LAPORAN PENELITIAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)
PENGGUNAAN MATERI PEMBELAJARAN YANG AKRAB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 1 RANAH RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT
OLEH
RUSTON
Penelitian ditulis untuk memenuhi sebahagian persyaratan pengusulan kenaikan pangkat/jabatan guru
SMP NEGERI 1 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT SUMATERA BARAT 2006
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2015 mendatang bangsa Indonesia akan memasuki era tenaga kerja bebas karena akan diberlakukannya Asia Pasific Labour Association (APLA). Tenaga kerja Indonesia dapat bekerja di dalam maupun di luar negeri. Sebaliknya tenaga kerja luar negeri dapat bekerja di negerinya sendiri maupun di Indonesia. Situasi ini akan membuat lapangan kerja semakin luas. Peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin besar apabila memiliki persyaratan yang dibutuhkan. Persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap tenaga kerja adalah memiliki pengetahuan dan keterampilan serta dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan berbahasa Inggris sangat diperlukan untuk dapat berkomunikasi secara langsung (face to face) maupun lewat media tulis/ cetak dan media elektronik. Di Indonesia pengajaran bahasa Inggris diwajibkan mulai dari tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Perguruan Tinggi (PT). Pengajaran bahasa Inggris pada Sekolah Dasar (SD) tidak diwajibkan tetapi baru tahap pengenalan. Usaha-usaha peningkatan mutu pengajaran bahasa Inggris perlu mendapat perhatian serius agar hasil yang diinginkan lebih baik. Jika dilihat kenyataan dewasa ini, pelajaran bahasa Inggris bagi siswa merupakan salah satu mata pelajaran yang cukup sukar. Hal ini dapat dilihat dari hasil Ujian Semester (nilai rapor) dan hasi Ujian Akhir Nasional (nilai murni) bahwa persentase kelulusan mata pelajaran bahasa Inggris tergolong rendah. Rendahnya Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
1
2 kelulusan ini dapat dilihat dari kenyataan di dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Persiapan guru bahasa Inggris untuk membelajarkan siswa di kelas, media pembelajaran, minat siswa, lingkungan sekolah dan lingkungan siswa, dukungan orang tua siswa dan masyarakat. Dalam meningkatkan pelajaran bahasa Inggris di SMP terdapat beberapa permasalahan yang seharusnya dipertimbangkan. Permasalahan tersebut antara lain meliputi kurikulum, kinerja guru, proses pembelajaran, materi ajar, metode dan teknik mengajar, fasilitas belajar, motivasi, dan lain sebagainya. Dalam masalah ini peranan guru harus lebih ditingkatkan lagi agar pelajaran bahasa Inggris menjadi mata pelajran yang disenangi oleh siswa. Seorang guru harus dapat memberikan dorongan atau motivasi kepada siswa agar siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Inggris. Guru harus dapat menanamkan rasa percaya diri kepada siswa bahwa bahasa Inggris sangat dibutuhkan dalam kehidupan terutama pada saat mereka mencari pekerjaan. Di
samping
itu
guru
hendaknya
membelajarkan
siswa
dengan
mempergunakan cara atau teknik yang bervariasi dan menarik agar kegiatan pembelajaran bahasa Inggris tidak membosankan. Yang lebih penting lagi guru harus mengajarkan semua kompetensi dasar yang dituntut oleh Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kompetensi dasar yang dimaksud adalah mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Keempat kompetensi dasar ini harus dikuasai oleh siswa agar mereka dapat lulus dari satu jenjang pendidikan. Standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
3 bahasa termasuk bahasa Inggris menekankan pada kemampuan membaca dan menulis (PP 19/2005 pasal 25 ayat 3). Bertitik tolak dari standar kompetensi lulusan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui cara atau teknik pembelajaran menulis yang efisien dan menarik bagi siswa terutama bagi pemula. Siswa diharapkan dapat menghasilkan teks-teks berbentuk naratif, recount, deskriptif, anekdot, prosedur, laporan serta bebagai iklan. Penelitian tindakan kelas ini memfokuskan pada teknik pembelajaran menulis teks deskriptif sederhana. Dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh teknik pembelajaran menulis teks deskriptif yang menarik dan langkah-langkah menulis yang efisien bagi penulis pemula.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan dalam pembelajaran bahasa Inggris di SMP, antara lain: pemahaman tentang KBK (kurikulum 2004), kinerja guru, proses pembelajaran, materi ajar, metode dan teknik mengajar, fasilitas belajar, dan motivasi.
C. Batasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup pembelaran bahasa Inggris di SMP seperti yang telah diidentifikasi di atas maka penelitian tindakan kelas ini dibatasi pada teknik pembelajaran menulis teks deskriptif bagi penulis pemula (siswa kelas VII SMP).
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
4
D. Rumusan Masalah Masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah kemampuan menulis teks deskriptif Bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1
Ranah Batahan dapat meningkat dengan menggunakan materi
pembelajaran yang akrab dengan mereka?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif Bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan dengan menggunakan materi yang akrab dengan mereka.
F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa: Siswa dapat menulis teks deskriptif Bahasa Inggris secara sederhana sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Inggris secara umum. 2. Bagi guru: Guru dapat memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa sehingga siswa tertarik dengan materi yang diberikan yang pada akhirnya tujuan pembelajaran mudah dicapai.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori Menurut Depdiknas (2003), bahasa Inggris
merupakan alat untuk
berkomunikasi secara lisan dan tulisan. Berkomunikasi yang dimaksudkan adalah mengunkapkan
informasi,
pikiran,
perasaaan
serta
mengembangkan
ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya dengan menggunakan bahasa tersebut. Berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan menggunakan ragam bahasa yang sesuai dengan lancar dan akurat dalam wacana interaksional dan/atau monolog pendek terutama wacana yang berbentuk naratif, recount, deskriptif, anekdot, prosedur, laporan serta bebagai iklan. Agustien (2004:39-40) menyatakan bahwa mengajar bahasa Inggris atau bahasa apapun berarti mengajarkan dua ragam bahasa: lisan dan tulis. Kita tidak dapat berasumsi bahwa jika kita telah mengajar bagaimana membentuk kalimat dan mengenalkan
kosakata
serta
ucapannnya
maka
otomatis
siswa
dapat
menggunakannya dalam bahasa lisan dan tulis. Ragam tulis menjadi relatif lebih sulit dibandingkan dengan ragam lisan karena pembaca tidak berada dalam konteks yang sama dengan penulisnya. DePorter (2004: 78) menyatakan bahwa di suatu tempat di dalam diri setiap manusia ada jiwa unik yang berbakat yang mendapatkan kepuasan yang mendalam karena menceritakan suatu kisah, menerangkan bagaimana melakukan sesuatu, atau sekadar berbagi rasa dan pikiran. Dorongan untuk menulis
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
5
6 itu sama besarnya dengan dorongan untuk berbicara; untuk mengkomunikasikan pikiran dan pengalaman kita kepada orang lain; untuk, paling tidak, menunjukkan kepada mereka siapa kita. Lebih lanjut DePorter (2004) menyatakan bahwa anak-anak adalah penulis alamiah yang masih polos yang selalu mempunyai sesuatu untuk dikatakan. Yang mereka tulis kerap kali begitu segar dan mendalam. Tulisan mereka dapat membuat orang-orang di sekitar mereka melihat segala sesuatu dengan cara yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya. Leonhardt (2005) menyatakan banyak penulis besar mulai membuat tulisan dengan karangan autobiografis. Tulisan yang dihasilkan adalah karangan yang menyangkut diri sendiri. Lebih lanjut dikatakan bahwa anak-anak harus sering dan bebas menulis supaya prigel (sangat terampil) dalam menggunakan struktur kalimat yang kompleks dan benar secara tata bahasa. Ur (2000: 168) mengatakan bahwa proses menulis yang efektif tidak dapat digeneralisasikan kepada seluruh siswa untuk menggunakan strategi tertentu tetapi mereka bisa menghasilkan tulisan yang sama baiknya dengan cara yang berbeda. Materi dan proses penulisan perlu bervariasi sesuai dengan penguasaan dan kemampuan siswa. Dengan demikian pembelajaran menulis tidak dapat dipisahkan dari pengajaran bahasa Inggris. Setiap anak mempunyai potensi untuk menulis dan dikembangkan potensi tersebut oleh guru. Guru harus dapat menggali dan menumbuhkan potensi masing-masing anak didik untuk mampu menulis meskipun produk tulisan yang sangat sedehana. Guru yang kompeten menggunakan strategi
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
7 dan materi pembelajaran menulis yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Materi pembelajaran yang digunakan guru sangat besar peranannya untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
B. Kerangka Konseptual Secara skematis kerangka koseptual dalam penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Penggunaan materi yang akrab dengan siswa
Peningkatan kemampuan menulis teks deskriptif sederhana
Gambar 1. Kerangka konseptual hubungan kedua variabel
C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka perpikir di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah: “Dengan menggunakan materi pembelajaran yang akrab dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.”
