MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN
PEDOMAN
GERAKANSEKOLAHSEHAT, RAMAH DAN AMAN (GESSRA) Sekolah Menengah Pertama (SMP)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAAH PERTAMA TAHUN 2015 Pedoman Sekolah Sehat, Ramah dan Aman SMP
i|Pedoman Gerakan Sekolah, Sehat Ramah dan AmanSMP
KATA PENGANTAR Gerakan Sekolah Sehat, Ramah dan Aman (Gessra) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui sekolah, yang menitikberatkan penciptaan sekolah yang ramah, sehat dan aman.
Gesra harus dilaksanakan oleh sekolah dengan pola dan langkah tidak menyimpang dari prinsip-prinsip dasar tentang pengertian ramah, sehat dan aman. Oleh karena itu perlu diberikan acuan yang dapat dijadikan pedoman bagi sekolah dalam melaksanakan Gessra.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu disusun pedoman yang sifatnya lebih operasional untuk pelaksanaan Gessra.
Buku pedoman ini mencakup berbagai informasi yang perlu diketahui oleh warga sekolah agar dapat melaksanakan program Gessra dengan baik dan benar. Selain itu diharapkan pula, para kepala sekolah, guru, siswa dan warga
sekolah
dapat
melaksanakan
program
Gessra
lebih
koordinatifsehingga berhasil dengan baik, berhasil mewujudkan sekolah yang sehat, ramah dan aman. Jakarta,
Februari 2015
Direktur Pembinaan Menengah Pertama
Didik Suhardi, Ph.D. NIP. 19631203 198303 1 004
i|Pedoman Gerakan Sekolah, Sehat Ramah dan AmanSMP
ii|Pedoman Gerakan Sekolah, Sehat Ramah dan AmanSMP
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud danTujuan C. Sasaran. D. Ruang Lingkup E. Hasil yang Diharapkan BAB II
BAB III
BAB IV
PENGERTIAN DAN STANDAR SEKOLAH SEHAT, RAMAH DAN AMAN (Gessra) A. Sekolah Sehat B. Sekolah Ramah C. Sekolah Aman LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENCAPAI SEKOLAH SEHAT,RAMAH DAN AMAN (Gessra) A. Tahapan yang perlu dilakukan B. Kegiatan untuk mencapai sekolah sehat C. Kegiatan untuk mencapai sekolah ramah D. Kegiatan untuk mencapai sekolah aman
ii iii 1 1 2 3 4 4
6 10 12
17 17 18 25 44
PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN A. Struktur Organisasi Gessra di sekolah 62 B. Tugas pelaksana Gessra 70 C. Rencana Kegiatan Gessra 72
iii|Pedoman Gerakan Sekolah, Sehat Ramah dan AmanSMP
BAB V
MONITORING, EVALUASI PELAPORAN A. Tujuan B. Hasill yang Diharapkan C. Monitoring D. Evaluasi E. Pelaporan
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2
iv|Pedoman Gerakan Sekolah, Sehat Ramah dan AmanSMP
DAN 82 82 82 82 83 85 36 44
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Gerakan Sekolah Sehat, Ramah dan Aman (Gessra) merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah yang ramah, sehat dan aman. Suatu sekolah dikatakan sehat, ramah, dan aman, dapat dilihat dari perilaku hidup sehat, ketenteraman dan kenyamanan yang ditunjukkan oleh warga sekolah. Dalam kondisi sehat dan nyaman proses belajar-mengajar dapat berlangsung
baik. Pelaksanaan
kegiatan belajar-mengajar yang baik memberikan dampak terhadap peningkatan mutu pendidikan. Menyadari hal tersebut, Gessra perlu dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan mengandalkan partisipasi warga sekolah untuk melakukannya. Agar Gessra dapat terlaksana secara terkoordinasi, dan dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan, maka perlu diterbitkan Pedoman Gessra sebagai acuan kerja warga sekolah khususnya, dan pihak-pihak lain yang terkait khususnya steakholder yang peduli terhadap kemajuan sekolah.
1 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
B. Maksud dan Tujuan Maksud
buku
pedoman
ini
diterbitkan
adalah,
menyebarluaskan pengetahuan, pemahaman, dan langkahlangkah dalam menyelenggarakan sekolah yang ramah, sehat dan aman, serta keterampilan mengurangi resiko bencana dan bahaya yang mungkin akan timbul atau terjadi diakibatkan oleh fasilitas yang dimiliki sekolah, serta warga sekolah dapat melaksanakan Gessra secara baik dan benar. Tujuan buku pedoman Gessra diterbitkan adalah, agar warga sekolah dapat melaksanakan gerakan sekolah sehat, ramah, dan aman sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan. Secara rinci tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1.
Membantu warga sekolah dan warga sekitar sekolah dalam memahami berbagai informasi tentang gerakan sekolah
ramah,
sehat
dan
aman
serta
dapat
melaksanakan di sekolah masing-masing. 2.
Membantu warga sekolah dan warga sekitar sekolah dalam memahami cara menyusun dan melaksanakan rencana kegiatan Gessra di sekolah masing-masing.
2 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
3.
Membantu warga sekolah dan warga sekitar sekolah dalam memahami dan menguasai cara melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Gessra.
4.
Membantu warga sekolah untuk memahami tentang hal-hal yang harus dipenuhi, dijamin dan perlindungan yang harus diberikan kepada siswa.
5.
Mengetahui
dan
memahmi
bahwa
sekolah
memberikaan peluang untuk mengembangkan minat, bakat dan kemampuan siswa untuk bertanggung jawab kepada kehidupan yang toleran, saling menghormati, dan kerja sama untuk kemajuan dan semangat perdamaian. C. Sasaran Sasaran
Gesrasa
adalah
warga
sekolah
danwarga
sekitarnya, yang terdiri atas: 1. Siswa; 2. Guru dan tenaga kependidikan. 3. Pembina non teknis (pengelola pendidikan, karyawan sekolah). 4. Lingkungan sekolah termasuk lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
3 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup pedoman ini mencakup pemahaman tentang pengertian, sekolah sehat, ramah dan aman
yang
diharapkan, pelaksanaan dan pengembangan, monitoring dan evaluasi.
E. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari Kegiatan Gessra: 1.
Pola hidup bersih bagi seluruh warga sekolah secara umum, dapat terbentuk.
2.
Terbentuk pola hidup sehat
bagi
warga sekolah
secara umum. 3.
Terwujud lingkungan sekolah yang bersih,tertib, rindang dan aman.
4.
Halaman sekolah lebih bersih, rindang, tertib dan indah dapat terwujud.
5.
Ruang-ruang sekolah menjadi lebihbersih sehat dan rapi, serta aman.
6.
Budaya sekolah bersih, sehat dan aman dapat tercipta.
7.
Mutu pendidikan karakter khususnya tentang pola hidup bersih, sehat dan aman dapat tercapai.
4 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
8.
Kepedulian warga sekolah terhadap kebersihan, dan keamanan lingkungan di sekitar sekolah semakin meningkat.
9.
Rasa aman dan nyaman bagi warga sekolah dapat terwujud.
5 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
6 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
BAB II PENGERTIAN DAN STANDAR SEKOLAH, SEHAT RAMAH DAN AMAN A. Sekolah Sehat 1. Pengertian Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-undang No.23 Tahun 1992, tentang Kesehatan). Dengan demikian, sekolah sehat adalah sekolah yang aman, bersih, tertib, indah dan menjunjung tinggi kekeluargaan dalam kerangka mencapai kesejahteraan lahir, batin warga sekolah, sehingga memungkinkan setiap warga sekolah dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 2. Standar Sekolah Sehat a. Suasana sekolah aman secara lahir dan batin tanpa ada ancaman,
hambatan dan gangguan yang dapat
mengganggu penyelenggaraan pendidikan. b. Lingkungan sekolah bersih, indah, tertib, rindang dan memiliki penghijauan yang memadai. c. Warga sekolah memiliki pola hidup bersih, higienis dan sehat.
7 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
d. Memiliki air bersih yang memadai, dan memenuhi syarat kesehatan. e. Kantin sekolah menyediakan menu bergizi seimbang, kantin dan petugas kantin sekolah bersih. f. sampah tidak menumpuk di lingkungan sekolah, tetapi langsung dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum atau diolah menjadi sumber yang bermanfaat. g. Tersedia WC dengan ratio untuk siswa putri 1 : 25, putra 1: 40. h. Saluran pembuangan air tertutup. i. Ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi/ac dan pencahayaan cukup). j. Fasilitas pendidikan memenuhi standar kesehatan dan keamanan. k. Sarana dan prasarana pembelajaran memenuhi standar kesehatan dan keamanan. l. Memiliki
fasilitas
pertolongan
pertama
pada
kecelakaan. m. Antar warga sekolah memiliki hubungan kekeluargaan yang tinggi.
8 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
n. Ada taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi tabel (untuk sarana belajar) dan pengolahan hasil kebun. o. Ratio kepadatan jumlah siswa di dalam kelas adalah 1: 2 m2 . p. Memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal. (tersedia tempat tidur; timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snellen chart; kotak P3K berisi obat; lemari obat, buku rujukan, KMS, poster-poster, struktur
organisasi,
jadwal
piket,
tempat
cuci
tangan/wastafel, data angka kesakitan siswa; peralatan gigi, unit gigi; contoh-contoh model organ tubuh, rangka torso dan lain-lain).
