E EVALU UASI PE ENERA APAN E-LEA E RNING G PADA A PT. BANK B S SINAR RMAS TBK. T Gunawann Luhur L Wiisnuaji, Aloysius A B Bernanda
Lap poran Tek knis
Jakarrta, 20/01/2 2014 M Menyetujui : Pe embimbing 1
.
Aloysius Berna anda Gunaw wan, S.T., M.T M
EVALUASI PENERAPAN E-LEARNING PADA PT. BANK SINARMAS TBK. Luhur Wisnuaji Aloysius Bernanda Gunawan Bank Sinarmas, Jl. Fachrudin no. 18, Jakarta, +62-21-39835515,
[email protected]
ABSTRAK Evaluasi Penerapan E-learning pada PT.Bank Sinarmas Tbk. bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan e-learning di perusahaan ini memberikan outcome yang positif, serta menjelaskan pengaruh antara tingkat kepuasan pengguna dengan hasil score ujian e-learning. Manajemen PT Bank Sinarmas memilih untuk menggunakan aplikasi e-learning berbasis web sebagai salah satu media pembelajaran bagi para trainee maupun karyawannya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan lembar kuesioner dan wawancara, dengan pendekatan model Kirkpatrick dan analisa statistik regresi sederhana. Dalam tesis ini didapatkan bawha penerapan e-learning di Bank Sinarmas menghasilkan outcome yang positif dan terdapat pengaruh positif antara kepuasan pengguna dengan nilai yang didapat.(LW) Kata Kunci: E-Learning, Kepuasan pengguna,Mode Kirkpatrick.
ABSTRACT Evaluation on E-learning Implementation at PT Bank Sinarmas Tbk. aims to determine whether implementing e-learning in this company gives a positive outcome, and explain the effect between the level of user satisfaction with the results of the test scores of e-learning. Management of PT Bank Sinarmas chose to use this application of web-based e-learning as one media learning for all trainees and employees. The data collection methods used is with a questionnaire and interviews, with Kirkpatrick model approach and analysis Simple regression statistics. In this thesis obtained implementing e-learning in the Bank Sinarmas, produce positive outcomes and there is also a positive effect between satisfaction users with the value obtained. (LW) Keywords: E-learning, user satisfaction, Kirkpatrick’s Model.
Pendahuluan Latar Belakang PT. Bank Sinarmas Tbk. mulai berdiri pada tahun 2006 yang merupakan anak perusahaan dari PT. Sinarmas Multiartha Tbk. Saat ini sudah berkembang cukup pesat dimana menurut harian Investor Daily sampai dengan Juni 2012 sudah memiliki 262 kantor cabang yang tersebar di 119 kota dengan jumlah karyawan di atas 3400 orang. Untuk terus menjaga serta meningkatkan kualitas dan kompetensi karyawannya perusahaan, pada tahun 2007 dibentuklah divisi Learning Center dibawah Human Capital Management (HCM) yang tugas pertamanya adalah mendirikan Pusat Pendidikan dan Latihan (pusdiklat), berlokasi di daerah Pluit, Jakarta Utara. Tugas umum dari divisi Learning Center adalah sebagai penyedia sarana dan prasarana pelatihan bagi karyawan operasional dan siswa program management trainee. Pada masa transisi awal dari perusahaan lama, Bank Sinarmas perlu merekrut banyak tenaga kerja baru, diperkirakan sekitar 80% karyawan baru merupakan fresh graduate. Sampai akhir 2008, dari temuan audit dinyatakan bahwa tingkat kesalahan operasional masih cukup tinggi, salah satu penyebab utamanya adalah masih kurangnya pengetahuan dasar perbankan dari tenaga operasional cabang. Menurut laporan dari audit internal, pedoman kerja dari sebagian besar cabang baru masih berasal dari instruksi pegawai senior dari bank sebelumnya. Hal ini menimbulkan ketidak seragaman informasi yang diterima oleh karyawan baru. Langkah strategis mendirikan pusdiklat di Jakarta saja dirasa tidak lagi efektif dan tidak efisien terutama dari segi biaya dan waktu untuk memenuhi ketersediaan SDM dalam jumlah besar dan dalam waktu singkat. Untuk mengatasi masalah ini, pada pertengahan tahun 2009 divisi Learning Center dan divisi Teknologi Informasi (divisi IT) mulai mengembangkan sendiri aplikasi e-learning berbasis web dengan teknologi ASP.NET. Sejak awal tahun 2010 PT. Bank Sinarmas mulai menggunakan aplikasi e-learning berbasis web sebagai media pembelajaran bagi para karyawannya. Dalam perjalanannya aplikasi e-learning di Bank Sinarmas semakin dikembangkan.Dari fitur yang hanya membaca materi saja, sampai bisa dilakukan ujian dengan sistem scoring terpadu, dan sekarang sudah dijadikan salah satu persyaratan untuk penerimaan calon pegawai operasional baru (trainee).Namun sejauh ini belum pernah dilakukan evaluasi terhadap aplikasi e-learning ini, baik dari kepuasan pengguna, tampilan antarmuka (interface), penyajian materi, perubahan yang dihasilkan, serta keuntungan yang diperoleh Bank Sinarmas. Penelitian tentang tingkat penerapan e-learning di perusahaan pernah dilakukan oleh Strother pada tahun 2002 menggunakan data dari American Society of Training and Development (ASTD). Strother mengukur efektivitas e-learning pada empat tingkatan progresif dari model Kirkpatrick. Level I: Reaction, mengukur reaksi dari para pengguna e-learning, Level II: Learning, mengukur sejauh mana pembelajaran yang didapat oleh user, Level III: Behavior, mengukur apakah ada perubahan dalam pekerjaan yang dipengaruhi oleh penerapan e-learning, Level IV: Result, mengukur apa yang dihasilkan dari perubahan yang terjadi pada level sebelumnya (Kirkpatrick 1979).
