GELAR TEKNOLOGI LITBANG KEHUTANAN DAN PENYULUH KEHUTANAN JAWA TENGAH “Sinergitas peneliti dan penyuluh kehutanan untuk peningkatan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat”
Sub Bidang Data, Informasi dan Diseminasi
KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KETEKNIKAN KEHUTANAN DAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN BOGOR, 2012
GELAR TEKNOLOGI LITBANG KEHUTANAN DAN PENYULUH KEHUTANAN JAWA TENGAH “Sinergitas peneliti dan penyuluh kehutanan untuk peningkatan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat”
A. PENDAHULUAN Disemainasi hasil penelitian melalui gelar teknologi merupakan wahana penyebaran IPTEK kepada pengguna
yang selama ini sudah dihasilkan oleh
para peneliti, yang penyampaiannya dengan lugas, sederhana, paraktis dan ekonomis sertan dapat difahami oleh masyarakat. Penyampaian Informasi IPTEK yang dilakukan oleh Badan Litbang ini menjaring relepan dengan program pembangunan yang dilakukan di provinsi Jawa Tengah ini yaitu dengan misi pembangunan melalui masyarakat dengan gerakan membangun desa bersama penyuluh khususnya yang berada di Jawa Tengah. Sinergitas penyuluh sebagai tenaga terdepan dalam memberikan informasi, pengetahuan dan bimbingan kepada masyarakat sebagai pengguna akan menjadi lebih cepat dan tepat. Kerja sama penyuluh dengan pihak Badan Litbang sebagai pendukung, pendamping dan pendorong dalam penyedia IPTEK perlu terus dipelihara dan dibangun secara harmonis sehingga nantinya dapat mencapai sasaran ekonomi masyarakat yang meningkat. Penyampaian hasil Litbang kepada masyarakat menjadi lebih sinergis, berkelanjutan dan dapat difahami terutama dalam sektor kehutanan. Pembangunan kehutanan pada hakekatnya membangun ekonomi masyarakat namun harus diperhatikan kesinambungan antara bahan baku yang tersedia dengan kapasitas, sehingga tidak berdampak negatif masyarakat itu sendiri. Beberapa hasil penelitian ternyata sudah ada dan memjadi IPTEK yang sifatnya aplikatif, solutif dan ekonomis hal ini sangat diperlukan oleh masyarakat, namun selama ini masyarakat belum banyak mengetahuinya oleh sebab itu dalam hal
ini Badan Koordinasi Penyuluh (BAKORLUH) menginisiasi untuk memberikan pembelakan kepada anggotanya untuk
selanjutnya disampaikan kepada
masyarakt. Solutif artinya memberikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi. Aplikatif, harus mudah dilaksanakan semua mengaku kepentingan. Ekonomis, kemanfaatannya harus benar-benar memberikan hasil yang nyata dalam mendukung tumbuhnya ekonomi dan pembangunan. Sri Puryono Mewakili Gubernur Jawa Tengah dalam acara pembukaan Gelar Teknologi
Litbang
Kehutanan
dan
Lokakarya
Pengembangan
Penyuluh
Kehutanan Tahun 2012, berpesan” Peneliti teruslah berkarya dan berkarya menciptakan teknologi
kehutanan bagi kemaslahatan masyarakat dan
keselamatan lingkungan alam hutan kita. Sri Puryono juga mengharapkan agar hasil penelitian dapat dipublikasikan dan disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga dapat dipergunakan semua pihak untuk pengelolaan hutan yang lebih baik. Oleh Karena itu, peran penyuluh kehutanan sangat penting untuk mendiseminasikan hasil penelitian tersebut kepada pengguna. “Para penyuluh, Informasikan Hasil penelitian dengan bahasa yang lugas dan mudah difahami masyarakat, tegas Puryono. Lebih lanjut Puryono mengajak untuk memperkuat sinergitas dan kerjasama antar pihak terkait, agar sumber daya hutan semakin berdaya guna untuk mendukung terwujudnya Hutan lestari dan rakyat sejahtera” Jadikan kegiatan ini sebagai ajang tukar pendapat, mencari jalan terbaik dan solusi bagi penyelesaian masalah kehutanan di Jawa tengah” katanya. Harapan pemerintah provinsi Jawa Tengah tersebut disambut baik oleh Badan Litbang Kehutanan. “Para peneliti kami juga selalu siap untuk mengawal penyelenggaraan pengelolaan hutan” kata Dr. Iman Santoso, selaku Kepala Badan Litbang Kehutanan di Semarang. Badan Litbang Kehutanan sebagai institusi penelitian di bawah Kementerian Kehutanan akan selalu memberi dukungan untuk terwujudnya pengelolaan
