GLOBALISASI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP DEilIOKRASI EKONO}II DAN POLITIK Asep Kamaluddin Nashir {Doscn HI-FISIP UPN "Veteran" Jakarta)
Abstract The relation of international economical and clentocracv in globalization era is indeed very closed Both of them have causal inter-inJluencing and ch,nantic in their nanffes. Globali:ation encontpasses chcmges in the Jield of economic and socisl c'ombined v'ith interconnectedness behveen regional and global uniqueness, that all together challenge and reform a political communiry, especially in theform of modern state.
Keyword: globalization, democracy, economy, politic tatanan yang bebas, sebab kebebasan ekonomr
PENDAHULUAN Globalisasi bukan merupakan hal baru,
tetapi proses evolusi yang telah berlangsung
merupakan 'syarat esensial
bagi
kebebasan
politik'.
sepanjang peradaban manusia manusia. Dimulai
Globalisasi dan Demokrasi mempunyai
dengan pelayaran-pelayaran yang menemukan
keterkaitan yang sangat erat. Hubungan diantara
benua-benua antara Asia dengan Eropa, bingga
keduanya telab menjadi subyek penelitian bagi
saat
ini
perkembangan teknologi informasi telah
banyak ilmuwan.
Di
satu sisi banyak peneliti
mempermudah komunikasi setiap orang dari
meyakini bahwa ams globalisasi .membawa
belahan dunia manapun. Seiring
dampak demokratisasi bagi banyak Negara-negara
perkembangan yang terjadi
di
dengan
tingkat global,
perebatan mengenai globalisasipun
juga
yang sebelurnnya berada
rezim otoriter,
di
bawah kekuasaan
di sisi yang lain
globalisasi
pro dan kontra,
menjadi ancaman bagi demokrasi sejati oleh
sekaligus skeptisisme. Pada satu sisi, dipandang
kepentingan rezim keuangan global yang ingin
sebagai sebuah kemajuan dalam pengembangan
menguasai ekonomi sebuah Negara yang kaya
teknologi dan peradaban umat manusia, pada sisi
akan sumber daya alam.
berkembang, menghasilkan
lain, dilihat sebagai ancaman besar bagi tatanan Kerangka Konseptual Globalisasi
kehidupan dan peradaban manusia. globalisasi
Globalisasi" diambil dari kata global,
ekonomi akan mendorong kemajuan ekonomi dan
yang bermakna universal. Globalisasi belum
juga akan mondorong proses demokrasi.
Seperti
memiliki definisi yang mapan, kecuali
; 1995 )
definisi kerja (working definition),
Bagi para pendukungnya
yang dikemukakan Hayek (David Held
sekadar
sehingga
pasar tidak selalu beroperasi sempuma, tetapi
tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada
lebih banyak daripada kerugiannya. Lebih lanjut Friedman
yang memandangnya sebagai suatu proses sosial,
mengatakan sistem pasar menjadi dasar bagi
akan membawa seluruh bangsa dan negara di
keuntungannya secara radikal
As ep
atau proses sejarah, atau proses alamiah yang
Ir
Kamnfuilin I'fasfiir
UPN "VETERAN" JAKARTA
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan
hubungan antara Negara dan pasar (David
satu tatanan kehidupan baru atau kesafuan ko-
Held, 2000).
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang
sehingga bisa saja orang
adikuasa,
memiliki pandangan
negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang
ini,
globalisasi tidak
lain
adalah
kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya
praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya
karena tidak mampu bersaing.
Sebab,
globalisasi cenderung berpengaruh besar
terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.
Diskursus mengenai globalisasi
bisa
mengambil benang merah dengan kata kunci
sebagai berikut "kemajuan ekonomi", "kemajuan teknologi informasi", "kemajuan
ilmu pengetahuan", "kemajuan peradaban", ruang dan waktu tidak lagi menjadi tembok
besar yang menghalangi terjadinya proses
dan
asasi manusia, yang memastikan bahwa kedaulatan nasional tidak dapat menjamin
legitimasi suatu negara dalam hukum intemasional; pergeseran lingkung&, dalam bentuk pemanasan global akibat kebocoran lapisan ozon; revolusi di bidang komunikasi dan teknologi informasi.
