JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PENDIDIKAN SEKS OLEH IBU YANG MEMILIKI ANAK AUTIS USIA REMAJA (Studi di SLB Negeri Kota Semarang) Yulia Ratih*) *) mahasiswaFakultasKesehatanMasyarakatUniversitasDiponegoro Koresponden :
[email protected] ABSTRACT Adolescents with autism have resistance in controlled abstract concept, social interaction and behavior.Various problems appear when an autistic child becomes a teenager. Hygiene behavior, public and private, and sexual needs are examples of their problems. Sex education role in the teaching of norms of sexual behavior in adolescents with autism and independence in self-preservation.The role of mothers in giving the sex education is an effort to control the problem in adolescents with autism.The purpose of this research was to analyze the factors related to the practice of sex education by the mother in adolescents with autism in the SLB Negeri Semarang. The research population is the mother of an autistic students aged 6-24 years of some 55 people. The research sample taken some 48 people as the inclusion criteria.Results of respondents who obtained 34 people as there are seven respondents who are not willing and children who have been inactive school. Analysis of data using statistical analysis Chi Square test (significance level = 0.05). The result of research that, the majority of respondents aged ≥ 43 years (94.1%), the education level of respondents is advanced education (Senior High School until college) (91.2%), the income of respondents mostly ≥ IDR1,685 (82.4%), the job status of respondents was not working (76.5%). Variables related to the practice of sex education by the mother is income respondents (p = 0,048). Suggestion research are a parent provides facilities such as as the facilities and infrastructure support in the provision of sex education, the learning tools in supporting the interests and talents and give information about menstruation, masturbation, and parts of body. Keywords : adolescents with autism, sex education, the role of mother PENDAHULUAN
remaja autisme berawal pada usia
Autismengalamiretardasi mental
danmemiliki
yang
IQ<70.Salah
satumasalah
berbeda-beda
individu.
Tetapi
pada
pada
setiap
umumnya,
yang
pada individu neurotypical, masa
dihadapiautisadalahsemakinbertamb
pubertas terjadi pada usia 10 hingga
ahnyausiahinggaremaja,
16 tahun.(8)
mengalami
namun hambatan
Pada penelitian di Denmark,
untukmenguasaikonsep–
terdapat 81 penyandang autisme
konsepabstrakdaninteraksisosial.(2)A
yang
nakautismengalamimasaremajasepe
74% menunjukkan perilaku seksual,
rtianak
normallainnya yaitu pada
termasuk masturbasi dan orientasi
fisiknya.(7)Masa
seksual dengan orang lain. Sebesar
perkembangan
238
tinggal di asrama. Sebesar
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
10%
penyandang
autisme
Hasil survei pendahuluan di
menunjukkan keinginan kuat untuk menjalin penelitian
hubungan
dekat.(13)Hasil
yang memiliki anak autis berusia remaja menjelaskan bahwa anaknya
tahun 2003 menunjukkan bahwa
laki-laki yang telah berusia remaja,
hampir 65% penyandang autisme
belum memiliki malu ketika berada di
menyentuh bagian vital tubuh sendiri
rumah.
di area publik, 23% masturbasi di
telanjang ketika selesai mandi dan
area publik, dan 28% menanggalkan
tidak merasa malu ketika ibunya
publik.(14)Selain
melihat. Ibu tersebut menjelaskan
di
dan
pada ibu
Dalrymple
pakaian
Ruble
SLB Negeri Semarang
area
Remaja
autis
tersebut
perilaku seksual negatif, masalah
bahwa
yang muncul pada remaja autis
pendidikan
adalah
pelecehan
karena
seksual. Sebanyak 16% hingga 25%
metode
penyandang
pendidikan seks yang tepat bagi
terjadinya
autisme
dilaporkan
belum
anaknya. pendahuluan
widyastutitahun
tri
pada
anaknya,
belum
mengerti
pembelajaran
(15)
Farida
seks
merasa
telah mengalami pelecehan seksual.
