EFEKTIFITAS PROBLEM BASE LEARNING BERBASIS KOOPERATIF LEARNING UNTUK MEMAHAMKAN OPERASI ALJABAR BAGI SISWA SMP N 3 BUNGURAN TIMUR, NATUNA, KEPULAUAN RIAU KELAS VIII SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Fitri Mulyani SMP Negeri 1 Bunguran Tengah
[email protected] Abtrak: Berdasarkan tes yang dilakukan penulis terhadap siswa kelas IX SMP N 3 Bunguran Timur dengan materi operasi aljabar yang sudah mereka pelajari kelas VIII diperoleh 43,46. Dari data yang diperoleh bisa dikategorikan siswa belum paham mengenai operasi aljabar. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa pemanfaatan metode belajar problem base learning berbasis kooperative learning dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang operasi aljabar sehingga hasil belajarnya meningkat. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 3 Bunguran Timur kelas VIII yang berjumlah 25. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa Problem Base Learning berbasis Kooperatif learning efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi aljabar. Kata kunci: Problem Base Learning, kooperative learning, efektif, hasil belajar.
Penelitian ini berangkat dari diberlakukannya kurikulum 2013 yang mewajibkan guru dalam mengajar menggunakan pendekatan pembelajaran scientific dengan model pembelajaran problem based learning, discovery learning atau project base learning. Dan juga perlunya dilakukan pembaharuan dalam peningkatan kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran matematika pada materi operasi aljabar di sekolah menengah pertama sebagai respons semakin melemahnya kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari kinerja siswa masih rendah, baik pada proses maupun produk belajarnya. Sebagian besar guru masih melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tradisional. Keadaan tersebut potensial menim-
bulkan kejenuhan, kebosanan, serta menurunkan minat dan motivasi belajar siswa. Pembelajaran kooperatif. Metode mengajar berbasis kelompok (kooperatif) merupakan usaha mengoptimalkan peran teamwork dalam berkerja sama menyelesaikan tugas, masalah dan percobaan atau peragaan secara kelompok. (Hasan Fauzi Maufur, 2009). Pembelajaran kooperatif ini berguna untuk melatih siswa dalam belajar bersama tim dengan keragaman pandangan dan perbedaan strategi penyelesaian tugas, diharapkan siswa semakin termotivasi dalam belajar. Menurut sanjaya (2006) prosedur pembelajar kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap yaitu: (1) Penjelasan materi. Tahap ini guru men-
121
122, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014
jelaskan atau memahamkan siswa terhadap pokok materi pelajaran yaitu berupa gambaran umum tentang pelajaran yang harus dikuasai. (2) Belajar dalam kelompok. Setelah guru memberikan gambaran umum tetang pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta belajar dalam kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. (3) Penilaian. Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat berupa presentasi, tes atau kuis baik secara kelompok maupun individu. (4) Pengakuan tim. Tahap ini adalah penetapan tim yang dianggap menonjol/berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan ini bertujuan untuk memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim untuk terus meningkatkan prestasi mereka. Problem Base Learning Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). PBL mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu: 1) Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan; 2) Dalam situasi PBL, peserta didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan; 3) PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta didik dalam bekerja, motivasi internal
untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok. Langkah langkah PBL: 1)Konsep Dasar (Basic Concept). Fasilitator memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan mendapatkan „peta‟ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. 2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem). Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan dan peserta didik melakukan berbagai kegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. 3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning). Peserta didik mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas isu yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan. 4) Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge). Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya. Penilaian (Assessment). Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang
Mulyani, Efektifitas Problem Base Learning Berbasis Kooperatif Learning, 123
dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Penilaian pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan peserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam PBL dilakukan dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment. Self-assessment. Penilaian yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usahanya dan hasil pekerjaannya dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam belajar. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupun oleh teman dalam kelompoknya. Efektif. efektif dalam penelitian ini diukur dari tingkat pemahaman siswa dalam melakukan kegitan belajar, baik dalam kegiatan kelompok maupun dalam kegiatan mandiri yang diukur dengan Nilai Tugas Kelompok dan Nilai tugas Mandiri. Pembelajaran dikatakan efektif jika : Nilai =
,
dengan N1 : Nilai Rata –Rata Kerja Individu.