Yasraf Amir Piliang menyatakan bahwa globalisasi adalah suatu
paradoks,
tercipta sebagai akibat hadirnya
secara
bersamaan dalam ruang dan waktu yang sama
dua sifat yang saling bertentangan satu sama
lain secara kontradiktif, globalitas-lokalitas, homogenisasi-heterogenisasi.
Ia
melihat
bahwa globalisasi rnenciptakan dunia tanpa
Selanjutrya perlu dipahami bahwa
komunikasi
merupakan transformasi struktural. Perubahan yang dirnaksud di antaranya adalah rezim hak
melihat
globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara
Perubahan-perubahan ini
diseminasi informasi,
demikina pula dengan pergerakan arus modal di wilayah ekonomi.
batas, masyarakat terbuka dan pasar bebas,
namun di
sisi lain
berkembangnya separatisme, otonomi, dan desentralisasi. ( Yasraf Amir Piliang ;20A4)
Anthony Giddens memberikan sebuah ilustrasi sederhana mengenai pandangannya tentang globalisasi, globalisasi
rnerujuk pada sebuah perubahan dalam bentuk spasial dari pengaturan dan aktivitas manusia sampai kepada pola aktivitas pada
tingkat transkontinetal dan
Globalisasi adalah sebuah
proses
perubahan-perubahan dalam bidang ekonomi
dan sosial yang regional dan global yang
unik. Globalisasi mampu rnengubah pola
menimbulkan
Termasuk
di
intra-regional.
dalamnya perluasan
dan
penajaman hubungan-hubungan sosial dan institusi-institusi yang rnelampaui ruang dan waktu, sebagaimana, pada saru sisi terjadinya
2l
Ascp
UPN "VETERAN" JAKARTA
K4nafuilin Nasfrir
:,inrrE:*'-
para
peningkatan dalarn aktivitas sehari-hari yang
sebagai manifesto
dipenearuhi oleh eyent-event
Globalisasi membuat peran negara perlahan
yang
di belahan dunia yang lain;
hiperglobalis.
dan
terkikis dengan adanya jaringan-jaringan
pada sisi 1'ang lain praktek-praktek maupun
produksi internasional, seperti urultinational
kepufusan-keputusan kelompok-kelompok
coorporations (IvfNC)
atau komunitas lokal bisa memiliki gaung
coorporations (TNC). Negara seolah tidak
yang signifikan secara global
berdaya sebagai penentu kebijakan dengan
berlangsung
(Anthony
dan transnational
dari
Giddens,; 1990 ) Giddens melihat globalisasi
datangnya tekanan-tekanan
sebagai sebuah bentangan proses yang
MNC dan TNC tersebut. Hingga
kompleks dan digerakkan oleh
berbagai
kesimpulan akhir yang menyatakan bahwa
mengubah
kemunculan ekonomi global dan lembaga-
kehidupan manusia sehari-hari, terutama di
lembaga governance global, serta penyebaran
negara-negara berkembang, sekaligus secara
budaya merupakan fenomena baru dalam
bersamaan menciptakan sistem-sistem dan
dunia.
pengaruh. Globalisasi telah
kekuatan-kekuatan trans-nasional
kekuatan pada
baru.
Posisi tengah diambil oleh David
Globalisasi bukan semata-mata kebijakan-
Held (G/oDal Transformation, 2000) sebagai
kebijakan kontemporer, tetapi
justru
kelompok "transformatif." Benar globalisasi
institusi-institusi
telah terjadi pada masa lampau, tetapi globalisasi yang sekarang tidak bisa
menfansformasikan masyarakat
di mana masyarakat itu
berada.