B. Sekolah Ramah 1. Pengertian Sekolah ramah adalah, sekolah yang memiliki kondisi nyaman dan menyenangkan bagi warga sekolah dengan memegang teguh ajaran asah, asih, dan asuh. Sekolah ramah juga harus mempertimbangkan situasi sekolah yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan
hidup,
mampu
menjamin;
memenuhi;
menghargai hak-hak dan perlindungan siswa dari 9 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tidak wajar lainnya, serta menjamin keikutsertaan siswa dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan siswa dalam menempuh pendidikan. Pada intinya, sekolah ramah merupakan sekolah yang secara sadar merupaya menjamin dan memenuhi hak-hak siswa dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggung jawab. 2. Prinsip Sekolah Ramah a. Tidak diskriminasi, yaitu menjamin kesempatan setiap siswa untuk menikmati haknya dalam pendidikan tanpa diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, agama dan latar belakang orang tua. b. Kepentingan pertimbangan
terbaik utama
bagi dalam
siswa
dijadikan
menetapkan
setiap
keputusan dan tindakan yang diambil oleh pengelola dan penyelenggara pendidikan. c. Menghormati
martabat
siswa
dan
menjamin
pengembangan holistik dan terintegrasi dengan setiap siswa.
10 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
d. Menghormati
hak
siswa
ketikamengekspresikan
pandangannya dalam segala hal khususnya tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya. e. Menjamin
transparansi,
akuntabilitas,
partisipasi,
keterbukaan informasi, dan supremasi hukum di sekolah. 3. Standar Sekolah Ramah a. Dapat memenuhi, menjamin dan melindungi hak-hak siswa dalam mewujudkan sekolah ramah. b. Sekolah telah melaksanakan kebijakan yang terkait dengan sekolah ramah. c. Melibatkan siswa berpartisipasipada semua aspek kehidupan sekolah dan kegiatan sekolah. d. Di sekolah dikembangkan nilai-nilai luhur dan seni budaya. e. Guru dan tenaga kependidikan terlatih dan kompeten. f. Lingkungan dan infrastruktur yang aman, nyaman, sehat dan bersih serta aksessibel, konstruksi dan bangunan memenuhi SNI. g. Pembelajaran yang tertuang dari kurikulum bernuansa muatan sekolah ramah.
11 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
h. Guru dan tenaga kependidikan lainnya terlatih untuk memenuhi hak-hak siswa dengan rasa hormat dan penuh kecintaan. i. Sarana dan prasarana sekolah memenuhi standar yang ditetapkan dalam kerangka sekolah ramah. j. Partisipasi siswa dalam seluruh aktivitas sekolah guna memperoleh ilmu pengetahuan, pengembangan minat dan bakatnya terpenuhi. k. Memiliki program keselamatan sejak dari rumah dan atau di sekolah. l. Orang tua, lembaga masyarakat, dunia usaha, alumni dan pemangku kepentingan lainnya mendukung program sekolah yang berorientasi pada kepentingan siswa. m. Warga sekolah memiliki kesadaran tinggi terhadap resiko bencana alam, bencana sosial, kekerasan dan ancaman lainnya terhadap siswa. n. Semua siswa memiliki hak yang sama dalam segala pelayanan pendidikan di sekolah. o. Suasana respek terhadap perbedaan dan keberagaman. p. Tidak membedakan, diskriminasi dan pembedaan. q. Persamaan hak pada jenis kelamin dalam lingkungan belajar. 12 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
r. Guru menunjukkan kasih sayang saat mengajar dan memberikan pendidikan lainnya. s. Metode pembelajaran mengutamakan student centred teaching. t. Tercipta lingkungan yang aman dan bersahabat. u. Dalam menyelenggarakan pendidikan diciptakan anak paham terhadap keamanan. v. Organisasi sekolah dan budaya sekolah melibatkan siswa dan guru. w. Tercipta kerja sama yang harmonis antara keluarga, lingkungan dan sekolah. x. Mengedepankan dengan
metode
pembelajaran
yang
berkualitas,
pembelajaran
yang
demokratis,
mengedepankan moral dan komitmen guru. y. Suasana lingkungan sekolah sehat, aman baik secara fisik dan sosio-psikis emosional. C. Sekolah Aman 1. Pengertian Sekolah aman adalah sekolah yang warganya bebas dari rasa takut, memiliki komitmen terhadap budaya aman dan sehat, suasana kondusif untuk belajar, hubungan antar warga sekolah positif, sadar terhadap resiko, lingkungan fisik (gedung, halaman dan ruang, ruang kelas) bersih dan 13 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
aman, memiliki rencana yang matang dan mampu sebelum, saatdan sesudah bencana dan selalu siap untuk merespon pada saat darurat dan bencana. 2. Prinsip Sekolah Aman a. Aman secara mental b. Aman secara fisik 3. Standar Sekolah Aman a. Aman secara mental 1)Di sekolah tidak ada bullying. 2) Suasana sekolah aman dari tindak kriminal. 3) Aman dari asap rokok. 4) Bebas dari pornografi dan pornoaksi. 5)Tidak terjadi kehilangan barang atau uang. 6) Tidak terjadi keributan antar komunitas sekolah. 7)Tidak merasa was-was berada di lingkungan sekolah. 8) Tidak saling curiga mencurigai antar komunitas sekolah. 9) Bebas dari rasa takut. 10) Bebas dari isu-isu yang bersifat negatif. 11) Bebas dari rasa iri hati antar komunitas sekolah
14 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
12) Adanya kepastian hukum, karena ada norma dan aturan yang dipatuhi oleh seluruh komunitas sekolah. 13) Bebas dari pelecehan seksual baik dari dalam maupun dari luar sekolah. 14)Bebas dari pemerasan baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. 15)Bebas dari rasa khawatir kehilangan sesuatu benda atau barang yang dibawa ke sekolah. 16) Bebas dari intimidasi baik yang berasal dari dalam lingkungan
maupun luar lingkungan
sekolah. 17)Bebas dari pengaruh narkotika, obat-obat terlarang dan zat-zat adaptif (narkoba) serta minumminuman keras (miras). 18) Bebas dari pengaruh yang bersifat negatif baik yang berasal dari dalam lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. 19) Disiplin ditegakan oleh seluruh warga sekolah dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran. 20)Bebas dari rasa sentimen yang bersifat suku, agama ras antar golongan (SARA).
15 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
21) Sekolah memiliki pagar dan pintu gerbang yang dapat dikunci. 22) Sekolah memiliki petugas keamanan yang dapat melaksanakan tugas dengan baik. 23) Sekolah memiliki manajemen bencana. 24)Dilakukan
pendidikan
pencegahan
dan
pengurangan resiko bencana. b. Aman secara fisik 1) aman dari bencana alam (gempa bumi dan tsunami, letusan gunung api, angin topan, banjir dan longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan). 2) Aman dari bencana non alam (wabah penyakit, mal praktik teknologi, kelaparan). 3) Aman dari bencana sosial ( kerusuhan sosial, konflik sosial). 4) aman dari praktik-praktik vandalisme (coret-coret yang tidak pada tempat) dan kekerasan visual (terhindar dari penempelan gambar-gambar yang tidak edukatif di lingkungan sekolah).
16 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
BAB III LANGKAH-LANGKAH MENCAPAI SEKOLAHSEHAT, RAMAH DAN AMAN
A. Tahapan yang perlu dilakukan. Guna menuju sekolah sehat, ramah, dan aman perlu melaksanakan tahapan-tahapan yang meliputi: 1. Persiapan a) Melakukan konsultasi anak untuk memetakan pemenuhan hak-hak, kebutuhan, dan menyusun rekomendasi; b) Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua/wali, dan siswa berkomitmen untuk mengembangkan sekolah sehat, ramah, dan aman. Komitmen ini berbentuk kebijakan sekolah sehat, ramah dan aman; c) Kepala sekolah bersama komite sekolah, dan siswa membentuk Tim Pengembangan sekolah sehat, ramah dan aman; d) Tim ini bertugas untuk mengoordinasikan berbagai upaya pengembangan SRA; meliputi sosialisasi pentingnya sekolah sehat, ramah dan aman; menyusun dan melaksanakan rencana ; memantau proses pengembangan; dan evaluasi ; e) Tim Pengembangan mengidentifikasi potensi, kapasitas, kerentanan, dan ancaman di sekolah untuk mengembangkan sekolah yang sehat, ramah dan aman; 17 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
2. Perencanaan Tim Pelaksana menyusun rencana aksi tahunanuntuk mewujudkan sekolah SRA yang terintegrasi dalam kebijakan, program, dan kegiatan yang sudah ada, seperti Usaha Kesehatan Sekolah, Sekolah Adiwiyata, Sekolah Aman Bencana, Rute Aman Selamat Sekolah, dan lainnya sebagai komponen penting dalam perencanaan pengembangan SRA. 3. Pelaksanaan Tim Pelaksana melaksanakan rencana aksi Gessra tahunan dengan mengoptimalkan semua sumber daya pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha. 4. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan B. Kegiatan untuk mencapai sekolah sehat. Untuk menuju sekolah sehat perlu dilakukan dalam bentuk pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. 1. Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui: a. Kegiatan Kurikuler Pelaksanaan kegiatan
pendidikan kurikuler
kesehatan
adalah
melalui
pelaksanaan
pendidikan pada jam pelajaran, sesuai kurikulum yang berlaku untuk setiap jenjang dan dapat di 18 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
integrasikan ke semua mata pelajaran khususnya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, penanaman kebiasaan hidup sehat, terutama melalui pemahaman konsep yang berkaitan dengan prinsip hidup sehat, mencakup: 1) Memahami pola makanan sehat; 2) Memahami perlunya keseimbangan gizi; 3) Memahami
berbagai
penyakit
menular
seksual; 4) Mengenal bahaya seks bebas; 5) Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan yang tidak sehat; 6) Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan; 7) Mengenal bahaya minuman keras; 8) Mengenal bahaya narkoba; 9) Mengenal
cara
menolak
ajakan
menggunakan narkoba; 10) Mengenal
cara
menolak
pelecehan seksual.
