eJournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (4): 1101-1112 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org © Copyright 2013
STRATEGI DIPLOMASI PUBLIK DALAM MENINGKATKAN CITRA SENI DAN BUDAYA INDONESIA DI MATA DUNIA INTERNASIONAL (STUDI KASUS : SENI TARIAN DAYAK KALIMANTAN TIMUR) FITRI DYAH RUSLINA NOVIKA SARI1 NIM. 0902045083
Abstrak: The result of this research indicates that the influence factors of the art and culture of East Kalimantan is not popular in the international capture ,that because unsuccessful in public diplomacy and public relations is not effective. And then, the strategy that used to increased the image of art and culture of East Kalimantan in the international capture is a strategy of public diplomacy and strategy of public relations. Keywords : Strategy, Public Diplomacy, Image. Pendahuluan Kesenian dan kebudayaan Indonesia cukup dikenal luas di dunia internasional. Beragam kesenian dan kebudayaan yang tampil dikancah internasional, baik melalui event-event , pameran ataupun diundang secara khusus untuk menghadiri pergelaran yang ada di luar negeri, kesenian dan kebudayaan Indonesia telah banyak tampil dan dikenal luas di dunia internasional, karena Indonesia memiliki seni dan budaya yang bercita rasa tinggi yang merupakan kekayaan kesenian tradisonal Nusantara. Dan Indonesia patut bangga dengan kekayaan yang telah diwariskan sejak dulu hingga sekarang, dengan begitu Indonesia memiliki kewajiban untuk menjaga serta melestarikan apa yang telah diwariskan sebelumnya oleh nenek moyang kita dan jangan sampai terjadi pengklaiman dari pihak-pihak luar. Namun , saat ini perkembangan seni budaya asli Indonesia mengalami situasi dilema dikarenakan adanya pengaruh kebudayaan asing yang turut memainkan perannya di dalam perkembangan kebudayaan di Indonesia yang berdampak tidak baik terhadap masyarakat Indonesia karena dapat mengakibatkan identitas Indonesia secara cultural menjadi samar sehingga mengakibatkan seni dan budaya Indonesia menjadi kurang populer di mata dunia internasional. Seperti yang terjadi di Kalimantan Timur, perkembangan kebudayaan di Kalimantan Timur khususnya pada seni tari kurang begitu berkembang karena kurangnya kesadaran dari generasi muda sebagai penerus untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang terdapat di Kalimantan Timur. Selain itu, perlu adanya perhatian dari pemerintah agar masalah yang terjadi pada perkembangan kebudayaan di Kalimantan Timur mendapat solusi sehingga kebudayaan Kalimantan Timur khususnya pada seni tari menjadi lebih populer dan dapat 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1101-1112
bersaing dengan kebudayaan asing di dunia internasional. Maka oleh itu, Indonesia perlu mengupayakan sebuah strategi untuk lebih meningkatkan citra seni dan budaya yang dimiliki agar tidak terkikis oleh budaya asing yang ikut ambil bagian dalam perkembangan kebudayaan di Indonesia dan mampu bersaing di dunia internasional. Peranan pemerintahan serta industri pariwisata dibutuhkan untuk mendukung dalam menjalankan strategi untuk meningkatkan citra yang positif bagi seni dan budaya indonesia,dan juga dalam memberikan wadah serta menunjang kreativitas para budayawan dan pekerja seni. Kemampuan untuk dapat tampil dilingkungan sendiri, maupun di lingkungan dunia internasional akan memberikan kebanggaan dan kesejahteraan bagi para budayawan dan pekerja seni. Kerangka Konseptual 1. Konsep Hubungan Masyarakat (public relations) Hubungan Masyarakat adalah usaha organisasi untuk memperoleh kerjasama dari sekelompok orang dan membantu organisasi berinteraksi secara efektif dan berkomunikasi dengan publik utama. Bukti perkembangan humas di seluruh dunia adalah pembentukan organisasi para praktisi dan penasihat humas nasional dan internasional. International Public Relations Association (IPRA/Asosiasi Hubungan Masyarakat Internasional) yang didirikan di London pada tahun 1955 , yang dibentuk oleh beberapa anggota perseroan yang memiliki asosiasi yang berlokasi di seluruh dunia. Keanggotaan asosiasi ini terbuka bagi semua praktisi “ dengan keahlian profesi yang diakui” yang telah melaksanakan hubungan masyarakat internasional selam lima tahun atau lebih. Tujuannya adalah menyediakan pertukaran informasi, pengalaman, dan gagasan dan memberikan bantuan praktisi untuk