oz.
f'l. 0008jaoto .3 J-Q -.:10() <.
PERANAN INVESTASI SWASTA, INVESTASI PUBLIK DANPERTUMBUHANPENDUDUKTE RHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 26 PROPINSI DI INDONESIA
Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai deraj at Sarj ana S-2
Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan Jurusan Ilmu-ilmu Sosial
diajukan oleh :
kepada PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2001
Tesis PERANAN INVESTASI SWASTA, INVESTASI PUBLIK DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI 26 PROPINSI DI INOONESIA
dipersiapkan dan disusun oleh Arief Rahman Hakim
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal
28 April 2001
Susunan Dewan Penguji
Pem~ma
Anggota. Dew
;Frof. Dr. Insukmdro, M.A. Pembimbing Pendamping I
Dra. Ch. Suparmi, S.U.
Pembimbing Pendamping I
Pengelola Program Studi : .... M~gt~~~f.g~~~~~~~~.Pembangunan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta,
April2001
~L-~1 Arief Rahman Hakim
lll
PRAKATA
Alhamdulillah, maha suci Allah, Tuhan yang maha tinggi, yang telah
menciptakan dan menetapkan ukuran bagi hambaNya. Tesis berjudul «Peranan Investasi Swasta, Investasi Publik dan Pertumbuhan Penduduk terhadap Pertumbuhan Ekonomi 26 Propinsi di Indonesia" ini merupakan salah satu syarat mencapai derajat satjana S-2 Program Studi Magister Ekonomika Pembangunan, Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Program Pasca Satjana Universitas Gadjah Mada. Keseluruhan proses penulisan tesis ini, mulai dari melahirkan gagasan, pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisannya tidak akan terwujud tanpa bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan tersebut, khususnya kepada pihak-pihak berikut ini. 1. Prof. Dr. Insukindro, MA. atas segala kesabaran dan bimbingannya dalam keseluruhan proses penulisan tesis ini. 2. Prof. Dr. Soediyono R., MBA. dan Dra. Ch. Suparmi, SU selaku ketua dan anggota tim penguji yang telah memberikan masukan yang sangat bennanfaat. 3. Pengelola program Megister Ekonomika Pembangunan Universitas Gadjah Mada beserta seluruh jajarannya atas semua pelayanan yang diberikan selama penulis menyelesaikan studi. 4. Kepala Biro Pendidikan dan Pelatihan!OTO BAPPENAS, khususnya Pemimpin Proyek PPAN beserta seluruh staf pendukungnya yang telah menyediakan dana bagi studi kami. 5. Gubernur Kalimantan Tengah, Walikota Palangka Raya, Kepala BAPPEDA Kota Palangka Raya atas pemberian ijin bagi penulis melanjutkan studi.
IV
6. Bapak/ibu R. Jatimartono dan Bapakfibu Tusih I. Bataib serta seluruh saudara yang telah berkorban dan berdoa bagi keberhasilan penulis. 7. Seiuruh rekan penulis di BAPPEDA Kota Paiangka Raya khususnya si "alimalim bawang" mas Yansiterson, si "criwis cawis" Urip Wijiasto dan semua kawan di MEP Angkatan XII Kelas Pembangunan Daerah atas semua bantuan dan dukungannya kepada penulis. Khusus kepada istri penulis, Anita, penulis sampaikan terima kasih atas keputusannya dan keteguhannya untuk mendampingi penulis serta usahanya dalam menciptakan suasana rumah yang tenang. Dan untuk Aria, penulis juga sampaikan rasa terima kasih karena dengan caranya sendiri telah memberikan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian studi ini. Ibarat pepatah "tiada gading yang tak retak, bumi mana yang tak kenai hujan" demikian halnya tesis ini masih terdapat berbagai kekurangan. Kekurangan tersebut semata-mata karena keterbatasan dan kekurangan dari penulis. Dan, penulis persembahkan tesisi ini dengan segala kekurangannya.
Penulis,
Arief Rahman Hakim
v
DAFTAR lSI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN
II
HALAMAN PERNYAT AAN
lll
PRAKATA
IV
DAFTAR lSI
VI
DAFTAR LAMPIRAN
VIII
INTI SARI
IX
ABSTRACT BAB
X
I PENGANTAR
1. 1 1.2 1.3 1.4
Latar Belakang ................................................... . Keaslian Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tujuan dan Manfaat Penelitian .. . .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .. .. .. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS 2. 1. Tinjauan Pustaka . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. . . .. .. . . .. .. . .. . .. . 2.1.1 Pengertian pertumbuhan ekonomi 2.1.2 Model Pertumbuhan Solow .. .. .. .. . .. .. .. .. . .. . .. . .. . 2.1.3 Studi empiris pertumbuhan ekonomi 2.2 Landasan Teori 2.3 Hipotesis .. . ...... .. . .. .... .. . .. ... .. .. .. . ... . .. .. . ...... . .. ...... 2.4 Alat Analisis BAB III ANALISIS OAT A
5 7 8 10 10 10 11 15 20 21 21 22
3.1 Cara Penelitian . .. .. . . .. . .. .. . .. . . .. . .. .. . .. . .. . .. . .. . .. ... .. . .. .. 3.1.1 Definisi operasional .. . .. . .. . .. . .. .. .. . .. .. .. .. . .. .. .... .. 3.1.2 Jenis dan sumber data .. . .. . .. .. .. .. . .... .. .. ...... .. . .. . 3.2 Pertumbuhan Ekonomi, lnvestasi dan Penduduk 3.3 Hasil Anal isis dan Pembahasan . .. .. . .. .. .. . .. .. . .. .... .. .. . .. 3.3.1 Analisis hasil regresi .... .. . .. .. .. .. .. . .. .... .. . .. .... .. ... 3.3.2 Analisis statistik dan ekonometrik 3.3.3 Anal isis ekonomi .. . .. . .. . .. .... . .. .. . .... .. .. . ... .. . .. .
vi
22 22 24 24 27 27 30 32
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . .
36
4.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4.2 Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
36 37
40
DAFTAR PUSTAKA
44 LAMP IRAN
Vll
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Penjabaran matematis model pertumbuhan yang digunakan dalam penelitian ........................ .
44
Proses pendeflatoran dari harga berlaku menjadi Rupiah tahun 1993
47
Produk Domestik Regional Bruto per kapita menurut propinsi dalam Rupiah 1993 tahun 1988-1997 ........................................... .
48
Investasi publik per propinsi dalam Rupiah 1993 tahun 1988 - 1997 ................................. .
49
Investasi swasta per propinsi dalam Rupiah 1993 tahun 1988 - 1997 ................................... .
50
Jumlah penduduk menurut propinsi tahun 19881997
51
Print out komputer basil estimasi model metode Ordinary Least Squares dengan Eviews 3.0 ...
52
Print out komputer basil estimasi model regresi parsial antara variabel penjelas (independent variable) metode Ordinary reasl Squares dengan Eviews 3.0 .................................. .
57
Vlll
INTISARI
Perdebatan tentang peranan investasi publik dan investasi swasta dalam pertumbuhan ekonomi telah meningkat dalarn dekade terakhir, baik dalam lingkungan akademik maupun dalam perumusan kebijakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh investasi privat dan investasi publik {sebagai rasio dari Produk Domestik Regional Bruto/PDRB) serta pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perturnbuhan ekonomi ( dinyatakan sebagai pendapatan per kapita) di Indonesia selarna periode 1988-1997. Data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data panel dari 26 propinsi di Indonesia (tidak tennasuk Timor Timur). Data tersebut bersumber dari berbagai publikasi Badan Pusat Statistik Jakarta. iv1odel di estimasi dengan metode Generali:ed Least Squares (GLS) dan dilakukan beberapa pengujian mencakup uji ketepatan perkiraan, uji t, uji F dan uji diagnostik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian, baik investasi swasta maupun investasi publik (sebagai rasio dari PDRB), berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita. Namun demikian, pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat pendapatan per kapita setiap propinsi berbeda-beda, dimana 4 propinsi mempunyai pendapatan per kapita lebih tinggi dari rata-rata dan 4 propinsi lainnya lebih rendah sedangkan 18 propinsi pendapatan per kapitanya sama dengan pendapatan per kapita secara rata-rata.
IX
ABSTRACT
In the last decade, there has been an increasing discussion in policy making and academic circles of the respective roles of public and private investments on the economic growth. This study attempts to analyze the influence of private and public investments (as Gross Regional Domestik Product/GRDP ratio) and the influence of population growth on economic growth (stated as income per capita) in Indonesia during the period of 1988-1997. The data used in this study are panel data from 26 provinces in Indonesia (excluding East Timor). The data are obtained from several references published by Central Bureau of Statistic, Jakarta. The model is estimated using generalized least squares methods and examined in terms of goodness of fit, t-test, F-test and diagnostic test. The result shows that, during the examined period both privat and public investments (as GRDP ratio) have significantly and positively effected the growth of income per capita. However, population growth has significantly and negatively influenced the growth of income per capita. Each province differs in the rate of income per capita. In comparison with the average of income per capita, 4 provinces are higher, 4 other provinces are lower and the others are equal.
X
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peranan investasi publik terhadap pertumbuhan ekonomi semakin sering diperdebatkan
para ekonom
dan
teoritikus
pembangunan
seiring dengan
meningkatnya isu liberalisasi perdagangan dan privatisasi perekonomian, di mana perekonomian ditandai dengan menurunnya peran pemerintah dan membesamya peran swasta dalam alokasi dan distribusi sumberdaya. Para ekonom pendukung madzab "leisse=-faire" mendapat angin segar dengan apa yang disebut "kebangkitan kembali pasar" (rediscovery of the market) di mana semua negara di seluruh penJuru
dunia
mengakui
kekuatan
pasar
sebagai
wahana
pengalokasian
sumberdaya. Contoh paling dramatis adalah berlangsungnya revolusi di Uni Sovyet dan negara-negara Eropa Timur yang selama ini dianggap sebagai kubu perekonomian komando (Samuelson dan Nordhaus, 1997: xvi). Selain efisiensinya yang rendah, aspek lain terhadap keberatan investasi publik adalah fenomena yang oleh para ekonom disebut ··crowding out" atau proses penciutan yaitu konsep pemikiran yang menyatakan bahwa peningkatan belanja pemerintah, defisit anggaran pemerintah dan hutang pemerintah dapat menciutkan jumlah investasi dunia usaha (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 478; Dessus dan Herrera, 2000:407). Misalkan pemerintah mulai membangun proyek jalan yang meningkatkan pengeluaran publik (G) dalam barang dan jasa-jasa. Dalam jangka pendek, sesuai dengan konsep model pengganda (multiplier model) dan faktorfaktor lain diasumsikan konstan, maka Produk Domestik Bruto (PDB) akan naik 2
2
atau 3 kali kenaikan (G). Tetapi kenaikan PDB akan meningkatkan permintaan uang untuk transaksi, sehingga untuk menahan inflasi bank sentral akan meningkatkan pengetatan moneter. Kenaikan tingkat bunga dan pengetatan kredit akan cenderung
"mendesak" investasi dan pengeluaran yang sensitif terhadap
bunga (Samuelson dan Nordhaus, 1997: 355-356). Pada sisi yang berseberangan, "kemenangan pasar" tidak berarti bahwa sistem ekonomi negara-negara di seluruh dunia adalah kapitalisme. Ekonomi pasar adalah sifat dasar perekonomian suatu negara dan setiap negara mempunyai satu sistem yang khas untuk mengatur "pasamya" sendiri-sendiri (Mubyarto, 2000: 80 116). Menurut Mubyarto (2000: 115), yang diselamatkan Keynes melalui teorinya adalah sistem ekonomi pasar sebagai lawan dari sistem ekonomi yang direncanakan secara ketat oleh satu pemerintah pusat, tetapi bukan sistem kapitalisme itu sendiri. lnvestasi swasta yang diatur dalam mekanisme pasar itu, seringkali juga gaga! untuk mengalokasikan sumber-sumber ekonomi yang ada dalam masyarakat secara efisien (Mangkoesoebroto, 1999: 31 - 56; Samulson dan Nordhaus, 1997: 49 - 55). Teori kegagalan pasar (market failure) ini kelak akan mendapat serangan balik dengan teori kegagalan pemerintah (government failure). Investasi publik meskipun pada awalnya tidak efisien, tetapi dalam jangka panjang akan sangat efisien, di samping itu investasi pemerintah juga akan mengurangi "kesesakan" pada daerah yang sudah terlalu padat karena penduduk akan bersedia pindah ke daerah baru yang sudah tersedia infrastruktumya (Sukimo, 1976: 24 - 27). Prasarana
infrastruktur merupakan barang komplementer yang
sangat penting bagi investasi swasta karena dapat menurunkan biaya angkut dan
3
meningkatkan volume perdagangan serta merupakan faktor penentu pertumbuhan jangka panjang yang dominan (Jhingan, 1988:
87~
Gramlich, 1994: 1176- 1196).
Studi-studi empiris di Indonesia tidak memberikan jawaban yang tegas, mana dari kedua teori ekstrim tersebut yang paling mendekati kenyataan. Penelitian mengenai fenomena "crowding out" di Indonesia tahun 1969 - 1994 telah dilakukan oleh Kenedy ( 1998). Investasi Pemerintah, yang diukur dengan anggaran pembangunan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, akan menurunkan investasi swasta, dan lebih besar pengaruhnya dalam jangka panjang (Kenedy, 1998:47-48).
Nahak (1998: 40) dengan menggunakan analisis input-
output menemukan bahwa alokasi dana tertinggi di sektor perhubungan dan
komunikasi di Propinsi Nusa Tenggara Timur (TA. 1991/1992 - 1995/1996) temyata tidak muncul sebagai sektor yang mempunyai kaitan intersektoral yang tinggi. Beberapa studi empms yang lain memberikan hasil yang berbeda. Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap total investasi swasta di Propinsi Riau (Emaputra, 1999: 40), sedangkan peningkatan panjangjalan akan meningkatkan investasi swasta di Propinsi Kalimantan Selatan (Nurokhman, 1998: 45-54 ). Studi tentang
pengaruh investasi publik terhadap pertumbuhan
ekonomi juga sudah banyak dilakukan.
