Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr
FUNGSI PREVENTIF PATROLI BRIMOB DALAM PENANGGULANGAN TINDAKAN KEJAHATAN oleh : Romanus Ate Program Studi Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.
[email protected] Abstrak Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya keamanan. Seharusnya masyarakat jangan hanya menyerahkan tugas kamtibmas kepada kepolisian, tetapi masyarakat harus juga berperan dalam menjaga keamanan disamping itu adanya masyarakat yang enggan untuk melaporkan atau memberikan informasi tentang akan atau sedang atau setelah terjadinya suatu tindak pidana dan lebih menghindar sebisa mungkin untuk berurusan dengan polisi, karena tindakan oknum polisi yang selalu menimbulkan citra negatif ditengah-tengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Fungsi Preventif Patroli yang dilaksanakan oleh satuan Brimob Polda Kalbar di Kecamatan Pontianak dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian bahwa fungsi patroli Brimob dalam penanggulangan tindakan kejahatan dapat mempersempit ruang gerak terjadinya tindakan kejahatan pada wilayah Kecamatan Pontianak Utara. Saran di dalam penelitian ini, agar pihak kepolisian menambah intensitas kegiatan patroli dan jumlah personil. Hal ini perlu dilakukan karena pergerakan kejahatan terjadi begitu cepat. Dengan ditambahnya intensitas kegiatan patroli serta penambahan personil diharapkan dapat mempersempit ruang gerak pelaku kejahatan, sehingga kriminalitas semakin menurun. Kata Kunci : Prefentif, Patroli, Brimob. Abstract The problem in this study is the lack of public knowledge about the importance of security. Society should not just leave the task kamtibmas to police, but the community must also play a role in maintaining security in addition to the presence of people who are reluctant to report or provide information about the will or under or after the occurrence of a crime and more to avoid as much as possible to deal with the police, because police action that always cause a negative image amongst the people. This study aims to describe the functions performed by the Preventive Patrol Police Mobile Brigade unit in District Pontianak Kalimantan with a qualitative approach. The results that the function Brimob patrol in crime prevention can narrow the space for the occurrence of crime in the District of North Pontianak. The suggestions in this study, in order to increase the intensity of police patrols and the number of personnel. This is necessary because the crime happened so fast movements. With ditambahnya intensity of patrols and the addition of personnel is expected to narrow the space for criminals, so the crime goes down. Keywords: preventive, Patrol, Mobile Brigade.
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
1
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr kondisi
PENDAHULUAN. Patroli merupakan
kegiatan
yang
dominan dilakukan, karena berfungsi untuk mencegah bertemunya
faktor
niat
dan
kesempatan agar tidak terjadi gangguan kamtibmas atau pelanggaran hukum dalam rangka
upaya
memelihara
atau
meningkatkan tertib hukum dan upaya membina ketentraman masyarakat guna mewujudkan atau menjamin kamtibmas. Tentunya dalam pencegahan suatu tindak kejahatan diperlukan pengetahuan tentang bagaimana kejahatan itu terjadi, bagaimana keadaan lingkungan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial, budaya dan kultur sehingga dalam penanggulangan dan pengungkapan suatu tindak kejahatan diperlukan personil yang mempelajari hal itu dan selanjutnya mendapatkan
cara
yang
tepat
dalam
penanggulangannya. Fungsi patroli polisi sangat diharapkan sebagai salah satu ujung tombak dari POLRI yang bergerak dibidang refresif yustisil yakni penyidikan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya untuk mengantisipasi segala tipu daya dan kemampuan penjahat yang semakin hari juga
semakin
meningkat.
Berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia patroli memiliki arti yang sangat singkat yaitu perondaan dan berdasarkan Surat Keputusan Kapolri dengan NO: SKEP/608/VI/1997, patroli adalah salah satu kegiatan kepolisian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih anggota polri sebagai usaha mencegah bertemunya niat dan kesempatan, dengan jalan mendatangi, menjelajah, mengamati, mengawasi,
memperhatikan
situasi
dan
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
yang
menimbulkan
diperkirakan
segala
bentuk
akan gangguan
kamtibmas, serta menuntut kehadiran polri untuk melakukan tindakan kepolisian guna memelihara
ketertiban
dan
menjamin
keamanan umum masyarakat. Patroli polisi dilakukan
untuk
mengetahui
tentang
bagaimana keadaan sosial masyarakat dan budayanya sehingga diketahuilah rutinitas masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah menanggulangi kejahatan diwilayah tersebut. Sejalan dengan ini, masyarakat dapat merasa lebih aman dan merasakan adanya perlindungan dan kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman ditengah-tengah kendala-kendala
masyarakat. yang
Adapun
dihadapi
petugas
dalam melaksanakan patroli menanggulangi kejahatan
antara
lain
sebagai
berikut:
terbatasnya jumlah personil, anggaran yang kurang
memadai,
dan
kurangnya
pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan menjaga kamtibmas. Fokus masalah dalam penelitian ini dibatasi pada Fungsi Preventif Patroli yang dilaksanakan oleh satuan Brimob Polda Kalbar di Kecamatan Pontianak. Berdasarkan paparan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui peranan Patroli Brimob dalam penanggulangan
tindakan
kejahatan
di
Kecamatan Pontianak Utara, Hambatan yang 2
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr di
alami
oleh
dalam
diketahuilah rutinitas masyarakat disatu
melaksanakan tugas dan respon masyarakat
tempat yang akhirnya apabila suatu hari
terhadap patroli yang dilakukan oleh sat
ditemukan hal-hal yang diluar kebiasaan
brimob polda kalbar.
daerah tersebut maka akan segera diketahui,
METODE Metode
satuan
brimob
dan yang
digunakan
di
dalam
penelitian ini adalah kualitatif, metode ini di gunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama
dalam
penelitian
ini
peneliti
memaknai apa yang di teliti dengan persepsi subyektif untuk menghadirkan konteks yang menjelaskan suatu fenomena, kedua, tujuan penelitian
ini
konsep-konsep
adalah
mengembangkan
yang dapat
menjelaskan
makna suatu fenomena. Informan
dalam
penelitian
ini
menggunakan teknik purposive, purposive adalah teknik penentuan informan yang ditetapkan secara sengaja oleh peneliti.. Adapun
yang
penelitian
ini
menjadi adalah
subjek Kasat
dalam Brimob,
Kapolsek Pontianak Utara, Kanit Rekrim Polsek Utara, Camat Pontianak Utara dan masyarakat di Kecamatan Pontianak Utara yang terdiri dari, Tokoh Agama,
Tokoh
Adat, LSM, dan Pelaku. Adapun tehnik pengumpulan data dalam penulisan ini adalah dengan observasi dan wawancara. Sedangkan untuk instrumennya adalah pedoman observasi dan pedoman wawancara.
diwilayah
polisi
dilakukan
menanggulangi
tersebut,
merasakan
adanya
sosial masyarakat dan budayanya sehingga
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
demikian
perlindungan
dan
kita juga harus menyadari dan mengakui bahwa masyarakat juga harus turut berperan serta aktif untuk menciptakan keamanan dan ketentraman ditengah-tengah masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya polisi harus bertindak secara pro-aktif berpegang pada asas preventif dan asas kewajiban umum
kepolisian,
yakni
memelihara
keamanan dan ketertiban, mengembangkan asas pastisipasi dan subsidiaritas, dalam arti menumbuhkan kepercayaan dan partisipasi masyarakat
untuk
mendukung
dan
berpartisipasi dalam tugas-tugas kepolisian, serta mampu menilai asas kepentingan umum (principle of public service) secara obyektif dalam pelaksanaannya
mampu
mentransformasikan dari pola tradisional menjadi kepolisian moderen. Menanggapi pernyataan di atas, penulis memberikan penjelasan bahwa di dalam menjalankan tugasnya yang salah satunya yaitu fungsi patroli yang dalam hal ini Sat Polda
tindakannya
Mengetahui tentang bagaimana keadaan
dengan
kepastian hukum bagi dirinya. Disamping itu
pengayoman
untuk
kejahatan
masyarakat dapat merasa lebih aman dan
brimob
FUNGSI PREVENTIF BRIMOB DALAM MENANGGULANGI TINDAKAN KEJAHATAN Patroli
mudah
mengutamakan mendapatkan
Kalbar,
kepada
dalam
masyarakat
bersikap kesamaan pengayoman,
jujur hak
bidang dalam adil, dan
perlindungan
dan pelayanan dengan tidak diskriminasi. Yaitu bertindak bijak (sapiently), terbuka 3
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr (transparan) dengan pendekatan persuasif
kepolisian tunduk pada hukum administrasi,
tidak terkesan angkuh dan arogan dalam
oleh karena hukum administrasi tersebut
melaksanakan tugasnya.
menurut
Wawancara penulis dengan Kapolsek
Philipus
M.