(Anthony Giddens,; 1999 )
David held
dibandingkan dengan yang masa lampau. mengelompokkan
rnenjadi 3 dalam melihat globalisasi (David
Held
;
1999), yaitu kelompok hiperglobalis,
Tiga faktor yang membedakan: intensity, dan extensit), .(
velocity,
| Wibowo ; 2002)
Para transfonnasionalis
rnernpunyai
kelompok transformasionis dan kelompok
keyakinan bahwa globalisasi dewasa ini telah
skeptis. Kelompok hiperglobalis menganggap
rnenemfatkan kernbali kekuasaan, fungsi, dan
bahwa globalisasi adalah proses yang baru
pemerintahan nasional. Salah
sama sekali, yang terjadi selama 10 tahun
pentingnya adalah negara tidak marnpu lagi
terakhir ini saja, dan telah mengubah dunia
berlindung
secara total dan radikal. Ia
nasional
menghancurkan kebudayaan
-
telah
kebudayaan
di
satu
poin
bawah klaim kepentingan
Yang terakhir adalah
kelornpok
lokal, merobek pasar-pasar di belahan dunia
skeptis, dalam pandangan kelornpok- ini
mana pun, dan merobohkan dinding-dinding
globalisasi dianggap bukan merupakan
batas antamegara. Buku The End of Nation
fenomena baru, tetapi mempunyai akar
State karya Kenichi Omahe sering dipakai
sejarah yang panjang. Pandangan kelornpok
fls ep I(anafuffiin ttfas frir
l3 UPN "VETERAN" JAKARTA
ini
sangat bertentangan dengan kelompok
hiperglobalis. Menurut kaum
skeptis
kekuatan-kekuatan global sangat bergantung
kepada pemerintahan nasional untuk menjamin liberalisasi ekonomi terus berlanjut.
Globalisasi jugu memberikan dampak kompetisi yang sangat signifikan dalam hal ini
kompetisi menjadi
nilai
sentral. Kompetisi
dianggap menjadi strategi yang terbaik guna
meraih profit maksimal sekaligus mendapat alokasi sumber daya secara optimal. Prinsipnya,
one person's crisis is another opportunity
far
person's
enrichment. Dalam hegemoni
ekonomi pasar, perilaku yang
didasarkan
solidaritas dianggap sebagai sikap
yang
merugikan.
Setidaknya
kita dapat meminjam tiga
Jacques Lacan,
ia
langkah
menyebutnya sebagai
'kritik
kebudayaan psikoanalisis'. Pertama, upaya mengidentifikasi suatu pengaruh yang jelas, bersifat kolektif dan subyektif yang dihasilkan pada sejumlah orang tertentu melalui suatu artefak
kebudayaan
atau diskursus. Yaitu
dengan
memindai tanggapan sejumlah besar publik yang
menghasilkan tindakan-tindakan dan perasaan
yang identik sama. Kedua, mengidentifikasi unsur-unsur diskursus yang bertanggungjawab demi tampilnya pengaruh-pengaruh yang muncul,
yang diidentifikasikan dalam langkah pertama. Kemudian yang ketiga adalah langkah yang berlangsung serentak dengan langkah kedua, yaitu
mengidentifikasi faktor-faktor subyektif yang tidak tampil
-
hasrat dan kandungan tertentu dari
Imajiner, Simbolilq dan Real
-
yang dimohonkan
oleh unsur-unsur diskursif yang menghasilkan "Rather than encompassing everyone
a
in a
pengaruh yang tampil itu.( Mark Bracber; 2005)
better life,
Berdasarkan langkah-langkah Lacan
globalization is a process that allows the
tersebut, terdapat sebuah teori yang menjadi
world market economy to 'take the best and
landasan utama pemikiran penulis untuk
collective march toward
leave the rest'."
