MAKALAH
Fungsi Sosiologi dalam Pendidikan Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah :
SOSIOLOGI PENDIDIKAN Dosen :
Dr. H. Thomas Widodo
Disusun oleh :
KELOMPOK IV Ajiz Sulaeman Eka Haryanti Eko Santoso Hilmiyati
072125020 072115026 072115027 072115033
UNIVERSITAS PAKUAN PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN BOGOR 2015
“Mereka mungkin bisa lupa apa yang anda katakan, tapi mereka tak kan pernah melupakan perasaan yang anda timbulkan dalam hati mereka” Abdul Majid, S.Ag.,M.Pd.
SOSIOLOGI PENDIDIKAN Fungsi Sosiologi dalam Pendidikan Oleh : KELOMPOK IV Ajiz Sulaeman (072125020) Eka Haryanti (072115026) Eko Santoso (072115027) Hilmiyati (072115033)
PENDAHULUAN Pendidikan sebagai upaya sadar yang dilakukan untuk memberikan pengaruh terhadap peserta didik sebagaimana tujuan yang diinginkan, selain cakupan materi ajar yang terprogram, pemahaman tentang kondisi siswa dan lingkungan belajar menjadi kajian yang tentunya harus diperhatikan oleh setiap pendidik dalam rangka mencapai tujuan akhir dari sebuah proses pendidikan yaitu memanusiakan manusia dan menyiapkan setiap generasi baru untuk menghadapi kehidupannya saat ini dan kelak saat mereka dewasa. Dalam pelaksanaannya pendidikan menjadi sebuah aktifitas sosial antara orang dewasa dan anak-anak, dan bahkan antara teman sebayanya yang dengannya terjadi sebuah pengalaman belajar yang berkontribusi dalam proses tumbuh kembang pengetahuan dan kepribadian peserta didik. Pendidikan merupakan piranti pokok yang dipilih untuk memberikan perhatian, bimbingan dan arahan kepada anak didik. Hal tersebut lebih terlihat jelas manakala rumusan pendidikan secara konsepsional ditujukan untuk memenuhi kebutuhan anak didik. Hal terakhir inilah yang kemudian menjadi salah satu prinsip pokok dalam proses pendidikan dan pengajaran. Berkenaan dengan upaya memenuhi kebutuhan anak didik, ada beberapa asumsi mendasar yang perlu dipahami tentang anak didik, yaitu sebagai berikut : 1. Anak didik bukan miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa;
2. Anak didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya. Implikasinya dalam pendidikan adalah bagaimana proses pendidikan itu dapat disesuaikan dengan pola dan tempo serta irama dan perkembangan anak didik. 1 Durkheim, memandang bahwa pendidikan adalah suatu fakta sosial (sosial fact). Oleh karena itu, pendidikan menjadi objek studi sosiologi. Fakta sosial, menurut pendapat Durkheim, memiliki ciri-ciri utama, yaitu : Pertama¸ia berada di luar individu, tidak menyatu dalam individu. Karena berada di luar individu, fakta sosial bersifat langgeng. Artinya fakta sosial telah ada sebelum individu lahir dan tetap ada walaupun individu telah meninggal. Contoh fakta sosial adalah agama, adat, bahasa, dan pendidikan. Pendidikan telah ada sebelum kita lahir dan tidak akan berhenti karena kita meninggal. Kedua, memiliki daya paksa terhadap individu untuk melaksanakan dan menaatinya. Anda merasa wajib untuk berpendidikan, agar anda bisa adaptasi dengan yang lain. Anda merasa wajib menggunakan bahasa tertentu agar anda dapat berkomunikasi dengan orang lain. Ketiga, fakta sosial tersebar di kalangan warga masyarakat. Fakta ini milik masyarakat. Contohnya pendidikan, sebagai fakta sosial, ia tersebar di masyarakat dan masyarakat merasa memilikinya. Selanjutnya, Durkheim berpendapat bahwa ketika pertama kali lahir, anda belum berpengetahuan, tidak mampu berbahasa, dan belum bisa berbuat apa-apa. Untuk bisa bertahan hidup, anda harus mempelajari segala hal yang anda perlukan dari lingkungan anda. Makanya, anda kata Durkheim, dibentuk oleh lingkungan atau masyarakat anda menjadi makhluk sosial. Sebelumnya anda bukan makhluk sosial. Proses yang mengubah anda dari bukan mahkluk sosial menjadi makhluk sosial disebut proses sosialisasi. 2 Melalui kajian di atas, penulis memandang bahwa dalam aktifitas pendidikan terjadi sebuah upaya pembentukan generasi dalam hal ini peserta didik untuk menjadi bagian dari sebuah tatanan masyarakatnya. Peserta didik diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara individu maupun sebagai bagian dari masyarakat sosial dan memiliki pola prilaku yang diharapkan pada lingkungan masyarakatnya. 1
Mahmud dan Tedi Priatna, Kajian Epistimologi, sistem dan pemikiran tokoh pendidikan Islam,Bandung, Azkia Pustaka Utama,2008 hal 128 2 Mahmud,Model-model analisis sosiologi pendidikan,Spektrum Pendidikan Islam,Bandung,Azkia Pustaka Utama, 2008 hal 39-40
Dalam pelaksanaannya, upaya pendidikan tersebut dilakukan secara formal dalam sebuah lembaga pendidikan formal. Karenanya, setiap pendidik dituntut memahami bagaimana fungsi sosiologi dalam pendidikan. Hal ini yang kemudian akan dibahas dalam makalah ini yang penulis susun secara kelompok sebagai bagian tugas mata kuliah sosiologi pendidikan pada program pasca sarjana jurusan administrasi pendidikan Universitas Pakuan Bogor.
KAJIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN SOSIOLOGI
Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sosiologi berasal dari kata “socius” yang berarti kawan atau teman dan “logis” yang berarti ilmu. Secara harfiah sosiologi dapat dimaknai sebagai ilmu tentang perkawanan atau pertemanan. Istilah sosiologi diperkenalkan pertama kali oleh August Comte (1798-1857) pada abad ke-19. istilah ini dipublikasikan melalui tulisannya yang berjudul “Cours de Philosophie Positive”.
Sosiologi, oleh Comte dikatakan sebagai ilmu tentang masyarakat secara ilmiah. Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang lahir pada saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan. Pitirim Sorokim (dalam Soekamto, 1999) menjelaskan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai: pertama, hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejalagejala sosial, misalnya gejala ekonomi dengan agama, pendidikan dengan ekonomi, agama dengan pendidikan, pendidikan dan politik. Kedua, hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial, misalnya gejala biologis, geografis, iklim dan sebagainya. Ketiga, ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
Sosiologi dapat digolongkan pada salah satu bentuk ilmu pengetahuan (sosial) atau sosial science. Oleh karena itu, Sosiologi juga mempunyai beberapa unsur pokok yaitu :
Pengetahuan (knowledge)
Tersusun secara sistematis
Menggunakan pemikiran
Dapat dikontrol atau dikritisi oleh orang lain
SOSIOLOGI MENURUT PARA AHLI : 1. AUGUST COMTE Sosiologi adalah Suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah. 2. MAX WEBER Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang tindakan sosial atau perilaku-perilaku manusia 3. EMILE DURKHEIM Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial yaitu faktafakta atau kenyataan yang berisikan cara bertindak, cara perpikir dan cara merasakan sesuatu. 4. SELO SOEMARDJAN & SOELAEMAN SOEMARDI Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. 5. SOERJONO SOEKANTO Sosiologi adalah Ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.
OBJEK KAJIAN SOSIOLOGI Adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar manusia tersebut didalam masyarakat. Jadi pada dasarnya sosiologi mempelajari masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok yang dibangunnya. Sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal-usul pertumbuhannya serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotanya
B. PENGERTIAN SOSILOGI PENDIDIKAN Sosiologi pendidikan tersusun dari dua kata, yakni sosiologi dan pendidikan. Secara etimologi kedua kata ini mempunyai maksud yang berbeda, namun dalam sejarah hidup dan kehidupan manusia seiring dengan berkembangnya budaya dan peradaban, keduanya mempunyai makna yang tak terpisahkan. Terutama dalam sistem memberdayakan manusia, dimana sampai saat ini memanfaatkan pendidikan sebagai instrument pemberdayaan tersebut.
Kenyataan sosial menunjukkan suatu perubahan yang terjadi begitu cepat dalam masyarakat. Perubahan sosial yang cepat tersebut terjadi di abad ke-19, sebagai akibat revolusi industri di Inggris. Akibat perubahan tersebut menurut Mc. Kee (dalam Faisal, tanpa tahun) menyebabkan terjadinya apa yang dinamakan keterkejutan intelektual kelompok cerdik pandai yang salah satu diantaranya adalah para sosiolog.
Lester F. Ward dapat dikatakan sebagai pencetus gagasan timbulnya studi baru tentang Sosiologi Pendidikan. Gagasan tersebut muncul dengan idenya
tentang evolusi sosial yang realistik dan memimpin perencanaan kehidupan pemerintahan (Vembriarto, 1993). John Dewey (1859-1952) secara formal dikenal sebagai tokoh pertama yang melihat hubungan antara pendidikan struktur masyarakat dari bentuk semulangan yang masih bersahaja. Secara formal, pada tahun 1910 Henry Suzzalo memberi kuliah Sosiologi Pendidikan di Teachers College University Columbia (Vembriarto, 1993). Pada tahun 1913, Emlie Durkheim telah memandang pendidikan sebagai suatu “sosial thing” (Ikhtiar sosial). Payne (1928) menjelaskan bahwa Sosiologi Pendidikan merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang menjadi alat (mean) untuk mendeskripsikan dan menjelaskan institusi, kelompok sosial, dan proses sosial yang merupakan hubungan sosial di dalamnya individu memperoleh pengalaman yang terorganisasi.
