14 Desember 2012
Highlight KOPAPDI XV Medan
FINASIM: Apresiasi Atas Profesionalisme Dr. Sally Sally Aman Aman Nasution, Nasution, SpPD, SpPD, K-KV, K-KV, FINASIM FINASIM Dr.
Pencinta Kopi yang Dinamis
Susunan Redaksi: Penanggung Jawab: DR. Dr. Aru. W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP *Pemimpin Redaksi: Dr. Ika Prasetya Wijaya, SpPD, K-KV, FINASIM *Bidang Materi dan Editing: Dr. lndra Marki, SpPD, FINASIM; Dr. Agasjtya Wisjnu Wardhana, SpPD, FINASIM; Dr. Alvin Tagor Harahap, SpPD; Dr. Nadia A. Mulansari, SpPD *Koresponden: Cabang Jakarta, Cabang Jawa Barat, Cabang Surabaya, Cabang Yogyakarta, Cabang Sumut, Cabang Semarang, Cabang Padang, Cabang Manado, Cabang Sumbagsel, Cabang Makassar, Cabang Bali, Cabang Malang, Cabang Surakarta, Cabang Riau, Cabang Kaltim, Cabang Kalbar, Cabang Dista Aceh, Cabang Kalselteng, Cabang Palu, Cabang Banten, Cabang Bogor, Cabang Purwokerto, Cabang Lampung, Cabang Kupang, Cabang Jambi, Cabang Kepulauan Riau, Cabang Gorontalo, Cabang Cirebon, Cabang Maluku, Cabang Tanah Papua, Cabang Maluku Utara, Cabang Bekasi, Cabang Nusa Tenggara Barat, Cabang Depok, Cabang Bengkulu, Cabang Sulteng *Sekretariat: sdr. M. Muchtar, sdr. Husni, sdr. M. Yunus, sdri. Oke Fitia, sdri. Anindya Yustikasari *Alamat: PB PAPDI, Gedung ICB Bumiputera, Ground Floor 2B, Jl. Probolinggo No. 18, Gondangdia, Menteng, Jakarta 10350. Telp. (021) 2300818, Fax. (021) 2300588, 2300755; SMS 085695785909; Email:
[email protected]; Website: www.pbpapdi.org
Halo INTERNIS
Highlight KOPAPDI XV Medan
BIDANG HUMAS PUBLIKASI DAN MEDIA
Horas, elamat jumpa para sejawat Internis dalam Halo Internis edisi Jum’at kita menyajikan hasil pelaksanaan Konvokasi FINASIM di Hotel Santika Dyandra yang dihadiri oleh Bpk Drs HM Jusuf Kalla yang memberikan Utoyo Sukaton Plenary Lecture. Sidang Komisi mulai berjalan yang membahas sesuai bidang yaitu 1 sampai dengan 5 dan diselesaikan dalam pleno sampai malam hari. Bidding KOPAPDI dan KONKER PAPDI sesuai peminat dari beberapa cabang PAPDI berjalan lancar. Sementara simposium dan workshop berjalan sesuai jadwal. Pertandingan olah raga telah sampai babak final. Penilaian makalah bebas oral dan poster masuk ke tahap penilaian akhir. Semoga berita yang kami sajikan membawa kehangatan kebersamaan dalam menyelesaikan tugas Kongres dan menjawab tuntutan masyarakat tentang layanan utuh terpadu dan terjangkau.
S
Panitia KOPAPDI XV Medan mohon maaf atas ketidaknyamanan Lalu-lintas pada hari Rabu 12 Desember 2012, yang disebabkan adanya demo buruh. Prof. DR. Dr. Harun Alrasyid Damanik, SpPD, SpGK, FINASIM Ketua PAPDI cabang Sumatera Utara
OM INTERNIZ
Redaksi Menerima Masukan, Saran hubungi Amril 08158358554, 081287068835
2
14 Desember 2012
Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS
Stem Cell:
Harapan Pengobatan Masa Depan
Wall Motion Score Index (WMSI). Berbagai bukti hasil terapi stem cell ujar Prof. Idrus menjadikan stem cell sebagai ‘final frontier’ untuk berbagai penyakit. Aplikasi klinis lain stem cell dalam
Stem Cell yang berasal dari tubuh pasien sendiri bukan hanya menghindari penolakan tetapi juga mengganti sel-sel yang rusak.
