaran. Dalam penggunaannya kita perlu memilih dengan tepat media apa yang cocok dan sesuai serta layak digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini tidak lepas dari berbagai macam faktor seperti psikologi anak, kesiapan belajar anak, dan penguasaan anak terhadap media memberikan peserta didik dan pendidik berbagai pengalaman belajar dan mengajar yang baru dan menarik pada lingkungan yang berbeda dari konteks ruang kelas pendidikan tradisional. (Sangsawang, 2015) teknologi media elektronik ditingkatkan dan lingkungan belajar yang berpusat pada siswa dapat memfasilitasi pembelajaran dan pemahaman tentang konsep-konsep abstrak karena siswa dapat melihat grafis yang ditampilkan perubahan dari pengalaman konkret. elearning lingkungan yang efektif memungkinkan siswa untuk bekerja secara sosial dengan satu sama lain. Untuk mencapai itu, unsur-unsur inti adalah kehadiran guru, ketersediaan sumber daya dicetak dan interaksi purposive dengan komputer dengan siswa (Phillips, 2005). Media gambar itu sendiri merupakan media yang cukup unik dimana ia menggambarkan apa pemikiran lisan yang ditangkap oleh siswa. Selain itu media gambar juga merupakan media yang sangat menarik terutama bagi siswa sekolah dasar karena berisikan berbagai macam gambar yang beradu dengan warna-warna menarik sehingga menambah minta dalam belajar.
Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di kemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh media gambar dan media video terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto? 2. Apakah terdapat perbedaan motivasi siswa yang diajar dengan media gambar dan video pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto? 3. Apakah terdapat interaksi media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pengaruh media gambar dan media video terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto 2. Mendeskripsikan perbedaan motivasi siswa yang diajar dengan media gambar dan video pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto 3. Mendeskripsikan pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat
kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto D. Kajian pustaka 1. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara" yaitu perantara sumber pesan (asource) dengan penerima pesan (a receiver) (Eliyawati, 2005: 104). Media merupakan jenis komponen dalam lingkungan anak didik yang dapat memotivasi anak untuk belajar (Gagne dalam Dhieni, 2008: 10.3). Media adalah saluran atau alat yang dipakai sumber untuk menyampaikan pesan pada sasaran. Jenis dan bentuk media sangat bervariasi, dari yang tradisional, misalnya getok tular (mulut ke mulut), kentongan, tulisan, sampai dengan penggunaan media elektronik yang modern, yakni telepon seluler, TV, dan internet. Secara umum, dikenal dua macam media, yaitu media massa (surat kabar, TV, majalah, radio, dan internet) dan media antar- pribadi (telepon, surat menyurat, dan pembicaraan lainnya) (Maulana, 2009:95). 2. Media Gambar Gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks.Media gambar dapat menyuguhkan pembelajaran yang menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-
37
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam
Vol. 7 No. 1 Mei 2017
besarnya dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaikbaiknya. Menurut Sadiman, Dkk (2008: 28-29): Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol- simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien. 3. Media Video Hamidjojo dan Latuheru (Arsyad, 2011: 4) mengemukakan bahwa media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju. Berdasarkan beberapa pengertian media di atas, dapat dirumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Media pembelajaran sebagai suatu alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dimengertidan dipahami oleh siswa, terutama pembelajaran yang rumit dan kompleks. Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi di lain sisi ada bahan pembelajaran
38
yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan. Terdapat banyaknya media pembelajaran, mulai dari yang sangat sederhana hingga ke kompleks, mulai dari yang hanya menggunakan indera mata hingga perpaduan lebih dari satu indera. Dari yang harganya murah dan tidak memerlukan listrik hingga yang mahal dan sangat tergantung pada perangkat keras. Seiring berkembangnya teknologi, muncullah berbagai macam bahan ajar baru yang semakin canggih, mulai dari berkembangnya bentuk bahan ajar cetak, lalu merambah ke bahan ajar audio, hingga bahan ajar audio-video. Ini semua menunjukkan bahwa bentuk bahan ajar selalu mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. 4. Motivasi Motivasi adalah kata kunci. Tanpa motivasi, sangat sulit mengajarkan keterampilan berpikir apa pun. Sayangnya, seorang anak tidak akan punya motivasi yang kuat jika kita sekadar mengatakan kepadanya bahwa keterampilan berpikir akan sangat membantu di sekolah dan dalam kehidupan sesudah sekolah. (de Bono, 2007) Cronbach (1954) menyatakan "Belajar terlihat dengan perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman". Menurut Spears, penga- laman belajar dapat diperoleh dengan menggunakan pancaindra; "Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu sendiri, mengikuti pengarahan". Robert. M. Gagne dalam bukunya The Conditioning of Learning mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia
Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari
setelah belajar secara terus-menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dari dalam diri serta keduanya saling berinteraksi. Dalam teori psikologi konsep belajar Gagne ini, kedua faktor ini disebut perpaduan aliran behaviorisme dan instrumentalisme. Lester D. Crow and Alice Crow menyatakan "Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan, pengetahuan, dan sikap". Menurut Hudgins C. (1982), secara tradisional, belajar dapat dide- finisikan sebagai suatu perubahan dalam tingkah laku, yang me- ngakibatkan adanya pengalaman. Jung (1968) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses ketika tingkah laku dari suatu organisme dimodifikasi oleh pengalaman (Simamora, 2008:28). 5. Kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari Mampu adalah cakap dalam menjalankan tugas, mampu dan cekatan. Kata kemampuan sama artinya dengan kecekatan. Mampu atau kecekatan adalah kepkitaian dalam melakukan sesuatu pekerjaan dengan cepat dan benar. Spencer and spencer (Uno, 2008) mendefinisikan kemampuan sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu yang berhubungan dengan kinerja efektif dan superior dalam suatu pekerjaan atau situasi. Pendapat lain dikemukakan juga oleh Nurhasanah (2007) bahwa mampu artinya dapat melakukan sesuatu. Sehubungan dengan hal tersebut Tuminto (2007) menyatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan. Menurut Zain dalam Yusdi (2010) dalam online) mengartikan bahwa kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan diri sendiri. Sedangkan Anggiat M. Sinaga dan Sri Hadiati (2001 dalam online) mendefinisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efekif atau sangat berhasil. Sementara itu, Robbin (2007 dalam online) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan (Ability) adalah kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian dalam melakukan atau mengerrjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Kemampuan adalah ciri khusus dari diri seseorang yang berupa kesanggupan untuk melakukan sesuatu dengan keinginan sendiri. E. Kerangka Konseptual Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 Kerangka Konsep Penelitian Interaksi
Motivasi
Media Gambar
Video
Tinggi
Y1.1
Y1.2
Rendah
Y2.1
Y2.2
Kerangka konseptual menggambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan seharihari pada siswa kelas V mata pelajaran
39
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam
Vol. 7 No. 1 Mei 2017
Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto. Motivasi, prestasi belajar, terus meningkat karena adanya pengaruh pendekatan saintifik yang dilaksanakan dengan baik. Dalam upaya untuk selalu meningkatkan motivasi, prestasi belajar, perlu didukung dengan pendekatan saintifik yang dilaksanakan dengan baik. F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat pengaruh media gambar dan media video terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto 2. Terdapat perbedaan motivasi siswa yang diajar dengan media gambar dan video pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto 3. Terdapat interaksi media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto G. Metode Penelitian Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen pengembangan yaitu untuk menguji, mengetes serta membuktikan hipotesa tentang Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto.