membina pemahaman yang lebih baik di antara semua pihak melalui hubungan masyarakat. (Moore. Frazier, 2000: 248) Pemaknaan konsep public relations menurut beberapa pakar (baik praktisi maupun akademisi) seperti : (Rudy. T.May, 2005: 77) a. Menurut pakar ilmu komunikasi di Indonesia (dosen FIKOM UNPAD yaitu Dr. Jalaludin Rahmat dan Dr. Dedy Mulyana, MA. : “Humas atau public relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif. Dengan demikian, humas adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku terhadap semua jenis organisasi, baik itu bersifat komersial maupun nonkomersial, pemerintahan maupun pihak swasta.” b. Menurut Frank Jefkin : “Public Relations adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana (baik ke dalam/internal maupun ke luar/eksternal) antara organisasi dengan masyarakat, dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan khusus mengenai pencapaian pengertian bersama (common understanding)”. Kegiatan hubungan masyarakat dapat dikategorikan kedalam dua ruang lingkup, yakni hubungan masyarakat dalam ruang lingkup satu negara (domestic) dan hubungan masyarakat dalam ruang lingkup yang melintasi batas-batas suatu negara (internasional). Namun mengenai definisi-definisi antara hubungan 2
Strategi Meningkatkan Seni Tarian Dayak Kaltim(Fitri Dyah Ruslina NS)
masyarakat dalam ruang lingkup satu negara (domestic) dengan hubungan masyarakat internasional tidak ada perbedaan, karena definisi-definisi dari hubungan masyarakat itu sendiri sama dan yang membedakannya adalah ruang lingkupnya saja, yakni ruang lingkup dalam negeri dan ruang lingkup yang melawati batas wilayah suatu negara. Dengan kata lain, kegiatan hubungan masyarakat adalah tetap humas, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Yang berbeda hanya cara-cara dan perspektif (sudut pandang, pendekatan) dalam melaksanakannya, berhubung ruang lingkupnya diluar negeri (yang melintasi batas wilayah negara) dan menyangkut khalayak dari negara lain atau bangsa lain. 2. Konsep Diplomasi Publik (Public Diplomacy) Konsep diplomasi publik adalah proses komunikasi pemerintah terhadap publik internasional yang bertujuan untuk memberikan pemahaman ataupun informasi mengenai sebuah negara, budaya, kepentingan nasional ataupun kebijakankebijakan negara tersebut. Dalam diplomasi publik tidak hanya tertuju pada publik internasional tetapi juga dapat dituju kepada publik domestik karena didalam proses diplomasinya tidak hanya di luar negeri tetapi juga di dalam negeri. Maka, dapat dikatakan bahwa diplomasi publik berfungsi untuk mempromosikan kepentingan nasional melalui pemahaman, informasi serta mempengaruhi publik di luar negeri karena diplomasi publik merupakan salah satu instrument dari soft power. Diplomasi publik mensyaratkan kemampuan komunikasi antar budaya karena terkait dengan perubahan sikap masyarakat, saling pengertian dalam melihat persoalan-persoalan politik luar negeri. Di era informasi, pendapat masyarakat dapat secara efektif mempengaruhi tindakan pemerintah. Dengan demikian, karakteristik dunia seperti ini membutuhkan manajemen informasi untuk menyatukan masalah-masalah domestik dan internasional.( Sukawarsini. Djelantik, 2008 : 191) Secara sederhana, cara kerja diplomasi publik melibatkan 9 track dan dari 9 track yang terlibat dalam diplomasi publik, ada beberapa track yang akan di gunakan pada strategi dalam meningkatkan citra seni dan budaya Indonesia dimata dunia internasional yang menitikberatkan pada kasus seni tarian dayak Kalimantan Timur., yaitu :(Diamond dan McDonald, 1996: 4) 1. Jalur pertama adalah pemerintah, yakni melalui Departemen Luar Negeri, para pejabat pemerintah dan anggota parlemen yang menjadi aktor utama dalam diplomasi dan negosiasi. 2. Jalur kedua adalah kelompok NGO/ kalangan profesional, yakni aksi profesional non-pemerintah yang bertujuan mengorganisir, mencegah, menyelesaikan dan mengelola isi-isu / konflik-konflik internasional yang dilakukan oleh aktor bukan negara. 3. Jalur ketiga adalah kelompok bisnis, yakni melalui kegiatan ekonomi dan perdangan. Potensi pengaruh yang ditimbulkan terkait pada penyediaan lapangan
3
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1101-1112