S
el punca atau stem cell saat ini menjadi harapan atas berbagai penyakit yang telah melewati berbagai terapi namun tidak menunjukkan perbaikan signifikan. Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC mengatakan pada penyakit jantung terapi sel punca berkembang pesat seiring banyaknya penelitian mulai dari penelitian dasar sampai uji klinis baik pada keadaan akut maupun kronis. Acute Myocardial Infarction (AMI) atau Infark miokard akut merupakan penyebab utama gagal jantung kongestif dan kematian di negara berkembang. Terapi farmakologis pada gagal jantung kongestif terbukti dapat memperbaiki outcome klinis. Meskipun demikian angka kesakitan dan kematian karena gagal jantung masih tinggi, walaupun sudah mendapat terapi farmakologis yang optimal. Pilihan lain mencakup berbagai terapi intervensi koroner dan bedah terbatas karena ketidakmampuan untuk memperbaiki dan mengganti otot jantung yang rusak. Transplantasi organ juga masih terbatas karena keterbatasan donor, adanya komplikasi terkait imunosupresan dan kegagalan jangka panjang. Sel punca memberikan harapan yang lebih baik. Sel punca yang berasal dari tubuh pasien sendiri bukan hanya menghindari penolakan tetapi juga mengganti sel-sel yang rusak. ”Terdapat beberapa teknis pemberian stem cell,” ujar Prof. Idrus. Pemberian
Prof. DR. Dr. Idrus Alwi, SpPD, K-KV, FINASIM, FACC, FESC, FAPSIC
bisa dilakukan dengan intravenous infusion, retrograde coronary venous delivery, intracoronary, intramyocardial yang terdiri dari transepicardial (transthoracic) dan transendocardial (transcatheter). Pemberian secara intravenous infusion dikatakan Prof. Idrus tidak efektif sementara retrograde coranary venous delivery cukup rumit, dan hanya sedikit studi yang dilaporkan baik menggunakan teknis ini. Teknis yang menjadi primadona adalah intracoronary karena cukup murah ditinjau dari sisi biaya, aman, umum digunakan terutama setelah AMI. Demikian juga transendocardial (transcatheter) cukup aman, less invasive, efektif, dan relatif murah. Berbagai penelitian menunjukkan evidence based terapi sel punca. Studi meta analisis yang dilakukan Enca MartinRendon, et.al mengenai pemberian autologous bone marrow (BM) stem cell pada kasus AMI. Transplantasi sel BM-derived menurunkan Left Ventricular End Diastolic Volume (LVEDV) dan Left Ventricular End Systolic Volume (LVESV) secara bermakna. Setelah dilakukan terapi stem cell terdapat perbaikan signifikan pada left Ventricular Ejection Fraction (LVEF) dan
penyakit jantung, selain untuk AMI juga untuk chronic refractory angina yang tidak bisa lagi dilakukan revascularization, dan juga untuk chronic ischemic cardiomyopathy dengan kondisi left ventricular yang buruk. Pasien dengan kondisi ini biasanya telah menjalani PCI atau CABG berulang, rekuren restenosis, atau faktor komorbid lain. Bagaimana keamanan transplantasi stem cell bone marrow? ”Tidak ditemukan risiko yang signifikan baik pada komplikasi major local maupun sistemik,” ujar Prof. Idrus. Tidak ada juga kejadian komplikasi yang meningkat baik rekuren angina, MI, aritmia ventrikular. ”Meski aman, bagaimanapun tetap dilakukan monitoring juga terhadap efek samping yang potensial,” ujar Prof. Idrus. Efek samping tersebut termasuk aritmia, angiogenesis, pertumbuhan plak, trombosis, restenosis, atau transformasi malignan. Prof. Idrus mencatat ada beberapa issue stem cell yang tetap harus dipikirkan, yaitu mengenai jumlah dan tipe sel, timing, teknis pemberian, efek myocardial, pemilahan type pasien, dan kombinasi dengan faktor genetik. (HI)
14 Desember 2012
3
Halo INTERNIS
Highlight KOPAPDI XV Medan
Konvokasi FINASIM:
Apresiasi Atas Professionalisme
K
onvokasi FINASIM pada KOPAPDI XV 2012 Medan di Hotel Santika Dyandra berlangsung sukses dan hikmat. Para internis dengan dibalut jas hitam duduk teratur sesuai cabang asal masing. Satu per satu naik ke panggung untuk menerima sertifikat yang disertai pengalungan medali FINASIM oleh Ketua Umum PB PAPDI DR. Dr. Aru W Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP. Sementara keluarga mereka duduk terpisah menyaksikan penyematan gelar FINASIM dengan bangga. Konvokasi merupakan prosesi pemberian gelar kepada internis yang telah dinyatakan lulus seleksi oleh dewan penilai. Para internis yang telah dinyatakan lulus seleksi FINASIM (Fellow of The Indonesian Society of Internal Medicine) pada konvokasi ini sebanyak 319 internis. Hingga kini telah 935 internis yang memiliki gelar FINASIM. Menurut Dr. Aru, FINASIM bukan gelar akademik, melainkan gelar kehormatan yang disematkan perhimpunan profesi kepada anggotanya yang telah memperoleh pengakuan dari sesamanya (peers) atas integritas pribadi, kompetensi yang superior dalam ilmu penyakit dalam, dan bukti atas prestasi pribadi serta akademik. Status fellow itu diciptakan sebagai pengakuan atas kontribusi seo-
rang anggota yang dianggap profesi ‘lebih dari biasa’ dan tidak hanya mencakup kegiatan maupun pencapaian akademis saja. Seorang akademis yang jauh dari laboratorium maupun pusat pendidikan namun dianggap berhasil dalam mengangkat nama organisasi profesi penyakit dalam di masyarakat atau di daerah terpencil pun dapat dipertimbangkan. Ketua Umum PB PAPDI ini, menambahkan, ada beberapa penilaian yang menjadikan internis berhak menyandang gelar fellow. Diantaranya, menjunjung tinggi dan mempraktikkan standar klinis dan idealisme etika, menunjukkan kepemimpinan di masyarakatnya secara regional atau nasional aktif dalam hal-hal yang menyangkut peningkatan dalam bidang kesehatan, komunitas, dan sosial. “Seorang fellow diseleksi oleh dewan penilai, bukan karena jenjang karir, gelar profesor atau doktor, ataupun kedudukan,” ujarnya Utojo Sukaton Memorial Lecture Konvokasi kali ini mendapat kehormatan dengan hadirnya Bapak Jusuf Kalla memberikan orasi dalam Utojo Sukaton Memorial Lecture. Pada orasinya, Jusuf Kalla mengangkat tema “Rakyat Sehat, Dokter sehat”. JK, begitu biasa disapa, mengatakan dokter juga harus mem-
Jusuf Kalla memberikan orasi dalam Utojo Sukaton Memorial Lecture.
