Sekali lagi dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa perbandigan kurva produksi metode modifikasi Boberg-Lantz dengan data lapangan berpola mendekati. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan kenaikan produksi sebelum waktu puncak produksi berpola mendekati dengan kecenderungan kenaikan produksi pada data produksi sumur ADA#35. Akan tetapi pada saat waktu puncak produksi telah terlampaui terjadi penurunan produksi yang sangat tajam, hal ini disebabkan banyak energi panas yang hilang bersamaan terproduksinya fluida produksi. Apabila dilihat dari hasil kumulatif produksi yang ditunjukkan pada Gambar 10 terdapat perbedaan yang cukup besar. Kumulatif produksi dengan menggunakan metode modifikasi Boberg-Lantz diperoleh sebesar 9705 bbl selama 86 hari, sedangkan kumulatif produksi data sumur ADA#35 sebesar 7175 bbl. Hasil yang diperoleh dengan perhitungan metode modifikasi BobergLantz lebih besar daripada data lapangan.
Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi BobergLantz pada sumur ADA#22 Perbandingan kumulatif produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi pada sumur ADA#22 ditunjukkan pada Gambar 12. Dapat dilihat bahwa hasil perhitungan metode modifikasi Boberg-Lantz yaitu, kumulatif produksi pada data lapangan sebesar 4287 bbl, sedangkan kumulatif produksi dari hasil perhitungan dengan metode modifikasi BobergLantz sebesar 1906 bbl selama 79 hari. Dengan perbedaan sebesar ini disebabkan pada proses injeksi uap terjadi kebocoran sehingga validasi antara data lapangan dan metode modifikasi Boberg-Lantz tidak dapat digunakan.
Gambar 10. Perbandingan kumulatif produksi sumur ADA#35 antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg-Lantz Dari Gambar 11 dapat dilihat bahwa perbandingan kurva produksi metode modifikasi tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh pada data produksi sumur ADA#22 di lapangan. Waktu puncak produksi dengan menggunakan metode modifikasi Boberg-Lantz dicapai pada saat hari keenam produksi. Sedangkan pada data sumur di lapangan diperoleh waktu puncak produksi pada hari ke-33 produksi. Hal ini disebabkan pada sumur ADA#22 terjadi kebocoran pada saat injeksi sehingga pada saat proses perendaman (soaking) tidak tercapai. Akibat yang ditimbulkan dari kebocoran ini adalah terjadi pemanasan lapisan pasir produksi yang tidak seragam, sehingga asumsi yang digunakan pada metode BobergLantz tidak pernah tercapai.
Djabaruddin, 12203042 Sem1 2007/2008
Gambar 12. Perbandingan kumulatif produksi sumur ADA#22 antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg_Lantz IV. SENSITIVITAS METODE MODIFIKASI BOBERG-LANTZ Selanjutnya metode modifikasi Boberg-Lantz dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana perubahan yang dihasilkan pada laju produksi karena pengaruh perubahan masukan. Sensitivitas yang dilakukan dengan menggunakan data lapangan sumur ADA#32. Alasan penggunaan data sumur ADA#32 adalah proses stimulasi injeksi uap telah berhasil dan menghasilkan data laju produksi sumur yang berpola hampir mendekati dengan hasil peramalan laju produksi dengan menggunakan metode modifikasi BobergLantz. Data sumur ADA#32 dapat dilihat pada Lampiran A.