kerja, kesempatan bisnis dan juga kerjasama perdagangan, sehingga dapat menimbulkan saling pengertian antar bangsa-bangsa di dunia. 4. Jalur kelima adalah aktivitas penelitian, pelatihan dan pendidikan. Pada jalur kelima ini melalui pembelajaran, yaitu kegiatan penelitian yang terkait dengan program universitas, keberadaan pusat-pusat kajian, pusat penelitian dan programprogram pelatihan. Aktivitas-aktivitas yang ditawarkan bisa sangat beragam dengan jangkauan global atau lintas budaya, studi tentang perdamaian dan tatanan dunia, manajemen dan resolusi konflik. Dalam pelaksanaannya, diplomasi publik memerlukan strategi yang didasarkan pada tujuan politik luar negeri. Misalnya yang menyangkut negara atau kawasan sasaran dari program. Diplomasi publik tidak semata untuk menggantikan diplomasi tradisional atau diplomasi jalur pertama, tetapi diplomasi publik untuk melengkapi upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam diplomasi tradisional. Dengan begitu, diplomasi publik termasuk mengoptimalkan aktivitas komunikasi, yaitu mengumpulkan, mengolah dan juga menyebarkan informasi demi kepentingan negara. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif normative , yaitu bersifat menerangkan kesesuaian peristiwa mengenai faktor penyebab seni dan budaya daerah Kalimantan Timur kurang populer dimata dunia internasional dan strategi diplomasi publik dalam meningkatkan seni tarian dayak Kalimantan Timur dimata dunia internasional. Pembahasan Kalimantan Timur terdiri dari multi etnis-suku asli, pendatang dari berbagai provinsi dan daerah di Indonesia dan warga keturunan. Karena demikian beragamnya suku bangsa yang masing-masing memiliki ciri khas adat-istiadat, kesenian dan budayanya, maka provinsi ini dapat disebut sebagai ‘Indonesia mini’. Semua etnis yang ada di Kalimantan Timur, selama ini sudah mampu menunjukkan jati-diri ke Indonesia, yakni sebagai warga masyarakat Indonesia yang memiliki kehormatan, memiliki kewibawaan dan harga diri. Mampu mempertahankan, memelihara dan menjalankan adat istiadat, norma-norma kehidupan, ajaran-ajaran luhur agama yang dianut, serta menjunjung tinggi toleransi, solidaritas serta kebersamaan dengan sesama warga masyarakat Kalimantan Timur pada umumnya. Melalui berbagai organisasi dan paguyuban di dalam masyarakat, keamanan dan kedamaian dapat diwujudkan serta dapat terhindar dari isu-isu yang tak bertanggung jawab dan adu domba yang bernuansa politisi, suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). (Biro Hubungan Masyarakat dan protokol Sekretariat Provinsi Kalimantan Timur. 2002 : 52) Kalimantan Timur memiliki potensi untuk dapat menjadi daerah destinasi tujuan wisata, karena kekayaan seni dan budaya yang dimiliki dapat menjadi objek utama untuk dapat meningkatkan citra seni dan budaya daerah ke tingkat nasional hingga internasional. Kemudian dalam perkembangannya perlu adanya kerjasama dan koordinasi yang aktif dan efektif baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak swasta untuk dapat mendukung meningkatkan pengembangan daerah 4
Strategi Meningkatkan Seni Tarian Dayak Kaltim(Fitri Dyah Ruslina NS)
Kalimantan Timur agar potensi yang ada tidak terpendam. Selain itu, perlu adanya kesadaran dari masyarakat untuk ikut mendukung dan melestarikan kesenian tradisional serta adanya generasi penerus yang mengabdi di bidang tari. Sehingga seni dan budaya yang dimiliki , khususnya pada seni tarian dayak Kalimantan Timur mendapat dukungan dalam negeri untuk dapat lebih populer didunia internasional. Namun dalam perkembangannya tidak terlepas dari hambatan yang dihadapai dalam perkembangannya. Dalam meningkatkan citra seni dan budaya Indonesia di luar negeri, khususnya seni tarian dayak Kalimantan Timur, masih mengalami beberapa hambatan dan juga kendala dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Diantaranya seperti, kurang efektifnya pola promosi yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan peningkatkan citra seni dan budaya Indonesia ditingkat internasional, khususnya pada seni tarian dayak Kalimantan Timur serta lemahnya media informasi dalam membantu kegiatan promosi, sehingga promosi dan informasi tidak menjangkau secara luas dan hanya sebatas tingkat lokal dan di tingkat nasional. Kendala lain dalam mempromosikan seni tarian dayak ke luar negeri yakni lemahnya koordinasi dari pihak pemerintah provinsi dengan sesama kabupaten/kota, karena sangat penting peran pemerintah