FRAMING MEDIA DAN ETIKA JURNALISTIK Dyan Rahmiati Sosialisasi dan Workshop Pendampingan Model Humas Excellence dan Model Objektivitas Pemberitaan
¨
¨
¨
¨
how important is the information I am seeking? Does the public have right to know? A Need to know? Merely a desire or curiosity to know? what level of protection do individuals involved in the story deserve? How much harm might they receive? Are they involved in the news event by choice or by happenstance? Do I know the facts well enough to sort out the roles of individuals involved? What else do I need to know? How would I feel if I were being subjected to the same scrutiny?
How best can I weigh the concerns of highly vulnerable individuals ( such as children, victims, family members ) whose privacy might be invaded? Should I talk directly to them to better understand the impact my actions could have on them? ¨ What can I do to minimize the privacy invasion and the harm it might cause? Can I broaden the story to include more “victims”, thereby minimizing harm to select few? ¨
Should I be focusing on the system failure of the big issue picture as opposed to focusing intensely on individuals? ¨ Can I clearly and fully justify my thinking and decision about privacy? To those directly involved? To the public? ¨ Do I need to include others in the decision making to gain more perspective? ¨
NEWS IS REAL … BUKAN FIKSI … PENGGAMBARAN REALITAS …
What about this … Bad news is a good news ¨ Berita adalah sesuatu hal biasa dilakukan oleh org luar biasa atau sesuatu yng luar biasa dilakukan org biasa. ¨
Which one…?? Punya banyak pilihan dalam melihat realitas ¨ Frame - pembingkaian ¨ Yang memiliki nilai berita ¨
News value ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨ ¨
Frekuensi Negatif isue Kejadian tak terduga / bencana Personalisasi Proximiti – cultural proximity Penting – individu yang penting, isu yang penting Konflik Menyangkut banyak orang / konsekuensi Aktualitas Human interest - ketegangan, ketidaklaziman, seks, humor, simpati
WANT TO TELL … THE TRUTH… ¨ WANT TO TELL … TO THE WORLD… ¨ LET THEY KNOW WHAT WE SEE… ¨ LET THEY HEAR WHAT WE HEAR… ¨
IN A SMALLER SCALES ¨ IN OUR FRAME ¨ WITH OUR INTERPRETATION ¨
HYPERREALITY Panggung depan
Panggung belakang
On cam…
Reality….
Objektivitas … Berdasar fakta ¨ Tidak memihak ¨ Cover both side and many sides ¨ Menjaga akurasi, keseimbangan dan melakukan self censorship ¨ Benar ¨
Objektivitas menurut Westerstahl Objectivity
Factuality
Truth
Relevance
Impartiality
Balance
Neutrality
Berita bukan kejadian itu sendiri ¨ Berita adalah laporan akan kejadian ¨ Laporan yang aktual dan bermakna ¨
Kejadiannya sendiri adalah sesuatu yang objektif, namun bagaimana kejadian itu dipilih menjadi sebuah berita adalah sesuatu yang subjektif (Jakob Oetama, 2001)
Tell us the truth … ¨
¨
¨
The New York Times – Jayson Blaire, menulis berita bohong dg mewawancarai narasumber palsu dan juga pernah mencontek koran lokal. The Washington Post – Janet Cooke, berita bohong ttg anak pecandu obat bius. Mendapat pulitzer, ternyata fiksi Jawa Pos – kejadian Bom Bali II, JP menurunkan hasil wawancara per telepon dg Nur Aini (istri Dr Azhari). namun ternyata pada saat yg bersamaan salah satu stasiun TV melakukan wawancara dan hanya bisa dijawab dg tulisan tangan karena radang teroid yang diderita Nur Aini - fiktif
¨
Wartawan Rakyat Merdeka – seakan melakukan wawancara ‘hit and run’ dg aburizal bakrie masalah Lapindo Brantas, hasilnya berita berjudul “Abu Rizal : Saya sibuk” – tapi ternyata tidak pernah ada wawancara
Kewajibannya --- pada kebenaran ¨ Loyalitasnya ---- pada warga ¨ Intisarinya --- disiplin verifikasi ¨ Independen dari pihak yang diliput ¨ Pemantau kekuasaan ¨ Peristiwa penting – menjadi menarik dan relevan ¨ Suara hati … J ¨
Mana yang lebih penting ? AKTUALITAS VS VERIFIKASI
Mengingat yang penting … Dilema media massa – as idealisme dan pragmatisme ekonomi Tanggungjawab sosial etika profesi
Fungsi Etika Profesi ¨
Fungsi etika profesi antara lain: a. Sebagai sarana kontrol sosial b. Mencegah pengawasan atau campur tangan pihak luar c. Untuk membangun patokan kehendak yang lebih tinggi
Untuk apa kode etik ?? Menjaga kualitas profesi ¨ Menjaga hubungan antar rekan se-profesi ¨ Menjaga hubungan dengan publik-nya ¨ Menjaga masyarakat dari dampak merugikan dari tindakan orang berprofesi itu ¨
Kode etik jurnalistik dibuat atas prinsip bahwa pertanggung jawaban, berada terutama pada hati nurani setiap wartawan Indonesia
“ Bila ada racun masuk ke perut kita, paling yang sakit perut kita sendiri. Kalau sampai mati pun, kita sendiri yang mati. Tapi kalau racun masuk otak melalui tulisan yang disebarluaskan, yang sakit, marah, atau kalap bisa satu golongan. Yang bisa angkat senjata, lalu yang mati pun bisa ribuan,” (sirikit syah – LSM media watch)
¨
Kesalahan Etika ¤ Cara
memperoleh berita: amplop, langgar privacy, doorstepping, menyamar, rekaman tersembunyi, … ¤ Cara menampilkan berita : bodybag jurnalism, memburamkan wajah tersangka, tdk cover many-sides, …
To think about… Penggunaan bahasa, menghindari kata-kata yang opinionatif, yg menyulut konflik ¨ Kemasan berita ¨ Visual tayangan yang beretika ¨ Pertimbangan psikologis khalayak ¨ Kembalilah pada hati nurani ¨
“the people has the right to know” But, to know what…. And how….. Informasi ….
Edukasi ….
Wartawan bukan pekerjaan dewa… tapi kami meletakkan mata dan telinga kami pada anda …