255
PENGARUH FAKTOR KARAKTERISTIK INDIVIDU, PSIKOLOGI DAN SOSIAL TERHADAP PEMILIHAN TEMPAT PERSALINAN DI FASILITAS KESEHATAN INFLUENCE OF INDIVIDUAL CHARACTERISTICS, PSYCHOLOGY AND SOCIAL TO THE PLACE DELIVERIES SELECTION IN HEALTH FACILITIES Fitria Nurlinda,Stefanus Supriyanto Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Maternal and child health problems was needs to get attention of all people. One of the causes of maternal mortality in Indonesia during labor and delivery nearly 90%. in the East Kutai district of Muara Ancalong health centers was still low at health facilities in 2012 was 35.1% and 2013 was 26.1%. This aims of this study were to analyze the influence of individual characteristics, psychology and social the place deliveries in health facilities.This research was an observational, and according to the time was a cross sectional. The population of this study were mothers have children under the age of 6 months. Sampling method was a multistage sampling with a sample was 34 people. The results of the research showed that the influence of variables on individual factors such as age (p = 0.142), education level (p = 0.013), occupation of household head (p = 0.554), the head of the family income, the variable factors psychology of perception (p = 0.591), confidence ( p = 0.123), social factors variables that family support (p = 0.019). Conclusion of this study that The level of education and social factors are the affectingplace of delivery in health facilities. It is recommended to give knowledge about delivery in health facilities and provide IEC (information, education and communication) to nearest family, such as husband and parent. Keywords: health facility delivery, individual factor, Psychological and social
PENDAHULUAN
non fasilitas sebaesar 64,8% dan pada tahun 2013
Kematian masa-masa
ibu tersebut umumnya terjadi
kehamilan,
nifas.
sedangkan persalinan di non fasilitas sebesar 73,8
Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
%. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh faktor
tahun 2001, penyebab kematian ibu di Indonesia
karakteristik individu, psikologi dan sosial terhadap
hampir 90 % terjadi pada saat persalinan dan segera
tempat persalinan di fasilitas kesehatan.
setelah persalinan. Sementara itu, risiko juga makin
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
tinggi
sebagai
akibat
persalinan
adanya
dan
persalinan di fasilitas kesehatan sebanyak26,1%,
faktor-faktor
risiko
bahan
masukan
keterlambatan, yakni terlambat mengenali tanda
dalammeningkatkan
bahaya,
kesehatan.
terlambat
mengambil
keputusandan
Perempuan yang melahirkan
akses
ke
memungkinkan pelayanan
untuk
obstetrik
persalinan
pertimbangan di
fasilitas
PUSTAKA
terlambat sampai difasilitas kesehatan.
kesehatan
dan
difasilitas
Perilaku Konsumen
memperoleh darurat
dan
Menurut
Schiffman
dan
Kanuk
2004
mendefinisikan customer behavior as the behavior
perawatan bayi baru lahir (Unicef, 2012). Persalinan
that
consumers
display
di fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
purchaseing,using, evaluating and disposing of
Muara Ancalong kabupaten Kutai Timur padatahun
product and services that they expect will satisfy
2012 sebanyak 35,1%, sedangkan persalinan di
their needs. Perilaku konsumen fokus pada cara
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
in
searching
for,
256
seseorangmengambil
keputusan
untuk
oleh pekerjaannya.Kelompok pekerjaan dan jabatan
menggunakan sumber daya yang dimiliki (waktu,
mempunyai kecendrungan minat tertentu terhadap
uang, upaya) untuk mengkonsumsi barang atau jasa
suatu
terkait. Pokok utama bahasan utama ialah apa yang
keluarga menentukan daya beli keluarga (Hawkins
mereka beli, mengapa mereka membeli, kapan
dan Mothersbaugh, 2010). Ada empat komponen
membeli, dimana membeli, berapa sering beli,
utama
bagaimana mereka mengevaluasi setelah beli, dan
keputusan
perilaku purna beli.
pembelajaran, serta sikap dan keyakinan.
produk
barang
faktor
dan
psikologi
membeli
jasa.