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang beupaya meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif bahasa Inggris siswa dengan menggunakan materi pembelajaran yang akrab (familiar) dengan siswa.
B. Subjek Penelitian Siswa kelas VII tahun pelajaran 2005/2006 terdiri dari 3 rombongan belajar yang berjumlah 87 orang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII 1 yang berjumlah 30 orang dijadikan objek penelitian ini. Sedangkan guru dan supervisor pada penelitian ini adalah guru bahasa Inggris dengan latar pendidikan/ berijazah bahasa Inggris.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di ruang kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat. Penelitian dilaksanakan pada saat pertemuan/tatap muka reguler selama 2 (dua) bulan yaitu Pebruari dan Maret 2006 semester 2 tahun pelajaran 2005/2006 seperti terlihat pada tabel berikut.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
8
9 Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian BULAN / MINGGU KE KEGIATAN
NO
PEBRUARI 06 1
1
Penyusunan Proposal
2
Persiapan perangkat/ media
3
Pelaksanaan siklus 1 dan refleksi
4
Pelaksanaan siklus 2 dan refleksi
5
Penulisan laporan tiap siklus
6
Penulisan laporan akhir
7
Seminar
8
Perbaikan laporan akhir
2
3
4
MARET 06 1
2
3
4
5
D. Prosedur Penelitian Proses penelitian ini secara garis besar melalui 4 (empat) tahapan kegiatan dan 2 (dua) siklus. Keempat tahapan tersebut yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pemantauan/evaluasi dan refleksi. 1. Perencanaan a. Rencana Tindakan pada Siklus I Dalam tahap rencana tindakan pada siklus I ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: 1) Menyusun persiapan mengajar. 2) Menyusun tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. 3) Menyediakan kertas kerja siswa.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
10 b. Rencana Tindakan pada Siklus II Rencana tindakan yang dilakukan pada tahap ini ditetapkan setelah refleksi tindakan pada siklus I dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang ditemukan. Kekuatan yang ada pada siklus I lebih dioptimalkan dan kelemahan diminimalkan. 2. Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas yaitu kesiapan guru sebagai peneliti, siswa sebagai subjek penelitian, materi, dan media pembelajaran. Secara lebih rinci kegiatan-kegiatan tersebut adalah: a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang matang. b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara serius tetapi tidak terpaksa dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran. d. Menyediakan kertas kosong untuk peralatan menulis. e. Mengelola kelas dengan baik agar siswa tidak merasa dibeda-bedakan. f. Siswa mengejakan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk yang diberikan. g. Semua kegiatan dilaksanakan pada saat belajar tatap muka reguler. 3. Pemantauan Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Jenis instrumen yang digunakan adalah:
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
11 a. Format observasi aktivitas interaktif: guru - siswa, siswa – guru, dan siswa – siswa. b. Format observasi guru dalam melaksanakan pembelajaran. c. Catatan lapangan. 4. Evaluasi dan Refleksi Data yang diperoleh pada siklus I dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pada siklus II. Sedangkan evaluasi pada siklus II dijadikan sebagai bahan untuk penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.