Hadjon
dalam
(Sadjijono 2002:163) mengatakan bahwa
Pontianak Utara menyatakan bahwa, dengan
wewenang
adanya fungsi yang di jalankan oleh Sat
lingkupnya tidak hanya meliputi wewenang
Brimob Polda Kalbar yaitu patroli yang
pemerintahan (bestuurbevoegdheid) yang
dilaksanakan khususnya di wilayah kerjanya
ruang lingkupnya tidak hanya meliputi
di Kecamatan Pontianak Utara, Kapolsek
wewenang
menyambut baik. Kapolsek menyatakan
pemerintahan (besluit) akan tetapi juga
dengan adanya patroli yang dilakukan oleh
semua
Sat Brimob Polda Kalbar mereka sangat
melaksanakan
terbantu khususnya dalam meminimalisir
hukum,
tindakan-tindakan kejahatan yang ada di
melayani kepada masyarakat.
wilayah kerjanya apalagi dengan minimnya
pemerintah
untuk
membuat
wewenang tugas
ruang
keputusan
dalam seperti
melindungi,
Dikaitkan
yang
rangka penegakan
mengayomi
dengan
pengawasan
dan relatif sedikitnya jumlah anggota yang
kepolisian
ada di Polsek Pontianak Utara. Tentu dalam
pengawasan dilaksanakan agar tugas dan
melaksanakan tugasnya Sat Brimob Polda
wewenang
Kalbar harus menjunjung tinggi hak asasi
kepolisian
manusia.
dengan tujuan tugas dan wewenang tersebut
Pernyataan
kapolsek
tersebut
mengandung
dan
dalam berjalan sehingga
makna,
bahwa
penyelenggaraan semestinya
sesuai dengan intruksi dari Undang-Undang
diberikan,
tidak
No. 2 Tahun 2002 tentang Polri pasal 5 yaitu
dengan undang-undang yang berlaku
sesuai
bertentangan
terpeliharanya keamanan dan ketertiban
Pelaksanaan patroli dirumuskan dalam
masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,
UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
terselenggaranya perlindungan, pengayoman
Negara Republik Indonesia pasal 14 ayat (1)
dan pelayanan masyarakat, serta terbinanya
huruf a yang berbunyi “Melaksanakan
ketentraman masyarakat serta menjunjung
pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan
tinggi hak asasi manusia.
patroli terhadap kegiatan masyarakat dan
Beranjak dari konsep, bahwa fungsi kepolisian
adalah
fungsi
pihak Polri memiliki kewajiban untuk
pemerintahan negara di bidang pemeliharaan
melaksanakan patroli sebagaimana diatur
keamanan
dalam undang-undang tersebut.
dan
salah
ketertiban
penegakan
hukum,
pengayoman
dan
masyarakat,
dimana
satu
pemerintah sesuai kebutuhan”, sehungga
masyarakat, perlindungan,
pelayanan
Patroli
bertujuan
untuk
mencegah
kepada
bertemunya faktor niat dan kesempatan.
pemerintah
Dengan begitu diharapkan angka kejahatan
tersebut masuk pada tugas dan wewenang
dapat ditekan dan setiap gejolak serta
administrasi.
perkembangan situasi yang terjadi dalam
fungsi
Dengan
wewenang
administrasi inilah yang kemudian lembaga Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
kehidupan
masyarakat
dapat
diketahui. 4
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr Disamping
itu
dengan
patroli
menentramkan masyarakat, negara harus
mencerminkan kehadiran Polri ditengah
menjatuhkan hukuman kepada penjahat yang
masyarakat
melakukan tindakan kejahatan tersebut.
yang
adanya
dapat
memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat
terhadap
tindakan
kejahatan.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi petugas
dalam
melaksanakan
patroli
menanggulangi kejahatan khususnya pada
Menanggapi tidakan kejahatan yang
sat brimob polda Kalbar, wawancara penulis
sering terjadi di Kecamatan Pontianak Utara,
dengan Kasat Brimob Polda Kalbar Kombes
hasil wawancara dengan bapak Ibhrahim
Pol Drs. Eko Iswantono, MM April 2012
menyatakan bahwa, dengan adanya patroli
menyatakan
brimob pada daerahnya di Pontianak Utara
Jumlah personil yang terbatas. b. Jumlah
dia
anggaran belum sesuai dengan standard
merespon
dengan
positif,
karena
antara lain sebagai berikut:a.
menurutnya dengan diadakannya patroli
kebutuhan
yang dilakukan oleh Sat brimob Polda
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
Kalbar sangat membantu sekali dalam
keamanan. Seharusnya masyarakat jangan
menanggulangi tindakan kejahatan, sehingga
hanya menyerahkan tugas kamtibnas kepada
masyarakat merasa aman dan nyaman dalam
kepolisian, tetapi masyarakat harus juga
melaksanakan
berperan dalam menjaga keamanan.
segala
aktifitas
dan
kegiatannya. Namun menurut bapak AJ pegawai
yang
bekerja
di
patroli.
