FREKUENSI KOMUNIKASI RADIO HF DI LINGKUNGAN KANTOR PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Sri Suhartini, Jiyo, Nina Kristin Peneliti Bidang lonosfer dan Telekomunikasi, LAPAN
[email protected]
ABSTRACT Analysis of working frequency needed for optimalizing the HF radio communications network in East Kalimantan government agencies. Telecommunications and Code Agency of the East Kalimantan Province ask LAPAN to give the working frequency reference for their network. Result of the analysis by using frequency prediction for all of the communications circuit are four frequency allocations that can be used for East Kalimantan HF radio communications network. Analysis makes for J a n u a r y to December, for the low, medium and high solar activities, and after adjusting with the frequency allocations table. As the majority u s e of communications in government agency is on the working time, two allocations suggested are between 4.000 to 4.063 MHz and 6.765 to 7.000 MHz. ABSTRAK Untuk mengoptimalkan jaringan komunikasi radio HF (SSB) di instansi pemerintah daerah Kalimantan Timur, diperlukan analisis u n t u k pemilihan frekuensi kerjanya. Bagian Sandi d a n Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Timur telah meminta LAPAN memberikan referensi frekuensi-frekuensi kerja u n t u k komunikasi di lingkungannya. Dari hasil analisis menggunakan prediksi frekuensi u n t u k semua sirkit, diperoleh empat alokasi frekuensi yang dapat digunakan di lingkungan Provinsi Kalimantan Timur. Analisis dilakukan u n t u k bulan J a n u a r i sampai Desember, u n t u k tingkat aktivitas matahari rendah, menengah d a n tinggi, dan menyesuaikannya dengan daftar alokasi frekuensi. Karena komunikasi di kantor pemerintah dilakukan terutama pada jam kerja, d i s a r a n k a n u n t u k menggunakan d u a alokasi, yaitu 4.000 - 4.063 MHz dan 6.765 - 7.000 MHz. Kata kunci: Komunikasi radio HF, Prediksi Frekuensi, Alokasi Frekuensi 1
PENDAHULUAN
Penggunaan frekuensi HF (high frequency : 3 - 30 MHz) u n t u k komunikasi jarak j a u h , memanfaatkan k e m a m p u a n lapisan ionosfer dalam m e m a n t u l k a n gelombang radio ke bumi. Hal ini membuat komunikasi HF menjadi s a r a n a komunikasi j a r a k j a u h dengan biaya operasional m u r a h , n a m u n mempunyai ketergantungan t e r h a d a p alam yang c u k u p tinggi. Variasi harian, musiman dan jangka panjang dari lapisan ionosfer menyebabkan satu frekuensi tidak mungkin digunakan secara terus menerus (Suhartini, 2006a). Penggunaan frekuensi
u n t u k s u a t u jaringan komunikasi yang terdiri dari banyak tempat seperti antara ibukota Provinsi dengan ibu kota kabupaten memerlukan perencanaan yang baik supaya komunikasi dapat berjalan lancar. Penetapan frekuensi kerja u n t u k komunikasi radio HF u n t u k satu sirkit komunikasi tertentu sebaiknya didasarkan pada d u a hal yaitu : (a) k e m a m p u a n lapisan ionosfer untuk mendukung pemantulan gelombang radio dari pemancar ke penerima p a d a sirkit yang direncanakan, (b) alokasi frekuensi yang diijinkan u n t u k jenis komunikasi yang 142