yang
yaitu
Pendapatan
mempengaruhi
persepsi,
motivasi,
Faktor budaya adalah sekumpulan nilai,
Ada lima langkah yang digunakan oleh
norma, dan simbol yang memiliki arti, yang
pengguna ketika membeli produk/jasa, yaitu mulai
membentuk perilaku manusia dan hasil karya
dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
(benda, kerajinan, atau karya seni) serta diturunkan
evaluasi pilihan, pembelian, dan perilaku purna beli
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Faktor
(Supriyanto
sosial yang mempengaruhi keputusan membeli
kebutuhan
dibedakan menurut faktor kelompok refrensi, opini
ketidaksesuaian antara keadaan yang diinginkan
pemimpin,
(desired
dan
anggota
keluarga.
Faktor
dan
Ernawaty,
bergantung
state)
dan
2010).
Pengenalan
kepada
keadaan
banyaknya
aktual
(actual
karakteristik individu antara lain jenis kelamin,
state).Setelah menyadari adanya kebutuhan, orang
umur, gaya hidup, pendidikan dan pendapatan.
akan
Ada perbedaan tertentu antara wanita dan laki-laki,
pemenuhan
khususnya dalam perbedaan kebutuhan, keinginan,
Pencarianinformasi,Sebelum memutuskan bertindak
dan harapan. Kebutuhan, keinginan, dan harapan
atau
seseorang dipengaruhi umur pula. Kebutuhan
mencari
demikian
kebutuhan.
Kepribadian
terlihat
jelas
pada
dan
gaya
hidup
hal
tertentu.
mempengaruhi
termotivasi
mengambil
dibandingkan
pula.
tindakan
tempat
seseorang untuk
akan
pemenuhan
Evaluasi alternatif, pasar mengevaluasi pilihan yang
cenderung
agresif
keputusan,
informasi
berkenaan
penampilan
melakukan
kebutuhan.
keputusan membeli. Kepribadian agresif akan memilih
untuk
dengan
manfaat
dengan
yang
diharapakan
pengorbanannya
dan
Menurut Suhardjo dalam komalasari (2014) tingkat
berupaya menyempitkan pilihan hingga sampai pada
pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan
alternatif yang dipilih.Keputusan pembelian berarti
seseorang
konsumen telah memutuskan untuk melakukan
informasi
atau dan
masyarakat
untuk
menyerap
mengimplementasikannya
dalam
pemakaian terhadap suatu produk. Pemakaian
perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya hal
produk (product use). Perilaku purna beli Setelah
kesehatan. Tingkat pendidikan formal membentuk
memanfaatkan
nilai bagi seseorang terutama dalam menerima hal
konsumen
akan
baru. Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi
kepuasan.
Kepuasan
suatu
produk
mengalami
pelayanan
jasa,
kekecewaan
atau
konsumen
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
adalah
fungsi
257
kedekatan antara harapan konsumen terhadap
Pengaruh factor karakteristik individu terhadap
pelayanan dan persepsi antara kenyataan yang
pemilihan tempat persalinan di fasilitas kesehatan
dialami ketika memanfaatkan suatu pelayanan. Jika
Pada penelitian ini melihat perbedaan
kenyataan memenuhi harapan, konsumen puas
perilaku konsumen yang memilih tempat bersalin di
(Supriyanto dan Ernawaty, 2010).
fasilitas kesehatan dan yang non fasilitas kesehatan (Rumah Oleh nakes dan dukun) berdasarkan umur,
METODE
pendidikan,
Penelitian ini merupakan penelitian analitik
pekerjaan
kepala
keluarga
dan
pendapatan kepalakeluarga.
yang bersifat observasional dengan rancang bangun
Faktor karakteristik yang mempengaruhi
cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah
keputusan dalam pembelian yaitu jenis kelamin,
kerja Puskesmas Muara Ancalong Kabupaten Kutai
umur dan gaya hidup (Supriyanto dan Ernawaty,
Timur selama Bulan Juni 2014. Populasi penelitian
2011). Menurut Hawkins dan Mothersbaugh (2010),
ini adalah ibu yang mempunyai anak dibawah umur
pendidikan
juga
6 bulan. Pengambilan sampel dengan menggunakan
seseorang
berpikir,
teknik multistage sampling didapatkan 34 sampel
membina hubungan dengan individu lain. Rangkuti
dengan kriteria ibu yang melahirkan di Puskesmas,
dalam Hafid (2007) menjelaskan bahwa pola
dirumah responden ditolong oleh nakes dan dirumah
konsumsi
ditolong oleh dukun. Sebelum melakukan penelitian.
