Equity Valuation 12 Juni 2013
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Laporan Utama
Target Harga Terendah 125
Tertinggi 135 Baja
Kinerja Saham
Tetap Kuat di Masa-masa Sulit
Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Informasi Saham
Rp
Kode Saham
Rp
GDST
MICE
Harga Saham Per 11 Juni 2013
102
410
Harga Tertinggi 52 minggu terakhir
120
470
Harga Terendah 52 minggu terakhir
100
305
Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 minggu (miliar) Kapitalisasi Pasar Terendah 52 minggu (miliar)
984 820
426 153
Market Value Added & Market Risk
Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pemegang saham
(%)
Kellywood Holdings limited
51,37
Bavarian Venture Investment Ltd
35,94
PT Jaya Pari Steel Tbk
8,29
PT Betonjaya Manunggal
2,36
Publik (masing-masing dibawah 5%)
2,04
Didirikan pada tahun 1989, PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) memulai produksi komersial pada tahun 1993 dan merupakan salah satu produsen rolling mill steel plate terkemuka di ASEAN. Produk GDST berada dalam tiga kategori: pelat baja untuk penggunaan umum (low carbon dan high strength low alloy), pelat baja untuk boiler and pressure vessles, dan pelat baja untuk pembuatan kapal (hulls and high strength hulls). Berkedudukan di Surabaya, GDST memiliki basis pelanggan yang luas mulai dari perusahaan konstruksi, perusahaan alat berat dan pembuat kapal hingga perusahaan perdagangan internasional. Setelah melakukan penggantian motor utama rolling machine pada September 2012, kapasitas produksi GDST meningkat menjadi 400 ribu ton per tahun.
Kontak: Equity & Index Valuation Division Phone: (6221) 7278 2380
[email protected] “Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
Halaman 1 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk PARAMETER INVESTASI Meningkatnya Konsumsi dan Harga Baja Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit naik menjadi 3,5% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 3,2% pada tahun 2012 dan konsumsi baja global diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,9% tahun ini dibandingkan dengan 1,2% pada tahun lalu. Di dalam negeri, meskipun akan ada tekanan karena rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM, kami percaya bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil akan mendorong peningkatan konsumsi baja dalam negeri. Konsumsi baja akan didorong oleh pembangunan proyek-proyek MP3EI, serta ekspansi yang agresif di sektor properti dan otomotif, dan diproyeksikan konsumsi baja tumbuh sebesar 8,5%9,5%, dibandingkan dengan 7% pada tahun 2012. Sementara itu, harga baja juga diperkirakan akan meningkat tahun ini dibandingkan dengan 2012. Market Swicthing dan Rebound-nya Laba Kotor Kondisi tahun lalu yang sulit menyebabkan penjualan GDST turun 21%, ditandai dengan penurunan ekspor 64%, dan berlanjut pada 1Q2013 ketika penjualan turun 29%. Untuk mengatasi hal ini, GDST berhasil mengalihkan fokus ke pasar domestik hingga membaiknya pasar ekspor. Pada tahun 2012, laba kotor perusahaan turun 45% dan marjin kotor turun dari 11,8% menjadi 8,2% dan Perusahaan memutuskan untuk tetap menjual produknya meskipun marjin keuntungan mengalami penurunan. Tetapi di 1Q2013 terjadi rebound, laba kotor tumbuh sebesar 31% (YoY) dan marjin laba kotor naik menjadi 12,6% sejalan dengan peningkatan harga baja yang dimulai pada akhir tahun 2012. Walau demikian, laba tahun ini akan terkena dampak kenaikan harga BBM yang sebesar 30%-40%, tetapi kami yakin Perusahaan dapat mengatasi masalah ini melalui program efisiensi dan penguatan