(&san George ; 2006)
menyikapi masalah globalisasi, yaitu teori Jiirgen
Habermas Socio-Critical Hermeneutics. Dalam Dalam persfektif neoliberal, Globalisasi
teori kritiknya yang disebut sebagai Socio-Critical
sarat dengan hiperkompetisi langsung, bahkan
Henneneutics, Jiirgen Habermas membagi
antara orang-orang yang tak pernah bertemu
pengetahuan menjadi
sekalipun. Mengikuti pefuah Thomas Hobbes,
instnunenlal knov,ledge atau positivisme, yang
to every man. Kanibalisme
menj adikan tuj uan pengetahuannya sebagai sarana
hukum rimba berlaku secara brutal dan kejam.
untuk mengontrol, memprediksi, memanipulasi,
Siapa kuat, dia menang. Sistem ekonomi pasar
dan
hanya mengambil yan-e terbaik dan meninggalkan
hernteneulic knov'ledge
sisany4 menciptakan para pecundang ketimbang
knordedge, yang menjadikan tugas ilmu
pemenang.( Imam Cahyono ;2002)
pengetahuan hanyalah untuk memahami belaka.
every man is enemy
Oleh karena itu, perlu adanya langkah
logis dalam menyikapi hegemoni
globalisasi.
tiga kategori.
Pertama,
mengeksploitasi obyeknya.
atau
Kedua,
inlerpretative
Ketiga, critical kno*'ledge atau entancipalory knov,ledge,
yakni suatu
4l
pendekatan yang
A s ep Ka
UPN "VETERAN" JAKARTA
ma
fudfin t{as fi i r
menempatkan
ilmu pengetahuan sebagai
katalis
Dalam paham demokrasi libc-ral, Negara
manusia.
adalah sebuah ruang publik y'ang nctral yang
1992) Dalam sebuah
bebas dari dominasi kclas atau kelompok
untuk membebaskan pengetahuan (Anthony C. Thiselton
;
konteks. Hermeneutika Sosio-Kritik
dapat
kepentingan tertentu.
Tapi sebaliknl'a
bcrbagai
menjadi alat yang potensial bagi pembebasan
kelompok masyarakatjuga bebas
(liberation) dan mengungkapkan kembali kebenaran, juga sebagai sebuah senjata dalam
mempengaruhi kebijaksanaan Negara. Caranya
diri yang terdapat dalam
yang menjamin keadilan (faimess). Inilah yang
individu manusia dan kelompok. Hal ini tidak
disebut oleh filosof Amerika, Rarvls sebagai
menghadapi kecurangan
dalam
adalah melalui proses demokrasi atau prosedur
tetapi
justice as faimess yaitu suatu keadilan yang
juga pembebasan terhadap teks. (Anthony C.
ditentukan oleh proses, yairu proses yang
Thiselton; 1992)
mengikuti prosedur yang disepakati bersama.
hanya menuntun pada pembebasan
diri,
Prosedur tersebut memang bisa saja menghasilkan sesuatu yang berbeda pada setiap individu. Tetapi
Globalisasi dan Demokrasi Ekonomi
Keterkaitan antara globalisasi
dan
yang penting, semua hak-hak manusia dipenuhi.
yang tidak dapat disangkal lagi. Isu tentang
jika prosedur itu merugikan golongan yang paling lemah, maka Negara boleh
perlunya atau sebaliknya tentang tidak perlunya
melakukan intervensi, sehingga suatu kemajuan
campur tangan pemerintah dalam perekonomian
tetap meng-untungkan golongan yang paling
telah menjadi perdebatan yang belum juga usai.
lemah. Keadilan bisa disebut terwujud apabila
perkembangan ekonomi sebuah negara adalah hal
Sebenarnya dalam sistem demokrasi
liberal di
Namun
golongan yang paling lemah
ikut
meningkat
bidang ekonomi yang disebut juga sistem ekonomi liberal, Negara juga mempunyai peran
kesejaliteraannya dengan terjadinya pertumbuhan
tertentu. Tetapi perannya adalah menjamin
Globalisasi pada dasarnya merupakan
berlakunya mekanisme pasar atau kebebasan ekononi.