Rumusan Masalah Permasalahan yang dihadapi dalam studi kasus ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah penerapan e-learning di Bank Sinarmas sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan? 2. Bagaimana pengaruh reaksi yang berupa tingkat kepuasan dalam model kirkpatrick terhadap nilai elearning?
Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah penerapan e-learning di Bank Sinarmas sudah berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh manajemen. 2. Untuk mengkaji lebih dalam outcome dari e- learning di Bank Sinarmas menggunakan pendekatan model Kirkpatrick. 3. Untuk menganalisa dan mengetahui pengaruh reaksi yang berupa tingkat kepuasan dalam model kirkpatrick terhadap nilai e-learning
Manfaat Teoritis: Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada dunia keilmuan, khususnya pada aspek manajerial dalam pengambilan keputusan untuk pemberdayaan SDM, peningkatan infrastruktur, dan kurikulum sehingga dapat lebih meningkatkan pemahaman terhadap konsepkonsep yang diteliti dalam hal ini e-learning. Menggunakan konsep-konsep tersebut secara strategik dan komprehensif sehingga kaitan antara dunia ilmu dan dunia praktis dapat memberikan kontribusi yang saling memperkaya. Manfaat Praktis: Kegunaan praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan input bagi PT. Bank Sinarmas Tbk untuk memperbaiki penerapan program e-learning melalui pengelolaan manajemen yang memperhatikan kondisi-kondisi yang sudah dimiliki para individu maupun organisasi atau kelompok, sehingga penerapan program tersebut lebih efektif dan efisien.
Pengertian Evaluasi Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda : 2009). Tague-Sutclife (1996 : 1-3), mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils". Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas. Pendapat lain mengenai evaluasi disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008 : 2), bahwa: Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan. Sedangkan Uzer (2003 : 120), mengatakan bahwa: Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternatif yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam ini tidak diambil secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan. Dari definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu program. Lebih lanjut Sutjipta (2009) mengatakan lima ciri dalam evaluasi adalah (1) kualitas: apakah program baik atau tidak baik, kualitas isi program, kegiatan pendidik, media yang digunakan, penampilan pelaksana program, (2) kesesuaian (suitability): pemenuhan kebutuhan dan harapan masyarakat. Program tidak menyulitkan atau membebani masyarakat, sesuai dengan tingkat teknis, sosial dan ekonomis masyarakat, (3) keefektifan : seberapa jauh tujuan tercapai, (4) efisiensi: penggunaan sumber daya dengan baik, dan (5) kegunaan (importance): kegunaan bagi masyarakat yang ikut terlibat dalam program. Evaluasi yang efektif dapat dinilai dari beberapa kriteria yaitu: 1. Memiliki tujuan evaluasi yang didefinisikan dengan jelas; 2. Pengukuran dilakukan dengan saksama menggunakan alat ukur yang valid; 3. Evaluasi dilakukan seobyektif mungkin yaitu bebas dari penilaian yang bersifat pribadi; 4. Kriteria yang digunakan sebagai standar harus spesifik; 5. Evaluasi harus menggunakan metode ilmiah yang pantas sehingga memiliki nilai kepercayaan yang tinggi; 6. Evaluasi harus dapat mengukur perubahan yang terjadi; dan 7. Evaluasi harus bersifat praktis.
Knowledge Management Knowledge management adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi.Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Konsep knowledge management ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis.Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan. Knowledge Management merupakan suatu cara bagi perusahaan untuk mengidentifikasi, membuat, merepresentasikan, mendistribusikan, dan memungkinkan pengadaptasian wawasan, dan pengalaman. Wawasan dan pengalaman tersebut terdiri dari pengetahuan, baik yang dimiliki oleh individu, maupun pengetahuan yang melekat pada proses atau standar prosedur perusahaan.Tujuan utama dari Knowledge Management adalah untuk memelihara dan mentransfer dengan efektif pengetahuan yang penting kepada para karyawan (Leung, Chan, & Lee, 2004).Secara umum, isu utama Knowledge Management adalah organisasi, distribusi, dan penyaringan pengetahuan (Shahalizadeh, Amirjamshidi, & Shahalizadeh, 2009). Menurut Budiani dan Kosasih (Kosasih & Budiani, 2007), dalam penelitiannya mengenai dampak Knowledge Management di perusahaan sektor hospitality (perhotelan), hasil penelitian menunjukan bahwa knowledge management secara tidak langsung mempengaruhi kinerja karyawan, ada pengaruh yang signifikan antara personal knowledge terhadap job procedure, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi kinerja karyawan adalah technology. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Evangelista (Evangelista, Esposito, Lauro, & Raffa, 2010) terhadap 25 perusahaan kecil menengah di Italia, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sistem Knowledge Management untuk internal dan external dapat memberikan dampak positif, bukan saja pada aspek inovasi dan kegiatan operasional, tetapi juga dapat membantu mengindentifikasi peluang-peluang pasar baru.