dikehendaki, sesuai peraturan yang berlaku (Suhartini, 2006b). Perancangan pemilihan frekuensi kerja h a r u s memperhitungkan j a r a k antara sirkit komunikasi yang akan dipakai, dan waktu komunikasi akan dilakukan. Tingkat aktivitas matahari yang sangat berpengaruh p a d a karakteristik ionosfer menjadi parameter penting bagi p e n e n t u a n frekuensi kerja yang akan dipilih. Frekuensi (satu atau lebih) yang dipilih h a r u s bisa digunakan u n t u k s e m u a kondisi aktivitas matahari. Selain melalui proses pemantulan oleh lapisan ionosfer, gelombang radio HF j u g a dapat merambat di permukaan. J a r a k yang dapat ditempuh oleh gelombang permukaan bergantung kepada beberapa faktor a n t a r a lain bentuk permukaan yang dilalui, besarnya daya pancar transiver, frekuensi kerja, tinggi antena terhadap permukaan t a n a h , dan waktu (Jiyo, 2006). Analisis frekuensi komunikasi HF u n t u k wilayah Provinsi Kalimantan Timur ini dibuat a t a s permintaan dari Bagian Sandi dan Telekomunikasi Provinsi Kalimantan Timur dalam rangka penataan penggunaan frekuensi HF1 di lingkungan-
nya. Frekuensi kerja yang digunakan s a a t ini (sekitar 8 MHz) k u r a n g dapat m e n d u k u n g komunikasi yang h a r u s dilakukan, sehingga diperlukan perubahan frekuensi kerja a t a u t a m b a h a n frekuensi yang lain, sehingga komunikasi diharapk a n a k a n berjalan lancar setiap saat. Hasil analisis yang dituangkan dalam makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai a c u a n u n t u k m e n a t a kembali penggunaan frekuensi HF di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur. 2
DATA DAN PENGOLAHANNYA
2.1 Perambatan Gelombang Melalui Ionosfer
Radio
Komunikasi radio yang dilakukan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur adalah a n t a r a ibukota Provinsi (Samarinda) dengan 9 ibukota kabupaten dan 3 kota. Provinsi Kalimantan Timur m a s u k dalam s t a n d a r waktu Indonesia bagian tengah (UT + 8). Daftar n a m a kabupaten d a n ibukotanya, kota, koordinat geografis, d a n j a r a k n y a dari Samarinda diberikan dalam Tabel 2 - 1 .
Tabel 2-1: IBUKOTA PROVINSI, IBUKOTA KABUPATEN, KOTA, KOORDINAT DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
143
K a b u p a tProvinsi en/Kota Ibukota Kutai Pasir u t a r a Kutai timur Kutai barat Pasir Berau Bulungan Malinau Nunukan Kota Kota Kota
Nama kota Samarinda Tenggarong Penajam Sangata Sendawar Tanah Grogot Tanjungredep Tanjungselor Malinau Nunukan Bontang Balikpapan Tarakan
IlKoordinat _ . , „ 0.50° LS; 117.20° BT j S a m a r i n d a (km) 53 0.35° LS; 116.75° BT 90 1.20° LS; 116.80° BT 120 0.50° LU; 117.60° BT 145 0.00° LU; 116.00° BT 176 1.80° LS; 116.30° BT 301 2.20° LU; 117.45° BT 368 2.80° LU; 117.40° BT 458 3.60° LU; 116.80° BT 4.00° LU; 117.60° BT 502 80 0.15° LU; 117.50° BT 90 1.25° LS; 116.90° BT 426 3.40° LU; 117.60° BT
Tabel 2-2: PREDIKSI FREKUENSI ANTARA SAMARINDA - BALIKPAPAN, INDEKS T = 0 WITA
UT+8 0:00
Januari
Fcbruari
Maret
Apxti,.
MUF MHz
OWF (MHz)
LUF [MHz
MUF (MHz)
OWF (MHz)
LUF (MHz!