19 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
perlakuan
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk kegiatan pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler mencakup
kegiatan
yang
berkaitan
dengan
pendidikan kesehatan. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: 1) Wisata siswa; 2) Kemah (Persami); 3) Ceramah, diskusi, simulasi, dan bermain peran; 4) Lomba-lomba; 5) Bimbingan hidup sehat; 6) Apotik hidup; 7) Kebun sekolah; 8) Kerja bakti; 9) Majalah dinding, buletin, majalah; 10) Piket sekolah. 20 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
Catatan: OSIS mempunyai peranan yang besar dalam pelaksanaan program Sekolah Sehat yang dilakukan secara ekstrakurikuler di SMP. Dalam pelaksanaan program Sekolah Sehat, OSIS dapat mengamati adanya masalah yang berkaitan dengan kesehatan, melaporkannya kepada guru pembina OSIS,agarbersama-sama mencari cara penanggulangannya antara lain berupa kegiatan berdasarkan konsep 7K.
2. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif),
dan
pemulihan
(rehabilitatif)
yang
dilakukan kepada siswa dan lingkungannya. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut meliputi : a. Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan. b. Pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit. c. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif)
dilakukan
melalui
21 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses
penyakit
atau
untuk
meningkatkan
kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal. Tujuan pelayanan kesehatan adalah : a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat. b. Meningkatkan daya tahan tubuh siswa terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat. c. Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi
akibat
pengembalian
fungsi
penyakit, dan
kelainan, peningkatan
kemampuan siswa yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal Tempat Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan terhadap siswa dilakukan : a. Di sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler berupa penyuluhan dan latihan keterampilan,
22 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
antara lain , melaluiKader Kesehatan Remaja (KKR). b. Di Puskesmas dan instansi kesehatan jenjang berikutnya sesuai kebutuhan. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan a. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan di sekolah dilakukan sebagai berikut : 1) Sebagian kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah perlu didelegasikan kepada guru, setelah guru ditatar/dibimbing oleh petugas Puskesmas.
Kegiatan
tersebut
adalah
kegiatan peningkatan (promotif), pecegahan (preventif),
dan
dilakukan
pengobatan
sederhana pada waktu terjadi kecelakaan atau penyakit sehingga selain menjadi kegiatan pelayanan, juga menjadi kegiatan pendidikan. 2) Sebagian lagi kegiatan pelayanan kesehatan hanya
boleh
dilakukan
oleh
petugas
Puskesmas dan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan secara 23 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
terpadu (antara Kepala Sekolah dan Petugas Puskesmas). b. Pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah bagi peserta didik yang dirujuk dari sekolah (khusus untuk kasus yang tidak dapat diatasi oleh sekolah). Untuk itu perlu diadakan kesepakatan dalam rapat perencanaan tentang pembiayaan peserta didik yang dirujuk ke Puskesmas. Sekolah sebaiknya mengupayakan dana Sekolah Sehat untuk pembiayaan yang diperlukan agar masalah
pembiayaan
tidak
menghambat
pelayanan pengobatan yang diberikan. Untuk ini setiap siswa harus memiliki buku/kartu rujukan sesuai tingkat pelayanan kesehatan. Tugas dan fungsi Puskesmas adalah melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka Sekolah Sehat yang mencakup: 1) Memberikan pencegahan terhadap sesuatu penyakit dengan immuniasi dan lainnya yang dianggap perlu; 2) Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik
(kepala
sekolah,
24 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
guru,
orang
tua/komite sekolah peserta didik dan lainlain); 3) Memberikan
bimbingan
teknis
medik
kepada kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah; 4) Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan Sekolah Sehat pada khususnya kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam pelaksanaan Sekolah Sehat; 5) Memberikan
pelatihan/penataran
kepada
guru Sekolah Sehat dan kader Sekolah Sehat (Dokter
Kecil
dan
Kader
Kesehatan
Remaja); 6) Melakukan penjaringan dan pemeriksaan berkala serta perujukan terhadap kasuskasus tertentu yang memerlukannya; 7) Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling; 8) Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang
derajat
kesehatan
25 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
dan
tingkat
kesegaran jasmani peserta didik dan cara peningkatannya; 9) Menginformasikan secara teratur kepada Tim Pembina Sekolah Sehat setempat meliputi
segala
kegiatan
pembinaan
kesehatan dan permasalahan yang dialami. c. Siswa yang perlu dirujuk Siswa yang perlu dirujuk adalah: 1) Siswa sakit yang tidak dapat mengikuti pelajaran, dan bila masih memungkinkan segera disuruh pulang dengan membawa surat pengantar
dan
buku/kartu
rujukan
agar
dibawa orang tuanya ke sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk. 2) Bila
siswa
cedera/sakit
yang
tidak
memungkinkan disuruh pulang dan segera membutuhkan pertolongan secepatnya agar dibawa ke sarana pelayanan kesehatan yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan. Setelah itu agar segera diberitahukan kepada orang tuanya untuk datang ke Puskesmas/ sarana pelayanan kesehatan tersebut d.
Pendekatan
26 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
Pendekatan pelayanan kesehatan dikelompokan sebagai berikut: 1) Intervensi
yang
ditujukan
untuk
menyelesaikan atau mengurangi masalah perorangan,
antara
lain
pencarian,
pemeriksaan, dan pengobatan penderita. 2) Intervensi
yang
ditujukan
untuk
menyelesaikan atau mengurangi masalah lingkungan di sekolah, khususnya masalah lingkungan
yang
tidak
mendukung
tercapainya derajat kesehatan optimal. 3) Intervensi yang ditujukan untuk membentuk perilaku hidup sehat masyarakat sekolah. e.
Metode
Metode yang diperlukan ialah: 1) Penataran/pelatihan; 2) Bimbingan kesehatan dan bimbingan khusus (konseling); 3) Penyuluhan kesehatan; 4) Pemeriksaan langsung; dan 5) Pengamatan (observasi)
27 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat Lingkungan Sekolah Sehat adalah suatu kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung tumbuh kembang siswa secara optimal serta membentuk perilaku hidup sehat dan terhidar dari pengaruh negatif. Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang dapat mendukung proses pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal baik dari segi pengetahuan,
keterampilan
maupun
sikap.
Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat dilaksanakan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler. Mengingat waktu yang tersedia terbatas pada kegiatan kurikuler, maka kegiatan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat lebih banyak diharapkan melalui
kegiatan
ekstrakurikuler.
Kegiatan
ekstrakurikuler yang dapat menunjang pembinaan lingkungan Sekolah Sehat antara lain: a. Lomba Sekolah Sehat, lomba kebersihan antar kelas; b. Menggambar/melukis; 28 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
c. Mengarang; d. Menyanyi; e. Kerja bakti; f. Pembinaan kebersihan lingkungan, mencakup pemberantasan sumber penularan penyakit, dll. Lingkungan sekolah dibedakan menjadi dua yaitu : a. Lingkungan fisik meliputi; Ruang kelas, ruang Sekolah Sehat, ruang laboratorium, kantin sekolah, sarana olahraga, ruang
kepala
ventilasi,
WC,
sekolah/guru, kamar
pencahayaan,
mandi,
kebisingan,
kepadatan, sarana air bersih dan sanitasi, halaman, jarak papan tulis, vektor penyakit, meja, kursi, sarana ibadah, dan sebagainya. b. Lingkungan Non Fisik Perilaku membuang sampah pada tempatnya, perilaku mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih mengalir, perilaku memilih makanan jajanan yang sehat, perilaku tidak merokok, pembinaan masyarakat sekitar sekolah, bebas jentik nyamuk dan sebagainya.
29 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
Pelaksanaan Pembinaan lingkungan Sekolah Sehat Untuk mempermudah pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat sebaiknya dilakukan kegiatan identifikasi masalah, perencanaan, intervensi, pemantauan, dan evaluasi serta pelaporan. a. Identifikasi faktor risiko lingkungan sekolah Identifikasi faktor risiko dilakukan dengan cara pengamatan dengan menggunakan instrumen pengamatan
dan
bila
perlu
dilakukan
pengukuran lapangan dan laboratorium. Analisa faktor risiko dilakukan dengan cara membandingkan standar
yang
hasil telah
pengamatan ditentukan.
dengan
Penentuan
prioritas masalah berdasarkan perkiraan potensi besarnya
bahaya
ditimbulkan,
atau
tingkat
gangguan
yang
keparahan
dan
pertimbangan lain yang diperlukan sebagai dasar melakukan intervensi. b. Perencanaan Dalam perencanaan sudah dimasukan rencana pemantauan keberhasilan.