40
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 33 siswa. Oleh karena dalam penelitian ini populasinya kurang dari 100, maka tidak diambil sampel. Dalam menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan Teknik quota sampling. Quota sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlah tertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel dari populasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas), kemudian dengan patokan jumlah tersebut peneliti mengambil sampel secara sembarang asal memenuhi persyaratan sebagai sampel dari populasi tersebut. Adapun dalam penelitian ini perlakuan sampel adalah 1) Pada penelitian pertama siswa terlebih dahulu diberi tes awal kemudian diajar dengan menggunakan media gambar dan kemudian diberi tes akhir 2) Pada penelitian kedua siswa yang sama diberi tes awal kemudian diajar dengan menggunakan media video dan kemudian diberi tes akhir dengan pelajaran lanjutan dari penelitian pertama H. Hasil Penelitian 1. Hasil Analisis Hipotesis Pertama Hasil analisa uji t (t-test) hasil tes awal dan tes akhir dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 10,917 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikan yang menunjukkan 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak. Hal itu juga didukung oleh nilai mean kelas setelah mendapat pembelajaran dengan media gambar sebesar 149,84 lebih kecil daripada kelas setelah mendapat pembelajaran dengan media video sebesar 176,82. Kesimpulan dari hipotesis pertama adalah Terdapat pengaruh media gambar
Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari
dan media video terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto. Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Association (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pkitang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. 2. Hasil Analisis Hipotesis Kedua Hasil analisa uji t (t-test) hasil angket motivasi dari tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa nilai t-hitung sebesar 1,267 dengan signifikansi 0,014. Nilai signifikan yang menunjukkan 0,014 > 0,05 maka Ho diterima. Kesimpulan dari hipotesis kedua adalah Terdapat perbedaan motivasi siswa yang diajar dengan media gambar dan video pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto. Motivasi adalah kata kunci. Tanpa motivasi, sangat sulit mengajarkan keterampilan berpikir apa pun. Sayangnya, seorang anak tidak akan punya motivasi yang kuat jika kita sekadar mengatakan kepadanya bahwa keterampilan berpikir akan sangat membantu di sekolah dan dalam kehidupan sesudah sekolah. (de Bono, 2007) Sementara menurut Harris, (2008) Motivasi adalah sebuah konsep yang dimaksudkan untuk menjelaskan salah satu pertanyaan yang paling sulit dipahami hidup: Mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan?
Tersirat dalam berusaha untuk menjawab pertanyaan ini adalah niat bahwa pendidik mungkin lebih memahami motivasi untuk mendukung pembelajaran siswa. Kebijaksanaan konvensional serta penelitian menunjukkan bahwa siswa yang bermotivasi tinggi akan melampaui siswa yang bermotivasi rendah dalam belajar dan kinerja. 3. Hasil Analisis Hipotesis Ketiga Dari hasil perhitungan didapatkan: 1) Corrected Model: Pengaruh Semua Variabel independen (Media pembelajaran, Pretes-posttes dan Interaksi Media pembelajaran dengan pretesposttes atau "Media pembelajaran*Pretesposttes") secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Nilai Tes). memperoleh Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa) = Signifikan. 2) Media pembelajaran: Pengaruh Media pembelajaran terhadap Nilai Tes di dalam model memperoleh Signifikansi (Sig.) < 0,05 (Alfa)= Signifikan. berarti Media pembelajaran berpengaruh signifikan. 3) Pretes-posttes: Pengaruh pretes-posttes terhadap Nilai Tes di dalam model memperoleh Signifikansi (Sig.) <0,05 (Alfa)= Signifikan. berarti Pretes-posttes berpengaruh signifikan. 4) Media pembelajaran*Pretes-posttes: Pengaruh Media pembelajaran*pretes-posttes terhadap Nilai Tes di dalam model. Apabila Signifikansi (Sig.) <0,05 (Alfa)= Signifikan. Contoh di atas 0,005 berarti Media pembelajaran*pretes-posttes berpengaruh signifikan. 5) R Squared: Nilai determinasi berganda semua variabel independen dengan dependen R Squared = .492 (Adjusted R Squared = .480), berarti korelasi sedang. Teori belajar behaviorisme (tingkah laku) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Seseorang telah dianggap telah belajar sesuatu bila ia mampu menunjukkan tingkah laku.