E-Learning E-learning adalah singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajaranya. Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak ahli mencoba menguraikan pengertian dari sudut pandang masing-masing, diantaranya: E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, komputer atau media. Darin E. Hartley (Hartley, 2001) menyatakan: e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms (Glossary, 2001) menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. Matthew Comerchero dalam E-learning Concepts and Techniques (Bloomsburg, 2006) mendefinisikan: Elearning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi.E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi.Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet. Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-learning.
Kirkppatrick’s Mod del Modell evaluasi Kirk kpatrick merupakan model evvaluasi pelatihaan yang dikem mbangkan pertaama kali oleh Donald D L. Kirrkpatrick (1959 9) dengan mennggunakan em mpat level dalam m mengkategoorikan hasil-haasil pelatihan. Empat E level tersebut t adalah h level reaksi, pembelajaran, p p perilaku dan haasil. Para penilai, p termasuk Kirkpatrickk, secara umum m mengetahui bahwa penilaaian pada levell 3 dan 4 lebihh sulit dilakuukan, dan cenderung dihindarri (Kauffman, Keller, K & Wattkins, 1996). Kebanyakan K darri tantangan evvaluasi pada level l 3 dan 4 berhubungan b d dengan kesulitaan dalam meneemukan perubahan yang dappat diukur darii suatu prograam pembelajaraan.
Level 4: R Result
Did d it impact the botttom line?
Level 3: Impact
Did d they use iit?
Level 2: LLearning
Did d they learn n it?
Level 1: R Reaction
Did d they like iit?
Gambaar 1Model Kirkkpatick
Ke-em mpat level di atas dapat dirincci sebagai berikkut: 1. Reaaksi dilakukan n untuk menguukur tingkat reaksi r yang didisain agar mengetahui m opinni dari para peserta p pelatihhan mengenai program p pelatiihan. 2. Pem mbelajaran men ngetahui sejauhh mana daya seerap peserta proogram pelatihaan pada materi pelatihan yangg telah diberikkan. 3. Perrilaku diharapk kan setelah meengikuti pelatihhan terjadi perrubahan tingkaah laku pesertta (karyawan) dalam melakkukan pekerjaan n. 4. Hassil untuk mengu uji dampak pellatihan terhadaap kelompok keerja atau organnisasi secara keeseluruhan. Kirkpaatrick menggun nakan proses yang y sistematiss untuk mengeevaluasi pelatihhan di semua level. Proses teersebut berisi langkah-langk kah khusus dann kriteria untukk diikuti ketika melakukan suuatu studi evaluuasi. Ini adalahh suatu petunjuk yang dileng gkapi dengan spesifikasi s prosses dan contohh yang membanntu pengguna untuk u merencannakan, mengeembangkan, mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkkan berbagai tippe data evaluassi di semua levvel. Ini cukup pliksibel untu uk menuntun kita k melalui anaalisis deskriptiif sederhana daan cukup rinci untuk membim mbing kita melalui m studi komparatif k dann korelasi kauusal.Prosedur pengembangann ini dapat dilihat d pada Gambar G 3.Moddel evaluasi yaang dikembanggkan oleh Kirrkpatrick dikennal sebagai Thhe Four Levelss atau Kirkpatrick’s modell.
Metode Penelitian Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah penelitian gabungan (mixed methods) antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian metode gabungan peneliti menggunakan strategi kualitatif pada satu tahapan dan strategi kuantatif pada tahapan lain, atau sebaliknya. Dalam penelitian model gabungan peneliti memadukan strategi kuantitatif dan kualitatif dalam satu atau dua tahapan yang sama. Hal tersebut sejalan dengan Kaplan yang dikutip oleh Neuman (2002) bahwa pada umumnya penelitian sosial menggunakan kombinasi analisis logika yang dikonstruksikan (kuantitatif) dan logika dalam praktek (kualitatif), walaupun proporsi dari masingmasing tipe logika tersebut bervariasi. Penelitian menggunakan desain gabungan (mixed methods) yang dilakukan secara bersamaan dengan tujuan untuk saling melengkapi gambaran hasil studi mengenai fenomena yang diteliti dan untuk memperkuat analisis penelitian. Dalam penelitian ini juga menggunakan disain penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan fenomena aktual dan menganalisanya. Metode yang digunakan adalah dengan model evaluasi 4-tingkat Kirkpatrik Menurut Cavaye (1996) dalam suatu penelitian studi kasus dapat menggabungkan dua metode melalui wawancara mendalam.Sebuah studi kasus dapat melakukan analisis kualitatif terhadap isu-isu spesifik yang kemudian dapat dijadikan variabel terukur dan selanjutnya dianalisis secara kuantitatif (Pendit 2003).yang meneliti output dari suatu kegiatan pembelajaran dilihat dari sudut pandang Reaction, Learning, Behavior, and Result.Penelitian ini juga akan melibatkan responden dari pengguna maupun penyelenggara e-learning, dan didukung juga oleh data dari aplikasi e-learning itu sendiri. Metode ini dipilih karena banyak digunakan dalam penelitian sejenis di Amerika, dan merupakan model standard yang digunakan oleh American Society of Training and Development (ASTD).Dimana ASTD sendiri berdiri sejak 1944 dan merupakan asosiasi/perkumpulan non-profit yang berfokus pada pengembangan pembelajaran di organisasi serta peningkatan kinerja professional. Saat ini anggota dari asosiasi ini sudah terdiri lebih dari 100 negara dan 12 partner global (www.astd.org)
