Halaman ke 120-130 Beberapa menit kemudian, tepat pukul 09.00. Semua rolling door terbuka keatas. Tampak banyak customer sudah menunggu toko buka di depannya. Begitupun di depan ruangan saya. Ketika toko sudah dibuka biasanya diiringi dengan sebuah jingle resmi dari perusahaan. Dalam hati berusaha untuk tenang dan sejenak tidak membawa masalah apapun dalam pikiran saat sedang bekerja. Di otak saya sudah siap dan terlalu akrab dengan kata- kata ini: “Selamat pagi, ibu/ bapak.. dengan saya nina. Ada yang bisa saya bantu?, lalu tersenyum... ” Dengan posisi kedua telapak tangan saling merapat membentuk sebuah salam seperti “salam dewi”. Dengan wajah secerah dan seramah mungkin. Sayapun siap bekerja. Ketika toko sudah benar-benar dibuka kini waktunya saya paging untuk semua customer yang sedang akan berbelanja. “Good morning dear customers Thank you for your coming to our store........ We were sincerely waiting for your coming to our store. In our store, we make always efforts for your
statisfaction with highest qualities, lowest prices and best service. When you have something to ask, please do not hesitate to call our staff. We wish you enjoying your shopping in here. Again, thank you for your coming to our store” Tak lama setelah saya selesai paging, bu imey waktu itu tiba-tiba mengahampiri saya di ruangan ini. Beliau bilang nanti siang saya disuruh ke ruang meeting sendirian. Wah ada apa lagi ini? Pikir saya. Saya datang di ruang meeting sendiri. Setelah saya membuka pintu ruangan, sudah ada tiga orang manajer yang sedang berbincang. Lalu saya disuruhnya untuk duduk. Saya masih bingung. Untuk apa saya dipanggil untuk menghadap beliau-beliau ini? Meskipun saya sudah kenal dengan mereka, namun masih saja ada perasaan takut. Setelah saya duduk dihadapan mereka. mungkin keadaan waktu itu seperti orang akan disidang. Saya diberitahu, bahwa saya dipanggil kesini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari beliau. 2
Ternyata, saya terpilih sebagai kandidat The Best Employee waktu itu. Saya cukup kaget. Saya bertanya kepada mereka tentang siapa saja kandidatnya. Mereka bilang saingan saya di jajaran karyawan fulltime seperti Team Leader. Wah ! Ada kira-kira lebih dari sepuluh pertanyaan yang diberikan. Ternyata yang terjawab hanya tujuh pertanyaan. Saya sudah pesimis waktu keluar ruangan, lha... saingan saya sudah lebih lama dan tinggi jabatannya. Ketimbang saya yang masih karyawan part time. Pastilah menang mereka. saya tak mau ambil pusing dan terpikirkan oleh hal itu. Bagi saya, sudah masuk kandidat saja sudah cukup kaget dan senang. Ternyata, saat akhir mendapati predikat ini:
bulan
diumumkan
saya
“The Best Employee” Masih sempat nggak nyangka bisa ngalahin para team leader itu.
3
Saya semakin yakin akan rencana Tuhan kelak, pasti akan lebih indah dari yang kita bayangkan kalau kita ikhlas menjalani. Walaupun kita tidak pernah tau apa itu. Saya ingat sebuah Surat di dalam Al-Qur’an yang salah satu ayatnya berbunyi seperti ini: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al Insyirah 5-6) surat yang artinya adalah “kelapangan” ini, selalu saya baca ketika akan menghadapai sebuah pekerjaan ataupun tantangan hidup. Subhanallah.. Menenangkan sekali apalagi kalo dibaca setiap hari Hijrah.......................... Disini saya mengerti arti kesabaran. sebenarnya kesabaran itu tiada batasnya.