Di Propinsi Sulawesi Tenggara (Budi,
1998: 38) dan Irian Jaya (Purwono, 2000: 46) ditemukan hubungan positif dan signifikan antara pertumbuhan ekonomi dengan pengeluaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur jalan. Dalam skala nasional penelitian Snyder ( 1985) dan Handayani ( 1997) menghasilkan kesimpulan yang sama bahwa pengeluaran pemerintah meningkatkan
4
pertumbuhan ekonomi nasional melalui efek multiplier. Pengeluaran pemerintah di sektor pertanian dapat meningkatkan pendapatan sektor pertanian propinsi (di 25 propinsi) dan lebih besar di propinsi dengan pendapatan per kapita yang rendah. Sementara itu, tingkat pendidikan juga berpengaruh positif terhadap pendapatan sektor pertanian dan lebih besar pengaruhnya pada propinsi dengan pendapatan per kapita tinggi (Soekartawi dan Sumarto, 1994:27-31). Keberatan utama terhadap argumen yang mendukung peranan investasi pemerintah terhadap perekonomian adalah bahwa studi tersebut menghasilkan angka rate of return yang tinggi dan tidak realistis serta dikaji secara parsial. Hasil penelitian Aschauer di AS menghasilkan angka 60 % dan lebih tinggi lagi untuk negara sedang berkembang (lihat Dessus dan Herrera, 2000: 408,
413). Barro
(1991: 411-423) menemukan hubungan negatif antara investasi publik terhadap pertumbuhan ekonomi, sebagaimana dinyatakan Landau (1983) dan Romer (1990) sebelumnya (lihat Setiati, 1996: 128-129). Kritik terhadap penelitian ini adalah bahwa studi tersebut tidak memperhitungkan pentingnya pengaruh perubahan variabel demografi dalam pertumbuhan ekonomi (Setiati, 1996: 129). Kelley dan Schmidt (1995) menyatakan bahwa variabel demografi susah ditaksir pengaruhnya terhadap pertwnbuhan ekonomi (lihat Pancawati, 2000: 184). Di satu sisi, pertumbuhan penduduk akan meningkatkan pennintaan barang dan jasa sehingga dapat meningkatkan output melalui tarikan permintaan. Pertumbuhan penduduk juga meningkatkan penyediaan tenaga kerja yang diperlukan untuk mengolah potensi sumberdaya alam di negara sedang berkembang (Jha dkk., 1993: 31-46; Todaro, 1997: 212-216).
5
Di
SISI
lain,
pertumbuhan
penduduk
akan
meningkatkan
beban
ketergantungan (dependency burden) sehingga memperbesar konsumsi dan mengurangi tabungan, dampak selanjutnya akan mengurangi stok kapital per kapita secara agregat. Pertumbuhan penduduk juga akan meningkatkan kebutuhan akan barang publik, sehingga perhatian pemerintah akan terpusat pada upaya mempertahankan pelayanan yang ada bukan meningkatkannya. Di samping itu, jumlah penduduk yang terlalu banyak akan mempengaruhi daya dukung lingkungan, dan degradasi lingkungan akan mengurangi kemampuan meningkatkan produksi dalam jangka panjang (Jha dkk., 1993: 31-46; Todaro, 1997: 216-219; Pancawati, 2000: 182-183). Kemungkinan besar investasi publik memberikan sumbangan yang cukup berarti dalam pertumbuhan ekonomi, khususnya di negara sedang berkembang. Tetapi seperti hasil studi Handayani (1997: 60) menunjukkan korelasi positif antara pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,32 (tidak terlalu kuat) dan penelitian Snyder (1985: 147-150) menemukan pengeluaran pemerintah menyumbang setengah dari pengeluaran
pemerintah
pertumbuhan ekonomi,
bukan
satu-satunya
variabel
menunjukkan bahwa yang
mempengaruhi
perubahan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, sangatlah relevan untuk diteliti, sampai seberapa besar
"peranan investasi swasta, investasi
publik dan
pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi" 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian tentang investasi telah dilakukan oleh banyak peneliti. Dessus dan Herrera (2000) melakukan penelitian lintas negara (28 negara) pada periode
6
1981-1991 dengan pendekatan kapital. Model yang digunakan adalah model
persamaan simultan (the simultaneous equations model) dan penelitian tersebut menyimpulkan bahwa baik kapital publik maupun swasta berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Baffes dan Shah (1998) berupaya untuk mengungkapkan alokasi sektoral dari pengeluaran publik dan interaksinya dengan sektor swasta serta implikasinya terhadap pertumbuhan ekonomi. Pendekatan yang digunakan juga pendekatan kapital berdasarkan fungsi produksi Cobb-Dauglas. Penelitian ini menemukan bahwa kapital swasta dan sumberdaya manusia (pendidikan, kesehatan dan pelatihan) merupakan faktor dominan dalam pertumbuhan ekonomi. Penelitian Ghura dan Hadjimichael (1996) serta Khan dan Kumar (1997) melakukan pendekatan dari sisi investasi, serta memasukkan variabel pertumbuhan penduduk. Kedua penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa baik investasi swasta maupun investasi publik berpengaruh positifterhadap pertumbuhan ekonomi sementara pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif. Kecuali penelitian Baffes dan
Shah
( 1998),
ketiga penelitian
yang
lain
sepakat
bahwa
peranan
kapitallinvestasi swasta lebih besar dari kapitallinvestasi publik. Di Indonesia penelitian tentang investasi publik dilakukan oleh Budi ( 1999) dan Purwono (2000) yang meneliti investasi publik berupa jalan raya terhadap pertumbuhan ekonomi di tingkat propinsi. Model yang disusun menggunakan variabel parsial (hanya menggunakan investasi publik). Berbeda dengan kedua penelitian tersebut, penelitian ini akan menggunakan variabel investasi publik dan swasta secara bersama-sama dengan lingkup nasional.
7
Penelitian dengan lingkup nasional dilakukan oleh Snyder ( 1985) dan Handayani ( 1997) dari sisi permintaan agregat. Kedua penelitian tersebut menggunakan model efek multiplier untuk melihat pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi selama Pelita I- III dan selama PJP I. Keduanya menyimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini akan melihat sisi penawaran agregat berdasarkan pada fungsi produksi nasional. Penelitian pengaruh investasi publik terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran agregat juga dilakukan oleh Setiati (1996) dan Patnasari (1999). Setiati ( 1996) memasukkan variabel demografi berdasarkan data panel 25 propinsi di Indonesia tahun 1983-1992 dan menyimpulkan bahwa investasi (swasta dan publik) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Patnasari (1999)
meneliti pengaruh kebijakan fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi
di lingkup
nasional tahun 1970-1996, dan menemukan pengaruh positif investasi swasta serta pengaruh negatif investasi publik terhadap pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan
dengan
penelitian-penelitian tersebut,
meskipun juga
menggunakan fungsi produksi Cobb-Dauglas, penelitian ini menggunakan model pertumbuhan Solow yang dimodifikasi dengan pendekatan kuantitas per kapita. Ruang lingkup penelitian adalah nasional (Indonesia) dengan menggunakan data panel dari 26 propinsi. Periode penelitian mencakup tahun 1988 s/d 1997, karena pada tahun-tahun tersebut, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang mantap, melakukan kebijakan fiskal ekspansi secara terns menerus dalam jangka panjang dan mengalami periode konglomerasi dalam perekonomian nasional.
8
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah menghitung
dan menganalisis pengaruh
pertumbuhan investasi swasta, pertumbuhan investasi publik dan pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi 26 propinsi di Indonesia selama periode 1988-1997.
1.3.2 Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, dan untuk : 1. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi
pada
tingkat pripinsi di Indonesia; 2. memberikan bahan bagi pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan pembangunan; 3. memberikan sumbangan bahan kajian terhadap perekonomian Indonesia selama periode 1988-1997.
1.4 Sistematika Penulisan Tesis ini disusun dengan sistematika berikut ini. 1. Bab I Pengantar, berisi latar belakang permasalahan menyangkut pro kontra investasi swasta dan investasi publik baik secara teoritis maupun empiris, keaslian penelitian ini dibanding penelitian sebelumnya yang sejenis, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. 2. Bab II Tinjauan Pustaka dan Alat Analisis merupakan basil survei Iiteratur yang terdiri dari 4 sub bab. Sub bab pertama adalah Tinjauan Pustaka menguraikan tentang pengertian pertumbuhan ekonomi, teori pertumbuhan ekonomi dan studi
9
empiris tentang pertumbuban ekonomi. Sub bah kedua, Landasan Teori, berisi uraian singkat penyusunan
model ekonometrik yang digunakan dalam
penelitian. Dua sub bah terakbir adalab hipotesa dan alat analisis untuk menjawab permasalahan penelitian. 3. Bah III Analisis Data memuat uraian tentang definisi operasional variabel yang diamati dan sumber data yang digunakan. Kemudian diuraikan juga tentang perkembangan variabel yang diamati dan ditutup dengan uraian tentang basil analisis beserta pembahasannya. 4. Bah IV Kesimpulan dan saran, berisi pokok-pokok basil penelitian dan saran untuk menindaklanjuti implikasi basil penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian pertumbuhan ekonomi
Banyak ekonom merumuskan definisi pertumbuhan ekonomi (economic
growth) dengan sudut pandang yang berbeda, namun pada dasamya mempunyai pengertian yang sama. Parkin dan Bade ( 1995: 48) menyatakan: "economic gro·wth
is the rate of change of real GDP from one year to next year", sedangkan Samuelson dan Nordhaus ( 1999: 256-257) berpendapat : "Pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan batas kemungkinan produksi (Production Possibility frontier- PPF) suatu negara .......... Pertumbuhan ekonomi sangat penting bagi warga negara suatu negara karena pertumbuhan ekonomi yang dimaksud di sini adalah pertumbuhan output per kapita, berarti pertumbuhan upah riil dan meningkatnya standar hidup"
Kuznets tahun 1966 mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai : "suatu kenaikan terus menerus dalam produk per kapita atau per pekerja, seringkali dibarengi dengan kenaikan jumlah penduduk dan biasanya dengan perubahan struktural" (lihat Jhingan, 1988, 72). Lima tahun kemudian, dalam pidato pcncrimaan hadiah nobelnya, Kuzncts mempcrluas detinisinya sebagai : "a long-
term rise in capacity to supply increasingly diverse economic goods to its population, this growing capacity based on advancing technology and the institutional and ideological adjustment that its demand" (lihat Todaro, 1997: 111 ). Sementara itu Djojohadikusumo (1994: 1) berpendapat pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan proses produksi harang dan jasa dalam suatu
10
II
perekonomian. Definisi lain oleh Boediono (1992: 1) menyatakan pertumbuhan ekonomi secara lebih spesifik yaitu kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Menurut Arsyad (1999: 7) pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan GDP atau GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah teijadi perubahan struktur ekonomi atau tidak. Berdasarkan
beberapa
pendapat
di
atas,
dapat
dikatakan
bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat dipahami sebagai : (1) kenaikan output/GDP/GNP dari tahun ke tahun; (2) kenaikan output per kapita atau per pekerja dalam jangka panjang. Untuk memperoleh tingkat pertumbuhan ekonomi maka kenaikan GDP yang diukur adalah GDP berdasarkan suatu harga konstan. 2.1.2
Model Pertumbuhan Solow Solow
membangun model pertumbuhan ekonomi sebagai altematif
terhadap pemikiran sebelumnya yang dikemukakan oleh Harrod Domar dengan menghilangkan asumsi yang meragukan pada model yang terakhir ini. Model Harrod Domar hanya menghasilkan keseimbangan tajam dalam suatu sistem ekonomi jangka panjang, yang mudah terganggu. Menurut Solow, keseimbangan yang peka tersebut timbul karena asumsi proporsi produksi yang tetap (rasio kapital-output konstan). Solow membangun modelnya berdasarkan asumsi rasio kapital-output yang tidak konstan dan ada substitusi antara faktor-faktor produksi. Proses pertumbuhan dilihat melalui periambangan-perimbangan yang variabel di antara faktor-faktor pendukungnya. Dengan asumsi tersebut, Solow menunjukkan dalam modelnya bahwa dengan koefisien teknik yang bersifat variabel, rasio modal-tenaga kerja cenderung
12
akan menyesuaikan dirinya dalam perjalanan waktu menuju keseimbangan. Jika rasio sebelumnya antara modal-tenaga kerja lebih besar, maka modal dan output akan tumbuh lebih lambat daripada tenaga kerja dan sebaliknya. Analisis Solow berakhir pada jalur keseimbangan mantap (steady state) yang berangkat dari rasio modal-tenaga kerja yang manapun juga. Dengan demikian, dapat diatasi kemungkinan-kemungkinan gangguan/penyimpangan dari ekuilibrium pertumbuhan (lihat
1988: 343-352;
Branson,
1989: 579-587;
Djojohadikusumo, 1994: 345-451 ). Model pertumbuhan Solow telah banyak dikembangkan (Sarro, 1991: 407-443; Mankiw dkk., 1992: 407-437). Secara matematis, model pertumbuhan Solow sebagaimana dikembangkan oleh Mankiw dkk. (1992: 407-437) dan
dinyatakan dalam kuantitas per kapita mengikuti
pendekatan Parkin dan Bode (1995: 246-260) diuraikan berikut ini. Tingkat tabungan,
pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi
dianggap sebagai variabel eksogen. Dalam proses produksi terdapat 2 input: Kapital dan tenaga kerja dengan produktivitas marginal yang menurun dan dapat bersubstitusi. Secara grafis kondisi steady state yang dinyatakan dalam kuantitas per kapita digambarkan pada gambar 2. I. Fungsi produksi bersifat konstan (constant return to scale) yang dinyatakan Y(t) = A.K(tt(N(t)) 1-a y
=
A (kt
(2.1a) (2.1b)
Di mana Y adalah output, A - perubahan teknologi, K - kapital, dan N - jumlah penduduk. Koefisien y adalah output per kapita (YIN) dan k adalah stok kapital per kapita (KIN). Jumlah penduduk diasumsikan tumbuh secara eksogen pada tingkat n
N (t) = N0 e01
(2.2)
13
Keterangan :
y
PF
y*
ss s
k*
k
PF- Fungsi Produksi Per Kapita SS- Investasi Per kapita staedy state yang identik dengan pertumbuhan penduduk S - Kurva tabungan per kapita y -GOP per kapita k - Stok kapital per Kapita y* dan k* adalah y dan k dalam kondisi Steady state
Gambar 2.1 Kondisi Steady state dalam pertumbuhan ekonomi model Solow (Dikutip dari Parkin dan Bode, 1995: 249)
Dengan mendefinisikan k sebagai stok kapital per kapita, maka pertumbuhan k Ck) dapat dihitung sebagai berikut: k =KIN
In k = ln K - ln N Diferensiasi terhadap persamaan tersebut akan menghasilkan pertumbuhan k Ck) ~k
= (dk/dt)/k =
(dK/dt)/K- (dN/dt)/N)
~k(t) =
"K(t)- "N(t)
Penambahan kapital (dK) adalah investasi yang diasumsikan sebesar sY ( s adalah proporsi output yang diinvestasikan) sedangkan pertumbuhan penduduk eksogen sebesar n, maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut : ~k(t) =
sY(t)/K(t) - n
jika Y danK dinyatakan dalam kuantitas per kapita, maka: ~k
(t) = s y(t)/k(t) - n, atau
~k
(t) = (sk(tt)lk(t)- n . .. ... .. . .. . .. . . . . . . . . . . . .. . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
14
lmplikasi persamaan (2.3) terhadap k pada kondisi steady state (dinotasikan dengan
k•) di mana pertumbuhan k = 0 .adalah sebagai berikut :
*k
=
(s/(n)JI(J-a) . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .. . . .. . .. .. . . . . ..