4
14 Desember 2012
perhatikan kesehatannya. Ia menyentil dokter yang berpraktik hingga tengah malam, bahkan Sabtu dan Minggu pun juga berpraktik. Ia menegaskan dokter di Indonesia umumnya tidak memiliki waktu yang cukup untuk menerima pasien untuk konsultasi. Bahkan ia menyindir, dokterdokter yang “royal” meresepkan obat. “Kalau dokter Indonesia meresepkan obatnya banyak, sementara dokter di luar negeri pelit meresepkan obat,” katanya. Dengan begitu, lanjutnya, ada kelompok masyarakat yang lebih memilih berobat ke luar negeri. “Karena menurunkannya kepercayaan masyarakat kepada dokter,” ujarnya. Untuk itu, dalam meningkatkan pelayanan kesehatan, maka dokter spesialis mesti diperbanyak sehingga dokter tidak kebanjiran pasien dan memiliki cukup waktu berkonsulatsi dengan pasien. Ia juga menegaskan sistem kesehatan yang ada saat ini mesti diatur lebih baik agar rakyat sehat, dokter pun sehat. Pada kesempatan itu, Dr. Aru mengucapkan selamat kepada para internis yang menerima FINASIM. Dan Tentu saja, PAPDI masih menantikan fellow selanjutnya, yang berarti juga semakin banyak internis yang memenuhi unsur achievement, dedication, dan commitment. Selamat! (HI)
Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS
Galeri Konvokasi
14 Desember 2012
5
Halo INTERNIS
Highlight KOPAPDI XV Medan
Dr. Sally Aman Nasution, SpPD, K-KV, FINASIM
Pencinta Kopi yang Dinamis ”Kopi memiliki banyak filosofi. Salah satunya, biji kopi usai digiling jika dibiarkan terlalu lama di udara terbuka akan berubah warna dan rasanya. Jadi, menurut saya kopi sangat sensitif”
D
r. Sally Aman Nasution, SpPD, KKV, FINASIM, Wakil Sekretaris Jendral Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) periode 2009-2012 adalah salah seorang pengurus yang menggerakkan berbagai aktifitas PB PAPDI. Ia terlibat turun ke berbagai daerah untuk melakukan konsolidasi dengan cabang PAPDI yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia paham, bahwa Ketua PB PAPDI, DR. Dr. Aru W. Sudoyo, SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP, sangat menekankan kesatuan organisasi PAPDI sebagai organisasi profesi yang besar. Dan, salah satu jalan yang dilakukan adalah menyambangi berbagai cabang bersama tim pengurus PAPDI. ”Misi pertama PAPDI memang konsolidasi seluruh anggota. Secara geografis, negara kita tersebar di berbagai wilayah, yang mungkin tidak mudah dicapai. Berbagai budaya dan perbedaan, entah bagaimana caranya, harus tetap dapat mempersatukan anggota PAPDI,” ujar Dr. Sally yang ditemui di sebuah malam yang larut saat rapat PAPDI di Jakarta. Wakil Ketua PAPDI Jaya ini melanjutkan, konsolidasi tidak cukup melalui surat, telepon, sms, atau email. Tapi yang terbaik adalah bertatap muka dengan semua anggota. ”Kita bisa saling bertukar
6
14 Desember 2012
cerita, dua arah, sharing berbagai hal antara pusat dan cabang,” ujar wanita kelahiran Medan, Agustus 1967 ini. Salah satu yang dilakukan menurut Dr. Sally adalah dengan melakukan roadshow ke berbagai daerah, yang diisi dengan acara ilmiah dan pertemuan pengurus. Hal baru yang dilakukan adalah pelantikan pengurus cabang oleh pusat. Saat ini tak kurang ada 36 cabang PAPDI
yang tersebar di seluruh nusantara. Untuk membangun kebersamaan, kepengurusan periode saat ini juga memutuskan untuk memindahkan kantor PB PAPDI keluar dari ruang wilayah RSCM. ”Ini agar kita terhindar dari image bahwa PAPDI adalah RSCM,” ujarnya. Kepala Intensive Coronary Care Unit (ICCU) RSCM Jakarta ini mengatakan, seluruh anggota harus terlibat untuk men-
Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS jalankan visi dan misi PB PAPDI. Hampir tiap minggu ia bersama pengurus PAPDI turun ke daerah. Dan ia mengaku rela meski harus menyediakan waktu 2 hingga 3 hari setiap minggu untuk bepergian meninggalkan pekerjaan dan keluarga. Bertemu dengan sejawat dari berbagai daerah meninggalkan kesan tersendiri bagi Dr. Sally. Karakteristik dan perbedaan budaya adalah hal yang menarik untuk diselami. “Oleh karena itu, harus cepat beradaptasi dengan berbagai hal yang baru yang berbeda,” ujarnya. Untunglah ia telah terbiasa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tempatnya berada, karena saat usia sekolah, ia harus mengikuti ayahnya yang juga seorang dokter, yang kerap berpindah tugas. ”Bagi seorang anak, selalu menghadapi lingkungan baru bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan,” ujar ibu satu anak ini. Tapi, kedua orang tuanya cukup keras mendidiknya. Ia adalah anak pertama dari 3 bersaudara yang semuanya adalah perempuan. ”Kami dibiasakan harus mandiri. Kami tidak punya saudara lakilaki, yang bisa diposisikan sebagai pelindung saudara perempuan,” ujarnya. Didikan orang tuanya pula yang mem-