Penelitianoleh
mengajarkan
Selain
mengenai
itu,
pada
survei bagian
kesiswaan dan guru menjelaskan
2009
bahwa
banyak
siswa
autis
mengenaiseksualitasautismepadam
melakukan masturbasi di sekolah
asapuberdi SLB Negeri Semarang
pada tempat umum. Perilaku siswa
menjelaskanbahwapriaautiscenderu
autis tersebut sudah melanggar etika
ngmemperlihatkanperilakuseksual
kesopanan di sekolah, sehingga hal
yang tinggidenganbermasturbasi di
tersebut
sekolah.
Selainitu,
orang tua khususnya ibu untuk
priaautismengalamihasratseksualketi
mendidik anak autis lebih mengerti
kamandiberupaketeganganalatkelam
konsep publik dan pribadi.
menjadi
masalah
bagi
in.Untukwanitaautisdijelaskanbahwa
Buku berjudul Sexuality :Your
ketikamengalamimenstruasitidaksuk
Sons and Daughters with Intellectual
amemakaipembalutdancenderungm
Disabilities oleh Schwier,dkk tahun
elepaspembalutsehinggaharusmema
2000,menjelaskan bahwa diperlukan
kaicelanashortdanselaludiawasi agar
upaya dari orang tua dan guru untuk
tidakmelepaspembalutnya. (19)
menurunkan frekuensi anak dalam melakukan bentuk perilaku seksual
239
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tidak pantas berupa mengajarkan
menunjukkan bahwa jumlah siswa
pendidikan seks.(20)Pendidikan seks
autis dari tingkat TK hingga SMA
perlu diberikan kepada penyandang
sebanyak 55 orang. Pengambilan
autis untuk mencegah terjadinya
sampel
perilaku seksual negatif. Penelitian
(21)
menggunakan
teknik
sampling jenuh dan kriteria inklusi Retno
yaitu ibu dari anak autis yang
ambarwati tahun 2013 mengenai
berstatus sebagai siswa aktif di SLB
peran
penerapan
Negeri Semarang, ibu kandung dari
pendidikan seksual pada anak usia
anak autis, ibu bersedia menjadi
pra
responden,
Ibu
dalam
sekolah
berperan
oleh
bahwa
ibu
dalam
sangat
memberikan
sehingga
responden
yang diambil berjumlah 48 orang.
informasi, arahan, dan pemahaman
Pengumpulan
data
tentang seksual pada anak secara
menggunakan data primer dengan
benar. Namun, ibu masih sungkan
dilakukan
berbicara tentang hal yang berkaitan
menggunakan
kuesioner
dengan
menggunakan
data
seksual
kepada
anak-
dengan
wawancara dan
sekunder
anaknya karena masih menganggap
diperoleh dari profil data SLB Negeri
tabu dan belum perlu diberikan sejak
semarang tahun 2014/2015. Analisis
dini. (18)
data menggunakan analisis univariat
Berdasarkan tersebut,
maka
latar
belakang
dengan penyajian data bentuk tabel
perlu
dianalisis
dan
grafik
dan
analisis
bivariat
faktor-faktor apa yang berhubungan
menggunakan tabel silang dan uji
dengan praktik pendidikan seks oleh
Chi Square (X2).
Ibu pada remaja autis. METODE PENELITIAN Penelitianiniadalahpenelitianku antitatifdenganjenispenelitianadalah penelitiansurvei
(survey
research
method).Rancanganpadapenelitianin iadalahpenelitiananalitik.Penelitianini menggunakanmetodependekatanCr oss sectional. Profil Semarang
data
SLB
tahun
Negeri
2014/2015
240
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Variabel Bebas
p-value
Keterangan
Umur p = 0,508 Tingkat Pendidikan p = 0,201 p = 0,385 Status Pekerjaan Pendapatan p = 0,048 Pengetahuan p = 1,000 Sikap p = 1,000 KetersediaanInformasi p = 0,451 KetersediaanFasilitas p = 1,000 DukunganKeluarga p = 0,457 DukunganSekolah p = 1,000 Berdasarkantabeldiatasdapatdi
yaitu
ketahuibahwaterdapat satu variabel
tinggidansisanya
yang
padatingkatpendidikandasar
memilikihubungandengan
Tidak Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan SMA hingga perguruan (8,8%) yaitu
praktik pendidikan seks pada remaja
SD hingga SMP.Tingkat pendidikan
autis yaitu pendapatan.Sedangkan
yang
sembilan
mempengaruhi tingkat pengetahuan,
variabellainnyatidakadahubungande
maka tingkat pendidikan yang tinggi
ngan praktik pendidikan seks pada
juga belum tentu membuat orang tua
remaja autis karena p-value ≥ α
memberikan pendidikan seks untuk
(0,05).Sebagianbesarrespondenpad
anak mereka.(47)
tidak
pasti
Sebagianbesarresponden
a kategori umur ≥ 43 tahun (43-55 tahun),dansisanya
tinggi
(82,4%)
(5,9%)
padakategori umur < 43 tahun (30-
memilikipendapatan≥1.685.000,
42 tahun). Usia termuda responden
dansisanya
adalah 30 tahun dan usia tertua
memilikipendapatan<1.685.000.