(2.4)
Rasi-o kapital per kapita pada posisi steady state berbanding lurus dengan tingkat tabungan dan berbanding terba1ik dengan tingkat pertumhuhan penduduk. Prediksi. sentral dari model Solow adalah dampak perubahan tabungan dan penduduk terhadap pendapatan riil. Substitusi persamaan (2.4) ke dalam fungsi produksi kemudian ditarik log, aka.n ditemukan pendapatan
per kapita pada
kondisi steady state :
I~Y(t)J
=
tN(t)
a lnAt + -
a ln(s)- - - Jn (n) ... ... ..... ... ... .. . ... . (1-u) (1-u)
(2.5)
Model Solow ini merupakan model yang paling banyak digunakan dalam
analisis pertumbuhan ekonomi (Barro, 1991: 407-443; Mankiw dkk., 1992: 407437~
Knight dkk.,
1993: 512-541; Islam,
1995:
1125-1170~
Ghura dan
Hadjimichael, 1996: 605-634~ Nonnernan dan Vanhoudt, 1996: 943-953~ Khan dan Kumar, 1997: 69-88). Menurut
beberapa ekonom, di antaranya Lucas (1988),
model Solow tidak mampu meJ1}elaskan ahran modaLfk.apitai internasional (lihat Mankiw dkk., 1992: 430). Meskipun demikian, studi empiris di lndonsia tidak
mendukung
pendapat tersebut.
Kustituanto
dan
Istikomah
( 1999:
1-13)
mengadakan penelitian tentang peranan modal asing dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun 1977-1996 menemukan bahwa modal asing
tersebut tidak
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil
15
penelitian Kustituanto dan Istikomah ( 1999) ini didukung oleh penelitian serupa di Propinsi Jawa Tengah (Koentjoro, 1998: 40-41) dan di Kabupaten Sorong (Wanane, 2000: 32-33). Penelitian empiris lain menunjukkan bahwa penanaman modal asing mempunyai pengaruh yang bervariasi terhadap nilai tambah sektor industri tergantung pada level danjenis industri (Sjohohn, 1999: 572-577).
2.1.3 Studi empiris pertumbuhan ekonomi Peranan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi tercipta melalui menciptakan pembentukan modal yang merupakan faktor paling penting dalam pertumbuhan ekonomi. Penentuan pola investasi bukan saja menentukan besamya investasi tetapi juga komposisi investasi. Hasil penelitian empiris ten tang peranan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan basil yang berbeda-beda tergantung pada lokasi dan periode penelitian (Ikhsan dan Basri, 1991: 365-369). Seluruh studi empiris menyimpulkan bahwa investasi swasta meningkatkan pertumbuhan ekonomi, baik yang menggunakan model Solow (Barro, 1991: 407443; Mankiw dkk., 1992: 407-437; Knight dkk., 1993: 512-541; Ghura dan Hadjirnichael, 1996: 605-634; Nonnernan dan Vanhoudt, 1996: 943-953; Khan dan Kumar, 1997: 69-88) maupun yang tidak menggunakan model Solow (Setiati, 1996: 144-161; Baffes dan Shah, 1998: 297-299; Pancawati, 2000: 182; Dessus dan Herrera, 2000: 412). Dan secara umum, peranannya lebih besar di negara sedang berkembang dibandingkan negara maju (Mankiw dkk., 1992: 414-421; Knight dkk., 1993: 534; Baffes dan Shah, 1998: 297-299). Jika peranan investasi swasta tidak diperdebatkan, tidak demikian halnya
dengan investasi publik. Barro ( 1991: 411-423) menyatakan bahwa investasi publik
16
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil ini memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Landau (1983) dan Romer (1990) yang menemukan korelasi negatif antara pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi (lihat Setiati, 1996: 128-129). Meskipun demikian beberapa penelitian lain yang dilakukan kemudian menemukan bukti bahwa investasi publik berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi (Knight dkk., 1993: 534; Ghura dan Hadjimichael, 1996: 620-621; Khan dan Kumar, 1997: 78; Baffes dan Shah, 1998; 297-299; Dessus dan Herrera, 2000: 412). Seluruh basil studi empiris tersebut menyimpulkan bahwa produktivitas matjinal investasi swasta lebih besar dari pada produktivitas marjinal investasi publik, kecuali penelitian Baffes dan Shah ( 1998). Hasil penelitian empiris di Indonesia juga memperlihatkan basil yang bervariasi dan secara terperinci disajikan dalam tabel 2.1. Di Indonesia, investasi publik dan investasi swasta bersifat komplementer (lkhsan dan Basri, 1991: 359-391). Setiati (1996: 146-147) menunjukkan bahwa pengaruh investasi (publik dan swasta) lebih tinggi pada daerah dengan indikator infrastruktur yang lebih baik, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. lndikator infrstruktur yang diamati adalah tingkat pemakaian listrik, rasio pemakaian listrik rumah tangga pedesaan (electrical rural household ratio), jumlah satuan sambungan telpon (SST) per 100 penduduk dan panjang serta kondisi jalan.
17
Tabel 2.1 Hasil Penelitian tentang Pengaruh Investasi Publik terhadap Investasi Swasta dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
! No i
!
!
I
Variabel 1 Variabel yang Penjelas 1 Oijelaskan f.(1)! .(2) .(3) 1 1\lnvestasi Publik !Invest. Swasta
I
:
2jPengeluaran i tPemerintah 3jPengeluaran i 1Pemerintah !4!Pengeluaran 1 IPemerintah J
Koefisien
a)
.(5)
IPertumbuhan !Ekonomi IPertumbuhan !Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
I
l
I
~--11jlnvestasi J~;~~~~~: __j~;;:~~~~ ,___ Publik jPertumbuhan
1
!
I
I
I
!Sumut. Sumsel, ! 0,00257 (R) ltrja (1984-1992) I IJawa minus DKI I 0,00516 (R) l I I {1984-1992) ! i I i14 propinsi b) [0,00014 (R) I 5jlnvestasi Publik [Pendapatan per !Indonesia JSR = -0,582 (R) I jKapita 1<1970-1996) jLR = 0,040 (R) I jSR = 0,706 (R) !Pajak ~endapatan per I II i Kapita ILR = 0,201 (R) 6jPAD !Aceh (1971 IPDRB [0,501 (R) ! JAnggaran Pem-IPDRB j1993) 136,071 (R) IB 1 angunan I i I 7[Panjang jalan !Invest. Swasta Kalsel (1980 0,271 (R) 1 i I I 1996) L 1 i 81Panjang jalan Jlnvest. Swasta Riau (1970-1997) 0,1602 (R) I i II . •I 9,Panjang Jalan !Invest. Swasta llnan Jaya (1972- I 0,444801 (R) ! I 11993) I 10!Panjangjalan Pertumbuhan jSul. Tenggara I -1,805 (R) i Ekonomi 1(1985-1996
I
! Referensi/ 1 i Sumber i .(6) !
i
!
J
1
Lokasi dan Waktu studi .(4)
Ekonomi
1
I
SR = 0 1001 (R) (R) 1LR=0,174
i !
I !
Patnasari, I 1999 j I
I I
Akbar. [1997
I
I
I
I
INurokhman i 11998 j Ernaputra, j [1999 i JPasanbu, I 11996 I Budi, 19981
------------- ---~·~-~~~-(R)-1-~--
iJawa Tengah 1(1983-1996)
I
-
IMulyono, 11999
_j 1
I
Keterangan :a) SR = Jangka pendek~ LR = Jangka panjang~ M = angka pengganda~ R = koefisien regresi b) Kalteng, Bali, Kalbar, Kalsel, Maluku, Jambi, Bengkulu, NTT, NTB, Lampung, seluruh propinsi di Sulawesi.
Penelitian dalam lingkup negara di Indonesia yang dilakukan oleh Setiati ( 1996) menemukan basil yang meragukan karena derajat kepercayaannya terlalu rendah (80 % ). Di sam ping itu, penelitian ini tidak memisahkan investasi swasta
18
dan investasi publik. Penelitian lain yang serupa dilakukan oleh Patnasari ( 1999) memisahkan investasi swasta dan investasi publik namun memberikan hasil yang mendua (ambigious) karena rasio pengeluaran pembangunan terhadap GDP berpengaruh negatif sementara pajak (migas dan non migas) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuban penduduk memberi tekanan dan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita
(Mankiw dkk. 1992: 407-437;
Knight dkk., 1993: 534; Jha dkk., 1993: 37-39; Ghura dan Hadjimichael, 1996: 620-621;
Khan dan Kumar, 1997). Di Indonesia
Setiati (1996: 144-145)
menemukan pengaruh positif pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di 14 propinsi yang jarang penduduknya, sementara di 11 propinsi lainnya juga berpengaruh negatif Setiati (1996: 147-148) menggunakan istilah "penduduk optimal" untuk menentukan daerah yang masih mampu dan yang sudah tidak mampu mengakomodasi pertumbuhan penduduk. Jumlah "penduduk optimal" tersebut ditentukan oleh potensi ekonomi yang tersedia, dan besamya bervariasi meskipun luas daerah hampir sama. Suatu daerah dengan potensi ekonomi yang tinggi akan mampu mengakomodasi jumlah penduduk yang lebih besar dan penambahan penduduk akan meningkatkan pertumbuhan PDRB per kapita. Bank Dunia tahun 1984 memberikan suatu batasan yang lebih spesifik di mana tingkat pertumbuhan penduduk yang masih bisa diakomodasikan - standar hidup masih bisa meningkat - adalah 2% (lihat Setiati, 1996: 154).
Perkembangan teknologi dalam proses produksi di Indonesia relatif kecil. Arifin ( 1991) dan Ray ( 1995) meneliti tentang perkembangan teknologi dalam
19
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Keduanya menyatakan bahwa dalam jangka waktu cukup lama (1960-1987 dan 1978-1993) tingkat teknologi dalam proses produksi di Indonesia relatif konstan. Sumbangan terbesar terhadap kenaikan produksi di Indonesia dihasilkan oleh peningkatan jumlah tenaga kerja yang sangat tinggi. Berbeda dengan kedua peneliti tersebut, Hill (1996: 35-38) berpendapat bahwa tingkat investasi yang naik secara cepat membawa pengaruh terhadap kecepatan perkembangan teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung secara cepat. Pada kondisi normal perubahan tersebut memerlukan waktu lebih dari satu generasi, namun kini dipercepat menjadi kurang dari 1 dekade. Implikasi sosial dari perubahan-perubahan ini tidak dapat diremehkan. Inovasi teknologi secara inheren merupakan faktor pengganggu, karena banyak pekerja atau kelompok yang berpengaruh secara negatif misalnya para wanita dan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan. Dengan demikian
pengaruh perkembangan
teknologi - karena kejutan yang ditimbulkannya - secara neto menjadi kecil.
2.2 Landasan Teori
Sebagaimana dinyatakan di atas, model pertumbuhan Solow merupakan model yang paling banyak digunakan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi suatu negara atau kawasan, meskipun dengan beberapa modifikasi. Dalam penelitian ini, model Solow akan dimodifikasi dengan menambahkan
kapital
publik, sehingga fungsi produksi akan berubah menjadi : Y(t)
=
K(ttG(t)~N(t)) 1 -a-~ atau
y(t) = k(ttg(t)~.. .. . .. ... . .. . .. . .. . . . . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . . . . . . . . . .. . ..
(2.6)
20
Di mana Y adalah output, y- ouput per kapita (YIN), K adalah stok kapital swasta, k - stok kapital swasta per kapita (KIN), G adalah stok kapital publik dan g adalah stok kapital publik per kapita (GIN) sedang N adalahjumlah penduduk. Dengan mengikuti analisis yang telah diuraikan di depan (secara terperinci disajikan pada lampiran 1), maka disusun model ekonometrik atau model yang dapat ditaksir dalam penelitian ini sebagai berikut : lnGPC = ao + a1 LPIY + a2 LGIY + a3 LPG+ Dl + ..... + D25 + J.lt .. (2.7) Dimana variabel-variabel dalam persamaan tersebut adalah sebagai berikut GPC
: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita propinsi dalam harga konstan 1993
PG
: Pertumbuhan Penduduk propinsi
PlY
Rasio Investasi swasta terhadap PDRB (keduanya dalam harga konstan
1993) GIY
Rasio Investasi publik terhadap PDRB (keduanya dalam harga konstan
1993) Dl s/d D25 : variabel boneka untuk propinsi J.l
: variabelgangguan
Pemilihan tahun dasar 1993, karena merupakan pertengahan periode penelitian.
2.3 Hipotesis a. Diduga pertumbuhan rasiO investasi publik-GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita. b. Diduga pertumbuhan rasio investasi swasta-GDP berpengaruh positif dan signifikan terhadap perturnbuhan pendapatan per kapita.
21
c. Diduga pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita.
2.4 Alat Analisis Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda data panel sederhana dengan model time-serries auotcorrelation (Pendyck dan Rubinfeld, 1998: 258-259). Analisis data merupakan proses estimasi model ekonometrik yang telah disusun dengan data-data empiris yang telah dikumpulkan. Estimasi dilakukan dengan metode Generalized Least Squares
(GLS). Pengujian hipotesis dinyatakan kuat jika model basil estimasi telah lolos dari uji asumsi klasik.
p value (yang
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
disediakan oleh perangkat lunak Eviews 3.0). Kaidah yang digunakan adalah semakin kecil nilai p value semakin kuat penolakan terhadap hipotesis nol (Gujarati, 1999: 113, 211-212). Pembuktian hipotesis dilakukan dengan kaidah berikut ini. a. Hipotesis bahwa pertumbuhan rasio investasi publik-GDP dan rasio investasi swasta-GDP berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi terbukti, jika parameter kedua variabel bemilai positif dan signifikan secara statistik. b. Hipotesis bahwa kenaikan pertumbuhan penduduk
berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi terbukti, jika parameter bemilai negatif dan signifikan secara statistik.
variabel tersebut
BAB Ill ANALISIS DATA
3.1 Cara Penelitian 3.1.1 Definisi operasional Pcnclitian ini menggunakan dcfinisi opcrasional bcrikut ini.
Pertumbuhan penduduk (PG) dalam pcnclitian ini di hitung dcngan rumus sebagai berikut (Susanti, dkk. 1985: 23, 71) :
PG = - - - - -
X
100%
(3.1)
Di mana Pt adalah penduduk pada tahun t dan Pt-1 adalah penduduk satu tahun sebelumnya (t-1).
Rasio lnvestasi Publik terhadap PDRB (GIY)
dihitung dengan membagi
jumlah investasi publik denganjumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Investasi Publik x 100%
GIY =
(3.2)
PDRB
lnvestasi publik diproksi dengan jumlah realisasi anggaran pembangunan setiap propinsi ditambah realisasi seluruh anggaran pembangunan daerah tingkat II di propinsi tersebut, masing-masing setelah dikurangi dana untuk pembayaran pinjaman daerah. Guna mengatasi perbedaan antara tahun takwim (kalender) dengan tahun anggaran, dilakukan penyesuaian dengan mengurangi investasi publik pada kuartal (4) untuk ditambahkan sebagai kuartal ( 1) tahun berikutnya. Khusus untuk tahun 1988 ditambah dengan kuartal (4) Tahun Anggaran 1987/1988 dan data kuartal (4)
.,.,
23
Tahun Anggaran 1997/1998 diabaikan. Proses penyesuaian data tahunan ke data triwulanan dilakukan dengan interpolasi linier sebagai berikut (Insukindro, 1991:78) Q(kt) =
~~~
Qt (1- k (2,5)(1- B)! 4) . . . .. . . . . .. . ... .. . . . . . . . . . . . . . .. . . . .