11
Uji sensitivitas dilakukan terhadap beberapa masukan sebagai berikut: Uji sensitivitas terhadap massa uap yang diinjeksikan Uji sensitivitas terhadap Productivity Index (PI) sebelum stimulasi Uji sensitivitas terhadap viskositas minyak sebelum stimulasi Uji sensitivitas jumlah lapisan pasir Uji sensitivitas terhadap jari-jari pengurasan sumur Uji sensitivitas terhadap waktu injeksi Uji sensitivitas terhadap faktor skin (kerusakan sumur) sebelum stimulasi Uji sensitivitas terhadap Water-Oil Ratio Uji sensitivitas terhadap temperatur reservoir Uji sensitivitas terhadap ketebalan formasi 4.1 Uji Sensitivitas Massa Uap Perubahan massa uap yang diinjeksikan dikonversi terlebih dahulu ke dalam satuan energi dengan faktor pengali 886 Btu/lb. Plot hasil berbagai macam harga massa uap ditunjukkan pada Gambar 13. Dapat dilihat pada Gambar 13 bahwa pengaruh perubahan massa uap sangat besar. Perubahan yang terlihat sangat besar terjadi antara massa uap 1 bbtu dengan massa uap 1.5 bbtu. Di antara harga kedua massa uap tersebut terjadi penurunan laju produksi maksimum dari sekitar 49 bopd menjadi 7 bopd, sepertujuh kali perubahannya. Akan tetapi semakin besar harga massa uap pengaruh perubahan terhadap laju produksi maksimum tidak terlalu besar dan kecenderungan laju produksi lebih datar. Peningkatan massa uap sebesar 50% akan mempengaruhi penurunan laju produksi sebesar 0.03 – 52%. Harga penurunan yang relatif besar hanya terjadi pada kisaran harga massa uap 1 – 1.5 BBTU.
harga WOR (water oil ratio). Sehingga reservoir akan semakin banyak mengandung jumlah air daripada jumlah minyak itu sendiri dan mengakibatkan saturasi air lebih besar daripada saturasi minyak. Apabila saturasi air lebih besar daripada saturasi minyak, akan terjadi produksi minyak yang lebih kecil, karena mobilitas dari air lebih tinggi dan kecenderungan air menghalangi minyak untuk terproduksi. Optimisasi produksi dapat dilihat pada Gambar 14. Pengaruh yang dilihat pada Gambar 13 adalah semakin besar massa uap akan semakin lama waktu puncak produksi yang dicapai oleh reservoir tersebut. Hal ini disebabkan oleh semakin besar massa uap yang diinjeksikan maka semakin besar juga energi yang dibawa oleh uap itu sendiri. Pengaruh energi yang dibawa oleh massa uap akan mempengaruhi besarnya harga jari-jari pemanasan. Semakin besar massa uap maka semakin besar juga harga jari-jari pemanasan. Semakin jauh jari-jari pemanasan yang terinvasi maka akan lama pengaruh batas area pemanasan tersebut terhadap laju produksi. Dapat dilihat pada Gambar 14 bahwa produksi optimum dicapai pada massa uap yang diinjeksikan sebesar 5 BBTU, setara dengan menginjeksikan uap sebesar 16,123 BCWE (Barrel Cold Water Equivalent). Kumulatif produksi yang dicapai adalah 2726 Bbls. Peningkatan jumlah massa uap yang diinjeksikan ke dalam sumur akan mempengaruhi kumulatif produksi berkisar antara 0.04 – 6.5%. Harga kisaran sebesar itu menunjukkan bahwa perolehan minyak kumulatif akan mempengaruhi harga kumulatif produksi. Kajian optimisasi produksi ini berdasarkan kumulatif produksi yang diperoleh.
Gambar 14. Plot optimisasi produksi dengan sensitivitas besarnya massa uap yang diinjeksikan
Gambar 13. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai harga massa uap yang diinjeksikan Pengaruh ini memperlihatkan perilaku reservoir. Perilaku yang terjadi adalah reservoir telah terjenuhi oleh banyaknya jumlah uap yang diinjeksikan di reservoir dan akan meningkatkan
Djabaruddin, 12203042 Sem1 2007/2008
4.2 Uji Sensitivitas Productivity Index (PI) Pengaruh sensitivitas besarnya harga Productivity Index (PI) ditunjukkan pada Gambar 15. Pengaruh semakin besarnya harga Productivity Index (PI) maka akan memperbesar harga laju produksi maksimum yang diperoleh. Peningkatan terlihat lebih besar adalah pada harga PI yang relatif kecil. Peningkatan laju produksi maksimum yang diperoleh pada kenaikan harga PI 0.1 ke 0.2 sebesar 90%, hampir dua kali lipat. Akan tetapi
12
besarnya kenaikan ini semakin menurun apabila harga PI semakin besar. Bahkan kenaikan harga PI sebesar 0.1 hanya dapat menaikkan laju produksi sebesar 5-10%.