pekerjaannya, dan produk sangat dipengaruhi oleh
Analisis pengaruh antar variabel menggunakan uji
keadaan
regresi logistik yaitu mengetahui pengaruh variabel
dibelanjakan (Kotler dan Keller, 2009).
mempengaruhi membuat
seseorang
ekonomi
juga
yaitu
bagaimana
keputusan,
dipengaruhi
penghasilan
dan
oleh
yang
bebas (independent variable) terhadap variabel
Faktor umur merupakan siklus hidup yang
terikat (dependent variable). Langkah awal yang
dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli
dilakukan
barang
yaitu
pengambilan
data
dengan
dan
jasa.
Semakin
bertambah
umur
menggunakan kuesioner, responden diminta untuk
seseorang , maka semakin berbeda dan berubah
mengisi
beberapa
produk dan jasa yang dibelinya (Hafid, 2007).
variabel yaitu tempat bersalin terakhir, karakteristik
Berdasarkan uji statistik umur tidak berpengaruh
responden, Psikologi (persepsi dan keyakinan)dan
terhadap pemanfaatan tempat bersalin, hal ini
sosial (dukungan keluarga) serta perilaku purna
dikarenakan umur tidak menjadi pengaruh untuk
beli.Tahapan kedua mengolah data dari kuesioner
seseorang dalam mengambil keputusan. Perbedaan
yang telah diisi oleh responden dan memberikan
umur tidak menjadi faktor kedewasaan seseorang
skor pada setiap item psikologi dan sosial, dan
dalam memilih pelayanan yang memiliki keamanan
dianalisis untuk mencari pengaruh antar variabel.
dan kenyamanan.Walaupun ada perbedaan antara
HASIL DAN PEMBAHASAN
umur yang melahirkan di fasilitas dan non fasilitas,
kuesioner
yang
terdiri
dari
tetapi umur tidak menjadi salah satu faktor dominan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
258
yang berpengaruh dalam seseorang memilih tempat
bersalin di fasilitas kesehatan.
Tabel 1 Pengaruh Karakteristik Individu terhadap pemilihan terhadap pemilihan tempat bersalin
Karakteristik Individu
Puskesmas
%
Tempat Bersalin Rumah % oleh nakes
Umur (p = 0,142) 15-20 tahun 21-35 tahun 36-45 tahun ≥ 46 tahun
3 5 3 0
27,2 45,4 27,2 0
6 3 1 0
100
Dukun
%
N
%
60 30 10 0
8 4 1 0
61,5 30,7 7,7 0
17 12 5 0
50 35,2 14,7 0
10
100
13
100
34
100
9,0 27,2 54,5 9,0
5 3 2 0
50 30 20 0
7 3 3 0
53,8 23,1 23,1 0
13 9 11 1
38,2 26,5 32,4 2,9
Jumlah 11 100 Pekerjaan kepala keluarga (p= 0,554) PNS 2 18,1 Wiraswasta 5 45,4 Kary.Swasa 4 36,3 Petani/ Buruh 0 0
10
100
13
100
34
100
0 3 6 1
0 30 60 10
0 3 7 3
0 23,1 53,8 23,1
2 11 17 4
5,9 32,4 50 11,8
Jumlah 11 100 Pendapatan kepala kelurga (p= 0,104) ≤ Rp.1 Jt 0 0 Rp.1 jt-2 jt 7 63,6 Rp.2,1 jt-3 jt 2 18,1 Rp.3,1 jt-4 jt 2 18,1 ≥Rp.4 jt 0 0
10
100
13
100
34
100
3 1 3 2 1
30 10 30 20 10
4 3 4 1 1
30,1 23,1 30,1 7,9 7,9
7 11 9 5 2
20,6 32,4 26,5 14,7 5,9
100
10
100
13
100
34
100
(2012),
bahwa
Jumlah 11 Tingkat pendidikan (p= 0,013) SD 1 SMP 3 SMA 6 Akademi/ PT 1
Jumlah
11
Menurut
Khudhori
Sehingga
semakin
seseorang
menentukan pemilihan tempat bersalin. Semakin