Para sosiolog hampir sepakat bahwa sosiologi pendidikan adalah cabang atau bagian ilmu sosiologi yang memusatkan perhatiannya dalam mempelajari struktur dan organisasi pendidikan berikut proses sosial yang ada di dalamnya. 3
Secara konvensional, dibedakan dua tipe penting sosiologi pendidikan; sosiologi pendidikan mikro dan soisologi pendidikan makro.
Sosiologi pendidikan mikro, menyelidiki berbagai pola pikiran dan perilaku yang muncul dalam kelompok-kelompok pendidikan terbatas. Para sosiolog mikro menelaah gaya komunikasi verbal dan nonverbal dalam hubungan 3
Mahmud,Model-model analisis sosiologi pendidikan,Spektrum Pendidikan Islam,Bandung,Azkia Pustaka Utama, 2008 hal 37
sosial secara perseorangan dalam lingkungan pendidikan tertentu, integrasi kelompok, perkawanan, dan pengaruh keanggotaan seseorang.
Sosiologi pendidikan makro, mempersembahkan segala usahanya untuk berbagai pola sosial manusia pendidikan dalam skala besar. Sosiolog pendidikan makro memusatkan perhatiannya pada manusia pendidikan sebagai keseluruhan dan berbagai unsur pentingnya, seperti ekonomi, sistem politik, pola kehidupan keluarga, dan bentuk sistem keagamaannya. Juga sosiologi pendidikan makro memusatkan perhatiannya padajaringan kerja pendidikan dari berbagai masyarakat yang saling berinteraksi. 4
DEFINISI SOSIOLOGI PENDIDIKAN MENURUT PARA AHLI: 1. F.G. Robbins, Sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika
yakni
proses
sosial
dan kultural,
proses
perkembangan kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
4
Mahmud,Model-model analisis sosiologi pendidikan,Spektrum Pendidikan Islam,Bandung,Azkia Pustaka Utama, 2008 hal 38
2. H.P. Fairchild Dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.
3. Prof. DR S. Nasution,M.A., Sosiologi Pendidikan adalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui caracara
mengendalikan
proses
pendidikan
untuk
mengembangkan
kepribadian individu agar lebih baik.
4. F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan
sosial
yang
mempengaruhi
individu
untuk
mendapatkan serta mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.
5. E.G Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.
6. Drs. Ary H. Gunawan,
Sosiologi
Pendidikan
memecahkan
ialah
masalah-masalah
ilmu
pengetahuan
pendidikan
dengan
yang
berusaha
analisis
atau
pendekatan sosiologis. Dari beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sosiologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek pendidikan, baik itu struktur, dinamika, masalah-masalah pendidikan, ataupun aspek-aspek lainnya secara mendalam melalui analisis atau pendekatan sosiologis.
C. FUNGSI SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Sosiologi Pendidikan di dalam menjalankan fungsinya untuk menelaah berbagai macam hubungan antara pendidikan dengan masyarakat, harus memperhatikan sejumlah konsep-konsep umum. Sosiologi pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang masih muda dan belum banyak berkembang. Atas dasar tersebut dikalangan para ahli Sosiologi Pendidikan timbul beberapa kecendrungan yang berbeda yaitu :
Golongan yang terlalu menitikberatkan pandangan pendidikan daripada sosiologinya
Golongan Applied Educational (Sociology) terutama terdiri atas ahli-ahli sosiologi yang memberikan dasar pengertian sosial kultural untuk pendidikan
Golongan yang terutama menitikberatkan pandangan teoritik
TUJUAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Sosiologi Pendidikan dalam perkembangannya mempunyai beberapa tujuan praktis, diantaranya adalah :
a.
Memberikan analisis terhadap pendidikan sebagai alat kemajuan sosial.
b.
Merumuskan tujuan pendidikan
c.
Sebagai sebuah bentuk aplikasi Sosiologi terhadap pendidikan
d.
Menjelaskan proses pendidikan sebagai proses sosialisasi
e.
Memberikan pengajaran Sosiologi bagi tenaga-tenaga kependidikan dan penelitian pendidikan
f.
Menjelaskan peranan pendidikan di masyarakat
g.
Menjelaskan pola interaksi di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat
FUNGSI SOSIOLOGI DALAM PENDIDIKAN : 1. Sosiologi pendidikan berfungsi menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik dengan baik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa/tua akan cenderung menjadi manusia yang religius pula.
Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan cendrung memilih/mengutamakan jalur intelektual pula, dan sebagainya.