41
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam
Vol. 7 No. 1 Mei 2017
Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa masukan dan keluaran/output yang berupa respon. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan respon itu dianggap tidak penting diperhatikan sebab tidak bisa di amati. Selanjutnya, teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman (Uno, dkk., 2008: 56 & 59). Untuk teori belajar konstruktivisme dan teori belajar modern tidak diraikan dalam tulisan demi menghindari kebingunan dalam penafsiran pembaca. Merujuk pada teori-teori belajar di atas, Burton (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 4) mengemukakan hal senada dengan teori behaviorisme di mana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Kemudian Witherington (dalam Usman dan Setiawati, 2001: 5) menyatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian”. Selanjutnya, Gagne (dalam Slameto, 2010: 13) memberikan dua definisi belajar, yakni: (1) belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan (2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto, dimana kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari siswa dengan media video dari lebih tinggi dari pada media gambar dengan skor 176.82 > 149.85. 2.
Terdapat perbedaan motivasi siswa yang diajar dengan media gambar dan video pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto, dimana hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang bermotivasi rendah dengan skor 96.15 lebih rendah dari pada hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam siswa yang bermotivasi tinggi dengan skor 97,61.
3.
Terdapat interaksi sebesar 49,2% antara media gambar dan media video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari pada siswa kelas V mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Al Muhsinun Kauman Kota Mojokerto..
J. Saran-Saran Setelah penulis menyelesaikan penelitian dan menutup dengan kesimpulan, maka penulis perlu memberikan saran-saran sebagai berikut: 1.
Hasil penelitian ini menjadi bahan untuk mengembangkan khasanah normatif tentang media gambar, model media video, motivasi dan hasil belajar.
2.
Bagi institusi, hasil penelitian ini sebagai bahan informasi dan masukan sehingga institusi dapat menyusun langkah strategis dalam meningkatkan
I. Kesimpulan Selesainya pembahasan skripsi ini maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1.
42
Terdapat pengaruh media gambar dan media video terhadap kemampuan
Pengaruh media gambar dan video serta motivasi terhadap kemampuan menceritakan kisah Qarun sebagai implementasi menghindari sifat kikir dan serakah dalam kehidupan sehari-hari
dan mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam mewujudkan media gambar dan model media video. 3.
4.
Bagi penulis, selain sebagai syarat menyelesaikan pendidikan, juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang teknologi pendidikan, dan melatih penulis untuk dapat menerapkan teoriteori yang diperoleh dari perkuliahan. Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk penelitian selanjutnya
K. Daftar Pustaka Alexander, R. J. 2001. Culture and pedagogy: International comparisons in primary education. Blackwell publishing. Alimul H, A. Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data, Jakarta. Penerbit Salemba medika. Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: Rhineka Cipta.. Arsyad, A. 2011. Media pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Dörnyei, Z. 2001). Motivation strategies in the language classroom. Ernst Klett Sprachen. Dörnyei, Z., & Murphey, T. 2003. Group dynamics in the language classroom. Ernst Klett Sprachen. Dörnyei, Z., & Ushioda, E. 2013. Teaching and researching: Motivation. Routledge. Faiq. M. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe. Group Investigasi. [Online]. Tersedia : http://lutfisulfi.wordpress.com. Diakses 4 April 2016 Gardner, R. C., & Lambert, W. E. 1959. Motivational variables in second-language acquisition. Canadian Journal of Psychology/Revue canadienne de psychologie, 13(4), 266. Ginsberg, M. B., & Wlodkowski, R. J. 2009. Diversity and motivation: Culturally responsive teaching in college. John Wiley & Sons. Gobel, Y. G. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Gambar Seri di Kelas III Madrasah Ibtidaiyah Al-Araf Dambalo Kecamatan Tomilito Kabupaten Gorontalo Utara (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO).
Briggs, C., & Elkind, D. 1977. Characteristics of early readers. Perceptual and Motor Skills, 44(3c), 1231-1237.
Gockel, A., Russell, M., & Harris, B. 2008. Recreating family: Parents identify workerclient relationships as paramount in family preservation programs. Child Welfare, 87(6), 91.
Bugin, B. 2011. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Hadjar, I. 1996. Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada..