Menanggapi
c.
jumlah
Kurangnya
personil
yang
Kecamatan
terbatas ini merupakan salah satu hambatan
Pontianak Utara menyatakan bahwa patroli
yang selalu terjadi dalam melaksanakan
brimob yang sering dilakukan oleh pihak
fungsi
kepolisian khususnya dalam hal ini sat
Jumlah penduduk yang tidak sebanding
brimob polda kalbar, pak Ajung merespon
dengan jumlah polisi (Brimob) menjadi
dengan baik, karena sesuai dengan tugas
faktor yang selalu ada. Padahal idealnya
saya di bidang saya di trantib pada Kantor
menurut Kasat, perbandingan antara pihak
Camat Pontianak Utara. Sehingga, dengan
keamanan dengan jumlah penduduk 1:350
adanya patroli yang dilakukan oleh brimob
tapi karena jumlah penduduk pada umumnya
dapat mengurangi dan membantu tugasnya
di
dalam memelihara rasa aman dan nayaman
menjadi 1:1000. Inilah yang membuat
kepada masyarakat.
lemahnya
keamanan
indonesia
kepada
sehingga
sistem
masyarakat.
perbandingannya
pengawasan
yang
Jika di kaitkan dengan teori J.M.
dilakukan pihak kepolisian khusunya sat
Bemmelem (dalam Romli Amasmita 1992:
brimob polda kalbar dalam melaksanakan
95) sangat relevan ia memandang kejahatan
tugasnya.
sebagai suatu tindakan anti sosial yang
rangkaian
menimbulkan
pemeriksaan dan evaluasi terhadap suatu
dalam
kerugian,
masyarakat,
ketidakpatutan
sehingga
dalam
masyarakat terdapat kegelisahan, dan untuk Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
pengawasan adalah proses atau kegiatan
pemantauan,
kondisi yang dihasilkan oleh sarana sebagai sasaran
yang
secara
keseluruhan 5
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr berlangsung sebagai suatu sistem yang di
kearah
dalamnya terdapat beberapa unsur yang
melakukan pelatihan khusus sesuai dengan
saling berkaitan dan berinteraksi sebagai
bakat
satu kesatuan.
pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
Menanggapi pernyataan di atas dapatlah
yang dan
lebih
baik
minatnya
Mempelajari
lagi,
dan
seperti
memberikan
kejahatan
haruslah
penulis tanggapi bahwa dalam melaksanakan
menyadari bahwa pengetahuan kita tentang
tugas khususnya dibidang patroli yang
batasan dan kondisi kejahatan di dalam
sering dihadapi dan yang menjadi kendala
masyarakat
sat brimob Kalbar di dalam menjalankan
Relativisme kejahatan tersebut dapat dilihat
tugasnya yaitu masalah personil dan biaya
dari
untuk operasi yang belum memadai. Inilah
ketertinggalan hukum karena perubahan
yang selalu menjadi permasalahan yang
nilai sosial dan perkembangan perilaku
sejak lama terjadi, jumlah personil yang
masyarakat, adanya perbedaan pendekatan
kurang ditambah biaya yang kurang juga
tentang kejahatan –di mana di satu sisi
terkadang menyebabkan fungsi patroli sering
memakai pendekatan legal dan di sisi lain
tidak dilakukan, dilakukanpun mengingat
memakai pendekatan moral– serta adanya
biaya yang kurang sering tidak efektif di
relativisme
dalam melaksanakan tugasnya di bidang
kejahatan.
pelayanana
dan
pengayoman
kepada
mempunyai
berbagai
sifat
aspek,
dilihat
relatif.
yakni
dari
sisi
adanya
kuantitas
Kejahatan adalah masalah berbiaya
masyarakat khususnya yang berada di
tinggi
dan
menurunkan
wilayah kerja Polsek Utara.
