Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
DAFTAR ISI TABEL PENCAPAIANKU SESI 1 Membahas ulang Maksud dan Tujuan Buku 1 Seri 2:7 Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 1 Metode Menghafal Tema (MMT) di Buku 2 Studi Alkitab Buku 2 Prinsip-Prinsip Menghafal Ayat Tuntunan Praktis Berdoa SESI 2 Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 2 Kuis, Prinsip Menghafal Ayat Menjadi Dewasa di Dalam Kristus (Studi Alkitab) SESI 3 Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 3 Hubungan yang Menjangkau Peperangan Rohani (Studi Alkitab) SESI 4 Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 4 Iman dan Kebenaran Allah (Studi Alkitab) SESI 5 Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 5 Kuis Pribadi Mengerti Kehendak Allah (Studi Alkitab) SESI 6 Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 6 Membangun Pertemanan dengan Orang yang Belum Percaya Hidup sebagai Hamba (Studi Alkitab) SESI 7 Ucapan Selamat Pentingnya Mempersiapkan Kesaksian Pribadi Mempersiapkan Komentar atas Kesaksianmu Ilustrasi Carang Anggur Mempersiapkan Kesaksian yang Efektif Dua Cara Menyusun Kesaksian Memilih Format Kesaksian SESI 8 Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 8 SESI 9 Pembukaan Kesaksian
2
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bagaimana Menutup Kesaksian Hatiku adalah Rumah Kristus Bahan Diskusi: Rumah Tuhan SESI 10 Tuntunan Bagaimana Meluangkan Waktu Bersama Tuhan Sehari di Bersama-Nya Catatan dan Aplikasi Tips Agar Tetap Bugar Daftar Kekhawatiran Daftar Periksa Sebelum Meluangkan Waktu Bersama Tuhan Contoh Bagaimana Membuat Catatan Saat Menyendiri Bersama Tuhan SESI 11 Meluangkan Waktu Bersama Tuhan Tantangan Selanjutnya Tinjauan Buku 3 APENDIKS
3
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
TABEL PENCAPAIANKU Setiap kali Anda menyelesaikan satu pelajaran, mintalah seseorang dalam kelompok untuk membubuhi paraf inisial dan menulis tanggal paraf. Menghafal Ayat Ayat Wajib: “Menjalani Hidup Baru” Kristus sebagai Pusat—2 Korintus 5:17 Taat kepada Kristus—Roma 12:1 Sang Firman—2 Timotius 3:16 Doa—Yohanes 15:7 Persekutuan—Ibrani 10:24-25 Bersaksi—Matius 4:19 Ayat Pilihan yang disarankan Kristus sebagai Pusat— Galatia 2:20 Taat kepada Kristus— Yohanes 14:21 Sang Firman— Yosua 1:8 Doa— Filipi 4:6-7 Persekutuan—1 Yohanes 1:3 Bersaksi— Roma 1:16 Mengutip ayat wajib “Menjalani Hidup Baru” Mengutip seluruh 12 ayat “Menjalani Hidup Baru” Mengutip ayat hafalan Buku 1 Mengulang seluruh ayat hafalan Buku 1 selama 14 hari berturut-turut Menyelesaikan Kuis Prinsip Menghafal Ayat di halaman 14 Mencocokkan jawaban kuis ( halaman Saat Teduh Menyelesaikan Catatan Bacaanku dalam waktu 14 hari Kesaksian Menjalani dengan gembira aktifitas bersaksi Menceritakan “Kesaksianku” berdasarkan rancangan dalam waktu kurang dari 4 menit. Studi Alkitab Sesi 2—Menjadi Dewasa di dalam Kristus (halaman 15) Sesi 3—Peperangan Rohani (halaman 26) Sesi 4—Iman dan Kebenaran Allah (halaman 31) Sesi 5—Mengerti Kehendak Allah (halaman 38) Sesi 6—Hidup sebagai Hamba (halaman 44) Latihan Kelompok Ambil bagian untuk meluangkan waktu bersama Allah
Inisial
Tanggal
4
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lain-lain Baca dan tandai “Hubungan yang Menjangkau” (halaman 20) Baca dan tandai “Hatiku adalah Rumah Kristus” (halaman 66) Menyelesaikan halaman 73 Bacalah “Tuntunan dalam Meluangkan Waktu Bersama Tuhan” (halaman 75-83) Catatan Pemimpin Lulus Buku 2, Berakar Kuat dalam Keluarga Allah
5
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 1 Garis Besar Sesi 1 1. 2. 3. 4.
Buka dengan doa. Membahas ulang “Maksud dan Tujuan Buku 1, Seri 2:7” (hal 6). Meninjau garis besar buku yang terdapat dalam Tabel Pencapaianku ( hal 4). Membahas metode mengingat yang akan dipakai: apakah akan sama dengan metode di buku pertama? 5. Mempelajari “Tuntunan Menghafal Ayat—Minggu 1” (hal 7). 6. Membaca dengan bersuara“MMT di Buku 2” dan “Studi Alkitab di Buku 2” (hal 7). 7. Baca dan diskusikan “Prinsip-prinsip Menghafal Ayat Alkitab” (hal 9) 8. Diskusikan “Tuntunan Praktis Berdoa” (hal. 10) dan gunakan lembar doa pada bagian akhir buku ini. 9. Baca “Tugas Sesi 2” (hal.12). 10. Tutup dengan doa.
Membahas ulang Maksud dan Tujuan Buku 1 Seri 2:7 Tujuan dari buku 1 adalah: 1. Supaya kita dapat menikmati pembacaan Alkitab dengan cara: a. menggunakan Alkitab versi kontemporer. b. memakai metode penandaan ayat Alkitab. 2. Supaya kita menguasai lima ayat kunci yang disebutkan di Mengawali Bersama Kristus, dan punya pilihan ayat-ayat ber temakan penjangkauan. 3. Agar kita memiliki waktu saat teduh bersama Tuhan yang lebih konsisten dan berkualitas, dengan cara:: a. Menggabungkan saat teduh dengan doa. b. Menjalani saat teduh selama tujuh hari berturut-turut sepanjang masa kursus. c. Mencatat pencerahan yang didapat dalam saat teduh harian, dalam lembar Catatan Bacaanku 4. Agar kita mempelajari dan mendiskusikan arti ilustrasi Roda. 5. Agar kita mempelajari dan mendiskusikan artikel Tirani Waktu (Tyranny of Urgent). 6. Agar kita memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam ilustrasi Roda dan Tangan. 7. Supaya Mengerti lebih dalam tentang perlunya menghafal ayat Alkitab dan mengenali hal-hal yang berpotensi menghambat. 8. Supaya kita punya daftar doa untuk penginjilan.
6
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 1 Cuplikan “Metode Menghafal Tema” Anda Bisa Menghafal Seluruh Alkitab! Ingatan kita sempurna! Anda mengira ingatan Anda payah? Nanti dulu. Coba ingat-ingat, apakah Anda bisa mengingat alamat rumahmu dan nomor teleponmu? Bagaimana dengan semua informasi yang tersimpan dalam benakmu berkaitan dengan pekerjaanmu? Dan semua nama orang yang Anda ingat di luar kepala? Belum lagi semua rincian informasi berkaitan dengan olah raga favoritmu atau hobimu? Itu bukti bahwa ingatanmu sangat baik. Segala hal akan menjadi mudah untuk diingat jika Anda punya minat terhadapnya atau sering menggunakannya. Sikaplah Yang Menentukan. Kemampuan mengingat bukanlah sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki. Ini adalah ketrampilan. Dan sama seperti ketrampilan lainnya, ia bisa dikembangkan. Dengan sikap yang tepat Anda bisa menghasilkan perbedaan besar. Karena itu gunakan sikap yang tepat dalam menghafal ayat Alkitab, maka ingatan Anda akan berfungsi dengan baik. Andalkan pertolongan Allah. Satu hal yang menghibur hati adalah, Anda bisa meminta pertolongan Allah karena Dia memang rindu firman-Nya terpatri dalam sanubari setiap anakanak-Nya. “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan— simpan dalam hati”(Ulangan 6:6). “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu” (Kolose 3:16). Cuplikan “Metode Menghafal Tema” Anda Bisa Menghafal Seluruh Alkitab! Ingatan kita sempurna! Anda mengira ingatan Anda payah? Nanti dulu. Coba ingat-ingat, apakah Anda bisa mengingat alamat rumahmu dan nomor teleponmu? Bagaimana dengan semua informasi yang tersimpan dalam benakmu berkaitan dengan pekerjaanmu? Dan semua nama orang yang Anda ingat di luar kepala? Belum lagi semua rincian informasi berkaitan dengan olah raga favoritmu atau hobimu? Itu bukti bahwa ingatanmu sangat baik. Segala hal akan menjadi mudah untuk diingat jika Anda punya minat terhadapnya atau sering menggunakannya. Sikaplah Yang Menentukan. Kemampuan mengingat bukanlah sesuatu yang dimiliki atau tidak dimiliki. Ini adalah ketrampilan. Dan sama seperti ketrampilan lainnya, ia bisa dikembangkan. Dengan sikap yang tepat Anda bisa menghasilkan perbedaan besar. Karena itu gunakan sikap yang tepat dalam menghafal ayat Alkitab, maka ingatan Anda akan berfungsi dengan baik. Andalkan pertolongan Allah. Satu hal yang menghibur hati adalah, Anda bisa meminta pertolongan Allah karena Dia memang rindu firman-Nya terpatri dalam sanubari setiap anakanak-Nya. “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan— simpan dalam hati”(Ulangan 6:6). “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu” (Kolose 3:16). Mengapa Menghafal Tema? Dalam buku 1 kita sudah belajar mengenai tema, ayat referensi beserta ayat lengkapnya. Di buku 2 ini kita akan mengulangnya lagi. Dua alasan penting mengapa menghafal tema itu perlu:
7
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Menghafal tema menolong kita memahami ayat bersangkutan dan memudahkan kita menghafal serta mengulasnya. 2. Tema membantu kita untuk ‘lengket’ dengan ayat bersangkutan, dan ayat tersebut akan dengan mudah diingat ketika dibutuhkan. Dengan menghafal tema, ayat yang tepat bisa dihadirkan ketika kita sedang meditasi, bersaksi, konseling, melakukan pendalaman Alkitab, atau persiapan kutbah. Jadi mulailah membiasakan diri dengan Menjalani Hidup Baru di halaman... dan mulailah mempelajarinya dengan ayat-ayat di dalamnya. Tuntunan Menghafal Ayat Buku 2 Ada empat area yang menjadi fokus metode ini: 1. Bagaimana caranya menghafal ayat dengan lebih mudah. 2. Bagaimana menerapkan ayat tersebut dalam hidup kita. 3. Bagaimana caranya menemukan ayat tersebut dan mengulang dengan mudah. 4. Bagaimana melanjutkan menghafal ayat Alkitab setelah menyelesaikan pelajaran ini
Metode Menghafal Tema (MMT) di Buku 2 Sebagaimana kita ketahui, penerbit NavPress telah menerbitkan pelajaran menghafal Alkitab yang dikenal dengan Metode Menghafal Tema (MMT). Metode ini dapat dipakai selama lima tahun ke depan. MMT terdiri dari enam puluh ayat yang dikelompokkan ke dalam lima tema utama: A. B. C. D. E.
Menjalani Hidup Baru Konfes Kristus Bersandar Pada Allah Menjadi Murid Kristus Bertumbuh Menjadi Serupa Dengan Kristus
12 ayat 12 ayat 12 ayat 12 ayat 12 ayat
Dalam setiap tema—dari A sampai E—terdiri dari enam sub tema. Setiap ayat dalam metode ini berbicara tentang aspek penting dalam kehidupan orang percaya. Informasi lebih lanjut tentang hal ini dapat di lihat di www.2-7.org.
8
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Di dalam buku 2 ini kita akan menghafal ayat-ayat tentang “Menjalani Hidup Baru.” Tema-tema berikut ini sama pentingnya dengan tema diskusi dalam buku 1. A.Menjalani Hidup Baru Kristus sebagai Pusat Taat kepada Kristus Sang Firman Doa Persekutuan Bersaksi
Syaratnya 2 Korintus 5:17 Roma 12:1 2 Timotius 3:16 Yohanes 15:7 Ibrani 10:24-25 Matius 4:19
Ayat Opsional yang Disarankan Galatia 2:20 Yohanes 14:21 Yosua 1:8 Filipi 4:6-7 1 Yohanes 1:3 Roma 1:16
Mungkin kita bertanya-tanya, “Apakah memang perlu menghafal dua belas ayat ini supaya bisa lulus pelajaran ini?” atau “Bagaimana mungkin saya bisa menghafal kedua belas ayat ini? Otak saya sudah penuh dengan ayat hafalan dari buku 1!” Jawabannya adalah, kelulusan ditentukan dari kesempurnaan dalam mengutip setiap ayat dalam masing-masing tema dengan sempurna, minimal enam ayat—dua belas ayat lebih baik lagi. Sudah ribuan orang yang mengatakan bahwa mereka lebih mudah menghafal dua belas ayat di buku 2 dari pada menghafal ayat-ayat di buku 1. Di sini mereka belajar mempraktekkan prinsip-prinsip menghafal dan mengulang ayat. Dalam mengulang, mereka menggunakan kartu ayat yang sudah biasa mereka gunakan, dan menambahkan ayat baru (bagian per bagian) dalam waktu dua hari. Kemudian mereka akan terus mengulang ayat tersebut—diharapkan lebih dari satu kali dalam sehari. Setelah itu mereka lanjut menghafal ayat kedua selama dua hari berikutnya. Jadi masih ada sisa waktu tiga hari untuk menghafal ayat baru lainnya, sebelum pertemuan kelompok 2:7 selanjutnya. Dan ini semua mungkin untuk dilakukan. Berilah dirimu penghargaan. Sesekali coba tunjukkan kemampuan menghafal dua belas ayat tersebut ketika berkumpul dengan sesama penghafal ayat Alkitab. Ini adalah investasi kecil yang akan berdampak besar. Jika Anda dengan setia mengikuti prinsip-prinsip menghafal ayat dan petunjuknya, Anda akan mengalami apa yang di alami oleh para pendahulumu.
Studi Alkitab Buku 2 Alkitab adalah buku kehidupan, dasar kebenaran... menyegarkan jiwa; memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati membuat mata bercahaya lebih indah dari pada emas dan lebih manis dari pada madu...—Mazmur 19:8-11
9
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kekayaan hikmat yang melimpah telah Allah sediakan melalui Firman-Nya yang tersedia bagi semua orang percaya. Namun firman ini hanya dapat dihidupi oleh mereka yang menggalinya dengan konsisten. Meditasi dan doa adalah dua kunci yang dapat membuka gudang hikmat Allah. Dengan mendoakan sambil merenungkan setiap ayat yang sedang Anda dalami, akan menolongmu memahami makna dan aplikasinya dalam kehidupan seharihari. Seiring perjalanan mengiring Kristus, mungkin muncul pertanyaan dalam benakmu tentang rancangan dan tujuan Allah dalam hidupmu, dan bagaimana cara mengerjakannya. Karena itu, sepanjang kursus ini, pendalaman Alkitab ini akan mencakup lima pelajaran penting berkaitan dengan perjalanan iman mengiring Kristus: Menjadi Dewasa di dalam Kristus Peperangan Rohani Iman dan Kebenaran Allah Memahami Kehendak Allah Hidup Sebagai Hamba
Prinsip-Prinsip Menghafal Ayat Kebiasaan-kebiasaan yang sangat menolong: 1. Pelajari dan ikuti tuntunan menghafal ayat setiap minggu. 2. Baca ayat bersangkutan dengan saksama, sebelum dan sesudah menghafal—ini mencakup konteks atau susunan ayatnya. 3. Gali pengertian dalam setiap ayat. Bisa dengan membaca terjemahan versi lain untuk mendapatkan arti yang lebih jelas. 4. Baca ayat tersebut sepenuh hati, bisa dengan suara keras atau berbisik. Lihat ayat tersebut secara menyeluruh. Polanya: sebutkan temanya, ayat referensinya, isi ayatnya dan ayat referensinya lagi. 5. Selalu mendiskusikan ayat tersebut dengan Tuhan dalam doa. Mintalah pewahyuan dan petunjuk bagaimana menerapkan ayat tersebut. Ketika menghafal ayat, lakukan hal berikut: 1. Kuasai/ hafalkan tema, ayat referensi, dan kalimat pertama ayat tersebut sebagai satu kesatuan. 2. Setelah itu tambahkan bagian kalimat selanjutnya, dan seterusnya sampai Anda menguasai seluruh ayat. 3. Sebisa mungkin ucapkan ayat tersebut dengan bersuara. 4. Pada saat Anda menghafal dan mengulang ayat, pikirkan juga cara penerapannya dalam hidupmu dan keseharianmu. 5. Selalu menyebut tema dan ayat referensi di awal, dan ulangi menyebut ayat referensi di akhir. 6. Manfaatkan waktu luangmu (ketika sedang menunggu, berjalan kaki, atau menyetir) untuk menghafal dan mengulang ayat, atau merenungkannya. Jika Anda sudah bisa menghafal dan mengulang tema-ayat referensi-ayat-ayat referensi dengan benar, lakukan hal berikut:
10
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Ulangi ayat tersebut (beberapa kali dalam sehari) selama beberapa hari berturut-turut, supaya tertanam dalam ingatanmu. 2. Tulis ulang ayat tersebut atau ucapkan ulang kepada seseorang. Ini akan memperkokoh impresi tentang ayat tersebut dalam ingatanmu. 3. Selalu ulangi, ulangi, dan ulangi. Repetisi adalah metode terbaik untuk mengokohkan ingatan anda terhadap ayat bersangkutan. Dengan demikian, kemampuanmu untuk mengutip ayat tersebut akan meningkat.
Tuntunan Praktis Berdoa Format Doa yang Disarankan: MMBM (menyembah, mengakui, bersyukur, memohon) Ketika para murid meminta Tuhan Yesus mengajari mereka cara berdoa (Lukas 11:4) Ia memberikan pola doa yang yang diawali dengan puji-pujian dan diakhiri dengan permohonan. Untuk memudahkan menghafal pola tersebut adalah dengan mengingat singkatan MMBM (menyembah, mengakui, bersyukur, memohon). Ada juga yang mendahulukan mengaku terlebih dahulu. Coba simak ayat berikut dan tuliskan pencerahan apa yang Anda dapatkan: Menyembah: memuji sifat dan gelar Allah. 1 Korintus 29:11 Mazmur 145:1-3 Mengaku: mengakui dosa-dosa kita kepada Allah. Mazmur 32:5 Ayub 42:5-6
Bersyukur: menyatakan rasa terima kasih kita kepada Allah. Efesus 5:20 Mazmur 100:4 Memohon: merendahkan diri dan berdoa kepada Allah untuk kepentingan diri sendiri atau orang lain Matius 7:7-8 Yakobus 4:2 Pola doa ini bisa Anda coba selama seminggu atau dua minggu, kemudian ubah dengan pola lain. Dalam beberapa minggu selanjutnya, Anda bisa memakai pola ini lagi. Silahkan memakai pola ini sesering atau sejarang yang Anda suka.
11
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur— Kolose 4:2
Bagaimana Menggunakan Lembar Doa Model lembar doa ada di bagian akhir buku ini. Atau bisa diunduhan di situs www.27series.org. Menerima jawaban doa adalah hal yang sangat menguatkan, dan mencatat setiap jawaban doa akan mengingatkan kita bagaimana Allah bekerja dan mendorong kita mengucap syukur. Tentu saja, doa yang dijawab Tuhan adalah doa yang sejalan dengan kehendak-Nya (1 Yohanes 5:14-15). Memang tidak semua doa perlu dituliskan di lembar doa. Cukup menuliskan permohonan yang secara berkala Anda panjatkan kepada Tuhan, misalnya, persoalan dalam hidup, keluarga, pelayanan, pekerjaan, perkuliahan dan seterusnya. Sebutkan dengan spesifik apa yang Anda pinta. Beranilah meminta. Dalam berdoa turutilah petunjuk dalam surat Ibrani 4:16, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.” Catatlah doa permohonanmu supaya Anda bisa mengkonfirmasikan kepada Tuhan ketika doamu dijawab. Sulit menilai apakah sebuah permohonan sudah dijawab atau belum jika ia tidak jelas. Dengan mencatat permohonan dan jawaban Tuhan maka iman dan semangatmu akan makin dikuatkan. Berikut ini adalah contoh bagaimana seseorang mengisi lembar doa
PERMOHONAN
JAWABAN TUHAN
4/2 memasang pelapis lantai untuk ruang bawah dgn biaya terjangkau
20/5 dapat karpet seharga Rp 140000 dan hanya membayar Rp 2000/ m
10/2 bergabung dengan gereja yang tepat
16/3 menjadi anggota resmi gereja Westside
13/2 seseorang untuk dimuridkan
12/5 kelihatannya George adalah orangnya
10/3 butuh sahabat Kristen untuk si Mark yang usianya 10 th
20/6 keluarga Perez sekarang menjadi tetangga baru kami, dan anaknya berumur 12
28/3 Bill Alden bisa menyelesaikan MMT
12
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
17/4 ingin bisa akrab lagi dengan George dan Mary 4/5 butuh dana lebih untuk bisa menghadiri konferensi bulan Juli
8/6 hasil Garage sale Rp 3 jt an
10/5 supaya Jerry Cole bisa bekerja di Timur Tengah 11/5 agar persalinan bayi Nancy dan Al lancar
8/6 Seth Allen lahir dengan selamat dan sehat
31/5 bisa berteman akrab dengan Don S.
Tugas Sesi 2 1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan “Menghafal Ayat Minggu 2” (hal...). Hafalkan ayat-ayat dalam pelajaran “Kristus sebagai Pusat”: 2 Korintus 5:17 dan Galatia 2:20 (ayat opsional yang disarankan). Untuk mempersiapkan diri menghadapi kuis di sesi 2, pelajari ulang “Prinsip-prinsip Menghafal Ayat” (hal...). Dalam kuis nantinya Anda hanya perlu menuliskan enam prinsip saja untuk bisa mendapatkan paraf di lembar Tabel Pencapaianku. Tetapi sangat disarankan agar Anda menguasai lebih dari enam prinsip (Anda diijinkan membuat singkatan-singkatan atau sinonim dari prinsip-prinsip tersebut.) 2. Saat Teduh: lanjutkan menggunakan lembar Menandai Bacaanku dan Kemajuan Bacaanku ketika membaca dan menandai Alkitab Anda, seperti yang sudah dikerjakan di buku 1. 3. Studi Alkitab: baca sampai selesai “Menjadi Dewasa di dalam Kristus” (hal. ) 4. Lain-lain: a. Mulailah memakai lembar doa untuk menulis apa yang Anda doakan dan mencatat jawaban Tuhan. Di sesi 4 kita akan mendiskusikan bagaimana kegiatan ini berdampak bagi seluruh anggota. b. Bawa lembar doa penginjilanmu ke pertemuan. c. Persiapkan diri menurut bahan yang terdapat dalam lembar Tabel Pencapaianku.
13
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 2
Garis Besar Sesi 2 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok kecil dan mulai saling mengulang dan mengutip ayat hafalan dari pelajaran “Kristus Sebagai Pusat”, yaitu 2 Korintus 5:17 dan Galatia 2:20. Ulangi juga ayat-ayat hafalan dari buku 1. 3. Meninjau garis besar buku 2 di lembar Catatan Pencapaianku. 4. Bagikan pencerahan yang didapat dari saat teduh, yang sudah dicatat dalam Menandai Bacaanku. 5. Menyelesaikan kuis “Prinsip-prinsip Menghafal Ayat” (hal.9 ) 6. Diskusikan tindak lanjut lembar doa penginjilan. 7. Pelajari “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu 2” (hal. 13) 8. Diskusikan bahan Studi Alkitab “Menjadi Dewasa di dalam Kristus” (hal. 15) 9. Baca “Tugaas untuk Sesi 3” (hal. 18) 10. Tutup dengan doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 2
Awal yang Baik untuk Memulai Anda telah memilih versi terjemahan Alkitab untuk dihafalkan, dan mungkin versinya sama dengan yang Anda gunakan di buku 1. Selain itu siapkanlah kartu ayat hafalan. Tuntunan Menghafal Ayat Setiap minggu ada petunjuk yang membantumu dalam dua hal: 1. Uraian Ayat—memudahkanmu memahami ayat yang dibaca dan menerapkannya. 2. Rencana Mingguan—membantumu mengelola ayat hafalanmu. Uraian Ayat Menjalani Hidup Baru Semua orang punya kehidupan fisik/ jasmani. Dan ketika kita menerima Yesus Kristus dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka kita memiliki kehidupan rohani yang baru. Karena Kristus hidup di dalam kita. Hidup baru ini digambarkan dalam ilustrasi roda, seperti yang kita lihat di buku 1. Sebuah roda digerakkan oleh poros. Dalam hidup kekristenan, Kristus adalah porosnya, yaitu sumber kekuatan dan merupakan alasan kita untuk hidup bagi Allah (Yohanes 15:5). Kristus hidup di dalam kita melalui pribadi Roh Kudus, yang tujuan keberadaan-Nya semata-mata untuk memuliakan Kristus. Lingkar luar Roda mewakili orang-orang Kristen yang merespon Kristus dalam ketaatan. Ketaatan ini saling terhubung dengan setiap aspek kehidupan yang berpusat pada Kristus. Jeruji Roda menunjukkan bagaimana kuasa Kristus menjangkau hidup kita. Jeruji vertikal mewakili hubungan kita dengan Allah, sementara yang horizontal mewakili hubungan kita
14
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
dengan sesama kita—baik orang percaya ataupun bukan orang percaya. Roda ini baru bisa berjalan dengan baik jika semua jerujinya lengkap dan posisinya benar. Pelajaran 1: Kristus sebagai Pusat Sama seperti kekuatan roda berasal dari poros, demikian juga kehidupan kekristenan bersumber dari Kristus. Pembaharuan hidup tidak terjadi karena keinginan kita, melainkan karena kita bergantung kepada Kristus sehingga Ia memampukan kita menjalani hidup yang menyukakan hati Allah. 2 Korintus 5:17, hidup di dalam Kristus adalah benar-benar hidup yang baru, dimana kehadiran-Nya menghadirkan dimensi yang baru. Semua ambisi, penampilan dan nilai-nilai dari hidup kita yang lama diubahkan ketika kita mengenal Dia dan kuasa-Nya bekerja dalam hidup kita. Galatia 2:20, bukan hanya kita hidup di dalam Kristus, tetapi Kristus hidup di dalam kita. Dua kebenaran ini mengajarkan kepada kita betapa dekatnya hubungan antara kita dengan Dia.Sebagai orang percaya hidup kita identik dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Dengan didasarkan kepada iman, kita bergantung kepada-Nya agar Dia bisa hidup di dalam dan melalui kita.