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini karyawan Bank Sinarmas dengan jabatan minimal supervisor yang mempunyai akses login ke aplikasi e-learning Bank Sinarmas. Populasi yang akan diteliti dibagi menjadi dua kelompok. Untuk mengetahui tingkat satisfaction, learning, dan impact penelitian akan dilakukan terhadap kelompok anggota yang terdiri dari semua angkatan manajement trainee dan karyawan operasional cabang. Sehingga total populasi dalam penelitian ini berjumlah 470 orang yang terdiri dari pejabat operasional cabang (supervisor atau kepala operasional) dan manajer. Sampel adalah bagian dari kumpulan elemen yang diambil dari populasi.Elemen merupakan sebuah anggota tunggal dari populasi (Sekaran, 2003).Karena itu, dapat dikatakan bahwa sebuah sampel merupakan subset dari populasi.Sampel terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, beberapa, tetapi tidak semua, elemen dari populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2003). Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil dari populasi, yang karakteristiknya diteliti, yaitu pejabat operasional cabang (supervisor atau kepala operasional) dan manajer. Penelitian ini menggunakan teknik sampel Simple Random Sampling, adalah teknik penentuan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2004: 74). Teknik Simple Random Sampling termasuk teknik pengambilan sampel secara Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2004: 74). Dalam teknik Simple Random Sampling semua subyek yang termasuk dalam populasi mempunyai kesempatan untuk dijadikan anggota sampel. Masing-masing subyek diberi nomor urut dengan abjad nama atau urutan nomor semula. Dengan kertas gulungan yang berisi nomor-nomor subyek, dilakukan lotre seperti cara lotre yang sudah umum dikenal (Arikunto, 2005 :96).
Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian adalah sebagian pejabat operasional cabang (supervisor atau kepala operasional) dan manajer yang 470 orang. Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus (Sugiyono, 2003):
s=
3, 481 ( 470 ) ( 0 ,5 ) ( 0 ,5 ) χ 2 NPQ = = 200 , 22 dibulatkan 200 2 2 2 d ( N − 1) + χ PQ 0 ,05 ( 470 − 1) + 3, 481 ( 0 ,5 ) ( 0 ,5 )
Dengan demikian sampel dalam penelitian ini berjumlah 200 orang, yang terdiri dari pejabat operasional cabang (supervisor atau kepala operasional) dan manajer.
Teknik Pengumpulan Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini akan didapat dengan melakukan survey kepada pihak-pihak yang terkait dengan penerapan e-learning di Bank Sinarmas. Ada dua jenis kuesioner yang akan digunakan. “Kuesioner-1” untuk mengevaluasi reaction, learning, behavior akan diberikan kepada siswa management trainee dan karyawan. Sedangkan “Kuesioner-2” untuk mengevaluasi result akan disebarkan ke para supervisor cabang, dimana semuanya merupakan pengguna aplikasi e-learning, untuk kemudian diisi sesuai pendapat masing-masing. Pertanyaan yang diajukan bersifat tertutup, dimana pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan sudah disediakan untuk dipilih salah satu, dan diberi bobot angka. Untuk responden yang merupakan pengguna baru (siswa management trainee), kuesioner akan disebarkan di kelas learning center. Sedangkan untuk responden yang merupakan pengguna lama (karyawan cabang) dan supervisor cabang, kuesioner akan dikirimkan melalui email untuk kemudian dikirim balik setelah diisi lengkap.
Analisis Data Kualitatif Analisis kualitatif bertujuan memberikan gambaran yang ada dalam penerapan program e-learning yang akan dievaluasi. Untuk itu teknik analisis data yang akan digunakan adalah analisis deskriptif. Teknik deskriptif ini untuk memberkan gambaran terhadap data yang diperoleh baik data kualitatif (dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi). Proses analisis data penelitian yang bersifat kualitatif berbentuk siklus dengan analisis data dari Huberman dan Miles, yaitu:
Gambar 2 Teknik Analisis Data Kualitatif Miles dan Huberman (1984) menyebutkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus (cyclical process) pada setiap tahapan penelitian, sampai tuntas dan jenuh.Aktifitas yang dilakukan dalam analisis ini adalah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), paparan data (data display), dan konklusi atau verivikasi (conclusion/verification).Pengumpulan data (data colection), pada kegiatan ini peneliti mengumpulkan semua catatan, foto-foto kegiatan, rekaman wawancara, dokumen-dokumen tertulis, dari hasil observasi maupun wawancara, kemudian dipilah sesuai permasalahan dan disusun menurut urutan waktu kegiatan pengambilan data.Reduksi data (data reduction), pada kegiatan ini peneliti melakukan reduksi data dari sejumlah data yang
masih umum dan komplek untuk dipilih mana yang pokok/relevan, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya yang layak untuk dipaparkan (Nasution, 1996).