MUF (MHz]
OWF (MHz)
LUF (MHz)
MUF (MHz)
OWF (MHz)
LUF MHz
3.7
2.6
1
4.5
3.1
1
6.3
4.6
1
5.3
3.9
1
1
5
3.7
1
3.3
2.3
3.8
2.6
1
4.7
3.5
1
2:00
3.3
2.4
1
3.5
2.5
1
3.9
2.7
1
4
2.7
1
3:00
3.1
2.3
1
2.9
2.2
1
3.6
2.3
1
3.2
2.1
1
4:00
2.3
1.7
1
2.8
2.1
1
3.1
2
1
2.7
1.8
1
5:00
2
1.5
1
2.4
1.8
1
2.7
1.8
1
2.3
1.5
1
6:00
2.9
2.3
1
3
2.4
1
3.3
2.5
1
3.6
2.7
1
7:00
4.9
4.1
1.9
5.1
4.2
1.9
5.7
4.9
1.9
6.1
5.3
1.9
8:00
6
5
2.3
6.3
5.2
2.3
6.8
5.9
2.3
7.9
6.8
2.3
9:00
6.6
5.5
2.5
7
5.8
2.5
7.4
6.4
2.5
8.9
7.6
2.5
10:00
7.2
6
2.6
7.5
6.2
2.7
8,3
7.3
2.7
9.5
8.3
2.7
11:00
7.5
6.2
2.7
8.2
6.8
2.8
9.2
8.2
2.8
10,2
9.1
2.8
12:00
7.8
6.5
2.8
8.8
7.3
2.8
9,6
8.5
2.8
10.5
9.4
2.8
13:00
8.2
6.8
2.7
8.8
7.3
2.8
10
8.0
2.8
10.7
9.5
2.8
14:00
8.7
7.2
2.7
9
7.5
2.7
10.4
9.1
2.7
10.5
9.2
2.7
15:00
9.1
7.6
2.6
9.2
7.7
2.6
10.6
9.2
2.6
10.3
8.9
2.6
16:00
9
7.5
2.4
9.1
7.7
2.4
10.4
9
2.4
10
8.7
2.4
17:00
8.6
7.2
2.1
8.8
7.4
2.1
10.1
8.8
2.1
10
8.7
2.1
18:00
7.9
6.2
1.3
8.2
6.4
1.3
9.6
7.6
1.3
9.9
7.8
1.3
19:00
7.5
5.4
1
7.8
5.6
1
9.4
6.8
1
9.5
6.8
1
20:00
6.4
4.6
1
7.2
5.2
1
9.3
6.7
1
8.9
6.4
1
21:00
5.9
4.2
1
6.8
4.9
1
9.1
6.6
1
7.8
5.6
1
22:00
5.8
4
1
6.4
4.5
1
8.8
6.4
1
6.9
5.1
1
23:00
5
3.5
1
6
4.2
1
8.3
6.2
1
6.3
4.6
1
1:00
Prediksi frekuensi dibuat dengan b a t a s sebagai berikut : • Indeks T = 0, 100 dan 200, yang dianggap mewakili kondisi aktivitas matahari rendah, sedang, d a n tinggi. Indeks T menggambarkan pengaruh aktivitas matahari p a d a ionosfer; • Sirkit komunikasi dari Samarinda ke 12 ibukota kabupaten; • Prediksi j a m - a n dari bulan J a n u a r i Desember. Hasil prediksi jam-an :
frekuensi berupa tabel
• Lowest Usable Frequency (LUF) yaitu b a t a s bawah frekuensi yang dapat digunakan u n t u k komunikasi;
• Optimum Working Frequency (OWF) yaitu b a t a s frekuensi komunikasi dengan kemungkinan keberhasilan 90%; • Maximum Usable Frequency (MUF) yaitu b a t a s frekuensi komunikasi dengan kemungkinan keberhasilan 50%. Contoh hasil prediksi diberikan dalain Tabel 2-2. Nilai maksimum LUF dan minimum OWF sepanjang t a h u n u n t u k semua sirkit komunikasi u n t u k indeks T = 0, 100, dan 200 ditunjukkan dalam Gambar 2-1 sampai 2-3 :
144
Gambar 2 - 1 : MUF d a n LUF dari 12 ibukota kabupaten dan kota di Kalimantan Timur ke Samarinda u n t u k T = 0
Gambar 2-2: MUF dan LUF dari 12 ibukota kabupaten di Kalimantan Timur ke Samarinda u n t u k T = 100
145
Gambar 2-3: MUF dan LUF dari 12 ibukota kabupaten di Kalimantan Timur ke Samarinda u n t u k T = 200
Gambar 2-4: Maksimum LUF, Minimum OWF dan kemungkinan penggunaan frekuensi 3, 4, 5, 6 dan 7 MHz.