provinsi dalam menjangkau konektivitas untuk mempromosikan seni dan budaya ke luar negeri, dan pemerintah provinsi pun harus aktif dalam berkoordinasi dengan kabupaten/kota untuk mendapatkan kerjasama yang lebih efisien dan juga efektif dalam upaya meningkatkan citra seni dan budaya. (Pani, Florentina, 2013) Dari keadaan diatas, dapat disimpulkan bahwa kurangnya perhatian serta kesadaran dari masyarakat untuk melestarikan serta mendukung dalam pemberdayaannya terhadap kesenian dan kebudayaan asal Kalimantan Timur yang akhirnya mengakibatkan kurang populernya kesenian dan kebudayaan asal Kalimantan Timur, baik didalam negeri maupun diluar negeri. Selain itu, perlu adanya perhatian dari pemerintah agar masalah yang terjadi pada perkembangan kebudayaan di Kalimantan Timur mendapat solusi sehingga kebudayaan Kalimantan Timur khususnya pada seni tari dayak Kalimantan Timur menjadi lebih populer dan dapat bersaing dengan kebudayaan asing di dunia internasional. Di dalam menciptakan kegiatan untuk pemasaran dan juga promosi tentulah disesuaikan dengan arah pengembangan produk-produk berdasarkan potensi sumber daya alam, budaya dan sumber daya manusia. Menyelenggarakan even dapat dikatakan telah menjadi metode mendatangkan wisatawan. Bagi Indonesia, Wamen Parekraf Sapta Nirwandar senantiasa mengingatkan, sebagai konsep dalam pemasarannya, beberapa hal yang perlu dimanfaatkan dari even yang bersisi dua seperti mata uang. Disatu sisi menciptakan news and promotional value yang akan disebarluaskan oleh media-media arus utama, media khusus komunitas sampai media sosial. Disisi lainnya, memicu dan juga memacu pengembangan produk wisata berikut infrastrukturnya didaerah-daerah destinasi. (Newsletter Informasi Pemasaran Pariwisata Indonesia, 2012 : 2) 5
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1101-1112
Faktor Penyebab Seni dan Budaya Daerah Kalimantan Timur Kurang Populer di Dunia Internasonal. Kalimantan Timur masih terkendala oleh beberapa hambatan dan tantangan yang menjadi faktor penyebab kurang populernya seni dan budaya Kalimantan Timur di tingkat internasional, khususnya untuk seni tarian Dayak Kalimantan Timur. Hambatan dan tantangan yang di hadapi adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya Manajemen Hubungan Masyarakat. a) Promosi : Kalimantan Timur masih kurang aktif dalam melakukan pemasaran dan promosi dikarenakan kurang pro-aktifnya peran pemerintah daerah Kalimantan Timur, serta peran masyarakat yang tidak secara suka rela dalam mendukung promosi seni dan budaya Kalimantan Timur. b) Koordinasi pemerintah : Pemerintah Kaltim tidak begitu aktif dalam melibatkan para pekerja seni dalam menunjang kegiatan meningkatkan citra seni dan budaya, karena koordinasi yang dilakukan tidak efektif sehingga banyak informasi mengenai seni dan budaya yang kurang tepat, maka dapat terjadi pengurangan kualitas nilai seni dan budaya yang asli. c) Usaha Sarana dan Prasarana Penunjang : Kurangnya Sarana penunjang oleh Pemerintah Kalimantan Timur dalam menyediakan sekolah-sekolah khusus di bidang seni dan budaya, agar bakat-bakat dan keinginan anak bangsa dapat tersalurkan dan terdidik dengan baik sehingga akan mendapatkan kualitas seni dan budaya yang akan semakin berkualitas. d) Akses :Untuk menuju daerah yang menjadi objek dari wisata Kalimantan Timur masih terkendala oleh akses yang menjadi persoalan penting dalam meningkatkan citra seni dan budaya daerah. Akses yang belum terbuka menjadi hambatan bagi para wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara ketika mengunjungi daerah yang menjadi objek wisata. e) Dana : masalah dana masih menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan pemasaran serta promosi di bidang seni dan budaya, dana yang diperoleh dari APBD dan APBN masih kurang mencukupi dalam merelokasikannya untuk kegiatan pemasaran, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sehingga target yang ingin dicapai tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, dikarenakan minimnya dana yang menjadi hambatan dalam kegiatan meningkatkan citra seni dan budaya khususnya di Kalimantan Timur. (Ruslan, 2013) 2. Kegagalan Diplomasi Publik. a) Partisipasi Masyarakat : Masyarakat masih belum sukarela dalam melestarikan seni dan budaya, serta sikap masyarakat yang memandang segala sesuatu dengan materi menjadi hambatan dalam melestarikan dan meningkatkan citra seni dan budaya Kaltim. Partisipasi masyarakat merupakan faktor penting dalam menunjang kualitas seni dan budaya karena dengan adanya partisipasi masyarakat berarti merupakan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan seni dan budaya yang kita miliki. b) Peran Media Massa : Perkembangan media massa di Kalimantan Timur kurang begitu aktif dan agresif. Kegiatan media massa lebih aktif hanya ditingkat lokal, 6