E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat berjumlah 30 orang dengan latar belakang yang beragam. 2. Instumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah a. Lembaran observasi yang diadopsi dari Richards (2002) b. Tes
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
12 F. Teknik Pengolahan Data Untuk mengukur kemampuan memahami teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas VII 1 digunakan rumus: Skor rata-rata PR =
X 100 Skor maksimum
Pencapaian responden dikategorikan/dikelompokkan seperti tabel berikut (Sudjana, 1982). Tabel 2. Kelas Ketercapaian No
% Ketercapaian
1
90 –100
Sangat baik
2
80 – 89
Baik
3
65 – 79
Cukup
4
55 – 64
Kurang
5
0 – 54
Tidak baik atau gagal
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
Kategori
13
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus. Berikut ini disajikan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan, implementasi tindakan, refleksi dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis. A. Siklus I 1. Perencanaan Penelitian Potensi menulis siswa perlu digali dan ditumbuhkan untuk mampu menulis meskipun produk tulisan yang sangat sederhana. Penggunaan materi pembelajaran menulis yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menulis dan sangat besar peranannya untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Dengan demikian setiap pembelajaran dalam kegiatan ini diberikan materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan materi yang tidak asing (familiar) bagi siswa. 2. Implementasi Tindakan a. Persiapan Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan rencana tindakan maka perlu dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer. Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran: rencana pelaksanaan pembelajaran, alat pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan. Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
13
14 b. Pelaksanaan Alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris kelas VII per minggu selama 180 menit atau 4 jam tatap muka yang dibagi menjadi 2 tatap muka. Pelaksanaan tindakan dimulai pada minggu pertama Pebruari 2006 yaitu setiap Senin dari jam 08.15 sampai dengan 09.45 WIB dan Sabtu dari jam 07.30 sampai dengan 09.00 WIB di ruang kelas VII 1. c. Pemantauan Penelitian Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator sekaligus menjadi observer. Observer memiliki latar pendidikan Bahasa Inggris. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Observer berpedoman kepada lembar observasi yang disediakan. Monitoring dilakukan setiap tatap muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari. d. Refleksi Hasil Penelitian Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran, maka dilakukan tes setiap tatap muka. Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus I secara umum dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Descriptive Statistics Siklus I N
Sum
Min
Max
Mean
Standard Deviation
Nilai 1. 1
29
1620
30
90
55.86
14.52
210.837
Nilai 1. 2
29
1890
40
90
65.17
12.71
161.576
Nilai 1. 3
30
1990
40
90
66.33
12.17
148.161
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
Variance
15 Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 1 Nilai
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
30
3
10.0
10.3
10.3
40
3
10.0
10.3
20.7
50
7
23.3
24.1
44.8
60
9
30.0
31.0
75.9
70
5
16.7
17.2
93.1
80
1
3.3
3.4
96.6 100.0
90 Total
1
3.3
3.4
29
96.7
100.0
Missing System Total
1
3.3
30
100.0
Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60 sebanyak 31%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 80 dan 90 masing-masing sebanyak 3,4%. Berikut ini dapat digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 1 seperti terlihat pada gambar 2 berikut. 10
8
6
4
2 Std. Dev = 14.52 Mean = 55.9 N = 29.00
0 30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
nilai 1. 1
Gambar 2. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 1 Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
16 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 55,9 dan simpangan baku sebesar 14,52 serta tingkat pencapaian skor sebesar 62,11% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori kurang. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 2 Nilai
Frequency
40
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2
6.7
6.9
6.9
50
3
10.0
10.3
17.2
60
10
33.3
34.5
51.7
70
8
26.7
27.6
79.3
80
4
13.3
13.8
93.1
90
2
6.7
6.9
100.0
29
96.7
100.0
1
3.3
30
100.0
Total Missing System Total
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 60 sebanyak 34,5%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 40 dan 90 masing-masing sebanyak 6,9%. Di bawah ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 2 seperti terlihat pada gambar 3. 12
10
8
6
4
2
Std. Dev = 12.71 Mean = 65.2 N = 29.00
0 40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
nilai 1. 2
Gambar 3. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 2 Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
17
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 65,2 dan simpangan baku sebesar 12,71 serta tingkat pencapaian skor sebesar 72,44% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 3 Nilai
Frequency
40
2
50
2
60
9
70
11
80
4
90 Total
Percent
Valid Percent
6.7
Cumulative Percent
6.7
6.7
6.7
6.7
13.3
30.0
30.0
43.3
36.7
36.7
80.0
13.3
13.3
93.3 100.0
2
6.7
6.7
30
100.0
100.0
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 70 sebanyak 36,7%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 40, 50 dan 90 masing-masing 6,7%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 4 berikut. 12
10
8
6
4
2
Std. Dev = 12.17 Mean = 66.3 N = 30.00
0 40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
nilai 1. 3
Gambar 4. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 3 Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
18 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 66,3 dan simpangan baku sebesar 12,17 serta tingkat pencapaian skor sebesar 73,67% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.