Cohen, W. A. 2008. A Class With Drucker: Pelajaran Berharga dari Guru Manajemen No. 1 di Dunia, Alih Bahasa: Said Bazry. Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Hannafin, M. J., & Land, S. M. 1997. The foundations and assumptions of technology-enhanced student-centered learning environments. Instructional science, 25(3), 167-202.
Daring, K. B. B. I. 2008. Kamus Besar Sejarah Kebudayaan Islam Dalam Jaringan. pusatbahasa. diknas. go. Id. De Bono, E. 2007. How to have creative ideas: 62 exercises to develop the mind. Random House. Dimyati, D. & Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Cetakan ketiga. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djamarah, S. B. 2002. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Ignatyeva, I. 2015. The Trend of Technologisation of Modern Education (the Use of Humanitarian Technologies). Procedia-Social and Behavioral Sciences, 214, 606-613. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Jonathan S dan Tutty M. 2008. Riset Bisnis.
43
TA’DIBIA Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam
Vol. 7 No. 1 Mei 2017
Yogyakarta: Andi. Juliani. 2007. Pengaruh Motivasi Intrinsik Terhadap kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan. Tesis tidak diterbitkan. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Mafrukhi, 2007, Saya Senang BerSejarah Kebudayaan Islam untuk SD kelas I, Jakarta Penerbit Erlangga Mulyantini, S. 2002. Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Media Kerangka Karangan pada Siswa Kelas II A SLTP Negeri 21 Semarang. Nurgiyantoro, B. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Edisi Pertama. Yogyakarta: BPEF. Nurhasanah, E., & Kusnandar, Y. 2007. Penuntun penggunaan metode cantol roudhoh. Bandung: Mumtaz agency. Pardamean, B., & Suparyanto, T. 2014. A Systematic Approach to Improving ELearning Implementations in High Schools. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology, 13(3). Phillips, R. 2005. Pedagogical, institutional and human factors influencing the widespread adoption of educational technology in higher education.The ascilite 2005 conference proceedings, 541-549. Robbins, et., al. 2008. Perilaku Organisasi Buku 1, Jakarta: Salemba Empat. Hal.222-232. http://id.wikipedia.org/wiki/ Motivasi, diakses 11 Januari 2016 Sadiman, Arif S, dkk, 2011. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Sangsawang, T. 2015. Instructional Design Framework for Educational Media. ProcediaSocial and Behavioral Sciences, 176, 65-80. Sanjaya, W 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media. Semradova, I., & Hubackova, S. 2016. Teacher Responsibility in Distance Education. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 217, 544-550. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Administrasi dengan Metode R & D, Penerbit CV. Alfabeta,
44
Bandung.. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Cet ke – 20 Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT Raja GrafindoPersada. Tarigan, H. G. 2008. Berbicara. Bandung. Angkasa. Tuminto, D. 2007. Keterampilan Jakarta: Rajawali Pres.
berbahasa.
Tuncer, M., & Bahadir, F. 2014. Effect of Screen Reading and Reading from Printed Out Material on Student Success and Permanency in Introduction to Computer Lesson. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology, 13(3). Uno,., 2008, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, cet. Ke-2, Jakarta: PT Bumi Aksara. Wahyuni, S., & Adiyanti, M. G. 2012. Correlation between perception toward parent’s authoritarian parenting and ability to empathize with tendency of bullying behavior on teenagers. Jurnal Psikologi, 7(2), 106-118. Widiyanto, J. 2010. SPSS for Windows. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Widjono, 2007; Sejarah Kebudayaan Jakarta:PT Grasindo. Cet. 2
Islam,
Yildrim, I. &Zengel, R. 2014. The Impact of Cognitive Styles on Design Student’s Spatial Knowledge from Virtual Environments. TOJET: The Turkish Online Journal of Educational Technology – July 2014, volume 13 issue 3, pp. 210-215. Yusdi, M. 2010. Penilaian Prestasi Kerja. Jakarta: Balai Pustaka. Zain, Aswan, dan Djamarah, Bahri, Syaiful, 2013. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Zarkasyi, S, W. 2006. Orasi Ilmiah : Mahasiswa dan motivasi Berprestasi. Bandung: Fakultas Ekonomi Unpad.