posisinya di pasar domestik. Rencana Ekspansi yang Agresif GDST berencana membangun lini produksi baru dengan kapasitas 1 juta ton pelat baja per tahun, dengan biaya belanja modal diperkirakan sekitar USD100 juta. Terletak di sebelah fasilitas produksi saat ini, manajemen memperkirakan proyek ini akan dimulai pada awal tahun 2014 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2015. Pada April 2013 GDST menandatangani perjanjian pembelian hot rolled steel plate equipment dari Dongkuk Steel Mill Co Ltd seharga USD22,6 juta. Sehubungan dengan rencana ekspansi, kami melihat neraca Perusahaan tetap kuat, yang tercermin dari rasio lancar 2,0x dan rasio debt to equity 0,4x, yang mewakili kondisi keuangan yang kuat. Kami berharap GDST akan mempertahankan kondisi keuangan yang sehat di masa depan sambil melanjutkan rencana ekspansinya. Prospek Usaha Kami percaya bahwa, sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi global, meningkatnya permintaan dan harga baja global memberikan prospek yang lebih baik bagi para pemain dalam industri baja. Di dalam negeri, terdapat pasar besar bagi produsen baja sebab konsumsi baja per kapita sebesar 44 kg merupakan salah satu yang terendah di Asia Tenggara, ditambah dengan berkembangnya pembangunan infrastruktur. Lini produksi baru akan meningkatkan kapasitas produksi Perusahaan menjadi 1,4 juta ton per tahun, memberikan kekuatan yang lebih besar untuk bersaing dengan produsen lain baik di pasar domestik dan ekspor, sementara itu Perusahaan tetap menjaga neracanya dalam kondisi yang sehat dan kuat. Table 1: Ringkasan Kinerja 2009
2010
2011
2013P
2013P
1.710
2.094
1.648
1.998
2.228
Laba sebelum pajak [Rp miliar]
215
140
62
91
109
Laba bersih [Rp miliar]
171
100
47
68
82
21
12
6
8
10.0
Pertumbuhan EPS [%]
214
(42)
(53)
46
20.1
P/E [x]
7.7
10.6
19.0
12.3*
10.2*
PBV [x]
2.0
1.4
1.1
1.1*
1.0*
Penjualan [Rp miliar]
EPS [Rp]
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *Berdasarkan harga saham GDST per 11 Juni 2013 – Rp102/lembar saham.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 2 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk GROWTH VALUE MAP Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (“CP”), sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan. Metrik Growth Expectations (“GE”), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan. Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat klaster, yaitu:
Excellent value managers (“Q-1”) Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1 melebihi benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (“Q-2”) Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (“Q-3”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaanperusahaan di Q-3, walaupun mereka menunjukkan profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-loaded value managers (“Q-4”) Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.
profitabilitas
dan
Gambar 1: Growth-Value Map (GDST dan Industri Logam dan Sejenisnya)
Sumber: Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Kami mengklasifikasikan GDST di klaster Expectation Builders (Q-2). Profitabilitas GDST dipersepsikan lebih rendah dibandingkan benchmark pasar, namun pasar memiliki ekspektasi yang relatif lebih tinggi untuk peluang pertumbuhan di masa depan dibandingkan benchmark. Perusahaan terus melihat prospek jangka panjang yang cerah melalui langkah-langkah termasuk meningkatkan kapasitas produksi, membangun jalur produksi baru, program efisiensi produksi, serta aspek-aspek lain seperti standar kepatuhan kualitas dan dampak lingkungan.