mempengaruhi
setiap
moral
aspek
yang
kehidupan
Hasil wawancara dengan Kapolsek
masyarakat. Mungkin kejahatan tidak akan
Pontianak Utara Kompol Saiful Alam, S.ik,
bisa dilenyapkan, tetapi kita bisa berharap
menyatakan
terjadinya
bahwa kejahatan maupun ketakutan akan
tindakan kejahatan di sebabkan oleh faktor
terjadinya kejahatan dapat dikurangi dan
ekonomi masyarakat yang relatif kurang,
dikontrol. Pencegahan kejahatan adalah
pengangguran
banyak,
pendekatan sederhana dan terarah yang
lapangan pekerjaan yang tidak tersedia
dapat meloloskan masyarakat dari resiko
sehingga menimbulkan niat untuk berbuat
menjadi korban.
tindakan
bahwa
yang
kejahatan
sering
semakin
seperti
mencuri,
Berkaitan dengan hal tersebut diatas,
merampok dan lain sebagainya. Selanjutnya
maka tugas Kepolisian khususnya brimob
menurut kapolsek, ini memerlukan energi
polda kalbar adalah sebagai salah satu badan
dan pikiran yang serius dari pemerintah
atau
untuk meminimalisir tindakan kejahatan
menjalankan fungsi pemerintahan khususnya
yang sering terjadi di wilayah kerjanya.
bidang
Tentu, menurut Kompol Saiful Alam, perlu
ketertiban
pendekatan persuasif bagi yang tertangkap
memberikan pengayoman, perlindungan dan
atau pelaku tindakan kejahatan untuk dibina
pelayanan kepada masyaraka. Ini relevan
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
lembaga
dan
pemeliharaan masyarakat,
birokrasi keamanan yaitu
yang dan dengan
6
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr dengan visi dan misi dari pemerintah
diadakannya patroli rutin akan mengurangi
sebagaimana
undang-
peluang bagi para pelaku kejahatan di daerah
undang No. 25 Tahun 2000. Juga dipertegas
ini sehingga dengan demikian menurut
oleh Aristoteles bahwa untuk memiliki polisi
merekan akan menekan tindakan kejahatan
yang baik adil dan bersih, dan berwibawa.
yang akan terjadi. Jika penulis menanggapi
Maka harus dicukupi kebutuhannnya yaitu
hasil wawancara dengan masyarakat di
dengan
harus
Pontianak Utara dan jika di bandingkan dan
diperlengkapi yang cukup untuk mendukung
di kaitkan dengan teori yang di kemukakan
tugasnya dalam bidang pengamanan dan
oleh Wilcox (1991) sangat relevan, karena
pengayonman kepada masyarakat terhadap
menurut Wilcox, Ketiga elemen ini adalah
tindakan-tindakan kejahatan.
desire (niat), ability (kemampuan), dan
diuraikan
dilatih
yang
Menanggapi
dalam
baik,
dan
pernyataan
dan
opportunity
kesempatan).
Dari
ketiga
permasalahan yang telah diuraikan diatas
elemen inilah Wilcox membuat segitiga
hasil wawancara dengan lurah siantan
kejahatan (crime triangle). Tanpa adanya
tengah Pontianak Utara, menyatakan bahwa,
salah satu dari elemen ini, kejahatan tidak
masyarakat sangat berterima kasih atas
akan terjadi. Penulis juga menanggapi jika
patroli yang dilakukan oleh polisi di wilayah
sering dilakukan patroli akan mengurangi
ini khususnya sat brimob Polda Kalbar yang
terjadinya
sewaktu-waktu mangadakan patroli. Namun,
dengan
menurut pak lurah, ada kekwatiran tersendiri
khususnya
bagi masyarakat yang ada di kelurahan
melaksanakan fungsi patroli mempersempit
siantan tengah, yaitu masyarakat takut akan
peluang
patroli yang dilakukan oleh sat brimob polda
tindakan
kalbar dalam menjalankan tugasnya karena,
masalah berbiaya tinggi dan menurunkan
biasanya patroli yang dilakukan oleh brimob
moral yang mempengaruhi setiap aspek
khususnya brimob polda kalbar personilnya
kehidupan masyarakat. Mungkin kejahatan
kelihatan tidak bersahabat dan cenderung
tidak akan bisa dilenyapkan, tetapi kita bisa
bertindak tidak sesuai dengan prosedur,
berharap bahwa kejahatan maupun ketakutan
seharusnya setiap tindakan penanggulangan
akan terjadinya kejahatan dapat dikurangi
terhadap
tindakan
kejahatan
dan dikontrol apabila aparat kepolisian
dengan
menjunjung
tinggi
dilakukan hak
asasi
manusia.