B. Siklus II 1. Perencanaan Penelitian Berdasarkan
hasil
refleksi
siklus
I
yang
dilakukan
berkolaborasi dengan observer rekan sejawat. Hal-hal
secara
yang perlu
disempurnakan dalam tindakan pembelajaran pada siklus II sebagai berikut: a. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi berdasarkan kesamaan topik/materi yang disukai masing-masing siswa. b. Memberikan tugas kelompok untuk menulis teks deskriptif sangat sederhana. c. Memberikan tugas individu untuk menulis teks deskriptif sangat sederhana yang dijadikan sebagai bahan penilaian untuk masing-masing pertemuan.
2. Implementasi Tindakan a. Persiapan Sama halnya dengan rencana tindakan pada siklus I, maka pada siklus II perlu pula dipersiapkan semua aspek yang meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
19 Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat pembelajaran:
rencana
pelaksanaan
pembelajaran,
alat/media
pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan. b. Pelaksanaan Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan pada ruang kelas dan subjek serta periode (jam pelajaran) yang sama dengan siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk siklus II sama dengan alokasi waktu siklus I yaitu 2 x 45 menit setiap tatap muka. Sebelum siswa menulis teks deskriptif secara individu, mereka bekerja dalam kelompok diskusi untuk menciptakan sebuah teks deskriptif sangat sederhana. c. Pemantauan Penelitian Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang bertindak sebagai kolaborator dan observer pada siklus I. Observer memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang belajar selama proses pembelajaran. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari. d. Hasil Penelitian Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus II secara umum dapat dilihat pada Tabel 7 berikut. Tabel 7. Descriptive Statistics Siklus II
Nilai 2. 1
29
60
90
2180
75.17
Std. Deviation 9.86360
Nilai 2. 2
30
60
90
2210
73.67
9.99425
99.885
Nilai 2. 3
30
60
90
2220
74.00
9.32183
86.897
N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
Variance 97.291
20 Gambaran yang lebih rinci tentang distribusi nilai masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut ini. Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 1 Nilai
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
60
5
16.7
17.2
17.2
70
9
30.0
31.0
48.3
80
10
33.3
34.5
82.8
90
5
16.7
17.2
100.0
29
96.7
100.0
Total Missing System Total
1
3.3
30
100.0
Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 80 sebanyak 34,5%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 60 dan 90 masing-masing sebanyak 17,2%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 1 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 5 di bawah ini. 12
10
8
6
4
2
Std. Dev = 9.86 Mean = 75.2 N = 29.00
0 60.0
70.0
80.0
90.0
Nilai 2. 1
Gambar 5. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 1 Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
21 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 75,2 dan simpangan baku sebesar 9,86 serta tingkat pencapaian skor sebesar 83,56% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 2 Nilai
Frequency
60
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
23.3
23.3
23.3
70
9
30.0
30.0
53.3
80
10
33.3
33.3
86.7
90
4
13.3
13.3
100.0
30
100.0
100.0
Total
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 80 sebanyak 33,3%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 13,3%. Berikut ini dapat pula digambarkan histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 2 seperti terlihat di bawah ini. 12
10
8
6
4
2
Std. Dev = 9.99 Mean = 73.7 N = 30.00
0 60.0
70.0
80.0
90.0
Nilai 2. 2