Bahwa
Termasuk kesabaran untuk bertahan. Ketika sudah dirasa tidak cocok dan tidak kuat lagi untuk sebuah perjalanan hidup. Semakin saya nyaman di kerjaan ini semakin tinggi pula ujian yang saya hadapi. Berbagai tekanan hingga fitnah kadang menerpa begitu saja. Setahun sudah saya disini, bersama tawa, tangis, ragu, malu, keyakinan dan doa.
4
Saya merasa berbagai tekanan setiap hari selalu ada. Hingga suatu waktu saya stuck dan hampir saja mengundurkan diri. Tapi yang ada dibayangan saya, bagaimana dengan orang tua saya? Ketiga adik saya?...... Karena disini, di dunia ini... kita hidup juga tidak hanya untuk diri kita sendiri. Tapi, termasuk juga sebuah pengabdian baik orang tua, orang yang membutuhkan, juga Bangsa dan Negara. My life just not for my self. Terkadang memang yang kita omongkan kepada orang tua haruslah yang baik-baik saja. Termasuk jika kita sakit, bilang sehat. Sempit, bilanglah lapang.... Nanti takut mereka mikir. Itu yang saya rasakan. Terpaksa untuk kali ini saya harus bertahan selama tiga bulan lagi. Karena setelah itu saya tidak tahu kontrak kerja saya akan diperpanjang lagi atau tidak.
5
Semakin mendekati ending kontrak, semakin terasa dipikiran saya kalau saya tidak akan diperpanjang lagi. Tekanan demi tekanan tak bosan menghampiri. Walaupun saya berusaha tetap tenang, ternyata tak bisa menghentikan masalah yang terus datang. Saya cuma memohon untuk selalau diberi kekuatan, walaupun jika nantinya saya tetap disini. Tapi ternyata Tuhan selalu mengerti apa yang dirasakan hambanya. Kontrak saya habis. Dan saya tidak diperpanjang lagi. Predikat best menjamin.
employee...
ternyata
juga
tak
Perusahaan mempunyai kebijakan lain yang harus saya turuti. Saat hari terakhir kerja, saya sempat pamit kepada customer-customer yang sudah membuat hidup saya menjadi lebih berwarna. Jawaban mereka macam-macam ketika saya pamit. Ada yang menangis, ada yang sempat mengenalkan dengan anak cowoknya, ada yang memberatkan, ada yang selalu menyemangati. Ada yang sampai bilang “terimakasih sudah dilayani dengan baik”, hingga dia membelikan saya satu kilo jeruk manis yang dititipkan di security. 6
Wah, haru sekali Disini saya benar-benar belajar, juga dari mereka. Tapi kali ini saya senang, akhirnya saya bisa menghirup udara bebas. Meskipun ada perasaan sedih, tetapi rasa syukur itu melebihi dari yang saya rasakan. Thank You My Customer, Thank You All Staff.... Mulai Dari Nol (lagi)...... Mentari pagi terlihat lebih cerah. Beban di hati, di pikiran sejenak mereda. Saya sudah tak lagi bekerja. Walaupun planning berikutnya tetap untuk cari kerja lagi. Tapi kali ini saya lebih santai. Pengalaman selama satu tahun lebih tiga bulan di kerjaan, membuat saya merasa sedikit lebih rileks. Kali ini, saya lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca. Membaca buku-buku yang bisa saya pinjam di perpustakaan terdekat. Tapi saya merasa lama-lama menganggur ternyata menimbulkan kejenuhan juga. Hari ini tepat satu minggu saya sudah tidak bekerja lagi. 7
Sementara kumpulan amplop cokelat berisi surat lamaran kerja baru sudah berhasil saya buat sepuluh lembar. Tapi, pikiran juga masih bingung mau dibawa kemana ini lamaran? Sementara saya tidak punya bayangan akan bekerja dimana lagi. Minggu kedua saya pergunakan waktu itu untuk keliling surabaya mencari pekerjaan. Mulai dari baca lowongan dikoran, di internet, sampai mendatangi satu persatu perusahaan yang memebutuhkan karyawan. Akhirnya sampailah saya di sebuah pameran Job Fair yang ada di Gramedia Expo waktu itu. Lamaran yang berbungkuskan amplop cokelat ini Cuma tinggal dua yang ada ditangan. Yasudah, mau apalagi. Meskipun di pameran tersebut berpuluh-puluh gerai perusahaan. Tapi saya surat lamaran saya hanya tersisa dua. Satu untuk menjadi karyawan pabrik di sebuah pabrik kecap, satunya untuk menjadi seorang kasir di apotek. So... surat lamaran saya habis kesepuluhnya. Bisa ditinggal pulang, dan tinggal menunggu panggilan kerja. Dengan tetap berdoa semoga waktu untuk menganggur ini tak berlangsung lama.