Analisis Data Kuantitatif Uji validitas, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana instrumen ukur yang telah yang telah disusun benarbenar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu alat uji melakukan fungsi ukurannya. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (validity construct) yaitu menentukan validitas dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik.Bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas. Pengujian keberartian koefisien korelasi (ryxi) dilakukan dengan taraf signifikansi α = 5. rumus uji t hitung yang digunakan adalah sebagai berikut:
t=
r n−2 1− r2
; db = n − 2
Kriteria pengujian validitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikansi α = 5% adalah sebagai berikut: a. Item pertanyaan/pertanyaan instrumen penelitian dikatakan valid jika t hitung ≥t tabel. b. Item pertanyaan/pertanyaan instrumen penelitian tidak valid jika t hitung lebih kecil dari t tabel. Tabel 1Uji Validitas Variabel Reaksi (Tingkat Kepuasan), N=30 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Indikator X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19
rhitung 0,349 0,492 0,671 0,556 0,824 0,679 0,461 0,814 0,556 0,557 0,515 0,561 0,477 0,642 0,814 0,661 0,665 0,346 0,526
rtabel
0,2978
Validitas
Valid
Berdasarkan tabel 1 di atas terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung > rtabel dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan valid. Hal ini sependapat dengan Ghozali, (2005 : 45), Suatu instrumen dikatakan valid jika pertanyaan pada instrumen mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh instrumen tersebut. Uji Validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total
correlation) dengan nilai r tabel.Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Uji reliabilitas, dinaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen ukur yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi meskipun pengukuran dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji keandalan dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua (split half)
Analisis Deskriptif Analisis yang digunakan terdiri atas dua jenis, yaitu: (1) analisis deskriptif terutama untuk varibel yang bersifat kualitatif, dan (2) analisis kuantitatif, berupa pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik. Analisis kuantitatif (verifikatif) ditekankan untuk mengungkap perilaku variabel penelitian, sedangkan analisis deskriptif/kualitatif digunakan untuk menggali perilaku faktor penyebab.Dengan menggunakan kombinasi metode analisis tersebut dapat diperoleh solusi permasalahan yang bersifat komprehensif. Untuk menganalisis dan menginterprestasikan data, digunakan dua jenis analisis, yaitu (1) Analisis deskriptif, digunakan untuk variabel yang bersifat kualitatif dan termasuk untuk menggali perilaku faktor penyebab, (2) Analisis kuantitatif, digunakan untuk mengukur data kuantitatif dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji statistik. Dalam menganalisis data kualitatif yang menyangkut penilaian pelanggan terhadap variabel-variabel penelitian, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Setiap indikator variabel/sub variabel yang dinilai oleh responden, diklasifikasikan ke dalam lima alternatif jawaban dengan menggunakan setiap indikator diberi skor antara 1 sampai 5 b. Dihitung total skor tiap variabel/subvariabel = jumlah skor dari semua skor indikator variabel untuk semua responden. c. Dihitung skor tiap variabel/subvariabel = rata-rata dari total skor d. Untuk mendeskripsikan jawaban responden juga digunakan statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi dengan menggunakan bantuan software SPSS
Analisis Deskriptif Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis regresi. Dalam analisis regresi akan dikembangkan sebuah estimating equation (persamaan regresi) yaitu formula matematika yang mencari nilai variabel dependent dari nilai independent yang diketahui. Analisis regresi digunakan terutama untuk peramalan, dimana dalam model tersebut terdapat sebuah variabel dependent dan variabel independent.Dalam prakteknya, metode analisis regresi sering dibedakan antara simple regression dan multiple regression.Disebut simple regression jika hanya ada satu variabel independent, sedangkan disebut multiple regression, jika ada lebih dari satu variabel independent. Dalam penelitian ini terdapat 1 (satu) variabel dependent dan variabel independent. Berdasarkan hal tersebut maka metode analisis yang digunakan adalah regresi berganda, yang persamaannya dapat dikemukakan sebagai berikut: Y = a + bX + e Keterangan: Y = Nilai e-learning X = Reaksi yang berupa tingkat kepuasan a = konstantan regresi b1 = koefisien regresi e = error
Pengujian Hipotesis Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), maka untuk pengujian ini dilakukan Uji β yaitu untuk menentukan apakah suatu hipotesis ada pengaruh atau tidak. Untuk lebih jelasnya dinyatakan sebagai berikut:
Tahap-tahap pengujian: 1. Uji β yaitu untuk menentukan apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak. Ho: β = 0, Tidak terdapat pengaruh reaksi yang berupa tingkat kepuasan dalam model kirkpatrik terhadap nilai e-learning. Ha: β 0, Terdapat pengaruh reaksi yang berupa tingkat kepuasan dalam model kirkpatrik terhadap nilai elearning. 2. Tingkat Signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 (α = 0,05) dengan tingkat kepercayaan 0,95 dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = n – 2 3. Uji t, untuk menguji hipotesa dimana membandingkan antara hitung dengan tabel, dengan rumus:
t=
b−β Se
∑x
∧
2
∑ (Y − Y )
2
Dimana Se diperoleh dari perhitungan Se = n−2 Se = Standars error of estimate b = Parameter koefisien regresi merupakan besarnya variabel dependen akibat perubahan tiap unit variabel independen X = Variabel Independen Y = Variabel Dependen n = Jumlah sampel yang digunakan ŷ = Persamaan regresi 4.Kriteria Keputusan ½ α ½ α , Ho diterima < ½ α atau > ½ α , Ho ditolak 5.Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil pengujian hipotesis berdasarkan hasil kriteria-kriteria yang telah disebutkan diatas serta didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.