dan
evaluasi
Perencanaan
dan
indikator
masing-masing
kegiatan/upaya harus sudah terinci volume 30 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
kegiatan, besarnya biaya, sumber biaya, waktu pelaksanaan, pelaksana dan penanggungjawab. Agar rencana kegiatan atau upaya mengatasi masalah
atau
menurunkan
risiko
menjadi
tanggungjawab bersama maka dalam menyusun perencanaan hendaknya melibatkan masyarakat sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, orang tua/komite sekolah peserta didik, penjaja makanan di kantin sekolah, instansi terkait, Tim Pembina Sekolah Sehat Kecamatan). c. Intervensi Intervensi terhadap faktor risiko lingkungan dan perilaku pada prinsipnya meliputi tiga kegiatan yaitu
penyuluhan,
perbaikan
sarana
dan
pengendalian. 1) Penyuluhan Kegiatan penyuluhan bisa dilakukan oleh pihak sekolah sendiri atau dari pihak luar yang diperlukan. 2) Perbaikan sarana Bila dari hasil identifikasi dan penilaian faktor risiko lingkungan ditemukan kondisi
31 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
yang tidak sesuai dengan standar teknis maka segera dilakukan perbaikan. 3) Pengendalian Untuk menjaga dan meningkatkan kondisi kesehatan lingkungan di sekolah, upaya pengendalian
faktor
risiko
disesuaikan
dengan kondisi yang ada, antara lain sebagai berikut; a) Pemeliharaan ruang dan bangunan (1) Atap dan talang dibersihkan secara berkala sekali dalam sebulan dari kotoran/sampah
yang
menimbulkan Pembersihan
dapat
genangan ruang
air;
sekolah
dan
halaman minimal sekali dalam sehari; (2) Pembersihan
ruang
sekolah
harus
menggunakan kain pel basah untuk menghilangkan debu atau menggunakan alat penghisap debu; (3) Membersihkan
lantai
dengan
menggunakan larutan desinfektan; Lantai harus disapu terlebih dahulu sebelum di pel; 32 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
(4) Dinding yang kotor atau yang catnya sudah pudar harus dicat ulang; · Bila ditemukan
kerusakan
pada
tangga
segera diperbaiki. b) Pencahayaan dan kesilauan (1) Pencahayaan ruang sekolah harus mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan fungsi ruang; (2) Pencahayaan ruang sekolah harus dilengkapi
dengan
penerangan
buatan; (3) Untuk menghindari kesilauan maka harus disesuaikan tata letak papan tulis dan posisi bangku siswa; (4) Gunakan papan tulis yang menyerap cahaya. c)
Ventilasi (1) Ventilasi
ruang
sekolah
harus
menggunakan sistim silang agar udara segar dapat menjangkau setiap sudut ruangan; (2) Pada ruang yang menggunakan AC (Air Conditioner) harus disediakan jendela yang bisa dibuka dan ditutup; 33 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
(3) Agar terjadi penyegaran pada ruang ber-AC,
jendela
harus
dibuka
terlebih dahulu minimal satu jam sebelum
ruangan
tersebut
dimanfaatkan; (4) Filter AC harus dicuci minimal 3 bulan sekali. d)
Kepadatan ruang kelas Kepadatan
ruang
kelas
dengan
perbandingan minimal setiap peserta didik mendapat tempat seluas 2m2. Rotasi tempat duduk perlu dilakukan secara berkala untuk menjaga keseimbangan otot mata. e) Jarak papan tulis Jarak papan tulis dengan peserta didik paling depan minimal 2,5 m; Jarak papan tulis dengan peserta paling belakang maksimal 9 m;
Petugas
menghapus
papan
tulis
sebaiknya menggunakan masker. f) Sarana cuci tangan (1) Tersedia air bersih yang mengalir dan sabun; (2) Tersedia saluran pembuangan air bekas cuci tangan; 34 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
(3) Bila
menggunakan
tempat
penampungan air bersih maka harus dibersihkan
minimal
seminggu
sekali. g) Kebisingan (1) Untuk menghindari kebisingan agar tercapai ketenangan dalam proses belajar,
maka
dapat
dilakukan
dengan cara; (2) Lokasi
jauh
misalnya;
dari
pasar,
keramaian,
terminal,
pusat
hiburan, jalan protokol, rel kereta api, dan lain-lain; (3) Penghijauan dengan pohon berdaun lebat dan lebar; (4) Pembuatan
pagar
tembok
yang
tinggi. h) Air Bersih (1) Sarana air bersih harus jauh dari sumber pencemaran (tangki septic, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, dll);
35 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
(2) Bila terjadi keretakan pada dinding sumur atau lantai sumur agar segera diperbaiki; (3) Tempat
penampungan
air
harus
dibersihkan/dikuras secara berkala. i)
Toilet (1) Toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak berbau; (2) Bak air harus dibersihkan minimal sekali dalam seminggu, dan bila tidak digunankan dalam waktu lama (libur panjang) maka bak air harus dikosongkan agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk; (3) Menggunakan
desinfektan
untuk
membersihkan lantai, closet serta urinoir; (4) Tersedia sarana cuci tangan dan sabun untuk cuci tangan. j)
Sampah (1) Tersedia tempat sampah di setiap ruangan;
36 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
(2) Pengumpulan sampah dari seluruh ruang dilakukan setiap hari dan dibuang ke tempat
pembuangan
sampah sementara; (3) Pembuangan sampah dari tempat pembuangan sampah sementara ke tempat pembuangan sampah akhir dilakukan maksimal 3 hari sekali. k) Sarana pembuangan air limbah Membersihkan
saluran
pembuangan
limbah terbuka minimal seminggu sekali agar tidak terjadi perindukan nyamuk dan tidak menimbulkan bau. l)
Vektor (pembawa penyakit) (1) Agar lingkungan sekolah bebas dari nyamuk demam berdarah maka harus dilakukan kegiatan; (2) Kerja
bakti
seminggu
rutin
sekali
dalam
dalam rangka
pemberantasan sarang nyamuk; (3) Menguras bak penampungan air secara rutin minimal seminggu sekali dan bila libur panjang dikosongkan; 37 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
(4) Bila ada kolam ikan dirawat agar tidak ada jentik nyamuk; (5) Pengamatan terhadap jentik nyamuk di setiap penampungan air atau wadah yang berpontensi adanya jentik nyamuk. Hasil pengamatan dicatat untuk menghitung kontainer indeks. m) Kantin/warung sekolah (1) Makanan jajanan harus dibungkus dan atau tertutup sehingga terlindung dari lalat, binatang lain dan debu; (2) Makanan tidak kadaluarsa; Tempat penyimpanan
makanan
dalam
keadaan bersih, terlindung dari debu, terhindar
dari
bahan
berbahaya,
serangga dan hewan lainnya; · Tempat pengolahan atau penyiapan makan harus bersih dan memenuhi syarat kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku; (3) Peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyajikan dan peralatan 38 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
makan harus bersih dan disimpan pada
tempat
yang
bebas
dari
pencemaran; (4) Peralatan digunakan sesuai dengan peruntukannya; menggunakan
Dilarang kembali
peralatan
yang dirancang untuk sekali pakai; (5) Penyaji
makanan
harus
selalu
menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum memasak dan setelah dari toilet; (6) Bila tidak tersedia kantin di sekolah maka harus dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penjaja makanan
disekitar
sekolah.
Pembinaan dan pengawasan meliputi jenis makanan/minuman yang dijual, penyajian, kemasan, bahan tambahan (pengawet, pewarna, penyedap rasa). n)
Halaman Sekolah (1) Melakukan penghijauan;
39 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
(2) Melakukan
kebersihan
halaman
sekolah secara berkala seminggu sekali; (3) Menghilangkan
genangan
air
di
halaman dengan menutup/mengurug atau mengalirkan ke saluran umum; (4) Melakukan
pengaturan
dan
pemeliharaan tanaman; (5) Memasang pagar keliling yang kuat dan
kokoh
tetapi
tetap
memperhatikan aspek keindahan; (6) Mengurangi dampak pencemaran air limbah dan dampak limpasan air hujan (drainase) pada masyarakat; (7) Sekolah
bekerja
sama
dengan
masyarakat dan Pemda menerapkan daur ulang air limbah; (8) Melakukan konservasi air tanah dan permukaan
dengan
melibatkan
masyarakat setempat; (9) Melakukan perlindungan lingkungan (ekologi)
didukung
setempat. 40 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
masyarakat
o) Meja dan kursi siswa. Desain
meja
memperhatikan permukaan
dan
kursi
aspek
harus
ergonomis,
meja/bangku
memiliki
kemiringan ke arah pengguna sebesar 15% atau sudut 10o . p) Perilaku (1) Mendorong siswa untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dengan memberikan kateladanan, misalnya tidak merokok di sekolah; (2) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya; (3) Membiasakan
mencuci
tangan
dengan sabun dan air mengalir setelah buang air besar, sebelum menyentuh
makanan,
setelah
bermain atau setelah beraktifitas lainnya; (4) Membiasakan
memilih
jajanan yang sehat.
Pelaksana pembinaan lingkungan Sekolah Sehat 41 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
makanan
a. Kepala sekolah Kepala sekolah selaku Ketua Tim Pelaksana Sekolah Sehat di sekolah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat di sekolah
masing-masing.