(3.3)
Di mana Q(kt) adalah data kuartal k tahun t, Qt adalah data tahun t, dan B merupakan operasi kelambanan waktu ke udik (bachvard lag operator).
Rasio investasi swasta terhadap PDRB (PID dihitung dengan membagi jumlah investasi swasta denganjumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Investasi Swasta PlY
------ X
100% ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. ..
(3.4)
PDRB
Di mana investasi swasta di proksi dengan pembentukan modal tetap domestik bruto dikurangi dengan investasi publik.
Pendapatan per kapita (GPC) dihitung dengan membagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan jumlah penduduk setiap propinsi : PDRB GPC
=------
(3.5)
Jumlah Penduduk
Data-data tersebut dinyatakan dalam nilai rupiah tahun 1993 dengan menggunakan tingkat inflasi nasional sebagai deflator. Proses pendeflatoran ini disajikan dalam lampiran 2.
24
3.1.2 Jenis dan Somber Data Data-data yang digunakan dalam penelitian
bersumber dari data-data
sekunder yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta. Data tersebut diuraikan berikut ini. a.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), datanya diambil dari buku PDRB Propinsi menurut penggunaan (berbagai tahun penerbitan).
b.
Pembentukan Modal Domestik Bruto (PMDB) juga berasal dari buku PDRB Propinsi menurut penggunaan (berbagai tahun penerbitan).
c.
Realisasi Anggaran Pembangunan Tingkat I bersumber dari buku Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat I (berbagai tahun penerbitan ).
d.
Realisasi Anggaran Pembangunan Tingkat II bersumber dari buku Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat II (berbagai tahun penerbitan).
e.
Penduduk yang datanya berasal dari buku Statistik Indonesia (berbagai tahun penerbitan).
f.
Inflasi nasional, terutama bersumber dari buku Statistik 50 tahun Indonesia Merdeka dan dilengkapi dengan buku Statistik Indonesia (berbagai tahun penerbitan).
3.2 Pertumbuhan ekonomi, Investasi dan Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan ekonomi, investasi dan pertumbuhan penduduk setiap propinsi selama periode penelitian secara singkat digambarkan dalam tabel 3.1. Pertumbuhan ekonomi propinsi tahun 1988-1997 secara nasional cukup merata dengan rata-rata adalah 7,28 %, pertumbuhan tertinggi terjadi di Propinsi Kalimantan Timur (8,91 %) sedang pertumbuhan terendah di Propinsi Nusa Tenggara Timur ( 6,36 %).
25
Tabel 3.1 Pertumbuhan dan investasi di Indonesia tahun 1988- 1997 Pert. PDRB per lnvestasi sebagai Rasio Pert. NO PROPINSI PDRB per Kapita 1988 Terhadap PDRB (%) Penduduk kapita (%) (Ribu Rp) Publik Swasta Total (%) 1 Dista Aceh 7,95 2.767,45 1,50 10,63 12,13 2,39 2 Sumatera Utara 7,38 1.183,13 1,78 30,66 32,44 1,84 3 Sumatra Barat 7,19 972,69 1,44 18,27 16,83 1,63 4 Riau 8,44 4.508,16 26,05 28,27 2,22 3,93 5 Jambi 6,91 777,92 1,08 27,75 28,83 3,48 6 Sumatra Selatan 7,41 1.545,83 1,96 30,77 32,73 3,00 7 Bengkulu 6,93 31,74 1,08 32,82 4,04 871 '18 8 Lampung 6,73 657,82 2,53 28,46 30,99 2,36 9 DKI Jakarta 8,51 3.146,92 1,50 43,55 45,05 2,27 10 Jawa Barat 7,22 983,71 1,37 23,16 24,53 2,31 11 Jawa Tengah 7,04 865,51 1,47 25,13 26,60 0,93 7,11 756,49 12 Dista Yogyakarta 2,30 26,68 28,98 0,28 7,24 965,33 1,40 13 Jawa Timur 29,20 30,60 0,93 7,23 1.005,63 14 Kalimantan Barat 2,95 32,44 35,39 2,58 1.211,39 15 Kalimantan Tengah 5,52 7,48 30,64 36,16 3,54 1.029,37 16 Kalimantan Selatan 3,31 7,30 17,76 21,07 2,31 8,91 6.841,75 42,39 17 Kalimantan Timur 6,20 4,60 36,19 698,62 18 Sulawesi Utara 3,99 6,92 21,06 25,05 1,49 19 Sulawesi Tengah 6,80 13,34 660,92 20,22 6,88 2,79 3,18 20 Sulawesi Selatan 2,12 6,88 20,81 714,43 23,99 6,76 18,37 754,00 23,91 5,54 21 Sulawesi Tenggara 3,71 2,83 22 Bali 7,48 0,99 26,49 1.189,43 29,32 6,48 433,88 31,84 23 NTB 4,10 1,80 27,74 437,38 25,17 24 NTT 3,59 6,36 1,87 21,58 4,76 25 Maluku 7,06 12,34 949,88 17,10 2,63 7,73 32,78 1.253,57 37,66 26 Irian Jaya 4,88 3,57
Sumber : hhat lamp1ran 3 s/d 6 (data d1 olah) Propinsi dengan pendapatan per kapita tertinggi pada tahun 1988 adalah Propinsi Kalimantan Timur (Rp.6.841.750) dan yang terendah adalah Propinsi Nusa Tenggara Barat
(Rp 433.880). Rata-rata pendapatan per kapita seluruh secara
nasional tahun 1988 adalah Rp 1.430.092. Empat propinsi kaya bahan tambang (Aceh, Riau, Kalimantan Timur dan Irian Jaya) mempunyai pendapatan per kapita yang sangat menonjol, dan yang sangat menarik bahwa semua propinsi di Pulau Kalimantan temyata mempunyai pendapatan per kapita ( 1988) lebih dari satu juta rupiah, masing-masing Kalimantan Barat
(Rp 1.003.630),
Kalimantan Selatan
26
(Rp 1.029.370), Kalimantan Tengah (Rp 1.211.390) dan Kalimantan Timur (Rp 6.341. 750). Investasi publik yang dinyatakan dalam rasio terhadap PDRB secara rata-rata sebesar 3,05 %, dengan nilai tertinggi di Propinsi Sulawesi Tengah (6,88 %) dan nilai terendah di Propinsi Bengkulu dan Propinsi Jambi (masing-masing 1,08 %). Kawasan Timur Indonesia (KTI) rata-rata mempunyai rasio yang tinggi berkisar antara 2,95 % (Kalimantan Barat) sampai 6,88 (Sulawesi Tengah). Jika dilihat dari angka absolut, maka investasi publik tertinggi adalah Propinsi Jawa Barat sebesar Rp 692,69 milyar sedang investasi publik terendah adalah Propinsi Bengkulu hanya sebesar Rp 6 7,51 milyar (Iampi ran 4 ). Investasi swasta yang dinyatakan dalam rasio terhadap PDRB secara rata-rata sebesar 25,47 %, dengan nilai tertinggi di DKI Jakarta (43,55 %) dan nilai terendah di Propinsi DI Aceh (10,67 %). Investasi swasta di propinsi yang selama ini menjadi pusat perdagangan sangat tinggi misalnya di DKI Jakarta (43,55 %), Sumatra Utara (30,66 %) dan Jawa Barat (29,20 '%). DKI Jakarta di samping secara relatif mempunyai angka investasi swasta tertinggi, secara absolut pun mempunyai investasi swasta tertinggi
sebesar Rp
18.356,01 milyar. Hal ini semakin memperkuat pendapat, bahwa DKI Jakarta memang menjadi pusat kegiatan ekonomi nasional. Investasi swasta terendah secara absolut adalah Propinsi Sulawesi Tenggara sebesar Rp 243,76 milyar (lampiran 5). Pertumbuhan penduduk secara rata-rata sebesar 2,44 % per tahun, dengan pertumbuhan tertinggi di Propinsi Kalimantan Timur (4,60 %), Bengkulu (4,04 %), Sulawesi Tenggara (3,71 %) Irian Jaya (3,57 %) dan Kalimantan Tengah (3,54 %) ..
27
Propinsi Daerah Istirnev.'a Yogyakarta (DIY) mempunyai pertumbuhan penduduk yang sangat rendah (0,28 %) dan merupakan yang terendah secara keseluruhan. Pulau Jawa (termasuk Madura) dan Bali yang selama ini dikenal sebagai kawasan padat penduduk mempunyai pertumbuhan penduduk yang rendah kecuali DKI Jakarta (2,27 %) dan Jawa Barat {2,31 %). Diduga hal ini disebabkan proses urbanisasi.
3.3 Basil Analisis dan Pembahasan 3.3.1 Analisis basil rcgrcsi Hasil estimasi model yang dilakukan dengan Eviews 3,0 disajikan dalam tabel 3.2. Hasil pengujian multikolinieritas yang dilakukan dengan regresi parsial secara berpasangan (Farrar dan Glauber) menghasilkan nilai R2 masing-masing regresi seperti disajikan dalam tabel 3.3.
28
Tabel 3.2 : Estimasi GLS Pertumbuhan Ekonomi 26 Propinsi di indonesia 1988-1997 Variabel yang dijelaskan (dependent variable)= LGPC No.
Variabel Penjelas
Koefisien Regresi
pvalue
1.
Konstanta
2,477033
0,0000
2.
LPIY
0,241710
0,0000
3.
LGIY
0,128969
0,0189
4.
LPG
-0,093910
0,0355
5.
Dl (ACEH)
0,099914
0,3909
6.
D2 (SUMUT)
-0,114492
0,3123
7.
D3 (SUMBAR)
-0,085460
0,4465
8.
D4 (RIAU)
0,237845
0,0391
9.
D5 (JAMBI)
-0,208552
0,0646
10.
D6 (SUMSEL)
-0,066518
0,5591
11.
D7 (BENGKULU)
-0,148698
0,1880
12.
D8 (LAMPUNG)
-0,259232
0,0228
13.
D9 (DKI JAKARTA)
0,286336
0,0132
14.
DlO (JABAR)
-0,215555
0,0580
15.
D11 (JATENG)
-0,208519
0,0694
16.
Dl2 (DI YOGYAKARTA)
-0,159624
0,1721
17.
Dl3 (JATIM)
-0,149131
0,1924
18.
D14 (KALBAR)
-0,083146
0,4604
19.
Dl5 (KALTENG)
0,024051
0,8310
20.
DJ 6 (KALSEL)
-0,047128
0,6736
21.
D17 (KALTIM)
0,366526
0,0017
22.
D18 (SULUT)
-0,256344
0,0233
23.
D19 (SULTENG)
-0,079077
0,4803
24.
D20 (SULSEL)
-0,173271
0,1246
-----------------------~--
25.
D21 (SULTRA)
26.
D22 (BALI)
'
------
-
-0,145460
-- ·o:i95-t
0,012880
0,0098
27.
I D23 (NTB)
-0,347817
0,0022
28.
D24 (NTT)
-0,250216
0,0265
29.
D25 (IRIAN JA YA)
-0,106150
0,3457
Sumber : Lampiran 7 (diolah)
t
29
Keterangan variabel boneka : l.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
01
1
c!>
Oista Aceh
01 =0
c!>
Lainnya
02 = 1
c!>
Sumatra Utara
D2 =0
c!>
Lainnya
03 = 1
c!>
Sumatra Barat
03 =0
c!>
Lainnya
D4 = 1
c!>
Riau
04 =0
c!>
Lainnya
05 = 1
c!>
Jambi
=
DS =0
c!>
Lainnya
06 = 1
c!>
Sumatra Selatan
06 =0
c!>
Lainnya
07 = 1
c!>
Bengkulu
D7=0
c!>
Lainnya
08 = 1
c!>
Lampung
D8 =0
Q
Lainnya
09 = 1
c!>
OKI Jakarta
D9 =0
Q
Lainnya
010 = 1
c!>
Jawa Barat
010=0
c!>
Lainnya
011 = 1
c!>
Jawa Tengah
011 = 0
c!>
Lainnya
012 =1
c!>
DI Yogyakarta
012 =0
Q
Lainnya
013 = 1
c!>
Jawa Timur
013 = 0
c!>
Lainnya
14.
15.
16.
17.
18.
I9.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
D14 = 1
c!>
Kalimantan Barat
014 =0
c!>
Lainnya
015 = 1
c!>
Kalimantan Tengah
D15 =0
c!>
Lainnya
D16 = 1
c!>
Kalimantan Selatan
Dl6 = 0
c!>
Lainnya
017 = 1
c!>
Kalimantan Timur
D17 = 0
c!>
Lainnya
D18 = 1
c!>
Sulawesi Utara
D18 =0
c!>
Lainnya
019 =I
c!>
Sulawesi Tengah
019=0
c!>
Lainnya
020 =I
Q
Sulawesi Selatan
020 =0
c!>
Lainnya
02I = 1
Q
Sulawesi Tenggara
021 = 0
c!>
Lainnya
022 = 1
Q
Bali
022 =0
c!>
Lainnya
023 = 1
Q
Nusa Tenggara Barat
D23 =0
Q
Lainnya
D24 = 1
Q
Nusa Tenggara Timur
024 =0
c!>
Lainnya
025 = 1
Q
Irian Jaya
025 =0
c!>
Lainnya
R2 = 0,484239 Adjusted R2 = 0~421451 F-statistik = 7,712245 D-W=I,955366
30
Uji Diagnostik 1. Otokorelasi (LM-test):
3. Linieritas (Ramsay Reset test): F (32, 227) = 1,046688
= 2,168723
p-value
=
0,338118
4. Heteroskedastisitas (White test):
2. Nonnalitas (JB test): =3311,78 = 0,000000
p-value
=0,302755
p-value
~
!Cbef~'~,
X 2 (29)
=
p-value
= 0,229240
36,47133
Tabel 3.3 Koefisien Q.ere~irmn (R2 ) Regresi Parsial antar Variabel Penjelas Nilai R2 awal
l_ 11
=
0,483239
Variabe1
LnPIY
LnPIY
LnGIY
LnPG
1,000000
0,036423
0,000282
1,000000
0,021147
I
1,000000
I
LnGIY LnPG Sumber : Lampmm 8 (dwlah) 3.3.2
Analisis Statistik.dan Ekonometrik Uji ketepatan perkiraan (Goodness of fit), estimasi GLS menyebabkan
nilai koefisien determinan (R2 ) kehilan_gan makna konvensionalnya dan sebagai altematif, Buse (1973) menyarankan penggunaan nilai adjusted R2 (Jihat Ghura dan Hadjimichael, 1997: 619). Nilai a4Justed R2 sebesar 0,421457, hal ini berarti 42,14 % dari variasi variabel yang dijelaskan (dependent variable) dapat diterangkan oleh
himpunan variasi variabel penjelasnya (independent variable). Nilai ketepatan perkiraan ini relatif rendah, karena variasi data lintas sektoral biasanya lebih besar. Uji koefisien reeresi serempak memperlihatkan bahwa semua variabel penjelas, yang terdiri dari publik
rasio investasi swasta terhadap PDRB, rasio investasi
terhadap PDRB dan
pertumbuhan
penduduk
secam
bl!rsama-sama
31
mempengaruhi pertumbuhan pendapatan per kapita selama periode penelitian. Hal ini terlihat dari nilai F-statistik sebesar 7,712245 (p value
=
0,0000) yangjauh lebih
besar dari F-tabel pada a= 5 %.