Hasil dan Bahasan Uji Validitas Uji validitas adalah untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pada penelitian kali ini untuk mengukur validitas digunakan uji korelasi bivariate antara masingmasing skor indikator dengan total skor konstruk. Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil validitas variabel reaksi adalah sebagai berikut: Tabel 2 Uji Validitas Variabel Reaksi (X), N=200 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
rhitung 0,404 0,448 0,403 0,447 0,388 0,484 0,575 0,371 0,391
rtabel
0,119
Validitas
Valid
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19
0,394 0,420 0,228 0,446 0,327 0,336 0,304 0,385 0,302 0,275
Berdasarkan tabel 2 di atas terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung > rtabel dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan valid. Hal ini sependapat dengan Ghozali, (2005 : 45), Suatu instrumen dikatakan valid jika pertanyaan pada instrumen mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh instrumen tersebut. Uji Validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item total correlation) dengan nilai r tabel.Jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Uji Reliabilitas Uji Realibilitas variable reaksi dengan menggunakan SPSS ver 15 for windows terlihat hasil seperti tabel sebagai berikut: Tabel 3 Uji Reliabilitas variabel X, N=200 No
Aspek Variabel
Cronbach’s Alpha
Nilai kritis/ Standard
Reliabilitas
1
Reaksi
0,811
>0,6
Reliabel
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang terangkum dalam tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa nilai koefisien Cronbach Alpha pada variabel nilainya lebih besar dari 0,6, maka dapat disimpulkan semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian ini adalah reliabel. Menurut kriteria Nunally dalam Ghozali (2005) hal tersebut dapat dikatakan Reliabel. Sehingga butir-butir pertanyaan dalam variabel penelitian dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Hasil Analisa Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran/deskripsi mengenai tanggapan responden mengenai variable reaksi yang berupa tingkat kepuasan terhadap program e-learning dan nilainya. Tabel 4 Tanggapan Responden terhadap kuesioner Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10
SS 19.5% 13.5% 11.0% 18.0% 17.0% 13.5% 23.0% 20.5% 10.5% 15.5%
S 48.5% 54.5% 59.0% 53.5% 53.0% 48.0% 51.5% 59.0% 54.5% 50.0%
CS 14.5% 17.0% 12.5% 17.0% 16.0% 18.0% 11.0% 10.5% 17.5% 15.0%
TS 14.5% 12.5% 12.5% 9.5% 10.5% 17.0% 10.5% 6.5% 14.0% 15.0%
STS 3.0% 2.5% 5.0% 2.0% 3.5% 3.5% 4.0% 3.5% 3.5% 4.5%
Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Q17 Q18 Q19
20.0% 15.5% 14.5% 14.0% 18.5% 14.5% 19.0% 19.5% 15.0%
49.0% 50.0% 54.0% 48.5% 51.5% 50.5% 53.5% 47.5% 56.0%
12.5% 18.5% 15.5% 20.5% 15.0% 19.5% 11.5% 13.0% 14.5%
14.5% 12.5% 11.0% 13.5% 11.0% 11.5% 13.0% 15.0% 10.5%
4.0% 3.5% 5.0% 3.5% 4.0% 4.0% 3.0% 5.0% 4.0%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan mayoritas responden menjawab cukup setuju atas pertanyaan yang diberikan, dimana butir-butir yang ditanyakan merupakan hal-hal yang mendasari kepuasan pengguna akan aplikasi e-learning. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan pertanyaan yang diberikan. Perolehan nilai e-learning masing-masing pegawai PT. Bank Sinarmas Tbk dapat diklasifikasikan dalam lima rentang sebagai berikut: Tabel 5 Nilai e-Learning pegawai Bank Sinarmas
1
Rentang Nilai 50‐60
2
61‐70
38
19,00%
3
71‐80
66
33,00%
4
81‐90
49
24,50%
5
91‐100
37
18,00%
200
100%
No.
Total
Frekuensi
Persentase
11
5,50%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 11 orang responden atau 5,50% memperoleh nilai e-learning antara 50-60, 38 orang responden atau 19% memperoleh nilai e-learning antara 61-70, 66 orang responden atau 33% memperoleh nilai e-learning antara 71-80, 49 orang responden atau 24,50% memperoleh nilai e-learning antara 81-90, 37 orang responden atau 18% memperoleh nilai e-learning antara 91-100. Hasil tersebut memberikan gambaran secara umum bahwa mayoritas responden memperoleh nilai e-learning 71-80, artinya mayoritas resnponden telah memahami materi yang disampaikan sehingga nilai yang diperoleh dalam kisaran yang cukup tinggi.