Gambar 6. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 2 Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
22
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 73.7 dan simpangan baku sebesar 9,99 serta tingkat pencapaian skor sebesar 81,89% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 3 Nilai
Frequency
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
60
6
20.0
20.0
20.0
70
9
30.0
30.0
50.0
80
12
40.0
40.0
90.0 100.0
90 Total
3
10.0
10.0
30
100.0
100.0
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak berada pada nilai 80 sebanyak 40%, sedangkan frekuensi paling sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 10%. Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 3 dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 7 berikut. 14
12
10
8
6
4
Std. Dev = 9.32
2
Mean = 74.0 N = 30.00
0 60.0
70.0
80.0
90.0
Nilai 2. 3
Gambar 7. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 3 Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
23 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 74,0 dan simpangan baku sebesar 9,32 serta tingkat pencapaian skor sebesar 82,22% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik. C. Pengujian Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan menggunakan materi pembelajaran yang akrab dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.” Secara umum perolehan setiap siswa pada tes yang dilakukan pada siklus II lebih besar bila dibandingkan dengan perolehan pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II N
I
L
A
I
No. urut siswa
I
II
III
JLH
RT
I
II
III
JLH
RT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
60 50 50 40 30 70 50 80 70 60 50 . 30 40 50 40 90 50 70
60 60 70 60 40 70 60 60 60 80 70 70 60 60 50 50 90 60 80
70 70 80 60 60 70 60 70 60 80 70 60 60 60 50 40 90 50 70
190 180 200 160 130 210 170 210 190 220 190 130 150 160 150 130 270 160 220
63.33 60.00 66.67 53.33 43.33 70.00 56.67 70.00 63.33 73.33 63.33 65.00 50.00 53.33 50.00 43.33 90.00 53.33 73.33
70 70 60 70 60 80 80 80 70 70 80 80 60 60 70 70 90 80 80
80 70 70 60 60 90 80 80 70 80 70 70 60 60 70 60 90 80 90
80 60 70 60 80 90 60 80 90 80 70 70 60 60 70 70 90 70 80
230 200 200 190 200 260 220 240 230 230 220 220 180 180 210 200 270 230 250
76.67 66.67 66.67 63.33 66.67 86.67 73.33 80.00 76.67 76.67 73.33 73.33 60.00 60.00 70.00 66.67 90.00 76.67 83.33
SIKLUS I
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
RT Sik II – RT Siklus I
SIKLUS II
13.33 6.67 0.00 10.00 23.33 16.67 16.67 10.00 13.33 3.33 10.00 8.33 10.00 6.67 20.00 23.33 0.00 23.33 10.00
24 N
I
L
A
I
No. urut siswa
I
II
III
JLH
RT
I
II
III
JLH
RT
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
70 70 60 60 60 30 60 50 60 60 60
80 70 . 80 70 40 90 50 70 60 70
80 70 70 70 80 40 90 60 70 70 60
230 210 130 210 210 110 240 160 200 190 190
76.67 70.00 65.00 70.00 70.00 36.67 80.00 53.33 66.67 63.33 63.33
90 90 60 80 90 . 70 80 70 90 80
80 80 80 80 60 70 90 70 80 60 70
80 80 70 70 60 70 80 80 80 80 80
250 250 210 230 210 140 240 230 230 230 230
83.33 83.33 70.00 76.67 70.00 70.00 80.00 76.67 76.67 76.67 76.67
6.67 13.33 5.00 6.67 0.00 33.33 0.00 23.33 10.00 13.33 13.33
74.22
11.67
SIKLUS I
62.56
Rata-rata
RT Sik II – RT Siklus I
SIKLUS II
Pada tabel 11 kelihatan bahwa rata-rata pada siklus I adalah 62,56. Sedangkan rata-rata pada siklus II adalah 74,22. Terdapat selisih antara kedua siklus sebesar 11,67 yang berarti bahwa perolehan siswa pada siklus II lebih tinggi dari siklus I. Selanjutnya persentase ketercapaian siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I seperti terlihat pada tabel berikut. Tabel 12. Rekapitulasi Skor Perolehan Siswa Siklus
I
II
Pertemuan ke
% Ketercapaian
Kategori
1 2 3 1 2 3
62,11 72,44 73,67 83,56 81,89 82,22
Kurang Cukup Cukup Baik Baik Baik