adalah 55 tahun dengan rata-rata
Perilaku pemberian pendidikan seks
umur
43
untuk anak oleh orang tua siswa
usia
bahwa pendapatan yang digunakan
responden
tahun.Semakin
adalah
bertambah
(17,6%)
pengetahuan ibu maka akan lebih
untuk
banyak informasi yang didapat serta
sekolah, kursus, dan akses informasi
pengalaman yang didapatkan juga
yang
lebih banyak.
(48)
pendidikan
seperti
menunjang
pengeluaran
yang
buku,
merupakan paling
sedikit
nominalnya. (46)
Sebagianbesarresponden
Sebagianbesarresponden
(91,2%)
(76,5%)
beradapadatingkatpendidikanlanjut
241
pada
status
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
pekerjaantidakbekerjayaitu ibu
rumah
tangga,
(23,5%)
sebagai
dansisanya
memiliki
pekerjaanbekerja wiraswasta,
menjelaskan memiliki
status
yaitu
sebagai
perawat,
PNS,
bahwa
sikap
pemberian
ibu
yang
positif
dalam
informasi
tentang
seksualitas memiliki peluang 6 kali lebih
besar
untuk
memberikan
karyawan swasta, dan penjahit.Jenis
informasi tentang seksualitas.(53)
pekerjaan orang tua berhubungan
Sebagianbesarresponden
dengan pemberian pendidikan seks
(61,8%)
sehingga menunjukkan bahwa peran
mengenai pendidikan seks pada
orang tua termasuk dalam kategori
remaja autis, dansisanya (38,2%)
kurang untuk peran pendidikan seks.
respondentidakmendapatkan
(49)
informasimengenaipendidikanseks Persentaserespondendenganp
pada
mendapatkan
remaja
informasi
autis.Sarana
dan
engetahuanbaik(67,6%) lebih besar
prasarana yaitu sumber informasi
dibandingkanpersentaserespondend
merupakan
enganpengetahuankurangbaik
pemungkin terbentuknya perilaku.(51)
(32,4%).
Faktor
pengetahuan
salah
satu
faktor
Sebagianbesarresponden
termasuk dalam faktor predisposisi
(97,1%)
yang
tidaktersediafasilitasdalampraktikpen
mempengaruhi
perilaku
seseorang. Semakin tinggi tingkat
didikanseksbagiremajaautis,
pengetahuan seseorang, semakin
dansisanya
besar peluang orang tersebut untuk
respondentersediafasilitasdalamprak
berperilaku.
(51)
(2,9%)
tikpendidikanseksbagiremajaautis.
Sebagianbesarresponden
Pemanfaatansaranadanprasaranaad
(58,8%)
alahpendayagunaanberbagaiperalat
memilikisikapmendukungdansisanya
andanperlengkapan
(41,2%)
secaralangsungdipergunakandanme
respondenmemilikisikaptidakmenduk
nunjang proses yang dilaksanakan.
ung.Sikap juga masuk ke dalam
(57)
faktor
predisposisi
mempengaruhi seseorang.
