BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan tahap-tahap proses penelitian yang harus dilakukan sampai pada tahap pembuatan suatu sistem untuk menganalisa gangguan power system di jaringan distribusi. Tahapantahapan tersebut merupakan tahapan dari metode SDLC. Mulai
Investigasi
Analisa
Perancangan
Implementasi
Verifikasi dan Validasi Sistem
Tidak
Mewakili Human Expert?
Ya
Selesai
Gambar 7. Tahapan Proses penelitian
Selanjutnya penjelasan tahapan-tahapan sebagai berikut : 3.1.1. Tahapan Pemeriksaan (Investigation) Tahapan pemeriksaan, meliputi : a. Pemeriksaan sistem yang dijalankan oleh kantor distribusi bagian pelayanan gangguan. b. Pemeriksaan keterangan-keterangan yang harus dilaporkan pelanggan ke operator di bagian pelayanan gangguan untuk mengidentifikasikan posisi gangguan serta jenis gangguan. c. Pemeriksaan tempat dan software yang digunakan untuk menyimpan kasus-kasus lampau maupun kasus-kasus baru. 3.1.2. Tahapan Analisa (Analysis) Tahapan analisa, meliputi : Diskusi dengan pakar sebagai sumber pengetahuan. Pakar yang diwawancarai adalah orang-orang yang pernah bekerja di PT. PLN dan saat ini bekerja sebagai dosen di STT-PLN, Cengkareng. Jakarta Barat, serta operator yang bekerja di bagian pelayanan gangguan, Kantor Distribusi Cabang Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Wawancara tersebut meliputi hal-hal yang mencakup: a. Batasan jaringan distribusi yang sering mengalami gangguan. b. Urutan-urutan tugas yang harus dijalankan oleh petugas lapangan untuk mencari posisi gangguan. c. Solusi yang harus dilakukan oleh petugas lapangan untuk mengatasi gangguan yang terjadi. 3.1.3. Tahapan Perancangan (Design) Tahapan perancangan, meliputi : 1. Akuisisi Pengetahuan Akuisisi pengetahuan yang dilakukan adalah a. Wawancara pakar b. Studi literatur, yaitu mencari beberapa istilah-istilah yang belum pernah di berikan oleh pakar c. Mencari contoh-contoh kasus gangguan di kantor area pelayanan jaringan unit gangguan.
2. Representasi Pengetahuan Fakta dan informasi yang diperoleh dari pakar selanjutnya dirumuskan dan dipresentasikan dengan Metode Case-Based Reasoning (CBR), yaitu metode yang menggunakan kasus-kasus lampau untuk menyelesaikan kasus yang sedang dihadapi.
3. Pengembangan Mesin Inferensi Untuk mengembangkan mesin inferensi, ada beberapa faktor yang harus dilakukan supaya mesin inferensi tersebut dapat bekerja dengan baik, yaitu : a. Penentuan input yang akan digunakan b. Penentuan proses penalaran yang biasa dilakukan oleh seorang pakar
4. Basis Data Dalam perancangan basis data ini di lakukan dalam dua tahapan yaitu dimulai dengan menentukan entity relationship (ER), tahapan berikutnya adalah dengan membuat kamus data.
5. Antar Muka Pemakai Pada tampilan awal antar muka pemakai, dibuat dalam bentuk menu bar, yang bertujuan supaya dapat mempermudah pemakai mengakses sistem tersebut. Tampilan awal tersebut merupakan tampilan utama sistem. Untuk perancangan outputnya, maka sistem yang dikembangkan akan menghasilkan output yang berupa : a. Output Data Kasus, merupakan hasil pencarian kasus-kasus terdahulu b. Output Data Gangguan, merupakan hasil pencarian gangguan diinginkan berdasarkan bobotnya c. Output Gangguan dan Solusi, merupakan hasil pencarian gangguan dan solusi yang diinginkan berdasarkan bobot dari solusinya. d. Output Kasus, sebagai hasil menyimpan kasus baru. e. Output Daftar Gangguan, merupakan hasil untuk memperbaiki atau menambah data gangguan dan solusinya.
3.1.4. Tahapan Implementasi (Implementation) Dalam pengembangan sistem, akan dibuat sebuah program aplikasi dengan menggunakan bahasa program VB.Net untuk membuat tampilan antarmuka dan SQL untuk pengembangan query sistem. Sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki 4 kemampuan dasar yaitu retrieve, reuse, revise dan retain. Dengan 4 kemampuan tersebut sistem mampu melakukan proses konsultasi dan pengembangan terhadap basis pengetahuan.
3.1.5. Tahapan Verifikasi dan Validasi Sistem Dalam melakukan pengujian sistem, harus memperhatikan apakah sistem yang dihasilkan sudah mewakili Human Expert atau belum, dengan cara melakukan verifikasi, validasi serta mengujikan sistem tersebut ke pakar. Verifikasi dan validasi sistem yang dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan oleh pakar dari PLN, operator di unit gangguan dan petugas lapangan gangguan listrik.
3.2. Data dan Alat Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan gangguan tenaga listrik, data lokasi gangguan, jenis gangguan, penyebab gangguan dan solusi gangguan. Adapun alat yang digunakan untuk mendukung pengembangan perangkat lunak sistem pakar ini antara lain seperangkat komputer yang memiliki spesifikasi hardware, diantaranya prosessor Intel Pentium 4, 1.7 GHz, memori 512 MB, HDD 80 GB. Perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan sistem antara lain bahasa pemrograman VB.Net untuk pengembangan antarmuka sistem dan SQL untuk pengembangan query sistem.
3.3. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu di Kantor Distribusi PLN Cabang Cengkareng Jakarta Barat dan Laboratorium Pascasarjana Departemen Ilmu Komputer IPB. Penelitian dilakukan mulai Maret 2007 sampai Oktober 2007 di Kantor Distribusi
PLN Cabang Cengkareng Jakarta Barat. Proses pengembangan dan dokumentasi sistem dilakukan di Laboratorium Pascasarjana Departemen Ilmu Komputer IPB.