Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)
Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka lulusan, angka transisi juga mengalami fluktuasi. Angka transisi ke SMP/Sederajat lebih stabil jika dibandingkan dengan angka transisi ke SMA/Sederajat. Tingginya angka transisi ke SMP/Sederajat dari pada angka transisi ke SMA/sederajat disebabkan karena daya tampung untuk siswa baru kelas 7 di SMP/Sederajat lebih besar dibadingkan dengan data tampung untuk siswa baru kelas 10 SMA/Sederajat, keberadaan lembaga pendidikan SMP/MTs telah tersebar secara merata, dan adanya program Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Khusus untuk Siswa Miskin.
LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013
60
Grafik 3.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) %
Grafik 3.3 memperlihatkan perkembangan angka partisipasi kasar SD/MI, SLTP, dan SLTA dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Sebagaimana angka lulusan, dan angka transisi, APK juga mengalami fluktuasi. Dari ketiga jenjang pendidikan, APK yang paling tinggi adalah SD/MI, kemudian SLTP, dan yang paling rendah SLTA. Hal ini menunjukkan
bahwa
jenjang
SD/MI
memiliki
tingkat
pemerataan
pendidikan yang paling baik dibandingkan dengan jenjang SLTP maupun SLTA. Melihat APK SLTA yang sangat rendah jika dibandingkan dengan jenjang SD/MI maupun SLTP yaitu 54,76% pada tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 55,10% pada tahun 2013 maka perlu adanya kebijakan yang dapat mempengaruhi dan mendorong meningkatnya APK SLTA, diantaranya menambah ruang kelas baru, dan mengurangi siswa putus sekolah. Angka putus sekolah SLTA relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jenjang SD/MI dan SLTP. LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013
61
Grafik 3.4 Angka Partisipasi Murni (APM) %
Grafik 3.4 memperlihatkan perkembangan angka partisipasi murni SD/MI, SLTP, dan SLTA dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Sebagaimana angka lulusan, angka transisi, dan APK, maka APM juga mengalami fluktuasi. Dari ketiga jenjang pendidikan, APM yang paling tinggi adalah SD/MI, kemudian SLTP, dan yang paling rendah SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa jenjang SD/MI memiliki tingkat pemerataan pendidikan yang paling baik dibandingkan dengan jenjang SLTP maupun SLTA. Melihat APM SLTA yang sangat rendah jika dibandingkan dengan jenjang SD/MI maupun SLTP yaitu 35,64% pada tahun 2011, kemudian meningkat menjadi 38,99% pada tahun 2013, serta perkembangannya yang sangat lambat maka perlu adanya kebijakan yang dapat mempengaruhi dan mendorong meningkatnya APM SLTA, diantaranya menambah ruang kelas baru, dan mengurangi siswa putus sekolah. Angka putus sekolah SLTA relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jenjang SD/MI dan SLTP. Dalam rangka mendukung keberhasilan pencapaian sasaran pada urusan pendidikan, pada tahun 2013 teralokasikan anggaran sebesar Rp. LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013
62
60.646.245.750,-. Dari anggaran tersebut terealisasi sebesar Rp. 49.397.584.127,- atau 81,45 %. Dengan demikian pencapaian kinerja sasaran pada urusan pendidikan pada tahun 2013 dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Namun demikian masih ada beberapa permasalahan dalam pelaksanaan urusan pendidikan, antara lain: a. Belum optimalnya daya serap anggaran yang diantaranya disebabkan kurang optimalnya manajemen pelaksanaan kegiatan. b. Rendahnya daya tampung siswa baru tingkat I (kelas 10) pendidikan menengah (SMA, MA, dan SMK). c. Belum meratanya persebaran lembaga pendidikan SMA/MA/SMK. d. Rendahnya jumlah sekolah yang memenuhi standar sarana prasarana. e. Rendahnya jumlah guru yang telah memenuhi standar kualifikasi akademik. f. Belum adanya lembaga kursus yang terakreditasi, sehingga menurunkan minat masyarakat khususnya siswa putus sekolah menempuh pendidikan nonformal melalui lembaga kursus. g. Rendahnya minat baca masyarakat, sehingga fasilitas Taman Bacaan Masyarakat kurang dimanfaatkan dengan baik. h. Menurunnya jiwa nasionalisme dan karakter siswa. Adapun upaya yang telah dan terus mengantisipasi permasalahan tersebut adalah :
diupayakan
untuk
a. Mengusulkan kegiatan-kegiatan yang pada tahun anggaran 2013 belum terserap seluruhnya, agar dapat dilaksanakan pada tahun anggaran 2014. b. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi agar semua kegiatan dilaksanakan dengan tepat administrasi, tepat sasaran, dan tepat manfaat. c. Melakukan pembangunan ruang kelas baru di lembaga pendidikan SMA/MA/SMK yang diminati masyarakat. d. Meningkatkan peran masyarakat dalam pendirian unit sekolah baru terutama di kecamatan yang belum memiliki lembaga pendidikan SMA/MA/SMK. e. Meningkatkan motivasi terhadap orangtua siswa dan tamatan SMP sederajat untuk melanjutkan pendidikan setingkat lebih tinggi. f.