yang
Sebagianbesarresponden
perilaku
(51)
mendapatdukungankeluargadalampr
tentang
aktikpendidikanseksbagiremajaautis,
seksualitas bagi remaja putri yang
dansisanya (47,1%) responden yang
informasi
ibu
(52,9%)
dalam
pemberian
Perilaku
yang
242
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tidakmendapatdukungankeluarga. Orang
tuadariremajaautis
2. Variabel
yang
yang
berhubungan
dengan praktik pendidikan seks
telahmendapatkaninformasiseksuall
oleh ibu pada remaja autis adalah
ebihcenderunguntuktertutupdengani
pendapatan (p-value = 0,048)
nfomasitersebut,
hanya
3. Variabel yang tidak berhubungan
mengajarkantopikumumpadaremaja
adalah umur (p-value = 0,508),
autisdanmenghindaripemberianinfor
tingkatpendidikan
masiseksual.
(59)
0,201),
Sebagianbesarresponden
status
(p-value pekerjaan
= (p-
value= 0,385), pengetahuan (p-
(61,8%)
value = 1,000), sikap (p-value =
mendapatdukungandarisekolahdala
1,000), ketersediaaninformasi (p-
mpraktikpendidikanseksbagiremajaa
value
utis, dansisanya (38,2%) responden
ketersediaanfasilitas (p-value =
yang
1,000), dukungakeluarga (p-value
tidakmendapatdukungandarisekolah.
= 0,457), dukungansekolah (p-
Perilakuditentukanolehtigafaktor,
value = 1,000).
salahsatunyamerupakanfaktorpengu at
=
0,451),
4. Padakarakteristikumur
(reinforcing
respondensebagianbesar (94,1%)
factors).Faktorpenguatialahfaktor
beradapada kategori umur ≥ 43
yang
tahun
memperkuatataubahkandapatmemp
tahun),tingkatpendidikanresponde
erlunakuntukterjadinyaperilakutertent
nsebagianbesar
u,
padapendidikanlanjut (SMA-PT),
yang
(43-55
(91,2%)
termasukkedalamfaktorpenguatantar
pendapatanrespondensebagianb
a
esar (82,4%) dalamkategori≥UMK
lain
dukungandarilingkungansekitar, termasukdukungansekolah.
(≥1.685.000),
(51)
statuspekerjaanrespondensebagi
SIMPULAN 1. Sebagian
anbesar besar
responden
(76,5%)
dalamkategoritidakbekerja.
(70,6%) memberikan pendidikan
Sedangkan
seks
pengetahuan responden dengan
bagi
remaja
autis
dan
pada
variabel
sisanya (29,4%) responden tidak
persentase
memberikan pendidikan seks bagi
baik(67,6%) dan sebesar (58,8%)
remaja autis.
243
pengetahuan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
responden memiliki sikap yang
sekolah
mendukung.
pendidikan
5. Pada
ketersediaan
sebagian
informasi
autis.
(61,8%)
SARAN
besar
responden
untuk
memberikan
seks
bagi
remaja
mendapatkan
1. Orang tua menyediakan fasilitas
informasi dari berbagai sumber
berupa sarana dan prasarana
dan terdapat (38,2%) responden
sebagai penunjang dalam proses
yang
pemberian pendidikan seks pada
tidak
tersedia
informasi
mengenai pendidikan seks bagi
remaja autis
remaja autis. 6. Pada
2. Menyediakan alat belajar bagi
ketersediaan
fasilitas
remaja autis seperti alat musik,
terdapat (97,1%) responden yang
alat
tidak
sebagai
tersedia
fasilitas
dalam
tulis,
dan
alat
sarana
kesenian
remaja
memberikan pendidikan seks bagi
dalam
remaja autis dan terdapat (2,9%)
mengembangkan minat
responden yang tersedia fasilitas. 7. Sebagian
besar
(52,9%)
yaitu
belajar
autis serta
3. Orang tua memberikan informasi
responden
mengenai
mimpi
mendapat
menstruasi,
dan
basah, mengenali
dukungan dari keluarga untuk
anggota tubuh beserta fungsinya
memberikan pendidikan seks bagi
kepada
remaja autis dan terdapat (47,1%)
menggunakan metode penjelasan
responden
yang
singkat
mendapatkan
dukungan
keluarga pendidikan
untuk seks
tidak dari
dan
dengan
sederhana,
serta belajar dari pengulangan.