Strategi Meningkatkan Seni Tarian Dayak Kaltim(Fitri Dyah Ruslina NS)
untuk di tingkat nasional dan internasional masih kurang, sehingga harus ada beberapa strategi untuk mendukung lebih banyak lagi peran media massa dalam meningkatkan citra seni dan budaya Kalimantan Timur, baik di tingkat nasional hingga ke tingkat internasional. Strategi Diplomasi Publik dalam Meningkatkan Seni Tarian Dayak Kalimantan Timur di Mata Dunia Internasional. Strategi yang dapat menjadi penunjang dalam kegiatan meningkatkan citra seni dan budaya Indonesia dimata dunia internasional, khususnya pada studi kasus seni tarian dayak Kalimantan Timur, yakni sebagai berikut : 1.Strategi Public Relations. Dalam kegiatan meningkatkan citra seni dan budaya Indonesia dimata dunia internasional, khusunya pada studi kasus seni tarian dayak Kalimantan Timur , diambil 3 model rancangan program yang di kemukakan oleh Frank Jefkins, yakni sebagai berikut : a) Pilihan Media Dan Teknik. Pemilihan media dalam melaksanakan kegiatan public relations merupakan faktor pendukung bagi suksesnya sebuah rancangan kegiatan. Pemilihan media tidak hanya menggunakan satu media saja, tetapi akan lebih efektif menggunakan bebrapa media yang dapat menunjang kegiatan tersebut,seperti misalnya mengadakan pemeran (fair), Membuat poster, baliho, billboard, brosur, surat kabar, majalah, mengadakan penyiaran radio, televisi, melalui acara hiburan (music) di TV, penyelenggaraan konser di lapangan terbuka, serta kegiatan lainnya yang meliputi kegiatan promosi. Contohnya seperti kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kaltim melalui Dinas Pariwisata dalam Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam. Dalam festival ini menampilkan parade seni budaya, lomba olah raga tradisional, lomba musik dan lagu daerah, lomba tari daerah dan pameran seni dan budaya. Tujuan dari Festival Kemilau Seni Budaya Benua Etam adalah untuk pelestarian, pembinaan dan pengembangan pariwisata serta terbangunnya ekonomi kerakyatan. (http://www.disbudparkom.samarindakota.go.id, 2013). Dengan adanya festival yang diadakan hampir setiap tahun, maka dapat secara langsung mempromosikan serta memasarkan produk-produk seni dan budaya daerah hingga ke tingkat nasional dan juga tidak menutup kemungkinan ke tingkat internasional, karena dalam setiap pelaksanaan festival kemilau seni budaya etam banyak mengundang tamu-tamu, baik secara nasional hingga internasional. Sehingga dapat memberikan peluang bagi Kalimantan Timur untuk meningkatkan citra seni dan budaya daerah hingga ke tingkat internasional. b) Pertimbangan Anggaran atau Biaya. Dalam melakukan kegiatan promosi dan pemasaran, dibutuhkan budget yang menjadi penunjang dalam melaksanakan kegiatan tersebut, dan dalam model ini bertumpu pada sumber anggaran (biaya) untuk kegiatan dalam merencanakan programnya (program kegiatan hubungan masyarakat). Untuk dapat mempopulerkan seni dan budaya hingga di tingkat internasional bukan merupakan 7
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1101-1112
suatu hal yang mudah,karena dibutuhkan anggaran yang cukup besar untuk dapat meningkatkan citra seni dan budaya untuk sampai di tingkat internasional. Oleh karena itu, dalam model ini sangat dipertimbangkan anggaran atau biaya yang dibutuhkan. Penyediaan anggaran dapat diperoleh dari APBN dan APBD , selain itu dapat juga diperoleh melalui penyelenggaraan penggalangan dana dari pengembangan usaha seperti objek wisata, hasil kerajinan-kerajinan daerah, kerajinan pengolahan makanan khas, serta donatur-donatur dari perusahaanperusahaan asing yang masuk ke daerah yang dapat menjadi sponsor untuk program kegiatan promosi tersebut dan juga dari bisnis pariwisata yang ada di daerah setempat. Singkatnya,dengan model ini sepenuhnya terikat untuk mempertimbangkan segi biaya (anggaran) yang tersedia. c) Evaluasi