tindakan
sesering
kejahatan,
mungkin
Polda terhadap kejahatan.
karena
Sat
brimob
Kalbar terjadinya
dalam tindakan-
Kejahatan
adalah
sesering mungkin malakukan patroli. Wilayah tugas pencegahan kejahatan
Hasil wawancara dengan masyarakat di
merupakan wilayah abu-abu atau grey area
Kecamatan Pontianak Utara bapak Mahmudi
agi segenap komponen masyarakat yang ada
selaku
sangat
di Pontianak Utara dalam memelihara
merespon dengan baik, karena seringnya
keamanan terhadap diri dan lingkungan
patroli brimob dalam wilayah Kecamatan
masing-masing dimana mereka berada baik
Pontianak Utara, menurut mereka, dengan
bertempat tinggal maupun bekerja atau
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
7
tokoh
Agama,
mereka
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr antara lingkungan antara keduanya. Namun
masyarakat dengan polisi sebagai fasilitator
pada kenyataannya dilapangan yang sering
dan
dihadapi
pembiayaannya. Tingkat kedua, (secondary
oleh
pihak
kepolisian
dalam
pemerintah
menyiapkan
menjalankan tugasnya adalah wilayah ini
crime
adalah wilayah bersama, masyarakat dan
seseorang (anak remaja) menjadi penjahat
Pemerintah
(adult
tidak
merasa
memiliki
kewajiban mewujudkannya. Hasil
wawancara
prevention)
dukungan
criminal)
menjadi
penulis
dengan
korban
dengan
dan
mencegah
mencegah
kejahatan
orang
(provocative
victims), yang menjadi tugas kami menurut
masyarakat di Pontianak Utara yaitu di
kasat
kelurahan Siantan hulu menyatakan bahwa
mencegah orang menjadi korban kejahatan
mereka
(provocative
merespon
positif
patroli
yang
yang
telah
dilaksanakan
victims)
yaitu
adalah dengan
dilakukan oleh Satuan Brimob Polda Kalbar,
melakukan patroli rutin setiap seminggu
mereka manyatakan, bahwa dengan adanya
sekali kadang-kadang dua kali dalam satu
patroli yang dilakukan dapat menambah rasa
minggu. Tentu dalam menjalankan dan
aman dan nyaman terhadap masyarakat,
melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan
sehingga tidak perlu mersa takut untu
hukum yang berlaku.
melaksanakan segala macam kegiatan dan
Menanggapi hasil wawancara penulis
aktifitas, apalagi di daerah ini menurut
dengan pimpinan di atas yaitu Kasat Brimob
masyarakat
Polda Kalbar Kombes Pol Iswantono bahwa
sering
terjadinya
tindakan
kejahatan seperti pencurian, perampokan
polisi
dan lain sebagainya.
menjalankan patroli harus sesuai dengan
Hasil
wawancara
hal
ini
brimob
dalam
dengan
aturan yang berlaku, artinya bertindak tidak
masyarakat diatas dapat penulis tanggapi
arogan dan selalu menjunjung tinggi HAM.
bahwa
Jika
dengan
penulis
dalam
adanya
fungsi
patroli,
penulis
menanggapi
dan
dikaitka
masyarakat dapat mersa tenteram dan jauh
dengan teori yang disampaikan oleh Bibit
dari
sehingga
Samad Rianto (2006:173) relevan dengan
masyarakat tidak kwatir akan terjadinya
apa yang disampaikan kasat, menurut teori
tindakan kejahatan. Hal tersebut diatas dapat
ini
terjaga dengan baik hasil wawancara penulis
profesional dan dicintai rakyat. Bahwa,
dengan Kasat Brimob Polda Kalbar Kombes
semua orang mendambakan polisi yang
Pol
mampu melaksankan tugasnya secara benar
tindakan
Drs
kejahatan,
Iswantono
menyatakan
untuk
pelksanaan tindakan kejahatan sat brimob telah melakukan tiga pendekatan yaitu
menyatakan
bahwa,
polisi
yang
berdasarkan hukum yang berlaku. Hasil
wawancara
penulis
dengan
pencegahan tingkat pertama (Primary crime
pedagang yang berjualan di pasar siantan
prevention)
mengondisikan
bapak Achuang merespon dengan positif
lingkungan fisik dan lingkungan sosial untuk
asalkan dalam melaksanakan tugasnya polisi
tidak memberikan peluang bagi timbulnya
tidak arogan dan selalu mengedepankan
kejahatan, pekerjaan ini dibebankan kepada
sikap ramah dan tetap pada aturan hukum
dengan
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
8
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr yang berlaku. Bapak Achuang menyatakan
menunjukan kepatuhan pada prinsip-prinsip
bahwa
moral. Merupakan suatu keunikan kualitas
dengan
adanya
patroli
yang
dilaksanakan di Pontianak Utara ini saya
seseorang
tidak perlu kwatir dengan toko dan barang
merefleksi dan mempertimbangkan tindakan
dagangan saya yang ditinggalkan, karena
seseorang,
menurutnya dengan adanya patroli akan
sesuatu yang baik atau buruk, salah atau
mencegah
benar,
terjadinya
peluang
untuk
melakukan tindakan pencurian. Dengan
demikian
yang
meliputi
kemudian
bermoral
kemampuan
menilai
atau
tidak
sebagai bermoral.