hutan yang lestari dan masyarakat sejahtera. “Badan Litbang Kehutanan selalu terbuka dan siap untuk memberikan dukungan IPTEK manakala dibutuhkan, termasuk menyediakan informasi untuk antisipasi terhadap permasalahan kehutanan yang mungkin muncul di kemudian hari tegas Kepala Badan Litbang Kehutanan. Sejalan dengan ajakan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tersebut, Kepala Badan Kehutanan menyatakan untuk mewujudkan sinergitas para pihak tersebut secara berkesinambungan, kegiatan ini harus menjadi proses yang bekelanjutan. Kami berharap akan terjadi interaksi dan komunikasi timbal balik antara peneliti dan penyuluh kehutanan serta pengguna hasil penelitian, sehingga bisa dicapai sinergitas untuk didarmabaktikan bagi kepentingan daerah” kata Dr. Iman Santoso Kegiatan yang dihadiri sekitar 250 peserta penyuluh, kelompok masyarakat, pelaku usaha dan pemda lingkup Provinsi Jawa Tengah tersebut, menyajikan 16 materi IPTEK kehutanan hasil Badan Litbang Kehutanan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendiseminasikan hasil litbang guna memenuhi kebutuhan teknologi di tingkat lapangan. Selain itu juga dimaksudkan untuk menyusun rencana pengembangan penyuluh dalam rangka meningkatkan peran penyuluh kehutanan untuk menunjang keberhasilan pembangunan di sektor kehutanan.
Bapak Dr. Ir. Sri Puryono, KS, MP ketika meresmikan acara Gelar Teknologi, dan Kepala Badan Litbang Kehutanan pada saat penyerahan cinderamata
B. WAKTU, TEMPAT GELAR TEKNOLOGI Pameran dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2012 bertempat diselenggarakan di lobi Horison Lt 9. Semarang dengan tema “Sinergitas peneliti dan penyuluh
kehutanan untuk peningkatan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat”. C. PESERTA GELAR TEKNOLOGI 1. Dinas Kehutanan Kabupaten Blora. 2. Baperluh Kabupaten Temanggung. 3. Baperluh Jawa Tengah. 4. Balai Penelitian Daerah Aliran Sungai Jawa Tengah. 5. PEH Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. 6. Balai Taman Nasional Gunung Merapi. 7. Taman Nasional Karimun Jawa. 8. B4K4K Kabupaten Karang Anyar. 9. Badan Kesejahteraan Daerah Provinsi Jawa Tengah. 10. Distanbunhut Kabupaten Boyolali. 11. Disbunhut Kabupaten Kendal. 12. Asosiasi Tunas Sari Boyolali. 13. Bakorluh Provinsi Jawa Tengah. 14. Dishutbun kabupaten Jepara. 15. Dishutbun Kabupaten Kudus. 16. BPTHH Mataram. 17. BPPHH III Kabupaten Tegal. 18. Dishut Kabupaten Temanggung. 19. BPPTH Bogor. 20. BPPKP Kabupaten Kendal. 21. Distanhut Kabupaten Rembang. 22. BKSDA Jawa Tengah. 23. APKINDO Jawa Tengah. 24. Baperlu Seragen.
25. Distanhutbun Semarang. 26. APKJ Jepara. 27. ASEPI. D. PESERTA PAMERAN 1. Sekretariat Badan Litbang Kehutanan. 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi Alam. 4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Tanaman Hutan. 5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Kehutanan. 6. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan Bogor. 7. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Agroforestry Ciamis. E. AGENDA GELAR TEKNOLOGI 1. Gelaran Umum a. Alat ukur Volume pohon berdiri. b. Teknik Bioinokulasi Gaharu. c. Penyakit Karat Puru dan Cabut Lilin. d. Budidaya Bambu. 2. Gelaran Khusus a. Budidaya lebah madu oleh Drs. Kuntadi, M.Agr. b. Potensi Hibrid Ulat Sutera olehDra. Lincah Andadari. c. Teknik Penangkaran Rusa Timor ole3h Ir. Mariana T, M.Si. d. Teknik Pembuatan Bambu Lamina oleh Ir. IM. Sulastiningsih, M.Sc. e. Produksi Arang dan Cuka Kayu serta Aplikasinya oleh Prof Dr. Gustan Pari, M.Si dan Dra. Sri Komarayati. f. Identifikasi Areal Potensi Banjir dan Tanah Longsor oleh Ir. Paimin, M.ScI. g. Teknik Silvikultur Sengon Laut oleh Ir. Syafari Kosasih, MM. h. Teknik Silvikultur Jabon oleh Ir. Syafari Kosasih, MM. i. Pengembangan Kelembagaan.
j. Kayu dan HHBK sebagai Insentif pengembangan Hutan Rakyat Sengo di Pati. k. Penata Usahaan Pemasaran Kayu rakyat. l. Peranan Hutan Rakyat dalam Mitigasi Perubahan Iklim Sektor Kehutanan.