kesehatan, begitupula sebaliknya semakin rendah
tinggi
tinggi
pendidikan seseorang maka pemahamannya akan
pelayanan
kesehatan bisa menjadi semakin rendah. Tingkat
kesehatan yang lebih baik.Tingkat pendidikan yang
pendidikan mempengaruhi seseorang berpikir dan
melahirkan di Puskesmas, dan di non fasilitas
memutuskan sesuatu, pada dasarnya mereka hanya
kesehatan
mencari kenyamanan pada saat proses persalinan
kesadaran
pendidikan untuk
memiliki
akan
semakin
mendapatkan
perbedaan
yaitu
tingkat
pendidikan SD lebih dominan memilih non fasilitas/ rumah
responden
sendiri
sebagai
tempat
besar
pendidikan
pendidikan merupakan salah satu faktor dalam
tingkat
semakin
tinggi
kesadaran
akan
tanpa memikirkan keamanan dirinya. BerdasarkanhasilpenelitianNurrohmah
persalinannya, sedangkan tingkat pendidikan SMA
(2011), orang yang memiliki pendidikan tinggi
lebih
cenderung memikirkan kesehatannya dari pada
dominan
memilih
fasilitas
Puskesmas sebagai tempat bersalin.
kesehatan/
orang yang memiliki pendidikan rendah disebabkan karena adanya akses informasi yang diterima oleh
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
259
orang yang berpendidikan tinggi lebih banyak dari
berpengaruh terhadap pemanfaatan tempat bersalin
pada orang dengan pendidikan rendah atau tidak
tidak ada perbedaan pendapatan antara yang
sekolah.
melahirkan di fasilitas kesehatan maupun non Menurut Rangkuti dalam Hafid (2007),
fasilitas
kesehatan,
Pendapatan
disebutkan bahwa pola konsumsi seseorang juga
mempengaruhi
dipengaruhi oleh pekerjaannya. Kelompok pekerjaan
pelayanan yang akan digunakan, semakin baik
dan
minat
pelayanan yang didapatkan di suatu tempat maka
tertentu terhadap suatu produk barang dan jasa.
semakin tinggi minatnya untuk menggunakan jasa
Jenis Pekerjaan bisa mempengaruhi seseorang
dan pelayanan tersebut.
dalam pemilihan tempat bersalin karena pekerjaan
Pengaruh faktor psikologi terhadap pemilihan
berhubungan
tempat bersalin di fasilitas kesehatan.
jabatan
mempunyai
kecendrungan
dengan
pendapatan.Namun,
seseorang
dalam
tidak
memutuskan
tidakselamanya pekerjaan mempengaruhi dalam
Pada penelitian ini melihat perbedaan
memilih tempat bersalin,walaupun jenis pekerjaan
perilaku konsumen yang memilih tempat bersalin di
seseorang berbeda tetapi harapan mereka akan
fasilitas kesehatan dan yang non fasilitas kesehatan
kesehatan
(Rumah
sangat
tinggi,
untuk
mendapatkan
Oleh
nakes
dan
dukun)berdasarkan
pelayanan kesehatan yang terbaik. Sehingga tidak
persepsi dan keyakinan. Ada empat komponen
ada
utama
pengaruh
jenis
pekerjaan
terhadap
pemanfaatan tempat bersalin.
faktor
keputusan
Pendapatan keluarga menentukan daya beli keluarga (Hawkins dan Mothersbaugh, 2010).
psikologi
membeli
pembelajaran,
yang
yaitu
serta
mempengaruhi
persepsi,
motivasi,
dan
keyakinan
sikap
(Supriyantodanernawaty, 2010).