Rencana Mingguan 1. Unduh dan cetak kartu ayat hafalan, atau tuliskan di satu sisi kartu: tema, ayat referensi, isi ayat, ayat referensi. Di sisi kartu yang lain, tulis tema dan ayat referensi saja. Siapkan satu kartu untuk setiap ayat yang akan Anda hafalkan. Mulai menghafal tema dan ayat referensi 2 Korintus 5:17, kemudian hafalkan bagian demi bagian, sampai Anda bisa menghafal seluruh ayat. Jika Anda menghafal dua ayat dalam satu minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua hari pertama dan ayat ke dua pada dua hari kedua. Sisa tiga hari dapat digunakan untuk mengulang kedua ayat tersebut (usahakan mengulang lebih dari satu kali dalam sehari). 2. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat hafalan baru. 3. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu luangmu dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut. 4. Banyak yang mengatakan bahwa waktu terbaik menghafal ayat adalah sebelum tidur, atau sesaat setelah bangun pagi. 5. Sebelum menghadiri pertemuan kelompok untuk sesi 3, Anda bisa memperdalam hafalanmu dengan menulis ayat yang baru dihafalkan, atau mengutipnya di hadapan seorang teman. “Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau. Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.”—Mazmur 119:10-11, 15
15
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kuis, Prinsip Menghafal Ayat Dari apa yang Anda telah pelajari di halaman 9-10, tuliskan paling tidak enam prinsip menghafal ayat. Tidak perlu menulis isinya dengan lengkap. Cukup menulis intinya atau rangkumannya saja.
Menjadi Dewasa di Dalam Kristus (Studi Alkitab) Abad dua puluh satu ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Pemanfaatan kemajuan teknologi untuk layanan komunikasi instan melalui satelit, internet, telepon, dan layanan penyimpanan informasi menggunakan komputer berkecepatan tinggi telah meningkat dengan pesat. Kita telah menjadi generasi yang menuntut agar keinginan dan harapannya dipenuhi ‘sekarang juga.’ Namun sebagai umat Allah kita harus paham, bahwa dalam kekristenan tidak ada yang namanya ‘kedewasaan instan.’ Menjadi orang percaya adalah permulaan dari sebuah perjalanan—penuh petualangan—mengenal dan mengasihi Allah lebih dalam lagi. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna—Roma 12:2
Renungkan Apa kesamaan antara pertumbuhan jasmani dengan pertumbuhan rohani? Bertumbuh Menjadi Dewasa 1. Langkah pertama menuju kedewasaan rohani adalah dengan percaya kepada Kristus. Baca Efesus 4:11-16. a. Apa kehendak Allah terhadap kita?
b. Apa saja ciri-ciri orang yang rohaninya masih kanak-kanak (ay. 14)?
c. Menurut perikop ini, apa saja ciri pribadi yang dewasa rohani?
2. Isi tabel berikut dengan perbedaan antara manusia lama dengan manusia baru dalam Kristus (Efesus 4:22-24). Manusia Lama
Manusia Baru
16
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
3. Bacalah 2 Korintus 3:18. a. Kita diubah menjadi serupa dengan gambar siapa? b. Siapa yang mengerjakan perubahan itu? c. Menurutmu, seberapa cepat perubahan itu terjadi? d. Sesempurna apa perubahan perubahan itu nantinya?
4. Pelajarilah, apa yang kitab Roma ajarkan berikut ini tentang hubungan dengan Kristus? a. Apa yang telah terjadi pada kita? (Pasal 5:8-9) b. Apa yang harus kita lakukan? (Pasal 6:19) c. Apa yang dapat kita harapkan di masa yang akan datang? (Pasal 8:16-18) Tiga aspek keselamatan berikut ini (pembenaran, pengudusan, dimuliakan) membantu kita memahami rancangan Allah bagi orang percaya. Pembenaran (Awal) Pengudusan (Proses) Pemuliaan (Pengharapan)
Masa lalu—kita telah diselamatkan dari hukuman Masa sekarang—kita diselamatkan dari kuasa dosa Masa Depan—kita akan diselamatkan dari kelahiran dosa
Posisi kita di hadapan Kristus Kondisi kita menjadi sama dengan Kristus Harapan kita adalah menjadi serupa dengan Kristus
Titik Awal 5. Pelajari Kolose 2:6-7 a. Bagaimana kita mengawali hidup di dalam Kristus? b. Bagaimana caranya kita bertumbuh? 6. Berdasarkan Roma 5:1-5, dengan dasar apakah kita membangun hubungan yang intim dengan Tuhan? 7. Tulislah hal-hal yang Anda terima di dalam Kristus, berdasarkan Efesus 1:1-14. Ayat ... Ayat ... Ayat ... Ayat ...
17
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Dari semuanya itu, manakah yang paling penting? Mengapa?.... Proses Bertumbuh 8. Bagaimana menurut pendapatmu tentang proses pertumbuhan rohani seperti yang dibahas dalam ayat berikut ini? a. 1 Petrus 2:2-3...
b. Ibrani 5:13-14...
9. Apa posisi perbuatan baik dalam hidup kekristenan dalam Efesus 2:8-10 (sebagai dampak atau tujuan)? Jika Anda melihat ulang perjalanan hidupmu, Anda akan mengucap syukur atas semua yang Allah telah kerjakan dalam hidupmu. Ambilah waktu untuk mengekspresikan rasa syukurmu kepada-Nya atas apa yang telah, sedang dan akan Ia kerjakan dalam hidupmu. Penampilan luar kita saat ini baru “bingkai” nya saja. Gambar aslinya ada di dalam, dimana Sang Seniman itu sedang berkarya. Kedewasaan 10. Siapakah yang menjadi teladan utama kita (Efesus 5:1-2)?
Dalam hal apa kita harus mencontoh gaya hidup Kristus?
11. Sikap seperti apa yang seharusnya dimiliki orang percaya (Filipi 3:13-15)?
12. Apa saja ciri karakter seorang yang dewasa rohani (2 Petrus 1:5-7)?
Apa yang terjadi terhadap orang yang tidak punya karakter ini (2 Petrus 1:8-11)?
13. Apa kesimpulan yang bisa Anda ambil dari pelajaran kali ini?
18
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kesimpulan Bertumbuh ke arah Kedewasaan Kerinduan Allah adalah agar semua orang percaya bertumbuh dalam kedewasaan dan menjadi serupa dengan Yesus Kristus. Karena untuk itulah Allah menyelamatkan orang percaya dari hukuman akibat dosa. Sekarang mereka, walaupun saat ini masih mengalami konflik dengan dosa, bisa mempersiapkan masa depan yang bebas dari dosa bersama Kristus. Titik Awal Iman kepada Kristus adalah tanda/ titik awal dimulainya pertumbuhan rohani orang percaya (2 Korintus 5:17). Semua orang percaya berhak atas seluruh anugerah Allah yang disediakanNya untuk membantu mereka bertumbuh. Proses Bertumbuh Proses pertumbuhan rohani mirip dengan pertumbuhan jasmani; karya Allah dalam hidup orang percaya membutuhkan waktu untuk menumbuhkan manusia rohani. Kedewasaan Bertumbuh dalam Kristus identik dengan berjalan bersama Kristus. Dengan meneladani Kristus dan dipimpin Roh Kudus sesungguhnya orang percaya sedang berjalan mengiring Kristus dalam iman dan kasih. Orang percaya yang dewasa rohani adalah mereka yang terus menerus mengikut Kristus, melimpah-limpah dalam karya-Nya, dan mengalami anugerah dan kasih-Nya. Tugas Sesi 3 1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 3” (hal. 19). Hafalkan ayat-ayat dalam pelajaran “Taat kepada Kristus”, yaitu Roma 12:1 dan Yohanes 14:21 (ayat opsional yang disarankan). 2. Saat Teduh: melanjutkan Menandai Bacaanku, Kemajuan Bacaanku dan lembar doa. 3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Peperangan Rohani” (hal. 26). 4. Lain-lain: baca dan beri tanda pada artikel “Hubungan yang Menjangkau” (hal. 20) dan persiapkan untuk diskusi.
19
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 3
Garis Besar Sesi 3 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok dan mulai saling mengutip ayat-ayat dari pelajaran “Taat kepada Kristus”: Roma 12:1 dan Yohanes 14:21. Pastikan lembar Catatan Pencapaianku di paraf. 3. Mengutip ulang ayat-ayat buku 1. 4. Bagikan pencerahan yang Anda dapatkan dalam saat teduh. 5. Diskusikan pendapatmu tentang artikel “Hubungan yang Menjangkau” (hal. 20). 6. Diskusikan pelajaran “Peperangan Rohani” (hal. 26). 7. Tutup dengan doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 3 Uraian Ayat Topik 2: Taat Kepada Kristus Ketuhanan Kristus tidak terpisahkan dari penundukan kita terhadap Dia, seperti yang Ia katakan, “Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?” (Lukas 6:46). Dengan menaati kehendak-Nya dalam hidup seharihari, kita mengakui kepemimpinan-Nya atas hidup kita. Roma 12:1, ayat ini mendorong kita menyerahkan hidup kepada Kristus melalui penyerahan kendali hidup kita kepada-Nya. Satu-satunya alasan di balik ayat ini adalah, karena Ia telah membayar kita dengan darah-Nya sendiri. Saat kita berserah dan taat padaNya, kita akan melihat bahwa semua rencana dan kehendak-Nya itu “baik, berkenan dan sempurna” (pasal 12:2). Yohanes 14:21, (ayat opsional yang disarankan) Yesus berkata bahwa ketaatan kepada firman-Nya adalah bukti kasih kita kepada-Nya, sebagaimana tertulis, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku...." Tetapi sebelum kita bisa berpegang pada firman tersebut, kita harus memilikinya terlebih dahulu—yaitu mengetahui apa yang Ia katakan melalui firman-Nya kepada kita. Ayat-ayat hafalan minggu ini akan menolong kita makin taat kepada Allah. Rencana Mingguan 1. Siapkan satu kartu untuk setiap ayat yang akan dihafal minggu ini. 2. Mulailah menghafal Roma 12:1, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. 3. Rencanakan untuk mulai mengutip dengan bersuara, ayat hafalan buku 1 dan ayat baru dari buku 2. Ulangi pola pengaturan yang sudah Anda kerjakan di minggu ke 2. Pola dua ayat ini dapat diterapkan dalam segala hari pertemuan kelompokmu. Pola dua ayat: jika kelompokmu bertemu hari Minggu, mulailah menghafal ayat tersebut mulai hari Senin dan teruslah mengulang selama dua hari. Kemudian
20
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
hafalkan ayat ke dua mulai Rabu dan ulangi selama dua hari. Jadi selama empat hari penuh Anda menghafal dua ayat, dan tiga hari yang tersisa bisa digunakan untuk mengulang kedua ayat tadi sebelum pertemuan hari Minggu. Pola satu ayat: jika pertemuannya hari Minggu, coba untuk mulai menghafal hari Rabu, atau selambat-lambatnya hari Kamis. Ulangi beberapa kali dalam sehari selama empat sampai lima hari sebelum pertemuan. 4. Bawalah selalu kartu ayat hafalan untuk mengisi waktu luangmu dengan 5. menghafal, mengulang dan merenungkan ayat-ayat yang berharga ini. 6. Sebelum menghadiri pertemuan, tulislah atau kutip ayat hafalanmu didepan seseorang sehari sebelumnya. Uji coba selalu berguna.
Hubungan yang Menjangkau Setujukah Anda jika dikatakan bahwa sebagian besar orang Kristen takut membagikan imannya dengan sesama? Memang ada orang-orang yang punya hati untuk membagikan imannya kepada mereka yang terhilang, namun kebanyakan orang tidak melakukannya karena takut, atau merasa kurang terlatih, atau tidak nyaman dengan hubungan atau suasana berbagi yang tidak alami. Pernahkah Anda mendengar salah satu dari alasan-alasan berikut ini? Itu bukan panggilan saya. “Saya tidak punya bakat atau panggilan di bidang penginjilan. Lebih baik urusan seperti itu diserahkan pada orang yang senang berurusan dengan orang lain.” Terlalu grogi. “Saya ini sebenarnya orang yang sangat pemalu. Saya bisa tersedak dan tangan saya berkeringat setiap kali berbicara soal..uhm...Tuhan. Saya yakin Tuhan tidak memanggil saya untuk membagikan iman saya.” Kurang pengetahuan. “Saya bukan mahasiswa teologia, jadi saya tidak bisa mengutip ayat-ayat untuk meyakinkan oranglain ketika berbicara tentang Tuhan. Ditambah lagi, jika mereka punya pertanyaan-pertanyaan, saya tidak mungkin bisa menjawabnya.” Ini tidak cocok dengan kepribadian saya. “Saya rasa untuk urusan seperti ini yang dibutuhkan adalah orang yang sangat mengasihi orang lain dan sangat suka berkunjung. Saya bukan orang yang seperti itu.” Sudah banyak orang percaya yang menemukan sukacita serta berbuah dalam hidupnya karena berhasil mengatasi alasan-alasan ini dan mulai melangkah membagikan iman mereka melalui hubungan yang alamiah dengan orang lain. Bermodal saling percaya dan saling menghormati, orang percaya dapat dengan lebih mudah dan efektif membagikan iman mereka. Tidak semua orang percaya bisa melakukan model penginjilan “membagikan makanan” dari pintu ke pintu. Namun semua orang percaya bisa membangun model hubungan yang menjangkau orang lain. Jim Petersen, melalui bukunya Penginjilan adalah Hidupku, menggali model pendekatan penginjilan ini. Sebagian besar materi yang dikutip dalam artikel ini bersumber dari buku ini. Dunia yang Tak Terjangkau “Sejumlah besar orang dari populasi di dunia ini adalah mereka yang ‘tidak hidup dalam bingkai agama.’ Agama bukanlah hal yang vital dalam hidup mereka, dan filosofi hidupnya tidak didasarkan pada konsep- konsep agamawi. Jika mereka ditanya mengenai agama,
21
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
mereka bisa menjawabnya dengan “benar”. Namun jika diteliti, sebenarnya hidup maupun tindak tanduk mereka tidak dibangun di atas dogma agama manapun. “Sementara kelompok yang lain sama sekali tidak peduli dengan agama;ada agama atau tidak, mereka tidak memusingkan. Mungkin kita tidak pernah membayangkan hal ini, namun golongan ini sungguh ada, bahkan di antara masyarakat Amerika. “Berapa banyak orang dari populasi rakyat Amerika yang bisa dianggap sekular? Barubaru ini hasil jajak pendapat yang diselenggarakan majalah Christianity Today bersama lembaga penelitian Gallup terhadap rakyat Amerika dengan usia di atas 18, menunjukkan bahwa sembilan puluh empat persen percaya kepada Tuhan, atau kepada sesuatu yang mereka anggap sebagai Tuhan. Setengah dari kelompok ini mengatakan bahwa keyakinan tersebut membuat mereka merasa nyaman. Seperempat dari mereka meyakini bahwa Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Lima puluh empat persen menyatakan bahwa iman kepada Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga.”2 Bagaimana seharusnya kita mengartikan hasil survey ini? Hasil ini jelas menunjukkan kekacauan dalam pemberitaan Injil. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak nyaman dengan Tuhan yang ia imani? Jelas bagi mereka, ‘pekerjaan Tuhan’ hanyalah sekedar menciptakan bumi, kemudian menarik diri. Mereka tak menganggap Tuhan sebagai Oknum yang terlibat aktif dalam hidup sehari-hari manusia. “Teolog Reinhold Niebuhr memperingatkan kita agar ‘tidak berpuas diri dengan keberadaan agama di negara ini. Sebab kebanyakan agama tersebut berisi penyimpangan dari Injil Kristus’...berdasarkan statistik Gallup....dan definisi kata sekuler yang kita pahami, tidaklah berdasar jika menganggap setengah Alkitab memerintahkan kita untuk penduduk Amerika adalah sekuler. Minimnya keberhasilan dalam berkomunikasi lintas mental dan kultur, menunjukkan bahwa kita perlu melihat kembali kebenaran Alkitab berkenaan dengan penyampaian pesan Injil kepada dunia. Jangan-jangan kita telah membatasi pemahaman kita tentang penginjilan sedemikian rupa sehingga kita tidak lagi mengkomunikasikannya kepada kaum sekuler. Memproklamirkan dan Mengafirmasi Injil Supaya kita mampu menyampaikan pesan Injil dengan efektif kita perlu memahami apa yang Alkitab ajarkan mengenai Penginjilan. Ada dua cara utama menyampaikan pesan Injil: 1. Dengan memproklamasikan Injil—yaitu tindakan yang menyatakan pesan Injil dengan terus terang kepada orang-orang yang belum percaya. 2. Dengan mengafirmasi Injil—yaitu proses menjadi teladan Kristen sambil menjelaskan pesan Injil. Keduanya sangat penting dalam penginjilan kepada orang-orang dengan latar belakang sekuler maupun agama. Tidak ada yang lebih utama dan tidak ada yang lebih rendah; keduanya sama pentingnya dan sama terbatasnya. Pola penginjilan dalam Perjanjian Baru menunjukkan bahwa keduanya harus bekerjasama. Memproklamasikan Injil Memproklamasikan adalah “tindakan yang menyatakan pesan Injil dengan terus terang kepada orang-orang yang belum percaya.” Ini terjadi dalam situasi dan waktu tertentu— misalnya, dalam gereja atau dalam acara KKR penginjilan, atau acara televisi dan radio, atau
22
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
penginjilan perorangan. Manakala seseorang menyatakan syarat-syarat berdamai dengan Allah, saat itu Injil sudah diproklamasikan.” konsep agamawi. Jika mereka ditanya mengenai agama, mereka bisa menjawabnya dengan “benar”. Namun jika diteliti, sebenarnya hidup maupun tindak tanduk mereka tidak dibangun di atas dogma agama manapun. “Sementara kelompok yang lain sama sekali tidak peduli dengan agama;ada agama atau tidak, mereka tidak memusingkan. Mungkin kita tidak pernah membayangkan hal ini, namun golongan ini sungguh ada, bahkan di antara masyarakat Amerika. “Berapa banyak orang dari populasi rakyat Amerika yang bisa dianggap sekular? Barubaru ini hasil jajak pendapat yang diselenggarakan majalah Christianity Today bersama lembaga penelitian Gallup terhadap rakyat Amerika dengan usia di atas 18, menunjukkan bahwa sembilan puluh empat persen percaya kepada Tuhan, atau kepada sesuatu yang mereka anggap sebagai Tuhan. Setengah dari kelompok ini mengatakan bahwa keyakinan tersebut membuat mereka merasa nyaman. Seperempat dari mereka meyakini bahwa Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati. Lima puluh empat persen menyatakan bahwa iman kepada Kristus adalah satu-satunya jalan ke surga.”2 Bagaimana seharusnya kita mengartikan hasil survey ini? Hasil ini jelas menunjukkan kekacauan dalam pemberitaan Injil. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak nyaman dengan Tuhan yang ia imani? Jelas bagi mereka, ‘pekerjaan Tuhan’ hanyalah sekedar menciptakan bumi, kemudian menarik diri. Mereka tak menganggap Tuhan sebagai Oknum yang terlibat aktif dalam hidup sehari-hari manusia. “Teolog Reinhold Niebuhr memperingatkan kita agar ‘tidak berpuas diri dengan keberadaan agama di negara ini. Sebab kebanyakan agama tersebut berisi penyimpangan dari Injil Kristus’...berdasarkan statistik Gallup....dan definisi kata sekuler yang kita pahami, tidaklah berdasar jika menganggap setengah Alkitab memerintahkan kita untuk memproklamasikan Injil ke seluruh dunia. Jadi bahwa kita harus terlibat di dalamnya, tidak perlu didiskusikan/ debatkan lagi. Namun, jika ingin menjangkau semua orang, proklamasikanlah Injil dengan bijak. Hal ini akan sangat efektif khususnya terhadap orang-orang yang sudah matang—yaitu orang dengan latar belakang agama. Proklamasi yang difokuskan untuk “menuai”, akan sangat efektif jika sebelumnya sudah ada orang yang “menabur” dan “menyiram.” Metode proklamasi ini sukses diterapkan di misi pertama para rasul, seperti yang terekam dalam kitab Kisah Para Rasul: “Para murid menjalankan strategi tertentu kemanapun mereka pergi. Pertama, mereka mengunjungi synagoge, dimana semua orang yang datang memiliki kehausan rohani yang sama. Walaupun orang-orang ini belum pernah mendengar tentang Kristus, namun mereka sedang mencari-cari Tuhan dengan mengikuti pola tradisi mereka. Mereka memiliki keuntungan, yaitu warisan agama. Hasilnya, banyak dari mereka yang kemudian percaya ketika Paulus dan Barnabas memproklamasikan Injil.” Mengafirmasi Injil Mengafirmasi Injil adalah proses mempraktekkan pesan-pesan Injil. Afirmasi diwujudkan lewat praktek gaya hidup Kristen, yang memancarkan nilai-nilai dan teladan baru kepada orang yang belum percaya lewat hubungan. Satu contoh tentang mengafirmasi Injil adalah, ketika seorang karyawan Kristen yang dikenal sebagai seorang pekerja keras, diperlakukan tidak adil sehingga gagal naik jabatan, namun ia tetap menerima keadaan itu dengan ucapan syukur. Menyampaikan pesan Injil melalui teladan positif sangatlah efektif bagi kalangan
23
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
dengan akar budaya non-kristen, yaitu mereka yang tidak meyakini kekristenan sebagai dasar kehidupan mereka.
Steve, seorang pengusaha, temasuk dalam golongan sekuler ini. Di masa kecilnya ia sangat jarang dibawa ke gereja dan tidak pernah membaca Alkitab maupun diperkenalkan tentang Tuhan. Akibatnya ketika usianya menginjak dua puluh tahun, Steve tidak menjadikan agama sebagai pedoman dalam berpikir atau membuat keputusan. Di awal dua puluhan Steve mulai bersahabat dengan Randy. Mereka sering menghabiskan waktu bersama dalam kegiatan nonton, olah raga, dan mendaki gunung. Randy adalah orang Kristen. Namun Steve melihat bahwa Randy berbeda dari orang beragama pada umumnya. Randy menerima dirinya apa adanya dan tidak mengkritik gaya hidupnya. Kadang Randy mengajak Steve menemaninya ke gereja, dan ia menurutinya sekali-dua kali. Kadang Steve membuat lelucon terhadap ibadah yang ia hadiri, dan reaksi Randy tidak defensif, melainkan bisa menemukan sisi lucu dari lelucon Steve dan ikut tertawa bersama. Tanpa sepengetahuan Steve, Randy sungguh-sungguh mendoakan dia supaya menerima keselamatan. Lima tahun kemudian Steve menghadapi krisis emosi dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun sebelum ia melaksanakan rencananya, ia menghubungi sahabat sejatinya, Randy. Di hadapan Randy ia mencurahkan semua isi hatinya. Randy mendengarkan dengan penuh perhatian dan kemudian dengan lembut mulai memperkenalkan Yesus Kristus, dan menjelaskan bahwa hanya Yesus yang bisa memenuhi semua kebutuhan Steve. Malam itu juga, ketika dalam perjalanan pulang, Steve membuka hatinya untuk Sang Penyelamat. Dalam kasus ini Steve tidak merespon positif ketika Injil diberitakan dalam ibadah. Namun ia menilai hidup Randy dan terus menerus di doakan. Ketika Steve menghadapi krisis, barulah hatinya terbuka bagi proklamasi Injil. Penginjilan adalah sebuah proses Menerima Kristus melalui satu-dua kali percakapan, bisa dipastikan bahwa sebelum kita hadir, sudah ada orang yang mempersiapkan dan bekerja keras untuk orang ini. Inilah yang Yesus maksud ketika Ia berkata kepada ke dua belas muridnya dalam Yohanes 4:36-38: “Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka.” “Allah memakai banyak cara untuk mempersiapkan hati seseorang untuk menerima Injil, yaitu melalui orang lain, situasi, atau peristiwa tertentu.” “Ada bagian-bagian penting yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Salah satunya adalah, menghadirkan kesadaran akan adanya Tuhan yang tertanam dalam diri setiap orang (Roma 1:20). Selain itu Allah juga sudah menuliskan hukum-Nya dalam hati umat-Nya disertai dengan hati nurani dan rasa bersalah (Roma 2:14-15).