Dalam
melaksanakan
pembinaan, kepala sekolah dibantu oleh guru, pegawai sekolah, siswa, orang tua siswa (Komite Sekolah) dan lain-lain. b. Guru Dalam melaksanakan pembinaan lingkungan Sekolah Sehat, guru mempunyai peranan penting antara lain dengan cara memberikan: 1)
Pengetahuan
praktis
tentang
pembinaan
lingkungan Sekolah Sehat. 2) Bimbingan, contoh dan tauladan, dorongan serta melakukan pengamatan dan pengawasan kepada peserta didik agar mau dan terampil menerapkan segala yang telah diberikan kegiatan sehari-hari baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. c. Siswa Siswa diharapkan ikut berperan serta secara aktif dalam:
42 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
1) Menjaga serta mengawasi kebersihan lingkungan sekolah masing-masing, misalnya dengan ikut mengawasi kawan-kawannya yang membuang sampah, membersihkan ruangan atau halaman dan sebagainya; 2) Piket kelas, yang bertugas menjaga keamanan, ketertiban,
kebersihan,
keindahan
dan
kekeluargaan kelasnya masing-masing; 3) Menjaga/memelihara
lingkungan
sehat
di
lingkunngan keluarga dan masyarakat, misalnya dengan menyampaikan pesan tentang manfaat lingkungan yang sehat kepada anggota keluarga yang
lain,
ikut
kerja
bakti
membersihkan
lingkungan dan sebagainya. d. Pegawai sekolah Pegawai sekolah yang merupakan warga sekolah perlu ikut melaksanakan dan mengawasi serta memelihara lingkungan Sekolah Sehat terutama pada penyediaan fasilitas sarana prasarana. e. Komite sekolah Komite sekolah sebagai wadah organisasi orang tua peserta didik diharapkan mampu berperan serta secara
aktif
dalam
melaksanakan
43 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
pembinaan
lingkungan
Sekolah
Sehat,
terutama
dalam
penyediaan dana dan fasilitas yang menunjang kegiatan. f. Masyarakat Masyarakat di sekitar sekolah diharapkan berperan serta untuk melaksanakan pembinaan terutama dalam memelihara dan menjaga lingkungan Sekolah Sehat. Program dan Kegiatan Implementasi Sekolah Sehat Sekolah sebagai termpat berlangsungnya proses belajar mengajar harus menjadi ”Helth Promoting School” artinya ”Sekolah yang dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi semua warga sekolahnya”. Derajat kesehatan dimaksud adalah: 1.
Sekolah memiliki lingkungan kehidupan sekolah yang tercerminkan hidup sehat;
2.
Mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal;
3.
Terjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang kondusif;
4.
Tercipta kondisi yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk berprilaku hidup sehat;
44 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
Untuk mewujudkan sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang serta kondisi siswa sehat, bugar senantiasa berprilaku bersih dan sehat perlu didukung dan diimplemtasikan oleh semua pemangku kepentingan dalam
suatu program
kegiatan
yang terstruktur,
terencana, dan menjadi kultur sekolah. Salah satu upaya Mewujudkan Sekolah Sehat adalah mengembangkan program Usaha Kehatan Sekolah (Sekolah Sehat) secara terpadu dan berkesinambungan melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam RKS dan RKAS sehingga menjadi acuan bagi semua pihak (pelaksana program) dalam melaksanakan kegiatannya. Komponen Sekolah Sehat meliputi: 1. Pendidikan Kesehatan, 2. Pelayanan Kesehatan, dan 3. Lingkungan Sekolah Sehat. Komponen-komponen tersebut perlu dituangkan dalam suatu program-program dan berbagai kegiatan serta strateginya. Program dan kegiatan harus bersifat: 1.
Mengacu kepada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan siswa;
2.
Sesuai dengan kebutuhan individu setiap siswa
45 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
3.
Operasional,
terukur,
rasional
dan
berkesinambungan; 4.
Memberdayakan semua pemangku kepentingan.
5.
Mendukung terhadap proses pembelajaran yang berkualitas;
6.
Mempertimbangkan
kemampuan
dan
kondisi
sekolah; C. Kegiatan untuk mencapai Sekolah Ramah 1. Penataan Fisik Sekolah Keadaan fisik maupun psikis sekolah berpengaruh besar terhadap perkembangan siswa. Sekolah yang ideal harus memiliki infrastruktur dan sarana yang memadai,
sebagai
syarat
standar
pelayanan
minimal.Misalnya: a. Sekolah yang baik terletak tidak terlalu dekat dengan jalan raya, karena di samping bising, polusi udara juga berbahaya bagi siswa yang sedang
bermain.
Kalaupun
terpaksa
dekat
dengan jalan raya usahakan untuk memiliki gerbang atau pagar hidup agar keamanan lainnya. b. Penataan ruang belajar.
46 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
serta sistem
Ruang
belajar
harus
dibuat
senyaman
mungkin.Selama ini yang kita tahu belajar di sekolah adalah duduk tenang di bangku, mendengarkan
penjelasan
guru,
lalu
mengerjakan tugas.Jauh lebih menarik minat belajar siswa jika membiarkan mereka belajar atau mengerjakan segala sesuatu di lantai atau di tempat
lainnya.Hal
ini
dapat
mengurangi
kejenuhan dan mengendurkan otot-otot yang tegang. Mengingat kemampuan konsentrasi anak terbatas kira-kira 1 menit x usianya, maka anak tidak terpancang pada satu tempat saja. c. Penataan ruang bermain Hal lain yang tak kalah penting adalah ruang bermain baik indoor maupun outdoor. Usahakan agar tempat bermain tetap memperhatikan keleluasaan anak-anak, mudah bergerak atau berpindah, tidak berjubal, dan penempatan mainan
tetap
dapat
dijangkau.Untuk
area
bermain outdoor sebaiknya lebih memperhatikan keselamatan.Sebaiknya halaman tempat bermain tidak dibuat keras atau lebih baik ditanami untuk menghindari benturan yang fatal. 47 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
d. Penataan kantin sehat Ditata sedemikian rupa sehingga tempat makan terasa nyaman, bersih dan makanan higienis. 2. Penataan Psikis Sekolah Dalam kegiatan penataan psikis sekolah perlu dilakukan partisipasi siswa dalam : a. Menyusun rencana aksi tahunan kegiatan yang sudah ada, seperti Usaha Kesehatan Sekolah, Sekolah Adiwiyata, SekolahAman Bencana, Rute Aman Selamat Sekolah, dan lainnya
sebagai
komponen
penting
dalam
perencanaan pengembangan Sekolah Ramah. b. Kebijakan dan tata tertib 1) Peraturan
tata
tertib
disusun
dengan
melibatkan siswa, perwakilan orang tua di luar pengurus komite sekolah dan komite sekolah, ditandatangani bersama. 2) Memastikan ragam aktivitas siswa secara individu
maupun
menggiatkan
kelompok
gerakan
48 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
siswa
dalam bersatu
mewujudkan sekolah ramah terintegrasi ke dalam rencana
anggaran dan sekolah.
3. Pembelajaran a. Proses pembelajaran dilakukan secara inklusif dan non diskriminatif. b. Suasana
belajar
dan
pembelajaranmengembangkan
proses keragaman
karakter dan potensi siswa. c. Suasana
belajar,
proses
pembelajaran
dan
penilaian dilaksanakan tanpa diskriminasi. d. Proses
pembelajaran
dilaksanakan
dengan
cara menyenangkan, penuh kasih sayang dan bebas dari perlakuan diskriminasi terhadap siswa di dalam dandiluar kelas. e. Pengembangan minat dan bakat anak melalui kegiatan esktrakurikuler dilaksanakan secara individu maupun kelompok. f. Siswaterlibat dalam kegiatan bermain. g. Terdapat materi pembelajaran yang bermuatan Konvensi Hak Anak ( KHA) dan prinsip KHA h. Materi pembelajaran memuat penghormatan terhadap HAM
49 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
i. Materi pembelajaran memuat penghormatanterhadap
tradisi
dan
budaya
bangsa. j. Materi pembelajaran memuat penghormatan kepada
sesama
perempuan dan laki-laki termasuk
siswa baik siswa
yang memerlukan perlindungan khusus. k. Pembelajaran menerapkan Sekolah Adiwiyata
l. Penilaian dan evaluasi pembelajaran dilaksanakan
berbasis proses dan mengedepankan
penilaian otentik. m. Penerapan ragam model penilaian dan evaluasi perkembangan belajar siswa yang mengukur kemampuan siswa tanpa membandingkan satu dengan yang lain. n. Memfasilitasi siswa melakukan penilaian. 4. Pengaduan a. Tersedia ”pojok curhat” untuk siswa di ruang konseling sahabat siswa. b. Formulir pengaduan mudah diakses oleh siswa. c. Melaksanakan
mekanisme
perlindungan
terhadap siswa yang melakukan pengaduan. 50 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
5. Penanaman nilai-nilai karakter dan seni budaya a. Menjamin, melindungi, dan memenuhi hak anak untuk beragama b. Pembiasaan salam dan berjabatan tangan ketika ketemu guru dan teman. c. Pembiasaan
menghargai
kelemahan
dan
kekurangan orang lain. d. Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya. e. Mengembangkan budaya baca dan menulis f. Mengembangkan budaya gotong royong. g. Pembiasaan bersikap jujur. h. Menggunakan bahasa daerah minial satu hari dalam satu minggu. i. Memberi akses kepada anak untuk mendapatkan informasi
dan
meningkatkan
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mengenai nilai-nilai dan budaya j. Menghormati hak dan kewajiban orang dalam membina anak untuk menjalankan haknya dengan cara yang sesuai dengan perkembangan kemampuan anak k. Membentuk Komunitas
pembelajar
berkomitmen akan budaya aman dan sehat. 51 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
yang
l. Sadar akan risiko bencana alam, bencana sosial, kekerasan
dan
ancaman
lainnya
terhadap anak perempuan dan laki-laki m. Memenuhi
standar
pelayanan
minimal
pendidikan di daerah bencana n. Materi Pembelajaran memuat penghormatan terhadap HAM o. Materi Pembelajaran memuat penghormatan terhadap tradisi dan budaya bangsa p. Materi Pembelajaran memuat penghormatan kepada sesama anak baik perempuan dan lakilaki termasuk anak yang
memerlukan perlin-
dungan khusus disabilitas q. Menjamin ketersediaan informasi bagi semua pihak dan memastikan komunikasi dan dialog Memastikan kurikulum, materi pendidikan, dan buku pelajaran memberikan gambaran yang adil, akurat, informatif mengenai masyarakat dan budaya pribumi. r. Memastikan
tersedianyawaktuuntuk
anakberistirahat dan bersenang-senang s. Mengaktifkan Sanggar budaya.