Di samping itu Negara berperan dalani
ekonomi.
proses pesatnya perkembangan
ekonomi
internasional, yang ditandai dengan globalisasi
mencegah monopoli, kartel dan trust, mencegah
p6tr,
dampak merusak dari faktor-faktor luar yang
Perusahaan-perusahaan Trans-nasional (TNCV
merugikan (extehalities), menyediakan kebutuhan
Trans National Corporations) dengan dukungan
umurn (public goods), penegakkan hukum dan
Lembagalembaga
terjaminnya rule
of law, bertindak sebagai wasit
investasi, dan proses produksi dari
Finansial
Internasional
(IFIs/Intemational Financial Institusions) yang
yang netral dan mengoreksi 'infonnasi yang bias
diatur oleh Organisasi Perdagangan
dan tidak merata atau memperbaiki pasar yang
(WO/lTorld Trade Organization).
tidak sempurna (inperfection of market).
Peran
Negara sepelti itulah yang dianggap
bisa
menjamin berlang-sungnya kehidupan demokrasi.
Global
Globalisasi pasar, investasi, dan proses
produksi tesebut mulai efektif berlaku secara
global menjadi suatu mekanisme perdagangan
mulai sejak ditandatanganinya kesepakatan As ep Kamafuffiin
9,fas
ls
frir
UPN "VETERAN" JAKARTA
intemasional tentang perdagangan pada bulan
(1995), globalisasi setidaknya tercermin pada dua
April
fenomena yang memiliki pengaruh nyata.
1994 setelah melalui proses yang sulit di
Marrakesh, Maroko,
yakni suatu
perjanjian
Pertama, melonggarnya rantai-rantai
yang
intemasional perdagangan yang dikenal dengan
membelenggu aktivitas politik, ekonomi, dan
GATT. GATT sesungguhnya merupakan
sosial sehingga sekup semua aktivitas tersebut
suatu
kumpulan aturan internasional yang mengatur
kini membentang
perilaku perdagangan antar pemerintah. GATT
intensnya tingkat interaksi dan ketersalinghubungan di dalam dan di antara
juga merupakan forum negosiasi
perdagangan
antar pemerintah, serta juga
merupakan
seluas dunia. Kedua, semakin
negara-negnra serta masyarakat. Sebenamya dua
dagang
hal yang disebut oleh Held di atas tidak bisa
antar bangsa bias diselesaikan. Kesepakatan itu
dipahami secara terpisah. lnterkoneksitas di antara
pengadilan dimana
dibangun
di
jika teradi penelisihan
atas asumsi bahwa sistem dagang
yang terbuka lebih efisien dibanding sistem yang
proteksionis, dan dibangun
di
dua hal
itu
sangat kuat sehingga mustahillah
memahami intensitas hulungan
di
antara warga
atas keyakinan
dunia tanpa mengandaikan melonggarnya sekat-
bahwa persaingan bebas akan menguntungkan
sekat yang sebelumnya membelenggu keleluasaan
b4gt negara yang efektif dan efiesien.
dalam berkomunikasi, demikian pula sebaliknya
Pada tahun 1995 suatu organisasi pengawasan perdagangan dan kontrol
Perdebatan yang muncul berkaitan hubungan
perdagangan dunia yang dikenal dengan WTO
persoalan yang bertolak belakang. Pendapat
didirikan, dan sejak saat itu dia mengambil alih
pertama mengatakan bahwa
fungsi GATT. WTO dirancang bukanlah sebagai
mengancam demokrasi. Sebaliknya, pendapat
organisasi monitoring bagi negara-negara yang
kedua menyatakan bahwa
tidak mematuhi GATT, akan tetapi
mengembangkan demokrasi.