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Page 3 of 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk INFORMASI USAHA Sekilas Tentang GDST Didirikan pada tahun 1989 GDST mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 dan merupakan salah satu produsen rolling mill steel plate terkemuka di ASEAN. Secara historis, lebih dari 60% produksi GDST adalah untuk pasar ekspor (Asia, Timur Tengah, Eropa, Australia, Kanada, dll) dan sisanya untuk pasar domestik. Berada di lahan seluas sekitar 20 Ha di Surabaya, Jawa Timur, GDST melengkapi dirinya dengan advanced high rolling technology, dengan kapasitas produksi 400 ribu ton/tahun untuk melayani basis pelanggan yang luas mulai dari perusahaan konstruksi, perusahaan alat berat, pembuat kapal, hingga perusahaan perdagangan internasional. Produk Perusahaan berada dalam tiga kategori: pelat baja untuk penggunaan umum (low carbon and high strength low alloy), pelat baja untuk boiler dan pressure vessels, dan pelat baja untuk pembuatan kapal (hulls and high strength hulls). GDST tercatat di Bursa Efek Indonesia pada bulan Desember 2009 dan tahun lalu mendapatkan predikat "Biru" dalam program pemeringkatan perusahaan untuk pengelolaan lingkungan dari pemerintah Indonesia. Gambar 2: Skema Kepemilikan GDST
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Pandangan Positif terhadap Ekonomi Global dan Domestik Pemulihan Eropa masih lemah dan Amerika Serikat belum sepenuhnya pulih, namun kondisi ekonomi global dipandang dengan positif. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan sedikit naik menjadi 3,5% pada tahun 2013 dibandingkan dengan 3,2% pada tahun 2012. Di dalam negeri akan ada tantangan untuk pertumbuhan tahun ini, terutama dari neraca perdagangan yang negatif dan kenaikan inflasi bersamaan dengan biaya energi yang lebih tinggi. Setelah menaikkan tarif listrik, pemerintah berencana untuk menaikkan harga BBM sebesar 30%-40% pada tahun 2013. Tetapi kami melihat kinerja ekonomi Indonesia dalam pandangan yang positif dan mengharapkan akan mencapai pertumbuhan 6% dengan dukungan dari konsumsi domestik yang didorong oleh meningkatnya pengeluaran pemerintah dan pendapatan yang dapat dibelanjakan (disposable income), dan juga meningkatnya realisasi investasi. Tabel 2: Indikator Ekonomi Indonesia Indikator PDB (harga berlaku)
Unit
Q4-11
Q1-12
Q4-12
Q1-13
Rp triliun
1.922
1.975
2.096
2.146 6,02
Pertumbuhan PDB
% YoY
6,5
6,29
6,11
Inflasi
% YoY
3,79
3,97
4,3
5,9
9.068
9.180
9.670
9.719
110
110
112
105
Nilai tukar mata uang Cadangan devisa
Rp/USD USD miliar
Sumber: Bank Indonesia, BPS, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Ekspektasi Pertumbuhan Konsumsi Baja yang Lebih Tinggi Setelah tahun 2012 yang sulit, konsumsi baja global diproyeksikan akan tumbuh sebesar 2,9% pada tahun ini dibandingkan 1,2% pada tahun lalu. Menurut World Steel Association, konsumsi baja berdasarkan apparent steel use (ASU) diperkirakan meningkat menjadi 1.454 ton pada tahun 2013 dan 1.500 ton pada tahun 2014 (tumbuh 3,2%). Konsumsi baja domestik tumbuh 7% pada tahun 2012 dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 8,5%-9,5% di tahun ini. Meskipun konsumsi baja per kapita Indonesia sebesar 44 kg merupakan salah satu yang terendah di Asia Tenggara, kami Halaman 4 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk memperkirakan konsumsi domestik akan meningkat dengan dukungan dari pembangunan proyek-proyek MP3EI serta ekspansi yang agresif dari sektor properti dan otomotif. Gambar 3: Konsumsi Baja Indonesia