buat ia menikmati kehidupan sebagai seorang dokter yang sibuk baik di pekerjaan maupun di organisasi. ”Menjadi dokter berarti merelakan waktu kita sebagian dimiliki oleh orang lain,” ujarnya menirukan kata-kata orang tuanya. Ia teringat, saat kecil ia sempat protes, karena berulang kali ia tidak dapat bepergian dengan ayah atau ibunya karena mereka harus menjalankan tugas. Sally kecil, juga dididik untuk tidak gentar terhadap tantangan. Itu dialami saat menjalani PTT, di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 1993. Berbagai masalah ia anggap sebagai hal biasa. ”Yang saya ingat, kami harus menampung air hujan, karena memang ketersediaan air sangat sulit,” ujarnya. Bukan itu saja. Selain menjalani tugas sebagai ahli medis, di NTT ia juga mengajar baca tulis bagi penduduk di sana. Tantangan pula yang mendorongnya untuk mendalami ilmu kardiologi. ”Sub spesialis ini banyak tantangannya,” ujarnya tersenyum. Wanita berwajah mungil ini menikmati kedinamisan dalam hidup. Semakin dinamis hal yang dihadapi, ia seperti memiliki semangat baru untuk menjalaninya. Untuk sejenak rehat dari kesibukan-
nya, ia memilih menikmati musik. ”Saya suka pop-jazz dan saat PPDS saya dan teman-teman membentuk band,” ujarnya. Hobi lain yang kurang diketahui orang lain adalah kecintaannya terhadap kopi. Ia mempelajari berbagai hal tentang kopi hingga ke Australia, dan meraih Serifikat Barista atau Peramu Kopi di Brisbane, Australia pada tahun 2009. ”Kopi memiliki banyak filosofi. Salah satunya, biji kopi usai digiling jika dibiarkan terlalu lama di udara terbuka akan berubah warna dan rasanya. Jadi, menurut saya kopi sangat sensitif,” ujarnya serius. Dan dengan kopi pula, di larut malam itu Dr. Sally terbantu untuk bisa terjaga guna melanjutkan rapat PAPDI yang belum juga usai. Apa lagi yang membuatnya enjoy menjalani segudang aktifitas? ”Komitmen,” ujarnya singkat. Dengan komitmen pula, ia meyakini bahwa PAPDI bisa terus menjadi besar. Jumlah anggota PAPDI yang besar, menjadi kekuatan tapi juga bisa menjadi kelemahan. “Jika kita tidak solid, itu akan menjadi kelemahan kita. Ke depan kita masih menghadapi banyak tantangan. Apa yang baik yang sudah ada, harus terus dapat dipertahankan,” ujarnya menutup pembicaraan. (HI)
Acta Medica Indonesiana:
Jurnal International Milik Ilmu Penyakit Dalam engelola jurnal, apalagi jurnal international bukan perkara mudah. Banyak kendala yang mengganjal, mulai dari minimnya pendanaan, ketersediaan naskah yang kurang hingga managemen penerbitan yang seadanya. Buntutnya, tempo terbit, tempo tidak. Di Indonesia, ada banyak jurnal dari berbagai disiplin ilmu yang telah dipublikasikan. Pengelolanya pun beragam, baik dari universitas, fakultas, maupun profesi. Namun tak banyak yang telah terakreditasi international. Di penerbitan jurnal kedokteran misalnya, hingga saat ini baru ada dua jurnal yang eksis sebagai jurnal international, yaitu Acta Medica Indonesiana (AMI) milik jurnal dokter spesialis ilmu penyakit dalam dan Nutrition Bulletin diterbitkan
M
Perhimpunan Ahli Gizi Indonesia. “Ada sembilan jurnal dari Indonesia yang mendapat pengakuan jurnal International, dua diantaranya jurnal Acta Medica Indonesiana dan Nutrition Bulletin,” kata DR. Dr.
DR. Dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH,
FINASIM, MMB, FACP.
Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, FINASIM, MMB, FACP. Dengan begitu, jurnal resmi besutan dokter spesialis penyakit dalam ini bersanding dengan Lancet, BMJ, dan jurnal – jurnal international lain. Cukup mengetik www.ncbi.nlm.nih.gov, para klinisi maupun peneliti dari berbagai belahan dunia dapat dengan mudah memperoleh informasi dari penelitian – penelitian yang dilakukan oleh peneliti Indonesia. Tak sedikit dari penulis luar mengambil referensi AMI.”Makalah dalam Acta Medica Indonesiana sering dipakai sebagai referensi oleh penulis luar,” ujar Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI ini. AMI, lanjut Dr. Ari, dapat menjadi pintu untuk para internis untuk menambah panjang daftar peneliti dunia. Selamat!! (HI)
14 Desember 2012
7
Halo INTERNIS
Highlight KOPAPDI XV Medan
Program Kerja Menyentuh Substansi Hari kedua agenda KOPAPDI XV dikhususkan membahas program kerja. Para internis yang mengikuti persidangan diminta menyampaikan buah pikir konstruktif guna kemajuan organisasi.