52 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
6. Pendidikdan Tenaga Kependidikan yang terlatih Konvensi Hak Anak a. Sikap guru terhadap siswa Secara kasat mata profil guru dapat dilihat dari cara mereka berhadapan dengan siswa. Guru sebagai orang tua dan sahabat anak harus dapat menunjukkan perilaku adil terhadap semua anak tanpa memandang status sosial maupun keadaan fisik
anak,
baik
anak
normal
maupun
berkebutuhan khusus serta menghormati hak-hak anak. Kasih sayang terhadap semua anak, menerapkan norma-norma agama dan budaya yang berlaku. b. Metode Pembelajaran Indikator seorang anak cocok terhadap pilihan sekolah adalah sejauh mana anak merasa aman dan nyaman berada di sekolah itu. Proses belajar mengajar yang dikemas harus sedemikian rupa sehingga anak merasa enjoy dalam mengikuti pelajaran, tanpa rasa cemas, takut. Sebaliknya metode
pembelajaran
mengarahkan
anak
menjadi lebih kreatif. Sekolah Ramah Anak lebih menekankan segala kegiatan berpusat pada 53 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
anak. Guru berperan sebagai sahabat bagi anak yang membantu segala hambatan dan kesulitan yang dihadapi anak. Disamping itu guru juga berperan sebagai motivator dan fasilitator bagi anak, bukan semata–mata orang yang memegang otoritas penuh dalam kelas. Tugas guru adalah menerapkan metode belajar inovatif dan variatif dengan didukung media pembelajaran yang membantu daya serap anak, memotivasi anak belajar
berpartisipasi
dan
kooperatif
mengembangkan kompetensi belajar
guna
learning
by doing. c. Program keselamatan dari rumah ke sekolah atau sebaliknya. 1)Pelatihan keselamatan berjalan dan bersepeda 2) Peta rute aman selamat ke dan dari sekolah 3) Pendidik dan tenaga kependidikan terlatih 4) Rambu lalu lintas tersedia 5) Zona selamat sekolah tersedia 6) Bus sekolah tersedia (jika memungkinkan) d. Program keselamatan di sekolah 1) Mengenal pasti jenis bencana yang sering melanda di lingkungan sekolah. 54 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
2) Menanamkan
kesedaran
kepada
warga
sekolah apabila terjadi sesuatu atau melihat kejadian yang kurang baik di sekolah harus lapor ke guru piket atau ke satpam. 3) Memberikan arahan
tentang peraturan-
peraturan selama berada di lingkungan sekolah. 4) Membimbing warga sekolah menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran atau bencana lain. 5) Membimbing warga sekolah menggunakan peralatan ababila terjadi bencana. 6) Mengambil langkah-langkah keselamatan untuk menghindari kecelakan bencana. 7) Memasang CCTV di setiap sudut sekolah. e. Peran serta orang tua, masyarakat, dan dunia usaha/dunia industri di sekolah. 1) Partisipasi orang masyarakat
tua dan
siswa,
lembaga
perusahaan dalam
menerapkan Sekolah Ramah. 2) Memberdayakan peran kelembagaan dan komunitas satuan pendidikan dalam upaya Mewujudkan Sekolah Ramah. 55 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
3) Melakukan
MoU
dengan
dunia
usaha/industri untuk berkontribusi melalui tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility di bidang pendidikan. 4) Pertemuan rutin antara orang tua dengan guru untuk membicarakaan perkembangan anak. 5) Mengajak
keluarga
komunitas yang
bergabung
mendukung
dalam
anak-anak
mereka dalam mempelajari, memantau, dan menyebarluaskan penerapan sekolah sehat, ramah dan aman. D. Kegiatan untuk mencapai sekolah aman 1. Langkah-langkah menghadapi bencana Sekolah melakukan tanggap terhadap bencana sebagai
upaya
sekolah
terhadap
menggugah
membangun bencana
kesadaran
kesiapsiagaan dalam
seluruh
rangka
unsur-unsur
dalam bidang pendidikan baik individu maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah baik itu sebelum, saat maupun setelah bencana terjadi. Tujuannya adalah : 56 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
a. Membangun budaya siaga dan budaya aman
di
nsekolah
dengan
mengembangkan jejaring bersama para pemangku
kepentingan
di
bidang
penanganan bencana; b. Meningkatkan kapasitas institusi sekolah dan individu dalam mewujudkan tempat belajar yang lebih aman bagi siswa, guru, anggota
komunitas
sekolah
serta
komunitas di sekeliling sekolah; c. Menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan ke masyarakat luas melalui jalur pendidikan sekolah.
Indikator Sekolah Tanggap Bencana Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indikator Sekolah Tanggap Bencana adalah : 1. Indikator untuk Parameter Pengetahuan dan Keterampilan a. Pengetahuan mengenai jenis bahaya, sumber bahaya, besaran bahaya dan dampak bahaya serta tanda-tanda
bahaya yang ada di
lingkungan sekolah 57 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
b. Akses bagi seluruh komponen sekolah untuk meningkatkan
kapasitas
pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan kesiagaan (materi acuan, ikut serta dalam pelatihan, musyawarah guru, pertemuan desa, jambore siswa, dsb.). c. Pengetahuan sejarah bencana yang pernah terjadi di lingkungan sekolah atau daerahnya d. Pengetahuan
mengenai
kerentanan
dan
kapasitas yang dimiliki di sekolah dan lingkungan sekitarnya. e. Pengetahuan upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalkan risiko bencana di sekolah. f. Keterampilan seluruh komponen sekolah dalam menjalankan rencana tanggap darurat. g. Adanya kegiatan simulasi regular. h. Sosialisasi dan pelatihan kesiagaan kepada warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah. Adanya kebijakan, kesepakatan, peraturan sekolah yang mendukung upaya kesiagaan di sekolah. 2.
Indikator untuk Parameter Kebijakan
58 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
Adanya kebijakan, kesepakatan, peraturan sekolah yang mendukung upaya kesiagaan di sekolah. 3.
Indikator untuk Parameter Rencana Tanggap Darurat
a. Adanya dokumen penilaian risiko bencana yang disusun bersama secara partisipatif dengan
warga
sekolah
dan
pemangku
kepentingan sekolah. b. Adanya protokol komunikasi dan koordinasi c. Adanya Prosedur Tetap Kesiagaan Sekolah yang disepakati dan dilaksanakan oleh seluruh komponen sekolah d. Kesepakatan
dan
ketersediaan
lokasi
evakuasi/shelter terdekat dengan sekolah, disosialisasikan kepada seluruh komponen sekolah dan orang tua siswa, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah e. Dokumen penting sekolah digandakan dan tersimpan baik, agar dapat tetap ada, meskipun sekolah terkena bencana. f. Catatan informasi penting yang mudah digunakan
seluruh
komponen
59 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
sekolah,
seperti
pertolongan
darurat
terdekat,
puskesmas/rumah sakit terdekat, dan aparat terkait. g. Adanya peta evakuasi sekolah, dengan tanda dan rambu yang terpasang, yang mudah dipahami oleh seluruh komponen sekolah. h. Akses terhadap informasi bahaya, baik dari tanda alam, informasi dari lingkungan, dan dari pihak berwenang (pemerintah daerah dan BMG). 4.
Indikator
untuk
Parameter
Mobilisasi
Sumberdaya a. Adanya
Satuan
Tanggap
bencana
sekolah termasuk perwakilan peserta didik. b. Adanya perlengkapan dasar dan suplai kebutuhan dasar pasca bencana yang dapat segera dipenuhi, dan diakses oleh komunitas
sekolah,
seperti
alat
pertolongan pertama serta evakuasi, obat-obatan, terpal, tenda dan sumber air bersih.
60 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
c. Pemantauan dan evaluasi partisipatif mengenai kesiagaan sekolah secara rutin (menguji atau melatih kesiagaan sekolah secara berkala). d. Adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana baik setempat (desa/kelurahan dan
kecamatan)
maupun
BPBD/Lembaga
dengan
pemerintah
yang
bertanggung jawab terhadap koordinasi dan penyelenggaraan penanggulangan bencana di kota/kabupaten.
