“Gus Anton” Senator Asal Jawa Timur; Ahli Hukum Tata Negara1 Abdul Qadir Amir Hartono, SE., SH., MH. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) 2014 – 2019
Gus Anton, itu sebutan sehari-hari pria kelahiran Sumenep, 30 September 1974. Pemilik nama lengkap Abdul Qadir Amir Hartono ini adalah putra seorang Tokoh Ulama di Kota Malang K.H. Achmad Sjafi’y, S.H., M.Si. Dibesarkan di Kota Malang yang dikenal sebagai Kota Pendidikan, Anton, sebagai Arema (baca: Arek Malang) baginya, pendidikan adalah prioritas utama. Menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Dinoyo III Malang, lulus Tahun 1987, SMP Negeri 8 Malang, lulus Tahun 1990, SMA Negeri 4 Malang, lulus Tahun 1993, Strata 1 ditempuh di dua kampus berdeda di Universitas Islam Malang (UNISMA), lulus Tahun 1998, Universitas Darul Ulum Jombang, lulus Tahun 2011 dan menyelesaikan Srata 2 di bidang Hukum Tata Negara di Universitas Widyagama Malang, lulus Tahun 2003. Selain menempuh pendidikan formal, Anton juga banyak menimba ilmu di beberapa Pesantren di Jawa Timur. Aktif di beberapa organisasi selama menjadi mahasiswa sampai sekarang. Rekam jejak sebagai seorang akademisi dan aktivis kampus, mengkonstruk pemikiran Anton muda. Aktif BPM FE Univeritas Islam Malang, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) UNISMA, Pengurus Cabang LDNU Kota Malang, pernah juga aktif di salah satu partai politik terbesar di Kota Malang, Asosiasi Pengajar HTN dan HAN Jawa Timur, Direktur Komisi Bantuan Hukum STIH Sunan Giri Malang dan Pengurus Pusat Majelis Dzikrul Falah. Sebagai Dosen Hukum Tata Negara, Hukum Pemerintahan Daerah, Legislatif Drafting & Legal Drafting, pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah MTs. YASPURI Malang. Jabatan sebagai Ka. BAUK Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sunan Giri Malang pernah Ia emban dan Kepala Pusat Penjaminan Mutu Akademik STIH Sunan Giri Malang, terakhir tercatat sebagai Pembantu Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sunan Giri Malang. 1
Baca di Berita Online Publicapos 03 Oktober 2014 http://www.publicapos.com/tokoh/2173gus-anton-senator-asal-jawa-timur-ahli-hukum-tata-negara dan Baca juga di halaman http://id.wikipedia.org/wiki/Abdul_Qadir_Amir_Hartono ditulis oleh : Chairul Lutfi, S.H.I., S.H. (Staf Ahli Anggota DPD RI 2014 – 2019)
Tepat diusia 40 tahun, pada tanggal 1 Oktober 2014, Abdul Qadir Amir Hartono, SE., SH., MH. dilantik sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Periode 2014 – 2019 mewakili Provinsi Jawa Timur. Senator Jawa Timur ini berhasil menduduki perolehan suara terbesar kedua dari empat puluh calon legislatif DPD RI daerah pemilihan Jawa Timur. Tercatat 917.275 suara diperoleh dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Senator asal Jawa Timur, Anton berkeinginan untuk memperjuangkan eksistensi dan penguatan DPD RI periode ketiga di periode 2014-2019, menjadi cikal bakal sejarah baru dimana DPD RI menjadi lembaga yang kuat, seimbang dan setara dengan DPR sebagaimana harapan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Provinsi Jawa Timur. Untuk menjalankan tanggung jawab sebagai Anggota DPD RI dari Daerah Jawa Timur Periode 2014-2019, berikut ini langkah-langkah Gus Anton yang akan diwujudkan selama duduk sebagai Senator; Memperjuangkan aspirasi rakyat daerah Jawa Timur untuk mewujudkan pemerataan pembangunan kesejahteraan rakyat dalam rangka memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia secara berkesinambungan; Mendorong perhatian yang lebih besar dari pemerintah pusat terhadap isu-isu penting di daerah Jawa Timur; Memperjuangkan penguatan status DPD RI sebagai salah satu badan legislatif dengan fungsi dan kewenangan penuh untuk mengajukan usul, ikut membahas, memberikan pertimbangan, dan melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang, terutama yang menyangkut kepentingan daerah Jawa Timur; Meningkatkan fungsi dan wewenang DPD RI untuk memperkuat sistem check and balance melalui amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (Usulan Amandemen Kelima UUD NRI 1945); Mengembangkan pola hubungan dan kerja sama yang sinergis dan strategis dengan pemilik kepentingan utama di Jawa Timur dan di pusat.2
2
Lebih lengkap lihat di Apa & Siapa Senator Indonesia Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia 2014 – 2019 oleh Sekretariat Jenderal DPD RI
Mengajar adalah Panggilan Hati Salah satu aktifitas rutin Gus Anton sebelum menjadi Senator adalah mengajar. Merupakan panggilan hati bagi beliau berjuang di jalur pendidikan. Pernah saat Gus Anton muda hanya dibayar dua belas ribu rupiah sebulan yang kalau untuk membeli bensin saja tak cukup. Bahkan pernah gaji lebih tiga bulan tak dibayarkan. Namun, keistiqamahan dan niat bulat beliau dalam rangka memperjuangkan pendidikan amatlah besar. Salah satu alasan beliau untuk terus memperjuangkan nasib para guru honorer dan guru-guru swasta yang masih banyak tidak sejahtera, padahal untuk mendidik generasi penerus bangsa.