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat diterima. Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
25 D. Diskusi Berdasarkan hasil penelitian di atas ternyata bahwa penggunaan materi pembelajaran yang akrab dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan. Hal ini sesuai dengan pendapat DePorter (2004) menyatakan bahwa anak-anak adalah penulis alamiah yang masih polos yang selalu mempunyai sesuatu untuk dikatakan. Yang mereka tulis kerap kali begitu segar dan mendalam. Leonhardt (2005) menyatakan banyak penulis besar mulai membuat tulisan dengan karangan autobiografis. Tulisan yang dihasilkan adalah karangan yang menyangkut diri sendiri, sesuatu yang sangat dikuasai/dikenal siswa. Sedangkan Ur (2000: 168) mengatakan bahwa proses menulis yang efektif tidak dapat digeneralisasikan kepada seluruh siswa untuk menggunakan strategi tertentu tetapi mereka bisa menghasilkan tulisan yang sama baiknya dengan cara yang berbeda. Dengan demikian siswa memiliki potensi/kemampuan menulis, termasuk menulis teks deskriptif sangat sederhana. Mereka mulai menulis tentang topik yang bersumber dari diri sendiri yang sangat akrab (familiar) dengan mereka. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, mereka memiliki strategi menulis yang berbeda pula. Jadi dengan menggunakan materi yang akrab dengan siswa dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri 1 Ranah Batahan.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
26 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Bedasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan materi yang akrab (familiar) dapat meningkatkan kemampuan menulis teks deskriptif sangat sederhana dalam mata pelajaran bahasa Inggris. 2. Diskusi
dalam
kelompok
sebelum
menulis
secara
individu
dapat
menghasilkan teks deskriptif sangat sederhana yang lebih baik. 3. Penguasaan siswa untuk menulis teks deskriptif sangat sederhana dengan menggunakan materi yang akrab dengan siswa sebesar 69,4% dan masuk kategori cukup. Sedangkan penguasaan dengan menggunakan materi yang familiar dan berdiskusi dalam kelompok sebelum menulis secara individu sebesar 82,56% dan ini masuk kategori baik.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Materi yang akrab (familiar) sebaiknya digunakan sebagai materi untuk menulis teks deskriptif sangat sederhana dalam mata pelajaran bahasa Inggris.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
26
27 2. Untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis teks deskriptif khususnya berkaitan dengan generic structure teks deskriptif dan pola kalimat, siswa perlu berdiskusi dalam kelompok. 3. Agar kemampuan siswa menulis teks deskriptif sangat sederhana menjadi lebih baik, maka guru bahasa Inggris diharapkan terus mengembangkan kemampuannya untuk membelajarkan siswa.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan
28
DAFTAR PUSTAKA Agustien, Helena I.R. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. _____________ . 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika. DePorter, Bobbi.& Mike Hernacki. 2005. Quantum Learning Membias Belajar Nyaman dan Menyenangkan.. Bandung: Kaifa. Leonhardt, Mary. 2005. Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. Bandung: Kaifa. Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan Percobaan dengan Menggunakan SPSS 12. Jakarta: PT Elexmedia Computindo. Richards, Jack C. 2002. Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press. Sudjana. 1982. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Transito. Ur, Penny. 2000. A Course in Language Teaching: Practice and Theory. Cambridge: Cambridge University Press.
Drs. Ruston – PTK Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Ranah Batahan