24
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kadang Allah memakai persoalan di pekerjaan, hubungan yang rusak, terusir dari rumah, atau tragedi-tragedi pribadi yang mengacaukan rutinitas maupun nilai-nilai yang kita pegang di saat situasi normal. Semua ini mampu menarik orang menjauhi kerajaan kegelapan dan berjalan ke arah kerajaan terang. “Bahkan sebuah komentar spontan yang sederhana pun bisa sangat berpengaruh. Seorang mantan penganut Budha menceritakan bagaimana komentar spontan ibunya ketika mereka sedang berada di sebuah kuil Budha, telah memicu dirinya memulai pencarian yang memimpinnya kepada Kristus. Saat itu Ibunya mengkritik, mengapa patung ‘dewa yang sesungguhnya’ malah diletakkan pada posisi paling belakang, dan bukan paling depan dalam rak terngingang-ngiang dalam benaknya. Komentar ibunya telah membuka jalan baginya untuk menerima Injil Kristus. “Dengan kreatif, Tuhan menggunakan berbagai macam cara ketika menabur firman, dan menuntun perubahan sikap dari cuek dan pemberontak ke arah iman. Sejauh ini cara yang terbukti paling ampuh adalah melalui keluarga Kristen—yaitu bertumbuh dalam lingkungan dimana dasar-dasar kekristenan dipraktekkan dan diajarkan, baik di rumah maupun di gereja. Setelah semua pelajaran tersebut, tahap selanjutnya adalah praktek menuai. Memang dibanyak tempat masih banyak orang-orang dengan latar belakang agama Kristen. Dan memang menuai orang-orang dari latar belakang ini biasanya lebih mudah dan sangat membesarkan hati. Tetapi hal ini dapat membuat kita terlena dan mengira bahwa semua orang di seluruh dunia sama siapnya untuk dituai. Hal ini membuat kita lupa bahwa penginjilan adalah sebuah proses.” Kita harus berhati-hati dengan antusiasme berlebihan dalam menuai jiwa-jiwa, dan harus terus ingat bahwa sebelum terjadi penuaian selalu ada proses menabur, menyiram, dan memupuk. Karena itu, penginjilan bukanlah sebuah program, melainkan sebuah proses. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Sikap yang Diperlukan untuk Berhasil Sikap seperti apa yang dibutuhkan supaya afirmasi Injil bisa efektif terhadap orang yang belum percaya? 1. Kitalah yang berinisiatif memulai persahabatan. 2. Kasih dan penerimaan kita terhadap mereka yang berdosa harus sama seperti kasih dan penerimaan Kristus terhadap mereka. 3. Berani menunjukkan identitas kekristenan kita di awal hubungan. Bergantung pada Tuhan dalam doa yang tidak putus-putusnya.
1. Berinisiatif memulai persahabatan. Pertama-tama mari melihat arti memulai sebuah hubungan. Dalam Matius 5:43-48 Yesus mengajarkan bahwa kita harus seperti Bapa di Surga yang menerbitkan matahari untuk orang jahat maupun baik. Di ayat 46-48 Ia melanjutkan, “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Dasar persahabatan dengan orang belum percaya adalah hubungan. “Carilah kesamaan yang bisa menjadi dasar hubungan. Sebuah hubungan bisa terjadi ketika dua orang saling berbagi minat atau kebutuhan yang sama. Hal ini sudah pasti akan menyita waktu dan privasi kita. Tetapi hal ini memang tidak terhindarkan. Bagaimana orang lain bisa
25
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
mengalami anugerah Allah jika kita menjaga jarak dengan mereka? “Dalam Lukas 14:12-13 Yesus menasehati, jika kita mengadakan jamuan makan malam, kita jangan hanya mengundang teman atau kerabat. Karena kita bisa menebak alurnya; sekarang kita yang mengundang mereka, besok-besok mereka yang akan mengundang kita.Akhirnya skornya sama dan hutang budi impas terbayar. Tetapi Yesus mendorong kita mengundang si miskin, si cacat, si pincang, dan si buta...orang-orang yang tidak mungkin membalas bud—sampai masa kebangkitan dimana mereka akan memberi hormat untuk perbuatan baik yang kita lakukan terhadap mereka. “Dengan kata lain kita harus murah hati. Demi Injil, ubahlah rutinitasmu bertemu orang atau berkunjung ke tempat langgananmu.” Untuk saat ini tidak ada cara lain yang lebih efektif untuk memulai penjangkauan selain undangan makan malam ke rumah kita atau di restoran yang tenang. Untuk itu kita harus mau pergi kepada “orang dunia” untuk membangun hubungan dan menarik orang banyak masuk dalam lingkaran hidup kita. 2. Tunjukkan kasih dan penerimaan. Kita harus menunjukkan sikap mengasihi dan menerima orang-orang ini, sebab Yesus sendiri adalah sahabat para peminum dan pendosa. Kita harus menerima orang lain sebagaimana mereka ada, dan bersikap realistis terhadap orang yang belum percaya—jangan menaruh harapan terlalu tinggi terhadap mereka. Sebab mereka memang bukan orang percaya, jadi sudah pasti tindak tanduk mereka akan mencerminkan hal itu. Jangan datang sebagai orang yang membawa perubahan. Umumnya orang Kristen suka menilai perilaku orang lain menurut ukuran legalistik “boleh dan tidak boleh.” Ukuran yang dipakai biasanya adalah campuran dari hukumhukum Tuhan yang sangat jelas—contohnya larangan berzinah--dengan standard perilaku dari tradisi kita—misalnya, larangan ketat minum alkohol. “Orang ini bisa merasakan tekanan tersebut dan menafsirkannya sebagai sikap menghakimi. Akibatnya kadang ia akan minta maaf atas kebiasaan-kebiasaannya yang tidak layak, dan ini menunjukkan bahwa sebenarnya ia merasa telah ‘jatuh’ ke tangan orangorang yang bertekad merubah dirinya. Camkan! Dimana ada penghakiman, disitu komunikasi tidak akan berjalan. “Menerima mereka bukan berarti menyetujui apa yang mereka lakukan. Perbedaan nilai kita dengan mereka sangatlah nyata. Tetapi kita harus memastikan kembali bahwa perbedaan tersebut didasarkan pada nilai moral dan standard alkitabiah, bukan dalam halhal sepele atau yang tidak esensi. Tugas kita untuk beradaptasi dengan gaya hidup mereka, kecuali terhadap hal-hal yang berhubungan dengan masalah moral. Buat mereka merasa nyaman bersama kita. Jadilah segalanya untuk semua orang (1 Korintus 9:22). Kekudusan itu berkenaan dengan hati, bukan soal lingkungan sekitar kita. “Hindari sikap menghakimi, mengkhutbahi, menyalahkan, atau memaksakan standard moral. Jika ditawari rokok, hindari jawaban, ‘Saya tidak merokok karena saya orang Kristen. Dan Alkitab berkata...’, melainkan cukup menjawab, ‘Tidak, terima kasih.’Jangan mempermalukan tamumu dengan berdoa di depannya sebelum makan siang, karena ini bukan kesaksian yang bagus. Dahulukanlah kasih, dan bukan menegakkan aturan-aturan. Pekalah akan tindak tandukmu karena itu akan mempengaruhi orang lain. “Kasihi mereka sebagaimana adanya mereka dan sebagai individu, bukan sebagai target penginjilan. Kasihi, terima, dan beradaptasilah. Jadilah sahabat...Ada tertulis, ‘Sembilan puluh persen isi penginjilan adalah kasih...’ “Kasih Allah kepada semua orang, pria dan wanita, tidaklah bersyarat. Kasih-Nya terpancar melalui kita ketika kita berkomitmen mencari kebaikan dalam diri semua orang, tidak perduli apa respon mereka tehadap kita (1 Yohanes 3:16-18). Ada hubungan yang erat
26
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
antara kasih dan melayani. Jika kepadamu ditanyakan, ‘Dengan cara bagaimana kamu akan melayani orang ini?’ maka jawaban yang paling tepat adalah, ‘Bagaimana caranya supaya saya bisa mengasihi orang ini?’” 3. Beranilah. Sikap selanjutnya adalah keberanian untuk menunjukkan identitas kekristenan kita di awal pertemanan. Kita harus menunjukkan identitas kita di tahap awal perkenalan, sebab semakin ditunda akan semakin sulit untuk bersaksi di kemudian hari. Jika kita hendak mengawali pertemanan dengan kejujuran, maka sangat tidak bijak menyembunyikan identitas kekristenan kita. Kita harus terbuka tentang hubungan kita dengan Kristus, namun di saat yang sama harus berjaga terhadap kemungkinan ancaman reaksi agresif yang offensif. Salah satu trik memperkenalkan iman kita adalah dengan menceritakan pengalaman rohani kita ketika ada kesempatan. Setiap kali berdoa untuk teman baru kita ini, sisipkan permohonan kepada Tuhan agar kita diberi hikmat dalam memperkenalkan iman tanpa menimbulkan perasaan terancam. Sehingga kita akan menikmati pertemanan ini dengan lebih rileks karena kita telah terbuka tentang siapa kita sesungguhnya. Membuka identitas kita sebagai pengikut Kristus di awal pertemanan akan memudahkan kita berbagi hal-hal rohani di kemudian hari. 4. Bergantung penuh kepada Tuhan dalam doa. Sikap terakhir adalah bergantung sepenuhnya kepada Allah dalam doa, mengingat bahwa peperangan bagi jiwa-jiwa ini bukanlah peperangan fisik, melainkan peperangan rohani. Jika kita tidak mempergunakan senjata doa, tidak mungkin kita melihat pembebasan dari Allah. Bukan hanya sekedar membangun persahabatan, Allah juga menghendaki kita berdoa dengan sungguh-sungguh untuk orang-orang ini. “Doakan setiap tahapan perjalananmu, mulai dari membangun persahabatan, proses membuka pintu untuk berita Injil, sampai dengan pekerjaan Roh Kudus menyadarkan mereka tentang dosa, kebenaran dan penghakiman. “Berdoa dengan tekun (Lukas 11:9-10). George Mueller menulis, ‘Yang terutama adalah, jangan pernah menyerah sampai doamu terjawab. Saya telah berdoa setiap hari selama 52 tahun untuk dua orang pria, yaitu anak dari teman masa kecil saya. Memang mereka belum bertobat, namun mereka pasti bertobat... Kesalahan terbesar anak-anak Tuhan adalah, mereka tidak berdoa dengan tekun dan terus menerus. Jika mereka menginginkan sesuatu yang dapat mempermuliakan Allah, maka seharusnya mereka berdoa terus sampai mereka mendapatkannya.’ Salah satu dari pria ini akhirnya percaya Tuhan di acara pemakaman Mueller, dan yang satu lagi beberapa tahun kemudian.” Sikap yang tepat sangatlah penting dalam mengafirmasi Injil.Yang pertama, kesediaan memulai persahabatan untuk mencegah kita teisolasi dari orang-orang yang belum percaya. Kemudian menunjukkan kasih dan penerimaan terhadap orang berdosa sebagai cara menyalurkan anugerah Allah dan mencegah munculnya celah legalisme dan semangat menghakimi. Selanjutnya, keberanian menunjukkan identitas kekristenan di awal pertemanan akan membuka jalan untuk hubungan yang lebih jujur dengan orang belum percaya, dan memudahkan kita membicarakan hal-hal rohani di kemudian hari. Yang terakhir, bergantung sepenuhnya kepada Allah akan memacu kita untuk tekunberdoa setiap hari bagi sahabat kita yang belum percaya Kristus.
27
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Peperangan Rohani (Studi Alkitab) Untuk mengalami dan menerapkan kebenaran firman Allah kita harus masuk dalam medan peperangan rohani. Peperangan akan menyalakan api di hati setiap orang percaya. Namun pertumbuhan terjadi melalui konflik, dan janji Tuhan adalah, “Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita” (Roma 8:37).
Renungkan Elemen apakah yang sama antara peperangan militer dengan peperangan rohani?
Peperangan 1. Bacalah 2 Timotius 2:3-4. Bagaimana Anda menjelaskan, hidup seperti apa yang Paulus gambarkandalam ayat ini?
2. Bagaimanakah kehidupan kekristenan menurut Paulus dalam surat Efesus 6:12?
3. Bagaimana cara Iblis mendiskreditkan perkataan Allah ketika ia menipu Hawa (Kejadian 3:1-5)?
Pekerjaan utama Iblis adalah menciptakan keraguan terhadap firman Allah dan mendiskreditkan Anak Allah. 4. Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari ayat berikut ini mengenai musuh utama kita, Iblis? Lukas 8:12
Yohanes 8:44
2 Korintus 4:3-4
2 Korintus 11:3
28
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2 Korintus 11:14
5. Bacalah kisah konfrontasi Kristus dengan Iblis dalam Lukas 4:1-13. a. Bagaimana kondisi Yesus ketika Si Jahat muncul?
b. Tawaran apa saja yang Si Jahat ajukan dalam tiga pencobaan?
Perlawanan Kita menghadapi perlawanan dari tiga sumber, dunia, kedagingan kita, dan dari Si Jahat. 6. Sebutkan apa saja ciri-ciri dunia, daging, dan Si Jahat berdasarkan ayat-ayat berikut. Yohanes 15:18-19 Efesus 2:3
Yakobus 4:1-3 Yohanes 8:44
1 Petrus 5:8-9 Kolose 2:8
Dunia Ayat Ayat Kedaging Ayat Ayat Si Jahat Ayat Ayat
Kemenangan Telah Disediakan Kemenangan Atas Dunia 7. Menurut ayat-ayat ini, apa dasar kemenangan kita atas dunia? a. 1 Yohanes 5:4-5 b. Yohanes 17:14-18 c. Kolose 2:6-8
29
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kemenangan Atas Kedagingan 8. Menurut ayat-ayat ini, bagaimana caranya kita bisa menang atas kedagingan? a. Efesus 4:22-24 b. Galatia 5:16-17 c. Roma 6:12-13 Janga ada seorangpun yang mengira bahwa ia bisa meraih kemenangan atas kejahatan dalam dirinya sendiri, tanpa membawanya ke hadapan Tuhan terus menerus dalam doa—George Mueller Kemenangan atas Si Jahat 9. Menurut Ibrani 2:14-15, apa arti kematian Kristus di salib bagi Iblis?
Apa maknanya bagi kita saat ini?
10. Tulis ulang 1 Korintus 15:57 dengan bahasamu sendiri sebagai doa pribadi. Ambil waktu untuk mengucap syukur kepada Allah untuk kepastian kemenangan setiap hari di dalam Yesus Kristus.
Rangkuman Peperangan Semua orang percaya terlibat dalam peperangan rohani antara Allah dengan kekuatan jahat. Iblis adalah musuh utama Allah dan umat manusia. Perlawanan Orang percaya punya tiga musuh nyata dalam peperangan rohani: dunia ini, kedagingan kita, dan Si Jahat. Kemenangan Telah Disediakan Peperangan ini sebenarnya telah dimenangkan oleh Kristus. Karena itu peluang kemenangan atas dunia, kedagingan dan Si Jahat menjadi mungkin melalui Kristus karena Ia hidup di dalam kita.
Tugas Sesi 4
30
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan pelajaran “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 4” (hal. 30). Hafalkan ayat pelajaran “Firman Allah” : 2 Timotius 3:16 dan Yosua 1:8 (ayat opsional yang disarankan). 2. Saat Teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa. 3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Iman dan Kebenaran Allah” (hal. 30 ). 4. Lain-lain: bawalah lembar doamu dalam pertemuan kelompok.
31
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 4
Garis Besar Sesi 4 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari pelajaran “Firman Allah”: 2 Timotius 3:16 dan Yosua 1:8 (ayat pilihan yang disarankan). 3. Bagi hasil saat teduh yang Anda tulis di lembar Menandai Bacaanku. 4. Bagikan hasil yang Anda dapatkan selama menggunakan lembar doa. 5. Diskusikan pelajaran “Iman dan Kebenaran Allah” (hal. 31). 6. Sediakan waktu untuk doa dua arah.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 4 Uraian Ayat Topik 3: Firman Allah Dalam tataran praktis, Alkitab adalah pondasi hidup kekristenan, di mana dari padanya kita mengenal Yesus Kristus sebagai dasar yang teguh. 2 Timotius 3:16—ayat ini menyatakan bahwa semua kitab dalam Alkitab diinspirasikan oleh Roh Kudus (arti literalnya, dihembuskan Allah). Petrus menjelaskannya sebagai berikut, “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:21). Alkitab diberikan untuk mengajar, menegur, mengoreksi, dan mendidik kita dalam kebenaran. Allah memberikan firman-Nya bukan untuk menambah pengetahuan, melainkan untuk mengubah hidup kita. Yosua 1:8—(ayat opsional yang disarankan) berisi janji-janji berkat bagi mereka yang setia melakukan firman Allah. Langkah pertama menerapkan firman-Nya adalah dengan merenungkannya secara teratur, dan merenungkannya terus menerus. Mengulang ayat hafalan dengan sepenuh hati adalah cara terbaik dalam merenungkan Alkitab. Rencana Mingguan 1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi, isi ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dantema serta ayat referensi pada sisi sebaliknya. 2. Mulailah menghafal 2 Timotius 3:16, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. Jika Anda menghafal dua ayat dalam satu minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua hari pertama dan ayat ke dua pada dua hari kedua. Sisa tiga hari dapat digunakan untuk mengulang kedua ayat tersebut (usahakan meulang lebih dari satu kali dalam sehari). 3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat hafalan baru dari buku 2. 4. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu luangmu dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut. 5. Sebelum bertemu kelompokmu untuk membahas sesi 4, coba tulis ulang ayat hafalan baru tersebut atau kutip di depan seseorang untuk memastikan keakuratannya.
32
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Iman dan Kebenaran Allah (Studi Alkitab) Suatu saat sekelompok orang bertanya kepada Yesus, bagaimana caranya mereka bisa melakukan pekerjaan Allah. Yesus menjawab, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yohanes 6:29). Allah menginginkan agar iman dan kepercayaan setiap orang diarahkan kepada-Nya, sebab “tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” (Ibrani 11:6). Namun dalam masyarakat modern, yang disebut iman lebih merupakan harapan di awangawang: “Saya berharap segalanya berjalan dengan baik. Saya punya iman untuk hal itu.” Namun konsep iman dalam Alkitab jauh melebihi konsep ini, dan merupakan aspek penting dalam mengiring Kristus. Renungkan Menurutmu, apa yang hendak disampaikan lewat ilustrasi berikut ini?
Melangkah dengan Iman 1. Berdasarkan ayat berikut ini, apa definisi iman menurutmu? Kisah Para Rasul 27:25
33
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Roma 4:20-21
Ibrani 11:1
Iman adalah jaminan bahwa segala yang Allah telah ucapkan lewat firman-Nyaadalah benar, dan bahwa Allah akan bertindak menurut apa yang telah Ia katakan dalam firmanNya...Iman bukan masalah impresi, kemungkinan atau tampilan—George Mueller. Lawan kata dari iman terhadap Allah yang hidup bukanlah keragu-raguan, melainkan ketidak percayaan. Karena keraguan hanyalah masalah kekurangan fakta atau bukti. Tetapi tidak percaya adalah pemberontakan, menolak untuk mengakui dan mengikuti kebenaran Allah. Objek dari Iman 2. Pada bagian kanan dari ayat referensi berikut, tuliskan beberapa hal yang tak layak menjadi obyek iman, namun sering dijadikan obyek iman oleh banyak orang. Kemudian beri tanda ‘X’ pada ayat referensi yang sering menjadi “andalan” dalam hidupmu. Mazmur 1:1 Mazmur 33:16-17 Amsal 3:5 Yeremia 9:23-24 Menurutmu, apa akibatnya jika kita menempatkan iman pada obyek yang salah?
3. Allah mengucapkan dan menepati janji-janji-Nya. Menurutmu, apa yang dapat kita pelajari tentang Allah dari ayat-ayat berikut ini? 1 Raja-Raja 8:56
Mazmur 89:34
2 Petrus 1:4
Bilangan 23:19
34
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Iman selalu melekat kepada apa yang Allah ucapkan atau janjikan. Perkataan seorang yang terhormat selalu diikuti dengan tindakan. Dibalik ucapannya selalu diikuti dengan tindakan. Demikian juga dengan Allah; sebelum Ia melakukan sesuatu, Ia selalu mengatakannya melalui firman-Nya—Andrew Murray Para Teladan Iman 4. Bacalah Ibrani 11, kemudian tulislah minimal tiga hal yang mengena di hatimu.
Kebenaran yang layak Dipercaya 5. Isilah tabel berikut ini Ayat Yohanes 15:7 Yesaya 26:3 Roma 8:28-29
Kebenaran
Syaratnya, Jika
Apa yang dapat kita perbuat terhadap Alkitab: Menggali dan dapatkan semua manfaatnya Jangan membaca apapun di dalamnya Baca seluruhnya sampai habis --J A Bengel 6. Menurutmu, mengapa Allah menetapkan syarat-syarat dalam beberapa janji-Nya?
Bagaimana seharusnya kita merespon janji-janjiNya (Ibrani 6:12)? Catatlah apa saja janji-janji Allah dan buatlah daftar yang memuat janji-janji tersebut, syaratsyaratnya serta hasilnya. Janji Tuhan jika diilustrasikan, bentuknya seperti ilustrasi mata rantai berikut ini: Janji Tuhan
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakanAnak-Nya Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal
Syarat
Percaya
Hasil
Hidup kekal
35
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
7. Janji apa lagi yang bisa Anda temukan dalam Alkitab?
Jelaskan, bagaimana janji-janji ini menolongmu?
Rangkuman Melangkah dengan Iman Iman didasarkan kepada kepastian dalam firman Tuhan. Mempercayai Allah dan firman-Nya memberikan orang percaya pengalaman dalam hal pengharapan, sukacita, kedamaian, jawaban doa, dan serta pemenuhan seluruh janji Allah. Obyek Iman Banyak orang mempercayakan hidupnya kepada hal-hal yang pada akhirnya akan mengecewakan. Hanya Allah dan firman-Nya saja yang layak untuk dipercayai sepenuhnya. Para Teladan Iman Sepanjang sejarah ada banyak sekali contoh pria dan wanita yang beriman dan percaya kepada Allah. Ibrani 11 adalah “dinding kenangan” yang mencatat sebagian dari tokoh tersebut. Kebenaran yang layak dipercayai Setiap janji pasti ada syaratnya. Ini juga berlaku terhadap janji Allah. Karena itu kita tidak boleh lalai atau gegabah terhadap firman-Nya.
Tugas Sesi 5 1. Menghafal ayat: pelajari dan selesaikan pelajaran “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 5” (hal.36). a. Hafalkan ayat dari pelajaran “Doa”: Yohanes 15:7 dan Filipi 4:6-7 (ayat opsional yang disarankan). b. Kerjakan Kuis Pribadi di halaman... 2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai, meresponi, mencatat dan mengisi lembar doamu. 3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Mengerti kehendak Allah” (hal. 35)
36
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 5
Garis Besar Sesi 5 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari pelajaran “Doa”: Yohanes 15:7 dan Filipi 4:6-7 (ayat opsional yang disarankan). Usahakan lembar Tabel Pencapaianku mendapat paraf sebanyak mungkin. 3. Diskusikan dengan singkat bahan Kuis Pribadi (hal. 37). 4. Saling membagikan hasil saat teduh berdasarkan Catatan Bacaanku 5. Diskusikan pelajaran “Mengerti Kehendak Allah” (hal. 38) 6. Bacalah “Tugas Sesi 6” (hal. 42) 7. Tutup dengan doa. Bawalah nama-nama orang yang ingin Anda jangkau dalam doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 5 Uraian Ayat Topik 4: Doa Dapat berkomunikasi langsung dengan Bapa kita di Surga adalah sebuah keistimewaan luar biasa yang dimiliki setiap anak Allah. Sebagai anak Allah, kita didorong untuk datang menghadap Allah dengan penuh keyakinan melalui doa, khususnya ketika kita sedang butuh pertolongan (Ibrani 4:16). Doa adalah obat penawar rasa takut/ khawatir dari Allah. Tak ada permohonan kita yang terlalu remeh atau terlalu duniawi untuk dibawa kepada Allah dalam doa. Yohanes 15:7—dalam ayat ini ada dua syarat yang harus dipenuhi supaya kita menerima apa yang kita minta dalam doa. Pertama, kita harus tinggal di dalam Kristus, yaitu menjaga persekutuan yang terus menerus dengan Dia. Kedua, kita harus mengijinkan firman-Nya tinggal di dalam kita, mengendalikan pikiran dan memimpin hidup kita. Filipi 4:6-7—(ayat opsional yang disarankan) inilah jenis doa yang Tuhan inginkan: berdoa dengan ucapan syukur. Belajarlah untuk berterima kasih kepada Allah atas segala hal, baik masalah maupun berkat. Doa dapat mengganti rasa khawatir dengan kedamaian. Dalam bukunya berjudul Doa, Dr. Ole Hallesby, seorang profesor di sebuah sekolah seminari Norwegia, menulis kata-kata yang menguatkan, “Sahabatku yang malang dan tak berdaya, ketidak berdayaanmu itu adalah sebuah permohonan yang dahsyat, yang mampu menggerakkan sisi kebapaan Allah kita yang lemah lembut. Ia telah mendengarkan permohonanmu sejak pertama kali engkau berseru dalam ketulusan untuk kebutuhanmu, dan siang-malam telinga-Nya disendengkan ke bumi untuk berjaga kalau-kalau ada salah satu dari anak manusia yang malang berbalik kepada-Nya dalam keputus asaan. “Jangan kamu khawatir dengan kelemahanmu. Lebih dari itu, jangan biarkan hal itu menghalangimu berdoa. Ketidakberdayaan adalah resep sekaligus pendorong kita berdoa.” Rencana Mingguan 1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi, isi ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dan tema serta ayat referensi pada sisi sebaliknya.