Semangat untuk berlomba-lomba untuk kebaikan itulah, yang melecut semangat Gus Anton untuk tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan penuh dengan perjuangan mewujudkan tujuan kemerdekaan yang sebenarnya. Sampai saat ini, di tengah-tengah kesibukan Gus Anton sebagai seorang Senator masih menyempatkan waktu dua kali dalam sebulan untuk mengajar di Almamater Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sunan Giri Malang maupun mengisi acara di beberapa kampus dan organisasi.
Advokasi Hukum “Cuma-Cuma” Salah satu aktifitas Gus Anton tiap hari selain mengajar adalah melakukan tugas kemanusiaan sebagai seorang praktisi Hukum. Gus Anton sebagai seorang pengampu mata kuliah Hukum Tata Negara di STIH Sunan Giri Malang serta Pimpinan kampus (Pembantu Ketua II) dan Direktur di Lembaga Komisi Bantuan Hukum STIH Sunan Giri Malang banyak melakukan pendidikan hukum di kelas maupun di luar kelas. Wajar manakala mahasiswa yang beliau bimbing maupun masyarakat banyak yang meminta konsultasi hukum kepada Gus Anton, secara gratis tanpa dipunggut biaya sepeserpun. Para mahasiswa dan masyarakat terbantu dengan upaya bantuan hukum tersebut. Mulai dari pendampingan hukum, permintaan saran penyelesaian kasus hukum, dan konsultasi akademik tanpa harus terbebani dengan biaya. Tak pelak, hal ini menjadi sarana dakwah Gus Anton untuk memberikan edukasi hukum melalui jalur bantuan hukum tanpa harus mencekik dengan biaya yang mahal.
Senator Jalanan Menuju Senator Senayan Tak terbayang sebelumnya bahwa proses perjalanan hidup Gus Anton akan ditakdirkan menjadi salah seorang Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) 2014 - 2019. Aktifitas sehari-hari ---bisa dibilang begitu sederhana--- yang disibukkan dengan dunia pendidikan dan advokasi publik khususnya berkaitan dengan persoalan hukum ternyata membawa berkah dipercaya oleh sebagian besar masyarakat Jawa Timur untuk menjadi wakil rakyat di Senayan.
Benih kebaikan yang ditanamkan melalui proses pendidikan selama beliau berkhidmat di dunia pendidikan, memimpin institusi kampus dan membantu masyarakat melalui advokasi bidang hukum, sosial dan keagaamaan mampu mempermudah langkah Gus Anton untuk lebih bermanfaat kepada masyarakat sebagai seorang Senator.
Silaturrahim yang dibangun oleh Gus Anton sungguh berbeda dengan mayoritas para politisi yang berbasis kepada materi. Terlebih, masyarakat sekarang mengetahui bahwa money politic (politik uang) menjadi hal yang lumrah dan biasa acapkali momen pemilihan wakil rakyat. Hal itulah, yang mendorong Gus Anton melakukan edukasi politik yang santun, bersih dan tidak melakukan politik uang sebagaimana mayoritas politisi sekarang.
Banyak orang ternganga dan terbelalak tak percaya manakala perolehan suara Gus Anton mampu menembus hampir satu juta suara, yaitu 917.275 suara dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur dan menempati posisi kedua terbesar dari 40 calon DPD RI yang berebut kursi Senator. Perolehan tersebut bukan bim salabim begitu saja, melainkan adalah hasil dari jerih payah Gus Anton bersama dengan Tim melakukan sosialisasi tentang DPD RI melalui pendekatan langsung maupun tidak langsung melalui media, program kampanye dan penguatan edukasi masyarakat cerdas berpolitik dari desa ke desa, dari forum ke forum dan tentunya melalui proses ikhtiar yang berliku. Salah satu sahabat Gus Anton pernah berkelakar “Gus Anton banyak hidup di jalanan, artinya melakukan silaturrahim dari pintu ke pintu, dari tokoh agama sampai tokoh spiritual, dari sahabat satu ke sahabat yang lain, dari organisasi satu ke organisasi yang lain, dari pemerintah sampai berandalan pun beliau dekati dan ajak untuk berdiskusi sesuai dengan maqom (derajat intelektual) masing-masing, sehingga wajar manakala Gus Anton memperoleh hati di tiap-tiap orang yang pernah berjumpa dan kenal dengan beliau bahkan yang mungkin hanya dengar dari orang lain. Oleh sebab itu, jabatan beliau sekarang sebagai salah seorang Senator wakil dari Provinsi Jawa Timur
merupakan amanah yang patut dijaga dan diperjuangkan untuk kemaslahatan umat khususnya masyarakat Jawa Timur”.