N2 : Nilai Rata –Rata Kerja Kelompok. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bunguran Timur Natuna Kepulauan Riau dengan jumlah siswa 26 pada bulan September 2014. Penelitian ini menggunakan tahap Penelitian Tindakan Kelas yaitu Plan – Do – See. Setelah selesai satu siklus akan di evaluasi hasil belajar serta kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran. Hasil belajar dikatakan efektif jika nilai ratarata . Apabila hasil belajar belum memenuhi target dan masih dijumpai kekurangan penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2 dengan melakukan perencanaan ulang dan revisi kemudian di Do kan kembali dan di evaluasi kembali. Jika sudah memenuhi target penelitian dihentikan jika belum penelitian dilanjutkan ke siklus-siklus selanjutnya. PEMBAHASAN Proses Pembelajaran Siklus 1 Berdasarkan Plan yang sudah di buat siswa di bagi menjadi 5 kelompok dengan anggota 5-6 siswa. Setelah melaksanakan apersepsi siswa dihadapkan dengan Problem Base Learning dan diselesaikan secara kelompok kemudian di presentasikan didepan kelas oleh perwakilan kelompok. Problem yang di selesaikan yaitu “Masalah 2.2. Pak Srianto seorang tengkulak beras yang sukses di desa Sumber Makmur. Suatu ketika Pak Srianto mendapatkan pesanan dari pasar A dan B di hari yang bersamaan. Pasar A memesan 15 karung beras, sedangkan pasar B memesan 20 karung beras. Beras yang sekarang tersedia di gudang Pak Srianto adalah 17 karung beras. Misal x adalah massa tiap karung beras. Nyatakan dalam bentuk aljabar: a. Total beras yang dipesan kepada Pak Srianto. b. Sisa beras yang ada di gudang Pak Srianto, jika
124, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014
memenuhi pesanan pasar A saja. c. Kekurangan beras yang dibutuhkan Pak Srianto, jika memenuhi pesanan pasar B saja.” (Buku siswa VIII hal 45) Hasil presentasi di depan kelas menunjukkan jawaban semua kelompok sama dan mendapatkan nilai sempurna yaitu 100. Setelah presentasi siswa diberikan soal secara mandiri yang diambil dari buku siswa kelas VIII halaman 48 dan 49.” Tentukan penjumlahan bentuk aljabar berikut.a. −3m + 4n − 6 dengan 7n − 8m + 10, b. 15a + 7b − 5c dengan −11a − 12b + 13d 2. Tentukan pengurangan bentuk aljabar berikut.a. −3m + 4n − 6 dengan 7n − 8m + 10. b. 15a + 7b − 5c dengan −11a − 12b + 13d. 3. Tentukan hasil dari(5x − 6y + 8z) + (7x − 9z) − (2y + 9z − 10)” dan hasil yang diperoleh: nilai rata – rata 63,1 (lampiran 2) .Nilai Rata – rata ini menunjukkan bahwa siswa tidak mencapai KKM. Setelah diadakan tanya jawab dengan siswa faktor yang mempengaruhi adalah kurang teliti untuk no 1 dan 2 sedangkan no 3 faktor tanda kurung yang tidak diperhatikan. Dan ada juga kelompok yang tidak selesai mengerjakan dikarenakan batas waktu yang disediakan tidak mencukupi. Setelah mengerjakan soal secara kelompok siswa mengerjakan soal secara individu diambil dari buku siswa kelas VIII halaman 49 “Latihan 2.2 .1. (13a − 8b) + (12a + 9b) = ...2. (15i + 14b + 13k) + (−30i − 45j + 51k) = ...3. Tentukan hasil penjumlahan (3 − 17x + 35z) dan (4x + 23y − 9).4. (42n + 35m +7) - (50m − 20n + 9) = ...5. Tentukan hasil pengurangan (5x + 3) oleh (x − 1). 6. Tentukan hasil pengurangan (4y − 8) dari (2y + 15z). 7. Tentukan hasil pengurangan 5z + 3 oleh 2z – 7. 8. Tentukan hasil pengurangan 6x + 4 dari x – y” mendapatkan nilai rata – rata 54,81 lampiran 3 Dengan nilai yang sudah didapat diperoleh nilai kegiatan kelompok 1 = 100,
nilai kegiatan kelompok 2 = 63,1, rata – rata dari kedua kegiatan kelompok adalah dan rata – rata nilai mandiri 54,81 sehingga diperoleh nilai rata – rata kegiatan kelompok dan pribadi adalah
atau
tidak