Maksimum LUF dan minimum OWF per jam u n t u k ketiga harga indeks T diberikan dalam Gambar 2-4. 2.2 Perambatan Gelombang Radio di Permukaan J a r a k terjauh yang dapat ditempuh oleh gelombang (radio) permukaan yang dipancarkan oleh satu stasiun, dengan frekuensi, daya pancar, tinggi antena, jenis permukaan, dan waktu
tertentu didefinisikan sebagai jarak rambat terjauh. J a r a k rambat terjauh dihitung menggunakan paket program GWPS dengan masukan beberapa frekuensi dan kondisi permukaan tanah di daerah yang berkomunikasi. Hasil simulasi jarak rambat terjauh gelombang radio dari Samarinda, dengan frekuensi 4, 5, 6, dan 7 MHz, dengan daya pancar 10, 50 dan 100 Watt u n t u k jenis permukaan kering diperlihatkan pada Gambar 2-5. 146
3
Analisis Hasil dan Pembahasan
Komunikasi radio HF yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mempunyai sirkit dengan jarak mulai dari 50 sampai 500 km menyebabkan frekuensi yang dapat digunakan juga c u k u p bervariasi. Pemilihan frekuensi kerja h a r u s dilakukan sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin satu frekuensi dapat digunakan u n t u k sebanyak mungkin sirkit dan waktu komunikasi selama mungkin, sehingga menghemat penggunaan frekuensi. Penentuan frekuensi kerja komunikasi radio HF diperlukan u n t u k komunikasi sepanjang waktu, sehingga analisis h a r u s dilakukan u n t u k berbagai kondisi aktivitas matahari. Analisis dilakukan berdasarkan simulasi prediksi frekuensi komunikasi radio HF antara Samarinda dengan seluruh ibukota kabupatennya menggunakan paket program AS APS. Dalam prediksi ini, 147
kaitan a n t a r a aktivitas matahari dengan ionosfer dinyatakan dengan indeks T. Untuk mewakili kondisi aktivitas matahari rendah, sedang dan tinggi prediksi dibuat u n t u k harga indeks T 0, 100, d a n 200. Dalam analisis u n t u k penentuan frekuensi komunikasi, digunakan LUF sebagai batas bawah, d a n OWF sebagai b a t a s atas. Dengan demikian tingkat keberhasilan komunikasi dari hasil analisis ini diharapkan c u k u p tinggi. Frekuensi komunikasi h a r u s dapat digunakan sepanjang tahun, oleh karena itu u n t u k masing-masing sirkit dicari nilai maksimum LUF d a n minimum OWF jam-an dari bulan J a n u a r i - Desember, u n t u k masing-masing harga indeks T. Gambar 2-1 s.d Gambar 2-3 menunj u k k a n maksimum LUF dan minimum OWF sepanjang t a h u n u n t u k masingmasing sirkit komunikasi, u n t u k tiga harga indeks T. tukan
Frekuensi kerja yang akan ditenh a r u s dapat digunakan u n t u k
s e m u a sirkit k o m u n i k a s i , oleh k a r e n a itu haras berada dalam rentang yang m e m e n u h i s y a r a t bagi k e 1 2 s i r k i t y a n g ada. R e n t a n g t e r s e b u t a d a l a h a n t a r a m a k s i m u m LUF d a n m i n i m u m O W F d a r i G a m b a r 2-1 s.d G a m b a r 2 - 3 . G a m b a r 2-4 adalah plot m a k s i m u m LUF d a n m i n i m u m OWF u n t u k m a s i n g - m a s i n g h a r g a i n d e k s T. Kemungkinan m e n g g u n a k a n frekuensi 3, 4, 5, 6 d a n 7 MHz diplot b e r a p a titiktitik u n t u k m a s i n g - m a s i n g f r e k u e n s i . Dari G a m b a r 2-4 d a p a t d i k e t a h u i h a l - h a l berikut : • F r e k u e n s i 3 MHz u m u m n y a d a p a t digunakan hanya p a d a malam hari, pada kondisi aktivitas matahari m e n e n g a h s a m p a i tinggi. P a d a a k t i v i t a s matahari sangat rendah, komunikasi r a d i o H F sulit d i l a k u k a n p a d a m a l a m h a r i k a r e n a l a p i s a n ionosfer t i d a k m a m p u m e m a n t u l k a n gelombang radio HF. P a d a k a s u s j a r i n g a n k o m u n i k a s i r a d i o H F d i Provinsi K a l i m a n t a n T i m u r ini, f