Pasar atau Evaluasi Terhadap Opini Masyarakat. Model ini menyangkut perencanaan program public relations dengan mempertimbangkan kondisi sosial, sikap, selera dan kecenderungan masyarakat, serta mekanisme pasar yang mempengaruhi kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi produk tertentu atau menerima program tertentu. Dengan kata lain perlu adanya riset untuk mengadakan sebuah kegiatan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Karena dengan mengadakan tinjauan lapangan maka dapat diperhitungkan untuk merencanakan kegiatan promosi mengenai seni dan budaya, agar dapat berjalan dengan efektif dan antusiasme masyarakat lebih meningkat dan juga respon positif yang didapat dari masyarakat serta mendapat feedback dalam pelaksanaan program tersebut, seperti meningkatnya nilai serta citra seni dan budaya Indonesia, baik didalam negeri hingga di tingkat internasional. Public Relations (Humas) tidak langsung bertujuan untuk menjual produk, tetapi untuk memelihara serta meningkatkan citra yang dimiliki. Maka dengan demikian, public relations pada sektor pariwisata yang dilakukan oleh suatu negara pada umumnya dapat diartikan sebagai suatu bagian dari upaya komunikasi yang sasarannya untuk menciptakan dan meningkatkan citra yang positif dari negara atau kawasan kunjungan wisata yang di maksud. Citra yang diupayakan harus sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya agar tujuan public relations lebih berhasil dan dapat menciptakan iklim penilaian dan sikap simpatik yang memuaskan. Tekhnik public relations yang dilakukan adalah dengan mengundang orang-orang tertentu seperti pejabat pemerintah, kalangan bisnis, ataupun media massa untuk meninjau atau mengunjungi. Melalui kegiatan ini maka diharapkan mereka dapat menyebarluaskan apa yang mereka saksikan dan nikmati, sehingga secara tidak langsung kegiatan ini merupakan promosi.
2.Strategi Public Diplomacy. Secara umum diplomasi publik diartikan sebagai suatu upaya untuk mempengaruhi publik internasional dengan tujuan kepentingan nasional suatu negara. diplomasi publik bercirikan sebagai kelompok bukan pemerintah, bersifat informal, dan merupakan bentuk tidak resmi dalam memecahkan masalah dengan cara menurunkan ketegangan, menghilangkan ketakutan dan meningkatkan saling 8
Strategi Meningkatkan Seni Tarian Dayak Kaltim(Fitri Dyah Ruslina NS)
pengertian. Dalam diplomasi publik biasanya di lakukan upaya dengan membentuk jaringan komunikasi sebagai wadah promosi hingga ke luar negeri, karena pada umumnya komunikasi internasional memanfaatkan komunikasi massa yang tersebar melintasi batas negara dan memiliki struktur jaringan komunikas tertentu.( Shoelhi, Mohammad. 2012 : 3) Dengan dikoordinasikan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang terlibat dalam upaya tersebut adalah aktor-aktor non-pemerintah seperti NGO, media massa, partai politik, kelompok masyarakat, individu (tokoh agama, wartawan, artis), dan lain sebagainya. Pada strategi diplomasi publik melibatkan 9 track yang merupakan elemen dari konsep diplomasi publik. Didalam penelitian mengenai strategi public diplomacy dalam meningkatkan citra seni dan budaya Indonesia dimata dunia internasional yang menitikberatkan pada kasus seni tarian dayak Kalimantan Timur menggunakan beberapa jalur diplomasi publik yang kemukakan oleh Louise Diamond dan John McDonald, yakni sebagai berikut : a) Jalur pertama adalah pemerintah, yakni melalui Departemen Luar Negeri, para pejabat pemerintah dan anggota parlemen yang menjadi aktor utama dalam diplomasi dan negosiasi. Seperti yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur yang melakukan promosi pariwisata Kaltim di Bali pada tahun 2008. Di dalam kegiatan ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak hanya mempromosikan wisata-wisata Kaltim tetapi juga sekaligus mempromosikan seni dan budaya Kaltim yang juga menjadi objek penting dalam bidang pariwisata. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata membawa sanggar tari binaan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi untuk menampilkan beberapa tarian Kaltim yakni tari dayak, serta hasil kerajinan asal Kalimantan Timur. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bertujuan untuk meningkatkan citra positif Kaltim sebagai salah satu daerah tujuan wisata Indonesia.