8
Besok paginya, jam 08.00 pagi lebih tepatnya saya mendapat panggilan disebuah perusahaan ritail yang jenisnya sama dengan tempat bekerja saya dulu. Hypermarket lebih tepatnya. Saya dipanggil untuk menjadi kasir di perusahaan itu. Saya pikir, okelah diterima saja dari pada saya menganggur malah merugikan orang banyak tak ada kerjaan yang pasti dan hanya lontang-lantung nggak jelas. Masalah gaji? belakangan. Saya terima berapapun gaji yang diberikan perusahaan baru ini. Dan status saya..... Mulai dari nol (lagi), alias magang lagi selama tiga bulan. Mungkin kalo kata orang jogja bahasanya gini: “ndak apa- apa tho, yang penting kerja lagi ” Hehehe. Teman baru, suasana kerja baru. Waktu saya bekerja lagi sebagai kasir, semua karyawan kasir disitu pada heran. “Lhaaa kok, cepat sekali cara kamu melayani customer. Seperti sudah biasa gitu?”
9
Celetuk kasir senior yang sedang melakukan pembelajaran langsung di area. Saya? Hanya tersenyum Bedanya, hari pertama saya kerja disini masuk closing, yaitu siang hari pukul 14.00-22.00 tepat toko tutup. Setelah hari pertama berjalan dengan baik, saya pulang kerumah. Sejenak melihat jam ditangan sudah pukul 23.00. Hiruk pikuk kota surabaya dengan segala suasana malamnya. Tempat kerja saya yang ini memang terbilang jauh dari rumah. Kurang lebih 6 Km jaraknya. Jadi saya harus naik angkot satu kali untuk menempuh perjalanannya. Sambil menunggu angkot, saya mengecek SMS yang ada di HP. Ada satu pesan masuk. 1 massage received: Dari 08133054xxxx. Dimohon untuk kehadiran anda pada esok hari pukul 08.00 pagi di kantor Apotek Keytwofour untuk menjalani tes tulis. Terimakasih. Wah, ada panggilan kerja. Besok?
10
Lha besok saya kan masuk pagi. Tidak mungkin ijin atau tukar jadwal. Karena saya masuk perusahaan baru ini masih satu hari kerja. Sebuah bemo yang jurusan ke rumah sudah datang menuju tempat dimana saya berdiri menunggunya. Saya masih bingung gimana caranya hadir besok tanpa bolos kerja. Saya naik dengan posisi duduk tepat dipojok dekat kaca belakang bemo. Ditemani alunan lagu milik Kenny G feat Yolanda Adams yang berjudul “I Believe I Can Fly”. Lagu ini mengalir di telinga saya melalui earphone yang sudah tersambung di HP. Sementara lampulampu temaram di jalan raya masih tetap indah pada redupnya. Meski saya berada dibalik kaca bemo, dengan keadaan penuh sesak menerpa tempat duduk saya. Tapi mata ini masih mampu melihat cahaya yang jatuh itu. Cahaya lampu itu sedikit menenangkan karena redupnya. Sama ketika hingga detik ini saya belum berhasil menggapai mimpi saya untuk berkuliah, walaupun kehidupannya masih tetap bisa saya lihat di dalam mimpi. Bagi saya, keinginan itu tetap menenangkan. Walaupun pada kenyataanya..... masih redup. 11
12