Uji koefisien regresi individual memperlihatkan bahwa semua variabel penjelas, yang terdiri dari rasio investasi swasta terhadap PDRB, rasio investasi publik terhadap PDRB dan pertumbuhan penduduk secara individual mempengaruhi pertumbuhan pendapatan per kapita selama peri ode penelitian. Hal ini terlihat dari p value semua variabel penjelas yang mempunyai nilai kurang dari 0,05 sehingga pada
a
=
5 % semua variabel penjelas siginifikan secara statistik. Di samping signifikan
secara statistik, koefisien regresi juga menghasilkan tanda sesuai dengan yang dikehendaki teori ekonomika.
Uji asumsi klasik
model meliputi : uji otokorelasi, uji normalitas,
UJl
linieritas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas. Uji otokorelasi dengan Durbin-Watson test menghasilkan nilai D-W (29, 260) sebesar 1,955366 yang
terletak di daerah ragu-ragu (a.-= 5%) sebesar 1,554-1,991, ini berarti uji D-W tidak dapat digunakan untuk model ini.
Pengujian otokorelasi dengan
LM-te~t
menghasilkan nilai X2 (28) sebesar 2,168723 denganp value 0,338118 sehingga pada a= 0,05 dapat dinyatakan bebas dari otokorelasi. Uji normalitas dengan Jarque-Rera
(JB) test menghasilkan nilai X2 (2) sebesar 3311,.78 dengan p value 0?000000
sehingga pada a= 0,05 asumsi berdistribusi normal ditolak. Namun dernikian sesuai kaidah central limit theorem (CLT), sampel dapat dinyatakan berdistribusi normal karena mempunyaijwnlahobservasi yang besar (n=260) (lihat Gujarati 1995: 78). Uji linieritas dengan Ramsay Reset test menghasilkan nilai F (32, 227) sebesar 1,046688 dengan p value 0,307355, maka pada a.= 0,05 asumsi linieritas
32
dapat dipenuhi. Uji heteroskesdastisitas dengan White test menghasilkan nilai X2 (29) sebesar 36,47133 dengan p value 0,229240 sehingga
pada a
=
0,05 masalah
heteroskedastisitas tidak ditemukan. Uji asumsi klasik terakhir adalah uji multikolinieritas yang dilakukan dengan melakukan regresi antar variabel penjelas. Koefisien determinan (R2 ) hasil regresi antar variabel penjelas tersebut disajikan pada tabel 3.3, dan terlihat bahwa nilai R2 hasil regresi tersebut jauh lebih kecil dari nilai R2 pada regresi awal. Dengan demikian, model dapat dinyatakan bebas dari masalah otokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinieritas serta memenuhi asumsi linieritas dan berdistribusi normal. Hal ini berarti model dapat dipilih sebagai model empiris. 3.3.3. Analisis ekonomi Pengaruh rasio investasi swasta- PDRB terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita mempunyai koefisien regresi sebesar 0,241710 dan signifikan pada a
=
0,05, dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis awal. Berarti jika rasio investasi swasta - PDRB tumbuh sebesar 1 %, hal lain dianggap konstan, maka pendapatan per kapita secara rata-rata akan tumbuh sebesar 0,2417 %. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori dan hasil-hasil penelitian yang lain, baik yang menggunakan model Solow (Sarro, 1991: 407-443; Mankiw dkk., 1992: 407-437; Knight dkk., 1993: 512-541; Ghura dan Hadjimichael, 1996: 605634; Nonneman dan Vanhoudt, 1996: 943-953; Khan dan Kumar, 1997: 69-88) maupun yang tidak menggunakan model Solow (Baffes dan Shah, 1998: 297-299; Pancawati, 2000: 182; Dessus dan Herrera, 2000: 412). Meskipun dilihat dari tanda dan hasil uji statistik, hasil penelitian ini telah sesuai dengan teori ekonomika, tetapi koefisien regresinya sangat rendah. Bahkan
lebih rendah dibandingkan hasil
33
penelitian yang lain, kecuali beberapa penelitian (Barro, 1991: 1993:
512-541~
429~
Knight dkk.,
GhuradanHadjim ichael, 1996: 620-621).
Hal ini memperlihatkan produktivitas marjinal dari investasi swasta (sebagai rasio terhadap PDRB) dari propinsi-propinsi di Indonesia masih sangat rendah, yang mungkin disebabkan oleh penggunaan teknologi yang relatif konstan, kejutan penggunaan teknologi yang tidak terantisipasi atau berbagai hambatan lain di luar faktor-faktor ekonomi. Namun demikian, basil penelitian ini setidaknya memperkuat hasil penelitian sebelumnya bahwa pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi sangat bervariasi, tergantung waktu dan lokasi penelitian.
Pengaruh rasio investasi publik- PDRB terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita sesuai dengan hipotesis awal yaitu berpengaruh positif dengan koefisien regresi sebesar 0,128969 dan signifikan pada a = 0,05. Ini berarti bahwa jika terjadi pertumbuhan rasio investasi publik - PDRB sebesar 1 %, hal-hal lain dianggap konstan, maka akan terjadi pertumbuhan pendapatan per kapita secara rata-rata sebesar 0,1290%. Koefisien regresi rasio investasi publik-PDRB dalam penelitian ini lebih kecil dibanding koefisien regresi investasi swasta-PDRB (lebih kurang setengahnya), hal ini karena investasi publik terutama diarahkan pada penyediaan barang publik yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap proses produksi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Dessus dan Herrera (2000: 413) bahwa efek marj inal kapital swasta lebih besar daripada efek marjinal kapital publik, sekaligus menjadi bahan perbandingan bagi kesimpulan
sangat antusias tentang peranan investasi
publik yang menghasilkan angka rate of return yang san gat tinggi (lihat Gramlich, 1183-1185).
34
Berbeda dengan koefisien regresi investasi swasta-PDRB, koefisien regresi investasi publik-PDRB di Indonesia, dalam penelitian ini, hampir sama dengan hasil penelitian serupa di luar negeri bahkan sedikit lebih besar (Knigkt dkk., 1993: 534; Ghura dan Hadj imichael, 1996: 620-621) kecuali hasil penelitian Khan dan Kumar (1997: 78). Namun sangat berbeda dengan hasil penelitian Barro (1991: 411-423).
Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita mempunyai koefisien regresi sebesar -0,093910 dan signifikan pada a.= 0,05, sehingga hasil penelitian mendukung hipotesis awal. Ini berarti bahwa jika terjadi kenaikan pertumbuhan penduduk sebesar 1 %, hal-hal lain dianggap konstan, maka pendapatan per kapita secara rata-rata akan turun sebesar 0,0939 %. Penelitian ini menghasilkan koefisien regresi sesuai dengan teori Solow dan memperlihatkan pengaruh neto pertumbuhan penduduk terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita. Dampak positif jumlah penduduk yang besar dalam bentuk
economies of scale penyediaan barang dan jasa diimbangi dengan dampak negatif sehingga secara keseluruhan berdampak negatif. Pertumbuhan penduduk memberi tekanan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita konsisten dengan penelitian sebelumnya (Mankiw dkk. 1992: 407-437; Knight dkk., 1993: 534;
Ghura dan Hadjimichael, 1996: 620-621;
Khan dan
Kumar, 1997: 78) kecuali hasil penelitian Setiati (1996: 144-145) di 14 propinsi yang jarang penduduknya, sementara di 11 propinsi lainnya juga berpengaruh negatif. Hasil penelitian ini dapat dikatakan sejalan dengan rekomendasi Bank Dunia tentang pertumbuhan penduduk yang dapat diakomodasi sebesar 2 %, karena rata-rata pertumbuhan penduduk tingkat propinsi di Indonesia adalah 2,44 % dan terdapat 17 propinsi dengan pertumbuhan penduduk lebih dari 2 % (tabel 3. 1).
35
Intersep mempunyai koefisien regresi sebesar 2,477033 dan signifikan pada
a
=
0,05. Hal ini berarti, jika variabe1 penjelas yang lain bernilai nol dan tidak
berubah maka pendapatan per kapita rata-rata
sebesar Rp 11.906 (anti logaritma
natural 2,477). Koefisien regresi intersep mencerminkan nilai residual Solow yang terdiri dari
kombinasi berbagai faktor yakni
kamajuan teknologi, akumulasi
sumberdaya manusia, perubahan komposisi tenaga kerja, perubahan komposisi
output dan variasi dalam penggunaan kapital dan lain-lain. Penelitian ini tidak dapat memisahkan pengaruh dari setiap faktor di atas., namun penelitian mengenai pertumbuhan ekonomi di Indonesia seringkali menghasilkan angka residual yang tinggi (Kjoholm, 1999: 569- 577~ Pancawati, 2000: 182).
Perbedaan pendapatan per kapita antar propinsi terlihat dari besamya koefisien regresi variabel boneka. Berdasarkan tabel 3.2 terlihat bahwa terdapat 4 propinsi mempunyai pendapatan per kapita di atas rata-rata, yaitu Propinsi Riau (Rp 1.268 di atas rata-rata), DKI Jakarta (Rp 1.331), Kalimantan Timur (1.443) dan Bali (Rp 1.013), sedangkan 4 propinsi mempunyai pendapatan per kapita di bawah rata-rata yaitu Propinsi Lampung (Rp 1.296 di bawah rata-rata), Sulawesi Utara (Rp 1.292), Nusa Tenggara Barat(Rp 1.416) dan Nusa Tenggara Timur (Rp 1.284). Tiga propinsi lain mempunyai indikasi pertumbuhan di bawah rata-rata, yakni Propinsi Jambi
(Rp 1.232), Jawa Barat (Rp 1.241) dan Jawa Tengah (Rp 1.232).
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio investasi swasta-PDRB dan rasw investasi publik-PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita. Rasio investasi swasta-PDRB mempunyai koefisien regresi yang lebih besar dibanding koefiisien regresi rasio investasi publik-PDRB. Hasil ini memperkuat pendapat yang menyatakan produkiivitas marjinal kapital swasta lebih tinggi dibandingkan kapital publik.
Besamya
pengaruh kedua rasio tersebut berbeda dengan hasil penelitian lain yang sejenis, sehingga memperkuat pendapat bahwa pengaruh investasi ( swasta dan publik) bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu penelitian. Pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita. Hasil penelitian ini hanya menunjukkan pengaruh "bersih" pertumbuhan penduduk terhadap pendapatan per kapita di mana pengaruh positif pertumbuhan penduduk dalam bentuk econmnies of scale di imbangi dengan pengaruh negatif berupa daya dukung ekonomi. Pengaruh fakior demografi sangat sulit untuk diprediksi, dan penelitian ini hanya melihat penduduk dari sisi jumlah (kuantitas). Residual Solow mencerminkan tingkat pendapatan per kapita inisial, pada kondisi dimana faktor-faktor lain tidak berubah, menunjukkan angka positif dan signifikan. Tingkat pendapatan per kapita setiap propinsi berbeda-beda, dimana 4 propinsi (Riau, DKI, Kalimantan Timur dan Bali) mempunyai pendapatan per kapita di atas rata-rata, sedangkan 4 propinsi yang lain (Larnpung, Sulawesi Utara,
36
37
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur) mempunyai pendapatan per kapita
di bawah rata-rata. Delapan belas propinsi yang lain mempunyai
pertumbuhan yang relatif sama dengan pendapatan per kapita rata-rata, tetapi 3 propinsi (Jambi, Jawa Barat dan Jawa Tengah) menunjukkan indikasi lebih rendah dibanding pendapatan per kapita rata-rata.
4.2 Saran Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, terdapat beberapa implikasi bagi pemerintah daerah (dan pemerintah pusat) berkaitan dengan peranan investasi swasta dan investasi publik terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah daerah dapat
menentukan pihhan kebijakan yang merangsang peningkatan investasi
swasta di daerahnya, misalnya dengan penyerdehanaan perijinan, perbaikan pelayanan dan restrukturisasi birokarasi yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. Pemerintah daerah dengan dukungan keuangan yang kuat dapat melakukan reformasi sektor finansial misalnya subsidi bunga pinjaman, pembebasan pajak/retribusi daerah selama periode tertentu untuk investasi swasta terseleksi dan berbagai kebijakan yang menciptakan iklim berinvestasi yang baik. Pemerintah daerah juga perlu lebih meningkatkan produktivitas investasi publik
melalui identifikasi secara cermat jenis investasi yang mempunyai
pengembalian bersih (net return) terbesar dan bersifat komplementer terhadap investasi swasta misalnya pembangunan infrstruktur. Pentingnya peranan investasi publik tidak selalu harus ditafsirkan sebagai upaya peningkatan besarnya investasi publik yang akhimya membebani masyarakat dengan pajak yang tinggi, tetapi lebih diartikan pada seleksi yang ketat terhadap investasi publik sehingga efek crowding out dapat dikurangi.
38
Penduduk, jika hanya dilihat dari sisi jumlah, merupakan beban bagi pertumbuhan ekonomi daerah, sehingga pemerintah daerah perlu rnelakukan berbagai
upaya untuk mengurangi laju pertwnbuhan
penduduk melalui
peningkatan program keluarga berencana (KB) dan mengurangi laju rnigrasi ke daerah padat penduduk. Upaya ini tidak dapat dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri, tetapi harus bersama-sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang lain. Pengaruh fal1:or dernografi terhadap perturnbuhan penduduk dapat melalui berbagai cara, kalau dari sisi kuantitas berdampak negatif, tetapi dari sisi kualitas, penduduk merupakan sumberdaya potensial bagi pertumbuhan ekonomi. Sumberdaya manusia yang terlatih dan terdidik menjadi faktor yang penting bagi pertumbuhan ekonomi, dan menjadi pemacu peningkatan investasi swasta, dengan demikian investasi publik berupa peningkatan pendidikan harus tetap ditingkatkan. 1mplikasi terpenting hasil penelitian ini bagi pemerintah pusat adalah perbedaan pendapatan per kapita antar daerah. Bagi daerah yang tertinggal, pemerintah pusat perlu memberikan paket kebijaksanaan yang spesifik misalnya dengan subsidilbantuan yang lebih besar, paket retrukturisasi finansial untuk merangsang investasi (suku bunga dan pajak yang ringan) atau program peningkatan sumberdaya manusia yang lebih baik. Meskipun model empiris yang dihasilkan sudah cukup baik dari segt kesesuaian tanda (teori), pemenuhan asumsi klasik dan signifikansi statistik namun masih terbuka kemwtgkinan bagi penelitian lain untuk melakukan penelitian dengan topik serupa. Penelitian ini hanya memasukkan variabel demografi dari sisi kuantitas saja sehingga masih mungkin dilakukan analisis
39
variabel demografi dari sisi kualitas. Interaksi
antara investasi swasta dan
investasi publik juga tidak dapat diungkapkan dalam model, meskipun diyakini bahwa interaksi tersebut sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini juga bel urn mengungkap perbedaan karakteristik setiap daerah atau kawasan dengan klasifikasi tertentu berdasarkan tingkat pendapatan, dominasi sektor tertentu dan lain-lain.