Berdasarkan uji statistic tingkat pendapatan tidak
Tabel 2 Faktor Psikologi berdasarkan tempat bersalin terakhir Tempat Bersalin Faktor Psikologi
Puskesmas
%
Rumah oleh nakes
Persepsi (P=0,591 ) Sangat Baik 0 0 4 baik 9 75 6 Kurang 2 18,8 0 Jumlah 11 100 10 Keyakinan terhadap penolong persalinan(p= 0,123) Sangat Baik 3 27,2 0 baik 6 54,5 9 Kurang 2 18,1 1 Jumlah 11 100 10
Persepsi
terdiri
dari
persepsi
%
Dukun
%
40 60 0 100
0 3 10 13
0 90 10 100
1 11 1 13
n
%
0 23,1 76,9 100
4 18 12 34
11,7 52,9 35,2 100
7,6 84,6 7,6 100
4 26 4 34
11,7 76,4 11,7 100
tentang
kesehatan dengan ibu yang melahirkan di non
kehamilan, jarak lokasi dan kedekatan emosional.
fasilitas memiliki persepsi kategori baik. Sebagian
Persepsi
besar
antara ibu yang melahirkan di fasilitas
responden
yang
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
melahirkan
di
fasilitas
260
kesehatan dan non fasilitas kesehatan memahami
melahirkan di fasilitaskesehatanmaupun di non
bahwa kehamilan mereka aman dan tidak berIsiko,
fasilitasmemiliki hubungan baik dengan petugas
hal ini di dukung dengan rutinnya responden
kesehatan
melakukan pemeriksaan kehamilan selama hamil.
menunjukkan petugas kesehatan maupun dukun
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu
bisa memberi pengaruh kepada responden dalam
tahapan penting menuju kehamilan yang sehat.
menentukan tempat bersalin, sehingga hanya bisa
Pemeriksaan kehamilan wajib dilakukan oleh para
dilihat dengan tingkat kedekatannya, jika responden
ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
tingkat kedekatannya lebih dekat kepada petugas
melalui dokter kandungan atau bidan dengan
kesehatan
minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu
kepercayaan responden terhadap masukan dari
pada usia kehamilan trimester pertama, trimester
petugas
kedua dan dua kali pada trimester ketiga (Revina,
memiliki kedekatan yang lebih terhadap dukun maka
2014).
dia akan mempercayai masukan-masukan yang
Persepsi
konsumen
yang
melahirkan
diPuskesmas maupun di non fasilitas mengatakan
maupun
dengan
maka
akan
kesehatan,
dukun,
hal
munculnya
sebaliknya
jika
ini
suatu
responden
diberikan kepadanya.
jarak Puskesmas masih bisa dijangkau, hal ini
Berdasarkan
uji
statistic
tidak
ada
sangat berpengaruh dalam pelayanan persalinan
pengaruh persepsi terhadap pemanfaatan tempat
difasilitas kesehatan, jika jarak Puskesmas lebih
bersalin. Ibu yang melahirkan di fasilitas kesehatan
jauh dari rumah responden maka minat responden
maupun di non fasilitas kesehatan memiliki persepsi
untuk
rendah
yang sama, lingkungan dan budaya yang sama
dibandingkan dengan tempat penolong persalinan
membuat mereka mempelajari sesuatu yang sama
yang terdekat yaitu dukun. Selain pelayanan, lokasi
meskipun pamanfaatan tempat bersalin mereka
Puskesmas
berbeda.
melahirkan
juga
diPuskesmas
berpengaruh
lebih
terhadap
minat
Keyakinan
(belief)
adalah
pemikiran
seseorang untuk melakukan kunjungan ke fasilitas
deskriptif yang dipegang seseorang tentang sesuatu
kesehatan.
(Kotler
dan
Keller
2009).Keyakinan
responden
Menurut Prabawati dalam Liestiani (2006),
terhadap petugas kesehatan (dokter dan bidan)
bahwa Puskesmas yang memadai tidak hanya
dalam menolong persalinan yaitu baik. Keyakinan
memperhatikan jumlah atau kapasitas pelayanannya
tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan tempat
tetapi juga memperhatikan tingkat aksesibilitasnya.
bersalin, hal ini dikarenakan dokter maupun bidan
Tingkat aksesibilitas juga mempengaruhi minat
dianggap
masyarakat
keterampilan
Kedekatan
untuk
mengunjunginya
emosional
adalah
Puskesmas.