Prof Dr. Gustan Pari dan Dra. Sri Komarayati sedang memaparkan makalah pada sidang komisi C
3. Pameran Materi yang disampaikan adalah contoh prohuk dan publikasi dari hasil penelitian dari masing masing lembaga riset diantaranya: dari Puskonser, Pusprohut, Puspbijak Pustekolah, BPPTK, BPK Agroforestri, Bakorluh, dll. Contoh Produk yang dipamerkan dari Pustekolah yaitu Contoh produk bamboo lamina, Arang, arang aktif dan aplikasinya, contoh produk Cuka kayu dan Aplikasinya, yang disampaikan melaui penempatan pada boot pameran dan peragaan pada saat penyampaian materi pada siding komisi.
F. RESPON PENGUNJUNG Antusiasme para penyuluh untuk lebih memahami dan mendalami tentang cdara dan proses pembuatan contoh produk yang disajikan pada pemeran cukup baik terbukti dengan banyaknya pertanyaan dan rasa ingin memiliki contoh produk dan publikasi yang dibagikan secara gratis, semua contoh produk yang ditampilkan mendapat perhatian pengunjung dengan dituangkan dengan banyaknya bertanya sebagai berikut: 1. Proses Pembuatan Bambu Saya ingin mengetahui bagaimana proses membuat bamboo lamina mulai dari pemilihan jenis bamboo yang bisa dipakai, yang saya tahu bahwa bambu itu apabila dibelah tidak bisa memiliki ukuran yang sama mulai dari pangkal hingga ujung, apakah ada alat yang bisa dipakai sehingga bisa mendapatkan ukuran belah yang sama kira- kira berapa harga alat tersebut dan dimana bisa saya dapatkan.
Untuk pengeleman bilah bambu perekat
apa yang bagus sehingga tidak mudah lepas hasil pengelemannya, berapa
gram lem yang terpakai untuk mengelem bilah bambu ukuran seperti ini (10 cm x 2 cm x 60cm x 4 permukaan?) 2. Harga bambu lamina untuk satu unit panel pintu. Untuk satu panel bamboo ukuran seperti ini (85 cm x 200cm x 4 cm) berapa kira – kira harganya, apabila dibandingkan dengan pintu panel kayu Jati demgan ukuran yang sama, kira-kira mahal mahal pintu dari kayu jati atau pintu panel dari bambu lamina? Bagaimana ketahanan terhadap serangan Organisme perusak? 3. Cara membuat arang yang selama ini saya kenal yaitu dengan cara pembakaran. kayu yang dikubur di dalam tanah, tetapi saya melihat alat untuk pembuatan arang dari Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan terbuat dari drum. Alat Pembuatan arang ini sepertinya cukup epektif, tetapi bagaimana cara mengoperasikannya, apabila pembuatan arang sudah masak dan ingin menambah kembali agar diperoleh arang yang lebih banyak apa dibongkar berdasarkan arang yang sudah matang dari drum atau ditambah langsung kayu nya secara terus menerus? 4. Cuka Kayu. Bagi kami merupakan sesuatu yang baru, bahwa ternyata asap yang selama ini terbuang percuma itu dapat menjadi sesuatu yang berguna. Dalam peningkatan produksi pertanian di daerah kami ini merupakan bagian yang bisa kami terapkan mengingat bahan baku dan cara pembuatannya tidak sulit, namun untuk mendapatkan hasil yang oftimal dan efektif untuk pencegahan hama itu bagaimana komposisi campurannya berapa cc cuka kayu dan berapa liter air dengan penyemprotan pada situasi bagaimana?. Bagaimana untuk bisa mendapatkan cuka kayu dan berapa harganya.
G. KESIMPULAN Pameran dan Gelar Teknologi diselenggarakan pata tanggal 3 Oktober 2012 di Hotel Horison Semarang telah dilaksanakan, pembukaan secara resmi dilakukan oleh Bapak Dr. Ir. Sri Puryono, KS, selaku wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah bidang kependudukan dan pembangunan daerah Jawa Tengah, berbagai contoh produk, alat hasil rekayasa dan informasi IPTEK berupa publikasi dan pesan sebagai materi pameran
telah disampaikan kepada
pengunjung dan sebaliknya pengunjung telah mengapresiasi terhadap jalannya pameran dengan cukup aman dan tertib.