37
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2. Mulailah menghafal Yohanes 15:7, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. Teruslah menggunakan pola sebelumnya yang terbukti berhasil dalam menghafal ayat setiap minggu. 3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat hafalan baru dari buku 2. 4. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu luangmu dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut. 5. Selesaikan Kuis Pribadi (hal. 37)
Kuis Pribadi Isilah kuis ini setelah mengulang pelajaran Tuntunan Menghafal Ayat, mulai minggu 1 sampai 5. Ini adalah cara terbaik untuk menguji pendekatan yang sudah terbukti dalam menghafal ayat Alkitab. Kunci jawaban ada di bagian akhir kuis. 1. Beri lingkaran pada B jika pernyataan ini benar, dan S jika salah. Menghafal ayat Alkitab itu ibarat memberi makanan bagi jiwamu dan mengumpulkan cadangan persediaan bagi hatimu untuk masa depan. B S 2. Cocokkan soal berikut ini. Tuliskan nomor dari jawaban yang benar di bagian kiri yang kosong dari setiap pernyataan berikut ini. (1) Membantumu memahami ayat-ayat tersebut menurut konteksnya dan lebih bermakna serta lebih mudah diingat dan diterapkan. (2) Menolongmu mengisi waktu luang dengan menghafal, mengulang dan merenungkan. (3) Memberikan kepadamu garis besar dan arah kemana Anda akan melangkah, melalui metode menghafal ayat ini. (4) Membantumu maju selangkah demi selangkah dalam menghafal ayat dan mencegahmu jatuh dalam lubang perangkap. (5) Menghambat kemampuanmu mengingat ayat tersebut di kemudian hari. tersebut di Alkitab. (6) Menolongmu mengingat lokasi ayat (7) Membantumu mempercepat proses belajar. (8) Haruslah disimpan dalam tempat penyimpanan kartu ayat, bersama kartu ayat yang lain. a. b. c. d. e. f. g. h.
Penting sekali mengikuti “Rencana Mingguan”, karena... Bacalah uraian “Uraian Ayat” dan temukan konteksnya dalam Alkitab... Ayat yang sudah Anda hafalkan... Prinsip mengucapkan ayat referensi sebelum dan sesudah ayat adalah untuk... Mengenali garis besar pelajaran sebelum mempelajari ayat... Mempelajari ayat beberapa kali dalam sehari... Selalu membawa serta kartu ayat hafalan bersamamu akan... Dalam proses mengulang ayat janganlah mengintip kata-kata pertama dari ayat bersangkutan, karena...
3. Mengapa penting bagi Anda untuk mencari tahu alasan pribadi mengikuti pelajaran menghafal ayat ini? (Pilih salah satu jawaban berikut ini)
38
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
a. Supaya Anda bisa menandai ketika tujuan tersebut tercapai. b. Untuk kebanggaan. c. Alasan tersebut akan memotivasi dan membantu Anda meraih sukses. 4. Tujuan menghafal kata per kata dari ayat hafalan dengan sempurna, adalah supaya... a. Menolong mengerti ayat tesebut dengan lebih detail. b. Meninggalkan kesan yang dalam di hati sehingga memudahkan untuk mengingatnya kembali ketika dibutuhkan. c. Mampu mengucapkannya dengan akurat. d. Membuat orang lain terkesan dengan pengetahuan tentang Alkitab. e. Meningkatkan rasa percaya diri ketika mempraktekkan ayat tersebut. 5. Mengapa Anda disarankan hanya menghafal satu sampai dua ayat saja dalam seminggu? a. Supaya Anda punya peluang lebih banyak mempelajari konteks ayat tersebut. b. Supaya tidak terlalu cepat menyelesaikan pelajaran. c. Supaya Anda punya waktu merenungkan dan menerapkan ayat tersebut dalam hidup kita. d. membentuk kebiasaan menghafal yang baik, dan supaya berhasil dalam mengingat ayat. e. Pola ini terbukti secara sains memberikan tingkat pembelajaran yang optimal. 6. Cara terbaik untuk bisa menghafal lebih awal adalah dengan menjadikannya bagian dari saat teduhmu di pagi hari. B S 7. Ayat-ayat dalam pelajaran “Menjalani hidup Baru” berbicara soal faktor penting dalam ketaatan, yaitu hidup yang berpusat pada Kristus. B S
Kunci jawaban: 1-B; 2 a-4, b-1, c-8, d-6, e-3, f-7, g-2, h-5; 3-c, 4-b, c, e; 5-a,c,d; 6-T; 7-T
39
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Mengerti Kehendak Allah (Studi Alkitab) Umat Kristen sering kali bertanya-tanya tentang kehendak Allah atas cita-cita dan rencanarencana mereka. Memahami kehendak Allah ibarat mencari harta karun terpendam, dimana kita hanya memiliki sepotong petunjuk tentang lokasinya. Benarkah Allah sengaja menyembunyikan rancangan-Nya, atau Dia menghendaki agar kita memahami rencana-Nya sehingga Ia bisa memimpin hidup kita selangkah demi selangkah? Ayat yang berbicara tentang hal ini adalah Amsal 3:5-6, yang juga adalah ayat hafalan di buku 1. Apakah Anda bisa mengutip isinya sekarang juga? Jika sudah, beri tanda pada Renungkan Sejauh mana orang lain dapat menetapkan apa yang menjadi kehendak Allah atas hidup Anda?
Kehendak Allah 1. Sebagai pengikut Kristus, apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup kita (Efesus 5:15-17)?
2. Apa sebenarnya yang ingin Allah lakukan terhadap kita (Mazmur 32:8)?
3. Apa peran Roh Kudus (Roma 8:14)?
Kehendak Allah bukan seperti sebuah kotak ajaib yang diturunkan dengan tali dari langit... Kehendak Allah lebih menyerupai gulungan yang setiap hari dibuka sedkit demi sedikit... Allah akan menuntun kamu dan saya setiap hari...hari demi hari... Karena itu panggilan kita adalah untuk mengikuti Tuhan kita Yesus Kristus...dalam hubungan yang intim setiap hari. Pertama-tama adalah menjadi dan bukan melakukan... Saat kita mengerti hal ini maka kita melihat bahwa sukacita setiap hari dapat bertahan lama jika kitahidup dalam persekutuan yang erat dengan Allah, Roh Kudus memimpin kita dengan menyingkapkan kehendak Allah—Paul Little. Alkitab memuat seluruh petunjuk yang dibutuhkan pengikut Kristus untuk hidup bagi Yesus Kristus. Namun ada hal-hal yang harus diputuskan sendiri karena Alkitab tidak memberi perintah yang jelas tentang hal itu. Dalam hal ini orang percaya harus menerapkan prinsipprinsip Alkitabiah. Prinsip sebagai Penuntun Allah telah memberikan petunjuk-petunjuk dalam Alkitab untuk menuntun kita menjalani hidup ini. Supaya jika kita berencana melakukan hal-hal yang tidak selaras dengan firman Allah, maka kita mengerti bahwa itu bukan kehendak Allah bagi kita.
40
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
4. Berdasarkan ayat-ayat berikut ini tulislah dengan versimu sendiri, apa yang Allah inginkan bagi setiap orang percaya. Allah menginginkan agar kita... Matius 6:33 Matius 22:37-39 Matius 28:18-20 1 Tesalonika 5:18 2 Timotius 2:2 1 Petrus 1:15 2 Petrus 3:18 Gunakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini untuk mengevaluasi rencana-rencana dalam hidupmu: a. Apakah saya mengutamakan kehendak Allah di atas kehendakku? b. Apakah perilaku saya membuat saya lebih mengasihi Allah dan sesama? c. Bagaimana hubungan antara mengerti prinsip-prinsip alkitabiah dengan penginjilan dan pemuridan? d. Apakah hal ini akan berkontribusi terhadap cara saya menuntun kepada hidup yang lebih kudus? e. Apakah hal ini akan membawa saya kepada latihan iman dan pertumbuhan rohani? f. Mampukah saya tetap bersyukur atas apapun hasilnya, atau apapun akhir ceritanya? 5. Berdasarkan 1 Korintus coba kembangkan pertanyaan-pertanyaan untuk menuntun orang lain memahami kehendak Allah. 6:12 6:19-20 8:9 10:31
Ketaatan Kepada Allah Jika kita menolak perintah Allah yang tertulis, apakah Dia akan memberikan petunjuk-Nya lebih jauh lagi? Dengan mematuhi kehendak-Nya yang tertulis, kepekaan kita terhadap tuntunan-Nya akan meningkat.
41
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
6. Tindakan apa lagi yang bisa kita lakukan untuk bisa memahami kehendak Allah? Mazmur 143:8 Yakobus 1:5 7. Menurut Roma 12:1-2, apa syaratnya supaya kita bisa mengerti kehendak Allah?
8. Bacalah Mazmur 27:14 dan Yesaya 30:18. Apa hubungan “menantikan Tuhan” dengan memahami kehendak Allah? Bagaimana melakukannya?
Iblis memaksa manusia, sementara Allah menuntun mereka—anonim Terbuka Terhadap Pimpinan Allah Semua kesulitan untuk memahami kehendak Allah akan lenyap ketika Anda benar-benar siap melakukannya, apapun kehendak itu. 9. Dalam membuat keputusan, seringkali banyak hal yang tidak Anda pahami. Menurut Amsal 15:22, cara apa yang bisa Anda tempuh untuk mendapat masukan dan nasehat?
10. Bacalah Mazmur 1:1 a. Nasehat seperti apa yang harus kita jauhi? b. Bolehkan mencari nasehat dari orang yang belum percaya/ fasik?
11. Cara apa lagi yang dapat Anda pakai untuk melihat tuntunan Allah? Cocokkanlah ayat-ayat berikut ini dengan topiknya. Hati-hati dan berhikmat Ketenangan roh Situasi-situasi khusus
a. 2 Korintus 2:12-13 b. Filipi 1:12-14 c. Efesus 5:15-17
Apa dampaknya jika Anda berpegang pada hal-hal ini?
Penerapan Prinsip-Prinsip Alkitabiah Melalui pertanyaan penuntun 1-11 Anda telah mengetahui prinsip-prinsip untuk mengerti kehendak Allah dan mengikuti tuntunan-Nya. Cara yang tepat menerapkan prinsip-prinsip ini adalah dengan cara membuat daftar kata kunci dari setiap prinsip. Lalu selidiki hatimu apakah keputusan-keputusan dalam hidupmu sesuai dengan enam prinsip ini. Dua di antara
42
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
enam prinsip membutuhkan uraian yang lebih dalam, karena keduanya lebih subyektif dari pada yang lain. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Maksud Allah Ketaatan Keterbukaan Tuntunan Damai Sejahtera Tanda-tanda
Pertanyaan 4-5 Pertanyaan 6-8 Pertanyaan 9-11 Pertanyaan 9-10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 11
Damai Sejahtera: ketika Anda menjalankan pilihan hidupmu perasaan apa yang muncul dalam hati? Perasaan gelisah? Atau Anda bisa merasakan kedamaian karena Tuhan turut campur tangan? Tanda-tanda: pastikan, apakah ada serangkaian peristiwa yang mendukung pilihanpilihanmu? Apakah peristiwa itu bukan hanya kebetulan belaka? 12. Beberapa ayat di Alkitab menunjukkan adanya tanda-tanda Ilahi yang mempengaruhi terciptanya penghakiman yang tegas. Pelajari contoh-contoh berikut ini, dan kenalilah faktor-faktor yang mempengaruhi benar atau salah sebuah keputusan. Tokoh Gideon Musa Demas
Ayat Hakim 6:36-38 Ibrani 11:25-26 2 Timotius 4:10
Faktor yang Mempengaruhi
Rangkuman Kehendak Allah Allah menginginkan kita hidup produktif dan berkelimpahan. Alasan mengapa Dia memberikan Alkitab adalah, agar kita mengerti arahan dan prinsip-prinsip-Nya bagi hidup kita. Prinsip yang Menuntun Jika kita hendak mengiring Tuhan, maka kita perlu mencari tahu maksud Allah, serta terus menerus taat kepada kehendak-Nya dengan pertolongan Roh Kudus. Keinginan Allah haruslah menjadi keinginan kita juga. Menerapkan Prinsip-Prinsip Ilahi Sebelum membuat keputusan yang penting, pastikan enam prinsip alkitabiah sebagai pedomannya, yaitu: apakah sudah sesuai dengan maksud Allah, taat kepada kehendak-Nya, terbuka kepada-Nya, mengikuti tuntunan-Nya, ada damai sejahtera, dan ada tanda-tanda yang menyertainya. Tugas Sesi 6
43
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
1. Menghafal ayat: Pelajari dan selesaikan pelajaran “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 6 (hal. 43). Hafalkan ayat dari pelajaran “Persekutuan”: Ibrani 10:24-25 dan 1 Yohanes 1:3 (ayat opsional yang disarankan). 2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa. 3. Studi Alkitab: selesaikan pelajaran “Hidup sebagai Hamba” (hal. 44) 4. Lain-lain: dapatkan sebanyak mungkin paraf pada lembar Tabel Pencapaianku.
44
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 6 Garis Besar Sesi 6 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari pelajaran “Persekutuan”: Ibrani 10:24-25 dan 1 Yohanes1:3 (ayat opsional yang disarankan). Usahakan lembar Tabel Pencapaianku mendapat paraf.. 3. Saling membagikan hasil saat teduh berdasarkan Catatan Bacaanku. 4. Baca dan diskusikan “Beberapa Saran Bagaimana Membangun Pertemanan dengan Orang Yang belum Percaya” (hal. 44). 5. Diskusikan “Hidup sebagai Hamba” (hal. 44) 6. Jika waktu dan tempat memungkinkan, diskusikan Sesi 8. 7. Bacalah “Tugas Sesi 7” (hal. 47). 8. Bawalah rencanamu membangun persahabatan dengan orang yang belum percaya dalam doa, sekaligus menutup pertemuan.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 6 Uraian Ayat Topik 5: Persekutuan Pengikut Kristus yang militan akan selalu mencari persekutuan dengan sesama orang percaya—baik secara perorangan, kelompok, maupun dalam jemaat gereja lokal. Sebagai satu tubuh kita saling bergantung satu sama lain. Melalui kelompok 2:7 Anda akan belajar bagaimana anggota lain dapat memberi kontribusi berharga bagi hidupmu. Ini sesuai dengan rencana-Nya, “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya” (1 Korintus 12:27); “...kamu... kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah “ (Efesus 2:19). Ibrani 10:24-25, ayat ini mengajak kita untuk mendorong satu sama lain dalam kasih dan perbuatan baik melalui persekutuan rutin. Iman dan ketaatan kita kepada Kristus akan bertumbuh melalui persekutuan dengan sesama orang percaya, demikian juga sebaliknya. 1 Yohanes 1:3, (ayat opsional yang disarankan) ayat ini menjelaskan bahwa persekutuan yang sesungguhnya berpusat kepada Kristus dan bukan sekedar berkumpul untuk bersosialisasi. Allah sendiri akan menyatakan hadirat-Nya ketika kita bersekutu dengan sesama orang percaya. Rencana Mingguan 1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi, isi ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dan tema serta ayat referensi pada sisi sebaliknya. 2. Mulailah menghafal 2 Timotius 3:16, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. Jika Anda menghafal dua ayat dalam satu minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua hari pertama dan ayat ke dua pada dua hari kedua. Sisa tiga hari dapat digunakan untuk mengulang kedua ayat tersebut (usahakan mengulang lebih dari satu kali dalam sehari).
45
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat hafalan baru dari buku 2. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu luang dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut.
Membangun Pertemanan dengan Orang Yang belum Percaya Salah satu tugas di pelajaran penginjilan ini adalah, menciptakan kegiatan bersama dengan seseorang yang belum percaya Kristus. Tujuannya adalah untuk memperdalam atau mempererat hubungan pertemanan dengan orang tersebut. Tentu saja satu kegiatan tidak akan mempererat persahabatan. Jadi berdoalah dan ajak yang lain juga berdoa bersama untuk hal ini. Coba cari kegiatan lain yang bisa dikerjakan bersama anggota kelompok lainnya atau hanya kalian berdua. Dan untuk menghindari masalah yang tidak perlu, lebih baik membangun hubungan dengan sesama jenis. Tujuan kegiatan ini bukanlah untuk memanipulasi atau mengakali orang lain. Kelompokkelompok yang sudah mempraktekkan 2:7 telah memperoleh manfaat dari mempraktekkan saran-saran berikut ini. Semua kegiatan bersama tersebut haruslah terjadi dengan alami. Bentuknya bisa saja hanya berupa minum-minum kopi bersama. Berikut ini beberapa saran : Olah raga atau nonton pertandingan bersama. Bantu dia menyelesaikan pekerjaan atau proyeknya. Ngobrol soal hobi atau melakukan hobi bersama. Nonton acara konser atau teater bersama. Sama-sama jadi relawan di kegiatan sebuah komunitas. Masih banyak jenis-jenis kegiatan lainnya yang jumlahnya tidak terhitung, namun yang cocok dengan situasimu mungkin hanya ada beberapa. Karena seringnya Yesus menghabiskan waktu bersama orang yang belum percaya, Dia mendapat julukan “Sahabat para pendosa” (Matius 11:19). Dia mengambil inisiatif mencari mereka yang membutuhkan. Itu juga yang akan kita kerjakan. Hadirlah dimana mereka berada. Ikutlah berkumpul bersama para tetangga. Buatlah acara kebersamaan atau acara ulang tahun dan undanglah tetangga. Bergabunglah dalam salah satu komunits, mulailah percakapan menarik saat istirahat makan siang. Ambil topik yang menarik bagi mereka atau, yang sama-sama kalian gemari. Seringlah tersenyum dengan tulus. Hafalkan nama mereka dan sebut namanya saat sedang bersama. Hindari topik yang mengundang kontroversi, sampai ikatan persahabatan cukup kuat. Doakan agar hubungan perkenalan berkembang menjadi pertemanan, walau akan memakan waktu. Sebab penginjilan adalah sebuah proses yang hanya dapat dikerjakan dengan kesabaran dan ketulusan. Melalui Anda atau orang percaya lainnya, Tuhan menebarkan benih iman kepada orang tersebut untuk percaya kepada Kristus. Hidup sebagai Hamba Melayani adalah tantangan terbesar dalam hidup seorang murid Kristus. Semua orang senang di layani, tetapi hanya sedikit yang mau melayani orang lain. Rata-rata orang suka disebut
46
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
hamba Tuhan, tetapi tidak suka diperlakukan sebagai hamba. Padahal ciri utama seorang Kristen yang dewasa rohani adalah kesediaannya melayani orang lain tanpa mengharapkan imbalan atau pujian.
Renungkan Yesus adalah pencipta alam semesta, namun Dia juga adalah teladan tertinggi seorang hamba. Menurutmu jika Dia lahir ke dunia di abad dua puluh satu, kira-kira teladan pelayan seperti apa yang akan Ia tunjukkan?
Kristus Sang Teladan 1. Apa tujuan Kristus lahir di dunia (Markus 10:45)?
2. Bacalah Yohanes 13:1-17, dan jawab pertanyaan berikut. a. Bagaimana Yesus melayani murid-murid-Nya?
b. Mengapa Yesus dapat memberi diri sepenuhnya (lihat ayat 3)?
c. Tulislah teladan apa saja yang Anda lihat dari Kristus dalam ayat ini.
Anak Allah telah menjadi hamba Allah supaya menggenapi misi Allah—J. Oswald Sanders 3. Dalam hal apa kita harus serupa dengan Kristus (Filipi 2:5-8)?
4. Menurut bacaan berikut ini, siapa saja yang dengan rela hati menyandang gelar hamba? Keluaran 14:31 1 Samuel 1:11 1 Samuel 3:9 1 Samuel 29:8 Lukas 1:38 1 Korintus 4:1
47
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
5. Apa pandangan Paulus tentang kehambaan (1 Korintus 4:1-5)?
Kerinduan Kristus 6. Kualitas apakah yang harus dimiliki untuk menjadi seorang hamba (Kisah 6:1-7)?
7. Mengapa kerendahan hati dapat mempengaruhi hubungan kita dengan orang lain (Filipi 2:3-4)
Mempersembahkan Hidup 8. Sebutkan beberapa alasan mengapa melayani itu sulit ( Lukas 22:24-27)?
9. Bacalah Galatia 5:13; 6:9-10 dan jawablah pertanyaan berikut. a. Apa yang menghalangi kita melayani sesama dengan maksimal?
b. Apa yang membuat kita mampu melayani walau ada rintangan? c. Sebutkan satu saja penghalangmu untuk melayani sesama.
Orang percaya telah memperoleh kemerdekaan di dalam Kristus—bukan supaya mereka bisa berbuat sesuka hati, tetapi merdeka untuk melayani. Di dalam Dia kita telah: Dimerdekakan dari dosa, supaya menjadi hamba kebenaran (Roma 6:18-19). Dimerdekakan dari Iblis, supaya melayani Allah (1 Petrus 2:16). Dimerdekakan dari diri sendiri, supaya melayani sesama (Galatia 5:13). Orang percaya tidak lagi berada di bawah kuasa perhambaan manusialama. Mereka sekarang bebas untuk melayani dengan rela hati sebagai manusia baru. 10. Siapakah yang Paulus layani? Mengapa? 1 Korintus 9:19 2 Korintus 4:4-5
11. Bacalah Amsal 3:27 dan 1 Yohanes 3:17. Menurut ayat-ayat ini apa yang seharusnya Anda kerjakan?
48
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Apa saja kebutuhan sesama yang bisa Anda penuhi?
12. Menurut ayat berikut ini, dalam hal apa saja Anda bisa melayani sesama? Roma 14:19 Efesus 4:32 1 Tesalonika 5:11 Yakobus 5:16 1 Yohanes 3:11
13. Sebagai hamba, kita pun berpeluang menjadi sombong karena pelayanan kita. Apa saja tuntunan yang bisa membantu kita supaya terhindar dari kesombongan (Lukas 17:7-10)?
Rangkuman Kristus Sang Teladan Yesus Kristus memang tidak punya kewajiban untuk merendahkan diri menjadi hamba, namun Ia melakukannya dengan sukarela. Ketika Dia hadir di dunia Ia melayani dengan berbagai macam cara, dan memberi hidup-Nya untuk menjawab kebutuhan banyak orang. Kerinduan Kristus bagimu Kita tentu ingin melayani seperti Kristus melayani sesama. Jika kita rendah hati, kita pasti bisa melayani dengan baik. Mempersembahkan Hidup Untuk bisa melayani kebutuhan orang lain, kita harus mengatasi berbagai rintangan dalam melayani. Ada banyak cara untuk membentuk diri kita menjadi hamba yang baik. Tugas Untuk Sesi 7 1. Menghafal Ayat: tidak ayat baru. Lanjutkan mengulang ayat-ayat yang telah dihafalkan. 2. Saat Teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa. 3. Kesaksianku: a. Pelajari uraian “Kesaksianku” (hal. 48) b. Selesaikan salah satu dari lembar kerja “Kesaksianku” (hal. 54-57)
49
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
4. Lain-lain: selesaikan sebanyak mungkin tugas menurut lembar Tabel Pencapaianku.
50
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 7
Garis Besar Sesi 7 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip semua ayat hafalan dari seluruh pelajaran sampai dengan sesi ini. Teruslah melengkapi paraf pada lembar Tabel Pencapaianku. 3. Bacalah “Ucapan Selamat” (hal. 48) 4. Baca dan diskusikan materi persiapan “Kesaksianku” (hal. 48-59). a. “Pentingnya Mempersiapkan ‘Kesaksianku’” (hal. 48-49). b. “Mempersiapkan Komentar Umum untuk ‘Kesaksianku’” (hal. 49). c. “Ilustrasi Carang Anggur” (hal. 49). d. “Persiapan Efektif untuk ‘Kesaksianku’” (hal. 51-53). e. “Dua Cara Menyajikan ‘Kesaksianku’” (hal. 53-54). f. “Memilih Format‘Kesaksianku’” (hal. 54). 5. Bacalah “Latihan Praktek Sesi 8” (hal. 60) 6. Tetapkan waktu dan tempat untuk latihan praktek Sesi 8. 7. Putuskan kapan dan dimana akan membahas sesi 11—Waktu Menyediri Bersama Allah. 8. Bacalah “Tugas Sesi 8” (hal. 61). 9. Bawalah rencanamu membangun persahabatan dengan orang yang belum percaya dan orang yang akan jadi teman dalam doa, sekaligus menutup pertemuan.
Ucapan Selamat Beri penghargaan terhadap ketekunanmu menyelesaikan buku 1 dan berhasil mencapai sampai sesi ini. Tuhan telah menolong Anda melewati beberapa kesukaran yang telah menjadi “tugu peringatan” dalam pertumbuhan rohani. Dengan anugerah-Nya Anda akan segera lulus dari pelajaran buku 2 ini, semakin dekat dengan Tuhan dan semakin siap untuk melayani di manapun Ia mengutus.