Sidang Pleno.
8
14 Desember 2012
egepok map berisi dokumen terselip di tangan Dr. Bambang Setyohadi SpPD, K-R, FINASIM. Ia bergegas membawa berkas itu ke dalam Ballroom Hotel Aryaduta. ”Peserta sudah dibagi untuk mengikuti sidang komisi-komisi,” ucapnya seraya memberikan map itu kepada rekannya sesama presidium sidang pleno KOPAPDI XV. Presidium sidang pleno ini masingmasing Dr. Bambang Setyohadi SpPD, KR, FINASIM, Prof. DR. Dr Ruli Rusli SpPD, K-GH, FINASIM, dan Prof. DR. Dr Syamsu SpPD, K-AI, FINASIM. Sedangkan sekretaris Dr Mardianto SpPD,
S
kerap menjadi acuan bagi peserta untuk menyampaikan pemikiran konstruktif dalam sidang pleno tersebut. Sidang pleno menyepakati membentuk lima komisi yang terdiri dari utusan setiap cabang dan pengurus besar PAPDI. Masing-masing komisi melakukan evaluasi sekaligus mengusulkan program kerja sesuai substansi tugas dan fungsi. Komisi I misalnya, membahas Organisasi dan Advokasi, Komisi II tentang Humas, Publikasi, Media dan Kemitraan. Selanjutnya Komisi III mengenai Pengembangan Profesi, CPD/P2KB, EIMED dan FINASIM (Fellow). Sedangkan Komi-
K-EMD, dan Dr Zulkhair Ali SpPD, K-GH. Sidang pleno yang mengagendakan pembahasan program kerja diawali pemaparan Ketua Umum PAPDI, DR. Dr. Aru W Sudoyo SpPD, K-HOM, FINASIM, FACP mengenai kegiatan yang telah dijalankan selama tiga tahun. Paparan itu
si IV dan V membahas tentang pendidikan jenjang spesialis I dan II. Terkait organisasi, Komisi I dalam pembahasannya sepakat dengan penerapan yang telah dijalankan PB PAPDI 2009-2012. Selain tertib administrasi, juga disepakati konsolidasi serta sistem ka-
Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS derisasi keanggotan sesuai dengan jenjang pendidikan. Pola ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh kepemimpinan periode mendatang. Suasana sidang komisi I menjadi lebih seru ketika dibicarakan mengenai perkembangan sub spesialisasi kadiologi dan paru penyakit dalam. Akan dibuatkan kajian bersama antara PAPDI dan IDAI yang akan diajukan ke Kemenkes sebagai bagian advokasi untuk implementasi dan pengakuan tentang kkompetensi kedua bidang tersebut di penyakit dalam. Komisi I juga cukup panjang membahas mengenai Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan pada kesimpulan, akan dibentuk tim advokasi PAPDI untuk pembahasan program SJSN di tingkat nasional baik mengenai kompetensi, clinical pathway, PPK jasa medis, dan hal-hal lain. Sidang Komisi II berharap sistem teknologi informasi yang telah dilakukan selama ini dapat dikembangkan untuk memudahkan cabang-cabang mengakses berbagai perkembangan organisasi dan dunia medis. Juga diharapkan kon-
Sidang Komisi V.
website. Keputusan lain yang dihasilkan adalah meningkatkan kerjasama dengan media cetak dan elektronik dalam penyebaran publikasi pelayanan pengobatan yang benar di masyarakat, bukan berdasarkan testimoni dan publikasi yang salah.
Sidang Komisi IV.