kedekatan
yang
mempunyai dalam
pengetahuan melakukan
dan
juga
tindakan
yang
didapat dengan menempuh pendidikan
formal,
mampu menyentuh perasaan orang lain. Dengan
sehingga keyakinan di masyarakat seseorang yang
adanya kedekatan emosional tersebut kita dapat
menempuh pendidikan formal yang sesuai dengan
menjalin kerjasama (Yudhaviktor, 2012). Responden
bidangnya, mereka dianggap mampu melakukan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
261
tugas
sesuai
kepercayaan dianggap
dengan
bidangnya.
responden
terhadap
seseorang
yang
Sedangkan dukun
hanya
dan yang non fasilitas kesehatan (Rumah Oleh
yaitu
nakes dan dukun) . dukungan keluarga menjadi
memiliki
salah satu pengaruh dalam menentukan tempat
pengalaman berkali-kali dalam menolong persalinan.
bersalin.
Pengaruh
keputusan
factor
social
terhadap
pemilihan
tempat persalinan di fasilitas kesehatan
Faktor
sosial
membeli
yang
dibedakan
mempengaruhi menurut
faktor
kelompok refrensi, opini pemimpin, dan anggota
Pada penelitian ini melihat faktor sosial
keluarga (Supriyanto dan Ernawaty, 2010).
dalam memilih tempat bersalin di fasilitas kesehatan Tabel 3 Faktor Sosial Berdasarkan Tempat Bersalin Terakhir
Tempat Bersalin Faktor Sosial
Puskesmas
N
%
30,7 53,8 15,3 0 100
12 18 3 1 34
35,2 52,9 8,8 2,9 100
7 5 1 0 13
53,8 38,4 7,6 0 100
13 12 7 2 34
38,2 35,2 20,5 5,8 100
7 4 2 0 13
53,8 30,7 15,3 0 100
16 13 5 0 34
47,1 38,2 14,7 0 100
%
Rumah oleh nakes
%
Dukun
%
27,2 54,5 9,1 9,1 100
5 5 0 0 10
50 50 0 0 100
4 7 2 0 13
27,2 18,8 36,4 18,8 100
3 5 2 0 10
30 50 20 0 100
36,3 45,4 18,1 0 100
5 4 1 0 10
50 40 10 0 100
Dukungan Keluarga (p= 0,019) Pemberi saran Suami Orang tua Saudara dekat lainnya Jumlah
3 6 1 1 11
Keluarga yang berpengaruh Suami 3 Orang tua 2 Saudara dekat 4 lainnya 2 Jumlah 11 Pengambil keputusan Diri sendiri 4 Suami 5 Orang tua 2 lainnya 0 Jumlah 11
Dalam sebuah keluarga, seseorang dapat
pengaruh keluarga terdekat sangat besar terhadap
berperan sebagai initiator, influencer, pengambil
pengambilan keputusan responden memilih tempat
keputusan, serta pembeli dan atau pengguna
bersalin. Persalinan yang dilakukan di non fasilitas
(Supriyanto dan ernawaty, 2010). Pemberi saran
kesehatan lebih dominan responden sendiri yang
akan tempat persalinan di non fasilitas suami lebih
mengambil keputusan, sedangkan persalinan di
dominan memberikan saran, sedangkan orang tua
fasilitas kesehatan suami lebih dominan sebagai
memiliki saran yang sama antara melahirkan di
pengambil keputusan.
fasilitasmaupun
non
fasilitas.
Sedangkan
yang
Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan
berpengaruh dalam pemilihan tempat bersalin yaitu
hasil dukungan keluarga berpengaruh terhadap
suami dan orang tua, hal ini menunjukkan bahwa
pemilihan tempat persalinan di fasilitas kesehatan.
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014
262
Hal
ini
tidak
sejalan
dengan
hasil
penelitian
kehamilan, hal ini menambah pengetahuan keluarga
Mujahidah (2013) yaitu tidak ada hubungan keluarga
akan manfaat persalinan di fasilitas kesehatan.