Pentingnya Mempersiapkan Kesaksian Pribadi Rasul Petrus menantang kita, “...siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu“ (1 Petrus 3:15). Satu cara yang sangat efektif dalam membagikan iman kita adalah dengan bersaksi tentang bagaimana Yesus Kristus menganugerahkan hidup kekal serta memperkaya hidup kita. Rasul Yohanes membagikan kesaksian tentang hubungannya dengan Kristus sebagai dasar pemberitaan, “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga” (1 Yohanes 1:3). Ketika rasul Paulus menghadap raja Agripa (Kisah 26), ia bersaksi dengan singkat, logis dan jelas tentang bagaimana hidupnya sebelum menerima keselamatan, ketika bertemu
51
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kristus, dan bagaimana hidupnya setelah bertobat. Dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat menit untuk menceritakan kisah Paulus ini dalam bentuk percakapan. Meskipun nantinya kesaksianmu akan ditulis, namun tujuannya bukanlah untuk menghafal kata per kata, melainkan untuk mencatat poin-poin penting dalam kisahmu. Hal-hal seperti pilihan kata, alur cerita, serta bagaimana mengawali dan mengakhir cerita, adalah aspek yang penting untuk diperhatikan. Ketika mulai menyusunnya jangan lupa untuk meminta hikmat Allah dan pencerahan agar Anda mengerti bagaimana caranya menceritakan kesaksian hidup. Terbukalah terhadap masukan dari pemimpin kelompok. Banyak kesaksian dari alumni kelompok belajar seri 2:7 yang menegaskan bahwa fase persiapan menyusun kesaksian hidup adalah bagian yang paling bermanfaat dalam pelatihan ini. Banyak orang yang akhirnya menerima Kristus karena ada orang-orang seperti Anda yang kesaksiannya dipertajam melalui pelatihan seri 2:7 ini. Inilah cara efektif untuk “... siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu.” Percayalah kepada Tuhan dan berusahalah sekuat tenaga. Sisihkan waktu, pikiran, dan doa untuk mempersiapkan diri mengikuti bagian penting dalam pelatihan pemuridan ini.
Mempersiapkan Komentar untuk Kesaksianmu Latihan persiapan kesaksian ini akan Anda kuasai ketika menyelesaikan sesi 8. Di sesi 9 ada kesempatan untuk saling mengomentari kisah masing-masing. Dengan demikian masih ada peluang untuk memperbaiki atau menyelesaikan kesaksian masing-masing di sesi 9. 1.
Tujuan utamanya adalah untuk mengasah kemampuan verbal dalam menceritakan kesaksian Anda berdasarkan alur cerita yang sudah dicatat di kartu indeks. 2. Waktu dan upaya yang dibutuhkan tiap-tiap orang dalam menyusun kisahnya bisa bervariasi. Ini nyaris tidak ada hubungannya dengan kemampuan intelektual atau spiritual, melainkan lebih kepada kerumitan kisah masing-masing orang. 3. Ini adalah hal yang sulit namun layak diperjuangkan. Ada orang-orang yang merasakan manfaat ketika mempersiapkan kisah kesaksian ini, tetapi ada juga yang justru menderita ketika harus menjalani proses ini. Semua ini tergantung kepada sikap dan antusiasme Anda ketika mengerjakannya. Karena itu bertahanlah dan mintalah hikmat dan tuntunan Allah. 4. KesaksianTentang Keselamatan. Kesaksian dapat dibagi-bagi dalam beberapa subyek dan dipersiapkan untuk kalangan yang berbeda-beda. Dalam pelajaran ini, kesaksian keselamatan dirancang untuk: mereka yang belum percaya kepada Kristus. mendekati orang perorang atau kelompok kecil. menjadi “pembuka jalan” dan bukan alat untuk meyakinkan orang lain. Pada umumnya orang tidak siap membicarakan kebutuhan mereka akan Kristus. Namun saat mereka mendengar kesaksianmu ketika menerima keselamatan, mereka akan berubah dan terbuka terhadap Injil.
52
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Ilustrasi Carang Anggur Seiring pertumbuhan kedewasaan dan pengalaman hidup kita dalam Kristus, jenis-jenis kesaksian kita pun bertambah (lihat hal. 50). Kisah-kisah tersebut berguna untuk membangun dan mendorong kedewasaan saudara seiman lainnya. Sedangkan kesaksian pribadimu akan mendorong orang untuk percaya kepada Kristus.
Mempersiapkan Kesaksian yang Efektif Garis Besar Penjelasan Paulus tentang bagaimana ia menerima Kristus sebagai juru selamat dalam Kisah Para Rasul 22 dan 26, akan menjadi model rujukan kita dalam menyusun kesaksian kita.Berikut adalah garis besar kesaksian Paulus berdasarkan Kisah Para Rasul 26: Pembukaan Sebelum bertobat Proses bertobat Setelah bertobat Penutup
Ayat 2-3 Ayat 4-11 Ayat 12-20 Ayat 21-23 Ayat 24-29
53
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Ilustrasi Carang Anggur Menggambarkan buah-buah kesaksian yang dihasilkan melalui pengalaman sebagai orang percaya
Sesi 7 dan 8 membahas tahap sebelum, proses dan setelah bertobat. Dalam salah satu kegiatan kelompok, Anda punya kesempatan untuk berbagi kesaksianmu dalam waktu empat menit. Sedangkan sesi 9 akan fokus kepada pembukaan dan penutup.
54
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kisi-Kisi Menyiapkan Kesaksian yang Tepat Sasaran 1. Rancang kesaksianmu sebagai sebuah percakapan. Hindari penggunaan kata-kata yang kaku dan literal, melainkan kata-kata yang informal. 2. Berbagilah dan jangan berkotbah. Katakan ‘aku’ dan ‘saya’, bukan ‘kamu’. Hal ini akan menjaga kisahmu tetap terdengar hangat dan personal. 3. Hindari penggunaan kata, kalimat atau istilah yang berbau agamawi. Istilah Agamawi Percaya/ terima Yesus Bertobat Oleh darah Yesus Lahir baru
Istilah Pengganti Mempercayakan keselamatanku hanya kepada Yesus Memutuskan untuk menyerahkan hidupku kepada Yesus Allah mengampuni kesalahanku Pengikut Kristus, orang percaya
4. Kisahmu harus dibuat umum supaya bisa menyentuh banyak orang. Jangan menyebut gereja, denominasi, atau kelompok tertentu. Hindari penyebutantanggal atau zaman. 5. Sisipkan sedikit lelucon dan sentuhan manusiawi. Saat pendengarmu tertawa atau tersenyum maka ketegangan pun berkurang dan suasana menjadi cair. Lelucon juga meruntuhkan tembok dan meningkatkan perhatian lawan bicara.
55
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
6. Berikan gambaran untuk meningkatkan perhatian. Jangan berkata, “...lalu Pat berbagi cerita tentang Injil pada saya.” Cukup berikan gambaran situasinya sehingga pemirsamu bisa memvisualisasikannya. 7. Uraikan bagaimana engkau berjumpa dengan Kristus, atau bagaimana Kristus menjawab kebutuhanmu. Namun hindarilah kisah “pertobatan diujung pergumulan.” 8. Gunakan sudut pandang orang dewasa, bukan kanak-kanak. Sampaikan kisahmu dari sudut pandang dewasa, walaupun sedang menceritakan kisah masa kecil. 9. Hindari pernyataan dogmatis atau mistis, yang membuka peluang bagi orang skeptis mengajukan pertanyaan kritis. Contohnya, “Aku berdoa dan Tuhan memberikan pekerjaan” atau “Tuhan berkata kepadaku...” 10. Sampaikan dengan ringkas, tidak bertele-tele. Jangan menyebut terlalu banyak nama dalam kisahmu; sebutkan nama panggilannya saja, dan gabungkan informasi seringkas mungkin. a. Cerita yang buruk: “Martha Smith, Nancy Van Buren, dan sepupunya Jane Matthews mampir ke kantorku di Digital Binary Components Corporation.” b. Cerita yang baik: “suatu hari Martha dan dua temannya ngobrol denganku di tempat kerja.” Cerita yang baik:”setelah hidup berpindah-pindah di lima provinsi dan enam kali pindah universitas, akhirnya aku mendapatkan pekerjaan dibidang enjiniring.” Kembangkan “Sebelum, Proses dan Setelah Bertobat” Berikut tips praktis mengembangkannya: 1. Sebelum a. Kisah masa lalu Anda akan menarik perhatian pembaca. Di tahap ini Anda bisa menceritakan satu-dua kelemahan dan kegelisahanmu sebelum menerima Kristus. Berikut ini adalah hal-hal yang umumnya dialami orang yang belum percaya:
Tidak ada damai Takut mati Rasa bersalah Tidak punya tujuan
Kebosanan Kesepian Ada yang kurang Depresi
Terikat kebiasaan buruk Tidak punya tahu arti hidup Kekosongan Ketidak puasan
b. Semua orang yang belum percaya akan berusaha mengabaikan atau mengatasi kegelisahan ini. Namun seringkali segala upaya tersebut berakhir sia-sia. Jadi dalam kesaksian Anda, sebutkan juga segala upaya yang sudah Anda tempuh ketika belum menerima keselamatan. Hindari percakapan yang terlalu detail soal kehidupan berdosa di masa lalu. Cobalah menyentuh mereka dengan membahas soal-soal: Pernikahan Pekerjaan Obat/ alkohol
Olah raga Uang Pendidikan
Hobi/ kesenangan Keintiman Pergaulan buruk
56
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2. Bagaimana Prosesnya a. Ceritakan situasi yang mendorong Anda menerima Kristus, khususnya peristiwaperistiwa yang mendorong kepada pertobatan. Bagian ini mungkin bisa memakan waktu cukup lama. b. Ceritakan dengan singkat langkah-langkah menjadi orang percaya, dan—jika ada—gunakan ayat yang bisa menjelaskan situasimu. c. Sampaikan Injil dengan ringkas dan jelas, yaitu dalam hal: 1. Semua orang telah berdosa 3. Kristus telah membayar upah dosa 2. Upah dosa 4. Terimalah Kristus 3. Setelah bertobat a. Ceritakan kembali tentang kegelisahan-kegelisahan sebelum mengenal Kristus, dan bagaimana Kristus menjawab kebutuhan tersebut. Sebutkan apa yang telah berubah dari hidup Anda setelah menerima Kristus (misalnya, sekarang Anda tahu dosa-dosa Anda sudah diampuni, hidup jadi bermakna dan punya tujuan, Anda punya kepastian keselamatan, atau penampilan Anda yang berubah). b. Simpulkan dalam satu kalimat yang meyakinkan, bahwa Anda sudah menerima hidup kekal. Biasanya lawan bicara akan memberi komentar atau akan mengingat pernyataan terakhir Anda.
Dua Cara Menyusun Kesaksian Pada pelajaran selanjutnya, Anda akan memilih salah satu dari tiga format kesaksian untuk digunakan. Namun sebelum itu, kita akan melihat dua model berikut yang, menurut banyak orang, cukup menolong dalam menyusun kesaksian. Disini Anda bisa memilih salah satu model: kronologis atau model kilas balik. 1. Kronologis Disini Anda menceritakan kesaksian secara berurutan, menurut kronologinya.
Model ini berguna jika: a. Pertobatan terjadi ketika sudah dewasa. b. Anda punya cukup banyak pengalaman menarik berkaitan dengan pertobatan, yang bisa di bagikan. c. Kisah proses pertobatan Anda lebih dominan daripada fase awal dan akhir kesaksian.
57
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2. Kilas balik. Disini Anda menceritakan secara kilas balik; dimulai dengan garis besar perjalanan hidup Anda sampai masa sekarang, kemudian mundur ke situasi kerohanian di masa lalu. Titik mundur bisa dimulai dari proses pertobatan.
Model ini dapat digunakan jika: a. Anda bertobat sejak usia dini. b. Lebih banyak cerita menarik diusia dewasa daripada di usia dini. c. Proses pertobatan Anda sangat pendek.
Memilih Format Kesaksian Bacalah tiga contoh kesaksian yang telah diringkas (halaman...), kemudian pilih salah satu dan isilah lembar kerjanya (halaman...). Dalam menyusun rancangan kesaksian, disarankan untuk selalu merujuk pada salah satu contoh kisah dan lembar kerja yang sudah diisi. Format 1: Pertobatan Dewasa Anda menerima Kristus ketika sudah dewasa. Anda memiliki alur sebelum, proses dan sesudah yang cukup kuat. Format 2: Pertobatan Usia Dini/ Komitmen Bertumbuh Dewasa Anda perlu memastikan kembali, apakah pertobatan ini adalah pertobatan yang sungguhsungguh? Jika ternyata tidak, sebaiknya gunakan format 1. Tetapi jika ternyata benar, kemungkinan besar karakter rohani Anda masih kekanak-kanakan, atau Anda hidup dalam gaya hidup orang yang tidak mengenal Tuhan. Format 3: Pertobatan Dini/ Bertumbuh dengan Konsisten Anda berasal dari keluarga Kristen yang baik dan lingkungan gereja yang kuat. Jadi, tidak banyak yang bisa dibagikan dari fase sebelum mu (format ini cocok dengan model kilas balik.)
58
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Format 1 Pertobatan Dewasa Sebelum
Bagaimana Prosesnya
Setelah Pertobatan
Beberapa tahun yang lalu saya baru menyadari bahwa hidup saya tak punya tujuan. Ada perasaan kosong dan tidak ada yang dapat mengisi kekosongan tersebut. Saat kuliah saya mengambil jurusan elektro dan mendapat pekerjaan yang bagus setelah lulus. Selama tiga tahun saya bekerja keras dan mendapat promosi jabatan. Namun saya sama sekali tidak merasa puas dengan pencapaian ini. Jadi saya memutuskan untuk bekerja lebih keras dan lebih lama lagi, mengabdikan hidup saya kepada pekerjaan. Ini semua berdampak buruk bagi kehidupan pribadi saya. Saya terus meyakinkan istri bahwa ini semua saya lakukan demi dia dan anakanak. Tetapi saya tahu bahwa itu hanyalah pembenaran saja. Pernikahan kami yang awal mulanya nampak “ideal”, mulai terlepas “jahitannya di sana sini”. Sampai pada satu titik, saya mulai malas pulang. Saya lebih memilih bersenang-senang di luar daripada berdebat dengan istri. Di tempat kerja yang baru saya ditugaskan mengikuti seminar enjiniring bersama David dan Jack. David nampak memiliki ‘sesuatu’ yang bisa mengisi kekosongan dalam diriku. Dalam perjalanan kembali dari seminar, David menceritakan tentang bagaimana Kristus mengubah hidupnya dan memberi tujuan hidup yang baru. Apa yang ia ceritakan banyak kemiripan dengan situasi yang saya hadapi. Ia bercerita soal bagaimana ia mencapai sukses namun mengalami kekosongan dalam hidup. Dan jalan keluar untuk situasi frustasi ini adalah dengan menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus. Dalam doanya, David mengakui semua dosanya dan menyerahkan kendali hidupnya kepada Tuhan. David berkata bahwa menurut Alkitab, Kristus sudah mati di kayu salib supaya kita memperoleh pengampunan atas seluruh kesalahan kita. Memang saya sudah pernah mendengar hal semacam ini. Namun kali ini semua terdengar masuk di akal. Dua hari kemudian saya berjalan-jalan ke danau dekat rumah. Disitu saya berdoa dan mengakui beberapa hal yang, menurut saya, menyakiti dan mengecewakan Tuhan. Kemudian saya mengundang Kristus untuk masuk dan mengambil alih hidup saya, karena saya pribadi tidak mampu membawanya ke arah yang lebih baik. Memang pada saat itu tidak ada petir di langit, atau gelombang emosi yang menggelora. Tetapi saya tahu pasti, beban berat di pundak saya telah hilang. Segala sesuatu tidak langsung berubah menjadi sempurna. Namun saya merasa mendapatkan tujuan hidup yang baru. Bagi saya, kepastian bahwa saya akan hidup bersama Tuhan setelah mati, adalah hal yang terutama.
Format 2:
59
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Sebelum Berkomitmen
Proses Pertobatan
Setelah
Pertobatan usia Dini/ Komitmen bertumbuh Dewasa Belum lama ini hidup saya bisa digambarkan sebagai hidup tanpa ketenangan batin. Semua yang ada disekitar saya seakan-akan kacau balau. Segala yang saya kerjakan tidak ada yang dapat meredakan tekanan ini. Nampaknya tidak ada satu pun yang dapat memuaskan kehausan batin yang terus berkembang dalam hati. Saya mengira dengan mengikuti berbagai kegiatan akan mengisi kekosongan ini. Saya ikut keanggotaan klub spa, mengambil kursus golf, dan aktif mengantarkan anak-anak kami ke berbagai kegiatan olah raga dan kursus. Sempat terpikir untuk mengambil kerja paruh waktu. Namun suami mendapat promosi jabatan dan kami sekeluarga harus pindah ke kota lain. Hal ini malah makin memperberat tekanan dalam hidup saya. Satu-satunya yang dapat meredakannya hanya obat penenang. Namun itu semua hanya berlangsung sementara, dan kenyataan bahwa saya mulai tergantung padanya, membuat saya ketakutan. Sudah bertahun-tahun keluarga kami tidak pergi ke gereja. Kami baru memulainya lagi setelah keluarga Johnsons mengajak pergi ke gereja bersama-sama. Setelah rutin hadir selama dua bulan, kami memutuskan untuk ikut kelas pendalaman Alkitab.Disana kami bertemu orang-orang yang menyenangkan namun sangat serius dengan iman mereka. Kami didorong untuk sungguh-sungguh menyerahkan hidup kepada Kristus. Kami mulai belajar hal-hal yang dulu pernah kami dengar, seperti: semua manusia telah melanggar hukum Taurat dan, karenanya, hidup terpisah dari Allah; namun Allah telah menyediakan jalan pendamaian dengan Allah, yaitu melalui kematian Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Yang harus saya lakukan adalah mengakui ketidak taatan saya dan berbalik dari padanya, serta meminta Yesus menguasai hidup saya sebagai Tuhan dan penyelamat. Jadi, saya pun memohon kepada Kristus agar kematian-Nya juga berlaku atas saya, dan supaya Ia mengambil alih kendali hidup saya. Sejak ikut kelas pendalaman Alkitab Rabu malam, saya mulai mengerti apa arti menyerahkan hidup kepada Kristus. Saya belajar bahwa saya tidak mungkin memperoleh kedamaian batin dengan mengabaikan Tuhan. Hasil dari kelas pendalaman itu adalah, saya membuat komitmen baru kepada Kristus. Ketenangan batin yang saya cari-cari selama ini, mulai hadir. Dan yang terpenting adalah, saya sekarang punya hubungan pribadi dengan Allah melalui Kristus, dan memiliki hidup kekal di dalam Dia.
Format 3: Pertobatan usia Dini/ Bertumbuh Dengan Konsisten Sebelum
Sebagai seorang lajang, saya melihat bagaimana para lajang lainnya dengan panik berusaha memadukan kebahagiaan dengan kepuasan hidup. Mereka terus berkelana dan mencoba-coba: ada yang pergi ke bar, berkencan, berkutat dengan mainan canggih, olah raga, sampai
60
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bagaimana Prosesnya
Setelah
dengan obat-obat terlarang. Saya juga menyaksikan pria dan wanita yang sudah menikah, berjuang menyatukan hidup mereka tanpa tahu caranya. Saya, sama seperti lajang lainnya, juga terlibat dengan banyak aktifitas. Saya menikmati kegiatan di luar rumah dan olah raga lari. Saya juga menabung supaya bisa mengambil liburan pendek ke luar negri, jika harganya murah. Namun saya memiliki kepuasan dan hidup yang stabil yang tak dimiliki banyak orang. Itu semua dimulai sejak SMU. Ketika saya mulai menginjak remaja, orang tua saya sangat aktif di gereja. Karena mereka aktif di gereja, maka saya pun harus aktif. Jadi, setiap hari Minggu, kami pasti ada di gereja. Mereka bisa menikmati semua kegiatan ini, sementara bagi saya ini hanyalah sekedar kegiatan bersosialisasi dengan teman-teman. Sampai satu saat saya ikut retreat musim panas, dimana pandangan saya tentang kekristenan berubah sama sekali. Di retreat ini mata saya terbuka, bahwa kekristenan bukan sekedar agama, melainkan hubungan pribadi dengan Allah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus. Yang dibahas dalam kelompok diskusi di retreat ini adalah siapa Kristus dan apa yang telah dikerjakan-Nya. Suatu saat setelah acara olah raga, pembina retreat saya bertanya, apakah saya pernah mengambil komitmen pribadi menyerahkan hidup kepada Kristus, atau saya masih menimbang-nimbangnya. Saya menjawab bahwa saya masih menimbang-nimbang. Lalu kami membahas ayat-ayat kunci demi membangun hubungan mendalam dengan Allah melalui Kristus berdasarkan Alkitab. Disitu saya menyadari bahwa saya membutuhkan pengampunan Tuhan dan Allah telah menawarkan hidup kekal sebagai hadiahnya. Sayapun mengambil keputusan untuk percaya bahwa Kristus telah mati untuk saya. Kemudian saya memanjatkan doa dan meminta agar kuasa penebusan melalui kematian Kristus di salib pun berlaku untuk hidup saya. Seiring pertumbuhan fisik dan mental, roh saya juga bertumbuh. Saya menyadari bahwa selama ini saya menjalani hidup menurut keinginan saya tanpa melibatkan Tuhan. Memang pergumulan saya sama dengan yang lain. Namun ketika saya mengijinkan Dia memimpin hidup saya, maka saya merasakan ketenangan yang hanya bisa saya dapatkan dari Dia. Kepuasan hidup yang saya dapat melalui hubungan intim dengan Allah telah berdampak positif terhadap performa kerja, dan membuat saya tidak lagi berpusat pada diri sendiri. Namun yang paling berharga adalah saya memiliki kepastian akan hidup kekal di dalam Kristus.
61
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lembar Kerja Format 1: Pertobatan Dewasa Berikut ini adalah daftar pertanyaan untuk menyusun kesaksian Pertobatan Dewasa. Isilah dibagian bawah setiap pertanyaan dengan kisahmu. Ini semua akan menjadi kerangka garis besar sebelum disusun menjadi kalimat dan kesaksianmu yang utuh. Kerangka cerita ini akan menjadi bahan diskusi “Kesaksianku” untuk sesi 8. Sebelum 1. Sebelum Anda berjumpa dengan Kristus, apa saja yang Anda inginkan dan apa yang kurang dari hidup Anda?
2. Usaha apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasinya?
Bagaimana Prosesnya 1. Situasi apa yang membuat Anda mulai mengenal Kristus?
2. Ceritakan dengan singkat bagaimana Anda percaya kepada Kristus dan kepada Injil?
Setelah Percaya 1. Berikan satu contoh, bagaimana Kristus menjawab kebutuhan Anda, atau bagaimana Dia berperan dalam hidup Anda?
2. Tulislah kalimat penutup yang menjelaskan, apa dampaknya bagi hidup Anda ketika memiliki kepastian hidup yang kekal.
62
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lembar kerja Format 2: pertobatan usia Dini/ Komitmen untuk Bertumbuh Menjadi Dewasa. Berikut ini adalah daftar pertanyaan untuk menyusun kesaksian pertobatan usia dini/ komitmen bertumbuh menjadi dewasa. Isilah dengan kisahmu dibagian bawah setiap pertanyaan. Ini semua akan menjadi kerangka garis besar sebelum disusun menjadi kalimat dan kesaksianmu yang utuh. Kerangka cerita ini akan menjadi bahan diskusi “Kesaksianku” untuk sesi 8. Sebelum 1. Sebelum Anda berjumpa dengan Kristus, apa saja yang Anda inginkan dan apa yang kurang dari hidup Anda?
2. Usaha apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasinya?
Bagaimana Prosesnya 1. Situasi apa yang membuat Anda mulai mengenal Kristus?
2. Ceritakan dengan singkat bagaimana Anda percaya kepada Kristus dan kepada Injil?
Setelah Percaya 1. Berikan satu contoh, bagaimana Kristus menjawab kebutuhan Anda, atau bagaimana Dia berperan dalam hidup Anda?
2. Tulislah kalimat penutup yang menjelaskan, apa dampaknya bagi hidup Anda ketika memiliki kepastian hidup yang kekal.
63
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Lembar kerja Untuk Format 3: Pertobatan usia Dini/ Bertumbuh Dengan Konsisten Berikut ini adalah daftar pertanyaan untuk menyusun kesaksian pertobatan usia dini/ bertumbuh dengan konsisten. Isilah dengan kisahmu dibagian bawah setiap pertanyaan. Ini semua akan menjadi kerangka garis besar sebelum disusun menjadi kalimat dan kesaksianmu yang utuh. Kerangka cerita ini akan menjadi bahan diskusi “Kesaksianku” untuk sesi 8. Sebelum 1. Sebelum Anda berjumpa dengan Kristus, apa saja yang Anda inginkan dan apa yang kurang dari hidup Anda?
2. Usaha apa saja yang sudah Anda lakukan untuk mengatasinya?
Bagaimana Prosesnya 1. Situasi apa yang membuat Anda mulai mengenal Kristus?
2. Ceritakan dengan singkat bagaimana Anda percaya kepada Kristus dan kepada Injil?
Setelah Percaya 1. Berikan satu contoh, bagaimana Kristus menjawab kebutuhan Anda, atau bagaimana Dia berperan dalam hidup Anda?