tiniu menerbitkan buletin tentang internis sebagai wadah memperdalam keilmuan. Selain itu memperkuat kemitraan dengan berbagai organisasi profesi maupun instansi terkait lainnya. Komisi II paham, bahwa guideline harus selalu di-up date oleh anggota PAPDI. Semua guideline yang dibuat organisasi seminat harus disebarluaskan kepada anggota PAPDI melalui Halo Internis atau
Peran advokasi PAPDI juga diharapkan untuk pelayanan penyakit dalam terutama masalah kardiologi-metabolik dan pulmonologi dengan berkomunikasi dengan direktur rumah sakit. Sementara Komisi III yang membahas pengembangan profesi lebih menyoroti resertifikasi P2KB, CPD Online, Nilai SKP, Verifikasi Sp2, Sertifikasi Kompetensi, Biaya P2KB, Sertifikat Kompetensi,
STR, SIP, FINASIM, EIMED dan Roadshow. Komisi III berharap kedepannya ada perbaikan CPD Online. Pasalnya, masih didapat kesulitan menginput data-data P2KB 2007-2009 akibat akses yang lambat. Diusulkan juga pengurangan pensiun diberikan dispensasi tanpa mengabaikan tujuan P2KB. Kemudian nilai SKP bisa didapatkan setelah menyerahkan SKP, maksimal 6 bulan sebelum habis masa STR. Selanjutnya diharapkan verifikasi Sp2 dapat dilaksanakan di cabang yang mempunyai program pendidikan Sp2. Sedangkan Sp2 yang tidak memiliki pendidikan Sp2, dibenarkan memilih tempat verifikasi sendiri dan melaporkannya ke P2KB Pusat. Selain itu diharapkan ada umpan balik kepada cabang-cabang tentang perkembangan penyelesaian Serkom atau STR. Untuk Komisi IV tentang pendidikan Sp1, sangat erat kaitannya dengan pembahasan Komisi V mengenai Sp2. Kedua komisi ini merumuskan mekanisme jenjang pendidikan spesialis penyakit dalam. Rumusan masing-masing komisi tersebut, dibahas secara bersama-sama oleh kedua komisi dalam sebuah sidang khusus. Pembahasan program kerja PAPDI yang disimpulkan Komisi-komisi tersebut benar-benar sangat menyentuh substansi. Semuanya bertujuan untuk kemajuan organisasi, anggota dan keilmuan profesi. (HI)
14 Desember 2012
9
Halo INTERNIS
Highlight KOPAPDI XV Medan
Dr Aru: Junjung Tinggi Sportivitas
Laga Final: Sumut vs Manado
K
etua Umum PB PAPDI, DR Dr Aru Sudoyo SpPD,K-HOM, FINASIM, FACP, resmi membuka liga sepakbola antar cabang perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam. Acara pembukaan ditandai dengan tendangan bola oleh dokter kelahiran 29 Juni 1951 yang telah mengharumkan nama PAPDI di nusantara tersebut. “Liga ini bukan untuk mencari pemenang, melainkan untuk mempererat persaudaraan, memperkuat keakraban dan ajang silaturrahmi sesama anggota PAPDI,” ucap Dr Aru saat membuka liga sepakbola KOPAPDI XV di Stadion Mini USU. Sosok pengayom kalangan internis itu berharap para tim yang bertanding dapat menjunjung tinggi sportivitas. “Kompetisi digelar tiga tahun sekali bersamaan dengan KOPAPDI. Saya berharap semua tim bermain dengan sportif, dan jangan ada permusuhan. Kita semua satu keluarga, dan satu bendera organisasi yakni PAPDI,” pesan Dr Aru. Setelah pembukaan digelar pertandingan perdana antara tuan rumah Sumatera Utara melawan Jabar. Hasilnya, Sumut menang telak 9-0. Sedangkan pada laga kedua tim Makasar menang tipis 1-0 atas Sumsel. Pada pertandingan lainnya, Sumbar bermain imbang 11 dengan Yogyakarta. Pertandingan sore hari, Sumatera Utara kembali pesta gol. Tim besutan AKBP D. Zulkhairi SpPD, Mkes itu me-
Tim kesebelasan dari PAPDI Sumatera Utara.
nang 7-0 saat melawan Surakarta. Kemenangan ini mengantarkan Sumut melaju ke semi final. Sementara tim Aceh bermain imbang 1-1 melawan Makassar. Sedangkan Sumbar berhasil mencetak 7 gol tanpa kebobolan saat berhadapan dengan Surabaya. Pada pertandingan esoknya, Surakarta menang 5-0 melawan Jabar. Sedangkan Sumsel berhasil ditaklukan Aceh dengan skor 3-1. Hasil itu mengantarkan Aceh melaju ke semi final berhadapan dengan tuan rumah Sumatera Utara. Sementara Yogyakarta membuat kejutan dengan mencetak 9 gol tanpa kebobolan ketika melawan Surabaya. Pesta gol ini juga mengantarkan Yogyakarta melaju ke semi final menyingkirkan Sumbar hanya dengan selisih satu poin. Di laga semi final, Sumut menang 2-0 melawan Aceh. Sedangkan Manado menaklukan Yogyakarta 1-0. Unuk laga final,
Sumut melawan Manado hari ini di Stadion Mini USU. (HI) Hasil Kompetisi KOPAPDI XV: 12 Desember 2012 Pertandingan Pagi: Sumut 9 - 0 Jabar (Pool A) Makasar 1 - 0 Sumsel (Pool B) Sumbar 1 - 1 Yogyakarta (Pool C) Pertandingan Sore: Sumut 7 - 0 Surakarta (Pool A) Aceh 1 - 1 Sulsel (Pool B) Sumbar 7 - 0 Surabaya (Pool C) 13 Desember 2012 Pertandingan Pagi: Surakarta 5 - 0 Jabar (Pool A) Aceh 3 - 1 Sumsel (Pool B) Yogya 9 - 0 Surabaya(Pool C) Manado 3 - 0 Jakarta (Pool D) Semi Final: Sumut 2 - 0 Aceh (Juara Pool A vs B) Manado 1 – 0 Yogyakarta (Juara Pool C vs D) 14 Desember 2012 FINAL Pukul 07-08.00 WIB Aceh vs Yogyakarta (Juara 3 & 4) Pukul 16.15-17.15 WIB Sumut vs Manado (Juara 1 & 2)
Tim kesebelasan dari PAPDI Manado.