mencapai KKM. Setelah dilakukan tanya jawab kendala yang dihadapi yaitu ketelitian dan waktu. Selain ketelitian dan waktu menurut peneliti kegagalan ini juga disebabkan problem base learning dalam masalah 2.2 di dalam buku siswa sudah terdapat alternatif jawaban sehingga didalam presentasi kelompok pertama semua kelompok mempunyai nilai yang sama dan jawaban yang sama hal ini menyebabkan kurang tertantangnya siswa didalam menyelesaikan masalah. Dalam belajar kelompok pun masih dijumpai siswa yang pintar saja yang mengerjakan tugas kelompok sehingga ketika siswa di uji secara mandiri nilai rata – rata nya menurun drastis. Rancangan Perbaikan Pembelajaran Siklus 2 Berdasarkan refleksi pembelajaran 1 dilakukan perbaikan-perbaiakan sebagai berikut : 1) Problem Base Lerning dalam bentuk masalah yang di diskusikan siswa disalin dalam bentuk LKS terbimbing dan buku siswa pada waktu berdiskusi ditutup sementara. 2) Setelah membahas masalah siswa dan guru mengamati contoh – contoh soal yang sudah ada di buku paket dan dilakukan tanya jawab. 3) Jam pertama dan kedua dikhususkan pembelajaran berkelompok jam ketiga pembelajaran mandiri sehingga tersedia cukup waktu untuk menyelesaikan soal. 4) Diberikan pengarahan kepada kelompok supaya yang bekerja tidak hanya anak yang pandai saja dan dianjurkan untuk pembimbingan
Mulyani, Efektifitas Problem Base Learning Berbasis Kooperatif Learning, 125
teman sejawat dari teman yang sudah paham ke teman yang belum paham. Pembahasan Siklus 2 Pada siklus ke dua materi yang diambil perkalian aljabar. Siswa dibagi dalam 5 kelompok yang terdiri dari 5 – 6 siswa secara heterogen. Setelah apersepsi 10 menit siswa dibagikan LKS I.masalah 2.3 (terlampir) yang berisi problem atau masalah yang akan didiskusikan dan diberi waktu 15 menit. Kemudian secara bergantian siswa mempresentasikan hasil diskusi, kelompok diberi waktu 5 menit. Setelah presentasi didapat hasil dari kelima kelompok siswa yang mengerjakan LKS terbimbing 3 kelompok bisa menjawab dengan tepat sedangkan kedua kelompok yang lainnya kurang tepat dikarenakan mereka tidak teliti dalam mengoperasikan perkalian. Nilai rata-rata LKS 1 kegiatan 1 adalah 91,11 lampiran 4. Setelah setiap kelompok melakukan presentasi masih dalam kelompok siswa mengerjakan masalah 2 yang ada di LKS kegiatan 1. Dan didapat nilai rata-rata 100.lampiran 5. Setelah kegiatan kelompok siswa mencermati alternatif jawaban yang ada dalam buku siswa halaman 50 dan 51 kemudian diadakan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami. selanjutnya masih dalam siswa mengamati tabel perkalian aljabar pada buku siswa halaman 51 dan 52 kemudian melakukan tanya jawab selanjutnya mereka mengamati contoh soal yang ada dalam buku siswa serta mengadakan tanya jawab tentang contoh soal yang ada, kemudian mengerjakan latihan soal yang berada di LKS 1 kegiatan 2 secara mandiri. Dengan hasil nilai rata-rata 69,62.
Dengan nilai yang sudah didapat diperoleh nilai kegiatan kelompok 1 = 91,11, nilai kegiatan kelompok 2 = 100, rata-rata dari kedua kegiatan kelompok adalah dan
rata-rata
nilai
mandiri 69,62 sehingga diperoleh nilai rata-rata kegiatan kelompok dan pribadi adalah
atau mencapai
KKM. Berdasarkan nilai yang dicapai pada siklus ke 2 maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya dikarenakan sudah memenuhi syarat lebih dar atau sama dengan KKM. PENUTUP Berdasarkan nilai rata-rata yang telah diperoleh pada penelitian pada Kelas VIII SMP N 3 Bunguran Timur kabupaten Natuna diperoleh kesimpulan bahwa problem base learning berbasis kooperatif learning untuk memahamkan operasi aljabar bagi siswa SMP N 3 Bunguran Timur, Natuna, Kepulauan Riau kelas VIII semester 1 tahun pelajaran 2014/2015 efektif dengan catatan menggunakan media tambahan berupa LKS terbimbing. SARAN Dalam melaksanakan pembelajaran berbasis problem base learning dalam kurikulum 2013 guru disarankan untuk tidak hanya berpatokan kepada buku siswa dan buku guru yang telah ada, guru harus lebih kreatif memunculkan problem-problem lain yang sesuai denganmateri yang di bahas dan mampu menuangkannya ke dalam LKS yang terbimbing.
126, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014
DAFTAR RUJUKAN Ibrohim. 2013. Panduan Pelaksanaan Lesson Study. Malang: UM Press Maufur, Hasan Fauzi. 2009. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan. Semarang: Sindur Press:127 Fajri & Ratu, 2008. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Difa Publisher. Indonesia.
Kemendikbud, 2013. Materi PLPG Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud.2014. Matematika Smp/Mts VIII.1.buku siswa .edisi revisi. Kemendikbud.2014. Matematika Smp/Mts VIII.1.buku guru .edisi revisi