r e k u e n s i 3 MHz h a n y a b i s a digunakan a n t a r a p u k u l 17:00 - 21:00. F r e k u e n s i ini t i d a k d a p a t d i g u n a k a n pada siang hari p a d a s e m u a tingkat aktivitas m a t a h a r i ; • F r e k u e n s i 4 MHz p a d a s a a t a k t i v i t a s matahari sangat rendah dapat digunakan antara pukul 07:00 sampai 20:00 w a l a u p u n s e k i t a r j a m 12:00 k e m u n g k i n a n agak sulit k a r e n a terlalu d e k a t d e n g a n LUF ( a b s o r p s i tinggi). P a d a tingkat aktivitas matahari sedang (T=100), p a d a s i a n g h a r i ( p u k u l 1 0 : 0 0 15:00) kemungkinan akan sulit m e n g g u n a k a n f r e k u e n s i ini, s e d a n g k a n p a d a saat tingkat aktivitas matahari tinggi (T=200) f r e k u e n s i ini t e r l a l u rendah u n t u k siang hari sehingga hampir tidak mungkin digunakan. F r e k u e n s i ini d a p a t d i g u n a k a n u n t u k komunikasi m a l a m hari, kecuali p a d a saat aktivitas m a t a h a r i s a n g a t rendah, kemungkinan hanya dapat digunakan sampai sekitar pukul 20:00. Frekuensi 4 MHz lebih b a i k d a r i p a d a 3 MHz k a r e n a selain d a p a t m e n d u k u n g k o m u nikasi p a d a malam hari, juga dapat digunakan siang hari p a d a saat tingkat aktivitas m a t a h a r i s a n g a t r e n d a h ;
• F r e k u e n s i 5 MHz d a p a t d i g u n a k a n p a d a siang hari p a d a s e m u a kondisi aktivitas m a t a h a r i , b a h k a n p a d a saat a k t i v i t a s m a t a h a r i tinggi d a p a t d i g u n a kan selama 24 jam, meskipun pada s i a n g h a r i ( a n t a r a p u k u l 10:00 - 14:00) k e m u n g k i n a n a b s o r p s i n y a b e s a r (terlalu d e k a t d e n g a n LUF); • F r e k u e n s i 6 MHz d a p a t d i g u n a k a n p a d a siang hari, n a m u n p a d a saat aktivitas m a t a h a r i sangat r e n d a h baru bisa digunakan mulai sekitar pukul 1 0 : 0 0 s a m p a i 18:00; • F r e k u e n s i 7 MHz d a p a t d i g u n a k a n p a d a p u k u l 8 : 0 0 - 2 2 : 0 0 p a d a kondisi aktivitas m a t a h a r i s e d a n g , p u k u l 7 : 0 0 0 2 : 0 0 p a d a a k t i v i t a s m a t a h a r i tinggi, n a m u n tidak bisa digunakan pada aktivitas matahari rendah kecuali a n t a r a p u k u l 14:00 - 16:00; • F r e k u e n s i k e r j a Provinsi K a l i m a n t a n T i m u r s a a t ini (sekitar 8 MHz) s a r a a sekali t i d a k d a p a t d i g u n a k a n p a d a s a a t a k t i v i t a s m a t a h a r i r e n d a h (dari t a h u n 2 0 0 6 d i p e r k i r a k a n s a m p a i t a h u n 2009), d a p a t d i g u n a k a n p a d a siang hari pada periode aktivitas m a t a h a r i m e n e n g a h d a n tinggi ( d i p e r k i r a k a n t a h u n 2 0 1 0 2013). Sebagaimana dijelaskan di atas, frekuensi yang dapat d i g u n a k a n u n t u k berkomunikasi tergantung pada kemampuan ionosfer untuk memantulkan gelombang radio. S e m a k i n tinggi kerapata n e l e k t r o n d i ionosfer, s e m a k i n tinggi j u g a frekuensi yang d a p a t dipantulkan. Radiasi m a t a h a r i m e r u p a k a n s u m b e r e n e r g i p e m b e n t u k a n e l e k t r o n d i ionosfer. Semakin tinggi aktivitas matahari, semakin besar radiasi yang dipancarkan, berarti s e m a k i n b a n y a k elektron dapat d i p r o d u k s i di ionosfer. Oleh k a r e n a itu p a d a s a a t a k t i v i t a s m a t a h a r i tinggi, frekuensi yang dapat digunakan u n t u k k o m u n i k a s i r a d i o lebih tinggi d i b a n d i n g k a n p a d a saat aktivitas m a t a h a r i rendah. Untuk perambatan gelombang radio di p e r m u k a a n , dari G a m b a r 2-5 dapat diketahui b a h w a jarak terjauh u n t u k frekuensi 4, 5, 6, d a n 7 MHz dengan daya pancar 100 watt m a k s i m u m s e k i t a r 3 0 k m d a r i S a m a r i n d a , d a n lebih 148