2. Tulislah kalimat penutup yang menjelaskan, apa dampaknya bagi hidup Anda ketika memiliki kepastian hidup yang kekal.
64
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Latihan Praktek Sesi 8 Materi pelajaran sesi 8 ini akan memberi Anda pengalaman yang sangat berharga. Latihan praktek dapat dilakukan dengan cara berbeda-beda, tergantung besar kecilnya jemaat gereja, jumlah anggota dalam kelompok, dan faktor-faktor lain. Orang-orang yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelatihan pemuridan di gerejalah yang akan menyusun latihan praktek berdasarkan pilihan-pilihan yang ada di www.2-7series.org. Berdoalah bagi para pemimpin, bagi diri sendiri dan bagi semua anggota kelompok. Berdoa juga supaya Allah bekerja dengan cara luar biasa melalui sesi 8. Jika sesi 8 sudah siap diselenggarakan, maka: 1. Pastikan sebelum hadir latihan, Anda sudah siap membacakan rancangan tertulis cerita kesaksianmu. 2. Hadirlah dengan hati terbuka untuk menerima masukan dan saran dari anggota yang lain, untuk memperbaiki cerita Anda. Semua anggota kelompok akan diminta menulis ulang bagian cerita dan mempertajamnya, supaya ketika diceritakan kembali akan membawa dampak langsung kepada orang yang belum percaya yang mendengarkannya. Tugas Sesi 8 1. Menghafal Ayat: pelajari dan selesaikan selesaikan “Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 8” (halaman. 62). Hafalkan ayat-ayat dalam pelajaran “Bersaksi”: Matius 4:19 dan Roma 1:16 (ayat opsional yang direkomendasi). 2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa. 3. Kesaksianku: hadirlah dengan membawa rancangan kesaksian Anda. Ada dua hal yang bisa menolong a. Tuangkan catatan Anda ke dalam format lembar kerja b. Pilihlah format yang paling cocok dengan kisah Anda (hal.) 4. Lain-lain: selesaikan sebanyak mungkin tugas menurut lembar Tabel Pencapaianku.
65
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 8
Garis Besar Sesi 8 1. Buka dengan doa. 2. Bacalah “Tugas untuk Sesi 9” (halaman...) 3. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip ayat hafalan dari pelajaran “Bersaksi”: Matius 4:19 dan Roma1:16 (ayat opsional yang disarankan). 4. Ikut serta dalam latihan praktek untuk menajamkan kisah “Kesaksianku”. 5. Tutup dengan doa.
Tuntunan Menghafal Ayat, Minggu ke 8 Uraian Ayat Topik 6: Bersaksi Allah telah mengaruniakan keistimewaan dan tanggung jawab kepada orang percaya untuk menjangkau mereka yang hidup di luar Kristus. Kitalah saksi-Nya di dunia ini. Matius 4:19, Yesus menantang dua orang nelayan untuk menggapai tujuan yang lebih besar: menjala manusia. Apapun profesi kita Yesus menginginkan kita mengikuti Dia dan terlibat dalam pekerjaan-Nya menjangkau sesama dengan Injil. Roma 1:16 (ayat opsional yang disarankan), seperti juga Paulus, kitapun dapat mewartakan Injil tanpa rasa malu. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan; inilah yang bisa menjawab kebutuhan semua orang. Yesus berkata, “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga” (Matius 10:32). Kalimat “...pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani” menunjukkan bahwa Injil adalah untuk semua orang dan dapat diterjemahkan dan diaplikasikan secara universal. Rencana Mingguan 1. Untuk setiap ayat hafalan siapkan satu kartu yang mencantumkan tema, ayat referensi, isi ayat, dan ayat referensi pada satu sisi. Dan tema serta ayat referensi pada sisi sebaliknya. 2. Mulailah menghafal Matius 4:19, mengutip tema dan ayat referensinya, kemudian mulai menghafal bagian demi bagian sampai Anda bisa mengutip seluruh ayat. Jika Anda menghafal dua ayat dalam satu minggu, maka hafalkan ayat pertama dalam dua hari pertama dan ayat ke dua pada dua hari kedua. Sisa tiga hari dapat digunakan untuk mengulang kedua ayat tersebut (usahakan mengulang lebih dari satu kali dalam sehari). 3. Setiap hari ucapkan dengan bersuara, ayat yang Anda hafalkan dari buku 1 dan ayat hafalan baru dari buku 2. 4. Selalu membawa kartu ayat hafalan kemanapun Anda pergi, untuk mengisi waktu luangmu dengan menghafal, mengulang, dan merenungkan ayat-ayat tersebut. 5. Sebelum hadir dalam pertemuan, coba tulis ulang ayat hafalan baru tersebut atau kutip di depan seseorang untuk memastikan keakuratannya.
66
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Tugas untuk Sesi 9 1. Menghafal Ayat: lanjutkan memperkuat ayat-ayat yang telah dihafalkan. Ucapkan dengan bersuara jika situasi memungkinkan. 2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa. 3. Kesaksianku: a. Mulai belajar bercerita menggunakan rancangan yang ada di kartu indeks. b. Pelajari materi “pintu masuk”dan “penutup” kesaksianmu (halaman...) 5. Lain-lain: a. selesaikan sebanyak mungkin tugas dan dapatkan paraf di lembar Tabel Pencapaianku. b. Baca dengan saksama serta beri tanda artikel Hatiku adalah Rumah Kristus (halaman...) dan selesaikan tugas diskusi Hatiku adalah Rumah Kristus (halaman...).
67
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 9
Garis Besar Sesi 9 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip semua ayat hafalan dari seluruh pelajaran sampai dengan sesi ini. Teruslah melengkapi paraf pada lembar Tabel Pencapaianku. 3. Dengarkan anggota yang belum mendapat kesempatan bercerita dari rancangan kesaksiannya. 4. Diskusikan materi “pembukaan” dan “penutup” kesaksian Anda (halaman...) 5. Diskusikan Hatiku adalah Rumah Kristus(halaman...). 6. Bacalah “Tugas Sesi 10” (halaman...). 7. Tutup dengan doa, dengan pokok doa bersumber dari bagian yang Anda tandai di artikel Hatiku adalah Rumah Kristus. Ingat selalu bahwa model pembukaan dan penutup kesaksian yang di pilih masing-masing orang bisa berbeda-beda menurut situasinya.
Pembukaan Kesaksian Kisah kesaksianmu sudah diasah dan disusun dengan kerja keras. Namun pasti pernah terbersit dalam pikiran: “Kapan bisa mulai bersaksi?” Bagaimana caranya mengarahkan pembicaraan ke arah kesaksianku? Berikut ini adalah beberapa saran agar Anda lebih bijak, sensitif dan tidak manipulatif: 1. Mulailah dengan perbincangan ringan sebelum berbicara tentang hal-hal rohani. Bisa diawali dengan perbincangan soal keluarga, pekerjaan, hobi, hal-hal disukai, dan seterusnya. 2. Pekalah terhadap tanda-tanda adanya kehausan batin. Kehausan ini dapat menjadi pintu masuk diskusi. Menjadi pendengar yang baik dapat membuka peluang membagikan kesaksianmu. 3. Ceritakan pergumulan dan kekosongan batinmu di masa lalu, seperti “Dulu kami bergumul dalam hubungan pernikahan kami” atau “Dulu hidup saya dikuasai oleh tekanan pekerjaan, sebelum akhirnya saya menemukan hal yang mengubah hidup saya secara luar biasa.” 4. Jadikan berita-berita terbaru yang beredar di sekitar lingkunganmu sebagai bahan obrolan. Misalnya: “Barusan ini saya nonton video yang mengisahkan penyalah gunaan narkoba di sebuah kota kecil di Amerika. Nampaknya orang-orang ini berusaha menemukan sesuatu yang bisa memuaskan mereka. Dalam video tersebut mereka menceritakan bagaimana mereka terjerumus dalam gaya hidup tersebut.” Hindari topik yang memicu pertentangan dan perdebatan. 5. Bangun persahabatan yang tulus dengan mereka. Hal ini bisa memakan waktu sepuluh menit, sepuluh hari, atau sepuluh bulan dan semua ini akan berbuah terjalinnya persahabatan. 6. Jangan menghakimi perilaku mereka sebagai orang dunia, karena mereka bukan orang percaya. Anda tetap dapat bersahabat tanpa terlibat dalam perilaku berdosa mereka. Ketika mereka mengamati hidup kita, semakin banyak yang mereka lihat dari
68
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
kesaksian hidup kita dan belajar bagaimana mereka juga bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik di dalam Kristus. 7. Hindari pernyataan-pernyataan dogmatis agamawi, seperti “Allah menyuruhku untuk...” Atau “Yesus adalah jawaban untuk semua persoalanmu.” Sebab mereka belum kenal siapa Yesus, sehingga belum banyak yang bisa Ia kerjakan bagi mereka. 8. Hindari perdebatan seputar isu moral. Pandangan orang belum percaya cenderung bertentangan dengan nilai-nilai Alkitab. Jika mereka sudah menerima Kristus, barulah nilai-nilai alkitabiah dapat dibangun.
Bagaimana Menutup Kesaksian Setelah selesai menyampaikan kisah kesaksianmu, tutuplah dengan pernyataan yang memicu orang tersebut merenungkan apa yang telah Anda saksikan. Apa yang akan Anda sampaikan tergantung pada respon orang tersebut terhadap kesaksian Anda. Jika responnya cenderung negatif atau netral, Anda bisa menutup dengan salah satu pernyataan berikut: 1. “Yah, itulah kisahku. Kristus telah merubah hidup saya. Apa pendapatmu tentang Allah?” 2. “Pernahkah terpikir olehmu, bagaimana seseorang dapat memperoleh hidup kekal?” 3. “Jika kamu tertarik dengan kisah saya, mungkin kita bisa ngobrol lagi kapan-kapan” Jika responnya positif, Anda bisa mengajukan salah satu pertanyaan berikut: a. “Bill, apakah kamu pernah mengalami hal semacam ini?” b. “Mary, apakah kamu yakin sudah menerima hidup kekal itu?” c. “Apa yang kamu tahu soal Kristus yang mati di kayu salib?” d. “Boleh saya berikan ilustrasi untuk menjelaskan bagaimana seseorang bisa yakin bahwa ia telah menerima hidup kekal?” (Bisa juga memakai ilustrasi Jembatan jika orang tersebut menjawab Ya) Berbagi kesaksian adalah kegiatan “menanam dan menyiram” (1 Korintus 3:6-7), bukan “menuai” (Yohanes 4:36-38). Bersaksi lebih merupakan alat pembuka pintu, bukan alat untuk meyakinkan orang lain. Kisah kesaksian ibarat umpan, sedangkan pemberitaan Injil adalah “kail” nya.
Hatiku adalah Rumah Kristus Robert Boyd Munger
Dalam suratnya kepada jemaat Efesus, Paulus menulis, “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih” (Efesus 3:16-17). Atau dalam terjemahan lain, “...Kristus tinggal di dalam hatimu, dan hidupmu didasarkan dan dikuasai oleh kasih” (Bahasa Indonesia Seharihari). Tak perlu dipertanyakan lagi, salah satu doktrin kekristenan yang utama adalah bahwa Yesus Kristus, melalui Roh Kudus, akan masuk, tinggal, dan menetap dalam hati mereka yang membuka hati untuk-Nya.
69
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Kepada para murid Yesus berkata, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia” (Yohanes 14:23). Namun Ia juga memberitahukan bahwa Ia akan meninggalkan mereka (Yohanes 13:33). Sulit bagi para murid untuk memahami kata-kata Yesus. Bagaimana mungkin, Ia akan pergi tetapi pada saat yang sama, tinggal menetap? Menarik sekali, bahwa Yesus memakai ide yang sama tentang tempat menetap, seperti pada bagian awal Yohanes 14: “Aku pergi untuk mempersiapkan tempat...di mana Aku berada, kamupun berada” (ay. 2-3). Ia menjanjikan bahwa, seperti Dia pergi ke surga untuk mempersiapkan tempat bagi mereka dan satu saat akan menyambut mereka di sana, supaya mereka pun menyiapkan tempat di hati mereka bagi-Nya. Sehingga Ia bisa datang dan tinggal bersama mereka di dalam hati. Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi? Ini semua tidak dapat mereka mengerti. Kemudian terjadilah peristiwa Pantekosta: Roh dari Kristus dicurahkan atas gereja, seperti yang sudah dinubuatkan-Nya. Barulah mereka paham maksud perkataan Yesus. Allah tidak bersemayam di kuil Herodes di Yerusalem—tidak berdiam di kuil buatan tangan manusia. Di jaman ini, Allah memilih untuk berdiam di dalam hati manusia, melalui mujizat pencurahan Roh Kudus. Tubuh orang percaya telah dijadikan bait suci Allah, dan hatinya sebagai rumah bagi Kristus. Tiga puluh menit setelah pencurahan Roh, mereka semakin mengerti siapa Yesus, lebih daripada ketika hidup bersama-Nya selama tiga tahun. Jadi bagi saya, tidak ada kehormatan yang lebih tinggi lagi dari pada menjadikan hati saya rumah bagi Kristus, sehingga saya bisa menyambut, melayani, menyenangkan dan mengenal-Nya lebih lagi. Saya tidak pernah lupa malam di mana saya mengundang-Nya masuk dalam hati saya. Sungguh peristiwa yang ajaib! Tidak ada peristiwa spektakuler atau emosional, namun sangat nyata dan berlangsung di dalam jiwa. Ia masuk dan menerangi hati saya yang gelap, menghadirkan kehangatan dan mencairkan hati yang beku. Ia menghadirkan musik ditengah keheningan, dan harmoni ditengah perbantahan.Kekosongan dipenuhi-Nya dengan persekutuan dalam kasih -Nya. Saya tidak dan tidak akan pernah, menyesal telah membuka hatiku bagi-Nya. Semuanya itu barulah permulaan dari proses pembangunan rumah Tuhan. Karena Ia berkata, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3:20). Jadi, jika Anda ingin mengenalAllah dan rindu agar Yesus Kristus menjamah bagian hidupmu yang terdalam, bukalah hatimu selebar-lebarnya dan undang Dia masuk agar Dia menjadi penyelamat dan Tuhanmu.
Setelah Kristus masuk dalam hati saya dan membangun hubungan baru yang indah, saya pun berjanji pada-Nya, “Tuhan saya ingin agar hati ini menjadi milik-Mu. Tinggallah dan jadikan hatiku rumah kediaman-Mu. Pakailah ini sebagai kepunyaan-Mu. Ijiinkan saya mengantarmu berkeliling dan menunjukkan fitur-fiturnya agar Engkau merasa nyaman tinggal di sini. Kerinduanku adalah kita bisa menghabiskan waktu bersekutu bersama.” Saya percaya Ia sangat senang mendapat tempat dalam hati saya yang kecil dan biasa-biasa saja ini.
70
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Ruang Belajar Tempat pertama yang akan kami datangi adalah ruang belajar atau perpustakaan. Sebut saja itu adalah ruang belajar dalam pikiran saya. Ini adalah sebuah ruangan kecil berdinding tebal dalam pikiranku. Dan ruangan ini sangat penting, sebab ini adalah ruang kendali pikiran. Saya mengantar-Nya melihat-lihat lemari buku, majalah, dan gambar-gambar di dinding. Melihat bagaimana Yesus menatap seluruh isi ruangan membuatkan merasa gelisah. Ini aneh sekali karena sebelumnya saya tidak pernah punya perasaan seperti terhadap ruangan ini. Tetapi sekarang...dengan hadirnya Dia disini, membuatku merasa malu. Ada buku-buku yang isinya terlalu nista bagi mata-Nya yang suci. Di meja tergeletak majalah-majalah yang tak pantas bagi orang percaya. Sedangkan di dinding terpampang gambar-gambar imajinasi saya yang sangat memalukan. Dengan sangat malu, saya berkata pada-Nya, “Tuhan saya tahu ruangan ini harus dibersihkan dan diperbaiki. Maukah Engkau menolongku merapihkannya dan menjadikannya sebagaimana seharusnya?” “Tentu saja,” jawab-Nya. “Saya senang sekali membantumu! Memang itu tujuan Ku datang, untuk membereskan hal-hal seperti ini. Langkah pertama, kumpulkan semua bacaan yang tidak baik, tidak kudus dan tidak berguna, dan buang keluar. Setelah itu isilah rak buku dengan Alkitab, seluruh ruangan dengan kitab-kitab. Kemudian renungkanlah semua kitab itu siang dan malam. Untuk gambar-gambar yang di dinding, kamu pasti sulit menyingkirkannya. Namun saya punya sesuatu yang bisa menolongmu.” Lalu Ia memberikan foto diri-Nya berukuran besar kepadaku. “Pasang ini di tengah dinding ruangan pikiranmu,” katanya. Saya taat. Terbukti, selama bertahun-tahun kemudian, ketika pikiran saya berpusat kepada Kristus maka kesadaran akan kehadiran-Nya, kekudusan dan kuasa-Nya mampu mengusir pikiran yang tidak kudus. Jadi Yesus menolong saya mengendalikan pikiran, walaupun godaan itu tetap ada. Jika kamu punya masalah dengan ruang kendali dalam pikiranmu, saya mendorongmu untuk membawa Kristus masuk ke dalamnya. Penuhi ruang pikiranmu dengan firman Allah, kemudian pelajarilah, renungkan dan jaga kesadaran akan hadirat Tuhan kita Yesus Kristus dalam hidupmu. Ruang Makan Dari ruang belajar kami pindah ke ruang makan; yaitu ruang tempat selera makan dan keinginan. Ini adalah ruangan yang sangat besar dan sangat penting. Di sini saya banyak menghabiskan waktu dan daya untuk memuaskan apa yang saya inginkan.Saya berkata kepada-Nya, “Ini adalah tempat favorit saya. Saya yakin Engkau akan senang dengan apa yang disajikan di sini.” Dia pun duduk dan berkata, “Apa menu makan malam hari ini?” “Ya menu favorit saya: uang, gelar akademis, saham, dan artikel koran tentang bagaimana menjadi terkenal dan beruntung sebagai menu tambahan.” Inilah hal-hal sekuler yang sangat saya sukai. Memang tidak ada yang jelek dengan ini semua, namun bukan pula makanan yang dibutuhkan jiwa atau bisa memuaskan kelaparan rohani. Ketika piring-piring dibagikan, Ia tidak berkata apa-apa. Namun, Ia juga tidak menyentuh makanan tersebut. Saya pun bertanya dengan penasaran, “Tuan, apakah Engkau tidak suka makanannya? Apa masalahnya?” Ia pun menjawab, “Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal.Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku.” Ia kembali menatap saya dan berkata, “Jika kamu ingin menerima makanan yang benar-benar mengenyangkanmu, lakukanlah kehendak
71
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bapamu yang di surga. Dahulukan apa yang menyenangkan hati-Nya di atas kesenanganmu. Berhentilah berjuang mengejar hasratmu, ambisimu, ataupun kepuasanmu. Kejarlah apa yang menyenangkan hati-Nya. Inilah makanan yang akan mengenyangkanmu. Ini, cobalah sedikit.” Lalu Dia meletakkan di atas meja, makanan “melakukan kehendak Allah.” Wow! Makanan yang luar biasa! Tidak ada makanan seperti ini di seluruh dunia. Makanan ini sungguh memuaskan laparku. Dan dibandingkan dengan makanan ini, makanan lain malah membuat lapar. Apa menu yang tersedia di “ruang makan” kita? Dengan makanan seperti apa kita melayani Dia dan diri sendiri? Apakah “semua keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup” (1 Yoh. 2:16) yang menjadi pusat keinginan kita? Atau kitamenjadikan “melakukan kehendak Allah” sebagai makanan dan minuman yang memuaskan jiwa kita? Ruang Tamu Kami masuk ke ruang tamu. Ini adalah ruangan yang nyaman dengan udara yang hangat. Saya sangat suka ruangan ini, karena di dalamnya ada tungku pemanas ruangan, sofa, kursi malas, lemari buku, dan suasana yang intim. Kristus juga menyukai ruangan ini. Ia berkata, “Ruangan ini benar-benar menyenangkan. Mari sering-sering ke sini. Karena ruangan ini terpencil dan tenang, sehingga kita bisa ngobrol dan bersekutu dengan nyaman.” Sebagai seorang petobat baru saya begitu bergetar oleh kehadiran-Nya. Tidak ada yang lebih menarik bagi saya selain menghabiskan waktu beberapa menit menyendiri bersama Kristus dalam keintiman. Dia berjanji, “Aku akan hadir di sini setiap pagi. Temui Saya di sini dan kita akan menjalani hari-hari bersama.” Jadi setiap pagi saya akan turun ke ruang tamu untuk bersekutu dengan-Nya. Dari rak buku Ia akan mengambil Alkitab, membukanya dan kami akan membaca bersama-sama. Dia akan menyingkapkan kebenaran akan ajaibnya karya keselamatan Allah yang terekam dalam lembar halaman Alkitab. Dan setiap kali Ia membukakan apa yang telah dan akan Ia kerjakan bagiku, hatiku pun bersorak sorai. Waktu bersama ini sungguh luar biasa. Ia berbicara melalui Alkitab dan Roh Kudus, dan saya merespon dalam doa. Melalui saat teduh dan percakapan pribadi ini persahabatan kami semakin kuat dan dalam. Namun seiring makin tingginya tekanan tanggung jawab, sedikit demi sedikit waktu bersama ini makin pendek. Apa penyebabnya? Saya juga tidak tahu. Saya menduga ini akibat kesibukan saya sehingga tidak lagi bisa meluangkan waktu khusus dan teratur untuk bersekutu dengan Kristus.Kamu pasti paham, ini semua terjadi begitu saja dan bukan disengaja. Dalam perkembangannya, ternyata bukan hanya waktu bersekutunya makin pendek, tetapi juga terhapus dari jadwal kegiatan sehari-hari, khususnya saat sedang ujian tengah semester maupun final. Urusan-urusan yang mendesak yang menuntut perhatian makin menggeser prioritas waktu saya bersekutu dengan Kristus. Kadang saya tidak bersekutu selama dua hari berturut-turut. Suatu pagi saya sedang bergegas menuruni tangga untuk menghadiri sebuah janji yang penting. Ketika melintasi ruang tamu, saya lihat pintunya terbuka dengan tungku pemanas ruangan menyala dan Yesus sedang duduk. Mendadak saya teringat, “Dia adalah tamu dan saya yang mengundang-Nya masuk dalam hidupku! Dia telah datang sebagai penyelamat dan sahabat yang bersedia tinggal bersamaku. Tetapi sekarang saya malah mengabaikan-Nya.”
72
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Segera saya menghentikan langkah dan dengan ragu-ragu masuk dalam ruangan. Dengan kepala tertunduk saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau selalu datang ke sini setiap pagi?” “Ya,” jawab-Nya. “Aku sudah mengatakan padamu, Aku akan selalu hadir di sini untuk bertemu denganmu,” lanjut-Nya. Saya jadi semakin malu! Dia tetap setia walau saya tidak setia. Saya memohon pengampunan dari-Nya dan Ia pun mengampuni saya, seperti yang selalu Ia lakukan ketika kita mengakui kegagalan kita dan ingin memperbaikinya. Ia berkata, “Persoalannya adalah, kamu menganggap saat teduh, pendalaman Alkitab dan waktu doa semata-mata hanya untuk pertumbuhan rohanimu. Ini tidak salah. Tetapi kamu lupa bahwa semuanya itu sangat berarti bagi-Ku. Ingatlah bahwa Aku mengasihi-Mu. Aku telah menebusmu dengan harga yang sangat mahal. Aku menghargai setiap momen persekutuan kita. Melihatmu menatap wajah Ku saja sudah menghangatkan hati Ku. Jangan lakukan ini semua hanya demi Aku. Entah kamu ingin bersama Ku atau tidak, ingatlah selalu, Aku selalu ingin bersamamu. Aku sungguh mengasihimu!” Tahukah Anda, kesadaran bahwa Dia rindu bersekutu, bahwa Dia sungguh mengasihi, kerinduan-Nya untuk selalu bersama dan selalu menantikan saya, telah merubah kualitas saat teduh saya bersama Dia. Jangan biarkan Kristus duduk sendirian dalam “ruang tamumu”, tetapi berusahalah untuk meluangkan waktu bersekutu bersama-Nya dalam pembacaan Alkitab dan doa. Ruang Kerja Belum lama ini Yesus bertanya, “Apakah kamu punya ruang kerja di rumah?” Di garasi “rumah hati” saya ada bangku kerja dan beberapa peralatan yang jarang saya sentuh. Sesekali saya memakainya untuk membuat peralatan kecil, tetapi belum pernah membuat sesuatu yang berarti. Saya pun membawa-Nya ke ruangan ini. Ia mengamati bangku dan peralatan kerjaku, lalu berkata, “Peralatan ini cukup lengkap. Apa yang sudah kamu hasilkan untuk Kerajaan Allah?” Ia memperhatikan dua boneka hasil karyaku yang tergeletak di bangku, dan mengambil salah satu. “Inikah hasil karyamu sebagai orang percaya?” Saya merasa tak berdaya. “Tuhan, Engkau tahu, inilah yang terbaik yang bisa saya lakukan. Memang tidak banyak artinya. Dan dengan rasa malu harus saya akui, bahwa dengan segala keterbatasan dan keunikan yang saya miliki saya tidak yakin bisa melakukan lebih dari ini.” “Kamu mau melakukannya dengan lebih baik?” Tanya-Nya. “Tuhan, Engkau tahu saya mau!” seruku. “Ingat selalu hal pertama yang pernah saya ajarkan: di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5). Mari datang kepada Ku, dan ijinkan Roh Ku bekerja melaluimu. Aku tahu kamu kurang terampil, ceroboh, dan kaku. Tetapi Roh Ku adalah ahlinya. Jika Ia yang mengendalikan hati dan tanganmu, maka Ia akan bekerja melalui kamu. Sekarang putar badanmu.” Ia melingkarkan tangannya dari belakang dan memposisikan tangannya dibawah tanganku, dan mengambil peralatan kerja dan mulai bekerja melaluiku. “Hei, santai saja. Badanmu masih terlalu kaku. Santai saja dan biarkan Aku yang bekerja.” Sungguh mengagumkan melihat bagaimana tangan terampil-Nya bekerja melalui saya ketika saya mempercayai Dia dan membiarkan-Nya bekerja menurut kehendak-Nya. Memang hasil yang dihasilkan masih jauh dari memuaskan. Ini akibat kekakuan tangan saya yang kadang masih menghalangi pekerjaan tangan-Nya. Ada banyak hal yang perlu saya pelajari. Namun demikian saya tahu, apapun yang dihasilkan bagi Allah pastilah dikerjakan oleh Dia melalui Roh-Nya di dalam saya.