Sumber: Kementerian Perdagangan, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Kondisi yang Lebih Baik untuk para Pemain Industri Baja Tahun 2012 terdapat masalah pasokan bahan baku sehubungan dengan isu bahan limbah berbahaya, namun hal ini telah berhasil diatasi oleh para pelaku industri meskipun risikonya masih tetap ada. Sementara itu harga baja telah memperlihatkan kecenderungan peningkatan pada tahun 2013 sebagaimana tercermin pada harga yang lebih tinggi untuk empat bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan tahun 2012. Harga baja bekas internasional telah naik 15% sejak menyentuh level terendah pada bulan Oktober tahun lalu, sementara harga baja slab internasional naik sekitar 11% dari harga rendahnya di akhir November sampai Desember 2012. Harga hot rolled coil juga mengalami kenaikan sekitar 14% didorong oleh reli kenaikan harga bijih besi setelah mencapai harga terendahnya pada September 2012. Teratasinya masalah pasokan bahan baku dan naiknya harga baja memberikan kondisi positif bagi para pelaku industri baja di Indonesia. Selain itu, peraturan pemerintah untuk menerapkan tarif tambahan terhadap cold rolled steel dan cold sheet steel impor dari China, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Vietnam, dapat mengurangi persaingan yang ketat di industri baja dalam negeri. Gambar 4: Harga Baja Internasional Harga Baja Canai Panas Gulungan dan Bijih Besi
Harga Baja Slab dan Baja Bekas
Sumber: Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Fasilitas Produksi Baru GDST berencana membangun lini produksi tambahan dengan kapasitas 1 juta ton pelat baja per tahun, dengan biaya belanja modal diperkirakan sebesar USD100 juta. Terletak di sebelah fasilitas produksi saat ini, manajemen memperkirakan proyek ini akan dimulai pada awal tahun 2014 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2015. Pada bulan April tahun ini, GDST menandatangani perjanjian pembelian hot rolled steel plate equipment dari Dongkuk Steel Mill Co Ltd senilai USD22,6 juta. Pada bulan September 2012, Perusahaan mengganti motor utama rolling machine untuk meningkatkan kapasitas produksi dari 360 ton per tahun menjadi 400 ton per tahun. Mentargetkan kapasitas produksi 1,4 juta ton, GDST mengejar biaya produksi per unit yang lebih rendah melalui skala ekonomis yang lebih besar, dan pasar domestik dan ekspor yang lebih luas.
Halaman 5 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Gambar 5: Fasilitas Produksi GDST
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
KEUANGAN Sukses dalam Switching Pasar Melemahnya permintaan ekspor, penurunan harga baja, persaingan yang ketat dari produsen baja non-Indonesia (terutama dari China), menyebabkan penjualan GDST mengalami penurunan 21% pada tahun 2012, dengan penjualan ekspor turun 64%. Hal ini berlanjut di 1Q13, dengan penurunan penjualan 29% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Mengatasi kondisi pasar ekspor yang tidak menguntungkan, GDST memutuskan untuk fokus pada pasar domestik sambil menunggu kondisi pasar ekspor membaik. Pada tahun 2012 dan 1Q13, kontribusi penjualan domestik masing-masing mencapai 74% dan 97%, dibandingkan dengan hanya 44% pada tahun 2011. Berkat pasar domestik yang menguntungkan didukung oleh peningkatan pembangunan proyek infrastruktur, terutama yang berhubungan dengan program MP3EI, switching pasar GDST cukup berhasil. Gambar 6: Penjualan GDST berdasarkan Segmen Geografis 2011
2012
1Q13
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Saatnya untuk Rebound Sejalan dengan penurunan penjualan pada tahun 2012, laba kotor GDST turun 45% dan marjin kotor turun dari 11,8% menjadi 8,2%, tetapi manajemen memutuskan untuk terus menjual produknya meskipun marjin keuntungan mengecil. Namun pada 1Q13, GDST mencatatkan pertumbuhan laba kotor sebesar 31% dan marjin laba kotor sebesar 12,6% sejalan dengan kenaikan harga baja yang dimulai pada akhir tahun 2012. Kami berharap Perusahaan akan melanjutkan pertumbuhan marjin kotor dari 1Q13 hingga akhir tahun ini, sejalan dengan meningkatnya permintaan baja baik di dalam negeri maupun pasar ekspor.