Melakukan rehabilitasi ruang kelas yang rusak berat dan rusak sedang.
g. Melakukan pembangunan dan penambahan sarana prasarana pendidikan lainnya guna memenuhi standar sarana prasarana. LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013
63
h. Pemberian bantuan kepada guru untuk menempuh studi lanjut ke S1/D4, dan rekruitmen guru baru yang sudah memenuhi standar kualifkasi akademik. i.
Meningkatkan minat masyarakat mengikuti pendidikan nonformal melalui lembaga kursus.
j.
Meningkatkan minat baca masyarakat.
k. Meningkatkan pembinaan nasionalisme dan karakter bangsa melalui jalur pendidikan.
LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013
64
2011 di Provinsi Jawa Tengah penduduk kelompok usia ini menyumbangkan Angka Buta Huruf sebesar 22,96%.
Sulitnya memperoleh data penduduk buta huruf yang valid.
Rendahnya minat penduduk buta huruf pada kelompok usia ini mengikuti pembelajaran pendidikan keaksaraan.
Tingginya persentase penduduk usia ≥ 45 tahun. Pada tahun 2012 di Kabupaten Temanggung penduduk usia ≥ 45 tahun berjumlah 222.480 atau 30,33% dari seluruh penduduk (Temanggung Dalam Angka Tahun 2013).
Pada indikator Kelompok Belajar Paket B, hambatan yang menyebabkan target tidak tercapai antara lain adalah :
Rendahnya jumlah siswa SMP/MTs yang putus sekolah.
Rendahnya minat siswa putus sekolah SMP/MTs untuk mengikuti pendidikan kesetaraan di program Paket B. Angka putus sekolah SMP/MTs sebesar 0,59% atau setara dengan 196 orang. Jika semua siswa putus sekolah SMP/MTs mengikuti pendidikan kesetaraan Paket B, maka hanya ada ± 10 kelompok. Setiap kelompok belajar Paket B terdiri dari 20 orang warga belajar.
Pada indikator kinerja Lembaga Kursus, hambatan yang dapat menyebabkan target tidak tercapai antara lain adalah :
Meningkatnya jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Masyarakat lebih tertarik pada lembaga pendidikan formal (dalam hal ini SMK) dari pada lembaga kursus, dan belum adanya lembaga kursus yang terakreditasi. Kompetensi keahlian yang dimiliki oleh SMK juga sangat bervariasi. Jumlah SMK di Kabupaten Temanggung 23 lembaga dengan 24 macam kompetensi keahlian.
Belum adanya lembaga kursus yang terakreditasi semakin mengurangi minat masyarakat terhadap lembaga kursus.
Pada indikator kinerja Taman Bacaan Masyarakat, hambatan yang dapat menyebabkan target tidak tercapai antara lain adalah :
Rendahnya minat baca.
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk. Data Temanggung Dalam Angka Tahun 2013 menunjukkan tingkat pendidikan penduduk usia ≥ 5 tahun sebagai berikut, tamat SD 43,50%, tamat SMP sederajat 17,60%, tamat SMA sederajat 10,83%, dan tamat S1 sebanyak 1,76%.
Pada indikator kinerja Jumlah lembaga pendidikan formal SD, hambatan yang dihadapi antara lain rendahnya efisiensi SD. Dalam SPM LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013
58
ditentukan bahwa jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD ≤ 32 orang siswa. Kenyataannya setiap rombongan belajar terdiri dari 20,66 siswa. Untuk meningkatkan efisiensi, perlu dilakukan penggabungan beberapa SD negeri, sehingga jumlahnya semakin berkurang, tetapi efisiensinya meningkat. Adapun perbandingan capaian kinerja urusan pendidikan beberapa tahun terakhir tercermin dari perkembangan beberapa indikator utama sebagai berikut : Grafik 3.1 menunjukkan tingkat kelulusan SD/MI, SLTP, dan SLTA selama 8 tahun terakhir. Dalam kurum waktu tersebut angka kelulusan mengalami fluktuasi. Angka lulusan terendah jenjang SD/MI pada tahun 2009 yaitu 99,01% dan yang tertinggi pada tahun 2013 yaitu 100%. Tingginya angka kelulusan SD/MI disebabkan karena batas nilai lulus sepenuhnya ditentukan oleh satuan pendidikan. Pada jenjang SLTP angka lulusan terendah pada tahun 2006 sebesar 90,01%, dan yang tertinggi pada tahun 2013 sebesar 99,77%. Pada jenjang SLTA angka lulusan terendah pada tahun 2006 sebesar 89,51% dan yang tertinggi pada tahun 2013 sebesar 99,86%. Tingginya angka lulusan pada SLTP dan SLTA pada tiga tahun terakhir karena penentuan lulus yang mengakomodasi nilai raport, dan nilai ujian sekolah. Grafik 3.1 Tingkat Kelulusan
LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013
59