73
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Jangan patah semangat karena tidak bisa melakukan banyak hal untuk Tuhan. Sebab Ia melihat kesediaan kita, bukan kemampuan kita. Serahkan dirimu kepada Kristus. Pekalah dan responsif terhadap apa yang Ia inginkan. Percayalah kepada-Nya. Kamu akan terkagumkagum dengan apa yang Ia dapat kerjakan melalui dirimu. Ruang Rekreasi Saya ingat kerika Ia minta diantar ke ruang rekreasi, yaitu tempat saya mencari kesenangan dan kumpul-kumpul. Saya sempat berharap Ia tidak akan bertanya soal ruangan ini. Karena disitu ada perkumpulan dan kegiatan yang ingin saya simpan untuk diri sendiri. Saya tidak yakin Kristus akan menyukai atau menyetujui semua ini. Karena itu saya menghindari pertanyaan itu. Namun suatu malam, ketika saya hendak keluar rumah bersama teman-teman ke kota, Ia menghentikan saya dengan tatapan-Nya. “Kamu mau keluar?” Saya jawab, “Ya.” “Bagus,” kata-Nya. “Saya akan ikut denganmu.” “Oh,” aku menjawab dengan kikuk. “Tuhan,saya rasa Engkau tidak akan menikmati tempat yang akan kami datangi. Bagaimana kalau besok malam saja kita keluar bersama? Besok kita bisa membuat kelas pendalaman Alkitab atau acara sosial di gereja. Tapi malam ini saya sudah punya janji lain.” “Baiklah,” jawabnya. “Aku hanya mengira bahwa ketika Aku hadir di rumah ini maka kita akan melakukan semua kegiatan bersama-sama sebagai teman yang sangat dekat. Aku hanya ingin kamu tahu, Aku ingin pergi bersamamu.” Saya menjawab, “Ya, besok malam kita akan pergi bersama.” Malam itu saya menghabiskan waktu bersama teman-teman dengan perasaan kacau. Saya merasa sangat buruk. Teman macam apa saya ini bagi Yesus, yang dengan sengaja meninggalkan Dia untuk berpesta dan berkunjung ke tempat-tempat yang pasti tidak Ia sukai? Ketika saya pulang, saya lihat lampu kamar-Nya masih menyala. Saya pun masuk ke situ dan berbicara dengan-Nya. Kepada-Nya saya mengaku, “Tuhan, saya telah mengerti sekarang. Saya tidak mungkin menikmati hidup tanpa-Mu. Mulai dari sekarang, kita akan melakukan segalanya bersama-sama.” Kemudian kami pergi ke ruang rekreasi. Di situ Dia merubah hubungan kami dan memperbarui persahabatan, semangatnya, kegembiraannya. Sejak saat itu selalu ada musik dan tawa dalam rumahku. Sambil berkedip Dia berkata, “Kamu pikir kalau ada Aku maka kamu tidak bisa bersenang-senang? Ingatlah selalu, Aku datang ‘supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh’ (Yoh. 15:11).
Kamar Tidur Suatu kali ketika kami sedang berada di kamar tidurku, Ia bertanya tentang foto disamping tempat tidurku.
74
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
“Itu adalah foto pacarku,” jawabku. Rasanya lucu bercerita soal pacar kepada Dia, walau hubungan kami baik-baik saja. Memang ada pergumulan di antara kami,namun saya tidak ingin membicarakannya dengan Dia. Jadi, saya mencoba untuk mengganti topik percakapan. Tetapi Yesus pasti sudah paham isi pikiran saya. “Pasti kamu mulai mempertanyakan pengajaran saya soal seks kan? Bahwa hubungan intim hanya diperbolehkan bagi mereka yang sudah terikat perjanjian nikah? Kamu khawatir bahwa Aku akan memintamu melakukan hal yang tidak biasa atau yang tidak mungkin dikerjakan? Kamu takut kehendak-Ku akan menghalangi kesenangan hidup dan hasrat bercintamu. Bukan begitu?” “Ya,” aku saya. “Kalau begitu, dengar baik-baik apa yang akan saya sampaikan. Aku melarang perzinahan dan seks pra-nikah bukan karena seks itu buruk melainkan karena seks itu indah. Di balik kenikmatan badani terdapat tujuan mulia untuk menyatukan dua kehidupan dalam kasih yang dalam. Di dalamnya terkandung kuasa untuk menghadirkan kehidupan. Seks itu penuh kuasa. Jika ia dipakai dengan benar, seks punya potensi luar biasa yang membawa kebaikan. Sebaliknya, jika digunakan dengan salah ia akan merusak apa yang baik. Karena alasan inilah maka Allah menentukan seks hanya boleh terjadi dalam sebuah komitmen hidup bersama dalam kasih seumur hidup. Di sini kasih lebih berperan dari pada seks. “Ijinkan Aku menolongmu dalam membangun hubungan dengan lawan jenis. Jika kamu gagal dan merasa malu dan berdosa, ketahuilah bahwa Aku tetap mengasihimu dan tetap menyertaimu. Terbukalah kepadaku tentang hal ini dan akui dosamu. Lalu mulai mengambil langkah untuk mencegah hal itu terulang kembali. Andalkan kekuatan-Ku yang mampu mencegahmu jatuh dan memimpinmu masuk dalam hubungan pernikahan berdasarkan kasih, di mana dua insan dipersatukan di dalam Ku.” Kamar Kecil Masih ada satu kisah lagi yang ingin saya ceritakan. Suatu hari saya mendapati Diasedang menunggu di pintu depan. Ia menatapku seperti sedang memergokiku. Saat aku masuk rumah Ia berkata, “Ada aroma tak sedap dalam rumah. Seperti ada bangkai di sekitar tempat ini. Sumbernya dari lantai atas...saya rasa dari kamar kecil.” Saya segera paham apa yang Ia bicarakan. Memang di lantai atas ada sebuah kamar kecil ukuran beberapa meter luasnya. Di balik pintunya yang terkunci, saya menyimpan beberapa benda pribadi yang ingin saya sembunyikan dari orang lain, apalagi terhadap Kristus. Ini adalah benda yang sudah mati dan membusuk, yang berasal dari kehidupan yang lama. Ini bukan hal yang jahat, namun bukan pula hal yang baik bagi kehidupan orang percaya. Namun saya menyukainya. Saya ingin menyimpannya untuk diri sendiri dan terlalu takut untuk mengakui bahwa benda-benda ini ada di balik pintu itu. Dengan enggan saya mengantar-Nya ke atas dan aroma itu makin kuat. Ia menunjuk ke pintu itu dan berkata, “Sumber bau itu ada disana. Pasti benda yang sudah mati.” Ini membuatku marah! Ini adalah satu-satunya ruangan di mana saya bisa menyimpan benda itu. Semua ruangan sudah saya buka untuk-Nya, mulai dari ruang belajar, ruang makan, ruang tamu, ruang kerja, ruang rekreasi, ruang tidur, dan sekarang Ia meminta ruangan kecil ini! Saya menggerutu dalam hati, “Ini sudah keterlaluan! Saya tidak akan memberikan kuncinya.” Namun Ia membaca pikiranku dan berkata, “Kalau kamu mengira Aku bersedia tinggal selantai dengan sumber bau ini, kamu salah! Aku akan memindahkan tempat tidurku ke beranda belakang atau ke tempat lain. Aku tidak akan mau tinggal didekat tempat itu.” Dan Ia pun mulai menuruni tangga.
75
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Jika kamu sudah mengenal dan mengasihi Yesus Kristus, hal yang paling kamu takutkan adalah ketika Dia mulai menarik diri dan memalingkan wajah-Nya dari persekutuan denganmu. Jadi..saya harus mengalah. “Ini kuncinya,” kataku dengan sedih. “Tetapi Engkaulah yang harus membuka dan membersihkannya. Saya tidak mampu melakukannya.” “Aku tahu,” jawab-Nya. “Aku tahu kamu belum pernah melakukannya. Jadi berikan saja kunci itu, izinkan Aku membereskannya, dan Aku pasti mengerjakannya.” Dengan tangan gemetar saya serahkan kunci itu pada-Nya. Di ambil-Nya kunci itu, lalu berjalan ke pintu, membukanya, masuk, mengangkat benda-benda yang sudah membusuk itu, dan membuangnya jauh-jauh. Kemudian dibersihkan-Nya kamar tersebut, dicat dan diperbaiki semuanya dalam sekejap. Seketika itu juga mengalir aroma kesegaran yang wangi disekitar rumah. Suasana pun berubah. Betapa melegakan dan merdekanya ketika benda-benda mati itu dibuang dari hidupku! Seberat apapun dosa dan kesakitan yang saya alami di masa lalu, Yesus siap untuk mengampuni, memulihkan dan menjadikannya baru. BertukarPosisi Kemudian sebuah pemikiran terlintas dalam benakku. “Saya telah berjuang menjaga hati ini tetap bersih bagi Kristus, namun ini pekerjaan yang berat. Setiap saya mulai membersihkan satu ruangan, tak lama kemudian saya mendapati kamar lainnya yang kotor. Ketika saya mulai membersihkan ruangan ke dua, ruangan pertama sudah kotor lagi. Saya mulai kelelahan, terus menerus mempertahankan kebersihan hati dan berusaha hidup dalam ketaatan. Saya tidak mau terus begini,” kata saya kepada diri sendiri. Mendadak saya bertanya kepada-Nya, “Tuhan, apakah mungkin bagi Mu untuk mengatur seluruh rumah ini dan mengendalikannya untukku, seperti yang Engkau lakukan dengan kamar kecil tadi? Bisakah saya memberi Mu tanggung jawab untuk mengatur hatiku sebagaimana seharusnya, dan tingkah lakuku menurut yang apa yang seharusnya aku perbuat?” Saya bisa melihat wajah-Nya yang makin bercahaya ketika menjawab, “Tentu saja! Untuk itulah Aku datang. Kamu tidak mungkin menjalani kehidupan sebagai orang percaya hanya dengan mengandalkan kekuatanmu sendiri. Itu sangat tidak mungkin. Satu-satunya jalan adalah Aku yang mengerjakannya melaluimu. Namun...Aku bukanlah tuan rumah di sini. Aku hanyalah tamu yang tidak punya otoritas melakukan perubahan atas semua milikmu.” Dalam sekejap, semuanya menjadi jelas. Dengan penuh semangat saya berseru, “ Tuhan, selama ini Engkau menjadi tamuku, dan saya berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Mulai dari sekarang, Engkaulah tuan rumahnya dan penguasa rumah ini. Dan saya akan menjadi pelayan Mu.” Sayapun berlari secepat kilat ke lemari brankas, dan mengeluarkan surat-surat kepemilikan rumah yang berisi daftar aset dan hutang-hutang, syarat-syaratnya, lokasinya dan situasinya. Kemudian saya cepat-cepat kembali dan cepat-cepat menandatangani penyerahan hak, memberi-Nya kuasa dari sekarang sampai selamanya atas rumah ini. Dengan berlutut saya menyerahkan surat itu kepada-Nya seraya berkata, “Inilah semua yang saya miliki. Mulai sekarang Engkaulah yang menguasai rumah ini. Hanya, ijinkanlah saya tinggal bersama Mu sebagai pembantu dan sahabat.” Hari itu Ia mengambil alih hidupku dan saya hanya bisa berkata bahwa tidak ada cara lain untuk bisa menjalani hidup sebagai orang percaya selain dengan cara ini. Sebab hanya Dia yang tahu bagaimana menjaga dan memakainya. Sekarang yang tinggal adalah kedamaian dalam jiwaku, sebab Ia telah menjadi milikku dan aku milik-Nya selamanya. Kiranya Kristus juga berdiam dan berkuasa sebagai Tuhan dalam hatimu.
76
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Bahan Diskusi: Rumah Tuhan Mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan adalah langkah terbesar yang semua orang percaya harus ambil dalam proses membangun komitmen dan menyerahkan hidup. Berikut ayat-ayat yang menyatakan hal ini: ...pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah—Yosua 24:15 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati—Roma 12:1 Konsep kedua adalah, bahwa kita mengijinkan Dia mengambil alih hidup kita setahap demi setahap, sampai akhirnya seluruh hidup kita ada dalam kekuasaan-Nya. Inilah tema utama Hatiku adalah Rumah Tuhan. Ayat-ayat berikut ini menjelaskan konsep ini: Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus—Filipi 3:12 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan... Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar—2 Korintus 3:18 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi—Hosea 6:3 Tulislah rangkuman dari masing-masing topik Hatiku adalah Rumah Tuhan pada bagian samping judul berikut ini. RUANG BELAJAR
RUANG MAKAN
RUANG TAMU
RUANG KERJA
77
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
RUANG TIDUR
KAMAR KECIL
BERGANTI POSISI
Tugas untuk Sesi 10 1. Menghafal Ayat: tambahkan sedikit waktu untuk menyempurnakan hafalan ayat-ayat yang sudah Anda hafalkan. 2. Saat teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, mencatat, dan berdoa untuk orangorang yang hendak Anda jangkau. 3. Kesaksianku: jika Anda belum mendapat giliran menceritakan kesaksian dalam kelompok, lakukanlah menggunakan poin-poin dari kartu indeks. 4. Lain-lain: a. Baca dengan saksama serta beri tanda pelajaran “Tuntunan dalam Meluangkan Waktu Bersama Tuhan (halaman...). Biarkan kolom “Catatan dan Aplikasi” tetap kosong. b. Putuskan pelajaran mana dari Tabel Pencapaianku yang bisa diselesaikan dan mendapat paraf.
78
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 10 Garis Besar Sesi 10 1. Buka dengan doa. 2. Bentuk kelompok-kelompok untuk mengulang dan mengutip seluruh ayat hafalan yang sudah Anda pelajari dari buku 2. 3. Bagikan apa yang Anda dapat dari saat teduh, khususnya dari Catatan Bacaanku. 4. Ceritakan kembali kesaksian Anda berdasarkan poin-poin dalam kartu indeks. 5. Ceritakan dengan singkat, apa saja hasil dari lembar doa. 6. Tetapkan kapan dan dimana kalian akan membahas Sesi 11, khususnya topik Meluangkan Waktu. Bersama Tuhan (halaman...) 7. Diskusikan pelajaran “Tuntunan dalam Meluangkan Waktu Bersama Tuhan” (halaman...) yang mencakup: a. Seharian di Pelataran-Nya (halaman...). b. “Tips Tetap Terjaga dan Waspada” (halaman...). c. “Daftar Kekhawatiran” (halaman...). d. “Daftar Periksa Meluangkan Waktu Bersama Tuhan” (halaman...). e. “Contoh Bagaimana Membuat Catatan” (halaman ...) 8. Bacalah Tugas untuk Sesi 11 (halaman...) 9. Bawalah dalam doa penutup, nama-nama orang yang sedang Anda sasar untuk dijangkau, termasuk orang-orang yang menjadi teman tanpa direncanakan.
Tuntunan Bagaimana Meluangkan Waktu Bersama Tuhan Di sesi 11 setiap anggota kelompok akan diberi waktu tertentu menyendiri bersama Tuhan. Awalnya seluruh anggota kelompok akan berkumpul bersama, kemudian berpencar sendirisendiri untuk mengambil waktu bersama Tuhan. Waktu yang dikhususkan bersama Tuhan tidak sampai setengah harian. Dan dalam artikel Sehari di Pelataran-Nya Anda akan menemukan ide-ide dan pilihan-pilihan yang bisa diaplikasikan ketika mempraktekkan “Meluangkan Waktu bersama Tuhan” sesi 11. Tuntunan praktis lainnya juga dibahas di sesi ini.
Sehari di Bersama-Nya Lorne C. Sanny Jangan sia-siakan kehormatan terbesar Mengenal Allah itu tidak pernah terjadi yang telah kita terima, yaitu mendapat dengan terburu-buru. Ia tidak bagian di dalam Surga. Sebab Yesus mencurahkan berkat-Nya kepada mereka Kristus mati agar persekutuan dan yang hanya kebetulan lewat atau kepada komunikasi dengan Bapa menjadi mereka yang terburu-buru pergi. mungkin—Billy Graham. Menyendiri bersama Allah, itulah rahasia mengenal Diadan memerintah bersamaDoa itu penuh kuasa, sebab di sanalah Nya—E. M. Bounds. Allah mengikatkan diri-Nya—Martin Luther.
79
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
“Tidak pernah kubayangkan bahwa aku bisa membuat perbedaan dalam satu hari,” kata seorang teman kepadaku. “Hubunganku dengan semua orang mengalami kemajuan.” “Aku harus sering-sering melakukan ini.” Komentar dan respon ini berasal dari mereka yang sudah meluangkan waktunya untuk berdoa pribadi sehari penuh. Dengan berbagai kesibukan, termasuk mengerjakan urusan-urusan penting yang menyita waktu kita, memiliki waktu berdoa yang berkualitas lebih merupakan kemewahan dari pada keperluan. Berapa waktu yang tersisa untuk berdoa? Alkitab mencatat ada tiga petunjuk doa menurut waktu. Yang pertama, perintah untuk berdoa tak putus-putusnya—semangat untuk berdoa—yang menjaga agar kita tetap terhubung dengan Tuhan, dimana kita bisa menaikkan hati dan pujian kapan saja sepanjang hari. Kedua, doa saat teduh atau mengintai di pagi hari—tercermin dalam hidup Daud (Mazmur 5:3), Daniel (6:10), dan Tuhan Yesus (Markus 1:35). Ini adalah waktu khusus untuk merenungkan firman Allah, yang dibutuhkan bagi pertumbuhan dan kesehatan rohani orang percaya. Ketiga, ada beberapa contoh tentang mengkhususkan waktu untuk menyendiri bersama Tuhan: Yesus menghabiskan waktu sepanjang malam dengan berdoa; Nehemia berdoa selama beberapa hari untuk mendapatkan gambaran keadaan Yerusalem; tiga kali Musa menghabiskan waktu empat puluh hari dan empat puluh malam sendirian bersama Tuhan. Belajar dari Tuhan Saya percaya, melalui waktu doa yang khusus inilah Tuhan menyatakan jalan-jalan-Nya kepada Musa (Mazmur 103:7). Di sini Tuhan mengijinkan Musa “mengintip” isi hati-Nya dan menerima pewahyuan khusus, sementara bangsa Israel hanya sekedar melihat mujizat Tuhan yang dinyatakan dari hari ke hari. Suatu kali saya memuji Dawson Trotman, pendiri Navigator, “Saya perhatikan Anda adalah orang yang benar-benar mengerti panggilan hidupnya, yaitu untuk dipakai oleh Tuhan.” “Menurut saya bukan seperti itu,” jawabnya, “melainkan karena saya paham benar bahwa Allah telah berjanji, dan Ia selalu menepati janji-Nya.” Di masa awal pelayanan Navigator, Dawson menghabiskan banyak waktu menyendiri bersama Tuhan. Dan sepanjang masa itu Navigator terus berkembang—bukan karena metode atau prinsip-prinsipnya, melainkan karena janji-janji yang Allah berikan. Pengalaman pribadi saya juga mengkonfirmasi hal ini: salah satu faktor yang membuat saya tetap stabil dan stamina imannya terjaga, adalah momen ketika saya meluangkan waktu untuk berdoa—tempatnya bisa dimana saja, di taman kota Seattle, atau di bukit di belakang, atau di Taman Nasional Garden of the Gods di Colorado Springs. Ini sekaligus menjadi tempat mencari petunjuk atau mengkonfirmasi kehendak-Nya. Waktu khusus untuk berdoa ini adalah jangkar rohani, yaitu momen ketika Anda mendirikan tonggak yang menjadi titik tolak perjalanan rohani. Saat teduh akan menjadi lebih efektif ketika Anda menaikkan doa—dengan waktu doa yang panjang—setiap hari untuk hal-hal yang Tuhan taruh di hati. Sebaliknya, saat teduh adalah dasar untuk doa yang tidak putusputusnya, yang mengalir sepanjang hari dalam persekutuan dengan Allah. Mungkin Anda belum mempraktekkan doa dalam waktu yang panjang karena belum merasa membutuhkannya. Atau mungkin Anda bingung hendak mendoakan apa sepanjang hari itu.
80
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Mengapa Berdoa Seharian Untuk apa menyediakan waktu untuk hal semacam ini di tengah jadwal yang sibuk? Apa manfaatnya? 1. Agar kita punya waktu luang bersama Allah, di luar jadwal penyembahanmu. Ini artinya kita hanya berdiam dihadapan Allah dan fokus kepada-Nya. Allah telah memanggil kita masuk dalam persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus (1 Korintus 1:9). Dan seperti hubungan-hubungan yang lain, persekutuan ini akan terpelihara melalui kebersamaan. Allah sangat memperhatikan orang-orang yang meluangkan waktu untuk menyembah dan menghormati nama-Nya (Maleakhi 3:16). 2. Supaya perspektif kita diperbarui. Ibarat terbang dengan pesawat pengintai di atas medan tempur, berdoa seharian memberi kita kesempatan memandang dunia ini dari sudut pandang Allah. Khususnya ketika kita sedang menghadapi pergumulan, kita membutuhkan sudut pandang ini agar bisa melihat apa yang tak terlihat dan meletakkan hal-hal yang terlihat serta mendesak, pada tempatnya. Pertahanan spiritual kita akan makin kokoh ketika kita “tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena...yang tak kelihatan adalah kekal” (2 Korintus 4:18). 3. Agar bisa bersyafa’at. Ada banyak sekali nama-nama yang harus kita doakan, antara lain teman-teman dan handai taulan yang belum kenal Kristus, para misionaris di berbagai tempat, gembala kita, tetangga, sesama orang percaya, para pemimpin di pemerintahan—ini adalah sebagian kecil dari yang harus didoakan. Meskipun di kalangan orang percaya sudah dipahami bahwa doa dapat mempengaruhi orang lain dan merubah keadaan, namun tetap saja jarang dilakukan. Belakangan ini “waktu” menjadi isu yang sangat serius. Karena itu hal-hal yang berkaitan dengan doa pribadi kita perlu ditinjau ulang, baik faktor yang mendukung mapun yang menghalanginya. 4. Agar kita bergumul dalam doa di hadapan Tuhan, yaitu dalam hal kemapanan rohani dan evaluasinya. Ketika kita harus membuat keputusan penting biasanya kita mengambil waktu satu hari untuk berdoa. Pada saat itu kita punya kesempatan untuk mengevaluasi posisi kita terhadap tujuan/ target yang sudah kita tetapkan dan menerima pewahyuan dari Tuhan melalui firman-Nya. Disana ada janji-janji Tuhan yang berlaku bagi Anda dan saya, sama seperti janji yang diberikan kepada Hudson Taylor, George Mueller atau Dawson Trotman. Lewat momen kebersamaan dengan Tuhan ini kita menerima jaminan atas janji-janji-Nya. 5. Agar kita punya kesempatan untuk mempersiapkan diri. Setelah Nehemia menghabiskan beberapa hari berdoa mencari Tuhan, ia pun dipanggil raja. “Lalu kata raja kepadaku: ‘Jadi, apa yang kauinginkan?’ Maka aku berdoa kepada Allah semesta langit, kemudian jawabku kepada raja: ‘Jika raja menganggap baik dan berkenan ....’” Dan Nehemia membeberkan garis besar rencananya (Nehemia 2:2-4). Kemudian Nehemia berkata, “bangunlah aku pada malam hari bersama-sama beberapa orang saja yang menyertai aku. Aku tidak beritahukan kepada siapapun rencana yang akan kulakukan untuk Yerusalem, yang diberikan Allahku dalam hatiku” (2:12). Pertanyaannya, kapan Tuhan memberitahukan rencana ini kepada Nehemia? Pasti saat ia berdoa dan berpuasa serta menanti-nantikan Tuhan. Jadi, ketika saatnya tiba, dia sudah siap. Suatu saat saya mendengar seorang anak bertanya pada seorang pilot, apakah ia butuh waktu untuk membuat keputusan cepat, bagaimana mendaratkan sebuah pesawat ketika
81
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
terjadi kondisi darurat? Pilot itu menjawab, tidak. Ia selalu tahu apa dan bagaimana ia harus mendaratkan pesawatnya ketika terjadi kondisi darurat. Itu semua sudah di luar kepalanya. Demikian juga dengan orang percaya. Allah menyatakan rancangan dan maksud-Nya ketika kita menyendiri bersama-Nya, dan kita akan siap ketika kesempatan untuk menyatakannya muncul. Kita tidak perlu berkata, “Saya tidak siap.” Alasan mengapa banyak orang percaya mati kutu ketika kesempatan datang bukanlah karena tidak siap secara mental, tetapi karena hatinya tidak siap. Saat kita menyendiri bersama Tuhan, disitulah kita dipersiapkan. Berdoa berdasarkan firman Tuhan Daniel berkata, ““pada tahun pertama kerajaannya itu aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman Tuhan kepada nabi Yeremia akan berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun. Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa dan mengenakan kain kabung serta abu. Maka aku memohon kepada Tuhan, Allahku, dan mengaku dosaku” (Daniel 9:2-4). Daniel punya pengetahuan tentang masa depan dari kitab-kitab nabi. Setelah mendapat pengetahuan dari firman Allah, ia pun membawanya dalam doa. Dan dikatakan bahwa, karena Allah menghendaki maka Ia berjanji. Dan doa kita adalah, “Karena itu kami mendoakan janji-janji tersebut, supaya kehendak Tuhan terlaksana.” Janji Allah selalu bersumber dari kehendak-Nya; dan itulah yang didoakan Daniel. Doa Daniel ibarat sebuah sekring yang melengkapi rangkaian listrik. Ketika ia terpasang maka listrik pun mengalir. Meluangkan waktu bersama Tuhan bukan berarti harus duduk di atas batu dan bergaya bak seorang yang sedang berpikir, seperti patung Sang Pemikir (The Thinker), kemudian membuka diri terhadap apapun pikiran yang terlintas. Ini malah berbahaya. Momen ini seharusnya dikhususkan untuk menggali firman Allah, kemudian firman itu yang menjadi bahan doamu. Kesempatan ini akan rusak jika kita malah mengisinya dengan introspeksi, memikirkan diri sendiri dan berfokus kepada masalah-masalah dalam hidup kita. Dalam hal ini yang digunakan bukanlah standard kita, melainkan standard Allah. Dan Dia akan menyatakan standard-Nya kepada kita oleh Roh Kudus melalui firman Allah. Setelah itu firman-Nya akan menuntun kita untuk berdoa. Bagaimana Caranya Bagaimana cara melakukannya? Luangkan waktu sehari atau beberapa jam untuk berdoa, dan jangan lupa membawa bekal makanan. Temukan tempat yang tenang, jauh dari gangguan, yang memungkian Anda bisa menyendiri. Bisa saja tempat itu adalah taman kota di sekitar rumahmu atau taman di halaman belakang rumah. Memang lokasi di luar rumah adalah tempat yang ideal, namun berhati-hatilah: jangan sampai alam mengalihkan fokus Anda dan akhirnya membuang waktu dengan mengamati dan mengagumi alam sekitar. Jika perhatian Anda teralihkan kepada tupai-tupai atau serangga di tempat tersebut, segera membaca Mazmur 104 dan renungkan kebesaran kuasa Tuhan atas segala ciptaan. Bawa selalu Alkitab, buku catatan, pensil, buku pujian dan buku penyembahan. Saya selalu membawa buku kecil Power Through Prayer karya E. M. Bounds dan membaca satu dua bab untuk membangkitkan kembali kesadaran akan nilai strategis dari doa. Atau kadang juga membawa buku karya Horatius Bonar, Words to Winners of Soul, atau buku kisah misionaris seperti BehindtheRangesyang merekam doa kemenangan J. O. Fraser di pedalaman Cina.