remaja
4. Guru
autis. 8. Sebagian
autis
pemasangan gambar dan tulisan,
memberikan bagi
remaja
dapatberbagiinformasisertameng besar
responden
adakanevaluasibelajarsiswaautisk
(61,8%) mendapat dukungan dari
epadapara
sekolah
dapatdiselenggarakansetelah jam
untuk
memberikan
pendidikan seks bagi remaja autis
orang
tua
yang
belajarselesai.
ketika berada di rumah atau di
5. Dinaskesehatanbekerjasamadeng
sekolah dan terdapat (38,2%)
an
responden
yang
tidak
sertaperguruantinggiuntukmenga
mendapatkan
dukungan
dari
dakansosialisasitentangpendidika
244
LSM
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
nsekspadaautis,
8. SchwierKM, HingsburgerDand HingsburgerD.Sexuality : Your Sons and Daughters with Intellectual Disabilities. Baltimore : Brookes Publishing, 2000. 978-1557664280.
yang
diselenggarakanpadaseluruhseko lahluarbiasanegerisertaswasta. 6. Penelitidapatmengadakanpeneliti anlebihlanjutdenganmenggunaka
9. AriyantiTS.Komunikasi Pendidikan Seksual Untuk Remaja Autisme. Surakarta : Universitas Sebelas Maret; 2011.
njenispenelitiankualitatifmengenai praktikpendidikanseksolehibu yang memilikianakautis.
10. AmbarwatiR.Peran Ibu dalam Penerapan Pendidikan Seksualitas Pada Anak Usia Sekolah. Wonogiri : Akademi Keperawatan Giri Satria Husada; 2013.
KEPUSTAKAAN 1. HullDI, David and Johnston.Dasar-Dasar Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC; 2008. 2. RiaRT TM. Pengalaman Ibu Merawat Anak Autistik Dalam Memasuki Masa Remaja di Jakarta.. Depok : Universitas Indonesia; 2011.
11. NotoatmodjoS.Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta; 2007. 12. Ani A.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan dan Sikap Orang Tua terhadap Pendidikan Seksual di Kampung Paraban RW 03 Desa Ciloto Kabupaten Cianjur Tahun 2009. Depok : Universitas Indonesia; 2009.
3. PuspitaD. Remaja Autistik : Penanganan Kini Persiapan Nanti. [Online] [Cited: Desember 18, 2015.] http://www.lspr.edu. 4. Sullivan Aand Caterino LC.Addressing The Sexuality and Sex Education of Individual with Autism Spectrum Disorders. 2008, Vol. 31 no.3 halaman 384.
13. PutriI K.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemberian Pendidikan Seks untuk Anak Oleh Orang Tua Siswa Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Depok Tahun 2012. Depok : Universitas Indonesia; 2012.
5. Sullivan Aand Caterino LC.Addressing The Sexuality and Sex Education of Individual with Autism Spectrum Disorders. 2008, Vol. 31 no.3 halaman 386. 6. Sullivan Aand Caterino LC.Addressing The Sexuality and Sex Education of Individual with Autism Spectrum Disorders. 2008, Vol. 31 no.3 halaman 385.
14. Suciemilia.Identifikasi Peran Orang Tua dalam Memberikan Pendidikan Seksual Pada Anak Tunagrahita di SLB N 1 Bantul Yogyakarta. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah; 2015.
7. Widiastuti FT. Seksualitas Remaja Autis Pada Masa Puber. Semarang : Universitas Diponegoro; 2009.
15. Green, Lawrence W and Kreuter, Marshall W.Health Promotion Planning : An
245
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 2, April 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Educational and Environmental Approach. United States : Mayfield Publishing Company; 1991. 16. Paula R.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Informasi tentang Seksualitas dan Infeksi Saluran Reproduksi. Depok : Universitas Indonesia; 2009. 17. SiregarNAK.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Narapidana Remaja Pria di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Balige Kabupaten Toba Samosir. USU : s.n.; 2013. 18. Erni.Pendidikan Seks Pada Remaja. Jakarta : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan; 2013.
246