Integritas adalah merupakan bagian integral
dapatlah
penulis
dari karakter atau watak seseorang.
tanggapi bahwa dengan kondisi Polri yang
Hasil wawancara dengan Kasat Brimob
demikian khususnya sat brimob Polda
Polda Kalbar selaku pimpinan di kesatuan
Kalbar
tugasnya
brimob, menanggapi respon masyarakat
setiap
diatas yang berkaitan dengan tugas patroli
kehidupan
yang dilakukan oleh anggotanya dilapangan
ketentuan
menyatakan
bahwa,
hukum yang berlaku, sehingga tercipta rasa
menjalankan
tugas
aman masyarakat yang di tandai dengan
sehingga dapat menciptakan image positif
terselenggaranya
dilingkungan
dalam
diharapkan
melaksanakan
mampu
permasalahan
menangani
dalam
bermasyarakat,
berdasarkan
kehidupan
sehari-hari
anggota harus
masyarakat,
yang
prefesional
juga
didalam
masyarakat dapat berjalan secara tertib,
melaksanakan tugas para anggota brimob
aman dan damai yang memungkinkan roda
harus berwibawa, sehingga dengan demikian
pembangunan dapat berjalan dengan baik
anggota brimob dapat menjadi teladan dan
yang
harapan
selanjutnya
mampu
mangangkat
masyarakat
lingkungan
sehingga
oleh
kejahatan. Jika di cermati dan dihubungkan
masyarakat khususnya yang ada di wilayah
dengan teori dari bapak Bibit Samad Rianto
Kecamatan Pontianak Utara, tentu juga
(2006:205) yang menyatakan bahwa wibawa
seluruh jajaran sat brimob polda kalbar
berhubungan dengan penilaian orang lain
dalam
dapat
di
melaksanakan
cintai
aman
menciptkan
kehidupan masyarakat dari keterpurukan, polisi
yang
dalam
dari
tindakan
tugasnya
selalu
terhadap sikap dan perilaku seseorang di
menjunjumg
tinggi
integritas
dalam
dalam pergaulan kehidupan masyarakat atau
melaksakan
patroli.
Sehingga
dengan
dalam suatu lingkungan profesi tertentu,
demikian, masyarakat dapat mempercayai
dengan sikap dan perilakunya orang tersebut
kepolisian sebagai pelindung dan pengayom
disegani dan dipatuhi orang lain. Begitu pula
masyarakat. Ini sesuai dengan teori yang di
wibawa polisi adalah penilaian masyarakat
kemukakan
Rianto
atau profesi polisi terhadap sikap dan
(2006:180) bahwa integritas sebagai sesuatu
perilaku polisi dalam pelaksanaan tugas
watak yang mantap untuk berbuat benar
sehari-hari, sehingga polisi disegani dan
dimana tidak ada orang yang melihat,
dipatuhi oleh masyarakat atau kalangan
dikerjakan
profesi polisi.
oleh
oleh
Bibit
Samat
kemauan
sendiri,
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
9
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr Hasil wawancara dan teori diatas dapat penulis
yang
melaksanakan tugasnya khususnya patroli
berkaitan dengan respon serta tanggapan
dapat terus ditingkatkan guna memberikan
masyarakat terhadap fungsi dari patroli
kenyamanan
brimob diatas, sikap dan perilaku polisi agar
masyarakat, dengan begitu masyarakat di
dapat disegani dan dipatuhi oleh masyarakat
dalam melaksanakan segala aktivitasnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
dapat merasa leluasa, dan dari itu juga
: 1. Seberapa jauh sikap dan perilakunya
Brimob yang dalam hal ini adalah anggota
sesuai dengan ketentuan hukum, norma,
polri
sosial, adat kebiasaan setempat, prosedur,
pendekatan yang bersifat persuasif kepada
kode etik, profesi. 2. Seberapa jauh sikap
masyarakat.