82
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Menantikan Tuhan Bagilah momen bersama Tuhan ini menjadi tiga bagian: menantikan Tuhan, berdoa untuk sesama, dan berdoa untuk diri sendiri. Ketika menantikan Tuhan, janganlah terburu-buru. Jangan pula berharap akan pengalamanpengalaman mistik atau emosional. Fokuslah untuk mencari wajah-Nya, dan nantikanlah Dia. Yesaya 40:31 mengatakan bahwa siapa yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapat kekuatan baru. Mazmur 27:14 adalah satu dari belasan ayat yang berbicara soal menantikan Tuhan, seperti juga di Mazmur 62:5, “(62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.” Agar dapat merasakan kehadiran-Nya, nantikan Tuhan terlebih dahulu. Bacalah seluruh pasal, misalnya Mazmur 139, peganglah kebenaran tentang kehadiran-Nya dari setiap ayat. Perhatikan bagaimana Allah hadir dalam segala hal di semesta ini—suatu karya yang mustahil bagi kita. Dan dengan demikian kita bisa berkata seperti Yakub, “Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya” (Kejadian 28:16). Menantikan Dia juga berarti menyucikan diri. Dua ayat terakhir dari Mazmur 139 menegaskan hal ini. Ayat ini meminta Allah menyelidiki hati kita. Jika kita sendiri yang melakukannya maka hasilnya adalah imajinasi, introspeksi yang menyimpang, atau hal-hal merusak yang berasal dari si Jahat. Sebaliknya, jika Roh Kudus yang menyelidiki hati kita, Ia akan menunjukkan apa saja yang perlu diakui dan dibersihkan. Pelajari pengakuan Daud dalam Mazmur 51 dan 32. Berpeganglah pada Yohanes 1:9 sebagai landasan untuk mengklaim janji Allah yang akan mengampuni dosa apapun yang kita akui di hadapan-Nya. Jika kita berbuat kesalahan terhadap salah satu saudara, buatlah catatan agar nantinya kita tidak lupa untuk memperbaikinya. Jika tidak, maka sepanjang hari kita akan terasa buntu. Tuhan tidak akan berbicara kepada kita jika hubungan antara kita dengan orang lain tidak beres dan kita belum merencanakan untuk memperbaiki hubungan tersebut dalam waktu dekat. Saat kita menanti-nantikan Tuhan, mintalah kekuatan untuk berkonsentrasi. Jauhkan diri kita dari lamunan-lamunan siang hari. Selanjutnya, nantikan Tuhan sambil memuliakan Dia. Mazmur 103, 111 dan 145 memberikan teladan luar biasa yang patut ditiru dalam hal memuliakan Tuhan karena kebesaran kuasa-Nya. Sebagian besar isi kitab Mazmur adalah doa-doa. Bisa juga memakai Wahyu 4 dan 5 ketika memuliakan Tuhan. Untuk bisa berdoa secara alkitabiah haruslah berdoa berdasarkan apa yang tertulis di Alkitab; tidak ada cara lain. Jika ada buku hymne, gunakanlah dalam memuji Tuhan. mewakili ekspresi pujian kita dalam bentuk lirik lagu dengan indah sekali. Mungkin kita tidak pandai menyanyi, namun tetaplah memuji Dia (pastikan jarak kita “cukup aman” dari orang lain ketika kita “membuat kebisingan yang memuliakan Tuhan itu”). Percayalah, Allah sangat menghargainya. Ini semua akan membentuk kita menjadi pribadi yang bersyukur. Nyatakan ucapan syukur untuk hal-hal indah dalam hidupmu, serta untuk hal-hal berikut: atas keselamatan dan berkat rohani, untuk keluarga, teman-teman, dan atas berbagai peluang yang Tuhan berikan. Bersyukurlah melebihi ucapan syukur yang biasa dinaikkan setiap hari, dan luangkan waktu untuk menyatakan penghargaan kita atas segala berkat-Nya yang tak terhitung jumlahnya.
Berdoa untuk Sesama
83
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Inilah saatnya untuk berdoa dengan lebih khusyuk untuk sesama kita, bukan berdoa sebagai kebiasaan. Ingat dan bawa dalam doa, nama-nama orang yang pernah diberikan dan sering kita doakan. Layangkan pandangan ke seluruh dunia, dan doakan bangsa-bangsa menurut negaranya. Berikut ini tiga hal yang harus dilakukan ketika berdoa: Pertama, doakan hal yang spesifik bagi orang yang didoakan. Sumbernya bisa dari ingatan kita atau dari catatan yang kita buat atas kebutuhan mereka. Gunakan juga sumber-sumber dari kabar misionaris. Doakan untuk kekuatan rohani, keberanian, kekuatan fisik, ketahanan mental, dan lain-lain. Bayangkan bahwa kita sedang berada dalam situasi orang yang kita doakan. Kedua, carilah referensi doa dari Alkitab. Berdoalah seperti Paulus berdoa bagi orang lain, seperti yang terdapat dalam kitab Filipi pasal satu, Kolose pasal tiga, dan kitab Efesus pasal satu dan tiga. Dengan begitu pokok doa kita akan naik tingkat dari sekedar meminta berkat dan pertolongan. Ketiga, mintalah orang lain memberitahukan apa yang harus kita doakan Jika kita mendoakan ayat tertentu (yang berisi janji Tuhan) agar berlaku atas orang lain, pastikan nama orang tersebut terdaftar dalam daftar doa kita. Kutip ayat ini setiap kali kita mendoakan orang tersebut. Kemudian kutip kembali ayat itu ketika kita menaikkan syukur atas jawaban Tuhan. Berdoa untuk Diri Sendiri Bagian ketiga adalah, berdoa untuk diri sendiri. Saat kita harus mengambil keputusan penting, tentu kita akan mendahulukan diri sendiri sebelum berdoa untuk orang lain. Sekali lagi, pastikan bahwa doa kita bersumber dari Alkitab, dan mintalah kepada Tuhan pengertian seperti yang diminta pemazmur dalam Mazmur 119:18. Renungkan ayat yang telah dihafalkan, atau janji-janji-Nya dalam firman-Nya yang kita klaim. Boleh juga dipertegas dengan membaca Alkitab dengan suara keras. Kemudian pikirkan bagaimana menerapkannya dalam hidup kita. Contoh doa untuk diri sendiri bisa mengambil dari 1 Tawarikh 4:10, “Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" inilah yang menjadi doa pribadi kita, yaitu berdoa untuk pertumbuhan, untuk penyertaan Tuhan, dan perlindungan-Nya. Doa Yabez selaras dengan kehendak-Nya, sehingga Ia pun mengabulkannya. Biasanya kita suka bertanya, “Tuhan, apa rencana Mu atas hidupku?” Coba renungkan lagi apa sebenarnya tujuan hidup kita jika dihubungkan dengan apa yang kita pahami tentang rencana Tuhan dalam hidup kita. Yesus berkata, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Apakah kita sungguh-sungguh mau melakukan kehendak-Nya di atas segalanya? Apakah hal ini menjadi kerinduan kita yang utama? Mulailah mengevaluasi semua jadwal kegiatan dan kebiasaan berdasarkan tujuan hidup Anda. Tuhan akan menolong Anda mengatur ulang jadwal kegiatan, menghilangkan aktifitas yang keliatannya baik namun tidak berguna, atau melepas hal-hal yang menjadi perintang atau pengacau hidup Anda. Termasuk di dalamnya adalah membangun kebiasaan mengisi malam Minggu dengan melakukan apa yang berguna sambil tetap bisa memenuhi kebutuhan rekreasi Anda.
84
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Saat Anda berdoa, catatlah ide-ide yang muncul berkaitan dengan bagaimana Anda mengisi waktu dan beraktfitas, kemudian susunlah jadwal baru yang lebih baik. Misalnya, ide untuk mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum mengajar di Sekolah Minggu, atau ide untuk mengunjungi seseorang. Atau, Tuhan mendorongmu melakukan sesuatu yang khusus untuk seseorang. Catatlah semua ide apapun yang muncul. Manfaatkan juga momen ini untuk mendoakan masalah atau keputusan-keputusan yang akan Anda buat, dan carilah pewahyuan Tuhan dalam hal ini. Jika memungkinkan, tuliskan faktor-faktor yang menentukan pengambilan keputusan tersebut, kemudian doakan dan carilah kunci jawabannya dalam Alkitab. Jawaban atas segala pergumulan berasal dari janjijanji Tuhan yang Anda klaim atau ayat yang telah Anda hafalkan. Setelah berdoa secara demikian, Anda akan mendapat pengertian yang kokoh, yang dapat menjadi dasar keyakinan. Dalam setiap waktu doa Anda, kejarlah pencerahan atau pewahyuan khusus—meski untuk itu ada harga yang harus dibayar. Namun jangan juga patah semangat atau merasa tertuduh jika hal ini tidak terjadi. Mungkin saja memang belum saatnya Tuhan menjawab persoalan, dan yang Anda butuhkan saat itu bukanlah mengetahui langkah selanjutnya dari penyelesaian masalah; mungkin yang Anda butuhkan adalah mendapat pengalaman pribadi bagaimana Allah menyatakan diri-Nya kepada Anda. Meng-klaim janji Tuhan bukan berarti harus membuka-buka Alkitab untuk mencari ayat. Mulailah dari janji-janji yang Anda tahu. Jika Anda telah belajar tentang Metode Menghafal Tematik, Anda bisa memulainya dengan merenungkan ayat-ayat di pelajaran “Hidup Mengandalkan Tuhan”. Renungkan kembali beberapa janji yang dulu pernah Anda terima. Kemudian berdoa untuk tuntunan bagaimana menerapkan janji ini dalam hidupmu. Bagi saya, salah satu berkat terbesar dalam hidup saya adalah ketika janji-janji Tuhan— yang sudah saya ketahui dari dulu—terealisasi dalam hidup saya. Dan dari janji yang satu akan memimpin kepada janji-jani yang lain yang jumlahnya banyak sekali dalam Alkitab. Tandai dan garis bawahi ayat janji yang Anda terima dari Allah selama masa menyendiri ini. Tuliskan tanggal serta catatan pinggir pada ayat tersebut. Jangan monoton. Lakukanlah variasi: membaca sejenak, diselingi doa, dan sesekali berjalanjalan. Saya punya teman yang mengisi waktu doanya dengan berjalan keliling ruangan. Jadi, daripada kaki Anda kram karena terlalu lama berdiam dalam satu posisi, buatlah variasivariasi. Jika ditengah doa Anda ingat sesuatu hal yang diluar pokok doa, masukan saja dalam doa. Jika itu adalah soal bisnis, jangan lupa dicatat. Disadari atau tidak, ketika kita sedang duduk di ruang ibadah dalam pikiran kita sering kali muncul banyak hal. Hal yang sama juga terjadi ketika Anda berdoa. Karena itu, catat hal-hal tersebut, bawa dalam doa, buatlah rencana untuk mengurusnya. Jangan singkirkan pikiran tersebut, karena malah ia akan menghantuimu sepanjang hari. Di akhir waktu doa, buatlah rangkuman tentang hal-hal yang telah Anda terima dari Tuhan. Catatan ini akan berguna sebagai referensi suatu hari nanti. Dua Pertanyaan Pada akhirnya, hasil doamu harus bisa menjawab dua pertanyaan mendasar yang diajukan Paulus di jalan menuju Damsyik (Kis. 22:6-10). Pertanyaan pertama Paulus adalah, “Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus...”. Sama seperti Paulus, Anda juga harus mengenal Dia, dan mencari tahu siapa Tuhan sesungguhnya. Pertanyaan kedua yang diajukan Paulus, “Tuhan, apakah yang harus kuperbuat?” Dan Tuhan menjawab dengan
85
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
sangat spesifik. Ini juga seharusnya menjadi jawaban dan konfirmasi ulang Allah kepadamu, ketika Anda dengan sabar mencari kehendak Tuhan atas hidupmu. Jangan menargetkan bahwa di akhir doamu pada hari itu, harus ada pengalaman luar biasa atau pencerahan baru. Nantikanlah Allah dan bukalah dirimu kepada-Nya. Jika Anda hanya mencari-cari pengalaman rohani tertentu untuk dibanggakan, Anda telah menyimpang dari tujuan semula. Memang benar, ketika berdoa Anda bisa menerima pengertian yang baru, namun seringkali hal ini malah mengalihkanmu dari maksud doa yang sebenarnya. Ujian sebenarnya bukanlah pada perasaan gembira yang kita rasakan di akhir doa, melainkan pada penerapan hasil doa itu dalam hidup Anda setiap hari. Jika Anda sungguh-sungguh terbuka terhadap firman dan intim dengan Allah, pasti berdampak dalam hidup sehari-hari. Waktu untuk berdoa bukan tanpa tantangan. Bukan hanya Si Iblis yang berusaha menghalang-halangimu untuk berdoa, dunia sekitar Anda juga menawarkan hal-hal yang dapat menyibukkan dan mengalihkan perhatian kita. Jadi, Andalah yang harus menciptakan momen doa tersebut. Buatlah jadwal ke depan, tiap minggu pertama bulan berjalan, atau dua bulan sekali. Ketika Anda setia melakukannya, berkat Tuhan akan tercurah. Karena itu segera kerjakan. Dan Anda akan terheran-heran sendiri dan berkata, “Kenapa hal ini tidak seringsering dilakukan?”
Aku mengasihi TUHAN, sebab Ia mendengarkan suaraku dan permohonanku. Sebab Ia menyendengkan telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya. Aku akan mempersembahkan korban syukur kepada-Mu, dan akan menyerukan nama TUHAN—Mazmur 119:1-2, 17
Artikel ”Sehari di Pelataran Tuhan” ini terdiri dari tiga bagian bagaimana meluangkan waktu bersama Tuhan. Anda bisa memilih semuanya atau hanya sebagian dari garis besar berikut 1. Menantikan Tuhan a. Merasakan Hadirat-Nya. b. Disucikan c. Memuji nama-Nya 2. Berdoa bagi orang lain a. Berdoa untuk hal yang spesifik bagi orang lain. b. Gunakan doa Paulus ketika berdoa untuk mereka. c. Tanyakan orang lain, apa yang harus didoakan untuk diri sendiri. 3. Berdoa untuk Diri Sendiri a. Minta Tuntunan dan Hikmat b. Kekudusan c. Berdoa untuk urusan dan kebutuhan pribadi.
Catatan dan Aplikasi (Catatanmu dan kelompokmu tentang Tuntunan Berdoa Sehari Penuh)
86
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
Tips Agar Tetap Bugar 1. Pastikan istirahatmu cukup, paling tidak dalam dua hari sebelum menyendiri bersama Allah. 2. Posisi jangan monoton (sesekali duduk, berjalan-jalan, atau gerakan lain) 3. Isi waktumu dengan kegiatan yang bervariasi (membaca Alkitab, berdoa, menyusun rencana, dan seterusnya). 4. Berdoa dengan mengeluarkan suara, baik dengan berbisik atau suara lembut. Bisa juga dengan mengucapkan isi pikiranmu.
Daftar Kekhawatiran Dalam hidup ini selalu ada masalah dan persoalan. Dengan mempersiapkan daftar kekhawatiran akan menolong kita mengurangi tekanan pikiran tersebut dan mencari solusi untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa saran dalam mempersiapkan daftar ini: 1. Tuliskan perasaan Anda berkaitan dengan konflik, persoalan, masalah, atau perasaan frustasi yang sedang terjadi. Tulis semua hal yang mengganggu dan beri nomor urut. Sekecil apapun masalah tersebut, jika itu mengganggu Anda, masukkan dalam daftar. Minta Tuhan membukakan/ mengingatkan hal-hal lainnya yang mengganggu. 2. Semua hal yang membuat Anda khawatir harus dimasukkan dalam daftar. Jangan ada yang terlewatkan. Jika sudah tidak ada lagi yang terlewatkan, mulailah langkah ke 3. 3. Perhatikan daftar itu satu persatu. Pada setiap nomor mulailah membuat keputusan, entah hal itu sudah tidak bisa diubah—karena terjadi di masa lalu, atau di luar kuasamu—atau, Anda masih bisa berusaha memecahkannya. Jika memang tidak ada lagi yang bisa Anda perbuat terhadap masalah itu, ambil waktu untuk mendoakannya. Namun jika memang Anda masih bisa melakukan sesuatu untuk memecahkannya, tetap ambil waktu berdoa dan mulai membuat rencana tindakan untuk menyelesaikannya. Setelah menyelesaikan beberapa nomor, Anda pasti sudah memiliki beberapa rencana penyelesaian. Saat Anda meluangkan waktu menyendiri dengan Tuhan, bisa saja muncul ide-ide baru yang bisa dimasukkan dalam rencana penyelesaian tersebut. 4. Jika dalam daftar tersebut terdapat nama-nama orang atau persoalan pribadi yang harus dirahasiakan, segera hancurkan daftar tersebut setelah selesai dipakai. Bukan hal yang aneh jika satu orang bisa memiliki dua puluhan nomor dalam daftarnya ketika dikumpulkan secara bulanan.
Daftar Periksa Sebelum Meluangkan Waktu Bersama Tuhan (Pilihan lain bisa dilihat di situs www.2-7series.com) 1. Wajib dibawa a. Alkitab b. Buku catatan, kertas, atau laptop c. Pensil dan pulpen. d. Alat pengukur waktu (jam, telepon selular dengan alarm, dll) 2. Opsional a. Surat atau email dari misionaris atau pekerja Kristen di tempat lain. b. Buku devosi, seperti:
87
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.
(1) Power Through Prayer, oleh E. M. Bounds. (2) Words to Winners of Souls, oleh Horatius Bonar. (3) Prayer: Conversing with God, oleh Rosalind Rinker. (4) The Practice of the Presence of God, oleh Brother Lawrence. (5) Pray: How to be Effective in Prayer, oleh Warren dan Ruth Myers. (6) Purpose in Prayer, oleh E. M. Bounds. Makan siang dan minum. Daftar doa terbaru. Kartu ayat hafalan, untuk renungan tambahan, atau untuk didoakan. Catatan Bacaanmu dari minggu terakhir, untuk melihat apa yang hendak Tuhan sampaikan kepadamu. Pakaian yang sesuai dengan suhu dan tempat berdoa. Kalender bulan berikutnya. Buku hymne. Catatan dari doa sebelumnya. Daftar target dan tujuanmu Situasi seputar keputusan yang Anda buat. Jadwal mingguanmu
Contoh Bagaimana Membuat Catatan Saat Menyendiri Bersama Tuhan 1:15 – 1:45
Yohanes 14-16
30 menit
14:3 Surga sedang disiapkan 14:3 peran Yesus dalam doa kita 14:15, 21 Taat (15:7, 10) 16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. 1:45 – 1:50
Waktunya pengakuan dosa
5 menit
1:50 – 2:00
Mengulang pelajaran “Tuntunan Berdoa Seharian”
10 menit
2:00 – 2:15
Mazmur 145 , membaca, memuji, menyembah
15 menit
145:3, 6 Allah kita besar! 145:4 Dia juga akan menyatakan pekerjaan-Nya pada anak-anakku 145:9 Aku bersyukur atas pengampunan Allah 145:15 Allah menjawab kebutuhan, juga kebutuhanku 145:17 Aku ingin bertumbuh dlm kekudusan
88
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
2:15 – 3:00
Membuat daftar kekhawatiran serta daftar doa dan daftar tindak lanjutnya
45 menit
3:00 – 3:20
Berdoa untuk orang lain
20 menit
Tindak Lanjut 4:00 – 4:20
1. Menyusun lembar doa 2. Minta maaf kepada....atas masalah... 3. Membersihkan bagasi truk kesimpulan
20 menit
1. Saat teduh dan mengulang ayat hafalan harus dilakukan setiap hari 2. Berdoa dan berusaha membangun hidup yang seimbang.
Tugas untuk Sesi 11 1. Menghafal Ayat: ambil waktu untuk mengutip dan merenungkan ayat-ayat yang telah Anda pelajari dari buku 1 dan 2. 2. Saat Teduh: lanjutkan membaca, menandai ayat, dan berkomunikasi dengan Tuhan dalam doa, mengisi lembar Menandai Bacaanku, dan lembar doa. 3. Meluangkan Waktu Bersama Tuhan: a. Pilihlah apa yang Anda bawa dari daftar periksa (halaman...) sebelum meluangkan waktu menyendiri dan berdoa bersama Tuhan. b. Ketua kelompok akan menjelaskan bagaimana menyelesaikan Sesi 11 sesuai rencana kegiatannya maupun ukuran yang terdapat di www.2-7series.com. 4. Lain-lain: dapatkan paraf di lembar Tabel Pencapaianku untuk kolom yang tersisa.
89
Gereja Baptis Indonesia Getsemani TPW Amanat Agung
SESI 11
Meluangkan Waktu Bersama Tuhan Para pemurid dalam gereja Anda bersama ketua kelompok akan membuat program pelatihan yang disesuaikan dengan kondisi jemaat setempat dan membawa manfaat bagi peserta. Jadi, nikmati saja waktu menyendiri bersama Allah.
Tantangan Selanjutnya Setelah menyelesaikan buku Berakar Kuat dalam Keluarga Allah ini (buku 2) Anda masih perlu terus memantapkan perjalanan mengiring Kristus dengan jalan: 1. Mempelajari dan mempertimbangkan saran-saran serta pilihan-pilhan yang tersedia dalam rangka membangun keintiman bersama Tuhan. 2. Meluangkan waktu bersama Tuhan. 3. Belajar mempersiapkan dan menyajikan “Kesaksianku” (Bagaimana Kristus mengubah hidupmu). 4. Membaca buku dan mendiskusikan tentang ketuhanan Kristus dalam hidup orang percaya. 5. Hafalkan ayat-ayat yang penting dari pelajaran “Menjalani Hidup Baru”. 6. Mempelajari prinsip-prinsip Alkitabiah dalam mengiring Kristus.
Tinjauan Buku 3 Setelah menyelesaikan buku 2, usahakan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu Berbuah dalam Keluarga Allah. Buku 1: Bertumbuh Kuat dalam Keluarga Allah. Buku 2: Berakar Kuat dalam Keluarga Allah. Buku 3: Berbuah dalam Keluarga Allah. Dalam buku 3 ini Anda akan belajar mengembangkan dan memantapkan perjalanan rohani mengiring Kristus melalui: Menghafal ayat kunci dari pelajaran “Menyatakan Kristus”, yaitu ayat yang dapat Anda pakai untuk menjelaskan Injil kepada orang lain. Menceritakan kesaksian Anda (dengan atau tanpa konsep/ draft) dalam waktu kurang dari empat menit. Belajar memakai ilustrasi jembatan sebagai alat menjelaskan Injil. Berdiskusi bagaimana menerapkan pelatihan dari buku 1 dan buku 2 dalam hidup sehari-hari. Besar harapan kami bahwa Anda akan melanjutkan training Seri 2:7 ini. Bisakah Anda berkomitmen untuk menyelesaikan buku 3 dan merampungkan pelatihan yang sangat berguna ini? Jika YA, pastilah Anda akan merasakan manfaatnya seumur hidup.
90