40
DAFT AR PUST AKA
Akbar, M.A. 1997. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Daerah Istimewa Aceh" Tesis S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Arifin, B. 1991. "Technological Change in Indonesia's Economic Growth" Fkonomi dan Keuangan Tndonesiai. Vol. 39, No.1, 51-69 Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pemhangunan Ekonomi Daerah. Ldisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Baffes, J. dan A. Shah, 1998. "Productivity of Public Spending, Sectoral Allocation Choices and Economic Growth" Economic Development and Cultural Change. Vol. 46, No.1, 291-303 Barro, R. 1991. "Economic Growth in A Cross Section of Countries" Quarterly Journal of Economics. Vol. CVI, No.3, 407-443. Biro Pusat Statistik. berbagai tahun. "Produk Domestik Regional Bruto Propinsi di Indonesia menurut Penggunaan" BPS. Jakarta. _ _ _ _. berbagai tahun. "Statistik Indonesia" BPS. Jakarta . . berbagai tahun. "Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat I" BPS. Jakarta.
----
_ _ _ _. berbagai tahun. "Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat II" BPS. Jakarta . - - - -.
1995 .. "Statistik 50 Tahun Indonesia Merdeka" BPS. Jakarta.
Boedijoewono, N. 1999. Pengantar Statistik Ekonomi dan Perusahaan. Edisi ketigu . .Jilid!. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Boediono. 1992. Teori Pertumhuhan Ekonomi. Edis·i Perlama. BPFE. Yogyakarta. Branson, W.H. 1989, A1acroeconomic: Theory and Policy. Third Edition. Harper & Row Publisher. New York. Budi, B.S. 1998. "Pengaruh Pengembangan Jaringan Jalan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara". Tesis S2. Program Pascasarjana. Tidak dipuhlikasikan. Dessus, S. dan R. Herrera. 2000. "Public Capital and Growth Revisited: A Panel Data Assesment". Economic Development and Cultural Change. Vol. 48, No. 2, 407-418.
41
Emaputra, F.H. 1999. "Faktor-fal'1or yang mempengaruhi Investasi Bidang Usaha Perkebunan yang disetujui di Propinsi Riau". Tesis S2. Program Pascasaijana. Tidak dipublikasikan. Ghura, D. dan M. T. Hadjimichael. 1996. "Growth in Sub-saharan Africa" Jlv!F Staff Paper. Vol. 43, No.3, 605-634. Gramlich, E. 1994. ''Infrastructure Investment: A Review Essay" Journal of Economic Literature. Vol. 32, No.3, 1176- 1196. Gujarati, D.N. 1999. Essentials of Econometrics. Second Edition. Irwin/McGrawHill. Singapore. Handayani, D.P. 1997. "Pengeluaran Pemerintah : Peran dan Implikasinya terhadap Pertumbuhan dan Stabilitas Ekonomi Indonesia selama Pembangunan Jangka Panjang Pertama ( 1969/1970 - 1993/1994 )". Tesis S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Hill, H. 1996. Tran~formasi Ekonomi Indonesia Sejak Tahun I966: Sebuah Studi Kritis dan Komprehensif' Tiara Wacana. Yogyakarta. Ikhsan, M. dan M.C. Bisri. 1991. "Investasi Swasta dan Pemerintah: Substitusi atau Komplementer : Kasus Indonesia" Fkonomi dan Keuangan Indonesia. Vol. 39, No.4, 359-391. lnsukindro, 1991, "Regresi Linier Lancung dalam Analisis Ekonomi : Suatu Kajian dengan Studi Kasus di Indonesia" Jurnal Ekonumi dan Bisnis Indonesia. Vol. 6, No.1, 75-87. Islam, N. 1995. "Growth Empirics : A Panel Data Approach" Quarterly Journal of F:conomics. Vol. CX, No. 3, 1127-1170. Jha, S.C., A.B. Deolalikur dan E.M. Pemia. 1993. "Population Gro\\.1h and Economic Development Revisited with Reference to Asia" Asian Development Review. Vol 11, No.1, l-46 Jhingan, M.L. 1988. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. t·disi Keenambelas. Rajawali Press. Jakarta. Kenedy, J. 1998. "Model Koreksi Kesalahan lnvestasi Swasta di Indonesia 1969 1994". Tesis S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Khan, M.S. dan M.S. Kumar. 1997. "Public and Private Investment and Grovv1h Process in Developing Countries" Oxford Bulletm t·conomics and Statist1cs. Vol. 59, No. 1, 69-88. Knight, M., N. Loayza, dan D. Villanueva. 1993. "Testing the Neoclassical Theory ofEconomic Growth. IMF Sta_ffPaper. Vol. 40, No.3, 512-541.
42
Koentjoro, W. T. 1998. ''Peranan Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri di Sektor Industri terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Studi Kasus Propinsi Jawa Tengah)" Tests 52. Program Pascasaijana. Tidak dipublikasikan. Kustituanto, B. dan Istiqomah. 1999. "Peranan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia" Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14, No. 1, 1-13. Mangkoesoebroto, G. 1999. £konomi Publik. faisi ketiga. BPFE. Yogyakarta. Mankiw, N.G., D. Romer dan D,N, Romer. 1992. "A Contribution to the Empirics of Economic Growth" Quarterly Journal of Economics. Vol. CVII, No. 3 407-437. Mubyarto. 2000. A1embangun Sistem r:konomi. BPFE. Yogyakarta. Muljono. 1999. "Pengaruh Dana Pembangunan APBD Tingkat I terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah". Tesis 52. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Nahak, F. 1998. "Dampak Alokasi Belanja Pembangunan APBD I Propinsi Nusa T~mggara Timur Tahun Anggaran 1991/1992 - 199511996 terhadap Total Output Sektoral dalam kaitan Intersektoral Perekonomian (Analisi I -0) ". l'esis S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Nonneman, W. dan P. Vanhoudt. 1996. "A Futher Augmentation of The Solow Model and The Empirics of Economic Growth for OECD Countries" QuerterlyJournal o,{Economics Vol. CXI, No.3, 943-953. Nurokhman, A. 1998. "Faktor-faktor yang mempengaruhi Investasi Swasta di Propinsi Dati I Kalimantan Selatan". Tesis S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Pancawati, N. 2000. "Pengaruh Rasio Kapital-Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Stok Kapital dan Pertumbuhan Penduduk terhadap Tingkat Pertumbuhan GDP di Indonesia" Jurnal t'konomi dan Hisnis Indonesia. Vol. 15, No. 2, 179-185. Parkin, M. dan R. Bade, 1995. Afodern Afacroeconomtcs. Fourth Edltwn. Prentice Hall Canada Inc. Scarborough. Ontario. Pasaribu, D. 1996. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi PMA dan PMDN Tesis S2. Program Pascasaijana. Tidak di Propinsi Irian Jaya" dipublikasikan.
43
Patnasari, J. 1999. "Pengaruh Kebijakan Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia" Tests S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Pendyck, R.S. dan D.L. Rubinfeld. 1998. Econometric Models and Economic Forecasts. Fourth Edrtwn. Irwin/McGraw-Hill. Singapore. Purwono, S.H. 2000. "Pengaruh Pengeluaran Pemerintah untuk Infrastruktur Jaringan Jalan Raya terhadap pertumbuhan ekonomi Propinsi Irian Jaya" Tesis S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan. Ray, D. 1995. "Beyond Total Factor Productivity Issues in Indonesia's Technological Development" Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Vol. 43, No. 2, 135-153. Samuelson, P.A. dan W.D. Nordhaus. 1997. Makroekonomi. Edisi Keempatbelas. Penerbit Erlangga. Jakarta. Setiati, I. 1996. "Pengaruh Penggunaaan Variabel Demografi dalam Model Pertumbuhan Ekonomi : Kasus 25 Propinsi di Indonesia 1983-1992" Ekunomi dan Keuangan Indonesia. Vol. 44, No.2, 121- 162. Sjoholm, F. 1999. "Productivity Growth in Indonesia: The Role of Regional Characteristics and Direct Foreign Investment" Economic Development and Cultural Change. Vol. 47, No.2, 559-584. Snyder, W. 1985. 'The Budget Impact on Economic Growth and Stability m Indonesia" Ekonomi dan Keuangan Indonesia .. Vol. 33, No.2, 139-150. Soekartawi dan Sumarto. 1994. "Peran Pendidikan dalam Peningkatan Pendapatan Sektor Pertanian di Indonesia" Agro-Ekonomika Tahun XXIV, No. 1, 21-35. Sukimo, S. 1976. Beberapa aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Lembaga Penerbit FE-UI. Jakarta. Susanti, H., M. Tkhsan dan Widyanti. 1995. Jndikator-indikator !vfakroekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Todaro, M.P., 1997. Economics Development sixth Edition. Longman. London New York. Wanane, J.P. 2000. '•faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Sorong 1983-1988" Tests S2. Program Pascasarjana. Tidak dipublikasikan.
44 Lampi ran 1 : Penjabaran Matematis Model Pertumbuhan yang digunakan dalam Penelitian
Fungsi Produksi yang digunakan adalah : Y(t)
=
K(t)aG(tl(N(t)) 1-a-B
y(t) = k(ttg(t)13
(Al.l)
Dimana Y adalah output, K - stok kapital privat, G- stok kapital publik, N - jumlah penduduk, y- output per kapita (YIN), k- stok kapital privat per kapita (KIN) dangstok kapital publik per kapita (GIN). Pertumbuhan k ("'k) dapat dihitung sebagai : k
=KIN
ln k
=
InK- ln N
Diferensiasi persamaan di atas akan menghasilkan ~k
= (dk/dt)/k = (dK/dt)/K- (dNidt)/N) ~k(t)
= "K(t)- "N(t)
Pertumbuhan K ("K) identik dengan investasi di sektor privat sebesar sp.Y(t) dan pertumbuhan penduduk sebesar n, maka : ~k(t)
= sp. Y(t)/K(t) - n
jika Y danK dinyatakan dalam kuantitas per kapita, maka : ~k
(t) = sp. y(t) I k(t) - n
................................................ (Al.2a)
Analog dengan langkah di atas, dari g = GIN dapat diperoleh : ~g
(t) = sg. y(t) I g(t) - n
(A1.2b)
sp dan sg adalah bagian pendapatan yang diinvestasikan di sektor swasta dan publik. Pada kondisi steady state pertumbuhan k dan pertumbuhan g sama dengan nol (parameter steady state diberi tanda bintang), maka kedua persamaan dapat ditulis: sp. y(t)* I k(t)* - n
=
0
(A 1.3a)
sg. y(t)* I g(t)* - n
=
0
(A 1.3b)
45 Jika pers. (A1.3a) dikalikan dengan sg.k(t)*, dan pers. (A1.3b) dikalikan dengan sp.g(t)*, maka akan diperoleh persamaan baru sebagai berikut : sp.sg.y(t)*- n.sg.k(t)* = 0
(A1.4a)
sp. sg.y(t)*-n.sp.g(t)*=O
................................ ................ (Al.4b)
Jika pers. (A 1.4a dikurangi (A 1.4b) akan diperoleh : n.sg.k(t)* + n.sp.g(t)* = 0
-
Kedua sisi dilakukan penyederhanaan, maka akan diperoleh .sg.k(t)* = sp.g(t)* atau : k(t)* = (sp.g(t)*) I sg . .. ... ... . .. . .. ... . . . . . . ... .. . . . . ... .. . . .. ... ... . . . ... . g(t)*
=
(sg.k(t)*) I sp
(Al.Sa) (A1.5b)
Kembali pada persamaan (Al.3a) dikalikan k(t)* akan diperoleh: .sp.y(t)*- n.k(t)* = 0 Substitusi persamaan (A l.l) ke dalam persamaan di atas diperoleh: .sp (k(t)*a_g(t)* 13 ) - n.k(t)* = 0 Substitusi persamaan (Al.5b) ke dalam persamaan di atas, akan diperoleh: .sp k(t)*a(sg.k{t)*/sp) 13 - n.k(t)* = 0 sp
l-u
sg13 (k(t)*a+~ = n.k(t)*
k(t )* l-a-P = (sp
1-a
sg13 ) I n
spl-~sgj 110-a-~) [ k(t)* =
(Al.6a)
(l
Analog dengan langkah di atas, substitusi pers. (Al.5a) dan (Al.l) ke dalam (Al.3b) akan didapat :
spasg1J 1/<.1-a-Jl) g* = [
(A1.6b) n
46 Kern bali lagi ke persamaan (A 1.1) : . - k( t)·ag( t)-~ y(t)-
............................................................... .. (Al.l)
Substitusi persamaan (2.8a) dan (2.8b) ke dalam persamaan di atas,
Jika ditarik logaritma natural di kedua sisi, akan diperoleh : .lny* = (a/1-a-.B) (ln (spl~ + ln (sg)~ -ln (n)) + 03/1-a-,B) (ln (spf(+ ln {sg) 1-a- In (n))
Setelah dilakukan penguraian dan penyederhanaan kembali dengan mengelompokkan variabel yang sama, maka akan diperoleh :
a ln y*
=
p
a+J3
--ln(sp) + --ln(sg)- - - I n (n) (1-a-J3) (l-a-J3) (l-a-J3)
(A1.9)
47
Lampiran 2 : Proses deflasi dari harga berlaku menjadi harga konstan 1993
1. Perubahan angka inflasi menjadi indeks inflasi (1993 = 100) (Boedij oewono, 1999: 179 - 184) T ahap pertama : Menghitung inflasi berdasarkan indek tahunan
i Tahun ! Inf'la.si l Inflasi dalamlndek _Tahlll!an __ ___ _ _________ / i (%) 1 1990=100 \ 1991=100_Ir_!_992=_100 11993=100 \ 1994=100
--+--
~ 1
I
1
I
:~~~~ ::~~~
i _J~_93j_ -~.11t
I
1994~
1995!