10
14 Desember 2012
Highlight KOPAPDI XV Medan Halo INTERNIS
369 POSTER Bersaing di KOPAPDI XV 13 Workshop Digelar di KOPAPDI XV
Dengan 700 Peserta Terdaftar
K
OPAPDI XV yang digelar pada 12 - 15 Desember 2012 di Kota Medan, Sumatera Utara, seperti halnya kongres-kongres yang lalu tidak hanya menggelar rangkaian sidang organisasi dan kegiatan organisasi saja, namun juga menyelenggarakan serangkaian kegiatan medical update seperti halnya melalui workshop. Tercatat ada 13 workshop yang diselenggerakan berbarengan perhelatan akbar PAPDI yang kini memasuki usianya ke 55 ini. Ketiga belas workshop ini mengangkat tema-tema krusial yakni Gangguan Cairan dan Elektrolit, Terapi Insulin, Interpretasi Faal Koagulasi, Spirometri dan Terapi Inhalasi, Penatalaksanaan Geriatri di Rumah Sakit, Analisis Gas Darah, EKG, Malaria Berat, Gangguan Cairan dan Elektrolit, Manajemen Sepsis, Manajemen Lipid, Manajemen Krisis Hipertensi dan Current Therapy of Chronic Diabetes Wound. Workshop di isi oleh berbagai narasumber yang pakar di bidangnya. Workshop digelar di dua hotel JW. Marriot dan Grand Aston Medan, mulai hari pertama kongres hingga hari ketiga. Terdapat 700 peserta yang telah mendaftar mengikuti workshop-workshop ini, dengan 573 diantaranya yg sudah melakukan registrasi pembayaran per 12.00 WIB, 13 Desember 2012. Workshop Manajemen Sepsis mencatat daftar peserta paling banyak. Untuk mengikuti workshop ini, peserta harus membayar registrasi sebesar satu juta rupiah per workshop. (HI) Makalah Bebas Oral
Ajang PPDS Unjuk Kemampuan paya peningkatan skill dan knowledge juga menjadi salah satu fokus kongres. Tidak hanya menggelar aneka sidang organisasi dan berbagai update pengetahuan bagi para spesialis, kesempatan juga diberikan pada calon-calon spesialis yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Dalam sesi Makalah Bebas Oral (MBO) para calon spesialis dokter penyakit dalam tersebut berkesempatan menyampaikan presentasi ilmiahnya terkait studi-studi dalam bidang tertentu. Ada 132 judul makalah yang telah terdaftar untuk dipresentasikan dengan berbagai topik mulai dari Endokrin, Gastro, Penyakit Tropik Infeksi, Nefro, Kardio, hingga Geriatri Psikomatik. Yogyakarta tercatat sebagai pendaftar judul makalah terbanyak. Presentasi dibuka selama tiga hari dan dipecah di dua hotel JW. Marriot dan Grand
U
S
eperti KOPAPDI sebelumnya, Kongres kali ini juga kembali menampilkan karya-karya ilmiyah para dokter PPDS Penyakit dalam dalam bentuk poster yang dipajang pada dinding papan. Ada dipasang 369 karya poster yang dipajang dimana perhari 121 hingga 124 poster yang dipasang. Ada yang berbeda pada POSTER kali ini, dimana tidak ada lagi sesi interview yang dilakukan oleh penilik pada penulis poster. Demikian diungkapkan oleh para peserta POSTER diataranya oleh Dr. Riskaldy, yang kali ini adalah keikutsertaan kedua kalinya dalam ajang POSTER. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dr. R. Beni Benardi, dari Bandung, yang dalam satu kesempatan POSTER-nya mendapat kunjungan senior Prof. DR. Dr. Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, K-EMD, FINASIM dan Prof. DR. Dr. SA Abdurrachman, SpPD, K-GEH, FINASIM, beserta rekanan dari Universitas Padjadjaran lainnya. (HI)
Aston, Medan. Semangat terlihat dari presentasi-presentasi yang disampaikan, misalnya saja tema Korelasi Antara Simptom Ansietas Dengan Kualitas Tidur Pada Pasien HIV/AIDS yang disampaikan oleh Dr. Mira Astuti, anggota PPDS dari Yogyakarta. Dengan lugas ia menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang disampaikan moderator Dr. Armon Rahimi SpPD, K-PTI atas hasil presentasi yang disampaikannya. Lain halnya dengan Dr. Anjab Akmal Sya’roni dari Palembang yang menyampaikan hasil penelitian laboratoriumnya mengenai Identifikasi Polimorfisme Promoter – 1082 A/G Gen Interluekin 10 (IL-10) Pada Penderita Sepsis Di Bangsal Bedah Dan ICU RSUP Dr. Moh. Hosein Palembang. Datang dari satu wilayah cabang dengan Dr. Anjab, Dr. Erni Afriani turut menyampaikan hasil penelitiannya yang mendapati bahwa ada hubungan antara penurunan Limfosit pada pasien HIV di Klinik MCT Melati VCT RS Dr. Moh. Hosein Palembang, dengan penurunan CD4.