Hasil Analisa Deskriptif Berdasarkan hasil hasil wawancara diperoleh informasi bahwa penerapan e-learning yang sudah berjalan telah sesuai dengan tujuan perusahaan. Hal ini dikarenakan pemanfaatan e-learning tersebut: 1. Pengurangan biaya. E-learning dapat mengurangi biaya pelatihan, karena untuk melatih karyawan dalam jumlah besar, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya kelas, biaya untuk pelatih, biaya transportasi, dan berbagai macam biaya lainnya. 2.Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana saja, selama si karyawan terhubung dengan Internet. 3.Personalisasi. Karyawan dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar mereka. Bila karyawan belum mengerti, maka ia dapat memperlambat penjelasan atau mengulang suatu pelajaran. Bila seorang karyawan dapat mengerti dengan cepat, maka ia dapat menyelesaikan pelajaran tersebut dengan lebih cepat. 4.Standardisasi. Standardisasi kualitas pengajaran. Setiap pelatih di kelas cenderung memiliki cara mengajar, materi presentasi dan penguasaan materi yang berbeda sehingga kualitas pengajaran yang didapat pun tidak konsisten. Akan tetapi, e-learning mampu meminimalkan perbedaan cara mengajar dan materi, sehingg memberikan standard kualitas yang lebih konsisten.
5.Efektivitas. Efektivitas pelajaran melalui metoda e-learning umumnya meningkat. Suatu studi oleh J.D. Fletcher menunjukkan bahwa tingkat retensi dan aplikasi dari pelajaran melalui metode online learning meningkat sebanyak 25% dibandingkan pelatihan yang menggunakan cara tradisional. 6.Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran akan meningkat, karena pelajaran tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui Internet. Keuntungan ini sangat cocok sekali untuk kondisi geografis Indonesia, dimana suatu perusahaan atau organisasi dapat memiliki kantor-kantor cabang di berbagai daerah yang berjauhan.
Hasil Analisa Regresi Hasil analisis regresi linier berganda dengan program SPSS ver 15 for windows dimaksudkan untuk menganalisis tentang besarnya pengaruh dari variabel reaksi terhadap nilai e-learning yaitu dengan melihat besar koefisien determinasi (R Square).Dalam penelitian ini terdapat 1 (satu) variabel dependent, yaitu reaksi, dan 1 (satu) variabel independent yaitu nilai e-learning.Berdasarkan hal tersebut maka metode analisis yang digunakan adalah simple regression. Dari analisa regresi yang dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS ver 15 for windows, hasil olah data dapat terlihat seperti tabel berikut: Tabel 6 Analisa Regresi Model
1 (Constant) Reaksi
Unstandardized Coefficients Std. B Error 76,351 6,330 ,136
Standardized Coefficients Beta
,090
,286
t
Sig.
12,063
,000
3,403
,007
a Dependent Variabel: Nilai_e_Learning Berdasarkan tabel di atas, maka persamaan regresi yang di dapat adalah sebagai berikut: Y = 76,351+ 0,136X Keterangan: Y= Nilai E-Learning X= Reaksi Persamaan model matematis di atas menunjukkan bahwa reaksi berpengaruh terhadap nilai e-learning. Hal itu ditunjukkan dari koefisien regresi reaksi yaitu positif 0,136. Berdasarkan tabel 6 diatas, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas signifikansi atau p value-nya adalah 0.007 atau lebih kecil dari 0.05 atau 5% dan koefisien regresi-nya adalah positif 0.136 yang artinya hipotesis yang berbunyi reaksi yang berupa tingkat kepuasan dalam model kirkpatrick berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai e-learning.
Koefisien Determinasi Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel yang terikat digunakan uji koefisien determinasi dari harga R2. Perhitungan regresi hasil olah data SPSS ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 7 Koefisien Determinasi R Adjusted R Square Square 1 ,729(a) ,531 ,511 a Predictors: (Constant), Reaksi b Dependent Variable: Nilai_E_Learning Model
R
Std. Error of the Estimate 2,169,497
Dari tampilan output SPSS model summary, besarnya R2 adalah 0,531, hal ini berarti 53,1% variabel dependen nilai e-learning dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen reaksi sedangkan sisanya 46,9% (100%-53,1%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar model. Dengan kata lain nilai e-leaning dipengaruhi oleh reaksi yang berupa tingkat kepuasan sebesar 53,1%. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi reaksi berupa tingkat kepuasan maka semakin tinggi nilai e-learning sebaliknya semakin rendah reaksi berupa tingkat kepuasan maka semakin rendah pula nilai e-learningnya.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penerapan e-learning di PT. Bank Sinarmas telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Akan tetapi masih dalam penerapanny masih terdapat beberapa masalah, diantaranya: (1) trainee merasa waktu pelatihan yang terbatas sehingga materi yang disampaikan tidak mencapai sasaran pembelajaran dengan optimal; (2) Tidak adanya media yang memudahkan pendistribusian materi training dan informasi lain (jadwal tes, nilai, pengumuman) kepada karyawan diluar jam training; (3) trainer membutuhkan konsultasi dengan trainer di luar jam training. 2.Outcome penerapan e-learning pada PT. Bank Sinarmas ditinjau dari model x pelatihan, materi pelatihan, metode pelatihan, kemampuan pelatih/instruktur, dan media/alat pelatihan. Pada level pembelajaran informan menyatakan memperoleh manfaat yang positif dengan adanyanya pelatihan tersebut, diamana kemampuan setelah pelatihan rata-rata meningkat dalam kisaran 10%. Sedangkan pada level perilaku, pelatihan telah mampu membimbing peserta ke arah perilaku yang lebih baik.Perubahan perilaku ini, dapat diaplikasikan peserta kepada teman kerja, bawahan ataupun kepada atasannya. 3.Berdasarkan hasil analisis regressi terlihat bahwa reaksi yang berupa tingkat kepuasan dalam model kirkpatrick berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai e-learning. Hal ini didukung pula oleh hasi koefisien determinasi, dimana variable reaksi yang berupa tingkat kepuasan mempengaruhi nilai e-learning sebesar 53,1%.