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Ada
DAFTAR PUSTAKA
atau tidak adanya dukungan keluarga, konsumen akan tetap memanfaatkan pelayanan kesehatan. Keluarga sebagai orang terdekat konsumen sedikit maupun banyak bias member pengaruh dalam mengambil keputusan, dan masukan dari keluarga sebagai bahan pertimbangan konsumen dalam memilih pelayanan yang akan digunakan. Menurut
Schiffman
dan
Kanuk
dalam
Suryani (2008) ada beberapa peran yang diberikan oleh keluarga yaitu sebagai pemberi pengaruh kepada anggota keluarga lain, untuk mengambil keputusan. Pemberi pengaruh akan mengevaluasi alternatif-alternatif yang tersedia. Pemberi pengaruh mempunyai peran penting dalam mempengaruhi pengambilan
keputusan
pemilihan,
penggunaan
atau penghentian suatu produk atau jasa. SIMPULAN Faktor
karakteristik
individu
yaitu
pendidikan berpengaruh dalam menentukan tempat bersalin. Konsumen yang memiliki pendidikan yang rendah lebih cenderung memilih persalinan di non fasilitas kesehatan begitu pun sebaliknya, sehingga perlunya peningkatan pengetahuan dan pemahaman dari petugas kesehatan akan manfaat persalinan di fasilitas kesehatan. Faktor social yaitu dukungan keluraga
pun
menentukan
berpengaruh tempat
dalam
bersalin,
konsumen
semakin
baik
dukungan dari keluarga maka kesadaran konsumen akan kesehatan akan baik pula. Sehingga perlunya
Hafid,D.A. 2007. Pengaruh Karakteristik Pasien Dan Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Terhadap Keputusan Pembelian Pasien Poli Umum Di Apotek Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang. Skripsi.Surabaya;Universitas Airlangga. Hawkins, D.I & Mothersbaugh, D.L.2010. Consumer th Behavior: Building Marketing Strategy. 11 ed. New York: McGraw-Hill. Khudhori. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pemilihan Tempat Persalinan Pasien Poliklinik Kandungan Dan Kebidanan RS IMC Bintaro. Tesis.Depok; Universitas Indonesia Komalasari. D., 2014. Defenisi Tingkat Pendidikan. http://dinikomalasari.wordpress.com/2014/04 /07/defenisi-tingkat-pendidikan/(tanggal akses 14 agustus 2014)Kottler, P & Keller, KL 2009, Manajemen Pemasaran, trans. B Sabran, jilid 1, edk 13. Jakarta; Erlangga Leistiani. E., 2006.PengaruhAksesibilitasTerhadap Wilayah PelayananPuskesmas Kota MagelangBerdasarkanPersepsiPengunjung. TugasAkhir.Semarang; UniversitasDiponegoro.Eprints.undip.ac.id /4080/1/Enggar02.pdf (tanggalakses 15 juli 2014) Mujahidah.2013. Faktor Yang BerhubunganDenganPerilakuKonsumenDal amPemanfaatanPelayananKesehatan Di PuskesmasMarusu KAB. Maros.Makkasar; UniversitasHasanudin.Respitory.unhas.ac.id /bitstream / handel /…/jurnal%20penelitian.pdf? Nurrohmah. D., 2011. Perilaku Konsumen Rawat Inap RS Al-Irsyad Surabaya. Skripsi. Surabaya; Universitas Airlangga Revina.2014.Pengetahuan Kehamilan.Bidanku.com. http:// bidanku.com /pemeriksaankehamilan (tgl akses 15 juli 2014) Schiffman, L & Kanuk L.L. 2007. Perilaku konsumen, trans. K Zulkifli edk7. Jakarta; PT Indeks Supriyanto,S Dan Ernawati. 2010. PemasaranIndustriJasaKesehatan.surabaya; penerbit ANDI OFFSET. Suryani. T., 2008. Perilaku Konsumen Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta. Graha Ilmu. UNICEF. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak. Indonesia; UNICEFwww.unicef.org/indonesia/ (tanggal akses 17 april 2014) Yudhaviktor.2012. Membangun Kedekatan Emosional. http://yudhaviktor. wordpress. com/2012/06/13/tips-inspiratif-2membangun-kedekatan-emosional/(tgl akses 15 juli 2014
pendampingan keluarga pada saat pemeriksaan
Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia Volume 2 Nomor 4 Oktober-Desember 2014