(sanggar seni tari apo lagan, 2013) b) Jalur kedua adalah kelompok NGO/ kalangan professional. Pada jalur kedua ini dijalankan oleh aktor non-pemerintah, seperti yang dilakukan oleh Yayasan Sanggar Seni Tari Apo Lagaan yang menjadi pelaksana upacara adat Hudoq Kawit kota Samarinda dalam format POKJA Hudoq Kawit Kota Samarinda 2012 yang dilaksanakan di kota Samarinda pada tanggal 4 november 2012. Kegiatan ini sekaligus mempromosikan dan meningkatkan potensi seni dan budaya Kalimantan Timur, khususnya pada seni tari dayak. Pelaksanaan upacara adat Hudoq Kawit kota Samarinda ini sukses menghadirkan lebih dari 1.100 orang peserta upacara adat Hudoq dari berbagai kabupaten/kota.(sanggar seni tari apo lagan, 2013) c) Jalur ketiga adalah kelompok bisnis, yakni melalui kegiatan ekonomi dan perdangan. Potensi pengaruh yang ditimbulkan dari jalur ketiga ini terhadap penyediaan lapangan kerja, kesempatan bisnis dan juga kerjasama perdagangan, sehingga dapat menimbulkan saling pengertian antar bangsa-bangsa di dunia. Seperti yang dilakukan oleh agen perjalanan / Travel, pada tahun 2008, telah diadakannya pameran pariwisata, seni dan budaya oleh agen perjalanan yakni 9
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1101-1112
Majapahit Travel dengan melakukan even yaitu Majapahit Travel Fair yang berada di Surabaya. Dalam pelaksanaannya, Majapahit Travel Fair bermitra dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur dalam mendukung even yang mereka adakan, dan kemudian Disbudpar Provinsi Kalimantan Timur berkoordinasi dan bekerja sama dengan lembaga sanggar tari daerah Kaltim yakni yang terpilih mewakili Kaltim adalah sanggar tari Apo Lagaan untuk menjadi bagian dari even tersebut. Tujuan dari Majapahit Travel Fair adalah untuk memperkenalkan dan sekaligus mempromosikan pariwisata, seni dan budaya Indonesia kepada masyarakat nusantara dan mancanegara. Sehingga dapat memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan daerah, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. (sanggar seni tari apo lagaan, 2013). Dengan di tampilkannya kesenian tradisional maka dapat memberikan suatu peluang bagi seni dan budaya untuk menunjukkan citra yang positif bagi khalayak publik, selain itu dengan dihadiri oleh beberapa tamu undangan baik yang datang dari dalam negeri ataupun luar negeri maka dapat memberikan penetrasi budaya secara people to people, sehingga informasi dapat secara meluas tersebar. Dan ini merupakan salah satu bagian dari strategi diplomacy public, karena melalui people to people dapat dijadikan acuan dalam mempromosikan serta memasarkan produk dalam negeri hingga ke luar negeri. d) Jalur kelima adalah aktivitas penelitian, pelatihan dan pendidikan. Pada jalur kelima ini melalui pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang ditawarkan bisa sangat beragam dengan jangkauan global atau lintas budaya, studi tentang perdamaian dan tatanan dunia, manajemen dan resolusi konflik. Seperti yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata melalui agenda kegiatan Pelatihan Seni Tari Dayak Se-Kaltim pada tanggal 3-5 september 2013 di Taman Budaya. Pada Pelatihan Seni Tari Dayak Se-Kaltim ini dihadiri oleh Kepala Dinas Periwisata, Kepala Dinas Taman Budaya, anggota Pedepokan Bagong Kussudiardja, Ketua Dewan Kesenian Daerah, Ketua Yayasan Sanggar Seni Tari Jore Lele beserta anggota dan peserta pelatihan yang mewakili dari 14 kabupaten di Kalimantan Timur. Kegiatan dari Pelatihan Seni Tari Dayak Se-Kaltim ini menjelaskan mengenai teori-teori serta teknik-teknik mengenai tarian dayak agar masyarakat umum dapat memahami secara detail mengenai seni dan budaya, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengimplementasikannya ke publik. Tujuan dari diadakannya seminar tersebut berupaya untuk melestarikan seni dan budaya, karena seni dan budaya merupakan aset daerah dan negara , serta tetap menjadi jati diri yang utuh dan kokoh. Maka, dari pemaparan diatas dapat direkomendasikan hal-hal mendasar yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam kaintannya dengan diplomasi publik, yakni : 1.Menyusun sebuah kebijakan dalam format yang dapat lebih mudah di akses publik. 2.Memberi perhatian yang lebih luas terhadap berkembangnya opini publik baik domestik maupun internasional dalam merancang dan menindaklanjuti kebijakan.