WTO
globalisasi dan demokrasi bermuara pada dua
globalisasi
globalisasi
bertindak berdasar komplain yang diajukan oleh
Untuk mengukur hal itu tergantung pada
anggotanya. Dengan demikian WTO merupakan
seberapa besar ruang gerak yang diberikan
salah satu aktor dan arena forum perundingan
globalisasi kepada demokrasi.
antar perdagangan dari mekanisme globalisasi
kriteria yang dapat iajukan, yakni konsep otonomi
yang paling penting.
dan kesetaraan. Globalisasi akan dianggap sebagai
Di sini,
pendorong atau penghambat
demokrasi
tergantung pada apakah globalisasi mendorong
Globalisasi dan Demokrasi Politik
Di dalam ranah politik,
ada dua
globalisasi
terciptanya otonomi dan kesetaraan yang lebih
mampu menembus sekat-sekat yang selama ini
luas diantara individu dan masyarakat.
membelenggu hubungan antar individu. Dalam
globalisasi ternyata mampu mendorong otonomi
proses ini, sebuah tindakan pada level lokal dapat
dan kesetaraan yang lebih luas, maka globalisasi
membawa akibat yang melampaui batas-batas
dianggap akan memberikan masa depan yang
fisik sehingga ia memengaruhi apa yang terjadi di
lebih cerah bagi demokrasi. Sebaliknya, jika
belahan lain dunia. Dalam rumusan David Held
globalisasi justru menghambat kedua hal tersebut,
Jika
fl s ep'l{ana fuilin Nas fr r
6l
i
UPN "VETERAN" JAKARTA
maka globalisasi dapat dianggap sebagai ancaman bagi demokatisasi politik.
iVlenurut David Held, prinsip otonomi
inti proyek demokrasi.
mempakan
Pandansan
Di awal tahun 1990-an, dunia menyaksikan keruntuhan Uni Soviet, yang menjadi ancaman utama sistem demokrasi liberal.
Saat
ini
dunia meny,aksikan runtuhnya rezim-
mengenai negara legal demokratis adalah dasar
rezim penguasa di jazirah arab, atau biasa disebut
unfuk memecahkan ketegangan yang muncul
dengan arab spring. Tunisia adalah tempar
antara gagasan negara modern dan
gagasan
kelahiran 'badai revolusi' yang mengguncang
demokrasi. Dalam konteks
rvilayah Timur Tengah dan menjatuhkan sejumlah
kosmopolitan
itu, demokrasi merupakan suatu konsepsi
penguasa diktator. Aksi bakar
diri yang dilakukan
hubungan legal demokratis yang disesuaikan
Muhammad Bouazizi menyebabkan protes massa
secara tepat dengan dunia bangsa-bangsa yang terjerat dalamjaringan proses regional dan global
yang menyebabkan mantan presiden Tunisia, Zainal Abidin Bin Ali meninggalkan negara
(Held 1995).
tersebut. Gelombang revolusi tersebut menjalar ke
Ketiga konsep
ini
(prinsip otonomi,
negara legal demokratis,
dan
seluruh jazirah arab.
demokrasi
Ketika menjelaskan gelombang banr ini,
kosmopolitan) merupakan suatu kerangka kerja
Huntington menyebut bahwa demonstration efect
baru yang tidak bisa dipungkiri
bagi
merupakan salah satu penyebab penting yang
teori demokrasi. Jika
melahirkan gairah demokrasi di berbagai negara.
demokrasi berarti "pemerintahan oleh ralq/at",
Informasi tentang peristiwa politik di suatu negara
yakni penentuan pembuatan keputusan publik
dapat menyebar secara cepat ke negara-negara
oleh
yang
lain sehingga dampaknya tidak cuma dirasakan
sama-sama bebas, maka dasar pembenarannya
oleh penduduk saCI negara, pemikiran seorang
terletak pada kemajuan dan peningkatan otonomi.
ahli politik atau naskah pidato seorang pejuang
Untuk memperkuat kesalingterhubungan
di tempat yang berlainan seolah mereka sedang
pengembangan suatu
anggota-anggota komunitas
politik
antara globalisasi dan demokratisasi
Kita
dapat
demokrasi diakses oleh orang-orang
merujuk pada apa yang disebut oleh (Samuel P
mendengarkan ceramah
Huntington; 1995) sebagai
mereka. Tidak mengherankan
'Gelombang
itu langsung di
jika
hadapan
kemudian
Demokratisasi Ketiga', yang secara mengejutkan
muncul 'efek meniru' apa yang dilakukan oleh
justru berawal dari kudeta para perwira militer
pihak lain di tempat yang berbeda.