Langkah Penyelamatan jika Terjadi Bencana. Ada beberapa tindakan yang harus diperhatikan dalam penyelamatan hija terjadi bencana, meliputi: 1. Tindakan Penyelamatan a.Penyelamatan saat terjadi gempa bumi 1) Bersikap tenang dan jangan panik agar
dapat
melakukan
tindakan
penyelamatan diri dengan baik 2) Segera keluar ruang jika berada di dalam ruang. Carilah tempat yang 61 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
agak lapang agar tidak tertimpa pohon atau bangunan yang mungkin runtuh. 3) Saat
berada
bertingkat
di
atau
dalam bangunan
gedung yang
tinggi, kemungkinan untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama, tindakan yang harus diambil adalah berlindung di bawah meja
atau
tempat
yang
dapat
menahan diri dari reruntuhan atau jatuhnya benda – benda. 4) Saat berada di jalan raya, kurangilah kecepatan
kendaraan
atau
berhentilah di pinggir jalan , namun usahakan tempat pemberhentian jauh dari pohon, papan reklame, atau bangunan yang ada di sekitar jalan. 5) Saat berada di pusat keramaian, hindarkan diri dari berdesak-desakan untuk keluar pintu. Lebih baik cari tempat berlindung yang aman dari
62 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
reruntuhan atau jatuhnya benda – benda. b. Penyelamatan saat terjadi Tsunami 1) Apabila terjadi gempa, kemudian air laut surut secara tiba - tiba, segeralah lari menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi karena kemungkinkan tsunami akan terjadi 2) Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan kemungkinan
aliran
listrik
dan
saluran telekomunikasi akan terputus. Jika hal itu terjadi dalam keadaan darurat segeralah mencari bangunan bertingkat dan naik keatas 3) Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi gempa dan disertai dengan tsunami, atat itu akan membunyikan suara sirine. Saat terdengar suara sirine segeralah menjauh dari pantai dn mencari tempat yang tinggi c.
Penyelamatan saat terjadi banjir
63 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
1) Saat banjir sudah memasuki ruang, lebih baik mengungsi ke tempat yang lebih aman. 2) Perhatikan
kebersihan
tempat,
makanan, dan minuman. Saat terjadi banjir mudah sekali kuman penyakit tersebar dan berjangkit. 3) Waspada
terhadap
lingkungan
sekitar agar terhindar dari hal – hal yang
tidak
diinginkan.
Misal
tersengat listrik. d.
Penyelamatan saat terjadi Kebakaran Hutan 1) Usahakan tidak terlalu banyak keluar rumah/ruang
belajar
untuk
menghindari asap 2) Jika
keluar
rumah,
gunakanlah
masker untuk mengurangi pengaruh buruk asap terhadap pernapasan kita. 2.
Evakuasi Korban Bencana alam terjadi secara tiba-tiba terkadang menimbulkan
korban
luka-luka
maupun
meninggal dunia. Korban yang mengalami 64 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
luka-luka harus segera dievakuasi ke rumah sakit
untuk
kesehatan.Bagi
mendapatkan korban
perawatan
yang
selamat
dievakuasi ke tempat yang aman, sedangkan korban yang meninggal dunia, dievakuasi, dan dimakamkan.
Evakuasi
dilakukan
oleh
masyarakat sekitar yang tidak terkena bencana, sukarelawan, tim SAR atau dari TNI 3.
Pemberian Bantuan yang dibutuhkan Korban bencana sangat membutuhkan bantuan. Bantuan yang sangat dibutuhkan, antara lain berupa makanan, minuman, pakaian, selimut, tenda-tenda, atau alat – alat sekolah. Bantuan tersebut bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah,
masyarakat
sekitar,
masyarakat yang berasala dari daerah lain, lembaga swadaya masyarakat, lembaga sosial atau dari negara lain. Bantuan dapat berupa barang-barang maupun bantuan kejiwaan atau mental untuk dapat menghadapi bencana tersebut dengan sabar dan tegar agar dapat kembali menata hidupnya. Bantuan tersebut
65 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
dapat
dilakukan
melalui
beberapa
cara,
misalnya a.
Secara langsung diberikan kepada korban
b.
Melalui lembaga sosial
c.
Melalui
lembaga-lembaga
lain
yang
membuka posko bantuan, misal stasiun televisi. 4. Pemberian
Bantuan
Pemulihan
Kondisi
Pascabencana. Bencana alam membuat kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat menjadi kacau. Apalagi jika rumah penduduk maupun bangunan-bangunan
lainnya
mengalami
kerusakan yang cukup parah, pasar, kantor, atau
sekolah-sekolah
kerusakan
dapat
yang
menganggu
mengalami aktivitas
ekonomi dan kegiatan belajar-mengajar. Agar kondisi kembali pulih, pemerintah dan masyarakat bersama-sama berusaha untuk memberi bantuan yang diperlukan untuk pemulihan tersebut. e. Langkah Sekolah Aman dari bullying Bullyingatau penindasan adalah penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk 66 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain, baik secara psikis maupun fisik. Langkah-langkah untuk melindungi anak dari perbuatan bullying adalah sebagai berikut : 1)
Mencari bantuan sekolah
Dengan meningkatnya jumlah kekerasan di sekolah baru-baru ini, sangatlah penting bagi kita untuk menanggapi kekhawatiran anak dengan serius. Selidikilah apakah tindakan bullying yang diterima masih dalam batas wajar, atau Anda harus membahasnya dengan guru. 2) Bicara pada pelaku bullying Di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak jahat dan menjatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya rasa percaya diri. Bullying mudah dijinakkan ketika kekuasaan dan kontrol diambil. 3) Berdayakan siswa
67 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
Berdiskusi dengan siswa untuk mengatasi tindakan
bullying yang
parah.Misalnya,
tidak
abaikan
terlalu
ejekan
atau
gangguan non fisik. Contoh lainnya adalah bersahabat
dengan
semua
orang
lain
sehingga ketika si penindas mulai beraksi, siswa
memiliki
teman-teman
yang
membantu atau membelanya. 4) Bicara tentang pengalaman Anda sendiri Ceritakan pengalaman Anda sendiri di sekolah kepada anak. Ini akan membantu anak tahu bahwa dia tidak sendirian dalam situasi seperti itu. 5) Bentuk persahabatan di luar sekolah. Upayakan anak-anak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler
seperti
kursus,
kegiatan
keagamaan, pramuka, dan lainnya di mana mereka bisa menciptakan kelompok sosial lain dan belajar keterampilan baru. Ini akan membiasakan anak untuk bersosialisasi dan lebih dapat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan.
68 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
6) Terus memberi perhatian dan memantau keadaan anak Anda dan si penindas. Jika keadaan tidak membaik, hubungi pihak berwenang yang relevan dan dapatkan penyelesaian terhadap masalahnya. Untuk melindungi anak dari perbuatan bullying di lingkungan sekolah perlu adanya optimalisasi
peran
guru
Bimbingan
Konseling dan koordinasi antara guru mata pelajaran, wali kelas dan semua warga sekolah. f. Langkah Sekolah Aman dari Tindak Kriminal 1) Optimalisasi peranan guru, sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih pembimbing, 2)Optimalisasi
Pelaksanaan
Bimbingan
Konseling 3) Optimalisasi Pendidikan Agama 4) Peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak g.
Langkah Sekolah Aman dari Asap Rokok
69 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
1) Membuat aturan larangan merokok di lingkungan
sekolah
(Zero
Smoke
Environment), karena asap rokok dapat merusak kesehatan lingkungan. Dengan alasan asap rokok yang menempel di baju, sofa, karpet, ataupun benda-benda lain yang ada di lingkungan sekitar akan meninggalkan residu racun yang tidak baik apabila dihirup. 2) Melakukan penolakan terhadap iklan, promosi dan kerjasama yang dilakukan oleh perusahaan rokok dalam bentuk apapun,
untuk
keperluan
penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian, rokok menjadi tidak lazim lagi berada di lingkungan sekolah (Denormalisasi Rokok). Kegiatan CSR dari perusahaan rokok sesungguhnya merupakan
bentuk
strategi
untuk
memperluas jaringan bisnis perusahaan rokok tersebut. 3) Memberlakukan billboard,
larangan
reklame,
70 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
adanya
pamphlet
dan
bentuk-bentuk
iklan
lainnya
dari
perusahaan rokok beredar atau dipasang di lingkungan sekolah; 4) Membuat larangan menjual rokok di kantin, toko, koperasi atau bentuk penjualan lain di lingkungan sekolah; 5) Memasang tanda Bebas Asap Rokok / daerah
Bebas
Asap
Rokok
di
lingkungan sekolah; h.
Langkah Sekolah agar Bebas dari Pornografi dan Pornoaksi Upaya pencegahan dan penanggulangan masalah pornografi dan pornoaksi di sekolah : 1) Mengadakan sosialisasi tentang UndangUndang Pornografidan Pornoaksi. 2) Mengadakan razia tas siswa, HP dan buku/majalah baik secara rutin maupun spontanitas. 3) Menyeleksi buku-buku pelajaran dan buku referensi lainnya 4) Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan seperti ceramah keagamaan, . 5) Menggunakan pakaian seragam sekolah sesuai dengan aturan yang ditetapkan.
71 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
72 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
BAB IV PENGORGANISASIAN DAN PELAKSANAAN
A. Struktur Organisasi Gerakan Sekolah Sehat,Ramah dan Aman di Sekolah Untuk melaksanakan Gessra di sekolah, perlu dilakukan pengorganisasian yang melibatkan guru, komite sekolah, dan siswa dengan susunan organisasi minimal terdiri atas: Ketua, Sekretaris, bendahara, dan anggota. B. Tugas Pelaksana Gessra 1. Ketua Ketua Gessra bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasidan monitoring program Gessra. 2. Sekretaris. Sekretaris bertugas .... 3. Bendahara bertugas... 4. Anggota bertugas... C. Rencana Kegiatan Gerakan Sekolah Sehat, Ramah dan Aman (Gessra) 1.
Rencana kegiatan
73 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
Rencana kegiatan Gessra ialah rangkaian dan tahapan kegiatan yang disusun dan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran oleh warga sekolah dan masyarakat sekitarnya.Rencana Kegiatan Gessramerupakan bagian dari Rencana Kerja Sekolah (RKS)/ Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah (RKAS) 2.
Langkah yang perlu ditempuh dalam Kegiatan: a.