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 6 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Gambar 7: Marjin Laba Kotor GDST
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Siklus Kas Stabil meskipun Melakukan Switching Pasar Selama tahun 2012 outstanding sales days GDST naik menjadi 35 dari 20 hari tahun sebelumnya sebagai akibat dari pengalihan ke pasar domestik. Pada tahun 2011, 56% dari penjualan ekspor menggunakan system pembayaran L/C at sight, sedangkan pada tahun 2012 75% penjualan ditujukan untuk pasar dalam negeri dengan ketentuan pembayaran 30-60 hari setelah penjualan. Namun demikian, manajemen GDST memberlakukan kebijakan uang muka 30% untuk penjualan tanpa sistem pembayaran L/C. Diimbangi oleh outstanding inventory days yang lebih cepat dan outstanding payable days yang lebih lama, siklus konversi kas hanya turun sedikit menjadi 61 hari pada tahun 2012, dibandingkan dengan 65 pada tahun 2011. Gambar 8: Siklus Konversi Kas GDST
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Neraca yang Kuat GDST tetap mengelola rasio lancar pada tingkat lebih dari 2,0x di 1Q13 dibandingkan dengan 2,3x di tahun 2012, mencerminkan kemampuan untuk membayar kewajiban yang sebagian besar terdiri dari kewajiban lancar. GDST masih merupakan sebuah perusahaan tanpa utang dengan rasio net-debt to equity sebesar -44,8% menggambarkan posisi kas yang kuat di 1Q13. Kami berharap GDST dapat mempertahankan kondisi keuangan yang sehat di masa depan dengan tetap melanjutkan rencana ekspansinya. Gambar 9: Current Ratio dan Rasio Net-Debt to Equity Current Ratio
Rasio Net-Debt to Equity
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 7 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk ANALISIS SWOT Tabel 3: Analisis SWOT Strength
Hampir salama 25 tahun sebagai pemain di industri pelat baja dan merupakan salah satu produsen pelat baja terkemuka di ASEAN. Produk yang terdiversifikasi dalam tiga kategori utama serta dalam dimensi, bentuk, dan berat. Memiliki basis pelanggan yang luas: perusahaan konstruksi, perusahaan alat berat, pembuat kapal, perusahaan perdagangan internasional. Memiliki kondisi kas yang kuat tanpa memiliki hutang.
Weakness
Opportunity
Membaiknya kondisi ekonomi global. Ekonomi Indonesia akan bertumbuh dengan stabil. Konsumsi baja global diproyeksikan akan tumbuh lebih cepat. Poyek pembangunan MP3EI serta ekspansi yang agresif dari sektor properti dan otomotif akan meningkatkan konsumsi baja dalam negeri.
Pasar ekspor terpukul ketika kondisi ekonomi global memburuk. Ketergantungan yang tinggi pada bahan baku impor.