10
Strategi Meningkatkan Seni Tarian Dayak Kaltim(Fitri Dyah Ruslina NS)
3.Menerapkan koordinasi yang baik dengan departemen-departemen pemerintah yang lainnya dan meningkatkan kemampuan dalam mempergunakan teknologi informasi dan mengakses informasi. Kesimpulan Adanya kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia mengakibatkan kebudayaan dalam negeri mengalami dilema dalam perkembangannya sehingga masyarakat dengan mudah menerima kebudayaan asing tanpa ada kesiapan dalam menghadapi perubahan-perubahan global. Oleh karena itu, perlu diimbangi dengan kemampuan dan kompetensi merespon perubahan-perubahan global. Ketidakpopuleran seni dan budaya Kalimantan Timur dikarenakan kurangnya manajemen Humas dalam mempromosikan dan memasarkan produk , serta kurangnya partisipasi masyarakat yang menjadi faktor utama dalam mendukung peningkatan citra seni dan budaya Kalimantan Timur. Selain itu, kegagalan diplomasi publik menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan seni dan budaya Kalimantan Timur menjadi kurang populer dimata dunia internasional, karena peran media massa yang hanya menjangkau secara lokal dan juga penggunaan kecanggihan teknologi komputer tidak secara efektif . Karena seni dan budaya Kalimantan Timur kurang populer dimata dunia internasional, maka pemerintah perlu melakukan strategi dalam meningkatkan citra seni dan budaya, yakni dengan stategi diplomasi publik dan strategi hubungan masyarakat yang diharapkan dapat membawa perubahan dalam perkembangan seni dan budaya dalam negeri agar tidak terkikis oleh budaya asing. Saran 1. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam menunjang perkembangan seni dan budaya di Kalimantan Timur , karena dengan adanya partisipasi masyarakat berarti merupakan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan seni dan budaya yang kita miliki. 2. Pihak pemerintah perlu memperhatikan kondisi seni dan budaya yang ada di Kalimantan Timur, agar masalah yang terjadi pada perkembangan kebudayaan di Kalimantan Timur mendapat solusi sehingga kebudayaan Kalimantan Timur khususnya pada seni tari menjadi lebih populer dan dapat bersaing dengan kebudayaan asing di dunia internasional. Seharusnya pihak pemerintah lebih mengkoordinasikan kerjasama dalam bidang seni dan budaya, serta dapat memberikan informasi dan komunikasi yang lebih akurat dan aktif dalam menunjang kegiatan pelestarian dan peningkatan citra seni dan budaya yang ada di Kalimantan Timur , agar bisa tampil di dunia internasional. 3. Peran pihak non-pemerintah / swasta turut andil dalam menunjang perkembangan seni dan budaya, karena pihak swasta juga dapat membantu dalam melakukan promosi / pemasaran dengan tujuan untuk meningkatkan citra seni dan budaya yang ada di Kalimantan Timur, dan tidak menutup keuntungan juga bagi pihak swasta dalam melakukan kegiatan promosi. Karena dapat langsung
11
eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 1, Nomor 4, 2013: 1101-1112
mempromosikan organisasi-organisasi, LSM, perusahaan-perusahaan mendukung kegiatan meningkatkan citra seni dan budsaya tersebut
yang
Daftar Pustaka Buku : Biro Hubungan Masyarakat dan protokol Sekretariat Provinsi Kalimantan Timur. 2002. Sejarah, Seni Budaya dan Potensi SDA Kaltim. Djelantik, Sukawarsini. 2008. Diplomasi Antara Teori dan Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu. Moore, Frazier . 2000. Public Relations : Hubungan Masyarakat: prinsip, kasus, dan masalah.terj. lilawati trimo & deddy djamaludin malik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rudy, T.May . 2005. Komunikasi dan hubungan masyarakat internasional. Bandung: Refika Aditama. Shoelhi, Mohammad . 2012. Propaganda dalam komunikasi internasional. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Internet : “Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kaltim-Festival kemilau Seni Budaya benua Etam”, terdapat di http://www.disbudparkom.samarindakota.go.id, Diakses tanggal 19 juli 2013. Artikel dan Dokumen : Newsletter Informasi Pemasaran Pariwisata. Pariwisata Indonesia, vol.3.no.28.April 2012, Halaman 6-7. Dokumen Yayasan Sanggar Seni Tari Apo Lagaan yang tidak di publikasikan, Samarinda, tanggal 28 september 2013. Interview : Pani, Florentina, Ketua Yayasan Sanggar Tari Jore Lele Samarinda Kalimantan Timur, interview 10 juni 2013. Ruslan, bidang museum dan purbakala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur, interview tanggal 02 Oktober 2013.
12