I
109 52 , 1 11_ __
_
_
9,241 8,64
I
:~:~~] IQ_o,oo[ _1
_
1
~
102.77\___ !oo_2Q2L ____ -~
t-- •u--t------~)09,24H~~~~: i
1
1
'
'
Tahap Kedua : Merangkaikan angka indek (splicing) Tahun
Proses perubahan indek inflasi 1993 = 100 Hasil Perhitungan -
--~--~~--
II
y,--~"'---'-~--
1991
(100/104,94) X (100/109,77) X 100
86,81
1992
(100/109,77)
91,09
1993
Tanpa perubahan
IOO,OO
1994
Tanpa perubahan
109,24
1995
(108,64/100) X 109,24
118,68
X
100
1
2. Penggunaan angka indek untuk proses deflasi (Boedijoewono, 1999: 186) Proses deflasi dengan angka indek dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Nilai Harga Berlaku Nilairiil(HK 1 9 9 3 ) = - - - - - - - x 100 Indek lnflasi
I
I
Lampi ran 3 : Produk Domestik Regional Bruto per kapita menurut Propinsi dalam Rupiah 1993 tahun 1988-1997 (dalam ribuan) 1 t~fot~-;~--
~f'BOPiN-~L
-:=f_~aa·=::L--1~~9~~~ ~j_99o~--l~---j~91_ =~~1~9? _1~93~l-1~94l_I~~5 .. 19_96 ... 1_997 ! -~~7__67,~~r}:_1_4Q,_'IJ__ 0 ?_._~E)1,58J_?.-E5_1~,2~ _:;2.f?~~~-?1t ~·~?5,§~~ ?J~q,14 1 ___ 2:~~.6~, 2.~~1.0_8: 3.0~,49
___ \Q!~ta_~~-~~----- __
-~~~::;~~~:-·-
•
• :
~~N~1 ·Jj;?:~J;t~~k~l~-a~~:~~J .Ji~:~lJ:~~:~Ll•• H~~:~l a~~:~~ ~ ~j,~~: ~ 11;::
1
I 4.508,16 5.068,24
41Riau
4.668,32L·
4.653,12
4.554,41t 4.704,91
4.393,23
4.559,03/ 4.646,841 4.479,42
~~ ~=2u. 921_~869. 7_rr==~==a6a!_~~~-~=~ a~§~~§r~~~~.fa.±f~ I..iQ?.I~ _J~t~1.~9- =~ -=a§~~~2, -1.-.?~~~i[~ 1 ~ 1.?~f.~9:
-~ ~~~:~~~uSelatan f :;f~ :~;:~~~ 1:(.t~~- ~~H-~-.-_1_~:~~-i-:%~~:~j. -+~~~~1~_---~-~{~ ~-~-~ : ~-<~j~-~ ~- - ~- - -~_-_:~-~- -~.:~ ·.:. JgEtr~~: -= · T3!:H~' f~~:~t=- ~ ~!:~~ .tiiH~~ ~f~t!l ~f~~~ +i~! iE!:;f ~til:~ -H~~:ii ~~~~::J~~~t.~ - ~~·-~~~~,. _i~:tt ~~;J~f· 1 ~:~;~1 1-~~:~b ],~;J1-Ui~~J-~i:~~~ ~l~i~f=l]jH~. --
__
------------------~
1
1
1
---r-------·~--"-------------+------------···----·----
-- ··--------·--- -------------- ·-
---------------~--
---·------ -
I
ur -------------In Barat ---------In Ten9_CII" 1n Selatar --------n Timur --------
n~T~~i~d!7i:~_ •· · · -=-ffi:!tJ~~!t- ~tHt -~~~~:~t ~~~~" _1.~~~~ ;~1~:~11-~t:6~1 ~ 1~~~l L~~~~ ~~!!~~::~=~~~=~ ~~~F-•••·. 1~:ii:~1 1 •:;a~-·· 1 ~l~*j••··1~~f:~: ~~~~~···.·~-f~~~· _ 2 ·~~:E •j,~~i:~:j•2~!~:!1-2~~:~~
!
211SulawesiTenggara
.
754,00·
789,93
763,5~f
190,15
802,93
862,48
895,67
961,66
1.010,551 1.000,85
[~~J~~~~y_. . :: ~· -~~]~;:(~~~~l···I~~~,~~F 1~~~1 H~U~ J~~:~~ · ~ ~6~:~ •••aE:~~tr~g~t~b~6~ Sumber : 1) BPS Jakarta. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi di Indonesia menurut Penggunaan (berbagai tahun penerbitan) 2) BPS Jakarta. Statistik Indonesia (berbagai tahun penerbitan).
~ (8
Lampiran 4 : Investasi Publik per Propinsi dalam Rupiah 1993, tahun 1988- 1997 (dalam milyar rupiah) NO
PROPINSI
~-- ijbist~~~eti~ ~
-
1988 -- .... 1989
-
-~~§5
1
--
..
-· 1990 199f·-r 1992--f 1993- ; 1994- j _j1§.If[.-_ -1:~~.~~ . 'i?:Q~~i~_ 1~.g~ 1 ff[$.~$L -1~?.~:(
1995 _176.89.
1996 - 202.a1
l
1997 61.oo
.Jil~~~~~~~i~i" -.. . . .~~::~~ _ 1it~:=J~~:~~ j~~:~~ 3~~~~ 3~:~, J~~,~~ . ~~:~~: . ~~:~11 ~~::~~ _4iRialJ _
__ _
_ _5~2
90,01J_1_55,ee
216_,1_2
2~.09( 238,50,
25_8,43
241,50
1
_
. 275,671· 270,30
--· ~i~W,~~aselatan _______ ·- -~~:~~ --1-~~~!1 ----1-~~:~----1~-~~~-----}~~:~~ ·--~::i~1 - -~~f:~~ ~~~:l~J ·-1~~)~ · J~~:i~~
---~-------------------------
-----·----------- -------------
-------------- -·-------------- --------------- - - -· ·- - - - + -----------
--~
-- ------ ---
:~~~~=~~~~~ -=:=-==::~==~=~--~=~~J6 ~==~~j ~~-:I~~-~ =~j:~~~~ _:-·:'I~~:~~ ~~~~:~(~~- =@:t~r );~~~;r. -1~~:-~~ 1~~~~~~ -t --
----------- --
-
- -·--------- . - :
---f~~;;~~::r-··· --- ·~:~:~! ·~~:i -~i~~~~ · ·~;::~ · · ~b9:~ i~~:~l· {;r:~ -166,~~ ~~~~:;~ 1ii:~,~~~ ··:~1}].-[~~
[ __ 1_~;Q~~t~)"~gtaka_rt(3__
1-
-~~.-~1-
~~~~~~~~sarat'
r·--------·----1---·--·---------- ---------------
~ -- ~i·~i~:~1\~air~~r
-~~.~~-
~~.-~9J_
. -~~·?? .
::s1.~~~-
-~~~-~~ --~~~:~1~ -~~f.~~---- ~~f.~~~-- T~~J~ . ~-l~~~t -{~-:~~~-- {~§:~i
1--- fs.t
· 16,Kalimantan Selatan 1---··· --.--·------- ---- -------------...
:_~:~~~~~~ -~~sci{~&--_.-@.:cH · .-5~9-.§o[_••-. 65t.77 ••· -~~8.17.
_4§_,_55, ___6~_.?§ --~-.?4,04 _
-
--- --
4(55- -6f. 15- ---:,-a5~28 · 144~oo -- 19o.as ·· f§9~7o'[-- --1-ao.2al·-- ·fas.22 1
- ---·-·---· ------------------- -----------------
--. ··---62,92
67',08 ---------- .
111,53 --------------
. - -~~~~~ ---~~Y- - 1-~~~~~
·- ------------
----
-- . . ---138,63 ------- ------- 143,03 -·---- ----
---------- •-•- • ···----···-----·--t·-·--
159,66 .-.- 155,69 -------- --- -----·····-··---L-
------------ .. J
-
...
1Q_1,1~
1(?1_.~4:
~;~:-~~ · i~~:!~:
1sa:52 1a3:91:
·-----------·-
"·---------•
161,27 177,98 195,36 . ·-· ...... - - .. r ·- ........ ---·- ··- ...... 1
---~~~~~ ---1~~~~ · ~-t~~~l=- -~~~};1- -~~~~~-i~
--i~~:~~ .~~I:;~~
~~~~~~~~~!:~:,.~ . . •· ··~E ~ 11!!!!•·~·~!i.~~~:~;~Fi~i ·~~~~~t:··•~:~tiJf:~i-~]t~~··-~aii: if0',28--1-3o~J~----1-€ --------1.. -- ..---r-- --1ss.o2 . _...... __ ....
··42.78 --..49;221'-- -4;'36J-44,36
--------~
__?3.~7l.
.
m
~9}i!ll_. __ 1__:1_Q_~~~h---1-~9...§~ ___ '!_; ~3 2'
Sumber : I) BPS Jakarta. Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat I. (berbagai tahun penerbitan) 2) BPS Jakarta. Statistik Keuangan Pemerintah Daerah Tingkat II. (berbagai tahun penerbitan)
~
\0
Lampiran 5 : Investasi Privat per Propinsi dalam Rupiah 1993 tahun 1988-- 1997 (dalam milyar rupiah)
1-NoT-
I
P-ROP~Nsi
.
1~~8-
T
1989
_-_1~g-9~-~:
~991 _r
1-992
i
1993
,
1994 ,:
1995
,
1996
i
1997
~f!~~~~~)::• :3 i~~:~l 3 ~i:~t 4l~j:~l 4 iiii1s1!~;~ u:H~t ii!;:~j fiii:~!! ~ ::E H~H~. 1
4 Riau
I 4.124,31
5.289,71
3.761,26
---~------------------.-.----_r~_-------------- ·-------.--.-----.--· ----------------. _ _? J~mb~---~------- __ ; _ ~?_?_._12 ------~~~~§ __ 46Z_,§~
-----
6 Sumatra Selatan
!
2.372,00
2.641,72
3.168,50
3.749,221 3.590,53 1 4.345,601 4.139,77
-~!_6_,~~
--.----.--·--_--
3.087,04
4.553,44i
4.323,60
----~--- .. ----~.---~-.-... -- -------_--.-----·•. _-. -------.---I.- -. -.-.·.-_--.--- -_§_?1_,1_4 __§~Q,52 _ }BQ,_~~: -~§~.~~t- -~~~~~
_--.-.----_-__
3.409,50
3.475,50! 3.627,01.
3.830,61,
4.344,54
5.119,16 1
-
~41, 18
.
-.-
4.591,96
···~~~~7~t~•.•~• -~~ ~~-1~~i~~ 12!l}1~ ~;i~~ 1~i~z~d~~~;~~lJ[t!l2j~~l:1; 2~·.~n~12~~~;~ •2;.~:~~.
.• m~~~~ !i~:g.rt.•·~·~ [-11~:~ ··•~·~~~:ii ••~~~:MfiiH~!~f•·~iii·~t~Ui~Wfi~~:f~i. •1~•iU~~~·1 r~•mi;···~~.!~:~~.· 1
t• i;f~~~~~~~~~~h ..j. i•i~! [_1_6:~~~rn_C3~~al'l~~~?t~r1
!__ 1!~?1~n:!~~!a_r:~_Ii~_LJI"
.
•am:~! J!J~i·1·~1fii~t 1 ~~~i:~11 TUi~~[ 1~li~:ni ·• !-~f!:~i •2~~i:j; · ·2~•!ll:!:
i ~4~_,_6_7 ___ ?_1_§,Q~ ___ 396,?_8[_ __ !)~8,§7) __5_~~~~8L ... ~9~.~-?[_1·1~~~?Q .. 1.~~-8.~~, 1.335,43: f 4:~og,_9~ __ ~-?_1?,C>_? _5._7~!·~-1l5.~1~.~~ 6._o~g.~4j 5J~~,_1_5l 6.4()f3,8~! 5.388,_q_4! . 5.2~1,75
.
__
4 2 3 1 ::~I;1 ~~l:~;;i~i~~ia5= -. -· _ r ~ ~ ~~J: -~•~~t~~ -~~~~,_~%'·· __ ~~-:t~L. ·. = ~]~~~1_- ~~k~-;t j~ki~1••- ·J~-~3~1~- :~4~:-~;
1.198,93
4.~00,93 1 .
~~~:~:~
~~~i~::i: ~ ~ ~ , · · = · • · . f. .1 _nl:~-~lii~~~ _!~ ._:1~}~i ~l~fL:JB.i~[ :~i~ i!, -~itilt.• :-~~~·•• :.:~~~ ~~~~:H~~:~: ;r;;;~, l- ~~H~ · ~~,:~ ~j~df ·· tig· ~;! ~~~·?~f -~~~~i~-- ~~~·~~~ ·~~H6i m·~1·· ~~~·~~ 1
! 1
;-25iM.ifUkU ... ... .. . -
. i
1()4.86 ... -82,541 - 50,:21 f .. 95'771 - 8:1~ f31
-335~ai
1
. 525'93·
277'231-
15:{77
1 472: a!l
=~~~~-~i_ar)-.J_ax~--~····-·--···· .. _-t- I~~~To_ -~ __ 2icf§1I -·· • !~~~~tL I~$~.If _1.:324~~~~~ 1J37_,~Jt:1_.t~~.1?r--2~?~i;J9L_~.-fae~_1o]-···· ?.6~6.341 Sumber : 1) BPS Jakarta. Produk Domestik Regional Bruto Propinsi menurut Penggunaan. {berbagai tahun penerbitan) 2) Lihat Lampi ran 4
V1
0
Lampiran 6 : Jumlah Penduduk menurut Propinsi Tahun 1988- 1997 (dalam ribuanjiwa)
IN T -!
1988
-PROPINSI
~lDistaAceh
I
3.210, 12. -2.948:11: 3.430,80. 3.512,64:
-c
1993
1994
- •
1996
1997
3.596,~_3(
3.682,231 3.77CJ,07[ 3.860,00 10.793.$?!1 o.~~~. 9 5_ 11 :1~s.~g
3.95?,08
11.~2s,41;
4.046,36 11.508,44:
~:;:~~~~L=}~1~1~: ;:i~i-:~~~-- ~~~J}~il-t~~f:~~ 2.234,98: t~~~1~: t~~t~~J ~:~~~~~~~ ::~:~.:~:; :::~~:.i~j 2.308,00. 2.383,401 2.461,27 2.541 ,68!
~ 6~~~~:-~ ~~~~~r T~~:~l ~;~: ~~~ t~~N~ l~!,~~' ; ~H~i
5.653,87
~j~;~;~--~ .~
1995
I
· 1.866,321 1.929,30( 2.029,50! 2.095,80! 2.164,27
s.ao1 ,o3
6.041 ,9ol a.164,5ol 6.289,59
mld§l ~ ~~~~~' .;~~;::~
6A 11.221 6.547,44 6.6ao,aol 6.815,86;
6.954,16
· ,~ ~~;:~ ~ ~f~~~ 3l~~g:~~~ 3~ ~~~:;gJ3t~~~:~! 3~ ~~Jli~~ ~N~~.; r::~~ 4~ ~~i:§i: 4~ ~;~:;;1
I, l11lJ_a_'f!'a.I~-~-~-tl. .
L , g7.z8~,4g_ ~a.~~~~~~f8.§()~.?0i 28.7~0.Q~j29.o11,_97: 2_9.23~.€)2, 29.4~9.99_ 29.688,10: ~9._916,96) 30.147,58:
! 1~~[)ista'Y()_9_Y_a~art~
' 13_~~1/{~_Tirn_~r _ _ 14!Kalimantan Barat ···• ··----·- --·-··--·--·-··-
i
-9.zss.~!L:~-~a}5~~rfq~~~§.$g: 1a~~s3;§4! 1o.s?1._~7·
~J.l_ambi
:~Umatri8eiot_an
-19-89 -: 199() -- . - 1991·-· I .1992
..