Threat
Persaingan yang lebih ketat dari produk impor. Volatilitas harga baja global memberikan risiko terhadap volatilitas laba
Sumber: Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 8 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk PERBANDINGAN INDUSTRI
Tabel 4: Ringkasan Kinerja GDST dan Perusahaan Pembanding per 1Q13 GDST Penjualan [Rp miliar]
BTON
JPRS
259
25
80
Laba Kotor [Rp miliar]
33
5
8
Laba Operasi [Rp miliar]
20
5
6
Laba Bersih [Rp miliar]
15
4
5
1.273
145
410
465
28
58
1.273
117
352
(29,1)
(43,6)
(6,5)
30,8
(46,6)
187,9
Laba Operasi [%]
151,5
(46,7)
(472,2)
Laba Bersih [%]
272,6
(45,6)
(417,4)
12,6
19,7
9,8
Marjin Laba Operasi [%]
7,8
19,9
7,8
Marjin Laba Bersih [%]
5,9
15,3
6,1
ROA [%]*
4,8
10,6
4,7
ROE [%]*
4,8
13,2
5,5
0,4
0,2
0,2
Total Aset [Rp miliar] Total Kewajiban [Rp miliar] Total Ekuitas [Rp miliar] Pertumbuhan YoY Penjualan [%] Laba Kotor [%]
Profitabilitas Marjin Laba Kotor [%]
Leverage DER [x] * disetahunkan Sumber: BEI, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 9 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk TARGET HARGA
VALUASI
Metodologi Kami mengaplikasikan metode Discounted Cash Flow (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat mempengaruhi nilai (value driver) GDST jika dibandingkan dengan metode pertumbuhan aset. Selanjutnya, kami juga mengaplikasikan metode Guideline Company Method (GCM) sebagai metode pembanding lainnya. Penilaian ini berdasarkan pada nilai 100% saham GDST per 11 Juni 2013, menggunakan laporan keuangan GDST per 30 Juni 2013 sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 14,4% dan Cost of Equity sebesar 14,4% berdasarkan asumsi-asumsi berikut: Table 5: Asumsi Risk free rate [%]*
5,6
Risk premium [%]*
6,1 1,4
Beta [x]* Cost of Equity [%]
14,4
Marginal tax rate [%]
25,0
WACC [%]
14,4
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing *Per 11 Juni 2013
Estimasi Target harga referensi saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian pada tanggal 11 Juni 2013 adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan metode DCF dan asumsi tingkat diskonto 11,4% adalah sebesar Rp137 - Rp146 per saham. Dengan menggunakan metode GCM method (PBV 1,0x and P/E 12,9x) adalah sebesar Rp106 - Rp107 per saham.
Untuk mendapatkan nilai yang mewakili kedua indikasi nilai tersebut dilakukan rekonsiliasi dengan dilakukan pembobotan terhadap kedua metode tersebut sebesar 70% untuk DCF dan 30%untuk metode GCM. Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka Estimasi Target harga referensi saham GDST untuk 12 bulan adalah Rp125 – Rp135 per lembar saham. Tabel 6: Ringkasan Penilaian dengan Metode DCF Konservatif
Moderat
Agresif
PV of Free Cash Flows [Rp miliar]
249
262
275
PV Terminal Value [Rp miliar]
510
537
564
Non-Operating Asset [Rp miliar]
362
362
362
-
-
-
Total Equity Value [Rp miliar]
1.121
1.160
1.200
Number of Share [juta saham]
8.200
8.200
8.200
137
142
146
Net Debt [Rp miliar]
Fair Value per Share [Rp] Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 10 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Tabel 7: Perbandingan GCM P/E, [x] P/BV, [x]
GDST
BTON
JPRS
Rata2
15,2
17,7
5,9
12,9
1,1
0,8
1,1
1,0
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 8: Ringkasan Penilaian dengan Metode GCM
P/BV P/E
Kelipatan (x)
Est. EPS (Rp)
12,9 1,0
8 -
Est. BV/Share (Rp)
Nilai (Rp)
105
107 106
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 9: Nilai Wajar Rekonsiliasi Nilai Wajar Per Saham [Rp] DCF
GCM
Rata-rata
Batas atas
146
107
135
Batas bawah
137
106
125
Berat
70%
30%
Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 11 dari 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk Tabel 10: Laporan Laba Rugi
Gambar 10: P/E dan P/BV
(dalam Rp miliar)
2010
2011
2012
2013P
2014P
Penjualan Harga Pokok Penjualan
1.710 (1.413)
2.094 (1.847)
1.648 (1.512)
1.998 (1.813)
2.228 (2.013)
Laba Kotor
297
247
136
185
214
Beban Operasi
(91)
(113)
(75)
(96)
(107)
Laba Operasi
206
133
60
89
107
9
6
1
1
2
lain-lain Laba Sebelum Pajak
215
140
62
91
109
Pajak
(60)
(40)
(15)
(23)
(27)
Laba Besih
171
100
47
68
82
Pendapatan [Beban]
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 11: Laporan Posisi Keuangan (dalam Rp miliar)
2010
2011
2012
2013P
2010
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Gambar 11: ROA, ROE dan Asset Turnover Aset Aset Lancar Kas dan Setara Kas
