Pria itu ikut terpukul kali ini dengan kenyataan yang begitu menggunjang jiwanya, kenyataan yang selama ini tersembunyi sangat rapat, ia seakan dihantam begitu keras dan telak tepat di hati dan harga dirinya sebagai seorang suami. Ia bersandar ke dinding kamar yang reot itu, tubuhnya yang gagah dan kokoh seketika lemas, wajahnya merah padam dipadu setitik air mata, berulang kali dibacanya surat rahasia itu dengan penuh harap bahwa semua ini adalah kepingan dari mimpi yang masih tersisa semalam. Ia terus meneteskan air mata kekecewaan di balik wajahnya yang kaku, rahangnya dikatupkan
begitu
rapat,
dengan
sisa
kesadarannya ia masih berharap juga bahwa semua ini hanya ilusi namun kenyataan yang sebenarnya
membuat
bibir
pria itu terus 1|Dosa...
gemetar ketika dibacanya setiap kata di dalam surat itu berulang kali. Untukmu, Luna yang tercinta... Ketika aku menyadari aku adalah bagian dari waktu maka aku salah memaknainya. Waktulah bagian dariku, seharusnya. Jika aku adalah waktu maka akan aku ulangi dan memperbaiki segalanya. Ya, aku salah, harusnya waktu adalah bagian dariku dan terserah sedemikan rupa waktu terus berubah namun aku akan menentukan masaku sesuai prioritas
yang
ingin
aku
jalani.
Tentu,
menghabiskannya denganmu. Entah persepsi ini tepat atau tidak menurutmu, aku tidak peduli. Semua kukatakan hanya untuk menumpahkan jenuh, bukan berteori
dan
mendapatkan
tanggapan
lagi.
Dengarkan saja, tidak perlu kau pahami sekarang. Aku mungkin bisa berdamai dengan waktu tetapi tidak terhadap kenyataan. Kau akan setuju 2|Dosa...
denganku karena kenyataan tidak selalu memberikan penawaran sekalipun terdapat pilihan dan pasti konsekuensi dari semuanya adalah sesuatu yang sifatnya seperti sebuah pertaruhan. Kita sudah bertaruh dalam dosa besar untuk cinta terlarang ini tetapi tetap saja kenyataan tidak dapat sepenuhnya bertanggung jawab dan merestui kesejatian dalam rahim cinta ini. Aku lelah, sungguh, kita harus berhenti dari keterikatan dengan kodrat dan badani ini. Aku akan menciptakan dimensi di sisi lain kehidupan dan menjadi murni. Tetapi tak perlu terlalu
menyalahkan
kenyataan
karena
daripadanyalah kau ada, sungguh-sungguh nyata, sungguh-sungguh terasa, dan segala sesuatunya benar-benar terjadi, dapat kurasakan cinta tulusmu meski kita melaluinya dalam rahasia yang akan mereka sebut sebagai aib. Relakan aku kini, sebab aku telah lebih tenang, lebih memilih menyatu dengan misteri cinta dari 3|Dosa...
karunia surga itu. Relakan aku, sebab kau akan mengerti, di dunia ini yang terbaik bagimu bukan berasal dari diriku. Harus aku akui bukan pilihan ini yang aku inginkan, sungguh aku benci, tetapi tidak ada cara lain untuk melawan keterbatasan manusia selain memutuskan kehidupan. Suatu waktu nanti kau akan dapat melupakanku, mungkin membenciku, namun di setiap jengkal tubuh dan bibirmu, di setiap helaan nafasmu dan di atas kulitmu yang menua nanti aku akan selalu menyertaimu sebab akulah waktu, maka terus habiskan hidupmu bersamaku dalam keadaan ini karena semenjak hari ini tak ada satu manusia pun yang akan memisahkan kita. Akulah yang menjadi denyut di jantungmu kini, memutihkan rambutmu apabila kau tua, yang akan menutup matamu dan menjemputmu di ujung usia. Relakanlah aku, sebab semua dosa kita akan aku tebus dengan nyawa kotorku, sebab tidak ada yang lebih sejati dibandingkan cinta yang melawan 4|Dosa...
kehidupan dengan kematian demi seseorang yang dicintai. Aku harap kau dan semua manusia mengerti bahwa cinta yang berada dalam keinginan, hasrat,
dan
pencapaian
adalah
fakta
yang
menjemukan dan bukan menjadi tujuan yang utama. Mencintai, menjaga, dan mempertahankan kelak akan menjadi hal yang lebih sakral. Aku tidak membutuhkan tempat terindah dalam hidupmu untuk menjadi bagian darimu, yang aku mau kau menjadi yang terindah dimana orang lain akan merasakan kehidupan oleh karenamu dan kau akan menjadi bagian terindah dari hidup mereka, bukannya hidup dengan penuh dusta oleh karena diriku. Demi dirimu dan lakukanlah untukku, dan rasa itu. Maaf. Aku bukan yang sempurna. Aku akan menebusmu. Kekasihmu, Samir. 5|Dosa...