tersebut termasuk ke dalam range harga yang didapatkan di laboratorium. Dapat dilihat pada Gambar 16 bahwa pengaruh besarnya harga viskositas semakin besar akan menurunkan laju produksi maksimum berkurang. Pada Gambar 16 dapat dilihat bahwa kenaikan viskositas tidak ada pengaruhnya terhadap kumulatif produksi minyak, tetapi mempengaruhi besarnya laju produksi maksimum.
Gambar 15. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai harga Productivty Index (PI) Pengaruh besarnya harga Productivity Index akan mempengaruhi harga kumulatif produksi. semakin besar harga PI (Productivity Index) maka akan semakin besar juga kumulatif produksi yang diperoleh. Pengaruh yang sangat besar terjadi pada harga PI yang relatif kecil, dapat dilihat bahwa kenaikan harga PI dari 0.1 menjadi 0.2 akan mengakibatkan kenaikan kumulatif produksi yang diperoleh sebesar 78%. Sedangkan kenaikan harga PI yang relatif besar hanya membawa pengaruh kenaikan kumulatif produksi berkisar 8-20%. Namun, kenaikan harga PI tidak menyebabkan perubahan pada waktu puncak produksi, sehingga berapa besar pun harga PI maka tidak akan menyebabkan perubahan waktu puncak produksi. Perubahan harga PI yang semakin besar akan menyebabkan semakin cepat juga periode waktu produksi yang dicapai. Sehingga hal ini mengakibatkan waktu produksi karena efek pemanasan uap semakin cepat. 4.3 Uji Sensitivitas Viskositas Minyak Pengaruh besarnya sensitivitas harga viskositas ditunjukkan pada Gambar 16. Pengaruh besarnya viskositas sebenarnya akan mempengaruhi juga besarnya harga PI (Productivity Index). Asumsi pada pembahasan sebelum bahwa produksi minyak dengan menggunakan metode BobergLantz merupakan aliran radial steady-state, maka digunakan persamaan Darcy. Persamaan Darcy mendefinisikan PI sebagai fungsi dari viskositas minyak. Hubungan kedua parameter ini adalah berbanding terbalik. Semakin besar harga viskositas maka akan menyebabkan harga PI semakin kecil, dan begitu sebaliknya. Apabila kita mengubah harga viskositas sebesar dua kali lipatnya maka perubahan harga PI juga menjadi setengah kali lipatnya. Dalam pembuatan hargasensitivitas viskositas terhadap laju produksi hanya berkisar pada viskositas minyak sebesar 324 cp. Hal ini disebabkan kisaran harga viskositas
Djabaruddin, 12203042 Sem1 2007/2008
Gambar 16. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai harga viskositas minyak Pengaruh kenaikan viskositas tidak mempengaruhi besarnya waktu puncak produksi. Hal ini disebabkan temperatur rata-rata mendekati harga temperatur reservoir awalnya. 4.4 Uji sensitivitas Jumlah Lapisan Pasir Pengaruh besarnya sensitivitas jumlah lapisan pasir produksi yang terkena imbas stimulasi injeksi uap ditunjukkan pada Gambar 17. Pengaruh besarnya jumlah lapisan pasir akan mengakibatkan pengaruh terhadap besarnya ketebalan rata-rata tiap-tiap lapisan pasir. Setiap perubahan pada ketebalan rata-rata tiap-tiap lapisan pasir akan mempengaruhi harga Productivity Index (PI).