Menyusun rencana kegiatan selama 1 tahun yang dapat
dilaksanakanberdasarkan
ketentuan
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku sebagai pedoman kerja; b.
Membahas Rencana Kegiatan tersebut pada rapat pengurus Komite Sekolah untuk dimasukkan ke dalam RKAS.
c.
Rencana Kegiatan sesuai hasil kesepakatan rapat Komite Sekolah dimasukkan pada RKAS.
d.
Mengkoordinasikan program dengan pemangku kepentingan agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik dan lancar;
e.
Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada tim sesuai dengan bidangnya;
f.
Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja tim agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja;
74 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
g.
Menilai prestasi kerja tim berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan karier;
h.
Melaksanakan pengolahan kebersihan, sanitasi dan pengolahan sampah;
i.
Melaksanakan
pembinaan
dan
pemantauan
kebersihan lingkungan; j.
Melaksanakan kerjasama dengan instansi terkait, dunia usaha, dunia industri, institusi lain untuk meningkatkan kebersihan;
k.
Mengevaluasi
pelaksanaan
kegiatanbidang
kebersihan secara keseluruhan; l.
Membuat laporan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya
sebagai
bahan
informasi
dan
pertanggung jawaban kepada lembaga/instansi terkait. 3.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Rencana Kegiatan Kegiatan mengacu pada program, yaitu: a.
Kegiatan yang terkait dengan kegiatan sekolah sehat, meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
75 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
b.
Kegiatan peningkatan mutu dan kepekaantenaga kebersihan terhadap kebiasaan hidup bersih.
c.
Kegiatan pengadaan sarana prasarana kebersihan dengan memperhitungkan aspek keamanan dan keselamatan.
d.
Kegiatan
pembinaan
dan
pembudayaan
lingkungan sekolah Sehat, Ramah, dan Aman. e.
Menggelorakan Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman (Gessra).
4.
Pelaksanaan Kegiatan Gessra di sekolah Dalam
implementasi
kegiatan
Gessra
harus
disosialisasikan kepada guru, pegawai, siswa, komite sekolah, pemangku kepentingan dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Agar pelaksanaan kegiatan Gessradi sekolah dapat berjalan dengan baik dan lancar serta mendapatkan hasil yang optimal, Kepala Sekolah harus membuat pembagian tugas pelaksanaan kepada
Tim
Gessradan
jadwal
pelaksanaan
kegiatannya. Pelaksanaan Gessradi sekolah dan lingkungan sekolah diantaranya : 1.
Kebersihan ruangan-ruangan di sekolah
76 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
a. Setiap ruang disediakan tempat sampah tertutup organik, anorganik, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) b. Jumlah tempat sampah disesuaikan dengan luas ruangan c. Disediakan tampat cuci tangan dengan air yang mengalir, dilengkapi sabun 2.
Kebersihan lingkungan sekolah a.
Setiap 10-20 m disediakan 3 (tiga) tempat sampah organik (biru), anorganik (kuning) dan B3 (merah)
b.
Disediakan gerobak sampah atau alat sejenis untuk pengangkutan sampah
c.
Dihalaman sekolah antara 10-20 m disediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir, dilengkapi sabun.
d.
Dikompleks sekolah menyediakan 3 (tiga) bak sampah permanen yang besar, sampah organik (biru), anorganik (kuning), dan B3 (merah) untuk penampungan sementara
e.
Disediakan gerobak sampah atau sejenisnya
f.
Terdapat fasilitas pengelohan sampah menjadi kompos.
77 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
g.
Terdapat Tanaman perindang dan tanaman hias.
h.
Terdapat Kebun sekolah/apotik hidup
i.
Terdapat pagar sekolah yang terawat
j.
Terdapat Saluran pembuangan air limbah
k.
Terdapat Taman dan Kolam yang terawat
l.
Terdapat
program
3R
(Recycle,
Reduce,
Reuse). 3. Penegakan Peraturan (Law Enforcement) Kepala sekolah bersama-sama dengan warga sekolah harus membuat peraturan tentang Gessra dimasukkan ke dalam peraturan dan tata tertib sekolah. Pemberian hukuman/sanksi yang sifatnya mendidik bagi warga sekolah yang melanggar aturan berkenaan dengan kebersihan (misalnya sanksi/denda bagi warga sekolah yang membuang sampah sembarangan) dapat dilaksanakan sesuai dengan tingkat pelanggarannya, antara lain meliputi: a. Aturan Ketertiban Penggunaan sarana publik secara bersama,
misalnya
peraturan/rambu
pemasangan
larangan
untuk
papan menjaga
kebersihan toilet sebagai sarana publik. b. Penataan Peraturan Pencemaran Lingkungan. 78 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
1) Pembinaan
kesadaran
masyarakat
tentang
pencemaran lingkungan. 2) Melaksanakan himbauan
penyuluhan,
kepada
bimbingan
masyarakat
dan
tentang
pencemaran lingkungan. 4.
Waktu Pelaksanaan. Target
waktu pelaksanaan dimulai
awal tahun
pelajaran, dan berakhir pada akhir tahun pelajaran. 5.
Dana Kegiatan. Pendanaan bersumber dari dana BOS (termasuk BOS daerah) dan sumber lain yang relevan.
79 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
80 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Agar Gerakan Sekolah Sehat, Ramah
dan Aman
berjalan
sesuai dengan rencana, dapat berdaya guna maka perlu pengendalian dan pengawasan. Upaya tersebut melalui monitoring, evaluasi dan pelaporan yang dilakukan oleh Tim Pusat, Provinsi, Kab/kota dan Sekolah. A. Tujuan Tujuan
monitoring,
evaluasi
dan
pelaporan
dalam
pelaksanaan program Gessra adalah untuk mengetahui sejauh mana manfaat maupun keberhasilan dari program yang telah dilaksanakan dan untuk mengetahui kendalakendala,
hambatan-hambatan
dan
penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin terjadi baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian program dari kegiatan yang dilaksanakan.
B. Hasil yang Diharapkan Melalui program monitoring, evaluasi dan pelaporan diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi
81 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
yang berguna untuk menilai alternatif dalam membuat keputusan.
C. Monitoring Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan, pengontrolan atau pengendalian terhadap suatu objek kegiatan yang akan, sedang atau yang sudah dilaksanakan. Agar program Gessra senantiasa sesuai dengan tuntutan/kebutuhan setiap waktu, maka umpan balik dari lapangan sangat diperlukan. Untuk itu perlu diadakan monitoring secara terus menerus, baik terhadap program maupun proses pengelolaan guna penyempurnaan lebih lanjut.
D. Evaluasi Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran hasil yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan Gessra. 1.
Unsur-unsur yang dievaluasi. a. Perubahan tingkat pengetahuan pada umumnya yang berhubungan dengan kesehatan khusunya.
82 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
b. Perubahan sikap dan penghayatan terhadap prinsip dan pola hidup bersih dan sehat. c. Perubahan tingkah laku kebiasaan sehari-hari dan keterampilan dalam melaksanakan prinsip pola hidup bersih dan sehat termasuk peningkatan daya tangkal
terhadap
pengaruh
buruk
kebiasaan
merokok, penyalahgunaan narkoba, serta kepekaan terhadap kebersihan lingkungan. d. Kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan yang telah terjadi pada peserta didik karena adanya pelayanan kesehatan sekolah. e. Perubahan
keadaan
lingkungan
khususnya
lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggal yang
meliputi,
tingkat
kebersihan,
sanitasi,
keindahan, keamanan, ketertiban, dan sebagainya. f. Tingkat keberhasilan maupun ketidak berhasilan pembinaan dan pengelolaan program Gessra. 2. Instrumen Evaluasi. a.
Lingkungan. 1) Pemerikasaan lingkungan rutin
: ..............
Kali 2) Lomba kebersihan kelas Kali 83 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
: ..............
3) Kerja bakti kebersihan
: .............. Kali
4) Sumber air bersih yang berfungsi
: ada/ tidak
ada 5) Tempat pembuangan sampah
: ada/ tidak
ada 6) Peralatan Gessra
: ada/ tidak ada
b. Dampak GessraTerhadap Siswa 1) Kebersihan siswa secara umum
:
baik/sedang/kurang 2) Kesehatan siswa secara umum
:
sehat/kurang sehat 3) Presentasi rata-rata absensi sakit Murid
:
..................% E.
Pelaporan Pelaporan dan penilaian Gessra dapat dilakukan oleh peserta didik dan guru, kemudian hasilnya diserahkan kepada kepala sekolah Pelaporan penilaian terdapat 2 unsur : 1. Unsur pelaporan kavling yang dinilai oleh siswa 2. Unsur pelaporan ruangan-ruangan yang dinilai oleh guru Pelaporan kegiatan GSSA dilakukan oleh :
84 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP
1. Siswa menyerahkan laporan harian hasil penilaian unsur kavling kepada ketua kelompok 2. Ketua Kelompoksiswa menyerahkan laporan harian kepada guru penanggung jawab 3. Guru Penilai Unsur Ruangan menyerahkan laporan harian kepada guru penanggungjawab 4. Guru penanggungjawab merekap laporan harian dari siswa dan guru 5. Hasil rekap nilai dari siswa dan guru diserahkan kepada Tim Gessra setiap minggu 6. Tim
Gessramerekap
laporan
Mingguan
dan
menyerahkan laporannya kepada kepala sekolah setiap bulannya. 7.
Bentuk dan format penilaian dikembangkan oleh sekolah masing-masing.
85 | Pedoman Gerakan Sekolah Sehat, Ramah, dan Aman di SMP