2. Sosiologi
pendidikan berfungsi
menganalisis
perkembangan dan
kemajuan sosial. Banyak orang/pakar yang beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki jabatan yang lebih tinggi pula (serta penghasilan yang lebih banyak pula, guna
menambah
kesejahteraan
sosial).
Disamping
itu
dengan
pengetahuan dan keterampilan yang banyak dapat mengembangkan aktivitas serta kreativitas sosial. 3. Sosiologi pendidikan berfungsi menganalisis status pendidikan dalam masyarakat. Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan daerah di mana lembaga pendidikan itu berada. Misalnya, perguruan tinggi bisa didirikan di tingkat propinsi atau minimal kabupaten yang cukup animo mahasiswanya serta tersedianya dosen yang bonafid. 4. Sosiologi pendidikan berfungsi menganalisis partisipasi orang-orang terdidik/berpendidikan dalam kegiatan sosial.
Peranan/aktivitas warga yang berpendidikan / intelektual sering menjadi ukuran tentang maju dan berkembang kehidupan masyarakat. Sebaiknya warga yang berpendidikan tidak segan-segan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, terutama dalam memajukan kepentingan / kebutuhan masyarakat. Ia harus menjadi motor penggerak dari peningkatan taraf hidup sosial. 5. Sosiologi
pendidikan
berfungsi
membantu
menentukan
tujuan
pendidikan. Sejumlah pakar berpendapat bahwa fungsi pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada filsafat hidup bangsa tersebut. 6. Menurut E. G Payne, Sosiologi pendidikan berfungsi utama memberi kepada guru-guru (termasuk para peneliti dan siapa pun yang terkait dalam bidang pendidikan) latihan–latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat memberikan sumbangannya secara cepat dan tepat kepada masalah pendidikan. Menurut pendapatnya, sosiologi pendidikan tidak hanya berkenaan dengan proses belajar dan sosialisasi yang terkait dengan sosiologi saja, tetapi juga segala sesuatu dalam bidang pendidikan yang dapat dianalis sosiologi. Seperti sosiologi yang digunakan untuk meningkatkan teknik mengajar yaitu metode sosiodrama, bermain peranan (role playing) dan sebagainya. Dengan demikian sosiologi pendidikan bermanfaat besar bagi para pendidik, selain berharga untuk mengalisis pendidikan, juga bermanfaat
untuk memahami hubungan antara manusia di sekolah serta struktur masyarakat. Sosiologi pendidikan tidak hanya mempelajari masalah– masalah sosial dalam pendidikan saja, melainkan juga hal–hal pokok lain, seperti tujuan pendidikan, bahan kurikulum, strategi belajar, sarana belajar, dan sebagainya. Sosiologi pendidikan ialah analisis ilmiah atas proses sosial dan pola-pola sosial yang terdapat dalam sistem pendidikan. Dari analisis inilah , sebuah pendidikan bisa lebih tepat sasaran karena berasal dari pembacaan yang tepat tentang kondisi seluruh aspek yang berhubungan dengannya.
KESIMPULAN Pendidikan sebagai upaya yang dilakukan guna menyiapkan generasi dalam tatanan masyarakat memgang peran penting dalam pembentukan manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan juga perilaku yang diharapakn sehingga peserta didik mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya. Sebagai sebuah aktifitas sosial. Proses pendidikan dalam sebuah kegiatan belajar mengajar secara khusus dan aktifitas belajar pada umumnya memerlukan pemahaman dan kajian tentang hubungan antar pelaku pendidikan baik pada proses pembelajaran maupun pendidikan secara umum. Sosiologi sebagai kajian yang mengamati prilaku dan hubungan antar manusia pada lingkungan masyarakat menjadi bagian tak terpisahkan dalam sebuah proses pendidikan. Kesesuaian perilaku dan hubungan hidup bermasyarakat dapat menjadi tolok ukur keberhasilan pendidikan melalui peran sosiologi dalam pendidikan.
“Manusia itu semuanya bakal binasa kecuali orang alim, Orang alim itu pun semuanya akan hancur, kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya, Juga orang yang mengamalkan ilmunya akan lenyap kecuali orang yang ikhlas dalam beramal”
Imam Al-Ghozali dalam Fatihat al-ulum
DAFTAR PUSTAKA 1.
Mahmud dan Tedi Priatna, Kajian Epistimologi, sistem dan pemikiran tokoh pendidikan Islam,Bandung, Azkia Pustaka Utama,2008
2.
Mahmud,Model-model analisis sosiologi pendidikan,Spektrum Pendidikan Islam,Bandung,Azkia Pustaka Utama, 2008
3.
http://pii-mesir.blogspot.co.id/2012/03/sosiologi-dan-perannya-dalampendidikan.html
4.
Faisal, Sanapiah.. Sosiologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. 1985