4
4
337
253
279
Piutang Usaha
100
126
193
322
389
Persediaan
557
470
257
472
524
49
67
39
77
86
Total Aset Lancar
710
667
826
1.124
1.279
Aset Tetap
246
253
321
325
345
Aset lainnya
119
58
4
22
25
1.075
978
324
347
370
377
195
320
571
662
43
25
37
24
27
9
12
14
20
22
Total Kewajiban
429
232
371
616
711
Total Ekuitas
646
745
792
860
942
Aset lain-lain
Total Aset
Kewajiban Hutang Usaha Pinjaman Jk. Pendek Kewajiban jangka pjg lain-lain
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
Tabel 10: Rasio Penting Ratio
2010
2011
2012
2013P
2014P
Pertumbuhan [%] Penjualan
4,2
22,4
(21,3)
21,3
11,5
Laba Operasi
175,4
(35,2)
(54,7)
47,9
20,2
EBITDA
262,7
(33,7)
(49,8)
27,8
19,4
Laba Bersih
214,2
(41,9)
(53,3)
46,2
20,1
Gross Margin
17,4
11,8
8,2
9,3
9,6
Operating Margin
12,1
6,4
3,7
4,5
4,8
EBITDA Margin
14,1
7,7
4,9
5,2
5,5
Net Margin
10,0
4,8
2,8
3,4
3,7
ROA
16,0
10,2
4,0
4,6
5,0
ROE
26,5
13,4
5,9
7,9
8,7
0,7
0,3
0,5
0,7
0,75
0,4
0,2
0,3
0,4
0,43
Rasio Lancar
1,7
3,0
2,3
1,9
1,9
Rasio Cepat
0,2
0,6
1,5
1,0
1,0
Profitability (%)
Solvabilitas [X] Rasio Kewajiban Terhadap Ekuitas Rasio KewajibanTerhadap Aset Likuiditas[X]
Sumber: PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
“Disclaimer statement in the last page is an integral part of this report” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Page 12 of 13
Gunawan Dianjaya Steel, Tbk DISCLAIMER Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan, Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya , Dengan demikian kami tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini, Adapun asumsi, opini, dan perkiraan merupakan hasil dari perti mbangan internal kami per tanggal penilaian (cut-off date), dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini, Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan , Laporan ini bukan merupakan rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu , Laporan ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa investor , Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun sewaktu -waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per tanggal diterbitkan laporan ini , Harga, nilai, atau pendapatan dari setiap saham Perseroan yang disajikan da lam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan , Investasi didefinisikan sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi , Untuk saham Perseroan yang penyajian laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal , Informasi dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi. Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupa kan Nilai Pasar Wajar, dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing bukan merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing yang behubungan dengan cakupan Jasa Pefindo kepada, atau kaitannya kepada, beberapa pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntung an lainnya dari pihak tersebut. Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu atau suatu strategi investasi , Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan untuk mempertimbangkan terle bih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah bantuan penasehat keuangan . PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan untuk menjaga independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan anali tis, PEFINDO telah menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima sehubungan dengan proses analitis , Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam penyusunan Laporan Target Harga Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan. Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing dengan tujuan untuk meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia , Laporan ini juga bebas dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai , Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp . 20.000.000,- masingmasing dari Bursa Efek Indonesia dan Perseroan yang dinilai untuk 2 (dua) kali pelaporan per tahun, Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di http://www,pefindo,com Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing , Di Indonesia Laporan ini dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia .
“Pernyataan disclaimer pada halaman akhir merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen ini” www.pefindo.com
12 Juni 2013
Halaman 13 dari 13