Portugal terhadap kekuasaan diktator Marcello Caetano pada 1974.Inilah masa persemaian baru gagasan demokrasi
-
setelah ia sempat mekar lalu
menguncup, kemudian mekar dan menguncup
kembali
-
dalam perjalanan panjang peradaban
sejak akar demokrasi modern
itu mulai tumbuh
seiring keberhasilan Revolusi Prancis Revolusi Amerika pada abad kedelapanbelas. As ep
Kanafuilin
9,tas
dan
Kesimpulan
Hingga
globalisasi
masih
menyisakan ruang perdebatan, belum akan
titik akhir, titik kesepahaman. Memang tidak penting untuk memaknai menemukan
globalisasi dalam satu pemahaman tunggal, globalisasi tetap menjadi ruang diskursif, ruang di
fiir
l7
I
L-
hari ini
UPN "VETERAN" JAKARTA
DAFTAR PUSTAKA
mana diskursus berkontestasi dari gagasan sampai
praktek politik. Namun setidaknya sketsa umum
mengenai wajah globalisasi bisa direka, dan
dilihat dalarn praktek ekonomi-politik di tingkat
Anthony Giddens, The Consequences of Mo,Tanity (Carnbridge: Polity Press, 1ee0)
dunia.
Diluar perdebatan mengenai globalisasi, sesuatu yang pasti bahwa arus demokratisasi yang
sedang berjalan saat
ini dan akan
terus berjalan
tidak dapat terlepas dari globalisasi.
Yang
menjadi pertanyaan selanjutnya adalah; apakah globalisasi memberikan sumbangan positif bagi
demokrasi,
atau sebaliknya
menciptakan
kemunduran demokrasi. Bagi penulis, globalisasi akan menyumbangkan dua sisi sekaligus, yakni
mendorong proses demokratisasi dan sekaligus menciptakan krisis bagi demokrasi.
Anthony Giddens, Jalan Ketiga: Pembaruan
Demolvasi Sosial
(Jakarta:
Gramedia,l999)
Anthony C. Thiselton, Nqv Horizons in Hermeneutics (Michigan: Zondervan PublishingHouse, 1992
David Held, Democracy and the Global Order: From the Modem State to Cosmopolitan Governance, Standford Univenity Press, 1995
*Global Trarsformatiors: Politics, Economic, and Culnre", terbitan Stanford Univenity Press, Califomi4 1999
David Held
I Wibowo,
Globalisasi dan Ifupitalisme Global, Kompas 2 Apil2D2
Lain : Mani/eiro Intelelaral Organik (Yoryakatta: Pustaka
Mansour Fakih, Jalan Pelajar,2002
Mark Bracher, Jacques Lacan, Dislarsw, dan Penbahan Sos ial : Pengantar KritikBudaya Psikoanalisis, (Yoryakarta: Jalasutra, 2005), hlm. 106-109, (terj.)
Gunawan Adrniranto, judul asli: Lacan, Discourse, and Social Change: A Pq,choanalyic Cul nral Criticism.
Samuel P.
Huntington,
Gelombang
Demokratisasi Ketiga; Pustaka Utarna Grafiti;1995
Yasraf Amir Piliang, Dunia yang Dilipat:
Tamasya Melampaui Kebudayaan, Jal asutra,
Batas-batas
20M
http ://kompas. com/kornpas-
cetak/0702 I 5/opini/32848 t 3.htm hnp:i/wrvw.ru. org/susan- george.htm
8l
AsepKanafuilin Nasfiir
UPN "VETERAN" JAKARTA