Gambar 17. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai jumlah lapisan pasir Dapat dilihat pada Gambar 17 bahwa semakin besar jumlah lapisan pasir akan semakin kecil harga laju maksimum produksi yang dicapai. Kenaikan jumlah lapisan pasir sebesar 100% akan
13
mengakibatkan penurunan laju produksi maksimum yang dicapai berkisar antara 2-11 %. Sedangkan kumulatif produksi yang diperoleh berkisar antara 0.5-2.2%. Angka ini menunjukkan bahwa kenaikan jumlah lapisan pasir hampir tidak mempengaruhi kumulatif produksi akan tetapi hanya memperngaruhi besarnya laju produksi maksimum. 4.5 Sensitivitas Jari-Jari Pengurasan Sumur Pengaruh besarnya sensitivitas harga jari-jari pengurasan sumur re ditunjukkan pada Gambar 18. Pengaruh besarnya harga jari-jari pengurasan sumur akan mempengaruhi besarnya harga PI (Productivity Index). Semakin besar harga jari-jari pengurasan sumur maka akan mengakibatkan penurunan harga Productivity Index. Pengaruh penurunan harga PI akan mengakibatkan penurunan harga laju produksi.
4.6 Uji Sensitivitas Waktu Injeksi Pengaruh besarnyawaktu injeksi ditunjukkan pada Gambar 19. Pengaruh besarnya waktu injeksi berpengaruh terhadap besarnya jari-jari pemanasan. Hubungan besarnya waktu injeksi dengan jari-jari pemanasan adalah berbanding terbalik sesuai dengan persamaan 3. Dapat dilihat pada Gambar 19 bahwa pengaruh besarnya waktu injeksi uap akan mempengaruhi besarnya waktu produksi puncak. Pengaruh yang diakibatkan waktu injeksi tidak terlalu signifikan terhadap perubahan waktu puncak produksi. Tapi sensitivitas waktu injeksi terhadap waktu puncak produksi cukup berarti walaupun tidak signifikan. Hal ini disebabkan pengaruh waktu injeksi terhadap jauhnya jari-jari pemanasan yang diinvasi. Peningkatan waktu injeksi sebesar 100% akan mempengaruhi laju produksi maksimum berkisar antara 0.15-11%. Kisaran perbedaan harga sebesar 0.15-11% sangat besar. Angka ini menunjukkan bahwa pengaruh waktu injeksi terhadap laju produksi maksimum sangat beragam. Pengaruh peningkatan waktu injeksi akan mempengaruhi besarnya kumulatif produksi. Peningkatan waktu injeksi sebesar 100% akan mengakibatkan peningkatan kumulatif produksi berkisar antara 0.6-1.3%. Angka sebesar ini menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang signifikan terhadap perubahan kumulatif produksi.
Gambar 18. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai harga jari-jari pengurasan sumur Dapat dilihat pada Gambar 18 pengaruh besarnya harga jari-jari pengurasan sumur. Semakin besar jari-jari pengurasan sumur maka akan mengakibatkan penurunan harga laju produksi maksimum. Terjadi penurunan yang drastis sekitar 50% antara re 24 ft dengan re 100 ft. selanjutnya perubahan secara wajar terlihat pada kenaikan jari-jari pengurasan sumur setiap dua kali lipatnya di atas 100 ft. Perubahan yang terjadi setiap kenaikan jari-jari pengurasan sumur dua kali lipatnya mengakibatkan penurunan laju produksi sebesar 1-17%. Pengaruh kenaikan jari-jari pengurasan sebesar dua kali lipatnya akan mengakibatkan penurunan kumulatif produksi sebesar 0.04-6%. Angka ini menunjukkan bahwa kenaikan jari-jari pengurasan tidak signifikan mempengaruhi besarnya kumulatif produksi. Dilihat dari segi pengaruhnya, ada baiknya apabila menginjeksikan uap dengan metode Huff & Puff menggunakan sumur-sumur berpola. Semakin baik pola sumur, semakin kecil harga jari-jari pengurasan sumur (re) maka akan memperbesar laju produksi maksimum yang dicapai.
Djabaruddin, 12203042 Sem1 2007/2008
Gambar 19. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai harga waktu injeksi uap Dapat dilihat pada Gambar 20 bahwa laju produksi optimum didapatkan pada saat waktu injeksi sebesar 10 hari. Laju produksi maksimum yang diperoleh sebesar 43 BOPD. Sedangkan kumulatif produksi yang diperoleh sebesar 2090 bbls. Kajian optimisasi produksi berdasarkan laju produksi maksimum.