Saran 1. Diharapkan dalam penerapan e-learning, PT. Bank Sinarmas dapat memperpanjang waktu pelatihan serta menyediakan media pendistribusian materi training dan menyediakan waktu konsultasi diluar waktu training. 2.Diharapkan pegawai dapat memaksimalkan hasil pelatihan yang telah diperoleh, sehingga kinerja lebih optimal. 3.Diharapkan dalam pelaksanaan e-learning, PT. Bank Sinarmas lebih berorientasi pada kepuasan trainee dari segi materi, infrastruktur dan juga media yang digunakan.
Referensi • Burgess, J.R.D. and Russell, J.E.A. (2003). The Effectiveness of Distance learning initiatives in Organizations. Journal of Vocational Behavior, 63, 289-303. • Dalkir, Kimiz (2011). Knowledge Management in Theory and Practice 2nd ed. Cambridge, Massachusetts: The MIT Press • Derouin, R., Fritzsche, B., Salas, E., (2005). E-learning in Organizations.Journal of Management, Vol. 31, No. 6. • Hamtini, T.M. (2008). Evaluating E-learning Programs: An Adaptation of Kirkpatrick’s Model to Accommodate E-learning Environments.Journal of Computer Science, Vol. 4, No. 8. • Horton, W. (2006). E-Learning by Design. San Francisco : Pfeiffer. • Hrastinski, S. (2008). A Study of Asynchronous and Synchronous E-learning Methods Discovered that Each Support Different Purposes. Educate Quarterly, 4, 51-55. • Investor Daily. (2012). Bank Sinarmas Targetkan Buka 250 Kantor, [ElectronicVersion]Available:http://www.investor.co.id/moneyandbanking/bank-sinarmas-targetkan-buka250-kantor/38543 [2012, July 20]. • Kirkpatrick, D. and Kirkpatrick, P. (2007). Implementing the Four Levels. San Francisco : Berrett-Koehler Publishers, Inc. • Kountur, R. (2007). Metode Penelitian : Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM Manajemen. • Mustika, D. (2012). E-Learning Permudah Sistem Promosi di Bank Sinarmas, [Electronic Version] Available: http://idelearning.com/?p=574 [2012, August 18]. • Puteh, M. (2012). Blended Learning or E-learning? IMACST, 3, 103-110. • Schooley, C. (2009). The ROI Of eLearning. Forrester Research, Inc. • Strother, J (2002). An Assessment of the Effectiveness of e-learning in Corporate Training Programs.International Review of Research in Open and Distance Learning, Vol. 3, No.1. • Sun, P., Tsai, J.R., Finger, G., (2006). What drives a successful elearning? And empirical investigation of the critical factors influencing learner satisfaction. ScienceDirect, Computers & Education 50 (2008) 1183– 1202 • Wahono, R. (2012). Kiat Menyusun Kerangka Pemikiran Penelitian. [ElectronicVersion]Available: http://romisatriawahono.net/2012/08/07/kiat-menyusun-kerangka-pemikiran-penelitian/ [2012, September 15] • Wang, Y., Wang, H,. Shee, D. (2005). Measuring e-learning systems success in an organizational context: Scale development and validation. ScienceDirect, omputers in Human Behavior 23 (2007) 1792–18 • Wang, Y., (2003), Assessment of learner satisfaction with asynchronous electronic learning systems. ScienceDirect, Information & Management 41 (2003) 75–86
RIWAYAT PENULIS Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Agustus 1979 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara pasangan H. Boediharnowo dan Hj. Yattie H. Pendidikan Strata satu ditempuh pada Universitas Trisakti Jakarta, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen, lulus tahun 2005. Selepas pendidikan Strata satu, penulis sempat mecoba meningkatkan pengalaman entrepreneurship dengan membuka usaha gabungan bersama rekan-rekan penulis. Pada Juni 2007 penulis diterima di Bank Sinarmas melalui jalur pendidikan manajemen traineeselama satu tahun, dan resmi bergabung menjadi karyawan Bank Sinarmas divisi IT unit Business Analyst pada Juli 2008. Pada Februari 2012 mendapatkan promosi menjadi Section Head Application and Channel Support sampai saat ini.