1§_'5~~'!1_~rl_t~l"li~n9(3h
:~~-~:~~~~}=~~~J~n :~{~~~~:-~~=·~
. 2.87!:1,23: 2.~93,~9~ 2.91~,2_9\ 2:918.~()!_2.921,20) 2.~24,21, 2.~2?,~?1 , 31.73~,3§! ~2.()64,0:3[ 32.545,5_9 1 32.80~,2~i}3.0!5,22j ~~-~'!~30\ 33.(3~3,5§: 3.~47,60 3.324,69< 3.403,61 3.484,41 · 3.567,12 3.046,98 3.128,18 - .. ---····- . ----·-- ___ , . . ·---·-· . . I" . ···-·... ' . ·-·- ·-··. ·-· 1.27!}l1, __1.32~.<4_?, 1.40~.!:1() 1:~48.~()! 1.493,55 1~!J4Q,~1[ 1.~8!,91(
2.916,70r ~.919,70, 2.922,70 1 33,885,90[34.160,551 34.437,43 3.651,80 3.738,49 3.827,23 ·-· I - -. . 1.~37,3()( 1.§_88,231 1.740,74
~::~~:~~! ~:~~~~t~' t~~~:~~~ ~:~~§:~~~ ;:b~4:jJ }~{~~j~l ~:~~~:~j- ~:~~f:tib! ~:!~t~~~ ~:~j~:~,
1~~~:~t u~f~: ~~a~ JJ~:m ~~~1:1~ ~~~~lt~~H~1 ~~,~~ ~~~:~1 ~~~:~~~
~~~=~~:~~t:~~i~,._-. · }j~~:;~, _i ~~,~~~ f~:~~ ~~~t.~~l ~~t~~ ~ ~~:i~ 1 ; ~~~:~ZI J~~~g~-i~,b~: · ~ :~:: 22.Ball _ ?-705,6~: 2.?.~€).~~~ ?:782,60 2.806,12! 2.829,84 2.853,?"6 2.877,88: 2.~0?,201_?~~26,73! . 2.951,47
l~i~~_if~$~_::~ ~;~ H~_:EJ ~m~ ~.~~-~~~ H~!!j. H!r~_!l T~_i_~ i!_t H!i_.·~~-~_!lJ~l~~-I_··~~_-_:t!_r !~~:~~~ 261rian ~aya
1.518,1~: 1.480,96_. 1.6~8}50 1.697,72: 1.75~.~7[ 1_.8222 ~~~ 1.888,_1~L_1:~5_6!3_0: _2.()2?,8~]_ 2.1~0,01j Sumber : BPS Jakarta. Statistik Indonesia. {berbagai tahun penerbitan)
...
\.n
tampirah 7 : Print Out Komputer Hasil Estimasi Model Metode Ordinary Least Squares Dengan Eviews 3.0
52 Dependent Variable: TLGPC Method: Least Squares Date: 04/19/01 Time: 04:32 Sample( adjusted): 2 260 Included observations: 259 after adjusting endpoints Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
c
2.477033 0.241710 0.128969 -0.093910 0.099914 -0.114492 -0.085460 0.237845 -0.208552 -0.066518 -0.148698 -0.259232 0.286336 -0.215555 -0.208519 -0.159624 -0.149131 -0.083146
0.145912 0.044103 0.055988 0.042965 0.116238 0.113057 0.112067 0.114650 0.112293 0.113703 0.112611 0.113069 0.114695 0.113122 0.114289 0.116537 0.114084 0.112445
0.0000
0.02405~
0.1~2533
-0.047128 0.366526 -0.256344 -0.079077 -0.173271 -0.145460 0.012880 -0.347817 -0.250216 0.106150
0.111737 0.115584 0.112260 0.111841 0.112413 0.111933 0.113511 0.112273 0.112017 0.112332
16.97624 5.480569 2.303511 -2.185756 0.859568 -1.012696 -0.762577 2.074527 -1.857219 -0.585014 -1.320460 -2.292688 2.496512 -1.905511 -1.824488 -1.369735 -1.307205 -0.739439 0.213726 -0.421779 3.171074 -2.283477 -0.707049 -1.541383 -1.299521 0.113467 -3.097954 -2.233746 0.944963
TLPIY TLGIY TLPG ACEH SUMUT SUM BAR RIAU JAMB I SUMSEL BENGK
LAMP DKI JABAR JATENG DIY JATIM KAlBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA BALl NTB NTT IRJA R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.484239 0.421451 0.249221 14.28556 7.731413 1.955366
Mean dependent var S. 0. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F -statistic Prob(F-statistic)
0.0000 0.0189 0.0355 0.3909 0.3123 0.4465 0.0391 0.0646 0.5591 0.1880 0.0228 0.0132 0.0580 0.0694 0.1721 0.1924 0.4604 0.8310 0.6736 0.0017 0.0233 0.4803 0.1246 0.1951 0.9098 0.0022 0.0265 0.3457 2.495812 0.327653 0.164236 0.562491 7.712245 0.000000
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs *R -squared
0.962634 2.168723
53 0.383432 0.338118
Probability Probability
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 04/21/01 Time: 06:19
I
I
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
c
0.046154 -0.004726 -0.022349 -0.000388 -0.008391 -0.005872 -0.004089 -0.007491 -0.002852 -0.003052 0.001734 -0.005227 -0.006449 -0.010252 -0.006072 -0.003915 -0.008004 -0.001741 0.002296 -0.004404 -0.007449 -0.003983 0.004396 -0.005062 0.001917 -0.005284 -0.001446 0.003159 -0.003296 0.039974 -0.088901
0.149848 0.044439 0.058598 0.042974 0.116524 0.113692 0.112264 0.115002 0.112677 0.113915 0.112793 0.113412 0.115053 0.113888 0.114581 0.116776 0.114561 0.112689 0.112651 0.112043 0.115978 0.112660 0.111914 0.112773 0.112036 0.113872 0.112515 0.112141 0.112861 0.066789 0.069782
0.308002 -0.106356 -0.381397 -0.009032 -0.072014 -0.051647 -0.036421 -0.065137 -0.025307 -0.026793 0.015377 -0.046093 -0.056054 -0.090017 -0.052992 -0.033522 -0.069869 -0.015454 0.020378 -0.039305 -0.064229 -0.035357 0.039281 -0.044886 0.017110 -0.046400 -0.012856 0.028167 -0.029200 0.598509 -1.273984
TLPIY TLGIY TLPG ACEH SUMUT SUMBAR RIAU JAMB I SUMSEL BENGK LAMP OKI JABAR JATENG DIY JATIM KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA BALl NTB NTT IRJA RESID(-1) RESID(-2) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.008373 -0.122104 0.249262 14.16594 8.820340 1.992502
Mean dependent var S.D. dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F -statistic Prob(F-statistic)
Prob. 0.7584 0.9154 0.7033 0.9928 0.9427 0.9589 0.9710 0.9481 0.9798 0.9786 0.9877 0.9633 0.9553 0.9284 0.9578 0.9733 0.9444 0.9877 0.983&.. 0.96Br 0.9488 0.9718 0.9687 0.9642 0.9864 0.9630 0.9898 0.9776 0.9767 0.5501 0.2040 1.90E-16 0.235309 0.171272 0.596992 0.064176 1.000000
I
54
120
Series: Residuals Samp\e 2 260 Observations 259
100 80 60 40 20
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosjs
-3.21E-17 0.054644 0.449841 -1.578430 0.235309 -3.419132 19.12827
Jarque-Bera Probability
3311.780
0 -1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
0.000000
55
White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.200134 36.47133
Probability Probability
0.224828 0.229240
Test Equation: Dependent Variable: RESID"2 Method: Least Squares Date: 04/20/01 Time: 19:54 Sample: 2 260 Included observations: 259 Variable
Coefficient
Std. Error
\-Statistic
Prob.
c
0.481873
TLPIY TLPIY"2 TLGIY TLGIY"2 TLPG TLPG"2 ACEH SUMUT SUMBAR RlAU JAMB I SUMSEL BENGK LAMP
-0.27093~
0.168444 0.146211 0.036493 0.136754 0.058401 0.062226 0.031326 0.114059 0.110541 0.107613 0.112589 0.109313 0.111639 0.109576 0.110427 0.113046 0.111750 0.113420 0.116095 0.113159 0.109546 0.109121 0.107722 0.112974 0.109685 0.105952 0.112588 0.108820 0.111843 0.109628 0.109026 0.106522
2.860739 -1.8530H 1.370445 -2.391853 2.594961 -1.245591 1.500089 0.354797 0.947433 0.264522 0.262306 1.462689 0.357157 0.272207 0.632780 0.814294 2.347281 0.910496 0.368458 0.666902 0.564689 0.401409 0.441020 0.436498 2.652343 -0.609050 0.387773 0.088853 0.419458 1.836833 0.278498 0.022588
0.0046 0.0652 0.1719 0.0176 0.0101 0.2142 0.1350 0.7231 0.3444 0.7916 0.7933 0.1449 0.7213 0.7857 0.5275 0.4163 0.0198 0.3635 0.7129 0.5055 0.5728 0.6885 0.6596 0.6629 0.0086 0.5431 0.6985 0.9293 0.6753 0.0675 0.7809 0.9820
OKI JABAR JATENG DIY JATIM KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA BALl NTB NTT IRJA R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log. likelihood Durbin-Watson stat
0.050012 -0.327096 0.151547 -0.077508 0.046992 0.040468 0.104730 0.028466 0.029533 0.159891 0.039873 0.029827 0.069876 0.092052 0.262308 0.103268 0.042776 0.075466 0.061860 0.043802 0.047507 0.049313 0.290923 -0.064530 0.043659 0.009669 0.046913 0.201368 0.030363 0.002406 0.140816 0.023482 0.232518 12.27262 27.39966
2.043a~
Mean dependent var S.D. dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F-sta\\stic
0.055157 0.235297 0.035524 0.474978 1.200134
~rob{F-$tati~hc)
0.224S2~
Ramsey RESET Test F-statistic log likelihood ratio
1.046668 1.181089
Probability Probability
o.3o73ss o.2n134
ITest Equation:
I
I Dependent Variable: TLGPC I Method: Least Squares
I
j
Date: 04/20/01 Time: 19:56 Sample: 2 260 Included observations: 259
I
l
Variable
Coefficient
Std. £rror
t-Statistic
Prob.
c
4.245948 0.585732 -0.627198 -0.091570 0.231446 -0.293350 -0.214664 0.590223 -0.501169 -0.178951 -0.363512 -0.636105 0.720667 -0.535527 -0.520043 -0.396866 -0.381487 -0.215749 0.047996 -0.127493 0.938398 -0.612266 -0.174314 -0.427656 -0.353671 0.018013 -0.825812 -0.591739 0.248180 -0.280727
1.B5174
2.446987
C..0152
0.339145 0.373955 0.066297 0.173314 0.208190 0.168837 0.363009 0.307269 0.158124 0.238256 0.385334
1.727087 -1.677204 -1.381205 1.335416 -1.409051 -1.271429 1.625918 -1.631045 -1.131712 -1.525717 -1.650790 1.638794 -1.610210 -1.598964 -1.529215 -1.501004 -1.257402 0.417610 -0.933493 1.644006 -1.674884 -1.197996 1.567226 -1.522727 0.158553 -1.718597 -1.680547 1.389779 -1.023068
0.0855 0.0949 0.1686 0.1831 0.1602 0.2049 0.1053 0.1043 0.2589 0.1285 0.1002 0.1026
TLPIY TlGIY TLPG ACEH SUMUT SUM BAR RIAU JAMB I SUMSEL BENGK LAMP DKI JABAR JATENG DIY JATIM KALBAR KALTENG KALSEL KALTIM SULUT SULTENG SULSEL SULTRA
BALl NTB
NTT IRJA FITTED/\2 R-squared Adjusted R-squared S. E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.486585 0.421568 0.249196 14.22056 8.321958 1.914525
II I
0.~754
0.332582 0.325237 0.259523 0.254155 0.171583 0.114930 0.136576 0.570800 0.365557 0.145504 0.272875 0.232261 0.1 Y3610 0.480515 0.35,2111 0.178575 0.274397
8
Mean dependent var S.D.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F -statistic Prob(f-statistic)
0.1087 0.1112 0.1276 0.1347 0.2099 0.6766 0.3515 0.1015 0.0953
02322 0.1184 0.1292 0.8742 0.0870
0.0942 0.1659 0.3074 2.49581~ 0.327~3
0.167398 0.579386 7.483909 0.000000
Lampiran 8 : Print Out Komputer Hasil Estimasi Regresi Parsial Antar Variabel Penjelas (Independent Variable) Metode Ordinary Least Squares
Dengan Eviews 3.0
57
Dependent Variable: LPIY Method: Least Squares Date: 04/20/01 Time: 20:03 Sample: 1 260 Included observations: 260 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
c
8.693270 -0.171526
0.309823 0.054926
28.05878 -3.122879
0.0000 0.0020
LGIY R-squared Adjusted R~squared S. E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.036423 0.032688 0.534559 73.72426 -205.0785 0.597618
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F -statistic Prob(F-statistic)
7.731283 0.543516 1.592912 1.620302 9.752371 0.001995
se
Dependent Variable: LPIY Method: Least Squares Date: 04/20/01 Time: 20:02 Sample: 1 260 Included observations: 260 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
c
7.776450 -0.014573
0.170885 0.054049
45.50703 -0.269627
0.0000 0.7877
LPG R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.000282 ~0.003593
0.544491 76.48947 -209.8653 0.544141
Mean dependent var S.O.dependentvar Akaike info criterion Schwarz criterion F -statistic Prob(F-statistic)
7.731283 0.543516 1.629733 1.657123 0.072699 0.787663
Dependent Var"1able: LGW Method: least Squares Date: 04/19/01 Time: 07:08 Sample: 1 260 Included observations: 260 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
c
5.172967 0.140487
0.188140 0.059506
27.49537 2.360885
0.0000 0.0190
LPG R-squared Adjusted R~squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.021147 0.017353 0.59947~
92.71634 -234.8762 0.339325
Mean dependent var S.D.dependentva r Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
5.608384 0.604741 1.82'2125 1.849515 5.573776
0.018976
Tll)~
j_[))g-A))
Badan Pusat Statistik PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SURAT KETERANGAN Nomor: 34560. 032
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:Drs. Munaris
NIP
: 340004753
Jabatan
: Kepala Bidang Pengolahan, Penyajian, dan Pelayanan Statistik, Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi D.l. Yogyakarta.
Dengan il)i menerangkan bahwa: Nama
Ai~IEF RAHMAN HAKIM, Ir
Nomor Mahasiswa
5054/PS/MEF/99.
Program Studi
MAGISTER Ek.PEMBANGUNAN.
Akademi!Universitas : UNIVE..rtsiTAS GADJ AH MADA. Benar-benar telah mencari data di Kantor BPS Propinsi D.l. Yogyakarta untuk keperluan menyusun tesis denganjudul:
"
PERANAN INVESTASI SWASTA, INV3STASI PUBLIK DAN PERTUMBUHAN PENDODOK T3RHADA.P PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA •
26 PROPINSI
DI
"
Demikian surat keterangan ini kami buat, dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 23- 4- 2001 ~_...rv.J;l........:~~,_~A T
STATISTIK
. Yogyakarta P3S,
'"--.-u.:u11Vt!J1. dang
~ ~~ Jl. Brigjen Katamso (THR) Yogyakarta 55152 Telp 373871. 375310, 378109, 3877!53 Telex. 25140 Fax. 375310 E-mail: b~s3400(iil•·osva.wasanrnra.ner.id Homepege: hnp:lln:l!ional.bps.uo.i.V~yos•·~