14
Gambar 20. Plot optimisasi produksi dengan sensitivitas besarnya waktu injeksi uap.
4.8 Uji Sensitivitas Water-oil ratio Pengaruh besarnya sensitivitas water-oil ratio terhadap produksi minyak ditunjukkan pada Gambar 22. Pengaruh besarnya water-oil ratio (WOR)prod yang terproduksi mengakibatkan laju panas yang hilang bersamaan dengan terproduksinya fluida produksi akan semakin besar. Pengaruh besarnya laju panas yang hilang bersamaan dengan terproduksinya fluida produksi akan mengakibatkan besarnya pengaruh penurunan temperatur rata-rata selama waktu produksi.
4.7 Uji Sensitivitas Faktor Skin Pengaruh besarnya sensitivitas faktor skin (kerusakan sumur) ditunjukkan pada Gambar 21. Pengaruh besarnya faktor skin akan memperngaruhi besarnya nilai Productivity Index (PI) sebelum stimulasi injeksi uap. Sehingga mempengaruhi harga laju produksi minyak. Dapat dilihat pada Gambar 21 bahwa pengaruh kenaikan harga faktor skin akan mempengaruhi besarnya laju produksi maksimum. Kenaikan harga faktor skin sebesar dua kali lipatnya hanya akan meningkatkan laju produksi maksimum berkisar antara 0.07-13%. Terlihat jelas perbedaan yang sangat besar terjadi antara harga laju produksi maksimum sumur yang tidak mengalami kerusakan dengan sumur yang mengalami kerusakan. Hal ini ditunjukkan dengan harga faktor skin 0 dengan faktor skin 10. Sedangkan sumur yang mempunyai kenaikan faktor skin dua kali lipatnya tidak signifikan mempengaruhi harga laju produksi maksimum. Kenaikan faktor skin hanya mengakibatkan kenaikan kumulatif sbesar 0.01-1%. Angka ini menunjukkan bahwa kenaikan faktor skin 100% tidak signifikan mempengaruhi harga kumulatif produksi. Faktor skin yang diijinkan pada metode modifikasi Boberg-Lantz hanya terbatas pada -4 – 108. Hal ini disebabkan perhitungan software yang terbatas.
Gambar 21. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai harga faktor skin
Djabaruddin, 12203042 Sem1 2007/2008
Gambar 22. Sensitivitas metode modifikasi Boberg-Lantz terhadap berbagai harga water-oil ratio Dapat dilihat pada Gambar 22 bahwa pengaruh kenaikan harga water-oil ratio akan mempengaruhi besarnya laju produksi maksimum. Semakin besar harga water-oil ratio maka semakin kecil harga laju produksi maksimum. Peningkatan harga water-oil ratio sebesar 200% akan mengakibatkan penurunan laju produksi maksimum berkisar 1.4-1.7%. Angka sebesar ini menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh yang signifikan peningkatan water-oil ratio terhadap laju produksi maksimum. Peningkatan water-oil ratio akan mempengaruhi besarnya kumulatif produksi. Semakin besar harga water-oil ratio akan mengakibatkan semakin kecil harga kumulatif produksi. Peningkatan water-oil ratio sebesar 200% akan megakibatkan penurunan kumulatif produksi berkisar antara 3-13%. Angka ini menunjukkan bahwa peningkatan water-oil ratio cukup signifikan berpengaruh terhadap penurunan kumulatif produksi. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva pada Gambar 22 untuk masing-masing harga water-oil ratio. Semakin besar harga water-oil ratio maka semakin tajam gradien penurunan laju produksi. 4.9 Uji Sensitivitas Temperatur Reservoir Pengaruh besarnya sensitivitas temperatur reservoir ditunjukkan pada Gambar 23. Pengaruh besarnya temperatur reservoir akan mempengaruhi besarnya viskositas minyak. Hubungan kedua parameter ini adalah berbanding
15