14 Desember 2012
11
Halo INTERNIS
Highlight KOPAPDI XV Medan
Kandidat Tuan Rumah KOPAPDI XVI
Dari yang Gencar, Malu-Malu Hingga Mundur
DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P,
FINASIM, FCCP
B
iding tuan rumah KOPAPDI XVI termasuk yang cukup ramai jadi pembincangan dalam perhelatan KOPAPDI XV di Medan ini. Sesuai keputusan Konferensi Kerja (Konker) XII di Batam pada 2011 lalu, ada 6 PAPDI cabang yang mendapat rekomendasi untuk mengajukan diri menjadi tuan rumah KOPAPDI XVI. Keenam cabang itu adalah Cabang Semarang, Jawa Barat (Bandung), Surabaya, Bali (Denpasar), Makassar, dan Surakarta. Keenam anggota ini diminta untuk mempresentasikan uji kelayakan dan kesiapan menjadi tuan rumah kongres pada Kamis malam, 13 Desember 2012 dalam rapat pleno. Meski puncaknya adalah dalam rapat pleno, namun promosi gencar-gencaran sudah Nampak terlihat dari hari pertama Kongres digelar di Tanah Deli ini. Dua kandidat yang nampak gencar adalah dua perwakilan cabang, yakni Bandung dan Makassar. Tak sulit menemukan booklet ataupun leaflet yang mempromosikan kelayakan dua kota ini untuk menjadi tuan rumah KOPAPDI XVI. Booklet-booklet ini dengan detail menggambarkan kelebihan masing-masing kota untuk menjadi tuan rumah, baik dari fasilitas hotel dari bintang lima hingga dua yang dimiliki. Kemudahan akses transportasi darat dan udara dengan bandara yang memiliki jalur penerbangan ke setiap kota besar di Indonesia, hingga
12
14 Desember 2012
Prof. DR. Dr. H. Syamsu, SpPD,
K-AI, FINASIM
potensi wisata masing-masing kota. Bandung misalnya, yang menawarkan ketersediaan fasilitas hotel yang ia jamin sangat memadai untuk perhelatan akbar ini. “Kota ini memiliki sebuah hotel bintang enam yang merupakan satu-satunya saat ini ada di Indonesia,” kata DR. Dr. Arto Yuwono Soeroto, SpPD, K-P, FINASIM, FCCP, Ketua PAPDI Cabang Jawa Barat. Convention center hotel ini diklaim sanggup menampung hingga 5000 orang dengan fasilitas meeting yang mutakhir. Dalam satu kawasan juga terdapat pusat hiburan The Trans Studio dan juga Trans Studio Mall yang didukung dengan kapasitas parker terpadu yang luas. Dengan segala fasilitas dan SDM yang dimiliki Dr. Arto tegas menyatakan Bandung siap menjadi tuan rumah KOPAPDI ke-16 tahun 2015. Optimisme yang sama juga ditampilkan oleh Makassar. “60 % kami optimis. Garansi kami adalah Muktamar IDI November lalu yang juga sukses digelar di Makasar, ini berarti Makasar memang siap,” kata Prof. DR. Dr. H. Syamsu, SpPD, K-AI, FINASIM, ketua PAPDI Cabang Makasar. Akses transportasi juga memadai melalui bandara hingga fasilitas hotel yang memadai, termasuk dukungan dari gubernur dan walikota. Meskipun tidak menyebar booklet dan leaflet, bukan berarti Solo kalah siap dan optimis untuk menjadi bakal tuan rumah
KOPAPDI XVI. Dr. Bambang Purwanto, dr., SpPD-KGH., FINASIM, yang mewakili PAPDI Cabang Surakarta, karena Ketua PAPDI Cabang, Prof. DR. Dr. Guntur Hermawan, SpPD-KPTI, FINASIM, berhalangan hadir di Medan, mengatakan pihaknya bahkan telah menyiapkan tanggal istimewa untuk menghelat KOPAPDI XVI di Surakarta, yakni antara 2-7 Juni 2015, yang bersamaan bakal digelarnya pertunjukan internasional Sendratari Kolosal Ramayana di Candi Prambanan yang waktunya terpat bersamaan dengan waktu bulan purnama. Selain special momentum, Dr. Bambang, juga tegas menyatakan bahwa Surakarta sanggup memenuhi persayaratan termasuk persyaratan hotel yang memadai, akses transportasi yang mudah, hingga shopping-shopping center yang menarik dari Pasar Klewer hingga Benteng Trade Center, di mana terdapat bursa textile nasional. ”Perempuan-perempuan pasti suka ini,” tawarnya. Lain Surakarta lain pula Semarang. Meski menyatakan siap untuk menyampaikan presentasi pada malam pleno tersebut, namun Dr. Tony Suhartono, SpPD, K-EMD, FINASIM, ketua PAPDI Cabang Semarang, mengatakan tidak terlalu berharap banyak kotanya akan terpilih. Mengingat ada beberapa fasilitas yang memang belum mampu di cover oleh Kota ini seperti hotel yang belum memadai. “Dulu kami maju karena kami melihat ada hotel baru yang akan dibangun di kota Semarang yang kapasitasnya mungkin akan memadai, namun sekarang setelah hotel itu jadi, kami lihat ternyata masih belum memadai,” kata Dr. Toni. Berbeda dengan keempat kota ini, Surabaya dan Bali memastikan tidak akan maju dalam presentasi. “Kami belum lama jadi tuan rumah, jadi biar kesempatan kotakota lain lah,” kata Dr. Poernomo Boedi Setiawan, SpPD, K-GEH, FINASIM, ketua PAPDI Cabang Surabaya menyampaikan alasan. Lain halnya dengan Bali, Dr. I Ketut Suega, SpPD-KHOM, perwakilan PAPDI Cabang Bali menyatakan bahwa sejatinya pihaknya siap. “Namun karena kami akan menggelar event besar World Congress of Internal Medicine pada 2016, jadi diminta pengurus pusat untuk tidak menggelar event besar serupa dalam waktu berdekatan,” ungkapnya. (HI)