dekat lagi u n t u k daya pancar yang lebih kecil. Analisis dilakukan u n t u k daya pancar 10, 50, dan 100 watt karena daya pancar radio komunikasi HF yang digunakan di Bagian Sandi d a n Telekomunikasi Pemerintah Daerah pada u m u m n y a tidak lebih dari 100 watt. J a r a k terdekat sirkit komunikasi di Provinsi Kalimantan Timur adalah 53 km (Samarinda - Tenggarong), jadi tidak mungkin dilakukan komunikasi radio menggunakan perambatan di permukaan. Dari hasil analisis di atas, dapat ditabelkan frekuensi komunikasi antara ibukota Provinsi dengan ibukota kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur seperti pada Tabel 3 - 1 . Tabel 3 - 1 : FREKUENSI KOMUNIKASI DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN HASIL PREDIKSI FREKUENSI
Siang hari Malam hari
Aktivitas Matahari Rendah Sedang tinggi 4 MHz 6-7 MHz 6- 7 MHz Sulit menggunakan HF
4 MHz
4 MHz
Hasil simulasi frekuensi komunikasi pada Tabel 3-1 kemudian disesuaikan dengan tabel alokasi frekuensi yang merupakan lampiran Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 5 t a h u n 2001 tentang tabel alokasi spektrum frekuensi radio Indonesia. Komunikasi radio antara ibukota Provinsi dengan ibukota kabupaten dalam daftar alokasi frekuensi termasuk kategori dinas tetap darat HF. Alokasi frekuensi u n t u k dinas tetap darat HF pada frekuensi tersebut adalah 4.000-4.063 MHz; 4.438-4.650 MHz; 5.730-5.900 MHz d a n 6.765-7.000 MHz. Berdasarkan hasil simulasi d a n penyesuaian dengan tabel alokasi frekuensi m a k a u n t u k komunikasi radio HF di wilayah Provinsi Kalimantan Timur disarankan u n t u k menggunakan paling sedikit dua frekuensi kerja agar komunikasi dapat berjalan baik pada s e m u a tingkat aktivitas matahari. Komunikasi di lingkungan kantor pemerintah daerah 149
pada u m u m n y a hanya dilakukan pada siang hari (jam kerja), sehingga u n t u k pemilihan frekuensi d i u t a m a k a n yang dapat m e n d u k u n g komunikasi pada siang hari. Dua alokasi yang disarankan adalah 4.000-4.063 MHz atau 4 . 4 3 8 4.650 MHz u n t u k tingkat aktivitas matahari rendah, dan 6.765-7.000 MHz untuk tingkat aktivitas matahari menengah sampai tinggi. Kalau diperlukan komunikasi dilakukan pada malam hari, frekuensi sekitar 4 MHz dapat digunakan dengan baik p a d a tingkat aktivitas matahari menengah sampai tinggi. 4
KESIMPULAN
Dari hasil simulasi menggunakan prediksi frekuensi dan penyesuaian dengan tabel alokasi frekuensi diperoleh 4 alokasi frekuensi yang memungkinkan u n t u k m e n d u k u n g komunikasi radio HF di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, yaitu 4.000-4.063 MHz; 4.438-4.650 MHz; 5.730-5.900 MHz dan 6.765-7.000 MHz. Frekuensi kerja yang disarankan u n t u k dimintakan ijin penggunaannya oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur adalah dalam alokasi 4.000-4.063 MHz atau 4.438-4.650 MHz, dan 6.765-7.000 MHz. Kedua alokasi ini dapat digunakan secara bergantian pada saat tingkat aktivitas matahari rendah, menengah, m a u p u n tinggi, u n t u k semua sirkit komunikasi. DAFTAR RUJUKAN Jiyo, 2006. Telaah Jarak Rambat Terjauh Gelombang Permukaan Menggunakan Paket Program GWPS, Prosiding Seminar Nasional Antariksa III. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 5 t a h u n 2001 tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia. Suhartini S., 2006a. Lapisan lonosfer dan Perambatan Gelombang Radio HF, Publikasi ilmiah LAPAN, ISBN 978-979-1458-00-9. Suhartini S., 2006b. Prediksi dan Manajemen Frekuensi Komunikasi Radio HF, Publikasi ilmiah LAPAN, ISBN 978-979-1458-00-9.