dan
memberikan
perilaku
tanggapan
undang tersebut. Untuk itu Brimob dalam
yang
ditampilkannya
dan
dapat
keamanan
menggunakan
kepada
pendekatan-
Hambatan yang dialami oleh Sat Brimob
dilaksanakan secara konsisten. 3. Seberapa
Polda
Kalbar
jauh sikap dan perilaku yang ditampilkannya
tugasnya yaitu
sesuai dengan harapan masyarakat dan, dan
personil, biaya yang terbatas dan juga
4. Seberapa jauh sikap dan perilakunya
kurang
mencerminkan perilaku polisi sipil.
menyampaikan informasi tentang tindakan
Patroli
Brimob
dalam
Penanggulangan tindakan kejahatan yaitu supaya dapat menekan angka kriminal pada wilayah Kecamatan Pontianak Utara. Dari fungsi dan tugas serta peranan yang harus dilaksanakann patroli brimob ini sebagai tindak lanjut dari intruksi Kapolri tentang tugas pokok, fungsi dan wewenang Polri memberikan
pengayoman
melaksanakan
patroli, kurangnya jumlah masyarakat
sehingga
dalam
dalam hal
ini
masyarakat beranggapan bahwa, masalah
PENUTUP
dalam
dalam
aktifnya
kejahatan,
Peranan
di
perlindungan,
kepada
dan
masyarakat.
Pelaksanaan patroli dirumuskan dalam UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 14 ayat (1) huruf a yang berbunyi “Melaksanakan pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan”. Dengan demikian pihak Polri memiliki kewajiban untuk melaksanakan patroli sebagaimana diatur dalam undangRomanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
keamanan
dan
ketentraman
dalam
masyarakat adalah tugas polisi saja. Untuk mencari jalan keluar tentang hambatanhambatan yang di alami oleh sat brimob Polda Kalbar dalam melaksanakan tugasnya supaya di khususnya tentang keterbatasan pada jumlah personil dan biaya, harus terlebih dahulu direncanakan dengan sebaik mungkin dan dipersiapkan dalam jangka waktu yang panjang, sehingga apa yang dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dan libatkan masyarakat sebagai leading sektor utama di dalam mejaga kemanan dalam masyarakat, tentu melalui sosialisasi
dan
pengarahan
yang
lebih
terstruktur tentang keamanan dan ketertiban. Manfaat
dari
patroli
yang
sering
dilakukan oleh satuan brimob Polda kalbar didalam melaksaanakan tugasnya adalah 10
Sociodev, Jurnal S-1 Ilmu Sosiatri Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 http://jurnalmahasiswa.fisip.untan.ac.id ; http://jurnalmhsfisipuntan.co.nr Patroli
bertujuan
untuk
mencegah
aktifitasnya. Oleh karena itu disarankan agar
bertemunya faktor niat dan kesempatan.
pihak
Sehingga dengan adanya Patroli, diharapkan
kegiatan patroli. Hal ini perlu dilakukan
angka kejahatan dapat ditekan dan setiap
karena pergerakan kejahatan terjadi begitu
gejolak serta perkembangan situasi yang
cepat.
terjadi dalam kehidupan masyarakat dapat
intensitas kegiatan patroli diharapkan dapat
diketahui. Disamping itu dengan adanya
mempersempit
patroli
kejahatan.
mencerminkan
ditengah
kehadiran
Polri
yang
dapat
masyarakat
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu sebaiknya
patroli
dilakukan
sesering
mungkin, sehingga dengan demikian akan mengurangi
bertemunya
niat
dan
kesempatan oleh para pelaku kejahatan, dengan demikian masyarakat akan merasa
kepolisian
menambah
Diharapkan dengan ruang
intensitas
ditambahnya
gerak
pelaku
REFERENSI Patroli Polisi, Soal Lama yang Dilupakan, harian Kompas, 30 Juli 2003 Rianto Samad Bibit, 2006. Pemikiran Menuju Polri yang Profesional, Mandiri, berwibawa, dan di cintai Rakyat. Restu Agung : Jakarta,
aman dan nyaman dalam melaksanakan
Romanus Ate Ilmu Sosiatri FISIP Universitas Tanjungpura
11